b. Tujuan
1) Tujuan umum
Setelah akhir pengujian mahasiswa diharapkan dapat membuat
beton sesuaidengan rancangan yang diinginkan, menentukan kekentalan
adukan beton berdasarkan percobaan slump beton,dan dapat mengetahui
bobot isi dari beton yang dibuat.
2) Tujuan khusus
Setelah melakukan pengujian ini, mahasiswa diharapkan dapat :
a) Menerangkan cara penghitungan komposisi campuram beton normal
b) Menerangkan prosedur pelaksanaan penentuan slump beton
c) Menerangkan prosedur pelaksanaan penentuan berat isi beton
d) Membuktikan hasil penentuan slump beton dalam pembuatan
rancangan adukan beton, sehingga jika ada ketidaksesuaian dengan
kenyataan yang sebenarnya, maka kadar air bebas dengan segera dapat
diubah sesuai dengan slump yang diinginkan
e) Membuktikan kebenaran hasil rancangan perhitungan berat isi beton
sesuai dengan kenyataan, sekaligus dapat mengoreksinya jika tidak
tepat
f) Membuat benda uji untuk pemeriksaan kuat tekan beton
g) Menggunakan peralatan yang diperlukan dengan benar
2. Acuan Normatif
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
3. Teori Dasar
a. Beton
Beton adalah campuran antara semen (PC) + pasir + kerikil dengan
perbandingan tertentu ditambah air sebagai bahan pelarut dan akan mengeras
pada saat proses hidrasi. Keunggulan beton adalah kekuatan tekan yang tinggi
dikenal dengan f’c (kuat tekan) sedang kekuatan tariknya rendah. Beton
dalam pengertian lain dapat dikelompokkan menjai dua bagian, yaitu :
1) Pasta semen yang merupakan campuran air dan semen
2) Agregat yang merupakan campuran pasir dan kerikil yang terdiri dari
gradasi butiran yang saling mengisi
Perbandingan antara pasta semen dan agregat antara 25% pasta dan
75% agregat dalam perbandingan jumlah berat. Pencampuran bahan beton
yang menggunakan perbandingan berat, dalam pelaksanaan dilapangan
diubah menjadi perbandingan volume. Contoh perbandingan pelaksanaan
dilapangan menggunakan campuran 1PC : 2 pasir : 3 kerikil.
Beton dapat digunakan untuk membuat pondasi, balok, plat cangkang,
plat lantai, dll. Adapun jenis-jenis beton antara lain :
1) Beton normal
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
2) Beton bertulang
3) Beton pratekan
4) Beton komposit
Beton dalam keadaan mengeras akan sangat keras bagaikan batu
dengan kekuatan tinggi. Tapi dalam keadaan segar beton seperti bubur
sehingga mudah dibentuk sesuai dengan keingginan. Beton juga sangat tahan
terhadap serangan api juga tahan terhadap serangan korosi. Secara umum
kelebihan dan kekurangan beton adalah :
1) Kelebihan Beton
a) Dapat dibentuk sesuai dengan keinginan
b) Mampu memikul beban tekan yang berat
c) Tahan terhadap temperatur tinggi
d) Biaya pemeliharaan rendah atau kecil
2) Kekurangan Beton
a) Bentuk yang telah dibuat sulit untuk diubah
b) Pelaksanaan pekerjaan memerlukan ketelitian tinggi
c) Berat
d) Daya pantul suara besar
e) Membutuhkan cetakan sebagai alat pembentuk
f) Tidak memiliki kekuatan tarik
g) Setelah dicampur beton segera mengeras
h) Beton yang mengeras sebelum pengecoran tidak bisa di daur ulang
b. Mix Design
Mix design dapat disefinisikan sebagai proses merancang dan memilih
bahan yang cocok dan menentukan proporsi relatif dengan tujuan
memproduksi beton dengan kekuatan tertentu, daya tahan tertentu, dan
seekonomis mungkin.
Rancangan campuran beton bukanlah tugas sederhan karena sifat yang
sangat beragam dari material penyusunnya. Hal ini membuat tugas
perencanaan campuran yang lebih kompleks dan sulit. Desain campuran
beton tidak hanya membutuhkan pengetahuan tentang sifat material dan sifat
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
beton dalam kondisi plastik tetapi juga membutuhkan pengetahuan yang lebih
luas dan pengalaman dari perkerasan. Bahkan proporsi bahan beton di
laboratorium memerlukan penyesuaian modifikasi dan kembali disesuaikan
dengan kondisi lapangan.
Dengan pemahaman yang lebih dari sifat, beton ini menjadi bahan
yang lebih tepat daripada di masa lalu. Perancang struktur menentukan
kekuatan minimum tertentu dari desain campuran beton dengan pengetahuan
bahan, kondisi lokasi, dan standar pengawasan yang tersedia pada tempat
kerja untuk mencapai kekuatan minimum dan daya tahan yang baik.
