Laporan Pendahuluan
Terkena Relokasi di WP 3 dan 4 Kabupaten Bekasi Berbasis SIG
dengan potensi yang dimiliki dan permasalahan yang akan dihadapi dalam penataan
ruang suatu wilayah.
dimana hasil evaluasi tersebut akan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan
dilakukan.
Evaluasi dilakukan dengan maksud dapat mengetahui dengan pasti apakah
pencapaian hasil kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana
pembangunan dapat dinilai dan dapat dipelajari untuk perbaikan masa yang akan
datang. Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran (output), hasil (outcomes) dan
dampak (impacts)dari pelaksanaan rencana pembangunan. Kaitan pengertian evaluasi
diatas dimana evaluasi dapat mengetahui rancangan suatu kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan dari setiap kegiatan tersebut.
Secara umum evaluasi dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
1. Evaluasi pada tahap perencanaan
Kata Evaluasi sering digunakan dalam tahap perencanaan dalam rangka mencoba
memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai alternatif dan
kemungkinan terhadap cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Untuk itu diperlukan berbagai teknik yang dapat dipakai oleh perencana. Satu hal
yang patut dipertimbangkan dalam kaitan ini adalah metode- metode yang
ditempuh dalam pemilihan prioritas tidak selalu sama untuk setiap keadaan,
melainkan berbeda menurut hakekat dari permasalahan sendiri.
2. Evaluasi kemajuan pelaksana.
Pada tahap ini, evaluasi adalah suatu kegiatan melakukan analisis untuk menentukan
tingkat kemajuan pelaksana dibanding dengan rencana. Terdapat perbedaan antara
evaluasi menurut pengertian ini dengan monitoring/pengendalian. Monitoring
menganggap bahwa tujuan yang ingin dicapai sudah tepat dan proyek tersebut
direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Monitoring melihat apakah
pelaksanaan proyek sudah sesuai dengan rencana tersebut, dan sudah tepat untuk
mencapai tujuan, apakah tujuan tersebut sudah berubah, apakah pencapaian hasil
proyek tersebut akan memecahkan masalah pembangunan yang ingin dipecahkan.
Evaluasi juga mempertimbangkan faktor-faktor luar yang mempengaruhi
keberhasilan proyek tersebut, baik membantu atau menghambat.
3. Evaluasi pelaksanaan
Disini pengertian evaluasi hampir sama dengan pengertian pada tahap pelaksana,
hanya perbedaannya yang dinilai dan dianalisa bukan lagi tingkat kemajuan
pelaksana dibanding rencana, tetapi hasil pelaksana dibanding dengan rencana yakni
apakah dampak yang dihasilkan oleh pelaksana kegiatan tersebut sesuai dengan
tujuan yang dicapai
Dalam kegiatan Identifikasi Lahan-Lahan Potensial Sebagai Lokasi Relokasi
Perumahan atau Terkena Relokasi di WP 3 dan 4 Kabupaten Bekasi Berbasis SIG, jenis
evaluasi yang dipergunakan adalah Evaluasi pelaksanaan. Dimana Evaluasi pelaksanaan
dipergunakan untuk menilai pembangunan dan perbaikan rumah yang telah dilakukan
oleh Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan atau Lembaga lain
di Kabupaten Bekasi sebagai bahan untuk membuat konsep yang lebih baik dari pernah
dilakukan ataupun dapat dijadikan sebagai acuan untuk pembangunan perbaikan rumah.
Pendekatan evaluasi diartikan sebagai beberapa pendapat tentang apa tugas
evaluasi dan bagaimana dilakukan dengan kata lain tujuan dan prosedur evaluasi.
Adapun beberapa Pendekatan evaluasi, sebagai berikut;
1. Pendekatan Experimental
Pendekatan experimental yaitu evaluasi yang berorientasi pada pengguna
experimental science dalam kegiatan evaluasi. Pendekatan ini berasal dari kontrol
experiment yang biasanya dilakukan dalam penelitian akademik, tujuan evaluator
yaitu untuk memperoleh kesimpulan yang bersifat umum tentang dampak suatu
kegiatan tertentu yang mengontrol sebanyak–banyakan nya faktor dalam pengaruh
kegiatan.
2. Pendekatan yang berfokus kepada keputusan.
Pendekatan ini menekankan pada peranan informasi yang sistematik untuk
pengolahan kegiatan dalam menjalankan tugasnya. Sesuai dengan pandangan ini,
informasi akan sangat berguna apabila dapat membantu para pengelola kegiatan
pembuat keputusan, oleh karena itu kegiatan evaluasi harus direncanakan sesuai
dengan kebutuhan untuk suatu kegiatan.
3. Pendekatan yang responsif
Dalam pendekatan ini evaluasi berarti mencari pengertian suatu isu dari berbagai
sudut pandang dari semua orang yang terlibat, yang berminat dan yang
berkepentingan dengan evaluasi, evaluator tidak begitu percaya ada suatu jawaban
untuk suatu evaluasi kegiatan yang dapat ditemukan dengan tes, kuesioner, atau
analisis statistik. Tetapi setiap orang yang dipengaruhi oleh kegiatan merasakan
secara unik dan evaluator mencoba menjawab pertanyaan yang berhubungan
dengan menguraikan pertanyaan melalui pandang orang-orang tersebut. Tujuan
evaluator adalah berusaha mengerti urusan kegiatan melalui berbagai sudut pandang
yang berbeda.
