Anda di halaman 1dari 41

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

(RKS)
I. SYARAT – SYARAT UMUM
Ketentuan Umum
Pasal 1
DEFINISI
Dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini kata-kata dan ungkapan-ungkapan harus mempunyai arti
seperti yang dimaksudkan atau didefinisikan disini:
1. Jasa pemborongan adalah layanan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang perencanaan teknis
dan pesifikasinya ditetapkan pengguna jasa dan proses serta pelaksanaannya diawasi oleh
pengguna jasa atau pengawas kontruksi yang ditugasi.
2. Pangguna jasa adalah kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek
sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab atas pengadaan jasa dalam lingkungan
kantor/satuan kerja/proyek/bagian proyektertentu. Nama, jabatan, dan alamat pengguna jasa
tercantum dalam syarat-syarat khusus kontrak;
3. Kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek adalah pejabat yang
diangkat oleh menteri/pejabat yang diberi kuasa, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
pengadaan jasa yang dibiayai dari dana anggaran belanja yang tersedia;
4. Penyedia jasa adalah badan usaha yang kegiatan usahanya menyediakan pelayanan jasa;
5. Sub penyedia jasa adalah penyedia jasa yang mengadakan perjanjian kerja dengan penyedia
jasa penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian pekerjaan sebatas disetujui oleh
direksi pekerjaan;
6. Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh pengguna jasa untuk melaksanakan pemilihan
penyedia jasa
7. Kontrak adalah perikatan hukum antara pengguna jasa dengan penyedia jasa dalam
pelaksanaan pengadaan jasa;
8. Kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan jasa pelaksanaan konstruksi atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan untuk
setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang kuantitas pekerjaannya
masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil
pengukuran bersama atas kuantitas pekerjaan yang batas dilaksanakan oleh penyedia jasa dan
batas diterima oleh pengguna jasa.
9. Dokumen kontrak adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara
pengguna jasa dan penyedia jasa untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan yang
terdiri dari:
a. Surat perjanjian
b. Surat penunjukan penyedia jasa

1 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
c. Surat penawaran
d. Adendum dokumen lelang (bila ada)
e. Syarat-syarat khusus kontrak
f. Syarat-syarat umum kontrak
g. Spesifikasi teknis
h. Gambar-gambar
i. Daftar kuantitas dan harga
j. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak.
10. Harga kontrak adalah harga yang tercantum dalam surat penunjukan penyediajasa yang
selanjutnya disesuaikan menurut ketentuan kontrak.
11. Hari adalah hari kalender; bulan adalah bulan kalender.
12. Direksi pekerjaan adalah pejabat atau orang yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak untuk mengelola administrasi kontrak dan mengendalikan pekerjaan. Pada umumnya
direksi pekerjaan dijabat oleh pengguna jasa, namun dapat dijabat oleh orang lain yang ditunjuk
oleh pengguna jasa.
13. Direksi teknis adalah tim yang ditunjuk oleh direksi pekerjaan yang bertugasuntuk mengawasi
pekerjaan.
14. Daftar kuantitas dan harga adalah daftar kuantitas yang batah diisi harga satuandan jumlah
biaya keseluruhannya yang merupakan bagian dari penawaran.
15. Pekerjaan harian adalah pekerjaan yang pembayarannya berdasarkanpenggunaan tenaga
kerja, bahan dan peralatan.
16. Pekerjaan sementara adalah pekerjaan penunjang yang diperlukan untukpelaksanaan
pekerjaan permanen.
17. Perintah perubahan adalah perintah yang diberikan oleh direksi pekerjaankepada penyedia jasa
untuk melakukan perubahan pekerjaan.
18. Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia jasa yang dinyatakan pada Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang dikeluarkan oleh pengguna jasa.
19. Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyerahan pertama pekerjaan dinyatakan
dalam berita acara penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitka noleh pengguna jasa.
20. Masa pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan dalam syaratsyarat khusus
kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan.
21. Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan, yang sebatah diserah terimakanoleh penyedia
jasa kepada pengguna jasa menjadi tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagai
dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau
keselamatan umum.

2 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
Pasal 2
PENERAPAN
1. Ketentuan-ketentuan pada syarat-syarat umum kontrak harus diterapkan secara luas tanpa
melanggar ketentuan yang ada dalam dokumen kontrak keseluruhan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Dokumen kontrak harus diinterprestasikan dalam urutan kekuatan hokum sebagai berikut :
a. Surat Perjanjian;
b. Surat Penunjukan Penyedia Jasa;
c. Surat Penawaran;
d. Adendum Dokumen Lelang (bila ada);
e. Syarat-syarat Khusus Kontrak;
f. Syarat-syarat Umum Kontrak
g. Spesifikasi Teknis;
h. Gambar-Gambar;
i. Daftar Kuantitas dan Harga;
j. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak.

Pasal 3
ASAL JASA
1. Jasa pemborongan untuk pekerjaan ini adalah layanan jasa dari penyedia jasa nasional yang
berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Bagi penyedia jasa asing harus mempunyai kantor perwakilan di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Pasal 4
PENGGUNAAN DOKUMEN KONTRAK DAN INFORMASI
Penyedia jasa tidak diperkenankan mengunakan dokumen kontrak dan informasi yang ada
kaitannya dengan kontrak di luar keperluan dari pekerjaan yang tersebut dalam kontrak, kecuali
lebih dahulu mendapatkan ijin tertulis dari pengguna jasa.

Pasal 5
JAMINAN
1. Penyedia jasa wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada pengguna jasa selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sebatah diterbitkannya surat penunjukan penyedia jasa
sebelum dilakukan penandatanganan kontrak. Besarnya jaminan pelaksanaan sesuai ketentuan
dalam syarat-syarat khusus kontrak. Masa berlakunya jaminan pelaksanaan sekurang-
kurangnya sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan 14 (empat belas) hari
sebatah tanggal penyerahan akhir pekerjaan.

3 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
2. Pengguna jasa wajib membayar uang muka dengan jumlah tertentu kepada penyedia jasa
sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak, sebatah penyedia jasa menyerahkan
jaminan uang muka yang bernilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah uang muka. Masa
berlakunya jaminan uang muka sekurang-kurangnya sejak tanggal permohonan pembayaran
uang muka sampai dengan 14 (empat belas) hari sebatah tanggal penyerahan pertama
pekerjaan.
3. Penyedia jasa harus menyerahkan jaminan pemeliharaan kepada pengguna jasa sebatah
pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus persen) dan pengguna jasawajib mengembalikan
uang retensi (retention money). Besarnya jaminan pemeliharaan sesuai ketentuan dalam syarat-
syarat khusus kontrak. Masa berlakunya jaminan pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak
tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan 14 (empat belas) hari sebatah tanggal
penyerahan akhir pekerjaan.
4. Jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka dan jaminan pemeliharaan diserahkan dalam bentuk
jaminan bank atau surety bond kepada pengguna jasa.Bentuk jaminan mengunakan bentuk
yang tercantum dalam dokumen lelang.

Pasal 7
ASURANSI
1. Penyedia jasa harus menyediakan asuransi ; atas nama pengguna jasa dan penyedia jasa, yang
mencakup dari saat mulai pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir masa pemeliharaan,
yaitu:
a. Semua barang dan peralatan-peralatan yang mempunyai resiko tinggi terjadi kecelakaan,
pelaksanaan pekerjaan, serta personil untuk pelaksanaan pekerjaan atas segala resiko yaitu
kecelakaan, kerusakan-kerusakan,kehilangan, serta resiko lain yang tidak dapat diduga;
b. Pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerja;
c. Perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
2. Besarnya asuransi ditentukan di dalam syarat-syarat khusus kontrak.

Pasal 8
KESELAMATAN KERJA
Penyedia jasa bertanggung jawab atas keselamatan kerja di lapangan sesuai dengan ketentuan
dalam syarat-syarat khusus kontrak.

Pasal 9
PEMBAYARAN
1. Cara pembayaran
a. Uang muka

4 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
1) Uang muka dibayar untuk membiayai penyediaan fasilitas lapangan dan mobilisasi
peralatan, personil, dan bahan. Besaran uang muka ditentukan dalam syarat-syarat
khusus kontrak dan dibayar sebatah penyedia jasa menyerahkan jaminan uang muka
sekurang-kurangnya sama dengan besarnya uang muka;
2) Penyedia jasa harus mengajukan permohonan pembayaran uang muka secara tertulis
kepada pengguna jasa disertai dengan rencana penggunaan uang muka;
3) Pengguna jasa harus mengajukan surat permintaan pembayaran untuk permohonan
tersebut pada butir 2 di atas, paling lambat 7 (tujuh) hari sebatah jaminan uang muka
diterima;
4) Pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur secara proporsional
pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada saat
pekerjaan mencapai prestasi 100% (seratuspersen);
5) Untuk kontrak tahun jamak (multy years) nilai jaminan uang muka secara bertahap
dapat dikurangi sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan.
b. Prestasi pekerjaan
1) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh pengguna jasa,
apabila penyedia jasa batah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan;
2) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan yang
batah terpasang dan diterima, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat yang ada di
lapangan;
3) Pengguna jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran;
4) Sistem pembayaran prestasi pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam syarat-syarat
khusus kontak;
5) Bila terdapat ketidak sesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan
untuk menunda pembayaran. Pengguna jasa dapat meminta penyedia jasa untuk
menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang
sedang menjadi perselisihan dan besarnya tagihan yang dapat disetujui untuk dibayar
setingi-tingginya sebesar sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khususkontak;
6) Setiap pembayaran harus dipotong jaminan pemeliharaan, angsuran pengembalian
uang muka, denda (bila ada), dan pajak;
7) Untuk kontrak yang mempunyai subkontrak, permintaan pembayaran kepada pengguna
jasa harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub kontraktor sesuai dengan
kemajuan pekerjaan;
8) Pembayaran terakhir hanya dilakukan sebatah pekerjaan selesai 100%(seratus persen)
dan berita acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan
c. Penyesuaian harga

5 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
1) Hasil perhitungan penyesuaian harga sesuai Pasal 46, dituangkan dalam amandemen
kontrak yang dibuat secara berkala selambat-lambatnya setiap 6 (enam) bulan;
2) Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh pengguna jasa, apabila penyedia jasa
batah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data;
3) Pengguna jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran.
d. Ganti rugi dan kompensasi
1) Ganti rugi sesuai Pasal 47.3. dan kompensasi sesuai Pasal 56. Kepada penyedia jasa
dituangkan dalam amandemen kontrak;
2) Pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh pengguna jasa,apabila penyedia
jasa batah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data;
3) Pengguna jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudahmengajukan surat
permintaan pembayaran.
4) Pengguna jasa harus sudah membayar kepada penyedia jasa selambat lambatnya
dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari sejak penyedia jasa batah mengajukan
tagihan yang batah disetujui oleh direksi teknis dan direksi pekerjaan.

