LATAR BELAKANG
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana yang dibuat oleh pihak
perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting dan membutuhkan pengaturan
serta pengawasan pekerjaan yang baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada waktunya, dan sesuai
dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil tidaknya suatu proyek, oleh
karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja,
serta tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan
baik serta dapat mengambil keputusan‐keputusan mengenai masalah‐masalah yang ditemui di lapangan.
Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah‐masalah yang tidak terduga dan tidak
dapat diatasi oleh satu pihak saja. Untuk itulah diperlukan adanya rapat koordinasi untuk memecahkan dan
menyelesaikan masalah bersama‐sama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh :
‐ Konsultan Proyek
‐ Koordinator dan Pelaksana
‐ Pihak Pemilik ( Owner )
‐ Konsultan Perencana
‐ Bantuan Teknis ( Dinas terkait )
Dalam tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengikuti rencana yang telah dibuat
oleh pihak perencana. Antara lain gambar rencana dan segala detailnya, jenis material, dan dokumen lainnya.
Tahap selanjutnya kontraktor mengerjakan shop drawing sebagai gambar pelaksanaan dengan ruang
lingkup serta detail yang lebih sempit kemudian untuk tahap akhir kontraktor membuat as built drawing
sebagai gambar akhir sesuai dengan yang ada di lapangan yang digunakan sebagai laporan akhir.
LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan berada di Jalan Khatulistiwa Kota Pontianak Provinsi Kalimantan
Barat
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Meliputi :
1. Mobilisasi dan demobilisasi
2. Pembersihan lapangan dan perataan
3. Pembongkaran beton & dinding pagar lama
4. Mengangkut & membuang sisa bongkaran
5. Pengukuran dan pemasangan bowplank
6. Pembuatan direksi keet, gudang & bangsal kerja
7. Penerangan dan keselamatan kerja
8. Penyediaan air kerja
9. Papan nama kegiatan
10. Dokumentasi/administrasi/As-Built Drawing
V. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Meliputi :
1. Pekerjaan ornamen tiang kolom pagar depan
2. Pekerjaan pengecatan dinding dan ornamen
SITE MANAJEMEN
Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan Kegiatan Belanja Modal Gedung dan
Bangunan, Replacement Pagar Lingkungan Bengkel dan Kantor Distrik Navigasi Kelas III
Pontianak pada lokasi Jalan Khatulistiwa Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat perlu dilakukan
Site Manajemen yang meliputi :
1. Kantor Direksi
2. Kantar manajemen lapangan yang didalamnya terdapat ruang rapat proyek, ruang kerja team
proyek.
3. Gudang material yang ditempatkan di tempat yang strategis sehingga tidak mengganggu
jalannya pekerjaan.
4. Los Kerja pekerjaan kayu, besi beton serta pekerjaan lain yang memerlukan fabrikasi dilapangan.
Disamping itu pula untuk persiapan kerja juga akan dibuat panel dan instalasi listrik sementara baik untuk
penerangan maupun untuk peralatan yang memerlukan tenaga listrik untuk menggerakannya seperti Bor,
mesin serut kayu dan lain‐lain.
Penempatan personil keamanan atau security merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari
proses relokasi area lapangan guna menghindari adanya kendala‐kendala yang tidak di inginkan selama
pelaksanaan pekerjaan.
DAFTAR PERSONIL
Untuk dapat mencapai hasil yang baik, di perlukan pengaturan dan manajemen lapangan yang baik. Untuk
itu pada proyek ini di bentuk susunan personil yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan
dilapangan. Daftar personil untuk pelaksanaan proyek ini sebagaimana yang disampaikan kepada panitia
pengadaan dalam lembar tersendiri.
WORKFLOW PEKERJAAN
SPK
SPK
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN BETON
PEKERJAAN LAIN-LAIN
BAST
A. PENJELASAN UMUM
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah di keluarkan Surat Penunjukan Pemenang serta kontrak
disetujui serta Surat Perintah Mulai Kerja Berikut Surat Penyerahan Lapangan telah di terima oleh
Pihak Kami. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam
dokumen kontrak yaitu selama 150 hari kalender. Dalam pelaksanaan proyek, kami selaku
kontraktor pelaksana akan tetap mengacu pada RKS baik untuk bahan bangunan dan mutu
bangunan.
Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi, penentuan methode kerja sangatlah penting. Hal ini
dikarenakan methode kerja yang tepat sesuai dengan pekerjaan dan kondisi proyek akan
menentukan hasil penyelesian proyek tersebut, sehingga methode kerja ini harus di rencanakan
dan dievaluasi secara cermat sebelum pekerjaan berlangsung.
Pemilihan alat kerja yang sesuai, teknis pelaksanaan yang tepat serta pengelolaan sumber daya
manusia yang baik akan menunjang performa dan progress pekerjaan dilapangan dengan baik.
Pembahasan pada bab ini meliputi beberapa bagian dari pelaksanaan pekerjaan, mulai dari
material, peralatan, dan pekerjaan struktur dan Pekerjaan Infrastruktur.
B. MATERIAL
Material adalah semua jenis bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan suatu proyek.
Material‐material yang digunakan harus memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam Rencana
Kerja dan Syarat – syarat (RKS) yang telah ditentukan oleh konsultan perencana dan pemilik
proyek.
