Anda di halaman 1dari 67

METODE PELAKSANAAN

BELANJA MODAL GEDUNG DAN BANGUNAN,

PEKERJAAN REPLACEMENT PAGAR LINGKUNGAN BENGKEL

DAN KANTOR DISTRIK NAVIGASI KELAS III PONTIANAK

TAHUN ANGGARAN DIPA - 2016

cv. DUA SAUDARA 1


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana yang dibuat oleh pihak
perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting dan membutuhkan pengaturan
serta pengawasan pekerjaan yang baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada waktunya, dan sesuai
dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.

Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil tidaknya suatu proyek, oleh
karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja,
serta tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan
baik serta dapat mengambil keputusan‐keputusan mengenai masalah‐masalah yang ditemui di lapangan.

Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah‐masalah yang tidak terduga dan tidak
dapat diatasi oleh satu pihak saja. Untuk itulah diperlukan adanya rapat koordinasi untuk memecahkan dan
menyelesaikan masalah bersama‐sama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh :

‐ Konsultan Proyek
‐ Koordinator dan Pelaksana
‐ Pihak Pemilik ( Owner )
‐ Konsultan Perencana
‐ Bantuan Teknis ( Dinas terkait )

Dalam tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengikuti rencana yang telah dibuat
oleh pihak perencana. Antara lain gambar rencana dan segala detailnya, jenis material, dan dokumen lainnya.
Tahap selanjutnya kontraktor mengerjakan shop drawing sebagai gambar pelaksanaan dengan ruang
lingkup serta detail yang lebih sempit kemudian untuk tahap akhir kontraktor membuat as built drawing
sebagai gambar akhir sesuai dengan yang ada di lapangan yang digunakan sebagai laporan akhir.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud : Memberikan gambaran tentang manajemen dan tata cara pelaksanaan pekerjaan di lapangan
Tujuan : Mendapat hasil pekerjaan yang tepat : Kualitas, Kuantitas dan Waktu

LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan berada di Jalan Khatulistiwa Kota Pontianak Provinsi Kalimantan
Barat

cv. DUA SAUDARA 2


Peta Lokasi Pekerjaan Jalan Khatulistiwa Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat

cv. DUA SAUDARA 3


LINGKUP PEKERJAAN
Ruang Lingkup Pekerjaan Kegiatan Belanja Modal Gedung dan Bangunan, Replacement Pagar
Lingkungan Bengkel dan Kantor Distrik Navigasi Kelas III Pontianak ini adalah sebagai berikut :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Meliputi :
1. Mobilisasi dan demobilisasi
2. Pembersihan lapangan dan perataan
3. Pembongkaran beton & dinding pagar lama
4. Mengangkut & membuang sisa bongkaran
5. Pengukuran dan pemasangan bowplank
6. Pembuatan direksi keet, gudang & bangsal kerja
7. Penerangan dan keselamatan kerja
8. Penyediaan air kerja
9. Papan nama kegiatan
10. Dokumentasi/administrasi/As-Built Drawing

II. PEKERJAAN TANAH, CERUCUK & URUGAN


Meliputi :
1. Galian tanah pondasi
2. Pemancangan cerucuk Ø 8/10 - 4m
3. Pasir alas pondasi tebal 15 cm
4. Urugan kembali tanah pondasi

III. PEKERJAAN BETON


Meliputi :
1. Lantai kerja tebal 5 cm
2. Beton pondasi pagar
 Beton cyclop
 Bekesting
3. Beton untuk tiang kolom uk. 12/12
 Beton K.175
 Tulangan
 Bekesting
4. Beton untuk sloof uk. 12/25
 Beton K.225
 Tulangan
 Bekesting
5. Beton untuk ring balok 12/13,5
 Beton K. 175
 Tulangan
 Bekesting

cv. DUA SAUDARA 4


IV. PEKERJAAN DINDING & PLESTERAN
Meliputi :
1. Pasangan dinding batako uk. 7x15x30 cm
2. Plesteran dinding batako tebal 1,5 cm
3. Plesteran sloof, tiang kolom dan ring balok tebal 1,5 cm

V. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Meliputi :
1. Pekerjaan ornamen tiang kolom pagar depan
2. Pekerjaan pengecatan dinding dan ornamen

cv. DUA SAUDARA 5


BAB II
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

SITE MANAJEMEN
Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan Kegiatan Belanja Modal Gedung dan
Bangunan, Replacement Pagar Lingkungan Bengkel dan Kantor Distrik Navigasi Kelas III
Pontianak pada lokasi Jalan Khatulistiwa Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat perlu dilakukan
Site Manajemen yang meliputi :

1. Kecukupan ruang kerja dan sirkulasi kegiatan


2. Tata letak lokasi pekerjaan
3. Meminimalisir gangguan yang ada selama pekerjaan.
4. Efektif dan Efisiensi dalam pekerjaan

KELENGKAPAN FASILITAS PROYEK


Untuk kelengkapan fasilitas lapangan di area proyek secara umum terdiri dari :

1. Kantor Direksi
2. Kantar manajemen lapangan yang didalamnya terdapat ruang rapat proyek, ruang kerja team
proyek.
3. Gudang material yang ditempatkan di tempat yang strategis sehingga tidak mengganggu
jalannya pekerjaan.
4. Los Kerja pekerjaan kayu, besi beton serta pekerjaan lain yang memerlukan fabrikasi dilapangan.

Disamping itu pula untuk persiapan kerja juga akan dibuat panel dan instalasi listrik sementara baik untuk
penerangan maupun untuk peralatan yang memerlukan tenaga listrik untuk menggerakannya seperti Bor,
mesin serut kayu dan lain‐lain.
Penempatan personil keamanan atau security merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari
proses relokasi area lapangan guna menghindari adanya kendala‐kendala yang tidak di inginkan selama
pelaksanaan pekerjaan.

PENGENDALIAN LALU-LINTAS PERALATAN (MOBILITAS) & BAHAN


KOMPONEN.
Dalam hal ini kontraktor pelaksana melakukan mobilisasi awal terhadap peralatan awal yang di butuhkan
baik secara temporary maupun yang tetap. Dalam melaksanakan pekerjaan awal atau pendahuluan
terkait pelaksanaan proyek ini kami akan selalu memperhatikan :

1. Keteraturan dan sistematis sirkulasi mobilisasi peralatan


2. Menanggulangi tingkat hambatan secara maksimal terhadap aktifitas yang berjalan
3. Melakukan proteksi baik untuk sementara atau tetap terhadap semua akses yang dilalui area
umum / lingkungan sekitar.

cv. DUA SAUDARA 6


RENCANA SCHEDULE PEKERJAAN
Schedule yang di rencanakan untuk pekerjaan ini 150 (Seratus Lima Puluh) Hari Kalender masa
pelaksanaan yang mencakup pendatangan atau mobilisasi material, Tenaga Kerja.
Untuk melihat secara detail tahapan pelaksanaan pekerjaan dapat di lihat pada lembar kerja schedule
pelaksanaan di lembar tersendiri.

DAFTAR PERSONIL
Untuk dapat mencapai hasil yang baik, di perlukan pengaturan dan manajemen lapangan yang baik. Untuk
itu pada proyek ini di bentuk susunan personil yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan
dilapangan. Daftar personil untuk pelaksanaan proyek ini sebagaimana yang disampaikan kepada panitia
pengadaan dalam lembar tersendiri.

WORKFLOW PEKERJAAN
SPK

SPK

PEKERJAAN PERSIAPAN

PE KER JAAN PE RSIAPA N

PEKERJAAN TANAH, CERUCUK & URUGAN

PE KER JAAN STRUK TUR

PEKERJAAN BETON

PEKERJAAN DINDING & PLESTERAN

PEKERJAAN LAIN-LAIN

PERAPIHAN SISA PEKERJAAN

BAST

cv. DUA SAUDARA 7


BAB III
URAIAN PEKERJAAN UTAMA

A. PENJELASAN UMUM
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah di keluarkan Surat Penunjukan Pemenang serta kontrak
disetujui serta Surat Perintah Mulai Kerja Berikut Surat Penyerahan Lapangan telah di terima oleh
Pihak Kami. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam
dokumen kontrak yaitu selama 150 hari kalender. Dalam pelaksanaan proyek, kami selaku
kontraktor pelaksana akan tetap mengacu pada RKS baik untuk bahan bangunan dan mutu
bangunan.

Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi, penentuan methode kerja sangatlah penting. Hal ini
dikarenakan methode kerja yang tepat sesuai dengan pekerjaan dan kondisi proyek akan
menentukan hasil penyelesian proyek tersebut, sehingga methode kerja ini harus di rencanakan
dan dievaluasi secara cermat sebelum pekerjaan berlangsung.
Pemilihan alat kerja yang sesuai, teknis pelaksanaan yang tepat serta pengelolaan sumber daya
manusia yang baik akan menunjang performa dan progress pekerjaan dilapangan dengan baik.

Pembahasan pada bab ini meliputi beberapa bagian dari pelaksanaan pekerjaan, mulai dari
material, peralatan, dan pekerjaan struktur dan Pekerjaan Infrastruktur.

B. MATERIAL
Material adalah semua jenis bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan suatu proyek.
Material‐material yang digunakan harus memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam Rencana
Kerja dan Syarat – syarat (RKS) yang telah ditentukan oleh konsultan perencana dan pemilik
proyek.

Adapun material yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut :

1. Air
Air merupakan bahan yang penting pada beton yang menyebabkan terjadinya reaksi kimia
dengan semen. Air digunakan untuk berbagai keperluan antara lain sebagai bahan adukan
beton, adukan semen, untuk perawatan beton (curing), pekerjaan pembersihan sebelum
dilakukan pengecoran. Air yang digunakan harus bersih dari bahan‐bahan yang dapat
mengurangi kekuatan beton seperti minyak, garam, bahan‐bahan organik, serta sampah atau
kotoran. Air yang digunakan pada proyek ini merupakan air sumur yang diperoleh dari lokasi
proyek dengan cara pembuatan sumur pantek atau dengan penyambungan pada saluran air
(sumber air) yang sudah ada.

2. Semen
Semen merupakan bahan pengikat hidrolik yang apabila dicampur dengan air dan setelah
mengeras tidak mengalami perubahan kimia jika dikenai air. Semen yang digunakan adalah
semen yang sesuai dengan spesifikasi teknis dari konsultan yaitu semen portland type I. Semen
disimpan pada tempat yang baik agar terlindung dari cuaca (air, hujan dan kelembaban tinggi)
yang dapat menyebabkan semen mengeras dan rusak.

cv. DUA SAUDARA 8


Semen

3. Agregat Halus ( Pasir )


Agregat halus yang digunakan untuk pembuatan adukan pasangan batu, plesteran dan
pasangan bata adalah agregat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu‐
batuan atau. Pasir yang digunakan harus berbutir tajam, keras, dan tidak mengandung lumpur
lebih dari 5 %.

Agregat Halus

4. Agregat Kasar ( Split )


Agregat kasar yang digunakan sebagai bahan pembuatan beton adalah agregat berupa kerikil
yang berasal dari disintegrasi alami dari batu‐batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu dan mempunyai ukuran 5 ‐ 40 mm.
Agregat kasar yang digunakan untuk adukan beton pada proyek ini berupa batu pecah. Agregat
kasar ini harus memiliki gradasi yang baik, keras, padat dan tidak terbungkus oleh material
lainnya. Agregat kasar yang digunakan yaitu split 1 cm – 2 cm.
Agregat kasar yang digunakan sebagai campuran beton tidak dilakukan pengujian. Sehingga
secara ilmiah tidak diketahui tingkat kekerasan dari agregat tersebut. Tingkat keausan yang
disyaratkan yaitu sekitar 10 – 40 %.

Split

cv. DUA SAUDARA 9


5. Baja Tulangan
Merupakan material yang sangat penting dalam beton bertulang, sehingga perlu dijaga mutu
dan kualitasnya. Untuk mengetahui mutu besi baik maka harus memenuhi syarat‐ syarat sebagi
berikut :
a. Bebas dari kotoran‐kotoran, lapisan minyak, karat dan tidak retak atau mengelupas.
b. Mempunyai penampang yang sama rata
c. Ukuran disesuaikan dengan Gambar Kerja
Untuk tempat penyimpan sebaiknya diberi bantalan kayu dan tempat yang kering unruk
menghindari karat.
Untuk pekerjaan ini menggunakan Besi Tulangan U24.

Baja Tulangan

6. Kayu
Kayu digunakan untuk bekisting pekerjaan beton lainnya. Kayu yang digunakan terdiri dari
balok kayu, papan, multipleks 9 mm yang mempunyai ukuran bermacam‐macam sesuai
kebutuhan. Adapun ukuran kayu yang digunakan adalah :
a. Kayu Papan untuk pembuatan bekisting sloof dan kolom
b. Kayu kaso ukuran 5/7 untuk perancah bekisting
c. Kayu perancah dipakai untuk penyangga bekisting plat
d. Multipleks tebal 9 mm

Sedangkan kayu Cerucuk Dia. 8 – 10 cm digunakan sebagai stabilisasi tanah untuk pekerjaan
Pagar Lingkungan Bengkel dan Kantor.

C. PERALATAN
Peralatan yang dipergunakan pada pekerjaan Kegiatan Belanja Modal Gedung dan
Bangunan, Replacement Pagar Lingkungan Bengkel dan Kantor Distrik Navigasi Kelas
III Pontianak adalah :
‐ Mobil Pick Up
‐ Concrete Mixer
‐ Water Pump
‐ Gerobak Dorong Roda Satu
- Gerobak Dorong Roda Dua
- Peralatan Tukang

cv. DUA SAUDARA 10


Mobil Pick Up
Untuk angkutan material dari dan menuju proyek menggunakan ordinary truck. Serta untuk
pembuangan material sisa‐sisa bongkaran keluar site.

Pick Up

Concrete Mixer
Concrete Mixer digunakan untuk pembuatan adukan beton pada pekerjaan pondasi menerus,
sloof, dan kolom. Molen ini digerakkan dengan menggunakan tenaga mesin diesel, kapasitas
molen yang digunakan adalah 0,35 m3. Kecepatan putar alat harus benar‐benar stabil, karena
berpengaruh pada mutu beton yang dihasilkan.

Concrete Mixer

Water Pump / Pompa Air


Sebagai penunjang kebutuhan air selama pekerjaan berlangsung, pompa air sangat diperlukan
untuk mendukung kelancaran proses pekerjaan dari awal sampai selesainya pekerjaan.

Water Pump

cv. DUA SAUDARA 11


Gerobak Dorong Roda Satu
Sebagai sarana alat angkut Material berupa Semen, Batu, Pasir, Beton dan sebagainya.

Gerobak Dorong Roda Satu

Gerobak Dorong Roda Dua


Sebagai sarana alat angkut Material besar dengan jumlah banyak berupa Semen, Batu, Pasir,
Beton dan sebagainya.

Gerobak Dorong Roda Dua

Peralatan Tukang
Peralatan Tukang yaitu alat bantu dalam pekerjaan, bias berupa alat tukang semen, kayu dan
alat bantu lainnya.

