TANGGAPAN
TERHADAP BAB 3
KERANGKA ACUAN
PENYUSUNAN DED ALUN-ALUN KABUPATEN
BANDUNG BARAT
Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, diuraikan bahwa
dalam perencanaan tata ruang wilayah kota selain ketentuan yang tercantum dalam Pasal 26
ayat (1), juga diperlukan ketentuan tambahan berupa rencana penyediaan dan pemanfaatan
ruang terbuka hijau. Berdasarkan Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Penataan Ruang, ruang
terbuka hijau terbagi menjadi ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat. Taman
kota/Alun-alun/Alun-alun merupakan taman yang diperuntukkan bagi masyarakat kota sehingga
Taman kota/Alun-alun/Alun-alun termasuk dalam ruang terbuka hikau publik. Menuruh pada
Pasal 29 ayat (3) UU 26/2007, proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling
sedikit adalah sebesar 20 % dari luas wilayah kota.
Untuk itu, diperlukan suatu rencana alokasi ruang terbuka hijau publik berupa masterplan untuk
wilayah kota agar penyebaran/pembangian ruang terbuka hijau dan rancangan/wujud landscape
dapat terkelola dengan baik, baik ruang terbuka hijau skala lingkungan maupun ruang terbuka
hijau skala kota.
Kota merupakan salah satu bentuk lingkungan hidup yang ada karena kota terbentuk dari
elemen biotik dan abiotik. Salah satu pendukung kondisi lingkungan di perkotaan adalah Taman
kota/Alun-alun. Taman kota/Alun-alun, disadari atau tidak, telah membentuk dan membangun
citra sebuah Kota. Pencitraan yang baik tentang sebuah kota itu hanya dampak dari keadaan
yang sesungguhnya tentang lingkungan perkotaan yang nyaman.
Mengacu pada Tujuan Instruksi Mendagri Nomor 14 Tahun 1998 adalah (1) Meningkatkan
mutu lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, bersih, dan sebagai sarana pengaman
lingkungan, (2) Menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna
untuk kepentingan masyarakat.
Manfaat penyediaan ruang terbuka hijau atau Taman kota/Alun-alun adalah menumbuhkan
kesegaran, kenyamanan, keindahan lingkungan, menurunkan polusi, dan mewujudkan
keserasian lingkungan. Dengan kata lain Taman kota/Alun-alun mempunyai fungsi yang banyak
(multi fungsi) baik berkaitan dengan fungsi hidroorologis, ekologi, kesehatan, estetika dan
rekreasi.
1. Taman perkotaan yang merupakan lahan terbuka hijau, dapat berperan dalam membantu
fungsi hidroorologi dalam hal penyerapan air dan mereduksi potensi banjir. Pepohonan
melalui perakarannya yang dalam mampu meresapkan air ke dalam tanah, sehingga
pasokan air dalam tanah (water saving) semakin meningkat dan jumlah aliran limpasan air
juga berkurang yang akan mengurangi terjadinya banjir. Diperkirakan untuk setiap hektar
ruang terbuka hijau, mampu menyimpan 900 m3 air tanah per tahun. Sehingga kekeringan
sumur penduduk di musim kemarau dapat diatasi. Sekarang sedang digalakan pembuatan
biopori di samping untuk dapat meningkatkan air hujan yang dapat tersimpan dalam tanah,
juga akan memperbaiki kesuburan tanah. Pembuatan biopori sangat sederhana dengan
mengebor tanah sedalam satu meter yang kemudian dimasuki dengan sampah, maka di
samping akan meningkatkan air tersimpan juga akan meningkatkan jumlah cacing tanah
dalam lubangan tadi yang akan ikut andil menyuburkan tanah.
2. Taman kota/Alun-alun mempunyai fungsi kesehatan. Taman yang penuh dengan pohon
sebagai jantungnya paru-paru kota merupakan produsen oksigen yang belum tergantikan
fungsinya. Peran pepohonan yang tidak dapat digantikan yang lain adalah berkaitan dengan
penyediaan oksigen bagi kehidupan manusia. Setiap satu hektar ruang terbuka hijau
diperkirakan mampu menghasilkan 0,6 ton oksigen guna dikonsumsi 1.500 penduduk
perhari, membuat dapat bernafas dengan lega.
