Anda di halaman 1dari 10

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

PEKERJAAN DAN PELAKSANAAN


PEMBANGUNAN RUMAH 2 LANTAI

PASAL 1
PENJELASAN
PENJELASAN UMUM

Pemberian pekerjaan meliputi :


1. Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga
kerja, pengadaan semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya
langsung atau tidak langsung termasuk di dalam usaha penyelesaian dengan
baik dan menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan lengkap.
2.  Juga dimaksudkan pekerjaan atau bagian pekerjaan yang walaupun tidak
disebutkan di dalam bestek tetapi masih berada di dalam lingkungan
pekerjaan haruslah dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi.

PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAAN

Persyaratan teknis ini merupakan persyaratan teknis secara umum berlaku


untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini wajib diterapkan
untuk pelaksanaan pembangunan Rumah Tinggal 2 Lantai Perumahan Alam
Pesona dengan luas 215 m 2 dengan jenis pekerjaan sesuai dengan Bill Of Quantity
(BQQ
(BQQ)) pek
peker
erja
jaan
an.,
., pada tahun 2017, yang t erdiri dari :
1. Gedung dan Prasarana
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah
c. Pekerjaaan Pondasi
d. Pekerjaan Beton
e. Pekerjaan Dinding
f. Pekerjaan Pintu dan Jendela
g. Pekerjaan Lantai
h. Pekerjaan Atap dan Plafon
i. Pekerjaaan Sanitasi dan Drainase
 j. Pekerjaan Instalasi Listrik
k. Pekerjaan Pengecetan
2. Perijinan
a. Pekerjaan pengurusan IMB, UKL/UPL dan perijinan lain yang diperlukan
dan dipersyaratkan.
b. Penyambungan daya listrik.

PASAL 3
LOKASI PROYEK

Proyek pembangunan
pembangunan Rumah Tinggal 2 Lantai berlokasi di Perumahan Alam
Pesona blok J no 2, Rt 60/Rw 11, Surabaya.

PASAL 4
PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT DAN TEKNIS

Penggunaan syarat-syarat dan teknis :


1.  Jika terdapat perbedaan antara rencana kerja dan syarat-syarat dengan
gambar kerja maka berlaku ketentuan yang ada dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat dengan persetujuan pengawas lapangan.
2.  Jika ada perbedaan pada gambar atau ukuran maka gambar dalam skala
besar harus diikuti, atau kemungkinan lain suatu pengecualian dengan
persetujuan direksi
3. Gambar detail dan gambar penjelasan pada pelaksanaan pekerjaan harus
dibuat oleh kontraktor
4.  Jika terdapat masah teknis yang belum jelas, kontraktor wajib berkonsultasi
dengan direksi terlebih dahulu.

PASAL 5
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat ukur dan lain
lain yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek ini antara lain
pembersihan lahan proyek, direksi keet, bouwplank, dokumentasi proyek
dan pekerjaan lainnya seperti tercantum di di dalam Bill of Quantity (BQ).
Secara prinsip, Kontraktor wajib mempersiapkan segala hal yang berkaitan
dengan proyek ini, agar pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
2. Persiapan lahan proyek.
a. Pembersihan bekas-bekas bangunan lama.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus melakukan
pembersihan lahan dari bekas-bekas bangunan lama. Dengan demikian
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar dan sesuai dengan jadwal.
b. Bouwplank.
Kontraktor wajib membuat bouwplank. Bouwplank harus dibuat
dari material yang disetujui oleh Konsultan dan harus rata. Bouwplank
harus ditempatkan pada lokasi yang bebas dari gangguan selama
pekerjaan berlangsung dan mudah terlihat. Pada bouwplank dibuat
tanda-tanda dengan warna jelas yang menyatakan as-as bangunan
lengkap dengan level/peil-peil yang menyatakan ketinggian. Umumnya
bouwplank terbuat dari kayu meranti berukuran berukuran 2x20 cm
untuk papan, kayu meranti berukuran berukuran 5x7 cm dan
menggunaan paku biasa dengan ukuran 2-5 inchi.
c. Direksi keet
Kontraktor wajib menyediakan direksi keet untuk tempat beristirahat
untuk seluruh pegawai dengan ukuran 4x3 m yang berlokasi dalam area
proyek.
d. Saluran pembuangan air di dalam dan sekitar lahan proyek.
Kontraktor harus mengusulkan suatu sistem saluran air di dalam lahan
proyek. Saluran air ini harus mampu mengalirkan air secara lancar dan
baik, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara lancar. Air yang
berasal dari dalam proyek harus diperhatikan dengan teliti dan tidak
diperkenankan untuk membuang lumpur dan kotoran lainnya ke saluran
air di luar proyek. Kontraktor juga harus menjaga seluruh saluran air di
sekitar proyek agar tetap dalam kondisi baik dan dapat mengalir dengan
lancar. Saluran yang kurang baik harus diperbaiki dan hal ini sudah
harus diperhitungkan di dalam penawarannya.
e. Kebersihan di sekitar proyek.
Selama kegiatan proyek, Kontraktor harus menjaga kebersihan
lingkungan di dalam proyek dan lahan proyek.