Waterpass
Waterpass digunakan untuk menentukan elevasi/ peil untuk galian, timbunan dan lain-lain
yang membutuhkan elevasi berdasarkan ketinggian titik yang diketahui. Alat ini digunakan
untuk mengecek ketinggian timbunan agar tidak melebihi tinggi rencana dan mengecek
ketebalan tmbunan, sehingga timbunan yang dihasilkan dapat datar. Selain itu juga dapat
digunakan untuk pembuatan tanda/marking pada pasangan batu kali sebagai acuan
pekerjaan lain, seperti acuan untuk pekerjaan saluran. Dalam penggunaannya, waterpass
didirikan pada tripod (kaki tiga).

Waterpass

cv. DUA SAUDARA 12


Peralatan Lainnya :
‐ Palu, linggis
‐ Cangkul
‐ Sekop
‐ Meteran
‐ Alat Ukur / Mistar
‐ Dll

D. PEKERJAAN PERSIAPAN

Ruang lingkup pada pekerjaan persiapan ini adalah :


‐ Mobilisasi dan demobilisasi
‐ Pembersihan Lapangan dan Perataan
‐ Pembongkaran beton & dinding pagar lama
‐ Mengangkut & membuang sisa bongkaran
‐ Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
- Pembuatan Direksi keet, Gudang Alat dan Bedeng Pekerja
‐ Penerangan dan Keselamatan Kerja
‐ Penyediaan Air Kerja
‐ Papan nama Proyek
‐ Biaya Dokumentasi, Administrasi dan Biaya As Build Drawing

Mobilisasi dan Demobilisasi


Tahap awal untuk proyek dapat terlaksana tentunya elemen-elemen pelaksanaan harus
diadakan dan siap untuk bekerja. Tahapan ini termasuk dengan serah terima lapangan
dengan pemilik pekerjaan, perijinan dan mobilisasi sumber daya. Di tahapan ini jadwal
mobilisasi sudah harus fix dan menjadi pegangan pelaksana proyek.
Penyusunan Sumber Daya Manusia (SDM) / Organisasi Project adalah point interest
dalam pekerjaan ini menyangkut strategi eksekusi dan planning yang akan dituangkan
kedalam Skejul Lapangan dengan mengacu kepada Skejul Master sehingga milestone dan
critical path pekerjaan sudah terencana dan bisa diminimalisir kesalahan yang akan terjadi
baik dari segi biaya ataupun jadwal/waktu pelaksanaan.
Akses mobilisasi material yang dibutuhkan perlu strategi jelas dan keputusan yang tepat,
dalam pelaksanaan ini yaitu mengingat kondisi waktu yang sangat terbatas pekerjaan di
atas yaitu dengan waktu 150 Hari Kalender, hal ini perlu perhatian yang serius kapan
harus mulai ditentukan mobilitasnya sehingga tiba di site sesuai dengan skejul yang telah
direncanakan (lihat dalam sub penjelasan masing-masing pekerjaan dalam metode kerja
ini).
Aspek tahapan ini sangat berpengaruh terhadap kesinambungan pekerjaan kedepannya
karena menunjukan kesiapan dari semua unsur yang terkait seperti Owner, Konsultan
Pengawas dan Kontraktor.

cv. DUA SAUDARA 13


Pembersihan Lapangan dan Perataan
Pembersihan Lapangan
Pembersihan lahan tidak semata-mata menghilangkan ganguan-gangguan fisik areal
seperti akar pohon atau batu-batu besar atau bangunan lama saja tetapi lebih mendalam
lagi adalah tanah jelek ( humus )/ gambut .
Secara teknis tanah jelek/gambut harus dibuang keluar karena akan mempengaruhi daya
dukung tanah untuk pondasi. Maka perlu penanganan khusus dalam pembersihan area
bangunan yaitu dengan membuang tanah yang jelek sampai kedalaman 10 - 15 cm.

Yang menjadi kritikal poin adalah area pembuangan yang perlu dicermati karena
bagaimanapun tanah jelek yang akan di keluarkan cukup banyak mencapai 1000~1500
M3. perlu lahan luas yang dapat menampung menjadi perhatian khusus dalam
pelaksanaan ini.
Pembersihan area site tidak terjadi hanya di awal pekerjaan saja tetapi secara berkala dan
menjadi kegiatan rutinitas proyek itu sendiri
Perlunya penataan lokasi untuk tempat pembuangan sementara baik puing atau sampah
sangat diperlukan dimana rutinitas atau kegiatan proyek tidak terganggu oleh
penumpukan-penumpukan yang tidak beraturan.

Pembongkaran beton dan dinding pagar lama


Pembongkaran
Pekerjaan Pembongkaran beton dan dinding pagar lama merupakan pembongkaran pada
pagar lama dengan menggunakan manual (tenaga manusia) dan tidak mengganggu atau
merusak bangunan lain yang telah ada. Konstruksi beton dan dinding pagar lama
sebelum dilaksanakan akan dibongkar dan diganti dengan konstruksi baru.

Mengangkut dan membuang sisa bongkaran


Sisa hasil pembongkaran diangkut dan dibuang keluar dari lokasi yang aman dan jauh
dari gangguan.
Yang menjadi kritikal poin adalah area pembuangan yang perlu dicermati karena
bagaimanapun hasil pembongkatan yang akan di keluarkan cukup banyak. Perlu lahan
luas yang dapat menampung menjadi perhatian khusus dalam pelaksanaan ini.

Pengukuran dan Pemasangan Bowplank


Pengukuran
Pengukuran ulang perlu dilaksanakan untuk cross chek kembali antara ukuran yang ada pada
gambar rencana dengan keadaan lahan yang akan dibangun tersebut. Untuk memulai
pelaksanaan pekerjaan pembangunan yang pertama kali harus dilaksanakan adalah Pekerjaan
Pengukuran dengan cara membuat suatu titik tolak / titik duga yang disebut BM ( Bench Mark )
berupa patok beban ukuran 15 / 15 cm yang diberi warna dengan ketentuan (biasanya warna
merah). Pengukuran ulang dilaksanakan pada setiap akan melaksanakan setiap masing‐masing
pekerjaan.

cv. DUA SAUDARA 14


Bench Mark merupakan titik tetap sebagai referensi untuk posisi horisontal dan posisi vertikal
semua detail didalam site dan sekitarnya. Selanjutnya dapat dilakukan pengukuran untuk
penentuan titik ketinggian dan sudut‐sudut dengan menggunakan waterpass dan theodolite.
Pengukuran sudut siku‐siku dengan prisma atau benang secara azaz Segi Tiga Phytagoras
sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas. Permukaan peil ± 0,00 bangunan pagar
diambil dari permukaan tanah existing. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi beton cyclop,
sloof, dan lain‐lain akan mengambil patokan dari peil ± 0,00 tersebut.

Bouwplank
Yang dimaksud dengan bouwplank adalah papan yang dipasang pada patok‐patok pengukuran
ukuran bangunan atau patok (duga peil) yang dipasang mendatar dari sebelah atasnya diketam
secara rata dan rapi. Fungsi bouwplank adalah :
‐ Untuk memudahkan titik‐titik ukuran
‐ Untuk menarik atau membuat sumbu
‐ Untuk menentukan garis‐garis pasangan batu kali
‐ Sebagai pedoman dalam menggali tanah pondasi pasangan batu kali

Didalam pekerjaan pengukuran bentuk dan ukuran ruangan dalam suatu bouwplank, yang
diperlukan pertama‐tama adalah :
‐ Gambar rencana
‐ Pembersihan tanah dan pemasangan patok‐patok sesuai dengan gambar rencana
‐ Memotong bowplank
‐ Memberi tanda pada bowplank dengan paku , cat/meni
Bahan dan Alat :
‐ Kayu Balok 5/7
‐ Paku 2”‐3”
‐ Kayu Papan 3/20
‐ Palu
‐ Benang
‐ Meteran
Prosedur pemasangan Bowplank :
a. Kedudukan harus kuat dan tidak mudah goyah
b. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bowplank tidak goyah akibat pelaksanaan
c. Terdapat titik atau dibuat tanda
d. Sisi atas bowplank harus terleat sebidang (horizontal) dengan papan bowplank lainnya
e. Letak kedudukan bowplank harus seragam menghadap kedalam bangunan
f. Garis benang bowplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi beton cyclop dan pagar

Pemasangan Bouwplank

cv. DUA SAUDARA 15


Pembuatan Direksi Keet, Gudang Alat dan Bedeng Pekerja
Direksi Keet, Gudang Material dan Bedeng Pekerja
Kantor proyek di bangun sebagai tempat bekerja bagi para staf baik staf dari kontraktor,
pengawas, maupun pemilik proyek di lapangan. Pembuatan direksi keet Pembangunan tidak di
bangun secara permanen karena hanya bersifat sementara, namun tetap mengutamakan
kenyaman yang mengacu pada spesifikasi teknis dokumen pelelangan yakni Direksi keet
dilengkapi dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.
Untuk Pembuatan Gudang Material dan peralatan bertujuan untuk melindung material maupun
alat dari pengaruh cuaca.
Dan pembuatan Bedeng Pekerja bertujuan untuk tempat pekerja melakukan aktifitas pekerjaannya,
agar tidak terpengaruhi pada cuaca.

Penerangan dan keselamatan kerja


Penyediaan listrik kerja dilakukan dengan menggunakan mesin genset dengan kapasitas
yang sesuai dan jumlah yang sesuai kebutuhan lapangan yaitu meliputi penerangan
untuk Direksi Keet, penerangan untuk pekerjaan di site apabila terjadi pekerjaan lembur.
Penyediaan listrik kerja dilakukan dengan melakukan penyambungan listrik ke PLN
(apabila tersedia sambungan PLN) atau dengan menggunakan mesin genset dengan
kapasitas yang sesuai dan jumlah yang sesuai kebutuhan lapangan yaitu meliputi
penerangan untuk Direksi Keet, penerangan untuk pekerjaan di site apabila terjadi
pekerjaan lembur.
Listrik sangat diperlukan dalam pekerjaan ini terutama pada saat lembur. Sumber tenaga
listrik dapat kita peroleh dari mesin genset yang kita sediakan.
Untuk menjaga suasana suasana bekerja yang kondusif dan tidak mendapat gangguan
dari pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab dan menjaga keselematan kerja maka
dibutuhkan pengamanan dan petugas K3 di lokasi pekerjaan. Keselamatan kerja itu
sendiri berkoordinasi dengan pihak yang berwajib dilokasi setempat.

Penyediaan air kerja


Supply air besih dan air kerja untuk pelaksanaan pekerjaan akan mencari sumber lain
yang memenuhi syarat untuk pelaksanaan pekerjaan.
Keperluan air bersih, meliputi :
a. Air untuk bahan campuran adukan beton, untuk plesteran dan untuk adukan
pasangan bata
b. Untuk perawatan beton (curing),
c. Untuk toilet dan MCK pekerja.
d. Keperluan pekerjan lainnya.

Pembuatan Papan Nama Proyek


Sebagai identitas untuk umum, dengan dipasangnya papan nama proyek khalayak
umum akan mengetahui aktifitas proyek dan jauh dari kecurigaan. Papan nama dibuat
dari bahan kayu yang dupakukan ke balok (rangka+perkuatannya). Pada bagian papan
dilapisi dengan seng/plat tipis kemudian disablon/cat identitas proyek. Papan nama
dipasang (dipancang) dengan kokoh ke tanah sehingga tidak mudah roboh.

cv. DUA SAUDARA 16


Papan nama proyek dibuat berdasarkan spesifikasi teknis atau menurut petunjuk dari
direksi. Isi dari papan nama proyek adalah nama pekerjaan, lokasi pekerjaan, tahun
anggaran, waktu pelaksanaan, sumber dana dan durasi pelaksana. Papan nama proyek
dipasang dan ditempatkan pada area lokasi yang telah disepakati sebelumnya.

Tahapan Pelaksanaan
Papan nama proyek dibuat dengan menggunakan kain sablon yang berbahan plastik,
yang kemudian dicetak. Setelah hasil cetakan jadi, kemudian dipakukan ke multipleks
9mm yang dipotong dengan ukuran sesuai dengan cetakan papan nama. Setelah itu
dipaku pada balok kayu dan dipasang disekitar lokasi proyek yang telah disepakati.

Dokumentasi / Administrasi / As-Built Drawing


Selama berlangsungnya pekerjaan maka perlu dibuat foto-foto dokumentasi setiap item
pekerjaan sebagai kelengkapan dari laporan administrasi dan juga untuk melengkapi
data-data administrasi proyek.
Untuk itu harus tersedia peralatan-peralatan untuk kebutuhan administrasi tersebut
sehingga mendukung kelancaran pekerjaan di lapangan.
Pengarsipan harus dilakukan di lokasi pekerjaan terhadap data-data proyek sehingga
kalau dibutuhkan setiap saat tidak ada kesulitan.
Kegiatan ini dilakukan untuk dijadikan bukti dalam laporan prestasi pekerjaan kepada
Direksi atau Pengawas Pekerjaan. Dimana pekerjaan ini dilakukan dari awal proyek (0%)
sampai berakhirnya proyek (100%).
Tahapan Pelaksanaan
Kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan
berakhirnya pelaksanaan. Segala kegiatan atau aktifitas pelaksanaan pekerjaan harus
dilakukan dokumentasi untuk melengkapi laporan administrasi.

Asbuilt Drawing
As Built merupakan gambar aktual setelah semua pekerjaan dilapangan selesai, as built
digunakan sebagai bukti pekerjaan yang telah diselesaikan.

cv. DUA SAUDARA 17


E. PEKERJAAN STRUKTUR

PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI


Pekerjaan galian dilakukan dalam Pondasi Pagar Beton Cyclop Pekerjaan Galian terdiri
dari berbagai macam ukuran baik lebar, panjang ataupun kedalaman. Pondasi Pagar yang
digunakan dalam proyek ini adalah Beton Cyclop.

a. Penggalian Pondasi Pagar Beton Cyclop

Penggalian Pondasi Pagar Beton Cyclop menggunakan tenaga manusia karena


setelah galian pekerjaan utama dilanjutkan secara parallel bersamaan dengan
pekerjaan Pondasi Pagar Beton Cyclop.

b. Metode Kerja

 Sebelum penggalian tanah Pondasi Pagar Beton Cyclop dimulai juru ukur
memasang profil sebagai acuan untuk menunjukan batas, bentuk, ukuran
maupun elevasi dari suatu pekerjaan sesuai dengan gambar rencana.
 Tanah hasil galian dapat dibuang disekitar lokasi pekerjaan, sehingga tanah
galian tersebut dapat digunakan lagi untuk menguruk kembali bekas galian dan
harus mendapat persetujuan dari Direksi atau Pengawas Lapangan.
 Untuk keadaan-keadaan khusus, kemiringan lereng galian Pondasi Pagar Beton
Cyclop dapat menyimpang dari criteria yang ada atas dasar petunjuk dan
persetujuan dari Direksi pihak pelaksana harus memperbaikinya kembali.
 Apabila galian tanah untuk Pondasi Pagar Beton Cyclop telah selesai, maka
bersama-sama Direksi atau Pengawas Lapangan melakukan pemeriksaan ulang
terhadap dimensi galian, apakah sesuai dengan gambar rencana yang ada,
sehingga dapat dilakukan pekerjaan selanjutnya yaitu pekerjaan pemasangan
Pondasi Pagar Beton Cyclop.
 Bersama-sama Direksi lapangan, melakukan pemeriksaan pada bagian yang
telah terpasang apakah sudah bias diurung atau belum.
 Tanah humus maupun akar-akar kayu yang berada pada bagian yang diurung
agar dibersihkan dan dibuang jauh dari lokasi pekerjaan.
 Bagian yang diurug apabila sudah siap maka pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan.
 Pekerjaan Galian Tanah selesai dokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan
laporan.

cv. DUA SAUDARA 18


P EKERJ AAN C ER UC UK , P ENG AD AAN D AN P EM ANC ANG AN
 Bahan kayu yang digunakan adalah kayu cerucuk Ø 8 - 10 cm, P = 4 M (sesuai
gambar terlampir). Cerucuk yang digunakan harus lurus dan tidak ada bagian
yang lapuk, sebelum dipancang bahan harus disetujui oleh pihak proyek.
 Sebelum dipancang salah satu ujung cerucuk diruncing pada semua sisi.
Pemancangan dilakukan dengan palu (Manual). Kedalaman pemancangan dan
titik pemancangan harus sesuai dengan perhitungan teknis dan atau gambar. Bila
masih ada bagian atas kayu yang tersisa, kayu tidak boleh dipotong dan dalam
hal ini harus segera dilaporkan kepada pihak proyek. Permukaan cerucuk secara
keseluruhan harus datar, sehingga dapat berfungsi dengan maksimal pada saat
pekerjaan pekerjaan pengecoran dilakukan di atasnya.

