Anda di halaman 1dari 63

“ METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN “

Pekerjaan : Pembangunan Landscape Islamic Center (Lanjutan)


Lokasi : Pringsewu
Tahun Anggaran : 2019

1. Pemasangan Papan Nama Proyek & Spanduk


Papan Nama Proyek diletakan pada lokasi yang mudah terlihat dan ditentukan
bersamasama dengan direksi.

2. Direksi Keet, Barak Kerja, dan Gudang Material


Untuk memudahkan koordinasi dan pengamanan terhadap komponen pendukung proyek
lokasi Gudang Bahan, Alat dan Direksi Kit tidak terlalunjauh dari lokasi kegiatan.

3. Biaya K3 / Alat Pelindung Diri ( APD )


Manajemen K3 Perusahaan wajib menyediakan Kebutuhan K3 / Alat Pelindung Diri untuk
para pekerja di lokasi pekerjaan untuk mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan kerja.

4. Administrasi, Laporan dan Dokumentasi


Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik, maka penyedia jasa
harusmenyediakan lporan harian, mingguan dan bulanan.
Cara Pelaksanaan
a. Laporan dibuat setiap hari dengan mencatat pekerjaan yang dilaksanakan dalam
hari berjalan terhitung pada saat adanya SPMK.
b. Laporan harian berisi tentang jenis pekerjaan, volume pekerjaan yang dicapai
setiap hari lengkap dengan perhitungan dan gambar typicalnya, cuaca, jumlah
tenaga, alat yang digunakan serta jumlah dan jenis bahan yang digunakan.
c. Laporan mingguan berisi tentang rekapan laporan harian 1 (satu) mingguan, selain
itu juga berisi volume pekerjaan minggu lalu.
d. Laporan bulanan berisi tentang rekapan laporan harian dan laporan mingguan,
selain tu juga berisi volume pekerjaan bulan lalu.
e. Laporan Photo Dokumentasi
 Foto dokumentasi dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan masih pada
posisi 0%, mencapai bobot 50% dan 100% untuk satu titik atau lokasi
pengambilan foto yang sama.
- Foto 0% diambil pada saat pekerjaan belum dimulai untuk mengetahui
kondisi sebenarnya dari lokasi yang akan dikeerjakan oleh penyedia jasa.
- Foto 50% diambil pada saat pekerjaan sedang berlangsung untuk melihat
kondisi lapangan pada kondisi 50%.
- Foto 100% diambil pada saat pekerjaan sudah terlaksana secara tuntas
untuk melihat kondisi akhir pekerjaan.

 Sebelum pengambilan foto-foto, maka dibuat rencana/denah yang


menunjukkan lokasi, posisi dari kamera dan arah bidikan yang kemudian
diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
 Foto dokumentasi tersebut di atas dicetak dengan ukuran 3R yang ditempel
pada album foto dan diberi catatan sebagai berikut :
1. Nama Kontrak
2. Nama Bangunan
3. Tahap/Progress Pekerjaan 0%, 50% atau 100%
 Penyedia Jasa menyerahkan foto dokumentasi tersebut sebanyak 3 (tiga)
rangkap bersama 1 (satu) negatifnya kepada direksi.
 Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi pengambilan harus
dari arah yang sama yang sudah ditentukan sebelumnya.

II. PEKERJAAN MASJID

Pekerjaan Tembaga Ukir Kaligrafi

Cara membuat kaligrafi kuningan di adalah sebagai berikut :


1. Tahap pertama dalam membuat kaligrafi kuningan adalah pemilihan bahan,
Sebelum membuat kaligrafi kuningan , biasanya kami memilih bahan
kuningan yang campuran timahnya paling rendah sehingga mudah untuk di
gores.
2. Tahap yang kedua dalam membuat kaligrafi kuningan adalah pembuatan
desain, membuat kaligrafi kuningan didesain dengan menggunakan
coreldraw atau dengan cara manual (langsung dengan alat tulis)
3. Tahap yang ketiga dalam membuat kaligrafi kuningan adalah
menduplikatkan desain, setelah desain jadi kita duplikatkan keukuran yang
kita inginkan.
4. Setelah proses penduplikatan selesai dan kita mendapatkan hasil yang kita
inginkan barulah kita melangkah ke proses selanjutnya yaitu yang di sebut
penggoresan. Penggoresan, sebelum kita mulai menggores plat kuningan
yang akan kita buat kaligrafi kita siapkan terlebih dahulu alat-alat yang
akan digunakan untuk menggores yaitu pena atau pensil, lankah selanjutnya
kita letakkan plat kuningan diatas meja, tapi jangan lupa untuk meletakkan
spon atau karet lembaran di atas meja supaya plat mudah digores dan
tidak rusak. Setelah siap letakkan duplikat desain yang telah kita buat
tadi diatas plat kuningan. Proses selanjutnya mulailah menggoreskan pena
atau pensil mengikuti desain yang telah kita buat tadi. Setelah selesai
untuk menambahkan kesan timbul pada tulisan kita buat garis pada plat
bagian belakang sesuai kreasi kita. Setelah semua selesai melangkah ke
tahap selanjutnya yaitu proses yang disebut nitiki (membuat titik) ini
dimaksudkan supaya tulisan lebih mendapat kesan timbul.

5. Tahap yang kelima dalam membuat kaligrafi kuningan adalah nitiki sebelum
kita mulai nitiki kita tempelkan dahulu plat kuningan yang telah kita gores
tadi keatas media kayu (triplex) dengan menggunakan lem, setelah itu
mulailah proses membuat titik satu persatu sampai semua bagian kosong
terisi kecuali goresan yang telah kita buat.Setelah semua selesai tahap
selanjutnya yaitu finishing

6. Tahap yang keenam membuat kaligrafi kuningan yaitu finishing untuk


tahap awal finishing yaitu memberikan cairan pembersih pada plat yang
telah kita buat tadi dan setelah itu memberikan cairan pengkilap pada plat
kuningan. (ingat gunakan bahan yang lunak supaya media yang telah kita
buat tadi tidak rusak)

Pekerjaan Lampu Gantung Hias Kubah


Pekerjaan Railing Stailees

Pekerjaan Kusen/Pintu/KUnci/Engsel/Kaca

Pekerjaan Jalan & Taman


Pekerjaan Rumah Genset

3. Penimbunan/Urugan pasir bawah pondasi.


a. Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
b. Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol
ketebalan dari pasir tersebut
c. Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
d. Pengurugan pasir ini dikerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

4. Pondasi Batu Kosong (Anstamping).


a. Pasangan batu kosong harus dibuat pada pondasi yang kuat dan pada garis dan
arah yang tercantum dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
b. Lubang-lubang pada pondasi harus diisi oleh bahan yang baik dan dipadatkan
lapis per lapis setebal 15 cm. Bila pondasinya telah disetujui oleh Direksi, maka
lapisan dasar berupa lapisan saringan pasir setebal 7,5 cm dan lapis saringan
kerikil diatasnya setebal 12,5 cm atau seperti tercantum dalam gambar, harus
dibuat.
c. Bahan saringan pasir dan kerikil harus sesuai dengan spesifikasi teknik.
Lapisan dasar harus diletakkan dengan tebal yang sama dan cukup rata,
meskipun demikian menjadi pondasi yang kuat untuk pemasangan batu belah
dan batu pecah.
d. Batu belah dan batu pecah yang dipakai dalam pasangan batu kosong harus
diletakkan pada lapisan dasar dengan cara sedemikian rupa sehingga pasangan
batu kosong yang selesai dikerjakan menjadi stabil dan tidak longsor

5. Pondasi Batu Belah


a. Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir, airdilokasi
kerja, kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak penampung adukan,
penampung air, plastik pelindung hujan, tukang batudan buruh pembantu,
tenaga dan sarana pengangkutan adukan.
b. Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar design bangunan.
Dalam kotak dan hamparkan serta ratakan pasir setebal 5-10 cm sebagai lantai
kerja.
c. Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) danminta
persetujuan Direksi bila telah selesai gambar kontrak.
d. Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yangmelekat
serta basahi dengan air agar ikatan dengan adukan manjadi kuat.
e. Pemasangan lapis batu pertama diawali dengan menghamparkan adukansetebal
3-5 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2-3cm (tidak
bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan
adukan.
f. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang mendatar
danpermukaan menonjol, masing-masing batu harus diatur sejajar dengan
permukaan dinding yang sedang dibangun.
g. Batu-batu harus dengan hati-hati dipasang untuk menghindarkan pergeseran
atau gerakan batu yang sudah dipasang. Alat yang mencukupi harus disediakan
dimana perlu untuk menopang dan memasang batu-batu besar,berat dalam
posisinya. Penggilasan atau memutar-mutar batu di ataspekerjaan batu yang
sudah terpasang tidak diijinkan.
h. Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan
menggunakan sendok adukan.
i. Jika sebuah batu dalam struktur terlepas atau tergeser sesudah adonan
diletakkan, batu tersebut harus disingkirkan, dibersihkan dari adonan-adonan
yang mengeras dan dipasang kembali dengan adonan yang segar.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

j. Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak (pada


dindingpenahan, sayap bendung dan sebagainya). Suling dari pipa paralon yang
dibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang berselang-seling
arahvertikal.
k. Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan ditutup plastik agar pasangan
yang masih baru tersebut tidak rusak karena air hujan.

6. Urugan Pasir Bawah Lantai


Setalah pekerjaan galian pondasi atau pipa selesai, dihampar pasir urug sesuai
dengan gambar kerja

7. Urugan Tanah Peninggi Lantai


Urugan tanah peninggian lantai harus dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
Ukuran yang tercantum dalam gambar kerja adalah ukuran tanah urugan dalam
keadaan padat. Untuk urugan tanah peninggian lantai dengan tinggi ukuran lebih dari
20 cm maka pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis dimana tebal setiap lapisan
adalah 20 cm (maksimal). Pemadatan tanah peninggian lantai, harus menggunakan
stamper.

