Anda di halaman 1dari 46

BAB 12

PEKERJAAN LAIN - LAIN

S12.01
PEKERJAAN LANSEKAP DAN PENANAMAN RUMPUT

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini mencakup penyediaan, penanaman gebalan rumput dan pohon serta
semak-semak seperti yang tertera pada Gambar dan sesuai dengan Spesifikasi ini
untuk sekitar badan jalan dan Fasilitas Tol.

2. Pekerjaan Penanaman Pohon dan Semak/Perdu

(a) Umum
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan persiapan lahan, galian, pemupukan tanah
dan pemberian pestisida, penanaman pohon/semak sesuai dengan jenis dan
dimensi yang dipersyaratkan serta perawatan tanaman selama minimal 180
(seratus delapan puluh) hari kalender sejak tanaman tersebut ditanam.

(b) Material
Material yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
(i) Top soil (lapisan tanah yang subur).
Kontraktor harus mengganti tanah media tanam dengan topsoil yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas atau Pemberi Tugas. Topsoil
tersebut harus bersih dari sampah dan material yang membahayakan.

(ii) Pupuk Kandang


Pupuk kandang yang dipergunakan adalah pupuk yang matang/kering.

(iii) Tanaman
- Pohon terdiri dari pohon-pohon dengan nama, kualitas dan ukuran
yang sesuai dengan Gambar.
- Semak terdiri dari tanaman dengan nama, kualitas dan ukuran yang
sesuai dengan Gambar.
- Kondisi tanaman harus sehat dan normal serta sudah di polybag /pot
(bukan merupakan tanaman cabutan).

(iv) Air
Air yang digunakan untuk menyiram tanaman harus air yang bebas dari
segala kotoran, minyak, zat kimia atau lainnya yang dapat menganggu
pertumbuhan tanaman.

SU12-1
(v) Steger/bambu Penunjang
Bambu yang dipakai untuk menunjang tanaman adalah bambu bulat
dengan panjang 2 m atau sebanding dengan tinggi pohon, sedangkan
untuk semak dengan teknis pelaksanaan sesuai dengan Gambar.

(vi) Pupuk Organik


Pupuk yang digunakan adalah NPK dan TSP dengan dosis rata-rata 25
gram/pohon.

(vii) Pestisida
Pestisida yang digunakan adalah dengan Furudan 3 G dengan dosis 10
gram per pohon dan Bayrusil 250 EC, Basudin 60 EC dengan dosis 2 cc/ltr
air perpohon.

(c) Pelaksanaan pekerjaan


(i) Persiapan Lokasi Tanam
Tanah yang akan dipersiapkan untuk lokasi penanaman harus benar-
benar bersih dari tanaman liar, batu-batuan, plastik dan segala macam
material bangunan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Lokasi penanaman harus ditandai dengan patok-patok yang diberi warna
yang berbeda pada ujungnya sesuai dengan klasifikasi tanaman yang
tertera dalam Gambar Rencana. Setiap ada penyesuaian lokasi terlebih
dahulu harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

(ii) Penggalian Lubang Tanaman


Ukuran lubang tanam adalah sebagai berikut : Pohon : bagian atas 60x60
cm, bagian bawah 40x40 cm, tinggi 60 cm.
Semak : bagian atas 40x40 cm, bagian bawah 20x20 cm, tinggi 40 cm.

(iii) Pengisian Tanah


Lubang tanaman tersebut diatas harus diisi kembali dengan campuran
pupuk kandang dan top soil dengan perbandingan 1:4. Untuk menghindari
serangan hama rayap pada perakaran harus ditambahkan Furadan 3 G
dengan dosis 10 gr/pohon.

(iv) Pekerjaan penanaman


Setelah media tanam siap, maka tanaman ditanam dengan hati-hati agar
tidak merusak perakarannya. Semua kaleng atau plastik pembungkus
tanaman harus dibuka dan dibuang ke luar lokasi. Untuk jenis tanaman
yang perlu ditunjang untuk memperkuat batangnya, dipergunakan steger/
bambu penunjang yang pelaksanaannya sesuai dengan Gambar Rencana.

(v) Penyiraman
Setelah tanaman selesai ditanam, harus disiram sampai benar-benar basah
ke perakarannya.

SU12-2
(vi) Pemangkasan dan Perbaikan
Sebagai penyempurnaan dari pekerjaan penanaman ini, semua tanaman
dapat dipangkas/diperbaiki dari kerusakan-kerusakan akibat proses
pemindahan tanaman/penanaman. Pemangkasan disini harus dikerjakan
sedemikian rupa, sehingga tidak merubah bentuk dan sifat tanaman.

(vii) Perawatan Tanaman


Setelah penanaman selesai, dilakukan perawatan tanaman. Pekerjaan
pemeliharaan tanaman tersebut meliputi :

• Penyiraman
Dilakukan secara rutin terutama pada musim kemarau, yaitu pada :
- pagi hari pukul 6.00 -9.00
- sore hari pukul 15.00 -18.00
Jumlah air yang dibutuhkan diperkirakan adalah sebagai berikut :
- untuk pohon : 10 liter/pohon
- untuk semak : 5 liter/pohon
Cara penyiraman dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
mengakibatkan tanaman terganggu. Penyiraman tidak perlu dilakukan
apabila pada hari yang bersangkutan turun hujan lebat.

• Penyiangan dan pendangiran


Pekerjaan ini meliputi penggemburan tanah dan pembersihan
tanaman/rumput liar di sekitar media tanam. Pembersihan tanaman liar
harus dicabut sampai keakaranya dan penggemburan tanahnya harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak akar tanaman.
Pekerjaan ini dilaksanakan secara rutin minimal sebulan sekali atau
apabila media tanam telah ditumbuhi rumput. Kondisi media tanam
tersebut harus selalu bersih dan gembur.

• Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan apabila dipandang perlu dimana pertumbuhan
sudah menimbulkan bentuk yang tidak baik. Ranting-ranting yang mati
perlu segera dipangkas.

• Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan pupuk buatan organik dan pupuk
kandang/kompos.
- Untuk pemakaian pada pohon, pupuk organik diberikan dengan cara
menaburkan pada sekeliling batang pohon selebar diameter
tajuknya sedalam 0,10 m, sedangkan untuk jenis semak, pupuk
tersebut dicampur dengan air yang kemudian disiramkan ke
tanaman tersebut. Pemakaian pupuk dilaksanakan minimal 1 bulan
setelah tanam dan dilakukan sebulan sekali.
- Untuk pemakaian pupuk kandang/kompos pada masa pemeliharaan,
pupuk tersebut diberikan 2 - 3 bulan setelah penanaman.
• Pemberantasan hama/penyakit

SU12-3
Pekerjaan ini dilakukan dengan cara penyemprotan pestisida dengan
alat sprayer ke arah batang, daun serta semua percabangan.
Penyemprotan hama dilakukan segera setelah penanaman dan
selanjutnya sebulan sekali dengan bahan pestisida yang berbeda.

(d) Perlindungan Tanaman


Kontraktor harus menjaga semua tanaman dari kerusakan, kematian dan
kemungkinan hilang yang dapat terjadi pada masa pelaksanaan maupun
masa pemeliharaan. Semua resiko tersebut adalah sepenuhnya ditanggung
oleh Kontraktor. Tanaman yang rusak/mati/hilang tersebut harus diganti
dengan jenis, dimensi yang sesuai dengan Spesifikasi atau petunjuk
Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.

3. Pekerjaan Penanaman Rumput

(a) Umum
Pekerjaan ini terdiri dari persiapan lahan, pemberian topsoil dan pupuk
kandang, pemasangan lempengan rumput dengan jenis yang sesuai dengan
Spesifikasi serta pekerjaan pemeliharaannya, agar tercipta lapisan rumput
yang kuat dan baik, tetap tumbuh dalam segala cuaca, dan dapat mencegah
erosi pada material tempat rumput itu ditanam.

(b) Material
(i) Top soil (Tanah lapisan atas/subur)
Top soil yang dipergunakan harus bersih dari segala material yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas atau Pemberi Tugas.

(ii) Pupuk kandang


Pupuk kandang yang dipergunakan adalah pupuk kandang yang kering/
matang dan bersih dari segala material yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/Pemberi
Tugas.

(iii) Rumput
Apabila tidak ditentukan dalam Gambar, maka rumput yang dipakai
adalah jenis Polytrias Amaura dan, mempunyai perakaran dan bebas dari
tanaman liar. Rumputnya harus spesies asli, tidak berbahaya bagi
manusia dan binatang serta pertanian, harus dapat tumbuh cepat, tidak
berpenyakit dan berakar dalam. Kontraktor harus memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas paling lambat 3 (tiga) hari sebelum
pembuatan gebalan rumput dimulai. Sumber pengambilan gebalan
rumput harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas
sebelum pemotongan pembuatan gebalan rumput dapat dilakukan.

Gebalan rumput harus ditanamkan dengan akar yang tidak rusak, dan

SU12-4
dipotong berbentuk persegi beserta tanah basah/lembab tempat asal
tumbuhnya. Gebalan rumput harus ditanamkan dalam batas waktu 5 hari
setelah dipotong. Pengangkutan dan penyimpanan gebalan rumput harus
sedemikian rupa agar terlindung dari pengaruh langsung sinar matahari,
dilengkapi ventilasi sehingga memungkinkan sirkulasi udara yang baik,
dan jangan sampai kering.

(iv) Air
Air yang dipergunakan harus bersih, bebas dari segala material yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

(v) Pupuk organik


Pupuk yang dipakai adalah Urea dengan dosis 20 gram/m2.

(c) Pelaksanaan Pekerjaan

(i) Pengolahan tanah


Sebelum penanaman, permukaan tanah diolah sedemikian rupa sehingga
rapi dan bebas dari kotoran sehingga tidak mengganggu penanaman dan
pertumbuhan rumput.

(ii) Pemberian top soil dan pupuk kandang antara lain :


- Permukaan yang akan ditanami rumput harus dibongkar/digali dan
diratakan setelah bersih dari serpihan, kerikil, gulma dan lain lain.
Permukaan itu harus berupa tanah permukaan yang subur, dan
gebalan beserta lapisan tanah subur (top soil) tersebut minimal
tebalnya 15 cm dan pupuk kandang secara merata setebal 1 cm.
Kontraktor bertanggung jawab menjaga pertumbuhan rumput
sebaik-baiknya, dengan menggunakan pupuk, atas biaya Kontraktor
sendiri.
- Permukaan tanah tersebut kemudian disiram secara merata
sehingga tidak merusak permukaan tanah yang telah siap tanam.

