Pelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan Pasar Rakyat Pariaman Kota Pariaman
Sumatera Barat Tahun Anggaran 2019
A. Pendahuluan
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana yang dibuat oleh pihak
perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting dan membutuhkan
pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada
waktunya, dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil tidaknya suatu proyek,
oleh karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan,
rencana kerja, serta tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat
mengatur pekerjaan dengan baik serta dapat mengambil keputusan-keputusan mengenai
masalah-masalah yang ditemui di lapangan.
Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah-masalah yang tidak terduga dan
tidak dapat diatasi oleh satu pihak saja. Untuk itulah diperlukan adanya rapat koordinasi untuk
memecahkan dan menyelesaikan masalah bersama-sama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh :
Konsultan proyek
Koordinator dan para pelaksana
Pihak pemilik (owner) jika diperlukan
Pihak perencana / arsitek jika diperlukan
Hal-hal yang dibahas dan diselesaikan dalam rapat koordinasi meliputi :
Dalam tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengikuti rencana yang
telah dibuat oleh pihak perencana. Antara lain gambar rencana dan segala detailnya, jenis
material, dan dokumen lainnya. Tahap selanjutnya kontraktor mengerjakan shop drawing sebagai
gambar pelaksanaan dengan ruang lingkup serta detail yang lebih sempit kemudian untuk tahap
akhir kontraktor membuat as built drawing sebagai gambar akhir sesuai dengan yang ada di
lapangan yang digunakan sebagai laporan akhir .
B. Peralatan
Suatu proyek agar lancar dan memenuhi targer mutu dan waktu harus didukung oleh peralatan
yang memadai. Supaya dalam penyediaan alat bias berfungsi secara optimal perlu
adanya manajem peralatan yang tertib. Dalam manajemen ini diperhatikan masalah pengolahan
peralatan proyek terdiri dari penyewaan, pembelian dan masalah perawatan alat. Hal ini untuk
mengefektifkan keberadaan alat dilapangan.
Peralatan pada proyek Pembangunan Pasar Rakyat Kota Pariangan – Sumatera Barat
diantaranya termasuk kepemilikan oleh kontraktor tersendiri, tapi untuk alat – alat berat
kebanyakan dengan sewa karena biaya akan lebih murah. Peralatan pada peralatan pada proyek
akan diuraikan dibawah ini.
a. Backhoe
Backhoe merupakan suatu alat yang digunakan untuk pekerjaan tanah khususnya galian.
Backhoe termasuk dalam jenis kendaraan excavator , karena badannya dapat berputar 360o.
Keuntungan dari penggunaan Backhoe adalah dapat melakukan pekerjaan penggalian dengan
lebih cepat dan lebih efisien. Kinrja Backhoe biasanya di kombinasikan dengan Dump Truck
pada saat galian tanah. Pada proyek ini digunakan Backhoe dengan tipe Crawel, yang
mempunyai tenaga 100 HP dengan mengguanakan bahan bakar solar.
Gambar Backhoe
b. Boring Operation
Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan pada kedalaman lebih dari 3 m dari permukaan
tanah dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi
permukaan tanah. Pondasi dalam biasanya digunakan pada konstruksi gedung bertingkat.
Pondasi bore pile merupakan salah satu jenis pondasi dalam.
Sebelum memulai pengeboran, kontraktor harus mengajukan aproval shop drawing terlebih
dahulu untuk mendapat persetujuan oleh direksi pekerjaan. Proses aproval shop drawing ini
bertujuan untuk memastikan agar jangan sampai terjadi kesalahan pada denah posisi titik-titik
bore pile yang akan dibor. Setelah aproval shop drawing mendapat persetujuan oleh direksi
pekerjaan maka surveyor melakukan pengukuran , marking dan setting out titik pile yang akan
dibor.
Setelah pekerjaan marking dan setting out titik bore selesai dilakukan oleh surveyor lalu
dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan casing temporary.Pemasangan casing temporary ini
bertujuan agar pada saat pekerjaan pengeboran dilakukan jangan sampai terjadi keruntuhan pada
permukaan tanah yang akan dibor tersebut.
Sebelum memulai pekerjaan pengeboran , alat bor disetting pada titik bore pile yg sudah di
marking dan dipasang casing temporary tersebut. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan
auger, diameter auger dan panjang kedalaman titik pile disesuaikan dengan gambar rencana atau
shop drawing.
Setelah mencapai kedalaman design toe level ,alat bor auger diganti alat bor dengan dasar yang
flat (Cleaning Bucket). Cleaning bucket berfungsi untuk membersikan dasar lubang bor.
Pengukuran kedalaman lubang Bor dilakukan dengan menurunkan measuring tape sampai ke
dasar lubang bor. Di ujung measuring tape di pasang plum dengan berat yang cukup agar
memastikan measuring tape sampai ke dasar bore hole.
Steel Cage (tulangan besi) di pabrikasi di lokasi proyek. Steel cage yang sudah di pabrikasi
kemudian di turunkan ke lubang bor yang sudah selesai di bor sampai kedalaman desain toe
level. Steel cage disambung dengan alat las.
Setelah tulangan besi (steel cage) diturunkan ke dasar lubang ,lalu dilanjutkan dengan setting
pipa tremi untuk persiapan pekerjaan pengecoran.Pemasangan pipa tremi ini bertujuan agar di
saat pengecoran beton segar tidak bercampur dengan tanah.
Metode casting / pengecoran adalah dengan menggunakan pipa tremi. Ready mix dituang
melalui bucket yang berbentuk pipa corong. Panjang pipa tremi disesuaikan dengan kedalaman
dasar lubang bor. Sebelum ready mix dituang terlebih dahulu air di tuang ke dalam corong untuk
melancarkan aliran ready mix dalam pipa tremi. Casting akan dihentikan jika concrete sudah 1 m
diatas cut off level. Selama pengecoran pipa tremi akan dipotong secara bertahap, tetapi tetap di
jaga agar pipa tremi minimal 2 m tertanam di bawah concrete level .
Pekerjaan pengecoran
Merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke lokasi pengecoran.
Penggunaan concrete pump truck ini untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi waktu
pengecoran. Alat ini digunakan untuk pengecoran balok dan plat lantai.
Alat ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu alat utama berupa mesin pompa yang dilengkapi
dengan tenaga penggerak berupa mesin diesel, sejumlah pipa berdiameter 15 cm serta nenerapa
alat tambahan berupa klem penyambung pipa-pipa tersebut. Penggunaan mesin pompa kecil
masih efisien untuk ketinggian 4-5 lantai.
Gambar Concrete Pump Truck
d. Tower Crane
Tower Crane diperlukan terutama sebagai pengangkut vetikal bahan-bahan untuk pekerjaan
struktur, seperti besi beton, bekisting, beton cor, pengangkutan material/bekas, dan material
lainnya. Penempatan tower crane harus direncanakan bisa menjangkau seluruh areal proyek
konstruksi bangunan yang akan dikerjakan dengan manuver yang aman tanpa terhalang.
Penggunaan tower crane tersebut juga harus memperhitungkan beban maksimal yang mampu
diangkatnya. Dalam proyek ini digunakan 3 TC dengan beban maksimal yang dapat diangkut 2
ton. Operator TC harus siap untuk mengakomodasi perintah pengangkutan dari mandor atau
pengawas di daerah jangkauannya.
e. Dump Truck
Dump Truck merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk memindahkan atau membuang
suatu material hasil galian dari lokasi proyek ke lokasi proyek yang telah ditetapkan kemana
material tersebut itu dibuang / dijual. Pada saat membawa material hasil galian, bagian belakang
dum truck ditutup dengan terpal dengan tujuan agar material tidak terjatuh dijalan raya dan
debunya tidak menggangu pengguna jalan lain.
Dalam proyek ini kurang lebih dari 2 dum truck yang digunakan pada saat pekerjaan galian dan
mobilisasinya pada saat malam hari dengan tujuan agar proses pemindahan / pengiriman material
dapat lebih cepat dan lancar.
2. Alat – alat Survey
a. Theodolith
Theodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as bangunan dan titik-titik as
kolom pada tiap-tiap lantai agar bangunan yang dibuat tidak miring. Alat ini dipergunakan juga
untuk menentukan elevasi tanah dan elevasi tanah galian timbunan. Cara operasionalnya adalah
dengan mengatur nuvo dan unting-unting di bawah theodolith. Kemudian menetapkan salah satu
titik sebagai acuan. Setelah itu, menembak titik-titik yang lain dengan patokan titik awal yang
ditetapkan tadi.
b. Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk menetukan elevasi / peil lantai, balok, lain –
lain yang membutuhkan elvasi. Alat ini sanagt berguna untuk mengecek ketebalan lantai saat
pengecoran, sehingga lantai yang dihasilkan dapat datar. Selain itu, waterpass juga dapat
digunakan untuk pengecekan bekisting pada kolom.
Gambar waterpass
c. Sipatan ( Marker )
Sipatan merupakan alat yang digunakan untuk memberi tanda setelah pengukuran untuk marking
setelah dilakukan. Bahan untuk sipatan ini adalah tinta yang seing disebut tinta Cina. Tinta ini
dapat bertahan dalam waktu yang lamadan tidak mudah hilang atau luntur.
a. Bar Bender
Bar bender Merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan tulangan berdiameter besar,
seperti pada pembengkokan tulangan sengkang, pembengkokan pada sambungan/overlap
tulangan kolom, juga pada tulangan balok, plat, dan dinding geser. Bar bender dab bar cutter
haruslah ada dalam suatu proyek besar karena untuk memenuhi kebutuhan pembesian baik itu
precast atau pasang di tempat.
Gambar Bar Bander
b. Bar Cutter
Baja tulangan dipesan dengan ukuran-ukuran panjang standart. Untuk keperluan tulangan yang
pendek, maka perlu dilakukan pemotongan terhadap tulangan yang ada. Untuk itu diperlukan
suatu alat pemotong tulangan, yaitu gunting tulangan yang dioperasikan secara manual dengan
menggunakan tenaga manusia.
Bar cutter merupakan alat pemotong besi tulangan sesuai ukuran yangdiinginkan. Menurut
tenaga penggeraknya, bar cutter ada 2 jenis :
Bar Cutter manual adalah alat pemotong baja beton menggunakan penggerak tenaga manusia
dengan kapasitas maksimum diameter 16 mm.
Keuntungan dari Bar Cutter listrik dibandingkan Bar Cutter manual adalah Bar Cutter listrik
dapat memotong besi tulangan dengan diameter besar dengan mutu baja cukup tinggi disamping
dapat mempersingkat waktu pengerjaan. Kemampuannya memotong dapat dilakukan sekaligus
seperti tulangan diameter 10 mm dapat dilakukan pemotongan 6 buah sekaligus, 4 buah
tulangan diameter 16 mm, 2 buah tulangan diameter 19 mm, 1 buah tulangan diameter 25 mm
a. Vibrator
Pada pengecoran beton dibutuhkan kepadatan yang utuh sehingga tidak terdapat rongga dalam
adukan beton, karena rongga tersebut dapat mengurangi mutu dan kekuatan beton. Dalam
pelaksanaan pengecoran dibutuhkan vibrator yang fungsinya untuk memadatkan adukan beton
pada saat setelah pengecoran.
Vibrator merupakan alat penggetar mekanik yang digunakan untuk menggetarkan adukan beton
yang belum mengeras agar menghilangkan rongga-rongga udara, sehingga beton menjadi lebih
padat. Cara operasionalnya dengan cara memasukkan selang penggetar ke dalam adukan beton
yang telah dituang ke dalam bekisting.
Gambar.Vibrator
Ujung belalai vibrator dimasukkan dalam adukan beton dengna posisi vertikal
Ujung vibrator diusahakan untuk tidak mengenai tulangan baja.
Penggetaran dilakukan sekitas 10-15 detik untuk datu posisi titik.
Penggetaran dilakukan selapis demi selapis untuk mendapatkan pemadatan yang
diinginkan.
Ujung vibrator dicabut perlahan-lahan secara perlahan-lahan dari adukan sehingga
bekasnya dapat meutup kembali.
b. Concrete Mixer
Concrete Mixer atau yang sering disebut molen berguna untuk mencampur dan mengaduk
material beton agar lebih homogen. Adanya sirip – sirip pada bagian dalam drum,
memungkinkan teraduknya material dari adukan beton secara merata pada waktu berputar. Alat
ini digunakan khusus untuk volume pekerjaan yang relatif kecil dan non struktural seperti
pembuatan lantai kerja, pmasangan batako, plesteran dan lain – lain. Drum pengaduk
mempunyai dua macam kecepatan gerak, yaiti gerak untuk mengatur posisi drum dan gerak
untuk mencampur adukan.
c. Trowel
Trowel adalah alat yang digunakan untuk menghaluskan permukaa beton pada plat lantai yang
menggunakan floor hardener pada lapisan permukaannya. Permukaan beton yang telah ditaburi
flour hardener diratakan dengan ruskam, kemudian trowel digunakan untuk menghaluskan
permukaan tersebut.
Gambar Trowel.
C. Material
Didalam pelaksanaan suatu proyek, diperlukan adanya pengelolaan bahan dan peralatan yang
baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan. Penyimpangan terhadap bahan-bahan bangunan
perlu mendapat perhatian khusus mengingat adanya bahan-bahan bangunan yang sangat peka
terhadap kondisi lingkungan, seperti semen dan juga baja tulangan yang peka terhadap pengaruh
air dan udara sekitar. Pengaturan dan penyimpangan bahan-bahan dan peralatan dalam proyek
menjadi tanggung jawab bagian logistik dan gudang.
Mengingat rencana pekerjaan Proyek Pembangunan yang dibatasi oleh waktu, diusahakan
penempatan material yang tepat dan seefisien mungkin sehingga dapat mempercepat dan
mempermudah pekerjaan. Di samping itu, penempatan material yang baik dan tertata rapi akan
mendukung efektifitas kerja dan keselamatan kerja.
