POS JAGA
Metode Pekerjaan Tanah
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan Galian Tanah
Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Kedalaman galian pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai dengan peil-peil yang
tercantum dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, batu, jaringan jalan/aspal,
akar dan pohon-pohon yang terdapat dibagian galian yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan
dibuang.
b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain yang masih
digunakan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus secepatnya memberitahukan kepada Direksi /
MK, atau kepada Penguasa/intansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk
seperlunya. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai
akibat dari pekerjaan galian tersebut.
Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk
menjamin bahwa setiap pekerjaan yang berlangsung tersebut tidak terganggu.
c. Pengurugan/Pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi selapis, dan ditumbuk
sampai padat sesuai dengan yang disyaratkan pada pasal mengenai Pekerjaan Urugan &
Pemadatan“. Pekerjaan Pengisian/Pengurugan kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan
pemeriksaaan dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan PENGAWAS.
Pekerjaan Galian Tanah
d. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat akar- akar
tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali keluar sedang lubang-lubang diisi kembali
dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas.
Pemadatan dilakukan secara berlapis-lapis dengan tebal setiap lapisan 20 cm lepas, dengan cara
pemadatan dan pengujian sesuai dengan spesifikasi pemadatan.
e. Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan
struktur harus disediakan pompa air dengan kapasitas yang memadai atau pompa lumpur yang
diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air lumpur pada dasar
galian.
f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu harus
segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk
Direksi / Konsultan PENGAWAS.
g. Jika terdapat kedalaman yang berbeda dari galian yang berdekatan, maka galian harus dilakukan
terlebih dahulu pada bagian yang lebih dalam dan seterusnya
Pekerjaan Urugan Tanah
a. Bahan yang digunakan menggunakan material bekas galian atau tanah urug yang didatangkan.
Tanah urug yang didatangkan harus disetujui oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS.
b. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal max tiap-tiap lapisan 20 cm
tanah lepas dan dipadatkan sampai mencapai Kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum,
dan mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan.
c. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan sebagainya.
d. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi / Konsultan PENGAWAS maka
pemadatan pada material urug tidak boleh dengan dibasahi air. Pemadatan urugan dilakukan
dengan memakai alat pemadat/Compactor. Pemilihan jenis dan kapasitas Compactor harus
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan PENGAWAS.
e. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah ± 10 mm
terhadap kerataan yang ditentukan.
Pekerjaan Urugan Tanah
f. Untuk pemadatan, apabila diperlukan setiap lapis tanah tebal 20 cm yang sudah dipadatkan harus
ditest juga dilapangan, dengan hasil kepadatannya harus memenuhi ketentuan- ketentuan sebagai
berikut :
▪ Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana, kepadatannya 95 % dari
Standard Proctor.
▪ Untuk lapisan yang dalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana, kepadatannya 90 %
dari Standard Proctor.
g. Hasil test dilapangan harus tertulis dan disetujui oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS. Semua hasil-
hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai
dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
h. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah hasil test memenuhi syarat dan mendapat
persetujan tertulis dari Direksi / Konsultan PENGAWAS.
i. Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ketempat tertentu yang disetujui
secara tertulis oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
Metode Pekerjaan Tanah
METODE PELAKSANAAN
A. PERSIAPAN
1. Galian tanah untuk pondasi dan galian- galian lainnya harus
dilakukan menurut ukuran dalam lebar dan sesuai dengan peil-peil
yang tercantum di dalam gambar. Semua puing-puing dan akar
pohon-pohon yang terdapat dibagian pondasi yang akan
dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
2. Marking/bowplank lokasi yang akan dikerjakan sesuai dengan
gambar kerja yang telah ditentukan.
3. Pastikan material dan alat bantu telah tersedia dilokasi serta dekat
dengan pekerjaan.
B. PROSES PEKERJAAN
1. Bentuk fondasi yang biasa digunakan adalah tinggi fondasi 55 cm
lebar atas 30 cm lebar bawah 30 cm , bahan yang digunakan
adalah batu kali yang di belah dengan campuran 1 semen : 4
Pasir .
2. Batu kali perlu di pecah, agar ikatan antara batu kali dan
campuran (semen pasir) merekat dengan kuat/sempurna.