PASIR ALAS PONDASI


Pekerjaan Pasir Alas Pondasi adalah penambahan material dari timbunan pasir berupa
dasar pekerjaan pondasi dengan ketebalan 15 cm.
a. Metode Pelaksanaan
 Material Pasir Alas Pondasi yang disetujui direksi diambil dengan menggunakan
tenaga manusia
 Pekerjaan pengurugan dan pemadatan dilakukan sesuai dengan petunjuk
Direksi, Pasir Alas Pondasi dikerjakan mengikuti bidang-bidang lapisan arah
horizontal selebar bidang kerja, pekerjaan Pasir Alas Pondasi ini dilakukan
secara manual oleh tenaga manusia.
 Tebal lapisan urugan pasir untuk alas pondasi adalah 15 Cm dengan
menggunakan peralatan yang sedehana yang telah disiapkan berupa balok kayu
yang telah diberi pegangan.
 Selama Pasir Alas Pondasi dan pemadatan, beberapa pekerja merapihkan tepi
hamparan, dua sisi pekerjaan pondasi lalu menambah kekurangan Pasir untuk
mencapai elevasi permukaan yang sesuai.

cv. DUA SAUDARA 19


URUGAN KEMBALI TANAH PONDASI

Yaitu pekerjaan yang menggunakan material tanah bekas galian untuk mengisi sisi
pondasi yang dikerjakan secara parallel atau simultan sesuai dengan arahan dari
supervisor lapangan.
Prosedur dalam mengurug kembali tanah galian ke dalam pondasi harus mendapatkan
persetujuan dari direksi lapangan. Sisi pondasi yang akan diurug harus sudah bebas dari
kotoran puing-puing atau kayu serta bekisting yang masih menempel pada pondasi
tersebut. Hal ini untuk menghindarkan keroposnya tanah urug yang menyebabkan daya
dukung tanah akan menurun.

Metode Pelaksanaan :
 Material urugan menggunakan tanah bekas galian pondasi dan harus mendapat
persetujuan direksi pekerjaan dan konsultan pengawas
 Pekerjaan penghamparan dan pemadatan dilakukan sesuai dengan petunjuk Direksi,
penimbunan dikerjakan mengikuti bidang-bidang lapisan arah horizontal selebar
bidang kerja dengan kemiringan sesuai rencana dan setiap level pekerjaan
penghamparan ini dilakukan oleh tenaga manusia.
 Tebal lapisan Urugan kembali tanah pondasi sebelum dipadatkan tidak boleh lebih
dari yang disyaratkan dan setiap lapis harus dipadatkan sampai kepadatan yang
diminta yang paling diprioritas utama pada pekerjaan Urugan kembali tanah
pondasi. Penghamparan dengan menggunakan tenaga manusia serta dibantu dengan
penyemprotan air dan alat stamper, Selama pemadatan sekelompok pekerja akan
merapihkan kembali tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan
alat bantu yang memadai.
 Bersama-sama Direksi pekerjaan, dilakukan pemeriksaan akhir terhadap hasil
pekerjaan yang sudah Selesai dikerjakan sebagai dasar perhitungan volume
pekerjaan.
 Lakukan perbaikan - perbaikan apabila didalam pemeriksaan bersama Direksi masih
ada kekurangan/ kesalahan yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknik.

PEMADATAN
Pemadatan adalah proses yang bersamaan dengan proses timbunan pemadatan yang
digunakan dalam proyek ini menggunakan Tamping Ramer dimana fungsi mesin ini
untuk memadatkan tanah .
Pola pelaksanaan mengacu kepada standar teknik di Indonesia yaitu pemadatan
dilakukan secara berlapis dimana setiap lapis mempunyai ketinggian 20 cm dan selama
dalam pemadatan tanah perlu disiram dengan air supaya pori-pori tanah terisi dan
monolit secara struktur tanah atau mencapai kepadatan titik jenuh air. Secara visual
kepadatan tanah bisa diperhatikan bila air sudah tidak bisa meresap lagi dan tanah tidak
lengket di mesin pemadat maka tanah tersebut sudah padat.

cv. DUA SAUDARA 20


Bila direksi lapangan masih ragu akan kwalitas maka perlu pengetesan pihak ke-3 atau
labratorium dengan metode sand cone tes. Yang hal ini sudah mejadi kewajiban
pelaksana proyek dalam menjamin mutu yang dikerjakan.

Perlu diperhatikan pemakaian alat dalam pemadatan Tamping Ramer hanya digunakan
dalam pemadatan skala kecil dan luasan yang tidak lebih dari 1000 M3. Kemampuan alat
dalam memadatkan tanah sangat tergantung dari kemampuan dalam urugan yang
menggunakan tenaga manusia. Kemampuan alat pemadat (tamping ramer) sehari
mencapai 30 M3.

P EKERJ AAN PONDASI / U ND ER S T R UC T UR E


Pada Pembangunan Proyek ini Pekerjaan Pondasi atau Under Structure dibagi menjadi dua
bagian besar :

a. Pondasi Beton cyclop


b. Sloof uk. 12/25 cm

Dalam mengerjakan pondasi ini system pelaksanaan/urutan pekerjaan sama dimana urutan
pekerjaan terdiri dari

Beton Cor Lantai Kerja


Beton Cor Lantai Kerja berfungsi sebagai penahan supaya beton tidak langsung menyentuh
tanah yang dalam pelaksanaan seringkali saat fabrikasi besi beton bersinggungan dengan
tanah sehingga karakteristik besi beton dan monolitnya antara beton dan besi bisa
terganggu.
Didalam Bestek disebutkan bahwa ketebalam rata-rata Beton Cor Lantai Kerja adalah 5 cm
atau atas arahan direksi lapangan.

cv. DUA SAUDARA 21


Pekerjaan Pondasi

Pekerjaan pondasi dalam pekerjaan ini menjadi pekerjaan utama dimana pondasi dibagi
menjadi

a) Pondasi Beton cyclop

Pondasi Beton cyclop adalah pondasi yang berfungsi menerima beban merata dan
menyebarkannya ke dalam tanah.
Didalam pelaksanaan proyek ini beban merata yang diterima oleh pondasi Beton cyclop
berasal dari beban-beban dinding ataupun pagar. Pondasi Beton cyclop tidak
diperuntukan menerima beban terpusat dari struktur karena pondasi ini tidak bisa
menerima gaya lateral.
Pondasi Beton cyclop berasal dari beton yang dikombinasi dengan adukan pasir semen
dengan komposisi 1 : 3.
Bentuk penampang melintang dari pondasi ini berbentuk trapezium, dengan ukuran
yang varian baik lebar bawah ataupun lebar atas serta ketinggian disesuaikan dengan
kebutuhan dilapangan.

Bagian atas diratakan dengan adukan semen yang berfungsi leveling untuk pemasangan
sloof di atasnya.

Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Beton cyclop adalah :


1. Sisi-sisi beton cyclop tidak bulat, pertemuan antara batu dengan batu harus diisi
dengan spesi.
2. Pemasangan Stek pengikat Beton cyclop dengan Sloof yang dipasang setiap jarak 1
m memakai besi beton Ф 10 mm atau Ф 12 mm dengan panjang 40 D. (lihat
gambar)

b) Sloof uk. 12/25 cm

Sloof beton bertulang adalah struktur yang berfungsi sebagi penyebar/pembagi beban
merata yang diteruskan ke pondasi dengan mutu Beton K.225 . Selain berfungsi sebagai
penyebar/pembagi beban di atasnya juga sebagai pengaku antara kolom dengan kolom
atau sebagai rigid frame.
Sloof biasanya berpenampang segi empat dan berada diantara permukaan tanah
tergantung dari perencana menempatkan sloof sebagai rigid frame atau flexible frame.
Di dalam pelaksanaan pekerjaan sloof untuk memudahkan di pelaksanaan di lapangan
pekerjaan dilaksanakan setelah sebagian tanah urug dikerjakan dan simultan dengan
pekerjaan pondasi.

Pelaksanaan Pekerjaan Sloof dilaksanakan setelah 60% dari pekerjaan Pondasi Beton
cyclop selesai. (Analisa teknis waktu bisa dilihat dalam table uraian analisa teknis
dokumen penawaran ini)

cv. DUA SAUDARA 22


Berdasarkan pengalaman akan ada beberapa kendala yang dihadapi saat pekerjaan sloof
yaitu :
1. Pertemuan antara kolom dan sloof perlu diperhatikan join dan penulangannya
sesuai dengan gambar atau atas arahan direksi lapangan.
2. Stek kolom praktis perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan perlunya pemahaman
terhadap pelaksanaan sehingga stek kolom praktis pada posisi yang tepat.

PEKER J AAN U PPER S T UR CT UR E


Pekerjaan upper structure / Struktur bagian atas adalah pekerjaan struktur yang terdiri
dari kesatuan utuh rangka bangunan pagar.
Rangka bangunan pagar atau sering disebut frame terdiri dari kolom , ring balok.
mekanisme kerja Frame / Rangka Struktur adalah Beban yang langsung memikul beban-
beban di atasnya (beban mati atau beban hidup) akan diteruskan ke balok menjadi beban
merata. Bila ring balok yang menerima beban maka beban ini akan diteruskan ke balok
menjadi beban terpusat, sehingga balok memikul beban merata dan beban terpusat yang
selanjutnya diteruskan ke Kolom menjadi beban axial.
Kolom selain menerima beban axial juga menahan beban lateral yang di Indonesia
diperhitungkan adalah beban gempa.

Dalam proyek ini rangka bangunan pagar yang dikerjakan memakai beton bertulang
dimana beton yang digunakan memakai beton dengan mutu K-175 dan besi
beton/reinforce bar memakai besi polos (U-24).

P EKERJ AAN B ET O N , B EKI STI NG DAN P EMB ESI AN


Pada Pembangunan Proyek ini Pekerjaan Beton, Bekisting dan Pembesian dibagi menjadi
lima bagian besar :

a. Pekerjaan Struktur Beton Bertulang Untuk Pagar Lingkungan Bengkel dan Kantor
b. Pekerjaan Pondasi Pagar Lingkungan Bengkel dan Kantor.

Pekerjaan beton ini dilaksanakan dengan cor ditempat, proses pengerjaan dimulai dengan
pembuatan bekisting mengunakan bekisting berat. Pelaksanaannya adalah sebagai
berikut : Agregat Kasar dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih
dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan dengan kayu acuan.

Karena pembuatan struktur menggunakan volume beton yang cukup besar maka akan
diperhatikan suhu beton agar tidak berbeda terlalu jauh waktu pegecoran berlangsung,
oleh karena itu pengecoran dilakukan secara berkelanjutan dan dilakukan perawatan
selama masa curing time dengan menggunakan karung basah. Selain itu juga akan
dilakukan penyemprotan secara berkala untuk menurunkan suhu beton yang ada pada
pondasi jembatan selama masa curing.

cv. DUA SAUDARA 23


Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan dibasahi dengan air atau diolesi minyak
di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas. Sebelum pengecoran
beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus dimasukkan ke dalam
beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.

Prosedur Pekerjaan :
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
 Menyerahkan hasil pengujian material (mix design) Beton K-225 serta Beton K-175
yang akan digunakan dan harus sesuai dengan Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
 Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan

Tahapan Pekerjaan :
 Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan Shop Drawing untuk kemudian
dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.
 Baja Tulangan yang telah dirakit (Cutting and Bending) akan dibawa kelokasi
pekerjaan untuk dipasangkan sesuai gambar shop drawing yang telah disetujui. Baja
Tulangan akan dipasangkan/diikat dengan menggunakan kawat beton.
 Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang terbuat
dari balok kayu dan multiplex untuk membentuk dimensi struktur sesuai gambar
shop drawing.
 Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregat Halus dan Semen.
 Material tersebut dicampur dengan menggunakan concrete mixer dan diberi air yang
telah disediakan.
 Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik
 Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan menggunakan kayu
perancah dan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai dengan
gambar.
 Setelah bekisting dan tulangan sudah dipasang, maka semua hasil rakitan
penulangan dan bekisting akan dibersihkan terlebih dahulu dan dimintakan
persetujuannya dari Direksi Pekerjaan
 Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan, maka pengecoran
dilaksanakan dan pemadatannya menggunakan alat concrete vibrator agar beton
padat dan karakteristik (kuat tekan) beton tercapai.
 Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton, maka
pengecoran beton dilakukan dengan menggunakan luncuran manual.
 Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya dengan uji slump
dan terhadap beton yang lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton akan
dilakukan dengan menggunakan Concrete Vibrator sedemikian rupa agar tidak
terjadi blending.

cv. DUA SAUDARA 24


 Untuk mengetahui kekuatan beton, maka atas persetujuan Direksi Pekerjaan, akan
dilakukan pengambilan dan pembuatan benda uji kubus/ silinder untuk dilakukan
pengetesan dilaboratorium.
 Pembongkaran bekisting kemudian akan dilakukan setelah beton mengeras dan
sesuai dengan persyaratan spesifikasi.

Dalam proses mixer perlu memperhatikan kekentalan adukan dengan cara menentukan
slump yang disyaratkan, sehingga mutu beton yang dihasilkan sesuai dengan rencana.

Takaran Proporsi Campuran


Mutu Ukuran Agregat Rasio Air/Semen Kadar Semen Min
Beton Max (mm ) Max ( kg/m3 dari
campuran )
( terhadap berat )
37 0,50 290
K-225 25 0,50 310
19 0,50 340
K-175 - 0,57 300

Kuat Tekan Karakteristik Min ( kg/cm2) “SLUMP” (mm)


Mutu Benda Uji Kubus Benda Uji Silinder Digetarkan Tidak
Beton 15 x 15 x 15 cm3 15 x 30 cm3 Digetarkan
7 Hari 28 Hari 7 Hari 28 Hari

K-225 180 225 150 210 20-50 50-100


K-175 115 175 95 145 30-60 50-100

KETENTUAN-KETENTUAN PENGECORAN :
 Kontraktor harus memberitahukan Direksi pekerjaan secara tertulis paling
sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton atau meneruskan
pengecoran beton. Pemberitahuan harus meliputi ; lokasi, kondisi
pekerjaan, mutu beton, serta waktu ( hari/tanggal/jam ) pengecoran beton.
 Segera sebelum pengecoran dimulai, mal/bekisting harus dibasahi dengan
air , atau diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak
meninggalkan bekas.
 Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
sambungan konstruksi (Construction Joint) yang telah disetujui
sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.

cv. DUA SAUDARA 25


 Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel
kasar dan halus dari campuran beton.
 Bilamana beton dicor kedalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang
rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-
lapisan horizontal dengan tebal tidak melampaui 15 cm.
 Campuran beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan
ketinggian melebihi 150 cm.

KETENTUAN SAMBUNGAN KONSTRUKSI ( CONSTRUCTION JOINT ) :


 Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada pertemuan elemen-
elemen konstruksi , kecuali disyaratkan demikian.
 Sambungan konstruksi pada tembok sayap harus dihindari. Semua
sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan
pada umumnya harus diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
 Bilamana sambungan vertikal diperlukan , baja tulangan harus menerus
melewati sambungan sedemikian rupa sehingga membuat struktur tetap
monolit.
 Kontraktor harus menyediakan pekerja dan bahan tambahan sebagaimana
yang diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan
bilamana pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan akibat hujan atau
terhentinya pasokan campuran beton.
 Atas persetujuan direksi pekerjaan , bahan tambahan ( additive ) dapat
digunakan untuk pelekatan pada sambungan konstruksi, cara
pengerjaannya harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.

‐ Pembuatan bekisting
Pekerjaan bekisting merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena dilaksanakan secara bersamaan.
Pembuatan bekisting harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus
cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan yang akan dibuat.

‐ Tulangan
 Mengajukan contoh bahan yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan
dari Direksi Pekerjaan.
 Material Tulangan yang telah disetujui berdasarkan hasil uji/sertifikat mutu, akan
disupply oleh Supplier dan diterima dilokasi gudang yang telah disediakan.
 Baja yang sudah tiba digudang, akan dilakukan penyimpanan sedemikian rupa
untuk mencegah distorsi, ontaminasi, korosi, atau kerusakan dan dipisahkan
sesuai ukuran diameternya.
 Baja tulangan dipotong sesuai dengan ukuran yang ada dalam gambar kerja
dengan memakai gunting besi, jumlah potongan disesuaikan dengan kebutuhan
dari masing–masing tulangan yang akan dipakai, besi yang telah dipotong
selanjutnya akan dilakukan pembengkokan sesuai gambar shop drawing yang
telah disetujui.

cv. DUA SAUDARA 26


 Baja Tulangan yang telah dipotong dan dibentuk, kemudian diangkut kelokasi
pekerjaan.
 Untuk tetap menjaga mutu baja tulangan sebelum digunakan dilapangan, maka
semua stock yang ada digudang ataupun yang belum terpasang dilokasi pekerjaan
akan dilindungi dengan penutup agar terhindar dari pengkaratan.

Penempatan dan Pengikatan


Sebelum baja tulangan dilakukan penempatan dan pengikatan, besi dibersihkan dari
kotoran, lumpur, oli dan kotoran lainya yang dapat mengurangi atau merusak
pelekatan dengan beton.
Tulangan ditempatkan akurat dengan jarak sesuai dengan gambar dan kebutuhan
selimut beton minimum yang disyaratkan, batang tulangan diikat kencang dengan
kawat pengikat/ bendrat memakai alat bantu sehingga tidak bergeser pada saat
pengecoran, simpul dari kawat pengikat diarahkan membelakangi permukaan beton
sehingga tidak akan keropos.
Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang lama, maka
sebagai perlindungan terhadap baja tulangan diolesi dengan semen acian (semen dan
air saja).

Penulangan
Setelah acuan selesai, maka harus diolesi dengan minyak bekisting atau oli bekas.
Setelah itu mulai dipasang baja tulangan dalam acuan tersebut, dengan
memperhatikan selimut tebal selimut beton dengan menahan baja tulangan dengan
beton decking. Mutu beton decking harus lebih tinggi dari beton yang akan dicor.

Prosedur Pekerjaan pekerjaan penulangan yaitu:


- Menyiapkan material baja tulangan sesuai dengan ukuran dan gambar yang
sudah direncanakan.
- Menyiapkan lokasi untuk pemotongan dan perakitan tulangan.
- Menyiapkan peralatan dan tenaga penulangan sesuai dengan yang dibutuhkan.
- Pastikan perakitan tulangan dengan bendrat bersilang tumpang tindih.
- Potong dan rakit pembesian dengan sesuai ukuran gambar rencana.
- Menyiapkan lokasi pemasangan panel rakitan pembesian di lapangan bersih dari
segala kotoran.
- Pastikan posisi ikatan antar besi tulangan sudah cukup kuat dan pada tempatnya.

cv. DUA SAUDARA 27


P EKERJ AAN FINISHING A R SI T EKT UR AL
Pekerjaan Finishing Arsitektural adalah pekerjaan – pekerjaan yang berkaitan dengan
kelengkapan bangunan pagar juga segi estetika yang perlu diperhatikan.
Pekerjaan finishing arsitektural dikerjakan setelah pekerjaan struktur selesai.

Yang termasuk pekerjaan arsitektural :


 Pekerjaan Pasangan Dinding & Plasteran
 Pekerjaan ornamen tiang kolom pagar depan
 Pekerjaan pengecatan dinding dan ornamen
 Pekerjaan Non Standard

1. Pekerjaan Pasangan Dinding & Plasteran


Pasangan dinding adalah gabungan dua pekerjaan yaitu Pasangan dinding batako
uk. 7x15x30 cm dan plesteran, pasangan dinding sebagai cover pagar menjadi
pekerjaan yang esensial. Presisi dan kelurusan dari pemasangan dinding sangat
diperlukan, karena akan ada keterkaitan dengan pekerjaan pagar.

 Pasangan dinding batako uk. 7x15x30 cm


Dalam proyek ini pasangan bata yang digunakan adalah pasangan Batako Uk.
7x15x30 cm.
Pasangan bata posisi ruangan atau bidang lainnya 1 pc : 4 pc.
Penetapan campuran 1 : 2 atau 1 : 4 bisa dengan cara perbandingan volume atau
atas arahan dari direksi lapangan.

Kontrol :
Pemasangan bata untuk mendapatkan kelurusan horizontal diperlukan benang
sebagai acuannya dan tidak boleh melebihi dari 10 bata posisi benang acuan harus
dipindah dan seterusnya. Pemasangan bata dari bawah ke atas.
Sambungan bata bila tidak selesai dalam satu hari tidak boleh tegak lurus tetapi
membentuk sudut kemiringan 45°.

 Pekerjaan Plesteran

Pekerjaan plasteran merupakan pembungkus dari pekerjaan Plesteran dinding


batako tebal 1,5 cm dan Plesteran sloof, tiang kolom dan ring balok tebal 1,5 cm.
Ketebalan dalam plasteran perlu diperhatikan, terkadang ada beberapa area bata
yang cekung sehingga pemasangan menjadi tebal.
Sistem pelaksanaan plasteran dari atas ke bawah dengan dibuat kepalaan untuk
mendapatkan kelurusan bidang yang akan diplaster. Sebelum diaplikasikan batako
terlebih dahulu disiran oleh air untuk mendapatkan kelembaban batako sehingga
plasteran akan menyatu baik dengan batako.

cv. DUA SAUDARA 28


Kontrol :
Bila ditemukan ketebalan yang melebihi dari 3 cm pemasangan diperlukan kawat
ayam / kawat locket atau atas persetujuan dari konsultan pengawas.
Sebelum ditutup dengan plasteran pastikan pipa-pipa conduit atau pipa-pipa
lainnya telah terpasang, hal ini untuk menghindari pekerjaan bongkar pasang
sehingga hasil plasteran tidak memuaskan.
Tenaga yang plaster perlu yang mempunyai pengalaman dan teknis yang baik
supaya menghindari dinding bergelombang dan retak rambut.

2. Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Pengecatan terdiri dari 1 bagian yaitu :
a. Cat Dinding dan Kolom Pagar serta ornamen pagar

Kontraktor sebelum melaksanakan pengecatan perlu persetujuan skem warna dan


sebelum aplikasi harus dilihat terlebih dahulu kelembaban plesteran apakah sudah
mencapai titik minimum untuk pengecatan.
Sebelum diaplikasikan pengecatan warna tembok yang sudah kering di cat
memakai cat dasar warna putih 1 lapis, setelah itu cat warna 2 lapis. Aplikasi
pengecatan memakai rol cat dan disetiap pertemuan dinding dengan lantai dan
dinding dengan kolom diaplikasikan memakai kwas.

Aplikasi pengecatan perlu persetujuan dari direksi lapangan mengingat estetika


akan menurun bila cat yang diaplikasikan tidak disetujui atau dikerjakan dua kali.

3. Pekerjaan Non Standard


Pekerjaan non standard adalah pekerjaan arsitektural dimana kontraktor akan
mengajukan shop drawing dan teknis pelaksanaannya setelah model dan
bentuknya disetujui oleh direksi lapangan.

Pelaksanaan Pekerjaan – Pekerjaan Plesteran Dinding batako ini dimulai setelah


struktur Utama mencapai 75% pekerjaan simultan ke lantai berikutnya.

Yang termasuk dalam lingkup ini :


- Ornamen tiang kolom pagar depan

 Alat Penunjang

Untuk pemasangan plasteran yang tinggi diperlukan scaffolding yang terpasang. hal
ini untuk memudahkan dalam pelaksanaan, scaffolding yang dipakai dalam proyek
ini memakai scaffolding besi. Pemasangan scaffolding / perancah perlu
diperhatikan jangan sampai menggangu pekerjaan.

cv. DUA SAUDARA 29


1. KESELAMATAN KEAMANAN KESEHATAN& LINGKUNGAN
Komitment Management CV. DUA SAUDARA untuk penerapan program kesehatan
keselamatan kerja dan lingkungan hidup dalam setiap aktivitas perusahaan secara nyata dan
terukur sesuai dengan pernyataan Komitment dan kebijaksanaan perusahaan.

Kebijakan CV. DUA SAUDARA dalam menetapkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam
rangka menciptakan dorongan serta acuan yang kuat bagi terwujudnya LK3 yang diharapkan
adalah bertujuan :

Menyelesaikan proyek tanpa adanya korban kecelakaan.


Menyelesaikan proyek tanpa ada kerusakan atau kehilangan harta benda.
Menyelesaikan proyek tanpa berdampak buruk kepada lingkungan sekitarnya
Memastikan seluruh pekerja mendapatkan fasilitas yang memadai bagi kesehatan maupun
keselamatannya.
Memastikan bahwa setiap pekerja memiliki kemampuan yang memadai sesuai dengan
penugasannya.
Menerapkan komunikasi yang terintegrasi mulai dari tingkat bawah hingga tingkat atas.
Mendorong cara-cara yang mengarah kepada unjuk kerja yang menyeluruh termasuk aspek
keselamatan.
Menciptakan perilaku yang positif terhadap keselamatan dan kesehatan serta meningkatkan
kesadaran yang tinggi di semua tingkatan organisasi.

PR OG R AM KESELAMAT AN

Tidak ada satu orangpun menginginkan dirinya terluka. Sebagian besar terjadinya kecelakaan
adalah diakibatkan karena kesalahan manusia terutama dalam memahami mengenai bahaya
yang ada disekitarnya. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain disebabkan oleh hal-hal
berikut :

Tidak adanya pengarahan/petunjuk. Setiap pekerja yang melaksanakan pekerjaan


tanpa mengetahui jelas apa yang harus dilakukannya akan mendorong kreatifitas
pekerja untuk membuat arahan sendiri yang mungkin dapat menyesatkan.
Pengabaian bahaya, kurangnya budaya membaca prosedur, mematuhi peraturan,
tidak mendengarkan pengarahan yang diberikan, dapat menciptakan keadaan -
keadaan tidak aman dalam bekerja.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas sebagai faktor penyebab yang mengarahkan
kepada tindakan dan keadaan tidak aman dimana pada gilirannya dapat mengakibatkan
terjadinya kecelakaan. Hal yang perlu dilakukan guna mengatasinya adalah mengendalikan
perilaku pekerja. Berikut ini adalah tiga langkah dasar yang ditujukan untuk melakukan
tindakan aman yang diperlukan bagi pencegahan kecelakaan. :

B ERS I KAP W AS P AD A D AN M ELI H A T J AU H K E D EP A N


P ERS I AP K AN D I RI D A LA M M EN G H A D AP I S EG A LA K EMU N G KI N AN
L AKU K AN TI N D A KAN D EN G AN B E RH A TI - H ATI

Berikut ini adalah program-program yang termasuk dalam program keselamatan yang
direncanakan untuk diterapkan dalam proyek ini.

cv. DUA SAUDARA 30


ALAT PELINDUNG DIRI DAN PELINDUNG KESELAMATAN

Memastikan dan menjamin tenaga kerjanya bekerja dalam kondisi aman dari bahaya kerja.
Untuk keperluan tersebut akan menyediakan alat pelindung diri (PPE) bagi seluruh tenaga
kerja yang terlibat dalam pekerjaan. PPE yang disediakan harus memenuhi standar kualitas
yang diperlukan. PERUSAHAAN akan menyediakan pengaman pada peralatan / instalasi
atau tempat yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.

PERLINDUNGAN TERHADAP KEBAK ARAN


Melakukan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Untuk menunjang
upaya ini akan menyediakan peralatan pencegah dan penanggulangan kebakaran sesuai
dengan potensi bahaya kebakaran pada lokasi kerja tersebut.

PEMILIHAN SUMBER DAYA


Sumber daya merupakan elemen penting dalam sistem proyek. Sumber daya yang baik
merupakan bahan dasar yang baik bagi berlangsungnya suatu sistem. Yang pada akhirnya
akan menghasilkan produk yang baik. Itulah sebabnya pemilihan sumber daya harus
dilaksanakan secara seksama. Tiga sumber daya yang harus dipertimbangkan, yaitu tenaga
kerja, Peralatan dan material. Tenaga kerja yang baik harus memenuhi persyaratan pekerjaan
baik ketrampilan, pengetahuan, fisik maupun mental. Peralatan dan material juga harus
memenuhi persyaratan keselamatan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan ini akan
melakukan pemilihan sumberdaya secara bersungguh-sungguh sebagai upaya mencapai
penyelesaian proyek sesuai dengan sasaran.

MATERIAL
Setiap bahan kimia yang disediakan baik dalam bentuk padat maupun cair harus memiliki
Material Safety Data Sheet (MSDS). MSDS harus disimpan ditempat yang mudah ditemukan
dan dibuatkan salinannya, serta dikumpulkan dan disimpan dalam filing tersendiri.

S I ST EM M AN AJ EM EN B AH AY A
Pada dasarnya sistem manajemen bahaya terdiri dari 4 aktifitas sebagai berikut:

Identifikasi bahaya
Analisa resiko dan penetapan sistem pengendalian bahaya, untuk menilai
probabilitas kejadian serta besarnya akibat yang ditimbulkan oleh suatu kejadian
dan atas dasar probabilitas dan akibat ini ditetapkan sistem pengendalian bahaya
yang diperlukan.
Penerapan sistem pengendalian bahaya
Evaluasi, untuk menilai keefektifan sistem pengendalian yang telah ditetapkan

Melalui sistem ini semua bahaya proyek termasuk pekerjaan perancah, peralatan operasi,
perkakas kerja, lalu lintas, penanganan material berbahaya, pengelasan dan pemotongan,
pekerjaan listrik, bekerja di ruang tertutup, dan lain-lain diharapkan dapat teridentifikasi,
dianalisa dan dikendalikan.

cv. DUA SAUDARA 31


MANAJEMEN INS IDEN
Semua insiden akan di selidiki dan dianalisa untuk merumuskan tindak perbaikan yang
diperlukan untuk mencegah terulangnya kembali suatu kejadian. Setiap insiden harus
didokumentasikan secara lengkap termasuk dengan dengan hasil investigasi, besar kerugian
dan tindakan perbaikan (corrective action). Hal ini dilakukan untuk digunakan sebagai dasar
menganalisa kecenderungan serta peningkatan program keselamatan.

TANGGAP KEADAAN DARURAT


Kebijakan tanggap keadaan darurat diperlukan untuk menyediakan perlindungan terbaik
bagi pekerja dalam keadaan darurat. Adapun kebijakan tanggap darurat didasarkan
pada urutan prioritas sebagai berikut:

Penyelamatan nyawa manusia


Perlindungan masyarakat sekitar dan lingkungan.
Penyelamatan harta benda

Menindaklanjuti kebijakan ini maka sasaran tanggap darurat adalah mempersiapkan sistem
yang terdiri dari seluruh pekerja, tim tanggap darurat, dan fasilitas pendukung agar dapat
menanggapi keadaan darurat dengan baik.

P R OGR AM K ESEH AT AN
Aktifitas proyek juga mengandung bahaya yang dapat mengakibatkan penyakit pada pekerja.
Perusahaan akan mengupayakan tidak ada satupun karyawan yang menderita penyakit
akibat kerja. Berikut adalah program-program yang direncanakan untuk dilaksanakan guna
mencegah akibat dari adanya bahaya-bahayan kesehatan dalam pekerjaan.

PEMERIKSAA N KES EHATAN AWAL


PERUSAHAAN akan senantiasa berupaya mempekerjakan orang yang memiliki kesehatan
memadai sesuai dengan pekerjaan yang hendak di bebankan kepadanya. Untuk keperluan
tersebut setiap pekerja disyaratkan untuk memeriksakan kesehatannya kepada pemeriksa
kesehatan yang kompeten sebelum diterima bekerja. Adapun pemeriksaan kesehatan tersebut
meliputi test fisik dan tes darah. Hasil pemeriksaan tersebut akan diperiksa kembali oleh ahli
medis PERUSAHAAN untuk memastikan kebenarannya. Hasil pemeriksaan ini kemudian
didokumentasikan dan disimpan di Klinik P3K sebagai acuan untuk melihat sejarah
kesehatan pekerja.

PELAYANAN KES EHATAN


Pelayanan kesehatan di lapangan meliputi, pertolongan kepada korban terluka atau penderita
penyakit di lokasi, mengirimkannya ke pelayanan tingkat lanjut bila diperlukan termasuk
medical evacuation, menyediakan pelayanan tingkat P3K, melakukan pemeriksaan berkala
sesuai peraturan yang berlaku.

cv. DUA SAUDARA 32


Berikut ini adalah fasilitas kesehatan yang disediakan di lapangan dan dijalankan di bawah
penanganan langsung oleh proyek di lapangan :

Klinik P3K

Kotak P3K

PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR


Untuk mencegah terjadinya penularan dari penyakit menular, PERUSAHAAN akan
menerapkan secara aktif program-program berikut:

Pelatihan dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan.


Pengendalian serangga dan tikus

P R OGR AM L IN G KUN G AN
PENGENDA LIAN PERILAKU PEKERJA
Pelatihan dan pengarahan kepada pekerja agar mereka mengerti kebijakan serta sasaran
perlindungan lingkungan dan termotivasi untuk melakukan tindakan sesuai pengertian yang
didapatkannya tersebut.

Mempromosikan perlindungan terhadap lingkungan melalui kampanye dan pemasangan


rambu-rambu pengingat yang dapat membantu pekerja agar senantiasa berpartisipasi dalam
pencapaian sasaran lingkungan.

MENJAGA LINGKUNGAN DA LAM KES EIM BANGAN


Aktivitas konstruksi pada umumnya mengganggu keseimbangan lingkungan. Pembangunan
berskala besar dapat berdampak serius kepada lingkungan. Lingkungan dapat menjadi rusak
bila tidak dilakukan upaya-upaya perlindungan yang memadai. Berikut ini adalah upaya-
upaya yang akan dilakukan dalam rangka melindungi lingkungan dari kerusakan :

Pencegahan tanah longsor


Melindungi sumber air dan mengatur agar alirannya tidak terganggu
Perlindungan kepada Flora dan Fauna.
Pengendalian polusi udara dan kebisingan
Pengendalian debu
Pengaturan kembali tanah setelah selesai konstruksi

cv. DUA SAUDARA 33


PENGATURAN LIMBAH
Penerapan sistem pengaturan limbah yang baik diperlukan untuk mencegah terjadinya polusi
terhadap lingkungan sebagai akibat dari adanya kegiatan konstruksi.

Limbah Keterangan

Semen Kelebihan semen di lokasi pekerjaan

Puing-puing beton dan kayu Bekas membobok tembok atau


membongkar bekisting

Drum bekas atau kaleng bekas Dihasilkan dari kegiatan pengecatan

Sampah makanan Dari kantin, dapur kantor

Sampah kertas Berasal dari kantor

Saringan oli dan oli bekas perawatan kendaraan atau alat berat

Sisa Cat Pekerjaan pengecatan

Pasir sand blast Pekerjaan Sand blasting

Potongan besi Pekerjaan fabrikasi besi baik pipa /


struktur.

Air kotor Berasal dari toilet

Ban bekas perawatan kendaraan atau alat berat

Secara umum semua limbah-limbah tersebut ditangani sebagai berikut.

Kumpulkan limbah sebelum dikirimkan ke tempat pembuangan akhir atau ke


tempat pengolahan limbah.
Perintah pembuangan dilakukan oleh pejabat yang berwenang dikeluarkan.
Laksanakan pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir atau pengolahan
limbah sesuai perintah.
Penanganan ditempat pembuangan akhir / pengolahan limbah oleh orang yang
mampu melakukannya.
Lakukan pencatatan untuk limbah B3.

Perusahaan akan menyiapakan tempat pembuangan limbah sesuai aturan yang berlaku.

cv. DUA SAUDARA 34


BAB IV
URAIAN PEKERJAAN PENUNJANG

Pengawasan Proyek
Pelaksanaan pengawasan terhadap suatu proyek konstruksi adalah suatu hal yang sangat penting.
Pengawasan dilakukan supaya pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor sesuai dengan rencana,
pedoman pelaksanaan konstruksi yang ada, spesifikasi teknis, dan gambar rencana proyek tersebut. Pada
proyek ini dilaksanakan pengawasan terhadap mutu bahan, pengawasan pelaksanaan pekerjaan,
pengendalian waktu serta evaluasi kemajuan pekerjaan. Pihak yang bertanggung jawab dalam pengawasan
pelaksanaan proyek ini adalah konsultan pengawas.

Pengawasan Mutu Material


Pada proyek ini tidak dilakukan uji laboratorium untuk mengawasi mutu material yang digunakan,
pengawasan hanya dilaksanakan dengan pengamatan langsung di lapangan. Sebelum masuk ke lokasi
proyek, material diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Proyek, apakah telah sesuai dengan Rencana Kerja
dan Syarat‐syarat (RKS). Jika mutu dan spesifikasi material yang masuk tidak sesuai dengan RKS maka
pengawas proyek berhak untuk menolak dan mengeluarkannya dari lokasi proyek. Keputusan diambil
setelah dilakukan konsultasi antara pengawas dengan kontraktor, sehingga dapat dicari alternatif
penggantinya. material yang perlu diawasi antara lain :

Semen
Pengawasan dilakukan dengan memeriksa apakah merk, jumlah dan kondisi semen yang tiba di lokasi
dalam keadaan baik dan sesuai dengan pesanan. Bila belum digunakan, semen ditumpuk di gudang dengan
tinggi penumpukan tidak lebih dari 1,5 m dengan memakai alas supaya terhindar dari kelembaban yang
dapat menurunkan kualitas semen tersebut. Semen yang digunakan adalah semen yang lebih dahulu tiba di
lokasi dan dilakukan pemeriksaan kadar air pada semen tersebut dengan melihat apakah ada gumpalan‐
gumpalan pada semen tersebut. Pada proyek semen yang digunakan sesuai dengan syarat‐ syarat diatas.

Agregat Halus ( Pasir )


Pengawasan yang dilaksanakan untuk material pasir, yaitu :
o Dengan melihat warna dan variasi butiran apakah mengandung lumpur atau tidak. Bila pasir
berwarna coklat tanah maka pasir mengandung banyak lumpur.
o Dengan melihat apakah pasir yang digunakan tidak mengandung kotoran yang berlebihan.
o Memeriksa kadar air pasir dengan menggenggam pasir, apabila setelah genggaman dibuka pasir
menggumpal berarti kadar airnya cukup tinggi.
o Ditumpuk ditempat yang kering serta tidak bercampur dengan material lain.
o Dari hasil pengawasan diketahui bahwa pasir yang digunakan mempunyai kualitas yang cukup baik
yaitu tidak berwarna coklat, tidak mengandung kotoran yang berlebih serta tidak mengandung
kadar air yang tinggi.

Agregat Pasar ( Split )


Pengawasan yang dilaksanakan meliputi tekstur, kadar air, kadar lumpur, ketahanan dari pengaruh cuaca
dan kebersihan kerikil. Kerikil yang baik harus memiliki tekstur yang kasar, runcing (bersudut), dan
berwarna hitam, selain itu kerikil harus tidak mudah pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti panas
matahari dan hujan.

cv. DUA SAUDARA 35


Dari hasil pengamatan secara visual di lapangan diketahui kerikil yang digunakan memiliki tekstur yang
bagus, tahan terhadap perubahan cuaca serta memiliki kadar air maupun lumpur yang rendah.

Baja Tulangan
Pengawasan terhadap baja tulangan meliputi kebersihan, jenis dan diameter tulangan apakah telah sesuai
dengan perencanaan atau tidak. Sebaiknya baja tulangan diletakkan di tempat yang tidak lembab dan
terlindung dari hujan.
Pada proyek ini baja tulangan diletakkan di lokasi terbuka karena terbatasnya luas gudang sehingga baja
tulangan langsung terkena cuaca panas maupun hujan. Meskipun demikian baja tulangan tetap dalam
kondisi layak digunakan karena cukup bersih dari kotoran maupun karat karena tidak terlalu lama
ditempatkan di lokasi terbuka. Dalam perakitan tulangan, baja tulangan yang digunakan telah sesuai dengan
gambar bestek baik dari segi jenis dan diameter yang digunakan.

Kayu
Pengawasan dilakukan dengan memeriksa apakah ukuran dan jenis kayu telah sesuai dengan pesanan serta
dalam kondisi baik, antara lain harus lurus dan tidak terdapat cacat kayu (retak, mengandung banyak kadar
air, terserang rayap, cacat mata kayu). Pada proyek ini kayu digunakan untuk perancah, bekisting dan
kerangka atap dengan kualitas cukup baik karena memenuhi syarat‐syarat di atas.

Air
Pengawasan dilakukan secara visual yaitu dengan melihat apakah air yang digunakan telah bersih dari
kotoran yang larut maupun terapung seperti lumpur, minyak, serpihan kayu dan sampah. Dari hasil
pengamatan, kondisi air yang digunakan cukup layak karena memenuhi syarat‐syarat di atas. Pengawasan
Mutu Beton Pada proyek ini beton yang digunakan adalah beton produksi manual. Pengawasan pada beton
yang diproduksi di lokasi proyek dilakukan dengan pengamatan visual terhadap komponen‐komponen
penyusun beton seperti pasir, air, kerikil dan semen. Selain itu pengawasan juga dilakukan pada saat beton
dibuat dan digunakan dalam pengecoran. Pada proyek ini mutu material penyusun beton telah memenuhi
syarat namun pada fisik beton yang telah jadi terdapat beberapa kekurangan antara lain adanya beberapa
rongga dan tulangan yang tidak tertutup dengan selimut beton yang disebabkan kekurang hati‐hatian
dalam pelaksanaan pengecoran. Hal‐hal tersebut dapat mengurangi mutu beton oleh sebab itu kontraktor
melakukan beberapa perbaikan antara lain menutup rongga dan bagian yang tidak tertutup selimut beton
menggunakan adukan beton dengan komposisi yang sama.

Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan


Supaya diperoleh hasil pekerjaan agar sesuai dengan yang diinginkan perlu diadakan pengawasan terhadap
jalannya pekerjaan
Pada proyek ini pengawasan yang dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan meliputi antara lain :
 Perakitan tulangan yaitu : jumlah tulangan yang digunakan, ukuran tulangan, jarak antar tulangan, dan
sambungan tulangan.
 Perakitan bekisting yang meliputi : ukuran dari bekisting, cara pemasangan dan kebocoran yang
mungkin terjadi.
 Proses pengecoran yang dilakukan dengan memperhatikan cara pemadatan, penuangan dan
tinggi jatuh adukan beton.
 Proses finishing yaitu kesesuaian penempatan bahan dengan gambar bestek, kelurusan, jumlah dan
cara pemasangan bahan‐bahan finishing. Pada pekerjaan beton bertulang terjadi beberapa
penyimpangan antara lain tidak digunakannyavibr ator untuk membantu pemadatan beton pada saat
pengecoran beton. Namun secara keseluruhan proses pelaksanaan pekerjaan telah berjalan dengan
baik dan sesuai dengan RKS.

cv. DUA SAUDARA 36


Evaluasi Kemajuan Pekerjaan
Untuk mengetahui sejauh mana realisasi pekerjaan yang telah tercapai dalam sebuah proyek maka
diperlukan suatu evaluasi yaitu berupa Laporan kerja. Dari laporan tersebut bisa diketahui jenis dan volume
pekerjaan yang telah dilaksanakan, perubahan‐perubahan yang dilakukan, kesalahan‐kesalahan yang
terjadi dan cara mengatasinya.

