Jalan dan Jembatan sebagai salah satu sarana prasarana infrastruktur penunjang
konektivitas antar wilayah yang merupakan bangunan pelintas transportasi yang
berperan penting dalam pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam
pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa, wilayah negara, dan fungsi masyarakat
serta dalam memajukan kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Salah satu keberhasilan pembangunan daerah adalah tersedianya sarana dan prasarana
transportasi yang baik di daerah tersebut. Olehnya itu, di akhir-akhir pemenuhan Target
RPJMD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017-2022 oleh Gubernur dan Wakil Gubernur
membuat kebijakan dan program percepatan pembangunan jalan utamanya di ruas
jalan provinsi Sulawesi Barat yang selama ini menjadi target pembangunan peningkatan
konektivitas antar wilayah dalam rangka mengurangi disparitas antar wilayah di
Provinsi Sulawesi Barat.
Saat ini negara kita khususnya di Provinsi Sulawesi Barat masih mengalami pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), hal ini semakin diperparah dengan terjadinya
gempa bumi 6,2 Magnitudo di Kabupaten Majene – Mamuju yang secara nyata telah
mengganggu aktivitas perekonomian di Provinsi Sulawesi Barat. Pemerintah Pusat
membuat Program Pemulihan Ekonomi Nasional (Program PEN) sebagai suatu kegiatan
untuk pemulihan perekonomian nasional untuk mempercepat penanganan pandemik
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) serta dalam rangka menghadapi ancaman yang
membahayakan perekonomian nasional dan stabilitas sistem keuangan serta
penyelamatan ekonomi nasional.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat telah melaksanakan Program PEN sejak tahun 2020
berupa pembangunan infrastruktur jalan melalui Dana Pinjaman PT. Sarana Multi
Infrastruktur (PT. SMI). Penyediaan dokumen lingkungan merupakan syarat efektif
dalam perjanjian pinjaman melalui PT. SMI. Olehnya itu, Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Barat membuat kegiatan penyusunan dokumen
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
lingkungan dalam rangka pembangunan infrastruktur jalan Tahun 2021 pada Ruas
Salutambung - Urekang -Mambi Kab. Mamuju dengan panjang 55.04 Km..
terjadinya pengaruh alam (untuk data fisik-kimia dan biologi), sedangkan untuk data
sosial, faktor waktu tetap perlu diperhatikan karena dalam kurun waktu yang panjang,
perubahan- perubahan sosial dapat terjadi.
1. PermenLH No 05 Tahun 2012 ttg Jenis Kegiatan dan/atau Usaha yang wajib
dilengkapi dengan AMDAL
2. PermenLH No 16 Tahun 2012 ttg Pedoman Penyusunan Dokumen LH
3. Permen LHK No: P.22/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018/K.1/8/2018 Tentang
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Pelayanan Perizinan Terintegrasi Secara
Elektronik Lingkup Kementerian LH Dan Kehutanan
4. Permen LHK No: P.23/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 Tentang Kriteria
Perubahan Usaha/Kegiatan Dan Tata Cara Perubahan Izin Lingkungan
5. Permen LHK No: P.24/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 Tentang Pengecualian
Kewajiban Menyusun AMDAL Untuk Usaha Dan/Atau Kegiatan yg Berlokasi Di
Daerah Kab/Kota yg Telah Memiliki Rencana Detail Tata Ruang
6. Permen LHK No: P.25/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 Tentang Pedoman
Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki UKL-UPL
Dan SPPL
7. Permen LHK No: P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 Ttg Pedoman Penyusunan
& Penilaian Serta Pemeriksaan Dokumen LH Dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
2. Data LHR
3) Data ini akan dikumpulkan melalui pengumpulan data primer dan sekunder serta
kunjungan lapangan.
Data yang akan dikumpulkan untuk keperluan studi AMDAL ini terdiri dari data primer
berupa data pengukuran dan pengamatan di lapangan, wawancara langsung, serta
datahasil pengujian laboratorium terhadap sampel air, udara dan tanah. Selain itu, juga
dikumpulkan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) setempat,
instansi terkait serta laporan penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya. Data
primer dan data sekunder tersebut dikelompokkan kedalam data geofisik-kimia, biologi,
serta data sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan.
Penentuan lokasi pengambilan data, terutama data primer didasarkan pada batas
wilayah studi, yang merupakan resultante dari batas proyek, batas sosial, batas ekologi
dan batas administrasi. Batas sosial dan batas ekologis adalah batas hipotetik yang
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
diprediksi akan terkena dampak (sosial, ekonomi, budaya, dan biofisik) terutama pada
tahap prakonstruksi dan tahap operasi. Berikut adalah uraian mengenai metode yang
akan digunakan dalam Pengumpulan dan analisis setiap data tersebut:
A. Iklim
Data iklim yang akan dikumpulkan meliputi: curah hujan, suhu udara, kelembaban,
kecepatan angin, dan arah angin. Data curah hujan yang dikumpulkan adalah data 10
tahun terakhir (minimal), sedangkan data suhu udara, kelembaban, serta kecepatan dan
arah angin, diambil dari data 3 tahun terakhir (minimal).
Data iklim yang dikumpulkan berasal dari dua sumber utama yakni, dari Badan
Meteorologi dan Geofisika dan berasal dari data Data TRMM (Tropical Rainfall
Measuring Mission) 3B43 Level-3 akuisisi tahun 2001 - 2014, TRMM Online
Visualization and Analysis System (TOVAS), NASA. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis dan ditampilkan dalam bentuk tabel/grafik.
Umumnya, parameter iklim yang diperoleh dari dua sumber utama tersebut, proses
Pengumpulan datanya menggunakan metode dan peralatan tertentu sebagaimana Tabel
berikut:
Tabel 1.
Parameter iklim, peralatan dan metode analisisnya
Parameter Metode
No Satuan Alat
Iklim Analisis Data
1 Curah Hujan mm Aritmetik Satelit Cuaca
2 Arah angin Derajat Aritmetik Satelit Cuaca
3 Kecepatan angin Knot Windrose Satelit cuaca
4 Suhu oC Aritmetik Termometer
5 Kelembaban % Aritmetik Psikometer
6 Penyinaran Jam/hari Aritmetik Campbell
Matahari
Sumber : Dirangkum dari berbagai sumber
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Pengambilan data iklim daerah studi akan dilakukan di Badan Meteorologi dan Geofisika
(BMG) dan dari TRMM Online Visualization and Analysis System (TOVAS), NASA.
Analisis data iklim dilakukan melalui kalkulasi sederhana untuk mendapatkan rata-rata
maksimum, rata-rata minimum, dan rata-rata bulanan dan tahunan. Hasil pengolahan
data iklim ini selanjutnya akan digunakan untuk analisis parameter/komponen lainnya.
Untuk memudahkan penggolongan iklim maka, type iklim akan digolongkan ke dalam
sistem klasifikasi klasifikasi Schmidth – Ferguson (1951), dimana penetapan iklim ini
menggunakan rasio atau nisbah nilai Q, yaitu perbandingan antara rerata bulan kering
dengan jumlah rerata bulan basah sebagai berikut:
Q
rata - rata bulan kering
rata - rata bulan basah
Kriteria bulan kering (BK) menurut Schmidt-Ferguson adalah bulan dengan jumlah
curah hujan <60 mm, sedang bulan basah (BB) adalah bulan dengan curah hujan >100
mm. Bulan dengan curah hujan 60mm – 100 mm dikatagorikan sebagai bulan lembab.
Berikut adalah Tabel dan Gambar penggolongan type iklim menurut Schmidt-Ferguson:
Tabel 2.
Penggolongan type iklim
No Type Iklim Q (dalam %) Keterangan
1 A 0 – 14,3 Sangat basah
2 B 14,3 – 33,3 Basah
3 C 33,3 – 60,0 Agak Basah
4 D 60,0 – 100 Sedang
5 E 100, 0 – 167,0 Agak kering
6 F 167,0 – 300,0 Kering
7 G 300,0 – 700,0 Sangat kering
8 H > 700,0 Amat sangat kering
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Gambar 1
Grafik penetapan type hujan menurut Schmidt-Ferguson (1951)
B. Kualitas Udara
Parameter kondisi udara ambien yang dikumpulkan dan dianalisis, sesuai dengan
Peraturan Peerintah Nomor 41 tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran Udara
meliputi: Carbon Monoksida (CO), Ozon (O3), Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida
(NO2), Amoniak (NH3), Timbal (Pb) dan Total Suspended Particulated (TSP).
Data kualitas udara akan dikumpulkan melalui pengukuran langsung di lokasi kegiatan
dan analisa sampel di laboratorium. Pengambilan contoh debu akan dilakukan dengan
menggunakan alat penyaring dengan penjepit kertas saring, tripot, flow meter, selang
plastik, pompa isap, dan kertas grade GF/C. Untuk pengambilan sampel udara dilakukan
dengan High Volume Sampler untuk debu dan untuk gas-gas menggunakan Air
Sampler.Data kualitas udara yang dikumpulkan adalah kondisi udara ambien yang
diperoleh dengan cara pengambilan sampel di sekitar lokasi Rencana Rencana kegiatan
pembangunan ruas jalan.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Lokasi pengambilan sampel kualitas udara ambien akan dilakukan di sekitar lokasi
Rencana Rencana kegiatan pembangunan ruas jalan.
Tabel 3.
Metoda Pengukuran dan Analisis Kualitas Udara
Untuk Pengukuran Sesaat (1 hari)
Baku Metoda Spesifikasi
No Parameter Satuan
Mutu Pengukuran Metode
Gravimetric/Hi- SNI l9-7119.3-
1 Debu µg/Nm3 230
Vol 2005
SNI 19-7119.7-
2 SO2 µg/Nm3 365 Pararosanilin
2005
3 CO µg/Nm3 10.000 NDIR Analyser
SNI l9-7119.2-
4 NO2 µg/Nm3 150 Saltzman
2005
5 H2S Ppm 0,02 Hg-Tiosianat
6 NH3 Ppm 2 Nessler
Sumber: PP No. 41 Tahun 1999, Kep MENLH No.50 Tahun 1996 dan Kep MENLH No.48 Tahun 1996.
C. Kebisingan
Analisis data kualitas udara akan dilakukan dengan cara membandingkan hasil
pengukuran di lapangan dengan baku mutu kebisingan menurut Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996. Sesuai Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor: KEP-48/MENLH/XI/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan,
ambang batas kebisingan adalah sebesar 50 dB(A), sedangkan Surat Keputusan Menteri
Tenaga Kerja No. Kep-51/MEN/1999 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisik Ditempat
Kerja, memberi toleransi hingga 85 dB(A), sebagai batas ambang.
D. Getaran
Analisis getaran dilakukan dengan metode analisis Deskriptif. Getaran yang diamati
selanjutnya dibandingkan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran.
Kondisi geologi dan morfologi lokasi kegiatan, baik secara umum maupun secara khusus
untuk lokasi kegiatan.
Kondisi geologi lokasi kegiatan akan diuraikan secara umum (geologi regional) dan
secara khusus untuk lokasi kegiatan. Dalam hal ini informasi kondisi geologi regional
diperoleh dari Peta Geologi skala 1:250.000 yang diterbitkan oleh Pusat Survey Geologi,
Badan Geologi Bandung, sedangkan data dan informasi mengenai kondisi geologi lokasi
studi, berasal dari pengamatan kondisi geologi langsung di lapangan. Bentuk bentang
alam lokasi kegiatan terkait dengan proses pembentukannya, diamati secara umum
(regional) dan secara khusus (spesifik pada lokasi kegiatan). Dalam hal ini, informasi
mengenai kondisi geomorfologi diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan
dan melalui Peta Geologi, interpretasi Peta Rupabumi (skala 1 : 50.000), dan interpretasi
citra satelit yang tersedia.
Data atau peta geologi akan diperoleh dari Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral atau dari Dinas Energi dan Sumberdaya
Mineral.
a. Metode PengumpulanData
jalan yang akan terkena dampak saat ini dan untuk prediksi kondisi lalu lintas saat
kegiatan konstruksi.
Dilakukan di ruas jalan di sekitar lokasi Rencana Rencana kegiatan pembangunan ruas
jalan, pada jalan yang akan terpengaruh oleh aktivitas rencana kegiatan pembangunan
ruas jalan.
Ruas jalan, umumnya dilalui oleh berbagai jenis kendaraan bermotor, mulai dari
kendaraan bermotor roda dua hingga truk bertonase besar beroda 6 atau lebih. Karena
itu, volume lalu lintas atau jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tinjauan ruas
jalan persatuan waktu tertentu, harus memiliki satuan jenis kendaraan yang
diseragamkan. Dalam hal ini, jenis kendaraan yang akan dijadikan dasar penentuan
satuan volume adalah mobil penumpang, sehingga semua jenis kendaraan bermotor
yang melewati ruas jalan yang diamati harus dikonversi menjadi Satuan Mobil
Penumpang (SMP).Adapun konversi beberapa jenis kendaraan kedalam SMP adalah:
Tabel 4
Konversi Kendaraan ke Satuan Mobil Penumpang (SMP)
Jenis Kendaraan Konversi ke SMP
Mobil penumpang, taxi, pickup, 1
minibus
Sepeda motor 0,35
Bus, truk 2 dan 3 sumbu 2
Bus tempel, truk > 3 sumbu 3
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Jaringan jalan ada yang memakai pembatas median dan ada pula yang tidak, sehingga
dalam perhitungan kapasitas, keduanya dibedakan. Dalam MKJI kapasitas ruas jalan
dihitung dengan formula sebagai berikut:
Dimana,
Tabel 6
Nilai FCSP
Pembagian arah (%-%) 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Tabel 7
Nilai FCW
Tipe jalan Lebar jalan efektif (m) FCW
Per lajur
3,00 0,92
4 lajur berpembatas median 3,25 0,96
atau jalan satu arah 3,50 1,00
3,75 1,04
4,00 1,08
Per lajur
3,00 0,91
4 lajur tanpa pembatas 3,25 0,95
median 3,50 1,00
3,75 1,05
4,00 1,09
Dua arah
5 0,56
6 0,87
2 lajur tanpa pembatas 7 1,00
median 8 1,14
9 1,25
10 1,29
11 1,34
Sumber: MKJI (Tamin, 2000)
Menentukan faktor kapasitas akibat gangguan samping (FCSF), didasarkan atas lebar
bahu jalan efektif (Ws) dan tingkat gangguan samping. Nilai faktor kapasitas akibat
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
gangguan samping yang didasarkan pada lebar bahu jalan dapat dilihat pada Tabel 8 dan
Tabel 39.
Tabel 8
Faktor Koreksi Akibat Gangguan Samping dan Lebar Bahu Jalan
Nilai faktor koreksi akibat gangguan samping untuk jalan yang mempunyai kereb dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 9.
Faktor Koreksi Akibat Gangguan Samping dan Lebar Bahu Jalan, dengan jarak: kereb-
gangguan
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Derajat kejenuhan (DS) adalah ratio antara arus total kendaraan dalam waktu tertentu
(Q) dengan kapasitas jalan (C).
DS = Q/C
dimana :
DS = Derajat Kejenuhan
Q = Arus total kendaraan dalam waktu tertentu (smp/jam)
C = Kapasitas Jalan (smp/jam)
Indeks Tingkat Pelayanan (ITP) pada suatu ruas jalan menunjukkan kondisi secara
keseluruhan ruas jalan tersebut. Tingkat pelayanan ditentukan berdasarkan nilai
kuantitatif seperti NVK, kecepatan perjalanan,dan faktor lain yang ditentukan
berdasarkan nilai kuantitatif seperti kebebasan pengemudi dalam memilih kecepatan,
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
derajat hambatan lalulintas, serta kenyamanan. Secara umum tingkat pelayanan dapat
dibedakan sebagai berikut ini:
Indeks Tingkat Pelayanan A: Kondisi arus lalulintasnya bebas antara satu kendaraan
dengan kendaraan lainnya, besarnya kecepatan sepenuhnya ditentukan oleh keinginan
pengemudi dan sesuai dengan batas kecepatan yang telah ditentukan.
Indeks Tingkat Pelayanan B: Kondisi arus lalulintas stabil, kecepatan operasi mulai
dibatasi oleh kendaraan lainnya dan mulai dirasakan hambatan oleh kendaraan di
sekitarnya.
Indeks Tingkat Pelayanan C: Kondisi arus lalulintas masih dalam batas stabil, kecepatan
operasi mulai dibatasi dan hambatan dari kendaraan lain semakin besar.
Indeks Tingkat Pelayanan D: Kondisi arus lalulintas mendekati tidak stabil, kecepatan
operasi menurun relative cepat akibat hambatan yang timbul, dan kebebasan bergerak
relative kecil.
Indeks Tingkat Pelayanan E: Volume lalulintas sudah mendekati kapasitas ruas jalan,
kecepatan kira – kira lebih rendah dari 40 km/jam. Pergerakan lalulintas kadang
terhambat.
Indeks Tingkat Pelayanan F: Pada tingkat pelayanan ini arus lalulintas berada dalam
kadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah,arus lalulintas sering terhenti sehingga
menimbulkan antrian kendaraan yang panjang.
Pada Tabel 10 dapat dilihat beberapa kondisi lalulintas yang ada pada ruas jalan arteri
(Tamin, 2002).
Tabel 10
ITP Berdasarkan Kecepatan Perjalanan Rata – Rata
Kelas arteri I II III
Kecepatan (km/jam) 72 - 56 56 - 48 56 – 40
ITP Kecepatan perjalan rata – rata
(km/jam)
A ≥56 ≥48 ≥40
B ≥45 ≥38 ≥31
C ≥35 ≥29 ≥21
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Tabel 11
Pengumpulan dan Analisis data Transportasi Studi AMDAL
Komponen Metode Pengumpulan data Metode
Parameter
Lingkungan Metode Lokasi Analisis Data
Transportasi Volume Pengamatan Jalan Raya di Konversi
lalu lintas Langsung sekitar lokasi kendaraan ke
pembangunan SMP
Kapasitas Pengamatan
jalan tidak MKJI
langsung
V/C V/C
Klasifikasi
para ahli
Tarikan Pengamatan Analogi
pergerakan tidak
langsung
Volume lalu lintas, pada umumnya semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah
kendaraan bermotor yang terdaftar (Hobbs, 1995: 76). Sejalan dengan hal tersebut
maka pertumbuhan kendaraan bermotor dapat dianalisis dari jumlah kendaraan yang
terdaftar, hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara di antaranya:
Dimana:
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Qn Q (1 i ) n
Q = arus lalu lintas pada saat ini ( kendaraan per jam)
i = pertumbuhan lalu lintas
n = waktu (tahun)
Model pertumbuhan (Warpani, 1990: 121), yaitu:
Qi* Fi xQi
Dimana:
Q i* = volume lalu lintas dimasa yang akan datang
lahan tersebut. Besaran tarikan pada beberapa jenis tata guna lahan dapat disajikan
pada tabel berikut ini:
Tabel 12.