Persyaratan perancangan campuran beton memiliki syarat dasar dalam
memilih dan menentukan jumlah bahan campuran adalah sebagai berikut :
1) Kuat tekan minimum yang didapat dari pertimbangan struktural
2) Kemudahan pengerjaan yang dibutuhkan untuk pemadatan sesuai dengan
peralatan pemadatan yang tersedia
3) Faktor air semen (FAS) maksimum dan/atau kandungan semen maksimum
untuk memberikan ketahanan yang cukup sesuai dengan kondisi lokasi
pengerjaan
4) Kandungan semen maksimum untuk menghindari penyusutan, keretakan
akibat siklus temperatur dalam massa beton
Adapun macam-macam mix design sebagai berikut :
1) Nominal Mixes
Artinya adalah rasio campuran semen-agregat yang telah
ditetapkan sebelumnya yang sesuai dengan spesifikasi beton. Tipe ini
menawarkan kemudahan campuran (karena perbandingannya sudah
ditetapkan sebelumnya sehingga tidak memerlukan analisis campuran) dan
hanya berlaku pada kondisi-kondisi normal saja.
2) Standard Mixes
Campuran nominal dari rasio semen-agregat yang telah ditetapkan
(seperti yang diatas) akan memberikan hasil kekuatan yang sangat
beragam dan bisa jadi memberikan hasil campuran yang terlalu sedikit
atau terlalu banyak. Untuk alasan inilah kuat tekan minimum telah
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
c. Slump
Slump pada dasarnya merupakan salah satu pengetesan untuk
mengetahui workability beton segar sebelum diterima dan diaplikasikan
dalam pekerjaan pengecoran. Workability beton segar pada umumnya
diasosiasikan dengan :
1) Homogenitas atau kerataan campuran adukan beton segar (homogenity)
2) Kelekatan adukan pasta semen (cohesiveness)
3) Kemampuan alir beton segar (flowability)
4) Kemampuan beton segar mempertahankan kerataan dan kelekatan jika
dipindahkan dengan alat angkut (mobility)
5) Mengindikasikan apakah beton masih dalam kondisi plastis (plasticity)
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Nilai slump adalah nilai yang diperoleh dari hasil uji slump dengan
cara beton segar diisikan ke dalam suatu corong baja berupa kerucut
terpancung, kemudian bejana ditarik ke atas sehingga beton segar meleleh ke
bawah. Besar penurunan beton segar pada permukaan diukur, dan disebut
nilai slump. Penetapan nilai slump dilakukan dengan mempertimbangkan
faktor-faktor berikut :
1) Cara pengangkutan adukan beton
2) Cara penuangan adukan beton
3) Cara pemadatan beton segar
4) Jenis struktur yang dibuat
Cara pengadukan campuran beton dengan aliran dalam pipa yang
dipompa dengan tekanan membutuhkan nilai slump yang besar, adapun
pemadatan adukan dengan alat getar (triller) dapat dilakukan dengan nilai
slump yang sedikit lebih kecil.Sebagai petunjuk awal penetapan nilai slump,
dapat mengacu pada tabel penetapan nilai slump adukan beton berikut :
Tabel Nilai-Nilai Slump untuk Berbagai Pekerjaan Beton
Uraian Slump
Maksimu Minimu
m m
Dinding, Plat Pondasi, dan Pondasi Telapak 12,5 5,0
Bertulang
Pondasi Telapak Tidak Bertulang, Kalson, dan 9,0 2,5
Konstruksi Dibawah Tanah
Plat, Balok, Kolom, dan Dinding 15,0 7,5
Pengerasan Jalan 7,5 5,0
Pembetonan Massal 7,5 2,5
(Sumber : Peraturan Beton Bertulang, 1971)
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
b. Bahan
1) Agregat Halus 2) Agregat Kasar
3) Semen 4) Air
5) Oli
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
5. Prosedur Pengujian
a. Persiapan Alat dan Bahan
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Cetakan Silinder di olesi
dengan oli. Untuk agregat yang kotor, dicuci terlebih dahulu.
Mencuci Agregat
i. hG
Gamba
2) Kemudian dikeringkan hingga kering permukaan jenuh (SSD). Untuk
agregat halus dikeringkan di dalam oven.
Mengeringkan Agregat
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
a) Basahi kerucut Abrams dan plat besi dengan kain pengelap yang basah.
b) Posisikan kerucut Abrams pada plat besi.
c) Masukkan adukan beton pada kerucut abrams dalam 3 lapis yang kira-
kira sama tebal. Setiap lapisan di padatkan dengan menumbuk adukan
beton menggunakan tongkat pemadat sebanyak 25 kali.
Merendam Beton
7) Masukkan adukan beton pada cetakan silinder yang telah diolesi dengan
oli.Isi dalam 3 lapis, setiap lapisan berisi kira-kira ⅓dari isi cetakan dan
dipadatkan dengan tongkat pemadatsebanyak25 kali secara merata.
Gambar 3.
Meratakan Permukaan Adukan Beton
9) Biarkan beton dalam cetakan selama ± 24 jam dan letakkan pada tempat
yang bebas getaran serta ditutup oleh bahan yang kedap air.Setelah 24 jam,
bukalah cetakan dan keluarkan benda uji. Rendam benda uji dalam bak
yang berisi air.
LABORATORIUM UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Gambar 3.
Membuka Cetakan dan Merendam Beton