Anda di halaman 1dari 8

BAGIAN F APRESIASI &

INOVASI
Muatan yang diatur dalam RDTR kota meliputi:
a. Tujuan
Tujuan penataan ruang wilayah perencanaan merupakan nilai dan/atau kualitas
terukur yang akan dicapai sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan
dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten/kota dan apabila diperlukan
dapat dilengkapi dengan sasaran - sasaran.
Tujuan penataan ruang wilayah perencanaan berfungsi:
1) Sebagai acuan untuk penyusunan rencana pola ruang, penyusunan rencana
jaringan, penetapan bagian dari wilayah RDTR yang diprioritaskan
penanganannya, dan penyusunan peraturan zonasi;
2) Menjaga konsistensi dan keserasian pembangunan kawasan perkotaan dengan
RencanaTata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.
b. Perumusan tujuan penataan ruang wilayah perencanaan didasarkan atas:
1). Arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW kabupaten/kota;

F.1 । BAGIAN APRESIASI DAN INOVASI


2). Isu strategis wilayah perencanaan, yang antara lain dapat berupa potensi,
masalah, dan urgensi/keterdesakan penanganan; dan
3). Karakteristik wilayah perencanaan.
Tujuan penataan ruang wilayah perencanaan dirumuskan dengan
mempertimbangkan:
1). Keseimbangan dan keserasian antar bagian wilayah kabupaten/kota;
2). Fungsi dan peran wilayah perencanaan;
3). Potensi investasi;
4). Keunggulan dan daya saing BWP
5). Kondisi sosial dan lingkungan wilayah perencanaan;
6). Peran masyarakat untuk turut serta dalam pembangunan; dan
7). Prinsip-prinsip yang merupakan ukuran tercapainya tujuan tersebut.
c. Rencana Struktur Ruang
Rencana struktur ruang merupakan susunan pusat-pusat pelayanan dan sistem
jaringan prasarana di BWP yang akan dikembangkan untuk mencapai tujuan dalam
melayani kegiatan skala BWP. Rencana struktur ruang berfungsi sebagai:
1). Pembentuk sistem pusat pelayanan di dalam BWP;
2). Dasar perletakan jaringan serta rencana pembangunan prasarana dan utilitas
dalam BWP sesuai dengan fungsi pelayanannya; dan
3). Dasar rencana sistem pergerakan dan aksesibilitas lingkungan dalam RTBL dan
rencana teknis sektoral.
Rencana struktur ruang dirumuskan berdasarkan:
1). Rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang termuat dalam RTRW;
2). Kebutuhan pelayanan dan pengembangan bagi BWP; dan
3). Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Rencana struktur ruang dirumuskan dengan kriteria:
1). Memperhatikan rencana struktur ruang BWP lainnya dalam wilayah
kabupaten/kota;
2). Memperhatikan rencana struktur ruang kabupaten/kota sekitarnya yang
berbatasan langsung dengan BWP;
3). Menjamin keterpaduan dan prioritas pelaksanaan pembangunan prasarana dan
utilitas pada BWP;
4). Mengakomodasi kebutuhan pelayanan prasarana dan utilitas BWP termasuk
kebutuhan pergerakan manusia dan barang; dan
5). Mempertimbangkan inovasi dan/atau rekayasa teknologi.

