Anda di halaman 1dari 4

Strengthening Community-Based Forest and Watershed

Management (SCBFWM) Project in Indonesia


Kementerian Kehutanan

Kerangka Acuan Kerja (TOR)


Posisi
Bertanggungjawab pada
Lokasi kerja
Durasi

: Ahli Pengeloaan Daerah Aliran Sungai (PDAS)


: 1) National Project Director (NPD)
2) National Project Manager (NPM)
: Kementerian Kehutanan-Jakarta, Sekretariat SCBFWM, Jakarta
: 3 (tiga) bulan

Latar Belakang Proyek


Kementerian Kehutanan (Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial)
saat ini sedang melaksanakan
proyek Strengthening Community-Based Forest and
Watershed Management (SCBFWM). Proyek ini telah berjalan sejak tahun 2009 dan akan
berakhir Maret tahun 2015. Pelaksanaan proyek SCBFWM merupakan bagian dari kerangka
kerja program di Kementerian Kehutanan yang didukung oleh Global Environment Facility
(GEF) melalui United Nations Development Programme (UNDP) di Indonesia.
Proyek ini dirancang secara khusus untuk mendukung program pemerintah dalam
mengurangi degradasi hutan dan lahan dalam rangka merehabilitasi fungsi DAS dan jasa
lingkungan selama 5 tahun. Kegiatan utama proyek adalah: pembangunan demonstrasi
plot CBFWM di 6 lokasi terpilih dengan pelibatan kelompok masyarakat; peningkatan
kapasitas para pihak pada berbagai tingkat (nasional, provinsi, kabupaten dan masyarakat)
serta peningkatan koordinasi antar sektor dan para pihak terkait untuk pengelolaan hutan
dan DAS seperti instansi-instansi pemerintah lokal, perusahaan swasta dan kelompok
masyarakat.
Ditentukan tiga output proyek yang harus dicapai dengan turunan indikator dan aktivitas
dalam periode waktu lima tahun, tiga output tersebut antara lain :
OUTPUT 1 : 6 (enam) DAS kritis dengan beragam kondisi ekologi dan sosial ekonomi
menunjukkan perbaikan pengelolaan dengan menggunakan CBFWM
OUTPUT2 : Lembaga-lembaga Pemerintah memberikan dukungan yang jelas dan terukur
bagi pengembangan prakarsa CBFWM.
OUTPUT 3 : Koordinasi CBFWM di antara dan antara berbagai tingkat pemerintah
menghasilkan kebijakan dan program yang konsisten yang mendukung
CBFWM.
Sampai dengan periode tengah tahun 2014, sebagian besar indikator yang mendukung
output telah dicapai di enam lokasi proyek. Dampak yang ditimbulkan dari pencapaian
output tersebut mulai terlihat antara lain dengan meningkatnya apresiasi dan kepedulian
dari masyarakat, pemerintah daerah dan swasta tentang pentingnya menjaga hutan dan
DAS, peningkatan penanaman pohon secara swadaya, dan indikasi adanya peningkatan
1

pendapatan kelompok masyarakat. Unit-unit proyek di 6 daerah telah melakukan identifikasi


dan evaluasi awal tentang dampak dari proyek SCBFWM tetapi belum detail. Karena itu,
sebelum proyek selesai akan dilakukan penilaian dampak yang lebih komprehensif dengan
pendekatan partisipatif (Participatory Impact Assessment/PIA) di enam lokasi. Sehubungan
dengan hal tersebut di atas, maka Project Management Unit SCBFWM akan merekrut
beberapa konsultan yang kompeten untuk melakukan PIA.
PIA dimaksudkan untuk menilai pencapaian hasil keseluruhan dan dampak proyek setelah
proyek empat tahun berjalan dan prediksi potensi dampak pada masa setelah proyek
selesai. Sedangkan tujuannya adalah diketahuinya kinerja dan dampak proyek terhadap
perbaikan kualitas hutan dan DAS, perubahan pada dukungan dan kapasitas pemerintah
dalam pengelolaan DAS, serta peningkatan kualitas kehidupan masyarakat penerima
manfaat proyek.
Tujuan Penugasan
1. Di bawah petunjuk dan pengawasan dari National Project Director (NPD) dan National
Project Manager (NPM), Konsultan mendukung pelaksanaan proyek dalam hal evaluasi
dampak proyek SCBFWM.
2. Konsultan bekerja dalam satu tim PIA (Konsultan lainnya adalah ahli evaluasi dampak
proyek dan ahli pemberdayaan masyarakat) berkoordinasi dengan NPM, staf proyek,
konsultan lainnya, dan pihak yang berkepentingan dalam rangka evaluasi dampak
proyek SCBFWM secara partisipatif.
Ruang Lingkup Pekerjaan
Secara garis besar ruang lingkup kegiatan konsultan PIA adalah sebagai berikut :
1. Membuat metodologi/kerangka kerja PIA yang akan diimplementasikan dan review
pencapaian kinerja proyek. Kerangka kerja PIA dibuat berlandaskan pada analisis
kerangka logis (logframe) yang terdapat dalam dokumen proyek (terlampir).
2. Mengidentifikasi indikator dampak yang akan dianalisa berdasarkan indikator output dan
indikator outcome yang terdapat dalam dokumen proyek (logframe) terutama yang
berkaitan dengan biofisik dan lingkungan DAS serta mengidentifikasi indikator dampak
lainnya yang relevan sebagai konsekuensi dari setiap aktivitas/program yang
dilaksanakan oleh proyek. Diharapkan dampak positif dan negatif diidentifikasi dalam
akhir proyek dan diprediksi dalam jangka panjang (potensi dampak setelah proyek
berakhir).
3. Mereview/mempelajari laporan-laporan proyek untuk mengindentifikasi dampak proyek
yang telah dianalisa dan dilaporkan selama pelaksanaan proyek.
4. Mengidentifikasi dan menganalis peran pemangku kepentingan atau stakeholder secara
komprehensif dalam mendukung pencapaian output dan outcome proyek, manfaat yang
diperoleh oleh setiap pemangku kepentingan atas peran yang telah diberikan (dirinci
berdasarkan kontribusi yang telah diberikan), dan perubahan tingkat partisipasi dari
setiap stakeholder selama proyek berlangsung.
5. Mengidentifikasi dan menganalisis dampak positif, dampak negatif dan resiko dari
suatu kegiatan yang telah dilaksanakan oleh proyek terhadap manajemen pengelolaan
sumberdaya alam di tingkat daerah dilihat dari penguatan koordinasi lintas sistem,
2