3. Bahan batu kali adalah sejenis batu yang keras, berat dan
berwama kehitam-hitaman dan mempunyai bidang belah lebih dari
3 muka.
4. Tidak ringan dan tidak berporous.
5. Bahan asal adalah batu besar yang kemudian dibelah/dipecah-
pecah menjadi ukuran normal menurut tata cara pekerjaan yang
bersangkutan.
6. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI-3-
1970).
7. Untuk pondasi setempat digunakan adukan 1 pc: 4 ps, sesuai
dengan PUBB (NI. 3-1956).
8. Pemasangan sesuai dengan ukurari-ukuran didalam gambar atau
atas petunjuk pengawas. Batu harus dipasang saling mengisi
masing-masing dengan adukan selapis sehingga. tidak ada
rongga diantara batu-batu tersebut dan mencapai masa yang kuat
dan integral. Adukan-adukan untuk pemasangan lainnya harus
mendapat petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.
Sebelum pemasangan harus dipasang lapisan pasir pasang
setebal 10 cm.
C. ILUSTRASI PEKERJAAN PONDASI
Metode Pekerjaan Beton
METODE PELAKSANAAN
METODE PEKERJAAN STRUKTUR
Metode beton
A. PERSIAPAN
1. Adukan Beton direncanakan sedemikian rupa sehingga beton yang
dihasilkan dapat dengan mudah dikerjakan dengan biaya yang serendah
mungkin tentu saja.
Beton harus mempunyai workabilitas yang tinggi, memiliki sifat kohesi yang
tinggi saat dalam kondisi plastis (belum mengeras), sehingga beton yang
dihasilkan cukup kuat dan tahan lama.
Adukan (campuran) beton harus mempertimbangkan lingkungan di mana
beton tersebut akan berdiri, misalnya di lingkungan tepi laut, atau beban-
beban yang berat, atau kondisi cuaca yang ekstrim.
2. PROPORSIONAL
Reminder: Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar dan
halus, air, dan zat aditif.
Komposisi yang berbeda-beda di antara bahan baku beton mempengaruhi
sifat beton yang dihasilkan pada akhirnya. Pembagian ini biasanya diukur
dalam satuan berat. Pengukuran berdasarkan volume juga sebenarnya
bisa, dan lebih banyak dilakukan pada konstruksi skala kecil, misalnya
rumah tinggal.
3. SEMEN
Jika kadar semen dinaikkan, maka kekuatan dan durabilitas beton juga
akan meningkat. Semen (bersama dengan air) akan membentuk pasta
yang akan mengikat agregat mulai dari yang paling besar (kasar) sampai
yang paling halus.
4. AIR
Sebaliknya, penambahan air justru akan mengurangi kekuatan beton. Air
cukup digunakan untuk melarutkan semen. Air juga yang membuat adukan
menjadi kohesif, dan mudah dikerjakan (workable).
B. PROSES PEKERJAAN
1. RASIO AIR-SEMEN
Biasa disebut dengan w/c ratio alias water to cement ratio. Jika w/c ratio
semakin besar, kekuatan dan daya tahan beton menjadi berkurang. Pada
lingkungan tertentu, rasio air-semen ini dibatasi maksimal 0.40-0.50
tergantung sifat korosif atau kadar sulfat yang ada di lingkungan tersebut.
2. AGREGAT
Jika agregat halus terlalu banyak, maka adukannya akan terlihat “sticky“,
encer, “lunak”, seperti tidak punya kekuatan. Dan setelah pemadatan,
bagian atas adukan akan cenderung “kosong” alias tidak ada agregat.
Sebaliknya, jika agregat kasar terlalu banyak, adukannya akan terlihat
kasar, berbatu, kelihatan getas (rapuh). Agregat ini akan muncul di
permukaan setelah dipadatkan.
3. PENCAMPURAN
Beton harus dicampur dan diaduk dengan baik sehingga sement, air,
agregat, dan zat tambahan bisa tersebar merata di dalam adukan.
Beton biasanya dicampur dengan menggunakan mesin. Ada yang
dicampur di lapangan (site) ada juga yang sudah dicampur sebelum
dibawa ke lapangan, atau istilahnya ready-mix.
Untuk beton ready-mix, takarannya sudah diukur di batch plant, kemudian
dicampur dan dimasukkan ke dalam truk. Selama perjalanan drum beton
tersebut terus diputar agar beton tidak mengalami setting di dalam drum.
Kan aneh kalau misalnya kena macet trus betonnya sudah mengeras di
dalam drum. Kadang, di dalam perjalanan, bisa jadi karena lama di jalan,
cuaca panas, atau kelamaan diputar, temperatur di dalam drum
meningkat sehingga air menguap. Kondisi ini kadang “diakali” dengan
memasukkan bongkahan es balok yang besar ke dalam drum, sehingga
kadar air bisa tetap dipertahankan.
B. PROSES PEKERJAAN
Sementara beton yang dicampur dilapangan biasanya menggunakan
mesin yang dinamakan MOLEN. Sewaktu mencampur di lapangan,
agregat terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tong (molen), kemudian
diikuti oleh pasir dan terakhir semen. Semuanya dalam takaran tertentu
sesuai dengan mutu beton yang diinginkan.
Ukuran takaran biasanya dinyatakan dalam satuan berat, sementara
sekop tidak bisa mengukur berat. Jangan sampai rasio adukan 1:2:3
diartikan sebagai 1 sekop semen, 2 sekop pasir dan 3 sekop kerikil
(agregat). Tentu saja hasil (mutu) yang diperoleh akan berbeda.
Ketika semua bahan (kecuali air) sudah masuk, moleh diputar sehingga
semua bahan tercampur sambil dilakukan penambahan air sedikit demi
sedikit.
Molen punya kapasitas (volume). Mencampur terlalu penuh juga tidak
efektif karena proses pencampurannya akan memakan waktu yang lebih
lama. Sebaiknya molen diisi secukupnya dulu, kemudian jika sudah jadi,
seluruh isi molen dituang ke wadah sementara sebelum diangkut atau
dicor ke bekisting. Sewaktu adukan beton diangkut (dicor), molen bisa
bekerja lagi untuk membuat adukan berikutnya. Begitu adukan pertama
sudah dituang semua, molen pun sudah selesai membuat adukan kedua,
jadi tidak ada delay ketika molen bekerja.
Nah, untuk skala yang sangat kecil, beton boleh dicampur dengan
menggunakan sekop. Harus dilakukan di tempat yang datar dan bersih
(maksudnya bebas dari ranting, daun, sampah, dan material pengganggu
lainnya). Kerikil, pasir, dan semen diaduk/dicampur dulu, kemudian dibuat
seperti gundukan, dan di puncaknya digali dibuat seperti danau untuk
menampung air. Jika adukan dicampur di wadah yang sisi-sisinya
tertutup sehingga air bisa dibendung.
C. ILUSTRASI
Tabel komposisi berat semen, pasir, dan kerikil, serta volume air yang dibutuhkan untuk membuat 1 m3 beton
dengan mutu tertentu.
Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio
7.4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0.87
9.8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0.78
12.2 MPa (K 150) 299 799 1017 215 0.72
14.5 MPa (K 175) 326 760 1029 215 0.66
16.9 MPa (K 200) 352 731 1031 215 0.61
19.3 MPa (K 225) 371 698 1047 215 0.58
21.7 MPa (K 250) 384 692 1039 215 0.56
24.0 MPa (K 275) 406 684 1026 215 0.53
26.4 MPa (K 300) 413 681 1021 215 0.52
28.8 MPa (K 325) 439 670 1006 215 0.49
31.2 MPa (K 350) 448 667 1000 215 0.48
Referensi tabel :
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan Umum
METODE PEKERJAAN STRUKTUR
SLOOF
3
B
7975
+ 0.800
- 0.250
2000
+ 0.900
GUEST ROOM ROOM
5600
4 ± 0.000 ± 0.000 2
2000
A TOILET
- 0.050
A SECTION B-B
SCALE 1: 100
- 0.100
800
B 1
b. Persiapan Pekerjaan
COLUM 15 X 15
METODE PEKERJAAN STRUKTUR
METODE PELAKSANAAN
METODE PEKERJAAN DINDING
BATA
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PASANGAN KOLOM & BATA
BATA
METODE PEKERJAAN ARSITEKTUR
PLESTERAN
Pekerjaan Plesteran Dengan Semen Instan
1. Penggunaan :
▪ Untuk plesteran permukaan dinding dalam dan dinding luar
▪ Permukaan beton yang terlebih dahulu dilapisi MU-L500
(Perekat Mortar & Beton berbahan Akrilik) atau MU-L501
(Perekat Mortar & Beton berbahan PVAc).
