Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puji syukur atas  kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang pengujian beton.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.Terlepas
dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari dosen bapak Azhari
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah
tentang pengujian beton ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca

Pekanbaru, 27 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………

1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………….


1.2 TUJUAN………………………………………………………………..
1.3 RUMUSAN MASALAH……………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….

2.1 TEST UJI KUAT TEKAN BETON……………………………………

2.2 SLUMP TEST…………………………………………………………..

2.3 TEST UJI CORE DRILL……………………………………………….

2.4 HUMMER TEST……………………………………………………….

2.5 ULTRASONIC NON DESTRUCTIVE………………………………..

BAB III PENUTUP………………………………………………………………..

3.1 KESIMPULAN………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………....
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Pembangunan merupakan proses untuk menciptakan suatu bangunan berupa gedung, jalan,
jembatan dan lain sebagainya untuk kebutuhan tertentu.  Setiap pembuatan bangunan pastilah
memiliki proses dan tujuan yang jelas serta memiliki tahapan-tahapan yang berkelanjutan.
Agar  bangunan tersebut benar-benar aman dan tahan lama perlu diadakannya tes atau penujian
terhadap bahan-bahan yang menjadi penunjang dari bangunan tersebut. Bahan-bahan yang perlu
di uji seperti material atap, portal, kusen, pondasi, lantai dan bahan-bahan penyusun bangunan
yang lainnya.
Banyak bahan dalam proses pembuatan bangunan. Bahan yang akan kita uji adalah beton.
beton digunakan dalam pembuatan kolom, balok, lapisan bawah lantai ataupun dinding-dinding
tertentu. Kekuatan beton memiliki mutu tersendiri tergantung pada campurannya dan setiap
kualitas tersebut memiliki kualitas dan kekuatan yang berbeda-beda. Beton memiliki tulangan
berupa besi atau bahan semacamnya untuk menjadi kerangka beton tersebut.
Pengetesan dan Pengujian beton memang sangat diperlukan untuk bangunan baik besar
maupun kecil. Tujuan dari pengujian adalah agar bangunan tersebut benar-benar bisa menahan
beban hidup dan beban mati yang ada diatasnya atau tidak serta mengetahui berapa lama beton
tersebut dapat bertahan dan tahan terhadap apa sajakah beton tersebut.

1.2.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah
a.       Apa saja peralatan yang digunakan untuk menguji kekuatan beton?
b.      Apakah tujuan dari pengujian beton?
c.       Apa sajakah laporan yang didapat dari pengujian beton?
d.      Bagaimana cara menguji kekuatan dari beton tersebut?
e.       Bagaimana langkah-langkah pengujian beton?
1.3.Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a.       Mengetahui Bahan-bahan yang digunakan untuk menguji beton.
b.      Mengetahui Laporan yang didapatkan dari pengujian beton.
c.       Mengetahui pengujian beton apa sajakah yang digunakan sejak awal pembuatan bangunan
sampai bangunan tersebut bediri beberapa tahun.
d.      Mengetahui tujuan pengujian beton.
e.       Mengetahui langkah-langkah pengujian beton
BAB II
PENGUJIAN BETON

2.1.    Tes Uji Kuat Tekan (Compression test)


Tes Uji Kuat Tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton karakteristik (kuat tekan
maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton mengalami kehancuran). Cara
pengujian yaitu:
a)      Siapkan silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
b)      Cetakan silinder diletakkan pada plat atas baja yang telah dibersihkan dan sisi dalamnya
diolesi dengan pelumas seperlunya untuk mempermudah pelepasan beton dari cetakannya.
c)      Masukkan adukan beton yang dipakai pada pengujian slump test kedalam cetakan yang
dibagi menjadi 3 lapisan yang sama.
d)     Tusuk-tusuk 25 kali per tiap lapisan.
e)      Ratakan bagian atas dan beri tulisan tanggal dan jam pembuatan pada bagian atas.
f)       Diamankan selama 24 jam dan direndam dalam air selama waktu tertentu, kemudian dibawa
ke laboratorium untuk diuji.
g)      Pengujian tes beton menggunakan mesin compressor yang sudah dikalibrasi.
h)      Catat pengujian tiap beberapa hari yang sudah ditentukan.