F.2 । BAGIAN APRESIASI DAN INOVASI


Materi rencana struktur ruang meliputi:
1). Rencana pengembangan pusat pelayanna
2). Rencana jaringan transportasi
3). Rencana jaringan prasarana, yang terdiri dari:
- Rencana jaringan energi/kelistrikan
- Rencana jaringan telekomunikasi
- Rencana jaringan drainase
- Rencana jaringan air minum
- Rencana pengelolaan air limbah
- Rencana jaringan prasarana lainnya (evakuasi bencana, persampahan, dan
sebagainya)
d. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang dalam RDTR Kabupaten/Kota merupakan rencana distribusi
zona peruntukan (hutan lindung, zona yang memberikan perlindungan terhadap zona
bawahannya, zona perlindungan setempat, perumahan, perdagangan dan jasa,
perkantoran, industri, RTNH, dan penggunaan lainnya) ke dalam blok-blok.
Peta pola ruang juga berfungsi sebagai Zoning map bagi Peraturan Zonasi, baik
apabila Peraturan Zonasi dipisah maupun disatukan dengan RDTR. Rencana pola
ruang berfungsi:
1) Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial, ekonomi, serta kegiatan
pelestarian fungsi lingkungan dalam wilayah perencanaan;
2) Sebagai dasar penerbitan izin pemanfaatan ruang;
3) Sebagai dasar penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
4) Sebagai dasar penyusunan rencana jaringan prasarana RDTR.
Rencana pola ruang dirumuskan berdasarkan:
1). Daya dukung dan daya tampung ruang dalam wilayah perencanaan; dan
2). Prakiraan kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan
pelestarian fungsi lingkungan.
Rencana pola ruang dirumuskan dengan kriteria:
1). Mengacu pada rencana pola ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW
Kabupaten/Kota;
2). Memperhatikan rencana pola ruang bagian wilayah yang berbatasan;
3). Memperhatikan mitigasi bencana pada wilayah perencanaan; dan
4). Menyediakan RTH dan RTNH untuk menampung kegiatan sosial, budaya, dan
ekonomi masyarakat.

F.3 । BAGIAN APRESIASI DAN INOVASI


Rencana pola ruang RDTR terdiri atas:
1). Zona lindung; dan
2). Zona budidaya
e. Penetapan Bagian dari Wilayah Perencanaan yang Diprioritaskan
Penanganannya
Penetapan bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan penanganannya
merupakan upaya perwujudan rencana tata ruang yang dijabarkan ke dalam rencana
penanganan bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan. Penetapan bagian
dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan penanganannya berfungsi:
1) Mengembangkan, melestarikan, melindungi, memperbaiki, mengkoordinasikan
keterpaduan pembangunan, dan/atau melaksanakan revitalisasi di kawasan yang
bersangkutan, yang dianggap memiliki prioritas tinggi dibandingkan bagian dari
wilayah perencanaan lainnya;
2) Sebagai dasar penyusunan rencana yang lebih teknis, seperti RTBL dan rencana
teknis pembangunan yang lebih rinci lainnya; dan
3) Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RDTR.
Penetapan bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan penanganannya
ditetapkan berdasarkan:
1). Tujuan penataan ruang wilayah perencanaan;
2). Nilai penting di bagian dari wilayah perencanaan yang akan ditetapkan;
3). Kondisi ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan di bagian dari wilayah
perencanaan yang akan ditetapkan;
4). Usulan dari sektor;
5). Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup di wilayah perencanaan; dan
6). Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Penetapan bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan penanganannya
ditetapkan dengan kriteria:
1). Dapat merupakan faktor kunci mendukung perwujudan rencana pola ruang,
rencana jaringan prasarana, dan pelaksanaan peraturan zonasi di wilayah
perencanaan;
2). Dapat mendukung tercapainya agenda pembangunan;
3). Dapat merupakan bagian dari wilayah perencanaan yang memiliki nilai penting
dari sudut kepentingan ekonomi, sosial-budaya, pendayagunaan sumber daya
alam dan/atau teknologi tinggi, fungsi dan daya dukung lingkungan hidup,

