Anda di halaman 1dari 14

Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat

TANGGAPAN
TERHADAP BAB 3
KERANGKA ACUAN
PENYUSUNAN DED ALUN-ALUN KABUPATEN
BANDUNG BARAT

3.1 TANGGAPAN TERHADAP LATAR BELAKANG


Dalam rangka mencapai Visi Misi Gubernur Jawa Barat Tahun 2018 – 2023 dengan fokus
Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat dan Desa Wisata sebagai Lokomotif
Pembangunan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah merumuskan beberapa kegiatan Proyek
Strategis Tahun 2018 – 2023 untuk mendorong pemerataan dan percepatan pembangunan di
kabupaten/kota guna mewujudkan tagline “Jabar Juara” diantaranya yaitu Pembangunan Alun-
alun di 27 kabupaten/kota.
Dalam mewujudkan cita-cita tersebut, sesuai dengan U no. 26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (pasal 31 diamanatkan perlunya ketentuan mengenai penyediaan dan pemanfaatan ruang
terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau) serta berdasarkan Permen PU no. 11/PRT/M/2009
tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) di Wilayah
Perkotaan/Kawasan Perkotaan dan Permen PU no. 5 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau/Ruang Terbuka Publik maka Dinas Perumahan dan
Permukiman Provinsi Jawa Barat melalui Kegiatan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau/Ruang
Terbuka Publik/Revitalisasi Kawasan, akan melaksanakan Pekerjaan Penyusunan DED Alun-
Alun Kabupaten Bandung Barat.
Melalui pekerjaan tersebut diharapkan dapat dihasilkan pedoman/petunjuk, konsep-konsep serta
landasan peraturan dan/atau standar ruang terbuka publik dan/atau Ruang Terbuka Non Hijau
(RTNH) dalam kebutuhan aktifitas sosial sesuai kaidah dan filosofi serta kultur kawasan yang
ada sehingga dapat mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat dan kebutuhan
sektor-sektor terkait lainnya seperti adanya ruang publik (alunalun) sebagai pusat
interaksi/aktifitas sosial dan kreativitas masyarakat atau komunitas yang lebih baik dan
memadai.

Tanggapan Terhadap Latar belakang:

Usulan Teknis 3-1


Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat

Taman kota/Alun-alun/Alun-alun merupakan suatu kawasan ruang terbuka hijau di wilayah


perkotaan, lengkap dengan segala fasilitasnya untuk kebutuhan masyarakat kota sebagai tempat
rekreasi aktif maupun pasif. Di samping sebagai tempat rekreasi warga kota, sebagai paru-paru
kota, juga sebagai pengendali iklim mikro, konservasi tanah dan air, serta merupakan habitat
berbagai flora dan fauna terutama burung.

Gambar 3.1 Proporsi RTH Kawasan perkotaan

Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, diuraikan bahwa
dalam perencanaan tata ruang wilayah kota selain ketentuan yang tercantum dalam Pasal 26
ayat (1), juga diperlukan ketentuan tambahan berupa rencana penyediaan dan pemanfaatan
ruang terbuka hijau. Berdasarkan Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Penataan Ruang, ruang
terbuka hijau terbagi menjadi ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat. Taman
kota/Alun-alun/Alun-alun merupakan taman yang diperuntukkan bagi masyarakat kota sehingga
Taman kota/Alun-alun/Alun-alun termasuk dalam ruang terbuka hikau publik. Menuruh pada
Pasal 29 ayat (3) UU 26/2007, proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling
sedikit adalah sebesar 20 % dari luas wilayah kota.

Untuk itu, diperlukan suatu rencana alokasi ruang terbuka hijau publik berupa masterplan untuk
wilayah kota agar penyebaran/pembangian ruang terbuka hijau dan rancangan/wujud landscape