A.2. PEKERJAAN BETON

1. Pekerjaan Plat Decker


a. Pembuatan Begisting Plat Decker dengan menggunakan Papan / Plywood.
b. Rakitan Besi beton diletakan diatas Begisting.
c. Pengecoran Plat Decker dengan menggunakan beton K-250

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

2. Pekerjaan Beton Sloof 12/20


Berikut langkah-langkah dalam pekerjaan sloof beton.
a. Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix
Formula untuk pekerjaan sloof beton.

b. Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik
koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu kolom biasanya
menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.

c. Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.

d. Memasang bekisting sloof seperti pada gambar di samping. Jangan lupa beton
decking atau tahu beton penyangga besi tulangan. Tujuan beton decking ini
untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses
pengecoran.

e. Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran sloof
yang digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing. Untuk mengunci sloof
tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau membeli
jadi. Jika ingin membuat sendiri menggunakan as drat ukuran 10 mm, besi ulir
10 mm dan plat besi tebal 3-5 mm. Jarak sloof sangat tergantung dari jarak
pasangan kolom. Apabila jarak kolom sekitar 3-4 m maka jumlah sabuk sloof 2
dengan jarak dibagi rata. Namun jika jarak kolom lebih dari 4 m maka
menyesuaikan dengan prinsip semakin ke bawah jarak sabuk semakin pendek
karena bebannya lebih besar di bawah.

f. Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari sloof terhadap


kolom.Untuk mendapatkan sloof struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh
miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa
support dinilai sangat penting.

g. Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton
sesuai dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata
harus dibantu dengan menggunakan alat concreate vibrator.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

3. Pekerjaan Kolom 20/20

3.1. Pekerjaan Konstruksi Kolom


Pada proyek Apartement kolom yang digunakan ada 2 bentuk, yaitu persegi
dan silender. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara
keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing
tipe kolom berbeda-beda.Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai
berikut:

3.2. Penentuan As kolom


Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini
disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom
membutuhkan alat-alat seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
(a) Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari
titik BM
(b) Buat as kolom dari garis pinjaman
(c) Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).

3.3. Pembesian kolom


Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
(a) Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau
dikerjakan di tempat lain yang lebih aman
(b) Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.

(c) Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan


sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan
kapur.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
(d) Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara
tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
(e) Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut
dengan menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.

(f) Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang
beton deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai
selimut beton.

3.4. Pemasangan Bekisting Kolom


Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian
tulangan telah selesai dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom.
(a) Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
(b) Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom
sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm
dari masing-masing as kolom.
(c) Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai
sesuai dengan dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi
sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom.
(d) Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
(e) Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
(f) Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
(g) Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
(h) Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap
dicor.

3.5. Pengecoran kolom


Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
a) Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus
benarbenar bersih dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi
dan menghindari kerusakan beton.
b) Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang
dihubungkan dengan pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9m3.
Bucket tersebut diangkut dengan menggunakan Tower crane untuk
memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat
mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung,
pemadatan beotn menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk
menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan
yang maksimal.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
3.6. Pembongkaran bekisting kolom
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting.
Proses pembongkarannya adalah sebagai berikut:
(a) Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat
dibongkar.
(b) Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar
lekatan beton pada plywood dapat terlepas.
(c) Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
(d) kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga
rangkaian/panel bekisting terlepas.
(e) Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera
diangkat dengan tower crane ke lokasi pabrikasi awal.

3.7. Perawatan Beton Kolom


Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon,
yaitu dengan disiram 3 kali sehari selama 3 hari.

1) Pemeliharaan Balok dan Pelat (Curing)


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton
tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan
adalah dengan menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

2. Pekerjaan konstruksi Pelat Lantai Dan Balok


Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai
dikerjakan. Pada proyek Apartement sistem balok yang dipakai adalah
konvensional. Balok yang digunakan memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok
terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok induk) dan balok anak.
Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang
direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran
sampai perawatan.
1) Tahap Persiapan
a. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan
ketinggian balok dan pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur
theodolithe.
b. Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan
pekerjaan, kerena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan
panel bekisting balok harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam
pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil
akhirnya sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat.
Pekerjaan balok dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan
material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan
plywood.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
c. Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai
kebutuhan dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian balok ada
dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit
diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat
dilakukan dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.

4. Pekerjaan Balok dan Pelat


Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan pada dasar.

a. Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
(1) Scaffolding dengan masing - masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
(2) Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau
U-head jack nya.
(3) Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7)
dengan arah melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas
balok.
(4) Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang
dipasang di atas suri-suri.

b. Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
(1) Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih
tinggi daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan
menggunakan Joint pin. Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan
mengatur base jack dan U-head jack nya
(2) Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace
dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
(3) Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi
pada pelat dan dijepit menggunakan siku.. Plywood dipasang serapat mungkin,
sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada
saat pengecoran
(4) Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai
pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat
mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam
kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.

c. Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya
pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika
sudah selesai maka bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

d. Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
(1) Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian
diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
(2) Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan
ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
(3) Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu
diikat.
Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode pemasangannya.
Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi seluruh bagian
sampai balok jadi utuh, namun ada kendala pada saat pertemuan pembesian
kolom sehingga dilakukan perubahan yang kedua yaitu dengan pembesian
pabrikasi sebagian, tulangan memanjang dan sengkang dipisah namun ada
kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang terakhir semua bagian
pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan lagi dan
sampai kini metode ini yang paling baik untuk digunakan.
e. Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat,
antara lain :
(1) Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi
tulangan diangkat menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting
pelat.
(2) Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu.

Kemudian pasang tulangan ukuran tulangan D10-200.


(3) selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
(4) Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat.
Pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.
f. Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/
pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok
adalah diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah
sengkang, ikatan kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai
yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah
dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat
lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
g. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan
untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran.
Setelah bekisting di bongkar kemudian dipasang sapot sebagai penunjang
pelat dan beban diatasnya.

3). Tahap Pengecoran Pelat dan Balok


a) Administrasi pengecoran

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
(1) Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang
akan dicor
(2) Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke
konsultan pengawas
(3) Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat cor.
(4) Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut
(5) Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.
b) Proses Pengecoran Pelat lantai dan Balok
Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok.. Peralatan
pendukung untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu : bucket,
truck mixer, vibrator, lampu kerja, papan perata. Adapun proses pengecoran
pelat sebagai contoh pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :
1. Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak
beaching plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang
dibutuhkan di lapangan.
2. Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor
sampai benar - benar bersih
3. Truck Mixer tiba di proyek
4. Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk membersihkan bucket
dari debu-debu atau sisa pengecoran sebelumnya. Selanjutnya
mempersiapkan satu keranjang dorong untuk mengambil sampel dan test
slump yang diawasi olah engineer dan pihak pengawas.
5. Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
6. Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, diambil
Beton yang keluar dari truk kemudian dituang ke bucket lalu bucket diangkut
dengan TC
7. Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas bucket membuka
katup bucket untuk mengeluarkan beton segar ke area pengecoran.
8. Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih
dahulu selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub secara manual lalu check
level dengan waterpass.1 pekerja vibrator memasukan alat kedalam adukan
kurang lebih 5-10 menit di setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut
bertujuan untuk mencegah terjadinya rongga udara pada beton yang akan
mengurangi kualitas beton.
9. Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton
segar tersebut diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang
dengan memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah ditentukan
sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
10. Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah
ditentukan, idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam

c) Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan
pengecoran. Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump
pada pelat 122cm (10 cm s/d 14 cm) sedangkan pada balok 122cm (10 cm s/d

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
14 cm). Pengecoran balok dan pelat dengan menggunakn concrete pump
dengan menggunakan beton readymix.

Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan


bekisting meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai
dengan yang direncanakan. Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan
kuat. Selain mengenai hal tersebut, sebelum dilaksanakan pengecoran,
bekisting dibersihkan dulu dengan menggunakan compressor.

Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:

(a) Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete pump
yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran,
dengan menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung.
(b) Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
(c) Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
(d) Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka dilakukan
finishing.

4). Pembongkaran Bekisting


Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran
sedangkan untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah
pengecoran. Sebagai penunjang sampai pelat benar - benar mengeras.

5). Perawatan (curing)


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu

A.3. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI

1. Pasangan Granite Tile Lantai 60x60 cm


a. Permukaan yang akan dipasang Granite Tile harus rata dan meiliki lantai kerja
baik berupa LC atau urugan pasir.
b. Selanjutnya langkah awal pemasangan Granite Tile pembuatan garis bantu
(marking) sebagai pedoman pemasangan Granite Tile.
c. Pemasangan Granite Tile sebagai star point pertama pemasangan diawali dari
sudut dinding pintu untuk menyesuai pasangan antara ruangan. Lalu dilakukan
tarik benang arah x dan y serta memasangnya secara berbaris sebagai patokan.
d. Posisi garis nat antara lantai dengan nat dinding dibuat sama ketemu sejajar.
e. Pemasangan Granite Tile dengan menggunakan mortar perekat dan memukul
dengan palu karet dan mengecek permukaan Granite Tile dengan menggunakan
waterpass.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
f. Perapihan hasil pekerjaan.

2. Pasangan Dinding Granite Tile 25x40 cm


a. Permukaan dinding yang akan dipasang Granite Tile harus rata.
b. Selanjutnya langkah awal pemasangan Granite Tile pembuatan garis bantu
(marking) sebagai pedoman pemasangan Granite Tile.
c. Pemasangan Granite Tile sebagai star point pertama pemasangan diawali dari
sudut dinding pintu untuk menyesuai pasangan antara ruangan. Lalu dilakukan
tarik benang arah x dan y serta memasangnya secara berbaris sebagai patokan.
d. Posisi garis nat antara dinding dengan nat lantai dibuat sama ketemu sejajar.
e. Pemasangan Granite Tile dengan menggunakan mortar perekat dan memukul
dengan palu karet dan mengecek permukaan Granite Tile dengan menggunakan
waterpass.

A.4. PEKERJAAN PLAFOND

Pasangan Langit-langit (Plafond Kalsiboard)

Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Langit-langit (Plafond). Mencakup semua pekerjaan


pemasangan langit-langit (plafond) sesuai yang ditunjukkan pada gambar kerja dan
RKS.

