Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan RP2KPKP Kabupaten Lombok Barat adalah Pendekatan
Normatif, pendektakan Teknis Akademis serta pendekatan partisipatif.
1. Pendekatan Normatif
Pendekatan Normatif adalah mengacu pada peraturan perundangan undangan yang berlaku.
Perencanaan Penyusunan RP2KPKP Kabupaten Lombok Barat sebagian besar mengacu pada
kebijakan penataan ruang yang berlaku diantaranya adalah sebagai berikut:
Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan,
penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan
perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman
kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat.
Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh guna
meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni dilakukan untuk
mencegah tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru serta
untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan dan permukiman. Pencegahan
dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh wajib dilakukan
oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau setiap orang.
Gambar D.1.
Proses Peningkatan Kualitas Perumahan dan Permukiman Kumuh Menurut UU No.1 Tahun 2011
Selain itu, UU No.1/2011 juga mengamanatkan bahwa penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan melibatkan peran
masyarakat. Terkait hal ini, masing-masing stakeholder memiliki peran, tugas dan fungsi sesuai
dengan kapasitasnya dalam penyelenggaraan kawasan permukiman, termasuk di dalamnya
terkait upaya pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sebagaimana yang dapat
dilihat pada gambar berikut.
• PERENCANAAN PARTISIPATIF
MASYARAKAT & SWASTA / DUNIA • INTEGRASI PERENCANAAN KE DOKUMEN STRATEGI &
PERENCANAAN
USAHA • PENGUATAN KELEMBAGAAN
• PELAKSANAAN KEGIATAN INVESTASI INFRASTRUKTUR
PENINGKATAN KUALITAS DAN PENCEGAHAN KUMUH TINGKAT
KOMUNITAS
Gambar D.2.
Struktur Pembagian Peran Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat
Gambar D.3.
Peran Antar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
1. Kawasan permukiman kumuh berada pada lingkup Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan
2. Kawasan permukiman kumuh memiliki luas minimal 15 Ha.
Pembagian urusan pemerintah terkait urusan kawasan permukiman serta perumahan dan
kawasan permukiman kumuh dapat dilihat pada table berikut.
Tabel D.1.
Pembagian Urusan Pemerintah terkait Penanganan Permukiman Kumuh
Dalam PERMEN PUPR NO. 2/PRT/M/2016, dijelaskan pula terkait tipologi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh berdasarkan letak lokasi secara geografis. Tipologi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh terdiri dari perumahan kumuh dan permukiman kumuh:
1. Di atas air
2. Di tepi air
3. Di dataran rendah
4. Di perbukitan
5. Di daerah rawan bencana
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.1 tahun 2014 tentang standar pelayanan minimal
bidang pekerjaan umum dan penataan ruang
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.1 tahun 2014 tentang standar pelayanan
minimal bidang pekerjaan umum dan penataan ruang, diamanatkan bahwa pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah
dan pemerintah daerah, dimana dalam hal ini pemerintah daerah bertanggung jawab atas
penurunan kawasan permukiman kumuh sebanyak 10%. Beberapa ketentuan SPM bidang
Target
No Jenis Pelayanan Dasar Sasaran Indikator Satuan Cara Mengukur Upaya Pencapaian
Tahun 2019
1 2 3 4 5 6 7 8
SPM Provinsi
1 Penyediaan jalan untuk Meningkatnya kualitas persentase tingkat kondisi jalan % 60 Pengukuran kondisi jalan untuk memperoleh nilai Setiap Pemerintah Provinsi memiliki alat
melayani kebutuhan layanan jalan Provinsi provinsi baik dan sedang. IRI dapat dilakukan menggunakan: pengukur (Naasra/ Romdas/
masyarakat 1. Alat (Naasra/ Romdas/ Roughometer) untuk menentukan nilai IRI
Roughometer) Membina dan menyediakan sumber daya
2. Metode visual dengan cara menaksir nilai Road manusia yang dapat:
Condition Index (RCI) yang kemudian dikonversikan 1. Melakukan survei kondisi jalan menggu
ke nilai International Roughness Index nakan alat Naasra/ Romdas/Roughometer
(IRI) yang dilakukan pada kondisi tertentu)* (untuk pengukuran menggunakan alat).