Bangkitan dan tarikan Pergerakan Beberapa Aktivitas Tata Guna Lahan
Jumlah Pergerakan Jumlah
Tata Guna lahan
Kendaraan per 100 m2 Kajian
Pasar Swalayan 136 3
Pertokoan Lokal 85 21
Pusat Pertokoan 38 38
Restoran Siap Santap 595 6
Restoran 60 3
Gedung Perkantoran 13 22
Rumah sakit 18 12
Perpustakaan 45 2
Daerah Industri 5 98
Sumber: Tamin O.Z. (2000)
G. Hidrologi
a. Genangan/Banjir
Parameter yang diamati adalah intensitas dan frekwensi banjir di lokasi kegiatan dan
sekitarnya
Metode yang digunakan adalah metode wawancara dengan penduduk setempat untuk
mengetahui intensitas dan frekwensi banjir.
Data dianalisis secara sederhana dengan melakukan tabulasi data hasil wawancara.
Tinggi muka air tanah di lokasi kegiatan dan sekitarnya, terutama dibagian hilir lokasi
rencana kegiatan pembangunan ruas jalan.
Lokasi pengambilan data adalah pada pemukiman penduduk di sekitar lokasi kegiatan.
Data dianalisis secara sederhana dengan melakukan tabulasi data hasil pengamatan
lapangan dan hasil wawancara.
Parameter hidrologi yang akan diukur meliputi: luas daerah aliran sungai (DAS),
panjang sungai, kemiringan sungai, lebar sungai, lebar dasar sungai, kedalaman tebing
sungai. Selain itu akan dikumpulkan juga data sejarah kejadian banjir (luas genangan,
kedalaman genangan, lama genangan, intensitas banjir), fungsi/pemanfaatan sungai
bagi masyarakat sekitar, kondisi sempadan, dan upaya pelestarian fungsi sungai yang
telah dilakukan oleh masayarakat sekitar sungai.
Untuk keperluan prediksi debit aliran puncak, digunakan data Detailed Engginering
Design (DED). Untuk keperluan prediksi kapasitas pengaliran sungai, maka akan
dilakukan pengukuran panjang sungai dan kemiringan sungai dengan perangkat GIS,
sedangkan pengukuran profil sungai dilakukan secara langsung dilapangan dan dengan
menggunakan data dari Pemrakarsa.
Analisis data hidrologi sungai akan dilakukan melalui Metoda matematis dan deskriptif.
Metoda matematis digunakan untuk analisis data kuantitatif seperti perhitungan
kapasitas pengaliran sungai dan debit puncak.
Dimana :
Qc = Kapasitas pengaliran (m3/detik)
R = Radius hidrolik, yaitu nisbah luas penampang melintang sungai dan keliling
melintang sungai (m).
S = kemiringan permukaan air sungai (%).
A = luas penampang melintang sungai (m2).
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Debit puncak dihitung dengan rumus (Larson dan Reich, 1973 dalam Arsyad, 2000):
Qp = 0.0028 C. i . A
Dimana :
Qp = Laju puncak aliran permukaan yang diharapkan untuk suatu hujan dengan
interval kejadian tertentu (m3/detik)
C = koefisien aliran permukaan.
I = intensitas hujan harian maksimum (mm/jam).
A = Luas daerah aliran sungai (Ha)
Kejadian Banjir
Banjir didefinisikan jika debit sungai melebihi kapasitas sungai. Untuk memprediksi
kejadian banjir, maka akan diduga melalui rumus berikut :
Banjir = Qp > Qc
Dimana :
Qp = Laju puncak aliran permukaan yang diharapkan untuk suatu hujan dengan
interval kejadian tertentu (m3/detik)
Qc = Kapasitas pengaliran sungai (m3/detik).
Selain dengan Metoda matematik, analisis data hidrologi sungai juga akan
dilakukan dengan Metoda deskriptif, terutama untuk mendeskripsikan
karakteristik dan perilaku sungai, pemanfaatan sungai, serta pola pengelolaan
sungai yang telah dilakukan oleh masyarakat setempat ataupun lembaga
pemerintah.
H. Kualitas Air
Data kualitas air yang dikumpulkan adalah kondisi fisik (suhu, TSS, hantaran listrik,
kecerahan, lapisan minyak), kimia (pH, salinitas, N-NH3, N-NO3, H2S, PO4, PCB, DO, BOD,
COD, Hg, Cd, Cu, Pb, Zn), dan Mikrobiologi (Total coliform, E. Coli)
Pengumpulan data kualitas air dilakukan dengan mengukur kualitas air sumur
penduduk yang bermukim di sekitar lokasi kegiatan dan air Sungai. Parameter-
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
parameter biofisik-kimia air yang diukur adalah sesuai dengan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004.
Lokasi pengambilan sampel air akan dilakukan di Sungai yang dilalui oleh pekerjaan
jalan.
Tabel 13.
Jenis komponen, Metode Analisis Data Kualitas Air dan Peralatannya
Spesifikasi
No. Komponen Lingkungan Satuan Metode Analisis Alat
Metode
A. Fisik
1 Bau/Odours Organoleptik -
2 Rasa/Taste Organoleptik -
B. Kimia
Spektrofotometrik Spektrofotometer
2 Amoniak/Amonia as N mg/l
Spesifikasi
No. Komponen Lingkungan Satuan Metode Analisis Alat
Metode
IKM/5.4.11/BBLK-
6 Chlorida/Chloride (Cl) mg/l
MKS(Titrimetri)*
mg/l
7 Kolorimetrik
Cyanida/Cyanide (CN)
.
mg/l
8 Flourida/Flouride (F) Kolorimetrik
Kesadahan/Hardness IKM/5.4.10/BBLK-
9 mg/l
(CaCO3) MKS (Titrimetri)*
IKM/5.4.16/BBLK-
11 Nitrit/Nitrite as N mg/l MKS
(Spektrofotometri)*
SNI 06-
12 pH pH meter 6989.11-
2004
13
Seng/Zinc (Zn) mg/l Atomisasi AAS
14
Selenium (Se) mg/l Atomisasi AAS
IKM/5.4.18/BBLK-
15
Sulfat/Sulfate (S04) mg/l MKS AAS
(Spektrofotometri)*
16
Tembaga/Copper (Cu) mg/l Atomisasi AAS
C. Mikrobiologi
Catatan: Jenis Komponen Lingkungan bersifat tentatif dan akan disesuaikan sesuai
kebutuhan.
A. Biota Darat
a. Flora
Data flora yang akan dikumpulkan mencakup vegetasi alam maupun tanaman budidaya.
Adapun parameter komponen flora yang akan diteliti adalah kerapatan, frekuensi,
dominansi setiap jenis, indeks nilai penting dan indeks keanekaragaman serta kekayaan
jenis.
Pengambilan data flora dilakukan melalui observasi langsung pada plot pengamatan
dalam areal rencana kegiatan. Plot pengamatan dibuat dengan ukuran 20 m x 20 m
dengan jumlah plot yang direncanakan sebanyak 3 unit. Pada setiap plot dilakukan
pengamatan, pengukuran-pengukuran dan pengambilan contoh bagian tumbuhan yang
tidak diketahui jenisnya untuk dilakukan identifikasi jenisnya di laboratorium.
Lokasi pengambilan data flora adalah di dalam areal Batas Wilayah Studi AMDAL
Rencana Rencana kegiatan pembangunan ruas jalan.
Data hasil pengamatan flora yang dikumpulkan kemudian dilakukan pengamatan visual
dandeskripsi kualitatif untuk mengetahui penurunan keragaman dan komposisi jenis
flora.
b. Fauna
Fauna yang akan diamati adalah satwa liar dengan parameter meliputi: jumlah populasi,
indeks kelimpahan jenis dan indeks kekayaan.
Pengumpulan data fauna dilakukan pada lokasi yang sama dengan lokasi Pengumpulan
data flora. Pengumpulan data burung menggunakan metode IPA (Indeks Ponctualle de’
Abudance = Point Indeks of Abudance), sedangkan untuk Pengumpulan data fauna
lainnya (mamalia, ampibi dan reptilia) dilakukan dengan menggunakan metode
inventarisasi, wawancara, dan pengamatan jejak pada transek yang telah ditentu.
Pengumpulan data fauna dilakukan pada lokasi yang sama dengan lokasi Pengumpulan
data flora.
Data hasil pengamatan flora yang dikumpulkan kemudian dilakukan pengamatan visual
dan deskripsi kualitatif untuk mengetahui penurunan keragaman dan komposisi jenis
fauna.
B. Biota Perairan
Untuk komponen biota perairan, parameter yang diteliti adalah: kelimpahan individu,
indeks diversitas dan indeks keseragaman untuk plankton; dan jenis serta indeks
keragaman untuk benthos. Untuk nekton (berbagai jennis ikan yang hidup di Sungai)
paramater yang diteliti adalah jenis-jenis ikan yang dijumpai.
