Anda di halaman 1dari 3

Sesuai dengan RPJMN 2015-2019 Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya


berkomitmen untuk mewujudkan permukiman yang layak huni
dan berkelanjutan, khususnya di perkotaan yang dilaksanakan
dengan pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan
permukiman kumuh.
SAMBUTAN WALIKOTA TUAL
PADA ACARA PEMBUKAAN Implementasi dari komitmen tersebut adalah Program Kota Tanpa
Kumuh (KOTAKU).
LOKAKARYA TINGKAT KOTA 2019
PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) Salah satu tujuan akhir program KOTAKU adalah meningkatkan
akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di kawasan
TUAL, OKTOBER 2019 kumuh perkotaan untuk mendukung terwujudnya permukiman
HOTEL KIMSON perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan.

PEMERINTAH KOTA TUAL Total luas kawasan permukiman kumuh yang harus dituntaskan
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. oleh Program Kotaku pada tahun 2019 seluas 69,95 Ha, dari total
Salam Sejahtera untuk kita semua. luasan kumuh nasional sebesar 38.431 Ha.
Yang Saya Hormati :
 Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kota Tual, Untuk Kota Tual Berdasarkan SK Walikota/Bupati tentang lokasi
 Para Pimpinan SKPD Lingkup Pemerintah Kota Tual, kawasan permukiman kumuh, total luas kawasan kumuh pada
 Koordinator Kota Program KOTAKU Kota Tual seluas 141,09 Ha.
 Hadirin dan Undangan Yang Berbahagia. Sampai tahun 2018 luasan kawasan permukiman kumuh yang
Pemenuhan pelayanan dasar di bidang prasarana pekerjaan umum telah dintervensi oleh program KOTAKU pada Kota Tual yakni,
di kawasan permukiman adalah tugas dan fungsi dari Direktorat seluas 74,21 Ha.
Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR . Sesuai capaian tersebut masih terdapat luasan kumuh yang harus
ditangani sekitar 66,88 Ha.
Tahun 2019 ini, tantangan untuk menuntaskan kumuh semakin Oleh sebab itu, saya berharap seluruh pemangku kepentingan
tinggi. Penanganan kumuh yang sangat kompleks ini tidak hanya sesuai dengan tugasnya masing-masing dapat melakukan langkah-
dapat dilakukan secara parsial, akan tetapi harus dilakukan melalui langkah koordinatif, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
penanganan secara komprehensif yang melibatkan berbagai multi pengawasan.
aktor dan sektor, selain itu perlunya integrasi perencanaan
penanganan kumuh yang diintervensi oleh program dengan Tentunya koordinasi tidak hanya antar OPD, namun harus lebih
perencanaan daerah, dengan harapan dapat mengurangi kawasan luas lagi meliputi pemerintah, swasta, tokoh masyarakat, LSM,
kumuh yang akan berdampak pada perubahan wajah kawasan perguruan tinggi dan stakeholder lainnya.
secara massif.
Langkah koordinatif dapat dilakukan dibawah kendali Kelompok
Hadirin dan Undangan yang berbahagia Kerja (Pokja) Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Kota
Permukiman kumuh masih menjadi tantangan bagi pemerintah Tual.
daerah terutama di wilayah Kota/kabupaten, karena selain
merupakan masalah, di sisi lain ternyata merupakan salah satu Untuk Pokja PKP Kota Tual, Surat Keputusan Pokja sudah perlu
pilar penyangga perekonomian kota. direvisi, karena di tahun 2019 ini, sesuai Keputusan Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencana
Diperlukan kolaborasi semua pihak, baik pemerintah pusat, Pembangunan Nasional (Bappenas), seluruh Pokja yang telah
pemerintah daerah, kota/kabupaten sampai tingkat dibentuk dapat ditingkatkan perannya menjadi Kelompok Kerja
kelurahan/desa, pihak swasta, masyarakat, dan kelompok peduli (Pokja) Pembangunan Perumahan, Permukiman, Air Minum dan
lainnya. Sanitasi (Pokja PPAS).

Pelibatan berbagai pihak secara kolaboratif diharapkan Pokja PPAS ini dapat menjadi Lembaga yang bisa mengkoordinir
memberikan dampak positif, antara lain meningkatkan komitmen semua pihak baik Pemerintah, Swasta, dan kelompok peduli
pemerintah daerah dalam pencapaian kota layak huni, dan lainnya dari berbagai sektor, untuk mewujudkan pemenuhan
meningkatkan rasa memiliki dan tangggung jawab masyarakat kebutuhan dasar masyarakat terhadap rumah yang layak dan
dalam memanfaatkan dan memelihara hasil pembangunan.
terjangkau di permukiman yang aman, sehat, dan berkelanjutan, lebih baik. Lokakarya ini bisa menjadi langkah strategis yang
serta akses layanan air minum dan sanitasi serta utilitas lainnya. memungkinkan terbukanya ruang kerjasama dan keterlibatan
multi sektor dalam mendukung upaya pemerintah untuk
Kelompok Kerja (Pokja) Pembangunan Perumahan, Permukiman, mewujudkan kota layak huni dan berkelanjutan.
Air Minum dan Sanitasi (Pokja PPAS) ini dalam tugasnya bertujuan
untuk : Demikian yang bisa saya sampaikan sebagai arahan pada kegiatan
1. Merumuskan rekomendasi kebijakan, strategi, dan program lokakarya ini.
pembangunan perumahan, permukiman, air minum, dan
sanitasi, Saya berharap semua peserta dapat mengikuti proses lokakarya ini
2. Melakukan koordinasi perencanaan, penganggaran, dengan baik, sehingga dapat tercipta komitmen bersama dalam
pelaksanaan dan pengendalian, pemantauan dan evaluasi rangka penanganan dan peningkatan kualitas permukiman.
pembangunan perumahan, permukiman, air minum dan
sanitasi, Akhirnya dengan selalu memohon ridho Allah SWT, Tuhan Yang
3. Menyiapkan arahan kebijakan, rencana program, pencapaian Maha Esa Acara “Lokakarya Program Kotaku Tingkat Kota Tual
target dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2019” dengan resmi saya buka.
(2005-2025), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (2015-
2019), dan Sustainable Developments Goals (SDGs) Tahun Sekian dan terima kasih
2030, khusus tujuan 6 : “menjamin ketersediaan dan Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
keberlanjutan akses universal air minum dan sanitasi” dan Salam Sejahtera Untuk Kita Semua
tujuan 11 : “membangun kota-kota serta permukiman yang
inklusif, berkualitas, aman, berketahanan, dan berkelanjutan”
pada tahun 2030.

Hadirin dan Undangan yang berbahagia


Pada kesempatan ini, saya mengajak semua pihak agar dapat
menjadikan Lokakarya ini sebagai momentum dimulainya
kesadaran kolektif untuk menata lingkungan permukiman yang

Anda mungkin juga menyukai