2. Manfaat :
▪ Pengeringan yang terkendali untuk mencapai kekerasan tertentu.
▪ Cocok untuk beton ringan.
▪ Efisien, ketebalan plester cukup 1 cm.
▪ Permukaan plester halus.
▪ Daya rekat lebih baik.
6. Aplikasi Plesteran
▪ Pemlesteran dilakukan sebagaimana umumnya dimulai dari pembersihan dinding yang akan
diplester
▪ Tebal plesteran yang dianjurkan adalah 10 mm.
▪ Plaster untuk bata ringan dianjurkan untuk melakukan teknik kamprot atau mesin semprot
▪ Kamprot adalah sebuah trik atau teknik finishing pada sebuah bidang atau permukaan yang
dilakukan dengan cara tertentu sehingga dapat menimbulkan tekstur halus kasar secara acak
7. Penyimpanan :
Simpan di dalam ruangan dan jaga agar selalu dalam keadaan kering. Hindari tumpukan berlebih,
maksimal 8 tumpuk per palet (tumpukan palet maksimal 2). Masa kadaluwarsa 12 bulan.
8. Kemasan :
Kantong kering multi layer isi 40 kg.
Pekerjaan Plesteran Dengan Semen Instan
PEKERJAAN ACIAN
Pekerjaan Acian Dengan Acian Instan
Pekerjaan acian ini berfungsi menutupi pori-pori pada permukaan plesteran dan juga menjadikan plesteran
dinding tersebut menjadi rata dan halus permukaan. Pekerjaan acian juga merupakan pekerjaan akhir dari
pasangan dinding bata sebelum dilakukan pekerjaan finishing lainnya seperti pengecatan dinding atau
(mungkin) wallpaper.
5. Data Teknik
▪ Bentuk Powder
▪ Warna Abu abu muda
▪ Tebal Aplikasi 1,5 – 3 mm (max. ketebalan 3 mm)
▪ Perekat Semen Portland
▪ Bahan pengisi (filler) Guna meningkatkan kepadatan serta mengurangi porositas bahan adukan.
▪ Bahan tambahan (Additive) Bahan tambahan yang larut dalam air guna meningkatkan kelecakan
/ workability dan daya rekat.
▪ Kebutuhan air 12,5 – 13,0 liter / sak 40 kg
▪ Drying shrinkage ASTM C 696-01 < 0,2 % @ 28 hari
▪ Kemasan Kantong kertas (sak) berisi 10 kg dan 40 kg.
6. Penyimpanan
Simpan di dalam ruangan dan jaga agar selalu dalam keadaan kering. Hindari tumpukan berlebih,
maksimal 8 tumpuk per palet (tumpukan palet maksimal 2).
Pekerjaan Acian Dengan Acian Instan
1
Flowchart Pekerjaan Plesteran dan Acian
Atur Kembali
ok
Pasang benang vertikal &
horizontal sebagai dasar
Plester sesuai pias-pias besi siku
kepalaan
hingga rata dan padat
Cek no
Cek tarikan no plesteran
benang
ok
ok
Aci dan finishing permukaannya
1
FINISH
Metode Pekerjaan lantai
METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN LANTAI
A. PLANNING
I. SHOP DRAWING :
1. MENENTUKAN SISA POTONGAN KERAMIK HARUS > ½ BADAN KERAMIK.
2. MENENTUKAN NAD KERAMIK DINDING & LANTAI AGAR BERTEMU & NAD KERAMIK SERAGAM.
3. MENENTUKAN SUPAYA PEREMPATAN KERAMIK BERTEMU.
4. MENENTUKAN TATA LETAK SANITAIR & FIXTURE : HARUS DIPEREMPATAN / TENGAH BADAN
KERAMIK.