F.4 । BAGIAN APRESIASI DAN INOVASI


dan/atau memiliki nilai penting lainnya yang sesuai dengan kepentingan
pembangunan wilayah perencanaan; dan
4). Dapat merupakan bagian dari wilayah perencanaan yang dinilai perlu
dikembangkan, diperbaiki, dan/atau direvitalisasi agar dapat mencapai standar
tertentu berdasarkan pertimbangan ekonomi , sosial-budaya, dan/atau
lingkungan.
Penetapan bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan penanganannya
minimum harus memuat:
 Lokasi
Lokasi adalah tempat bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan
penanganannya.
Lokasi bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan penanganannya
perlu digambarkan dalam peta. Batas delineasi lokasi bagian dari wilayah
perencanaan yang diprioritaskan penanganannya, dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan:
- Batas fisik, seperti blok dan sub-blok;
- Fungsi kawasan, seperti masing-masing zona dan sub-zona wilayah
administratif, seperti RT, RW, kelurahan, kecamatan, dan wilayah
perencanaan;
- Penentuan secara kultural tradisional (traditional cultural-spatial units),
seperti desa adat, gampong, dan nagari;
- Penentuan berdasarkan kesatuan karakter tematis, seperti kawasan
kota lama, lingkungan sentra perindustrian rakyat, kawasan sentra
pendidikan, dan kawasan permukiman tradisional; dan
- Penentuan berdasarkan jenis kawasan, seperti kawasan baru yang
berkembang cepat, kawasan terbangun yang memerlukan penataan,
kawasan dilestarikan, kawasan rawan bencana, dan kawasan gabungan
atau campuran.
 Tema Penanganan
Tema penanganan adalah program utama untuk setiap lokasi.
Tema penanganan bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan
penanganannya, dapat meliputi:
- Perbaikan prasarana, sarana, dan blok/kawasan; contohnya melalui
penataan lingkungan permukiman kumuh/nelayan (perbaikan kampung),

F.5 । BAGIAN APRESIASI DAN INOVASI


perbaikan pusat pertumbuhan, perbaikan kawasan, serta pelestarian
kawasan;
- Pengembangan kembali prasarana, sarana, dan blok/kawasan;
contohnya melalui peremajaan kawasan, pengembangan kawasan terpadu,
revitalisasi kawasan, serta rehabilitasi dan rekonstruksi kawasan
pascabencana;
- Pembangunan baru prasarana, sarana, dan blok/kawasan, contohnya
melalui pembangunan kawasan permukiman (Kawasan Siap
Bangun/Lingkungan Siap Bangun-Berdiri Sendiri), pembangunan
kawasan terpadu, pembangunan kawasan perbatasan, dan pembangunan
kawasan pengendalian ketat (high-control zone);
- Pelestarian/pelindungan blok/kawasan, contohnya melalui
pengendalian kawasan pelestarian, revitalisasi kawasan, serta
pengendalian kawasan rawan bencana.
f. Arahan Pemanfaatan Ruang
Arahan pemanfaatan ruang dalam RDTR kabupaten/kota merupakan upaya
mewujudkan RDTR dalam bentuk program penataan ruang/pengembangan untuk
wilayah perencanaan dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir
tahun masa perencanaan sebagaimana diatur dalam pedoman ini. Arahan
pemanfaatan ruang ini bersifat optional dalam penyusunannya dan tergantung oleh
kebutuhan daerah masing-masing.
Arahan Pemanfaatan Ruang berfungsi sebagai:
1) Dasar pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman penataan
ruang/pengembangan wilayah perencanaan;
2) Arahan untuk sektor dalam penyusunan program;
3) Sebagai dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahunan maupun penyusunan program tahunan untuk setiap jangka 5 (lima)
tahun; dan
4) Sebagai acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.
Arahan pemanfaatan ruang disusun berdasarkan:
1). Rencana pola ruang dan rencana jaringan prasarana;
2). Ketersediaan sumber daya dan sumber dana pembangunan;
3). Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan; dan
4). Prioritas pengembangan dalam wilayah perencanaan dan pentahapan rencana
pelaksanaan program sesuai dengan RPJP Daerah maupun RPJM Daerah.