Adapun material yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut :
1. Air
Air merupakan bahan yang penting pada beton yang menyebabkan terjadinya reaksi kimia
dengan semen. Air digunakan untuk berbagai keperluan antara lain sebagai bahan adukan
beton, adukan semen, untuk perawatan beton (curing), pekerjaan pembersihan sebelum
dilakukan pengecoran. Air yang digunakan harus bersih dari bahan‐bahan yang dapat
mengurangi kekuatan beton seperti minyak, garam, bahan‐bahan organik, serta sampah atau
kotoran. Air yang digunakan pada proyek ini merupakan air sumur yang diperoleh dari lokasi
proyek dengan cara pembuatan sumur pantek atau dengan penyambungan pada saluran air
(sumber air) yang sudah ada.
2. Semen
Semen merupakan bahan pengikat hidrolik yang apabila dicampur dengan air dan setelah
mengeras tidak mengalami perubahan kimia jika dikenai air. Semen yang digunakan adalah
semen yang sesuai dengan spesifikasi teknis dari konsultan yaitu semen portland type I. Semen
disimpan pada tempat yang baik agar terlindung dari cuaca (air, hujan dan kelembaban tinggi)
yang dapat menyebabkan semen mengeras dan rusak.
Agregat Halus
Split
Baja Tulangan
6. Kayu
Kayu digunakan untuk bekisting pekerjaan beton lainnya. Kayu yang digunakan terdiri dari
balok kayu, papan, multipleks 9 mm yang mempunyai ukuran bermacam‐macam sesuai
kebutuhan. Adapun ukuran kayu yang digunakan adalah :
a. Kayu Papan untuk pembuatan bekisting sloof dan kolom
b. Kayu kaso ukuran 5/7 untuk perancah bekisting
c. Kayu perancah dipakai untuk penyangga bekisting plat
d. Multipleks tebal 9 mm
Sedangkan kayu Cerucuk Dia. 8 – 10 cm digunakan sebagai stabilisasi tanah untuk pekerjaan
Pagar Lingkungan Bengkel dan Kantor.
C. PERALATAN
Peralatan yang dipergunakan pada pekerjaan Kegiatan Belanja Modal Gedung dan
Bangunan, Replacement Pagar Lingkungan Bengkel dan Kantor Distrik Navigasi Kelas
III Pontianak adalah :
‐ Mobil Pick Up
‐ Concrete Mixer
‐ Water Pump
‐ Gerobak Dorong Roda Satu
- Gerobak Dorong Roda Dua
- Peralatan Tukang
Pick Up
Concrete Mixer
Concrete Mixer digunakan untuk pembuatan adukan beton pada pekerjaan pondasi menerus,
sloof, dan kolom. Molen ini digerakkan dengan menggunakan tenaga mesin diesel, kapasitas
molen yang digunakan adalah 0,35 m3. Kecepatan putar alat harus benar‐benar stabil, karena
berpengaruh pada mutu beton yang dihasilkan.
Concrete Mixer
Water Pump
Peralatan Tukang
Peralatan Tukang yaitu alat bantu dalam pekerjaan, bias berupa alat tukang semen, kayu dan
alat bantu lainnya.
Waterpass
Waterpass digunakan untuk menentukan elevasi/ peil untuk galian, timbunan dan lain-lain
yang membutuhkan elevasi berdasarkan ketinggian titik yang diketahui. Alat ini digunakan
untuk mengecek ketinggian timbunan agar tidak melebihi tinggi rencana dan mengecek
ketebalan tmbunan, sehingga timbunan yang dihasilkan dapat datar. Selain itu juga dapat
digunakan untuk pembuatan tanda/marking pada pasangan batu kali sebagai acuan
pekerjaan lain, seperti acuan untuk pekerjaan saluran. Dalam penggunaannya, waterpass
didirikan pada tripod (kaki tiga).
Waterpass
D. PEKERJAAN PERSIAPAN
Yang menjadi kritikal poin adalah area pembuangan yang perlu dicermati karena
bagaimanapun tanah jelek yang akan di keluarkan cukup banyak mencapai 1000~1500
M3. perlu lahan luas yang dapat menampung menjadi perhatian khusus dalam
pelaksanaan ini.
Pembersihan area site tidak terjadi hanya di awal pekerjaan saja tetapi secara berkala dan
menjadi kegiatan rutinitas proyek itu sendiri
Perlunya penataan lokasi untuk tempat pembuangan sementara baik puing atau sampah
sangat diperlukan dimana rutinitas atau kegiatan proyek tidak terganggu oleh
penumpukan-penumpukan yang tidak beraturan.
Bouwplank
Yang dimaksud dengan bouwplank adalah papan yang dipasang pada patok‐patok pengukuran
ukuran bangunan atau patok (duga peil) yang dipasang mendatar dari sebelah atasnya diketam
secara rata dan rapi. Fungsi bouwplank adalah :
‐ Untuk memudahkan titik‐titik ukuran
‐ Untuk menarik atau membuat sumbu
‐ Untuk menentukan garis‐garis pasangan batu kali
‐ Sebagai pedoman dalam menggali tanah pondasi pasangan batu kali
Didalam pekerjaan pengukuran bentuk dan ukuran ruangan dalam suatu bouwplank, yang
diperlukan pertama‐tama adalah :
‐ Gambar rencana
‐ Pembersihan tanah dan pemasangan patok‐patok sesuai dengan gambar rencana
‐ Memotong bowplank
‐ Memberi tanda pada bowplank dengan paku , cat/meni
Bahan dan Alat :
‐ Kayu Balok 5/7
‐ Paku 2”‐3”
‐ Kayu Papan 3/20
‐ Palu
‐ Benang
‐ Meteran
Prosedur pemasangan Bowplank :
a. Kedudukan harus kuat dan tidak mudah goyah
b. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bowplank tidak goyah akibat pelaksanaan
c. Terdapat titik atau dibuat tanda
d. Sisi atas bowplank harus terleat sebidang (horizontal) dengan papan bowplank lainnya
e. Letak kedudukan bowplank harus seragam menghadap kedalam bangunan
f. Garis benang bowplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi beton cyclop dan pagar
Pemasangan Bouwplank
Tahapan Pelaksanaan
Papan nama proyek dibuat dengan menggunakan kain sablon yang berbahan plastik,
yang kemudian dicetak. Setelah hasil cetakan jadi, kemudian dipakukan ke multipleks
9mm yang dipotong dengan ukuran sesuai dengan cetakan papan nama. Setelah itu
dipaku pada balok kayu dan dipasang disekitar lokasi proyek yang telah disepakati.
Asbuilt Drawing
As Built merupakan gambar aktual setelah semua pekerjaan dilapangan selesai, as built
digunakan sebagai bukti pekerjaan yang telah diselesaikan.
b. Metode Kerja
Sebelum penggalian tanah Pondasi Pagar Beton Cyclop dimulai juru ukur
memasang profil sebagai acuan untuk menunjukan batas, bentuk, ukuran
maupun elevasi dari suatu pekerjaan sesuai dengan gambar rencana.
Tanah hasil galian dapat dibuang disekitar lokasi pekerjaan, sehingga tanah
galian tersebut dapat digunakan lagi untuk menguruk kembali bekas galian dan
harus mendapat persetujuan dari Direksi atau Pengawas Lapangan.
Untuk keadaan-keadaan khusus, kemiringan lereng galian Pondasi Pagar Beton
Cyclop dapat menyimpang dari criteria yang ada atas dasar petunjuk dan
persetujuan dari Direksi pihak pelaksana harus memperbaikinya kembali.
Apabila galian tanah untuk Pondasi Pagar Beton Cyclop telah selesai, maka
bersama-sama Direksi atau Pengawas Lapangan melakukan pemeriksaan ulang
terhadap dimensi galian, apakah sesuai dengan gambar rencana yang ada,
sehingga dapat dilakukan pekerjaan selanjutnya yaitu pekerjaan pemasangan
Pondasi Pagar Beton Cyclop.
Bersama-sama Direksi lapangan, melakukan pemeriksaan pada bagian yang
telah terpasang apakah sudah bias diurung atau belum.
Tanah humus maupun akar-akar kayu yang berada pada bagian yang diurung
agar dibersihkan dan dibuang jauh dari lokasi pekerjaan.
Bagian yang diurug apabila sudah siap maka pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan.
Pekerjaan Galian Tanah selesai dokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan
laporan.
Yaitu pekerjaan yang menggunakan material tanah bekas galian untuk mengisi sisi
pondasi yang dikerjakan secara parallel atau simultan sesuai dengan arahan dari
supervisor lapangan.
Prosedur dalam mengurug kembali tanah galian ke dalam pondasi harus mendapatkan
persetujuan dari direksi lapangan. Sisi pondasi yang akan diurug harus sudah bebas dari
kotoran puing-puing atau kayu serta bekisting yang masih menempel pada pondasi
tersebut. Hal ini untuk menghindarkan keroposnya tanah urug yang menyebabkan daya
dukung tanah akan menurun.
Metode Pelaksanaan :
Material urugan menggunakan tanah bekas galian pondasi dan harus mendapat
persetujuan direksi pekerjaan dan konsultan pengawas
Pekerjaan penghamparan dan pemadatan dilakukan sesuai dengan petunjuk Direksi,
penimbunan dikerjakan mengikuti bidang-bidang lapisan arah horizontal selebar
bidang kerja dengan kemiringan sesuai rencana dan setiap level pekerjaan
penghamparan ini dilakukan oleh tenaga manusia.
Tebal lapisan Urugan kembali tanah pondasi sebelum dipadatkan tidak boleh lebih
dari yang disyaratkan dan setiap lapis harus dipadatkan sampai kepadatan yang
diminta yang paling diprioritas utama pada pekerjaan Urugan kembali tanah
pondasi. Penghamparan dengan menggunakan tenaga manusia serta dibantu dengan
penyemprotan air dan alat stamper, Selama pemadatan sekelompok pekerja akan
merapihkan kembali tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan
alat bantu yang memadai.
Bersama-sama Direksi pekerjaan, dilakukan pemeriksaan akhir terhadap hasil
pekerjaan yang sudah Selesai dikerjakan sebagai dasar perhitungan volume
pekerjaan.
Lakukan perbaikan - perbaikan apabila didalam pemeriksaan bersama Direksi masih
ada kekurangan/ kesalahan yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknik.
PEMADATAN
Pemadatan adalah proses yang bersamaan dengan proses timbunan pemadatan yang
digunakan dalam proyek ini menggunakan Tamping Ramer dimana fungsi mesin ini
untuk memadatkan tanah .
Pola pelaksanaan mengacu kepada standar teknik di Indonesia yaitu pemadatan
dilakukan secara berlapis dimana setiap lapis mempunyai ketinggian 20 cm dan selama
dalam pemadatan tanah perlu disiram dengan air supaya pori-pori tanah terisi dan
monolit secara struktur tanah atau mencapai kepadatan titik jenuh air. Secara visual
kepadatan tanah bisa diperhatikan bila air sudah tidak bisa meresap lagi dan tanah tidak
lengket di mesin pemadat maka tanah tersebut sudah padat.