(CO2), sulfur oksida (SO2), ozon (O3), nitrogendioksida (NO2), karbon monoksida (CO),
dan timbal (Pb) yang merupakan 80 persen pencemar udara kota, menjadi oksigen segar
yang siap dihirup warga setiap saat. Kita sadari pentingnya tanaman dan hutan sebagai
paru-paru kota yang diharapkan dapat membantu menyaring dan menjerap polutan di
udara, sehingga program penghijauan harus mulai digalakkan kembali.
Tanaman mampu menyerap CO 2 hasil pernapasan, yang nantinya dari hasil metabolisme
oleh tanaman akan mengelurakan O2 yang kita gunakan untuk bernafas. Setiap jam, satu
hektar daun-daun hijau dapat menyerap delapan kilogram CO 2 yang setara dengan CO 2
yang diembuskan oleh napas manusia sekitar 200 orang dalam waktu yang sama.
Dengan tereduksinya polutan di udara maka masyarakat kota akan terhindar dari resiko
yang berupa kemandulan, infeksi saluran pernapasan atas, stres, mual, muntah, pusing,
kematian janin, keterbelakangan mental anak- anak, dan kanker kulit. Kota sehat, warga
pun sehat (lihat Gambar 3.2).
5. Taman dapat juga sebagai tempat berolah raga dan rekreasi yang mempunyai nilai sosial,
ekonomi, dan edukatif. Tersedianya lahan yang teduh sejuk dan nyaman, mendorong warga
kota dapat memanfaatkan sebagai sarana berjalan kaki setiap pagi, olah raga dan bermain,
dalam lingkungan kota yang benar-benar asri, sejuk, dan segar sehingga dapat
menghilangkan rasa capek. Taman kota/Alun-alun yang rindang mampu mengurangi suhu
lima sampai delapan derajat Celsius, sehingga terasa sejuk.
Tidak berlebih jika dikatakan sebagai Kampus Hijau. Sayangnya pepohonan berbuah
seperti sawo manilo walaupun banyak namun masih kecil, sehingga belum mengundang
burung tinggal di kampus. Kondisi yang ramai ini mengundang banyak asongan untuk
menjajankan makanannya, namun tentunya harus diatur dan ditertibkan.
6. Memiliki nilai estetika. Dengan terpeliharanya dan tertatanya Taman kota/Alun-alun
dengan baik akan meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan, sehingga akan
memiliki nilai estetika. Taman kota/Alun-alun yang indah, dapat juga digunakan warga
setempat untuk memperoleh sarana rekreasi dan tempat anak-anak bermain dan belajar.
Bahkan Taman kota/Alun-alun indah dapat mempunyai daya tarik dan nilai jual bagi
pengunjung. Solo merupakan kota budaya yang memiliki daya tarik peninggalan budaya
seperti kraton kasunanan dan kraton mangkunegaran. Jika lingkungan kotanya sehat
dengan Taman kota/Alun-alunnya tertata indah akan menambah daya tarik bagi wisatawan.
3.2.1 Maksud
Kerangka Acuan Kerja ini digunakan sebagai dasar dan arahan untuk penyedia jasa konsultansi
Kegiatan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau/Ruang Terbuka Publik/Revitalisasi Kawasan,
Pekerjaan Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat ini, yang diharapkan
produk/keluaran yang dihasilkan penyedia jasa konsultansi perencana dapat memberikan serta
menghasilkan data dan informasi baik konsep, rancangan, pendetailan, perhitungan estimasi,
besaran biaya nilai konstruksi/fisik, standar operasional (SOP), persyaratan kualitas, kuantitas,
rekomendasi teknis/analitis, standarisasi dan peraturan keselamatan kerja (K3), yang diatur
dalam peraturan jasa konstruksi serta peraturanperaturan/petunjuk lain yang mengikat dalam
suatu konsep dan aplikasi pembangunan itu bisa dilaksanakan.
3.2.2 Tujuan
Dalam mewujudkan tercapainya ruang terbuka hijau/ruang terbuka publik di Kabupaten
Bandung Barat perlu dibuat suatu produk dokumen DED, yang nantinya dapat dijadikan
implementasi/acuan pembangunan atau kegiatan kedepan yang didasari dari hasil pemikiran dan
pandangan yang mengakomodir berbagai elemen-elemen masyarakat, institusi/kebijakan
pemerintah daerah, berdasarkan kultur, filosofi, potensi, karakter kawasan, serta dapat
menciptakan konsep kawasan yang mempunyai nilai lebih maju kedepan.