(iii) Pekerjaan penanaman


- Pada lokasi yang terdapat penanaman pohon/semak, maka
pekerjaan penanaman rumput ini dilaksanakan setelah penanaman
pohon/ semak selesai.
- Gebalan rumput harus menutupi 50 % permukaan sehingga
membentuk strip sodding (gebalan bergaris) dengan interval 30 cm,
atau menutupi keseluruhan sehingga membentuk solid sodding
(gebalan penuh), sesuai dengan yang tertera pada Gambar
Rencana atau Petunjuk Konsultan Pengawas. Sambungan antara
gebalan yang berdekatan tidak boleh lebih dari 1 cm. Gebalan
rumput ini harus ditata dan diratakan sampai rapi dan dipadatkan
dengan roller dengan berat 100 kg atau dengan tamper plate.
- Bila gebalan rumput ditanam pada lereng/talud, harus digunakan

SU12-5
tonggak-tonggak bambu penahan dengan panjang kurang lebih 20
cm yang ditancapkan secara merata agar rapi, kemudian seluruh
permukaan disirami air yang bersih dari zat-zat yang berbahaya
(mematikan tanaman).
- Kontraktor harus tetap menyirami dengan air dan melaksanakan
pekerjaan pemeliharaan lainnya, sekurang-kurangnya selama 6
bulan setelah pekerjaan penanaman tersebut selesai. Hasil
pekerjaan penanaman rumput ini akan ditentukan berdasarkan
pemeriksaan lapangan yang dilakukan 2 sampai 12 bulan setelah
selesai penanaman. Pada daerah yang rumputnya tidak tumbuh
baik, Kontraktor harus menggantinya, atas biaya sendiri.
- Kontraktor bertanggung jawab untuk memotong dan membersihkan
daerah penamanan rumput sejak masa penanaman sampai dengan
berakhirnya Masa Pemeliharaan (Period of Warranty) dengan
periode pemotongan setiap 1 bulan sekali.

(d) Perawatan rumput


Setelah penanaman selesai, dilakukan pemeliharaan rumput. Pekerjaan
tersebut meliputi :

(i) Penyiraman
Sebagaimana disyaratkan pada ketentuan Pasal penanaman pohon dan
semak.
(ii) Penyiangan
Pekerjaan penyiangan adalah membersihkan rumput dari tanaman/
rumput liar yang tumbuh. Pembersihan tanaman liar harus dicabut
sampai akar-akarnya. Pekerjaan ini dilaksanakan secara rutin minimal
sebulan sekali atau apabila tanaman/rumput liar tumbuh pada area
rumput tersebut. Kondisi area tersebut harus selalu bersih dari
tanaman/rumput liar serta material lainnya yang mengganggu.

(e) Perlindungan Tanaman


Kontraktor harus menjaga semua tanaman rumput dari kerusakan, dan
kematian yang dapat terjadi pada masa pelaksanaan maupun masa
pemeliharaan. Semua risiko tersebut adalah sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor. Tanaman yang rusak/mati tersebut harus diganti dengan jenis,
dimensi yang sesuai dengan Spesifikasi atau petunjuk Konsultan
Pengawas/Pemberi Tugas.

4. Metode Pengukuran

Jumlah penanaman rumput yang akan dibayar adalah jumlah meter persegi luas
permukaan yang sudah diselesaikan yang diukur pada talud, termasuk daerah
kosong diantara tiap gebalan garis (strip sodding), yang sudah selesai dan
disetujui, sesuai dengan Gambar, Spesifikasi dan petunjuk Konsultan Pengawas.

SU12-6
Pengukuran hasil pekerjaan penanaman pohon adalah buah dan
semak-semak/perdu berdasarkan lump sum, yang dinyatakan tumbuh dan hidup
dengan baik dan sesuai dengan persyaratan dan telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

5. Dasar Pembayaran

Jumlah yang diukur secara tersebut diatas, akan dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak per satuan pengukuran untuk butir pembayaran seperti di bawah ini.
Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan
material, tenaga kerja, peralatan; termasuk persiapan permukaan, perlindungan
dan pemeliharaan, dan lain-lain yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan,
sesuai dengan Gambar, Spesifikasi, dan petunjuk Konsultan Pengawas.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


12.01 (1) Pohon buah
12.01 (2) Semak / perdu lump sum
12.01 (3) Solid Sodding meter persegi
12.01 (4) Strip Sodding meter persegi

SU12-7
S12.02 PASANGAN BATU KALI (STONE MASONRY)

S12.02(1) Uraian

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pasangan batu untuk penahan tanah baik
daerah galian maupun timbunan, dan di tempat lain sebagaimana
tercantum pada Gambar Rencana atau instruksi Konsultan Pengawas.
Pasangan batu harus dibuat di atas fondasi yang sudah dipersiapkan
sesuai dengan Spesifikasi, serta sesuai dengan garis, kelandaian,
penampang dan ukuran pada Gambar, atau instruksi Konsultan Pengawas.

S12.02(2) Material

(a) Batu

Batu harus keras, kuat, tidak berlapis-lapis, bermutu baik, dan tahan
cuaca. Kualitas batu harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas sebelum digunakan. Kekuatan batu harus memenuhi
ketentuan pada Gambar, harus rata, berbentuk baji atau lonjong.
Permukaan base (alas) tidak boleh kurang dari 1/16 dari permukaan
depan, dan panjang permukaan base yang terpendek harus lebih dari
1/10 bagian yang terpanjang. Standar jumlah batu per meter persegi
adalah 14, atau menurut perintah Konsultan Pengawas.

(b) Mortar

Apabila tidak ditentukan lain dalam Gambar atau instruksi Konsultan


Pengawas maka, mortar harus memenuhi ketentuan Pasal S12.04
"Mortar Semen".

(c) Beton

Beton kelas D untuk pondasi dan beton kelas E untuk sandaran harus
memenuhi ketentuan Bab 10 (Struktur Beton).

(d) Urugan rembesan

Urugan rembesan harus sesuai dengan ketentuan Pasal S4.10 dari


Spesifikasi ini.

S12.02(3) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Penggalian

Penggalian harus sesuai dengan penampang melintang, elevasi, dan


garis yang tercantum pada Gambar, dan dilakukan setelah
pematokan diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas. Bila metoda
dan ukuran penggalian tidak ditentukan, Kontraktor dapat memilih
sendiri metoda yang akan dilakukan dengan persetujuan Konsultan
Pengawas. Penggalian dan pengurugan harus memenuhi ketentuan
Bab 5 dari Spesifikasi ini.

SU12-8
(b) Pondasi

Sebelum pelaksanaan pondasi, tanah dasarnya harus dipadatkan


secara mekanis ataupun manual. Pasir untuk pondasi dihampar dan
dipadatkan sesuai ketentuan pada Gambar. Apabila tidak ditentukan
lain dalam Gambar, pondasi telapak berupa beton kelas D dibuat
dengan ukuran menurut Gambar.

(c) Urugan dan Beton Sandaran

Urugan rembesan harus dibuat sesuai dengan Gambar, Spesifikasi


atau petunjuk Konsultan Pengawas. Beton kelas E sebagai sandaran
(alas) dihamparkan dan dipadatkan di atas material urugan
rembesan, dan perlu dibuat sambungan ekspansi dan lubang cucuran
(weep hole) sebagaimana ketentuan bagian lain Pasal ini. Material
urugan dan beton kelas E harus dilaksanakan mendahului pekerjaan
pasangan batu sebatas ketinggian yang masih memadai untuk
dipadatkan.

(d) Penempatan

Pelaksanaan pasangan batu penahan tanah tidak boleh dimulai


sebelum pengukuran dan pematokan diperiksa dan disetujui Konsultan
Pengawas. Sebelum ditempatkan, batu harus dicuci dengan air.
Sebelum batu lain diletakkan, pada sisi-sisi batu yang berdekatan
harus disebarkan alas mortar, dengan ketebalan minimum yang
diperlukan untuk sekedar mencegah batu bergesekan langsung. Batu
harus dipukul palu sehingga mapan dan mantap posisinya, dan batu
yang mencuat lebih dari 20 mm di atas permukaan yang seharusnya
atau lebih dari 30 mm di atas permukaan batu di dekatnya, harus
segera dibetulkan. Celah-celah antara muka batu yang berdekatan
harus disiar.

(e) Lubang Cucuran (weep holes)

Pasangan batu penahan tanah harus dilengkapi dengan lubang


cucuran. Kecuali bila ada ketentuan lain dalam Gambar, atau
petunjuk Konsultan Pengawas, jarak antar titik pusat lubang itu tidak
boleh lebih dari 2 m, dan diameter lubang 50 mm.

(f) Kepala Dinding (Caping)

Kepala dinding (bagian atas dinding) harus sesuai dengan


ketentuan dalam Gambar. Bila kepala dinding tidak ditentukan, maka
permukaan atas dinding batu harus dilapisi mortar dan dihaluskan
dengan penggosok kayu.

(g) Sambungan

Sambungan ekspansi harus dibuat dengan jarak maksimum 20


meter, lebar sambungan 30 mm dan menerus seluruh tinggi dinding
termasuk beton pondasi telapak dan beton sandaran (backing). Batu
yang digunakan pada sambungan harus yang cocok untuk
pembuatan sambungan vertikal dengan ukuran di atas.

SU12-9
(h) Pekerjaan Finishing

Pekerjaan pasangan batu yang tampak harus dibuat siar luar. Tidak
ada pembayaran khusus untuk pekerjaan ini, sudah termasuk dalam
Nomor Pembayaran 12.02.(1).

(i) Perawatan

Dalam cuaca panas atau kering, pekerjaan batu harus terlindung dari
sinar matahari dan harus selalu basah untuk masa paling sedikit 3
hari setelah pekerjaan selesai.

S12.02(4) Metode Pengukuran

(a) Jumlah yang akan dibayar adalah meter kubik untuk tiap tipe
pasangan batu penahan tanah, sesuai dengan Spesifikasi ini. Dalam
menghitung jumlah yang akan dibayar, ukuran yang akan digunakan
harus sesuai Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas. Pasangan
batu kali (1 : 3), beton kelas D dan kelas E sebagaimana diperinci
dalam Gambar tidak akan diukur untuk pembayaran tersendiri.

Pada pasangan batu penahan tanah tidak akan ada pengurangan


untuk lubang cucuran, pipa drainase, atau lubang lainnya yang
luasnya kurang dari 0.10 meter persegi, dan tidak diadakan
penambahan untuk alas (footing) beton. Kepala dinding sudah
tercakup ke dalam pengukuran dan dianggap sebagai bagian
pekerjaan ini.

(b) Apabila tidak termasuk dalam mata pembayaran lain, maka


pasangan batu kali (1 : 3) akan diukur tersendiri dalam meter kubik
sesuai dengan Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas.

S12.02(5) Dasar Pembayaran

Jumlah yang diukur secara tersebut di atas dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran di bawah ini.

Semua penggalian dan pengurugan untuk butir-butir pembayaran itu


dianggap sudah tercakup dan sudah dibayar menurut pekerjaan Bab 5
(Galian Struktur) dari Spesifikasi ini. Pengeluaran ekstra karena adanya
penggalian, atau akibat ketentuan pondasi, atau urugan khusus, dianggap
sudah tercakup ke dalam Harga Satuan untuk butir-butir pembayaran itu.

Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan


pemakaian material, serta pekerjaan lainnya untuk menyelesaikan semua
pekerjaan ini, sebagaimana ketentuan Pasal ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.02 (1) Pasangan Batu Kali untuk Retaining Wall meter kubik

SU12-10
S12.03 MORTAR SEMEN

S12.03(1) Uraian

(a) Umum

Pekerjaan ini meliputi persiapan dan penyediaan mortar yang sesuai


dengan Spesifikasi, untuk pekerjaan pasangan batu dan pekerjaan
insidental lainnya.

(b) Komposisi

Kecuali bila Konsultan Pengawas menentukan lain, mortar untuk


pekerjaan pasangan batu harus tersusun dari satu bagian semen
Portland dan tiga bagian agregat halus (pasir) berdasarkan
perbandingan volume.

S12.03(2) Material

Kecuali bila Konsultan Pengawas mengijinkan penggunaan semen lain,


maka yang harus digunakan adalah semen Portland tipe I yang memenuhi
ketentuan SII 0013-77:"Semen Portland", AASHTO M 85 atau JIS R 5210.

Agregat halus harus memenuhi ketentuan AASHTO M 45. Kualitas air


harus memadai untuk pekerjaan beton sesuai ketentuan Bab 10 dari
Spesifikasi ini.

S12.03(3) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Semua material, kecuali air, harus dicampur/diaduk dalam alat


pencampuran mortar yang disetujui sampai warnanya merata, lalu
dicampuri air sambil terus diaduk. Bahan yang diaduk harus sebatas
jumlah yang akan segera digunakan. Mortar yang tidak juga
digunakan dalam batas 45 menit, setelah penambahan/pemberian
air harus dibuang.

(b) Permukaan yang akan menerima mortar harus dibersihkan dari


setiap tanah liat, atau material-material yang tak terpakai lainnya
dan dijenuhkan seluruhnya sebelum mortar digunakan.

(c) Bila digunakan sebagai suatu penyelesaian permukaan maka mortar


harus digunakan pada permukaan yang bersih dalam jumlah yang
cukup untuk menyediakan suatu ketebalan mortar minimum 15 mm,
dan harus diratakan sampai mendapatkan suatu permukaan yang
halus dan rata.

S12.03(4) Metode Pengukuran

Tidak ada pengukuran untuk pembayaran langsung.

SU12-11
S12.03(5) Dasar Pembayaran

Pelaksanaan pekerjaan ini tidak akan dibayar secara terpisah, tapi


merupakan kewajiban dari Kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan
yang memerlukan material mortar tersebut.

SU12-12
S12.04
DELINEATOR

1. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan dan pemasangan delineator pada lokasi yang
telah ditentukan dalam Gambar atau sesuai pengarahan Konsultan Pengawas.

2. Material
Pabrik pembuat dan bentuk/tipe dari semua delineator harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas sebelum ada instruksi untuk pemasangan. Semua detail-
detail dari delineator harus sesuai dengan standard JIS atau AASHTO yang
relevan.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
Delineator harus benar-benar dipasang sesuai dengan Gambar atau instruksi
Konsultan Pengawas. Semua bagian logam dari delineator harus sepenuhnya
digalvanis. Warna reflektor berwarna harus ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

4. Metode Pengukuran
Kuantitas yang akan dibayar untuk pekerjaan ini adalah jumlah dari delineator
yang disediakan, dipasang dan diterima sesuai dengan Gambar dan sebagaimana
yang diarahkan Konsultan Pengawas.

5. Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur seperti disebut diatas harus dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak untuk setiap tipe delineator seperti dibawah ini.
Harga dan Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan delineator, termasuk tenaga kerja, peralatan, perlengkapan dan
semua kebutuhan insidentil yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.04 (1) Delineator tipe A buah


12.04 (2) Delineator tipe B buah

SU12-13
S12.05
GUARDRAIL DAN PAGAR

1. Uraian

Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan guardrail dan pagar (railing)
dengan tipe dan pada lokasi sesuai yang tercantum pada Gambar atau instruksi
Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini termasuk penyediaan tiang, jeruji, mur & baut
atau perlengkapan lainnya yang diperlukan maupun penyetelan, pabrikasi,
pemasangan dan pengecatan guardrail atau pagar bila perlu, dan segala proses
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam
Gambar dan Spesifikasi ini.

2. Material

(a) Material harus sesuai dengan persyaratan :


JIS G 3101 : Baja Gulung Untuk Struktur Umum JIS G 3452 : Pipa Baja
Karbon untuk pemipaan umum JIS G 3444 : Tabung Baja Karbon untuk baja
struktural umum JIS G 3466 : Pipa Persegi Baja Karbon untuk baja Struktural
Umum JIS G 3532 : Kawat Baja Karbon Rendah JIS G 3552 : Kawat jaring
(chainlink)
Material guardrail harus memenuhi ketentuan dari AASHTO M180-74, Kelas A,
Tipe 1.

(b) Semua jeruji (railing) baja dan perlengkapannya harus bergalvanis, kecuali
bila ditentukan lain, sesuai dengan ketentuan Pasal S12.16 dari Spesifikasi
ini. Bila diperlukan pengecatan, maka harus sesuai juga dengan ketentuan
Pasal S12.16.

(c) Material-material lainnya harus sesuai dengan pasal-pasal yang relevan dari
Spesifikasi ini atau seperti ketentuan pada Gambar.

3. Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Pipa, railing, mur dan baut dan perlengkapan lainnya harus diangkut dan
disimpan dengan hati-hati di atas rak atau platform sehingga tidak
bersentuhan dengan tanah agar terlindung dari korosi. Material harus selalu
bebas dari kotoran, minyak dan zat asing lainnya harus dilindungi dari
kerusakan.

(b) Guardrail harus dipasang menurut garis, ketinggian dan posisi sebagaimana
pada Gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.

(c) Baja tidak boleh dipanaskan atau dilas dilapangan kecuali ada ijin tertulis dari
Konsultan Pengawas. Pembuatan lubang atau pemotongan baja di lapangan

SU12-14
harus hati-hati agar tidak merusak baja.
(d) Tiang guardrail harus dipasang kuat-kuat setelah lubang digali dengan alat bor
atau alat lain yang disetujui Konsultan Pengawas. Bila perlu penggalian
dengan tangan, harus dilakukan hati-hati agar tidak merusak perkerasan jalan
yang sudah ada. Bila tiang akan dipasang pada beton atau pasangan batu,
semua detail lubang dan cara pemasangan tiang harus sesuai dengan Gambar.

Bekas lubang untuk tiang pada tanah harus diurug dengan material yang
disetujui Konsultan Pengawas atau dengan beton sesuai ketentuan pada
Gambar. Material urugan harus dipadatkan dengan kepadatan minimum sama
dengan tanah sekitarnya. Permukaan sekitar lubang harus dipulihkan seperti
keadaan semula.

(e) Bagian-bagian pipa railing harus disatukan dengan baut, kecuali bila ada
ketentuan lain dalam Gambar. Pemasangan pagar pada talud harus sesuai
dengan kemiringan yang diharuskan, pemasangan pagar diatas jembatan
harus sesuai dengan Gambar. Baut harus dilapis/dilumasi dengan cat "red
lead" dan minyak.

Sambungan ekspansi harus dibuat dengan menghilangkan baut pada salah


satu sisi penjepit pada suatu tiang. Bila railing masih menerus dengan dua
tiang atau lebih, baut penjambung antara railing dan penjepit ditiadakan.

Kawat jaring (chainlink) dan kawat berduri harus dipasang pada tiang baja
dengan pengunci baja yang memadai, termasuk plat sambungan baja pada
sambungan sudut baja, pada pojok dan pada ujung pagar. Material dan
standar hasil kerja harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Pengadaan dan pemasangan pintu pagar harus sesuai dengan Gambar,


meliputi engsel, kunci, baut atau perangkat besi lainnya. Material dan hasil
kerja harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

4. Metode Pengukuran

(a) Jumlah yang akan dibayar adalah jumlah meter panjang tiap tipe guardrail
atau pagar yang sudah selesai dan diterima sesuai dengan Gambar, Spesifikasi
dan petunjuk Konsultan Pengawas.

(b) Jumlah end section yang terpasang pada masing-masing guardrail


berdasarkan jumlah buah, yang telah diterima dan disetujui Konsultan
Pengawas.

(c) Jumlah pintu pagar yang terpasang dihitung berdasarkan jumlah buah atau
unit yang telah disetujui Konsultan Pengawas.

SU12-15
5. Dasar Pembayaran

Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak untuk tiap tipe guardrail, end section guardrail, pagar dan pintu pagar
damija, seperti di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua material, termasuk tenaga kerja,
peralatan dan kebutuhan insidental lain untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai
dengan Gambar dan Spesifikasi.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.05 (1) Guardrail, tipe A meter panjang


12.05 (2) End Section Guardrail buah
12.05 (3) Chainlink Fence meter panjang
12.05 (4) Stair Handrailing meter panjang
12.05 (5) Railing Fence meter panjang

SU12-16
S12.06
RAMBU PENGATURAN & PERINGATAN (WARNING & REGULATORY SIGNS)

1. Uraian

Pekerjaan ini harus meliputi penyediaan, pembuatan, pengangkutan dan


pemasangan rambu lalu-lintas tipe tertentu pada lokasi seperti tercantum pada
Gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Bentuk simbol dan warna
rambu pengaturan dan peringatan harus sesuai dengan ketentuan Keputusan
Menteri Perhubungan No : PM/L/Phb-93. Khusus untuk rambu pengaturan dan
rambu peringatan yang berupa kata-kata maka bentuk huruf yang digunakan
harus sesuai dengan ketentuan "Standard Alphabeth for Highway Sign and
Pavement Markings, FHWA 1977" dan “Rules for Guide Signs for Roads and
Highways and No KM 60/L/Phb/93, The Indonesia Traffic Signs” atau seperti
ketentuan yang tercantum pada Gambar.

2. Material

Material harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada Gambar.

(a) Plat aluminium. Plat aluminium yang digunakan harus memenuhi persyaratan
ASTM B 209, alloy 6061-T6 atau AASHTO M 290 - 82, dengan tebal minimum
2 mm.