Dalam proyek ini laporan kerja tersusun dalam tiga bentuk yaitu :

Laporan Harian
Laporan harian dibuat kontraktor pelaksana. Laporan ini berisi laporan pelaksanaan pekerjaan dalam satu
hari yang memuat tentang jumlah tenaga kerja, bahan yang diterima maupun ditolak, volume pekerjaan
yang dicapai, keadaan cuaca, pekerjaan tambahan, pekerjaan kurang, perubahan pekerjaan dan hal‐hal lain
yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek.

Laporan Mingguan
Laporan Mingguan merupakan rekapitulasi dari Laporan Harian yang berisi prestasi pekerjaan periode
mingguan yang telah dicapai dan bobot terhadap pekerjaan keseluruhan selama satu minggu. Laporan
mingguan juga dibuat oleh kontraktor pelaksanaan.

Laporan Bulanan
Setelah Laporan Harian dan Mingguan dievaluasi dan disetujui, selanjutnya pihak Konsultan Pengawas
membuat Laporan Bulanan yang memuat tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan proyek selama periode
satu bulan.

cv. DUA SAUDARA 37


BAB IV
PENUTUP

Berdasarkan uraian mengenai metode pelaksanaan dalam kaitannya dalam pelaksanaan pekerjaan ini maka
kami yakin bahwa kami dapat melaksanakan pekerjaan ini dengan sabaik‐baiknya sesuai dengan jadwal
waktu yang telah di tetapkan oleh pengguna jasa. Sebagai langkah pengamanan dilokasi proyek
langkah‐langkah yang diterapkan pada setiap pekerjaan kami yang kami laksanakan adalah seperti
tergambar pada diagram Safety Plan dan Safety Patrol.

Demikian Metode Pelaksanaan untuk pekerjaan Kegiatan Belanja Modal Gedung dan Bangunan,
Replacement Pagar Lingkungan Bengkel dan Kantor Distrik Navigasi Kelas III Pontianak.
Mudah‐mudahan kami memenuhi kriteria pemenang dalam Pelelangan Kegiatan ini. Dan pekerjaan ini
akan terlaksana baik apabila mendapat dukungan yang positif dari semua pihak serta usaha yang keras
dalam melaksanakan langkah‐langkah setiap pekerjaan sehingga menghasilkan hasil karya yang baik.

Pontianak, 4 September 2015


Penawar
CV. DUA SAUDARA

MARTHEN JUNAIDI
Direktur

cv. DUA SAUDARA 38


RMK
BELANJA MODAL GEDUNG DAN BANGUNAN,
PEKERJAAN REPLACEMENT PAGAR LINGKUNGAN
BENGKEL DAN KANTOR DISTRIK NAVIGASI
KELAS III PONTIANAK
TAHUN ANGGARAN DIPA - 2016
I. INFORMASI UMUM

Nama Pekerjaan : Belanja Modal Gedung Dan Bangunan,


Pekerjaan Replacement Pagar Lingkungan Bengkel dan
Kantor Distrik Navigasi Kelas III Pontianak
Penyedia Jasa : CV. DUA SAUDARA
Direktur : MARTHEN JUNAIDI
Sumber Dana : DIPA 2016
Biaya Pekerjaan (HPS) : Rp. 636.923.000,00

II. SASARAN MUTU

Sebagai upaya pencapaian hasil akhir dari pelaksanaan Pekerjaan Replacement Pagar
Lingkungan Bengkel dan Kantor Distrik Navigasi Kelas III Pontianak maka diperlukan
suatu proses dan prosedur persyaratan - persyaratan dalam pengendalian dan
pelaksanaan proyek berupa Rencana Mutu Kerja (RMK). Untuk menjamin sistem
manajemen dapat berlangsung dengan baik, CV. DUA SAUDARA telah mengeluarkan
Kebijakan sesuai Sistem Manajemen K3, Lingkungan dan Mutu yang dijalankan. Sistem
manajemen tersebut di atas, dalam pelaksanaannya ditunjang dengan sarana- sarana lain,
berupa perangkat lunak (software) sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras
(hardware) berupa peralatan-peralatan sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.

1. Sistem Pengendalian Proyek

Sarana pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin


keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai,
segala sesuatu yang daftar isian (formulir) pengendalian, yang mengacu pada jadual
pelaksanaan pekerjaan yang berupa barchart. Program utama yang telah dituangkan di
dalam barchart tersebut, di lapangan dijabarkan lagi secara lebih terinci. Dibuat
program mingguan, yang realisasinya dipantau dengan daftar isian (formulir)
laporan kegiatan pekerjaan. Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
dibuat metoda kerja yang rinciannya dilengkapi dengan gambar-gambar pelaksanaan
(Shop Drawing) yang mudah dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat di
dalam pelaksanaan pekerjaan. Dengan sarana-sarana tersebut, maka sasaran kerja
akan dicapai seperti yang diharapkan.

Cv. Dua Saudara 2


Pengendalian Proyek diterapkan dengan :

a. Pengendalian Waktu
Perencanaan dan Monitoring Master Schedule, Schedule Bahan, Schedule Alat.
Perencanaan dan Monitoring Schedule Detail dan Schedule Mingguan.

b. Pengendalian Mutu

Perencanaan dan penerapan Standart Nasional Indonesia dan Peraturan-


peraturan yang berlakuk lainnya.
Perencanaan dan pengendalian gambar Pelaksanaan Inspeksi dan Test dan
Penanganannya.
Pelaksanaan Audit Mutu Internal

c. Pengendalian Biaya
Perencanaan design yang mantap.
Bekerja sekali jadi, tidak ada re-work
Pembuatan data administrasi yang tertib dan tepat.

2. Pemilihan Alat

Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta
sesuai dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan
pekerjaan yakni Biaya Hemat, Mutu Akurat dan Waktu Tepat. Kebutuhan peralatan
minimum yang ditentukan akan dicukupi dengan alat milik sendiri, namun jika dalam
pelaksanaannya terjadi kekurangan alat, maka akan kami penuhi dari sumber alat
yang banyak.

3. Material

Beberapa material inti yang dipergunakan dalam proyek ini akan dibawa ke
laboratorium untuk dilakukan pengujian, dan pada produk tertentu pabrikan diminta
menunjukkan sertifikat uji test yang pernah dilakukan yang masih berlaku untuk
menjamin persyaratan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Material utama yang
dipakai pada proyek ini diantaranya adalah : Pasir Urug, beton, Besi Tulangan, Paving
Block dan lainnya jika diperlukan.

Material harus sudah didatangkan sebelum jadual pemakaian, sehingga tidak terjadi
keterlambatan pekerjaan hanya karena material belum datang.

Cv. Dua Saudara 3


4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas:
Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek.

Tenaga operasional lapangan, pelaksana, pengawas, mekanik & operator.

Pekerja diusahakan mengambil tenaga lokal yang banyak terdapat di daerah


sekitar lokasi proyek, untuk pekerja yang terampil dan terlatih akan
didatangkan dari daerah lain.

Tenaga inti yang digunakan merupakan tenaga pilihan yang sering menangani
proyek- proyek besar dan pekerjaan-pekerjaan yang sejenis.

5. Pengamanan (Security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, CV. DUA SAUDARA akan

menyediakan tenaga keamanan dan keselamatan sesuai dengan kebutuhan, yang


bertugas untuk :

a. Pengawasan terhadap para pekerja.

b. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk rnencegah pencurian.

c. Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan


melarang para pekerja membuat api untuk keperluan apapun, dan menyediakan
tabung pemadam kebakaran yang mudah dicapai, baik di tempat pekerjaan
maupun di kantor proyek.

d. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan Ikeda, seperti


helm kerja sabuk pengaman, sepatu, dan sarung tangan jika dipersyaratkan.

e. Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar-pagar pengaman di tempat-


tempat yang berbahaya maupun yang sifatnya mengganggu kegiatan proyek.

f. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

g. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan dan ancaman dari
pihak luar, serta mencegah kemungkinan terjadinya keributan di lingkungan
proyek.

Sebagai sarana komunikasi di proyek, digunakan handy talky (HT), bagi para
petugas keamanan, para pelaksana (supervisor) dan petugas-petugas lain yang
memerlukan hubungan secara menerus.

Cv. Dua Saudara 4


III. TEKNIS DAN ADMINISTRASI

1. Persiapan Pekerjaan

Dalam persiapan pekerjaan ini secara garis besar ada 2 kelompok kegiatan yang
harus dilaksanakan sebagai penunjang kelancaraan pelaksanaan pekerjaan pokok
yaitu:
a. Persiapan Administratif
b. Pengumpulan dan Evaluasi Data Sekunder

2. Persiapan Administratif

Yang dimaksud kegiatan Persiapan Administratif ialah kegiatan persiapan yang


berhubungan dengan penyiapan Surat – Surat Tugas, Penyiapan dan Mobilisasi
Personil, Penyiapan dan Mobilisasi Peralatan serta kegiatan lainnya yang
berhubungan dengan keperluan pelaksanaan pekerjaan pokok.

3. Pengumpulan dan Evaluasi Data Primer dan Sekunder


Kegiatan ini dilakukan untuk menyesuaikan kembali volume atau kuantitas
masing- masing item pekerjaan yang ada dalam kontrak dengan kebutuhan
lapangan. Sehingga volume pekerjaan tersebut benar - benar sesuai dengan
kebutuhan lapangan. Adapun volume pada masing-masing item pekerjaan bisa
bertambah atau berkurang sesuai kebutuhan lapangan, untuk itu maka perlu
dibuatkan kontrak volume addendum yang selanjutnya menjadi acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

4. Pemetaan Lapangan
a. Pekerjaan Survey Lapangan
Pekerjaan survey lapangan ini sangat perlu dilaksanakan guna mengetahui tentang
kemungkinan adanya kendala-kendala di proyek yang dapat mengganggu
pelaksanaan pekerjaan baik secara langsung maupun tidak langsung.

b. Pekerjaan Pengukuran dan Site Planning


Sebelum pelaksanaan pekerjaan fisik, perlu dilakukan pengukuran ulang bersama
antara Kontraktor, Direksi Lapangan dan Konsultan, dengan menggunakan alat
ukur (Theodolite dan/atau Waterpass). Dimana pada pengukuran tersebut akan
ditentukan titik Bench Mark (BM) guna dijadikan patokan dalam menentukan
titik, terutama yang berhubungan dengan ketinggian permukaan.

Cv. Dua Saudara 5


Pekerjaan Pengukuran (Setting Out) dilaksanakan, juga guna mengetahui :
a. Batas pekerjaan
b. Posisi pasangan paving block
d. Posisi setiap pekerjaan yang akan dikerjakan
e. Menentukan elevasi setiap pekerjaan yang akan dikerjakan

Pengukuran akan dilakukan dari awal hingga dapat dimulainya pelaksanaan


pekerjaan. Hasil pengukuran ini jika dimungkinkan juga akan dipakai untuk
menentukan progress pekerjaan yang berhubungan dengan pembayaran. Tim
pengukuran juga akan melakukan pengecekan gambar yang ada (Construction
Drawing) dan akan membuat data awal. Dimana data awal tersebut akan dipakai
guna pembuatan Shop Drawing yang akan dijadikan untuk pedoman pelaksanaan
pekerjaan di lapangan. Shop drawing sebelum dapat digunakan sebagai pedoman
di lapangan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
lapangan dan Konsultan. Selanjutnya diharapkan As-Build Drawing akan dapat
diproses bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan
berpedoman pada hasil pekerjaan terlaksana (Pekerjaan yang sudah dilakukan).
Hal ini dimaksudkan agar pada saat selesai pekerjaan nanti, As Build Drawing yang
menjadi kewajiban Kontraktor juga dapat segera diselesaikan.

Pengecekan titik-titik referensi (Existing Bench Mark) dengan pengukuran Polygon


dan Waterpass sehingga dapat diketahui koordinat (x,y,z) titik-titik BM yang
sesungguhnya lalu dibandingkan dengan data-data titik Bench Mark (BM)
dalam gambar untuk mengetahui apakah BM tersebut masih baik atau sudah
rusak. Pembuatan/pemasangan temporary BM (bilamana diperlukan) untuk
mempermudah kegiatan Staking Out selama pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan
pengukuran akan dilakukan tim pengukuran yang dikoordinir oleh seorang
surveyor yang sudah berpengalaman pada bidangnya dengan menggunakan
peralatan theodolite dan waterpass.

5. Instrumen Pengujian
a. Pemeriksaan Beton
Pemeriksaan Slump Test

Cv. Dua Saudara 6


IV. STRUKTUR ORGANISASI

Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan ditangani oleh tenaga-tenaga


terampil CV. DUA SAUDARA sudah berpengalaman dalam penanganan proyek- proyek
besar, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dapat terjamin, sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh semua pihak. Disamping itu, tenaga-tenaga kerja yang akan
diikut sertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini merupakan tenaga-tenaga yang
telah dibina kemampuan dan produktivitasnya dalam pelaksanaan proyek-proyek besar
sejenis.

1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Site Manager,
dibantu oleh beberapa tenaga staf dan beberapa tenaga Pelaksana Lapangan beserta
pembantu-pembantunya.
2. Koordinasi
Dalam pelaksanaan proyek akan terjadi interaksi antara perusahaan dengan
pihak lain antara lain owner, pengawas, supplier dan pihak lain yang berkaitan
dengan pelaksanaan proyek. Dalam interaksi tersebut diperlukan adanya
koordinasi antar pihak dalam menyelesaikan persoalan yang muncul dalam
pelaksanaan pekerjaan. Kepala proyek akan mewakili perusahaan dalam
koordinasi dengan pihak lain.
Site Manager akan memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang
administrasi, teknik dan lain-lain. Untuk masalah teknik engineering dan quality
control, Kepala Proyek dibantu oleh Bagian teknik beserta stafnya. Dalam proses
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Site Manager dibantu oleh Pelaksana-
Pelaksana yang berkompeten.
Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian
personalia dan keuangan beserta stafnya.
Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
Secara organisasi perusahaan, Site Manager bertanggung jawab langsung kepada
CV. DUA SAUDARA yang bertindak sebagai pengelola operasional Perusahaan

dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi CV. DUA SAUDARA

Cv. Dua Saudara 7


Site Manager mempunyai tanggung jawab dan diberi kewenangan penuh
dalam pengelolaan proyek, dan mempunyai wewenang bertindak atas nama
perusahaan dalam proyek ini. Dengan sistim organisasi seperti tersebut, maka
pelaksanaan proyek diharapkan akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian
pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu yang ditentukan dengan mutu yang
diharapkan.

