Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KUASA PENGGUNA ANGGARAN : SUHEBOT GINTING, A.Pi


OPD : DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN SUKABUMI
NAMA PPK : SUHEBOT GINTING, A.Pi
NAMA KEGIATAN : PENYUSUNAN DAN KAJIAN PROFIL
LINGKUNGAN HIDUP
NAMA PEKERJAAN : PENYUSUNAN KLHS RPJMD
KABUPATEN SUKABUMI

TAHUN ANGGARAN 2020

KABUPATEN SUKABUMI
2020

1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Pembangunan di Kabupaten Sukabumi sebagai bagian integral dari


1. Latar Belakang pembangunan regional dan nasional pada hakekatnya merupakan suatu proses
yang bersifat integratif baik dalam tataran perencanaan, pelaksanaan maupun
pengendalian yang dilakukan secara berkesinambungan dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Mengingat ruang lingkupnya yang
sangat luas, kegiatan pembangunan tidak semata-mata menjadi
tanggungjawab pemerintah, melainkan harus didukung oleh seluruh
komponen masyarakat. Oleh karena itu, hubungan kemitraan antara
pemerintah dengan masyarakat merupakan kata kunci yang strategis dan harus
menjadi focus perhatian terutama untuk memecahkan berbagai permasalahan
dalam pembangunan. Kemitraan yang dijalin dan dikembangkan tentunya
harus berdasar pada aspek dan posisi kesejajaran yang bersifat demokratis dan
proporsional. Implikasinya adalah bahwa pembangunan wilayah harus
direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan oleh seluruh warga masyarakat
yang difasilitasi oleh pemerintah kabupaten.

Perkembangan wilayah yang sedemikian pesat menuntut upaya perencanaan,


pemanfaatan dan pengendalian pembangunan dari segala sektor yang ada
secara sinergis, berkesinambungan dan pro lingkungan. Perencanaan
kabupaten yang berdasarkan pada daya dukung dan daya tampung lingkungan
akan menjaga tekanan-tekanan eksternalitas maupun internal yang
mempengaruhi terhadap perkembangan Kabupaten Sukabumi ke arah yang
semakin terkendali. Pesatnya pembangunan di wilayah Kabupaten Sukabumi
ditandai dengan berdirinya ratusan pabrik atau perusahaan, yang tentunya akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk, pola hidup masyarakat,
pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan industri
dan infrastruktur pendukung dapat dipastikan akan memacu peningkatan
eksploitasi terhadap sumber daya alam. Memperhatikan hal tersebut,
penggunaan sumber daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang dengan
fungsi lingkungan hidup. Sebagai konsekuensinya, kebijakan, rencana,
dan/atau program pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan
hidup dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Sukabumi seperti halnya dengan


kondisi secara nasional yang saat ini masih menunjukkan penurunan kondisi,
seperti terjadinya pencemaran, kerusakan lingkungan, penurunan ketersediaan
dibandingkan kebutuhan sumber daya alam, maupun bencana lingkungan. Hal
ini merupakan indikasi bahwa aspek lingkungan hidup belum sepenuhnya
diperhatikan dalam perencanaan pembangunan. Selama ini, proses
pembangunan yang terformulasikan dalam kebijakan, rencana dan/atau
program dipandang kurang mempertimbangkan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan secara optimal. Upaya-upaya pengelolaan lingkungan pada
tataran kegiatan atau proyek melalui berbagai instrumen seperti antara lain
amdal, dipandang belum menyelesaikan berbagai persoalan lingkungan hidup
secara optimal, mengingat berbagai persoalan lingkungan hidup berada pada

2
tataran kebijakan, rencana dan/atau program. Terlebih lagi dengan rencana
pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) pemekaran Kabupaten menjadi
Kabupaten Sukabumi Utara dan Kabupaten Sukabumi Selatan, dimana akan
muncul kota pusat pemerintahan baru yang direncanakan di Cibadak,
dipandang perlu mengembangkan sistem perkotaan Nasional dan Jawa Barat,
akan tetapi juga mengembangkan sistem perkotaan yang sesuai karakteristik
dan potensi wilayah rencana pemekaran Kabupaten Sukabumi yakni
Kabupaten Sukabumi Utara dan Kabupaten Sukabumi Selatan.