PASAL 6
PEKERJAAN TANAH

1. Pekerjaan galian tanah


Lingkup Pekerjaan
a. Tenaga kerja, bahan dan alat.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja dan alat-alat bantu yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai
dengan spesifikasi ini.
b. Galian tanah pada pondasi bangunan lama.
Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk galian pondasi batu kali, galian
pondasi menerus pagar dan galian pondasi footplat 100x100 yang terletak
di dalam tanah, seperti tercantum di dalam gambar rencana atau sesuai
kebutuhan Kontraktor agar pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan
lancar, benar dan aman.
c. Pembersihan akar tanaman dan bekas akar pohon.
Akar tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat di dalam tanah dapat
membusuk dan menjadi material organik yang dapat mempengaruhi
kekuatan tanah. Maka akar tanaman dan sisa akar pohon harus digali dan
dibuang hingga bersih. Lubang bekas galian tersebut harus diisi dengan
material urugan yang memenuhi syarat.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Level galian.
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum di
dalam gambar rencana.
b.  Jaringan utilitas.
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon
dan lain-lain, maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini
kepada Konsultan untuk mendapatkan penyelesaian. Kontraktor
bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat kelalaiannya dalam
mengamankan jaringan utilitas ini. Jaringan utilitas aktif yang ditemukan
di bawah tanah dan terletak di dalam lokasi pekerjaan harus dipindahkan
ke suatu tempat yang disetujui oleh Konsultan atas tanggungan
Kontraktor.
c. Air pada galian.
Muka air tanah letaknya lebih kurang 4.00 meter di bawah muka tanah
asli. Kontraktor harus mengantisipasi hal ini di dalam penawarannya dan
wajib menyediakan pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang
memadai untuk menghindari genangan air dan lumpur pada dasar galian.
Kontraktor harus merencanakan secara benar, kemana air tanah tersebut
harus dialirkan, sehingga tidak terjadi genangan air/ banjir pada lokasi di
sekitar proyek.

2. Pekerjaan Urugan Pasir.


Lingkup Pekerjaan
a. Tenaga kerja, bahan dan alat.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-
alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan
pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.
b. Lokasi pekerjaan.
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di atas dasar galian tanah, di
bawah lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton
yang berhubungan dengan tanah seperti footplat, pondasi batu kali dan
pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah.
Persyaratan Bahan
a. Bahan urugan pasir padat.
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam
dan keras, bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan.
b. Air kerja.
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali dan bahan-bahan organis lainnya, serta dapat diminum.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Tebal pasir urug.
Bawah lantai kerja harus diberi lapisan pasir urug tebal 10 cm padat
sesuai dengan gambar. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga dapat
menerima beban yang bekerja.
b. Cara pemadatan.
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadatkan
dengan alat pemadat yang disetujui Konsultan. Pemadatan dilakukan
hingga mencapai tidak kurang dari 95 % untuk di luar bangunan dan 90 %
untuk di dalam bangunan dari kepadatan optimum laboratorium.
c. Air pada lokasi pemadatan.
 Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor
wajib menyediakan pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir
urug diletakkan.
d. Tanah di sekitar pasir urug.
Kontraktor harus menjaga agar tanah di sekitar lokasi tidak tercampur
dengan pasir urug. Jika pasir urug tercampur dengan tanah lainnya, maka
Kontraktor wajib mengganti pasir urug tersebut dengan bahan lainnya
yang bersih.

3. Pekerjaan Urugan dan Pemadatan.


Lingkup Pekerjaan
a. Tenaga kerja, bahan dan alat.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan
pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.
b. Lokasi pekerjaan.
Pekerjaan ini pada lokasi seperti yang tercantum di dalam gambar
rencana.
Persyaratan Bahan.
a. Bahan bekas galian di dalam lokasi proyek.
Tanah bekas galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika
memenuhi syarat untuk digunakan. Tanah tersebut harus bebas dari
lumpur dan bahan organis lainnya.
b. Bahan urugan dari luar lokasi proyek.
 Jika tanah urug harus didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut
harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. memiliki koefisien permeabilitas kurang dari 10-7 cm/detik.
b. mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas dari
tanah organis, kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan
mengandung kurang dari 10 % partikel gravel.
c. mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10 persen. Bahan yang
mempunyai PI lebih dari 30 persen akan sulit dipadatkan.
d. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut
harus dalam kondisi lepas agar mudah dipadatkan.
c. Bahan urugan yang tidak memenuhi syarat.
Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi
proyek dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat.