Bahan:
a. Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah papan kalsiboard T.4 mm.
b. Rangka Hollow
c. Bahan list plafond

Tatacara Pemasangan Langit-langit (Plafond)

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

Langkah Kerja:
a. Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah dudukan untuk alat
penggantung/pengait rangka plafond telah selesai dikerjakan dan tertutup
dengan atap atau dak beton.
b. Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk mendapatkan
permukaan plafond yang rata air.
c. Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai dilaksanakan baru
penutup atau lembaran plafond dapat dipasangkan.
d. Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16 mm. dipinggir
bahan penutup pada setiap rangkaian rangka plafondnya.
e. Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat mungkin lalu
dilapisi dengan base bond dan paper tape dari produk yang sama dengan papan
penutup langit-langit .
f. Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan antara dinding
dan plafond dengan cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup.

Pekerjaan Waterproofing

Pekerjaan waterproofing adalah pekerjaan pelapisan anti bocor pada


permukaan beton, menggunakan material slurry atau liquid dengan sistem
aplikasi menggunakan kuas atau roller coating. Bahan dasar dari material
waterproofing yang biasa digunakan adalah cementitious-slurry, acrylic,
bituminous, epoxy dan polyurethane. Waterproofing dengan bahan dasar
cementitious-slurry biasa digunakan untuk area toilet, lantai kamar mandi
,dinding GWT/STP sisi dalam, kolam renang.

Pelaksanaan pekerjaan waterproofing dilaksanakan mengikuti langkah-langkah


sebagai berikut :

a. Pekerjaan Persiapan :

· Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan waterproofing.


· Approval material yang akan digunakan.
· Persiapan lahan kerja.
· Persiapan material kerja, antara lain : waterproofing dan kain kassa.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

· Persiapan alat bantu kerja, antara lain : sikat kawat, pahat beton, kape
scrabe, kuas, roll, ember, air, dll.

Metode pelaksanaan pekerjaan waterproofing :

Pekerjaan waterproofing dikerjakan sebelum permukaannya di finish.

Membuat pinggulan pada bagian pertemuan lantai dengan dinding serta


di plester / aci bagian dinding yang naik ± 20 cm.

Menutupi bagian yang berlubang dan membuat langsam pada bagian yang
tidak sama tinggi dan lokasi lantai disarankan di trowel agar rata.

Cek permukaan lantai dan dinding secara keseluruhan. Permukaan harus


bersih dari lumpur dan tanah serta bebas dari minyak atau oli.

Semua instalasi pipa harus sudah terpasang rapi dan diproteksi


(grouting).

Kikis permukaan lantai dan dinding yang keropos dengan menggunakan


pahat beton atau kape scrabe.

Bersihkan dan cuci permukaan lantai dan dinding dari kotoran dan debu
dengan sikat kawat dan air bersih.

Aplikasi waterproofing dimulai dari sudut pertemuan permukaan lantai dan


dinding dengan menggunakan kuas atau roll.

Setelah diberi lapisan pertama, kemudian diberi lapisan kain kassa dan
dilapis kembali dengan waterproofing. Sepanjang pertemuan sudut antara
lantai dan dinding diperkuat dengan serat fiberglass.

Ketinggian aplikasi waterproofing untuk area permukaan dinding minimal


20 cm (atau sesuai dengan gambar kerja) dari permukaan lantai.

Biarkan aplikasi waterproofing setting selama minimal 1x 24 jam,


setelah itu baru dilakukan tes rendam dengan menggunakan air selama
minimal 1 x 24 jam.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

Setelah pekerjaan waterproofing selesai dan telah dites rendam, dilanjutkan


dengan pekerjaan finishing bagian permukaannya dengan screeding.

A.5. PEKERJAAN PENGECATAN


1. Pekerjaan Pengecatan Plafond
1.1. Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat plafond gypsum
dan GRC.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : cat setara Vinilex, sealer dan air.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schafolding, roll, bak rool, kuas dan
ampelas.

1.2. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan plafond gypsum dan GRC


- Pastikan permukaan plafond gypsum dan GRC sudah dalam keadaan rata.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama pada bagian lantai dan
pintu/jendela untuk menghindari tumpahan cat.
- Permukaan plafond dibersihkan dahulu dari debu dan kotoran dengan
diampelas.
- Kemudian permukaan plafond diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
- Setelah diberi lapisan sealer, dilakukan pengecatan finish untuk permukaan
plafond minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan jenis cat emultion.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
2. Pekerjaan Pengecatan Kolom + Feet Beton

2.1. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : cat dinding emultion, plamir dinding,
sealer, alkali (anti jamur), ampelas, air , dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas, kape, dll.

2. Pekerjaan pengecatan
Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut
menggunakan kuas.
Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas,
sikat kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak
rata).
Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-
pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan
permukaan yang bersih/halus.
Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat
cat). Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir
ulang dan diampelas.
Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut.
Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis
dengan menggunakan cat dinding emultion.
Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

A.6. PEKERJAAN LAIN-LAIN


1. Perbaikan Selasar Existing

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

B. PEKERJAAN LANTAI I

B.1. PEKERJAAN GALIAN DAN PONDASI

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT A.1 )

B.2. PEKERJAAN BETON

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT A.1 )

B.3. PEKERJAAN PASANGAN


1. Pasangan Dinding Bata
Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu bata ini dikerjakan setelah pekerjaan pasangan
batu kali dan pengecoran beton ( foot plate, sloof, kolom, balok, pelat lantai selesai.
Pemasangan batu bata harus mengikuti peraturan atau tahapan yang lazim dilakukan
serta dibantu dengan pemasangan profil dan penarikan benang agar diproleh hasil
pasangan yang baik, semua pasangan bata harus lurus, rata horizontal maupun vertikal,
setiap pasangan bata seluas 9 m2 harus diberikan kolom praktis dan pada tumpuan
bentang lebih dari 1 m’ diberi balok latei demikian pula halnya dengan pertemuan antara
pasangan atau pada dinding yang berdiri bebas. Spesi yang digunakan untuk pasangan
batu bata adalah 1pc : 4ps, untuk pasangan rollag dan ruang kedap air adalah 1pc : 2ps.

Pekerjaan pemasangan Batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan tebal ½ dan 1
batu pada seluruh detail yang disebutkan/ ditujukan pada gambar dan sesuai dengan
petunjuk Direksi/konsultan pengawas.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
Semua pasanagan tembok dibuat tebal kurang lebih 14 cm. Pekerjaan dinding harus
dipatok (diukur) dan dibangun sesuai dengan ukuaran, ketebalan dan ketinggian yang
tercantum dalam gambar-gambar.

Batu bata pc atau batu cetak dipasang dengan loncatan ½ bata untuk tembok. Siar- siar
tebal 10 mm dan merata padat.

Tiap tahap pemasanan dinding tidak boleh dilaksakan lebih dari ketinggian 1 m.

Untuk dinding semen raam/rapat air dengan adukan campuran 1 PC : 4 Pasir, dipasang
pada dinding dari atas permukaan sloop atau balok beton sampai minimum 20 cm diatas
permukaan lantai setempat, dan sampai setinggi 200 cm diatas permukaan lantai
setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, Km/Wc) serta pasangan
batu bata permukaan tanah.

Setelah bata terpasangan dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm


untuk menjamin plesteran ke dinding dengan baik dan dibersihkan dengan sapu lidi dan
setelah kering permukaan bata disiram air.

Pemasangan dinding Batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksium 24


lapis/harinya, serta diikuti dengan koor kolom praktis. Bidang dinding batu bata tebal 2
BT yang luasnya maksiamal 12 m5 harus ditambahgkan kolom dan balok penguat praktis
dengan ukuran 13 x 13 cm, dari tulangan poko 4 (empat) buah, diameter minimum 10
mm, ring diameter 8 mm jarak antar kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3
meter. Serta diatas kusen pintu dan jendela dipasang balok praktis dengan ukuran yang
sama.

Bagian pemasangan Batu bata yang berhubungan dengan setiap pekerjaan harus dibuat
steck besi beton 4 - 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik
pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasnagan bata sekurang-
kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal ditentukan oleh Direksi/konsultan
Pengawas

Pasangan dinding Batu bata tebal 2 BT harus menghasilkan dinding finish 14 cm setelah
diplester (lenkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanan pasangan harus cermat,
rapih dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata

Pasangan Batu bata raam bawah permukaan tanah/lantai harus diberapen dengan
adukan 1PC : 3Ps.

Pasangan dapat diterima /diserahkan apabila deviasi bidang pada arah diagonal dinding
seluas 9 m5 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/plester). Adapun toleransi terhadap as
dinding yang diijinkan minimal 1 cm (sebelum diaci/diplester).

Batu bata I bata merah yang digunakan ukuran nominal 5 x 12 x 22 cm, harus siku,
sama ukuran dan sama warnanya.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

2. Plesteran dinding bata


2.1. Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plesteran dan acian.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-unting, jidar,
raskam, benang, kertas gosok, dll.

- Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 4Psr dan plesteran transram


menggunakan aduka 1PC : 3Psr.
- Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
- Tentuikan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
- Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan
dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
- Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
- Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu
unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
- Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya, kemudian ratakan
dengan raskam dan jidar.
- Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
- Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
- Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh
hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian
sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
B.4. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING
1. Pasangan Granite Lantai 60x60 cm
1.1. Persiapan

Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai granite.


Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja : Granite tile 60x60 cm, semen PC, pasir, semen grouting
nat, air, dll..
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran, waterpass,
benang, selang dan air.

1.2. Pengukuran

Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi untuk
star/awal pemasangan granite dan level permukaan lantai granite.

1.3. Pelaksanaan pekerjaan pasang granite lantai

Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih


dahulu sebelum ditebar adukan pasangan granite.
Buat adukan untuk pasang granite.
Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan granite yang rata dan
garis siar/nat yang lurus.
Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar permukaannya
yang rata/flat.
Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
Pasang granite kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah
ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai
lainnya dengan acuan kepalaan pasangan granite yang telah dibuat.
Pada saat pemasangan, tekan granite atau pukul dengan palu karet untuk
mendapatkan permukaan lantai granite yang rata.
Cek kerataan permukaan pasangan lantai granite dengan waterpass.
Setelah pemasangan lantain granite selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai granite. Setelah itu baru
dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai granite dari kotoran.

