1. Untuk menguji tingkat viskositas atau kekentalan adonan beton segar agar
hasil akhirnya bisa mencapai nilai kuat tekan seperti yang diinginkan.
2. Fungsi lain dari uji slump test beton adalah agar beton yang diproduksi di
batching plant akan sesuai dengan rencana kerja dari sebuah bangunan yang
dibangun.
1. Slump cone atau tabung kerucut. Tabung kerucut ini bisa terbuat dari baja
atau plastik dengan diameter 8 inci pada bagian bawah dan 4 inci pada
bagian atas dengan tinggi tabung 12 inci
2. Pelat dasar. Slump cone akan didudukkan di atas alas selama pengujian.
Pelat dasar ini dilengkapi dengan klem baut untuk menjaga posisi slump
cone tetap stabil selama proses pengujian dilakukan. Adanya pelat dasar
dengan pegangan akan memudahkan proses pelepasan sekaligus sebagai
panduan untuk mengukur tingkat kemerosotan nilai viskositas adukan
beton
3. Tamping rod. Batang baja yang digunakan selama pengujian dan harus
memiliki diameter 16 mm x 610 mm
4. Meteran. Meteran digunakan untuk mengukur nilai kemerosotan viskositas
adukan beton.
Persiapan Sebelum Pengujian
1. Isi cetakan slump cone dengan beton segar sebanyak 3 lapis. Setiap lapisan
harus dipadatkan secara seragam. Caranya adalah dengan mempadatkan
dengan cara di rojok 25 kali menggunakan batang baja berujung bulat.
2. Setelah slump cone terisi penuh, ratakan bagian atasnya untuk membuang sisa
beton
3. Pegang handle yang ada di bagian dasar cetakan kemudian angkat slump cone
perlahan-lahan secara vertikal
4. Setelah Anda melakukan gerakan menarik cetakan, adukan akan merosot dan
penurunan ketinggian harus diukur sampai 5 mm dari jarak terdekat dengan
titik Tengah
1. True Slump. Hasil ini ditunjukkan dengan penurunan permukaan beton yang
terjadi sama rata di semua bagian. Ini merupakan hasil tes yang diinginkan
(benar).
2. Shear Slump. Hasil ini ditunjukkan dengan adanya satu sisi dari puncak
kerucut yang jatuh ke bawah. Ini adalah indikasi adukan beton tidak
memiliki kohesi.
3. Collapse Slump. Hasil ini ditunjukkan dengan seluruh bagian beton yang
berbentuk kerucut runtuh total. Ini merupakan indikasi bahwa campuran air
di dalam adukan beton terlalu banyak.
4. Zero Slump. Pada hasil zero slump, adukan beton benar-benar tidak berubah
dari bentuk cetakannya. Beton ini terlalu kaku dan hampir tidak bisa
digunakan.
Jika hasil melakukan pengujian dengan hasil shear slump, collapse slump
dan zero slump, pengujian harus diulang lagi. Kalau pada pengujian kedua
hasilnya tetap sama, maka batch beton tersebut tidak boleh digunakan untuk
konstruksi karena tidak memenuhi standar keamanan yang ditetapkan.
Pengambilan sampel menggunakan silinder untuk uji kuat tekan beton
Untuk pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Siapkan silinder diameter 15 centimeter dengan besar 30 cm,
2. Cetakan silinder diletakkan pada plat atas baja yang sudah dibersihkan serta
sisi dalamnya diolesi dengan pelumas seperlunya, tujuannya merupakan
buat memudahkan pelepasan beton dari cetakannya,
3. Masukkan adukan beton yang dipakai pada pengujian slump test kedalam
cetakan yang dipecah jadi 3 susunan yang sama,
4. Jalani penusukkan sebanyak 25 kali pada tiap lapisan,
5. Ratakan bagian atas serta beri tulisan bertepatan pada serta jam pembuatan
pada bagian atas,
6. Setelah itu diamkan sepanjang 24 jam serta direndam dalam air sepanjang
waktu tertentu barulah dibawa ke laboratorium buat di uji,
7. Pengujian uji beton memakai mesin compressor yang telah dikalibrasi,
8. Catat pengujian masing- masing sebagian hari yang telah ditentukan.
LAMPIRAN