PENGENDALIAN PROYEK
104
105
e. Peraturan-peraturan pemerintah.
f. Peraturan-peraturan khusus yang harus dikuti yang tercantum dalam
kontrak.
Setiap Pengawas harus menguasai RKS/Spesifikasi teknis dari pekerjaan
yang akan dilaksanakan maupun Metode pelaksanaan, gambar kerja, pembacaan
hasil tes Laboratoriun serta peraturan-peraturan yang harus diikuti. Pengendalian
mutu yang diterapkan pada proyek pembangunan Gedung Olahraga Indoor (GOR
Indoor) Kabupaten Batang meliputi.
a. True slump (baik) adalah apabila tinggi slump ≥ 2/3 tinggi cetakan slump.
b. Shear slump (buruk) adalah apabila tinggi slump 1/3 tinggi cetakan slump.
c. Collapse slump (sangat buruk) adalah apabila tinggi slump 1/3 tinggi cetakan
slump.
Tahap-tahap pelaksanaan slump test secara singkat adalah sebagai
berikut :
a. Adukan beton untuk pengujian slump test harus diambil langsung dari truck
mixer dengan menggunakan alat lain yang tidak menyerap air. Bila dianggap
perlu adukan beton diadukan lagi sebelum dilakukan pengujian.
b. Siapkan kerucut terpancung dengan diameter atas 10 cm, diameter bawah 20
cm dan tingginya 30 cm. Kemudian diletakkan pada pelat atau bidang yang
datar dan tidak menyerap air.
c. Pengisian cetakan dibagi 3 kali, masing-masing sekitar 1/3 volume cetakan,
tiap lapis dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata dan menembus ke
lapis sebelumnya/di bawahnya, namun tidak boleh menyentuh dasar cetakan.
d. Lapis terakhir dilebihkan pengisiannya, setelah dipadatkan lalu
diratakan dengan menggelindingkan batang penusuk di atasnya.
e. Segera setelah permukaan atas beton diratakan, cetakan diangkat dengan
kecepatan 3-7 detik, diangkat lurus vertikal (tidak boleh diputar atau digeser
ke samping selama mengangkat kerucut).
f. Seluruh proses dari awal sampai selesainya pengangkatan cetakan tidak boleh
lebih lama dari 2,5 menit.
g. Letakkan cetakan di samping beton yang diuji slump-nya (boleh diletakkan
dibalik posisinya) dan ukur nilai slump: penurunan permukaan atas beton
pada posisi titik tengah permukaan atasnya.
h. Jika terjadi kegagalan slump (tidak memenuhi kisaran slump
yang disyaratkan, keruntuhan benda uji termasuk keruntuhan geser),
maka pengujian diulang- maksimal 3 kali, jika masih gagal maka
beton dinyatakan tidak memenuhi syarat dan ditolak
i. Syarat variasi pengukuran yang memenuhi syarat dari pengukuran: minimum
2 memenuhi syarat dengan selisih pengukuran tidak lebih dari 21 mm.
107
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1. Slump Test.
(Gambar)
h. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban konstan berkisar antara 2-4
kg/cm2 per detik.
i. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban
maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
j. Pengetesan benda uji dilakukan pada umur 3, 7, 14 dan 28 hari. Untuk beton
yang berumur dibawah 28 hari harus dilakukan konversi terhadap kekuatan
28 hari.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 Perbandingan Kekuatan
Tekan Beton Pada Berbagai Umur, Tabel 4.2 Perbandingan Kekuatan Beton
Pada Berbagai Benda Uji. Pengetesan beton untuk uji tekan diambil sample
dengan jumlah 2 silinder yang dapat dilihat pada Gambar 4.2 Sample Uji
Tekan Beton.
a. Contruction Schedule
Rencana waktu pekerjaan struktur dalam suatu proyek baik struktur atas
maupun bawah.
b. Weekly Schedule
Rencana pekerjaan yang akan dilakukan dalam waktu satu minggu oleh
pekerjaan lapangan.
c. Monthly Schedule
Rencana pekerjaan yang akan dilakukan dalam waktu satu bulan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun master schedule adalah :
a. Biaya Pelaksanaan
Saat mempersiapkan setiap jenis pekerjaan, dalam pelaksanaannya harus
mempertimbangkan biaya pelaksanaan setiap item pekerjaan agar kontraktor
dapat memperkirakan waktu kerja untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
b. Metode Pelaksanaan
Tujuan metode pelaksanaan adalah untuk mengetahui pekerjaan mana yang
harus diprioritaskan dan pekerjaan mana yang harus ditunggu sebelum dapat
diselesaikan.
