Anda di halaman 1dari 16

SPESIFIKASI TEKNIK

PEKERJAAN DAN BAHAN BANGUNAN

PASAL - 1 1.1 Kegiatan yang dimaksud dalam uraian ini adalah


LINGKUP KEGIATAN Penataan Kolam Renang Batalyon Tahun Anggaran 2020.
DAN PEKERJAAN

PASAL - 2 2.1 Lokasi bangunan yang akan dilaksanakan terletak di Komplek


SITUASI Balalyon 323 Kota Banjar.

2.2. Lahan pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana


sebagaimana adanya pada waktu rapat penjelasan, untuk itu
para calon wajib meneliti situasi medan, terutama kondisi
tanah bangunan, sifat dan lingkup pekerjaan dan hal lain yang
berpengaruh terhadap harga penawaran.

2.3. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk claim di kemudian hari.

2.4. Dalam rapat penjelasan akan ditunjuk dimana pembangunan


akan dilaksanakan.

PASAL - 3 3.1. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan
UKURAN TINGGI DAN dalam cm dan mm, kecuali ukuran baja / besi yang dinyatakan
UKURAN POKOK dalam inc / mm.

3.2. Level Permukaan atas ( peil ) lantai ( + 0,00 ) akan disepakati


dilapangan.

3.3. Ukuran penduga dibuat dari papan / kayu terentang ,yang


diketam rata semua sisinya, kemudian sebagian ditanam dalam
tanah asli sedalam 1 m' ukuran penduga tersebut merupakan
titik pikat tetap yang harus dibuat pelaksana di bawah
pengamatan Pengawas dan dipelihara selama pelaksanaan.

3.4. Ketentuan letak bangunan diukur di bawah Pengawas dengan


patok-patok yang dipancang dan papan bowplank yang
diketam pada sisinya. menyediakan paling sedikit 3 orang
pembantu yang paham dalam pengukuran, penyipat datar,
penunjukkan / prisma silang, tali busur dan lainnya yang
diperlukan.

PASAL – 4 4.1. Semua papan bouwplank menggunakan kayu terentang


PAPAN BOUWPLANK diserut rata dan terpasang waterpass dengan peil + 0,00.
Setiap jarak 2,5 m' papan bouwplank diperkuat dengan
papan kayu berukuran 5/7 cm. Pada papan bouwplank ini
harus dicatat sumbu-sumbu dinding, dengan cat yang tidak
luntur oleh pengaruh iklim.

4.2. Jarak papan bouwplank minimal 2 m' dari garis bangunan


terluar untuk mencegah kelongsoran terhadap galian tanah
pondasi.

4.3. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, wajib


memintakan pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari
Pengawas.

PASAL - 5 5.1. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah :


PEKERJAAN PASANGAN
DINDING DAN 1. Pasangan dinding bata 1/2 bata
PLESTERAN
2. Plesteran dinding bata

3. Plesteran / aferking permukaan beton

4. Pasangan bata pada saluran, bak kontrol, bak mandi,


Septictank dan segala sesuatu yang nyata termasuk
dalam pekerjaan ini.

5.2. Bahan yang dipakai adalah :


1. Batu merah bermutu baik, pembakaran sempurna, bebas
dari cacat dan retak, minimum telah menjadi 2 bagian,
produk lokal dan memenuhi persyaratan bahan-bahan
PUBB 1970.
2. Pasir dari kwalitas baik, bersih bebas dari lumpur bahan
organis, batu-batuan. Khusus untuk plesteran harus
dibersihkan/cuci dan disaring / ayak terlebih dahulu.

3. Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan N.I8


type I menurut ASTM dan memenuhi standard SNI
portland cemen.