Jika beton yang hendak diuji sudah disiapkan dengan baik, selanjutnya siapkan alat uji
kuat tekan beton. Alat ini secara khusus dirancang untuk menguji kuat tekan pada beton.
Letakkan beton yang akan diuji tepat pada bagian tengah mesin uji.

Operasikan mesin uji dengan penambahan beban yang konstan antara 2 Kg/cm2 sampai dengan 4
Kg/cm2 per detik. Uji beban ini terus dilakukan sampai beton uji hancur. Catat dengan baik
beban maksimum selama pengujian dilakukan. Catat pula kondisi beton uji dan gambar bentuk
pecahannya.
Dari data tersebut, selanjutnya bisa dihitung kuat tekan beton dengan menggunakan rumus
P/A(Kg/cm2). Dalam rumus ini, P adalah beban maksimum dengan satuan Kg. Sedangkan A
adalah luas penampang benda uji dengan satuan Cm2.
Uji kuat tekan beton umumnya dilakukan pada beton usia 3 hari, 7 hari dan 28 hari. Kemudian
hasil uji diambil dari nilai rata-rata paling tidak 2 beton yang diuji. Dengan cara ini, dapat
diperoleh hasil yang akurat.

Nah, dengan melakukan uji kuat tekan beton melalui cara yang benar dan cermat, maka
kegagalan struktur bangunan bisa dihindari. Dengan cara ini, beton yang digunakan dalam proses
pembangunan memiliki kualitas yang sama atau paling tidak mendekati perencanaan.

2.2.   Slump test
Pengujian Slump test bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang berhubungan
dengan mutu beton. Salah satu pengujian yang dilakukan menggunakan kerucut abraham. Cara
pengujian yaitu:
a)      Menyiapkan peralatan uji Slump yaitu yang mempunyai ukuran diameter atas 10 cm dan
diameter bawah 20 cm, sedangkan tingginya 30 cm.
b)      Kerucut abraham diletakkan pada bidang rata dan datar namun tidak menyerap air.
c)      Adukan beton yang dicampur merata dimasukkan kedalam kerucut sambil ditekan kebawah
penyokong-penyokongnya.
d)     Adukkan beton dimasukkan dalam 3 lapis yang kira-kira sama tebalnya,dan setiap lapisan
ditusuk sebanyak 25 kali dengan menggunakan tongkat baja diameter 16 mm panjang 600 mm
dengan ujung yang bulat agar adukan yang masuk kedalam kerucut lebih padat.
e)      Adukan yang jatuh disekitar kerucut dibersihkan, lalu permukaannya diratakan dengan
kerucut ditarik vertikal dengan hati-hati.
f)       Dibuka dan diukur penurunan puncak kerucut terhadap tinggi semula.
g)      Hasil pengukuran ini disebut hasil uji Slump dan merupakan hasil kekentalan (kadar air) dari
beton tersebut.
h)      Adukan beton dengan hasil slump yang tidak memenuhi syarat tidak boleh untuk digunakan.
Pengujian tekan beton dan slump test memang tidak dapat dipisahkan untuk menjaga kualitas
pengecoran pada struktur bangunan. Pengujian ini penting dilakukan terutama pada proses
pengecoran struktur bagunan, struktur yang baik akan mampu menahan dan menjaga
keseimbangan bangunan dalam jangka waktu yang sangat lama.
 2.3.   Tes uji Core Drill

Pengujian Core Drill dilakukan dengan mengambil sampel dari beton yang sudah dibuat.
Pengambilan beton menggunakan alat yaitu core drill. Metode ini diusahakan jangan sampai
merusak struktur dari beton tersebut. Sampel tersebut dibawa ke laboratorium untuk di pengujian
crusing test. Pengujian ini sangat akurat karena diambil dari bahan yang sudah dibuat
dilapangan. Pengambilan strukturnya sangat beresiko karena bisa mengurangi struktur dari beton
dan bisa saja mengenai tulangan dari beton tersebut.