2. Menginterpretasikan kondisi jalan ke
nilai RCI yang selanjutnya dikonversi ke
nilai IRI (untuk pengukuran menggunakan
metode visual).
Melakukan pemeliharaan rutin dan
pemeliharaan berkala untuk mencapai da
nmempertahankan kondisi jalan baik dan
sedang berdasarkan nilai IRI
2 Penyediaan jalan untuk Tersedianya konektivitas persentase terhubungnya pusat- % 100 Pusat-pusat kegiatan dan pusat produksi sesuai Setiap Pemerintah Provinsi melakukan
melayani kebutuhan wilayah Provinsi pusat kegiatan dan pusat produksi yang tercantum pada RTRW Provinsi telah pembangunan/ penambahan ruas jalan
masyarakat (konektivitas) di wilayah terhubung oleh jaringan jalan yang menghubungkan pusat-
provinsi pusat kegiatan dan pusat produksi yang
masih belum terhubungkan dengan
jaringan jalan.
Percepatan penyelesaian Perda tentang
RTRW Provinsi
1 Penyediaan jalan untuk Meningkatnya kualitas persentase tingkat kondisi jalan % 60 Pengukuran kondisi jalan untuk memperoleh nilai IRI Setiap Pemerintah Kabupaten/ Kota
melayani kebutuhan layanan jalan Kab/Kota kabupaten/kota baik dan sedang. dapat dilakukan menggunakan: memiliki alat pengukur (Naasra/ Romdas/
masyarakat alat (Naasra/Romdas/Roughometer) - Roughometer) untuk menentukan nilai IRI
visual dengan cara menaksir nilai Road Condition
Membina dan menyediakan sumber daya
Index (RCI) yang kemudian dikonversikan manusia yang dapat:
kenilai International Roughness Index(IRI) yang 1. Melakukan survei kondisi jalan menggu
dilakukan pada kondisi tertentu)* nakan alat Naasra/ Romdas/
Roughometer (untuk pengukuran menggu
nakan alat).
2. Menginterpretasikan kondisi jalan ke nil
ai RCI yang selanjutnya dikonversi ke nilai
IRI (untuk pengukuran menggunakan met
ode visual).
1 Penyediaan air minum Meningkatnya kualitas persentase penduduk yang % Contoh survey; kuesioner; dll.
layanan air minum mendapatkan akses air minum yang Penduduk 81,77%
permukiman perkotaan aman
2 Penyediaan sanitasi Meningkatnya kualitas persentase penduduk yang terlayani % Contoh survey; kuesioner; dll.
60%
sanitasi (air limbah, persa sistem air limbah yang memadai Penduduk
mpahan dan drainase) persentase pengurangan sampah di % Contoh survey; kuesioner; dll.
permukiman perkotaan 20%
perkotaan Penduduk
persentase pengangkutan sampah % Contoh survey; kuesioner; dll.
70%
Penduduk
persentase pengoperasian TPA % Contoh survey; kuesioner; dll.
Peng-
70%
operasian
TPA
persentase penduduk yang terlayani si % Contoh survey; kuesioner; dll.
stem 50%
penduduk
jaringan drainase skala kota sehingga t
% Contoh survey; kuesioner; dll.
idak terjadi genangan (lebih dari 30 cm
, selama 2 jam) lebih Pe-
50%
ngurangan
dari 2 kali setahun
genangan
3 Penataan Bangunan dan Meningkatnya tertib persentase jumlah Izin Mendirikan Ban IMB
Lingkungan pembangunan bangunan gunan 60% pendataan
gedung (IMB) yang diterbitkan
4 Penangan Pemukiman Berkurangnya permukiman persentase berkurangnya luasan Ha Contoh survey; kuesioner; dll.
Kumuh Perkotaan kumuh di perkotaan permukiman kumuh di kawasan
10%
perkotaan
PerencanaanPenyusunanRP2KPKPKabupatenLombokBarat D-9
Landasan normatif dalam melaksanakan pekerjaan ini, dapat dibagi menjadi 2, yaitu landasan
normatif yang bersifat umum, yaitu produk-produk peraturan di tingkat pusat dan Provinsi NTB
yang berlaku untuk seluruh wilayah kajian, dan landasan normatif yang bersifat kewilayahan,
yaitu produk-produk peraturan di Kabupaten Lombok Barat yang hanya berlaku di level wilayah
kajian, baik menyangkut perencanaan pembangunan (development plan) maupun perencanaan
penataan ruang (spatial plan).
2. Pendekatan Teknis-Akademis
3. Pendekatan Partisipatif
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKP oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya merupakan acuan dalam Penyusunan RP2KPKP di Kabupaten
Lombok Barat. Adapun lingkup penyusunan RP2KPP berdasarkan buku panduan tersebut adalah
sebagai berikut.
Secara garis besar lingkup kegiaatan penyusunan RP2KPKP terdiri dari 4 (empat) tahapan,
yaitu : (1) Persiapan, (2) Verifikasi lokasi serta perumusan konsep dan strategi; (3) Perumusan
Rencana Penanganan dan (4) Penyusunan Desain Teknis. Secara rinci, lingkup kegiatan dari
tiap kegiatan besar dan capaian kegiatan dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel D.3.
Keterkaitan Lingkup Kegiatan dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan RP2KPKP
Kedalaman substansi dari RP2KPKP sampai dengan strategi dan program pencegahan
dan peningkatan kualitas permukiman kumuh skala kota menuju 0% kumuh dalam
jangka waktu 5 tahun yang dijabarkan ke dalam rencana keterpaduan program
penanganan dan penyusunan desain teknis dalam skala kawasan. Rencana keterpaduan
PROGRAMDAN
KEGIATAN
KAWASAN
PENGEMBANGAN
TAHAP 1
Gambar D.9. Skema Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi dan Program Penanganan
Fokus dari obyek yang diatur di dalam RP2KPKP adalah program dan kegiatan terkait
dengan infrastruktur permukiman perkotaan, yang terdiri atas:
Selain fokus pada infrastruktur permukiman kumuh perkotaan, program dan kegiatan
yang disusun dapat juga mencakup infrastruktur bidang lainnya yang dibutuhkan di
Proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) kabupaten/kota ini diarahkan dengan mengacu
pada rangkaian kegiatan pada Gambar D.4-D.9. Rincian proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan
untuk tiap sub kegiatan selama jangka waktu 6 (enam) bulan dapat dijelaskan pada subbab berikut
ini.
TAHAPAN
1 TAHAP PERSIAPAN 2 TAHAP VERIFIKASI LOKASI SERTA PERUMUSAN KONSEP DAN STRATEGI 3 TAHAP PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN
4 TAHAPPENYUSUNANDESAINTEKNIS
A.1.