Perlu diperhatikan pemakaian alat dalam pemadatan Tamping Ramer hanya digunakan
dalam pemadatan skala kecil dan luasan yang tidak lebih dari 1000 M3. Kemampuan alat
dalam memadatkan tanah sangat tergantung dari kemampuan dalam urugan yang
menggunakan tenaga manusia. Kemampuan alat pemadat (tamping ramer) sehari
mencapai 30 M3.
Dalam mengerjakan pondasi ini system pelaksanaan/urutan pekerjaan sama dimana urutan
pekerjaan terdiri dari
Pekerjaan pondasi dalam pekerjaan ini menjadi pekerjaan utama dimana pondasi dibagi
menjadi
Pondasi Beton cyclop adalah pondasi yang berfungsi menerima beban merata dan
menyebarkannya ke dalam tanah.
Didalam pelaksanaan proyek ini beban merata yang diterima oleh pondasi Beton cyclop
berasal dari beban-beban dinding ataupun pagar. Pondasi Beton cyclop tidak
diperuntukan menerima beban terpusat dari struktur karena pondasi ini tidak bisa
menerima gaya lateral.
Pondasi Beton cyclop berasal dari beton yang dikombinasi dengan adukan pasir semen
dengan komposisi 1 : 3.
Bentuk penampang melintang dari pondasi ini berbentuk trapezium, dengan ukuran
yang varian baik lebar bawah ataupun lebar atas serta ketinggian disesuaikan dengan
kebutuhan dilapangan.
Bagian atas diratakan dengan adukan semen yang berfungsi leveling untuk pemasangan
sloof di atasnya.
Sloof beton bertulang adalah struktur yang berfungsi sebagi penyebar/pembagi beban
merata yang diteruskan ke pondasi dengan mutu Beton K.225 . Selain berfungsi sebagai
penyebar/pembagi beban di atasnya juga sebagai pengaku antara kolom dengan kolom
atau sebagai rigid frame.
Sloof biasanya berpenampang segi empat dan berada diantara permukaan tanah
tergantung dari perencana menempatkan sloof sebagai rigid frame atau flexible frame.
Di dalam pelaksanaan pekerjaan sloof untuk memudahkan di pelaksanaan di lapangan
pekerjaan dilaksanakan setelah sebagian tanah urug dikerjakan dan simultan dengan
pekerjaan pondasi.
Pelaksanaan Pekerjaan Sloof dilaksanakan setelah 60% dari pekerjaan Pondasi Beton
cyclop selesai. (Analisa teknis waktu bisa dilihat dalam table uraian analisa teknis
dokumen penawaran ini)
Dalam proyek ini rangka bangunan pagar yang dikerjakan memakai beton bertulang
dimana beton yang digunakan memakai beton dengan mutu K-175 dan besi
beton/reinforce bar memakai besi polos (U-24).
a. Pekerjaan Struktur Beton Bertulang Untuk Pagar Lingkungan Bengkel dan Kantor
b. Pekerjaan Pondasi Pagar Lingkungan Bengkel dan Kantor.
Pekerjaan beton ini dilaksanakan dengan cor ditempat, proses pengerjaan dimulai dengan
pembuatan bekisting mengunakan bekisting berat. Pelaksanaannya adalah sebagai
berikut : Agregat Kasar dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih
dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan dengan kayu acuan.
Karena pembuatan struktur menggunakan volume beton yang cukup besar maka akan
diperhatikan suhu beton agar tidak berbeda terlalu jauh waktu pegecoran berlangsung,
oleh karena itu pengecoran dilakukan secara berkelanjutan dan dilakukan perawatan
selama masa curing time dengan menggunakan karung basah. Selain itu juga akan
dilakukan penyemprotan secara berkala untuk menurunkan suhu beton yang ada pada
pondasi jembatan selama masa curing.
Prosedur Pekerjaan :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
Menyerahkan hasil pengujian material (mix design) Beton K-225 serta Beton K-175
yang akan digunakan dan harus sesuai dengan Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan
Tahapan Pekerjaan :
Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan Shop Drawing untuk kemudian
dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.
Baja Tulangan yang telah dirakit (Cutting and Bending) akan dibawa kelokasi
pekerjaan untuk dipasangkan sesuai gambar shop drawing yang telah disetujui. Baja
Tulangan akan dipasangkan/diikat dengan menggunakan kawat beton.
Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang terbuat
dari balok kayu dan multiplex untuk membentuk dimensi struktur sesuai gambar
shop drawing.
Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregat Halus dan Semen.
Material tersebut dicampur dengan menggunakan concrete mixer dan diberi air yang
telah disediakan.
Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik
Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan menggunakan kayu
perancah dan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai dengan
gambar.
Setelah bekisting dan tulangan sudah dipasang, maka semua hasil rakitan
penulangan dan bekisting akan dibersihkan terlebih dahulu dan dimintakan
persetujuannya dari Direksi Pekerjaan
Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan, maka pengecoran
dilaksanakan dan pemadatannya menggunakan alat concrete vibrator agar beton
padat dan karakteristik (kuat tekan) beton tercapai.
Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton, maka
pengecoran beton dilakukan dengan menggunakan luncuran manual.
Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya dengan uji slump
dan terhadap beton yang lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton akan
dilakukan dengan menggunakan Concrete Vibrator sedemikian rupa agar tidak
terjadi blending.
