• Inovasi dan kreativitas masyarakat KOTAKU lahir sebagai suatu model pembangunan yang 1. Latar Belakang berbasis komunitas dan nilai, artinya melibatkan masyarakat Pembangunan dalam suatu wilayah kadang tidak dapat secara langsung dan penerapan nilai-nilai luhur menjadi berkelanjutan seperti yang diharapkan. Pembangunan fisik mutlak. Masyarakat berencana dan membangun tatanan yang telah ada dalam pemanfaatan dan pemeliharaannya kehidupan warganya berdasarkan visi atau cita-cita masa kurang optimal, hal tersebut terjadi karena belum adanya depan yang akan dibangun bersama. Diharapkan dalam suatu model perencanaan dan pengembangan wilayah secara KOTAKU ini nantinya masyarakat akan lebih menjaga dan terpadu yang melibatkan partisipasi aktif semua komponen memelihara hasil pembangunannya menuju kondisi pelaku pembangunan (Pemerintah, masyarakat, pihak swasta, lingkungan permukiman yang lebih baik. dan kelompok peduli). Namun demikian, Pemerintah terus Pelaksanaan KOTAKU dengan dokumen RPLP di memberikan perhatian besar dalam meningkatkan Kelurahan Bonto-bontoa merupakan stimulan bagi kesejahteraan dan kualitas kehidupan masyarakat. Salah masyarakat dengan fokus orientasi pada peningkatan satuupaya yang dilakukan adalah pelaksanaan Program ekonomi lokal dan kualitas kehidupan masyarakat. KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh). Pelaksanaannya diawali dengan tahap perencanaan Program KOTAKU yang mewujudkan Peningkatan partisipatif yang menghasilkan produk dokumen Rencana kualitas layak huni yang masih pendekatan TRIDAYA Pengembangan Permukiman (RPP) Kelurahan Bonto-bontoa dengan mewujudkan pembangunan berbasis komunitas yang yang di dalamnya mencakup Rencana Penataan Lingkungan berkelanjutan. Dalam mewujudkan program KOTAKU Permukiman (RPLP) kawasan prioritas yang disusun secara pembangunan permukiman yang layak huni dibutuhkan 3 partisipatif oleh masyarakat bersama pemerintah dan aturan syara tutama yakni : tertulis tentang pembangunan dan pengelolaan permukiman Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Proyek Prioritas. Sejalan yang disepakati masyarakat bersama pemerintah sebagai dengan terbitnya RPJMN 2020-2024, pendataan permukiman komitmen bersama. Dokumen Rencana Pengembangan kumuh diharapkan dapat menyediakan pula data untuk Permukiman (RPP) Kelurahan Bonto-bontoa merupakan keperluan mengukur kontribusi Program Peningkatan acuan pembangunan lingkungan permukiman Kelurahan Kualitas Permukiman terhadap capaian Tujuan Pembangunan Bonto-bontoa yang berisi informasi pengembangan Berkelanjugan (SDGs), Target-target dari 17 tujuan (goals) permukiman yang terkait dengan aspek lingkungan seperti dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) beserta penataan ruang, pengelolaan dan pengadaan prasarana dan indikatornya telah ditampung dalam 7 agenda pembangunan. sarana lingkungan, aspek sosial berupa kondisi pelayanan Inilah yang menjadi dasar perumusan kriteria dan sosial masyarakat dan kelembagaan pelayanan publik serta indikator dari gejala kumuh dalam proses identifikasi lokasi aspek ekonomi yang menggali potensi dan komoditi ekonomi perumahan kumuh yang dituangkan kedalam RPLP yang sejalan dengan kebutuhan prasarana pendukung dan (Rencana Penataan Lingkungan Permukiman). Maka lembaga pengelolanya. Kelurahan Bonto-bontoa sebagai salah satu kelurahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional penerima program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) mulailah (RPJMN) 2020-2024 merupakan tahapan terakhir dari menyusun RPLP (Rencana Penataan Lingkungan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Permukiman). 2005-2025 sehingga menjadi sangat penting. Terdapat 4 Tujuan program adalah meningkatkan akses terhadap (empat) pilar dari RPJMN ke IV tahun 2020-2024 yang infrastruktur dan pelayanan dasar di kawasan kumuh merupakan amanat RPJPN 2005- 2025 untuk mencapai perkotaan untuk mendukung terwujudnya permukiman tujuan utama dari rencana pembangunan nasional periode perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan. terakhir. Keempat pilar tersebut diterjemahkan ke dalam 7 Tujuan tersebut dicapai melalui tujuan antara sebagai berikut: agenda pembangunan yang didalamnya terdapat Program 1. Menurunnya luas kawasan permukiman kumuh menjadi 0 a. Melakukan identifikasi potensi dan permasalahan Ha; kawasan permukiman di Kelurahan Bonto-bontoa yang 2. Terbentuknya Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan mengacu pada hasil penetapan SK Bupati Kabupaten Permukiman (Pokja PKP) di tingkat kabupaten/kota dalam Gowa Nomor 355/VIII/2020 terkait penetapan lokasi penanganan kumuh yang berfungsi dengan baik; perumahan kumuh dan permukiman kumuh di 3. Tersusunnya rencana penanganan kumuh tingkat Kabupaten Gowa Tahun 2020. kota/kabupaten dan tingkat masyarakat yang b. Melakukan pendampingan terhadap Dokumen Rencana terlembagakan melalui Rencana Pembangunan Jangka Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) melalui Menengah Daerah (RPJMD); keterpaduan program semua sektor ke Cipta Karya-an, 4. Meningkatnya penghasilan Masyarakat Berpenghasilan dan sebagai acuan pelaksanaan penanganan kawasan Rendah (MBR) melalui penyediaan infrastruktur dan kumuh oleh seluruh pelaku, stakeholders) yang bersifat kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat untuk menyeluruh, tuntas, dan berkelanjutan (konsep delivery mendukung pencegahan dan peningkatan kualitas system). kawasan permukiman kumuh; dan c. Menyusun strategi penanganan permukiman kumuh 5. Terlaksananya aturan bersama sebagai upaya perubahan secara spasial dan tipologi kawasan, indikasi program perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat dan dan kegiatan penanganan kawasan permukiman kumuh pencegahan kumuh. oleh seluruh pelaku, dan nota kesepakatan bersama 2. Tujuan dan Sasaran seluruh pelaku, dan nota kesepakatan bersama bagi Adapun tujuan dan sasaran dilakukannya kajian Rencana seluruh pelaku dalam pengendalian pembangunan Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) adalah sebagai bersama selama jangka waktu berjalan (2017-2019). berikut : Tersedianya model penanganan (pilot project) kawasan 1. Tujuan permukiman kumuh yang diprioritaskan untuk kemudian dimatangkan, sehingga menjadi satu donatur yang ingin berpartisipasi dalam pembangunan kesatuan perencanaan yang memiliki keterkaitan berbagai macam infrastruktur, fasilitasi serta utilitas dengan dokumen perencanaan tingkat kota sehingga lingkungan agar terintegrasi dan terkoordinasikan dengan memiliki manfaat besar bagi masyarakat. baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dukumen d. Menata/desain kawasan permukiman kumuh untuk RPLP sebagai acuan untuk mempertahankan program mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, efisien, pembangunan kelurahan Bonto-bontoa setiap tahun dan tepat guna. Tersedia program investasi sehingga pada akhirnya seluruh program pembangunan pembangunan kawasan permukiman kumuh sebagai dapat menciptakan tata ruang serta mewujudkan acuan implementasi dari skenario pengembangan penghidupan yang layak huni yang harmonis. kawasan permukiman Kabupaten Gowa. 2. Sasaran Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Sasaran pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPLP adalah : Permukiman (RPLP) diperlukan sebagai acuan tentang a. Tersusunnya Pemutahiran Profil Kawasan Kumuh apa yang akan dibangun, dimana letak pembangunan, Perkotaan (penajaman dan updating); kapan perlu dibangun, besaran yang perlu dibangun, oleh b. Tersusunnya Grand Design dan Strategi Kota Bebas semua pihak yang membangun oleh kelurahan agar Kumuh yang mendasar pada penanganan bebas kumuh tertata dengan baik, efisien dan bermanfaat bagi di perkotaan, dengan mempertimbangkan karakteristik masyarakat yang ada di kelurahan Bonto-bontoa. dan tipologi permukiman kumuh; Dokumen Rencara Penataan Lingkungan c. Terlaksananya upaya penanganan yang komprehensif Permukiman (RPLP) Sebagai alat kontrol/pengawasan secara efektif, berwawasan lingkungan dan bagi pembangunan yang tidak sesuai dengan aturan dan berkelanjutan; kesepakatan masyarakat dan menjadi pegangan bagi d. Terjalinnya kerjasama dan koordinasi yang sinergis masyarakat kelurahan Bonto-bontoa, swasta, LSM, serta antara masyarakat dan pemerintah kabupaten/kota bersama pihak-pihak yang terkait lainnya dalam upaya tentang pencegahan dan peningkatan permukiman penanganan kumuh yang berkelanjutan sesuai kumuh. memorandum program penanganan kawasan bebas Penyiapan data profil kawasan pemukiman kumuh kumuh; dan dokumen pendukung lainnya yang mengancu e. Terwujudnya Dokumen Final RPLP yang menjadi kepada SK Penetapan kawasan permukiman acuan pelaku pembangunan dalam penanganan kumuh Kabupaten Gowa. kawasan permukiman kumuh perkotaan; b. Tahap Survei Tersusunnya rencana tindak lanjut dalam pengelolaan Tahap Survei merupakan kegiatan pengumpulan data, kawasan permukiman oleh masyarakat untuk mewujudkan mencangkup: perumahan dan kawasan permukiman yang sehat, aman, Mengumpulkan data-data primer maupun sekunder serasi, teratur, harmonis dan berkelanjutan. terkait isu strategis, potensi, dan permasalahan 3. Ruang Lingkup mengenai penangananan kawasan kumuh. 1. Kegiatan Melibatkan partisipasi aktif Kelompok Masyarakat Ruang lingkup Kegiatan Penyusunan Review RPLP dalam melakukan survei/pemetaan swadaya di adalah : kawasan permukiman kumuh. a. Tahap Persiapan 2. Wilayah Perencanaan Tahap persiapan merupakan awal sebelum Lingkup wilayah dalam kegiatan Penyusunan pelaksanaan kegiatan. Kegiatan ini mencakup Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas subtansi sebagai berikut: Permukiman Kumuh Perkotaan Kabupaten Gowa adalah Sosialisasi program penanganan kawasan kawasan perkotaan Gowa yang berada dalam wilayah permukiman kumuh 7 aspek 19 kriterian dengan administrasi Kabupaten Gowa dan telah ditetapkan mengacu pada permen PUPR No. 2 Tahun 2016 dalam SK Bupati Gowa tentang penetapan kawasan permukiman Kumuh. Salah satu kelurahan tersebut adalah Kelurahan Bonto-bontoa. Wilayah perencanaan berada di Kelurahan Bonto- bontoa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dengan Gambar 1.1 Skema Metode Penyusunan RPLP delinasi permukiman berdasarkan SK Kumuh Bupati Gowa dan hasil verifikasi Kelurahan Bonto-bontoa 5. Output Keluaran Kegiatan memiliki 11,15 Ha yang terdiri dari 2 RW dan 4 RT. Keluaran yang diharapkan dalam penyusunan Kelurahan Bonto-bontoa memiliki luas 161 Ha yang memorandum program skala kawasan rencana pencegahan terdiri dari 5 RW dan 20 RT. Secara Geografis, dan peningkatan kawasan permukiman kumuh perkotaan Kelurahan Bonto-bontoa terletak pada 5°12’30”S adalah sebagai berikut; sampai dengan 119°27’30’’E. 1. RPLP sudah mampu meliputi seluruh rencana kawasan yang berada dalam kawasan kumuh perkotaan 4. Metodologi meskipu terdapat skala prioritas. Metode dari penyusunan Rencana Penataan Lingkungan 2. Keterpaduan rencana pendanaan pusat, provinsi kota/ Permukiman (RPLP) dilakukan melalui 5 (Lima) tahap kabupaten sudah mampu menjawab penanganan kawasan sebagai berikut : permukiman kumuh di kota/ kabupaten. 3. Adanya kegiatan sosial dan ekonomi yang mempu memberikan dampak besar dalam peningkatan penghidupan masyarakat yang berada dalam kawasan permukiman kumuh kota/ kabupaten. 4. RPLP mampu memberikan kontribusi dalam kolaborasi multi stakeholder di kota/ kabupaten. 5. Hasil RPLP diharapkan menjadi acuan dalam penyusunan anggaran kota/ kabupaten. 6. Perencanaan dalam memorandum program skala kawasan ini mampu menjawab capaian target pengurangan kumuh. 7. Sebagai acuan bagi Pemerintah Kabupaten Gowa dalam upaya pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh di Kabupaten Gowa. Sebagai acuan keterpaduan program dan pembiayaan berbagai pemangku kepentingan sesuai dengan kewenangannya. Gambar 1.2. Bagan Alur Penyusunan RPLP Kelurahan Bonto-bontoaa