Pasir digunakan untuk pekerjaan non struktural seperti pekerjaan pembuatan lantai kerja,
plesteran, dan digunakan untuk campuran adukan beton yang dikerjakan di lapangan. Agregat
halus yang digunakan sebagai bahan pengisi pada proyek ini harus memenuhi beberapa syarat
berikut :
1. Butiran – butiran pasir kasar, tajam dan keras, harus bersifat kekal ( tidak hancur karena
pengaruh cuaca ).
1. Pasir terdiri dari butir – butir yang beraneka ragam.
2. Pasir tidak boleh mengandung zat organik terlalu banyak.
3. Pasir laut tidak boleh digunakan di dalam semua mutu beton, kecuali dengan
menggunakan petunjuk – petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan – bahan yang
diakui.
2. Mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
2. Agregat Kasar
Agregat kasar berupa butir – butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus
memenuhi kriteria sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0 % berat, sisa di atas ayakan 4 mm harus
berkisar antara 90 % sampai 98 % berat dan selisih antara sisa – sisa kumulatif di atas dua
ayakan yang berurutan adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari
batuan – batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
o Agregat kasar harus terdiri dari butir – butir yang keras dan tidak berpori.
o Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.
o Agregat kasar tidak boleh mengandung mengandung zat – zat yang dapat merusak
beton.
3. Semen
Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi, antara lain digunakan
untuk pasangan batu bata dan plesteran. Dalam proyek ini digunakan Semen Gresik yang telah
disetujui oleh pengawas. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan persediaan
semen :
1. Sebelum diangkut ke lapangan untuk digunakan, semen harus dijaga agar tidak lembab.
2. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan zak (kantong) asli dari
pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
3. Tinggi tumpukan maksimum tidak lebih dari 2 m atau maksimal 10 zak. Hal ini untuk
menghindari rusaknya semen yang berada pada tumpukan yang paling bawah akibat
beban yang berat dalam waktu yang cukup lama sebelum digunakan sebagai bahan
bangunan.
4. Karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juga akan mempengaruhi mutu
semen, maka diperlukan adanya pengaturan penggunaan semen secara teliti. Sehingga
dalam hal ini semen lama harus dipergunakan terlebih dahulu.
4. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam
– garam, bahan – bahan organis atau bahan – bahan lain yang merusak beton dan baja tulangan.
Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. Bilamana mungkin
menggunakan air PDAM.
Pengendalian mutu dalam suatu proyek merupakan hal yang penting, sebab akan menentukan
kualitas dari hasil pelaksanaan apakah telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Tinjauan pengendalian dalam proyek yang harus diperhatikan adalah: pengendalian mutu bahan
dan peralatan, pengendalian tenaga kerja, pengendalian waktu, teknis, biaya serta pengendalian
kesehatan keselamatan kerja (K3).
Kualitas bahan dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai ketentuan dalam
spesifikasi yang telah direncanakan, sehingga pengendalian mutu bahan sangatlah penting akan
keberhasilan pembangunan dalam suatu proyek.
Standard yang ditetapkan oleh CV DESICON selaku konsultan perencana untuk standard mutu
bahan dalam pembangunan Pasar Rakyat Kota Pariaman, menggunakan dari Standard Nasional
Indonesia (SNI).
a. Agregat
Untuk agregat yang akan digunakan untuk bahan beton dari pihak plant akan dilakukan uji lab
apakah memenuhi syarat atau tidak dan dari pihak pelaksana akan meminta hasil tes tersebut.
Jika dilakukan secara kasat mata, untuk mengetahui pasir tersebut bagus dengan cara
menggenggam jika menggumpal berarti pasir tersebut tidak bagus.
2. Semen Portland
Pada semen porland butiran-butiran tidak boleh mengumpal keras, untuk penyimpanannya tidak
boleh dalam keadaan lembab untuk lebih menjaga semen tetap baik maka diberi bantalan kayu
sebagai tempat dibawahnya.
3. Besi
Merupakan material yang sangat penting dalam beton bertulang, sehingga perlu dijaga mutu dan
kualitasnya. Dalam hal ini (Nama Perusahaan) bekerja sama dengan (supplier besi) selaku
subkont besi tulangan. Untuk mengetahui mutu besi baik maka harus memenuhi syarat-syarat
sebagi berikut :
1. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak retak atau mengelupas.
2. Mempunyai penampang yang sama rata.
3. Ukuran disesuaikan dengan shop drawing.
Untuk tempat penyimpan sebaiknya diberi bantalan kayu dan tempat yang kering unruk
menghindari karat.
Gambar Besi tulangan
4. Beton
Untuk pengujian mutu beton dilakukan dengan cara slump tes untuk pengujian dilapangan dan
uji kuat tekan jika hasil slump sesuai spesifikasi. Untuk pengujian Crushing Test dilakukan oleh
Batching Plant selaku subkont untuk beton readymix.
a. Uji Slump
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang berhubungan dengan mutu beton.
Dalam proyek pembangunan Pasar Rakyat Kota Pariaman untuk pondasi. Pengujian dengan
menggunakan kerucut Abrams, sebagai berikut :
1) Menyiapkan kerucut abrans dengan diameter atas 10 cm, bawah 20 cm dan tinggi 30 cm yang
diletakkan pada bidang datar namun tidak menyerap air.
2) Adukan beton yang akan diuji dimasukkan dalam tiga lapis sambil ditusuk 25 kali dengan
tongkat baja agar adukan menjadi padat.
3) Setelah kerucut dibuka, kemudian diukur pada 3 tempat kemudian diambil rata-rata
4) Setelah kerucut dibuka, kemudian diukur pada 3 tempat kemudian diambil rata-rata
5) Adukan beton yang tidak sesuai dengan nilai slump rencana akan direject.
Tes uji kuat tekan ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton karakteristik (kuat tekan
maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton mengalami kehancuran). Cara
pengujiannya :
1) Menyiapkan silinder berdiameter 15cm dengan tinggi 30 cm, yang telah diolesi pelumas pada
bagian dalam.
2) Kemudian adukan beton dimasukkan ke silinder dalam tiga lapis sambil ditusuk-tusuk hingga
30 kali.
3) Cetakan yang telah diberi kode itu kemudian didiamkan 24 jam dan direndam dalam air
(curing) selama 7 hari. Setelah itu barulah diuji dengan crushing test.
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat dan arus
lemah.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja disiapkan.
Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari bobokan
beton pada saat penyambungan kabel antar lantai.
Pekerjaan Elektrikal Arus Kuat dan Arus Lemah
Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana pipa
tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester. Supaya tidak
mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem dengan
jarak sekitar 1 m.
Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa pelindung
conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal harus sejajar, tidak boleh
saling melintas.
Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak terjadi
bongkar/pasang armature.
Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter.
Pasang conduit dan inbow dos.
Tunggu sampai plester dinding akhir.
Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.
Testing dan commissioning
Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama ± 1 x
24 jam
Perawatan akan peralatan merupakan hal yang penting untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Peran mekanik akan sangat berguna untuk mencegah tertundanya pekerjaan akibat dari
kerusakan peralatan. Akan tetapi jika kerusakan sudah tidak dapat ditangani oleh para mekanik,
maka peralatan tersebut akan dikirim ke bengkel pusat.
Untuk menghindari penundaan waktu maka pelaksana harus mempunyai cadangan yang dapat
digunakan secara cepat seperti ketika pengecoran dilaksanakan, concrete pump yang digunakan
sebanyak 4 buah dengan ditambah 1 buah concrete pump dalam keadaan stanby.
Tenaga kerja dalam suatu proyek merupakan hal yang mutlak. Penempatan tenaga kerja yang
sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu
pekerjaan proyek, oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga kerja. Pemilihan
mandor untuk melaksanakan pekerjaan secara borongan haruslah tepat. Maka tim pelaksana
harus hati-hati dalam pemilihan mandor, sebab akan menentukan mutu sekaligus ketepatan
waktu selesai proyek.
Setiap tenaga kerja yang dibawa oleh para mandor haruslah sudah mempunyai pengalaman yang
sesuai dengan keahliannya, seperti pembesian, pembobokan, bekisting hingga pengecoran.
4. Pengendalian WAKTU
Untuk menghindari adanya keterlambatan pelaksanaan maka perlunya pengendalian waktu yang
berdasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan
berpengaruh pada cost. Maka untuk mempermudah pelaksaan dilapangan, manager sebaiknya
membuat schedule yang lebih sederhana akan tetapi tetap mengacu pada time schedule yang
dikeluarkan oleh engineering sebab tidak semua paham akan pembacaan master schedule. Agar
dapat berlangsung tepat waktu, maka time schedule digunakan sebagai kontrol untuk mengatur
tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaannya. Sehingga pekerjaan apa yang harus
dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai dapat terjadwal dengan baik, sehingga
kemungkinan keterlambatan dapat diperkecil.
Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batasan waktu dan
pelaksanaan tiap pekerjaan yang dilaksanakan.
Sebagai koordinasi bagi pimpinan proyek terhadap semua pelaksanaan pekerjaan.
Sebagai tolak ukur kemajuan pekerjaan di setiap harinya, sehingga progress report setiap
waktu dapat dilihat.
Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap pelaksanaan pekerjaan.
Setiap item pekerjaan pada time schedule mempunyai prosentase bobot sendiri-sendiri
sedangkan Time schedule menyatakan pembagian waktu terperinci untuk setiap jenis pekerjaan,
mulai dari permulaan sampai akhir pekerjaan sehingga kumulatif prosentase bobot pekerjaan ini
akan membentuk kurve S. Untuk kurva S terdiri dari kurva S rencana dan kurva S realisasi.
Fungsi kurva S adalah :
Pada pelaksanaana dilapangan biasanya akan mengalami problem pada item pekerjaaan tertentu.
Pengendalian Teknis Pekerjaan menunjukkan tahap untuk pengawasan dan kontrol terhadap
kualitas pekerjaan. Hal ini memerlukan suatu menajemen kualitas agar hasil pekerjaan dapat
tercapai mutu sesuai rencana proyek. Jika permasalahan yang dihadapi memerlukan perhitungan
teknis maka pihak engineering akan membuat metode repair yang kemudian akan diajukan
terlebih dahulu kepada konsultan perencana . Namun apabila problem yang dihadapi tidak
memerlukan perhitungan teknis seperti melendutnya bekisting, biasanya dari pihak pelaksana
dan dibantu oleh konsultan pengawas akan segera mencari pemecahannya.Dalam pengendalian
mutu ini peran QC (Quality Control) akan sangat berperan, QC akan mendampingi supervisor
dalam pelaksanaan dilapangan.
6. PROGRESS REPORT
a. Laporan Harian
Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis oleh pihak pelaksana proyek dalam melakukan
tugasnya dan dalam mempertanggungjawabkan terhadap apa yang telah dilaksanakan serta untuk
mengetahui hasil kemajuan pekerjaannya apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Laporan ini
dibuat untuk memberikan informasi bagi pengendali proyek dan pemberi tugas melalui direksi
tentang perkembangan proyek. Dengan adanya laporan harian ini, maka segala kegiatan proyek
yang dilakukan tiap hari dapat dipantau.
Laporan harian berisikan data – data antara lain :
3) Keadaan cuaca
b. Laporan Mingguan
Laporan mingguan bertujuan untuk memperolah gambaran kemajuan pekerjaan yang telah
dicapai dalam satu minggu yang bersangkutan, disusun berdasarkan laporan harian selama satu
minggu tersebut. Laporan mingguan berisikan antara lain :
Prosentase pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan minggu tersebut dapat diketahui dengan
memperhitungkan semua laporan mingguan yang telah dibuat, ditambah dengan bobot prestasi
pekerjaan yang telah diselesaikan pada minggu itu. Dari prosentase pekerjaan yang telah dicapai
pada minggu ini kemudian dibandingkan dengan prosentase pekerjaan yang telah dicapai pada
minggu yang bersangkutan, maka akan diketahui prosentase keterlambatan atau kemajuan yang
telah diperoleh. Laporan mingguan tidak dapat dipisahkan dengan time schedule pelaksanaan
pekerjaan yang telah disusun oleh pihak Kontraktor Utama dengan persetujuan Project Manager.
c. Laporan Bulanan
Laporan bulanan pada prinsipnya sama dengan laporan mingguan, yaitu untuk memberikan
gambaran tentang kemajuan proyek. Untuk tujuan itu dibuatlah rekapitulasi laporan mingguan
maupun laporan harian dengan dilengkapi foto – foto pelaksanaan pekerjaan selama bulan yang
bersangkutan. Laporan bulanan dilaporkan kepada Pemilik Proyek (Owner).
d. Rapat Koordinasi Bulanan
Rapat koordinasi bulanan diadakan dengan dihadiri oleh panitia pembangunan, Owner,
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor Utama. Dalam rapat ini dibahas hal –
hal yang berhubungan dengan pelaksanaan serta masalah – masalah teknis yang timbul di lokasi
proyek dan perkembangan proyek yang sedang berjalan serta koordinasi masing – masing unsur
proyek yang terlibat langsung.
7. Pengendalian BIAYA
Perlunya pengendalian biaya adalah untuk dapat mengetahui jumlah biaya dengan realisasi
pekerjaan. Fungsi dari pengendalian biaya agar dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) tidak
membengkak dalam pelaksanaannya. Jikapun adanya pembengkakan maka perlunya evaluasi
biaya.
Salah satu penyebab terjadinya pembengkakan biaya adalah adanya kesalahan dalam
pelaksanaan dilapangan sehingga membutuhkan perbaikan yang tentu saja menambah biaya dari
segi biaya material maupun tenaga kerja, maka untuk menghindari adanya pembengkakan biaya
yaitu dengan cara melakukan pelaksanaan dilapangan dengan baik dan hati-hati.
Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang telah
dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistic mencatat jumlah material yang
dibeli dan besarnya biaya yang dikeluarkan. Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja
dilakukan dengan memeriksa daftar presensi pekerja selam satu minggu dan besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk membayar gaji pekerja. Besar total biaya ini yang akan selalu dikontrol dan
dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan ini juga
dapat digunakan untuk menyusun kurva-S realisasi dan untuk mengestimasi prosentase pekerjaan
proyek yang telah dicapai.
8. Pengendalian K3
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para pekerja dari
segala kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek
dimaksudkan agar tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dalam melakukan pekerjaannya.
Target K3 sendiri adalah ‘zero accident’ selama pelakasanaan di lapangan sehingga perlunya
penyusunan:
a. Safety Plan
b. Security Plan
Prosedur keluar masuk bahan proyek, prosedur penerimaan tamu, identifikasi daerah rawan di
wilayah sekitar proyek, dan prosedur komunikasi di proyek.
c. House Keeping
lokasi penempatan dan jumlah toilet pekerja, tempat sementara penimbunan material bekas,
pengaturan kantor, jalan sementara, gudang, barak pekerja dan lain-lain.
Pada proyek pembangunan Pasar Rakyat Kota Pariaman ini, hal – hal tentang kesejahteraan dan
keselamatan kerja sudah diperhatikan, yaitu dengan adanya alat – alat, perlengkapan, dan
fasilitas yang berhubungan dengan masalah kesejahteraan dan keselamatan kerja. Meskipun
masih terjadi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukun oleh pekerja meski telah diberi rambu
peringatan.
E. Pembahasan Pelaksanaan
1. DEWATERING
a. Pendahuluan
Pada pembangunan gedung bertingkat biasanya sering dibuat basement dengan alasan untuk
menambah ruangan atau sering juga digunakan sebagai lahan parkir. Untuk melaksanakan
basement, maka penggalian tidak dapat dihindarkan dan bilamana permukaan air tanah lebih
tinggi dari rencana lantai basement, maka pemompaan harus dilakukan sebagai upaya untuk
pengeringan lahan agar memungkinkan pelaksanaan konstruksi. Salah satu metode yang dapat
digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan metode pengatusan dengan
pemompaan, di mana sistem pemompaan tersebut dilakukan dengan dewatering sistem sumur
titik ( well point system ).
Dewatering merupakan suatu pekerjaan yang diperlukan untuk mengeringkan lahan galian di
bawah muka air tanah dan untuk mengatasi gaya uplift selama masa konstruksi basement.
Pekerjaan dewatering mutlak diperlukan sampai bangunan selesai atau berat konstruksi
bangunan dapat mengimbangi gaya uplift. Selain itu, dewatering juga diperlukan untuk
menanggulangi bila terjadi genangan pada konstruksi basement atau pondasi, baik akibat air
hujan ataupun rembesan air tanah. Dewatering dioperasikan selama 24 jam selama pekerjaan
basement.
Pada proyek Pembangunan Pasar Rakyat Kota Pariaman ini digunakan sumur dewatering,
sumur tersebut dibor sampai pada kedalaman minus 20 meter dengan diameter sumur 8” dan
diameter casing PVC 6” untuk sumur dewatering; diameter sumur 4” dan diameter casing 2,5”
untuk sumur piezometer; dan diameter sumur 8” dan diameter casing 6” untuk sumur
recharging. Penentuan banyaknya jumlah sumur yang digunakan mengacu dari :
Data spesifikasi teknis rencana bangunan, luas galian, dan kedalaman galian
Data penelitian tanah dan pumpimg test
Pertimbangan kondisi lahan di sekitar proyek
Pengalaman sejenis yang telah dilakukan
b. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan dan pekerjaan persiapan dewatering system well point dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Semua titik dewatering dibuat berada di dalam area galian, di mana titik – titik tersebut
ditentukan oleh pemberi tugas dengan dibantu team surveyor agar letak sumur dewatering tidak
berada pada posisi pondasi atau pile cap.
Pembuatan pit dan saluran dilakukan di dalam pelaksanaan galian. Dalam hal ini, melihat kondisi
lapangan pada prinsipnya saluran dan pit berguna untuk melokalisir air agar tidak menggenang
sehingga tidak mengganggu kontraktor galian dalam bekerja atau pekerjaan lantai kerja. Saluran
dibuat disepanjang tepi galian di dalam area galian oleh kontraktor galian. Kemudian setiap jarak
± 40 meter dibuatkan pit dan standby pompa permukaan.
4) Sistem Saluran Pembuangan
Sistem saluran pembuangan dibuang sebagian ke sumur recharging dan air pemompaan
piezometer akan diendapkan di bak penampungan air.
5) Monitoring
Monitoring dilakukan selama 24 jam setiap pagi dan sore, dan dicatat ketinggian air tanahnya.
Monitoring dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ketinggian air tanah, sehingga dapat
diketahui apakah terjadi penurunan tanah atau tidak. Selain itu, staff dewatering juga mengikuti
aktifitas pekerjaan galian untuk memindahkan jalur listrik dan jalur pemipaan / selang yang
dapat rusak atau mengganggu kegiatan operasional galian, dan membantu sepenuhnya pekerjaan
galian agar tidak terhenti oleh gangguan air tanah.
c. Metode Teknis
1) Data Teknis
Data – data teknis pekerjaan dewatering proyek Pembangunan Pasar Rakyat Kota Pariaman
adalah sebagai berikut:
b) Pengeboran dengan alat mesin bor dengan sistem wash boring sampai pada kedalaman
minus 20 meter dengan diameter 8 inchi
d) Pengisian grevell antara casing dengan dinding bor yang berfungsi sebagai filter
e) Instalasi pompa submersible beserta perlengkapan elektroda pipa galvanis dan kabel listrik
f) Instalasi listrik dari PLN ke panel induk dan panel otomatis pompa
g) Instalasi plumbing ( selang dan pemipaan ) dan pemompaan dewatering siap difungsikan
Penghentian sumur dewatering dilaksanakan setelah beban uplift akibat air tanah telah seimbang
dengan berat konstruksi. Oleh karena itu, penggunaan sumur dewatering tidak digunakan
kembali. Pada saat sumur dewatering tidak digunakan kembali, maka lubang sumur tersebut
harus segera ditutup.
Dialakukan setelah pengecoran dimulai yang bertujuan mengetahui apakah pembesian yang
terpasang sesuai dengan gambar kerja, kegiatan ini akan dilakukan oleh pihak pelaksana dengan
pihak manajemen kontruksi. Daftar pembesian / checklist akan dibawa saat inspeksi dilakukan
dilapangan, check list untuk pembesian meliputi :
Ispeksi merupakan hal yang sangat penting, diharapkan ketika pengecoran telah selesai
dilakukan tidak akan ada masalah untuk pekerjaan berikutnya dan juga menghindari adanya
kecurangan yang dilakukan oleh pihak kontraktor.
Dilakukan pada proses pengecoran dimulai, terdiridari plywood 18 kayu 50/70 dan list kayu 40 x
40 sebagai tempat waterstop. Berfungsi agar tidak ada kebocoran antara pertemuan beton lama
dan beton baru bertemu.
Gambar Waterstop
Pada saat pengecoran diperlukan adanya ansipasi oleh pihak pelaksana apabila terjadi hujan yang
dapat mengganggu pengecoran dan dapat merusak mutu beton, maka pemasangan tenda sebagai
alternatif tindakan yang dilakukan dan berfungsi juga menghindar panas sinar matahari secara
langsung. Untuk rangka tenda sebagai alternative tindakan yang dilakukan dan berfungsi juga
menghindari panas sinar matahari secara langsung. Untuk rangka tenda menggunakan pipa besi
ф1 – 1,5. Pipa rangka dimasukan pada tulangan besi yang telah dilas pada kaki ayam. Untuk
ketinggian terpal pada tepi tenda diberi perkuatan berupa ikatan dirangka atas tenda kepasak.
(a)
(b)
1.1. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-
klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
1.2.3. Plambing
• Peraturan Daerah (PERDA) setempat
• Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
• Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan Nurbambang &
Morimura.
• Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 atau edisi terakhir.
• SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plambing
1.3. GAMBAR-GAMBAR
a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan
yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan, sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi
dari bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari pabrik pembuat dan
mempertimbangkan juga kemudahan pengoperasian serta pemeliharaannya jika
peralatan-peralatan sudah
dioperasikan.
c. Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialis lainnya (bila ada)
harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan gambar kerja dan
detail, “Shop Drawing” kepada Konsultan Pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui
terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut,
Pelaksana Pekerjaan dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang
berhubungan dengan instalasi ini. Persetujuan tersebut tidak berarti membebaskan
Pelaksana Pekerjaan dari kesalahan yang mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas
pemenuhan kontrak.
e. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-built
Drawings” disertai dengan Operating Instruction, Technical and Maintenance Manual,
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas pada saat penyerahan pertama pekerjaan
dalam rangkap 5 (lima) terdiri dari atas 1 (satu) asli kalkir berikut diskettenya dan 4
(empat) cetak biru dan dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan
lainnya, dalam ukuran A0 atau A1 atau disebutkan lain dalam proyek ini. As-built
Drawing ini harus benar-benar menunjukkan secara detail seluruh instalasi M & E yang
ada termasuk dimensi perletakan dan lokasi peralatan, gambar kerja bengkel,
nomor seri, tipe peralatan dan informasi lainnya sehingga jelas.
f. Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli (original)
berikut terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set dan dijilid
dan dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A4.
1.4. KOORDINASI
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pelaksana Pekerjaan
lainnya, agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan
a. Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.
b. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Konsultan
Pengawas, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan ini.
1.7. IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
1.7.5. Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena pengangkutan atau
pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna yang
sama, sehingga nampak seperti baru kembali.
1.8. PENGAWASAN
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Konsultan Pengawas.
b. Konsultan Pengawas harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian
pekerjaan, bahan dan peralatan. Pelaksana Pekerjaan harus mengadakan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan.
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Konsultan Pengawas adalah tetap menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
d. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja ( 08.00 sampai
dengan 16.00 ), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut
menjadi beban Pelaksana Pekerjaan yang perhitungannya disesuaikan dengan peraturan
pemerintah. Permohonan untuk mengadakan pengawasan tersebut harus dengan surat
yang disampaikan kepada Konsultan Pengawas.
e. Ditempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-petugas pengawas
yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Pelaksana Pekerjaan, agar
pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian
Pelaksanaaan Pekerjaan serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.
1.9. LAPORAN-LAPORAN
1.15. GARANSI
Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan
mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan didalam spesifikasi
teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan,
sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang dan
sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
1.16. TRAINING
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus menyelenggarakan
semacam pendidikan dan latihan serta petunjuk praktis operasi kepada orang yang ditunjuk
oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan lengkap dengan 3 copies buku Operating
Maintenance, Repair Manual dan As-built drawing, segala sesuatunya atas biaya Pelaksana
Pekerjaan.
2. PEKERJAAN PLAMBI NG
2.1. Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara keseluruhan adalah
pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan- peralatan bahan- bahan utama
dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai
dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity.
3.1.1. Umum
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
1. Pipa
2. Sambungan
3. Katup
4. Strainer
5. Sambungan fleksibel
6. Penggantung dan penumpu
7. Sleeve
8. Lubang pembersihan
9. Galian
10. Pengecatan
11. Pengakhiran
12. Pengujian
13. Peralatan Bantu
3.1.2. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah dari
masing- masing sistem pipa.
3.1.3. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang terintegrasi
dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
3.1.4. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja dibawah tanah diberi lapisan
anti karat densotape dengan ketebalan 2-3 mm.
3.1.5. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus juga
terlindung dari cahaya matahari.
3.1.6. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
3.2.2. Spesifikasi PN 10
Penggunaan : Air dingin didalam gedung
Tekanan standard 12,5 bar.
Uraian Keterangan
Pipa : Polypropelene Random Copolymer.
Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
Temp : 95 - 100° L-PN.10
Sambungan/fitting : Electric Welding.
Polypropelene Random Copolymer.
Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
PN : PN.10
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron
RF class 150 lb, screwed
Dia 50 mm keatas Forged steel RF class 150 lb, welding joint.
Valve & Strainer : Dia 40 mm kebawah, bronze atau strainer A- metal body
class 150 lb dengan sambungan ulir,BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 150 lb dengan sambungan
flanges.
3.2.3. Spesifikasi PN 10
Penggunaan : Air dingin diluar gedung
Tekanan standard 12,5 bar.
Uraian Keterangan
Pipa : Polypropelene Random Copolymer.
Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
Temp : 95 - 100° L-PN.10
Sambungan/fitting : Electric Welding.
Polypropelene Random Copolymer.
Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
PN : PN.10
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron
RF class 150 lb, screwed
Dia 50 mm keatas Forged steel RF class 150 lb, welding joint.
Valve & Strainer : Dia 40 mm kebawah, bronze atau strainer A- metal body
class 150 lb dengan sambungan ulir,BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 150 lb dengan sambungan
flanges.
3.2.4. Spesifikasi B 40
Penggunaan : Hydrant
Tekanan Standard 15 bar
Uraian Keterangan
Pipa : Black steel pipe ERW, sch 40, ASTM A 53.
Dia 40 mm kebawah screwed end
Dia 50 mm keatas plain end.
Sambungan/fitting : Dia 40 mm kebawah malleable iron ANSI B 16.3 class 300
lb,screwed end.
Dia 50 mm keatas, wrought steel Butt weld fitting
ANSI B 16.9, sch 40
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron RF class 300
lb,screwed
Dia 50 mm keatas Forged steel RF
class 300 lb, welding joint.
Valves & Strainer : Dia 40 mm kebawah,malleable cast Strainer iron body class 300
lb dengan sambungan ulir,BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 300 lb dengan sambungan
flanges.