Usulan Teknis 3-2


Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat

dapat terkelola dengan baik, baik ruang terbuka hijau skala lingkungan maupun ruang terbuka
hijau skala kota.
Kota merupakan salah satu bentuk lingkungan hidup yang ada karena kota terbentuk dari
elemen biotik dan abiotik. Salah satu pendukung kondisi lingkungan di perkotaan adalah Taman
kota/Alun-alun. Taman kota/Alun-alun, disadari atau tidak, telah membentuk dan membangun
citra sebuah Kota. Pencitraan yang baik tentang sebuah kota itu hanya dampak dari keadaan
yang sesungguhnya tentang lingkungan perkotaan yang nyaman.
Mengacu pada Tujuan Instruksi Mendagri Nomor 14 Tahun 1998 adalah (1) Meningkatkan
mutu lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, bersih, dan sebagai sarana pengaman
lingkungan, (2) Menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna
untuk kepentingan masyarakat.
Manfaat penyediaan ruang terbuka hijau atau Taman kota/Alun-alun adalah menumbuhkan
kesegaran, kenyamanan, keindahan lingkungan, menurunkan polusi, dan mewujudkan
keserasian lingkungan. Dengan kata lain Taman kota/Alun-alun mempunyai fungsi yang banyak
(multi fungsi) baik berkaitan dengan fungsi hidroorologis, ekologi, kesehatan, estetika dan
rekreasi.
1. Taman perkotaan yang merupakan lahan terbuka hijau, dapat berperan dalam membantu
fungsi hidroorologi dalam hal penyerapan air dan mereduksi potensi banjir. Pepohonan
melalui perakarannya yang dalam mampu meresapkan air ke dalam tanah, sehingga
pasokan air dalam tanah (water saving) semakin meningkat dan jumlah aliran limpasan air
juga berkurang yang akan mengurangi terjadinya banjir. Diperkirakan untuk setiap hektar
ruang terbuka hijau, mampu menyimpan 900 m3 air tanah per tahun. Sehingga kekeringan
sumur penduduk di musim kemarau dapat diatasi. Sekarang sedang digalakan pembuatan
biopori di samping untuk dapat meningkatkan air hujan yang dapat tersimpan dalam tanah,
juga akan memperbaiki kesuburan tanah. Pembuatan biopori sangat sederhana dengan
mengebor tanah sedalam satu meter yang kemudian dimasuki dengan sampah, maka di
samping akan meningkatkan air tersimpan juga akan meningkatkan jumlah cacing tanah
dalam lubangan tadi yang akan ikut andil menyuburkan tanah.
2. Taman kota/Alun-alun mempunyai fungsi kesehatan. Taman yang penuh dengan pohon
sebagai jantungnya paru-paru kota merupakan produsen oksigen yang belum tergantikan
fungsinya. Peran pepohonan yang tidak dapat digantikan yang lain adalah berkaitan dengan
penyediaan oksigen bagi kehidupan manusia. Setiap satu hektar ruang terbuka hijau
diperkirakan mampu menghasilkan 0,6 ton oksigen guna dikonsumsi 1.500 penduduk
perhari, membuat dapat bernafas dengan lega.

3. Taman kota/Alun-alun mempunyai fungsi ekologis, yaitu sebagai penjaga kualitas


lingkungan kota. Bahkan rindangnya taman dengan banyak buah dan biji-bijian merupakan
habitat yang baik bagi burung-burung untuk tinggal, sehingga dapat mengundang burung-
burung untuk berkembang. Kicauan burung dipagi dan sore akan terdengar lagi.
4. Terkait dengan fungsi ekologis Taman kota/Alun-alun dapat berfungsi sebagai filter
berbagai gas pencemar dan debu, pengikat karbon, pengatur iklim mikro. Pepohonan yang
rimbun, dan rindang, yang terus-menerus menyerap dan mengolah gas karbondioksida

Usulan Teknis 3-3


Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat

(CO2), sulfur oksida (SO2), ozon (O3), nitrogendioksida (NO2), karbon monoksida (CO),
dan timbal (Pb) yang merupakan 80 persen pencemar udara kota, menjadi oksigen segar
yang siap dihirup warga setiap saat. Kita sadari pentingnya tanaman dan hutan sebagai
paru-paru kota yang diharapkan dapat membantu menyaring dan menjerap polutan di
udara, sehingga program penghijauan harus mulai digalakkan kembali.
Tanaman mampu menyerap CO 2 hasil pernapasan, yang nantinya dari hasil metabolisme
oleh tanaman akan mengelurakan O2 yang kita gunakan untuk bernafas. Setiap jam, satu
hektar daun-daun hijau dapat menyerap delapan kilogram CO 2 yang setara dengan CO 2
yang diembuskan oleh napas manusia sekitar 200 orang dalam waktu yang sama.
Dengan tereduksinya polutan di udara maka masyarakat kota akan terhindar dari resiko
yang berupa kemandulan, infeksi saluran pernapasan atas, stres, mual, muntah, pusing,
kematian janin, keterbelakangan mental anak- anak, dan kanker kulit. Kota sehat, warga
pun sehat (lihat Gambar 3.2).

Gambar 3.2 Daur karbon dan Oksigen

5. Taman dapat juga sebagai tempat berolah raga dan rekreasi yang mempunyai nilai sosial,
ekonomi, dan edukatif. Tersedianya lahan yang teduh sejuk dan nyaman, mendorong warga
kota dapat memanfaatkan sebagai sarana berjalan kaki setiap pagi, olah raga dan bermain,
dalam lingkungan kota yang benar-benar asri, sejuk, dan segar sehingga dapat
menghilangkan rasa capek. Taman kota/Alun-alun yang rindang mampu mengurangi suhu
lima sampai delapan derajat Celsius, sehingga terasa sejuk.
Tidak berlebih jika dikatakan sebagai Kampus Hijau. Sayangnya pepohonan berbuah
seperti sawo manilo walaupun banyak namun masih kecil, sehingga belum mengundang

Usulan Teknis 3-4


Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat

burung tinggal di kampus. Kondisi yang ramai ini mengundang banyak asongan untuk
menjajankan makanannya, namun tentunya harus diatur dan ditertibkan.
6. Memiliki nilai estetika. Dengan terpeliharanya dan tertatanya Taman kota/Alun-alun
dengan baik akan meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan, sehingga akan
memiliki nilai estetika. Taman kota/Alun-alun yang indah, dapat juga digunakan warga
setempat untuk memperoleh sarana rekreasi dan tempat anak-anak bermain dan belajar.
Bahkan Taman kota/Alun-alun indah dapat mempunyai daya tarik dan nilai jual bagi
pengunjung. Solo merupakan kota budaya yang memiliki daya tarik peninggalan budaya
seperti kraton kasunanan dan kraton mangkunegaran. Jika lingkungan kotanya sehat
dengan Taman kota/Alun-alunnya tertata indah akan menambah daya tarik bagi wisatawan.

3.2 MAKSUD, TUJUAN & SASARAN

3.2.1 Maksud
Kerangka Acuan Kerja ini digunakan sebagai dasar dan arahan untuk penyedia jasa konsultansi
Kegiatan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau/Ruang Terbuka Publik/Revitalisasi Kawasan,
Pekerjaan Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat ini, yang diharapkan
produk/keluaran yang dihasilkan penyedia jasa konsultansi perencana dapat memberikan serta
menghasilkan data dan informasi baik konsep, rancangan, pendetailan, perhitungan estimasi,
besaran biaya nilai konstruksi/fisik, standar operasional (SOP), persyaratan kualitas, kuantitas,
rekomendasi teknis/analitis, standarisasi dan peraturan keselamatan kerja (K3), yang diatur
dalam peraturan jasa konstruksi serta peraturanperaturan/petunjuk lain yang mengikat dalam
suatu konsep dan aplikasi pembangunan itu bisa dilaksanakan.

3.2.2 Tujuan
Dalam mewujudkan tercapainya ruang terbuka hijau/ruang terbuka publik di Kabupaten
Bandung Barat perlu dibuat suatu produk dokumen DED, yang nantinya dapat dijadikan
implementasi/acuan pembangunan atau kegiatan kedepan yang didasari dari hasil pemikiran dan
pandangan yang mengakomodir berbagai elemen-elemen masyarakat, institusi/kebijakan
pemerintah daerah, berdasarkan kultur, filosofi, potensi, karakter kawasan, serta dapat
menciptakan konsep kawasan yang mempunyai nilai lebih maju kedepan.

3.2.3 Sasaran

Usulan Teknis 3-5


Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat

Hasil Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat dimaksud nantinya dapat
diimplementasikan pula pada kelompok sasaran kegiatan para pemangku stakeholder,
komunitas serta para pihak lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan.
Tanggapan Terhadap Maksud, Tujuan & Sasaran:
Konsultan memandang bahwa maksud, tujuan dan sasaran merupakan satu kesatuan yang
berjenjang, dengan kata lain setiap maksud dan tujuan akan dijabarkan dalam satu atau lebih
sasaran. Dalam hal ini konsultan menilai maksud, tujuan dan sasaran yang tercantum dalam
KAK sudah dapat dimengerti. Oleh sebab itu, konsultan akan bertindak dengan fokus tindakan
lebih mengedepankan pencapaian pembuatan konsep yang ideal tentang Penyusunan DED
Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat.