PENYELENGGARAAN SOSIALISASI
KEGIATAN RP2KPKP A.4
(pendekatan fasilitasi A.2 A.3 FGD 2: A.5
FGD 3: A.6 A.7
PENYEPAKATAN KONSEP,
KONSOLIDASITK. FGD 1: STRATEGI,POLA PENYEPAKATAN RENCANAAKSI, PEMBAHASAN
DISEMINASI
Pemda) PROVINSI PENYEPAKATAN PROFILHASIL PENANGANAN PERMUKIMAN PROGRAM DAN KEGIATAN(Hasil PLENO
VERIFIKASI KUMUH RKM)
B.8
DISTRIBUSI POLA B.15
KOLABORASI PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
PENANGANAN
PERMUKIMANKUMUH (GAMBARKERJA, RAB, RKS)
• Rencanakerja yang telah disepakati; • Data primer hasil survei dan data sekunder hasil pengolahan; • Skenario penanganan dan desain kawasanpermukiman kumuh; • Daftar rencanakomponen infrastruktur
• Pendekatan dan metodologi pelaksanaan • Data hasil verifikasi lokasi (delineasi, luasan, layanan hunian dan infrastruktur) • Rencana aksi penanganan permukiman kumuh; pembangunan tahap 1;
kegiatan yang telah disepakati; • Hasil sinkronisasi data kumuh (primer dansekunder); • Memorandum keterpaduanprogram penanganan skala kota dan kawasan; • Data hasil pengukuran detail komponen
• Desain survey dan format kegiatan; • Profil permukiman kumuh yang telah terverifikasi; • Rencana investasi dan pembiayaan kawasan permukiman kumuh; infrastruktur pembangunan tahap 1:
• Data awal profil kawasan kumuh; • Hasil penilaianlokasi berdasarkan kriteria, indikator, dan parameter kekumuhan; • Daftar kawasan prioritas penanganan permukiman kumuh; • Peta rinci/siteplan;
• Hasil overview dokumen perencanaandan • Pola kolaborasi penanganan permukiman kumuh; • Terselenggaranya perencanaanpartisipatif (pelaksanaanrencana kerja masyarakat dan penyepakatan • Visualisasi pendukung perancangan
OUTPUT kebijakandaerah; • Kebutuhan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh; komponen DED) di kawasan permukiman kumuh prioritas; (dokumentasi drone, ilustrasi before-after,
• SKKumuh, SKPokjanis, Surat Minat, dan Peta • Konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh; • Berita acaraFGD3 (Penyepakatan rencanaaksi, program dan kegiatanhasil perencanaan di tingkat animasi 3D);
Dasar. • Peran masyarakat dalam penanganan permukiman kumuh; masyarakat) • DED(Gambar kerja, RAB, RKS) komponen
• Peta kesesuaian kawasan permukiman • Berita acarapenyelenggaraan FGD1 (Penyepakatan profil hasil verifikasi dan pola kolaborasi infrastruktur pembangunan tahap1;
perkotaan yang terhadap rencana tata ruang penangananpermukiman kumuh); • Dokumen lelang;
• Hasil penyiapan kelembagaanmasyarakat • Berita acarapenyelenggaraan FGD2 (Penyepakatan konsep, strategi, dan pola penanganan • Dokumen RP2KPKP; dan
permukiman kumuh) • Draft Perwal/Perbup
2-28
Kegiatan persiapan adalah kegiatan untuk menyiapkan pelaksanaan kegiatan baik teknis
maupun non-teknis yang akan melandasi rangkaian pelaksanaan kegiatan RP2KPKP secara
keseluruhan. Dalam lingkup kegiatan persiapan ini terdapat 7 (tujuh) sub kegiatan yang
terbagi dalam 3 (tiga) lingkup sebagai berikut:
LINGKUP TAHAP
NO SUB TAHAPAN
PERSIAPAN
1 Penyelenggaraan Kegiatan a. Sosialisasi Penyusunan RP2KPKP
RP2KPKP
b. Konsolidasi Tingkat Provinsi
2 Proses Perencanaan dan c. Persiapan dan pemantapan rencana kerja
Penyusunan d. Penyusunan desain survey dan format kegiatan
e. Penyiapan data profil permukiman kumuh
f. Overview kebijakan daerah dan identifikasi
kesesuaian permukiman terhadap rencana tata ruang
Kegiatan utama dalam Tahap Persiapan berada pada lingkup Proses Perencanaan dan
Penyusunan. Dalam lingkup ini sudah dilakukan sub tahapan penyiapan data profil
permukiman kumuh dan peninjauan terhadap kebijakan daerah terkait permukiman.
Adapun form survey untuk mengambil data profil permukiman kumuh di wilayah
perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel D.5.