Dalam proses mixer perlu memperhatikan kekentalan adukan dengan cara menentukan
slump yang disyaratkan, sehingga mutu beton yang dihasilkan sesuai dengan rencana.
KETENTUAN-KETENTUAN PENGECORAN :
Kontraktor harus memberitahukan Direksi pekerjaan secara tertulis paling
sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton atau meneruskan
pengecoran beton. Pemberitahuan harus meliputi ; lokasi, kondisi
pekerjaan, mutu beton, serta waktu ( hari/tanggal/jam ) pengecoran beton.
Segera sebelum pengecoran dimulai, mal/bekisting harus dibasahi dengan
air , atau diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak
meninggalkan bekas.
Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
sambungan konstruksi (Construction Joint) yang telah disetujui
sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
‐ Pembuatan bekisting
Pekerjaan bekisting merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena dilaksanakan secara bersamaan.
Pembuatan bekisting harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus
cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan yang akan dibuat.
‐ Tulangan
Mengajukan contoh bahan yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan
dari Direksi Pekerjaan.
Material Tulangan yang telah disetujui berdasarkan hasil uji/sertifikat mutu, akan
disupply oleh Supplier dan diterima dilokasi gudang yang telah disediakan.
Baja yang sudah tiba digudang, akan dilakukan penyimpanan sedemikian rupa
untuk mencegah distorsi, ontaminasi, korosi, atau kerusakan dan dipisahkan
sesuai ukuran diameternya.
Baja tulangan dipotong sesuai dengan ukuran yang ada dalam gambar kerja
dengan memakai gunting besi, jumlah potongan disesuaikan dengan kebutuhan
dari masing–masing tulangan yang akan dipakai, besi yang telah dipotong
selanjutnya akan dilakukan pembengkokan sesuai gambar shop drawing yang
telah disetujui.
Penulangan
Setelah acuan selesai, maka harus diolesi dengan minyak bekisting atau oli bekas.
Setelah itu mulai dipasang baja tulangan dalam acuan tersebut, dengan
memperhatikan selimut tebal selimut beton dengan menahan baja tulangan dengan
beton decking. Mutu beton decking harus lebih tinggi dari beton yang akan dicor.
Kontrol :
Pemasangan bata untuk mendapatkan kelurusan horizontal diperlukan benang
sebagai acuannya dan tidak boleh melebihi dari 10 bata posisi benang acuan harus
dipindah dan seterusnya. Pemasangan bata dari bawah ke atas.
Sambungan bata bila tidak selesai dalam satu hari tidak boleh tegak lurus tetapi
membentuk sudut kemiringan 45°.
Pekerjaan Plesteran
2. Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Pengecatan terdiri dari 1 bagian yaitu :
a. Cat Dinding dan Kolom Pagar serta ornamen pagar
Alat Penunjang
Untuk pemasangan plasteran yang tinggi diperlukan scaffolding yang terpasang. hal
ini untuk memudahkan dalam pelaksanaan, scaffolding yang dipakai dalam proyek
ini memakai scaffolding besi. Pemasangan scaffolding / perancah perlu
diperhatikan jangan sampai menggangu pekerjaan.
Kebijakan CV. DUA SAUDARA dalam menetapkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam
rangka menciptakan dorongan serta acuan yang kuat bagi terwujudnya LK3 yang diharapkan
adalah bertujuan :
PR OG R AM KESELAMAT AN
Tidak ada satu orangpun menginginkan dirinya terluka. Sebagian besar terjadinya kecelakaan
adalah diakibatkan karena kesalahan manusia terutama dalam memahami mengenai bahaya
yang ada disekitarnya. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain disebabkan oleh hal-hal
berikut :
Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas sebagai faktor penyebab yang mengarahkan
kepada tindakan dan keadaan tidak aman dimana pada gilirannya dapat mengakibatkan
terjadinya kecelakaan. Hal yang perlu dilakukan guna mengatasinya adalah mengendalikan
perilaku pekerja. Berikut ini adalah tiga langkah dasar yang ditujukan untuk melakukan
tindakan aman yang diperlukan bagi pencegahan kecelakaan. :
Berikut ini adalah program-program yang termasuk dalam program keselamatan yang
direncanakan untuk diterapkan dalam proyek ini.
Memastikan dan menjamin tenaga kerjanya bekerja dalam kondisi aman dari bahaya kerja.
Untuk keperluan tersebut akan menyediakan alat pelindung diri (PPE) bagi seluruh tenaga
kerja yang terlibat dalam pekerjaan. PPE yang disediakan harus memenuhi standar kualitas
yang diperlukan. PERUSAHAAN akan menyediakan pengaman pada peralatan / instalasi
atau tempat yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.
MATERIAL
Setiap bahan kimia yang disediakan baik dalam bentuk padat maupun cair harus memiliki
Material Safety Data Sheet (MSDS). MSDS harus disimpan ditempat yang mudah ditemukan
dan dibuatkan salinannya, serta dikumpulkan dan disimpan dalam filing tersendiri.
S I ST EM M AN AJ EM EN B AH AY A
Pada dasarnya sistem manajemen bahaya terdiri dari 4 aktifitas sebagai berikut:
Identifikasi bahaya
Analisa resiko dan penetapan sistem pengendalian bahaya, untuk menilai
probabilitas kejadian serta besarnya akibat yang ditimbulkan oleh suatu kejadian
dan atas dasar probabilitas dan akibat ini ditetapkan sistem pengendalian bahaya
yang diperlukan.
Penerapan sistem pengendalian bahaya
Evaluasi, untuk menilai keefektifan sistem pengendalian yang telah ditetapkan
Melalui sistem ini semua bahaya proyek termasuk pekerjaan perancah, peralatan operasi,
perkakas kerja, lalu lintas, penanganan material berbahaya, pengelasan dan pemotongan,
pekerjaan listrik, bekerja di ruang tertutup, dan lain-lain diharapkan dapat teridentifikasi,
dianalisa dan dikendalikan.
Menindaklanjuti kebijakan ini maka sasaran tanggap darurat adalah mempersiapkan sistem
yang terdiri dari seluruh pekerja, tim tanggap darurat, dan fasilitas pendukung agar dapat
menanggapi keadaan darurat dengan baik.
P R OGR AM K ESEH AT AN
Aktifitas proyek juga mengandung bahaya yang dapat mengakibatkan penyakit pada pekerja.
Perusahaan akan mengupayakan tidak ada satupun karyawan yang menderita penyakit
akibat kerja. Berikut adalah program-program yang direncanakan untuk dilaksanakan guna
mencegah akibat dari adanya bahaya-bahayan kesehatan dalam pekerjaan.
Klinik P3K
Kotak P3K
P R OGR AM L IN G KUN G AN
PENGENDA LIAN PERILAKU PEKERJA
Pelatihan dan pengarahan kepada pekerja agar mereka mengerti kebijakan serta sasaran
perlindungan lingkungan dan termotivasi untuk melakukan tindakan sesuai pengertian yang
didapatkannya tersebut.
Limbah Keterangan
Saringan oli dan oli bekas perawatan kendaraan atau alat berat
Perusahaan akan menyiapakan tempat pembuangan limbah sesuai aturan yang berlaku.
Pengawasan Proyek
Pelaksanaan pengawasan terhadap suatu proyek konstruksi adalah suatu hal yang sangat penting.
Pengawasan dilakukan supaya pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor sesuai dengan rencana,
pedoman pelaksanaan konstruksi yang ada, spesifikasi teknis, dan gambar rencana proyek tersebut. Pada
proyek ini dilaksanakan pengawasan terhadap mutu bahan, pengawasan pelaksanaan pekerjaan,
pengendalian waktu serta evaluasi kemajuan pekerjaan. Pihak yang bertanggung jawab dalam pengawasan
pelaksanaan proyek ini adalah konsultan pengawas.
Semen
Pengawasan dilakukan dengan memeriksa apakah merk, jumlah dan kondisi semen yang tiba di lokasi
dalam keadaan baik dan sesuai dengan pesanan. Bila belum digunakan, semen ditumpuk di gudang dengan
tinggi penumpukan tidak lebih dari 1,5 m dengan memakai alas supaya terhindar dari kelembaban yang
dapat menurunkan kualitas semen tersebut. Semen yang digunakan adalah semen yang lebih dahulu tiba di
lokasi dan dilakukan pemeriksaan kadar air pada semen tersebut dengan melihat apakah ada gumpalan‐
gumpalan pada semen tersebut. Pada proyek semen yang digunakan sesuai dengan syarat‐ syarat diatas.
Baja Tulangan
Pengawasan terhadap baja tulangan meliputi kebersihan, jenis dan diameter tulangan apakah telah sesuai
dengan perencanaan atau tidak. Sebaiknya baja tulangan diletakkan di tempat yang tidak lembab dan
terlindung dari hujan.
Pada proyek ini baja tulangan diletakkan di lokasi terbuka karena terbatasnya luas gudang sehingga baja
tulangan langsung terkena cuaca panas maupun hujan. Meskipun demikian baja tulangan tetap dalam
kondisi layak digunakan karena cukup bersih dari kotoran maupun karat karena tidak terlalu lama
ditempatkan di lokasi terbuka. Dalam perakitan tulangan, baja tulangan yang digunakan telah sesuai dengan
gambar bestek baik dari segi jenis dan diameter yang digunakan.
Kayu
Pengawasan dilakukan dengan memeriksa apakah ukuran dan jenis kayu telah sesuai dengan pesanan serta
dalam kondisi baik, antara lain harus lurus dan tidak terdapat cacat kayu (retak, mengandung banyak kadar
air, terserang rayap, cacat mata kayu). Pada proyek ini kayu digunakan untuk perancah, bekisting dan
kerangka atap dengan kualitas cukup baik karena memenuhi syarat‐syarat di atas.
Air
Pengawasan dilakukan secara visual yaitu dengan melihat apakah air yang digunakan telah bersih dari
kotoran yang larut maupun terapung seperti lumpur, minyak, serpihan kayu dan sampah. Dari hasil
pengamatan, kondisi air yang digunakan cukup layak karena memenuhi syarat‐syarat di atas. Pengawasan
Mutu Beton Pada proyek ini beton yang digunakan adalah beton produksi manual. Pengawasan pada beton
yang diproduksi di lokasi proyek dilakukan dengan pengamatan visual terhadap komponen‐komponen
penyusun beton seperti pasir, air, kerikil dan semen. Selain itu pengawasan juga dilakukan pada saat beton
dibuat dan digunakan dalam pengecoran. Pada proyek ini mutu material penyusun beton telah memenuhi
syarat namun pada fisik beton yang telah jadi terdapat beberapa kekurangan antara lain adanya beberapa
rongga dan tulangan yang tidak tertutup dengan selimut beton yang disebabkan kekurang hati‐hatian
dalam pelaksanaan pengecoran. Hal‐hal tersebut dapat mengurangi mutu beton oleh sebab itu kontraktor
melakukan beberapa perbaikan antara lain menutup rongga dan bagian yang tidak tertutup selimut beton
menggunakan adukan beton dengan komposisi yang sama.
Dalam proyek ini laporan kerja tersusun dalam tiga bentuk yaitu :
Laporan Harian
Laporan harian dibuat kontraktor pelaksana. Laporan ini berisi laporan pelaksanaan pekerjaan dalam satu
hari yang memuat tentang jumlah tenaga kerja, bahan yang diterima maupun ditolak, volume pekerjaan
yang dicapai, keadaan cuaca, pekerjaan tambahan, pekerjaan kurang, perubahan pekerjaan dan hal‐hal lain
yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek.
Laporan Mingguan
Laporan Mingguan merupakan rekapitulasi dari Laporan Harian yang berisi prestasi pekerjaan periode
mingguan yang telah dicapai dan bobot terhadap pekerjaan keseluruhan selama satu minggu. Laporan
mingguan juga dibuat oleh kontraktor pelaksanaan.
Laporan Bulanan
Setelah Laporan Harian dan Mingguan dievaluasi dan disetujui, selanjutnya pihak Konsultan Pengawas
membuat Laporan Bulanan yang memuat tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan proyek selama periode
satu bulan.
Berdasarkan uraian mengenai metode pelaksanaan dalam kaitannya dalam pelaksanaan pekerjaan ini maka
kami yakin bahwa kami dapat melaksanakan pekerjaan ini dengan sabaik‐baiknya sesuai dengan jadwal
waktu yang telah di tetapkan oleh pengguna jasa. Sebagai langkah pengamanan dilokasi proyek
langkah‐langkah yang diterapkan pada setiap pekerjaan kami yang kami laksanakan adalah seperti
tergambar pada diagram Safety Plan dan Safety Patrol.
Demikian Metode Pelaksanaan untuk pekerjaan Kegiatan Belanja Modal Gedung dan Bangunan,
Replacement Pagar Lingkungan Bengkel dan Kantor Distrik Navigasi Kelas III Pontianak.
Mudah‐mudahan kami memenuhi kriteria pemenang dalam Pelelangan Kegiatan ini. Dan pekerjaan ini
akan terlaksana baik apabila mendapat dukungan yang positif dari semua pihak serta usaha yang keras
dalam melaksanakan langkah‐langkah setiap pekerjaan sehingga menghasilkan hasil karya yang baik.
MARTHEN JUNAIDI
Direktur
Sebagai upaya pencapaian hasil akhir dari pelaksanaan Pekerjaan Replacement Pagar
Lingkungan Bengkel dan Kantor Distrik Navigasi Kelas III Pontianak maka diperlukan
suatu proses dan prosedur persyaratan - persyaratan dalam pengendalian dan
pelaksanaan proyek berupa Rencana Mutu Kerja (RMK). Untuk menjamin sistem
manajemen dapat berlangsung dengan baik, CV. DUA SAUDARA telah mengeluarkan
Kebijakan sesuai Sistem Manajemen K3, Lingkungan dan Mutu yang dijalankan. Sistem
manajemen tersebut di atas, dalam pelaksanaannya ditunjang dengan sarana- sarana lain,
berupa perangkat lunak (software) sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras
(hardware) berupa peralatan-peralatan sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.
a. Pengendalian Waktu
Perencanaan dan Monitoring Master Schedule, Schedule Bahan, Schedule Alat.
Perencanaan dan Monitoring Schedule Detail dan Schedule Mingguan.
b. Pengendalian Mutu
c. Pengendalian Biaya
Perencanaan design yang mantap.
Bekerja sekali jadi, tidak ada re-work
Pembuatan data administrasi yang tertib dan tepat.
2. Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta
sesuai dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan
pekerjaan yakni Biaya Hemat, Mutu Akurat dan Waktu Tepat. Kebutuhan peralatan
minimum yang ditentukan akan dicukupi dengan alat milik sendiri, namun jika dalam
pelaksanaannya terjadi kekurangan alat, maka akan kami penuhi dari sumber alat
yang banyak.
3. Material
Beberapa material inti yang dipergunakan dalam proyek ini akan dibawa ke
laboratorium untuk dilakukan pengujian, dan pada produk tertentu pabrikan diminta
menunjukkan sertifikat uji test yang pernah dilakukan yang masih berlaku untuk
menjamin persyaratan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Material utama yang
dipakai pada proyek ini diantaranya adalah : Pasir Urug, beton, Besi Tulangan, Paving
Block dan lainnya jika diperlukan.
Material harus sudah didatangkan sebelum jadual pemakaian, sehingga tidak terjadi
keterlambatan pekerjaan hanya karena material belum datang.
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas:
Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek.
Tenaga inti yang digunakan merupakan tenaga pilihan yang sering menangani
proyek- proyek besar dan pekerjaan-pekerjaan yang sejenis.
5. Pengamanan (Security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, CV. DUA SAUDARA akan
g. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan dan ancaman dari
pihak luar, serta mencegah kemungkinan terjadinya keributan di lingkungan
proyek.
Sebagai sarana komunikasi di proyek, digunakan handy talky (HT), bagi para
petugas keamanan, para pelaksana (supervisor) dan petugas-petugas lain yang
memerlukan hubungan secara menerus.