3.2.3 Sasaran
Hasil Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat dimaksud nantinya dapat
diimplementasikan pula pada kelompok sasaran kegiatan para pemangku stakeholder,
komunitas serta para pihak lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan.
Tanggapan Terhadap Maksud, Tujuan & Sasaran:
Konsultan memandang bahwa maksud, tujuan dan sasaran merupakan satu kesatuan yang
berjenjang, dengan kata lain setiap maksud dan tujuan akan dijabarkan dalam satu atau lebih
sasaran. Dalam hal ini konsultan menilai maksud, tujuan dan sasaran yang tercantum dalam
KAK sudah dapat dimengerti. Oleh sebab itu, konsultan akan bertindak dengan fokus tindakan
lebih mengedepankan pencapaian pembuatan konsep yang ideal tentang Penyusunan DED
Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat.
10. Surat Keputusan Kepala Dinas Perumahan Dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, tentang
Penunjukan Pejabat Pembuat Komitmen Pada Dinas Perumahan Dan Permukiman Provinsi
Jawa Barat Nomor : 900/Kep.02/Sekre/2019, tanggal 7 Januari 2019.
3.3.3 Kriteria
A. Kriteria Umum
Pekerjaan Yang akan dilaksanakan oleh konsultan penyusunan DED seperti yang dimaksud
pada KAK harus memperhatikan kriteria umum dan khusus penyelenggaraan penataan ruang
dan pedoman penyediaan pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH)/ruang terbuka publik (RTP)
di kawasan perkotaan, berdasarkan fungsi dan kompleksitas kawasan/lingkungan maupun
fungsi dan manfaat ruang yaitu :
Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
a. Menjamin penyusunan DED berdasarkan ketentuan penataan ruang dan pedoman
penyediaan pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka publik (RTP), harus
memenuhi standar dan persyaratan teknis yang berlaku sehingga dapat dijadikan
percontohan di kawasan perkotaan yang ditetapkan di daerah bersangkutan,
b. Menjamin penyusunan DED sesuai fungsi dan peruntukannya.
B. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik berkaitan
dengan penyusunan DED, baik dari segi fungsi kawasan atau segi teknis lainnya yaitu :
a. Kesatuan penyusunan DED dengan lingkungan yang ada di sekitar.
b. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya setempat, geografis,
ekologis dan lain-lain.
c. Penyusunan DED ini harus dapat memberikan konsep-konsep, pendetailan, estimasi, dan
pedoman persyaratan teknis serta output/keluaran DED ini dapat dijadikan pedoman
pelaksanaan teknis yang akan diiplementasikan oleh jasa konstruksi kedepan, serta
petunjuk standar operasional perawatan (SOP).
d. Program ruang/kawasan yang ada didalamnya harus diatur sedemikian rupa sehingga hasil
penyusunan DED tersebut dapat digunakan oleh berbagai para pemangku stakeholder dan
komunitas sebagai pengguna hasil pembangunan.
- Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan pemakai atau
perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang/kawasan tersebut.
- Keinginan tentang kemungkinan penambahan fungsi ruang kawasan dan atau
berdasarkan kebutuhan publik.
- Keinginan-keinginan tentang kebutuhan ruang terbuka hijau.
c. Pemilihan standar jenis tanaman :
- Perilaku jenis tanaman yang cocok untuk ditanam.
- Penanganan dan pemilahan setiap jenis tanaman berdasarkan karakter tumbuhan di
wilayah setempat.
- Pemilihan jenis tanaman sesuai konsep kawasan.
- Konsep Nursery dan perawatan tanaman.
d. Penentuan dan Pemilihan Produk Material :
- Pemilihan produk material alam atau produk jadi harus lebih mengutamakan produk
lokal/dalam negeri, dan atau dikecualikan material/bahan produk non lokal yang
direkomendasikan atas dasar kesepakatan bersama.
Tanggapan Terhadap Lingkup & Tahapan Kegiatan:
Tahapan lingkup & Kegiatan dalam Penyusunan DED Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat
seperti yang telah dipersyaratkan dalam KAK sudah dapat dimengerti oleh pihak konsultan,
konsultan akan melaksanakan sepenuhnya hal tersebut sebagai salah satu ketentuan dasar dalam
proses/tahapan pelaksanaan pekerjaan ini.