3.2.7. Specifikasi PV 10
Penggunaan: - Air Limbah Grafitasi Toilet
Tekanan Standard 10 bar.
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius atau Factory
Made Fabricated fitting, Solvent Cement Joint atau Rubber Ring type.
Reducer : Seperti diatas, model concentric.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
3.2.8. Spesifikasi PV
Penggunaan : Pipa Venting
Tekanan standard 5 bar (klas AW).
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 5 bar.
Fitting : PVC Injection Moulded pressure fitting, Solvent Joint type.
Reducer : Seperti diatas, model concentric.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
3.3.1. Umum
1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm
di antara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta penghalang lainnya.
4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara
lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem
dan yang diperlihatkan dalam gambar.
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan water
mur atau flens.
6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang
pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
7. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut, kecuali
seperti diperlihatkan dalam gambar.
a. Di bagian dalam toilet
Garis tengah 50 mm2 - 100 mm2 atau lebih kecil :
1%-2%
b. Di bagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
c. Di bagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
8. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan.
Pipa pembuangan dan ven harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya dicari titik terendah dan
dibuat cekung.
9. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
10. Sambungan-sambungan fleksibel pada sistem pemipaan harus dipasang sedemikian
rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada
pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah memanjang.
11. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan
proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan fittings pada
pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
12. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-pengarah pipa
harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-alat
tersebut, sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik.
13. Selubung pipa harus disediakan di mana pipa-pipa menembus dinding, lantai, balok,
kolom atau langit-langit. Di mana pipa-pipa melalui dinding tahan api, celah kosong di
antara selubung dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock-wool atau bahan tahan
api yang lain, kemudian harus ditambahkan sealant agar kedap air.
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan
caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
14. Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus menggunakan pipa flexible untuk
melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
15. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali sehingga
kembali seperti kondisi semula.
Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah permukaan
tanah.
Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15-30 cm untuk bagian
atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-batuan atau
benda keras yang lain.
Untuk pipa di dalam tanah pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada
jarak 2 - 2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
16. Instalasi pekerjaan pipa jaringan luar diletakkan pada struktur bangunan.
17. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik .
18. Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor yang membentuk sudut 90 °,
harus digunakan 2 buah elbow 45 ° dan dilengkapi dengan clean out serta arah dan jalur
aliran agar diberi tanda.
---------------------------------------------------------------------------------------------
Jenis Pipa Ukuran Pipa Batas Maximum Ruang
(mm) -----------------------------
Interval Interval
Mendatar Tegak
(m) (m)
---------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai 20 1.8 2
----------------------------------------------------------
25 s/d 40 2.0 3
----------------------------------------------------------
Pipa GIP 50 s/d 80 3.0 4
----------------------------------------------------------
100 s/d 150 4.0 4
----------------------------------------------------------
200 atau lebih 5.0 4
---------------------------------------------------------------------------------------------
50 0.6 0.9
80 0.9 1.2
Pipa PVC 100 1.2 1.5
150 1.8 2.1
---------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan :
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, maka
jarak interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil
yang ada.
2. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
a. Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
b. Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.
3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
a. Diameter Batang
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Batang
------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5.
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas
Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor keamanan 5 terhadap
dari 2 kekuatan puncak.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
b. Bentuk gantungan.
Untuk air dingin : Split ring type atau Clevis
type.
4. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
5. Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar zinchromat dan
pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
Di ruang
Mesin
UKURAN PIPA UKURAN KATUP
Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm
Lain-lain, ukuran katup 20
mm c. Katup by-pass.
3.3.18. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara- cara/ metoda-metoda yang
disetujui sampai semua benda- benda asing disingkirkan.
Desinfeksi :
Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1 jam
setelah itu dibilas.
Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu dibilas.
3.4. PENGUJIAN
2. Tujuannya untuk mengetahui apa konstruksi dan fungsinya serta sistem sudah
memenuhi dan sesuai dengan rencana.
a. Pemborong harus melakukan pengujian terhadap setiap jenis alat.
b. Pipa yang akan ditanam atau dipasang di luar harus dites terlebih dahulu sebelum
diurug, dengan bagian perbagian, dengan tekanan 1 1/2 x tekanan kerja selama 1
jam tanpa ada penurunan tekanan (antara 10 kg/cm2) dan dilanjutkan pengujian per
sistem.
c. Setelah alat plambing dipasang, dites selama ± 2 menit tanpa penurunan tekanan,
berlaku untuk umum kecuali untuk monoblock dan faucet dan ditentukan oleh pengawas.
d. Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada penurunan tinggi
air.
e. Setelah pipa dan tangki diuji, dibersihkan dan dilakukan desinfeksi sesuai PPI dengan
sisa kadar chloor 0,2 ppm atau lebih, baik yang di pipa atau di tangki.
f. Setelah itu dibersihkan ( dibilas ) dengan air bersih.
g. Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan pompa khusus untuk
pengetesan.
h. Untuk mengetahui setiap alat berfungsi sesuai perencanaan, dilakukan pengujian
sistem aliran sampai tercapai pengukuran yang diminta dalam perencanaan seperti
kapasitas pompa, kebisingan pompa ( ± 60 dB ), tekanan air keluar kran dia.0,3 kg/
cm2 ) dan lain-lain.
i. Semua pengetesan disaksikan oleh Pemberi Tugas dan akan dikeluarkan
sertifikat oleh Pemberi Tugas.
3.5. PENGECATAN
3.5.1. Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut:
Pipa servis
Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
Flens
Peralatan yang belum dicat dari pabrik
Peralatan yang catnya harus diperbarui
Pengecatan pada pipa air bersih dan air panas hanya di beri tanda arah panah jalur pipa
tersebut.
Untuk pipa pemadam pengecatan harus berwarna merah dan harus dapat memberi indikasi
adanya Instalasi Peadam Kebakaran.
4. SI STEM AI R BERSI H
c. Peralatan Utama
1. Peralatan pengeboran.
Peralatan pengeboran yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pengeboran
harus mempergunakan mesin bor yang memadahi dan sesuai dengan rekayasa,
konstruksi dan keadaan tanah.
2. Sumur dalam.
a. Sebelum memulai pengeboran, pemborong harus menyampaikan gambar
kerja kepada pengawas untuk mendapat persetujuan yang menunjukkan
letak sumur maupun konstruksi pengeboran.
b. Setiap sumur harus mampu mengeluarkan air sebanyak 12 m³/jam dan 240
m³/hari.
c. Kedalaman sumur diperkirakan 150 meter.
d. Konstruksi sumur dibuat sekurang - kurangnya sebagai berikut :
* Pipa jambang 150 mm sedalam 60 meter, 10 meter bagian luar atas di cor
beton, agar air pada kedalaman ini tidak masuk ke sumur.
* Pipa naik 100 mm sedalam 90 meter dari ujung jambang, disebelah luarnya
diisi koral / pasir cuci.
e Bahan pipa dan saringan sebagai berikut :
* Pipa jambang dan pipa naik menggunakan Galvanized Steel Pipe ( GSP )
BS 1387 class medium.
* Jumlah pipa saringan yang menggunakan Stainless steel 304, ukuran pipa
100 mm, ditetapkan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan ( minimal 3
buah ).
f. Batu karang
* Bila pengeboran menembus batu karang didaerah pipa naik maka diluar pipa
naik setebal batu karang harus dicor beton agar sumber air yang melalui
batu karang tidak diambil.
* Bila pengeboran menembus batu karang pada bagian ujung sumur, maka
lubang pada batu karang harus ditutup kembali dengan beton cor, dan ujung
sumur akan berhenti diatas batu karang.
2. Peralatan uji.
Peralatan uji yang digunakan harus dapat diandalkan, sudah ditera dan mudah
dibaca secara terus menerus, peralatan uji tersebut antara lain :
- Pengukur debit, dengan meter air putar atau meter air Venturi.
- Penduga permukaan air, dengan membran tekan atau sistem electroda lampu
listrik arus lemah.
3 Rekayasa
Serah terima pekerjaan harus disertai rekayasa sebagai berikut :
- Gambar sumur terpasang secara detail.
- Seluruh laporan hasil pengujian.
2. Pompa Transfer
q Type : Centrifugal End Suction Pump Direct Coupled with Electro Motor
q Kapasitas : 0,35 m3/ menit
q Tekanan : 35 m.
q Motor Rated : 3,7 kw ; 380 V/III Phase/50 Hz
q Shaft Seal : Mechanical
q Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
q Speed : 3000 rpm.
q Base Frame : Cast Iron or Steel
q Efisiensi : Minimum 80%
q Impeler : Bronze / Stainless Stell
3. Pompa Distribusi
q Type : Packaged Booster Pump Standard Manufacturer ( Out Door Type ),
Lengkap dengan tangki tekan, Variable Speed System
q Kapasitas : 0,22 m3/menit
q Tekanan : 35 m AQ
q Motor Rated : 2,2 kw ; 380/III Phase/ 50 Hz
q Shaft Seal : Mechanical
q Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
q Speed : 2900 rpm
q Base Frame : Cast Iron or Steel
q Efisiensi : Minimum 80%
4. Sand Filter ( SF )
q Type : Vertical Cylinder Tank
q Kapasitas : 0,4 m3/menit
q Tekanan : 37 m
q Material : FRP
5. Carbon Filter ( CF )
q Type : Vertical Cylinder Tank
q Kapasitas : 0,4 m3/menit
q Tekanan : 37 m
q Material : FRP
5. SI STEM AI R LI MBAH
5.1. PERPIPAAN
1. Umum
Macam perpipaan air limbah adalah, Air Hujan, Air Limbah Saniter, Limbah Dapur.
Jenis pipa lihat "SPESIFIKASI PERPIPAAN".
2. Limbah Saniter
Perpipaan Limbah Saniter mulai dari Alat Saniter antara lain Kloset, Urinal, Lavatory, dan
Floor Drain, sampai saluran halaman melalui septik tank.
3. Limbah Air Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari roof drain dan kanopy drain diatap dialirkan kedalam
sumur resapan sebelum dialirkan kesaluran kota. Khusus fitting air hujan mempergunakan
cast iron.
5.5. MANHOLE
1. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.
2. Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau.
3. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk
laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
4. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
5. Tutup untuk manhole terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel.
NO. U R AI AN M ERK
6.1.1. Umum
Pasal-pasal di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan- ketentuan yang perlu diikuti
untuk semua bagian- bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan dengan instalasi tata
udara. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi
dan sama mengikatnya.
3. Noise Criteria
Ruang Rapat 30 - 40 NC
Ruang Kerja 35 - 45 NC
7.1.5. Instalasi
1. Umum.
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan serta
sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik
dari peralatan ataupun alat- alat bantu tersebut.
2. Landasan Peralatan.
Semua landasan untuk peralatan dan motor, ukurannya sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian- bagian peralatan maupun motor yang berada diluar landasan. Berat
peralatan diartikan berat dalam operasinya.
3. Platforms.
Untuk peralatan seperti fan dan sejenis yang menggantung dan duduk pada suatu
platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi kanal (siku) yang dilas
atau dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan tidak bergetar
dalam operasinya.
Jenis AC adalah VRV system, air cooled type, memakai inverter, terdiri dari satu outdoor unit
dengan sejumlah indoor unit , dimana setiap indoor unit mempunya kemampuan untuk
mendinginkan ruangan secara independent.
Outdoor dan indoor harus mempunyai fleksibilitas design dan sampai ke 64 unit indoor
bisa
tersambung kepada 1 refrigeration sirkuit dan dikontrol secara
independent
Condensing unit harus dilengkapi dengan inverter, dan system bisa beroperasi pada
minimum koneksi beban pendinginan 2.2 Kw dan mempunyai kemampuan untuk merubah
putaran motor
compressor sesuai dengan beban
pendinginan.
Outdoor unit harus bisa terkoneksi dengan berbagai model indoor sebagai berikut
:
• Ceiling Mounted Cassette Type (Double Flow)
• Ceiling Mounted Cassette Type (Multi Flow)
• Ceiling Mounted Cassette Corner Type
• Slim Ceiling Mounted Duct Type
• Ceiling Mounted Built-In Type
• Ceiling Mounted Duct Type
• Ceiling Suspended Type
• Wall Mounted Type
• Floor Standing Type
• Concealed Floor Standing Type
• Ceiling Suspended Cassette Type (Connection Unit Series)
Nilai COP system pada beban 50% harus = 4.0* atau lebih
tinggi
System yang ditawarkan harus bisa melakukan aut omat ic t est operat ion system,
Untuk melakukan pengecekan system secara otomatis yang meliputi pengecekan : control
wirings, shutoff valves, sensors dan refrigerant volume.
7.3.1. CONDENSING UNIT
System ini harus bisa terkoneksi dengan pipa refrigerant harus bisa sepanjang 165 meter
dengan beda ketinggian 90 m tanpa oil trap
Baik indoor maupun outdoor harus dirakit dan ditest di pabrik. Outdoor unit harus terisi
R410A
dari pabrik, instalasi harus sesuai dengan standard BS EN378: 2999 bagian 1 –
4.
Casing outdoor haruslah wheatherproof terbuat dari baja anti karat dilapisi dengan
Baked
Enamel
.
• Outdoor unit harus memiliki 2 atau 3 compressor SCROLL dan tetap bisa beroperasi jika
1 compressor rusak
• Outdoor dengan ukuran 5 HP dan 8 HP memiliki 1 kompressor
SCROLL
• Indoor yang terkoneksi ke outdoor mempunyai kapasitas dari 0.8 HP sampai 10
HP.
• Noise level outdoor tidak boleh melebihi 68 DB(A) pada saat operasi normal, terukur 1
meter secara horizontal dan 1.5 meter diatas pondasi, Outdoor harusnya model modular dan
bisa dipasang secara berderet di setiap sisinya
Compresso
r
Compressor haruslah type hermetic dengan effisiensi tinggi dan dilengkapi dengan
inverter control yang berfungsi untuk merubah kecepatan putaran yang menyesuaikan
dengan cooling
load yang
dibutuhkan.
Magnet Neodymium harus dipakai di rotor compressor untuk menambah torsi
compressor
Pada konfigurasi system dengan outdoor lebih dari 1 unit, secara otomatis compressor inverter
dengan jam operasi terendah yang akan start lebih dulu pada setiap kali operasi, System
ini haruslah dipasang dipabrik.
Heat
Exchanger
Heat exchanger harus terbuat dari tube tembaga yang terpasang secara mekanis ke
Fin alumunium yang dilapisi resin film anti korosi dengan ketebalan antara 2 sampai 3 micron
Refrigerant
Circuit
Terdiri atas Liquid dan Gas shut off valve dan solenoid Valve dan komponen lain untuk
keperluan safety
Fan
Motor
Motor Outdoor unit harus memiliki multispeed operation dengan inverter DC,
dengan kemampuan maximum static pressure = 78 Ps
Condensing unit harus mempunyai kemampuan untuk beroperasi dengan noise lebih
rendah
pada saat malam hari baik secara otomatis maupun dengan manual
setting
Safety
Devices
Outdoor unit haruslah mempunyai peralatan safety sebagai berikut : high pressure
switch, control circuit fuses, crank case heaters, fusible plug, thermal protectors for compressor
dan fan
motors, over current protection for the inverter and anti-recycling
timers.
Untuk memastikan liquid refrigerant tidak menguap saat menuju indoor unit, unit
harus dilengkapi dengan Sub cooling.
Oil recovery cycle akan secara otomatis beroperasi setelah 1 jam sejak startup dan
seterusnya setiap 6 jam operasi.
Outdoor unit haruslah dipasangkan ke pemipaan system dengan memakai torque wrench dengan
torsi pemasangan yang sesuai dengan table dibawah ini.
System pemipaan kemudian harus divacuumed sampai 0.2 torr (-755mmHg) Dan ditahan
pada kondisi ini selama 1 jam minimal sampai pada 4 jam tergantung dari panjang pipa
dengan memakai 2 st age Vacuum Pum p. Pengerjaan ini harus dilakukan sebelum
indoor unit disambungkan pada koneksi listrik.
Jumlah tambahan refrigerant (HFC R410A) harus dihitung berdasarkan standard dari pabrik dan
ditimbang dengan mempertimbangkan panjang pipa actual yang terpasang dengan merefer ke
installation manual dari pabrik.
Pengisian refrigerant ini harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai dan dibawah
pengawasan
dari perwakilan
pabrik.
Jumlah tambahan
dari refrigerant ini Flare Standard Tightening Torque harus disupply
oleh kontraktor Nut Kgf.cm N.cm pemasang dan
diawasi oleh perwakilanSize dari pabrik
Pressure test ¼ 144~176 1420~1720 harus dilakukan
oleh kontraktor pemasang 3/8 333~407 3270~3990 dan diawasi
oleh ½ 504~616 4950~6030
perwakilan pabrik 5/8 630~770 6180~7540
Proses vacuum system pemipaan
3/4 990~1210 9270~11860
harus dilakukan oleh kontraktor
pemasang dan diawasi oleh
perwakilan pabrik.
Pekerjaan brazing harus dilakukan oleh kontraktor pemasang dengan diawasi oleh perwakilan
dari pabrik.
7.3.5. CONTROL
Sistem control harus memakai 2 kabel dengan diameter inti 0.75mm2 - 1.25mm2 tipe PVC non
screened CY flexible control cabling dari indoor unit ke outdoor unit. Sistem control juga harus
dilengkapi dengan aut om at ic address set t ing funct ion yang merupakan standard
Remote control untuk indoor unit haruslah bisa melakukan fungsi : on/off switching, fan speed
selector, thermostat setting dan merupakan tipe liquid crystal display yang menampilkan
temperature setting, operational mode, malfunction code and filter cleaning timing. Juga bisa
menampilkan malfunction code untuk keperluan maintenance
Kontraktor pemasang haruslah sudah pernah mengikuti training pemasangan yang dilakukan
oleh perwakilan pabrik dan mendapatkan sertifikat tanda keberhasilan dalam training yang
diikutinya
7.4. FAN
7.4.2. Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan dibawah ini, adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
diikuti. Sedangkan ketentuan ketentuan spesifik terhadap type, kemampuan (performance)
peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar gambar rencana "Daftar
Peralatan" ataupun data sheet bila dilampirkan.
• Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku dinegara
dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance) seperti sebagai
contoh AMCA standard 210 - 74 di Amerika.
• Sound pressure level harus dilengkapi dalam DB dengan Re - 10 E 12 watt pada
octave band mid freq. 60 - 4000 hz.
• Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya,
dan dalam batas- batas yang normal. Bilamana ternyata noise levelnya tinggi harus
diberi tambahan noise silencer (sound Attenuator) tanpa adanya tambahan biaya
sehingga sound pressure level (SPL) yang dihasilkan tidak lebih dari 60 dba dari jarak 3
m.
• Pemasangan fan termasuk instalasi kabel dari panel, remote, on off switch dan pilot
lamp.
• Bagian fan yang berhubungan dengan udara luar, didaerah outletnya harus diberi kawat
nyamuk Stainless Steel yang bisa dibuka untuk dibersihkan.
7.5.2. Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
Lingkup pekerjaan butir ini adalah pengadaan dan pemasangan alat peredam
getaran (Vibration Isolation/ Eliminator) untuk semua mesin yang bergetar seperti Indoor
Unit, Out Door Unit, Split System Unit, Fan dan kalau dirasa perlu juga untuk duct dll.
7.7.3. Umum
a. Jika tidak diterangkan secara khusus istilah ducting secara umum berarti pekerjaan
duct, fitting, damper, support dan lain-lain komponen/ accessories yang diperlukan untuk
melengkapi instalasi ini.
b. Jalur-jalur ducting yang terlihat pada gambar rencana adalah gambar dasar yang
menunjukkan route dan ukuran ducting. Pemborong wajib menyesuaikan dengan
keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya,
berikut detail atau potongan-potongan yang diperlukan dan mendapatkan
persetujuan dari Direksi/ Konsultan sebelum dilaksanakan.
c. Ukuran seperti yang ditunjukkan pada gambar adalah ukuran bersih dan penampang
laluan udara. Jika diperlukan internal lining untuk ukuran duct tersebut, berarti
penampang harus diperbesar sesuai ketebalan lining.
d. Bahan duct dari pipa PVC.
a. Konstruksi duct adalah untuk low velocity (low pressure duct) dengan static pressure
didalam duct sampai 2” WG (500 pa) dengan kecepatan maksimum 2.000 Fpm (10 m/s).
b. Konstruksi duct harus mengikuti standard SMACNA, kecuali kalau ditentukan hal-hal yang
harus dipenuhi diluar standard tersebut.
c. Percabangan (take off) harus memakai splitter damper yang dapat diatur dan dikunci pada
kedudukannya.
d. Reducer (transition), kemiringan duct dibuat tidak lebih dari 14 0.
e. Lubang pengetesan. Pada main supply dan return duct harus dibuat lobang pengetesan
untuk mengukur temperatur, kelembaban serta static dan velocity pressure. Setelah selesai
ditutup kembali dengan plastik probe yang diisolasi.
f. Penguatan duct, semua duct yang berukuran lebih besar 500 mm permukaannya harus
dibuat cross broken ( patah silang ).
g. Penggantung duct, cara penggantungan duct harus sedemikian rupa sehingga praktis tidak
terjadi lendutan-lendutan getaran-getaran dan deformasi.
h. Elbow, dibuat sesuai gambar spesifikasi atau gambar detail, semua elboww harus dari type
full radius elbouw, jari—jari (R t) sama dengan lebar duct. Untuk keadaan dimana harus
menggunakan short radius elbouw ( R t lebih kecil dari lebar duct ) harus memakai turning
vanes.
i. Turning vanes jumlah dan posisinya ditentukan dengan chart logaritma atas dasar
(RT)/(RH). Untuk elbow tegak lurus harus memakai guide vanes double thickness, sesuai
gambar detail. Untuk mengikat konstruksi penggantung ke beton dipergunakan ramset /
dynabolt.
j. Sambungan flexible, pemborong harus memasang sambungan flexible connection dari
bahan double sheet glass cloth tebal 0,65 mm atau lebih, fire resistant ke duct yang masuk
keluar dari fan atau AHU/FCU.
k. Panjang flexible connection tak lebih dari 2 m, dan tidak menimbulkan kebocoran pada
sambungan, cara pemasangan harus dalam satu garis lurus sedemikian rupa,
sehingga tidak menyebabkan pengecilan luas penampang.
l. Alumunium Flexible Round Duct, alumunium flexible round duct dari type 2 lapis
alumunium laminate incapsulating dengan steel spring helix dan wire spacing 2 mm
jenis fire resistance. Tekanan kerja max. 5 inch H20. Flexible duct ke peralatan memakai
klem khusus ( quick klem ) dari bahan plastic.
7.9. PLENUM
a) Pleneum sesuai dengan dimensinya harus menggunakan material sesuai dengan
ketentuan yang tersebut terdahulu.
b) Seluruh sisi plenum harus diperkuat dengan besi siku 40 x 40 x 3 dan kalau perlu
memakai bracing pada sisi yang paling panjang.
7.12.2. Umum
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur- jalur kabel dan perletakan
panel dan motor seperti yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route,
lokasi
panel dan perletakan instrument kontrol.
Pemborong AC harus menyiapkan kabel control dari thermostat menuju Outdoor Unit dan Indoor
Unit dan melakukan penyambungan kabel power dari panel ke Outdoor/Indoor Unit.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-
jalur instalasi lainnya berikut detail- detail yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan
Direksi. Pemborong wajib mengikuti peraturan- peraturan yang berlaku yang dikeluarkan oleh :
Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)
Dinas Pemadam Kebakaran
Lembaga Pengujian Bahan
Dinas Keselamatan Kerja
Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya
Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini mempunyai power faktor minimum
0,8. Putaran motor maximum 1450 rpm (untuk motor-motor tsb. diatas).
Motor-motor yang digunakan disini harus sudah memenuhi standard NEMA (Amerika),
B.S (Inggris), DIN (Jerman), dan JIS (Jepang).
Panel Starter
- Star Delta Starter : Bila motor kapasitas 7,5 HP keatas.
- Direct on Line : Bila motor kapasitas dibawah 7,5 HP.
- Panelstarter harus dilengkapi dengan pilot lamp (green,red,white), voltmeter serta
ampermeter dengan selector switch untuk 3 phase,plat nama
untuk peralatan yang dilayani serta push button ON, OFF dan disconneting switch
bila memakai remote starstop.
2. Peralatan Kontrol
3. Wiring
Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam PVC conduit
JIS
standard.
Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC
yang bersangkutan.
Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGbY harus dipasang
sekurang-
kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan pelindung, kemudian
dilindungi dengan batu pelindung sebelum diurug kembali.
Pada route kabel, tiap-tiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi tanda
adanya
galian kabel dan tanda arah kabel.
Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya,
harus dilindungi dengan pipa galvanis kelas medium.
Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
Jari- jari pembelokan kabel, hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan "kabel
schoen" harus kabel 25 mm keatas pemasangan "kabel schoen" harus
menggunakan timah pateri lalu dipres hydraulis.
Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai
metal flexible conduit.
Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit
dan
diklem rapi ke dinding memakai klem pipa.
Kabel- kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem
penggantung dan wire rod yang diramset ke beton.
Kabel yang dapat digunakan adalah buatan Kabel metal atau Kabelindo.
Semua panel star delta dilengkapi dengan :
Pilot lamp - red, green, white.
Ampere meter - untuk 3 ph dengan selector phase witch.
Voltmeter - untuk 3 ph dengan selector phase switch
Disconnecting switch untuk remote star stop.
Pilot lamp. -R-S-T
Centralized Remote Star Stop Remote star stop untuk peralatan-peralatan
yang ditunjukkan pada panel diagram ditempatkan diruang control.
Panel remote harus dilengkapi untuk masing- masing Peralatan dengan pilot
lamp ( red, green, white )dan plat nama masing-masing Peralatan dll. sesuai
dengan detail drawing.
7.14.1. P o n d a s i
Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin-mesin Condensing Unit
(Outdoor
Unit ) tidak termasuk dalam pekerjaan pemborong AC.
Pemborong AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran pondasi
untuk masing-masing peralatan sebelum dilaksanakan oleh pihak lain kepada Direksi
untuk diperiksa dan disetujui.
Pondasi peralatan- peralatan lainnya harus mengikuti petunjuk-petunjuk/
pedoman pabrik pembuat peralatan-peralatan tersebut.
Pemborong AC harus menyediakan dan memasang peredam getaran
(vibration eliminators) untuk melindungi, bangunan dari suara berisik dan
getaran yang ditimbulkan oleh mesin- mesin.
Pemborong AC harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan gambar
rencana, atau gambar kerja yang disetujui) semua dudukan (support) atau
penggantung (hanger) untuk mesin- mesin, alat- alat, pipa yang diperlukan.
Untuk menyesuaikan dengan kondisi- kondisi setempat, dudukan-dudukan
atau penggantung- penggantung tersebut harus dibuat dari konstruksi pipa, profil, batang
(rod)
atau strip sesuai dengan gambar rencana atau kerja yang disetujui. Semua dudukan
harus mempunyai pelat-pelat (flanges) yang cukup dan dibuat pada lantai.
Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka baja dan
harus berkonsultasi dengan Direksi dan Pemborong Sipil.
Pembebanan pada balok atau pelat struktur yang ditimbulkan oleh
dudukan-
dudukan atau penggantung-penggantung tersebut hendaknya dijaga agar dapat terbagi
cukup merata sehingga tidak menimbulkan tegangan- tegangan yang tidak wajar.
