Anda di halaman 1dari 7

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PENGECORAN BETON

Berikut adalah hal yang harus dilakukan dalam melakukan pekerjaan


pengecoran beton yaitu :

1. Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung,


2. Ketepatan ukuran,perhitungan beton dan elevasi harus dipastikan sesuai
dengan rencana,
3. Bekisting harus dipastikan kuat agar tidak terjadi pergerakkan selama
pekerjaan pengecoran,
4. Beton yang sudah mengeras dan bahan-bahan lain yang tidak diperlukan
harus dibersihkan dari permukaan bagian dalam alat pengangkut,
5. Bekisting harus sudah siap tanpa genangan air dan kotoran/sampah,
6. Pembesian, bahan ekspansion, joint, angkur dan bahan yang hendak ditanam
dalam beton harus sudah terpasang,
7. Semua persiapan dan pembesian akan diperiksa dan disetujui secara tertulis
oleh Direksi Pengawas,
8. Subgrade yang semiporous harus dibasahi terlebih dahulu untuk mencegah
perembesan dan subgrade yang porous harus dilapisi dengan bahan pengisi
yang disetujui Direksi Pengawas,
9. Pekerjaan pengecoran biasanya dilakukan pada malam hari untuk
menghindari kemacetan saat pengangkutan beton ready mix dari batching
plant ke lokasi proyek. Untuk memastikan kualitas beton ready mix, maka
saat mixer truck datang dilakukan pengecekan nilai slump,
10. Nilai slump harus sesuai dengan nilai slump yang tertera pada spesifikasi
teknis dengan toleransi yang diizinkan. Apabila nilai slump test lebih besar,
maka dikhawatirkan akan terjadi segregasi. Namun apabila nilai slump test
lebih kecil, maka beton terlalu kering sehingga dikhawatirkan akan
menimbulkan crack.
SYARAT DAN KETENTUAN PEMESANAN BETON READYMIX

1. Konfirmasi pemesanan dilakukan minimal 2 s/d 3 hari Sebelum pengecoran


dan akan diadakan survey ke lokasi pengecoran untuk memudahkan Mobil
mixer dan concrete pump bisa masuk ke lokasi.

2. Ketersediaan jalan yg layak (dapat dilalui truck mixer) dan koordinasi di


lapangan (keamanan dan masyarakat), sepenuhnya menjadi tanggung jawab
pihak pemesan (pembeli).

3. Bila ada penambahan additive ditanggung oleh pembeli.

4. Harga tidak menetap dan sewaktu-waktu dapat berubah apabila ada


kenaikan bbm, material dan kebijakan pemerintah.

5. Teknis pembayaran dilakukan sebelum Jadwal pengecoran berlangsung


minimal 2 hari sebelum pengecoran. Harap konfirmasi pelunasan
secepatnya.

6. Pembayaran dianggap sah apabila pembayaran dilakukan sesuai dengan


prosedur.
TAHAPAN PEKERJAAN PENGECORAN BALOK DAN PLAT
Pengecoran pada balok dan pelat memiliki volume yang masif, sehingga
perlu menggunakan concrete pump. Berikut adalah urutan pengerjaan pengecoran
balok dan plat:

1. Beton dari truk ready mix di alirkan ke concrete pump,


2. Dari concrete pump beton ready mix akan dipompa dan dialirkan ke elemen
struktur yang akan di cor. Pompa dapat disesuaikan dengan cara disambung
atau dilepas, serta terdapat pemutar pipa sehingga penuangan beton dapat
dilakukan secara merata,
3. Segera setelah beton di tuang, maka beton diratakan dengan penggaruk agar
beton dapat tersebar secara merata. Setelah itu, akan dilakukan pemadatan
dengan menggunakan concrete vibrator,
4. Pemadatan beton dilakukan untuk mengeluarkan udara yang terperangkap
dalam beton sehingga beton dapat menjadi lebih padat dan menghasilkan
mutu beton yang baik. Pemadatan tidak boleh terlalu lama untuk
menghindari terjadinya bleeding, biasanya pemadatan tidak boleh dilakukan
lebih dari 30 detik,
5. Setelah beberapa saat, maka permukaan beton akan diratakan dan diperhalus
menggunakan papan kayu.

Sebelum melakukan pengecoran kita juga harus mengambil beberapa


pengujian yaitu slump test dan pengambilan sample menggunakan silinder yang
digunakan untuk melakukan uji kuat tekan beton tersebut. Berikut adalah tata cara
pengujian slump dan pengambilan sample berbentuk silinder :
 Pengujian Slump
Slump Test adalah pengujian yang dilakukan untuk mengukur tingkat
konsistensi dari adonan beton yang baru dibuat sebelum digunakan. Slump test
dilakukan untuk mengecek kemampuan beton ketika diaplikasikan pada
pembuatan precast.
Ada Fungsi utama slump test yakni :

1. Untuk menguji tingkat viskositas atau kekentalan adonan beton segar agar
hasil akhirnya bisa mencapai nilai kuat tekan seperti yang diinginkan.
2. Fungsi lain dari uji slump test beton adalah agar beton yang diproduksi di
batching plant akan sesuai dengan rencana kerja dari sebuah bangunan yang
dibangun.