Jumlah
No Profesi Ktiteria Tenaga Ahli Keterangan
Orang
Estimator/Surveyor) Minimal : 3 thn
C Tenaga Pendukung
1 Office Manager 1 Pendidikan Min.D3 (Pengalaman
min. 3 tahun)
2 Office Boy 1 Pendidikan Minimal : SD atau
sederajat
3 Sekretaris/administrasi 1 Pendidikan Minimal SLTA atau
Sederajat
4 Driver 1 Pendidikan Minimal SD Atau Memiliki Surat Ijin
Sederajat Mengemudi (SIM)
Min SIM A
Sumber: KAK, 2019
satuan dari daerah bersangkutan berdasarkan SK Walikota atau Bupati, dan/atau harga
satuan bahan dapat dilakukan survey ke produsen/toko secara random/acak dilengkapi
bukti legalitas produsen/toko bersangkutan.
I. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) Teknis :
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) Teknis ini adalah dokumen teknis yang menjadi
bagian petunjuk dan persyaratan dalam pelaksanaan pekerjaan fisik/konstruksi yang harus
ditaati dan dilaksanakan oleh jasa konstruksi/kontraktor sesuai norma-norma serta kaidah-
kaidah teknis berdasarkan peraturan dan ketentuan yang dipersyaratkan baik kualitas, uji
mutu, standar bahan, metode pelaksanaan, tenaga ahli pekerja, keselamatan dan kesehatan
pekerja, dll, dan uraian/penjelasan lain yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan yang
diatur dalam Undang-Undang Jasa Konstruksi, dan peraturan-peraturan lain yang mengikat
dan wajib untuk dipatuhi oleh jasa konstruksi/kontraktor.
Konsultan perencana DED, bila diminta dokumen data analitis (perhitungan struktur) oleh
pihak pemberi tugas, maka konsultan perencana DED wajib memberikan data/dokumen
tersebut sesuai yang dipersyaratkan. Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Teknis ini dibuat 5 Buku
J. Laporan Akhir ( Uk. A3) :
Dokumen laporan akhir dibuat dalam ukuran kertas A3, dokumen laporan akhir ini
merupakan hasil akhir dari seluruh proses pembuatan penyusunan DED, berupa gambar
detail engineering design/ gambar rancangan untuk dijadikan pedoman/petunjuk dalam
pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh penyedia
jasa konstruksi/kontraktor, berdasarkan arahan, rekomendasi atau persetujuan dari
konsultan pengawas.
Gambar-gambar pelaksanaan DED tersebut harus dibuat sejelas dan selengkap mungkin
mudah dipahami, ukuran-ukuran yang akurat dan notasi gambar yang jelas sehingga
dokumen gambar tersebut dapat dijadikan petunjuk/acuan dalam pelaksanaan di lapangan.
Gambar –gambar teknis/DED ini harus mengakomodir semua hal sesuai yang telah diurai
dalam rincian item pekerjaan dalam dokumen RAB. Konsultan perencana DED wajib
memberikan penjelasan atas hasil rancangan gambar yang dibuat kepada semua pihak baik
penyedia jasa konsultansi pengawasan, kontraktor, direksi, atau pihak lain yang dianggap
ada hubungan dengan pelaksanaan kegiatan/pekerjaan, khususnya dalam memberikan
tanggapan/penjelasan atas rancangan kepada calon penyedia jasa konstruksi sewaktu
Aanwijzing.
Konsultan perencana DED wajib hadir dalam waktu MC.0 (pekerjaan pelaksanaan fisik
akan dimulai di lapangan) guna memberikan arahan-arahan serta penjelasan mulai dari
kondisi/keadaan lapangan yang ada sampai penjelasan mendetail sesuai maksud/tujuan
dalam rancangan yang telah dibuat oleh konsultan perencana DED.
a. Produk laporan akhir ini diserahkan paling lambat 4 (empat) bulan kalender sejak
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), penyerahan dokumen laporan
akhir ini harus diserahkan pula dengan dokumen, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
(RKS) Teknis, Engineer Estimate (RAB), Daftar Volume Pekerjaan (BQ), Gambar
Blue Print, Gambar Prespektif 3 Dimensi Berbingkai, Maket dan File-file PDF dalam
Compac disc (Gambar dan Spesifikasi dan BQ), dan/atau penyerahan produk