4. Pendekatan evaluasi bebas dari tujuan
Evaluasi kegiatan secara tradisional artinya mengukur pencapaian suatu tujuan,
berdasarkan perangkat yang dibuat sebelumnya secara hati-hati dari tujuan yang
dapat diukur. Evaluasi bebas dari tujuan artinya mengumpulkan data secara langsung
tentang pengaruh dan efektifitas kegiatan tanpa dibatasi oleh fokus sempit yang
dinyatakan sebagai tujuan. Pada umumnya evaluasi bebas dari tujuan masyarakat
evaluator mendapat penilaian tentang apakah kegiatan itu mencoba melakukan
sesuatu dengan memfokuskan pada temuan apa yang sebenarnya terjadi dalam
kegiatan dan sebagai akibat dari kegiatan. Evaluator selanjutnya dapat mencapai
terbuka apakah data muncul dari fenomena suatu kegiatan.
• Analisis scoring
• Analisis overlay
• Integrasi data dan informasi
• Pembuatan profil lingkungan perumahan & permukiman
Setelah disepakati lokasi yang terpilih, selanjutnya data tekstual untuk mengisi
data atribut dari data spasial yang sudah disiapkan. Untuk memudahkan dalam mobilisasi
saat wawancara dan observasi, maka form dibuat dalam bentuk google form.
A. Formulir wawancara dan observasi untuk ketua RT/RW :
1) Informasi Responden
o Nama :
o Usia :
o Nomer telpon :
2) Kondisi lingkungan permukiman
o Informasi umum
- RW :
- Desa :
- Kecamatan :
- Luas kawasan (Ha) :
- Jumlah penduduk (jiwa) :
- Tipologi lingkungan kawasan :
- Koordinat (diambil oleh surveyor) :
o Kriteria/indikator penilian lingkungan permukiman
3) Informasi Lainnya
Kesesuaian dengan tata ruang : …….
Status lahan : …….
Nilai strategis lokasi : …….
Kegiatan ekonomi dalam lokasi : …….
Respon umum masyarakat setempat dalam upaya : …….
perbaikan lingkungan permukiman
Harapan masyarakat setempat terhadap perbaikan : …….
lingkungan permukiman
Keberadaan dan aktivitas sistem/kelompok pengelolaa : …….
lingkungan
Komitmen pemerintah kabupaten terhadap : …….
penanganan lingkungan permukiman terutama dari
dampak bahaya bencana
Permasalahan utama lingkungan : …….
A. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-data
sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun, diolah dan
dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada.
Pada analisis deskriptif data biasanya ditampilkan dalam bentuk tabel biasa atau
tabel frekuensi, grafik, diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran, ukuran
pemusatan data, ukuran penyebaran data dan sebagainya yang berkaitan dengan
Kajian Identifikasi Lahan-Lahan Potensial Sebagai Lokasi Relokasi Perumahan atau
Terkena Relokasi di WP 3 dan 4 Kabupaten Bekasi Berbasis SIG.
Analisis Deskriftip ini merupakan sejenis penelitian data yang membantu dalam
menggambarkan, mendemonstrasikan, atau membantu meringkas poin-poin data
sehingga pola-pola itu dapat berkembang yang memenuhi semua kondisi data
terutama terkait pemilihan lokasi relokasi kawasan rawan bencana.
Ini adalah teknik mengidentifikasi pola dan tautan dengan memanfaatkan data
terkini dan historis. Karena mengidentifikasi pola dan asosiasi tanpa melangkah lebih
jauh, ini sering disebut sebagai analisis data paling dasar. Ketika menggambarkan
perubahan dari waktu ke waktu, analisis ini bermanfaat. Ini menggunakan pola
sebagai titik awal untuk penelitian lebih lanjut untuk menginformasikan
pengambilan keputusan. Ketika dilakukan secara sistematis, analisis ini tidak rumit
atau melelahkan.
B. Analisis Scoring
Pada tahap ini dilakukan analisis Skoring berdasarkan Variabel-variabel yang telah
ditentukan yang berkaitan dengan potensi lahan-lahan potensial untuk relokasi
perumahan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process).
Dalam metode kali ini dilakukan pembobotan dan skoring parameter. Dalam analisis
spasial menggunakan metode ini dirasa sangat cocok untuk penentuan lokasi yang
didasarkan oleh beberapa parameter yang dinilai. Parameter yang dibahas dalam
penelitian ini menjadi acuan dalam penentuan alternative lokasi atau lahan-lahan
potensial untuk relokasi perumahan. Adapun Parameter dan Variabel yang
digunakan mengacu kepada beberapa peraturan, sebagai berikut:
Tabel 4.4 Variabel & Kriteria Penilaian Aksesbilitas dan PSU Kawasan
Variabel Kriteria Skor
❖ Memiliki Akses 2
Air
❖ Tidak terdapat arses 1
Listrik ❖ Memiliki Akses 2
❖ Tidak terdapat arses 1
Tabel 4.5 Variabel & Kriteria Penilaian Tata Ruang dan Status Tanah
Variabel Kriteria Skor
❖ Sesuai dengan Tata ruang 2
Pola Ruang
❖ Tidak sesuai dengan tata ruang 1
❖ Tidak dalam sengketa 2
Status Tanah
❖ Dalam sengketa 1