3.3 LINGKUP & TAHAP KEGIATAN

3.3.1 Dasar Kegiatan


Dasar Kegiatan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau / Ruang Terbuka Publik / Revitalisasi
Kawasan, Pekerjaan Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat berdasarkan
ketentuan dan peraturan diantaranya :
1. UU no. 26 tahun 2007 tentang Peraturan Ruang PP no. 15 tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor
134, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4150);
3. Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah;
4. Permen PU. Nomor 12/PRT/M/2009, tanggal 24 Juni 2009, tentang Pedoman Penyediaan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) Di wilayah Kota/Kawasan Perkotaan.
5. Permen PU no. 5 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau di Kawasan Perkotaan;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 25 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;
7. Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 910/Kep.692-org/2018 tanggal 21 Juni 2018
tentang Standar Biaya Umum Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat T.A. 2019;
8. Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 910/Kep.693-org/2018 tanggal 21 Juni 2018
tentang Standar Biaya Khusus Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat T.A. 2019;
9. Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 821.2/Kep.44-BKD/2019 tanggal 3 Januari 2019
tentang Alih Tugas PNS dalam dan Jabatan Struktural/Jabatan Tinggi Pratama di
Lingkungan Provinsi Jawa Barat;

Usulan Teknis 3-6


Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat

10. Surat Keputusan Kepala Dinas Perumahan Dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, tentang
Penunjukan Pejabat Pembuat Komitmen Pada Dinas Perumahan Dan Permukiman Provinsi
Jawa Barat Nomor : 900/Kep.02/Sekre/2019, tanggal 7 Januari 2019.

3.3.2 Lingkup Kegiatan


Lingkup Kegiatan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau/Ruang Terbuka Publik/Revitalisasi
Kawasan, Pekerjaan Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat ini meliputi :
1. Pendahuluan meliputi latar belakang, maksud dan tujuan , lingkup kegiatan dan lokasi
kegiatan, status kepemilikan lahan/aset, jangka waktu pelaksanaan, dasar hukum.
2. Gambaran Umum meliputi Kondisi fisik wilayah, kependudukan, potensi dan filosofi
kawasan, perekonomian, sosial, budaya, transportasi, funsi dan potensi kawasan, geografis
kawasan, kultur dan budaya, kearifan lokal termasuk gambaran lokasi Ruang Terbuka
Hijau (RTH)/Ruang Terbuka Publik (RTP) di Kabupaten Bandung Barat, setidaknya dapat
menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan berbagai kondisi dan aspek meliputi :
a. Kondisi fisik, kondisi ekologis, kondisi iklim/ kualitas udara, kondisi hidrologi,
kondisi kualitas air tanah, kondisi lahan/tanah kondisi layanan/cakupan transportasi,
kondisi ruang yang ada terhadap interaksi publik pada kawasan, kondisi potensi
kawasan yang ada, serta kepemilikan atau status lahan yang mempunyai kepastian
hukum yang jelas.
b. Aspek sosial, ekonomi, kultur dan budaya, aspek kesehatan masyarakat, dan aspek
dampak dan lingkungan terhadap kawasan yang ada.
c. Metodologi Pelaksanaan meliputi: metode pelaksanaan, pengumpulan data dan
informasi, metode analisa data, wajib melaksanakan koordinasi dan
sosialisasi/presentasi (FGD) baik ke pemerintah daerah/provinsi, masyarakat, maupun
ke komunitas sebagai pelaku/pengelola kawasan, dasar-dasar arah kebijakan, dan
dapat menyajikan konsep rancangan DED, sesuai fungsi dan kebutuhan ruang yang
akan dilaksanakan.