kebijakan, program dan anggaran serta mengidentifikasi langkah-langkah mitigasi dan


pengurangan risiko yang tepat untuk meminimalkan resiko dan dampak negatif yang
mungkin timbul. Penilaian dampak harus menggunakan pendekatan partisipatif dan
ilmiah.
6. Mengintegrasikan hasil pengumpulan baseline dan memfasilitasi pengumpulan endline
data proyek yang telah dilaksanakan di setiap lokasi proyek ke dalam analisa PIA dan
menganalisa kemungkinan adanya hubungan atau keterkaitan antar indikator (cross
referencing) yang menunjang terhadap pencapaian output dan outcome proyek.
7. Menghasilkan seperangkat indikator dan sistem monitoring yang dapat mendukung
proses pembelajaran dan manajemen adaptif dalam implementasi CBFWM.
8. Mengkaji kekuatan dan kelemahan pendekatan SCBFWM, memberikan evaluasi dan
rekomendasi untuk keberlanjutan CBFWM baik di lokasi proyek maupun lokasi DAS yang
lain.
9. Tim konsultan wajib menyampaikan hasil kajian/PIA pada forum workshop/diskusi yang
dihadiri oleh multi pihak yang berkepentingan dalam proyek SCBFWM.
Ruang lingkup tersebut di atas bisa bertambah atau berkembang jika dalam perjalanan
penyelesaian pekerjaan merasa sangat dibutuhkan.
Hasil yang diharapkan
Hasil PIA diharapkan mampu memperkuat keberlanjutan program yang telah diinisiasi
proyek, mengurangi risiko bagi investor dan pembiayaan yang dikeluarkan, menyediakan
informasi tentang manajemen adaptif, serta membangun rasa kepemilikan diantara
pemangku kepentingan terhadap program. Hasil dari studi PIA juga memberikan kontribusi
dalam evaluasi akhir dari proyek yang akan dilakukan pada bulan Juni 2015.
Laporan tim konsultan akan terdiri dari :
1. Laporan Pendahuluan yang memuat Rencana Kerja pelaksanaan kegiatan diserahkan
dua minggu setelah penandatanganan Kontrak Kerja.
2. Laporan Kemajuan Kegiatan diserahkan 2,5 bulan setelah penandatanganan Kontrak
Kerja.
3. Laporan akhir diserahkan pada akhir Kontrak Kerja.

Kontrak Kerja dan Pembayaran


1) Kontrak kerja akan dilakukan dengan NPD untuk sekitar 3 bulan.
2) Pembayaran gaji/honor dilakukan berdasarakan output/keluaran konsultan yang
diserahkan kepada proyek.
3) Karena pembayaran berdasar output, konsultan tidak harus masuk kantor proyek setiap
hari kerja tapi minimal 1 hari kerja perminggu.

Kualifikasi
Pendidikan

Pengalaman

Keterampilan

Bahasa

Minimal S-2 dalam bidang terkait dengan pengelolaan sumber daya


alam, kehutanan, pertanian atau lingkungan.
Lulusan S-3 lebih disukai.
berpengalaman minimal 5 tahun dalam melakukan kegiatan proyek
proyek dalam bidang kehutanan, lingkungan, Daerah Aliran Sungai,
pemberdayaan masyarakat, kebijakan dan kelembagaan pemerintah.
Familiar dalam isu-isu kehutanan, Daerah Aliran Sungai, dan
pemberdayaan/pembangunan masyarakat.
Pernah melakukan evaluasi dampak proyek-proyek pembangunan.
Lebih disukai memiliki pengalaman bekerja pada proyek-proyek
kerjasama luar negeri atau proyek internasional.
Memiliki pengalaman dalam berkomunikasi dan berhubungan dengan
instansi pemeritah, LSM, swasta, akademisi dan masyarakat.

Dapat mengoperasikan komputer dan software : Microsoft office (word,


excel, power point, dan lain-lain).
Memiliki personalitas yang baik.
Memiliki kemampuan menulis dan menyusun laporan.
Dapat memimpin dan atau bekerjasama dalam tim.
Memiliki kemampuan yang baik dalam bahasa Indonesia dan Inggris

Tata Cara Pelamaran


1) Surat lamaran ditujukan kepada National Project Director SCBFWM di Jakarta dengan
email: hrd@scbfwm.org paling lambat tanggal 31 Juli 2014.
2) Surat lamaran harus menjelaskan posisi bidang keahlian mana yang dinginkan.
3) Surat lamaran harus dilengkapi dengan:
a) Ijazah terakhir.
b) Daftar Riwayat Hidup/Curriculum Vitae.
c) Pas Foto Berwarna Uk. 4 x 6.
d) Referensi dari tempat kerja sebelumnya (jika ada)
4) Surat lamaran akan dievaluasi dan hanya pelamar terpilih yang akan diberitahu untuk
mengikuti seleksi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai