Anda di halaman 1dari 9

PEKERJAAN BETON BERTULANG

Adapun metode dan penjelasan pelaksanaan adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan bekisting merupakan pekerjaan penting dan strategis karena akan menentukan posisi,
alinyemen, ukuran dan bentuk beton yang dicetak. Bekisting berfungsi untuk menampung dan menumpu
beton basah yang sedang dicor berdasarkan tempat dan sesuai bentuk yang diharapkan. Kekuatan
bekisting dapat direncanakan dengan menghitung jumlah beban dan gaya yang akan bekerja pada
bekisting (Astanto 2001:1). Perencanaan bekisting dan konstruksinya harus dapat menahan beban-beban
tekanan lateral yang diijinkan seperti pada "Recommendate Practice For Concreate Formwork" (ACI347 -
368) dan peninjauan terhadap beban angin dan lain-lain sesuai peraturan konstruksi kayu Indonesia.

Cetakan dibuat dan dirakit bersama perancahnya dengan berbagai bentuk dengan
menggunakan alat bantu, bidang-bidang, batas-batas dan ukuran dari beton yang diinginkan
sebagaimana terlihat pada gambar-gambar atau seperti ditetapkan Direksi.
Sebelum pengecoran permukaan dalam cetakan dibersihkan dari kotoran dan diberi
lapisan minyak cetakan agar memudahkan proses pembongkaran.

2. Pekerjaan Penulangan
Pekerjaan penulangan meliputi 3 (tiga) dasar yaitu pekerjaan pemotongan dan pembengkokan
tulangan serta perakitan atau pemasangan baja tulangan di lapangan. Standar mutu pekerjaan penulangan
dapat mengacu pada spesifikasi teknis yang ada dengan berpedoman pada peraturan yang berlaku
misalnya seperti PBBI atau SK.SNI.
 Pekerjaan pemotongan tulangan
 Pekerjaan pemotongan tulangan merupakan pekerjaan awal dalam proses pabrikasi tulangan
beton. Pekerjaan ini akan menentukan kualitas bentuk tulangan dari segi ukuran dan dimensi.
 Pekerjaan pembengkokan dan pengaitan tulangan
 Batang tulangan tidak boleh di bengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak
tulangan tersebut. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dalam keadaan dingin,
kecuali pemanasan diijinkan oleh perencana.

Berikut jenis kait dan bengkokan:


kait dan bengkokan

Kait dan bengkokan pada sengkan


 Pekerjaan penganyaman
berkaitan dengan pemasangan dan pengikatan tulangan harus dilakukan seakurat mungkin sesuai dengan
gambar (rancang), agar sebelum dan sesaat pengecoran, tulangan tidak bergeming. Bahan yang umum
dipakai agar sambungan batang-batang persilangan tidak bergerak yakni kawat pengikat dari baja.
Dengan diameter 1,24 mm. tergantung dari gaya-gaya yang diperkirakan akan bekerja pada sambungan
beberapa tipe pengikatan.

pengikatan tulangan

Persiapan
 Tempatkan besi tulangan didekat lokasi fabrikasi tulangan
 Persiapan peralatan yang dibutuhkan
- Pemotong
1. Mesin pemotong biasa
2. Pemotong manual
3. Gunting
4. Tang gegep
- Pembengkok
1. Mesin pembengkok besi
2. Pembengkok manual
 Siapkan shop drawing dan kelengkapan kerja
 Siapkan jadwal pembesian (ukuran, jumlah, panjang dan ukuran pembengkokan)

Pelaksanaan

a. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selimut beton yang menutup bagian luar baja
tulangan adalah sebagai berikut :

a) 75 mm atau lebih untuk beton yang terendam/tertanam


b) 50 mm atau lebih untuk beton tang terexposed dengan cuaca, kontak dengan tanah
atau air
c) 20 mm atau lebih untuk beton slabs dan dinding yang tidak langsung terkena cuaca
atau kontak dengan tanah
d) 40 mm atau lebih untuk balok dan girder beton yang tidak langsung terkena cuaca
atau kontak dengan tanah
e) 50 mm atau lebih untuk kolom dalam semua kondisi

b. Tulangan tidak boleh didudukan pada bahan metal atau tulangan duduk langsung pada acuan. Hal
ini dapat menyebabkan bagian tulangan berhubungan dengan udara luar. Tulangan juga tidak
boleh duduk pada kayu atau partikel koral/agregat
c. Tulangan harus didudukkan pada landasan – landasan yang dibuat dari adukan semen dan pasir
dengan ukuran 5 x 5 x 3 cm. Campuran ini mempunyai perbandingan 1 pc(semen) : 3 pasir atau
beton pracetak dengan mutu sesuai spesifikasi teknis. Dudukan diikat antara sesamanya atau pada
acuan dengan kawat baja.
d. Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton sehingga tidak
terekspos
e. Apabila radius pembengkokan tidak dipersyaratkan (disebutkan nyata) pada bar bending diagram,
maka pembengkokan besi tulangan harus mengikuti kaidah berikut :

a) paling sedikit 4 kali diameter (untuk tulangan biasa)


b) paling sedikit 6 kali diameter (untuk tulangan dengan sifat getas)

f. Bila ruangan memungkinkan, sambungan dimana batang – batang saling melalui (overlapping)
diganjal dengan potongan-potongan tulangan agar tidak saling menempel, dan kemudian harus
diikat minimum di dua tempat tiap sambungan
g. Apabila tidak ditentukan pada design atau bar bending diagram, panjang sambungan overlapping
diambil 40 kali diameter tulangan yang bersangkutan
h. Batang tulangan dengan diameter 2 cm atau lebih harus dibengkokkan dengan mesin
pembengkok
i. Seluruh baja tulangan harus dibengkokkan secara dingin, pembengkokkan dengan metoda panas
harus disetujui oleh quality control dan menyampaikan prosedur terlebih dahulu
j. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat terhadap tulangan tarik utama tidak diperkenankan
k. Pengelasan pada tulangan tidak diperkenankan terkecuali terinci pada gambar design dan
memenuhi ketentuan AWS D 2.0

3. Pengecoran Mutu K - 300


Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari beberapa bahan batuan yang direkatkan oleh
material pengikat. Beton terbuat dari campuran butiran batu halus dan kasar (agregat), semen dan
air.dengan mutu K – 300.

Bila Perlu Proses Pekerjaan pengecoran menggunakan Batcin Plant ,material pengecoran di
distribusi oleh alat mobil ready mix dan di lokasi pengecoran menggunakan mobil concreate pump, agar
waktu dan mutu dapat dicapai,atau sesuai dengan petunjuk dan perintah direksi.
Persiapan

 Pengadukan
1. Takar bahan-bahan yang akan digunakan untuk pembuatan beton dengan ketentuan sebagai
berikut:
o Bila penakaran dilakukan dengan perbandingan berat, maka ketelitian alat penakar untuk
semen adalah 1% : untuk agregat2% dan untuk bahan addtive dengan ketelitian 3%.
o Bila penakaran dilakukan dengan perbandingan volume (beton mutu rendah) maka ketelitian
alat penakar untuk seluruh bahan adalah 2%.
2. Masukkan bahan-bahan pada mesin pengaduk (Batching Plant) yang sedang berputar dengan
urutan sebagai berikut :
o Masukkan agregat kasar dan sebagian air.
o Maukkan agregat halus.
o Masukkan semen
o Masukkan sisa air.
3. Bila menggunakan aditif, jika aditifnya berbentuk cair maka dicampur dengan air (yang
digunakan utk campuran), sedangkan bila berbentuk bubuk campurkan pada semen.
4. Beton harus diaduk sedemikian hingga tercapai penyebaran bahan yang merata dan semua hasil
adukannya harus dikeluarkan sebelum mesin pengaduk diisi kembali.
5. Pengadukan harus dilakukan tidak kurang dari 1,5 menit untuk setiap volume lebih kecil atau
sama dengan 1 m3 adukan. Waktu pengadukan harus ditambah 0,5 menit untuk setiap
penambahan kapasitas 1 m3 adukan.
6. Pengadukan harus dilanjutkan minimal 1½ menit setelah semua bahan dimasukkan kedalam
mesin pengaduk, (atau sesuai dengan spesifikasi alat pengaduk)
7. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi terus menerus denga
jalan memeriksa slump pada setiap campuran beton yang baru.
8. Kekentalan beton harus disesuaikan dengan jarak pengangkutan.
 Pengangkutan menggunakan mobil ready mix atau concreate mixer truck,
9. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hingga ke tempat hingga ke tempat penyimpanan
akhir sebelum dicor, harus sedemikian hingga dapat mencegah terjadinya segregasi atau
kehilangan bahan.
10. Pengangkutan harus dilakukan sedemikian rupa hingga tidak mengakibatkan perubahan sifat
beton yang telah direncanakan, yaitu perbandingan air, semen, slump dan keseragaman adukan.
11. Pengangkutan harus berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Bila pengangkutan dilakukan dengan
truck pengangkutan beton waktu pengangkutan tidak boleh lebih dari 1½ jam. Apabila
diperlukanwaktu yang lebih lama, maka harus dipakai bahan penghambat pengikatan.

 Persiapan pengecoran
12. Semua ruang yang akan diisi adukan beton harus bebas dari kotoran.
13. Semua kotoran, serpihan beton dan material lain yang menempel pada permukaan beton yang
telah mengeras harus dibuang sebelum beton yang baru dituangkan pada permukaan beton yang
telah mengeras tersebut.
14. Bidang-bidang yang akan berhubungan dengan beton baru, harus dikasarkan dan dibersihkan
terlebih dahulu sebelum beton baru dicorkan.
15. Pasangan dinding bata yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air sampai
jenuh.
16. Untuk memudahkan pembukaan bekisting, permukaan dalam dari bekisting boleh dilapisi dengan
bahan khusus, misalnya lapisan tipis minyak mineral, lapisan bahan kmia, lembaran plastik, atau
bahan lain yang disetujui oleh pengawas bangunan.
17. Tulangan harus dalam keadaan bersih dan bebas dari segala lapisan penutup yang dapat merusak
beton atau mengurangi lekatan antara beton dan tulangan.
18. Air yang terdapat pada semua ruang yang akan diisi adukan beton harus dibuang, kecuali apabila
pengecoran dilakukan dengan menggunakan pengecoran tremie

Metoda Konstruksi
a. Sebelum pengecoran dimulai, tempat-tempat yang akan dicor harus dibersihkan dari kotoran-
kotoran untuk mencegah menurunnya mutu beton yang telah ada.
b. Setelah pengontrolan selesai seperti pengecekan terhadap diameter tulangan, jarak sengkang
daerah lapangan dan tumpuan, kolom siap dicor.
c. Pengecoran dilakukan secara manual menggunakan ember atau dengan menggunakan Concrete
Pump.
d. Setelah adukan beton dituangkan kedalam bekisting, dilakukan pemadatan menggunakan
Vibrator agar tidak terjadi penumpukan agregat dan mengeluarkan udara (void) yang terdapat
dalam adukan beton.
19. Dalam hal pemadatan beton dilakukan dengan alat penggetar :
o Lama penggetaran untuk setiap titik harus dilakukan sekurang-kurangnya 5 detik,
maksimal 15 detik.
o Batang penggetar tidak boleh mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah mengeras
dan dipasang minimal 10 cm dari cetakan atan beton yang sudah mengeras dan usahakan
agar tidak terkena tulangan.
o Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang batang penggetar dan tidak
boleh lebih tebal dari 50 mm. Untuk bagian konstruksi yang sangat tebal, harus dilakukan
lapis demi lapis.
 Penghentian Pengecoran dan Penyambungan beton baru.
Pada pelaksanaan pengecoran beton adakalanya pengecoran tidak bisa terus sampai selesai seluruhnya
pada hari yang sama, karena ada sesuatu sebab sehingga dihentikan dan akan dilanjutkan pada hari
berikutnya. Meskipun ada pendapat bahwa pemberhentian pengecoran beton bisa dilakukan dimana saja,
akan tetapi sebaiknya dipertimbangkan bahwa tempat-tempat penghentian pengecoran itu haruslah
diperhitungkan ditempat tertentu dimana tidak banyak adanya pengurangan kekuatan dari struktur beton.
Apabila tempat penghentian itu tidak ditunjukkan dalam gambar rencana, maka tempat-tempat
penghentian itu harus disetujui oleh pengawas ahli.