Contoh Form Data Umum Permukiman Kumuh
I. Data umum Permukiman Kumuh
2-28
2-28 Setelah dilakukan penyusunan Profil Awal Permukiman Kumuh kemudian dilakukan tahap
Overview kebijakan daerah dan identifikasi kesesuaian permukiman eksisting terhadap
rencana tata ruang Kab/Kota. Tujuan pada tahap ini adalah (1) Mengidentifikasi dan
melakukan kajian terhadap kebijakan dan strategi pembangunan, serta rencana tata ruang
yang telah tersedia maupun yang sedang disusun terkait dengan pembangunan
Output dari tahapan di atas antara lain adalah (1) Matriks strategi, kebijakan dan program
kabupaten/kota, (2) Peta kesesuaian guna lahan permukiman, dan (3) Peta rencana
pengembangan sektor permukiman
2-28
Catatan:
Proses superimpose kondisi dan peta permukiman kumuh eksisting berlaku juga untuk rencana
2-28
sektoral
Tahap verifikasi lokasi serta perumusan konsep dan strategi merupakan tahapan proses
pemutakhiran profil permukiman kumuh agar diperoleh data dan informasi permukiman
kumuh yang detail, akurat, dan terukur sebagai dasar perumusan konsep serta strategi
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh sesuai dengan kebutuhan lokasi
permukiman kumuh.Tahapan ini terbagi menjadi beberapa rangkaian kegiatan diskusi,
penyusunan, serta penyepakatan terhadap proses rencana pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh perkotaan. Lingkup kegiatan verifikasi serta perumusan konsep
dan strategi ini meliputi 5 (lima) sub kegiatan proses penyusunan dan 4 (empat) sub kegiatan
diskusi dan penyepakatan, yaitu sebagai berikut.
Tabel D.6. Sub Kegiatan Tahap Verifikasi Lokasi Serta Perumusan Konsep dan Strategi
1. Daftar dan peta sebaran permukiman kumuh skala kota/perkotaan (termasuk permukiman
kumuh yang berada diluar SK)
2. Matriks isu-isu strategis kawasan perkotaan dan permukiman kumuh perkotaan.
3. Karakteristik permukiman kumuh kota/perkotaan yang didalamnya memuat kesimpulan
mengenai kondisi fisik, sosial budaya, ekonomi, kelembagaan, konstelasi terhadap ruang
2-28 kota/perkotaan
4. Kesesuaian SK dengan profil kumuh hasil survey dan pengolahan data kumuh
2-28
Samba
liung
2-28
2-28
Gambar D.18. Contoh Uraian KondisiPengelolaan Persampahan
Setelah dilakukan proses survey dan pengolahan data permukiman kumuh kemudian
dilakukan kegiatan verifikasi lokasi dan pemutakhiran profil permukiman kumuh. Tahapan
ini merupakan bagian dari proses pemutakhiran profil permukiman kumuh untuk
memperoleh data dan informasi
permukiman kumuh terkini secara detail, akurat, dan terukur sebagai dasar perumusan
konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan
yang sesuai dengan kebutuhan penanganan. Adapun output dari kegiatan ini adalah :
a. Lokasi
b. Deliniasi
c. Luasan
d. Layanan Hunian dan Infrastruktur (by name by address)
2-28
2-28
PerencanaanPenyusunanRP2KPKPKabupatenLombokBarat D-49
Tabel D.9. Hasil Penilaian Penentuan Klasifikasi dan Skala Prioritas Penanganan
2. A2 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain tinggi, dan status
lahan tidak legal;
10. B4 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain sedang, dan
status lahan tidak legal;
11. B5 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain rendah, dan
status lahan legal;
12. B6 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain rendah, dan
status lahan tidak legal;
13. C1 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain tinggi, dan
status lahan legal;
14. C2 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain tinggi, dan
status lahan tidak legal;
15. C3 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain sedang, dan
status lahan legal;
16. C4 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain sedang, dan
status lahan tidak legal;
17. C5 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain rendah, dan
status lahan legal;
18. C6 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain rendah, dan
status lahan tidak legal.