3.3.3 Kriteria
A. Kriteria Umum
Pekerjaan Yang akan dilaksanakan oleh konsultan penyusunan DED seperti yang dimaksud
pada KAK harus memperhatikan kriteria umum dan khusus penyelenggaraan penataan ruang
dan pedoman penyediaan pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH)/ruang terbuka publik (RTP)
di kawasan perkotaan, berdasarkan fungsi dan kompleksitas kawasan/lingkungan maupun
fungsi dan manfaat ruang yaitu :
Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
a. Menjamin penyusunan DED berdasarkan ketentuan penataan ruang dan pedoman
penyediaan pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka publik (RTP), harus
memenuhi standar dan persyaratan teknis yang berlaku sehingga dapat dijadikan
percontohan di kawasan perkotaan yang ditetapkan di daerah bersangkutan,
b. Menjamin penyusunan DED sesuai fungsi dan peruntukannya.

Usulan Teknis 3-7


Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat

c. Menjamin adanya perubahan lingkungan/kawasan yang memiliki prospek ke depan yang


lebih maju dan bersaing.

B. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik berkaitan
dengan penyusunan DED, baik dari segi fungsi kawasan atau segi teknis lainnya yaitu :
a. Kesatuan penyusunan DED dengan lingkungan yang ada di sekitar.
b. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya setempat, geografis,
ekologis dan lain-lain.
c. Penyusunan DED ini harus dapat memberikan konsep-konsep, pendetailan, estimasi, dan
pedoman persyaratan teknis serta output/keluaran DED ini dapat dijadikan pedoman
pelaksanaan teknis yang akan diiplementasikan oleh jasa konstruksi kedepan, serta
petunjuk standar operasional perawatan (SOP).
d. Program ruang/kawasan yang ada didalamnya harus diatur sedemikian rupa sehingga hasil
penyusunan DED tersebut dapat digunakan oleh berbagai para pemangku stakeholder dan
komunitas sebagai pengguna hasil pembangunan.

3.3.4 Kebutuhan Data


Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan perencanaan
diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. Informasi tentang zonasi/kawasan meliputi :
Kondisi kawasan seperti :
- Luasan, batas-batas dan topografi.
- Kondisi lingkungan.
- Batasan Lahan objek kegiatan, sesuai peraturan dan ketentuan yang dipersyaratkan.
- Keadaan/kualitas air tanah,
- Peruntukan tanah/lahan, status/kepemilikan serta batas-batas lahan berdasarkan
ketentuan peruntukan, termasuk penghijauan/vegetasi/ruang terbuka non hijau, ruang
publik, dll.
b. Kebutuhan kawasan :
- Program ruang
- Keinginan tentang organisasi/pemanfaatan ruang.

Usulan Teknis 3-8


Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat

- Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan pemakai atau
perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang/kawasan tersebut.
- Keinginan tentang kemungkinan penambahan fungsi ruang kawasan dan atau
berdasarkan kebutuhan publik.
- Keinginan-keinginan tentang kebutuhan ruang terbuka hijau.
c. Pemilihan standar jenis tanaman :
- Perilaku jenis tanaman yang cocok untuk ditanam.
- Penanganan dan pemilahan setiap jenis tanaman berdasarkan karakter tumbuhan di
wilayah setempat.
- Pemilihan jenis tanaman sesuai konsep kawasan.
- Konsep Nursery dan perawatan tanaman.
d. Penentuan dan Pemilihan Produk Material :
- Pemilihan produk material alam atau produk jadi harus lebih mengutamakan produk
lokal/dalam negeri, dan atau dikecualikan material/bahan produk non lokal yang
direkomendasikan atas dasar kesepakatan bersama.
Tanggapan Terhadap Lingkup & Tahapan Kegiatan:
Tahapan lingkup & Kegiatan dalam Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat
seperti yang telah dipersyaratkan dalam KAK sudah dapat dimengerti oleh pihak konsultan,
konsultan akan melaksanakan sepenuhnya hal tersebut sebagai salah satu ketentuan dasar dalam
proses/tahapan pelaksanaan pekerjaan ini.

3.4 TANGGAPAN TERHADAP TENAGA AHLI


Untuk melaksanakan tujuannya, Konsultan harus menyediakan tenaga profesional/mempunyai
pengalaman yang cukup, memenuhi kebutuhan kegiatan baik ditinjau lingkup (besar) pekerjaan
maupun tingkat kompleksitas pekerjaan dan tenaga ahli, tenaga sub profesional dan tenaga
pendukung harus memiliki keabsahan/sertifikasi kompetensi yang dikeluarkan oleh lembaga
berkompeten.
Jumlah
No Profesi Ktiteria Tenaga Ahli Keterangan
Orang
A Tenaga Ahli
1 Team Leader (Arsitek) 1 Pendidikan : S.1 = Minimal 5 thn/Ahli Jurusan Teknik Arsitektur
Madya
2 Ahli Elektrikal 1 Pendidikan : S.1 = Minimal 3 thn/ Jurusan Teknik Elektro
Ahli Muda
3 Ahli Landscape 1 Pendidikan : S.1 = Minimal 3 thn/ Jurusan Landscape/
Ahli Muda Pertamanan
4 Ahli Mekanikal 1 Pendidikan : S.1 = Minimal 3 thn/ Jurusan Teknik Mesin
Ahli Muda
5 Ahli Teknik Sipil 1 Pendidikan : S.1 = Minimal 3 thn/ Jurusan Teknik Sipil
(Ahli Struktur) Ahli Muda
B Tenaga Sub Profesional
1 Drafter AutoCAD (Teknisi/Operator) 1 Pendidikan : D3 = Pengalaman min. Jurusan Teknik Arsitektur
5 Thn
2 Estimator Biaya (Teknisi 1 Pendidikan : S.1 = Pengalaman Jurusan Teknik Sipil

Usulan Teknis 3-9


Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat

Jumlah
No Profesi Ktiteria Tenaga Ahli Keterangan
Orang
Estimator/Surveyor) Minimal : 3 thn
C Tenaga Pendukung
1 Office Manager 1 Pendidikan Min.D3 (Pengalaman
min. 3 tahun)
2 Office Boy 1 Pendidikan Minimal : SD atau
sederajat
3 Sekretaris/administrasi 1 Pendidikan Minimal SLTA atau
Sederajat
4 Driver 1 Pendidikan Minimal SD Atau Memiliki Surat Ijin
Sederajat Mengemudi (SIM)
Min SIM A
Sumber: KAK, 2019

Tanggapan Terhadap Kebutuhan Tenaga Ahli:


Kebutuhan tenaga ahli dalam Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat seperti
yang telah dipersyaratkan dalam KAK sudah dapat dimengerti oleh pihak konsultan, konsultan
akan melaksanakan sepenuhnya hal tersebut sebagai salah satu ketentuan dasar dalam
proses/tahapan pelaksanaan pekerjaan ini.

3.5 TANGGAPAN TERHADAP OUT-PUT PEKERJAAN


Out-put pekerjaan meliputi:
A. Laporan Pendahuluan/Pra Rancangan:
Laporan Pendahuluan/Pra Rancangan, dibuat dalam ukuran kertas A.3 sebanyak 5 (lima)
buku terdiri atas latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup kegiatan dan lokasi kegiatan,
jangka waktu pelaksanaan dan dasar hukum, serta rencana pengumpulan data dan hasil foto
kawasan existing dari udara (drone), laporan ini diserahkan paling lambat 1 (satu) bulan
kalender sejak dikeluarkannya SPMK.
B. Laporan Pengembangan Rencana/Antara:
Laporan Pengembangan Rencana/Antara, Antara dibuat dalam kertas ukuran A.3 sebanyak
5 (lima) buku, terdiri atas rencana usaha/konsepkonsep desain/kegiatan, animasi
rancangan, ilustrasi-ilustrasi konsep, pokok isu kawasan, dampak serta keunggulan yang
akan dimunculkan dari konsep rancangan, peruntukan kawasan alun-alun berdasarkan
ciri/potensi kawasan/historis/filosofi/keanekaragaman seni, budaya yang dimiliki daerah
setempat.

Usulan Teknis 3-10


Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat

Konsultan harus dapat memberikan konsep pengembangan kedepan serta memberikan


upaya dalam mendorong pembentukan lembaga pengelola kawasan, laporan
Pengembangan Rencana/Antara ini harus diserahkan paling lambat 2 (dua) bulan kalender
sejak dikeluarkannya SPMK.
C. Maket :
Konsultan Perencana harus membuat 1 (satu) unit maket skala 1 : 200 dengan dilengkapi
Box tutup dan dinding kaca polos tebal 6 mm, dengan penjelasan yang lengkap sesuai
konsep/desain rancangan yang dibuat.
D. Gambar Blue Print :
Konsultan harus membuat Gambar Blue Print sebanyak 5 (lima) buku/Expl yang memuat
gambar teknis termasuk pendetailan, ilustrasiilustrasi, potongan-potongan, tampak,
persfektif, tabel-tabel, serta penjelasan yang lengkap sesuai standar gambar kerja arsitektur.
Gambar teknis/Gambar kerja dibuat dalam kertas blue print dengan ukuran A1.
E. Gambar Perspektif 3 Dimensi Berbingkai :
Gambar perspektif 3 dimensi, dibuat 2 (dua) buah, dicetak pada kertas foto minimal ukuran
A3, berwarna dilengkapi dengan bingkai foto tutup kaca 4 mm.
F. Daftar Volume Pekerjaan (BQ) :
Yang dimaksud daftar volume pekerjaan (BQ) ini adalah bentuk format memuat kolom-
kolom rincian item-item pekerjaan daftar kuantitas/Volume, satuan, harga satuan yang
akan diisi oleh calon penyedia jasa konstruksi serta kolom jumlah harga berdasarkan hasil
perkalian dari volume dengan harga satuan pekerjaan. Daftar Volume Pekerjaan (BQ)
dibuat 5 (lima) buku.

G. Dokumen Kualifikasi dan Dokumen Pemilihan Kontraktor :


Dokumen kualifikasi dan dokumen pemilihan kontraktor dibuat 5 (lima) buku, dokumen
dimaksud adalah konsultan perencana harus memberikan dokumen kepada pengguna
jasa/direksi/pemberi tugas, berbentuk dokumen pelelangan pengadaan jasa konstruksi,
memuat kualifikasi bidang sub bidang, tenaga ahli yang diperlukan, persyaratan teknis jasa
konstruksi, metode pelaksanaan, network planing, schedule/jadwal pelaksanaan, peralatan
yang dibutuhkan, alat pengaman/safety yang disyaratkan, K3, SMK3 dll, sesuai
persyaratan pengadaan jasa konstruksi yang berlaku.
H. Engineer Estimate (RAB) :
Buku engineer estimate (RAB), ini dibuat 5 (lima) Buku, rincian satuan pekerjaan dan
perhitungan biaya/estimasi biaya, harus dibuat secara rinci per item-item pekerjaan yang
jelas dengan istilah-istilah teknis bersiat umum/mudah dimengerti, yang terdiri dari nomor,
uraian/daftar rincian pekerjaan, satuan, volume, harga satuan, jumlah harga serta
dilengkapi katalog/daftar material/produk yang dipersyaratkan.
Penentuan analisa harga satuan pekerjaan termasuk upah kerja (basic price) harus mengacu
pada Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 910/Kep.693-Org/2018 tentang Standar
Biaya Khusus (SBK) Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat TA. 2019.
Analisa Koefisien berdasarkan Permen PUPR Nomor 28 tahun 2016, jika harga satuan
pekerjaan tidak terdapat dalam Keputusan Gubernur dimaksud maka dapat dipakai harga

Usulan Teknis 3-11


Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat

satuan dari daerah bersangkutan berdasarkan SK Walikota atau Bupati, dan/atau harga
satuan bahan dapat dilakukan survey ke produsen/toko secara random/acak dilengkapi
bukti legalitas produsen/toko bersangkutan.
I. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) Teknis :
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) Teknis ini adalah dokumen teknis yang menjadi
bagian petunjuk dan persyaratan dalam pelaksanaan pekerjaan fisik/konstruksi yang harus
ditaati dan dilaksanakan oleh jasa konstruksi/kontraktor sesuai norma-norma serta kaidah-
kaidah teknis berdasarkan peraturan dan ketentuan yang dipersyaratkan baik kualitas, uji
mutu, standar bahan, metode pelaksanaan, tenaga ahli pekerja, keselamatan dan kesehatan
pekerja, dll, dan uraian/penjelasan lain yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan yang
diatur dalam Undang-Undang Jasa Konstruksi, dan peraturan-peraturan lain yang mengikat
dan wajib untuk dipatuhi oleh jasa konstruksi/kontraktor.
Konsultan perencana DED, bila diminta dokumen data analitis (perhitungan struktur) oleh
pihak pemberi tugas, maka konsultan perencana DED wajib memberikan data/dokumen
tersebut sesuai yang dipersyaratkan. Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Teknis ini dibuat 5 Buku
J. Laporan Akhir ( Uk. A3) :
Dokumen laporan akhir dibuat dalam ukuran kertas A3, dokumen laporan akhir ini
merupakan hasil akhir dari seluruh proses pembuatan penyusunan DED, berupa gambar
detail engineering design/ gambar rancangan untuk dijadikan pedoman/petunjuk dalam
pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh penyedia
jasa konstruksi/kontraktor, berdasarkan arahan, rekomendasi atau persetujuan dari
konsultan pengawas.
Gambar-gambar pelaksanaan DED tersebut harus dibuat sejelas dan selengkap mungkin
mudah dipahami, ukuran-ukuran yang akurat dan notasi gambar yang jelas sehingga
dokumen gambar tersebut dapat dijadikan petunjuk/acuan dalam pelaksanaan di lapangan.
Gambar –gambar teknis/DED ini harus mengakomodir semua hal sesuai yang telah diurai
dalam rincian item pekerjaan dalam dokumen RAB. Konsultan perencana DED wajib
memberikan penjelasan atas hasil rancangan gambar yang dibuat kepada semua pihak baik
penyedia jasa konsultansi pengawasan, kontraktor, direksi, atau pihak lain yang dianggap
ada hubungan dengan pelaksanaan kegiatan/pekerjaan, khususnya dalam memberikan
tanggapan/penjelasan atas rancangan kepada calon penyedia jasa konstruksi sewaktu
Aanwijzing.
Konsultan perencana DED wajib hadir dalam waktu MC.0 (pekerjaan pelaksanaan fisik
akan dimulai di lapangan) guna memberikan arahan-arahan serta penjelasan mulai dari
kondisi/keadaan lapangan yang ada sampai penjelasan mendetail sesuai maksud/tujuan
dalam rancangan yang telah dibuat oleh konsultan perencana DED.
a. Produk laporan akhir ini diserahkan paling lambat 4 (empat) bulan kalender sejak
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), penyerahan dokumen laporan
akhir ini harus diserahkan pula dengan dokumen, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
(RKS) Teknis, Engineer Estimate (RAB), Daftar Volume Pekerjaan (BQ), Gambar
Blue Print, Gambar Prespektif 3 Dimensi Berbingkai, Maket dan File-file PDF dalam
Compac disc (Gambar dan Spesifikasi dan BQ), dan/atau penyerahan produk

Usulan Teknis 3-12


Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat

dokumen diserahkan ke pemberi tugas sebelum waktu penyerahan laporan akhir


berakhir.
b. File-file PDF dalam Compac disc (Gambar dan Spesifikasi dan BQ) Dokumen file-file
PDF ini yang berisi data dan informasi hasil penyusunan DED Alun-alun Kabupaten
Bandung Barat, susunan data yang lengkap/menyeluruh dari mulai pelaksanaan
penyusunan perencanaan sampai produk DED yang dibuat berdasarkan arahan dan
petunjuk pemberi tugas.
c. Executive Summary
- Identitas pemrakarsa kegiatan dan penyusunan penyusunan DED Alun-alun
Kabupaten Bandung Barat.
- Identitas laporan hasil uji lab, sondir, iji lab konsolidasi/sondir, uji lab triaxial CU
dan dokumen analitis lainya seperti perhitungan struktur dan kapasitas ME, dll.
- Laporan dokumen INVOICE sesuai bukti-buti pengeluaran yang menjadi
pertanggungjawaban administrasi kegiatan penyusunan perencanaan.
Setiap tahap pelaporan hasil pekerjaan Konsultan akan dilakukan pembahasan dalam
diskusi antara konsultan dan tim teknis yang ditunjuk oleh pihak pemberi tugas.

Tanggapan Terhadap Output Pekerjaan:


Ouput Pekerjaan dalam Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat seperti yang
telah dipersyaratkan dalam KAK sudah dapat dimengerti oleh pihak konsultan, konsultan akan
melaksanakan sepenuhnya hal tersebut sebagai salah satu ketentuan dasar dalam proses/tahapan
pelaksanaan pekerjaan ini.

Usulan Teknis 3-13


Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat

Usulan Teknis 3-14

Anda mungkin juga menyukai