Untuk Pekerjaan keseluruhan Beton bertulang ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan (terlampir).
METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN BONDEK (FLOOR DECK)
DAN WARMESH

 Floor deck dapat dipasang diatas tumpuan Portal konstruksi Beton,


 Panjang floor deck yang dipesan minimal harus dapat menutup 2 bagian bangunan dan
mengingat panjang dek yang dapat dipasang sesuai petunjuk direksi, maka sebaiknya
dapat menutup jarak bentang seefisien mungkin.
 Sambungan di antara 2 panjang panel bondek diusahakan seminimal mungkin.
 Pada waktu beton masih basah, panel dek berfungsi sebagai begisting yang aman,
meskipun demikian harus dihindari pemutusan beban dan dianjurkan pula
menggunakan papan untuk lintasan pekerja.
 Jarak pemikul akhir ditentukan oleh gaya geser,umumnya +/- 5 cm.
 Secara prinsip, floor deck bisa dipasang di atas tumpuan portal konstruksi beton,.
Panjang floor deck yang digunakan sekurang-kurangnya harus sanggup menutupi dua
bagian bangunan dan memiliki jarak bentang yang efisien. Sambungan yang terletak
di antara dua panjang panel krisdek juga diusahakan seminimal mungkin. Meskipun
panel deck ini bisa menjadi bekisting yang aman ketika kondisi beton masih basah,
tetapi sebaiknya gunakan papan untuk lintasan pekerja dan sebisa mungkin hindarilah
pemutusan beban.

Contoh Gambar Pemasangan Bondek


 Cara Pemasangan besi Warmesh (Pas Wire Mesh M.8 UK. 210X540 cm)
Wiremesh adalah bahan bangunan berupa besi polos/ulir yang terbuat dari bahan
wirerod. Selanjutnya material ini dibuat menjadi lembaran-lembaran dengan ukuran
sesuai dengan permintaan atau sesuai dengan petunjuk direksi. Wiremesh ini biasanya
dipakai sebagai tulangan dalam pengecoran lantai bangunan.

Secara prinsip, pemasangan wiremesh ini tidak jauh berbeda dengan pemasangan besi
beton yang dipakai untuk tulangan plate. Namun wiremesh memiliki kelebihan yaitu
penggunaannya lebih praktis karena bentuknya sudah teranyam. hanya perlu
mengukur wiremesh tersebut sesuai dengan luas bidang yang telah diperhitungkan
dengan matang, lalu dipotong sesuai ukuran tersebut.

Dalam pemasangan wiremesh, harus benar-benar diperhatikan diameter wiremesh


yang akan dipasang dengan kebutuhannya.atau sesuai petunjuk direksi Jangan sampai
ukuran diameter tersebut tidak tepat walaupun hanya berselisih 1 mm saja. Ini
dikarenakan tingkat kekuatan wiremesh akan jauh berbeda bila ukurannya tidak sesuai
dengan perencanaan. kami juga menghindari menggunakan wiremesh yang sudah
berkarat

 Pengikatan dengan Las


Langkah berikutnya adalah mengelas bagian ujung dek dari atas ke bawah
memakai las cantum yang berdiameter 10 mm pada bagian rata sisi-sisi rusuk
panel. Pada tumpuan tengah setiap panel dek juga perlu dilas di bagian rata sisi
rusuk betina menggunakan kawat las baja colulose AC/CD yang berukuran
3,25 mm.

Contoh gambar detail pemasangan besi warmesh


Contoh gambar pemasangan besi warmesh

Persiapan Pengecoran
Untuk melakukan persiapan pengecoran, diperlukan tiang penyangga sementara yang berguna
untuk mencegah terjadinya lendutan pada waktu cor beton masih dalam kondisi basah. Setelah
umur beton mencapai sekitar 7-14 hari, tiang penyangga sementara tersebut bisa dilepaskan.
Gambar Proses pengecoran Lantai Plat menggunakan Bondek dan besi warmesh

Anda mungkin juga menyukai