Pasal 10
WEWENANG DAN KEPUTUSAN PENGGUNA JASA
Pengguna jasa memutuskan hal-hal yang bersifat kontraktual antara pengguna jasadan penyedia
jasa dalam kapasitas sebagai pemilik pekerjaan.

Pasal 11
SURAT PERINTAH MULAI KERJA
1. Pengguna jasa harus sudah menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari sejak penandatanganan kontrak, sebatah dilakukan
penyerahan lapangan.
2. Dalam SPMK dicantumkan paling lambat dimulainya pelaksanaan kontrak yang akan dinyatakan
penyedia jasa dalam pernyataan dimulainya pekerjaan.

Pasal 12
PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK
1. Sebelum pelaksanaan kontrak pengguna jasa bersama-sama dengan penyedia jasa, unsur
perencanaan, dan unsur pengawasan, menyusun rencana pelaksanaan kontrak.
2. Pengguna jasa harus menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal diterbitkannya SPMK.
3. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat adalah:
a. Organisasi kerja;

6 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
b. Tata cara pengaturan pekerjaan;
c. Jadual pelaksanaan pekerjaan;
d. Jadual pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil;
e. Penyusunan rencana pemeriksaan lapangan;

Pasal 13
PROGRAM MUTU
1. Program mutu harus disusun oleh penyedia jasa dan disepakati oleh penggunajasa dan dapat
direvisi sesuai kebutuhan.
2. Program mutu minimal berisi:
a. Informasi pengadaan;
b. Organisasi proyek pengguna jasa dan penyedia jasa;
c. Jadual pelaksanaan pekerjaan;
d. Prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. Prosedur intruksi kerja;
f. Pelaksana kerja.

Pasal 14
PEMERIKSAAN BERSAMA
1. Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, sebatah penerbitan SPMK, direksi teknis bersama-sama
dengan panitia peneliti pelaksanaan kontrak dan penyedia jasa melaksanakan pemeriksaan
lapangan bersama dengan melakukan pengukurandan pemeriksaan detail kondisi lapangan
untuk setiap rencana mata pembayaran guna menetapkan kuantitas awal.
2. Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara. Apabila dalam
pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi kontrak maka harus dituangkan dalam
bentuk amandemen kontrak.
3. Selanjutnya pemeriksaan lapangan bersama terhadap setiap mata pembayaran harus dilakukan
oleh direksi teknis dan penyedia jasa selama periode pelaksanaan kontrak untuk menetapkan
kuantitas pekerjaan yang batas dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan.

Pasal 15
PERUBAHAN KEGIATAN PEKERJAAN
1. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan
dengan spesifikasi teknis dan gambar yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka pengguna
jasa bersama penyedia jasa dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain :
a. Menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;
b. Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan/mata pembayaran;
c. Mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.

7 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
2. Pekerjaan tambahan tidak boleh melebihi 10% (sepuluh persen) dari nilai harga yang tercantum
dalam kontrak awal.
3. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh pengguna jasa secara tertulis kepada penyedia jasa,
ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang
tercantum dalam kontrak.
4. Hasil negosiasi dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan amandemen kontrak.

Pasal 16
PEMBAYARAN UNTUK PERUBAHAN
1. Apabila diminta oleh pengguna jasa, penyedia jasa wajib mengajukan usulan biaya untuk
melaksanakan perintah perubahan.
2. Direksi teknis wajib menilai usulan biaya tersebut selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh)
hari.
3. Apabila pekerjaan dalam perintah perubahan harga satuannya terdapat dalam daftar kuantitas
dan harga, dan apabila menurut pendapat direksi pekerjaan bahwa kuantitas pekerjaan tidak
melebihi batas sesuai ketentuan Pasal 21.2atau waktu pelaksanaan tidak mengakibatkan
perubahan harga, maka harga satuan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
digunakan sebagai dasar untuk menghitung biaya perubahan.
4. Apabila harga satuan berubah atau pekerjaan dalam perintah perubahan tidak ada harga
satuannya dalam daftar kuantitas dan harga, jika dinilai wajar, makausulan biaya dari penyedia
jasa merupakan harga satuan baru untuk perubahan pekerjaan yang bersangkutan.
5. Apabila usulan biaya dari penyedia jasa dinilai tidak wajar, maka penggunajasa mengeluarkan
perintah perubahan dengan mengubah harga kontrak berdasarkan harga perkiraan pengguna
jasa.
6. Apabila perintah perubahan sedemikian mendesak sehingga pembuatan usulanbiaya serta
negosiasinya akan menunda pekerjaan, maka perintah perubahan tersebut harus dilaksanakan
oleh penyedia jasa dan diberlakukan sebagai peristiwa kompensasi.
7. Penyedia jasa tidak berhak menerima pembayaran tambahan untuk biaya-biaya yang
sesungguhnya dapat dihindari melalui peringatan dini.

Pasal 17
AMANDEMEN KONTRAK
1. Amandemen kontrak harus dibuat bila terjadi perubahan kontrak. Perubahankontrak dapat
terjadi apabila:
a. Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh parapihak dalam
kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak;
b. Perubahan jadual pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahanpekerjaan;

8 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
c. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan perubahan pelaksanaan
pekerjaan. Amandemen bisa dibuat apabila disetujui oleh para pihak yang membuat kontrak
tersebut.
2. Prosedur amandemen kontrak dilakukan sebagai berikut:
a. Pengguna jasa memberikan perintah tertulis kepada penyedia jasa untuk melaksanakan
perubahan kontrak, atau penyedia jasa mengusulkan perubahan kontrak;
b. Penyedia jasa harus memberikan tanggapan atas perintah perubahan dari pengguna jasa
dan mengusulkan perubahan harga (bila ada) selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh)
hari;
c. Atas usulan perubahan harga dilakukan negosiasi dan dibuat berita acara hasil negosiasi;
d. Berdasarkan berita acara hasil negosiasi dibuat amandemen kontrak.

Pasal 18
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
1. Hak dan kewajiban pengguna jasa
a. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyediajasa.
b. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh penyedia jasa.
c. Melakukan perubahan kontrak.
d. Menangguhkan pembayaran.
e. Mengenakan denda keterlambatan.
f. Membayar uang muka, hasil pekerjaan, dan uang retensi.
g. Memberikan instruksi sesuai jadual.
h. Membayar ganti rugi, melindungi dan membela penyedia jasa terhadap semua tuntutan
hukum, tuntutan lainnya, dan tanggungan yang timbul karena kesalahan, kecerobohan dan
pelanggaran kontrak yang dilakukan oleh pengguna jasa.
2. Hak dan kewajiban penyedia jasa
a. Menerima pembayaran uang muka, hasil pekerjaan, dan uang retensi.
b. Menerima pembayaran ganti rugi/kompensasi (bila ada).
c. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang batah ditetapkan dalam kontrak.
d. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada pengguna jasa.
e. Memberikan peringatan dini dan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan pengguna jasa.
f. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang batah
ditetapkan dalam kontrak.
g. Mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan baik di dalam
maupun di luar tempat kerja dan membatasi perusakan dan pengaruh/gangguan kepada

9 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
masyarakat maupun miliknya, sebagai akibat polusi, kebisingan dan kerusakan lain yang
disebabkan kegiatan penyediajasa.

Pasal 19
RESIKO PENGGUNA JASA DAN PENYEDIA JASA
1. Pengguna jasa bertanggung jawab atas resiko yang dinyatakan dalam kontrak sebagai resiko
pengguna jasa, dan penyedia jasa bertanggung jawab atas resiko yang dinyatakan dalam
kontrak sebagai resiko penyedia jasa.
2. Resiko pengguna jasa
a. Resiko kecelakaan, kematian, kerusakan atau kehilangan harta benda (diluar pekerjaan,
peralatan, instalasi dan bahan untuk pelaksanaan pekerjaan)yang disebabkan oleh:
1) Penggunaan atau penguasaan lapangan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yang
tidak dapat dihindari sebagai akibat pekerjaan tersebut;atau
2) Keteledoran, pengabaian kewajiban dan tanggung jawab, gangguan terhadap hak yang
legal oleh pengguna jasa atau orang yang dipekerjakannya, kecuali disebabkan oleh
penyedia jasa.
b. Resiko kerusakan terhadap pekerjaan, peralatan, instalasi, dan bahan yang disebabkan
karena desain atau disebabkan oleh kesalahan pengguna jasa.
c. Resiko yang terkait dengan kerugian atau kerusakan dari pekerjaan, peralatan, instalasi dan
bahan sejak saat pekerjaan selesai sampai berakhirnya masa pemeliharaan, kecuali
apabila:
1) Kerusakan yang terjadi pada masa pemeliharaan; atau
2) Kejadian sebelum tanggal penyerahan pertama pekerjaan yang bukan tanggung jawab
pengguna jasa.
3) Resiko penyedia jasa

Kecuali resiko-resiko pengguna jasa, maka penyedia jasa bertanggung jawab atas setiap cidera
atau kematian dan semua kerugian atau kerusakan atas pekerjaan, peralatan, instalasi, bahan dan
harta benda yang mungkin terjadi selama pelaksanaan kontrak.

Pasal 20
LAPORAN HASIL PEKERJAAN
1. Buku harian diisi oleh penyedia jasa dan diketahui oleh direksi teknis, mencatat seluruh rencana
dan realisasi aktivitas pekerjaan sebagai bahan laporan harian.
2. Laporan harian dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa oleh direksi teknis, dan disetujui oleh direksi
pekerjaan.
3. Laporan harian berisi:
a. Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerja di lapangan;

10 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
b. Jenis dan kuantitas bahan di lapangan;
c. Jenis, jumlah dan kondisi peralatan di lapangan;
d. Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan
e. Cuaca dan peristiwa alam lainya yang mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
f. Catatan lain yang dianggap perlu.
4. Laporan mingguan dibuat oleh penyedia jasa, terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan mingguan serta catatan yang dianggap perlu.
5. Laporan bulanan dibuat oleh penyedia jasa, terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan serta catatan yang dianggap perlu.
6. Untuk kelengkapan laporan, penyedia jasa dan direksi teknis wajib membuat foto-foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 21
CACAT MUTU
1. Direksi teknis wajib memeriksa pekerjaan penyedia jasa dan memberitahu penyedia jasa bila
terdapat cacat mutu dalam pekerjaan. Direksi teknis dapat memerintahkan penyedia jasa untuk
menguji hasil pekerjaan yang dianggap terdapat cacat mutu.
2. Apabila direksi teknis memerintahkan penyedia jasa untuk melaksanakan pengujian dan
ternyata pengujian memperlihatkan adanya cacat mutu, makabiaya pengujian dan perbaikan
menjadi tanggung jawab penyedia jasa. Apabila tidak ditemukan cacat mutu, maka biaya
pengujian dan perbaikan menjadi tanggung jawab penyedia jasa. Apabila tidak ditemukan cacat
mutu, makabiaya pengujian dan perbaikan menjadi tanggung jawab pengguna jasa.
3. Setiap kali direksi teknik memerintahkan perbaikan atas cacat mutu, penyedia jasa harus segera
memperbaiki dalam waktu sesuai yang tercantum dalam perintah direksi teknis. Kegagalan
penyedia jasa dalam menindak lanjuti perintah perbaikan atas cacat mutu merupakan suatu
pelanggaran kontrak.
4. Direksi pekerjaan dapat meminta pihak ketiga untuk memperbaiki cacat mutubila penyedia jasa
tidak melaksanakannya dalam waktu masa perbaikan cacat mutu sesuai yang tercantum dalam
surat pemberitahuan direksi teknis dengan biaya dibebankan kepada penyedia jasa.
5. Cacat mutu harus batah selesai diperbaiki dan diterima oleh direksi teknis sebelum penyerahan
pertama pekerjaan dan selama masa pemeliharaan.Penyerahan pertama pekerjaan dan
penyerahan akhir pekerjaan dapat ditunda sampai cacat mutu selesai diperbaiki, tanpa
mengubah batas akhir tanggal penyerahan pertama pekerjaan dan tanggal penyerahan akhir
pekerjaan.

11 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
Pasal 22
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK.
2. Pengguna jasa harus menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak
tanggal penandatanganan kontrak.
3. Mobilisasi harus mulai dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak
diterbitkan SPMK, yaitu antara lain mendatangkan peralatan berat, kendaraan, dan
mendatangkan tenaga kerja.
4. Pekerjaan dinyatakan selesai apabila penyedia jasa batah melaksanakan pekerjaan selesai
100% (seratus persen) sesuai ketentuan kontrak dan batah dinyatakan dalam berita acara
penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkanoleh direksi pekerjaan.

Pasal 23
PENYEDIA JASA LAINNYA
Penyedia jasa diharuskan bekerja sama dan menggunakan lapangan bersama-samadengan
penyedia jasa lainnya, petugas-petugas pemerintah, dan pengguna jasa.

Pasal 24
WAKIL PENYEDIA JASA
1. Penyedia jasa wajib menunjuk personil sebagai wakilnya yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan pekerjaan dan diberikan wewenang penuh untuk bertindak atas nama penyedia
jasa, serta berdomisili di lokasi pekerjaan.
2. Apabila direksi pekerjaan menilai bahwa wakil penyedia jasa tersebut pada Pasal 30.1 tidak
memadai, maka direksi pekerjaan secara tertulis dapat meminta penyedia jasa untuk mengganti
dengan personil lain yang kualifikasi, kemampuan, dan pengalamannya melebihi wakil penyedia
jasa yang diganti selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari dan wakil penyedia
jasa yang akan diganti harus meninggalkan lapangan selambat-lambatnya dalam waktu 14
(empat belas) hari.

Pasal 25
PENGAWASAN
Untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan dilapangan
yang sedang atau batah dilaksanakan oleh penyedia jasa, pengguna jasa diwakili oleh direksi teknis.

12 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
Pasal 26
KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Apabila penyedia jasa terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadual, maka penguna jasa
harus memberikan peringatan secara tertulis kepada penyedia jasa untuk melakukan upaya-
upaya percepatan pelaksanaan pekerjaan.
2. Apabila keterlambatan pelaksanaan pekerjaan disebabkan oleh pengguna jasa, maka
dikenakan ketentuan sesuai Pasal 57 tentang kompensasi.
3. Apabila keterlambatan pelaksanaan pekerjaan terjadi karena keadaan force majeur, maka Pasal
25.1 dan Pasal 32.2 tidak diberlakukan.

Pasal 27
PERPANJANGAN WAKTU PELAKSANAAN
1. Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh pengguna jasa atas pertimbangan yang
layak dan wajar, yaitu untuk:
a. Pekerjaan tambah;
b. Perubahan disain;
c. Keterlambatan yang disebabkan oleh pengguna jasa;
d. Keadaan force majeur.
2. Penyedia jasa mengusulkan secara tertulis perpanjangan waktu pelaksanaan dilengkapi alasan
dan data kepada pengguna jasa. Pengguna jasa menugaskan panitia peneliti pelaksanaan
kontrak dan direksi teknis untuk meneliti dan mengevaluasi usulan tersebut. Hasil penelitian dan
evaluasi dituangkan dalam berita acara dilengkapi dengan rekomendasi dapat atau tidaknya
diberi perpanjangan waktu.
3. Berdasarkan berita acara hasil penelitian dan evaluasi perpanjangan waktu pelaksanaan dan
rekomendasi, maka pengguna jasa dapat menyetujui/tidak perpanjangan waktu pelaksanaan.
4. Apabila perpanjangan waktu pelaksanaan disetujui, maka harus dituangkan didalam
amandemen kontrak.
5. Perhitungan penyesuaian harga sesuai dengan Pasal 46.1 didasarkan atas amandemen kontrak
Pasal 22.1.

Pasal 28
KEADAAN FORCE MAJEUR
1. Yang dimaksud keadaan force majeur adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para
pihak sehingga kewajiban yang ditentukan dalam kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
2. Yang digolongkan keadaan force majeur adalah:
a. Peperangan;
b. Kerusuhan;
c. Revolusi;

13 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
d. Bencana alam: banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah longsor, wabah penyakit,
dan angin topan;
e. Pemogokan;
f. Kebakaran;
3. Keadaan force majeur ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan oleh
perbuatan atau kelalaian para pihak.
4. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karenaterjadinya keadaan force
majeur tidak dapat dikenai sanksi.
5. Tindakan yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan force majeur dan yang menanggung
kerugian akibat terjadinya keadaan force majeur ditentukan berdasar kesepakatan dari para
pihak.
6. Bila terjadi keadaan force majeur, maka penyedia jasa memberitahukan kepada pengguna jasa
selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari sebatah terjadinya keadaan force
majeur.
7. Bila keadaan sudah pulih normal, maka secepat mungkin penyedia jasa memberitahukan
kepada pengguna jasa bahwa keadaan batas kembali normal dan kegiatan dapat dilanjutkan,
dengan ketentuan:
a. Jangka waktu pelaksanaan yang ditetapkan dalam kontrak tetap mengikat. Apabila harus
diperpanjang, maka waktu perpanjangan sama dengan waktu selama tidak dapat
melaksanakan pekerjaan akibat keadaan kahar;
b. Selama tidak dapat melaksanakan pekerjaan akibat keadaan kahar, penyedia jasa berhak
menerima pembayaran sebagaimana ditentukan dalam kontrak dan mendapat penggantian
biaya yang wajar sesuai yang batas dikeluarkan selama jangka waktu tersebut untuk
melaksanakan tindakan yang disepakati;
c. Bila sebagai akibat dari keadaan kahar penyedia jasa tidak dapat melaksanakan sebagian
besar pekerjaan selama jangka waktu 60 (enam puluh) hari, maka salah satu pihak dapat
memutuskan kontrak dengan pemberitahuan tertulis 30 (tiga puluh) hari sebelumnya dan
sebatah itu penyedia jasa berhak atas sejumlah uang yang harus dibayar sesuai dengan
ketentuan pemutusan kontrak Pasal 40.8.

Pasal 29
RAPAT PELAKSANAAN
1. Direksi pekerjaan, direksi teknik dan penyedia jasa dapat meminta dilakukan rapat pelaksanaan
yang dihadiri semua pihak, untuk membahas pelaksanaan pekerjaan dan memecahkan masalah
yang timbul.
2. Direksi teknik wajib membuat risalah rapat pelaksanaan Pasal 28.1.Tanggung jawab masing-
masing pihak atas tindakan yang harus diambil ditetapkan oleh direksi pekerjaan secara tertulis.