Pemborong AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasangnya tidak akan
menyebabkan
penerusan suara dan getaran (vibration & noise transmission) kedalam ruangan-
ruangan yang dihuni.
Dalam hal ini dilakukan oleh ahli atau tenaga ahli yang
ditunjuk.
Pemborong harus bertanggung jawab atas modifikasi- modifikasi yang perlu
untuk memenuhi syarat tersebut.
7.15.2. Umum
Pelaksanaan TAB (testing adjusting dan balancing) secara mendasar maksimal harus
mengikuti standard/ atau petunjuk yang berlaku secara umum seperti tandard NEBB,
ASHRAE dan SMACNA dengan menggunakan peralatan- peralatan ukur yang memenuhi untuk
pelaksanaan TAB tsb.
NO. U R AI AN M ERK
Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem Pemadam Kebakaran antara lain adalah sbb :
1. Pompa kebakaran dengan penggerak listrik
2. Pompa kebakaran dengan penggerak Diesel
3. Valved Connection to main Water supply source
4. Perlengkapan Fire Water Tank
5. Springkler Control Valve Set
6. Spingkler Head
7. Hydrant Box
8. Pillar hydrant dan Kotak Hydrant Halaman
9. Sambungan dengan pemadam Kebakaran Kota ( Siamese Connection )
10. Pemadam api Ringan ( PAR / PEE )
11. Pekerjaan listrik yang berhubungan ( contoh : Panel )
12. Pekerjaan lain yang berhubungan ( contoh : Pondasi, pengecatan, concrete blok )
13. Panel listrik, control system dan Fire Resistence Cable
14. Fire Pump test ventui flow tube.
2. Outdoor hydrant box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb :
Steel box outdoor type, ukuran 750 mm L, 1500 mm T & 270 mm D dicat
powder coating warna merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup
yang dapat dibuka 180° dan dilengkapi stopper.
Merek untuk referensi adalah ITACHIBORI No. B- 8.
Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
Hydrant valve, chromium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan
bentuk valve disesuaikan dengan posisi pipa.
"JET" Firehose A-one type size 40 mm x 30 meter including couplings.
Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm
2. POMPA PACU ( UP – 01 )
Kapasitas : 25 GPM
Head : 10 bar
Type : Vertical Multi Stage Centrifugal pump
Housing : Cast iron
Impeller : Cast Bronze
Packing / Seal : Mechanical Seal
Shaft : SS 304
Bearing : Sealled ball bearing
Couple : Direct Couple
Sincronous speed : 2900 rpm
Feed voltage : 220 / 380 V / 3 phase / 50 Hz
Rotor : Squiirel cage
Protection class : IP 44
Insulation class :F
Daya pompa : 3 kw
Sistem operasi : Automatic start stop dengan pressure switch.
Jumlah : 1 unit
Standard pompa : NFPA Standard
Perlengkapan Pompa :
q Unit panel daya, kabel dan kontrol
q Pemipaan isap dan tekan dengan sambungan kaku dan lentur dari Victaulic.
q Manometer isap dan tekan.
3. POMPA KEBAKARAN DENGAN PENGGERAK DIESEL ( PU 2103 )
Kapasitas : 750 GPM
Head : 8 bar
Type : Horozontal Split Casing
Housing : Cast Iron
Impeller : Cast Iron
Packing : Mechanical Seal
Shaft : SS 304
Bearing : Sealed Ball Bearing
Couple : Direct Couple
Sincronous speed : 2900 rpm
Sistem operasi : Automatic start dengan pressure switch. Manual stop
Oleh operator
Jumlah : 1 unit
Standard pompa : NFPA Standard
DIESEL PENGGERAK POMPA KEBAKARAN
Type : Watercoled Diesel
Kapasitas Prime : 150 KVA ( maksimum )
Putaran : 1500 RPM / 50 Hz
Aspiration : Turbocharged Air To Air Aftercooled
Cycle : Four Stroke
Cyclinder : 6.
Starting : Battery 24 V.
Governor : Hydrant Mechanical
Fuel System : Direct Injection without glow plug
Fuel Consumption : - 63,9 l / hr ( 100 % )
- 47 l / hr ( 75 % )
Perlengkapan :
q 2 set of lead acid battery dengan standar pabrik
q Maintenance standar tool steel
q Battery charger yang terintegrasi dengan unit diesel penggerak pompa
q Tangki bahan bakar harian dengan kapasitas cukup untuk operasi 6 jam terus
menerus yang dilengkapi dengan bracket, pipa
q Engine control drive terdiri dari :
• Manual / automatic starter
• High and low water temperatur
• High and low oil temperatur
• Indicator tekanan minyak pelumas
• Perlengkapan standar lain sesuai dengan standar pabrik pembuat.
11. SPRINKLER
Type : Up right & Pendent
15. HOSE
NO. U R AI AN M ERK
1.1. UMUM
j. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan ini.
k. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
l. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana
Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan
ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus
buatan pabrik dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan
tidak boleh ada bagian yang bergetar.
Busbar
• Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase
R-S-T, 1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar
harus diperhitungkan dengan besar arus yang mengalir dalam busbar
tersebut tanpa menyebabkan kenaikkan suhu lebih besar dari 65° C.
Untuk itu penampang busbar harus sesuai ketentuan dalam PUIL.
• Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, dimana
lapisan warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul.
• Bus bar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas
98%, rating amper sesuai gambar.
• Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut
:
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau / Kuning
Circuit breaker
• Penggunaan MCCB untuk :
- Outgoing pada PDTR
- Incoming pada panel beban sampai dengan minimal 20A 1 phase
- Breaking capasity sesuai dengan gambar perencanaan.
• Penggunaan MCB :
- Outgoing pada
• Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi thermal
dan instantaneouse magnetic unit
• Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunt
trip terminal.
Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak
tahan getaran. Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm
dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta
bersertifikat tera dari LMK / PLN ( minimum 1 buah untuk setiap jenis alat
ukur). Komponen-komponen pengukuran yang dipakai :
KW meter
Ampermeter
Voltmeter
Frequency Meter
Cos Phi Meter
M easuring Device :
• Ammeter c/w current transformator
• Voltmeter c/w 7 step selector switch
• Frequency meter
• Power factor meter
• KWH meter
• KW meter
• Hours meter
• DC Volt meter
• DC Ampere meter
Signal Lamps :
• Main CB “ON”
• Main Failure
• Genset Running
• Genset on Load
• Alarm Enable
• Battery On
• Low Oil Pressure
• Over Temperatur
• Engine Over Speed
• Start Failure
• Under Voltage
• Charge Failure
• Reverse Power
• Emergency Stop
• CB Tripped
Push But t on :
• Signal Lamp Test
• Signal Reset
• Emergency Stop
• CB “ Closed”
• CB “ Open”
1 .5 .1 . Panel- panel
21. Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk
mendapatkan persetujuan perencana dan Konsultan Pengawas.
22. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan
harus rata ( horizontal ).
23. Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan
kondisi setempat.
24. Untuk panel yang dipasang tertanam ( inbow ) kabel - kabel dari / ke terminal
panel harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok
secara kuat dan teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang
dipasang menempel tembok ( outbow ), kabel-kabel dari / ke terminal
panel harus melalui tangga kabel.
25. Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel ( cable lug
) yang sesuai.
26. Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600 mm
dari lantai terhadap as panel.
27. Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari
karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
28. Semua panel harus ditanahkan.
1 .5 .2 . Kabel – Kabel
29. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
30. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
31. Kabel daya yang dipasang horizontal / vertical harus dipasang pada tangga
kabel, diklem dan disusun rapi.
32. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada T-
doos untuk instalasi penerangan.
33. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
34. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
35. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis
dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
36. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali
penampang kabel.
37. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu
rak kabel.
38. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam konduit.
39. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi
minimum 4 cm. Penyambungan kabel menggunakan las doop.
40. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
disetiap ujungnya.
41. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
42. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji
dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi
persyaratan.
43. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi
minimum 500 kilo ohm.
1.6. PENGUJIAN
u. Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan pengujian secara
individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat
pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan LMK / PLN serta instansi lainnya
yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan
pengujian
secara menyeluruh dari system untuk menjamin bahwa system berfungsi dengan baik.
Semua biaya yang timbul dari pelaksanakan pengujian menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan
v. Test meliputi :
Test Beban Kosong ( No Load Test )
Test Beban Penuh ( Full Load Test )
1 .7 . NO LOAD TEST
Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan di test satu per satu seperti misal
pengujian Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan Rendah):
• Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1,000 Volt
• Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1,000 Volt
• Pengukuran tahanan pentanahan
Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan / hasil pengujian
pemeriksaan. Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka test berikutnya harus
dilaksanakan secara keseluruhan ( Full Load Test ).
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Pelaksana Pekerjaan
baru dapat mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Produk bahan dan peralatan, pada dasarnya adalah sebagai berikut :
3 Capasitor Bank
Komponen Capasitor 525 V Nokian, Alpivar, MG
Rickstar, Hasna Prima, Ega
Panel Maker Tekelindo, GEM
2.1. UMUM
w. Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam pekerjaan ini ialah semua
penyediaan dan pemasangan sistem penangkal petir, termasuk disini air terminal,
penghantar down conductor, electroda pentanahan dan peralatan lainnya seperti yang
ditunjukan dalam gambar rencana.
x. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan ini.
y. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
z. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana
Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan
ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
2.8. PENTANAHAN
Tahanan tanah harus lebih kecil dari 2 Ohm. Ground rod harus terbuat dari tembaga
seperti gambar rencana, ditanamkan kedalam tanah secara vertikal sedalam minimal 12 (dua
belas) meter dan harus mencapai air tanah.
3.1. UMUM
mm. Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi,
sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (As-built Drawing),
petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini dari pihak Pemilik
bangunan.
nn. Pelaksana Pekerjaan harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua
persyaratan yang diminta didalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian
penawaran ( Bills of Quantity ), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari
pabrik pembuat, peraturan setempat dan perintah dari Konsultan pengawas selama
masa pelaksanaan pekerjaan.
oo. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima. Bila
ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban Pemorong untuk
penggantinya tanpa ada penggantian biaya
3 .4 .3 . Penguj ian
14. Test pabrik pembuat harus dilakukan menurut st andard pabrik dan
minimal meliput i t est ing :
• Insulation level
• Squence
• Protection device
• Operation
• Full load running ( Load Bank / Building Load )
• Temperature rise
• Governour control
• Sound pressure level
xx. Alternator
• Output kontinyu : Minimum 25% - 30% Load
• Tegangan : 380 – 415 V
• Frekwensi : 50 Hz
• Power Factor : 0,8
• Connection : Star dan Netral Grounded – 4 terminal
• Protection : IP 21
• Insulation : Class H
• Overload capacity : 10% selama 1 jam dalam setiap 12 jam kerja
• Voltage regulation : +/- 0,5 % rated solid state type with rotating silicon
Controlled rectifier ( brush – less ), three phase
sensing
3.6. Sistem Bahan Bakar
3 .6 .1 . Umum
96. Tangki penyimpanan bahan bakar harian harus mempunyai kapasitas minimum
tidak kurang dari 500 liter. Tangki ini harus terbuat dari bahan Mild Steel Plate
melalui proses anti karat.
97. Tangki penyimpanan bahan bakar harus mempunyai sarana penyambungan
pipa pengisian dari tangki bahan bakar mingguan, pipa pemakaian (supply),
pipa pengembalian (return) bahan bakar, pipa pembuangan gas ( ventilasi ),
alat pengukur isi tangki dan pengatur operasi pompa bahan bakar alasan
sebagai indicator low level lengkap dengan alarm / buzzer.
98. Pelaksana Pekerjaan wajib memberikan lapisan anti karat Zinchromate buatan
ICI atau setara sebanyak 2 lapis dan cat akhir berwarna coklat pada dudukan
tanki di atas.
99. Pompa bahan bakar adalah jenis Gear Pump yang sesuai untuk pemakaian
bahan bakar berkapasitas tidak kurang dari yang ditunjukkan dalam Gambar
Rencana ( 50 liter / menit ), dan digerakkan oleh motor listrik sesuai dengan
kebutuhan serta dilengkapi dengan panel kontrol operasi otomatis dan manual.
100. Pelaksana Pekerjaan membongkar dan memasang kembali pompa bahan
bakar manual existing dengan pemipaan secara parallel dilengkapi Gate Valve
dan Check Valve.
101. Pipa bahan bakar yang dipergunakan adalah pipa baja hitam, medium
class, dengan penyambungan pipa ulir, kecuali pada tempat penyambungan
tangki penyimpanan bahan bakar, pompa bahan bakar dan peralatan-peralatan
lainnya. Untuk hubungan dengan peralatan tersebut dipergunakan tipe
penyambungan Flange. Penyambungan Flange juga diharuskaan pada
pemipaan yang panjangnya lebih dari 12 m.
102. Diameter pipa bahan bakar yang dipergunakan harus sama seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar Rencana dan mempunyai perlengkapan katub
operasi seperti tertera dalam Gambar Rencana.
103. Pipa bahan bakar secara keseluruhan harus dilapis dengan lapisan anti
karat Zinchromate dari ICI sebanyak 2 lapis dan cat finishing. Warna cat akan
ditentukan kemudian.
104. Katup operasi yang diameter lebih bedar dari 50 mm harus terbuat dari
bahan besi cor dengan sambungan-sambungan jenis Flange
105. Check Valve yang dipergunakan harus dapat menahan aliran balik dari
bahan bakar. Diameter alat ini ditunjukkan dalam Gambar Rencana sesuai
dengan ukuran pipanya.
106. Setiap hubungan pipa dengan pompa harus dilengkapi dengan pipa
flexible, yang terbuat dari bahan karet khusus untuk bahan bakar, dimana
penyambungannya dengan system flange. Ukuran alat ini harus sesuai dengan
pipa yang terhubung.