(b) Tiang rambu berupa baja profil atau pipa sesuai ketentuan pada Gambar. Jenis
baja yang digunakan adalah baja untuk struktur umum sesuai persyaratan
AASHTO M 183 - 79 atau JIS G 3101 dan digalvanisasi sesuai persyaratan
AASHTO M 111 - 80 atau JIS H 8641. Mur, baut, U-bolt, ring, paku keling
(clamps) dan pelengkap lainnya harus berupa baja yang digalvanisasi,
aluminium alloy atau seperti yang tertera pada Gambar. Galvanisasi untuk
mur, baut dan pelengkap lainnya sesuai persyaratan AASHTO M 232.

(c) Reflective sheeting (lapisan pemantul) harus terdiri dari retroreflective lens
system dengan permukaan rata dan halus sesuai persyaratan AASHTO M 268 -
93. Bagian belakang reflective sheeting dilengkapi dengan perekat (precoating
adhesive) yang dapat melekatkannya secara tahan lama pada plat aluminium
dengan metode vacuum atau roller. Untuk warna putih dan kuning harus
digunakan reflective sheeting dengan jenis "high intensity grade" sedang
untuk warna lainnya jenis "engineering grade".

(d) Mutu beton yang digunakan untuk pondasi seperti tertera pada Gambar dan
harus sesuai dengan ketentuan pada Bab 10.

3. Pelaksaaan Pekerjaan

(a) Tipe, lokasi dan penempatan rambu harus sesuai dengan Gambar atau
instruksi Konsultan Pengawas. Penentuan lokasi harus disaksikan oleh

SU12-17
Konsultan Pengawas.
(b) Kecuali untuk pipa, mur, baut atau pelengkap lainnya yang umumnya sudah
digalvanisasi, semua material baja yang digunakan untuk tiang dan kerangka
rambu harus digalvanisasi setelah seluruh pekerjaan pabrikasi (pemotongan,
pembuatan lubang baut, las dan lain-lain) selesai dilakukan. Bila di lapangan
terpaksa dilakukan pengelasan atau pekerjaan lainnya sehingga menyebabkan
lapisan seng galvanisasi rusak, maka bagian tersebut harus dibersihkan
dengan sikat kawat atau ampelas dan dicat dengan cat anti karat sebanyak 3
lapis.

(c) Seluruh pekerjaan pabrikasi panel rambu yang meliputi pemotongan,


pembuatan lubang baut dan sebagainya harus dilakukan sebelum permukaan
panel dibersihkan dan diproses dengan "amorphous chromate conversion
coating" atau dengan cara lain sesuai dengan petunjuk dan rekomendasi
pabrik reflective sheeting yang akan digunakan.

(d) Pemasangan reflective sheeting pada panel rambu harus dilakukan dengan
metode vacuum atau roller disertai pemanasan atau cara lain sesuai dengan
petunjuk atau rekomendasi pabrik reflective sheeting yang digunakan.

(e) Huruf atau simbol dengan warna lebih gelap dari pada warna reflective
sheeting dasar rambu dapat dibuat dengan cara sablon (screen) dengan cat.
Jenis cat yang digunakan harus memenuhi persyaratan dan petunjuk pabrik
reflective sheetingnya.

(f) Pondasi tiang harus dibuat sesuai dengan detail dan dimensi yang tercantum
pada Gambar. Bila tiang rambu ditanam langsung pada pondasinya maka
tiang tersebut harus disangga sampai beton pondasinya mencapai kekuatan
yang cukup. Bila tiang rambu dilengkapi dengan pelat dasar yang dipasang
dengan baut pada angker di pondasinya, maka tiang rambu tersebut harus
dipasang setelah beton pondasinya mencapai kekuatan yang cukup. Lubang
bekas pondasi harus diurug kembali dengan tanah yang sesuai dan dipadatkan
dengan kepadatan minimum sama dengan kepadatan tanah di sekelilingnya.

(g) Pada bagian belakang panel :


- Besi wajib di cat warna hitam sedangkan aluminium di cat warna hitam
hanya untuk rambu yang mempunyai potensi menimbulkan silau,
- Dibubuhi bulan dan tahun pembuatan dengan warna putih.

4. Metode Pengukuran

Jumlah yang akan dibayar adalah jumlah rambu lalu-lintas permanen yang
disediakan, ditempatkan dan diterima sesuai dengan Gambar dan petunjuk
Konsultan Pengawas. Rambu tipe A adalah rambu dengan ukuran besar (90 cm).
Rambu tipe A dibedakan menjadi tipe A-1 untuk rambu 1 tiang dengan 1 panel
rambu sedangkan tipe A-2 untuk rambu 1 tiang dengan 2 panel rambu. Rambu

SU12-18
tipe B adalah rambu dengan ukuran kecil (75 cm). Rambu tipe B dibedakan
menjadi tipe B-1 untuk rambu 1 tiang dengan 1 panel rambu sedangkan tipe B-2
untuk rambu 1 tiang dengan 2 panel rambu.

5. Dasar Pembayaran

Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak untuk setiap tipe rambu lalu-lintas seperti di bawah ini. Harga dan
pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemakaian
seluruh material, termasuk tiang dan panel rambu, penggalian, pengurugan,
pondasi, pemasangan; tenaga kerja, peralatan, dan kebutuhan insidental yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi
ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.06 (1) Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe A - 1 buah


12.06 (2) Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe A - 2 buah
12.06 (3) Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe B - 1 buah
12.06 (4) Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe B - 2 buah
12.06 (5) Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe C buah

SU12-19
S12.07
RAMBU PETUNJUK, PERINGATAN DAN LARANGAN (GUIDE SIGNS)

1. Uraian

Pekerjaan ini harus meliputi penyediaan, pembuatan, pengangkutan dan


pemasangan rambu petunjuk, peringatan dan larangan, tipe tertentu dengan
menggunakan kata-kata pada lokasi seperti tercantum pada Gambar atau sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas. Ukuran bentuk, warna dasar, huruf dan simbol
rambu petunjuk harus sesuai dengan ketentuan pada Gambar. Pekerjaan ini
mencakup pula pemasangan rambu-rambu petunjuk pada Gerbang Tol dan
Fasilitas Tol lainnya sesuai yang tercantum dalam Gambar. Bentuk huruf yang
digunakan harus sesuai dengan ketentuan "Standard Alphabeth for Highway Sign
and Pavement Markings, FHWA 1977".

2. Material

Material harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada Gambar.

(a) Plat aluminium yang digunakan harus memenuhi persyaratan ASTM B 209,
alloy 6061-T6 atau AASHTO M 290 - 82, dengan tebal minimum 2 mm.

(b) Tiang rambu berupa baja profil atau pipa sesuai ketentuan pada Gambar. Jenis
baja yang digunakan adalah baja untuk struktur umum sesuai persyaratan
AASHTO M 183 - 79 atau JIS G 3101 dan digalvanisasi sesuai persyaratan
AASHTO M 111 - 80 atau JIS H 8641. Mur, baut, U-bolt, ring, paku keling
(clamps) dan pelengkap lainnya harus berupa baja yang digalvanisasi,
aluminium alloy atau seperti yang tertera pada Gambar. Galvanisasi untuk
mur, baut dan pelengkap lainnya sesuai persyaratan AASHTO M 232.

(c) Reflective sheeting (lapisan pemantul) harus terdiri dari retroreflective lens
system dengan permukaan rata dan halus sesuai persyaratan AASHTO M 268 -
93. Bagian belakang reflective sheeting dilengkapi dengan perekat (precoating
adhesive) yang dapat melekatkannya secara tahan lama pada plat aluminium
dengan metode vacuum atau roller. Untuk huruf atau simbol berwarna putih
maka harus digunakan reflective sheeting dengan jenis "high intensity grade",
sedang untuk warna dasar rambu petunjuk digunakan reflective sheeting
dengan jenis "engineering grade".

(d) Mutu beton dan baja tulangan yang digunakan untuk pondasi seperti tertera
pada Gambar dan harus sesuai dengan ketentuan pada Bab 10.

3. Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Tipe, lokasi dan penempatan rambu harus sesuai dengan Gambar atau
instruksi Konsultan Pengawas. Penentuan lokasi harus disaksikan oleh

SU12-20
Konsultan Pengawas.
(b) Kecuali untuk pipa, mur, baut atau pelengkap lainnya yang umumnya sudah
digalvanisasi, semua material baja yang digunakan untuk tiang dan kerangka
rambu harus digalvanisasi setelah seluruh pekerjaan pabrikasi (pemotongan,
pembuatan lubang baut, las dll) selesai dilakukan. Bila di lapangan terpaksa
dilakukan pengelasan atau pekerjaan lainnya sehingga menyebabkan lapisan
seng galvanisasi rusak, maka bagian tersebut harus dibersihkan dengan sikat
kawat atau ampelas dan dicat dengan cat anti karat sebanyak 3 lapis.

(c) Seluruh pekerjaan pabrikasi panel rambu yang meliputi pemotongan,


pembuatan lubang baut dan sebagainya harus dilakukan sebelum permukaan
panel dibersihkan dan diproses dengan "amorphous chromate conversion
coating" atau dengan cara lain sesuai dengan petunjuk dan rekomendasi
pabrik reflective sheeting yang akan digunakan.

(d) Pemasangan reflective sheeting pada panel rambu harus dilakukan dengan
metode vacuum atau roller disertai pemanasan atau cara lain sesuai dengan
petunjuk atau rekomendasi pabrik reflective sheeting yang digunakan.

(e) Pondasi tiang harus dibuat sesuai dengan detail dan dimensi yang tercantum
pada Gambar. Bila tiang rambu ditanam langsung pada pondasinya maka
tiang tersebut harus disangga sampai beton pondasinya mencapai kekuatan
yang cukup. Bila tiang rambu dilengkapi dengan base plate yang dipasang
dengan baut pada angker di pondasinya, maka tiang rambu tersebut harus
dipasang setelah beton pondasinya mencapai kekuatan yang cukup. Lubang
bekas pondasi harus diurug kembali dengan tanah yang sesuai dan dipadatkan
dengan kepadatan minimum sama dengan kepadatan tanah di sekelilingnya.

(f) Pada bagian belakang panel :


- Besi rangka wajib di cat warna hitam sedangkan aluminium di cat warna
hitam hanya untuk rambu yang mempunyai potensi menimbulkan silau,
- Dibubuhi bulan dan tahun pembuatan dengan warna putih.

4. Metode Pengukuran

Jumlah yang akan dibayar adalah jumlah rambu petunjuk permanen yang
disediakan, ditempatkan dan diterima sesuai dengan Gambar, dan petunjuk
Konsultan Pengawas. Pembayaran akan dilakukan untuk tiap tipe Rambu seperti
dijelaskan dalam Gambar.

5. Dasar Pembayaran

Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak untuk setiap tipe Rambu seperti di bawah ini.

Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan

SU12-21
pemakaian seluruh material, termasuk tiang dan panel rambu, untuk segala
material, penggalian, pengurugan, dan pemasangan kembali; tenaga kerja,
peralatan dan kebutuhan insidental yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


12.07 (1) Rambu Petunjuk, Peringatan dan buah
Larangan Tipe A-1
12.07 (2) Rambu Petunjuk, Peringatan dan buah
Larangan Tipe A-2
12.07 (3) Rambu Petunjuk, Peringatan dan buah
Larangan Tipe A-3
12.07 (4) Rambu Petunjuk, Peringatan dan buah
Larangan Tipe A-4
12.07 (5) Rambu Petunjuk, Peringatan dan buah
Larangan Tipe A-5
12.07 (6) Rambu Petunjuk, Peringatan dan buah
Larangan Tipe B-1
12.07 (7) Rambu Petunjuk, Peringatan dan buah
Larangan Tipe B-2
12.07.(8) Rambu Petunjuk, Peringatan dan buah
Larangan Tipe C

SU12-22
S12.08
MARKA JALAN

1. Uraian

Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan penerapan marka jalan tipe 1 dan tipe 2
serta rumble strip pada perkerasan jalan yang sudah selesai sesuai dengan
Spesifikasi, pada lokasi dan dengan ukuran sesuai Gambar atau petunjuk
Konsultan Pengawas.

2. Material

(a) Marka jalan tipe 1 harus berupa material thermoplastic bercampur glass beads
dan memenuhi persyaratan AASHTO M 249 T 79 atau yang setaraf.
(b) Marka jalan tipe 2 adalah cat khusus untuk marka jalan yang memenuhi
persyaratan AASHTO M 248, atau yang setaraf.
(c) Glass beads yang digunakan untuk tipe 1 maupun tipe 2 harus sesuai dengan
persyaratan AASHTO M 247 (Tipe 2) atau yang setaraf.

3. Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Marka jalan existing yang harus dihapus akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas, dan harus dihapus dengan gritblasting atau sandblasting atau cara
lain yang disetujui Konsultan Pengawas.

(b) Daerah permukaan yang akan dicat harus bersih, kering dan bebas dari butir-
butir lepas. Sebelum dilaksanakan, lokasi dan pre-marking (setting out) dari
marka jalan yang akan dikerjakan harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.

Kecuali ditentukan lain, penerapan marka jalan harus dilakukan dengan mesin
berpenggerak sendiri (self-propelled machines) yang dilengkapi dengan cut-off
valves dan nozzle yang mampu menghasilkan bentuk marka yang rapi dengan
garis tepi yang tegas/tajam dan ketebalan yang disyaratkan.

(c) Material Tipe 1 harus diterapkan dengan screed atau disemprotkan dengan
ukuran sesuai yang tercantum pada Gambar dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Ketebalan marka jalan yang sudah selesai minimum 1,5 mm bila
diterapkan dengan disemprotkan dan minimum 3 mm bila dengan screed.
Ketebalan tersebut tidak termasuk ketebalan glass beads, yang akan
dijelaskan pada butir (e) di bawah ini. Penyiapan dan penerapan material
harus sesuai dengan petunjuk pabrik material yang bersangkutan atau sesuai
dengan persetujuan Konsultan Pengawas. Pada permukaan perkerasan beton,
lebih dulu Kontraktor harus memasang lapisan pengikat (tack coat) yang
jenisnya cocok dengan material termoplastic yang akan digunakan.

SU12-23
(d) Material tipe 2 harus diterapkan dengan mesin semprot yang dilengkapi
dengan penggerak mekanis. Setiap nozzle harus dilengkapi dengan guidelines
(batang penuntun) yang mempunyai selubung logam atau air blasts
(semprotan udara) dan cut-off valves yang dapat menghasilkan garis marka
terputus-putus. Banyaknya material marka yang disemprotkan tidak boleh
2
kurang dari 40 liter/100 m . Di daerah yang tidak terjangkau dengan mesin,
Konsultan Pengawas dapat mengijinkan penerapan marka jalan dilakukan
secara manual.

(e) Glass beads harus disebar ke permukaan marka tipe 1 dan tipe 2 segera
setelah marka diterapkan. Kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan
Pengawas, glass beads harus disebarkan dengan tekanan atau disemprotkan
2
sebanyak tidak kurang dari 450 g/m .

(f) Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu-lintas sebagaimana instruksi
Konsultan Pengawas. Marka jalan harus rapi, merata, dan permukaannya
tidak boleh menunjukkan retak-retak dan coret-coret. Marka jalan yang tidak
rata dan memberikan penampilan yang tidak sama pada waktu siang dan
malam, harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan tanggungan biaya sendiri.

4. Metode Pengukuran

Jumlah marka jalan yang akan dibayar adalah jumlah meter persegi marka jalan
dan rumble strips yang telah diselesaikan dan sudah diterima sesuai dengan
Gambar, Spesifikasi, dan petunjuk Konsultan Pengawas.

5. Dasar Pembayaran

Jumlah yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak per meter persegi luas marka jalan dan rumble strips untuk setiap jenis
pekerjaan seperti di bawah ini.

Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan


material, tenaga kerja, dan peralatan; dan untuk penyelesaian seluruh pekerjaan
yang dijelaskan dalam Pasal ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


12.08 (1) Marka Jalan, Tipe 1 meter persegi
12.08 (2) Marka Jalan, Tipe 2 meter persegi
12.08 (3) Rumble Strip meter persegi

SU12-24
S12.09
GUIDE POST , KILOMETERS POST DAN PATOK DAMIJA

1. Uraian

Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan guide post tipe, patok damija
dan kilometer post tertentu pada lokasi yang ditentukan dalam Gambar atau oleh
Konsultan Pengawas.

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tiang, papan pemantul, penyetelan, pembuatan


pondasi dan pemasangannya serta semua proses yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan.

2. Material

(a) Tiang guide post berupa pipa baja atau baja profil yang memenuhi ketentuan
Pasal 12.07. Papan pemantul terdiri dari plat aluminium tebal minimum 2 mm
dilapis dengan reflective sheeting jenis "high intensity grade" sesuai dengan
ketentuan Pasal 12.07 dan 12.08. Ukuran papan pemantul sesuai ketetentuan
yang tercantum pada Gambar. Warna papan pemantul sesuai ketentuan yang
tercantum pada Gambar, yaitu merah, putih atau kuning.

(b) Patok Damija harus merupakan patok beton bertulang persegi dengan ukuran
sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada Gambar. Beton harus
merupakan beton kelas D sebagaimana ditetapkan Pada pasal S 10.01 dan
baja tulangan yang dipergunakan dari tipe BJTP 24.

(c) Tiang patok kilometer (kilometer post) yang berupa pipa baja dan material
panel harus memenuhi ketentuan Pasal S 12.07.

3. Pelaksanaan Pekerjaan

Papan pemantul dipasang pada tiang guide post dengan baut atau paku keling
(rivet) dan dilakukan secara pabrikasi. Tiang guide post ditanam langsung pada
pondasi beton dengan ukuran sesuai dengan ketetentuan pada Gambar. Lubang
bekas galian pondasi harus diurug dan dipadatkan kembali sehingga kepadatannya
minimal sama dengan kepadatan tanah di sekelilingnya.

Jarak antara dan penempatan guide post harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum pada Gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas. Jumlah dan lokasi
untuk patok Damija harus sebagaimana diinstruksikan oleh Pemberi Tugas atau
Konsultan Pengawas. Semua tiang harus diatur secara tepat pada lokasi dan
ketinggian yang disyaratkan dan dengan cara yang demikian hingga menjamin
tiang-tiang tersebut dipertahankan pada tempatnya dengan kuat, khususnya
selama pengerasan dari setiap beton.

SU12-25
Jarak penempatan kilometers post harus sesuai dengan ketentuan dalam Gambar
atau instruksi Konsultan Pengawas.

4. Metode Pengukuran

Jumlah yang akan dibayar adalah jumlah guide post, patok damija dan kilo meter
post yang disediakan, dipasang dan sudah diterima sesuai dengan Gambar dan
petunjuk Konsultan Pengawas.

5. Dasar Pembayaran

Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak untuk setiap jenis pekerjaan seperti di bawah ini. Harga dan pembayaran
ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan guide post
patok Damija dan kilometer post termasuk tenaga kerja, peralatan dan semua
kebutuhan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.09 (1) Guide Post, Tipe A buah


12.09 (2) Guide Post, Tipe B buah
12.09 (3) Patok Damija, Tipe A buah
12.09 (4) Patok Damija, Tipe B buah
12.09 (5) Kilometer Post buah

SU12-26
S12.10
CONCRETE BARRIER

1. Uraian

(a) Umum
Semua material yang harus disediakan dan digunakan yang tidak tercakup
dalam Pasal ini harus memenuhi ketentuan yang dinyatakan dalam pasal lain
yang bersangkutan.

(b) Penulangan
Baja tulangan harus memenuhi ketentuan Pasal S10.02 dari Spesifikasi ini.

(c) Beton
Beton harus memenuhi ketentuan beton kelas C pada Pasal S10.01 dan
dengan ketentuan di bawah ini, kecuali bila dinyatakan lain dalam Gambar.
Kontraktor harus membuat mix design sendiri berdasarkan Pasal S10.01
Spesifikasi ini.

(d) Grout
Grout harus terdiri dari semen Portland, air yang dapat diminum (portable
water) dan campuran penghambat (retarder) yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Tidak boleh menggunakan campuran yang mengandung klorida
atau nitrat. Kontraktor harus mengajukan perbandingan campuran untuk
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Grout harus diaduk dengan peralatan
aduk mekanis dengan tipe yang dapat menghasilkan grout yang rata. Air
dimasukkan ke dalam mixer terlebih dahulu, kemudian semen dan campuran
(admixture).

(e) Railing
Railing harus memenuhi ketentuan Pasal S11.02 dari Spesifikasi ini dan
sesuai dengan Gambar.

(f) Filler Sambungan Ekspansi


Filler sambungan ekspansi harus sesuai dengan ketentuan AASHTO M33.

2. Perlengkapan dan Peralatan

Perlengkapan dan peralatan yang diperlukan untuk mengangkut material dan


melaksanakan pekerjaan harus sesuai dengan permintaan Konsultan Pengawas,
dalam hal bentuk, kapasitas, kondisi mekanis, dan harus sudah berada di lokasi
kerja sebelum pekerjaan dimulai. Bila peralatan yang digunakan Kontraktor tidak
cukup untuk mencapai hasil yang ditentukan, peralatan tersebut harus diperbaiki
atau diganti atau ditambah sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas.