14 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
Pasal 30
PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK
1. Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai.
2. Penghentian kontrak dilakukan karena terjadinya hal-hal di luar kekuasaan (keadaan force
majeur) kedua belah pihak sehingga para pihak tidak dapat melaksanakan kewajiban yang
ditentukan di dalam kontrak. Dalam hal kontrak dihentikan, maka pengguna jasa wajib
membayar kepada penyedia jasa sesuai dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang batah
dicapai.
3. Pemutusan kontrak dilakukan bilamana penyedia jasa ingkar janji atau tidak memenuhi
kewajiban dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur di dalam kontrak. Kepada penyedia jasa
dikenakan sanksi.
4. Pemutusan kontrak dilakukan bilamana para pihak terbukti melakukan kolusi, kecurangan atau
tindak korupsi baik dalam proses pelelangan maupun pelaksanaan pekerjaan, dalam hal ini:
a. Penyedia jasa dapat dikenakan sanksi yaitu:
1) Jaminan pelaksanaan dicairkan dan disetorkan ke kas Negara;
2) Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia jasa;
3) Pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu 2 (dua) tahun.
b. Pengguna jasa dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
5. Pemutusan kontrak oleh pengguna jasa sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebatah
pengguna jasa menyampaikan pemberitahuan rencana pemutusan kontrak secara tertulis
kepada penyedia jasa untuk salah satu atau gabungan kejadian tersebut di bawah ini, pengguna
jasa dapat memutuskan kontrak.
Kejadian dimaksud adalah:
a. Penyedia jasa tidak mulai melaksanakan pekerjaan berdasarkan kontrak pada tanggal mulai
kerja sesuai dengan Pasal 15.2;
b. Penyedia jasa tidak berhasil memperbaiki suatu kegagalan pelaksanaan, sebagaimana
dirinci dalam surat pemberitahuan penangguhan pembayaran.
c. Penyedia jasa tidak mampu lagi melaksanakan pekerjaan atau bangkrut;
d. Penyedia jasa gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan;
e. Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan sudah melampaui besarnya jaminan
pelaksanaan;
f. Penyedia jasa menyampaikan pernyataan yang tidak benar kepada pengguna jasa dan
pernyataan tersebut berpengaruh besar pada hak,kewajiban, atau kepentingan jasa;
g. Terjadinya keadaan force majeur dan penyedia jasa tidak dapat melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan Pasal 36.7.c.Terhadap pemutusan kontrak yang timbul karena terjadinya
salah satu kejadian sebagaimana dirinci dalam huruf a. sampai g. di atas, Pasal 1266 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata tidak diberlakukan. Atas pemutusan kontrak yang timbul

15 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
karena salah satu kejadian yang diuraikan dalam huruf a. sampai g. penyedia jasa
dimasukkan dalam daftar hitam selama 2 (dua) tahun.
6. Pemutusan kontrak oleh penyedia jasa
Sekurang-kurangnya 30 ( tiga puluh) hari sebatah penyedia jasa menyampaikan pemberitahuan
rencana pemutusan kontrak secara tertulis kepada pengguna jasa untuk kejadian tersebut di
bawah ini, penyedia jasa dapat memutuskan kontrak.
Kejadian dimaksud adalah:
a. Sebagai akibat keadaan force majeur, penyedia jasa tidak dapat melakukan pekerjaan
sesuai dengan Pasal 36.7.c;
b. Pengguna jasa gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan.
7. Prosedur pemutusan kontrak
Sebatah salah satu pihak menyampaikan atau menerima pemberitahuan pemutusan kontrak,
sebelum tanggal berlakunya pemutusan tersebut penyedia jasa harus:
a. Mengakhiri pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam pemberitahuan
pemutusan kontrak;
b. Mengalihkan hak dan menyerahkan semua hasil pelaksanaan pekerjaan.Pengalihan hak
dan penyerahan tersebut harus dilakukan dengan cara danpada waktu yang ditentukan oleh
pengguna jasa;
c. Menyerahkan semua fasilitas yang dibiayai oleh pengguna jasa.
8. Dalam hal terjadi pemutusan kontrak sesuai dengan Pasal 40.5., pengguna jasa tetap
membayar hasil pekerjaan sampai dengan batas tanggal pemutusan,dan jika terjadi pemutusan
kontrak sesuai dengan Pasal 40.6., selain pembayaran tersebut di atas pengguna jasa harus
membayar pengeluaran langsung yang dikeluarkan oleh penyedia jasa sehubungan dengan
pemutusan kontrak.
9. Sejak tanggal berlakunya pemutusan kontrak, penyedia jasa tidak bertanggung jawab lagi atas
pelaksanaan kontrak.

Pasal 31
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Penyelesaian perselisihan dapat melalui:
a. Di luar pengadilan, yaitu dengan cara musyawarah, mediasi, dan konsiliasi;
b. Pengadilan.
2. Penyelesaian perselisihan lebih lanjut diatur dalam syarat-syarat khusus kontrak.
3. Pengeluaran biaya untuk penyelesaian perselisihan ditanggung kedua belah pihak sesuai
keputusan akhir.

16 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
Pasal 32
PENYESUAIAN HARGA
Penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam syarat-syarat khusus
kontrak.

Pasal 33
DENDA DAN GANTI RUGI
1. Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada penyedia jasa, sedangkan ganti rugi
adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada pengguna jasa, karena terjadinya ingkar janji
terhadap ketentuan yang tercantum dalam kontrak.
2. Besarnya denda kepada penyedia jasa atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah 1‰
(per seribu) dari harga kontrak atau bagian kontrak untuk setiap hari keterlambatan.
3. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh pengguna jasa atas keterlambatan pembayaran adalah
sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga
yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi
sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
4. Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti rugi sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus
kontrak.

Pasal 34
SERAH TERIMA PEKERJAAN
1. Pengguna jasa membentuk panitia penerima pekerjaan yang terdiri dari unsur atasan langsung,
satuan kerja/proyek dan direksi teknis.
2. Sebatah pekerjaan selesai 100 % (seratus persen), penyedia jasa mengajukan permintaan
secara tertulis kepada pengguna jasa untuk penyerahan pertama pekerjaan.
3. Pengguna jasa memerintahkan panitia penerima pekerjaan untuk melakukan penilaian terhadap
hasil pekerjaan yang batah diselesaikan oleh penyedia jasa selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
sebatah diterimanya surat permintaan dari penyedia jasa. Apabila terdapat kekurangan atau
cacat hasil pekerjaan, penyedia jasa wajib menyelesaikan/memperbaiki, kemudian panitia
penerima pekerjaan melakukan pemeriksaan kembali dan apabila sudah sesuai dengan
ketentuan kontrak, maka dibuat berita acara penyerahan pertama pekerjaan.
4. Sebatah penyerahan pertama pekerjaan pengguna jasa membayar sebesar100% (seratus
persen) dari nilai kontrak dan penyedia jasa harus menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar
5% (lima persen) dari nilai kontrak.
5. Penyedia jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi
tetap berada seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
6. Sebatah masa pemeliharaan berakhir penyedia jasa mengajukan permintaan secara tertulis
kepada pengguna jasa untuk penyerahan akhir pekerjaan.

17 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
7. Pengguna jasa menerima penyerahan akhir pekerjaan sebatah penyedia jasa melaksanakan
semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik, sebatah diperiksa oleh panitia
penyerahan pekerjaan dan batah dibuat berita acara penyerahan akhir pekerjaan.
8. Sebatah penyerahan akhir pekerjaan pengguna jasa wajib mengembalikan jaminan
pemeliharaan dan jaminan pelaksanaan.9) Apabila penyedia jasa tidak melaksanakan
kewajiban pemeliharaan sesuai kontrak, maka pengguna jasa berhak mencairkan jaminan
pemeliharaan untuk membiayai pemeliharaan pekerjaan dan mencairkan jaminan pelaksanaan
dan disetor ke kas negara, penyedia jasa dikenakan sanksi masuk daftar hitam selama 2 (dua)
tahun.

Pasal 35
GAMBAR PELAKSANAAN
1. Penyedia jasa harus menyerahkan kepada direksi pekerjaan gambar pelaksanaan (as built
drawing) paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum penyerahan akhir pekerjaan.
2. Apabila penyedia jasa terlambat menyerahkan gambar pelaksanaan, maka pengguna jasa dapat
menahan sejumlah uang sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
3. Apabila penyedia jasa tidak menyerahkan gambar pelaksanaan, makapengguna jasa dapat
memperhitungkan pembayaran kepada penyedia jasa sesuai dengan ketentuan dalam syarat-
syarat khusus kontrak.
Pasal 36
PERHITUNGAN AKHIR
Penyedia jasa wajib mengajukan kepada direksi pekerjaan perhitungan terinci mengenai jumlah yang
harus dibayar kepadanya sesuai ketentuan kontrak sebelum penyerahan pertama pekerjaan.
Pengguna jasa harus mengajukan surat permintaan pembayaran untuk pembayaran akhir paling
lambat 7 (tujuh) hari sebatah perhitungan pembayaran akhir disetujui oleh direksi teknis.

18 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
II. SPESIFIKASI TEKNIS
A. Umum
1. Lokasi Tempat Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan di Pantai Harapan Ammani Kec. Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang Propinsi
Sulawesi Selatan
2. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan PEMBUATAN RUANG GANTI DAN / ATAU TOILET PANTAI GUSUNGE
DEWATA WAKKA.
b. Kegiatan PENGEMBANGAN OBYEK PARIWISATA UNGGULAN
c. Pekerjaan ini meliputi; mendatangkan segala macam bahan-bahan, menyediakan tenaga
kerja, alat-alat pekerjaan, menyiapkan pekerjaan persiapan dan tambahan, dan
menyerahkannya dalam keadaan selesai dan sempurna.
d. Pada akhir kerja, pelaksana diharuskan membersihkan sisa-sisa bahan proyek dari segala
kotoran akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa material bangunan serta
gundukan tanah, bekas galian dan lain sebagainya.
3. Gambar-Gambar Yang Harus Dimiliki dan Dibuat Oleh Penyedia Jasa
a. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap.
1) Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa Konstruksi haruslah
gambar-gambar yang batas ditanda-tangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan
harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum program
pelaksanaan dimulai.
2) Gambar-gambar Pelaksanaan/Gambar Kerja
Penyedia Jasa Konstruksi harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar
untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar itu dibuat lebih
detail untuk pekerjaan tetap.
3) Gambar-gambar bengkel / gudang
Gambar-gambar bengkel disiapkan oleh Penyedia Jasa Konstruksiuntuk keperluan
penyimpanan peralatan dan bahan-bahan milik kontraktor.
4) Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di
lapangan. Pekerjaan yang dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah
menjadi resiko Penyedia Jasa Konstruksi. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar
tesebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi atas
kebenaran gambar tersebut.
b. Gambar- gambar Pekerjaan Sementara
1) Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa Konstruksi harus rinci dan
diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal program pelaksanaan atau dalam waktu