2-28
Berdasarkan berbagai klasifikasi tersebut, maka dapat ditentukan skala prioritas
penanganan, sebagai berikut:
• Prioritas 1 yaitu untuk klasifikasi A1 dan A2;
• Prioritas 2 yaitu untuk klasifikasi B1 dan B2;
• Prioritas 3 yaitu untuk klasifikasi C1 dan C2;
2-28
Gambar D.23. Contoh Peta Sebaran Dan Urutan Permukiman Kumuh Prioritas Berdasarkan Hasil
Penilaian Terhadap Kompleksitas Permasalahan
Secara skematis, perumusan konsep dan strategi pencegahan dan peningk atan
kualitas permukiman kumuh perkotaan, bisa dilhat pada bagan berikut ini.
2-28
Gambar D.24. Skema Umum Perumusan Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2016
2-28
No Kondisi Faktual dan Isu Strategis Kebijakan Penanganan Permukiman Kebutuhan Penanganan Konsep Penanganan Strategi Penanganan
Kota/Perkotaan Kumuh Hasil Overview Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan
Berkembangnya permukiman di lahan Pengendalian pembangunan permukiman Penegakan aturan perijinan Pemukiman kembali Pengaw asan dan pengendalian Pemukiman kembali Meningkatkan sistem Menyiapkan lahan bagi
yang tidak sesuai dengan pada kaw asan yang tidak sesuai regulasi terhadap kesesuaian masyarakat yang terkena
1 peruntukannya peruntukannya perizinan, kesesuaian tata dampak penataan kaw asan
ruang, SPM, aturan dan
standar teknis
Alih fungsi lahan (konversi) menjadi Membatasi perkembangan permukiman di Sosialisasi dan edukasi Pengembalian fungsi kaw asan Peremajaan Menggalakkan program Mengembalikan fungsi kaw asan
fungsi permukiman akibat demand w ilayah limitasi mengenai aturan dan ketentuan sesuai dengan peruntukannya pencegahan melalui kegiatan sesuai dengan peruntukannya
2
yang cukup tinggi cenderung teknis pembangunan kaw asan sosialisasi, public campaign,
berkembang pada w ilayah limitasi permukiman perkotaan penyuluhan.
Munculnya kantong-kantong kumuh Penataan kaw asan permukiman perkotaan Peningkatan infrastruktur dasar Pemberdayaan masyarakat Pemugaran Pendampingan dan Meningkatkan layanan
3 akibat perkembangan yang tidak permukiman pelayanan informasi infrastruktur dasarpermukiman
terkendali sesuai dengan SPM
Pengaturan Pemanfaatan Monitoring dan evaluasi
Lahan dan Pengendalian terhadap hasil-hasil
Ruang di Kaw asan Lindung pembangunan
4 ….
5 ….
Tabel D.11. Contoh Perumusan Konsep dan Strategi Penanganan Permukiman Kumuh Skala Kawasan
2-28
2-28
Gambar D.26. Contoh Peta Konsep dan Strategi Penanganan Skala Kawasan
2-28
2-28
2-28
2-28
2-28
Gambar D.31. Contoh Peta Rencana Aksi Program Penanganan Bangunan Permukiman Kumuh
2-28
PENCEGAHAN
1 Pengawasan pemanfaatan ruang Sosialisasi teknis ketentuan kawasan sempadan kawasan D 1 Ls 100
2 …dst
PENINGKATAN KUALITAS
I BANGUNAN HUNIAN
Direktorat Penyediaan
1 Rehabilitasi bangunan hunian sesuai dengan fungsi Perbaikan rumah tidak layak huni kawasan A 73 unit 600 400 1,000
Perumahan
II JALAN LINGKUNGAN
Direktorat Pengembangan
1 Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh Rehabilitasi/peningkatan jalan lingkungan kawasan B 800 meter 1100 700 1200 600 Kawasan Permukiman, Dinas
PU Kota
….dst
…dst
…dst
VI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Catatan:
Rencana aksi program penanganan permukiman kumuh seperti pada contoh ilustrasi diatas dilakukan pada seluruh permukiman kumuh di perk otaan yang telah terverifikasi.