5. MENENTUKAN TITIK AWAL PEMASANGAN KERAMIK.
6. MENENTUKAN EXPANTION JOINT MINIMAL SETIAP LUASAN 12 M² - 16 M².
a. BAHAN YANG DIGUNAKAN :
- KERAMIK 40 X 40 CM. - AIR.
- SEMEN PC. - ADDITIVE.
b. ALAT YANG DIGUNAKAN :
1. JIDAR ALUMINIUM.
2. BAK AIR ( EMBER ).
3. TEMPAT DUDUKAN / TATAKAN KERAMIK.
4. BENANG ATAU SENAR
5. PALU KARET.
6. SENDOK SPESI
7. WATERPASS.
8. SEKOP.
9. BUSA / SPON
10. KAIN / LAP BASAH.
LANTAI
c. TENAGA KERJA :
MENENTUKAN TENAGA KERJA YANG DIBUTUHKAN SESUAI SKEJUL DAN VOLUME
PEKERJAAN.
B. PELAKSANAAN :
1. SIAPKAN PERALATAN DAN BAHAN-BAHAN YANG AKAN DIGUNAKAN.
2. PAHAMI GAMBAR KERJA, POLA PEMASANGAN DAN LAIN - LAIN.
3. SORTIR KERAMIK AGAR MENGHASILKAN KESERAGAMAN :
- UKURAN / DIMENSI.
- PRESISI.
- WARNA.
Jidar Aluminium
OK
OK
4. RENDAM KERAMIK YANG AKAN DIPASANG KEDALAM BAK AIR ( EMBER ) SELAMA 1
JAM.
IN
OUT
LANTAI
5. TENTUKAN GARIS DASAR PASANGAN SERTA PEIL DARI LANTAI. PENENTUAN PEIL INI UNTUK SELURUH
KESATUAN.
6. PASANG BENANG ARAH HORIZONTAL DAN VERTIKAL PADA LANTAI SESUAI ELEVASI PADA SHOP DRAWING.
BENANG HORIZONTAL
BENANG
VERTIKAL
KEDUDUKAN BENANG HARUS DATAR DAN SIKU, APABILA DINDING YANG ADA ADALAH DINDING KERAMIK,
MAKA KEDUDUKAN NAD LANTAI HARUS DISESUAIKAN DENGAN YANG ADA PADA DINDING.
LANTAI
7. PASANG KERAMIK SEBAGAI PASANGAN KEPALAAN , SEPANJANG GARIS DASAR YANG TELAH
TERPASANG.
BENANG HORIZONTAL
BENANG
VERTIKAL
8. CEK KESIKUAN KERAMIK DENGAN BESI SIKU DAN KERATAAN ELEVASI KERAMIK DENGAN
WATERPASS.
BENANG HORIZONTAL
WATERPASS
BENANG
VERTIKAL
LANTAI
9. ISI BAGIAN / DAERAH PERMUKAAN LANTAI YANG LAINNYA DENGAN ADUKAN / SPESI.
10. SETELAH ITU PASANG KERAMIK BERIKUTNYA SESUAI POSISINYA SAMPAI SELESAI,
USAHAKAN SUPAYA TIDAK ADA LAS – LASAN
11. JIKA KERAMIK SUDAH TERPASANG SEMUA, KETUK PERMUKAAN KERAMIK DENGAN PALU
KARET UNTUK MENDATARKAN / MERATAKAN PERMUKAAN KERAMIK SUPAYA TIDAK RUSAK
/ CACAT.
13. BERSIHKAN PERMUKAAN PASANGAN KERAMIK YANG TELAH TERPASANG DENGAN KAIN /
LAP BASAH SAMPAI BERSIH.
KAIN / LAP
BASAH
PASANGAN
KERAMIK
LANTAI
Pekerjaan Dinding Keramik
Proses pemasangan keramik/granit dinding sebetulnya sama saja dengan keramik lantai. Yang paling perlu diperhatikan
adalah daya rekatnya ke dinding. Keramik/marmer/homogeneous harus merekat kuat agar tak mudah jatuh.