19 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
yang batas ditentukan dalam kontrak. Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari
pekerjaan sementara seperti kisdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan
sebagainya. Gambar perencanaan yang diusulkan Penyedia Jasa Konstruksi yang
dipakai dalam pelaksanaan konstruksi juga harus diserahkan kepada Direksi sebanyak
3 (tiga) rangkap.
2) Gambar-gambar untuk Pekerjaan Sementara yang ditinggalkan Penyedia Jasa
Konstruksi hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan dengan
pekerjaan tetap secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan, tujuh hari sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.
c. Gambar-gambar sebenarnya terbangun/terpasang (As-built drawing)
1) Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkandan
menyimpan satu set gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan.
Pada gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan
kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian dicap “
sudah dilaksanakan”.
2) Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh Direksi
dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, apabila ditemukan hal-hal yang tidak
memuaskan dan tidak dilaksanakan, diperbaiki kembali selambat-lambatnya selama 6
(enam) hari kerja.
3) Selama pelaksanaan pekerjaan selesai, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan
gambar pelaksanaan dalam 1 (Satu) set cetakan yang dijilid.
d. Standar Mutu yang digunakan
1) Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Standar Nasional Indonesia (SNI). Bila ada pasal-pasal dari pekerjaan yang tidak ada
Standar Indonesia, maka dapat dipakai standar lain yang disetujui oleh Direksi dan
sesuai dengan spesifikasi ini.
2) Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya dirinci di sini atau tidak
dicakup oleh Standar Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama. Direksi
akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan atau diantarkan
untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan keputusan
Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.
e. Program Pelaksanaan dan Laporan Mutu
1) Program Pelaksanaan.
a) Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai
dengan Syarat-syarat kontrak dengan menggunakan Critical Path Method (CPM)
Network. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu “bar-chart” dan
daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan.
i. Mulai tanggal paling awal

20 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
ii. Mulai tanggal paling akhir
iii. Waktu yang diperlukan
iv. Waktu float
v. Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
b) Aktifitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan sementara
dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan
gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan dan juga
kelonggaran dengan adanya hari libur umum maupun keagamaan.
2) Laporan Kemajuan Pelaksanaan
a) Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan Direksi,
Penyedia Jasa harus menyerahkan 1 (Satu) Salinan laporan kemajuan bulanan
dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail
kemajuan pekerjaan selama bulan terdahulu.
b) Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
i. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
laporan.
ii. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada
bulan laporan.
iii. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan prediksi tanggal
permulaan dan penyelesaian.
iv. Daftar tenaga buruh setempat.
v. Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan di lapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
3) Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan
a) Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan
yang disetujui oleh Direksi setiap akhir minggu dan untuk minggu-minggu
berikutnya.
b) Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana kerja
harian secara tertulis untuk semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi
setiap hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistem bar-chart pada akhir bulan
dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana Kerja ini harus memperlihatkan
tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan volume
pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan kepada Direksi pada hari ketiga
tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.

21 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
4) Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan
Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa Konstruksi diadakan seminggu sekali
pada tempat dan waktu yang batah disetujui oleh Direksi. Maksud dari rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan
untuk seminggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat
segera diselesaikan.

B. Khusus
1. Pekerjaan Pendahuluan / Pembersihan Lapangan
a. Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan.
1) Kontraktor harus memulai pekerjaan ini dari garis-garis dasar patok-patok yang batah
disetujui oleh Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas resiko pengukuran /
pematokan-pematokan yang dibuatnya.
2) Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan tenaga kerja, termasuk juru-juru
ukur (surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan pekerjaan pengukuran dan
pematokan untuk setiap pekerjaan yang memerlukannya.
3) Kontraktor diwajibkan untuk memelihara patok-patok pengukuran utama selama masa
pembangunan.
4) Pemeriksaan dan Pemeliharaan tugu patok dasar yang digunakan :
a) Sebagai referensi ketinggian permukaan dan patok-patok yang batah ada
dilapangan.
b) Pemeriksaan dan pengecekan ketinggian elevasi bangunan (plafond)
c) Pemeriksaan dan pemeliharaan sumbu-sumbu, bukaan atau lubang yang terdapat
pada bangunan yang ada hubungannya dengan pekerjaan struktur dan Arsitektur.
5) Bila terdapat ketidak sesuaian antara ukuran gambar-gambar dengan kondisi lapangan,
Kontraktor harus memberitahukan kepada Pengawas untuk memperoleh cara
penyesuaiannya. Dalam hal ini tidak dibenarkan mengambil tindakan tanpa
sepengetahuan pengawas.
6) Bagian permukaan atap dan sebagian tembok pada bagian depan serata lisplank beton
yang berhubungan langsung dengan kelanjutan pekerjaan Pembangunan ini dibongkar
atau ditiadakan secukupnya sesuai kebutuhan akan kelanjutan pekerjaan pembangunan
gedung ini atau pada saatnya karena Kontraktor diharapkan mengadakan analisis
terhadap bagian pekerjaan serta jumlah dan Volume pekerjaan yang akan dibongkar
untuk disetujui oleh Direksi.

b. Tenaga Lapangan, Perlengkapan Pekerjaan & Peralatan.


1) Kontraktor wajib memasukkan Identitas, nama, jabatan, keahlian masing-masing
kelompok kerja dan inventarisasi peralatan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini.

22 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
2) Kontraktor dan bagian-bagian lainnya yang mengerjakan pekerjaan ini, harus
menyediakan peralatan-peralatan sesuai dengan bidangnnya masing-masing seperti:
a) Alat-alat ukur (Theodolith, Waterpas, dan lain-lain)
b) Alat Pemotong, Penduga serta Penarik dll.
c) Alat-alat pengetesan yang diperlukan.
d) Topi pengaman serta sepatu kerja untuk para pekerja.
3) Disamping itu Kontraktor harus menyediakan pula buku-buku laporan (harian/Mingguan)
buku petunjuk alat-alat yang dipakai, rencana kerja dan menetapkan tenaga kerja /
lapangan yang bertanggung jawab penuh untuk memutuskan segala sesuatu lapangan
dan bertindak atas nama Kontraktor.

2. Situasi dan Ukuran


a. Pada dasarnya semua ukuran yang terterah dalam gambar kerja gambar pelengkap
seluruhnya menggunakan satuan matriks.
b. Kontraktor diwajibkan meneliti terlebih dahulu ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar
kerja yang termuat dalam Dokumen Pelelangan.
c. Kontraktor tidak dibenarkan untuk merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tererah
pada gambar kerja/pelaksanaan tanpa sepengetahuan Pengawas/Dirksi dan Perencana,
segala sesuatu yang terjadi akibat yang disebabkan kelalaian Kontraktor dalam penerapan
ukuran-ukuran dan dimensi adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Kontraktor diwajibkan untuk membuat Bangsal Kerja (Tempat dan Posisi akan ditentukan
Kemudian)

3. Penentuan Peil (Level) Dan Ukuran.


a. Sebagai patok ukuran tinggi, maka digunakan elevasi tanah eksisting 20 cm dari
permukaannya.
b. Pelaksana harus menjaga tanda tetap ini, selama pelaksanaan pembangunan . Pemakaian
ukuran-ukuran yang keliru sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
c. Pelaksanan diharuskan menggunakan alat-alat (Instrument) yang perlu (tidak rusak) untuk
mendapatkan ukuran tegak secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu
dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan, Penglihatan dan cara kira-kira.

4. Pemeriksaan Gambar & RKS.


a. Sebelum memulai pekerjaan Pemborong harus memeriksa terlebih dahulu Gambar-
gambar dan RKS. Bila ada kesalahan (Kekurangan) dalam Gambar atau RKS, Pemborong
harus memberitahu secara tertulis kepada Direksi.
b. Perubahan ukuran-ukuran dalam Gambar/RKS harus dengan persetujuan Direksi.

23 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
c. Gambar-gambar kerja bila dibutuhkan dibuat oleh Pemborong dan diajukan ke Direksi untuk
diperiksa dan disetujui.

5. Jenis Pekerjaan.
Jenis Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada Proyek ini adalah : Pembangunan Panggung
Kesenian/Pertunjukan Kesenian Pantai Harapan Ammani, Kabupaten Pinrang. Item pekerjaan
meliputi beberapa hal (Dokumen RAB Terlampir):

6. Uraian pekerjaan
a. Pekerjaan Tanah dan Pasir
1) Lingkup Pekerjaan.
Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah dan pasir disini adalah semua kegiatan yang
berkaitan dengan pematangan tanah dan pasir, pengolahan tanah dan pasir yang ada
kaitannya dengan struktur bangunan antara lain pembersihan tanah dan pasir, galian
tanah, urugan tanah/perataan ataupun pembuangan tanah. Termasuk dalam pekerjaan
ini adalah mulai dengan mobilisasi alat, pengadaan tenaga, konstruksi penyangga
hingga pemompaan air tanah penggalian (dewaterring).
2) Persiapan Pekerjaan Tanah dan Pasir
Bagian ini meliputi pembersihan/peralatan lapangan, pengecekan keadaan kontur,
pengukuran didaerah-daerah dimana pekerjaan pembangunan akan dilaksanakan,
seperti yang ditunjukan pada gambar-gambar dan sesuai dengan yang ditunjukan oleh
pengawas.
3) Penyedia jasa bertanggung jawab untuk :
a) Penelitian yang menyeluruh atas gambar-gambar dan persyaratan-persyaratan
kontrak ini dan kontrak lain yang sehubungan dengan proyek ini, serta semua
addendumnya.
b) Penelitian atas semua kondisi pekerjaan, memeriksa kondisi lapangan, serta semua
fasilitas yang ada.
c) Melakukan semua pengukuran lapangan sehubungan dengan pekerjaan ini dan
mendapatkan ketentuan atas seluruh lingkup proyek seperti yang diisyaratkan pada
gambar-gambar dan persyaratan-persyaratan sebagaimana yang disetujui oleh
pengawas.
Penyedia jasa bertanggung jawab penuh untuk kesimpulan yang ditariknya dari
informasi yang disampaikan kepadanya dan dari pemeriksaan informasi tentang
pekerjaan tanah dan pasir yang diperolehnya. Penyedia jasa diperbolehkan atas biaya
sendiri melakukan sendiri pemeriksaan tambahan bilamana dianggapnya perlu untuk
menentukan lebih lanjut kondisi dari lapangan guna pembangunan yang dipersyaratkan
disini.