(a) Batching Plant dan Peralatan Pelengkap lainnya


Batching plant beton, mixer beton, vibrator, alat-alat kecil dan pengangkutan

SU12-27
harus memenuhi ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi Umum.
(b) Cetakan
Cetakan harus terbuat dari logam dengan bentuk, garis dan ukuran sesuai
dengan Gambar dan ketentuan Pasal S10.01. Jumlah cetakan harus cukup
untuk keperluan selama masa pengecoran, dan harus diajukan kepada
Konsultan Pengawas oleh Kontraktor untuk disetujui. Bila pengecoran tidak
dapat memenuhi hasil sesuai dengan jadwal, Kontraktor harus menyediakan
cetakan tambahan, sebanyak yang disetujui Konsultan Pengawas. Cetakan
yang rusak harus diganti dengan cetakan baru oleh Kontraktor. Bila Konsultan
Pengawas tidak menentukan lain, bentuk disain cetakan harus sedemikian
rupa sehingga concrete barrier dicor/dicetak dalam posisi terbalik.

3. Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Concrete barrier harus dibangun dengan menggunakan komponen cetakan


precast yang dibuat di halaman pengecoran/pencetakan dengan luas cukup.
Kontraktor harus mempersiapkan, memeriksa dan akhirnya menyerahkan
Gambar Kerja dan Jadwal Kerja yang lengkap kepada Konsultan Pengawas,
yang isinya adalah :

(i) Detail berbagai unit-unit precast yang akan dibuat.


(ii) Desain alternatif bila penyerahan alternatif disetujui.
(iii) Detail cetakan;
(iv) Detail Proposal pembuatan dan pelaksanaan pekerjaan;
(v) Urutan Operasi kerja; dan
(vi) Jadwal Produksi yang berkenaan dengan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
dan masa Kontrak.

Kontraktor tidak boleh mengecor/mencetak beton sebelum ada persetujuan


Konsultan Pengawas mengenai Gambar dan Jadwal, campuran beton, cetakan,
urutan pekerjaan, metoda penuangan, pengawetan, perlindungan, penuangan
dan komponen-komponen precast. Setiap alternatif bagi rencana dalam
Dokumen Kontrak harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, sebelum
pembuatan atau pemasangannya dimulai.

Setelah semua disetujui, Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas,


sekurang - kurangnya 3 hari kerja sebelum tanggal dimulainya pekerjaan.

(b) Pemasangan Cetakan


Cetakan dipasang, dibentuk dan ditopang secara baik dan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas dengan alas cetakan terbalik dan betul-betul rata baik
secara longitudinal maupun melintang.

(c) Pemasangan Baja Tulangan


Semua baja tulangan harus diletakkan tepat pada posisi menurut Gambar dan
tetap kokoh selama penuangan dan pengeringan beton. Jarak baja dari
cetakan harus dijaga dengan balok, hanger, atau penyangga lainnya yang
disetujui. Balok mortar precast tidak boleh digunakan untuk menahan unit
dari kontak dengan cetakan, dan akan diijinkan hanya bila bentuk dengan

SU12-28
cetakan sekecil-kecilnya, juga tidak diperbolehkan menggunakan balok kayu.
(d) Penuangan.
Beton harus dituang sesuai dengan ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi
ini.

(e) Finishing untuk Beton


Setelah penuangan beton, permukaan atas yang tampak harus segera
ditempa mengikuti cetakannya dan difinishing dengan alat penggosok/pelepa
kayu setelah pelepaan selesai. Semua unit beton harus diperiksa
menggunakan alat mal datar untuk memastikan ada tidaknya daerah yang
cembung.

(f) Perawatan Beton


Pengawetan/perawatan harus segera dilakukan setelah pekerjaan finishing,
dan harus memenuhi ketentuan Pasal S10.01 dan/atau S10.03 dari
Spesifikasi ini. Perawatan dengan air harus dilakukan sekurang-kurangnya
sampai 9 hari.
(g) Membongkar Cetakan
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum sekurang-kurangnya 24 jam sejak
selesai pekerjaan finishing pada beton.

(h) Finishing Untuk Permukaan


Segera setelah pembongkaran cetakan, kecuali bila ditentukan lain dari
Konsultan Pengawas, permukaan unit beton harus difinishing gosok sesuai
dengan ketentuan Pasal S10.01 Spesifikasi ini.

(i) Penyimpanan Unit


Unit beton tidak boleh dipindahkan dulu sebelum beton mencapai sekurang-
kurangnya 70% kekuatan tekan minimum yang telah ditentukan. Unit harus
ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak berhubungan dengan tanah.
Unit beton boleh ditumpuk dengan syarat hanya sampai dua tumpukan dan
tidak bersentuhan satu sama lain.

4. Pemasangan

(a) Peralatan
Unit beton harus diangkat dengan dua tumpuan (double slung) memakai
kerekan dengan kapasitas cukup untuk mengangkat dan meletakkannya
secara tepat dan mudah. Peralatan pengangkatan jangan sampai merusak
atau membuat cacat pada beton.

(b) Pembuatan Alas


Alas grout semen harus dihamparkan dengan ketebalan sesuai dengan
Gambar. Penghamparan grout tidak boleh terlalu lama sebelum peletakan
beton, karena grout akan menjadi kenyal pada waktu beton diletakkan. Grout
yang melimpah di luar concrete barrier harus dibuang.

SU12-29
(c) Alinemen
Unit concrete barrier harus dipasang sesuai garis alinemennya dan dengan
bentuk lengkungan yang baik.

(d) Railing
Railing harus dipasang menurut ketentuan Pasal S10.09, dari Spesifikasi ini.

5. Metode Pengukuran

Jumlah yang diukur untuk dibayar adalah jumlah meter panjang komponen beton
precast dan railing logam yang terpasang di tempat yang telah diselesaikan dan
disetujui. Unit-unit tertentu yang memakai ukuran non-standar akan diukur
menurut panjangnya.

Blok transisi, lean concrete dan beton pengisi antara concrete barrier dan kerb
tidak akan diukur untuk dibayar, melainkan merupakan kewajiban subsider
Kontraktor berdasarkan Pasal ini.

6. Dasar Pembayaran

Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak untuk Mata Pembayaran di bawah ini. Harga dan pembayaran ini
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemakaian serta
penempatan semua material, termasuk peralatan dan kebutuhan insidental yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dijelaskan dalam Pasal
ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


12.10 (1) Concrete Barrier, tipe – A meter panjang
12.10 (2) Concrete Barrier, tipe – B meter panjang
12.10 (3) Concrete Barrier, tipe – C meter panjang
12.10 (4) Concrete Barrier, tipe – D meter panjang

SU12-30
S12.11
KERB BETON (CONCRETE CURB)

1. Uraian

Pekerjaan ini meliputi pembuatan kerb beton dengan berbagai bentuk dan pada
lokasi sesuai Gambar atau instruksi Pemimpin Proyek.

2. Material

Kerb beton dapat berupa beton precast atau beton cast-in-place. Beton untuk kerb
precast atau kerb bertulang harus beton kelas C, untuk kerb tidak bertulang harus
kelas D dan pondasi atau base harus memakai beton kelas E atau sesuai
ketentuan pada Gambar. Semua beton harus memenuhi ketentuan Pasal S10.01
dari Spesifikasi ini.
Filler sambungan ekspansi untuk sambungan kerb harus terdiri dari bitumen
(bituminous) sesuai dengan ketentuan AASHTO M.33.

3. Pelaksanaan Pekerjaan

Ketentuan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Pasal S10.01 untuk struktur


beton. Jarak sambungan maksimum adalah 10 m. Sebelum pengecoran bagian
kerb yang terlihat, garis-garis dan kerataan harus diperiksa Pemimpin Proyek.
Setiap pertemuan antara pondasi beton dan beton kelas D harus dikerjakan
sebagai sambungan konstruksi sesuai dengan Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini.

Bila pada persimpangan jalan masuk atau untuk alasan lain, dimana pada Gambar
menunjukkan bagian transisi kerb, atau Pemimpin Proyek memerintahkannya,
Kontraktor harus menyediakan kerb beton yang telah dimodifikasi seperlunya.

Kerb precast harus dicor pada cetakan logam yang cukup keras sehingga kerb
tidak bisa berubah bentuk. Kerb precast harus dibongkar dari cetakan secepatnya
dan harus tetap basah selama sekurang-kurangnya 7 hari. Selama jangka waktu
ini beton harus terlindung dari angin dan sinar matahari. Beton kerb yang retak,
lembek atau rusak pada tepiannya atau permukaannya harus tidak diterima.

Kerb harus diangkat, diangkut dan diletakkan dengan hati-hati agar tidak rusak.
Kerb yang rusak, retak atau cacat selama peletakan harus ditolak.
Mortar untuk alas dan sambungan untuk kerb precast harus memenuhi ketentuan
Pasal S12.04.

Panjang setiap kerb precast (satu buah) tidak boleh lebih dari 80 cm. Untuk radius
lengkung kurang dari 5 m harus dibuat kerb dengan ukuran khusus. Konstruksi
atau pekerjaan kerb harus dikerjakan menurut toleransi yang ditentukan.

Bila kerb telah selesai, Kontraktor harus melakukan pengurugan dan

SU12-31
merapikannya sesuai petunjuk Pemimpin Proyek.
4. Metoda Pengukuran

Kerb beton dengan tipe seperti pada Gambar harus diukur menurut meter panjang
muka kerb.

Untuk kerb yang dibuat pada lengkungan, tidak ada pembayaran tambahan. Tida
ada pengurangan panjang untuk struktur drainase yang dipasang pada daerah
kerb, tetapi pembayaran untuk struktur tersebut merupakan kompensasi penuh
untuk penyediaan struktur sesuai standar yang sama dan memenuhi toleransi
seperti kerb di dekatnya dan untuk pembuatan sambungan ekspansi antara unit-
unit dan kerb di dekatnya.
Kerb beton bertulang yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari struktur non-
drainase harus tidak diukur dan dibayarkan menurut Pasal ini, tetapi harus
ditentukan sesuai ketentuan Bab 10 dari Spesifikasi ini.

