Anda di halaman 1dari 19

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program KOTAKU

(Kota Tanpa Kumuh)

Kelompok 17

Arisa Fauziyah D 173060034


Desthio Andrawinata 173060045
Siti Nurmaniah 173060048

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
01 Pendahuluan Kotaku

02 Tujuan dan Prinsip

03 Komponen dan Indikator

04 Strategi Dasar dan Operasional

05 Tahapan Pelaksanaan dan Pembiayaan

06 Lokasi Kajian dan Evaluasi


Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) adalah satu dari Arah kebijakan pembangunan Dirjen Cipta Karya adalah
sejumlah upaya strategis Dirjen Cipta Karya Kementer membangun sistem, memfasilitasi pemerintah daerah
ian PUPR untuk mempercepat penanganan permukim dan memfasilitasi komunitas (berbasis komunitas).
an kumuh di Indonesia dan mendukung “Gerakan 100 Program Kotaku akan menangani kumuh dengan mem-
-0-100”, yaitu 100 persen akses universal air minum, 0 bangun platform kolaborasi melalui peningkatan peran
persen permukiman kumuh, dan 100 persen akses pemerintah daerah dan partisipasi masyarakat
sanitasi layak.
Latar belakang

 Pada tahun 2016 masih terdapat 35.291 Ha permukiman kumuh perkotaan yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia sesuai hasil
perhitungan pengurangan luasan permukiman kumuh perkotaan yang dilaksanakan oleh Dirjen Cipta Karya.
 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28H Ayat 1 menyatakan bahwa: “Setiap orang berhak untuk hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
 Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 mengamanatkan
pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan melalui penanganan kualitas lingkungan permukiman yaitu peningkatan kualitas per-
mukiman kumuh, pencegahan tumbuh kembangnya permukiman kumuh baru, dan penghidupan yang berkelanjutan.
TUJUAN KHUSUS

• Menurunnya luas kawasan permukiman kumuh menjadi 0 Ha


;
• Terbentuknya Pokja PKP di tingkat kabupaten/kota dalam
TUJUAN UMUM
penanganan kumuh yang berfungsi dengan baik;
Tujuan umum program ini adalah meningkatkan akses • Tersusunnya rencana penanganan kumuh tingkat kota/kab
terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman dan tingkat masyarakat yang terlembagakan melalui Rencana
kumuh perkotaan untuk mendukung perwujudan permukiman Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);
perkotaan yang layak huni, produktif, dan berkelanjutan. • Meningkatnya penghasilan Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR) melalui penyediaan infrastruktur dan kegiatan
peningkatan penghidupan masyarakat untuk mendukung
pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman
kumuh; dan
• Terlaksananya aturan bersama sebagai upaya perubahan
perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat dan pencegahan
kumuh.
Penjabaran atas tujuan Program Kotaku adalah memperbaiki akses masyarakat terhadap infrastruktur permukiman sesuai dengan
7 + 1 indikator kumuh, penguatan kapasitas pemerintah daerah untuk mengembangkan kolaborasi dengan pemangku kepentingan
(stakeholder), dan memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan penghidupan berkelanjutan (sustainable
livelihood).
1 Bangunan Gedung

2 Jalan Lingkungan

3 Penyedian Air Minum

4 Drainase Lingkungan

5 Pengolahan Air Limbah

6 Pengolahan Persampahan

7 Pengamanan Kebakaran

8 Ruang Terbuka Publik


Komponen
Komponen 1 Komponen 2
Pengembangan Kelembagaan, Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah dan
Strategi dan Kebijakan Masyarakat, termasuk dukungan untuk
perencanaan penanganan permukiman kumuh yang
terintegrasi

Komponen 3
Pendanaan Investasi Infrastruktur dan Pelayanan Perkotaan:
• Infrastruktur skala kawasan termasuk dukungan pusat pengembangan usaha dan fasilitasi pembangunan infrastruktur pada
kawasan permukiman baru /
New Site Development (NSD);
• Infrastruktur skala lingkungan, termasuk dukungan pengembangan penghidupan berkelanjutan.

Komponen 4 Komponen 5
Dukungan Pelaksanaan dan Bantuan Teknis Dukungan Program/Kegiatan lainnya termasuk
dukungan untuk kondisi darurat bencana
Prinsip Dasar Program Kotaku
 Pemerintah daerah sebagai Nakhoda
 Perencanaan komprehensif dan berorientasi
outcome (pencapaian tujuan program)
 Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran
 Partisipatif
 Kreatif dan Inovatif
 Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik (good
governance)
 Investasi penanganan kumuh
Strategi Dasar

