Anda di halaman 1dari 23

LABORATORIUM UJI BAHAN I

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2.3. PENGUJIAN BETON


A. MIX DESIGN, SLUMP, DAN BOBOT ISI BETON
1. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Pengujian ini bermaksud untuk membuat benda uji (beton) dengan
kuat tekan K-225, sebagai pegangan dalam pengujian untuk
menentukanslump beton (concreteslump), berat isi (unit weight) beton segar
(fresh concrete) serta banyaknya semen per meter kubik beton.

b. Tujuan
1) Tujuan umum
Setelah akhir pengujian mahasiswa diharapkan dapat membuat
beton sesuaidengan rancangan yang diinginkan, menentukan kekentalan
adukan beton berdasarkan percobaan slump beton,dan dapat mengetahui
bobot isi dari beton yang dibuat.

2) Tujuan khusus
Setelah melakukan pengujian ini, mahasiswa diharapkan dapat :
a) Menerangkan cara penghitungan komposisi campuram beton normal
b) Menerangkan prosedur pelaksanaan penentuan slump beton
c) Menerangkan prosedur pelaksanaan penentuan berat isi beton
d) Membuktikan hasil penentuan slump beton dalam pembuatan
rancangan adukan beton, sehingga jika ada ketidaksesuaian dengan
kenyataan yang sebenarnya, maka kadar air bebas dengan segera dapat
diubah sesuai dengan slump yang diinginkan
e) Membuktikan kebenaran hasil rancangan perhitungan berat isi beton
sesuai dengan kenyataan, sekaligus dapat mengoreksinya jika tidak
tepat
f) Membuat benda uji untuk pemeriksaan kuat tekan beton
g) Menggunakan peralatan yang diperlukan dengan benar

2. Acuan Normatif
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

a. Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (1987) Teknologi Bahan 2,


Bandung
b. Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Pengujian Bahan Bandung
c. SNI 03-1972-1990 : Metode Pengujian Slump Beton
d. SNI 03-1973-1990 : Metode Pengujian Berat Isi Beton
e. SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
f. SNI 03-2834-1993 : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
g. SNI 03-2834-2000 : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
h. SNI 03-3976-1995 : Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton
i. SNI 03-4810-1998 : Metode Pembuatan Benda Uji Beton Dilapangan
j. SNI 1972 : 2008 : Cara Uji Slump
k. SNI 1973 : 2008 : Cara Uji Berat Isi, Volume Produksi Campuran dan Kadar
Udara Beton

3. Teori Dasar
a. Beton
Beton adalah campuran antara semen (PC) + pasir + kerikil dengan
perbandingan tertentu ditambah air sebagai bahan pelarut dan akan mengeras
pada saat proses hidrasi. Keunggulan beton adalah kekuatan tekan yang tinggi
dikenal dengan f’c (kuat tekan) sedang kekuatan tariknya rendah. Beton
dalam pengertian lain dapat dikelompokkan menjai dua bagian, yaitu :
1) Pasta semen yang merupakan campuran air dan semen
2) Agregat yang merupakan campuran pasir dan kerikil yang terdiri dari
gradasi butiran yang saling mengisi
Perbandingan antara pasta semen dan agregat antara 25% pasta dan
75% agregat dalam perbandingan jumlah berat. Pencampuran bahan beton
yang menggunakan perbandingan berat, dalam pelaksanaan dilapangan
diubah menjadi perbandingan volume. Contoh perbandingan pelaksanaan
dilapangan menggunakan campuran 1PC : 2 pasir : 3 kerikil.
Beton dapat digunakan untuk membuat pondasi, balok, plat cangkang,
plat lantai, dll. Adapun jenis-jenis beton antara lain :
1) Beton normal
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2) Beton bertulang
3) Beton pratekan
4) Beton komposit
Beton dalam keadaan mengeras akan sangat keras bagaikan batu
dengan kekuatan tinggi. Tapi dalam keadaan segar beton seperti bubur
sehingga mudah dibentuk sesuai dengan keingginan. Beton juga sangat tahan
terhadap serangan api juga tahan terhadap serangan korosi. Secara umum
kelebihan dan kekurangan beton adalah :
1) Kelebihan Beton
a) Dapat dibentuk sesuai dengan keinginan
b) Mampu memikul beban tekan yang berat
c) Tahan terhadap temperatur tinggi
d) Biaya pemeliharaan rendah atau kecil
2) Kekurangan Beton
a) Bentuk yang telah dibuat sulit untuk diubah
b) Pelaksanaan pekerjaan memerlukan ketelitian tinggi
c) Berat
d) Daya pantul suara besar
e) Membutuhkan cetakan sebagai alat pembentuk
f) Tidak memiliki kekuatan tarik
g) Setelah dicampur beton segera mengeras
h) Beton yang mengeras sebelum pengecoran tidak bisa di daur ulang