5.3. Adukan / Campuran

- Adukan trasraam 1 PC : 3 Ps dilaksanakan untuk :

a. Semua pasangan bata yang termasuk ke dalam


tanah
b. 20 cm di atas lantai pada semua, dinding yang
berhubungan dengan air setinggi 1,5 m.
c. Pasangan bata kedua sisi saluran, bak kontrol,
septictank, bak mandi dan bata sebagai pondasi
serta tempat-tempat lain yang diperlukan seperti
pasangan dinding/meja porselin.
d. Plesteran dinding bata yang masuk ke dalam tanah,
seluruh pasangan trasraam, plin plesteran, aferking
permukaan beton dan seluruh pasangan bata 1 PC :
3 Ps tersebut di atas.

- Adukan 1 PC : 5Ps dilaksanakan untuk :


a. Pasangan dinding dan plesteran yang tidak
trasraam sepert tercantum di atas.
5.4. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pekerjaan pasangan dinding bata harus terkontrol
waterpass baik arah vertikal maupun horizontal. Setiap
delapan baris bata harus dipasang anker besi dari
kolom. Pelaksanaan pasangan dinding bata tidak boleh
melebihi ketinggian 1 m setiap hari.

2. Sebelum dinding diplester siarnya harus dikorek


sedalam 1 cm untuk mendapat ikatan yang lebih baik,
kelembaban plester harus dijaga sehingga pengeringan
bidang plesteran stabil dan kemudian diperhalus
dengan acian semen.

3. Pasangan bata yang selesai harus terus menerus


dibasahi selama 14 hari, untuk dinding septictank harus
dihindarkan adanya rembesan air tanah dari pada
kedua sisi luar, untuk itu plesteran trasraam dilakukan
pada kedua sisi luar dalam.

4. Untuk finishing beton expose, sebelum


diplester/aferking permukaan beton perlu dikasarkan /
pahat dahulu kemudian disiram portland cemen untuk
mendapatkan ikatan yang lebih baik.

5. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak


lurus, berombak dan retak-retak harus dibongkar dan
diperbaiki atas biaya .
PASAL – 6 6.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN BETON
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
BERTULANG DAN
TIDAK BERTULANG
1. Pondasi plat, Sloof, Kolom, Balok , plat,

2. Pekerjaan Beton tidak bertulang terdiri dari :

a. Nuet kusen, rabat tritisan, lantai kerja dan segala


sesuatu yang nyata dalam pekerjaan ini.

6.2. Bahan / Material

1. Pasir beton dan koral harus bermutu baik, tidak


mengandung bahan organis, lumpur dan sejenisnya.
Agregat kasar / split yang digunakan mempunyai
gradasi yang baik dan dapat memenuhi persyaratan SK-
SNI T-15-1991.

2. Air yang dipakai harus air tawar yang bersih, bebas


dari zat-zat kimia yang merusak beton.

3. Tulang besi beton yang digunakan harus bebas dari


minyak, kotoran, cat, karat lepas dan lain-lain yang
dapat merusak. Baja yang dipakai baja lunak dengan
tegangan minimum fy = 240 Mpa dan Mutu beton f’c =
14.5 Mpa serta memenuhi persyaratan SK-SNI T-15-
1991.

a. Bekisting

1. Bahan bekisting dipakai kayu Albasiah yang cukup


kering serta untuk penggunaannya harus mendapat
persetujuan Pengawas.

2. Pasangan bekisting harus rapih, cukup kuat & kaku


untuk menahan getaran dan kejutan gaya yang diterima
tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian
pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah
bekisting dibongkar memberikan bidang-bidang yang
rata.

3. Celah-celah antara papan harus rapat agar pada waktu


mengecor air tidak merembes keluar. Sebelum
pengecoran bagian dalam bekisting harus bersih dari
kotoran.

6.3. Adukan

1. Adukan beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc : 2


Ps : 3 Kr, harus dilaksanakan pada kolom, sloof,,
ringbalk, dan segala sesuatu yang masuk pekerjaan
beton bertulang.

2. Adukan dengan perbandingan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr


digunakan untuk beton tidak bertulang seperti Lantai
kerja, rabat sekeliling bangunan (tebal 5 cm), neut di
bawah kusen dan lainnya.

3. Pengadukan campuran beton dianjurkan menggunakan


mesin pengaduk / mollen.

6.4. Pelaksanaan Pekerjaan

1. Penyetelan dan pemasangan besi tulangan. Semua


tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat hingga
tidak dapat berubah dan bergeser pada waktu adukan
digetarkan. Penyetelan besi tulangan harus
diperhitungkan dengan tebal selimut beton terhadap
ukuran yang ditentukan. Hubungan sloof dan pondasi
batu kali dan kolom dengan dinding harus dipasang
besi anker ( steak ) setiap jarak 1m.

2. Pengecoran.
Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus
dicek terhadap kelurusan baik arah vertikal maupun
horizontal.

3. Alat penggetar pada waktu pengecoran dapat digunakan


bambu bulat dengan diselingi pengecoran bekisting
secara perlahan-lahan.

4. Pengadukan harus rata dan sama kentalnya setiap kali


membuat adukan, sisa adukan yang mengeras tidak
boleh dipakai.

5. Pembongkaran bekisting baru diperbolehkan setelah


beton mengalami periode pengerasan sesuai dengan
SK-SNI T-15-1991./seizin Pengawas.

6. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini, harus


dibongkar dan diperbaiki atas biaya .

PASAL - 7 7.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN PENUTUP
LANTAI Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :

1. Pemasangan Lantai Keramik 40 x 40 cm putih polos


2. Pemasangan Lantai dan dinding Keramik 30 x 30 cm
warna
3. Pemasangan Lantai Keramik 25 x 25 cm warna anti
slip,
4. Pemasangan Dinding Keramik 25 x 40 cm warna,

7.2. Bahan / Material

1. Semua penutup lantai dan dinding keramik, tidak retak,


satu nomor seri dan satu merek.

2. Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, harus


mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas. bahan-bahan tersebut harus
disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering
dan bersih.

3. Semua keramik tersebut dapat digunakan produk lokal


yang telah memiliki SII dan memenuhi syarat PUBB
1972.

7.3. Adukan

1. Adukan dengan perbandingan 1 PC : 5 Ps dipakai untuk


pemasangan lantai keramik dalam ketebalan aduk
minimal 3 cm dan adukan 1 PC : 3 Ps untuk
pemasangan didning trastram.

2. Lantai kerja, rabat memakai adukan beton 1 PC : 3 Ps :


5 KR, atau dengan mutu yang ditetapkan oleh
Pengawas.

b. Pelaksanaan pekerjaan

1. Pemasangan lantai keramik di atas pasir urug padat


setebal 5 cm terlebih dahulu diteliti kebenaran
pemadatan tanah urug dan pasir urug di bawahnya serta
ketepatan pada piel yang ditentukan.

2. Semua keramik yang akan dipasang terlebih dahulu


direndam dalam air. siar disesuaikan dengan warna
keramik.

3. Pekerjaan lantai yang tidak lurus / waterpass, siarnya


tidak lurus berombak, turun naik dan tidak retak harus
dibongkar dan diperbaiki atas biaya . Lantai yang sudah
dipasang dipel & dibersihkan.

1. Lantai rabat beton dipasang di atas pasir urug ( 5 cm ),


satu elemen lainnya harus dipisah. Ketebalan rabat
beton adalah minimal 6 cm, di finis dengan pukulan
sapu lidi (tidak dikerjakan)

PASAL - 8 8.1 Kusen pintu, menggunakan alumunium 3 “ warna, dipasang


PEKERJAAN KUSEN pada tempat - tempat yang berada di dalam ruang seperti
PINTU yang dinyatakan dalam gambar - gambar.

8.2. Penyambungan pada sudut kusen, daun pintu / jendela / list


kaca dengan tiang kusen harus betul-betul rapih tegak lurus
dan tidak terdapat celah - celah.

8.3. Engsel yang digunakan untuk daun pintu digunakan jenis


cabut , panjang 4" dipasang 3 buah tiap daun pintu. Untuk
engsel jendela dipakai engsel cabut 3 “ tiap daun jendela
dipasang 2 buah engsel.

8.4. Hardware kunci gantungan, engsel harus dminyaki agar


berfungsi baik. Semua contoh barang tersebut harus
mendapat persetujuan Pengawas. Kunci dan alat
penggantung terpasang ternyata tidak berfungsi, harus
dibongkar / diganti atas biaya .

PASAL - 9 9.1. Pekerjaan pengecatan kayu dan besi.


PEKERJAAN
PENGECATAN 1. Pekerjaan cat kayu harus dilaksanakan adalah ; semua
permukaan listplank, sedangkan cat besi digunakan
untuk semua permukaan besi.

2. Cat yang dipakai adalah sekualitas Seiv. Bahan cat


yang akan digunakan terlebih dahulu harus mengajukan
contoh untuk disetujui oleh Direksi, warna cat
ditentukan kemudian.

3. Pekerjaan pendempulan, menie, plamir dan penghalusan


( dihampelas ) harus dilaksanakan hingga rapih dan
halus sebelum pengecactan dilaksanakan.

4. Pekerjaan yang ternyata retak, belang dan tidak rata


harus diulang dan diperbaiki.

9.2. Pengecatan tembok dan langit - langit

1. Pengecatan dilaksanakan pada semua dinding yang


tampak, permukaan beton dan tidak dilidungi bahan
lain, ringbalk dan langit - langit. Untuk plint
menggunakan cat kedap air / cat kayu.

2. Permukaan yang akan dicat terlebih dahulu dibersihkan


(dikerok/dikupas untuk dinding bagian luar) dihampelas
hingga rata dan siap di cat;

3. Pengecatan dinding dan plafond dalam dan plafond luar


cat yang digunakan adalah sekuaitas sanlex, untuk
dinding luar jenis cat mengunakan sanlex. Semua
contoh cat terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Pengawas.

4. Semua dinding, langit - langit yang akan dicat harus


diplamir atau dempul dari jenis yang sama dari cat
tembok, dihaluskan dengan hampelas hingga licin dan
rata. Pekerjaan cat dapat dilaksanakan setelah mendapat
izin dari Pengawas.

5. Khusus pendempulan langit - langit untuk dicat harus


dijaga terhadap nat yang telah terbentuk sehingga tetap
lurus dan rata.

6. Pengecatan dilakukan minimal 3 kali dengan kuas atau


roller.

7. Semua pekerjaan cat yang tidak rata, belang pecah -


pecah, serta masih tipis harus diulang dan diperbaiki
atas biaya .
PASAL - 10 10.1 Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN INSTALASI
LISTRIK 1. Pembuatan shop drawing sebelum pekerjaan
dilaksanakan.

2. Bongkaran instalasi listrik lama dan mengganti dengan


instalasi baru dengan tetap mempertahankan pembagian
group seperti semula;

3. meliputi Instalasi penerangan, stop kontak termasuk


bobokan dan perbaikkan kembali plesteran dinding;

4. Pekerjaan pengecatan dan perapihan.

5. Pembuatan as built drawing dan segala pekerjaan yang


termasuk dalam pekerjaan.

10.2 Pemakaian bahan

1. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Pekerjaan Listrik


yang memiliki Surat Izin dari PLN yang masih berlaku.

2. Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini pada dasarnya


harus memenuhi persyaratan yang dikeluarkan oleh
PLN dan Instansi berwenang lainnya ( PUTL 1977,
Peraturan Menteri PUTL No.023 & 024 PRT 1978,
PUIP DPMB dan Depnaker ).

3. listrik harus membuat gambar- gambar revisi ( as built


drawing ) dan menyerahkan ke Pengawas dalam 2
rangkap.

4. Pelaksanaan pekerjaan Instalasi Listrik, Harus


bekerjasama dengan bidang lainnya.

5. Tegangan listrik yang digunakan adalah 220 v, 50 Hz,


sumber daya PLN.

10.3 Bahan / Material

1. Semua barang yang akan dipasang adalah barang baru


dan terlebih dulu mengajukan contoh untuk disetujui
Pengawas

2. Panel Penerangan
Terbuat dari plat besi tebal 1,0 mm, dicat anti karat dan
dilengkapi dengan kunci. Panel penerangan harus
ditanahkan ( grounding ) dengan tahanan 5 ohm, merk
yang dipakai setaraf Mistsubishi, BBC, MG atau
Siemen.

3. Kabel Instalasi Listrik

a. Semua instalasi kabel baru dengan kabel instalasi


dipakai jenis : NYM dengan ukuran diameter sesuai
gambar, sekualitas merk Eternaa.
b. Armatur saklar, plafond fiting lama diganti baru
dengan bahan merk Broco.

c Penyambungan kabel harus menggunakan terminal


box dan harus dipasang inbouw. untuk memasang
instalasi yang tertanam harus dilengkapi dengan
cunduit / pipa besi/PVC dengan diameter 5/8" atau
sesuai dengan keperluan.

4. Saklar dan Stop Kontak

a. Ketinggian pemasangan saklar adalah + 150 cm


dari muka lantai, dan untuk stop kontak harus
dipasang + 30 cm dari muka lantai,

PASAL 11
PEKERJAAN PENGEBORAN SUMUR

11.1 UMUM
Pengeboran akan dilaksanakan dengan maksud untuk penyelidikan potensi air tanah
didaerahnya, termasuk kondisi geologi/ hidrogeologi dan tes-tes permeabilitas a quifer.
Spesifikasi teknis dibawah ini dimaksud untuk memberi keterangan kepada kontraktor
mengenai lokasi dan kondisi proyek, gambaran umum macam pekerjaan, jumlah peralatan
yang diperlukan, bahan-bahan lainnya guna menghasilkan data-data dan hasil sesuai
dengan yang dikehendaki.

11.2 CARA PELAKSANAAN


Semua bahan-bahan penunjang yang diperlukan disediakan sendiri oleh pemborong dan
harus memenuhi persyaratan teknis yang telah ditentukan, pembiayaannya sudah harus
termasuk dalam biaya pemboran permeter.
Semua system pengamanan pada syarat pekerjaan pemboran adalah menjadi tanggung
jawab pemborong. Pemborong harus dapat menjaga dan mencegah kemungkinan
terjadinya hal-hal yang dapat merugikan hasil pekerjaan.
Semua akibat dari kelalaian dan kelambatan dari persiapan pelaksana adalah menjadi
tanggung jawab pemborong.

11.3 KEDALAMAN PENGEBORAN


Maksimal kedalaman sumur bor explorasi atau sumur uji produksi adalah antara 100 s/d
150 meter. Pengamatan selama aktivitas pemboran seperti penetrasi perjam, contoh-
contoh batuan dan sebagainya harus dilaksakan oleh pemborong dengan mengikuti tabel
yang akan disetujui oleh pemberi tugas.

11.4 DIAMETER (GARIS TENGAH)


11.4.1 Diameter
Final diameter dari sumur adalah 200 mm (8 Inchi), sedangkan sumur uji atau
sumur uji produksi adalah 200 mm, diameter pipa saringan ” Screen” sesuai
dengan 150 mm. Selisih rongga antara pipa-pipa tersebut dengan lubang bor
minimum adalah 50 mm/ 2 inchi keliling, yang dimaksudkan untuk ruang
”gravel pack”

11.4.2 Kemiringan/ Deviasi


Radial deviasi dari pusat lubang bor secara teoritis dari vertikal tidak lebih dari 0.5
% selaras dengan kedalam.

11.5 PERALATAN DAN MATERIAL


Semua peralatan dan material mengikuti standar API atau yang sederajat.

11.6 DRILLING RIGS / ALAT BOR


Pemborong harus meyediakan peralatan sesuai dengan sfesifikasi tehnik yang diminta.
Adapun batasan-batasan tehnik secara umum dapat dijelaskan sbb :
Untuk mesin bor atau ”Hydraulic Rotary” harus mempunyai kapasitas minimum
berkemampuan membor dengan diameter 450 mm/18 inch pada kedalam 200 meter.
Jika peralatan yang dipakai :
a. Spindle Type :
Minimum diameter dalam spindlennya adalah 93 mm atau mampu menggunakan
stang bor/”Driil Rod” dengan diameter 89 mm.

b. Rotary Table :
Harus mempunyai pemberat / drill collar minimum 800 kg dan alat bor harus
menggunakan stang bor/ ”drill rod” dengan diamater 89 mm yang lengkap dengan
stabilisatornya.

c. Top Drive :
Minimum troque kapasitas adalah 6.000 kg
Untuk semua alat diatas harus mampu mengangkat beban seberat 6.000 kg (hoisting
capasity)

11.7 POMPA LUMPUR / COMPRESSOR


Sebagai penunjang utama drillling rig, kontraktor harus pula meyediakan pompa lumpur
untuk pompa sirkulasinya atau compressor untuk sistem zAir Flush”.
Pompa lumpur harus bertipe ”Piston” kapasitas pompa adalah 500 1/ min pada 24
kg/cm2 didalam preparasi pompa lumpur dilapangan harus diperhitungkan panjang
sirkulasi dari lubang bor kebak lumpur sehingga dipertibangkan dengan sample
”Cutting” yang diperoleh cukup bisa mengwakili penetrasi kedalamannya dan juga efek
perembesan kedalam lubang bor.
Pemborong harus meyediakan pada setiap drilling unit alat pengetesan lumpur laboran
seperti :
- Mud balance / timbangan lumpur.
- Marsh furnel
- No 200 sicve (ayakan No 200)
- pH indikator paper (kertas pH ), dsb
Demi kelancaran pekerjaan pemeborongan diwajibkan membuat pengumpul lumpur
cadangan yang diperhitungkan sesuai kebutuhan dan waktu gantinya. Bila pemborong
dengan air flush maka harus meyediakan compressor dengan capasitas 600 cfm pada
12 bar.

11.8 STANG BOR/DRILL ROD, PEMBERAT /COLLAR DAN STABILIZER


Untuk alat pembantu harus berstandar API atau lainnya yang sederajat. Minimum dari
diameter stang bor/drill rod adalah 89 mm/3.5 inch. Dalam pelaksanaanya harus
digunakan drill colars dan stabilization untuk mencengah kemungkinan tidak harus lubang
bor. Sehingga akan merugikan pihak pemborong sendiri.
11.9 PIPA KONDUKTOR/SURFACE CASING / PIPA PELINDUNG.
Untuk system bor putar pemakaian pipa konduktor untuk mencegah runtuhnya lubang
bor adalah sangat penting. Pipa konduktor ini harus dipasang dalam keadaan yang
normal minimum- 10 m, sebagai pengaman pada kondisi hal ini perlu untuk mencegah
kemungkinan terjadinya keruntuhan kedalam lubang bor.

11.10 LUMPUR PEMBORAN


Cara sirkulasi dengan lumpur atau udara mungkin akan dipakai tergantung pada
pertimbangan tehnik dan kondisi geologi daerahnya. Pemilihan jenis lumpur harus
medapat persetujuan dari pemberi tugas. Pemborongan memilih macam atau jenis
dari lumpur pemborong yang sesuai dengan kondisi daerahnya/ formasi geologisnya.
Pemborong harus selalu memonitor densitas dan viskositas dari lumpur pemborong
tersebut yang dituangkan dalam laporan harian. Disarankan untuk menggunakan
”biodgradable”mud. Syarat untuk pemboran harus mempunyai kuwalitas yang baik dan
dapat hilang fungsinya dalam selang waktu tertentu harus sendiri dengan viskositas +
15 cm poince (40 second).
Penggunaan bahan kimia tambahan seperti mika atau toxic tidak diizinkan, karena
sumur ini adalah untuk kepentingan air minum. Bila terjadi Water Losse, agar segera
dicatat dan di ukur. Penggunaan lumpur atau material pemboran atau material lainnya
sudah masuk kedalam biaya parmeter pemboran. Untuk ini pemborong harus betul-
betul mempelajari mencegah kemungkinan salah perhitungan.

11.11 PENCATATAN TINGGI MUKA AIR (STATIC WATER LEVEL)


Pemborong harus meyediakan alat pegukur tinggi muka air yang eletronis dengan
ketelitian 1 cm dan selalu berada dilapangan selama aktivitas pekerjaan berlangsung.
Tinggi muka air harus selalu dicatat sebelum mulai pekerjaan pemboran dan sesudah
pemboran setiap harinya. Bila keaadaan positive atesi maka yang diukur adalah tinggi
kolom airnya atau debitnya.

11.12 ALAT PANCING


Pemborong harus meyediakan satu set komplit alat pemancing termasuk ”Hydralic”
”jak” yang sesuai untuk mengamankan sewaktu-waktu yang diperlukan. Sehingga tidak
banyak waktu yang terbuang untuk menunggu, apabila suatu diperlukan.
Ketidaksamaannya peralatan ini dilapangan menjadi resiko pemborong.

11.13 PENYEMENAN (CEMENTING)


Pada kondisi tertentu pengawas tehnik lapangan mungkin memerintahkan
peyemenan, misalnya keperluan penanggulangan runtuhan/caving, dll. Pembungkus
dibuat dengan
campuran semen + air pada keadaaan tertentu diperlukan penambahan ”Cemen Add”,
Post ini termasuk dalam pekerjaan pembuatan lubang bop.

11.14 SAMPLING (CONTOH HASIL PENGEBORAN)


Contoh hasil pengeboran perlu diambil pada setiap meter kemajuan pengeboran dan
pada setiap perubahan lapisan batuan. Minimum jumlah sample setiap contohnya
adalah 0.5 kg, dimasukkan kedalam kantong plastik, dengan diberi identitas seperti
nomor sample.

11.15 CONTOH AIR


Pemberi tugas mengintruksikan pada pemborong untuk pengambilan contoh air dari
lubang bor untuk diteliti dilaboratorium. Banyak contoh air adalah 5 liter pada setiap
pengambilan sample. Semua kegiatan harus dikerjakan atas persetujuan direksi/
pengawas lapangan.

11.16 PRESTASI PEKERJAAN


Hanya pekerjaan yang sempurna sesuai spesifikasi teknis yang dapat diterima oleh
pemberi tugas. Bahwa diperhatikan adalah lubang sumur bor tersebut tidak diterima,
maka pemborong harus menutup sumur tersebut dengan cara penyemenan, untuk itu cara
dan metodenya akan diberi petunjuk oleh pemberi tugas sesuai kondisi lapangan. Resiko
dari pekerjaan ini ada dipihak pemborong.

PASAL 12
PEKERJAAN INSTALASI
PEMIPAAN UNTUK
KONSTRUKSI SUMUR

12.1 UMUM
Maksud dari pekerjaan ini adalah seperti yang dijelaskan pada pasal-pasal sebelumnya,
yaitu bila hasilnya tidak sesuai dengan perencanaan yang ada maka akan langsung dipakai
sebagai sumur produksi, sehingga dalam pekerjaan ini termasuk penyediaan pipa–pipa, pipa
saringan, grevel pack dan lain-lain sesuai teknis sehingga siap untuk dilanjudkan dengan jenis
pekerjaan yang lainnya.

12.2 KONSTRUKSI SUMUR


Untuk sempurnanya konstruksi sumur bor harus terdiri dari bahan-bahan :
12.2.1 Pipa jambang/”pump House Casing”
12.2.2 Pipa Buta/ ”Blank pipa casing”
12.2.3 Pipa saringan/”Screen”
12.2.4 Pipa observasi pada bagian bawah dilengkapi dengan syarat-syarat teknis
pelaksanaannya.
PASAL 13
PEMBERSIHAN DAN PENGURASAN
SUMUR

Pembersihan lubang sumur yang telah dikonstruksikan adalah merupakan pekerjaan


yang terpenting dalam pekerjaan sumur bor ini. dimaksud untuk mengeluarkan segala
kotoran dan sisa lumpur yang masih tersisa dalam lubang sumur bekas pengeboran. Selain
itu juga terpenting adalah membersihkan open area dari pipa saringan/screen, grevel pack
dan lain-lain. Kesempurnaan dari pembuatan sumur bor adalah sangat tergantung dari
pelaksaaan pekerjaan ini dengan baik dan benar sesuai petunjuk pekerjaan atau gambar
kerja pekerjaan ini.

PASAL 14
GEOFISIKA LUBANG BOR

Geofisika lubang sumur dilakukan pada sumur-sumur exploitasi atau ”pilot hole” sumur
uji/ uji produksi. Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk memperoleh informasi keadaan
fisik lapisan tanah yang harus dilakukan secepat mungkin setelah pekerjaan lubang ”pilot
hole” selesai dikerjakan sesuai dalam persyaratan teknis pekerjaan.

PASAL 15
PEMOMPAAN UJI

Pekerjaan ini adalah merupakan pekerjaan yang sangat membutuhkan ketelitian dalam
pelaksanaannya. Pemborong harus menyediakan peralatan dan tenaga ahli yang
berpengalaman dalam menggunakan peralatan yang akan dipakai.
Banyak air yang akan dipompa dari dalam sumur akan diukur dengan alat ukur yang
disediakan oleh pemborong, tentang jenisnya harus disetujui oleh pemberi tugas.
Demikian pula pemborong harus set peralatan yang elektronis untuk mengukur tinggi
muka air dalam sumur secara teliti.

PASAL 16
KONSTRUKSI SUMUR OBSERVASI

Sumur observasi dimaksudkan untuk mengukur tinggi mengukur air selama


pengujian sumur/ pumping test atau selama pemompaan pada waktu sumur bor
tersebut diproduksi sebagai alat monitoring.
Jenis pipa yang digunakan untuk konstruksi sumur observasi adalah jenis pipa baja
yang digalvanis atau material lain yang anti korosi. Adapun jenis saringan yang dipakai
adalah juga dari bahan yang sama diatas. Diameter pipa antara 75-200 mm dari kelas
medium. Sistem penyambungan adalah dengan sistem ulir atau pengelasan, yang
penting disini harus diperhatikan bahwa sistem tersebut mampu untuk konstruksi
sampai kedalaman 150 m.

RKS-TEKNIK
Dengan demikian semua jenis pekerjaan dapat terselesaikan sesuai dengan pemilik proyek,
dengan memperhatikan spesifikasi teknis yang ada dan pekerjaan disetujui oleh pengawas
lapangan.
PASAL 17
PEKERJAAN LAIN - LAIN

17.1 Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas, diwajibkan pula mengadakan pengurusan -
pengurusan antara lain :

a. Pembuatan Izin Bangunan ( IMB ) dari Pemda Kabupaten/Kota setempat bila ada
perubahan bentuk bangunan dan penambahan luas bangunan.

b. Pembuatan Laporan Kemajuan Pekerjaan diantaranya, Time schedule, Laporan Mingguan,


Bulanan,Harian,Dokumentasi.

17.2. Sebelum penyerahan pertama wajib menelliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata
rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.

17.3. Meskipun telah ada Pengawas dan unsur - unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana harus
menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.

17.4. Selama masa pemeliharaan, wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki segala cacat
yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan benar - benar telah
sempurna.

17.5. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini ( RKS ) akan ditentukan dalam Rapat Penje-
lasan ( Aanwijzing )

RKS-TEKNIK

Anda mungkin juga menyukai