PASAL 7
PEKERJAAN PONDASI

1. Lingkup Pekerjaan
a. Tenaga kerja, bahan dan alat.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan
pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.
b. Lokasi pekerjaan.
Pekerjaan ini pada lokasi seperti yang tercantum di dalam gambar
rencana.

2. Persyaratan Bahan.
a. Aanstamping menggunakan batu kali belah dengan ukuran 15/20 cm
b. Pasangan batu kali menggunakan batu kali belah dengan ukuran 15/20
cm
c. Pasangan pondasi rollage bata menggunakan bata merah biasa.
d. Pemasangan pondasi strous menggunakan besi tulangan D16 dan Ø6,
serta menggunakan beton dengan mutu K 225.
3. Pekerjaan Pondasi Meliputi
a. Pemasangan Batu Kali Belah Kosongan (aanstamping) setinggi 15cm.
b. Pekerjaan Pemasangan Batu Kali (1 Pc : 3 Ps) tinggi 75cm untuk pondasi
batu kali bangunan dan setinggi 50cm.
c. Pasangan pondasi rollage bata
d. Pemasangan pondasi Strous dengan diameter 25mm dengan kedalaman
225mm yang di rencanakan untuk pondasi pada tangga.

4. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Kontraktor harus betul-betul memperhatikan siku dari setiap bangunan
dan harus disetujui oleh Konsultan.
b. Kontraktor juga harus mengecek ulang posisi bouwplank dan juga
menyempurnakan benang sebagai alat kontrol.
c. Batu kosong bawah pondasi harus berstruktur cukup kuat awet serta
tidak keropos.
d. Lokasi peletakan Pondasi Strous harus sesuai dengan rencana gambar
bestek, metode pelaksanaan pondasi strous harus sesuai dengan
pedoman-pedoman standart yang berlaku. Keakurasian dimensi harus
sesuai dengan gambar bestek.

PASAL 8
PEKERJAAN BETON

1. Lingkup Pekerjaan
a. Tenaga kerja, bahan dan alat.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan
pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.
b. Lokasi pekerjaan.
Pekerjaan ini pada lokasi seperti yang tercantum di dalam gambar
rencana.
2. Persyaratan Bahan.
a. Semen
Semen yang digunakan adalah semen dengan mutu yang baik atas
persetujuan konsultan. Ditetapkan memakai semen Gresik atau yang
setara.
b. Krikil/batu pecah beton
Krikil yang digunakan adalah krikil dari alam atau batuan-batuan yang
diperoleh dari pemecahan batu, baha harus terdiri dari syarat gradasi
agregat kasar, memiliki permukaan yang kasar, dan bebas dari bahan
yang dapat merusak konstruksi.
c. Air
Air yang digunakan adalah air tawar yang bersih dan jernih tidak
mengandung minyak, asam, garam, alkohol, atau bahan lain yang dapat
merusak beton.
d. Pasir Beton
Pasir yang digunakan adalah pasir dari jenis yang baik serta bersih dan
tidak tercampur dengan tanah liat atau kotoran dan bahan organik
lainnya, atas persetujuan konsultan. Ditetapkan memakai pasir lumajang
atau yang setara.
c. Baja Tulangan
1) Baja tulangan yang dipergunakan adalah batang-batang baja
tegangan lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2 (untuk diameter
≤ 13 mm) dan untuk mutu baja U 39 (untuk diameter > 13 mm).

2) Penyimpanan baja tulangan harus sedemikian rupa sehingga


mudah dikenali ukurannya dengan jalan mengelompokkannya sesuai
dengan ukurannya.
3) Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar. Blok-blok
penyangga tulangan harus sesuai dengan tebal penutup baton, dan
minimal berkekuatan sama dengan beton yang dituang berdekatan.
4) Semua baja tulangan beton harus baru dari mutu dan ukuran yang
sesuai dengan standart Indonesia untuk beton NI-2 PBI-1971 atau
ASTM Designation A-5 dan harus disetujui oleh
Konsultan/Direksi lapangan. Kontraktor harus dapat
memberikan surat keterangan pengujian oleh pabrik dari semua
baja tulangan beton yang disedlakan untuk disetujui
Konsultan/Direksi lapangan sesuai dengan persyaratan mutu setiap
bagian konstruksi seperti tercantum dalam Gambar Rencana.
5) Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpihan-
serpihan, karat, minyak, oli dan lapisan yang akan merusak atau
mengurangi daya lekat didalam beton.
6) Baja tulangan beton harus dibengkokkan/dibentuk dengan teliti
sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada Gambar
Konstruksi.
7) Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan
kembali dengan cara yang dapat merusak dari pada mutu tersebut.
8) Batang harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dari
besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan
disetujui oleh Konsultan / Direksi lapangan.
9) Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan Gambar
Rencana.
10) Agar tulangan tetap tepat ditempatnya, maka tulangan harus diikat
dengan kawat beton (bindrat) dengan bantalan blok-blok cetak/beton
decking atau kursi-kursi besi/cakar ayam perenggang "spacer" atau
logam gantung ("metal hangers") sesuai dengan kebutuhan.
11) Dalam segala hal, untuk besi beton yang horizontal harus
digunakan penunjang yang tepat sehingga tidak akan ada batang
yang turun.
12) Penunjang ini harus dibuat dari logam-logam yang tidak dapat
berkarat (non- corrosible).
13) Jarak terkecil antara batang yang paralel harus sama dengan diameter
dari batang-batang, tetapi jarak yang terbuka tidak boleh kurang dari
1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan
kesempatan masuknya alat penggetar beton.
d. Selimut
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung
dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak yang tetap
untuk setiap bagian-bagian konstruksi tertentu, seperti Balok :2.5 cm
Pelat Beton :2cm Kolom : 3.5 cm.
e. Penyambungan
1)  Jika diperlukan untuk penyambungan tulangan pada tempat-tempat
lain dari yang ditunjukkan pada gambar, bentuk.dari sambungan
harus ditentukan oleh Konsultan/Direksi lapangan.
2) Overlap pada sambungan untuk tulangan-tulangan dinding tegak
(vertikal) dan kolom, sedikitnya harus 40 (empat puluh) kali
diameter batang,kecuali jika telah ditetapkan secara pasti pada
Gambar Rencana dan harus mendapat persetujuan dari
Konsultan/Direksi lapangan.
f. Pekerjaan Beton Meliputi
1) Lantai kerja footplat (K100)
2) Beton bertulang pondasi footplat 100x100 (K225)
3) Beton sloof tipe S1 15/30 (K225)
4) Beton sloof tipe S2 15/20 (K225)
5) Beton kolom struktur 25/25 (K225)
6) Beton kolom praktis 12/12 (K225)
7) Beton balok struktur B1 25/35 (K225)
8) Beton balok struktur B2 15/25 (K225)
9) Beton tangga 15/20 (K225)
10) Ring balok 15/15 (K225)
11) Balok latai 15/15 (K225)
12) Beton Pelat lantai 2 (K225)
13) Beton Pelat atap (K225)
14) Beton Pelat kanopi (K225)
g. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Kontraktor harus betul-betul memperhatikan takaran dari campuran
beton sesuai dengan yang disetujui yaitu dengan ukuran K225 untuk
semua jenis pekerjaan beton.
2) Kontraktor harus menyediakan peralatan dan .periengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menentapkan dan mengawasi
 jumlah dari masing-masing bahan beton.
3) Kontraktor juga harus mengecek slump test maupun compression test.
 Jika tidak memenuhi syarat yang sudah ditentukan seluruh adukan
yang tidak sesuai dengan ketentuan harus dibuang oleh kontraktor.
4) Kontraktor harus terlebih dulu mengajukan perhitungan-
perhitungan gambar rancangan cetakan dan perancah untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas atau yang ditunjuk sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan. Tetapi persetujuan yang demikian
tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap
keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-
kerusakan yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian. Dalam
gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan /acuan.
sambungansambungan serta kedudukan dan sistem rangkanya,
pemindahan dari cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang
aman.
5) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan
cetakan/bekesting selesai. Ukuran dan letak baja tulangan beton
sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan instalasi-instalasi
yang harus ditanam, besi penggantung plafond sesuai pola kerangka
langit-langit, stek-stek angker penyokong dan pengikat serta lain-
lainnya yang telah selesai dikerjakan.
6) Beton yang dirawat (cured) dengan air harustetap basah paling
sedikit14 (empat belas) hari terus menerus segerasetelah beton
cukup keras untuk mencegah kerusakan, dengan cara menutupnya
dengan bahan yang dibasahi air dan atau dengan pipa-pipa
berlubang-lubang.

PASAL 9
PEKERJAAN DINDING

1.  Jenis Pekerjaan
a. Pasangan bata merah untuk sebagian besar dinding yang ada dalam

Anda mungkin juga menyukai