b. Mix Design
Mix design dapat disefinisikan sebagai proses merancang dan memilih
bahan yang cocok dan menentukan proporsi relatif dengan tujuan
memproduksi beton dengan kekuatan tertentu, daya tahan tertentu, dan
seekonomis mungkin.
Rancangan campuran beton bukanlah tugas sederhan karena sifat yang
sangat beragam dari material penyusunnya. Hal ini membuat tugas
perencanaan campuran yang lebih kompleks dan sulit. Desain campuran
beton tidak hanya membutuhkan pengetahuan tentang sifat material dan sifat
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

beton dalam kondisi plastik tetapi juga membutuhkan pengetahuan yang lebih
luas dan pengalaman dari perkerasan. Bahkan proporsi bahan beton di
laboratorium memerlukan penyesuaian modifikasi dan kembali disesuaikan
dengan kondisi lapangan.
Dengan pemahaman yang lebih dari sifat, beton ini menjadi bahan
yang lebih tepat daripada di masa lalu. Perancang struktur menentukan
kekuatan minimum tertentu dari desain campuran beton dengan pengetahuan
bahan, kondisi lokasi, dan standar pengawasan yang tersedia pada tempat
kerja untuk mencapai kekuatan minimum dan daya tahan yang baik.
Persyaratan perancangan campuran beton memiliki syarat dasar dalam
memilih dan menentukan jumlah bahan campuran adalah sebagai berikut :
1) Kuat tekan minimum yang didapat dari pertimbangan struktural
2) Kemudahan pengerjaan yang dibutuhkan untuk pemadatan sesuai dengan
peralatan pemadatan yang tersedia
3) Faktor air semen (FAS) maksimum dan/atau kandungan semen maksimum
untuk memberikan ketahanan yang cukup sesuai dengan kondisi lokasi
pengerjaan
4) Kandungan semen maksimum untuk menghindari penyusutan, keretakan
akibat siklus temperatur dalam massa beton
Adapun macam-macam mix design sebagai berikut :
1) Nominal Mixes
Artinya adalah rasio campuran semen-agregat yang telah
ditetapkan sebelumnya yang sesuai dengan spesifikasi beton. Tipe ini
menawarkan kemudahan campuran (karena perbandingannya sudah
ditetapkan sebelumnya sehingga tidak memerlukan analisis campuran) dan
hanya berlaku pada kondisi-kondisi normal saja.

2) Standard Mixes
Campuran nominal dari rasio semen-agregat yang telah ditetapkan
(seperti yang diatas) akan memberikan hasil kekuatan yang sangat
beragam dan bisa jadi memberikan hasil campuran yang terlalu sedikit
atau terlalu banyak. Untuk alasan inilah kuat tekan minimum telah
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