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan Langit-Langit Gypsum Board
1. Syarat Pemasangan
▪ Rangka yang digunakan rangka metal furring
▪ Jarak rangka 1200 x 2400 mm
▪ Sistem aplikasi bisa nat terbuka/open nat atau flushing joint/tanpa nat
▪ Pemasangan panel ke rangka bisa menggunakan sekrup atau paku (disesuaikan rangka yang
digunakan) sebagai penguat dengan jarak 50 mm dari sudut dan 15 mm dari sisi panel, kemudian
jarak antar sekrup atau paku 200 mm untuk sisi panel dan 300 mm unutk tengah panel
▪ Beri celah antar panel 3 mm untuk penempatan compound A+B, kemudian gypsum tape di
ratakan agar keluar gelembung udaranya sampai rata dan tunggu kering 24 jam
▪ Tahap terakhir gunakan comice adheisive untuk finishing sambungan flush joint
▪ Untuk finishing bisa langsung di cat tanpa di plamir
Pekerjaan Langit-Langit Gypsum Board
Pekerjaan Langit-Langit Gypsum Board
Pekerjaan Langit-Langit Gypsum Board
Pekerjaan Langit-Langit Gypsum Board
Pekerjaan Langit-Langit Gypsum Board
Pertemuan Antar Panel Gypsum
Pasang penggantung no no
& rangka tepi
ok Cek posisi elevasi &
jarak
Pasang tarikan benang memanjang,
melintang & diagonal sebagai
acuan elevasi & kelurusan plafond ok
Lubangi posisi
Pasang rangka plafond accessories M/E
PERBAIKI
Finishing
Cek elevasi & no
permukaan plafond
jarak
A
SELESAI
Metode Pekerjaan PENGECATAN
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan Pengecatan
A. PERALATAN YANG DIGUNAKAN :
1. KERTAS SEMEN / KORAN
2. LAKBAN
3. AMPLAS
4. ROL
5. KWAS
6. SKRAP
7. KAIN LAP
B. BAHAN YANG DIGUNAKAN :
1. PLAMIR
2. CAT DINDING
C. PELAKSANAAN :
1. BERSIHKAN PERMUKAAN DINDING DARI DEBU , KOTORAN DAN BEKAS PERCIKAN
PLESTERAN DENGAN KAIN LAP.
2. LINDUNGI BAHAN - BAHAN / PEKERJAAN LAIN YANG BERBATASAN DENGAN DINDING
YANG AKAN DICAT DENGAN KERTAS SEMEN / KORAN DAN LAKBAN.
3. GUNAKAN SKRAP UNTUK MEMPERBAIKI BAGIAN - BAGIAN DINDING YANG RETAK &
KURANG RATA DENGAN PLAMIR, KEMUDIAN TUNGGU SAMPAI KERING.
4. HALUSKAN PLAMIR YANG TELAH KERING DENGAN AMPLAS HINGGA RATA.
5. CEK, APAKAH PERMUKAAN DINDING SUDAH RATA?
6. JIKA PERMUKAAN SUDAH RATA, MAKA LAKUKAN PENGECATAN DASAR DENGAN ALAT ROL PADA
BIDANG YANG LUAS & DENGAN KWAS UNTUK BIDANG YANG SEMPIT ( SULIT ).
7. JIKA CAT DASAR TERSEBUT SUDAH KERING, LAKUKAN PENGECATAN FINISH YANG PERTAMA.
8. JIKA CAT FINISH YANG PERTAMA SUDAH KERING, LA - LAKUKAN PENGECATAN FINISH YANG
KEDUA / TER - AKHIR ( JUMLAH PELAPISAN CAT SESUAI DENGAN SPESIFIKASI )..
9. C E K , APAKAH PENGECATAN FINISH YANG KEDUA / TERAKHIR ITU SUDAH RATA ?.
10. APABILA SUDAH RATA, BERSIHKAN CAT - CAT YANG MENGOTORI BAHAN - BAHAN /
PEKERJAAN LAIN YANG SEHARUSNYA TIDAK TERKENA CAT DENGAN KAIN LAP.