2. Pasangan Dinding Granite 60x60 cm


2.1. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding granite.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : granite tile 60x60 cm, semen PC, pasir, semen
grouting nat, air, dll.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : meteran, gerinda, palu karet, waterpass,
benang, selang dan air.

2.2. Pengukuran

Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) area untuk
kesikuan ruang, level tinggi keramik dan star pemasangan dinding granite.

2.3. Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding Granite


Sebelum pekerjaan pasangan granite dikerjakan, pastikan sparing ME sudah
terpasang.
Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama ± 24 jam.
Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.
Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan granite yang rata dan garis
siar/nat yang lurus.
Pasangan dinding granite untuk kepalaan pada tanda star awal pemasangan dengan
perekat menggunakan acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan dinding granite
lainnya dengan acuan kepalaan pasangan granite yang telah dibuat.
Saat pemasangan, granite ditekan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan yang rata.
Acian perekat granite harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan pasangan
granite mudah pecah.
Cek kerataan permukaan pasangan dinding granite dengan alat waterpass.
Setelah pemasangan dinding granite selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan granite. Setelah itu baru
dilanjutkan pekerjaan grouting/ finish garis siar/nat.

3. Pasangan Lantai Keramik 25x25 cm


3.1. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai keramik.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja : keramik tile 25x25 cm, semen PC, pasir, semen grouting
nat, air, dll..
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran, waterpass,
benang, selang dan air.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

3.2. Pengukuran
Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi untuk
star/awal pemasangan keramik dan level permukaan lantai keramik.

3.3. Pelaksanaan pekerjaan pasang keramik lantai


Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih
dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
Buat adukan untuk pasang keramik.
Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan keramik yang rata
dan garis siar/nat yang lurus.
Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar permukaannya
yang rata/flat.
Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah
ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai
lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk
mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata.
Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik. Setelah itu
baru dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai keramik dari kotoran.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
4. Pasangan Dinding Keramik 25x40 cm
4.1. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding keramik.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : keramik 25x40 cm, semen PC, pasir, semen
grouting nat, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : meteran, gerinda, palu karet, waterpass,
benang, selang dan air.

4.2. Pengukuran
Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) area untuk
kesikuan ruang, level tinggi keramik dan star pemasangan dinding keramik.

4.3. Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding keramik


Sebelum pekerjaan pasangan keramik dikerjakan, pastikan sparing ME sudah
terpasang.
Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama ± 24 jam.
Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.
Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan keramik yang rata dan garis
siar/nat yang lurus.
Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
Pasangan dinding keramik untuk kepalaan pada tanda star awal pemasangan dengan
perekat menggunakan acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan dinding keramik
lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
Saat pemasangan, keramik ditekan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan yang rata.
Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan
pasangan keramik mudah pecah.
Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik dengan alat waterpass.
Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan keramik. Setelah itu baru
dilanjutkan pekerjaan grouting/ finish garis siar/nat.

5. Pasangan Plint Granite Tile 10x60 cm


5.1. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plint Granite.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : Granite plint 10x60 cm, semen PC, pasir,
semen grouting nat, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, gerinda, meteran, palu karet,
benang, dll.

5.2. Pengukuran

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) pada dinding yang akan
dipasang plint Granite.

5.3. Pekerjaan pasang plint Granite


Dinding yang akan dipasang plint Granite pada bagian bawah jangan diplester + aci
dahulu agar tidak ada pekerjaan bobokan.
Pasang plint Granite pada dinding yang sudah di marking dengan perekat
menggunakan acian.
Pada saat pemasangan, tekan plint Granite atau pukul dengan palu karet untuk
mendapatkan permukaan Granite yang rata.
Cek kerataan pasangan plint Granite dengan waterpass.
Grouting/isi nat antara plint Granite dengan semen khusus grouting nat.

6. Pasangan Rabat Beton T. 5 cm

Lingkup pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan barang peralatan dan semua pekerja yang berhubungan
dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan gambar kerja dan RKS.
Pemborong diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan dipasang,
khususnya untuk di seleksi kualitas, warna, tekstrur, bahan lantai untuk mendapat persetujuan
dari direksi lapangan.

Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari produsen/sub kontraktor kepada pemilik
proyek untuk setiap masing - masing penggunaan bahan lantai dengan jangka waktu jaminan
minimal 5 (lima) tahun.

Pekerjaan lantai yang akan di laksanakan adalah sebagi berikut : 


Pekerjaan Lantai Rabat Beton 1 : 3 : 5.
 Lantai Rabat Beton 1 : 3 : 5
 Lantai beton tumbuk 1 : 3 : 5dengantebal 5 cm
 Permukaan harus rata sebelum di gunakan floor hardner
 Floor hardner digunakan durafax - grace atau setara.
 Tata cara penggunaannya sesuai brosur untuk itu.

7. Pasangan Step nosing Tangga

Step nosing berbahan keramik dipasang terakhir pada ujung siku anak tangga

setelah seluruh anak tangga tertutup keramik dengan menggunakan perekat

keramik. Sementara itu, step nosing berbahan karet, vinil, atau alumunium

ditempelkan setelah seluruh bahan penutup anak tangga terpasang.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

Caranya sederhana, hanya disekrup atau ditempel lem khusus di atas permukaan

penutup lantai dengan kuat. Sebab, apabila karetnya mengelupas atau sekrupnya

keluar dari permukaan akan membahayakan pengguna tangga.

8. Pekerjaan Waterproofing

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT A.4 No.4 )

B.5. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

Pintu, Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah bangunan. Pada
proyek-proyek besar biasanya mempunyai jumlah pintu yang banyak, sehingga
pelaksanan pekerjaan ini dilapangan memerlukan metode pelaksanaan yang tepat.
Adapun metode pelaksanaan pekerjaan pintu, kusen dan jendela, adalah sebagai
berikut :

1.1. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela
aluminium.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware,
sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji,
waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.
Pelaksanaan Pekerjaan Pintu, Kusen dan Jendela Alumunium

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

1.2. Pengukuran
Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang
kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.

1.3. Fabrikasi kusen alumunium


Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila
ada perbaikan.
Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape
(blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.

1.4. Pemasangan kusen alumunium dan frame


Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap yaitu
pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di screw
fisher menggunakan fisher S8.
Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen
alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka
diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di isi
silicone sealant.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk
pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan
menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan
tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya.
Pelaksanaan Pekerjaan Pintu, Kusen dan Jendela Alumunium

1.5. Proteksi
Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila
lokasi pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan
yang dapat merusak aluminium tersebut.

B.6. PEKERJAAN PLAFOND


1.1. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum dan GRC.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board GRC board, list gypsum, hollow
2/4 & 4/4, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran,
schafolding, gerinda, gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang
dan air.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
1.2. Pengukuran
Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu
menggunakan selang air.
Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding
atau kolom dengan ketinggian 1 m dari lantai.

1.3. Pasang rangka hollow


Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka
hollow pada bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat beton dengan
menggunakan paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow dengan
menggunakan sekrup gypsum.
Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan
menggunakan tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.

1.4. Pemasangan plafond gypsum dan GRC


Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME
sudah terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.
Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala
sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan GRC.
Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC
sebelum menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan
plafond.

1.5. Finishing plafond gypsum dan GRC


Untuk gypsum dan GRC, sambungan antara pertemuan diberi textile tape dan di
compound kemudian digosok dengan ampelas untuk mendapatkan permukaan yang
rata/flat.
Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas halus.
Setelah plafond selesai terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan list plafond
gypsum. Untuk List plafond gypsum dipasang pada pertemuan antara dinding dan
plafond dengan perkuatan menggunakan compound jenis casting + lem.

B.7. PEKERJAAN FINISHING


1.1. Finishing Beton Tangga
1.2. Finishing Kolom
1.3. Finishing Balok
1.4. Finishing Opening Lubang Kusen

B.8. PEKERJAAN PENGECATAN


1. Pengecatan Dinding Dalam dan Luar (Interior & Exterior)
1.1. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : cat dinding emultion, plamir dinding, sealer,
alkali (anti jamur), ampelas, air , dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas, kape, dll.
Pekerjaan Cat Dinding Emultion
Pekerjaan Cat Dinding Emultion

1.2. Pekerjaan pengecatan


Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut menggunakan
kuas.
Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas, sikat
kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya
poripori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan
permukaan yang bersih/halus.
Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan
diampelas.
Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut.
Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis dengan
menggunakan cat dinding emultion.
Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

2. Pengecatan Plafond Gypsum + Kalsiboard/GRC

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT A.5 Nomor 1 )

B.9. PEKERJAAN LAIN-LAIN


1. Pekerjaan Railing Tangga Stainles Steel
1.1. Pengerjaan
a) Finish stainless steel yang telah terpasang harus benar-benar dan tidak
kelihatan bergelombang.
b) Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.
c) Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangan
tidak memerlukan pengisi.
1.2. Toleransi
Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar yang telah
disetujui. Bila toleransi yang dimaksud tidak tercantum dalam standar, maka
toleransi akan diberikan oleh Pengawas atau MK. Pemasangan baja dengan toleransi
yang tidak disetujui akan ditolak.

1.3. Pemotongan dan Penyambungan


a) Pengelasan
Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Yang dimaksud
dengan pengelasan disini adalah “Electric Arc Welding” AWS E 70 S - X. Pengelasan
harus mengikuti cara-cara mutakhir sesuai dengan standar AWS. Tenaga yang
melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai “Sertifikat Keahlian Las” yang
dikeluarkan oleh Lembaga-Lembaga Pemerintah atau Swasta yang diakui.
Seluruh pekerjaan las harus dikerjakan di bengkel (workshop). Penyimpangan dari
persetujuan ini harus seijin Pengawas atau MK.
Semua bahan yang akan tampak, bila memakai las, harus diratakan dan difinish
sehingga sama dengan permukaan sekitarnya, bila memakai pengikat-pengikat lain
seperti “clip keling” dan lain-lain yang tampak, harus sama dalam “finish” dan “warna”
dengan bahan yang diikatnya.

b. Baut
Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan
maksudnya, termasuk perlengkapan-perlengkapannya. Baut yang digunakan ASTM A

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
- 307 (Black Blolt/Unfinished Bolts) adalah jenis low carbon steel yang memenuhi
persyaratan, dengan finishing chrome nickel atau powder coating. Lubang-lubang
untuk baut dan sekrup harus dibor atau di “punch”.

c. Tambatan dan Angker


Tambatan dan angker dimana perlu untuk mengikat bagian-bagian di tempatnya,
termasuk pemakaian ramset untuk beton atas persetujuan Pengawas atau MK harus
disediakan. Kontraktor harus menyerahkan contoh timbal (tebal 30 cm) yang akan
digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas atau MK.

1.4. Perlindungan
Semua pekerjaan baja, mur, baut dan alat penghubung untuk pekerjaan stainless
steel, harus terlindung secara dicelup panas (hot dip coated) atau terdiri dari bahan
bebas karat yang disetujui Pengawas atau MK.
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor
tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.

2. Pekerjaan Pasangan Hurup Tulisan Acrylic

- Persiapan alat-alat untuk memasang seperti cutter/pisau, lem fox kuning, sket
plotingan huruf yang sudah di setting di komputer, spon, meteran dll.
- Mengukur media yang ingin ditempatkan untuk huruf timbul/lettering apakah sesuai
dengan sket plotingan dari komputer.
- Menentukan ketinggian dari huruf timbul/lettering yang ingin dipasang.
- Membolongkan sket plotingan untuk patokan dari huruf/lettering yang ingin di
pasang misal ujung huruf atas dan ujung huruf bawah atau tengah yang penting bisa
menjadi patokan setelah sket dicopot.
- Mengatur sket plotingan yang sudah di bolongi sesuai dengan keinginan lalu di tempel
dengan menggunakan plakban kertas setelah selesai diperhatikan apakah sudah pas
kalau belum diatu kembali sampai pas apa yang diinginkan.
- Setelah itu bolongan yang menjadi patokan untuk memasang huruf timbul/lettering
ditandai dengan pensil setelah selesai semua sket dilepas.
- Ambil masing-masing huruf tempelkan sesuai patokan yang telah ditandai tadi
kemudian tandai seluruh bidang huruf untuk patokan batasan pengeleman. apabila
semua sudah selesai baru masuk pada proses pengeleman.
- Karena pemasangan dimedia wallpaper atau gypsum biasa huruf timbul dibelakangnya
sudah dipasang spon , spon inilah yang diberi lem fox kuning tunggu sampai kering
begitu juga media batas yang telah disket sebelumnya diberi lem hingga kering
setelah kedua media kering baru huruf timbul/letering ditempelkan sesuai posisinya
dan sedikit ditekan untuk memastikan telah melekat dengan baik, begitu seterusnya
sampai semua huruf terpasang dengan baik.
- Proses finishing dengan memoles kembali huruf timbul yang sudah terpasang,
bersihkan menggunakan sanpoly dan kain bagian huruf timbul sehingga akan
membuat semakin kilap dan enak dipandang mata.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

3. Pek. Pasangan Aluminium Composite Panel (ACP)


3.1. Pengerjaan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan alumunium composite
panel.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : alumunium composite panel, rangka alumunium,
baut dynabolt, sekrup, sealant, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang,
selang air, cutting well, gerinda, bor, gun sealant, steiger, dll.

3.2. Pengukuran
Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan (marking area) untuk area yang akan
dipasang alumunium composite panel.

3.3. Pelaksanaan pekerjaan alumunium composite panel


- Fabrikasi rangka dan alumunium composite panel sesuai ukuran gambar kerja.
- Pasang benang untuk acuan pemasangan rangka dan alumunium composite panel.
- Pasang dudukan rangka pada area dengan perkuatan baut dynabolt..
- Pasang rangka alumunium pada dudukan rangka.
- Cerk kerataan dan kesikuan rangka alumunium terpasang.
- Pasang alumunium composite panel pada rangka alumunium dengan perkuatan sekrup.
- Cek kerataan dan kesikuan pemasangan alumunium composite panel.
- Perapihan nat antara alumunium composite panel dengan sealant.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
- Setelah pekerjaan selesai, bersihkan pelindung blue sheet pada alumunium
composite panel.

4. Pek. Bongkar Pasang (Pintu Type P1)

5. Pek. Pasangan Perancah Kayu untuk Plesteran di ruang lift.

C. PEKERJAAN LANTAI II

C.1. PEKERJAAN BETON

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT A.1. )

C.2. PEKERJAAN PASANGAN

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.3. )

C.3. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.4. )

C.4. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.5. )

C.5. PEKERJAAN PLAFOND

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.6. )

C.6. PEKERJAAN FINISHING

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.7. )

C.7. PEKERJAAN PENGECATAN

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.8. )

C.8. PEKERJAAN LAIN-LAIN

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.9. Nomor 1 dan 5 )

D. PEKERJAAN LANTAI III

D.1. PEKERJAAN BETON

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT A.1. )

D.2. PEKERJAAN PASANGAN

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.3. )

D.3. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.4. )

D.4. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.5. )

D.5. PEKERJAAN PLAFOND

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.6. )

D.6. PEKERJAAN FINISHING

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.7. )

D.7. PEKERJAAN PENGECATAN

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.8. )

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

D.8. PEKERJAAN LAIN-LAIN

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.9. Nomor 1 dan 5 )

E. PEKERJAAN LANTAI IV

E.1. PEKERJAAN BETON

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT A.2. )

E.2. PEKERJAAN PASANGAN

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.3. )

E.3. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.4. )

E.4. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.5. )

E.5. PEKERJAAN PLAFOND

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.6. )

E.6. PEKERJAAN FINISHING

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.7. )

E.7. PEKERJAAN PENGECATAN

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.8. )

E.8. PEKERJAAN LAIN-LAIN

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.9. Nomor 1 dan 5 )

F. PEKERJAAN LANTAI ATAP ( TOP FLOOR )

F.1. PEKERJAAN PASANGAN

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.3. )

F.2. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.4. )

F.3. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.5. )

F.4. PEKERJAAN FINISHING

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.7. )

F.5. PEKERJAAN PENGECATAN

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.8. )

F.6. PEKERJAAN LAIN-LAIN

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.9. )

G. PEKERJAAN KOLAM RENANG DAN GROUNDTANK

G.1. PEKERJAAN GALIAN DAN PONDASI

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT A.1. )

G.2. PEKERJAAN BETON

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT A.2. )

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
G.3. PEKERJAAN PASANGAN

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.3. )

G.4. PEKERJAAN ATAP

1.1. Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan penutup atap
Polycarbonat. Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : zinkcalume, genteng ringan, nok atap,
dynabolt, sekrup, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schaffolding, waterpass, meteran,
selang air, bor listrik, cutting well, benang, dll.

Pengukuran

- Terlebih dahulu lakukan survey lapangan untuk area yang akan dipasang
penutup atap genteng ringan dan penentuan leveling ketinggian rangka atap
baja ringan.

- Fabrikasi kuda-kuda atap baja ringan dan pemasangannya

- Kuda-kuda atap baja ringan mulai difabrikasi pada saat kolom lantai atas sudah
terpasang, dengan asumsi setelah ring balk selesai dicor, kuda-kuda baja
ringan sudah siap untuk dipasang. Pemotongan baja ringan dilakukan dengan
menggunakan mesin potong baja ringan.
- Setelah ring balok selesai dicor, diadakan pengukuran dan setting supaya lebih
akurat.
- Setelah semua ukuran diketahui, maka atap baja ringan mulai dapat dipasang
yang menumpu pada ring balk dengan perkuatan baut dynabolt. Perkuatan
antara rangka baja ringan dengan menggunakan sekrup (baut).
- Karena daya tariknya tinggi dan kekakuannya rendah, maka factor yang
sangat menentukan dalam pekerjaan kuda-kuda baja ringan adalah pengaku
(bracing).

Pemasangan reng baja ringan

- Sebelum reng baja ringan dipasang, pastikan dahulu bahwa posisi kemiringan
kuda-kuda baja ringan sudah sama dan kuat sehingga tidak akan ada lagi
perubahan.
Kuda-kuda baja ringan diberi tanda untuk pemasangan siku penahan reng. Setelah
seluruh kuda-kuda baja ringan diberi tanda, kemudian reng dipasang diatas kudakuda
baja ringan pada posisi plat siku dengan perkuatan menggunakan sekrup.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

Pasang penutup atap genteng keramik

Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan dan reng terpasang dengan benar
(setting) dilanjutkan dengan pemasangan penutup atap yaitu menggunakan genteng
ringan.
Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran
reng serta kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-kuda
tidak sama mengakibatkan genangan air.
Pasang penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan nok
atap.
Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai
dengan aturan yang telah ditentukan (sesuai dengan ukuran spesifikasi bahan
penutup atap).

G.5. PEKERJAAN PENGECATAN

- ( SUDAH DIJELASKAN DIATAS, PADA POINT B.8. )

G.6. PEKERJAAN LAIN-LAIN

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
III. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

A. Lingkup Pekerjaan

Melakukan Pembobokan dinding, memasang


pipa konduit, pemasangan kabel, pemasangan fitting dan lampu, perapihan, pemasangan
daya utama, dan pengujian.

B. Persiapan Pekerjaan

Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari
Konsultan sebelum pekerjaan
Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
- Pekerjaan bobokan dinding
- Pekerjaan pasangan pipa konduit
- Pekerjaan wireing
- Pekerjaan Instalasi komponen penerangan
- Pekerjaan Instalasi Panel

C. Metode Pelaksanaan
Berikut langkah-langkah dalam pekerjaan instalasi elektrikal arus kuat.

- Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit yang mana pipa
conduit ditanam dalam dinding sebelum pekerjaan plesteran, supaya tidak mudah
berubah ketika dinding diplester.
- Kabel horizontal diletakan ditray yang tergantung pada plat lantai atau dengan pipa
conduit nyang diklem ke plat lantai dengan jarak 1m.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

- Pekerjaan conduit saklar, stop kotak dan panel dikerjakan sebelum plesteran dan
acian dikerjakan agar ada koordinasi antara pekerjaan ME dan finishing jadi halus
rapih.
- Perkerjaan pemasangan fitting dan armature menunggu kabel dites ketahanannya
agar tidak terjadi bongkar pasang.