111
c. Tenaga Kerja
Kontraktor harus dapat menentukan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan berdasarkan waktu yang direncanakan.
d. Peralatan
Penggunaan peralatan yang tepat dapat meningkatkan efisiensi waktu dan
meningkatkan produktivitas pekerja, sehingga pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar dan selesai sesuai rencana.
e. Cuaca
Kondisi cuaca sangat mempengaruhi kelancaran pekerjaan. Oleh karena itu
kontraktor harus dapat mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut
agar tidak menghambat pelaksanaan proyek.
pekerjaan yang telah dilakukan dan menentukan hasil dari kemajuan pekerjaan
tersebut sesuai dengan target atau tidak. Laporan tersebut digunakan untuk
memberikan informasi kepada konsultan manajemen konstruksi dan pemilik
proyek tentang perkembangan proyek melalui direksi.
Laporan harian berisi tentang :
a. Kemajuan pekerjaan proyek.
b. Kejadian penting pada hari tersebut seperti kesepakatan tambah atau kurang
pekerjaan, perubahan desain, penambahan tenaga kerja.
c. Keadaan cuaca di lokasi proyek.
d. Situasi dan kondisi yang menyebabkan penundaan pekerjaan.
e. Material dan peralatan yang digunakan beserta jumlahnya.
f. Jumlah tenaga kerja, waktu jam kerja dan hal-hal spesifik lain yang terjadi di
lapangan.
Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis, ditandatangani oleh
kontraktor, dan disetujui oleh manajemen konstruksi dan pemilik. Kemudian
konsultan manajemen konstruksi memeriksa dari laporan tersebut apakah sesuai
dengan gambar dan spesifikasi, time schedule, instruksi yang diberikan, dan
persyaratan pekerjaan. Jika perlu, konsultan manajemen konstruksi dapat
memberikan catatan dalam laporan tersebut.
kerja, tetapi hal ini tetap harus dilaporkan kepada kontraktor utama. Dalam hal ini
kepada kepala proyek.
2. Wajib APD
Semua pekerja dan pegawai yang memasuki proyek wajib menggunakan
alat perlindungan diri, agar meminimalisir dampak yang terjadi apabila
ada kecelakaan.
3. Material tertata rapi
Material tidak bercecer di dalam area proyek. Ditumpuk rapi dijadikan
satu.
4. Proyek bersih dan sehat
Tidak ada sampah di area proyek. Pekerja membuang sampah di tempat
sampah yang telah disediakan. Tidak ada yang merokok di sembarang
tempat di area proyek, karena ruang untuk merokok telah disediakan
secara khusus, begitu juga dengan WC.
Program-program yang dilaksanakan demi menunjang Keselamatan
Kesehatan Kerja Konstruksi (K3K) antara lain.
4.6.1. Safety Induction
Pemberian pengenalan peraturan safety project kepada setiap karyawan
dan sub kontraktor serta mandor yang terlibat dalam proyek ini untuk partisipasi
dan tanggung jawab terhadap keselamatan kerja semua pihak.
4.6.2. Safety Talk Morning
Kegiatan pengarahan kepada pekerja untuk mengingatkan kembali
pentingnya K3K dan pemakaian alat pelindung diri dalam lingkungan proyek,
sehingga dapat mengurangi maupun menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
Kegiatan safety talk morning ini diadakan setiap hari sebelum pekerjaan dimulai.
4.6.3. Safety Inspection
Melakukan inspeksi pada setiap kegiatan, lingkungan dan peralatan yang
memungkinkan untuk terjadinya kecelakaan dan melakukan tindakan
pencegahannya secara langsung serta membuat sistem pelaporan.
4.6.4. Security Plan
Security plan berupa pos pengaman yang mencakup prosedur
pengawasan keluar masuknya bahan-bahan dan peralatan proyek, penerimaan
tamu dan identifikasi daerah rawan di wilayah sekitar proyek.
122
8. Standar Kostum, wajib dipakai ketika masuk area proyek (rompi proyek)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.4. Alat Perlindungan
Diri.
security plan dan gudang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.9.
Kotak P3K.