PERLINDUNGAN KERTAS
KORAN
LANTAI
TEMPAT CAT
D. HASIL AKHIR :
HASIL AKHIR PENGECATAN DINDING YANG BAIK ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
1. PERMUKAAN RATA
2. TIDAK MENGENAI DINDING LAIN.
3. TIDAK MENGELUPAS.
CAT
Metode Pekerjaan ATAP
METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
❑ PERSYARATAN KONSTRUKSI
➢ Meneliti kembali kebenaran dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja
adalah ukuran jadi/finish.
➢ Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang
tertulis disini yang diakibatkan oleh kurang teliti dan
kelalaian kontraktor akan ditolak dan harus diganti
kewajiban yang sama juga berlaku untuk ketidakcocokan
kesalahan maupun kekurangan lain akibat Kontraktor tidak
teliti dan cermat dalam koordinasi dengan gambar
pelengkap dari Arsitek, Struktur, Mekanikal, dan Elektrikal.
Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambah dalam hal ini
harus dikerjakan atas biaya Kontraktor tidak dapat diklaim
sebagai biaya tambah.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan Pintu Kayu
1. Alat yang dipakai : 3. Cara Pemasangan Daun Pintu Kayu :
▪ Ketam ▪ Ukur lebar dan tinggi kusen pintu dan ukur lebar dan tinggi daun pintu.
▪ Rol meter ▪ Ketam dan potong daun pintu, bila terlalu lebar dan terlalu tinggi.
▪ Siku ▪ Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk
▪ Pensil dengan toleransi kelonggaran ± 3 - 5 mm, baik ke arah lebar maupun
▪ Gergaji kearah tinggi.
▪ Pahat ▪ Lepaskan daun pintu, dan bila menggunakan 2 engsel, pasang/tanam
▪ Palu kayu engsel daun pintu pada tiang daun(sisi tebal) dengan jarak dari sisi
▪ Obeng bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm.
▪ Engsel (engsel pasak/pen) ▪ Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai pas,
▪ Baut kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel yang sesuai
dengan engsel pada daun pintu.
2. Bahan yang dipakai : ▪ Lepaskan engsel pada daun pintu yang sebelah, dengan cara melepas
▪ Daun pintu kayu pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen masing-masing
pasangan engsel yang lain sampai pas, rata, lurus dan siku.
▪ Pasang kembali daun pintu pada kusennya, dan pasang daun pintunya
dengan cara mengepaskan masing-masing engsel pada tiang kusen
pintu, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah
daun pintu pada kusen pintunya.
▪ Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
▪ Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara
melepaskan pen.
▪ Stel lagi sampai daun pintu pas masuk, rata dan lurus dengan kusennya
sesuai dengan yang diharapkan.
Pekerjaan Pintu Kayu
Pekerjaan Pintu Kayu
METODE PEKERJAAN
1. Letakkan rangka kusen ALUMUNIUM yang sudah difabrikasi dalam opening jendela.
2. Dengan bantuan baji karet atau kayu atur kedudukan kusen tersebut sehingga stabil.
3. Dengan bantuan unting-unting atur kelurusan dan ketegakan kusen terhadap tembok.
4. Setelah OK pasang skrup ALUMUNIUM dengan bantuan alat bor pada beberapa tempat sehingga
posisi kusen ALUMUNIUM tidak goyah.
5. Isi celah yang ada diantara kusen ALUMUNIUM dan tembok dengan sealent atau adukan.
6. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan kaca jendela atau daun jendela kaca.
10.
11. Selanjutnya pasang pintu sesuai
dengan tanda yang telah di tentukan
12. Selanjutnya pemasangan handle
dan kunci
13. Terakhir beri silent pada pinggir
kusen
Pekerjaan Kusen ALUMUNIUM
1. Pemasangan jendela sliding. 2. Daun jendela dibuka terlebih 3. Kusen siap dipasang. Pengukuran
dahulu. lubang jendela disesuaikan dgn
ukuran jendela.
4. Kusen yang siap dipasang 5. Kusen dipasang ke tembok dengan 6. Stel kelurusan kusen terhadap
dimasukkan kelubang tembok menggunakan baji karet/kayu tembok.
yang telah sesuai. (untuk ganjal).
Pekerjaan Kusen ALUMUNIUM
METODE PELAKSANAAN
METODE PLUMBING
METODE PELAKSANAAN