dijabarkan dalam banyak spesifikasi teknis inilah yang disebut standard


mixes. IS 456-2000 telah memberikan campuran beton yang dituangkan
dalam tingkatan angka sperti M10, M20, M25, M30, M35, dan M40. Huruf M
berarti mix (campuran) dan angka mengacu pada kuat tekan beton pada
hari ke 28 dalam N/mm².
3) Designed Mixes
Dalam campuran tipe ini, desainer menentukan kinerja beton dan
produsen beton menentukan proporsi campuran. Ini merupakan
pendekatan yang paling rasional dalam memilih dan menentukan jumlah
campuran beton tanpa meninggalkan karakteristik uniknya. Pendekatan ini
memberikan hasil produksi beton yang sangat ekonomis.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan campuran beton,
beragam faktornya adalah :
1) Kuat Tekan
Kuat tekan adalah salah satu dari karakteristik beton yang paling
penting dan mempengaruhi unsur-unsur beton lainnya. Kuat tekan rerata
pada umur beton tertentu, biasanya 28 hari menunjukkan nilai rasio air
semen dari campuran. Faktor lain yang memperngaruhi kekuatan beton
adalah tingkat pemadatan.
2) Workability
Tingkat kemudahan pekerjaan bergantung pada tiga faktor, yaitu
ukuran beton yang direncanakan, jumlah penulangan, dan metode
pemadatan yang akan digunakan. Untuk ukuran yang sempit dan sulit
dengan banyak sudut atau bagian-bagian yang sulit terjangkau, beton harus
memiliki tingkat kemudahan pengerjaan yang tinggi sehingga pemadatan
penuh dapat dicapai dengan usaha-usaha tertentu.
3) Durability
Ketahanan beton yang dimaksud adalah ketahanan beton terhadap
kondisi lingkungan agresifnya. Beton dengan kuat tekan tinggi biasanya
lebih tahan lama dibandingkan dengan beton yang berkekuatan rendah.
Pada situasi dimana kekuatan beton yang tinggi tidak terlalu diperlukan
tetapi kondisi lingkungan yang mengharuskan beton memiliki ketahanan
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

tinggi, maka persyaratan ketahanan akan menentukan rasio air-semen yang


akan digunakan.
4) Ukuran Nominal Maksimum Agregat
Secara umum, semakin besar ukuran agregat maka semakin sedikit
semen yang dibutuhkan untuk rasio air-semen tertentu, karena tingkat
kemudahan pengerjaan beton akan meningkat sebanding dengan semakin
besarnya ukuran agregat. Akan tetapi, kuat tekan cenderung meningkat
apabila ukuran agregat semakin kecil.
5) Grading dan Tipe Agregat
Kekuatan agregat turut mempengaruhi proporsi campuran.
Semakin kasar agregat maka semakin kuat ikatan antara agregat dengan
semen. Tipe agregat juga mempengaruhi rasio agregat-semen. Satu hal
yang penting dalam pencampuran beton adalah keseragaman ukuran
agregat yang digunakan.
6) Quality Control
Kontrol terhadap kualitas dapat diperkirakan berdasarkan beberapa
variasi hasil tes campuran beton. Variasi kekuatan beton disebabkan oleh
variasi bahan campuran yang digunakan, kurangnya kontrol dalam proses
pengadukan, pencampuran, penuangan, pengeringan, dan pengetesan.

c. Slump
Slump pada dasarnya merupakan salah satu pengetesan untuk
mengetahui workability beton segar sebelum diterima dan diaplikasikan
dalam pekerjaan pengecoran. Workability beton segar pada umumnya
diasosiasikan dengan :
1) Homogenitas atau kerataan campuran adukan beton segar (homogenity)
2) Kelekatan adukan pasta semen (cohesiveness)
3) Kemampuan alir beton segar (flowability)
4) Kemampuan beton segar mempertahankan kerataan dan kelekatan jika
dipindahkan dengan alat angkut (mobility)
5) Mengindikasikan apakah beton masih dalam kondisi plastis (plasticity)
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Nilai slump adalah nilai yang diperoleh dari hasil uji slump dengan
cara beton segar diisikan ke dalam suatu corong baja berupa kerucut
terpancung, kemudian bejana ditarik ke atas sehingga beton segar meleleh ke
bawah. Besar penurunan beton segar pada permukaan diukur, dan disebut
nilai slump. Penetapan nilai slump dilakukan dengan mempertimbangkan
faktor-faktor berikut :
1) Cara pengangkutan adukan beton
2) Cara penuangan adukan beton
3) Cara pemadatan beton segar
4) Jenis struktur yang dibuat
Cara pengadukan campuran beton dengan aliran dalam pipa yang
dipompa dengan tekanan membutuhkan nilai slump yang besar, adapun
pemadatan adukan dengan alat getar (triller) dapat dilakukan dengan nilai
slump yang sedikit lebih kecil.Sebagai petunjuk awal penetapan nilai slump,
dapat mengacu pada tabel penetapan nilai slump adukan beton berikut :
Tabel Nilai-Nilai Slump untuk Berbagai Pekerjaan Beton
Uraian Slump
Maksimu Minimu
m m
Dinding, Plat Pondasi, dan Pondasi Telapak 12,5 5,0
Bertulang
Pondasi Telapak Tidak Bertulang, Kalson, dan 9,0 2,5
Konstruksi Dibawah Tanah
Plat, Balok, Kolom, dan Dinding 15,0 7,5
Pengerasan Jalan 7,5 5,0
Pembetonan Massal 7,5 2,5
(Sumber : Peraturan Beton Bertulang, 1971)
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

d. Bobot Isi Beton


Bobot isi beton merupakan berat total dari suatu beton segar dalam
1m³. Bobot isi beton didefinisikan sebagai perbandingan antara berat adukan
beton dengan volume adukan beton.
Tujuan pengisian berat isi ini adalah untuk mengetahui apakah nilai
berat isi beton sudah memenuhi nilai berat isi beton rencana atau campuran
beton segar yang dianggap mewakili diisikan ke dalam tekanan tertentu
sambil digetarkan, untuk menghilangkan udara yang terjebak di dalamnya.
Niali rendeman yang memenuhi syarat adalah 0,89 < R < 1,02. Bila
rendeman kurang dari niali persyaratan tersebut lebih baik dilakukan
perancangan ulang dengan cara :
1) Bila > 1,02
Dilakukan koreksi dengan cara mengalikan rendeman dengan
komposisi bahan, setelah itu ditambah dengan komposisi bahan awal.
2) Bila < 0,98
Dilakukan koreksi dengan cara mengalikan rendeman dengan
komposisi bahan, setelah itu dikurangi dengan komposisi bahan awal.

4. Alat dan Bahan


a. Alat
Nama Alat Keterangan Gambar
Density Spoon Alat untuk mengambil
material atau benda uji.

Timbangan Alat ukur massa


LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gelas Ukur Untuk mengukur nilai massa


jenis atau densitas dari fluida.
Berbagai macam fluida yang
diukur massa jenisnya.
Kapasitas 1000 ml

Batang Untuk memadatkan agregat


Pemadat (campuran agregat beton)
yang berada dalam bejana
ataupun slump.

Kunci Pas Berfungsi sebagai alat


pembuka atau pengencang
baut yang terdapat pada
cetakan beton untuk di uji.

Palu Karet Digunakan untuk pekerjaan


pengemalanplat, seperti
pembuatan mal plat sehingga
permukaannya tidak tergores.

Sendok Spesi Berfungsi untuk mengambil


agregat maupun spesi dari
dalam kotak spesi.
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Kotak Spesi Tempat untuk mencampur


agregat, mengaduk campuran
beton, dan lain-lain.

Bejana Alat untuk menguji bobot isi


Silinder beton

Plat Besi (Plat Alas kerucut Abrams.


Slump)

Kerucut Kerucut Abrams digunakan


Abrams untuk mengukur konsistensi
dari beton segar kohesif dan
dikemas dengan agregat
dengan ukuran maksimum
yang tidak lebih dari 40 mm.
Mistar Siku Untuk mengukur nilai slump.
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Cetakan Cetakan ini dapat


Silinder dikencangkan dan juga dapat
dikendorkan, sangat kencang
sehinggaadonan tidak akan
tumpah dari cetakan.
Kain Untuk membersihkan dan
Pengelap membasahi kerucut abrams
beserta plat besinya.

Cangkul Aduk Berfungsi sebagai alat untuk


mencampur agregat kasar
dan agregat halus beserta
pengikatnya semen dan air
yang sudah sesui dengan
takaran untuk digunakan

b. Bahan
1) Agregat Halus 2) Agregat Kasar

3) Semen 4) Air

5) Oli
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

5. Prosedur Pengujian
a. Persiapan Alat dan Bahan
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Cetakan Silinder di olesi
dengan oli. Untuk agregat yang kotor, dicuci terlebih dahulu.

