Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN RAJA AMPAT

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN


PENATAAN RUANG
Alamat : Kompleks Kantor Bupati Dan Dinas Otonom Waisai

RENCANA KERJA
DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS
( R.K.S )

( PENGADAAN JASA KONSTRUKSI – BERBADAN USAHA )

PEKERJAAN :
SEMENISASI JALAN PERIKANAN

TAHUN ANGGARAN
2023
RENCANA KERJA
DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

Kegiatan : Semenisasi Jalan Perikanan


Jangka Waktu : 90 ( Sembilan Puluh ) Hari Kalender
Lokasi : Jl. Perikanan Distrik Kota Waisai Kab.Raja Ampat.

I. PERATURAN-PERATURAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN


1.1. PEKERJAAN SIPIL
Untuk melaksanakan Pekerjaan Sipil, digunakan peraturan umum yang lazim
dipakai yakni AV(Algemene Voorwarden)-41 (Syarat-syarat Umum untuk
Pelaksanaan Bangunan Umum yang dilelangkan), kecuali ditentukan lain
dalam syarat-syarat teknis ini.

Peraturan Bangunan yang dimaksud adalah :

a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 02 Tahun 2017 tentang Jasa


Konstruksi
b. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang /
Jasa
c. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pengadaan Barang /
Jasa
d. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah No. 12
Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa
Pemerintah Melalui Penyedia
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 28 Tahun 2016 tentang
Analisa Harga Satuan
f. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan ( PUPB NI-3/56 )
g. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ( PBI 1971 )
h. Peraturan Pembuatan campuran beton ( SNIT-15-1990-03 ).
I. Peraturan Kawat Pengikat beton ( SNI0040-87-A )

1.2. PELAKSANAAN DAN GAMBAR PELAKSANAAN


a. Penyedia diwajibkan meneliti semua gambar, peraturan-peraturan dan
syarat-syarat sebelum pekerjaan dilaksanakan, baik pekerjaan sipil
maupun mekanikal/elektrikal.
b. Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila
dilaksanakan akan menimbulkan bahaya, maka Penyedia diwajibkan
untuk mengadakan perubahan seperlunya dengan terlebih dahulu
memberitahukan secara tertulis kepada Direksi/Pengawas Pekejaan.
c. Apabila ada perubahan pada gambar atau pelaksanaan pekerjaan dilokasi
atau ada perbedaan antara Bestek/Gambar Rencana dengan gambar maka
yang berlaku adalah menurut urutan- urutan yang menentukan di bawah
ini :
1. Bestek / Gambar Rencana
2. Gambar dengan skala yang lebih besar / sesuai ukuran tertera pada
gambar.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis 1


3. Keputusan Direksi / Pengawas Pekerjaan
d. Pelaksanaan Pembangunan proyek diselenggarakan secara lengkap
termasuk mendatangkan, mengangkut dan mengerjakan semua bahan -
bahan yang diperlukan, menyediakan tenaga kerja berikut pengawasan
dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
e. Penyedia diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan
untuk menunjuk penyelesaian dan pelaksanaan secara cepat, baik dan
lengkap.
f. Didalam pelaksanaan pekerjaan, misalnya pekerjaan beton bertulang,
konstruksi baja, konstruksi kayu dan pekerjaan struktur lainnya
disamping pekerjaan pengolahan tanah, baik menurut perhitungan dan
gambar-gambar konstruksi yang disediakan oleh Direksi jika diduga
terdapat kekurangan, maka Penyedia diwajibkan mengadakan Konsultasi
dengan Direksi/ Pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.
g. Pihak Penyedia dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang
mungkin terjadi dan memperhitungkan di dalam harga penawaran.
h. Penyedia harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan,
sehingga lingkungan sekitarnya menjadi tertib, misalnya pelaksanaan
pekerjaan pada malam hari, Penyedia harus meminta persetujuan kepada
Direksi /Pengawas terlebih dahulu.
i. Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, selesai dengan sempurna
kepada Pemberi Tugas/Direksi termasuk perbaikan-perbaikan yang
timbul sebagai akibat pelaksanaan pada lingkungan pembangunan
termasuk pembersihan.