Kolaborasi seluruh pelaku pembangunan


dalam penanganan permukiman kumuh.
Strategi Operasional

Meningkatkan
kapasitas dan Menerapkan Memastikan rencana
Menyelenggarakan penanganan kumuh di
mengembangkan perencanaan
Penanganan kumuh masukkan dalam
kelembagaan yang partisipatif dan
melalui pencegahan agenda RPJM Daerah
mampu berkolaborasi penganggaran yang
kumuh dan peningkatan dan perencanaan
dan membangun terintegrasi dengan
kualitas permukiman formal lainnya
jejaring penanganan multi-sektor dan
kumuh
kumuh mulai dari tingkat multi-aktor
pusat s.d. tingkat
masyarakat
Lanjutan
Memfasilitasi
kolaborasi dalam
pemanfaatan produk Meningkatkan akses
data dan rencana terhadap pelayanan
Memfasilitasi
yang sudah ada, dasar lingkungan yang Advokasi kepastian perubahan sikap dan
termasuk dalam terpadu dengan sistem bermukim bagi perilaku pemangku
penyepakatan data kota; Mengembangkan masyarakat kepentingan dalam
dasar (baseline) perekonomian lokal berpenghasilan rendah menjaga lingkungan
permukiman yang akan sebagai sarana kepada semua pelaku permukiman agar layak
dijadikan pegangan peningkatan kunci huni dan berkelanjutan
bersama dalam penghidupan
perencanaan dan berkelanjutan
pengendalian;
Tahapan Pelaksanaan
Partisipasi Masyarakat dalam kegiatan Perencanaan Program
01 Kota Tanpa Kumuh

02 Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Pelaksanaan Program


Kota Tanpa Kumuh

03 Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Pelaksanaan Program


Kota Tanpa Kumuh
 Pemerintah Provinsi
sekitar Rp. 5 Milyar
per tahun atau sekitar
Pembiayaan
3-5% dari APBD  Kementerian PUPR
Provinsi; melalui APBN
 Pemerintah Kota/Kab diperkirakan dapat
upaten berkontribusi memenuhi minimum  Masyarakat
sekitar Rp. 2-15 20% dari total berkontribusi sekitar
milyar/tahun atau kebutuhan 20% pendanaan
sekitar 2-5% dari pendanaan untuk infrastruktur PEMERINTAH PROVINSI &
APBD yang besarnya  Ilustrasi awal tersier dalam bentuk i KAB/KOTA
sekitar Rp. 120-300 menunjukkan potensi n cash maupun
milyar/tahun/kota/ka pendanaan dari material dan tenaga
b pemerintah pusat  Swasta dan
 Untuk potensi DAK, untuk penanganan perolehan lain yang
diperkirakan sekitar PEMERINTAH PUSAT
kumuh di kota-kota sah dan tidak
20% dari dana DAK prioritas adalah mengikat
akan dikaitkan sekitar Rp. 20-40
dengan program milyar/tahun/kota/ka
penanganan kumuh, b
atau sekitar Rp. 5 SWADAYA MASYARAKAT &
Trilyun dalam 5
SWASTA
tahun atau Rp. 20
milyar/tahun/kota/ka
b
Peta Lokasi Kajian

Lokasi pelaksanaan
program terdapat di
Kelurahan Sukamaju,
Kecamatan Medan
Johor , Kota Medan
Sumatera Utara.
DOKUMENTASI KEADAAN
RUMAH SEBELUM
DILAKUKAN BEDAH RUMAH
DI KELURAHAN SUKAMAJU,
KECAMATAN MEDAN
JOHOR , KOTA MEDAN
SUMATERA UTARA.
DOKUMENTASI TAHAP
PELAKSANAAN BEDAH
RUMAH DI KELURAHAN
SUKAMAJU,
KECAMATAN MEDAN
JOHOR , KOTA MEDAN
SUMATERA UTARA.
DOKUMENTASI KEADAAN
RUMAH SETELAH
DILAKUKAN BEDAH
RUMAH DI KELURAHAN
SUKAMAJU,
KECAMATAN MEDAN
JOHOR , KOTA MEDAN
SUMATERA UTARA.
Evaluasi Kelompok
Masyarakat telah mampu untuk melakukan pengawasan
terhadap program dan pelaksananya. Sebagai contoh pada
pelaksanaan bedah rumah yang diadakan di beberapa daerah
di Kecamatan Medan Johor, antara lain Kelurahan Sukamaju,
Kelurahan Kedai Durian, Kelurahan Gedung Johor, dan
Kelurahan Titi Kuning, yang mana bedah rumah yang
dilaksanakan di kelurahan-kelurahan ini sudah tepat sasaran.
Rumah yang dibedah sudah termasuk ke dalam kategori
tidak layak huni berdasarkan kriteria dari pemerintah. Namun,
kegiatan pembedahan ini tidak terselesaikan hingga tuntas.
Misalnya, dinding rumah hanya disemen dan dicat pada
bagian depannya saja, sementara bagian samping masih
berupa batu–bata. Selain itu, pintu kamar dipasang tidak
sesuai dengan keadaan biasanya, dan bahkan ada beberapa
rumah yang pintu kamarnya tidak dipasang.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai