Kelurahan Dabasah
BAB 1
PENDAHULUAN
Berangkat dari latar belakang inilah perlu disusun suatu dokumen perencanaan
yang terintegrasi dan sinergi dengan program pemerintah berupa dokumen Rencana
Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) di wilayah pendampingan Program
KOTAKU yang ada di Kabupaten Bondowoso dengan mengacu aspek partisipatif
masyarakat. Dokumen pencanaaan ini nantinya dapat berfungsi sebagai pedoman
dalam penataan lingkungan permukiman di Kabupaten Bondowoso, terutama untuk
lingkungan permukiman di Desa Kembang, dengan tetap memperhatikan
keberlanjutannya sesuai amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 dan demi
terciptanya kesejahteraan bagi masyarakat. Melalui rencana ini diharapkan
pertumbuhan dan perkembangan lingkungan permukiman yang tidak terkontrol dapat
dikendalikan sehingga menciptakan pola pembangunan yang berwawasan
I. 1
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman SDGs
1) TanpaKemiskinan,
2) Tanpa Kelaparan,
3) Kehidupan sehat dan Sejahtera,
4) Pendidikan Berkualitas,
5) Kesetaraan Gender,
6) Air bersih & Sanitasi layak,
7) Energi Bersih dan Terjangkau,
8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi,
9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur,
10) Berkurangnya Kesenjangan,
11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan,
12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab,
13) PenangananPerubahan Iklim,
14) Ekosistem Lautan,
15) Ekosistem Daratan,
16) Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh dan
17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
I-2
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman SDGs
Sedangkan untuk dinas yang terkait (seperti: Dinas Tata Kota, Dinas Tata
bangunan dan Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup/ BAPPEDALDA, BAPPEDA,
I-3
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman SDGs
1.2.1 TUJUAN
I-4
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman SDGs
1.2.2 SASARAN
I-5
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman SDGs
I-6
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman SDGs
Tahap Persiapan
- Menyiapkan Data ; Output
Kesiapan Peta Dasar Dan Peta Sebaran Kumuh
Dokumen-Dokumen Kebijakan Tata Ruang Dan Perencanaan
Permukiman Kota
- Memetakan Narasumber ; output
I-7
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman SDGs
I-8
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman SDGs
1.4 METODOLOGI
I-9
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman SDGs
3 Penyiapan Tim PS
Proses penyiapan tim PS (Pemetaan Swadaya) ini meliputi :
1. Penggalangan relawan dan pembentukan Tim PS
2. Penguatan Tim PS melalui pelatihan dan bimbingan
I - 10
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman SDGs
6 Rencana Aksi
1.4.1 Metode Pendekatan
Metode pendekatan dari penyusunan Rencana Penataan Lingkungan
Permukiman (RPLP) ini adalah sebagai berikut :
1. Strategic Planning
Perencanaan yang pembuat keputusan adalah masyarakat dan pihak-pihak
terkait (stakeholder) yang dibantu oleh para ahli perencana sebagai fasilitator proses,
dengan tingkat komprehensivitas mencakup pengkajian seluruh aspek, bukan hanya
pada isu-isu strategis saja yang ditangani, dimana hasilnya berupa rencana secara
menyeluruh tidak hanya fisik yang juga memperhitungkan ketersediaan sumber daya.
Perencanaan ini memuat beberapa aspek sebagai berikut :
a. Perumusan visi dan misi;
b. Pengkajian lingkungan eksternal;
c. Pengkajian lingkungan internal;
d. Perumusan isu-isu strategis;
e. Penyusunan strategi penanganan.
Dalam penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) ini
menggunakan pendekatan strategis yang mengarah pada pencapaian visi dan misi
permukiman yang telah dirumuskan terlebih dahulu yang selanjutnya didukung
dengan pengkajian pada lingkungan internal maupun ekternal serta perumusan isu-isu
strategis terkait lingkungan permukiman dan kemudian dilakukan penyusunan
strategi penangananganya.
2. Participatory Planning
Perencanaan yang pembuat keputusan adalah masyarakat dan pihak-pihak
terkait (stakeholder) yang bila diperlukan dapat dibantu oleh para ahli perencana
sebagai fasilitator proses, dengan tingkat komprehensivitas, proses, dan hasilnya
terserah pada kesepakatan atau bisa mengikuti proses strategic planning.
I - 11
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman SDGs
3. Integrated Planning
Perencanaan yang mengandung uraian secara menyeluruh yang terpadu dengan
perencanaan yang sudah ada sebelumnya. Perencanaan ini memuat beberapa aspek
sebagai berikut.
a. Penerapan perencanaan partisipatif yang melibatkan seluruh pemangku
kepentingan;
b. Pengefektifan perencanaan pada tataran sektor atau di lingkungan pemerintah
daerah;
c. Sinkronisasi perencanaan nasional maupun perencanaan regional;
d. Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran.
Dalam penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) ini
menggunakan pendekatan integrasi dengan maksud seluruh tahapan dalam
perencanaan ini dalam perumusan visi dan misi permukiman ataupun dalam
penyusunan rencana kegiatan harus diintegrasikan dengan kebijakan-kebijakan yang
telah ada sebelumnya, pada tingkatan kabupaten/kota hingga desa/kelurahan.
I - 12
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman SDGs
eksisting secara langsung di lapangan. Data yang diperoleh dari survei primer
antara lain jumlah sarana prasarana, kondisi fisik bangunan, tata guna lahan,
kondisi permukiman, garis sempadan, kepadatan bangunan, keteraturan
bangunan, jumlah lantai dan ketinggian bangunan, sistem jaringan jalan
(Transportasi), sistem jaringan drainase, sistem jaringan air bersih/ air minum,
persampahan, karakteristik perekonomian ( Ekonomi Unggulan ) , potensi dan
permasalahan terkait data-data tersebut dan sebagainya.
I - 13
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman SDGs
Keterangan :
1. Konsumsi lahan minimal adalah standart kebutuhan lahan paling minimal, jadi
asumsinya bila jumlah penduduk adalah 10.000 atau dibawah 10.000 maka
kebutuhan lahan minimal adalah 0,1;
2. Jika luas lahan RT dibagi jumlah penduduk hasilnya adalah dibawah 0,1 maka lokasi
tersebut terlampaui kepadatanya (negatif);
3. Jika luas lahan RT dibagi jumlah penduduk hasilnya adalah diatas 0,1 ha maka lokasi
tersebut belum terlampaui kepadatanya/masih bagus (positif)
Model Eksponensial
Pt Po(1 r ) n
Dimana :
Pt : Jumlah penduduk pada tahun tertentu
Po : Jumlah penduduk pada tahun awal
r : Tingkat pertambahan rata-rata pertahun (%)
n : Selang waktu atau selisih tahun proyeksi terhadap tahun dasar
I - 14
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman SDGs
untuk menentukan jenis dan jumlah fasilitas dan luas tanah yang dibutuhkan
untuk masing-masing fasilitas. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia
Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan SNI 03-
1733-1989, berikut ini ketentuan jumlah fasilitas yang dibutuhkan pada
masing-masing jenis fasilitas :
1. Fasilitas Perumahan
Dengan penduduk pendukung sekitar 5 jiwa/KK. Tipe rumah yang
diprediksikan dibedakan menjadi 3 macam yaitu tipe besar, sedang dan kecil
dengan perbandingan 1 : 3 : 6 dari jumlah rumah keseluruhan yang
direncanakan.
2. Fasilitas Pendidikan
Untuk tingkat taman kanak-kanak (TK) penduduk pendukungnya sekitar
1.250 jiwa, sekolah dasar (SD) 1.600 jiwa, sekolah menengah lanjutan
pertama (SMP) 4.800 jiwa, sekolah menengah atas (SMU/SMK) 4.800 jiwa.
3. Fasilitas Kesehatan
Untuk jenis posyandu 1250 jiwa, balai pengobatan 2.500 jiwa,
BKIA/Klinik Bersalin 30.000 jiwa, puskesmas pembantu 30.000 jiwa,
apotik 30.000 jiwa, praktek dokter 5.000 jiwa, rumah sakit 240.000 jiwa.
4. Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Untuk warung 250 jiwa, toko 250 jiwa, pasar 30.000 jiwa, bengkel dan
servis 1000 jiwa.
5. Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi
Untuk taman bermain anak 250 jiwa, Taman skala dusun 2.500 jiwa,Taman
skala desa 30.000 jiwa, lapangan sepak bola 3.000 jiwa dan lapangan bola
voli 1.500 jiwa.
6. Fasilitas Pemerintahan/Umum
Untuk balai pertemuan 2.500 jiwa, pos hansip 2.500 jiwa, kantor
desa/kelurahan 30.000 jiwa, MCK 25 KK atau 150 Jiwa.
7. Fasilitas Peribadatan
Untuk musholla 250 jiwa, masjid dusun 2.500 jiwa, masjid desa 30.000
jiwa.
8. Analisa identifikasi pola pergerakan aktifitas masyarakat dalam pemanfaatan
sarana dan prasarana;
I - 15
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman SDGs
3. Sosial Ekonomi
1. Analisa Sosial Kependudukan
a. Identifikasi mata pencaharian penduduk;
b. Identifikasi penduduk MBR dan Non MBR;
c. Identifikasi kelembagaan ;
d. Pemetaan permasalahan kependudukan;
2. Analisa Ekonomi
a. Analisa pola pergerakan penduduk ( dari sisi perekonomian );
b. Identifikasi potensi dan permasalahan ekonomi unggulan;
c. Pemetaan permasalahan ekonomi;
4. Resiko Bencana
Analisa resiko bencana antara lain :
1. Identifikasi permasalahan bencana, faktor penyebab dan solusi permasalahan;
2. Pemetaan resiko bencana;
5. Super Impose
Analisa Super Impose bertujuan untuk menentukan lokasi prioritas
penanganan dengan menggunakan 5 (lima) variabel :
1. Daya Dukung dan Daya Tampung;
2. Sarana dan Prasarana;
3. Tata Guna Lahan;
I - 16
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman SDGs
4. Sosial Ekonomi;
5. Resiko Bencana.
I - 17