2-28
Penyusunan desain teknis Penerjemahan konsep dan desain penanganan kawasan yang
telah dirumuskan ke dalam rencana teknis penanganan yang lebih terukur dan presisi baik
secara lokasi, besaran/volume, dan terpetakan secara visual, serta menyusun dan
menyepakati daftar komponen infrastruktur pembangunan tahap 1 yang akan
ditindaklanjuti dengan penyusunan DED, dilanjutkan dengan pengukuran detail terhadap
komponen- komponen tersebut.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis kebutuhan, penjaringan informasi,
observasi dan pengukuran lapangan (ground survey), teknik penelurusan lokasi (transek).
Adapun output pada tahapan ini adalah:
1. Peta rencana rinci pembangunan tahap pertama yang disusun dengan memperhatikan
berbagai acuan yang ada (peta kebutuhan infarstruktur skala 1:1.000 untuk
penanganan tahun pertama dan skala 1:5.000 untuk jangka waktu tahun 2017-2019)
2. Visualisasi 3 dimensi (3D) dari rencana yang disusun
3. Animasi (video/flim yang memperlihatkan kondisi eksisting dan rencana)
2-28
4. Kesepakatan daftar rencana komponen infrastruktur pembangunan tahap 1; dan
5. Dimensi dan volume pekerjaan komponen infrastruktur pembangunan tahap 1
Survei detail permukiman kumuh prioritas dilakukan setelah ditetapkannya kawasan
prioritas pada tahapan sebelumnya. Survei ini berguna untuk memberikan gambaran
mengenai permasalahan kondisi fisik dan non fisik melalui pengamatan secara langsung di
Tabel D.16. Contoh Daftar Komponen Pembangunan Tahap 1 (By Name by Address)
Koordinat Kegiatan
No. Nama Kegiatan Desimal Derajat
RW. 01
Pemasangan BoxCuvert 200 x 200 Kali Badek Gg. 8 RW. -8.000959, 8°00'03.5"S
1 01 112.629219 112°37'45.2"E
-8.001166, 8°00'04.2"S
2 Pengaspal Jalan Gg. 08 RW. 01 112.630024 112°37'48.1"E
-8.001452, 8°00'05.2"S
3 Pasang Paving Jalan RT. 09 RW. 01 112.630665 112°37'50.4"E
-8.001762, 8°00'06.3"S
4 Pembuatan Pagar BRC Kali Badek RW. 01 112.631073 112°37'51.9"E
Pengaspalan Jl. Kolonel Sugiono X dan Jl. Perum. Kota -8.003769, 8°00'13.6"S
5
2-28 Lama 112.630384 112°37'49.4"E
Pengaspal dan Pasang Box U 50 x 40 Jl. Kolonel Sugiono -8.003343, 8°00'12.0"S
6 XA RT. 07 RW. 01 112.629358 112°37'45.7"E
Pasang Gorong- gorong D 30 dan Pasang Box U 30 x 40 Jl. -8.005136, 8°00'18.5"S
7 Kolonel Sugiono XA RT. 07 RW.01 112.629657 112°37'46.8"E
2-28
2-28
2-28
2-28
2-28
2. Standar Teknis Penyusunan Analisa Biaya Komponen DED Standar teknis bidang antara
lain: SNI Tahun 2007 tentang Analisa Harga Satuan Pekerjaan,
2-28 3. Pada kondisi komponen yang dibuat belum terdapat standar analisa satuan pekerjaan
maka dapat digunakan metoda Analisa BOW.
Nama Pekerjaan : Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Prioritas (RKP-KP) Kota Malang
Item Analisa : DIGESTER
Lokasi Pekerjaan : Kota Malang
Tahun Anggaran : 2015
2-28