- Pekerjaan pemasangan fitting, lampu serta komponen lainnya membutuhkan


koordinasi antara pekerjaan ME dan pekerjaan plafon.
- Untuk komponen elektrikal yang tidak dipasangkan di plafon dapat dilakukan dengan
persetujuan direksi.
- Penyambungan sparingan akan dilakukan serapih mungkin dan apabila ada pekerjaan
sparingan yang tertinggal akan dilakukan pekerjaan coring.
- Panel utama dan panel pembagi listrik dipasang pada dinding yang telah ditentukan
rata dan tidak miring.
- Semua pasangan instalasi listrik memiliki arde utama pada panel yang berhubungan
dengan Swicth grounding system.
- Pemasangan arde / grounding sistem harus memenuhi spesifikasi teknis yang
diaturkan.
- Semua kabel yang masuk kedalam panel harus diberi tanda sesuai kegunaannya dan
lubang dilindungi karet agar debu tidak dapat masuk. Kabel dia 16mm2 harus diberi
sepatu kabel pada panel.
- Pada pintu bagian dalam dari pada setiap panel dibuatkan diagram instalasinya
termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, serta pada komponen mcb di
buat notasi/tanda.
- Tes ketahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta fitting dan armature selam
-/+ 1 x 24 jam.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
IV. PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITAIR

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Plumbing dan Sanitair adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan sanitair.


- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : monoblock, washtafel, cove ligth washtafel, kaca
cermin, hand drayer, jet washer, tisue holder, hand shower, soap dish, urinoir, penyekat
urinoir, floor drain, kran dinding, kichen zink, seal tape, sealant, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : bor, gerinda, waterpass, obeng, kunci pas, gun
sealant, dll.

2. Pengukuran

Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik penempatan dan elevasi
ketinggian alat sanitair.

3. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitiar

Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitair dan asseccoriesnya dapat dikerjakan bersamaan


dengan pekerjaan pengecatan atau pada saat bangunan pada tahap penyelesaian untuk serah
terima, hal ini dilakukan untuk menjaga alat-alat sanitair tersebut tidak rusak/hilang sebelum
bangunan digunakan.
- Beri tanda (marking area) untuk penempatan posisi alat sanitair.
- Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai dengan
gambar kerja.
- Untuk inlet berupa drat, penyambungan terlebih dahulu menggunakan seal tape.
- Pasang alat sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.
- Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.
- Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat sanitair.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
V. PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN

1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan system hydrant untuk perlindungan terhadap kebakaran dengan
sistem penyimpanan air (tandon/ reservoir)dengan menggunakan pompa fire
hydrant yang mampu menghasilkan tekanan 9 sampai dengan 10 bar keatas.

Metode Pelaksanaan Pemasangan Hydrant

2. Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari
Konsultan sebelum pekerjaan

Mengajukan permohonan penggunaan bahan material kermaik kepada direksi.

Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal


dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

3. Uraian Pekerjaan
1. Melakukan pengukuran dan pemasangan patok arah pipa dan titik sprinker.

2. Melakukan pemotongan dan pemasangan pipa hydrant, dalam pekerjaan pengelasan pipa
hydrant akan disediakan alat pemadam Apat.

3. Membuat wadah penampung air untuk pemompaan pipa. Pasokan air dalam pipa-pipa yang
akan menyalurkan air ke beberapa springker dan panel hydrant akan bekerja secara
maksimal melalui system sensor detector.

4. Melakukan instalasi pompa hydrant

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
5. Melakukan pengujian tekan pada pipa, tekan hydrant sangat erat kaitannya dengan
waktu, tekan pada aliran air saat memadamkan kebakaran.

4. Tahapan Pekerjaan

Pengukuran dan Marking

Pemasangan Pipa Hydran

Pembuat Bak Air

Pemasangan Pompa

Pengujian Tekanan

Tahapan Pekerjaan Instalasi


Hydrant

5. Kebutuhan Bahan, Alat dan Tenaga


Bahan
Main diesel fire pump

Main electric fire pump

Jockey fire pump

Diafragma tank

Horn/ buzzer

Electroda water level control

Hand pump

Foot valve

Flexible joint

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

Ceck valve

Gate valve

Safety relief valve

Alarm ceck valve

Header dia mm

Pipa GSP schedule 40

Pipa gas buang GSP dan

Box hydrant

Peralatan
Alat las

Kunci pas

Testpen

Tang potong dan

Palu

6. Analisa K3
1. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja

2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
• Rambu Perinagatan : “DAERAH WAJIB MENGUNAKAN ALAT PELINDUNG
DIRI”
Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
• Sarung Tangan
• Helm
• Sepatu Safety

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
VI. PEKERJAAN TATA UDARA ( AIR CONDITIONING )

Metode pemasangan AC ukuran 1/2 pk,3/4 pk dan 1 pk, perlengkapan yang di


pakai yaitu kabel isi tiga ukuran 3× 2.5 mm,pipa AC ukuran 1/4+3/8.
apabila AC yang akan anda pasang ukuran 1.5 pk dan 2 pk perlengkapan yang anda
pakai berbeda lagi yaitu kabel ukuran 3 × 2.5 mm,pipa AC ukuran 1/4+1/2.
ada beberapa hal yang perlu anda siapkan yaitu perlengkapan dan peralatan
sebagai berikut :
a.) Perlengkapan
1. duck tape atau blebed
2. bracket out door/blower
3. isolasi hitam
4. pipa AC
5. kabel non serabut
6. 4 set baut dan 4 set dinabol
7. viser 5 buah dan baut sekrup 5 buah
8. klem kabel nomor 8

b.) Peralatan
1. tang tumpul
2. bracket out door/blower
3. 2 buah kunci inggris
4. obeng + -
5. palu/martil
6. tatah
7. kunci pas 12-13
8. kunci L kecil
9. alat pliringan/alat pelebar ujung pipa AC
10. pemotong pipa AC
11. mata bor nomor 6 dan 10
12. mata bor bobok diameter 5 cm
13. bor listrik beton
14. meteran
15. waterpas pendek bermagnet
16. waterpas panjang
17. balpoin/pena
18. tangga lipat

Itulah perlengkapan dan peralatan yang wajib anda persiapkan sebelum AC


dipasang supaya pada saat pemasangan berlangsung anda tidak pergi keluar
untuk mencari perlengkapan dan peralatan yang belum disiapkan.
setelah perlengkapan dan peralatan sudah siap mari kita langsung saja kumpulkan
semuanya termasuk AC nya. sebelum kita mulai pemasangan alangkah baiknya
kita berdoa terlebih dahulu supaya di beri kelancaran dan keselamatan.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
Langkah pertama :
buka gardus indoor dan kita keluarkan indornya dari gardus dan posisikan indoor
dengan posisi tengkurap.
Langkah kedua :
ukurlah dengan meteran dengan cara menempatkan ujung meteran dari pangkal
pipa indoor ke pinggir bracket. setelah diukur lalu diingat berapa jaraknya
dan lepas bracket indoor
Langkah ke tiga :
setelah bracket indoor dilepas lalu balik lagi,buka tutup indoor lalu buka lagi tutup
yang ada pada kanan indoor. buka dengan obeng maka akan terlihat seperti
ini:

itu adalah tempat pemasangan kabel dan posisi kabel sudah terpasang,yang perlu
di ingat saat pemasangan kabel adalah posisi kabel + dan kabel -.
AC yang ini merupakan jenis AC yang hanya memasang kabel untuk ke outdoor
saja.
karena kabel buat ke listriknya sudah terpasang dari pabrik.
yang satu ini adalah tempat pemasangan kabel yang belum terpasang kabel untuk
ke listriknya. simak baik-baik,karena bagi pemula akan sedikit bingung
dengan posisi ini.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan

berikut keterangannya:
N : tempat kabel menuju listrik negatif
1 : tempat kabel menuju listrik positif
N : tempat kabel negatif menuju out door
L : tempat kabel positif menuju out door

Setelah kabelnya terpasang lalu indoornya dibalik lagi lalu kita arahkan pipa
indoor,pipa pembuangan mengarah ke atas dan kabel menuju out door. dari pangkal
diblebed dengan duck tape sepanjang kira-kira satu jengkal saja.fungsinya supaya
bisa masuk pada lubang dinding yang sudah di bobok nanti.
ini contoh gambarnya:

Langkah ke 4 :
berikutnya pasang bracket indoor.
caranya bracket ditempelkan pada dinding dan di luruskan menggunakan waterpas
yang kecil bermagnet supaya tidak jatuh. setelah lurus lalu kasih tanda
menggunakan balpoin/pena pada lubang bracket di setiap sudut bracket dan di
tengahnya juga,berarti ada 5 tanda .
sementara kita lepas bracketnya dan tanda tadi di bor dengan kedalaman 3.5 cm
menggunakan mata bor nomor 6.
setelah di bor lalu masukan viser ke lubang bor-boran dan terapkan bracket pada
lubang bor tadi. pasang baut sekrup supaya bracket menempel dengan kuat.

kenapa saya pilih menggunakan viser,padahal pakai paku saja bisa.


jadi begini,kalau pakai paku apabila temboknya keras maka paku tidak kuat dan
nantinya akan bengkok serta apabila temboknya renyah dan bracket tidak bisa
terpasang dengan kuat.
OK gaes,setelah bracket terpasang kita lihat tadi jarak dari pinggir bracket ke
pangkal pipa. misal panjangnya 7cm maka ukur lagi dari pinggir kanan bracket
sepanjang 7cm mengarah ke kanan. lalu ujungnya diberi tanda lagi dengan

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
balpoin/pena pada bagian pojok bawah sebelah kanan bracket. setelah itu tinggal
dibobok menggunakan mata bor bobok sampai tembok tembus/bolong.
inilah contoh gambar dari bobokannya:

Setelah selesai mari pasang indoornya,mari kita simak pemasangan indoor.

Langkah ke 5.
Ambil indoor dan terapkan pada bracket yang tadi telah di pasang. caranya
letakkan posisi tangga pas di bawah bracket,lalu ambil indoornya pasangkan pada
bracket. adapun cara mudahnya yaitu kabel untuk ke out door di masukan pada
lubang terlebih dahulu. setelah masuk tinggal pipanya dimasukan sampai
benarbenar terpasang dengan rapat.
ini hasilnya:

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
Langkah ke 6.
Potonglah pipa AC sepanjang yang di butuhkan. standar panjang pipa biasanya 2m dan
maksimal 7m. apabila pipa lebih dari 7m maka freon akan berkurang lebih banyak
dan solusinya adalah dengan cara isi ulang freon.
setelah pipa di potong lalu ujungnya di masukin nepel atau semacam baut bagi yang
belum mengenal nepel. pliring satu persatu ujung pipa. ada pun contoh gambar cara
pliring pipa:

Dan ini hasilnya:

tujuan pliring yaitu melebarkan ujung pipa supaya bisa diterapkan pada sambungan.
ditahap ini harus sangat berhati-hati karena apabila pliringan tidak center atau
terlalu lebar maka ujungnya akan pecah.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
setelah semua ujung sudah dipliring,mari kita ke tahap berikutnya yaitu
mememasang bracket out door.
Langkah ke 7.
Cara memasang bracket out door. namanya juga out door berarti bracket harus
dipasang di luar ruangan. kenapa harus di luar ruangan,karena out door/blower
adalah sebuah mesin yang bekerja untuk pendinginannya. setiap mesin bekerja
pasti mengeluarkan panas dan alangkah baiknya diletakan di luar ruangan.
prtama letakan tangga tepat berada di bawah tempat yang akan di pasang bracket.
setelah itu kita ukur berapa panjang lubang dudukan antar kedua baut. misalnya
panjang 47cm,langsung saja ambil waterpas panjang lalu tempel pada permukaan
tembok secara horisontal. ukur sepanjang 47cm dan pakaikan tanda dengan balpoin

setelah itu bracket kita terapkan di lubang bagian atas pada tanda tadi dan lubang
bagian bawah tandai juga dengan balpoin/p ena lalu yang satunya lagi demikian.
berarti ada 4 tanda untuk pemasangan bracket.
tanda itu lalu di bor memakai mata bor nomor 10. setelah di bor empatnya kira"
sedalam panjang dinabol,supaya dinabol bisa masuk.
setelah dinabol di masukan pada bor-boran tadi lalu kencangkan sampai
benarbenar terpasang dengan kuat.

Langkah ke 8.
Cara memasang pipa AC. ambil pipa yang tadi sudah dipliring,terapkan ujung
pipanya pada sambungan pipa indoor lalu kencangkan nepelnya menggunakan kunci
inggris,pakai kunci tersebut dua-duanya karena yang satu untuk menahan dan
satunya untuk mengencangkan. perlu di ingat saat nepel dikencangkan jangan
sampai terlalu kencang atau tidak kencang bisa mengakibatkan kebocoran freon.
apabila sudah terpasang lalu arahkan ujung pipa ke sebelah kanan bracket caranya
apabila pipa terlalu panjang maka pipa dibentuk melingkar. bagian ini harus sangat
hati-hati karena pipa tidak bisa menekuk dengan tajam karena apabila pipa sampai
terlalu menekuk dapat mengakibatkan freon tidak bisa mengalir di dalam pipa,alias
mampet. solusinya pipa harus diganti lagi dan kembali ke tahap pliring.
setelah itu tempelkan kabel lalu dililit menggunakan blebed sampai ujung pipa dan
hasilnya akan seperti ini :

mantap sudah terpasang. meluncur lagi ke tahap selanjutnya yaitu meletakkan


blower,memasang pipa dan memasang kabel blower.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
Langkah ke 9
Memasang out door dan memasang apa yang untuk ke out door.
caranya angkat dahulu blowernya,gunakan bahu sebagai penyangga beban agar
terasa lebih ringan lalu naiki tangganya letakan di bracket tersebut. yang belum
terbiasa pasti akan merasakan kesusahan saat meletakan blower ke bracket.
paskan lubang bautnya antara bracket dan blower supaya bisa dipasang baut pada
tiap sudut blower dan kencangkan.
selanjutnya pasang ujung pipa pada sambungan disebelah kanan blower dengan cara
sedikit menekuk pipanya dan arahkan ke sambungan tersebut lalu kencangkan
nepelnya begitupun yang satunya demikian. cara mengencangkannya sama seperti
tadi. jangan sampai terlalu kencang atau kurang kencang,kalau terlalu kencang pipa
akan pecah dan akan mengalami kebocoran. kalau sampai pecah lakukan tahap
pliring tadi.
selanjutnya memasang kabel untuk blower,caranya buka tutup di bagian sebelah
kanan blower menggunakan obeng plus. pemasangannya sama seperti saat
memasang kabel di indoor. biasanya warna coklat untuk kabel positif,warna biru
untuk kabel negatif dan kuning untuk kabel ground.
ada juga contoh gambarnya gaes,simak yuk.

setelah kabel terpasang lalu tutup lagi.


sekarang tinggal membuka freon. caranya buka tutup pengaman sebelah kanan
nepel. terdapat 3 tutup pengaman,lepaskan semua dengan kunci inggris. setelah itu
ambil kunci L,cari kunci yang pas lalu masukan kunci pada jalur pipa yang kecil dan
putar ke kiri alias kendorkan seditlkit selama 3 detik lalu tutup lagi. lalu tekan
pentil yang ada di jalur pipa besar sampai tekanan benar-benar kecil. cara ini untuk
mengeluarkan udara yang ada di dalam pipa supaya isinya tergantikan dengan freon.
kendorkan lagi sampai pol,sampai mentok sehingga freon mengalir semua di pipa

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
kecil terus gantian membuka pipa yang satunya lagi yaitu pipa yang besar. sampai pol
juga.
tutup pengaman tadi yang dilepas lalu pasang lagi seperti semula.
gambarnya saat membuka freon:

Langkah ke 10
memasang kabel listrik. caranya apabila sudah terpasang stop kontak maka tinggal
pasang jek saja. pada saat memasang kabel jek,warna kabelnya bebas kecuali warna
kuning tetap diposisi ground. setelah terpasang lalu tancapkan ke stop kontak
dengan membaca doa supaya AC langsung menyala dan bekerja dengan lancar.
apabila terdengan suara "bip" maka AC sudah menyala. tinggal kabel listrik di klem
supaya lebih rapi.
program remot terlebih dahulu yaitu tombol mode di posisi cool,suhu di posisi
paling rendah,fan di posisi cepat.tunggu sekitar 5 detik,apabila out door sudah
bekerja dan udara diruangan pasti akan dingin. maka pemasangan AC berhasil.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
VII. PEKERJAAN GAS MEDIS

Point-Point Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemasangan Pipa Gas dan Peralatan
Gas Medis Antara Lain:

1. Penentuan Ukuran Pipa.

Sistem pemipaan harus dirancang dan ukuran pipa ditentukan untuk menyalurkan
laju aliran yang dibutuhkan pada tekanan penggunaan.
Pipa utama dan pipa cabang dalam sistem gas medik tidak boleh kurang dari DN15 (NPS½)
(⅝ in.O.D.).
Pipa utama dan pipa cabang dalam sistem vakum bedah-medik tidak boleh kurang
dariDN120 (NPS ¾) (⅞in.O.D.).
Pipa ujung ke masing-masing stasiun (pos) inlet dan outlet tidak boleh kurang dari DN
15(NPS ½ ) (⅝in.O.D.).
Pipa keluar yang menuju panel alarm,dan pipa sambungan ke indikator tekanan
dan peralatan alarm boleh berukuran DN 8 ( NPS ¼ ) (⅜in.O.D.).

2. Proteksi Pipa Pemipaan Harus Diproteksi Dari Kemungkinan Pembekuan, Karat, dan
Kerusakan Fisik.
1 Pipa yang terekspos di koridor dan di tempat lain yang dapat terkena kerusakan fisik
akibat pergerakan kereta pasien, tandu, peralatan portabel, atau kereta barang, harus
diberi pelindung.
2 Pipa bawah tanah dalam bangunan atau tertanam dalam lantai beton atau dinding
harus dipasang dalam saluran konduit yang menerus.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
3. Lokasi Pemipaan.
1 Pipa tegak boleh dipasang di saft pemipaan, jika diproteksi terhadap kerusakan
fisik,temperatur tinggi, korosi atau kontak dengan minyak.
2 Pemipaan tidak boleh dipasang di dapur, ruang panel listrik, saf elevator, dan
ruangan dengan nyala api terbuka.
3 Pipa gas medik boleh dipasang pada kanal (trench) atau lorong yang sama dengan
pipa bahan bakar gas, pipa bahan bakar minyak, atau kabel/saluran listrik, dan utilitas
sejenis asalkan kanal atau lorong tersebut diberi ventilasi (alami atau mekanis) dan
mempunyai temperatur ambien maksimum di sekitar pipa gas medik 54ºC ( 130ºF ).
4 Pemipaan gas medik tidak boleh ditempatkan di lokasi yang dapat menyebabkan
kontak dengan minyak, termasuk tempat genangan bila terjadi kebocoran minyak.

4. Penggantung dan Penyangga Pipa.


1 Pemipaan harus ditumpu pada struktur bangunan sesuai dengan standar teknis
yang berlaku.
2 Penggantung atau penumpu pipa harus memenuhi dengan standar teknis yang berlaku.
3 Penggantung untuk pipa tembaga harus mempunyai pelapis tembaga dan sesuai
dengan ukuran pipa tembaga.
4 Pada lokasi yang berpotensi lembab, penggantung atau penumpu pipa tembaga yang kontak
langsung dengan pipa harus diberi lapisan (cat) plastik atau diberi isolasi terhadap
pipanya.
5 Jarak maksimum antar penumpu harus sesuai dengan Tabel 1.
6. Bila dipersyaratkan, pemipaan gas medik dan vakum harus tahan gempa sesuai
dengan peraturan bangunan yang ada.

Tabel 1. Jarak maksimum antar penyangga pipa

Ukuran Pipa Jarak Penyangga


Cm Ft
1 DN8(NPS ¼ )( 3/8 in O.D. 152 5
2 DN10(NPS 3/8 )( ½ in O.D.) 183 6
3 DN15(NPS ½ )(5/8 in O.D.) 183 6
4 DN20(NPS ¾ )(7/8 in O.D.) 213 7
5 DN25(NPS 1)(1 1/8 in O.D.) 244 8
6 DN32(NPS 1¼ )(1 3/8 in O.D.) dan lebih 274 9
besar 305 10
7 DN40( NPS 1½ )(1 5/8 in O.D.)
8 Pipa tegak, semua ukuran, di semua 457 15
9 lantai tidak boleh lebih dari :

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
5. Pipa Bawah Tanah Diluar Bangunan.
1 Pipa yang ditanam di luar bangunan harus dipasang di bawah kedalaman
penetrasi pembekuan setempat.
2 Pipa bawah tanah harus dalam suatu konstruksi pelindung yang kontinyu
untuk memproteksi pipa pada saat pekerjaan penimbunan berlangsung.
3 Konstruksi pelindung harus dibelah, atau dengan suatu cara lain, untuk menyediakan akses
terhadap sambungan pipa selama pemeriksaan visual dan uji kebocoran.
4 Pipa bawah tanah yang akan menerima beban permukaan harus ditanam pada
suatu kedalaman yang akan melindungi pipa dan konstruksi pelindung dari tekanan yang
berlebihan.
5 Tebal minimum timbunan tanah yang akan menutupi bagian atas konstruksi pelindung untuk
pipa yang ditanam di luar bangunan haruslah 90 cm ( 36 In.). kecuali itu tebal minimum
dapat dikurangi sampai 45 cm ( 18 in ) bila kerusakan fisik dapat dicegah dengan cara
lain.
6 Kanal harus digali sedemikian sehingga konstruksi pelindung pipa mendapatkan
daya dukung tanah yang kokoh dan kontinyu pada bagian dasar dari kanal.
7 Tanah timbunan harus bersih dan dipadatkan sedemikian untuk melindungi dan mendukung
konstruksi pelindung pipa secara kontinyu.
8 Pita atau tanda kontinyu yang diletakkan tepat di atas konstruksi pelindung saluran
pipa,harus jelas menunjukkan jalur pipa dengan nama yang spesifik.
9 Sarana peringatan yang kontinyu juga harus disediakan di atas jalur pemipaan pada
tinggi kira-kira setengah kedalaman tanah timbunan.
10 Bila pipa bawah tanah yang dipasang menembus dinding, ujung-ujung bagian
yang tertembus harus diberi sekat penutup untuk mencegah air permukaan masuk
kedalam bangunan.

6. Titik Pencabangan.

Pencabangan Aliran Dari Pipa Horisontal Diambil Dari Atas Garis Sumbu Pipa
Utama Atau Pipa Cabang dan Naik Ke Atas Dengan Sudut 45º Dari Arah
Vertikal.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
7. Slang dan Dambungan Fleksibel.
1 Slang dan sambungan fleksibel baik dari bahan logam atau bukan logam tidak boleh
lebihpanjang dari yang diperlukan dan tidak boleh menembus atau tersembunyi dalam
dinding, lantai,langit-langit, atau dinding partisi.
2 Sambungan fleksibel baik dari bahan logam atau bukan logam harus mempunyai
tekanan ledak relatif minimum 6895 kPa (1000 psig).

8. Penyambungan Antar Sistem Yang Dilarang.


1 Dua atau lebih sistim pemipaan gas atau vakum tidak boleh saling dihubungkan
guna pemasangan, pengujian atau untuk alasan lainnya.
2 Uji kebocoran harus dilakukan dengan pemuatan gas, dan pengujian dilakukan
secara terpisah untuk masing-masing sistem pemipaan.

9. Petunjuk Pabrik Pembuat.


1 Pemasangan komponen individual harus dilakukan sesuai dengan petunjuk dari
pabrik pembuat.
2 Instruksi seperti itu harus memuat arahan dan informasi yang oleh pabrik
pembuat dipandang cukup untuk melaksanakan pengoperasian, pengujian dan
pemeliharaan yang tepat dari sistem gas medik dan vakum.
3 Fotocopy dari instruksi pabrik pembuat harus diserahkan kepada pemilik sistem.

10. Perubahan Dalam Penggunaan Sistem.


1 Bila suatu sistem Distribusi Gas Medik bertekanan positif yang mula-mula digunakan
ataudibangun untuk sebuah tekanan dan untuk satu gas tertentu dikonversikan untuk
pengoperasian pada tekanan lain atau gas lain, semua ketentuan harus diterapkan seolaholah
sistem adalah baru.
2 Sistim vakum tidak boleh dikonversikan untuk digunakan sebagai suatu sistem gas.

11. Kualifikasi Pelaksana Pemasangan.

1 Instalasi sistem gas medik dan vakum harus dilakukan oleh teknisi yang cakap,
kompeten,dan berpengalaman dalam membangun instalasi semacam itu.

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -


Metode Pelaksanaan
2Pelaksana pemasangan sistem gas medik dan vakum harus memenuhi ketentuan
yang berlaku. (Standar kualifikasi profesional pelaksana pemasangan sistem instalasi gas
medik dan vakum.)
3Pematrian harus dilakukan oleh seseorang yang cakap menurut ketentuan Point 12.
4Sebelum suatu pekerjaan instalasi dilakukan, pelaksanan pemasangan pemipaan gas medik
dan vakum medik harus menyediakan dan menyimpan dokumentasi, di tempat
pelaksanaan pekerjaan, tentang kualifikasi prosedur pematrian dan kualifikasi masing-
masing tukang patri seperti yang dipersyaratkan pada Point 12.
5Personil dari organisasi pelayanan kesehatan boleh memasang sistem pemipaan bila semua
persyaratan pada 10.6.11 dipenuhi selama pemasangan.

12. Kualifikasi Prosedur Pematrian dan Pekerjaan Pematrian.


1 Prosedur pematrian dan kinerja tukang patri untuk pemasangan pipa gas medik dan vakum
harus cakap (memenuhi kualifikasi) sesuai standar yang berlaku, dimana keduanya
telah dimodifikasi seperti pada 12.2. sampai 12.5.
2Tukang patri harus diuji kecakapannya dengan pemeriksaan visual dari
potongan tespematrian diikuti oleh pemotongan hasil pematrian.
3Spesifikasi prosedur pematrian harus membahas pembersihan, jarak bebas
dari sambungan, panjang overlap, gas pembersih bagian dalam pipa, laju gas pembersih,
dan logambahan patri.
4Spesifikasi prosedur pematrian dan catatan kinerja uji kualifikasi tukang patri
harus mendokumentasikan logam bahan patri yang digunakan, pembersihan, jarak
bebas
dari sambungan,panjang overlap, gas pembersih bagian internal dan laju aliran
gas
pembersih selama pematrian dari potongan pipa, dan ada/tidaknya oksidasi pada bagian
dalam dari potongan pipa yang telah selesai dipatri.
5Kualifikasi prosedur pematrian yang disahkan (dikeluarkan) oleh sebuah kelompok
atau badan yang secara teknis berkompeten harus boleh digunakan dalam kondisi berikut
:
1. spesifikasi prosedur pematrian dan catatan prosedur uji kualifikasi memenuhi pe
rsyaratan dari standar ini;
2. pemberi tugas mendapatkan masing-
masing sebuah salinan dari spesifikasi prosedur pematrian dan catatan
pendukung uji kualifikasi dari kelompok atau badan yang menerbitkannya, dan
menandatangani dan memberi tanggal pada catatan ini, dandengan demikian
menerima tanggung jawab untuk spesifikasi dan uji kualifikasi yang dilaksanakan
oleh grup atau badan tersebut;
3. pemberi tugas menguji kualifikasi setidaknya seorang
pelaku pematrian dengan mengikuti setiap spesifikasi prosedur pematrian yang
digunakan.
4. Seorang pemberi tugas boleh menerima catatan uji kualifikasi tukang patri dari
pemberi tugas sebelumnya di bawah kondisi berikut:
5. tukang patri tersebut telah diuji kecakapannya dengan menggunakan sebuah pros
edur yang sama atau setara dengan yang digunakan oleh pemberi tugas yang
baru.
6. pemberi tugas yang baru memperoleh sebuah salinan rekaman kinerja uji kecakap
an tukang patri tersebut dari pemberi tugas sebelumnya dan menandatangani
- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -
Metode Pelaksanaan
dan memberi penanggalan pada rekaman ini, dengan demikian menerima tanggung
jawab untuk ujikualifikasi yang dilaksanakan oleh pemberi kerja sebelumnya.
7. Uji kualifikasi kinerja dari tukang patri harus tetap berlaku selamanya kecuali
jika tukang patri tersebut tidak melakukan pekerjaan pematrian, dengan
prosedur yang telah dibakukan, dalam waktu lebih dari 6 bulan, atau ada alasan
khusus untuk mempertanyakan kemampuan dari tukang patri tersebut.

PENUTUP
Demikian secara singkat metode pelaksanaan yang akan kami laksanakan pada saat
di lapangan apabila kami ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan dan uraian langkah-langkah
kerja secara detail akan kami konsultasikan dengan direksi lapangan maupun dengan pihak
proyek.

Lampung Selatan, 8 April 2019


PT. RATU CITRA BAHARI

TRI RAHARJO
Direktur Utama

- Lanjutan Pembangunan Gedung Perawatan Kelas I, Instalasi Farmasi dan Fisioterapi -

Anda mungkin juga menyukai