1 Diesel Generator Kapasitas : 150 KVA Prime Power Perkins, Cater Pillar, Deutz ,
Type : Open Daewoo, K2 Power,
Mitsubishi
Putaran : 1500 rpm
Pendingin : Radiator
4.1. UMUM
ppp.Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
qqq.Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
rrr. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana
Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Peralatan utama yang terdapat dalam sistem Fire Alarm ini adalah :
• Thermal Detector Conventional
• Smoke Detector Conventional
• Manual Push Button (Break Glass)
• Alarm Bell
• Zone Indicator
• Indicator Lamp
• Module
• Master Control Panel Adresssable
Thermal Det ect or Convent ional
107. Jenis yang digunakan adalah Rate of Rise detector dan Fixed
Temperature detector yang memiliki response lamp di base.
108. Sirkit dan sensor mempunyai performa yang tinggi dalam pendeteksian
temperature ditetapkan.
109. Mempunyai stabilitas tinggi terhadap debu, gangguan elektromagnetis,
perubahan suhum kelembaban dan karatan.
110. Data-data teknis lainnya :
- Frequency Test : dapat dipakai berulang kali
- Operating Voltage : 16 – 32 VDC
- Output Voltage : 5 - 13 VDC
- Quescent Current : ± 0.1mA
- Alarm Current : ± 25.0 mA
- EMC : ± 10V/m
- Operating Temperature : -10 ~ +50º C
- Storage Temperature : -30 ~ +75º C
- Relative Humidity : ≤ 95% ( 40 ± 2ºC)
Alarm Bell
Persyaratan teknis harus dipenuhi :
- Konstruksi : Anti karat
- Operating Voltage : 18 s/d 36 V DC
- Curent Consumption : max. 80 mA
- Power Consumption : 1,2 Watt
- Desibel Rating : 85 dB. at 3 m
Zone I ndicat or
Zone Indicator ini menunjukan zone mana yang bekerja. Zone Indicator ini
ditutup dengan plastik dan pada tutup ini terdapat tulisan Zone Number (Nomor
Zone) yang disesuaikan dengan letak zone indicator tersebut.
I ndicat or Lamp
Indicator Lamp merupakan lampu indikator yang dipasang paralel dengan group
detector. Lampu indicator ini akan menyala hanya jika group detector yang
bersangkutan bekerja.
4.7. LAIN-LAIN
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan sehingga instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Ditempat pekerjaan, pengawas
menempatkan petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan
Pelaksana Pekerjaan agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi
Surat Perjanjian serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.
Pow er Amplifier.
Power Amplifier haruslah memiliki output total seperti ditunjuk dalam gambar
rencana dan tegangan output 70 V/100 V dan frekwensi response antara 20 Hz
sampai dengan 20 kHz. Distortion kurang dari 1% pada batas frekwensi.
Microphone.
Pagging Microphone type Dynamic Microphone dengan Patern Omini Directional.
Frekwensi respone antara 50 Hz sampai dengan 15 kHz. Microphone harus
dilengkapi dengan Heavy Duty Press to Talk Switch.
T u n e r.
Output level : - 20 dB
Output impedance : 10 K ohm
Distortion : 1%
S/N Ratio : 65 dB
Receiver Frequency : AM, FM
5.7. LAIN-LAIN.
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan sehingga instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Ditempat pekerjaan, pengawas
menempatkan petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan
Pelaksana Pekerjaan agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi
Surat Perjanjian Pelaksana Pekerjaan serta dengan cara-cara yang benar dan tepat, serta
cermat.
6.1. UMUM
mmmm. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan.
nnnn. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
pada spesifikasi ini.
oooo. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai
dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Key Telpon
131. Key Telpon mempunyai 16 analog trunk card, 16 digital extention card,
digital dan 64 extention analog.
132. Key telpon dilengkapi dengan key phone digital display
133. Aksesories lainnya antara lain : Surge Aresster, Power Supply dan MDF
dll, sehingga sistem berfungsi dengan baik.
Pesaw at Telepon
134. Pesawat-pesawat telepon yang disediakan adalah tipe standard dan tipe
executive. Tipe executive harus mempunyai display digital, hands free dan
kelebihan lainnya. Sistem pemasangan terdiri atas 2 jenis yaitu pemasangan
meja dan pemasangan dinding.
135. Pesawat yang ditawarkan harus dinyatakan baik oleh PT. Telkom, serta
mampu bekerja secara normal pada jaringan lokal PT. Telkom. Hal ini saat
mengajukan approval material harus dilengkapi dengan fotocopy surat lulus
dari PT. Telkom. Baik pesawat standard maupun executive harus bekerja secara
full digital.
Terminal
136. Untuk setiap penyambungan kabel telepon harus dengan metoda
jumpering dan memakai terminal-terminal berisolasi sesuai standard TELKOM.
137. Untuk terminal yang ditempatkan pada lokasi berkelembaban tinggi,
maka box terminal harus diberi pelindung dari bahan anti karat dengan
pintu-pintu yang kedap udara.
Kabel Telepon.
138. Semua kabel harus mempunyai kabel cadangan untuk pengganti,
seandainya terjadi kerusakan saluran dan atau untuk menampung
perkembangan dikemudian hari.
139. Untuk penggunaan didalam bangunan digunakan jenis ITC
(indoor-telepone cable) dengan diameter minimal 0,6 mm². Jumlah inti kabel
disesuaikan dengan petunjuk dalam gambar.
140. Untuk penggunaan diluar bangunan dan tertanam digunakan UTC
(Underground telepon cable) dengan diameter minimal 0,6 mm². Jumlah inti
kabel disesuaikan dengan petunjuk dalam gambar.
141. Tidak diperkenankan mengganti jenis, ukuran dan jumlah inti kabel,
tanpa ada persetujuan Konsultan Pengawas.
Conduit Telepon.
142. Kabel telepon dimasukkan kedalam pipa pelindung / konduit dari pipa
PVC High Impact berdiameter minimum 20 mm.
143. Pemasangan konduit harus rapi, kuat dan teratur.
144. Setiap sambungan harus dilakukan pada kotak sambung (doos) yang
dilengkapi tutup.
145. Untuk mempermudah pengenalan, maka konduit kabel telepon harus
dicat warna biru selebar 3 cm disetiap jarak lebih kurang 1 meter.
146. Pemasangan konduit harus dilengkapi klem, elbouw dan peralatan bantu
lain yang sesuai serta dipasang dengan cara yang benar.
Out let
147. Terbuat dari bahan plastik warna putih yang tahan panas, flush
mounting dan bukan jenis claw fix.
148. Dilengkapi box baja galvanized tebal minimum 3,5 mm.
6.4. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN
xxxx. Letak outlet telepon seperti yang ditunjukkan dengan gambar dan disesuaikan
dengan keadaan setempat.
pppp. Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut, dapat dimintakan
petunjuk Konsultan Pengawas.
qqqq. Penarikan saluran (dalam konduit) harus dikelompokkan secara rapi dengan
kode nomor yang berurutan sesuai lokasi (nomor) pesawat telepon.
aaaaa. Pemasangan konduit yang berada didalam kolom dilaksanakan sebelum
pengecoran sedangkan yang berada didinding dilaksanakan sebelum dinding diplester.
Konduit tersebut dilengkapi kawat pancingan dan dijaga agar tidak pecah.
3 Outlet telepon Tipe : Flush & jack Berker, Clipsal, MK, National
7.1. UMUM
Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan
dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
pada spesifikasi ini.
Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana
Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi
dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya san suatu daftar referensi
pemasangn harus dilampirkan dalam surat penawaran
Modulat or
Selectable Output Channel Colour System : PAL / SECAM/ NTSC
Audio Operatio Module : Mono / Stereo/Dua
Input frequency : 50 – 858,5 Mhz
Input Level : 40,5 ~ 84 dBm
Output Frequency Range : 47 – 862 Mhz
Output Level : 75 ~ 90 Mhz
Supply Voltage : + 12 VDC
TV Reciever set
Video Input : 1V (p – p)
Input Antena : VHF / UHF 75 ohm
Receive Syestem : CCIR standard, PAL, SECAM, NTSC
Dimension Screen : 21 “
Facility : Audio/Video with infra red remote control
TV Oult let
Model : Single
Side Loss : 0.4 dB – 1.2 dB
7.4. PENGUJIAN
Semua peralatan dalam system suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan
peralatan tersebut, dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan atas
bekerjanya system setelah ternyata hasil pengujian adalah baik.
Pengukuran video signal level dilakukan dengan dB Gain Meter.
PEKERJAAN CCTV
Monit or
Adalah merupakan alat yang mentransfer isyarat elektronik yang dikirim oleh camera
menjadi gambar pada sebuah layar televisi.
Sw it cher
Alat yang dipakai untuk menghubungkan 2 (dua) atau lebih camera ke
monitor tunggal, sehingga pengamat dapat memilih hasil gambar mana yang
akan ditampilkan pada layar monitor.
Posisi camera yang tidak diamati dapat di bypass tanpa merubah urutan
pengamatan maupun waktu interval.
8.5. PEMASANGAN
Pemasangan colour camera dipasang sesuai petunjuk gambar, Pelaksana Pekerjaan
dapat mengajukan usulan lain untuk penempatan colour camera ini.
Cara pemasangan colour camera tersebut digantung pada ceiling atau plafond dengan
rangka penguat/ hanger yang diperkuat pada dak beton.
Peralatan utama seperti ; camera drive unit, Sequential switcher, Colour monitor dan
Time lapse VTR, diletakan pada ruang kontrol (ruang administrasi) lantai satu, seperti
ditunjuk dalam gambar rencana.
Kabel instalasi yang digunakan untuk isyarat video dan untuk keperluan control
menggunakan coaxial cable RG 59/U, kabel power menggunakan NYMHY 2 x 1,5 mm² yang
semuanya
dalam pelaksanaan harus dimasukkan dalam pipa PVC high impact dia. 20 mm
9.1. UMUM
Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana
Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
2. Hub Switch
• Standard : IEEE 802.1s 1000BASE-X (SFP)
• Type : 24/48 Ethernet 10/100/1000 ports & 4 SFP-based
Gigabit Ethernet ports
• Rack : 1RU fixed-configuration, multilayer switch
• IP Base : IP Base Software feature set (IPB)
• Support : 24/48 users
• Performance : 32 Gbps forwading bandwidth
• Connectors & Cabling : 1000BASE-T; RJ-45 connectors, four-pair Cat.6
UTP
• Power Connectors : Internal-Power-Supply Connector
• Indicators : System-status LEDs: System, RPS, link status, link
duplex, link speed, PoE indicators
• Modul Tambahan : GLC-SX-MM, 1000BASE-SX SFP transceiver
module for MMF, 850-nm wavelength
3. Server
• Form factor/height : Rack/2U
• Processor : Intel® Xeon Quad Core E5405
• Hard disk : 146GB 15K 3.5in HS SAS
• RAID : Raid-5
• Network Interface : Integrated dual Gigabit Ethernet
• Warranty : 3 Years
• OS : Windows Server 2003 Standard
4. Rack Mount
• Type : Close Rack 19” 45U & Wall mount 15U
• Dimension : 1100mm & 470mm
5. Cabling
• Standard : EIA 568
• Type : UTP Category 6
6. Backbone
• Standard : 2000nm
• Type : Fiber Optic Multimode
• Technology : OM3
7. Backbone
• Type : 19” Rack 2U
• Capacity : 2KVA
• Connection : Support Ethernet 10/100
1. Tujuan:
• Memastikan kebenaran pekerjaan instalasi kabel data pada sebuah ini gedung.
• Memudahkan pelaksanaan pekerjaan instalasi kabel data .
2. Alat-alat:
• Tang potong
• Tang Kombinasi
• Obeng -/+
• Pisau kater
• Magger test
• Tester
• Dll
3. Urutan kerja
a. Pelajari gambar
• Pelajari gambar kerja dan pastikan gambar tidak ada perubahan dan sudah
dikoordinasi dengan pekerjaan lain
• Hitung jumlah material yang digunakan
• Pastikan persediaan material cukup sesuai gambar
c. Pemipaan
• Beri tanda dilapangan ( marking )
• Lakukan pembentukan pipa ( bending ) pada daerah yang diperlukan
• Lakukan pengeboran tempat untuk klem
• Pemberian warna sesuai warna instalasi kabel data.
• Pastikan klem pada instalasi kencang ( pipa tidak bergerak )
d. Pengonekan
• Tarik kabel ke dalam pipa yang sudah dipasang
• Lakukan penarikan dengan kawat pancing
• Pilih kawat pancing yang kuat dan lentur
• Pastikan jumlah kabel untuk pipa pada jumlah yang benar
• Pemakaian box untuk tempat kabel
• Kelompokan kabel yang sudah di tarik dan diberi label
• Kelompokan kabel yang sudah di tarik dan diberi label
• Pastikan installasi tidak ada yang tertinggal
e. Testing
• Lakukan magger test dan test instalasi
• Pastikan instalasi benar
f. Rekaman-Rekaman
• Berita acara test commisioning
• Chek list pekerjaan
Pada saat melakukan pengetesan harus dihindari melihat secara langsung pada keluaran
sumber optik, pada ujung kabel serat optik, atau pada ujung kabel yang terhubung ke
alat pengukur loss.
1. Set OLTS sesuai dengan instalasi pada buku panduan pemakaian test set .
2. Atur OLTS ke nilai nol, dengan tujuan untuk menghilangkan tegangan offset yang
bias menyebabkan error pada saat pengukuran cahaya yang rendah levelnya .
Pengesetan ke nilai nol juga menghilangkan losses pada kabel jumper.
Untuk mengeset OLTS kenilai nol, pasang sebuah jumper antara outlet sumber dan
outlet detector OLTS pada lokasi A . Lakukan hal yang sama pada ujung kabel di
lokasi B. Pada kedua lokasi OLTS harus diset ke nilai nol . (Gb.1)
3. Tekan tombol zero Set terus menerus selama 1 detik atau lebih . lakukan kurang
lebih dari 20 detik untuk menyelesaikan pengaturan ini (Gb.2).
4. Ukur loss pada satu arah. Pada lokasi A, lepas jumper dari outlet detector OLTS dan
hubungkan ke kabel serat optik. Pada lokasi B, lepas jumper dari lokasi detektor.
Hubungkan test jumper antara ujung kabel serat optic dan outlet detector pada
lokasi B . Los pada arah A ke B diukur pada lokasi B. (Gb.3).
5. Ukur loss dari arah yang lain. Lepaskan jumper D2 dari jalur kabel fiber pada lokasi
B. Hubungkan jumper S2 ke jalur kabel fiber . Lepaskan jumper S1 dari jalur fiber
pada lokasi A. Jumper D1 dihubungkan dari outlet detector pada OLTS di lokasi A ke
jalur fiber . Loss dalam arah B ke A diukur pada lokasi A. (Gb.4).
6. Transmission loss adalah rata-rata dari loss pada kedua arah tersebut.
7. Catat semua data.
8. Ulangi procedure diatas. Jika data hasil pengukuran menunjukan nilai yang lebih
tinggi dari pengukuran pertama, maka semua konektor harus dibersihkan dan
pengetesan diulang kembali. Juga dilakukan pengecekan pada peralatan dan kondisi
konektor pada jumper .
9. hasil pengukuran tidak boleh melewati nilai seperti yang tercantum pada technical
specification.
Pengukuran NEXT dan atenuasi dilakukan pada satu system koneksi dari panel terminasi
kabel sampai ke outlet.
1. Pengukuran panjang kabel dilakukan untuk mangecek apakah ada kabel yang
terputus atau tidak.
2. Pengukuran koneksi harus dilakukan untuk mengecek apakah ada kabel yang salah
koneksinya.
3. Semua hasil pengukuran dicatat dan hasilnya tidak boleh melebihi nilai yang
tercantum pada spesifikasi teknis.
Dalam system networking, pengujian dilakukan perbagian system karena cara kerja dari
masing–masing part terkait satu sama lain.
Seluruh PC (Personal Computer) workstation yang ada disetiap lantai dihubungkan dengan
Intelligent hub tersebut dihubungkan dengan Network Center Hub untuk kemudian dengan
Netware File Server.
Pengetesan fungsi Intelligent Local Network Hub & Fiber Optic Installation harus
dilaksanakan dengan melakukan testing hubungan secara system antara PC workstation di
tiap lantai dengan Netware File Server di Network Center.
Tahap–tahap pengetesan :
1. Dengan menggunakan PC workstation yang ada di lantai 1, dilakukan Login ke Netware
File Server yang dihubungkan dengan segmen LAN PC workstation tersebut.
2. Setelah login selesai, panggil salah satu aplikasi yang ada dilantai tersebut.
3. Bila aplikasi tersebut bisa berjalan dengan baik berarti Intelligent Local Network Hub &
Fiber Optic Installation telah bekerja dengan sempurna.
1. Network Management Software harus dapat menampilkan status panel dari Network
Center hub.
2. Network Management Software harus dapat mengubah segmentasi Local Area Network
(LAN).
3. Network Management Software harus dapat menampilkan aktifitas dari tiap segment.
4. Network Management Sofware dapat meng-disable atau enable port dari Network hub
pada tiap lantai .
3. Router
Router harus berfungsi sebagai pengatur Interworking traffic dan Router tersebut dapat
dikatakan bekerja dengan baik bila PC workstation dilantai 1 dapat melakukan hubungan
dengan Netware File Server yang tiadk berada dalam satu segment dan berada dilantai
lain.
Tahap-tahap pengetesan :
1. Dengan menggunakan PC workstation yang ada dilantai 1 dilakukan login ke Netware
File Server yang tidak ada dalam segment yang sama. Contoh : User dari Accounting
melakukan login ke file Server untuk Aplikasi Kredit.
2. Langkah diatas diulangi untuk PC workstation pada lantai lain dan File Server yang
berbeda.
Paling sedikit harus dilakukan 50% random test untuk tiap lantai . Setelah penandatangan
uji serah terima. BGS net akan masuk dalam periode garansi.
9.6.1. Training
Pemborong harus menyediakan fasilitas training meliputi :
a. Introduction to Network
b. Ethernet Connectivity Certification
c. Local/Remote Router Certification
9.6.2. Maintenance
Selama masa garansi pemborong harus menyediakan Support dan Maintenance Service “Free
of Charge” untuk spare parts dan tenaga kerjanya. Setelah habis masa garansi pemborong
hrus menawarkan pilihan kepada ………. Untuk masuk kepada Critical Care Program dan harus
menjamin tersedianya sparepart untuk seluruh produk jaringan yang terpasang.
9.6.3. Garansi
Garansi diberikan selama satu tahun untuk seluruh hardware produk (Hub, Router, Cabling,
etc.) dan selama 90 hari untuk produk software.
9.7. DOKUMENTASI
Pemborong harus menyediakan dokumentasi dari keseluruhan jaringan computer yang telah di
install yang terdiri dari :
1. Instalasi Checklist
2. Problem dan Event Log
3. Daftar Inventary Peralatan
4. Daftar Lokasi Peralatan
5. Hasil kabel testing (dB Loss, Next Readings, etc)
6. Gambar jaringan secara lengkap (physical & logical)
7. Serial numbers
8. Quick Reference Sheets
9. Manual
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Pelaksana
Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan Pelaksana
Pekerjaan baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Konsultan Pengawas.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
1. PERATURAN UMUM
1.3. KOORDINASI
1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan pemborong instalasi lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajukan
instalasi yang lain.
3. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab pemborong.
2. Shop Drawings
Pemborong harus mengajukan gambar kerja berikut detail dan potongan yang
diperlukan untuk diperiksa dan disetujui. Dengan mengajukan gambar-gambar kerja ini
berarti pemborong sudah mempelajari dengan seksama gambar-gambar Struktur,
Arsitek maupun gambar-gambar instalasi lainnya serta sudah menghasilkan kondisi
yang sebenarnya di proyek.
4. Seleksi Data
Untuk persetujuan bahan dan peralatan, Pemborong harus melengkapi dengan seleksi
data dan menyerahkan dalam rangkap 3 (tiga).
Pemborong harus menunjukkan dalam brosur unit yang dipilih dengan memberikan
tanda.
1.8. LAPORAN-LAPORAN
1. Laporan Harian dan Mingguan
Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan
gambaran mengenai :
Kegiatan fisik
Catatan dan perintah MK/Direksi Pengawas yang disampaikan secara lisan
maupun secara tertulis.
Jumlah material masuk/ditolak
Keadaan cuaca
Pekerjaan tambah/kurang
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda
tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada MK/Direksi Pengawas untuk
diketahui/disetujui.
2. Laporan Pengetesan
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada MK/Direksi Pengawas dalam
rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
Hasil pengetesan peralatan
Hasil pengetesan kabel, dan lain sebagainya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak
MK/Direksi Pengawas.
1.9. GARANSI
Semua peralatan, bahan dan mutu hasil pekerjaan harus digaransi selama minimum 1 (satu)
tahun terhitung sejak tanggal penyerahan pertama.
Sejak penyerahan pertama tersebut sampai masa garansi berakahir, bila terjadi kerusakan
atau kegagalan pekerjaan instalasi, Pemborong wajib mengganti atau memperbaiki
kerusakan atas biaya sendiri.
Bila terdapat kerusakan pada peralatan sehingga perlu diperbaiki atau diganti maka garansi
tetap berlaku semenjak penggantian atau perbaikan tersebut. Bila terjadi kerusakan pada
peralatan utama (mis : motor terbakar ), maka motor tersebut harus diganti dengan yang
baru dan tidak boleh wiringnya digulung baru.
2.1. UMUM
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar terlampir.
Pemborong agar menawarkan peralatan yang sesuai untuk digunakan dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan
atau peralatan yang ditawarkan/dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan maka
pemborong wajib memberitahukan hal tersebut merupakan kewajiban pemborong untuk
melengkapi peralatan tersebut sehingga sempurna.
2. Lantai Kereta
Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat dan dilapisi dengan heavy duty tile,
warna ditentukan kemudian.
Bagian bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
Ukuran dan kekuatan dari lantai ini harus sesuai dengan kapasitas angkut elevator
2. Landing Door
Mempunyai type dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya
Dilengkapi dengan narrow jamb
Terbuat dari stainless steel
Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara
electric dan mekanis serta dilengkapi dengan alat penutup otomatis dengan weight
closer.
3. Door Sills dan Toe Guards
Terletak dibawah pintu, terbuat dari Extruded aluminium natural control, yang
didudukkan pada beton yang telah disediakan.
4. Hall Button
Hanya ada satu buah disetiap lantai
∗ Untuk lantai yang paling bawah hanya terdapat satu push button untuk operasi
ke arah atas.
∗ Untuk lantai yang paling atas hanya terdapat satu push button untuk operasi
ke arah bawah.
∗ Untuk lantai yang lainnya terdapat dua buah push button untuk operasi ke arah
atas bawah.
Push button merupakan soft touch button yang menyala bila ditekan.
6. Buffer
Buffer yang dipakai harus dari jenis oil buffer dimana pada bagian atasnya
diberikan karet setebal 5 mm.
Untuk setiap elevator minimum dipergunakan empat buah buffer dimana dua buah
untuk car buffer dan yang lain untuk counter weight buffer.
Buffer ini ditempatkan di atas suatu dudukan beton yang disediakan sendiri oleh
pemborong pekerjaan lift (tidak boleh di angkur langsung ke lantai beton struktur
yang ada).
7. Guide Rail
Pemborong pekerjaan Lift agar memberikan data-data untuk Rail, bracket dan
peralatannya sebagai contohnya adalah sebagai berikut :
Rail harus dilapis dengan suatu bahan anti karat dan pemegang rail harus dicat anti
karat.
Selain ketentuan tersebut diatas, konstruksi dari rail harus memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan dari pabrik.
8. Counter Weight
Rangka counter weight terbuat dari profil baja.
Isi counter weight adalah sebesar Kereta Elevator ditambah dengan 50 % dari
kapasitas beban (balancing 50%), yang terbuat dari besi cor.
Rangka counter weight harus dicat anti karat dan isinya dilapis dengan suatu bahan
anti karat.
9. Campensating
Terdiri dari rope yang terbuat dari kawat baja dengan inti kawat baja yang
dilengkapi dengan rope tensioning.
Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit dan
dilengkapi dengan safety switch.
10. Rem
Rem harus menggunakan sistem arus listrik.
Semua rem harus dirancangkan untuk dapat bekerja pada kapasitas normal dan
sanggup memegang dan memberhentikan lift pada kondisi yang paling berat/sukar.
Sirkuit sistem kontrol rem harus saling mengunci (interlock) secara elektris dengan
sirkuit kontrol motor traksi dan harus direncanakan dan diatur sehingga rem hanya
bekerja untuk memegang kabin lift pada saat lift telah berhenti di suatu lantai dan
rem tidak digunakan untuk memberhentikan lift.
Sepatu rem harus bekerja tanpa menimbulkan suara keras.
Kontraktor Lift harus menyediakan satu alat yang gunanya khusus untuk melepas
rem secara manual setelah kereta lift berhenti secara darurat.
1. Mesin penggerak kereta elevator terdiri dari motor arus bolak balik 3 phase 380 V
dengan toleransi 10 % Volt 50 Hz.
2. Mesin penggerak ini dilengkapi dengan suatu base frame yang duduk diatas penyangga
beton dan ditempatkan di ruang mesin elevator diatas shaft.
3. Antara base frame dan penyangga, harus ditempatkan bantalan karet sebagai peredam
getaran, dimana pada waktu mesin bekerja defleksi dari karet tersebut tidak boleh
lebih besar dari 3 mm.
3.5. ROPE
1. Rope yang dipakai adalah kawat baja dengan inti kawat baja.
2. Diameter minimum dari rope yang dipakai disesuaikan dengan kapasitas lift secara
standart.
3. Sistem pemasangan rope adalah 2 : 1 dimana ujung dari pada rope dipasangkan pada
rope end (detch and Hitch) yang terletak pada suatu profil baja dengan dilapisi karet
setebal 25 mm dan dilengkapi safetay switch dan per.
4. Sertifikat kawat penggantung harus diserahkan kepada pemilik sebelum pelaksanaan.
Ketinggian langit-langit kereta ini tidak kurang dari 2300 mm dimana terdapat pintu
darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan dilengkapi safety switch
sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut terbuka.
Bila sumber listrik utama dari PLN telah terhubung kembali maka rangkaian akan
dipindahkan ke keadaan semula pada panel utama listrik di lantai Basement.
Pada saat pemindahan tersebut, lift akan berhenti sesaat dan secepatnya
setelah
mendapatkan aliran listrik, maka lift akan bekerja secara normal kembali.
Lengkapi dengan peralatan ALD ( Automatic Landing Device
).
4. LAI N - LAI N
KETENTUAN DI MENSI
ENTRANCE DESI GN
SI GNAL FI XTURES
Dalam Keret a Lift
Face plate of car Hall : Stainless steel hair line position indikator operating
Panel
Car position and direction : Standard type heavy duty
Indicator Dot type/stainless steel hairline finish Faceplate
Car operating Panel : Soft touch button
Pengaman ujung pintu : Door safety edge
Ent rance Hall
Car Positioan Indicator: Push Button
Hall Lantern : Vertical circular type setiap lantai
Arrival gong : setiap lantai
Face plate of signal : Stainless steel
Face plate of signal : Stainless steel
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan
alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.
Demikian methode pelaksanaan dibuat sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan hal-hal lain
kekurangan yang tidak tercover dalam methode ini dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan yang
terkait baik konsultan, PPK dan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
RAHMAD DHONA
Direktur Cabang