Mencuci Agregat

i. hG

Gamba
2) Kemudian dikeringkan hingga kering permukaan jenuh (SSD). Untuk
agregat halus dikeringkan di dalam oven.

Mengeringkan Agregat
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3) Setelah agregat kering, timbang bahan-bahan sesuai dengan komposisi


beton normal yang telah dihitung.

Menimbang Bahan-Bahan Beton

b. Pengujian Beton Normal


1) Masukkan agregat halus dan semen, aduk hingga tercampur rata.

Mengaduk Agregat Halus dan Semen


2) Masukkan agregat dan diaduk hingga tercampur rata.

Memasukkan dan Mencampur Agregat Kasar


3) Masukkan air kedalam campuran, aduk kembali hingga tercampur rata.

Memasukkan dan Mencampur Air


4) Pengujian Slump :
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

a) Basahi kerucut Abrams dan plat besi dengan kain pengelap yang basah.
b) Posisikan kerucut Abrams pada plat besi.
c) Masukkan adukan beton pada kerucut abrams dalam 3 lapis yang kira-
kira sama tebal. Setiap lapisan di padatkan dengan menumbuk adukan
beton menggunakan tongkat pemadat sebanyak 25 kali.

Menumbuk Adukan Beton


d) Ratakan permukaan aduk beton dan biarkan 30 detik.
Perhatikan !
Selama waktu menunggu ini, kerucut Abrams dan plat slump
dibersihkan dari jatuhan adukan beton.

Meratakan Permukaan Adukan Beton


e) Angkat cetakan perlahan-lahan. Saat pengangkatan, posisi kerucut
harus dijaga tetap dalam keadaan vertical.
f) Ukur penurunan dari adukan beton (slump). Pengukuran dilakukan
pada 3 titik yaitu titik terendah, tengah dan tertinggi yang kemudian
diambil dari nilai rata-rata. Jika belum mendapatkan nilai slump yang
direncanakan, lalukan penambahan bahan-bahan.
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Mengukur Nilai Slump


5) Pengujian Bobot Isi :
a) Timbang berat bejana, ukur diameter dan tingginya, hitung volumenya.

Menimbang Bejana Silinder Kosong


b) Isilah bejana dengan adukan beton dalam 3 lapis, tiap lapisdipadatkan
dengan 25 kali tumbukan. Pada pemadatan lapis pertama, tongkat tidak
boleh mengenai dasar cetakan; pada pemadatan lapis setelahnya,
tongkat boleh masuk sampai ±25,4mm dibawah lapisan sebelumnya.

Memadatkan Adukan Beton


c) Setelah selesai pemadatan, ketuklah sisi cetakann perlahan-lahan
menggunakan palu karet sampai tidak tampak gelembung udara pada
permukaan serta rongga bekas tumbuakn tertutup. Ratakan
Permukaannya.
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Meratakan Permukaan Adukan Beton


d) Timbang berat bejana silinder beserta adukan beton tadi.

Menimbang Bejana+Adukan Beton


6) Masukkan adukan beton pada cetakan silinder yang telah diolesi oli.Isi
dalam 3 lapis, setiap lapis berisi kira-kira ⅓ isi cetakan dan dipadatkan
dengan tongkat pemadatsebanyak25 kali secara merata.

Memadatkan Adukan Beton


Perhatikan !
Jika pemadatannya dilakukan dengan menggunakan vibrator penggetar,
pengisian adukan beton kedalam cetakan dilakukan sekaligus. Penggetaran
dihentikan apabila permukaan adukan beton nampak mengkilap oleh air
semen dan udara tidak ada yang keluar dari adukan beton.
7) Pukul-pukul cetakan yang telah diisi campuran beton dengan palu karet.
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Meratakan Permukaan Adukan Beton


8) Biarkan beton dalam cetakan selama ± 24 jam dan letakkan pada tempat
yang bebas getaran serta ditutup oleh bahan yang kedap air.Setelah 24 jam,
bukalah cetakan dan keluarkan benda uji.