Dilain pihak, untuk meyakinkan bahwa kegiatan pembangunan tidak merusak


lingkungan sekaligus menjamin keberlanjutan pembangunan itu sendiri,
pemerintah telah menetapkan perundang-undangan mengenai perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup. Ketentuan tersebut adalah Undang-undang
No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Amanat yang paling mendasar yang terkandung dalam undang-undang
tersebut adalah bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyusun
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
Makna strategis mengandung arti perbuatan atau aktivitas sejak awal proses
pengambilan keputusan yang berakibat signifikan terhadap hasil akhir yang
akan diraih. Dalam konteks KLHS perbuatan dimaksud adalah suatu proses
kajian yang dapat menjamin dipertimbangkannya hal-hal yang prioritas dari
aspek pembangunan berkelanjutan dalam proses pembangunan keputusan
yang penting.

Dalam konteks amanat undang-undang ini penyusunan wajib disertai KLHS,


seperti yang tercantum secara eksplisit pada Undang-undang No. 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat
2 (a) bahwa “rencana tata ruang wilayah RTRW beserta rencana rincinya,
rencana pembangunan jangka panjang (RPJM) nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota”.

KLHS ini merupakan KLHS RPJMD sesuai dengan amanat Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 Tentang Pembuatan
dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Berdasarkan waktu
analisis, KLHS RPJMD termasuk dalam kategori KLHS Ex-Ante (KLHS
dilakukan sebelum KRP ada).

Dokumen KLHS RPJPD/RPJMD menggunakan 17 Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan (TPB) sebagai dasar analisis dan tolok ukur tercapainya agenda
pembangunan di daerah. Hal ini merupakan langkah strategis, sebagai bukti
bahwa daerah berkomitmen melaksanakan 17 Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan. Komitmen ini sejalan dengan Perpres Nomor 59 tahun 2017
tentang Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan Nawacita yang
telah diterjemahkan dalam RPJMN 2015-2019.

3
Dokumen KLHS merupakan hasil kerjasama seluruh anggota Kelompok Kerja
(Pokja) KLHS dan juga seluruh komponen masyarakat yang terlibat dalam
proses FGD dan uji publik. Dokumen KLHS diharapkan dapat berkontribusi
dalam mewujudkan keinginan masyarakat Indonesia untuk menjalankan
transformasi peradaban masyarakat menuju kehidupan yang lebih adil, damai,
sejahtera dan berkelanjutan.

2. Maksud dan Tujuan II.1 Maksud


Maksud dari Kegiatan ini adalah melakukan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) seperti yang dimandatkan dalam Undang-Undang No. 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di
wilayah Kabupaten Sukabumi.

II.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah KLHS RPJMD yang bersifat Ex-Ante dapat
memberikan masukan sebelum dokumen RPJMD disahkan, sehingga
diharapkan konsep, arah, prinsip, dan usulan program yang disampaikan dalam
dokumen KLHS dapat diintegrasikan kedalam dokumen RPJMD yang sedang
dibuat. KLHS RPJMD disusun untuk memastikan rencana pembangunan ke
depan telah menjalankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan yang dimaksud adalah 17 Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang memiliki 4 pilar yaitu (1)
peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat, (2) keberlanjutan kehidupan
sosial masyarakat, (3) kualitas lingkungan hidup, dan (4) pembangunan yang
menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang baik.

3. Sasaran Tersedianya dokumen KLHS RPJMD 2021 -2025 Kabupaten Sukabumi

4. Lokasi Kegiatan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi

5. Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBD Kabupaten Sukabumi
Tahun Anggaran 2020 pada Kegiatan Penyusunan dan Kajian Profil
Lingkungan Hidup

6. Nama dan Organisasi Kuasa Pengguna Anggaran Kegiatan Penyusunan dan Kajian Profil
Pejabat Pembuat Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi
Komitmen Satuan Kerja: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi

7. Referensi Hukum a) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 Tentang Pembentukan


Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat
(Berita Negara tanggal 8 Agustus 1950) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan
Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2851);
b) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1190 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
c) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penaatan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

4
d) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5059);
e) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
f) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 228, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941);
g) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.69/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2017 Tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah No 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara penyelenggaraan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 89);
h) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);
i) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 Tentang
Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 459);
j) Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 2 Tahun 2013
Tentang Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Daerah Kabupaten
Sukabumi Tahun 2013 Nomor 2);

8. Lingkup Kegiatan Melaksanakan pekerjaan Penyusunan KLHS RPJMD 2021-2025 Kabupaten


Sukabumi dengan ruang lingkup sebagai berikut :

a. Lingkup Wilayah
Wilayah perencanaan meliputi seluruh wilayah Kabupaten Sukabumi yang
meliputi 47 Kecamatan
b. Lingkup Substansi
Berdasarkan Pasal 3 dari Permendagri 7/2018, pembuatan KLHS RPJMD
dilakukan dengan mekanisme:
a. pembentukan tim pembuat KLHS RPJMD;
b. pengkajian Pembangunan Berkelanjutan;
c. perumusan skenario Pembangunan Berkelanjutan; dan
d. penjaminan kualitas, pendokumentasian dan validasi KLHS RPJMD

5
Penyusunan KLHS ini mencakup beberapa hal di bawah ini:
a. melakukan identifikasi dan pengumpulan data mencakup 17 (tujuh belas)
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dan 220 (dua ratus dua puluh)
indikator kewenangan kabupaten;
b. menganalisis data untuk menghasilkan gambaran kondisi pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang menjadi dasar untuk
merumuskan skenario pembangunan berkelanjutan;

Gambar 1. Muatan KLHS RPJMD


c. melakukan konsultasi publik I membahas hasil pembangunan
berkelanjutan mencakup kondisi umum daerah, capaian indikator Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB), dan pembagian peran antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Ormas, Filantropi, Pelaku Usaha,
Akademisi dan pihak terkait lainnya dalam Pembangunan Daerah;
d. melakukan perumusan alternatif/skenario pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB);
e. melakukan konsultasi publik II membahas pembagian peran dalam
alternatif/skenario pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(TPB);
f. Melakukan penjaminan kualitas, pendokumentasian dan validasi KLHS
RPJMD.

Agar dokumen KLHS yang dihasilkan bermutu, maka dalam proses


penyusunannya harus memperhatikan enam prinsip KLHS yaitu Penilaian Diri
(Self assessment), Penyempurnaan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program
(Improvement of the Policy, Plan, and/or Program), Peningkatan Kapasitas
dan Pembelajaran Sosial (Social Learning and Capacity Building), Memberi
Pengaruh pada Pengambilan Keputusan (Influencing Decision Making,
Akuntabel (Accountable), dan Partisipatif.

9. Metodologi Pendekatan:
Untuk mendapatkan data sekunder dan data primer yang validitasnya baik
maka dilakukan langkah sbb:
✓ Pengambilan Data Sekunder
▪ Survey Instansional
Ditujukan untuk mengumpulkan data dari berbagai dinas
SKPD/badan/lembaga yang ada di Kabupaten Sukabumi yang relevan.

6
▪ Studi Pustaka
Ditujukan untuk mengkompilasi referensi dan hasil-hasil penelitian yang
terkait atau pernah dilakukan sebelumnya.
✓ Pengambilan Data Primer
Data primer ditujukan terutama untuk melakukan identifikasi dan analisis
terhadap kondisi eksisiting lokasi

KLHS dibangun melalui pendekatan pengambilan keputusan berdasarkan


masukan berbagai kepentingan. Makna pendekatan tersebut adalah bahwa
penyelenggaraan KLHS tidak ditujukan untuk menolak atau sekedar
mengkritisi kebijakan, rencana dan/atau program, melainkan untuk
meningkatkan kualitas proses dan produk kebijakan, rencana dan/atau
program, khususnya dari perspektif pembangunan berkelanjutan. KLHS
adalah strategi yang cenderung bersifat ”persuasif” dalam pengertian lebih
mengutamakan proses pembelajaran dan pemahaman para pemangku
kepentingan yang terlibat dalam penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana
dan/atau program agar lebih memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan.

KLHS mengedepankan aspek partisipatif, karena melibatkan banyak pihak:


- Pokja KLHS melibatkan seluruh OPD.
- Melakukan FGD pada setiap tahapan.
- Publik hearing (uji publik) melibatkan para pihak (opd, masyarakat,
lsm, swasta, akademisi, dll).
- Publik hearing (uji publik) untuk mendapatkan masukan dan
mensepakati isu dan rekomendasi.

10. Keluaran Laporan :


- Laporan Tanggapan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
- Laporan Pendahuluan
- Laporan Akhir dan Ringkasan Eksekutif + Flashdisk
Produk :
- Laporan Tanggapan Kerangka Acuan Kerja (KAK) sebanyak 3 (tiga)
dokumen dan soft file di dalam Flash disk
- Buku Laporan Pendahuluan sebanyak 5 (lima) buku dan soft file di
dalam Flash disk
- Buku Laporan Akhir dan Ringkasan Eksekutif sebanyak 5 (lima) buku
- Flash disk Laporan dan Data (data tabular maupun spasial/shapefile)
11. Tahapan Pengkajian
yang Telah
disepakati

Gambar 2. TPB sebagai aspek yang di Analisis pada KLHS RPJMD

7
Gambar 3. Tahapan Pelaksanaan KLHS RPJMD 2021-2025

12. Studi-Studi Laporan hasil kajian/kegiatan yang relevan dari dinas/instansi/ lembaga terkait
Terdahulu
13. Rencana Kerja Rencana kerja yang akan dilakukan dalam penyusunan kajian ini adalah
sebagai berikut :
- Kick off
- Pembentukan tim pembuat KLHS RPJMD
- Pembuatan Kerangka Acauan Kerja (KAK)
- Laporan tanggapan Kerangka Acuan Kerja (KAK) oleh penyedia jasa
dan koordinasi dengan instansi terkait.
- Identifikasi dan pengumpulan data
- Analisis data
- Penyusunan laporan pendahuluan
- Rapat Pembahasan Laporan Pendahuluan dan uji publik I
- Perumusan Skenario/Alternatif Proyeksi
- Penyusunan Draft Laporan Akhir
- Rapat pembahasan draft laporan akhir dan uji publik II
- Perbaikan dokumen Laporan Akhir + Ringkasan Eksekutif
- Penjaminan kualitas, pendokumentasian, dan validasi
- Penggandaan Dokumen Final + Ringkasan Eksekutif

14. Lingkup a. Melakukan pengumpulan data dan informas dari instansi dan stakeholder
Kewenangan terkait.
Penyedia Jasa b. Melakukan survey primer dan sekunder menurut pedoman yang berlaku.
c. Menyusun laporan terkait pelaksanaan pekerjaan di antaranya :
• Penempatan dan pemberian tugas terhadap personil
• Menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan
• Menyusun struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan
d. Melakukan diskusi dan presentasi hasil penyusunan kepada tim teknis
e. Mencetak buku laporan dan mengcopy file ke dalam Flashdisk

8
15. Kewajiban Penyedia a. Penyedia Jasa berkewajiban dan bertanggung jawab sepenuhnya
Jasa terhadap pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis RPJMD
2021-2025 Kabupaten Sukabumi berdasarkan ketentuan perjanjian
kerjasama yang telah ditetapkan.
b. Penyedia Jasa berkewajiban menyusun Dokumen Kajian Lingkungan
Hidup Strategis RPJMD 2021-2025 Kabupaten Sukabumi sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja ini.
c. Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan dinyatakan berakhir
sampai dengan Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis RPJMD
2021-2025 Kabupaten Sukabumi selesai secara keseluruhan.
d. Penyedia Jasa diwajibkan mempresentasikan Kajian lingkungan
Hidup Strategis Kabupaten Sukabumi RPJMD 2021-2025 yang
disusunnya di dalam forum diskusi dan seminar pembahasan bersama
dengan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Tim Teknis dan pihak-
pihak terkait lainnya.
e. Dalam rangka partisipasi masyarakat dalam perencanaan maka
Penyedia Jasa wajib melibatkan seluruh stakeholder terkait sehingga
dalam rangka hal tersebut Penyedia Jasa diwajibkan melaksanakan
Focus Group Discusion (FGD) dan Dengar Pendapat Public (Public
Hearing) dalam proses Kajian Lingkungan Hidup Strategis RPJMD
2021-2025 Kabupaten Sukabumi.
f. Penyedia Jasa wajib melakukan alih pengetahuan tentang Kajian
Lingkungan Hidup Strategis RPJMD 2021-2025 Kabupaten
Sukabumi dalam melakukan pekerjaan.
16. Jangka Waktu 90 (Sembilan puluh) hari kalender, mulai Bulan Maret 2020 dengan biaya Rp.
Penyelesaian 250.000.000 (Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah)
Kegiatan dan Biaya

17. Personil Kualifikasi Pengalaman Jumlah


Posisi
Min. Min. (Tahun) Orang
1. Team Leader/Ahli Lingkungan dengan
latar belakang pendidikan Ilmu
Lingkungan/ Teknik S3 5 1
Lingkungan/Ekologi dan memiliki
sertifikat keahlian (SKA)
2. Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah Kota
(Tata Ruang) dengan latar belakang
S2 4 1
pendidikan Planologi dan memiliki
sertifikat keahlian (SKA)
3. Tenaga Ahli Sipil dengan latar belakang
pendidikan Teknik Sipil dan memiliki S2 4 1
sertifikat keahlian (SKA)
4. Tenaga Ahli Pertambangan, Ahli
Pertanian, Ahli Kelautan, dan Ahli
Tambang dan memiliki sertifikat S2 4 1
keahlian (SKA)

5. Tenaga Ahli Pertanian dengan latar


belakang pendidikan pertanian dan S2 4 1
memiliki sertifikat keahlian (SKA)

9
17. Personil Kualifikasi Pengalaman Jumlah
Posisi
Min. Min. (Tahun) Orang
6. Tenaga Ahli Kelautan dengan latar
belakang pendidikan ilmu
S2 4 1
kelautan/Teknik kelautan dan memiliki
sertifikat keahlian (SKA)
7. Asisten Tenaga Ahli S1 3 1
8. Tenaga Administrasi D3 3 1
9. Opeator Komputer D3 3 1
10. Sekretaris D3 3 1
11. Surveyor D3 3 2

18. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

Bulan ke -
No Tahapan Pekerjaan
3 4 5 6
Laporan tanggapan Kerangka Acuan Kerja (KAK) oleh
1 x
penyedia jasa dan koordinasi dengan instansi terkait.
2 Identifikasi dan pengumpulan data x
3 Analisis Data x x
4 Penyusunan laporan pendahuluan x
5 Rapat Pembahasan Laporan Pendahuluan dan uji publik I x
6 Perumusan Skenario/Alternatif Proyeksi x
7 Penyusunan Draft Laporan Akhir x
8 Rapat pembahasan draft laporan akhir dan uji publik II x
9 Perbaikan dokumen Laporan Akhir + Ringkasan Eksekutif x
10 Penjaminan kualitas, pendokumentasian, dan validasi x
11 Penggandaan Dokumen Final + Ringkasan Eksekutif x

Laporan

19. Laporan Tanggapan Laporan ini memuat persepsi penyedia jasa terhadap Kerangka Acuan
KAK Kerja (KAK) dan Alur Pikir Kajian.
Laporan diserahkan selambat-lambatnya: 5 (lima) hari kalender sejak
SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) dokumen dan Flashdisk

20. Laporan Pendahulan Laporan Pendahuluan memuat :


• Identifikasi dan Rencana Pengumpulan data-data;
• Pengkajian Pembangunan Berkelanjutan;
• Gambaran Kondisi Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan;
Laporan diserahkan selambat-lambatnya: 30 (tiga puluh) hari kalender
sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan dan Flashdisk

21. Laporan Akhir Laporan Akhir dengan outline dan isi/content merujuk Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan
dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Laporan diserahkan selambat-lambatnya: 80 (delapan puluh) hari


kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan dan
Flashdisk.

10
Hal-Hal Lain

22. Produksi dalam Negeri Semua kegiatan jasa Penyedia Jasa berdasarkan KAK ini harus
dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.

23. Pedoman Pengumpulan Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:
Data Lapangan a. Penyedia harus membawa surat pemberitahuan dari satuan kerja
Pejabat Pembuat Komitmen
b. Penyedia harus membuat surat tugas untuk personil yang
ditugaskan ke lapangan

24. Alih Pengetahuan Penyedia Jasa berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan


dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil
satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen

Sukabumi, 11 Februari 2020


KUASA PENGGUNA ANGGARAN SELAKU PPK
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KAB. SUKABUMI

SUHEBOT GINTING, A.PI


NIP. 19680417 199103 1 005

11

Anda mungkin juga menyukai