24 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
Sebelum memulai sesuatu pekerjaan galian, penyedia jasa harus yakin bahwa
semua permukaan tanah yang ada maupun garis-garis transisi yang tertera dalam
gambar rencana adalah benar.
Jika penyedia jasa tidak merasa puas dengan ketelitian permukaan tanah,
penyedia jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada pengguna jasa, jika tidak
maka tuntutan mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.
4) Pekerjaan Galian Tanah
a) Untuk memulai penggalian, Penyedia jasa harus mengukur elevasi tanah asli
dengan cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan. Direksi
Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan harus hadir dalam pengukuran tersebut.
b) Galian tanah, baik kedalamannya ataupun lebarnya dilaksanakan sesuai dengan
penampang galian yang terlukis pada gambar rencana, pekerjaan lanjutan (tahapan
pekerjaan pondasi, pile cap, atau konstruksi lain diatasnya) dapat dilaksanakan bila
galian tersebut sudah mendapat persetujuan dari Pengawas.
c) Pemborong harus menjaga sedemikian rupa agar lubang-lubang galian tersebut
tidak digenangi air yang berasal dari hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain
sebab dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan keparit-parit atau lain-lain
dan biaya untuk pekerjaan tersebut harus dianggap batas termasuk dalam harga
kontrak.
d) Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali
keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass.
e) Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa
lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.
f) Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar
tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau lereng yang cukup.
g) Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, sebatah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat
yang dianggap perlu dan atas penunjuk Pengawas.
h) Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan memenuhi
syarat-syarat sebagai tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan
penimbrisan lubang-lubang galian yang terletak didalam garis bangunan harus diisi
kembali dengan pasir urugan yang diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai
mencapai 95% kepadatan maksimum.

25 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
i) Pembuangan Material Hasil Galian:
i. Pembuangan material hasil galian bangunan menjadi tanggung jawab
kontraktor.
ii. Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan konsultan pengawas batah
diseleksi bagian-bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai material timbunan
dan urugan. Sisanya harus dibuang ke luar site atau tempat lain atas
persetujuan konsultan pengawas.

Pekerjaan Pondasi
1) Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang terbaik.
b) Pekerjaan pasangan batu kali/belah ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi dan Pengawas Lapangan.
2) Persyaratan Bahan
a) Batu kali/belah harus keras, tidak mudah pecah, tidak lapuk dan minimal memiliki 3
sisi bidang pecah serta tidak bulat.Persyaratan bahan lainnya sesuai dengan
persyaratan bahan pekerjaan beton bertulang.
b) Adukan yang dipergunakan menggunakan campuran 1 PC : 4 Pasir (1:4) untuk
pasangan ½ batu atau sesuai dengan gambar rencana
3) Syarat Pelaksanaan
a) Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan yang menggunakan
pasangan batu kali/belah termasuk pasangan batu kosong/aanstamping.
b) Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, Kontraktor harus mengadakan
pengukuran-pengukuran untuk As-as pondasi seperti pada gambar dan harus
dimintakan persetujuan dari Direksi dan Pengawas Lapangan.
c) Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi dan Pengawas Lapangan bila ada
perbedaan gambar-gambar dari konstruksi dengan gambar-gambar arsitektur atau
bila ada hal-hal yang kurang jelas.
d) Pelaksanaan pasangan batu kosong/aanstamping harus dalam keadaan lubang
galian kering dan sudah diberi urugan pasir minimal setebal 10 cm padat atau
seperti yang ditunjukan dalam gambar.
e) Pasangan batu kosong/aanstamping adalah pasangan batu kali yang disusun
berdiri tanpa perekat (campuran) setebal 20 cm, celah antara batu-batu diisi pasir
dan disiram air sehingga celah penuh terisi pasir dan kedudukan batu cukup kokoh
sebagai dudukan pondasi.

26 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
f) Pasangan batu kali tidak boleh berongga dalam pemasangannya. Batu kali disusun
satu persatu dengan penyangga mortal.
g) Pelaksanaan pasangan batu kali juga harus memperhatian gambar rencana yang
terkait dan jika ada kelainan/ketidak cocokan harus dikonsultasikan dengan Direksi/
Pengawas Lapangan.
h) Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.
i) Penggunaan campuran sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana.

b. Pekerjaan Batu Dinding dan Plesteran


1) Pekerjaan Batu Dinding
a) Lingkup Pekerjaan
i. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang terbaik.
ii. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Perencana/ Pengawas
Lapangan.
b) Persyaratan Bahan
i. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan).
ii. Batu bata harus berkualitas (tidak mudah pecah) serta berukuran sama.
iii. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2
iv. Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.
v. Penggunaan adukan :
 Adukan 1 PC : 4 Ps, dipakai pasangan kedap air/trasraam.
 Adukan 1 PC : 4 Ps, dipakai untuk seluruh pasangan lainnya.
c) Syarat-syarat Pelaksanaan
i. Seluruh dinding kecuali dinyatakan lain dalam gambar menggunakan pasangan
setengah batu bata aduk campuran 1 PC : 4 Pasir pasang. Untuk semua
dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas
permukaan lantai dasar, dinding didaerah basah setinggi 150 cm dari
permukaan lantai, serta semua dinding yang ada pada gambar yang
menggunakan simbol aduk trasram/kedap air digunakan adukan rapat air
dengan campuran 1 PC : 4 Pasir pasang.
ii. Batu bata yang digunakan dengan kualitas baik yang disetujui Direksi dan
Pengawas Lapangan, siku dan sama ukurannya.
iii. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga
jenuh.

27 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
iv. Sebatah batu bata terpasang dengan baik, nad/siar harus dikerok sedalam 1 cm
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram.
v. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar batah dikerok serta dibersihkan.
vi. Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah melebihi dari 5%. Batu
bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh dipergunakan.
vii. Siar/spasi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk spasi datar dan 1,5 CHI
untuk spasi tegak kecuali jika ditentukan lain.
viii. Mortar untuk spasi datar dan tegak harus penuh dan padat. Melakukan
koordinasi lainnya yang belum dilaksanakan.
ix. Pekerjaan pemasangan pipa dan/atau alat-alat yang ditanam di dalam dinding,
maka harus dibuat pahatan dengan kedalaman yang cukup pada pasangan
dinding sebelum diplester. Pahatan tersebut sebatah dipasangnya pipa/alat-alat,
harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna,
yang dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh dinding.
x. Sesudah pasangan batu bata selesai dikerjakan, dan sudah kering baru
pekerjaan plesteran dimulai.
d) Perlindungan dan Pembersihan
Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus
ditutup (dilindungi) dengan kertas semen atau dengan cara-cara lain yang disetujui
oleh pengawas.Bersihkan bagian-bagian yang terkena adukan dengan segera,
kemudian betikan perlindungan atau hindari pasangan dari benturan-benturan keras
selama sekurang-kurangnya 3 hari sebatah seluruh sebuah bidang kerja selesai
terpasang.

2) Pekerjaan Plesteran
a) Lingkup Pekerjaan
i. Termasuk dalam pekerjaan plesteran ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik.
ii. Pekerjaan plesteran ini dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan
luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjuk dalam gambar.
b) Persyaratan Bahan
i. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan).
ii. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
iii. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.

28 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
iv. Penggunaan adukan plesteran :
 Adukan 1 PC : 3 Ps, dipakai untuk plesteran rapat air, seluruh plesteran
beton dan seluruh plesteran sudut/skoning.
 Adukan 1 PC : 3 Ps, dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya.
 Seluruh permukaan plesteran difinish dari bahan PC.
c) Syarat-syarat Pelaksanaan
i. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan dan
persyaratan tertulis dalam uraian dan syarat pekerjaan ini.
ii. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau
pasangan dinding telah disetujui oleh Direksi dan Pengawas Lapangan sesuai
uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.
iii. Dalam melaksanaan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam
gambar arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai
ukuran tebal/tinggi/ peil dan bentuk profilnya.
iv. Untuk beton, sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekesting dan kemudian dikretek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-
lubang bekas pengikat bekesting atau form tie harus tertutup aduk plester.
v. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan
difinish dengan cat dipakai diatas permukaan plesterannya.
vi. Semua bidang yang akan menerima bahan finishing pada permukaannya diberi
alur-alur garis horizontal atau dikretek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih
baik terhadap bahan finishing, kecuali untuk yang menerima cat.
vii. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang
dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal
plesteran minimum 1,5 cm.
viii. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi,
pemborong berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan
pemborong.
ix. Untuk pengakhiran sudut plesteran/dinding, hendaknya dibuat dengan sudut
tumpul.
x. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar
tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindungi dari terik panas sinar matahari langsung dengan
bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
xi. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh

29 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
Direksi dan Pengawas Lapangan dengan biaya atas tanggungan pemborong.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai pemborong harus selalu
menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
xii. Selama pemasangan dinding batu tela/beton bertulang belum finishing,
pemborong wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan
dan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung
jawab pemborong dan wajib diperbaiki.
xiii. Kecuali ditentukan lain, seluruh permukaan plesteran diberi lapisan acian dari
bahan PC.
xiv. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

c. Pekerjaan Pembetonan
1) Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang terbaik.
b) Pekerjaan beton bertulang meliputi seluruh pekerjaan beton bertulang seperti yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi dan Pengawas
Lapangan.
2) Persyaratan Umum
a) Konstruksi-konstruksi harus menggunakan peraturan peraturan/normalisasi yang
berlaku di Indonesia seperti PBI’71/SKSNI – T15 – 1991-03, PMI, PKKI dan lain-
lain.
b) Peraturan beton
i. Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat yang ada pada PBI ’71 /
SKSNI – T15 – 1991-03.
ii. Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton PBI ‘71 NI-2 pasal 3.1
sampai 3.9 atau seperti yang tertera dalam SKSNI – T15 – 1991-03.
iii. Syarat pelaksanaan pekerjaan beton PBI ‘71 NI-2 bagian 3 bab 4,5,6 berlaku
seluruh pasal.
iv. Syarat-syarat pekerjaan tulangan PBI ‘71 NI-2 bab 5 pasal 5.3 sampai 5.8.
v. Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berdasarkan PBI ’71/SKSNI – T15
– 1991-03.
vi. Perhitungan muatan pada bangunan (PMI).
vii. Peraturan-peraturan/standart setempat yang biasa dipakai.
viii. Peraturan konstruksi kayu Indonesia 1961, NI-5
ix. Peraturan semen portland Indonesaia 1972, NI-8

30 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
x. Peraturan pembangunan pemerintah daerah setempat.
3) Persyaratan Bahan
a) Semen Portland
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Direksi dan
Pengawas Lapangan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang batah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen
portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban,
bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan tumpukan sesuai dengan
syarat penumpukan semen.
b) Pasir beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang berisi dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sebagainya; dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan
yang dicantumkan dalam PBI 1971.
c) Batu ciping/split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/ penimbunan pasir
koral beton harus dipisahkan satu dari yang lain hingga kedua bahan tersebut
dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
d) Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan
harus memenuhi NI-3 Pasal 10.
e) Besi beton
Besi beton menggunakan besi beton ulir dan besi beton polos yang digunakan mutu
U39 dan U24 yang terdiri dari besi ulir D22, D19, D18, D16 dan D13, untuk besi
beton polos dia. 10 mm dan dia. 8 mm dengan penggunaan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak
dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta
memenuhi persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu kontraktor diwajibkan
untuk memeriksa mutu beton dilaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan
sah atas biaya kontraktor.
4) Syarat-syarat Pelaksanaan
a) Cetakan bekisting
i. Acuan harus dibuat dan direncanakan begitu rupa sehingga beton dapat
dengan baik ditempatkan dan dipadatkan, tidak terjadi perubahan bentuk acuan
selama pembetonan dilaksanakan maupun terhadap pengerasan beton.
ii. Acuan harus juga cermat dalam kedudukan dan datar, untuk jenis acuan-acuan
tertentu, terlebih dahulu Pemborong harus menyerahkan perencanaan gambar

31 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
acuan tersebut kepada Direksi, bila perlu harus dilengkapi perhitungan dan
detail-detail yang jelas. Bilamana hal tersebut batah mendapatkan persetujuan
dari Direksi, rencana acuan tersebut dapat dilaksanakan.
iii. Sesuai dengan persyaratan betonnya acuan dapat menggunakan papan-papan
atau kayu lapis/multipleks 18mm dengan penguat dari balok 6/8, 5/7 atau
konstruksi form work yang lazim digunakan.
iv. Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab keamanan konstruksi terletak pada
Pemborong, Pemborong harus meminta ijin Direksi dan Pengawas Lapangan
bilamana ia bermaksud akan membongkar pada bagian-bagian konstruksi
utama.
v. Cetakan halus. Khusus pembuatan begisting untuk permukaan beton yang tidak
perlu dilapisi plesteran (dinding graving dock), maka dapat dibuat cetakan harus
dengan syarat sebagai berikut :
 Cetakan dapat digunakan secara berulang dengan catatan hanya cetakan
yang bermutu baik boleh dipakai yang batah disetujui oleh Direksi/
Pengawas.
 Permukaan cetakan harus dibasahi dengan minyak (form oil/mould release
agent) yang bermaksud untuk menghasilkan permukaan beton yang bersih,
halus dan bebas kotoran dan kemudahan pada saat
pembukaan/pembongkaran bidang-bidang begisting.
 Segala cacat pada permukaan beton yang batah dicor harus ditambal
(diplester) sedemikian rupa hingga sesuai warna/texture permukaan
disekatnya.
b) Kelas dan Mutu beton
Kecuali dinyatakan lain, maka campuran dari beton harus mencapai kekuatan tekan
beton karakteristik yang penggunaannya sebagai berikut:
i. Beton dengan mutu K-100 untuk pekerjaan non struktural seperti lantai rabat
dan lantai saluran.
ii. Beton dengan mutu K-200 untuk pekerjaan-pekerjaan struktur seperti; sloof,
kolom, balok dan untuk pekerjaan beton praktis lainnya.
iii. Setiap sambungan beton lama dan baru ditambahkan bahan additive beton.
c) Pembesian
i. Semua besi beton yang digunakan harus memebuhi syarat-syarat:
 Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
 Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak cacat
(retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya).

32 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
 Dari jenis baja mutu U-24 untuk Diameter Kurang dari 12 mm dan U-40
untuk lebih besar 12 mm (ulir) bahan tersebut dalam segala hal harus
memenuhi ketentuan-ketentuan PBI-1971.
 Mempunyai penampang yang sama rata.
 Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.
ii. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan diatas,
harus mendapat persetujuan perencana/konsultan pengawas.
iii. Besi beton harus disuplay dari satu sumber (manufacture) dan tidak
diperkenankan untuk mencampurkan bermacam-macam besi beton tersebut
untuk pekerjaan konstruksi. Setiap pengiriman ke site harus disertakan Mil
Certaificate.
iv. Kontraktor bilamana diminta harus pengujian mutu besi yang akan dipakai,
sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas. Percobaan mutu besi beton juga
akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh konsultan pengawas.
v. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau
mendapat persetujuan konsultan pengawas. Hubungan antara besi beton
dilakukan sesuai dengan yang lain harus menggunakan kawat beton, diikat
teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan tidak menyentuh lantai
kerja atau papan acuan. Sebelum beton dicor besi beton harus bebas dari
minyak, kotoran cat, karet, kulit giling atau bahan-bahan yang merusak. Semua
besi beton harus dipasang pada posisi yang tepat.
vi. Besi beton yang tidak memenuhi syarat karena ukuran maupun kwalitas tidak
sesuai dengan spesifikasi (RKS) diatas, harus segera dikeluarkan dari site
sebatah penerimaan instruksi tertulis dari konsultan pengawas dalam waktu
2x24 jam.
vii. Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan
dalam keadaan dingin. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan
sesuai dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum dalam gambar kerja, harus
dimintakan persetujuan direksi terlebih dahulu.
viii. Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat, serta bahan-bahan lain
yang mengurangi daya rekat.
ix. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
x. Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau tumpuan
lain. Untuk itu harus dibuat beton tahu (beton decking) dengan tebal dan
pemasangan sesuai dengan PBI ’71 / SKSNI – T15 – 1991-03.

33 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
xi. Untuk mengatur jarak tulangan tarik dan tulangan tekan pada pelat digunakan
cakar ayam, yang sebelumnya batah disetujui oleh Konsultan Pengawas /
Direksi.
xii. Pertemuan dengan tulangan Plat / balok / kolom / pondasi yang sudah dicor
harus distek dengan overlapping sesuai dengan PBI ‘71.
d) Cara pengadukan
i. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen atau secara manual.
ii. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi/ Pengawas Lapangan.
iii. Selama pengadukan, kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump minimum 5
cm dan maksimum 10 cm.
iv. Apabila memakai beton ready mix, maka cara pengadukannya mengikuti
prosedur beton ready mix dengan memperhatikan mutu beton yang akan
dicapai.
e) Bahan – Bahan Penambah (Admixture).
i. Penggunaan admixture dapat digunakan sebatah diizinkan Pengawas Proyek.
Dimana penggunaan admixture diizinkan, maka bahan ini harus ditambahkan
pada beton dalam tempat pengadukannya dengan mempergunakan alat
pengukur otomatis, dan petunjuk – petunjuk pabrik mengenai penggunaannya.
ii. Istilah – istilah kimia, rumus – rumus dan jumlah bahan – bahan yang aktif,
ukuran yang harus dipakai dan efek mengenai bertambahnya atau
berkurangnya penggunaan dosis bahan – bahan secara terus menerus pada
sifat – sifat fisik dan kimia beton basah dan yang sudah mengeras dan akan
diserahkan kepada Pengawas Proyek untuk persetujuannya.
iii. Pemborong harus menyediakan sampel – sampel dan melaksanakan
percobaan – percobaan tersebut sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas
Proyek sebelum izin penggunaan admixture diizinkan dipakai pada pelaksanaan
test menjadi tanggungan Pemborong.
f) Pengecoran beton
i. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
ii. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi dan
Pengawas Lapangan.
iii. Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan

34 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split
yang dapat memperlemah konstruksi.
iv. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
g) Pemadatan beton
Sebelum pekerjaan beton dimulai, penulangan atau barang– barang lain
yang harus berada didalam beton, harus dibersihkan dari semua macam kotoran.
Semua cetakan dan pengatur jarak harus diperiksa dengan teliti dan ruang yang
akan diisi beton harus betul – betul dibersihkan. Pekerjaan pengecoran di bagian
manapun dari pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum persiapan – persiapannya
disetujui dan izin pengecoran diberikan oleh Pengawas Proyek. Pengecoran harus
selalu diawasi langsung oleh mandor atau (foreman) yang berpengalaman.
Pemborong harus memberitahukan kepada Pengawas Proyek bila akan
mengecor dengan mengajukan request yang batah disetujui Pengawas Teknik.
Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga dalam satu bagian pekerjaan,
permukaannya rata. Penempatan didalam lapisan – lapisan horisontal tidak boleh
melebihi tebal 40 cm (sebatah dipadatkan), kecuali ditentukan lain oleh Pengawas
Proyek. Pengecoran beton harus dilakukan terus menerus antara tempat
sambungan yang direncanakan atau disetujui tanpa terhenti termasuk waktu makan.
Jika dipakai corong – corong untuk mengalirkan beton, maka kemiringan harus
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi dan harus disediakan selang –
selang penyemprot atau pelat – pelat peluncur agar tidak terjadi segregasi selama
pengecoran.
Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m.
Kecepatan pengecoran harus sedemikian rupa sehingga tebal beton tidak kurang
dari 0,5 m per jam dan tidak lebih dari 1,5 m, kecuali disetujui lain oleh Pengawas
Proyek.
h) Pengeringan Beton
Beton harus dilindungi selama proses pengerasan dari pengaruh panas
matahari yang merusak, hujan dan air yang mengalir atau angin yang
kering.Perlindungan harus segera diberikan sebatah pengerasan beton dengan cara
sebagai berikut :
i. Permukaan beton harus ditutup dengan lapisan karung, atau bahan sejenis atau
lapisan pasir yang harus terus menerus dibasahi selama 10 hari.
ii. Sebatah permukaan beton dibasahi seluruhnya, lalu ditutup dengan lapisan air
yang disetujui.
i) Pembongkaran Begisting (cetakan)