1. Persiapan Pekerjaan
Dalam persiapan pekerjaan ini secara garis besar ada 2 kelompok kegiatan yang
harus dilaksanakan sebagai penunjang kelancaraan pelaksanaan pekerjaan pokok
yaitu:
a. Persiapan Administratif
b. Pengumpulan dan Evaluasi Data Sekunder
2. Persiapan Administratif
4. Pemetaan Lapangan
a. Pekerjaan Survey Lapangan
Pekerjaan survey lapangan ini sangat perlu dilaksanakan guna mengetahui tentang
kemungkinan adanya kendala-kendala di proyek yang dapat mengganggu
pelaksanaan pekerjaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Instrumen Pengujian
a. Pemeriksaan Beton
Pemeriksaan Slump Test
1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Site Manager,
dibantu oleh beberapa tenaga staf dan beberapa tenaga Pelaksana Lapangan beserta
pembantu-pembantunya.
2. Koordinasi
Dalam pelaksanaan proyek akan terjadi interaksi antara perusahaan dengan
pihak lain antara lain owner, pengawas, supplier dan pihak lain yang berkaitan
dengan pelaksanaan proyek. Dalam interaksi tersebut diperlukan adanya
koordinasi antar pihak dalam menyelesaikan persoalan yang muncul dalam
pelaksanaan pekerjaan. Kepala proyek akan mewakili perusahaan dalam
koordinasi dengan pihak lain.
Site Manager akan memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang
administrasi, teknik dan lain-lain. Untuk masalah teknik engineering dan quality
control, Kepala Proyek dibantu oleh Bagian teknik beserta stafnya. Dalam proses
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Site Manager dibantu oleh Pelaksana-
Pelaksana yang berkompeten.
Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian
personalia dan keuangan beserta stafnya.
Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
Secara organisasi perusahaan, Site Manager bertanggung jawab langsung kepada
CV. DUA SAUDARA yang bertindak sebagai pengelola operasional Perusahaan
E. Pengendalian Mutu
a. Pengendalian Waktu
Pengendalian Waktu terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh Kontraktor dapat dijabarkan sebagai berikut :
- Kontraktor bersama Konsultan Pengawas akan mengevaluasi
Rencana Kerja Kontraktor, melakukan penyempurnaan dan akhirnya
menyetujui Rencana Kerja tersebut sebelum pekerjaan dimulai.
- Evaluasi terhadap Rencana Kerja Kontraktor akan dilakukan untuk tiap
item kegiatan pekerjaan dengan mempersiapkan :
Waktu yang dialokasikan untuk tiap item pekerjaan adalah sudah
sesuai dengan volume pekerjaan yang ada.
Alat yang dipakai (jumlah dan kondisinya) dapat mencapai
kapasitas yang sesuai agar waktu yang dialokasikan dapat terpenuhi.
Berapa kebutuhan personil Kontraktor.
Kontraktor harus mengatasi masalah yang timbul agar tidak terjadi
keterlambatan.
Memonitor progress yang telah dicapai oleh Kontraktor dan
membandingkan dengan progress rencana untuk mengetahui
apakah terjadi keterlambatan atau tidak.
b. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya akan dilakukan oleh kontraktor agar Biaya Konstruksi
yang ada tidak mengalami perubahan dan sesuai dengan Harga kontrak yang
ada.
- Dari waktu ke waktu Kontraktor bersama Konsultan akan mencatat
volume pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Kontraktor.
- Akan dilakukan Change Order untuk mempertahankan harga kontrak
pekerjaan.
Pengawasan terhadap biaya pekerjaan akan dilakukan agar harga kontrak
tidak terlampaui dan hasil pekerjaan sesuai dengan persyaratan spesifikasi.
Demikian Rencana Mutu Kerja (RMK) untuk Pekerjaan Replacement Pagar Lingkungan
Bengkel dan Kantor Distrik Navigasi Kelas III Pontianak. Mudah‐mudahan kami
memenuhi kriteria pemenang dalam Pelelangan Kegiatan ini. Dan pekerjaan ini akan terlaksana
baik apabila mendapat dukungan yang positif dari semua pihak serta usaha yang keras dalam
melaksanakan langkah‐langkah setiap pekerjaan sehingga menghasilkan hasil karya yang baik.
MARTHEN JUNAIDI
Direktur
Jika point-point diatas dapat terlaksana dengan baik maka secara tidak
langsung dapat mendukung mudahnya mencapai tujuan penerapan
keselamatan kerja yang diinginkan
yaitu :
a. Mengurangi tingkat kematian, cidera, dan penyakit yang diakibatkan oleh kecelakaan
kerja baik yang berasal dari human error atau saran prasarana dilapangan kerja.
b. Menciptakan ruang lingkup kerja yang aman dan nyaman serta sehat. Dengan tidak
merusak lingkungan dengan pencemaran.
1. Untuk kepala ; pengikat dan penutup rambut, topi dari berbagai bahan.
2. Untuk mata ; kaca mata dari berbagai bahan.
3. Untuk muka ; perisai muka.
4. Untuk tangan dan jari ; sarung tangan, bidal jari.
5. Untuk kaki ; sepatu dan sandal.
6. Untuk alat pernapasan ; respirator atau masker khusus.
7. Untuk telinga ; sumbat telinga atau tutup telinga.
8. Untuk tubuh ; pakaian kerja yang memenuhi persyaratan disesuaikan
dengan jenis pekerjaan.
Alat keselamatan ada berbagai jenis dan fungsi yang dapat dikategorikan
sebagai berikut.
MARTHEN JUNAIDI
Direktur