Jika dalam sebuah uji bor inti telah di pilih, maka harus ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan (SK SNI-61-1990-03):

1. Umur dari beton harus minimal 14 hari.


2. Pengambilan dari contoh silinder beton harus dilakukan pada
daerah yang kuat tekannya diragukan, biasanya berdasarkan dari data hasil yang uji contoh beton
dari masing – masing bagian struktur. Dari satu daerah beton tersebut diambil satu titik
pengambilan sebuah contoh nantinya.
3. Dari satu pengambilan sebuah contoh (daerah beton yang
diragukan mutunya) diambil sebanyak 3 titik pengeboran. Pengeboran yang telah dilakukan
harus ditempat yang tidak membahayakan sebuah struktur, misalnya jangan terlalu dekat dengan
sambungan tulangan, momen maksimum dan juga dari tulangan utama.
4. Pengeboran yang dilakukan harus tegak lurus dengan
permukaan pada beton.
5. Lubang bekas pengeboran yang harus segera diisi dengan beton
yang mutunya minimal sama baiknya.

Bila ada beton yang telah diambil sudah berada dalam kondisi yang kering selama masa
layanannya, benda tersebut uji silinder beton (hasil bor inti) haruslah dilakukan uji kondisi pada
saat kering. Bilang sebuah beton yang di ambil sudah berada dalam kondisi sangat basah selama
masa layannya, maka silinder tersebut harus di rendam dahulu minimal 40 jam dan dapat
dilakukan pengujian dalam kondisi basah.
Kuatnya dari tekanan beton pada titik pengambilan contoh atau sampel (daerah beton
yang diragunkan) maka dapat dinyatakan tidak membahayakan jika kuat tekanan 3 silinder beton
(minimum 3 silinder beton) yang diambil dari daerah beton tersebut memenuhi 2 persyaratan
sebagai berikut :

1. Kuat tekanan rata – rata dari 3 silinder betonnya tidak kurang dari 0,85 fc
2. Kuat dari tekanan masing – masing silinder betonnya tidak kurang dari 0,75 fc.

Pelaksanaan Core Drill Test Yang Dilakukan:

1. Alat akan diletakan pada lapisan perkerasan sebuah beton atau aspal yang akan dilakukan
pengujian dengan posisi datar.
2. Lalu kemudian harus menyediakan air dengan alat yang ada sistem pompanya.
3. Kemudian air tersebut dimasukkan ke alat Core Drill dengan selang kecil pada tempat
yang sudah disediakan pada alat tersebut yang digunakan sehingga alat tersebut tidak akan
mengalami kerusakan terutama pada mata bor yang berbentuk silinder selama masa proses
pengujian coring beton atau coring aspal.
4. Jika semua sudah siap lalu dihidupkan dengan alat tersebut dengan menggunakan tali
yang dililitkan pada starter alat dan ditarik hingga hidup.
5. Kemudian alat tersebut akan hidup mata bor diturunkan secara perlahan pada titik yang
sudah ditentukan sebelumnya hingga kedalaman tertentu, kemudian setelah masuk pada
kedalaman yang sudah ditentukan maka alat dimatikan dan mata bor dinaikkan keatas.
6. Lalu hasil dari pengeboran yang sudah dilakukan diambil dengan menggunakan penjapit
yang sudah tersedia, dan setelah itu dilakukan pengukuran tebal dan dimensinya serta diamati
sampel tersebut apakah perkerasan tersebut sudah layak untuk digunakan atau tidak.

Pemeriksanaan diatas dilakukan bertujuan untuk mengetahui secara tepat dan detail
susunan struktur dari sebuah konstruksi jalan, jenis perkerasan, persentase susunan atau dapat
juga untuk memeriksa perubahan dari struktur jalan, serta cara kerja alat dari mesin coring.
Dalam melakukan uji alat atau core drill test atau seperti jasa coring
beton dan jasa coring aspal perlu diperhatikan kontinuitas dari pemakaian air karena jika ada
keterlambatan dari pemberian air pada ujung mata bor maka akan menyebabkan terjadinya
kerusakan dari mesin coring beton atau mesin coring aspal tersebut. Dari hasil pengeboran
tersebut juga dapat diketahui komposisi dari lapisan perkerasan.