Pengumpulan data plankton dilakukan dengan menyaring air dengan volume ± 100 liter
dengan Plankton Net No. 25. Kemudian contoh plankton tersebut dimasukan kedalam
botol sampel dan diawetkan dengan larutan Lugol 4 % dengan maksud untuk
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Untuk mengetahui jenis dan kelimpahan benthos dilakukan dengan cara mengambil
contoh substrat dasar perairan (lumpur dan atau pasir) dengan menggunakan surber
net. Selanjutnya, pengamatan benthos dilakukan dengan menggunakan mikroskop.
Lokasi pengambilan sampel air sungai dan sampel material dasar sungai (lumpur) untuk
analisis plankton dan benthos yaitu di Sungai.
Data hasil pengamatan flora yang dikumpulkan kemudian dilakukan pengamatan visual
dandeskripsi kualitatif untuk mengetahui penurunan keragaman dan komposisi jenis
biota perairan.
Data dan informasi terkait dengan komponen sosial, budaya, ekonomi dan kesehatan
masyarakat dibagi atas dua kelompok yakni kelompok data yang sifatnya umum,
termasuk didalamnya data demografi, diperoleh dari sumber sekunder (data statistik,
laporan, kantor pemerintah dan sebagainya), dan kelompok data primer yang diperoleh
dari hasil wawancara dengan penduduk di sekitar lokasi kegiatan. Khusus untuk data
SOSEKBUDKESMAS yang sifatnya primer, pedoman teknis kajiannya mengacu pada
Keputusan Kepala Bapedal No. Kep. 299 Tahun 1996, Tentang Pedoman Teknis kajian
Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL, dan Keputusan Kepala Bapedal No.124 tahun
1997 tentang : Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat Dalam Penyusunan
AMDAL.
Secara umum, Tabel 14 memperlihatkan metode Pengumpulan dan jenis data sosial
budaya, ekonomi dan kesehatan masyarakat yang akan dikumpulkan.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Tabel 14.
Metode Pengumpulan Data Sosekbud dan Kesmas
Yang Diteliti dalam Studi ANDAL
Metode Pengumpulan Data
Kualitatif Kuantitatif
Wawancara
Mendalam
Sekunder
Literatur
No Parameter
Survey
Kajian
Data
1. Demografi
- Jumlah Penduduk ●
- Laju pertumbuhan penduduk ●
- Kepadatan penduduk ●
2. Sosial Ekonomi
- Peluang Kerja &Usaha ● ● ● ●
- Pola mata pencaharian ● ● ● ●
- Pemilikan & Pengusaan lahan ● ● ●
- Taraf Kesejahteraan ●
- Perekonomian local ●
3. Sosial Budaya
- Etnis, budaya & bahasa ● ● ●
- Proses-proses sosial ● ●
- Keamanan & ketertiban ● ● ●
masyarakat
4. Kesehatan Masyarakat :
- Prevalensi ● ●
- Fasilitas kesehatan ● ●
- Sanitasi Lingkungan ● ●
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Wawancara
Mendalam
Sekunder
Literatur
No Parameter
Survey
Kajian
Data
- Pola Penyakit ● ●
Berikut adalah uraian mengenai metode Pengumpulan dan analisis beberapa komponen
data sosial, budaya, ekonomi dan kesehatan masyarakat.
A. Perkembangan Wilayah/Kependudukan
Data jumlah penduduk di semua Kecamatan yang dilalui pekerjaan ruas jalan setiap
tahun (minimal 3 tahun terakhir) merupakan data sekunder (diperoleh dari BPS atau
instansi terkait).
Badan Pusat Statistik (BPS), lokasi Rencana kegiatan pembangunan ruas jalan
Data perkembangan penduduk untuk satu jangka waktu tertentu dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut:
P t = P o ( 1 + r )n
Dengan :
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Data jumlah penduduk setiap tahun (minimal 3 tahun terakhir) dan luas masing-masing
Kecamatan diperoleh dari data sekunder (BPS atau instansi terkait).
Dengan :
D = Kepadatan Penduduk
P = Jumlah Penduduk ( Jiwa)
L = Luas wilayah ( Km2)
Data jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur setiap tahun (minimal 3 tahun
terakhir) merupakan data sekunder yang diperoleh dari BPS atau instansi terkait.
D. Ketenagakerjaan
Data yang dikumpulkan adalah jumlah penduduk yang bekerja dan jumlah penduduk
usia kerja.
Data terkait dengan ketenagakerjaan yang diperoleh dari BPS atau Instansi terkait yaitu
berupa data jumlah penduduk yang telah bekerja dan data penduduk yang masuk dalam
angkatan kerja produktif. Selain itu, data juga diperoleh dari hasil wawancara langsung
dengan responden.
Data yang dikumpulkan dianalisis dengan melihat selisih antara jumlah penduduk yang
masuk dalam angkatan kerja produktif di kurangi dengan jumlah penduduk yang telah
bekerja (lihat persamaan berikut ini):
P1560 Pk
P x 100%
P1560
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Dimana:
P = tingkat pengangguran
Pk = jumlah penduduk yang bekerja
P15-60 = jumlah penduduk usia kerja
E. Tingkat kesejahteraan
Data yang dikumpulkan adalah data tingkat kesejahteraan penduduk yang bermukim di
sekitar lokasi rencana rencana kegiatan pembangunan ruas jalan
Data terkait dengan tingakat kesejahteraan penduduk diperoleh dari hasil wawancara
langsung dengan responden.
SM P
SR dimana AK
AK KK
Dimana:
SR = pendapatan perkapita responden
SM = pendapatan keluarga responden
AK = rata-rata jumlah anggota keluarga per KK
P = jumlah penduduk
KK = jumlah keluarga
Data tersebut selanjutnya dianalisis secara deskriptif dengan cara diklasifikasikan dan
disajikan dalam bentuk tabel serta uraian-uraian.
PMASY =
H. Konflik sosial
Parameter yang diteliti adalah intensitas konflik yang terjadi (tidak pernah, jarang,
sering, sangat sering).
Data dianalisis secara deskriptif untuk menyimpulkan intensitas konflik yang terjadi di
masyarakat selama ini.
analogi, dan professional judgement. Dalam hal ini, metode matematis sedapat mungkin
harus digunakan jika dampak suatu kegiatan pada komponen lingkungan tertentu, telah
memiliki formula-formula matematis untuk prakiraannya.
Untuk mengetahui perubahan skala kualitas lingkungan, besar dampak (Hasil Prakiraan
dengan berbagai metode seperti (Tabel 3.15) selanjutnya, dikonversi kedalam nilai skala
kualitas lingkungan sesuai dengan Tabel Skala Kualitas Lingkungan. Untuk menentukan
prakiraan besar dampak yang ditimbulkan oleh suatau kegiatan, secara matematis
sederhana diformulasikan sebagai berikut:
Tabel 16
Nilai besaran (magnitude) dampak lingkungan
No Besaran Perubahan Besaran (magnitude) Dampak
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Selain besaran (magnitude) dampak, juga perlu dilakukan prakiraan sifat penting
dampak, yang didasarkan pada: Tujuh Kriteria Dampak Penting. Dalam hal ini, dampak
lingkungan dinyatakan penting apabila satu atau lebih komponen/indikator/parameter
lingkungan memenuhi kriteria dampakpenting sebagaimana Keputusan Kepala Bapedal
No. Kep 056/1994 tentang Pedoman Mengenai Dampak Penting, dan sifat penting
dampak sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
2012 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup sebagaimana
sebagaimana Tabel 17.
Tabel 17.
Kriteria Dampak Penting Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan No. 56 Tahun 1994 dan PP 27 Tahun 2012
Ukuran Dampak
No Kriteria Dampak Penting
Penting
1 Jumlah manusia Jumlah manusia di wilayah studi yang terkena
terkena dampak dampak lingkungan tetapi tidak menikmati
manfaat proyek, sama atau lebih besar dari
jumlah manusia yang menikmati proyek.
2 Luas wilayah Kegiatan proyek mengakibatkan adanya
persebaran wilayah yang mengalami perubahan
dampak mendasar dari segi intensitas dampak atau
segi kumulatif dampak.
3 Intensitas dan Kegiatan proyek akan menyebabkan
Lamanya dampak perubahan sifat-sifat fisik atau hayati
berlangsung lingkungan yang melampaui baku mutu
lingkungan menurut peraturan
perundang-undangan.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Ukuran Dampak
No Kriteria Dampak Penting
Penting
Kegiatan proyek akan menyebabkan
perubahan mendasar pada komponen
lingkungan yang melampaui kriteria yang
diakui, berdasarkan pertimbangan ilmiah.
Kegiatan proyek akan mengakibatkan
spesies-spesies yang langka dan atau
endemik dan atau dilindungi menurut
peraturan perundangan yang berlaku,
terancam punah atau habitatnya
mengalami kerusakan.
Kegiatan proyek menimbulkan kerusakan
atau gangguan terhadap kawasan lindung
(hutan lindung, cagar alam, taman
nasional, suaka margasatwa dan
sebagainya) yang ditetapkan menurut
peraturan perundang-undangan.
Kegiatan proyek akan merusak atau
memusnahkan benda-benda dan
bangunan peninggalan sejarah yang
bernilai tinggi.
Kegiatan proyek akan mengakibatkan
konflik atau kontroversi di kalangan
masyarakat, pemerintah daerah atau
pemerintah pusat.