Membuka Cetakan Beton


9) Rendam benda uji dalam bak yang berisi air agar proses pematangan beton
berlangsung dengan baik, maka perendaman ini dilakukan sampai batas
waktu pengujian kuat tekan.

Merendam Beton

c. Pengujian Beton Dengan Bahan Tambah


LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

1) Masukkan agregat halus dan semen, aduk hingga tercampur rata.

Mengaduk Agregat Halus dan Semen


2) Masukkan agregat dan diaduk hingga tercampur rata.

Memasukkan dan Mencampur Agregat Kasar


3) Masukkan bahan tambah sesuai dengan takaran ynag telah ditentukan
sebelumnya, aduk hingga tercampur rata.

Memasukkan Bahan Tambah


4) Masukkan air kedalam campuran, aduk kembali hingga tercampur rata.
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Memasukkan dan Mencampur Air


5) Pengujian Slump :
a) Basahi kerucut Abrams dan plat besi dengan kain pengelap yang basah.
b) Posisikan kerucut Abrams pada plat besi.
c) Masukkan adukan beton pada kerucut Abrams dalam 3 lapis yang kira-
kira sama tebal. Setiap lapisan di padatkan dengan menumbuk adukan
beton menggunakan tongkat pemadat sebanyak 25 kali.

Menumbuk Adukan Beton


d) Ratakan permukaan aduk beton dan biarkan 30 detik.Selama
menunggu, kerucut Abrams dan plat slump dibersihkan dari jatuhan
adukan beton.

Meratakan Permukaan Adukan Beton


LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

e) Angkat cetakan perlahan-lahan. Saat pengangkatan, posisi kerucut


harus dijaga tetap dalam keadaan vertical.

Membuka Kerucut Abrams


f) Ukur penurunan dari adukan beton pada 3 titik yaitu titik terendah,
tengah dan tertinggi yang kemudian diambil dari nilai rata-rata.

Mengukur Nilai Slump


Perhatikan !
Jika belum mendapatkan nilai slump yang direncanakan, lalukan
penambahan air ataupun bahan-bahan lainnya.
6) Pengujian Bobot Isi :
a) Timbang berat bejana, ukur diameter dan tingginya, hitung volumenya.

Menimbang Bejana Silinder Kosong


LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

b) Isilah bejana dengan adukan beton dalam 3 lapis, tiap lapisdipadatkan


dengan 25 kali tumbukan. Pada pemadatan lapis pertama, tongkat tidak
boleh mengenai dasar cetakan; pada pemadatan lapis setelahnya,
tongkat boleh masuk sampai ±25,4mm dibawah lapisan sebelumnya.

Memadatkan Adukan Beton


c) Setelah selesai pemadatan, ketuklah sisi cetakann perlahan-lahan
menggunakan palu karet sampai tidak tampak gelembung udara pada
permukaan serta rongga bekas tumbuakn tertutup. Ratakan
Permukaannya.

Meratakan Permukaan Adukan Beton


d) Timbang berat bejana silinder beserta adukan beton tadi.

Menimbang Bejana+Adukan Beton


LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

7) Masukkan adukan beton pada cetakan silinder yang telah diolesi dengan
oli.Isi dalam 3 lapis, setiap lapisan berisi kira-kira ⅓dari isi cetakan dan
dipadatkan dengan tongkat pemadatsebanyak25 kali secara merata.

Memadatkan Adukan Beton


8) Pukul-pukul cetakan yang telah diisi campuran beton dengan palu karet
(hal ini dilakukan untuk memadatkan dan mengisi rongga yang belum
terisi campuran beton, dan mengeluarkan udara pada campuran
beton).Kemudian ratakan permukaannya.

Gambar 3.
Meratakan Permukaan Adukan Beton
9) Biarkan beton dalam cetakan selama ± 24 jam dan letakkan pada tempat
yang bebas getaran serta ditutup oleh bahan yang kedap air.Setelah 24 jam,
bukalah cetakan dan keluarkan benda uji. Rendam benda uji dalam bak
yang berisi air.
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 3.
Membuka Cetakan dan Merendam Beton

Anda mungkin juga menyukai