V. TUGAS DAN WEWENANG


Site Manager, Sebagai Koordinator sekaligus engineer pelaksana dan penanggung
jawab semua item pekerjaan di lapangan dan administrasi pelaporan kepada
Pemilik Kegiatan
Peralatan, Bertanggung-jawab terhadap kesediaan peralatan, perawatan dan mobilisasi
peralatan yang akan digunakan pada pelaksanaan pekerjaan
Keuangan, Bertanggung jawab dan memiliki kewenangan untuk mengatur Cash In
dan Cash Out selama proses pekerjaan berlangsung
Pelaksana, bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan di lapangan
Juru Ukur, Memiliki tugas untuk membuat rancangan teknis pekerjaan (Shop
Drawing) dan As Build Drawing

- Aktivitas Masa Mobilisasi


Selama masa mobilisasi ini, Kontraktor akan melaksanakan semua lingkup layanan
jasanya dan akan mengadakan Pre Construction Meeting (Rapat Sebelum Masa
Konstruksi) dengan Pemberi Tugas dan Konsultan Supervisi yang akan membahas
tentang :
- Review semua data dan dokumen yang ada
- Penjelasan terhadap Dokumen Kontrak
- Penjelasan terhadap Manual Sistem dan Prosedur Kerja Pengendalian
- Evaluasi Rencana Kerja Kontraktor
- Evaluasi Rencana Pengaturan Lalu Lintas

A. Review Semua Data dan Dokumen Yang Ada


Semua data dan dokumen untuk pelaksanaan pekerjaan yang disediakan oleh Pemberi
Tugas akan direview dan dianalisa oleh kontraktor dan konsultan agar dapat mengerti
semua data dan isi dokumen tersebut dan dapat menerapkan dengan baik sesuai
dengan persyaratan yang ada dalam Dokumen Kontrak.

Cv. Dua Saudara 8


Konsultan akan memberikan rekomendasi dan usulan dari hasil review tersebut
yang berupa revisi terhadap data dan dokumen yang ada untuk menyempurnakan
data dan dokumen tersebut, hal tersebut akan dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan pihak Pemberi Tugas. Semua hasil review dan penyempurnaan data/
dokumen (bila ada) akan disampaikan kepada Kontraktor pada Pre Construction
Meeting.

B. Pemahaman Terhadap Dokumen Kontrak


Kontraktor agar personil mereka yang ditugaskan untuk menangani pekerjaan
ini memahami semua ketentuan yang ada dalam Dokumen Kontrak terutama
pemahaman terhadap Spesifikasi Teknis dan Gambar Rencana yang menjadi perhatian
utama bagi Tim Pengawasan Lapangan agar pekerjaan dapat dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang ada.
Pemahaman terhadap Spesifikasi Teknis dan Gambar Rencana oleh Personil
Kontraktor merupakan hal yang sangat penting agar dapat melaksanakan tugas
pelaksanaan pekerjaan kontraktor sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana
tersebut.

Pemahaman terhadap Dokumen Kontrak meliputi Aspek Administrasi Proyek,


Aspek Biaya Proyek dan Aspek Teknis Proyek seperti terlihat pada gambar Bagan Alir
Pemahaman Dokumen Kontrak.

Cv. Dua Saudara 9


Dari hasil pemahaman terhadap Dokumen Kontrak diharapkan adanya kesamaan
pengertian diantara Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Kontraktor tentang isi
dari Dokumen Kontrak sehingga segala permasalahan yang mungkin timbul selama
masa konstruksi dapat diselesaikan dengan cepat sesuai dengan ketentuan yang ada
dalam Dokumen Kontrak karena sudah ada persamaan pengertian.

C. Manual Sistem dan Prosedur Kerja Pengendalian


Untuk dapat melaksanakan hal-hal tersebut diatas kontraktor akan membuat
Manual Sistem dan Prosedur Kerja Pengendalian yang akan dilaksanakan dengan baik
yang akan berisi antara lain :
- Bagaimana cara dalam melakukan review terhadap Rencana Kerja Kontraktor
yang berkaitan dengan jadwal pelaksanaan, pengadaan peralatan dan fasilitas
lain, penempatan pemasangan instalasi dan pengadaan material.
- Bagaimana prosedur pengawasan yang harus dilakukan oleh Quality Control.

D. Evaluasi Rencana Kerja


Rencana Kerja akan dievaluasi bersama Konsultan.
Pelaksanaan proyek perlu direncanakan terlebih dahulu dan perencanaan
pelaksanaan proyek harus didasarkan pada sasaran yang jelas. Dengan perencanaan
yang baik, sumber daya yang memadai dapat disediakan dengan tepat sesuai dengan
kebutuhan, waktu pelaksanaan yang cukup dialokasikan untuk setiap kegiatan
pekerjaan serta biaya yang disediakan dapat memenuhi seluruh kegiatan pekerjaan
tersebut.
Perencanaan pelaksanaan proyek mencakup :
- Perkiraan kebutuhan sumber daya manusia, bahan dan peralatan beserta
analisa penggunaannya yang paling effisien.
- Perkiraan kebutuhan biaya pekerjaan.
- Perkiraan waktu pekerjaan secara total maupun perjenis kegiatan pekerjaan.
Teknik perencanaan pelaksanaan proyek dalam bentuk Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan (Time Schedule) yaitu Diagram Balok (Bar Chart atau Gantt Chart)
yang dilengkapi dengan kurva "S" serta bentuk lain yaitu Metode Lintasan
Kritis (Critical Path Method/CPM) harus memperhatikan prinsip penting tertentu
yaitu :

Cv. Dua Saudara 10


Harus dapat memberikan informasi dalam bentuk yang mudah dipahami
betapapun sulitnya jenis/kegiatan pekerjaan yang ada.
Harus realistis dimana waktu untuk tiap jenis/kegiatan pekerjaan harus
seimbang satu sama lain dengan memperhitungkan waktu total pelaksanaan.
Harus luwes dalam arti bahwa setiap perubahan yang terjadi selama masa
pelaksanaan dapat dimasukkan dalam rencana tersebut tanpa harus merubah
seluruh rencana yang ada.
Harus dapat dipakai sebagai alat untuk monitor dan pengendalian
jalannya pelaksanaan pekerjaan.
Harus memperhatikan metode pelaksanaan yang paling tepat untuk tiap
jenis pekerjaan agar diperoleh effisiensi waktu pekerjaan.
Harus memperhatikan kapasitas produksi alat per satuan waktu agar
tercapai keseimbangan antara produksi alat, banyaknya alat yang dipakai serta
waktu yang disediakan.
Evaluasi terhadap jadwal pelaksanaan Kontraktor akan dapat memberikan
Jadwal Tenaga Kerja, Jadwal Bahan/Material, Jadwal Peralatan dan Jadwal Biaya
per satuan waktu.
Perkiraan sumber daya manusia (tenaga kerja) harus memperhatikan tingkat
keahlian sehingga dapat diperkirakan kapasitasnya, dari perkiraan kapasitas dapat
ditentukan banyak serta jenis pekerja yang diperlukan untuk tiap jenis kegiatan
pekerjaan per satuan waktu untuk pembuatan Jadwal Tenaga Kerja per satuan
waktu selama pelaksanaan pekerjaan.
Perkiraan sumber daya bahan harus memperhatikan tersedianya
bahan/material pada lokasi pekerjaan atau di luar lokasi pekerjaan menurut jenis
dan banyaknya serta kebutuhan dari bahan tersebut untuk tiap jenis/kegiatan
pekerjaan sehingga dapat diketahui jenis dan banyaknya bahan yang diperlukan
per satuan waktu yang dituangkan dalam bentuk Jadwal Bahan/Material.
Perkiraan sumber daya peralatan harus memperhatikan kebutuhan alat tersebut
untuk pelaksanaan pekerjaan menurut jenis dan banyaknya alat yang
diperlukan yang selanjutnya dapat dijadwalkan pengadaan peralatan tersebut
dalam Jadwal Peralatan.

Cv. Dua Saudara 11


Perkiraan kebutuhan biaya pekerjaan harus memperhatikan rencana kemajuan
yang ingin dicapai per satuan waktu sesuai dengan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
yang ada. Biaya tersebut akan digunakan untuk pembayaran material, tenaga
kerja, peralatan serta biaya-biaya lain yang diperlukan. Dengan adanya
perkiraaan kebutuhan biaya dapat dibuat Jadwal Biaya yaitu kebutuhan biaya
yang harus disediakan per satuan waktu.

Mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas akan melakukan penyempurnaan


terhadap jadwal pelaksanaan kontraktor dan jadwal pelaksanaan yang telah
disempurnakan serta disetujui oleh Konsultan akan menjadi dasar dalam
pelaksanaan pekerjaan.

E. Pengendalian Mutu

Pengendalian Mutu akan dilakukan terhadap bahan agar sesuai dengan


persyaratan yang ada. Sebagai dasar pengendalian mutu akan dipakai
spesifikasi teknis yang ada dan setiap material yang akan dikirim ke lapangan
akan diminta contohnya untuk diuji di laboratorium.
Bila tidak memenuhi syarat akan ditolak oleh direksi. Begitu pula material
yang dikirim ke lapangan (yang contohnya sudah disetujui) akan diperiksa
secara berkala untuk memastikan apakah material yang dikirim tersebut
sesuai dengan contoh yang ada.
- Melakukan pengawasan terhadap metode/cara kerja di lapangan agar
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada.
- Melakukan pengendalian terhadap hasil pekerjaan baik dengan test
lapangan maupun dengan test laboratorium.
- Membuat Trial Mix dan Job Mix Design baik untuk pekerjaan
beton.
Pentingnya mutu hasil pekerjaan merupakan aspek penting yang akan
menjadi perhatian dalam melakukan pengawasan agar mutu hasil pekerjaan
benar-benar sesuai dengan persyaratan yang ada dalam spesifikasi.
Pada dasarnya pengawasan mutu akan meliputi :
- Pengawasan mutu bahan yang dipakai
- Pengawasan terhadap metode pelaksanaan pekerjaan
- Melakukan test terhadap hasil pekerjaan

Cv. Dua Saudara 12


Menerapkan pola spesifikasi pengendalian mutu yang baku yaitu pola
Bertahap Tiga, Berlingkup Dua dan Berstruktur Lima Hal sebagai berikut :
- Pola Bertahap Tiga yaitu pengendalian mutu untuk bahan dan
pekerjaan jadi yang meliputi :
Tahap 1 adalah pengendalian mutu untuk bahan baku sebelum
dipakai.
Tahap 2 adalah pengendalian mutu untuk bahan olahan yaitu hasil
olahan sebelum menjadi hasil pekerjaan (pekerjaan jadi).
Tahap 3 adalah pengendalian mutu untuk pekerjaan yang telah jadi.
Pengendalian mutu untuk ketiga tahap tersebut akan dilakukan agar
semua bahan dan pekerjaan jadi sesuai dengan semua persyaratan pada
spesifikasi :
- Pola Berlingkup Dua yaitu pengendalian mutu selama pelaksanaan
pekerjaan yang meliputi :
Pengendalian kualitas untuk metode pelaksanaan

metode pelaksanaan dapat dilaksanakan dengan benar sehingga


hasil pekerjaan dapat diharapkan sesuai dengan spesifikasi.
Pengendalian dimensi untuk memenuhi semua persyaratan dalam
gambar rencana.
- Pola Berstruktur Lima Hal yaitu pengendalian mutu sehubungan dengan:
Jenis pemeriksaan yang diperlukan sesuai dengan persyaratan
spesifikasi
Metode pemeriksaan yaitu tata cara pemeriksaan sesuai jenis
pemeriksaan
Frekuensi pemeriksaan yaitu banyaknya pemeriksaan yang
diperlukan sesuai dengan persyaratan yang ada.
Spesifikasi pemeriksaan yaitu batasan-batasan yang harus
dipenuhi dari hasil pemeriksaan untuk menentukan dapat diterima
atau tidak bahan atau hasil pekerjaan (pekerjaan jadi) tersebut.
Toleransi hasil suatu kondisi dari hasil pemeriksaan yang masih
dapat diterima terhadap spesifikasi pemeriksaan.
Pengawasan mutu akan dilakukan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

- Kontraktor bersama Konsultan akan melakukan semua test material


secara rutin dengan test laboratorium maupun lapangan.

Cv. Dua Saudara 13


Semua material yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan akan
diperiksa mutunya agar sesuai dengan persyaratan yang ada
dalam spesifikasi.
Konsultan akan membuat prosedur standard test beserta frekuensi test
yang akan dilakukan yang kemudian akan diserahkan kepada Kontraktor
untuk dapat dilaksanakan. Semua test akan dilakukan pada setiap tahapan
pekerjaan dan hasilnya akan segera diberikan kepada Kontraktor dan
Pemberi Tugas disertai dengan rekomendasi Konsultan tentang
penyimpangan yang terjadi.
- Program Pengawasan ini akan dilaksanakan untuk menjamin bahwa
semua operasi/kegiatan Kontraktor dapat dimonitor dan diawasi dengan
baik oleh Team Pengawas Lapangan agar hasil pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi yang ada dan hasil pekerjaan yang tidak memenuhi syarat akan
segera diberitahukan kepada Kontraktor untuk segera diperbaiki.
Konsultan akan mempersiapkan prosedur pengawasan yang harus
diikuti dalam setiap aktifitas lapangan yang meliputi prosedur pembuatan
laporan, prosedur untuk mengeluarkan instruksi tertulis kepada
Kontraktor, prosedur ijin melaksanakan pekerjaan dan lain-lain.
Konsultan akan minta kepada Kontraktor untuk mempersiapkan metode
pelaksanaan yang menjelaskan bagaimana Kontraktor akan
melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk peralatan yang diperlukan
(jumlah dan jenisnya serta test yang harus dilakukan). Konsultan
akan mengevaluasi dan kemudian menyetujui metode pelaksanaan
tersebut yang selanjutnya akan dipakai sebagai dasar pengawasan.
Konsultan juga akan membuat laporan harian yang berisi kegiatan
pekerjaan, masalah yang timbul dan rekomendasi jalan keluarnya, lokasi
pekerjaan, kondisi iklim, jumlah personil yang terlibat, jenis dan jumlah
alat serta perkiraan kuantitas yang telah dikerjakan.
Konsultan akan mengarahkan Kontraktor tentang kebutuhan tenaga
kerja dan peralatan untuk menunjang operasi pekerjaan dan secara
periodik Konsultan akan memeriksa peralatan Kontraktor dan
memberitahukan Kontraktor bila terdapat peralatan yang rusak untuk
segera diperbaiki/diganti.

Cv. Dua Saudara 14


Hasil kerja Kontraktor akan dibandingkan dengan progres yang
diharapkan sehingga dapat diketahui apakah progres tersebut dapat
dicapai atau tidak.
- Untuk setiap pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Kontraktor,
Konsultan akan segera melakukan pemeriksaan, bila hasil pekerjaan
tersebut telah sesuai dengan spesifikasi yang ada maka Konsultan akan
membuat rekomendasi kepada Pemberi Tugas untuk dapat diterima.
Hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi akan ditolak dan
Kontraktor akan diberi alasan penolakan secara tertulis dengan tembusan
kepada pihak Pemberi Tugas, Kontraktor berkewajiban untuk
memperbaiki pekerjaan tersebut.

a. Pengendalian Waktu
Pengendalian Waktu terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh Kontraktor dapat dijabarkan sebagai berikut :
- Kontraktor bersama Konsultan Pengawas akan mengevaluasi
Rencana Kerja Kontraktor, melakukan penyempurnaan dan akhirnya
menyetujui Rencana Kerja tersebut sebelum pekerjaan dimulai.
- Evaluasi terhadap Rencana Kerja Kontraktor akan dilakukan untuk tiap
item kegiatan pekerjaan dengan mempersiapkan :
Waktu yang dialokasikan untuk tiap item pekerjaan adalah sudah
sesuai dengan volume pekerjaan yang ada.
Alat yang dipakai (jumlah dan kondisinya) dapat mencapai
kapasitas yang sesuai agar waktu yang dialokasikan dapat terpenuhi.
Berapa kebutuhan personil Kontraktor.
Kontraktor harus mengatasi masalah yang timbul agar tidak terjadi
keterlambatan.
Memonitor progress yang telah dicapai oleh Kontraktor dan
membandingkan dengan progress rencana untuk mengetahui
apakah terjadi keterlambatan atau tidak.