35 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
i. Pembongkaran harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa hingga menjamin
seluruhnya keamanan beton yang batah dicor. Bagian struktur beton vertikal
yaitu sisi balok kolom praktis, dapat dibongkar bekistingnya sebatah 72 jam
dengan persyaratan bahwa betonnya batah cukup mengeras sehingga tidak
ada kemungkinan cacat, sebatah mendapat ijin dari Direksi. Bagian struktur
beton yang disangga dengan batang penyangga tidak boleh dibongkar
begesting maupun tiang penyangganya sebelum elemen struktur tersebut
mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri berikut bahan-bahan
pelaksanaan di atasnya. Dalam keadaan apapun bekisting tidak boleh
dibongkar sebelum mencapai 14 (empat belas) hari pada beton yang memakai
rawatan begesting baru boleh dibongkar sebatah rawatan berakhir.
ii. Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus disiram dengan cukup air,
selama minimum 1 (satu) minggu berturut-turut.

d. Pekerjaan Pasang Keramik


1) Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk
alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b) Pekerjaan keramik ini meliputi lantai keramik, dinding keramik dan seluruh detail
yang disebutkan/ditunjuk dalam gambar.
2) Persyaratan Bahan
a) Bahan keramik :
i. Jenis :
 Lantai ukuran 60 x 60 cm Warna
 Lantai Tangga ukuran 30 x 60 cm Warna
 Dinding Keramik 20x40 cm warna Motif
 Batu Tempel/Batu Hitam 15x30 cm
ii. Bahan Perekat: Adukan spesi 1 PC : 3 Pasir Pasang
b) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.
c) Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir dan air harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam PVBB 1970 (NI-3) dan PBI 1971 (NI-2) dan ASTM.
d) Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan.
3) Syarat-syarat Pelaksanaan
a) Sebelum dimulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing
mengenai pola keramik.

36 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
b) Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan ternoda.
c) Adukan pasangan/pengikat dengan aduk campuran 1 PC : 3 Pasir Pasang.
d) Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air besih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
e) Pola, arah dan awal pemasangan keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan
semua peralatan yang akan terpasang di dinding : panel listrik, stop kontak, saklar
dan lain-lain yang tertera didalam gambar.
f) Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.
g) Awal pemasangan keramik pada dinding maupun lantai dan kemana sisa ukuran
harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi dan Pengawas
Lapangan sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
h) Bidang dinding dan lantai keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus
benar-benar lurus. Siar arah horizontal maupun vertikal pada dinding dan lantai
yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.
i) Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar) harus sama
lebarnya, maksimum 3mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus sama
lebar dan dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku
yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
j) Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus diisi penuh dengan
adukan PC dan dikeruk halus hingga menghasilkan permukaan nat yang sama
dengan garis tepian tegel.
k) Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
l) Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3x24 jam
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.

e. Pekeerjaan Pengecetan
1) Lingkup Pekerjaan
a) Persiapan permukaan yang akan dicat, untuk pengecatan ulang permukaan
discrat/digosok lalu dibersihkan dari sisa-sisa kotoran.
b) Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
c) Pengecatan semua permukaan dan area yang ada dalam gambar yang tidak
disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk
Perencana.
2) Standar Pengerjaan (Mock Up)
a) Sebelum pengecatan dimulai, pemborong harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan
dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-

37 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
bidang yang akan dipakai sebagai mockup ini akan ditentukan oleh Direksi dan
Pengawas Lapangan.
b) Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi dan Pengawas
Lapangan dan perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.
3) Contoh dan Bahan
a) Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang transparan ukuran 30x30 cm². Dan pada bidang-bidang tersebut harus
dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari
cat dasar s/d lapisan akhir).
b) Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi/ Pengawas
Lapangan. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Direksi
dan Pengawas Lapangan, barulah kontraktor melanjutkan dengan pembuatan mock
up.
c) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi dan Pengawas Lapangan, untuk
kemudian diserahkan kepada Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis
cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan
mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada didalamnya. Cat ini akan
dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh Pemberi Tugas.
4) Pekerjaan Cat Dinding
a) Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh permukaan
plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian yang lain ditentukan gambar.
b) Untuk semua dinding dalam bangunan digunakan cat jenis setara/sekualitas
Catylac, Kemtone dan Dulux , dengan lapisan dasar wall sealer, warna ditentukan
kemudian.
c) Untuk semua dinding luar bangunan digunakan cat jenis Weathershield
setara/sekualitas Mowilex, Kemtone dan Dulux, dengan lapisan dasar wall sealer,
warna ditentukan kemudian dan sebagai dinding depan menggunakan lapisan
komposit panel
d) Wall sealer yang digunakan adalah wall sealer tembok.
e) Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada
retak-retak dan pemborong meminta persetujuan kepada Direksi dan Pengawas
Lapangan.
f) Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan menggunakan pisau plamur dari plat baja
tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang
rata.
g) Sesudah 7 (tujuh) hari plamur terpasang, kemudian dibersihkan sampai betul-betul
bersih. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roller.

38 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
h) Lapisan pengecatan dinding dilakukan sebanyak 3x (tiga kali) dengan kekentalan
cat sebagai berikut :
i. Lapisan I encer (tambahan 20 % air)
ii. Lapisan II kental
iii. Lapisan III encer
i) Untuk warna-warna yang sejenis, kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-
kaleng dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.
j) Setelah pengerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata,
licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-
pengotoran.
5) Pekerjaan Cat Langit-langit (Plafond)
a) Yang termasuk pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit calsyboard atau
bagian lain yang ditentukan gambar.
b) Cat yang digunakan cat tembok, warna ditentukan Direksi dan Pengawas Lapangan
setelah melakukan percobaan pengecatan.
c) Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding dalam pasal
ini.
6) Pekerjaan Cat Kayu/Besi
a) Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah listplank kayu dan/atau bagian
pekerjaan kayu lainnya.
b) Cat yang digunakan adalah cat kilat kayu jenis Syntetic Enamel, warna ditentukan
Direksi dan Pengawas Lapangan setelah melakukan percobaan pengecatan.
c) Bidang yang akan dicat diberi menie kayu warna merah 2 (dua) lapis, kemudian
diplamur dengan plamur kayu sampai lubang-lubang/pori-pori terisi campuran.
d) Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diamplas halus dan dibersihkan dari debu
kemudian dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan menggunakan kuas.
e) Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk utuh, rata, tidak ada bintik-
bintik atau gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran.
7) Pekerjaan Menie Kayu/Besi
a) Yang termasuk pekerjaan ini adalah adalah pengecatan seluruh permukaan yang
akan dicat Kayu/Besi
b) Menie yang digunakan adalah menie Kayu/Besi merk Patna warna merah.
c) Semua kayu hanya boleh dimenie ditapak proyek dan mendapat persetujuan dari
Direksi dan Pengawas Lapangan.
d) Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu kasar harus diamplas kayu kasar
dan dilanjutkan dengan amplas kayu halus sampai permukaan bidang licin dan rata.
e) Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas, dilakukan 2 lapis,
sedemikian rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna dengan lapisan menie.

39 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
f. Pekerjaan Akhir
1) Lingkup Pekerjaan
a) Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembuatan Laporan pekerjaan, back up
data dan As Build drawing serta pembersihan akhir pekerjaan.
b) Pekerjaan ini dikerjakan sesuai dengan persetujuan Pihak Direksi dan
Konsultan Pengawas.
2) Syarat-syarat Pelaksanaan
a) Kontraktor harus membuat laporan harian, mingguan dan bulanan dalam
Format A4 sebayak 1 Ekslampar dan ditandatangai oleh Direksi dan Konsultan
Pengawas.
b) Kontraktor juga harus melengkapi laporan harian, mingguan dan bulanan
dengan membuat back up data dalam Format A4 sebayak 3 1Ekslampar dan
diperiksa oleh Direksi dan Konsultan Pengawas.
c) Kontraktor wajib membuat gambar Asbuild Drawing sesuai yang sudah
dikerjakan di lokasi dalam Format A3 sebayak 1 Ekslampar dan diperiksa oleh
Direksi dan Konsultan Pengawas.
d) Setelah semua pekerjaan dianggap telah selesai dan 100%, maka kontraktor
harus melakukan pembersihan lokasi.

40 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang
P E N U T UP
Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak dinyatakan, tetapi
disebutkan dalam penjelasan pekerjaan (aanwijzing) mengenai suatu bagian pekerjaan yang termasuk harus
dikerjakan oleh pemborong/kontraktor, maka bagian tersebut dianggap ada dan dimuat dalam bestek ini.
Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pelaksanaan pekerjaan ini, tetapi tidak diuraikan
atau tidak dibuat dalam bestek ini, tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh Pemborong/Kontraktor.
Setiap melalui pekerjaan Pemborong/Kontraktor, harus ijin tertulis serta membuat gambar
penjelasan (shop drawing) dan berikut target volume pekerjaan yang dilaksanakan.
Pemborong/kontraktor diharuskan membuat gambar sesuai pelaksanaan (As-built Drawing) yang
harus mendapat persetujuan dan pengesahan dari Konsultan Pengawas dan Pengendali kegiatan.

41 Pembuatan Ruang Ganti dan / atau Toilet Pantai Gusunge Dewata Wakka
Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pinrang

Anda mungkin juga menyukai