5. Dasar Pembayaran

Jumlah pekerjaan kerb beton yang diukur secara tersebut di atas, harus dibayar
menurut Harga Satuan Kontrak, per meter panjang kerb yang sudah selesai di
tempat. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk pekerjaan
kerb sesuai ketentuan pada Gambar, termasuk penggalian, base pondasi, material
sambungan ekspansi, mortar untuk alas dan penyambungan kerb precast, urugan
dan pembuangan kelebihan material dan seluruh material, tenaga kerja dan
peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Nomor dan Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.11 (1) Kerb Beton, Tipe A meter panjang


12.11 (2) Kerb Beton, Tipe B buah

SU12-32
S12.12
PAGAR ROW

1. Uraian

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan semua bahan untuk pagar, penyiapan
jalur dimana pagar ini akan dibuat, serta pengerjaannya di tempat yang sesuai
dengan yang tertera di dalam Gambar Rencana.

2. Material

Pagar ROW berupa pagar panel beton pracetak, kawat duri dan BRC.
Bahan/material yang digunakan adalah sebagai berikut :
- Pondasi : Beton kelas C untuk pagar ROW tipe 1.
- Pondasi : Beton kelas D untuk pagar ROW tipe 2 dan tipe 3
- Kolom : Beton pracetak kelas C dengan penulangan sesuai Gambar
(tipe 1, 2).
- Panel/Plat Beton : Beton pracetak kelas C dengan penulangan sesuai
Gambar (tipe 1).
- Besi Siku : L-40-40 (ROW Tipe 1)
- Kawat Duri
- Pagar BRC

Ketentuan-ketentuan lain yang belum ditentukan dalam Spesifikasi ini harus


merujuk pada Gambar Rencana.

3. Pelaksanaan

(a) Penyiapan tempat pagar yang akan dibuat harus dilakukan dengan teliti,
dengan mengukur secara benar terhadap jalan dan terhadap bangunan sesuai
dengan Gambar.

(b) Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diharuskan membuat 'Shop


Drawing' untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

(c) Kesalahan yang kelak mungkin terjadi setelah pagar ini terlanjur terpasang
dan Kontraktor tidak dapat membuktikan telah adanya persetujuan dari
Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas akan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

(d) Pengerjaan pagar ini, satu dan lain hal sesuai dengan pasal pekerjaan besi dan
pasal pekerjaan beton Spesifikasi ini.

(e) Pekerjaan pengelasan dan pengecatan harus sesuai dengan pasal-pasal terkait
dalam Spesifikasi ini.

SU12-33
4. Metoda Pengukuran

Jumlah yang akan dibayar adalah jumlah meter panjang pagar ROW (panel beton)
dan pagar ROW (kawat berduri), yang diukur menurut panjang yang sudah
terpasang (selesai) dan disetujui oleh Pemimpin Proyek dan atau Konsultan
Pengawas. Dalam menghitung volume untuk pembayaran, panjang pagar sudah
termasuk pondasi, panel beton, kolom beton kawat duri dan besi siku yang
disetujui oleh Pemimpin Proyek dan atau Konsultan Pengawas.

5. Dasar Pembayaran

Jumlah yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran di bawah ini. Harga dan
pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk pembuatan pondasi, kolom,
panel beton, kawat duri dan penyediaan tenaga kerja, peralatan yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan dalam Pasal ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.12 (1) Pagar ROW, Tipe 1 (Panel Beton) meter panjang


12.12 (2) Pagar ROW, Tipe 2 (Kawat Berduri) meter panjang
12.12 (3) Pagar ROW, Tipe 3 (BRC) meter panjang

SU12-34
S12.13
BLOK BETON PERLINDUNGAN LERENG/TALUD

1. Uraian

Pekerjaan ini meliputi blok beton untuk melindungi lereng/talud, yang disediakan
dan didirikan sesuai dengan Spesifikasi, garis, kelandaian dan ukuran dalam
Gambar atau dengan perintah Konsultan Pengawas. Perlindungan lereng dengan
blok beton dibuat pada talud di muka abutment jembatan.

2. Material

Blok beton harus berbentuk empat persegi dengan mutu beton klas C. Contoh
Blok harus diajukan dulu kepada Konsultan Pengawas, untuk mendapat
persetujuan, sebelum Kontraktor memesannya kepada pemasok atau pabrik.

3. Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Persiapan
Permukaan lerengnya yang hendak dikerjakan harus dipadatkan dulu dan
diratakan, setelah dibersihkan dari tumbuhan.

Perlindungan lereng tidak boleh dilaksanakan sebelum pengukuran dan


pematokan dilaksanakan sebelum pengukuran dan pematokan dilaksanakan
sesuai dengan Gambar diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas.

(b) Penempatan
Blok beton harus diletakkan di atas lapisan alas beton kelas E dan pasir. Blok
beton harus dimasukkan ke dalam pasir sampai permukaannya menjadi rata.
Antara blok dengan blok harus diisikan mortar. Permukaan yang sudah selesai
harus sedemikian sehingga perbedaan permukaan tidak boleh lebih dari 6 mm
bila diuji mal datar 3 meter. Potongan blok harus rapi agar daerah yang
harus ditutupinya bisa ditutupi secara baik.

Pada cuaca panas atau kering daerah yang sudah dilapisi harus terlindung
dari sinar matahari dan harus selalu basah dalam jangka waktu
sekurangkurangnya 3 hari setelah pekerjaan selesai.

4. Metoda Pengukuran

Kuantitas yang harus dibayar adalah jumlah meter persegi luas blok beton yang
diukur di tempat dan menyatu pada pekerjaan yang sudah selesai sesuai dengan
Gambar atau perintah Konsultan Pengawas. Dalam menghitung jumlah yang harus
dibayar, tinggi diukur sepanjang permukaan lereng, sedangkan dari toe key ke
riprap harus tidak diukur. Kuantitas blok beton sudah termasuk tepian beton

SU12-35
(concrete edge key), alas beton dan pasir. Yang harus diukur dan dibayar hanya
pekerjaan yang telah diterima, dan terpasang atau pada daerah dengan ukuran
yang sudah ditentukan dalam Gambar atau perintah Konsultan Pengawas.

5. Dasar Pembayaran

Kuantitas yang diukur secara tersebut di atas harus dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak per satuan pengukuran untuk butir pembayaran di bawah ini. Harga dan
pembayaran ini merupakan Kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemakaian
material, tenaga kerja, peralatan, termasuk persiapan alas talud, pondasi, dan lain
lain untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan Gambar, Spesifikasi dan
perintah Konsultan Pengawas.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.13 (1) Blok Beton Perlindungan lereng/talud meter persegi

SU12-36
S12.14
LAJUR PENYELAMAT

1. Uraian

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan semua bahan untuk lajur penyelamat,
penyiapan lahan yang akan dibuat, serta pengerjaannya di tempat yang tertera
sesuai dengan Gambar Rencana.

2. Material

Semua material dan pekerjaan yang dikerjakan berdasarkan mata pembayaran ini
harus sesuai dengan ketentuan Pasal-pasal dalam Spesifikasi ini.
- Persiapan Tanah Dasar (Subgrade) - Pasal S7.01
- Lapis Pondasi Agregat (Subbase) - Pasal S8.01
- Prime Coat (Lapis Resap Pengikat) - Pasal S9.04
- Asphalt Treated Base Course - Pasal S9.07
- Pasir - Pasal S9.09(3)
- Beton Klas C - Pasal S10.01
- Pasangan Batu Kali (Stone Masonry) - Pasal S12.02
- Ban untuk tatapan (bumper)
Ketentuan-ketentuan lain yang belum ditentukan dalam Spesifikasi ini harus
merujuk pada Gambar Rencana.

3. Pelaksanaan

(a) Penyiapan lokasi jalur penyelamat harus dilakukan dengan teliti, dengan
mengukur secara benar dan sesuai dengan Gambar Rencana.
(b) Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diharuskan membuat “Shop
Drawing” untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
(c) Kesalahan yang kelak mungkin terjadi setelah jalur penyelamat ini terlanjur
terpasang dan Kontraktor tidak dapat membuktikan telah adanya persetujuan
dari Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas akan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

4. Dasar Pengukuran dan Pembayaran

Material/bahan, tenaga dan alat yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan


ini, seperti diuraikan dalam Pasal ini harus diukur dan dibayar menurut
pembayaran lump sum untuk jalur penyelamat dimana jumlah tersebut akan
dianggap sebagai pembayaran penuh untuk pembangunan, perlengkapan dan juga
termasuk keperluan insidentil untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana
tercantum dalam Gambar dan dalam Spesifikasi ini, serta petunjuk Konsultan
Pengawas.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

SU12-37
12.14 Lajur Penyelamat lump sum
S12.15
BRONJONG

1. UMUM

1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam
bronjong kawat (gabion) maupun pasangan batu kosong pada landasan yang
disetujui sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam pada Gambar dan
memenuhi Spesifikasi ini.

Pemasangan harus dilakukan pada tebing sungai, lereng timbunan, lereng


galian, dan permukaan lain yang terdiri dari bahan yang mudah tererosi di mana
perlindungan terhadap erosi dikehendaki.

2) Penerbitan Detil Pelaksanaan


Detil pelaksanaan untuk pasangan batu kosong dan bronjong yang termasuk
dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Konsultan
Pengawas setelah peninjauan kembali rancangan awal selesai dikerjakan
menurut Pasal pada Spesifikasi ini.

3) Pekerjaan Lain Yang Berkaitan Dengan Pasal Ini


a) Selokan dan Pasangan Batu Kosong : S6.07
b) Drainase Porous : S6.09
c) Galian : S4.03
d) Timbunan : S4.06

4) Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin


Abrasi Los Angeles.

AASHTO :
AASHTO M279 - 89 : Zinc Coated Wire Fencing
ASTM A 239 : Uniformity of Coating, Dreece Test
ASTM B 117 : Salt Spray Exposure Test

5) Pengajuan Kesiapan Kerja


a) Dua contoh batu untuk pasangan batu kosong (rip rap) dengan
lampiran hasil pengujian seperti yang disyaratkan dalam Pasal
S12.15.2.(2) di bawah.

b) Contoh dari keranjang kawat dengan sertifikat dari pabrik bila ada.

SU12-38
2. BAHAN

1) Kawat Bronjong
a) Haruslah baja berlapis seng yang memenuhi AASHTO M279 Kelas
1, dan ASTM A239. Lapisan galvanisasi minimum haruslah 0,26
kg/m2.

b) Karakteristik kawat bronjong adalah :

Tulangan tepi, diameter : 5,0 mm, 6 SWG


Jaringan, diameter : 4,0 mm, 8 SWG
Pengikat, diameter : 2,1 mm, 14 SWG
Kuat Tarik : 4200 kg/cm2
Perpanjangan diameter : 10% (minimum)

c) Anyaman : Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang


teranyam dengan tiga lilitan dengan lubang kira-kira 80 mm x 60
mm yang dibuat sedemikian rupa hingga tidak lepas-lepas dan
dirancang untuk diperoleh kelenturan dan kekuatan yang
diperlukan. Keliling tepi dari anyaman kawat harus diikat pada
kerangka bronjong sehingga sambungan-sambungan yang
diikatkan pada kerangka harus sama kuatnya seperti pada badan
anyaman.

d) Keranjang haruslah merupakan unit tunggal dan disediakan dengan


dimensi yang disyaratkan dalam Gambar dan dibuat sedemikian
sehingga dapat dikirim ke lapangan sebelum diisi dengan batu.