1.3. RENCANA KERJA


a. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia menyusun rencana kerja yaitu
suatu rencana yang terperinci termasuk jadwal pelaksanaan (Time
Schedule) dan diajukan kepada Direksi selambat-lambatnya 1 (satu)
minggu setelah dikeluarkannya Surat Keputusan dan Penunjukan Mulai
Kerja (SPMK) dan mengadakan Pre-Construction Meeting (PCM) dengan
pihak Konsultan pengawas dan Direksi Lapangan.
b. Setelah disetujui maka Time Schedule dimaksud diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan sebanyak 3 (tiga) salinan. Sedangkan cetakan aslinya
harus selalu terpampang di Kantor Proyek dan merupakan lampiran
Dokumen Kontrak
c. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia telah menyerahkan Request
Pekerjaan beserta Soft Drawing kepada Konsultan Pengawas untuk
dimintai persetujuannya.
d. Konsultan Pengawas setelah mempelajari usulan tersebut dengan
memperhatikan gambar-gambar rencana, Syarat-syarat teknis dan lain-
lain, baru memberikan persetujuan kepada Penyedia untuk segera
dilaksanakan.
e. Penyedia harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan bahan-bahan
dan alat bantu sesuai dengan rencana kerja kecuali jika terpaksa
menyimpang karena sesuatu hal yang harus dipertimbangkan, maka
terlebih dahulu harus disetujui oleh Direksi.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis 2


f. Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas
sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kemajuan, keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia.

1.4. PERSYARATAN KUALIFIKASI PELAKU USAHA :


1. Memiliki Izin Berusaha di bidang Jasa Konstruksi;
2. Memiliki Sertifikat Badan Usaha ( SBU ) yang masih berlaku dengan
persyaratan :
a. Kualifikasi : Usaha Kecil
b. Klasifikasi : Bangunan Sipil
c. Subklasifikasi : Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi Jalan Raya,
(Kecuali Jalan Layang, Jalan, Rel Kereta Api,
Dan Landasan Pacu Bandara ( Dengan Kode :
SI – 003 ).
3. Memiliki Status Valid keterangan Wajib Pajak Berdasarkan Hasi
Komfirmasi Status Wajib Pajak.
4. Memiliki Akta Pendiri Perusahaan Dan Akta Perubahan Perusahaan
(Apabila Ada Perubahan )
5. Memiliki pengalaman pekerjaan konstruksi sesuai dengan subklasifikasi
SBU yang disyaratkan paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun
swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi pelaku usaha yang
baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun
6. Memenuhi Sisa Kemampuan Paket (SKP);
7. Dalam hal pengadaan langsung Pekerjaan Konstruksi yang dipergunakan
untuk percepatan pembangunan kesejahteraan di Provinsi Papua dan
Provinsi Papua Barat, diutamakan untuk Pelaku Usaha Orang Asli Papua.
8. Ketentuan lainnya sesuai dengan yang tercantum dalam MDP / Dokumen
Pemilihan yang dikeluarkan oleh Pejabat Pengadaan.

1.5. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini Terhitung Mulai diterbitkannnya Surat


Peruntah Mulai Kerja sampai dengan serah terima pekerjaan selama 90
(Sembilan Puluh) hari kalender, tahun anggaran 2023.

1.6. PERSONIL

Personil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai


berikut :

- Pelaksana Lapangan ( 1 Orang )


adalah seorang Lulusan SMA/SMK/D-III/S1 memiliki setifikat keterampilan
kerja ( SKK ) sebagai Pelaksana Pekerjaan Jalan ( Dengan Kode TS -045 ).

- Petugas K3 adalah seorang Lulusan SMA/SMK/D-III/S1 Sertifikat Petugas


K3 / Ahli K3 Konstruksi – Muda.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis 3


1.7. PERALATAN

Daftar Peralatan Utama Yang diperlukan Untuk Melaksanakan pekerjaan ini


adalah sebagai berikut :
- Concrete Mixer/Beton Molen 3 Unit
- Genset 1 Unit
- Vibrator / Penggetar Beton 1 Unit
- Gerobak Dorong 4 Unit
- Alat Pertukangan 3 Set

1.8. KUALITAS BAHAN DAN PEKERJAAN.


a. Kualitas Bahan dan Pekerjaan harus dari tingkat yang prima sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan dan hasil kerja harus memberikan
penampilan dan kesan yang rapi dan baik.
b. Sebelum kegiatan dilapangan dilaksanakan, Penyedia diwajibkan untuk
mengadakan pemeriksaan bahan yang akan digunakan, atau
memberitahukan kepada Direksi/Pengawas Lapangan tentang rencana
penggunaan bahan tersebut untuk mendapat persetujuan.
c. Apabila diperintahkan oleh Direksi, Penyedia harus membuat
pembukaan/pembongkaran pada pekerjaan dan/atau bahan agar dapat
diadakan pemeriksaan.
d. Apabila dalam pemeriksaan itu Direksi menemukan kesalahan, kerusakan
atau cacat-cacat lain, Penyedia harus segera membongkar dan
memperbaikinya sampai pada kondisi yang sesuai dengan spesifikasi
ini,dan harus memikul biaya yang diperlukan untuk pembukaan/
pembongkaran pemeriksaan dan perbaikan tersebut.

1.9. SYARAT – SYARAT UMUM BAHAN


a. Air (PUBI 1970/N1-3)
1. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan, dipakai air yang tidak
mengandung minyak, asam, alkali, garam. bahan-bahan organik atau
bahan-bahan lain yang dapat merusak bangunan.
2. Khusus untuk beton, jumlah air yang digunakan untuk membuat
adukan disesuaikan dengan jenis pekerjaan beton atau dapat
ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat serta harus dilakukan
setepat- tepatnya.
b. Pasir (PUBI 1970/NI-3, PBI 1971/NI-2)
1. Pasir Beton, Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam PBI 1971 (Nl-2) diantaranya yang
paling penting adalah :
a) Butiran-butiran harus tajam dan keras dan tidak dapat
dihancurkan dengan jari dan pengaruh cuaca.
b) Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% (lima persen).
2. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam
besarnya, apabila diayak dengan ayakan 150 maka sisa butiran-
butiran di atas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 60% sampai dengan
90% dari berat

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis 4


c. Batu Kali/Gunung
1. Batu yang dipakai harus dari jenis yang keras, tidak keropos, serta
mempunyai gradasi baik dengan diameter maksimum 25 cm.
2. Baik batu, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini
harus bersih dari lumpur dan kotoran-kotoran lainnya.
3. Penyedia tidak dibenarkan menggunakan jenis batu lain kecuali atas
izin Direksi.
d. Agreat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)
1. Yang dimaksud dengan Agregat Kasar dapat berupa kerikil atau batu
pecah yang diperoleh dari pemecahan batu (Stone Chruser) dengan
besar butiran lebih besar dari 5 mm (split).
2. Kerikil atau Batu Pecah untuk beton harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam SK SNI T-15-1991 diantaranya : harus terdiri
dari butir-butir yang keras, tidak berpori, tidak pecah/hancur o!eh
pengaruh cuaca.
3. Kerikil atau Batu Pecah harus keras, bersih serta sesuai butiran dan
gradasinya bergantung pada penggunaannya
4. Kerikil/Batu Pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih besar dari
1% (satu persen)
5. Warnanya harus hitam mengkilat keabu-abuan
e. Portland Cement (N1.8, PBI 1971/N1.2}
1. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC jenis (NI-8) dengan
type I (satu) dan dalam Kantong Baru/Utuh.
2. Bila menggunakan PC yang telah disimpan !ama harus diadakan
pengujian terlebih dahulu oleh laboratorium yang berkompeten.
3. Dalam pengangkutan PC ke tempat pekerjaan harus dijaga agar tidak
menjadi lembab, begitu pula penempatannya harus ditempatkan di
tempat kering.
4. PC yang sudah membatu (menjadi keras dan sweeping) tidak boleh
dipakai/dipergunakan lagi.
5. Pengukuran semen, tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari ±
2,5%.
f. Baja Tulangan Beton dan Kawat Pengikat (PUBI 1970/N1-3)
1. Jenis baja besi tulangan harus dihasilkan dari pabrik-pabrik baja yang
dikenal dan bentuk belahan-belahan polos.
2. Kawat pengikat harus terbuat dari besi baja lunak dengan diameter
minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak
bersepuh seng.
g. Beton (PBI 1971/N1-2)
1. Beton yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah beton mutu K 125, K
175, K 250 dan K 300.
2. Kekentalan adukan beton harus diperiksa dengan pengujian Slump
Test dengan sebuah kerucut terpancung Abram. Nilai-nilai slump
untuk berbagai pekerjaan beton harus menurut Tabel 4.4.1. PBI 1971
(NI-l).

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis 5


h. Kayu Pancang
Kayu yang digunakan adalah kayu mangi-mangi dengan Ø 15-20 cm

1.10. PEMERIKSAAN PEKERJAAN, PENGAMANAN DAN PELAPORAN


a. Peralatan Pelaksanaan.
1. Penyedia harus mengadakan dan menyiapkan semua peralatan
pelaksanaan yang diperlukan dalam jumlah yang cukup dan kondisi
yang baik dan siap pakai, agar terjamin adanya kualitas pekerjaan
yang baik dan memenuhi persyaratan dan laju pekerjaan yang
memadai, hingga seluruh pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu
yang tepat seperti ditentukan dalam pelelangan.
2. Apabila ternyata peralatan yang digunakan menurut pendapat Direksi
tidak efisien pengoprasiannya atau tidak sesuai kegunaannya atau
jumlahnya kurang, hingga mutu pekerjaan yang dihasilkan tidak
sesuai dengan persyaratan atau laju pekerjaannya tidak memadai,
Direksi berhak memerintahkan Penyedia untuk mengganti atau
menambah peralatan dimaksud.
3. Kegagalan Direksi dalam perintahnya pada Penyedia, tidak
membebaskan Penyedia dari tanggung jawab atas pemenuhan kualitas
pekerjaan dan laju pekerjaan seperti yang diuraikan dalam Dokumen
Kontrak.
b. Perlindungan terhadap Bangunan dan Utilitas.
1. Penyedia bertanggung jawab atas perlindungan terhadap semua
bangunan dan utilitas, baik milik pribadi maupun milik
negara/masyarakat termasuk semua sarana dan prasarananya, baik
yang tertera dalam gambar maupun tidak.
2. Penyedia harus mengambil langka-langka yang dianggap perlu untuk
melindungi bangunan dari utilitas tersebut dari segala macam
kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kegiatankegiatan
pelaksanaan oleh Penyedia harus diperbaiki oleh dan atas beban biaya
Penyedia, sesuai dengan kondisi sebelumnya.
3. Dalam hal terjadi kerusakan, Penyedia wajib
segeramemberitahupemilik bangunan dan utilitas agar
diperolehkesepakatan tentang perbaikannya.
4. Penyedia bertanggung jawab untuk memperoleh informasi semua
bangunan dan jaringan utilitas yang terletak didalam tanah. Prasarana
yang ada disekitar dan diperlukan oleh bangunan dan utilitas harus
dijaga agar tetap berfungsi.
5. Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kegiatan pelaksanaan oleh
Penyedia, harus diperbaiki oleh dan atas beban biaya Penyedia sesuai
dengan kondisi sebelumnya.
c. Penjagaan dan Pemeliharaan.
1. Penyedia harus menjaga keamanan proyek untuk memberikan
perlindungan dan pengamanan atas semua bahan, perlengkapan,
peralatan dan pekerjaan yang ada didalam batas areal proyek dan
sekitarnya yang menjadi tanggung jawabnya, terhadap semua bentuk
kerusakan, gangguan atau kerugian yang dilakukan oleh orang-orang
atau pihak-pihak tidak berwenang. Untuk mempermudah pelaksanaan

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis 6


pengamanan, Penyedia harus membuat gudang penyimpan bahan,
perlengkapan dan peralatan sesuai dengan petunjuk Direksi..

2. Untuk tahap pekerjaan yang telah selesai, Penyedia bertanggung jawab


atas penjagaan, perlindungan dan pemeliharaannya, seperti pekerjaan
permukaan bagian dalam/luar, perlengkapan peralatan dan lain-
lainnya dari segala macam bentuk noda/kotoran, kerusakan dan
cacat-cacat lainnya selama masa Kontrak berlangsung sampai pada
saat pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya kepada pemilik.

d. Catatan dan Laporan


Penyedia harus selalu menjaga kelengkapan catatan dalam buku Direksi
yang sesuai dengan pelaksanaan dan memperoleh persetujuan Direksi.
Semua catatan yang berhubungan dengan pekerjaan selalu harus disiapkan
untuk Direksi dan satu set copy gambar lengkap dan spesifikasi harus
selalu tersimpan di direksi keet. Penyedia juga harus membuat buku tamu
yang akan melaporkan tentang keperluan tamu proyek tersebut.

1. Gambar sesuai Pelaksanaan (As Build Drawings)


Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja karena perubahan
atas perintah Pemberi Tugas/Direksi, maka Penyedia wajib membuat
gambar kerja (Soft Drawing). Selanjutnya sebelum penyerahan I
(pertama) pekerjaan, Penyedia bekerja sama dengan Konsultan
Pengawas membuat gambar hasil pelaksanaan pekerjaan (as built
drawing) guna memperlihatkan dan menyerahkan kepada Pemimpin
Kegiatan, tentang perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan hasil
pelaksanaan pekerjaan. Gambar tersebut harus diserahkan dalam
rangkap 7.

2. Foto-foto Mengenai Kemajuan Pekerjaan


Penyedia harus mengambil foto lapangan sebelum pekerjaan dimulai
MC-0 (0,00%) sampai dengan MC-100 (100%). Selanjutnya saat akan
mengajukan pembayaran angsuran berkala (termin), penyerahan I
(pertama) dan penyerahan II (kedua) Penyedia wajib melampiri foto--
foto kondisi kemajuan pekerjaan dilapangan. Foto-foto ini dicetak
berwarna 7 (tujuh) rangkap dan diserahkan kepada Direksi dalam
bentuk album.

II. KETENTUAN-KETENTUAN LAIN

Selain Syarat-syarat teknis ini, ketentuan-ketentuan lain yang mengikuti di dalam


pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

1. Gambar
a. Gambar-gambar yang dilampirkan pada rencana kerja dan syarat-syarat
pekerjaan ini.
b. Gambar Detail yang diserahkan oleh Pemberi Tugas/Direksi.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis 7


2. Petunjuk
a. Petunjuk atau keterangan yang diberikan dalam Rapat Penjelasan (Aanwijzing)
yang tercantum di dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.
b. Petunjuk, syarat-syarat yang diberikan dalam masa pelaksanaan oleh Pemberi
Tugas/Direksi, Konsultan Perencana dan Instansi terkait.
3. Peraturan
a. Semua Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku untuk semua
pelaksanaan penyediaan.

III. PENUTUP

a. Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalam syarat-syarat


teknis ini dapat dilihat pada gambar kerja atau di tanyakan pada saat Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing).
b. Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap syarat-syarat teknis ini pada saat
Penjelasan Pekerjaan akan dibuat suatu Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang
mengikat dan merupakan satu kesatuan dengan syarat-syarat teknis ini.
c. Seluruh pekerjaan diselesaikan secara baik serta rapi dan disesuaikan dengan
syarat-syarat teknis. Pekerjaan yang tidak rapi dan kurang baik, harus diperbaiki
sampai diperoleh hasil yang memenuhi syarat.

Waisai, April 2023

PENGGUNA ANGGARAN ( PA )
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
KABUPATEN RAJA AMPAT

ABDULLAH HASAN, SE
NIP. 19640815 198702 1 001

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis 8

Anda mungkin juga menyukai