Banyaknya faktor yang mungkin mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan


menjadikan pengawasan kemajuan pekerjaan merupakan hal yang penting
agar pekerjaan dapat selesai tepat pada waktunya.

Cv. Dua Saudara 15


Konsultan akan melakukan pengawasan kemajuan pekerjaan dengan
menggunakan metode tertentu untuk menjadwalkan pekerjaann dan akan
meng-update secara periodik (satu bulan sekali) untuk mengetahui progres
yang dicapai Kontraktor, Pengendalian Waktu akan dilakukan dengan :

- Persetujuan Jadwal Pelaksanaan


Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus menyerahkan
detail jadwal pelaksanaan dan jadwal ini akan diperiksa/dianalisa
oleh Konsultan dan bila Konsultan menganggap bahwa jadwal tersebut
cukup memadai, maka akan diberikan persetujuan dan selanjutnya akan
menjadi jadwal pelaksanaan pekerjaan.

- Pengajuan Rencana Kerja


Rencana kerja Kontraktor yang dibuat berdasarkan jadwal pelaksanaan
yang telah disetujui harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu
dari Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan.
Rencana Kerja terebut berupa Rencana Kerja Harian, Rencana Kerja
Mingguan yang menjelaskan tentang :
Jenis pekerjaan yang akan dikerjakan pada hari tersebut.
Dimana (lokasi) Kontraktor akan bekerja pada hari tersebut.
Target prestasi yang diharapkan tiap hari atau pada minggu tersebut.
Konsultan akan melakukan evaluasi terhadap Rencana Kerja Kontraktor
dengan mempertimbangkan kesiapan Kontraktor dalam pengadaan
bahan, tenaga kerja dan alat agar Rencana Kerja tersebut dapat
dilaksanakan dengan baik. Persetujuan terhadap Rencana Kerja
Kontraktor akan diberikan bila persiapan Kontraktor dianggap cukup.

- Monitoring Kemajuan Pekerjaan

Realisasi kemajuan pekerjaan Kontraktor akan dimonitoring setiap waktu


oleh Direksi dan Konsultan untuk mengetahui apakah Realisasi
Kemajuan Pekerjaan yang dicapai sesuai dengan rencana kemajuan
pekerjaan pada jadwal pelaksanaan.

Cv. Dua Saudara 16


Monitoring kemajuan pekerjaan akan dilakukan secara harian, mingguan
dan bulanan berdasarkan prestasi kerja Kontraktor yang dituangkan
dalam laporan harian, mingguan dan bulanan. Dengan adanya
monitoring harian, mingguan dan bulanan akan dapat diketahui
terjadinya hambatan pekerjaan beserta penyebabnya dan dapat segera
diatasi sebelum menyebabkan terjadinya keterlambatan seperti
ditunjukkan pada Gambar Bagan Alir Pengendalian Waktu.

b. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya akan dilakukan oleh kontraktor agar Biaya Konstruksi
yang ada tidak mengalami perubahan dan sesuai dengan Harga kontrak yang
ada.
- Dari waktu ke waktu Kontraktor bersama Konsultan akan mencatat
volume pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Kontraktor.
- Akan dilakukan Change Order untuk mempertahankan harga kontrak
pekerjaan.
Pengawasan terhadap biaya pekerjaan akan dilakukan agar harga kontrak
tidak terlampaui dan hasil pekerjaan sesuai dengan persyaratan spesifikasi.

Cv. Dua Saudara 17


Untuk dapat mengamankan harga kontrak perlu diambil langkah-langkah
tertentu yaitu antara lain melakukan monitoring terhadap kuantitas pekerjaan
dan perubahan-perubahan pekerjaan yang terjadi yang tidak diduga
sebelumnya.

- Monitoring Kuantitas Pekerjaan


Kuantitas pekerjaan yang terdapat dalam bill of quantity adalah
perkiraan yang dapat berubah, oleh karena itu perlu dilakukan
monitoring terhadap kuantitas pekerjaan tersebut mencukupi atau tidak
dan langkah-langkah apa yang harus diambil bila kuantitas tersebut
tidak mencukupi untuk mempertahankan harga kontrak seperti
ditunjukkan pada Gambar Bagan Alir Pengendalian Biaya.

Cv. Dua Saudara 18


VI. BAGAN ALUR PELAKSANAAN KEGIATAN

Cv. Dua Saudara 19


VII. JADUAL PELAKSANAAN

Demikian Rencana Mutu Kerja (RMK) untuk Pekerjaan Replacement Pagar Lingkungan
Bengkel dan Kantor Distrik Navigasi Kelas III Pontianak. Mudah‐mudahan kami
memenuhi kriteria pemenang dalam Pelelangan Kegiatan ini. Dan pekerjaan ini akan terlaksana
baik apabila mendapat dukungan yang positif dari semua pihak serta usaha yang keras dalam
melaksanakan langkah‐langkah setiap pekerjaan sehingga menghasilkan hasil karya yang baik.

Pontianak, 14 Desember 2015


Penawar
CV. DUA SAUDARA

MARTHEN JUNAIDI
Direktur

Cv. Dua Saudara 20


1. KIAT PERUSAHAAN / VISI DAN MISI TERHADAP KESELAMATAN
KERJA

CV. DUA SAUDARA merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa


konstruksi yang mampu bersaing dalam menghasilkan pekerjaan yang
berkualitas tinggi. Untuk memperoleh hasil tersebut perusahaan bergantung
pada beberapa point penting terwujudnya visi dan misi perusahaan dalam
penerapan kesehatan dan keselamatan kerja yaitu :

 Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi hingga dapat menciptakan


karya-karya yang berkualitas, inofatif dan tepat waktu.
 Semangat kerja yang mampu mendukung aktifitas kerja baik secara
individu maupun secara tim.
 Sarana penunjang dalam melakukan aktifitas pekerjaan baik dalam bentuk
jaminan kesehatan, perlindungan keselamatan kerja, maupun akomodasi
yang sesuai dengan kemajuan teknologi.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1


TUJUAN KESELAMATAN KERJA
Dalam setiap pelaksanaan aktifitas manusia kemungkinan terjadinya resiko
kecelakaan baik yang berakibat fatal hingga menyebabkan kematian atau
hanya menimbulkan luka. Untuk itu dibentuknya undang-undang 1 tahun
1970 yang membahas tentang aturan-aturan dasar maupun ketentuan-
ketentuan tentang keselamtan kerja di semua tempat yang masih masuk
wilayah indonesia baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam
air maupun di udara. Ini bertujuan sebagai perlindungan terhadap tenaga kerja
dan untuk mengurangi tingkat kematian. Dibawah ini adalah beberapa faktor
penting dalam mendukung program keselamatan kerja yaitu :

1. Perlengkapan, Peralatan Dan Bahan Kerja :


Yang dimaksud perlengkapan kerja adalah sarana pendukung dalam
melaksanakan aktifitas. Dalam hal ini perusahaan berkewajiban
menyediakan perlengkapan penunjang kerja yang memadai seperti alat
pelindung diri (APD) yang memenuhi standar dan berkualitas. Jenis-jenis
alat pelindung diri yaitu : Alat Pelindung Kepala (Helm Kerja), Alat
Pelinndung Mata dan Muka ( Kacamata Safety), Alat Pelindung Pernapasan
(Masker), Alat pelindung Telinga ( Ear Plug), Alat Pelindung Tangan
(Sarung Tangan), dan Alat Pelindung Kaki (Sepatu Safety). Serta menyedian
slogan-slogan tentang kewaspadaan dan berhati-hati dalam melakukan
aktifitas kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2


2. Penerapan Pelatihan Tenaga Kerja :
Setiap perusahaan wajib mengikut sertakan kepala tim kerja atau bisa juga
mandor atau yang mewakili untuk mengikuti pelatihan keselamatan kerja
baik yang diselenggarakan oleh perusahaan terkait atau pemerintah
setempat. Ini betujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan
tentang pentingnya mengutamakan keselamatan kerja dalam melaksanakan
aktifitas kerja dan untuk mempermudah dalam mengaplikasikannya di
lapangan kerja.

3. Memberikan Pelayanan dan Jaminan Kesehatan Pekerja :


Dalam hal ini pelayanan dan jaminan kesehatan yaitu memberikan asuransi
yang memenuhi syarat dan ketentuan dan dapat menjamin kesehatan dan
keselamatan pekerja selama dalam lingkup kerja perusahaan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3


4. Apresiasi Kerja :
Apresiasi kerja dapat berupa hadiah seperti bonus dalam bentuk materi
maupun kenaikan jabatan yang diperuntukkan kepada karyawan yang
berprestasi sebagai penghargaan atas semangat, kerja keras serta bakti
kepada perusahaan.

Jika point-point diatas dapat terlaksana dengan baik maka secara tidak
langsung dapat mendukung mudahnya mencapai tujuan penerapan
keselamatan kerja yang diinginkan
yaitu :

a. Mengurangi tingkat kematian, cidera, dan penyakit yang diakibatkan oleh kecelakaan
kerja baik yang berasal dari human error atau saran prasarana dilapangan kerja.

b. Menciptakan ruang lingkup kerja yang aman dan nyaman serta sehat. Dengan tidak
merusak lingkungan dengan pencemaran.

c. Menciptakan manusia berkualitas yang mampu menerapkan sistem kesehatan dan


keselamatan kerja dimanapun berada serta mampu bekerja sama dengan instansi
terkait dalam mengaplikasikannya agar lebih baik.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 4


2. METODE SOLUSI KESELAMATAN KERJA

Faktor-faktor yang menyebabkan sering terjadinya kecelakaan kerja


di lapangan adalah sebagai berikut :

 Perencanaan kerja yang kurang matang : Kurang adanya kesiapan


dan perencanaan kerja yang kurang matang.

 Pelaksanaan kegiatan kerja : Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai


dengan aturan dan ketetapan kerja.

 Pengamatan dan pengawasan kerja : Tidak adanya pengawasan


terhadap penerapan keselamatan kerja dan media seperti slogan
keselamatan kerja di areal kerja.

 Human error : Tindakan-tindakan tidak sesuai aturan dan melenceng


dari peraturan keselamatan kerja serta mengacuhkan penggunaan
alat pelindung diri (APD).

 Wilayah kerja : Lokasi kerja yang kurang strategis berpengaruh besar


terhadap pekerja konstruksi.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 5


Dan untuk mencegahnya dilakukan langkah- langkah sebagai berikut :

 Melakukan work planning dan menyediakan team work yang matang


sebelum memulai pekerjaan.
 Membuat rapat pembahasan tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan
sesuai dengan prosedur kepada seluruh pekerja.
 Memberikan tanggung jawab dan wewenang kepada mandor agar
bertanggung jawab penuh terhadap pekerja selama di lapangan, serta
memberikan sangsi pemecatan bagi yang melanggar.
 Memberikan penerapan point-point sebagai berikut :
a. Program Pencegahan dan Kontrol resiko
b. Alat Pelindung Diri (APD)
c. Instruksi, Peraturan dan Prosedur
d. Adanya Program Tanggap Darurat
e. Pelatihan dan Komunikasi
f. Slogan-slogan Safety
 Menentukan lokasi kerja yang memadai dan mudah dijangkau agar
mempermudah pelaksanaan di lapangan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 6


4. METODE PENGGUNAAN FUNGSI ALAT KESELAMATAN KERJA

Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat,


peralatan dan lingkungan kerja adalah sangat perlu diutamakan. Alat-alat
demikian harus memenuhi persyaratan; enak dipakai, tidak mengganggu
kerja, memberi perlindungan yang efektif terhadap jenis bahaya.
Jenis alat-alat proteksi diri beraneka ragam macamnya, antara lain sebagai
berikut;

1. Untuk kepala ; pengikat dan penutup rambut, topi dari berbagai bahan.
2. Untuk mata ; kaca mata dari berbagai bahan.
3. Untuk muka ; perisai muka.
4. Untuk tangan dan jari ; sarung tangan, bidal jari.
5. Untuk kaki ; sepatu dan sandal.
6. Untuk alat pernapasan ; respirator atau masker khusus.
7. Untuk telinga ; sumbat telinga atau tutup telinga.
8. Untuk tubuh ; pakaian kerja yang memenuhi persyaratan disesuaikan
dengan jenis pekerjaan.

Alat keselamatan ada berbagai jenis dan fungsi yang dapat dikategorikan
sebagai berikut.

1. Alat pelindung kepala atau helm kerja, untuk


melindungi bagian kepala dari benda yang
jatuh atau benturan misalnya topi
keselamatan baik dari plastik, aluminium,
atau fiber.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 7


2. Alat pelindung mata atau kacamata yang
berfungsi untuk melindungi dari percikan
benda cair, benda padat atau radiasi sinar
dan panas serta pelindung muka (face
shield), dan topeng las.

3. Alat pelindung pernapasan atau masker


berfungsi untuk melindungi dari bahan
kimia, debu, uap, dan asap yang berbahaya
dan beracun. Alat pelindung pernapasan
sangat beragam seperti masker debu dan
masker kimia.

4. Alat pelindung pendengaran berfungsi untuk


melindungi organ pendengaran dari suara
yang bising misalnya sumbat telinga (ear
plug), katup telinga (ear muff).

5. Alat pelindung badan untuk melindungi


bagian tubuh khususnya dada dari percikan
benda cair, padat, radiasi sinar dan panas.

6. Alat pelindung tangan atau sarung tangan


berfungsi untuk melindungi bagian jari dan
lengan dari bahan kimia, panas atau benda
tajam misalnya sarung tangan kulit, PVC,
asbes, dan metal.

7. Alat pelindung jatuh atau tali pengaman


untuk melindungi ketika jatuh dari
ketinggian misalnya ikat pinggang
keselamatan (safety belt), dan jaring.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 8


8. Alat pencegah tenggelam melindungi jika
terjatuh ke dalam air misalnya baju
pelampung dan jaring pengaman.

9. Alat pelidung kaki untuk melindungi


telapak kaki, tumit, atau betis dari benda
panas, cair, kejatuhan benda, tertusuk benda
tajam dan lainnya, misalnya sepatu karet,
sepatu kulit, pelindung kaki dan betis untuk
melindungi dari kejatuhan benda, sepatu
keselamatan di lengkapi dengan pelindung
logam di bagian ujungnya (steel to cap).

Pontianak, 14 Desember 2015

CV. DUA SAUDARA

MARTHEN JUNAIDI
Direktur

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 9

Anda mungkin juga menyukai