2) Batu
Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri dari batu yang
keras dan awet dengan sifat sebagai berikut :

a) Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 35


%.
b) Berat isi kering oven lebih besar dari 2,3.
c) Peyerapan Air tidak lebih besar dari 4 %.
d) Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat atau magnesium
sulfat dalam pengujian 5 siklus (daur) kehilangannya harus kurang
dari 10 %.

Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, berat tidak kurang
dari 40 kg dan memiliki dimensi minimum 300 mm. Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan batu yang ukurannya lebih besar jika kecepatan aliran sungai
cukup tinggi.

SU12-39
3) Landasan
Landasan haruslah dari bahan drainase porous seperti yang disyaratkan dalam Pasal
S6.09.(2), dengan gradasi yang dipilih sedemikian hingga tanah pondasi tidak dapat
hanyut melewati bahan landasan dan juga bahan landasan tidak hanyut melewati
pasangan batu kosong atau bronjong.

4) Adukan Pengisi (Grout)


Adukan pengisi untuk pasangan batu kosong yang diberikan harus beton Klas D
seperti yang disyaratkan dalam S10.01 dari Spesifikasi ini.

3. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Cara Pengukuran
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari
bronjong atau pasangan batu kosong lengkap di tempat dan diterima. Dimensi
yang digunakan untuk menghitung kuantitas ini haruslah dimensi nominal dari
masing-masing keranjang bronjong atau pasangan batu kosong seperti yang
diuraikan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan
Pengawas.

2) Dasar Pembayaran
Kuantitas, yang ditentukan seperti diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga
Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di
bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan
pembayaran tersebut haruslah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
galian dan penimbunan kembali, untuk pemasokan, pembuatan, penempatan
semua bahan, termasuk semua pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan
pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian yang memenuhi ketentuan
dari pekerjaan seperti yang diuraikan dalam Gambar dan Spesifikasi ini.

Nomor dan Mata Uraian Satuan


Pembayaran Pengukuran

12.15 (1) Bronjong Meter Kubik

SU12-40
S12.16
SHOTCRETE

Pekerjaan ini digunakan untuk pengaman dan perkuatan lereng galian sesuai
dengan gambar rencana atau instruksi dari Konsultan Pengawas ataupun Pemilik
Proyek.
Lingkup dari pekerjaan ini meliputi :

- Perapihan permukaan tanah


- Pengadaan dan pemasangan wiremesh
- Pengadaan dan pemasangan beton shotcrete
- Pengadaan material bantu
- Mobilisasi dan demobilisasi peralatan yang dipergunakan untuk keperluan
pekerjaan ini.

Material beton shotcrete terdiri dari campuran semen, pasir, aggregat kasar maks
size 2 cm, besi tulangan dan bahan additive. Sebelum memulai pekerjaan,
kontraktor membuat benda uji dengan berbagai komposisi campuran, untuk
mencapai kelas beton sesuai yang direncanakan.

Metode Pengukuran

Jumlah shotcrete yang akan dibayar adalah jumlah meter persegi luas permukaan
yang sudah diselesaikan dan disetujui, sesuai dengan gambar, spesifikasi dan
petunjuk Konsultan Pengawas.

Dasar Pembayaran

Jumlah yang diukur secara tersebut di atas, akan dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak per satuan pengukuran untuk butir pembayaran seperti di bawah ini.
Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan
material, tenaga kerja, peralatan; termasuk persiapan permukaan dan lain-lain
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan Gambar,
Spesifikasi, dan petunjuk Konsultan Pengawas.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan


Pengukuran

12.16 Shotcrete Kelas C tebal 10 cm dengan Wiremesh m2


M-6

SU12-41
S12.17 PERKERASAN BLOK BETON (INTERLOCKING CONCRETE, PAVING)

S12.17 (1) Uraian

Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan blok-blok beton


menurut garis, ketinggian dan pada lokasi sesuai yang tercantum dalam
Gambar atau perintah Pemimpin Proyek.

S12.17 (2) Material

(a) Agregat untuk Membuat Blok Beton

(i) Agregat kasar harus yang mempunyai abrasion loss kurang dari 22
% bila diuji dengan Los Angeles Abrasion Method (AASHTO T 96-
77).

(ii) Kadar lumpur dalam pasir harus kurang dari 3 % yang lewat
ayakan ukuran 0,075 mm.

(iii) Campuran beton untuk blok beton harus mengandung 30 - 40 %


agregat kasar (ukuran 5 - 10 mm).

(b) Pembuatan Blok Beton

(i) Batching Plant

Blok beton harus dibuat di pabrik yang dilengkapi batching plant


dimana semua material dapat diukur menurut beratnya, dan kadar
air dalam campuran dapat dikendalikan secara otomatis.

(ii) Pengendalian Mutu

Pabrik tersebut harus dilengkapi laboratorium untuk kendali mutu


produk, yang antara lain meliputi :

- Pengujian kuat tekan beton


- Resistansi Abrasi.

(c) Blok Beton

SU12-42
Bentuk, ketebalan, kekuatan, kualitas dan lain-lainnya harus
memenuhi Spesifikasi berikut :

(i) Bentuk

Contoh blok beton harus diajukan kepada Pemimpin Proyek untuk


disetujui, sebelum Kontraktor melakukan pemesanan kepada
pemasok atau pabrik.

(ii) Ketebalan

Berikut ini ketebalan minimum yang harus dipakai : 6 cm untuk


trotoar, 8 cm untuk kendaraan penumpang atau kendaraan
berat/sedang, pickup, bus dan truk; 10 cm untuk kendaraan
sangat berat, termasuk derek, alat-alat berat dan lain-lain.

(iii) Toleransi Ukuran

Toleransi ukuran adalah 2 mm untuk panjang dan lebar, 3 mm


untuk tebal.

(iv) Kuat Tekan Beton

Kuat tekan beton rata-rata tidak boleh kurang dari 490 kg/cm 2 dan
kuat pecah masing-masing blok tidak boleh kurang dari 400
kg/cm2. Blok beton untuk trotoar harus mempunyai kuat tekan
minimum 250 kg/cm2.

(v) Resistansi Abrasi

Blok beton harus tahan lama dan tahan iklim, dengan indeks
abrasi minimum 1,5.

(vi) Contoh untuk Pengujian

Lima unit contoh yang dipilih secara random untuk pengujian kuat
tekan dan 5 unit untuk pengujian abrasi, harus diambil dari setiap
10.000 unit atau dari setiap kelompok yang diangkut.

(d) Alas Pasir

Pasir untuk alas blok beton harus pasir beton, yang bersih, kering dan
berkadar air 4 - 8 %.

(e) Pasir Pengisi (Filler)

SU12-43
Pasir filler harus lebih halus dari 1,18 mm dan mengandung material
lumpur kira-kira 10 %.

S12.17 (3) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Base Course

(i) Base course harus kuat dan stabil, dengan nilai CBR minimum 50 -
80 %.

(ii) Permukaan base course harus memuncak pada bagian tengahnya,


dan harus mempunyai kemiringan minimum 2 - 2,50 %.

(iii) Permukaan base course harus padat agar pasir alas tidak masuk
ke rongga antar batuan.

(b) Menghamparkan Pasir Alas

(i) Pasir alas harus kering, dengan penghamparan 20 % lebih tebal


dari pada ketebalan dalam keadaan padat sebagaimana dalam
Gambar.

(ii) Dengan menggunakan straightedges kayu, pasir alas harus


diratakan sesuai dengan permukaan jalan yang ditentukan.
Sebelum dan sesudah diratakan, pasir alas tidak boleh dipadatkan.
Bila alas pasir terpadatkan tanpa sengaja, bagian tersebut harus
digemburkan kembali dan diratakan.

(c) Perletakan Blok Beton

(i) Blok Beton harus diletakkan di atas pasir alas yang sudah
diratakan.

(ii) Perletakan blok beton harus dimulai dari tepi kerb mengikuti pola
bentuknya.

(iii) Jarak rongga antar blok beton harus 2 - 4 mm agar pasir filler
dapat memasukinya, harus lurus dan dikontrol dengan rentangan
tali dan straightedge.

(iv) Blok beton yang rusak akan ditolak dan tidak boleh dipasang.

SU12-44
(d) Pemadatan

(i) Setelah satu hari sejak perletakan, blok beton harus dipadatkan
dengan pemadat plat vibrasi, dengan Spesifikasi sebagai berikut :

- Luas plat 0,35 - 0,50 m2


- Daya sentrifugal 16 - 20 KN
- Frekwensi 75 - 100 Hz
- Jumlah lintasan 3 - 4 lintasan

(ii) Pemadatan harus dihentikan pada jarak 1 m dari tepi blok beton di
mana ada kerb.

(iii) Blok beton yang rusak pada pemadatan awal ini harus diganti
dengan yang baru.

(iv) Setelah pemadatan awal selesai, pasir filler harus disebarkan dan
disapu agar mengisi rongga-rongga antar blok beton.

(v) Pemadatan akhir dengan pemadat plat vibrasi yang sama dengan
3 - 4 lintasan.

(vi) Blok beton untuk kendaraan berat harus dipadatkan dengan tire
roller dengan kapasitas 10-14 ton dan 8-10 kali lintasan, setelah
dipadatkan dengan pemadat plat vibrasi.

(e) Pemeliharaan

Selama beberapa minggu, atau tergantung perintah Pemimpin Proyek,


setelah jalan blok beton terbuka untuk lalu lintas, diperlukan
pemeliharaan dengan cara terus menerus mengurug/mengisi rongga
antar blok beton dengan pasir filler. Idealnya, pengisian dengan pasir
filler itu terus dilanjutkan sampai blok beton saling mengunci.

S12.17 (4) Metoda Pengukuran

Perkerasan blok beton akan diukur menurut meter persegi luas


perkerasan, yang telah diselesaikan dan diterima.

S12.17 (5) Dasar Pembayaran

Kuantitas yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut harga
satuan Kontrak per satuan pengukuran. Harga dan pembayaran ini
merupakan kompensasi penuh untuk pekerjaan persiapan penyediaan blok
beton, alas pasir, pemasangan, pemadatan dan untuk pekerjaan insidental

SU12-45
lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
Gambar.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan


Pengukuran

12.16 (1) Perkerasan Blok Beton meter persegi

SU12-46

Anda mungkin juga menyukai