2.4.   Hammer test
Hammer Test dilakukan untuk mendapatkan kekuatan / tegangan karakteristik beton yang
sudah ada. Test material digunakan dengan alat hammer test merk proceq pada elemen struktur
seperti kolom, balok dan plat lantai.

Tahapan sebelum hammer test dimulai yaitu: sebelum tes dimulai permukaan dari elemen
struktur yang belum rata harus dihaluskan menggunakan gerinda agar didapatkan permukaan
yang rata agar pembacaan rebound dari alat hammer test lebih teliti dan tepat. Di setiap titik
hammer test dilakukan sebanyak 20 kali shooting per lantai. Hasil tes dianalisa menggunakan
standard deviasi untuk penentuan mutu beton.

Cara Penggunaan Hammer Test:

Karena prinsip kerja dan cara penggunaan alat sangat mudah, maka secara luas alat ini banyak
digunakan untuk memperkirakan mutu beton, terutama pada struktur bangunan yang sudah jadi.
Dan dengan proses uji yang cepat maka alat inipun secara praktis dapat menguji secara
keseluruhan struktur bangunan ataupun bagian struktur secara luas untuk mengindikasikan
keseragaman mutu beton.

Sebagai catatan karena alat ini hanya membaca kekerasan beton pada lapisan permukaan (+4
cm), sehingga untuk elemen struktur dengan dimensi yang besar, concrete hammer test hanya
menjadi indikasi awal bagi mutu dan keragaman mutu.

Selain itu pada saat pengujian permukaan beton yang akan diuji harus dibersihkan dan diratakan
karena alat ini peka terhadap variasi yang ada di permukaan beton.
2.5.   Ultrasonic non Destructive
Pengujian ultrasonik telah digunakan oleh beberapa negara. Di indonesia digunakan sejak
tahun 1980’an. Tujuan dari penelitian menggunakan pengujian ultrasonik  yaitu:
a)      Mendeteksi kedalaman dan keretakannya.
b)      Homoginitas pada beton.
c)      Kerusakan permukaan beton akibat kebakaran atau pengaruh kimiawi.
d)     Perubahan sifat dari masa ke masa.
e)      Kwalitas/mutu beton.
f)       Kerusakan lain pada beton (Honeycombing/Void)
g)      Modulus Elastisitas beton.

BAB III
PENUTUP

3.1.   Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
a.       Kita dapat mengetahui tes apa saja yang akan digunakan dalam meneliti kekuatan dari beton
tersebut.
b.      Kita bisa mengetahui proses dari pembuatan benda uji beton.
c.       Kita dapat mengetahui tata cara pengujian yang baik agar tidak merusak dari struktur.
d.      Kita dapat mengetahui apa tujuan dari pengujian beton.

3.2.  Saran
a.       Pengujian haruslah hati-hati agar tidak terjadi kerusakan dalam struktur bangunan tersebut.
b.      setiap teori yang ada hendaklah kita juga mengetahui cara mengetesnya.
c.       mencari reverensi lain untuk mengetahui test yang lainnya dalam pengujian beton.
d.      Berhati-hatilah dalam pengetesan, usahakan alat-alat K3 tetap digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
http://azamjalanjalan.blogspot.com/2017/04/macam-macam-pengujian-beton.html
https://strong-indonesia.com/artikel/uji-kuat-tekan-beton/
https://testindo.com/article/306/slump-test-dan-uji-tekan-beton
http://jasacoring.com/apa-itu-core-drill-test-yuk-di-simak/
http://www.wermac.org/others/ndt_ut.html
https://hesa.co.id/uji-kekuatan-beton-dengan-hammer-test/

Anda mungkin juga menyukai