Pengujian ini umumnya dilakukan sewaktu campuran beton selesai


diproduksi. Sebelum diantar kepada pemesan, dan setelah beton sampai ke
pemesan. Test dilakukan untuk melihat apakah ada nilai viskositas dari beton
standar. Penurunan viskositas bisa terjadi karena campuran air yang terlalu banyak
atau terlalu sedikit. Uji slump adalah pengujian yang memerlukan peralatan uji
tertentu, berikut peralatan yang biasa digunakan:

1. Slump cone atau tabung kerucut. Tabung kerucut ini bisa terbuat dari baja
atau plastik dengan diameter 8 inci pada bagian bawah dan 4 inci pada
bagian atas dengan tinggi tabung 12 inci
2. Pelat dasar. Slump cone akan didudukkan di atas alas selama pengujian.
Pelat dasar ini dilengkapi dengan klem baut untuk menjaga posisi slump
cone tetap stabil selama proses pengujian dilakukan. Adanya pelat dasar
dengan pegangan akan memudahkan proses pelepasan sekaligus sebagai
panduan untuk mengukur tingkat kemerosotan nilai viskositas adukan
beton
3. Tamping rod. Batang baja yang digunakan selama pengujian dan harus
memiliki diameter 16 mm x 610 mm
4. Meteran. Meteran digunakan untuk mengukur nilai kemerosotan viskositas
adukan beton.
 Persiapan Sebelum Pengujian

1. Isi cetakan slump cone dengan beton segar sebanyak 3 lapis. Setiap lapisan
harus dipadatkan secara seragam. Caranya adalah dengan mempadatkan
dengan cara di rojok 25 kali menggunakan batang baja berujung bulat.
2. Setelah slump cone terisi penuh, ratakan bagian atasnya untuk membuang sisa
beton
3. Pegang handle yang ada di bagian dasar cetakan kemudian angkat slump cone
perlahan-lahan secara vertikal
4. Setelah Anda melakukan gerakan menarik cetakan, adukan akan merosot dan
penurunan ketinggian harus diukur sampai 5 mm dari jarak terdekat dengan
titik Tengah

 Cara Membaca Hasil Pengujian

1. True Slump. Hasil ini ditunjukkan dengan penurunan permukaan beton yang
terjadi sama rata di semua bagian. Ini merupakan hasil tes yang diinginkan
(benar).
2. Shear Slump. Hasil ini ditunjukkan dengan adanya satu sisi dari puncak
kerucut yang jatuh ke bawah. Ini adalah indikasi adukan beton tidak
memiliki kohesi.
3. Collapse Slump.  Hasil ini ditunjukkan dengan seluruh bagian beton yang
berbentuk kerucut runtuh total. Ini merupakan indikasi bahwa campuran air
di dalam adukan beton terlalu banyak.
4. Zero Slump. Pada hasil zero slump, adukan beton benar-benar tidak berubah
dari bentuk cetakannya. Beton ini terlalu kaku dan hampir tidak bisa
digunakan.

Jika hasil melakukan pengujian dengan hasil shear slump, collapse slump
dan zero slump, pengujian harus diulang lagi. Kalau pada pengujian kedua
hasilnya tetap sama, maka batch beton tersebut tidak boleh digunakan untuk
konstruksi karena tidak memenuhi standar keamanan yang ditetapkan.
 Pengambilan sampel menggunakan silinder untuk uji kuat tekan beton
Untuk pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Siapkan silinder diameter 15 centimeter dengan besar 30 cm,
2. Cetakan silinder diletakkan pada plat atas baja yang sudah dibersihkan serta
sisi dalamnya diolesi dengan pelumas seperlunya, tujuannya merupakan
buat memudahkan pelepasan beton dari cetakannya,
3. Masukkan adukan beton yang dipakai pada pengujian slump test kedalam
cetakan yang dipecah jadi 3 susunan yang sama,
4. Jalani penusukkan sebanyak 25 kali pada tiap lapisan,
5. Ratakan bagian atas serta beri tulisan bertepatan pada serta jam pembuatan
pada bagian atas,
6. Setelah itu diamkan sepanjang 24 jam serta direndam dalam air sepanjang
waktu tertentu barulah dibawa ke laboratorium buat di uji,
7. Pengujian uji beton memakai mesin compressor yang telah dikalibrasi,
8. Catat pengujian masing- masing sebagian hari yang telah ditentukan.
LAMPIRAN

Contoh Slump Test

Contoh Pengambilan Sampel Silinder Beton

Anda mungkin juga menyukai