Kegiatan proyek mengubah atau
memodifikasi areal yang mempunyai nilai
keindahan alami yang tinggi.
4 Banyaknya Kegiatan proyek menimbulkan dampak
komponen sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang
lingkungan lain jumlah komponennya lebih atau sama dengan
yang terkena komponen lingkungan yang terkena dampak
dampak primer.
5 Sifat kumulatif Dampak lingkungan berlangsung berulang
dampak kali dan terus menerus, sehingga pada
kurun waktu tertentu tidak dapat
diasimilasi oleh lingkungan alam atau
sosial yang menerimanya.
Beragam dampak lingkungan bertumpuk
dalam suatu ruang tertentu, sehingga
tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Ukuran Dampak
No Kriteria Dampak Penting
Penting
alam atau sosial yang menerimanya.
Dampak lingkungan dari berbagai sumber
kegiatan menimbulkan efek yang saling
memperkuat (sinergetik).
6 Berbalik atau tidak Perubahan yang akan dialami oleh komponen
berbaliknya lingkungan tidak dapat dipulihkan kembali
dampak walaupun dengan intervensi manusia.
7 Kriteria lain sesuai Kriteria ini akan berubah sesuai dengan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
perkembangan tenologi
ilmu pengetahuan
dan teknologi
Secara umum, Ringkasan Metode Studi tersaji pada Lampiran 27, sedangkan uraian dari
masing-masing metode prakiraan dampak yang digunakan adalah sebagai berikut:
2.2.1. Biogeofisik
A. Iklim Mikro
Metode yang digunakan untuk prediksi perubahan iklim mikro adalah metode analogi.
Data suhu udara lokal (iklim mikro) di lokasi analogi, dan data suhu udara pada rona
awal di lokasi studi dengan kondisi vegetasi saat rona awal.
Pengamatan langsung di lapangan terhadap suhu udara pada kondisi rona awal, dan
pengamatan suhu udara pada lokasi yang telah dibangun(yang merupakan analogi
daerah yang telah dibangun).
Derajat perbedaan suhu udara antara lokasi pada rona awal versus lokasi tanpa vegetasi
(lokasi analogi daerah pembangunan) hasil pengamatan lapangan, dijadikan dasar
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
B. Kualitas udara
Metode yang digunakan untuk prediksi perubahan kualitas udara di lokasi rencana
kegiatan pembangunan ruas jalan dan sekitarnya, adalah metode matematis.
Untuk prediksi dampak penurunan kualitas udara pameter debu, dibutuhkan data
silt content (%), asumsi kecepatan kendaraan (mile/jam), asumsi berat kendaraan
(ton), jumlah roda kendaraan, dan jumlah hari tidak hujan.
Untuk prediksi dampak penurunan kualitas udara pameter gas buang, data yang
dibutuhkan adalah data: Faktor Emisi, Intensitas kegiatan persatuan waktu, dan
Efisiensi pengurangan polutan oleh sistem pengendali dalam alat (%)
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dari pemrakarsa, data dari BMKG, data
hasil analisis lab, data asumsi dan data dari sumber lain.
Untuk menduga besarnya perubahan kualitas udara parameter debu yang ditimbulkan
oleh kendaraan pengangkut material, digunakan persamaan Empiris US EPA, 1975
sebagai berikut:
Dengan :
Gambar 2.
Korelasi antara kecepatan angin dengan konsentrasi debu jatuh (dust fall) pada tanah
Inceptisols
Gambar 3.
Korelasi antara konsentrasi debu jatuh (dust fall) dengan kelembaban tanah
Untuk perhitungan dampak terhadap kualitas udara parameter emisi gas buang
dilakukan dengan memanfaatkan formula-formula baku yang lazim dalam penelaahan
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
komponen lingkungan yang bersangkutan. Jumlah emisi gas dari alat-alat berat dan truk
yang dioperasikan pada kegiatan proyek dapat ditentukan menggunakan faktor emisi
dari sumber emisi berdasarkan persamaan berikut (Godish, 2004., KLH, 2007).
Q = EF x A x (1 –ER/100)
Di mana :
Q = Laju emisi gas atau jumlah polutan yang di emisikan persatuan waktu
EF = Faktor Emisi
A = Intensitas kegiatan persatuan waktu
ER = Efisiensi pengurangan polutan oleh sistem pengendali dalam alat (%)
C. Kebisingan
Metode yang digunakan untuk prediksi besarnya tingkat kebisingan di lokasi rencana
kegiatan pembangunan ruas jalandan sekitarnya, adalah metode analogi dan matematis
Untuk menghitung berapa besar tingkat kebisingan (linesource) yang akan diterima oleh
penerima dampak pada jarak tertentu digunakan rumus:
Dimana :
Lp : Tingkat kekuatan suara pada jarak r (dB)
Lw : Tingkat kekuatan suara pada sumber (dB)
R : Jarak sumber suara (m)
D. Getaran
Metode yang digunakan untuk prediksi besarnya tingkat getaran di lokasi Rencana
kegiatan pembangunan ruas jalan dan sekitarnya, adalah metode analogi dan matematis.
Data yang dikumpulkan dari pemrakarsa dan berbagai literatur, digunakan untuk
memprediksi besarnya tingkat getaran di lokasi kegiatan dan sekitarnya. Jika jumlah alat
yang menimbulkan getaran beroperasi lebih dari satu unit secara bersamaan maka,
digunakan rumus superposisi sebagaimana pada prakiraan dampak tingkat kebisingan
di atas. Hasil prakiraan dampak getaran ini, selanjutnya dibandingkan dengan baku
tingkat getaran (KEPMEN LH Nomor 49 Tahun 1996).
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
E. Kemacetan Lalulintas
Metode yang digunakan untuk prediksi besarnya tingkat kemacetan lalulintas di lokasi
Rencana kegiatan pembangunan ruas jalan dan sekitarnya, adalah metode matematis
dan professional judgement.
Menghitung Derajat kejenuhan (DS) , yakni ratio antara arus total kendaraan dalam
waktu tertentu (Q) dengan kapasitas jalan (C), dengan rumus:
DS = Q/C
dimana :
DS = Derajat Kejenuhan
Q = Arus total kendaraan dalam waktu tertentu (smp/jam)
C = Kapasitas Jalan (smp/jam)
F. Kerusakan Jalan
Metode yang digunakan untuk prediksi besarnya tingkat kerusakan jalanpada jalan-
jalan yang dilalui pengangkut kendaraan material rencana kegiatan pembangunan ruas
jalan, adalah metode matematis dan professional judgement.
Jika formula tersebut tidak dapat digunakan karena kurangnya data/informasi terkait
maka, tingkat kerusakan jalan akan diprakirakan dengan metode Professional
judegement.
Metode yang digunakan untuk prakiraan besarnya penurunan debit air sungai adalah
metode matematis.
Besarnya debit air permukaan di daerah bagian hilir Sungai, diprakirakan dengan
menggunaan formula sebagai berikut:
D su D tot D sb
Dimana :
D su Penurunan debit air sungai utama
Dtot = Debit air tanpa Intake
D sb =Debit air setelah ada Intake
Metode yang digunakan untuk prakiraan besarnya alih guna lahan adalah merode
Professional judegement.
Data rona awal kondisi lahan, termasuk jenis penggunaan lahan areal.
Data luas areal yang akan dibangun.
Data rona awal kondisi lahan, termasuk jenis penggunaan lahan areal, diperoleh
dari hasil kunjungan lapangan dan peta penggunaan lahan.
Data luas areal diperoleh dari pemrakarsa.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Besarnya alih guna lahan akibat dibangunnya ruas jalan, dengan mengasumsikan, luas
sama dengan besarnya alih guna lahan.
3.2.2 Biologi
Metode yang digunakan untuk prediksi perubahan komposisi jenis flora dan fauna
terkait dengan kegiatan rencana kegiatan pembangunan ruas jalan adalah metode
analogi / professional judgement.
Dengan asumsi bahwa areal akan menyebabkan hilangnya semua jenis flora dan fauna
maka, luas areal yang digenangi menyebabkan berubahnya secara total komposisi jenis
flora dan fauna pada daerah tersebut. Hasil prakiraan dibandingkan dengan data
komposisi jenis flora dan fauna pada rona awal.
Metode yang digunakan untuk prediksi perubahan komposisi biota perairan terkait
dengan kegiatan rencana kegiatan pembangunan ruas jalan adalah metode analogi /
Professional judegement
Data tingkat pencemaran air permukaan (air genangan), terkait dengan kegiatan
dekomposisi bahan organik pada areal tersebut.
Data komposisi jenis biota perairan pada rona awal
3.2.3 Sosekbudkesmas
A. Perkembangan Wilayah/Penduduk
Data kualitatif mengenai kondisi wilayah disekitar areal rencana Rencana kegiatan
pembangunan ruas jalandan sekitarnya pada rona awal.
Data jumlah karyawan yang akan direkrut.
Data analogi, terkait kondisi perkembangan wilayah daerah yang memiliki Lokasi
analogi, diupayakan berlokasi sedekat mungkin dengan lokasi rencana kegiatan
pembangunan ruas jalan, jika data tersedia.
Data kualitatif mengenai kondisi wilayah disekitar areal rencana Rencana kegiatan
pembangunan ruas jalan pada rona awal, diperoleh dari hasil pengamatan
lapangan.
Data jumlah karyawan yang akan direkrut untuk bekerja pada tahap konstruksi
diperoleh dari pemrakarsa
Data analogi, terkait kondisi perkembangan wilayah daerah dari hasil referensi
yang tersedia.
Dengan tersedianya data yang dibutuhkan, sebagaimana tersebut di atas maka, ahli
Sosial Ekonomi dapat memprakirakan tingkat perkembangan wilayah lokasi rencana
Rencana kegiatan pembangunan ruas jalan dan sekitarnya saat operasionalisasi Hasil
prakiraan dibandingkan dengan data tingkat perkembangan wilayah pada rona awal.
B. Kesempatan Kerja
Metode yang digunakan untuk prakiraan tersedianya kesempatan kerja terkait dengan
kegiatan rencana kegiatan pembangunan ruas jalan adalah metodeanalogi dan
professional judgement.
Data jumlah karyawan yang akan direkrut oleh pengelola, diperoleh dari
pemrakarsa.
Data mengenai persentase penduduk lokal yang berpotensi direkrut sebagai
karyawan, diperoleh dari data sekunder dari instansi terkait.
Dengan tersedianya data yang dibutuhkan sebagaimana tersebut di atas maka, dengan
metode professional judgementjumlah kesempatan kerja dapat diprakirakan, dengan
asumsi bahwa, jumlah karyawan yang diterima akan sama dengan jumlah kesempatan
kerja yang tersedia.
C. Kesempatan Berusaha
Data jumlah karyawan yang akan direkrut oleh pengelola, diperoleh dari
pemrakarsa.
Data analogi mengenai jumlah kesempatan berusaha yang akan tercipta dari lokasi
lain.
Dengan tersedianya data yang dibutuhkan sebagaimana tersebut di atas maka, ahli
Sosial ekonomi dapat memprakirakan jumlah kesempatan berusaha.
D. Pendapatan masyarakat
Metode yang digunakan untuk prakiraan tingkat pendapatan penduduk (tenaga kerja
dan masyarakat yang membukan usaha) terkait dengan kegiatan rencana kegiatan
pembangunan ruas jalan adalah metode analogi dan Professional judgement.
Data asumsi mengenai jumlah gaji/upah karyawan, tenaga kontrak dan tenaga
buruh yang bekerja.
Data analogi dari lokasi Rencana kegiatan pembangunan ruas jalan yang lain,
mengenai tingkat pendapatan penduduk yang membuka usaha, terkait dengan
operasionalisasi dari daerah lain tersebut.
Data jumlah tenaga kerja yang akan direkrut diperoleh dari pemrakarsa.
Data analogi mengenai jumlah kesempatan berusaha yang akan tercipta.
Dengan tersedianya data yang dibutuhkan sebagaimana tersebut di atas maka, ahli
Sosial ekonomi dapat memprakirakan tingkat pendapatan masyarakat, baik yang
bekerja, maupun penduduk yang membuka usaha.
Dengan tersedianya data yang dibutuhkan sebagaimana tersebut di atas maka, ahli
Sosial ekonomi dapat memprakirakan dan mendeskripsikanpersepsi dan keresahan
masyarakat terkait rencana kegiatan. Hasil prakiraan persepsi masyarakat pada saat
kegiatan berlangsung, dibandingkan dengan data persepsi dan keresahan masyarakat
pada rona awal.
G. Konflik sosial
Metode yang digunakan untuk memprakirakan intensitas konflik sosial yang akan
timbul terkait dengan kegiatan rencana kegiatan pembangunan ruas jalan adalah
metode Professional judgement.
Data kualitatif mengenai intensitas konflik sosial yang ada pada saat ini (rona
awal).
Data asumsi mengenai intensitas konflik sosial, pada saat kegiatan terkait dengan
rencana kegiatan berlangsung.
Data kualitatif mengenai intensitas konflik sosial yang ada pada saat ini (rona
awal), diperoleh melalui wawancara langsung dengan masyarakat lokal.
Data mengenai intensitas konflik sosial, pada saat kegiatan terkait dengan
pembangunan rencana kegiatan berlangsung, adalah merupakan data asumsi atau
data analogi dengan kegiatan sejenis.
Dengan tersedianya data yang dibutuhkan sebagaimana tersebut di atas maka, ahli
Sosial ekonomi dapat memprakirakan dan mendeskripsikan intensitas konflik sosial
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
terkait rencana kegiatan. Hasil prakiraan intensitas konflik sosial pada saat kegiatan
berlangsung, dibandingkan dengan data intensitas konflik sosial pada rona awal.
H. Prevalensi penyakit
Metode yang digunakan untuk memprakirakan prevalensi jenis penyakit tertentu yang
akan timbul terkait dengan kegiatan rencana kegiatan pembangunan ruas jalan adalah
metode Professional judgement.
Data 10 jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di Rencana
kegiatan pembangunan ruas jalan
Data asumsi dan analogi peningkatan jumlah penderita penyakit tertentu, karena
terpapar oleh dampak berupa penurunan kualitas udara dan atau kualitas air.
Data 10 jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk, diperoleh dari
PUSKESMAS
Data peningkatan jumlah penderita penyakit tertentu, karena terpapar oleh
dampak berupa penurunan kualitas udara dan atau kualitas air, adalah merupakan
data asumsi dan analogi, atau data yang diperoleh dari referensi terkait.
Dengan tersedianya data yang dibutuhkan sebagaimana tersebut di atas maka, ahli
Sosial ekonomi, budaya dan kesmas dapat memprakirakan dan mendeskripsikan
peningkatan penderita jenis penyakit tertentu terkait dengan rencana pembangunan
ruas jalan. Hasil prakiraan peningkatan penderita jenis penyakit tertentu tersebut,
dibandingkan dengan data penderita penyakit sejenis pada rona awal.
Evaluasi dampak penting dimaksudkan untuk menilai secara holistik, semua Dampak
Penting Hipotetik yang akan terjadi pada lingkungan hidup akibat rencana kegiatan
pembangunan ruas jalan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Prov. Sulbar (mulai dari tahap
pra-konstruksi sampai tahap operasional). Dalam hal ini, hasil evaluasi dampak secara
holistik tersebut akan memberikan jawaban terhadap: i) jenis kegiatan yang
menimbulkan dampak paling dominan, ii) keterkaitan antar dampak dan iii) areal atau
komponen lingkungan yang perlu mendapat perhatian khusus, terkait dengan intensitas
dampak yang diterimanya.
Pada kajian AMDAL ini, metode evaluasi dampak penting yang akan digunakan
mengadopsi Metode Evaluasi Dampak Environmental Resources Management (ERM)
yang telah dimodifikasi (Yahya Husin, 2013), yang dipadukan dengan metode evaluasi
dampak menggunakan Metode Bagan Alir Keterkaitan Dampak. Penggabungan kedua
metode evaluasi dampak ini, dimaksudkan untuk saling melengkapi kelemahan dan
kelebihan masing-masing metode.
Gambar 4
Diagram alir pelaksanaan evaluasi dampak penting secara holistik dengan metode ERM
modifikasi
Besaran dampak mencakup semua hal dari hasil prakiraan dampak yang terdiri dari
dimensi-dimensi berikut ini :
Diabaikan (negligible),
Kecil (small),
Sedang (medium), dan
Besar (large).
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Rendah (low)
Sedang (medium)
Tinggi (high)
Peluang kejadian dampak (likelihood). Untuk peristiwa (event) yang telah diketahui
akan terjadi dan merupakan dasar dalam proses evaluasi dampak potensial,
diasumsikan bahwa DPH yang diidentifikasi akan terjadi dengan peluang kejadian 100%
(berdasarkan pengalaman dan/atau bukti-bukti dampak tersebut pernah terjadi
sebelumnya). Sedangkan, untuk peristiwa yang belum diketahui kemungkinan
terjadinya, maka peluang kejadiannya ditentukan dengan menggunakan skala kualitatif
seperti dikemukakan pada Tabel berikut ini:
Tabel 18
Kriteria dan defenisi peluang kejadian dampak
Peluang Kejadian Definisi
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Tabel 20
Sifat penting dampak (significance)
Peluang Kejadian Dampak
Sangat Kecil Sedang Tinggi
Kecil
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Sifat penting dampak (diabaikan, minor, moderat, mayor, dan kritis) tersebut
selanjutnya didefenisikan sebagai berikut :
Dampak yang tergolong “mayor” selalu memerlukan pengelolaan lebih lanjut atau
tindakan-tindakan penanggulangan dampak untuk meminimalkan atau mengurangi
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
dampak sampai batas yang dapat diterima (acceptable level). Batas yang dapat diterima
adalah menurunkan sifat penting dampak dari “mayor” ke “moderat” setelah dilakukan
mitigasi dampak. Apabila sifat penting dampak “mayor” tidak dapat diturunkan lebih
lanjut, maka diperlukan serangkaian tindakan antara lain: pengelolaan dampak selama
tahap operasi atau pada tahap pasca operasi (misalnya revegetasi sebidang lahan yang
tidak dipergunakan lagi untuk kegiatan proyek), program CSR dan/atau pelaksanaan
strategi kompensasi (offset) keanekaragaman hayati.
Dampak yang dievaluasi tergolong sebagai dampak “kritis”, tidak dapat dikelola atau
ditanggulangi oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi alternatif untuk meniadakan
sumber dampak.