F.6 । BAGIAN APRESIASI DAN INOVASI


Arahan pemanfaatan ruang disusun dengan kriteria:
1). Mendukung perwujudan rencana pola ruang dan rencana jaringan prasarana di
wilayah perencanaan serta mendukung perwujudan bagian dari wilayah
perencanaan yang diprioritaskan penanganannya;
2). Mendukung program penataan ruang wilayah kabupaten/kota;
3). Realistis, objektif, terukur, dan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu
perencanaan;
4). Konsisten dan berkesinambungan terhadap program yang disusun, baik dalam
jangka waktu tahunan maupun antarlima tahunan; dan
5). Terjaganya sinkronisasi antarprogram dalam satu kerangka program terpadu
pengembangan wilayah kabupaten/kota.
Program dalam rencana pemanfaatan ruang apabila dibuat dalam dokumen RDTR
Kabupaten/Kota memuat:
1). Program pemanfaatan ruang utama, merupakan program-program
pengembangan wilayah perencanaan yang diindikasikan memiliki bobot tinggi
berdasarkan tingkat kepentingan atau diprioritaskan dan memiliki nilai strategis
untuk mewujudkan rencana pola ruang dan rencana jaringan prasarana di
wilayah perencanaan sesuai tujuan penataan ruang wilayah perencanaan;
2). Lokasi, tempat dimana usulan program akan dilaksanakan;
3). Besaran, merupakan perkiraan jumlah satuan masing-masing usulan program
utama pengembangan wilayah yang akan dilaksanakan;
4). Sumber Pendanaan, yang dapat berasal dari APBD kabupaten/kota, APBD
provinsi, APBN, swasta, dan/atau masyarakat;
5). Instansi Pelaksana, yang merupakan pihak-pihak pelaksana program utama
yang meliputi pemerintah (sesuai dengan kewenangan masing - masing
pemerintahan), swasta, serta masyarakat; dan
6). Waktu dan Tahapan Pelaksanaan, usulan program direncanakan dalam kurun
waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun yang dirinci setiap 5 (lima) tahunan,
sedangkan masing-masing program mempunyai durasi pelaksanaan yang
bervariasi sesuai kebutuhan. Penyusunan program utama disesuaikan dengan
pentahapan jangka waktu 5 tahunan RPJP Daerah Kabupaten/kota.
g. Peraturan Zonasi
Dalam hal rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota memerlukan rencana detail tata
ruang, maka disusun rencana detail tata ruang yang dilengkapi dengan peraturan
zonasi sebagai salah satu dasar dalam pengendalian penataan ruang dan sekaligus

F.7 । BAGIAN APRESIASI DAN INOVASI


menjadi dasar penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan bagi zona-zona
yang pada rencana detail tata ruang ditentukan sebagai zona yang penanganannya
diprioritaskan.

Dalam hal rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota tidak memerlukan rencana rinci
tata ruang, Peraturan Zonasi Kabupaten/ Kota disusun untuk kawasan perkotaan baik
yang sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota.
RDTR Kabupaten/Kota dapat disusun bersama-sama dengan Peraturan Zonasi,
dimana akan dihasilkan RDTR Kabupaten/Kota yang dilengkapi dengan Peraturan
Zonasi untuk wilayah perencanaan tertentu sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan, atau dapat juga disusun secara terpisah, dimana akan dihasilkan RDTR
Kabupaten/Kota untuk wilayah perencanaan tertentu (dalam hal ini peta pola
merupakan Zoning Map wilayah perencanaan tersebut) serta Peraturan Zonasi berisi
Zoning Text yang berlaku untuk seluruh kabupaten/ kota.

Selain itu, apabila tidak disusun Rencana Detail Tata Ruang atau Rencana Detail Tata
Ruang telah ditetapkan sebagai Perda terpisah dari Peraturan Zonasi sebelum
keluarnya pedoman ini, maka Peraturan Zonasi juga dapat disusun terpisah dan
berisikan Zoning Map dan Zoning Text untuk seluruh kawasan perkotaan baik yang
sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota.
Peraturan Zonasi berfungsi sebagai:
1). Kelengkapan rencana detail tata ruang;
2). Perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang;
3). Rujukan teknis dalam pengembangan/pemanfaatan lahan dan penetapan lokasi
investasi oleh pemerintah, swasta dan masyarakat;
4). Acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;
5). Acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang; serta
6). Acuan dalam pengenaan sanksi.
Peraturan Zonasi bermanfaat dalam:

1). Menjamin dan menjaga kualitas lokal minimum yang ditetapkan;


2). Menjaga kualitas dan karakteristik zona dengan meminimalkan
kegunaan/penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik zona; serta
3). Meminimalkan gangguan/dampak negatif terhadap zona.

F.8 । BAGIAN APRESIASI DAN INOVASI

Anda mungkin juga menyukai