3.6 . METODOLOGI
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
1) Lingkup Kegiatan
b. Pengambilan Sampel dan Analisis Laboratorium Kualitas Air (PH, DO dan Current
Meter), kualitas udara (Emisi dan Ambien), getaran dan kebisingan, Kualitas Tanah
serta Biologi (Flora dan Fauna).
c. Penyusunan Dokumen Lingkungan tahapannya sebagai berikut :
Proses penapisan (screening)
Proses pengumuman dan konsultasi public
Proses pelingkupan (scoping)
Penyusunan dan penilaian dokumen lingkungan
Penyusunan Dokumen Lingkungan
d. Pembahasan Penilaian Dokumen Lingkungan
e. Persetujuan Kelayakan Lingkungan (Izin Pekerjaan)
3) Metodologi
A. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan akan mencakup kegiatan penyelesaian kesepakatan rencana
kerja dan koordinasi yang akan dilakukan oleh tim penyusun baik intern maupun
extern pelaksanaan kegiatan.
Pada tahap persiapan ini dilakukan kegiatan:
Pengumpulan data-data sekunder diantaranya Peta RTRW Provinsi Sulawesi
Barat (Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Mamasa) Peta Tata Guna Lahan, dan
peta-peta pendukung laninnya.
Penentuan lingkup komponen studi.
Pengecekan mengenai perizinan.
B. Pekerjaan Survey Lapangan
Ketua tim dan para anggota penyusun melaksanakan survey lapangan untuk
mendapatkan data primer dan data sekunder yang diperlukan dalam Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup ini. Pengumpulan data primer, berupa pengambilan
sampel, pengamatan, penyebaran dan pengumpulan kuesioner, wawancara harus
memenuhi kaidah-kaidah untuk kajian ilmiah dan disesuaikan dengan kedalaman
dan cakupan studi ini. Pengumpulan data sekunder, harus dilakukan dengan cermat
dengan data yang benar dari instansi terkait,
C. Analisis Data
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
3.7. KELUARAN
Hasil/produk yang akan dihasilkan dari pengadaan jasa konsultansi Penyusunan
DokumenLingkungan Ruas Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju :
a. Tersedianya dokumen hasil studi berupa Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak
Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL),Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) dan Surat Rekomendasi/Izin dari Instansi Terkait
sebagai bahan untuk memperhatikan aspek lingkungan dari tahapan konstruksi
nantinya.
b. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan dari instansi/dinas terkait.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Secara berurutan hasil kajian studi AMDAL dituangkan dalam 4 (empat) dokumen
yangmerupakan satu kesatuan, yaitu sebagai berikut :
Kerangka Acuan, adalah dokumen yang memuat ruang lingkup studi sebagai
acuan/arahan untuk penyusunan studi ANDAL.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Pada Dokumen Kerangka Acuan (KA) Pembangunan Jalan Ruas, memuat hal-hal
sebagai berikut :
b. Tujuan dan manfaat studi, yaitu tujuan dan manfaat mengapa rencana usahadan/atau
kegiatan harus dilaksanakan; dan
c. Peraturan-peraturan yang terkait, yaitu peraturan yang terkait dengan rencana usaha
dan/atau kegiatan beserta alas an singkat mengapa peraturan tersebut digunakan
sebagai acuan.
Metode pengumpulan dan analisis data harus relevan dengan metode prakiraan dampak
yang digunakan, sehingga data yang dikumpulkan relevan dan
representatif dengan dampak penting hipotetik yang akan dianalisis dalam proses
prakiraan dampak.
b. Metode prakiraan dampak penting, yaitu metode prakiraan dampak yang digunakan
untuk memprakirakan besaran dan sifat penting dalam studi ANDAL untuk masing-
masing dampak penting hipotetik, termasuk rumus-rumus dan asumsi prakiraan
dampak disertai alasan pemilihan metode tersebut.
Metode prakiraan besaran dampak yang dapat digunakan antara lain :
- Metode perhitungan matematis
- Percobaan/Eksperimen
- Model simulasi visual dan peta
- Metode analogi
- Penilaian ahli (professional judgement)
c. Metode evaluasi dampak besar dan penting, yiatu bagian yang menguraikan metode-
metode yang lazim digunakan dalam studi ANDAL untuk menevaluasi dampak penting
yang ditimbulkan oleh usaha atau kegiatan terhadap lingkungan hidup secara holistik,
sepertik matriks, bagan alir dan overlay.
d. Metode evaluasi dampak besar dan penting, yaitu bagian yang menguraikan metode-
metode yang lazim digunakan dalam studi ANDAL untuk mengevaluasi dampak penting
yang ditimbulkan oleh usaha atau kegiatan terhadap lingkungan hidup secara holistik,
seperti matriks, bagan alir dan overlay.
BAB IV. PELAKSANAAN STUDI, berisi :
a. Pemrakarsa, yaitu nama dan alamat lengkap instansi/perusahaan sebagai
pemrakarsa rencana usaha dan/kegiatan, nama dan alamat penanggung jawab
pelaksanaan rencana usaha dan/atau kegiatan.
b. Penyusunan studi AMDAL, yaitu nama dan alamat lengkap lembaga/perusahaan,
nama dan keahlian dari masing-masing anggota penyusun AMDAL.
c. Biaya studi, memuat prosentase jenis-jenis biaya yang dibutuhkan dalam rangka
penyusunan studi AMDAL termasuk komponen biaya untuk pelaksanaan konsultasi
masyarakat.
d. Waktu studi, memuat uraian jangka waktu pelaksanaan studi ANDAL sejak tahap
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Tahap Pra-Konstruksi (persiapan) yaitu kegiatan selama masa persiapan yang menjadi
penyebab timbulnya dampak penting terhadap lingkungan hidup.
Tahap Konstruksi, yaitu uraian secara mendalam yang difokuskan pada rencana usaha
dan/atau kegiatan yang menjadi penyebab timbulnya dampakpenting terhadap
lingkungan, seperti rencana penyerapan tenaga kerja, rencana pembangunan sarana dan
prasarana, kegiatan pengangkutan dan penimbunan bahan dan material, serta jenis dan
tipe peralatan yang digunakan.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Tahap Operasi, yaitu uraian mendalam tentang penyebab timbulnya dampak kegiatan
usaha pada saat operasi, seperti identifikasi bahan baku dan bahan penolong, rencana
jumlah tenaga kerja, rencana penyelamatan dan penanggunlangan bahaya dan
karakteristik limbah yang dihasilkan.
Kajian ANDAL merupakan studi kelayakan dari aspek lingkungan hidup, maka
komponen rencana usaha atau kegiatan dapat memiliki beberapa alternatif, antara lain
alternatif lokasi, desain, proses, tata letak bangunan dan sarana pendukung.
a. Rona Lingkungan Hidup di wilayah studi rencana usaha atau kegiatan, diungkapkan
secara mendalam komponen-komponen lingkungan hidup yang berpotensi terkena
dampak penting usaha dan atau kegiatan.
b. Kondisi Kualitatif dari berbagai sumberdaya alam yang ada di wilayah studi rencana
usaha dan atau kegiatan, baik yang sudah dimanfaatkan maupun yang akan
dimanfaatkan maupun yang masih dalam bentuk potensi.
Tentang kajian dampak penting yang ditelaah serta wilayah studi berdasarkan
hasil pelingkupan dalam KERANGKA ACUAN (KA) (termasuk bila ada alternatif-
alternatif) serta serta hal-hal lain seperti perubahan jumlah dampak penting
yang ditelaah, atau batas wilayah studi.
- Pernyataan tentang maksud dan tujuan pelaksanaan RKL dan RPL secara
umum danjelas.
Seluruh isi dokumen RKL dilengkapi dengan Daftar Pustaka dan Lampiran
(jadwal/Periode pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
PembangunanJalan Ruas sebagai acuanmateri yang disajikan.
- Pernyataan tentang maksud dan tujuan pelaksanaan RKL dan RPL secara
umum danjelas.
3. Konsultan telah menugaskan seorang Team Leader yang bertanggung jawab penuh
terhadap pelaksanaan pekerjaan, baik dibidang teknis maupun administrasi,
sehingga pekerjaan ini dapat dilaksanakan tepat mutu dan waktu sebagaimana yang
disebutkan didalam KAK. Team Leader akan mengkoordinir aktivitas seluruh
anggota team kerja, dan akan mengatur tata hubungan kerja antar mereka. Team
leader juga akan melaporkan progres pekerjaan, baik kepada pihak pemberi kerja
maupun kepada Direktur pelaksana, selain itu juga akan memimpin
diskusi/presentasi yang akan diadakan dan menghadiri rapat lain yang berkaitan
dengan pekerjaan ini.
4. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung. Tenaga Ahli terdiri dari berbagai tenaga ahli
untuk berbagai bidang, yang masing-masing sangat berpengalaman dalam
menangani pekerjaan sejenis sesuai dengan bidangnya. Sedangkan Tenaga
Pendukung yang masing-masing akan membantu tenaga ahli dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan bidangnya.
pekerjaan administrasi kantor dan keuangan, sedangkan Surveyor dan Tenaga Lokal
akan membantu dalam survei lokasi pekerjaan.
3.7.2. PERSONEL KEGIATAN
Jumlah Pengalaman
Tenaga Ahli Keterangan
(Orang) (Tahun)
Minimal S1 Teknik Memiliki Sertifikat Ketua
1. Ketua Tim 1 5
Lingkungan Penyusun AMDAL
Ahli Penginderaan Minimal S1 Teknik Memiliki Sertifikat Anggota
2. 1 3
Jauh/GIS Semua Jurusan Penyusun AMDAL
Minimal S1 Teknik Memiliki Sertifikat Anggota
3. Ahli Geologi 1 3
Geologi Penyusun AMDAL
Ahli Kesehatan Minimal S1 Kesehatan Memiliki Sertifikat Anggota
4. 1 3
Masyarakat Masyarakat Penyusun AMDAL
Minimal S1 Sosialatau Memiliki Sertifikat Anggota
5. Ahli Sosil Ekonomi 1 3
Ekonomi Penyusun AMDAL
Ahli Sipil Minimal S1 Teknik Memiliki Sertifikat Anggota
6. 1 3
Transportasi Sipil Transportasi Penyusun AMDAL
Minimal S1 Semua Memiliki SKA Ahli K3
7. Ahli K3 Konstruksi 1 3
Jurusan Konstruksi - Muda (603)
Tenaga Teknis / Tenaga Pendukung Jumlah Pengalaman Keterangan
Memiliki SKT Juru Ukur
Minimal SMK Semua
Pekerjaan Jalan / Jembatan
1. Surveyor Jurusan 1 3
(TS048)
Lulusan Jurusan Komputer
atau Memiliki Sertifikat
2. Administrasi Minimal SMU/SMK 1 3
Pelatihan Komputer
a. Ketua Tim
Tenaga Ahli yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang, memiliki latar pendidikan
Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan (S1) dari universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan memiliki
Sertifikat sebagai Ketua Tim Penyusun Amdal (KTPA) yang dikeluarkan Badan
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) atau Lembaga Sertifikat Profesi (LSP) yang telah
mendapatkan lisensi dari BNSP yang telah diregistrasi oleh Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan cq. Bada n Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dengan pengalaman minimal 5 tahun dalam bidang penyusunan AMDAL dan
studi lingkungan sebagai KetuaTim.
Tugas dan tanggung jawab :
Memimpin tim ahli dalam melakukan penyusunan dokumen study lingkungan
dilokasi rencana pembagunan dan disekitar lokasi studi pada tahap prakonstruksi,
konstruksi dan pascakonstruksi yang ditimbulkan dengan adanya pembangunan
tersebut, serta melakukan presentasi.
b. Ahli Penginderaan Jauh/GIS
Tenaga Ahli yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang, memiliki latar pendidikan
Sarjana Teknik Semua Jurusan dari universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, mampu mengoperasikan
Aplikasi Penginderaan Jauh/GIS dan memiliki Sertifikat sebagai Anggota Tim
Penyusun Amdal (ATPA) yang dikeluarkan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
atau Lembaga Sertifikat Profesi (LSP) yang telah mendapatkan lisensi dari BNSP yang
telah diregistrasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan cq. Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan pengalaman minimal
3 tahun dalam bidang penyusunan AMDAL dan studi lingkungan sebagai Ahli
Penginderaan Jauh/GIS.
Tugas dan tanggung jawab :
Membuat dan melakukan analisis yang menyangkut Peta Penginderaan Jauh/GIS
dilokasi dan disekitar lokasi studi pada tahap prakonstruksi, konstruksi dan
pascakonstruksi yang ditimbulkan dengan adanya pembangunan tersebut.
c. Ahli Geologi
Tenaga Ahli yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang, memiliki latar pendidikan
Sarjana Jurusan Teknik Geologi (S1) dari universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan memiliki Sertifikat
sebagai Anggota Tim Penyusun Amdal (ATPA) yang dikeluarkan Badan Nasional
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Sertifikasi Profesi (BNSP) atau Lembaga Sertifikat Profesi (LSP) yang telah
mendapatkan lisensi dari BNSP yang telah diregistrasi oleh Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan cq. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dengan pengalaman minimal 3 tahun dalam bidang penyusunan AMDAL dan
studi lingkungansebagai Ahli Geologi.
Tugas dan tanggung jawab :
Melakukan analisis yang menyangkut analisa geotek dan hidrologi dilokasi dan
disekitar lokasi studi pada tahap prakonstruksi, konstruksi dan pascakonstruksi yang
ditimbulkandengan adanya pembangunan tersebut.
d. Ahli Kesehatan Masyarakat
Tenaga Ahli yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang, memiliki latar pendidikan
Sarjana Jurusan Kesehatan Masyarakat (S1) dari universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan memiliki
Sertifikat sebagai Anggota Tim Penyusun Amdal (ATPA) yang dikeluarkan Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) atau Lembaga Sertifikat Profesi (LSP) yang telah
mendapatkan lisensi dari BNSP yang telah diregistrasi oleh Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan cq. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dengan pengalaman minimal 3 tahun dalam bidang penyusunan AMDAL dan
studi lingkungan sebagai Ahli Kesehatan Masyarakat.
Tugas dan tanggung jawab :
Melakukan analisis yang menyangkut aspek kesehatan masyarakat disekitar lokasi
studi pada tahap prakonstruksi, konstruksi dan pascakonstruksi yang ditimbulkan
dengan adanya pembangunan tersebut.
e. Ahli Sosil Ekonomi
Tenaga Ahli yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang, memiliki latar pendidikan
Sarjana Jurusan Sosil atau Ekonomi (S1) dari universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan memiliki
Sertifikat sebagai Anggota Tim Penyusun Amdal (ATPA) yang dikeluarkan Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) atau Lembaga Sertifikat Profesi (LSP) yang telah
mendapatkan lisensi dari BNSP yang telah diregistrasi oleh Kementerian Lingkungan
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Hidup dan Kehutanan cq. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dengan pengalaman minimal 3 tahun dalam bidang penyusunan AMDAL dan
studi lingkungansebagai Ahli Sosil Ekonomi.
Tugas dan tanggung jawab :
Melakukan analisa sosial ekonomi budaya akibat dampak prakonstruksi, konstruksi
serta pascakonstruksi dan bersama-sama dengan tim membuat laporan dan
melakukan presentasi.
f. Ahli Sipil Transportasi
Tenaga Ahli yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang, memiliki latar pendidikan
Sarjana Jurusan Teknik Sipil Transportasi (S1) dari universitas/perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus
ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan memiliki
Sertifikat sebagai Anggota Tim Penyusun Amdal (ATPA) yang dikeluarkan Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) atau Lembaga Sertifikat Profesi (LSP) yang telah
mendapatkan lisensi dari BNSP yang telah diregistrasi oleh Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan cq. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dengan pengalaman minimal 3 tahun dalam bidang penyusunan AMDAL dan
studi lingkungan sebagai Ahli Sipil Transportasi.
Tugas dan tanggung jawab :
Melakukan analisis yang menyangkut analisa Transportasi, Lalu Lintas dan
Perencanaan Jalan dilokasi dan disekitar lokasi studi pada tahap prakonstruksi,
konstruksi dan pascakonstruksi yang ditimbulkan dengan adanya pembangunan
tersebut.
g. Ahli K3 Kontruksi
Tenaga ahli yang dibutuhkan sebagai Ahli K3 Kontruksi adalah yang memiliki latar
pendidikan Sarjana (S1) dari universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan Mempunyai Sertifikat
Keahlian (SKA) SKA Ahli K3 Konstruksi - Muda yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi
dan telah diregistrasi oleh LPJK, Berpengalaman melaksanakan pekerjaan sebagai
Ahli K3 Kontruksi minimal selama 3 (Tiga) tahun.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Tugas Ahli K3 Kontruksi, personil ini juga berfungsi sebagai Ahli K3 Kontruksi dengan
tugas namun tidak terbatas pada hal-hal yang tersebut di bawah ini :
1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3
Konstruksi;
2. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi;
3. Merencanakan dan menyusun program K3;
4. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3;
5. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur
kerja dan instruksi kerja K3;
6. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3
konstruksi;
7. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika
diperlukan;
8. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan
darurat;
h. Surveyor
Tenaga Teknis / Tenaga Pendukung yang dibutuhkan sebagai Surveyor adalah yang
memiliki latar pendidikan SMK Semua Jurusan dan Mempunyai SKT Juru Ukur
Pekerjaan Jalan / Jembatan yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi dan telah
diregistrasioleh LPJK dengan pengalaman minimal 3 (Tiga) tahun sebagai surveyor.
Tugas dan Tanggung Jawab adalah :
1. Membantu Kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran topografi
lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran data-data lapangan.
2. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan sehingga dapat
meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan pencegahannya,
3. Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan Dan pengukuran tempat-
tempat lokasi yang akan dikerjakan terutama untuk pekerjaan;
4. Membantu semua pekerjaan atau tugas yang dikerjakan oleh tenaga ahli.
5. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke Team Leader.
i. Administrasi
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Direktur
Team Leader
Dinas Pekerjaan Umum dan
Pentaaan Ruang Provinsi Sulawesi
Barat
Ahli GIS
Ahli Geologi
Ahli Ekonomi
Ahli Sipil
Ahli K3 Konstruksi
Tenaga Pendukung
Administrasi
Surveyor
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Ruas Jalan Salutambung - Urekang - Mambi Kab. Mamuju
Keterangan :
: Garis Perintah
: Garis Koordinasi
Demikian Moetodologi dan usulan teknis yang kami tawarkan untuk pekerjaan
Penyusnan Dokumen Lingkungan.