Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA

IDENTIFIKASI REVITALISASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH


KABUPATEN BONE, SOPPENG, WAJO DAN SINJAI

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan permukiman di daerah perkotaan tidak terlepas dari pesatnya laju
pertumbuhan penduduk perkotaan baik karena faktor pertumbuhan penduduk kota itu
sendiri maupun karena faktor urbanisasi. Dampak negatif urbanisasi yang telah
berlangsung selama ini lebih disebabkan oleh tidak seimbangnya peluang untuk mencari
nafkah di daerah perdesaan dan perkotaan. Beberapa pengamat meyakini bahwa salah
satu penyebab mengalirnya penduduk pedesaan ke kota-kota akibat kekeliruan adopsi
paradigma pembangunan yang menekankan pada pembangunan industrialisasi besar-
besaran yang ditempatkan di kota-kota besar yang kemudian dikenal dengan istilah AIDS
(Accelerated Industrialization Development Strategy), sehingga memunculkan adanya
daya tarik yang sangat kuat untuk mengadu nasibnya di kota yang dianggap mampu
memberikan masa depan yang lebih baik dengan penghasilan yang lebih tinggi,
sementara pendidikan dan ketrampilan yang mereka miliki kurang memadai untuk masuk
disektor formal.
.Seiring dengan pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan, maka kebutuhan
penyediaan akan prasarana dan sarana permukiman akan meningkat pula, baik melalui
peningkatan maupun pembangunan baru. Selanjutnya pemenuhan akan kebutuhan
prasarana dan sarana permukiman baik dari segi perumahan maupun lingkungan
permukiman yang terjangkau dan layak huni belum sepenuhnya dapat disediakan baik
oleh masyarakat sendiri maupun pemerintah, sehingga kapasitas daya dukung prasarana
dan sarana lingkungan permukiman yang ada mulai menurun yang pada gilirannya
memberikan konstribusi terjadinya lingkungan permukiman kumuh. Lingkungan
permukiman kumuh digambarkan sebagai bagian yang terabaikan dari lingkungan
perkotaan dimana kondisi kehidupan dan penghidupan masyarakatnya sangat
memprihatinkan, yang diantaranya ditunjukkan dengan kondisi lingkungan hunian yang
tidak layak huni, tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sarana dan prasarana
lingkungan yang tidak memenuhi syarat, tidak tersedianya fasilitas pendidikan, kesehatan
maupun sarana dan prasarana sosial budaya kemasyarakatan yang memadai,
kekumuhan lingkungan permukiman cenderung bersifat paradoks, bagi masyarakat yang
tinggal di lingkungan tersebut, kekumuhan adalah kenyataan sehari-hari yang tidak
mereka permasalahkan, sedangkan di pihak lain yang berkeinginan untuk menanganinya,
masalah kumuh adalah suatu permasalahan yang perlu segera ditanggulangi
penanganannya.
Upaya penanganan permukiman kumuh telah diatur dalam Undang-undang No. 1
Tahun 2011 tentang perumahan dan permukiman, yang menyatakan bahwa untuk
mendukung terwujudnya lingkungan permukiman yang memenuhi persyarakatan

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan


Propinsi Sulawesi Selatan
Tahun Anggaran 2017
KERANGKA ACUAN KERJA
IDENTIFIKASI REVITALISASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
KABUPATEN BONE, SOPPENG, WAJO DAN SINJAI

keamanan, kesehatan, kenyamanan dan keandalan bangunan, suatu lingkungan


permukiman yang tidak sesuai tata ruang, kepadatan bangunan sangat tinggi, kualitas
bangunan sangat rendah, prasarana lingkungan tidak memenuhi syarat dan rawan, yang
dapat membahayakan kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni, dapat
ditetapkan oleh pemerintah kota yang bersangkutan sebagai lingkungan permukiman
kumuh yang tidak layak huni dan perlu diremajakan.
Perwujudan permukiman perkotaan yang layak huni dimulai dengan penanganan
permukiman kumuh perkotaan yang komprehensif dan kolaboratif. Keterpaduan antar
berbagai aspek permukiman sangat diperlukan untuk menjamin penanganan secara
tuntas yang terintegrasi dengan pengembangan skala kota. Sistem yang terintegrasi ini
perlu didukung oleh semua pelaku pembangunan secara kolaboratif. Tanggung jawab
pengembangan perkotaan harus ditopang oleh kerjasama yang solid dari pemangku
kepentingan sesuai dengan peran masing-masing. Penanganan permukiman kumuh
perkotaan merupakan upaya bersama dalam kesetaraan pelaku pembangunan untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi kota yang berkesinambungan.
Dalam kaitannya dengan tanggungjawab dan kewenangan pengaturan kawasan
permukiman, maka dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah telah dijelaskan bahwa pembagian lingkup kewenangan pengaturan urusan
kawasan permukiman adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah Pusat, meliputi :
Penetapan sistem kawasan permukiman
Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas 15
((lima belas) ha atau lebih
2. Pemerintah Provinsi, meliputi :
Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas 10
(sepuluh) ha sampai dengan di bawah 15 (lima belas) ha.
3. Pemerintah Kota/Kabupaten, meliputi :
Penerbitan izin pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman
Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas di
bawah 10 (sepuluh) ha

Penanganan permukiman kumuh ini sejalan pula dengan arahan Presiden


Republik Indonesia bahwa Indonesia bebas kumuh pada tahun 2020. Melalui komitmen
Pemerintah dan pemerintah daerah dengan penyiapan informasi kumuh yang memadai
maka tujuan dalam memastikan Indonesia bebas kumuh 2020 akan dapat terealisasikan
melalui tahapantahapan pelaksanaan peningkatan kualitas perumahan kumuh dan
permukiman kumuh yang terukur, efektif dan tepat sasaran

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan


Propinsi Sulawesi Selatan
Tahun Anggaran 2017
KERANGKA ACUAN KERJA
IDENTIFIKASI REVITALISASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
KABUPATEN BONE, SOPPENG, WAJO DAN SINJAI

B. DASAR HUKUM
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman;
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1984 Tentang Jalan;
Permen PU No. Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan
dan Permukiman Kumuh
PP No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2002 Bangunan Gedung;
PP No. 34 tahun 2006 tentang Jalan;
PP No. 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga;
Perpres No. 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;
Perpres No. 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
Permen PU No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan Dan Kriteria
Teknis Jalan;
Permen PU No. 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga;
Permen PU No. 01/PRT/M/2014 tentang standar pelayanan minimal bidang
pekerjaan umum dan penataan ruang
SK Dirjen Perkim Pedoman Teknis Penanganan Lingkungan Permukiman Kumuh
Nelayan;
SK. Dirjen Perkim Pedoman Teknis Penanganan Lingkungan Permukiman Kumuh
Dekat Pusat Kegiatan Sosial Ekonomi;
SK. Dirjen Perkim Pedoman Teknis Penanganan Lingkungan Permukiman di Pusat
kota;
SK. Dirjen Perkim Pedoman Teknis Penanganan Lingkungan Permukiman Kumuh di
Pinggir Kota;
SK. Dirjen Perkim Pedoman Teknis Penanganan Lingkungan Permukiman Kumuh
Pasang Surut;
SK Dirjen Perkim Pedoman Teknis Penanganan Lingkungan Permukiman Kumuh
Daerah Rawan Bencana;
SK Dirjen Perkim Pedoman Teknis Penanganan Lingkungan Permukiman Kumuh di
Tepi Sungai;
SK Dirjen Perkim Pedoman Teknis Penanganan Lingkungan Permukiman Kumuh
yang Ditengarai Sebagai Permukiman Bersejarah;
SK Dirjen Perkim Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Susun Sederhana Sewa
(Rusunawa) Bertumpuh pada Komunitas Lokal;

C. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


Tujuan dan sasaran dari Perencanaan identifikasi revitalisasi kawasan kumuh adalah:

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan


Propinsi Sulawesi Selatan
Tahun Anggaran 2017
KERANGKA ACUAN KERJA
IDENTIFIKASI REVITALISASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
KABUPATEN BONE, SOPPENG, WAJO DAN SINJAI

Sebagai acuan dalam meningkatkan kualitas permukiman perkotaan

Terciptanya percepatan penanganan permukiman kumuh secara menyeluruh dan


tuntas bagi kawasan kumuh yang telah disepakati dalam SK Walikota/Bupati
Terciptanya keterpaduan program yang dapat menyelesaikan dan/atau menuntaskan
permasalahan permukiman kumuh perkotaan melalui semua peran sektor
keciptakaryaan melalui kegiatan reguler sektoral
Mendorong Pemerintah Daerah untuk menempatkan penanganan kawasan kumuh
sebagai salah satu prioritas program daerah.
Tersedianya landasan dasar terutama bagi pemerintah daerah, perencana, dan
perancang, pengembang kawasan dalam membuat keputusan atau pertimbangan
dalam program penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan;
Terarahnya pelaksanaan program pembangunan dan peningkatan kualitas
permukiman, khususnya dikaitkan dengan perbaikan kawasan permukiman kumuh
perkotaan;
Diterapkannya konsep peremajaan kawasan permukiman kumuh perkotaan oleh
pihak terkait; dan
Terlaksananya proses identifikasi dan revitalisasi lokasi dan penyusunan daftar
prioritas penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan.
Terciptanya keberlanjutan progam penanganan permukiman kumuh sebagai bagian
dari
strategi pengurangan luasan kawasan permukiman kumuh.

D. . DASAR PERTIMBANGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pekerjaan Perencanaan Identifikasi revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh
Kabupaten/kota, pada prinsipnya adalah identifikasi kawasan permukiman kumuh yang
memenuhi persyaratan sebagai kawasan permukiman kumuh, baik yang ditetapkan oleh
pemerintah setempat maupun berdasarkan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) atau berdasarkan pertimbangan kriteria yang ditetapkan dimana lokasi kawasan
tersebut memenuhi persyaratan sebagai kawasan kumuh. Pertimbangan pemilihan
lokasi kawasan permukiman kumuh yang memerlukan penanganan dan prioritas di
Kabupaten/kota, sebagai berikut :

Kawasan permukiman yang berada dibawah standar rata-rata dari segi income
pendapatan (masyarakat prasejahtera dan prasejahtera I);
Lokasi kawasan permukiman yang sering mendapatkan ancaman banjir perkotaan;
Lingkungan kawasan permukiman yang berada diatas tanah legal dan illegal dan tidak
memenuhi persyaratan estetika lingkungan;
Lokasi yang ditetapkan berdasarkan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/kota berdasarkan fungsi dan peran yang diemban sebagai kawasan
permukiman kumuh serta lokasi yang ditetapkan berdasarkan SK bupati/kota;
Kawasan yang memiliki nilai fungsional strategis akan tetapi dari kondisi lingkungan
kurang memenuhi persyaratan;
Kawasan permukiman yang kurang mendapatkan penanganan dari segi sarana dan
prasarana;
Kawasan permukiman yang berada diatas kepadatan antara 250 750jiwa/ha;
Lebih dari 60% rumah/kurang layak huni; dan

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan


Propinsi Sulawesi Selatan
Tahun Anggaran 2017
KERANGKA ACUAN KERJA
IDENTIFIKASI REVITALISASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
KABUPATEN BONE, SOPPENG, WAJO DAN SINJAI

Profil permasalahan sosial kemasyarakatan tidak terlalu besar


E. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA
a. Pemilik Proyek : Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
Propinsi Sulawesi Selatan
b. Pekerjaan : Identifikasi dan Revitalisasi Kawasan Permukiman
Kumuh
Kabupaten/Kota

F. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan Perencanaan Identifikasi Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh
diarahkan diwilayah Kabupaten Bone, Soppeng, Wajo dan Kabupaten Sinjai

G. METODOLOGI PENDEKATAN
1. Pendekatan Perencanaan
Pendekatan perencanaan yang digunakan dalam Identifikasi dan Revitalisasi
Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten/kota sebagai berikut:

a. Pendekatan Umum

Tahap Persiapan Survey


Pada tahap persiapan survey beberapa hal-hal yang akan dilakukan,sebagai
berikut:
- Melakukan diskusi untuk mendapatkan data sekunder serta pemahaman
terhadap maksud kegiatan dalam KAK ini.
- Penelahan data Profil Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten/kota
sesuai kerangka acuan yang telah ditetapkan.
- Persiapan peta dasar yang menjadi acuan Profil Kawasan Permukiman
Kumuh Kabupaten/kota
- Pembuatan daftar data yang akan dicari di lapangan.
- Menyusun desain survei mengenai penanganan permukiman kumuh
perkotaan di Kabupaten/Kota.
- Menyiapkan format-format kegiatan secara lengkap yang dapat
mengakomodasi tahapan perencanaan dalam menunjang penyusunan
profil kawasan mencakup fungsi dan deliniasi struktur ruang kawasan
permukiman perkotaan dalam skala kota dan kawasan yang disepakati.
- Menyiapkan data profil kawasan kumuh dan dokumen pendukung lainnya
yang mengacu kepada SK Penetapan kawasan kumuh perkotaan disertai
detil data statistik yang diperlukan pada masing-masing indikator.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
- Pengamatan lapangan untuk mengetahui letak dan posisi
kawasanpermukiman kumuh Kabupaten yang menjadi obyek
perencanaan.
- Pengumpulan data sekunder pada instansi terkait.

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan


Propinsi Sulawesi Selatan
Tahun Anggaran 2017
KERANGKA ACUAN KERJA
IDENTIFIKASI REVITALISASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
KABUPATEN BONE, SOPPENG, WAJO DAN SINJAI

- Wawancara kepada masyarakat dan pejabat setempat.


- Interview terhadap informan untuk mengetahui kondisi dan situasikawasan
permukiman kumuh Kabupaten
- Pengamatan lapangan dalam hal ketersediaan infrastruktur padakawasan
permukiman kumuh.
Evaluasi data dilakukan terhadap hal-hal yang berhubungan dengansituasi,
kondisi kawasan permukiman kumuh Kabupaten/kotasecara umum.

Cara Pengumpulan Data


Teknik yang dipergunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan
dalam Penyusunan Identifikasi Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh
Kabupaten/kota Sebagai berikut:
- Observasi lapangan
- Kuesioner
- Interview

Metode Kompilasi Data


Metode kompilasi data dalam Penyusunan Penyusunan Identifikasi Revitalisasi
Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten/Kota, meliputi:
- Model tabulasi dikembangkan dengan tujuan menyajikan informasi kondisi
kawasan permukiman kumuh Kabupaten/kota secara statistik.
- Peta digitasi dikembangkan untuk memaksimumkan peranan model
pertama sebagai media informasi dengan mengidentifikasi posisi lokasi
kawasan permukiman kumuh dengan posisi geografis Kabupaten/kota
secara umum.
- Untuk memperkuat formulasi data yang disajikan dalam bentuk grafik,
diagram dan deskriptif data.
- Overview kebijakan daerah dan identifikasi kesesuaian permukiman
terhadap rencana tata ruang kota

Verifikasi lokasi serta perumusan konsep dan strategi


Bersama dengan pemangku kepentingan melaksanakan kordinasi dan
sinkronisasi data kumuh baik data primer maupun data sekunder
- Menilai klasifikasi kekumuhan kawasan berdasarkan kriteria, indikator dan
parameter kekumuhan
- Melakukan analisa dan pendampingan terhadap kebijakan pemerintah
kota/kabupaten terkait penanganan kumuh (ditunjang data spasial,
numerik/statistik, dan kondisi sosial, ekonomi, fisik lapangan)
- Merumuskan arahan distribusi pola kolaborasi pananganan permukiman
kumuh
- Merumuskan kebutuhan penanganan kawasan permukiman kumuh
- Merumuskan konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas
kumuh

Perumusan Rencana Penanganan


- Menentukan skala prioritas penanganan permukiman kumuh berdasarkan
readiness criteria dan pertimbangan lain

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan


Propinsi Sulawesi Selatan
Tahun Anggaran 2017
KERANGKA ACUAN KERJA
IDENTIFIKASI REVITALISASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
KABUPATEN BONE, SOPPENG, WAJO DAN SINJAI

- Merumuskan rencana aksi dan keterpaduan program untuk skala kota dan
skala kawasan
- Merumuskan konsep tematik dan skenario pencegahan dan peningkatan
dan peningkatan kualitas permukiman kumuh prioritas.
- Menentukan Kawasan prioritas yang akan direvitalisasi.
2. Pendekatan Perencanaan
Dalam Perencanaan Identifikasi Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh
Kabupaten/kota, akan memerlukan adanya koordinasi dengan instansi-instansi yang
terkait secara langsung maupun tidak langsung. Koordinasi yang diperlukan antara
lain:

Koordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah antaralain untuk


memperoleh masukan mengenai kebijaksanaan pembangunan Kabupaten/kota,
hubungannya dengan identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten
Bone, Soppeng, Wajo dan Kabupaten Sinjai dan kebijakan lain yang terkait.
Koordinasi dengan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan,
Dinas PU, Cipta Karya dan Tata Ruang setempat antara lain berkaitan dengan
pemanfaatan sumber daya alam, sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/kota, Selain itu koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum
dimaksudkan untuk memperoleh masukan mengenai kondisi prasarana dan
sarana yang akan dikembangkan.
Dinas/Instansi Terkait Koordinasi dengan dinas/instansi terkait untuk memperoleh
masukan terhadap program-program kegiatan pembangunan wilayah yang akan
dilakukan, untuk mensinkronisasikan gagasan yang akan ditetapkan dalam
Penyusunan Identifikasi Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten
Bone, Soppeng, Wajo dan Kabupaten Sinjai.

H. WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 90 (Sembilan Puluh) hari
kalender atau sekitar 3 bulan sejak ditanda tanganinya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) sampai dengan selesai kegiatan dan pihak pengguna jasa telah menerima
hasil pekerjaan penyedia jasa. Jangka waktu tersebut di atas tidak akan mengalami
perpanjangan waktu (addendum) tanpa pertimbangan dan alasan yang dapat diterima
oleh pengguna jasa.

I. KEBUTUHAN TENAGA AHLI


Adapun kebutuhan Tim tenaga ahli terdiri dari 3 (Tiga) bidang keilmuan, yang masing-
masing saling terkait dengan materi kegiatan yang akan dilaksanakan. Tim ahli
tersebut memiliki tugas dan tanggungjawab sesuai dengan tupoksinya danbidang
keahliannya.
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah :

1. Ketua Tim ( Team Leader), Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota = 1 Orang
Ketua Tim diisyaratkan Seorang Sarjana teknik (S-1) dan atau magister (S-2)
Perencanaan Wilayah dan Kota dan berpengalaman di Bidang Penataan
Kawasan Perumahan dan Permukiman khususnya wilayah perkotaan. Dengan

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan


Propinsi Sulawesi Selatan
Tahun Anggaran 2017
KERANGKA ACUAN KERJA
IDENTIFIKASI REVITALISASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
KABUPATEN BONE, SOPPENG, WAJO DAN SINJAI

minimal pengalaman selama 5 (lima) tahun serta sesuai dengan kualifikasi


keahlian yang diperlukan yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian ( SKA ).
2. Tenaga Ahli Arsitektur = 1 Orang
Tenaga ahli Arsitektur diisyaratkan Sarjana Teknik Strata 1 (S1) Jurusan Arsitektur
lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan (swasta), khususnya
dibidang arsitektur berpengalaman dalam pekerjaan perencanaan dibidang
Kawasan
permukiman, dengan pengalaman dibidangnya minimal 5 (Lima) tahun, serta
sesuai dengan kualifikasi keahlian yang diperlukan yang dibuktikan dengan
sertifikat keahlian. Bersedia dan mampu terlibat secara penuh dalam perencanaan
Identifikasi revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh.
3. Tenaga Ahli Geodesi = 1 orang
Sarjana Teknik (S-1) Landskap, sebagai ahli landskap. Berpengalaman dalam
bidang landskap perumahan dan permukiman terutama diwilayah perkotaan serta
mampu menjawab tantangan kawasan permukiman menjadi kawasan sehat
melalui pendekatan flora. Pengalaman dibidangnya minimal 5 (lima) tahun, serta
sesuai dengan kualifikasi keahlian yang diperlukan yang dibuktikan dengan
sertifikat keahlian. Bersedia dan mampu terlibat secara penuh dalam
Perencanaan Identifikasi revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh.

Susunan Team Pelaksana Perencanaan Identifikasi Revitalisasi


Kawasan Permukiman kumuh

Tenaga Ahli (Profesional)


No Posisi Penugasan Posisi Dalam Kegiatan MM
1. Ketua Tim / Ahli Tenaga Ahli 1-3
Perencanaan Wilayah dan
Kota (Team Leader)
2. Ahli Arsitektur Tenaga Ahli 1-3
3. Ahli Geodesi Tenaga Ahli 1-3

4. Tenaga Penunjang / Pendukung


Tenaga penunjang dalam kegiatan ini mempunyai tugas membantu kelancaran
pelaksanaan kegiatan, mulai dari tahap awal hingga berakhirnya kegiatan, baik di
lapangan (survey) maupun kegiatan pengolahan data dan hasil identifikati
kawasan permukiman kumuh. Selain itu tenaga penunjang juga membantu dalam
hal administrasi, surat-menyurat dan kearsipan kegiatan. Adapun tenaga
penunjang yang dimaksud, meliputi:
Surveyor/Juru Ukur = 2 Orang
Diisyaratkan pendidikan minimal SMK sederajat sebanyak 2 (Dua) orang yang
berpengalaman minimal 3 tahun dibidangnya
Tenaga Administrasi = 1 Orang
Berpendidikan minimal setingkat SLTA/SMK atau sederajat, dan telah
berpengalaman dibidangnya dapat mengoperasikan software MS Office.

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan


Propinsi Sulawesi Selatan
Tahun Anggaran 2017
KERANGKA ACUAN KERJA
IDENTIFIKASI REVITALISASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
KABUPATEN BONE, SOPPENG, WAJO DAN SINJAI

J. HASIL PEKERJAAN
Kegiatan Perencanaan Identifikasi Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh
Kabupaten Bone, Soppeng, Wajo dan Kabupaten Sinjai, terdiri dari 3 (dua)
dokumen utama, yaitu Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan Akhir.
Namun untuk lebih menyempurnakan hasil pekerjaan dibuat dokumen Draft laporan
Akhir sebagai bahan asistensi/diskusi, untuk mendapatkan berbagai masukan dari
pihak pemerintah demi kesempurnaan data dan informasi yang tersaji dalam
dokumen/produk akhir yang dihasilkan.

a. Laporan Pendahuluan
Materi dasar Laporan Pendahuluan adalah latar belakang, maksud, tujuan, dan
sasaran pekerjaan, lokasi kegiatan.
Pencapaian tujuan pelaksanaan pekerjaan disajikan informasi kebijakan dan
gambaran umum mengenai kondisi lokasi, metode pendekatan, struktur organisasi
pelaksanaan pekerjaan, serta bentuk dan sistem penyajian laporan. Laporan
disajikan dalam kertas A4. Laporan diserahkan selambat lambatnya 30 ( Tiga
Puluh ) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 ( Lima ) Buku.

b. Laporan Antara
Laporan Antara merupakan laporan yang memuat hasil pengumpulan data serta
analisis data Identifikasi Revitalisasi Kawasan Kumuh Kabupaten Bone, Soppeng,
Wajo dan Kabupaten Sinjai, dilampiri data hasil survey. Hasil identifikasi dan
revitalisasi tersebut diharapkan dapat menjadi kerangka acuan dalam
pengalokasian program pembangunan/pengembangan pada kawasan permukiman
kumuh tersebut. Pada laporan antara telah memuat Draft Laporan Akhir dibuat
dalam bentuk narasi, dan dilengkapi dengan visualisasi dan pemetaan obyek yang
di Identifikasi yang siap untuk didiskusikan/dipresentasikan. Laporan disajikan
dalam kertas A4. Laporan diserahkan selambat lambatnya 60 ( Enam Puluh ) hari
kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 ( Lima ) Buku.

c. Laporan Akhir
Laporan Akhir dari kegiatan Perencanaan Identifikasi Revitalisasi Kawasan
Permukiman Kumuh Kabupaten Bone, Soppeng, Wajo dan Kabupaten Sinjai ini
adalah merupakan hasil penyempurnaan dari laporan sebelumnya, yang berisikan
tentang: Gambaran hasil Identifikasi dan revitalisasi kawasan permukiman kumuh
yang menjadi sasaran studi, yaitu: tingkat kekumuhan, sebaran lokasi kawasan
permukiman kumuh, kondisi infrastruktur, dan lain sebagainya. Hasil Identifikasi dan
revitalisasi tersebut diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengalokasian program
pembangunan/pengembangan pada kawasan permukiman kumuh, guna
meningkatkan taraf hidup dan kehidupan masyarakat pada kawasan permukiman
kumuh tersebut.
Keseluruhan isi Laporan Akhir ini dibuat dalam bentuk dokumen laporan dan
dilengkapi dengan visualisasi obyek-obyek kawasan permukiman kumuh. Selain itu
data-data yang diambil dibuat dalam bentuk tabulasi serta peta-peta tematik.
Substansi materi yang disajikan dalam Laporan Akhir, yaitu:

Sebaran Lokasi kawasan permukiman kumuh.

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan


Propinsi Sulawesi Selatan
Tahun Anggaran 2017
KERANGKA ACUAN KERJA
IDENTIFIKASI REVITALISASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
KABUPATEN BONE, SOPPENG, WAJO DAN SINJAI

Delineasi Kawasan Permukiman Kumuh


Tipologi kawasan permukiman kumuh.
Gambaran umum beserta potensi, permasalahan, peluang dan tantangan
diwilayah perencanaan
Kebutuhan infrastruktur kawasan permukiman kumuh.
Kebijakan-kebijakan pemerintah terkait dengan kawasan permukimankumuh di
Kabupaten/kota
Menentukan skala opriritas penanganan permukiman kumuh berdasarkan
readiness criteria dan pertimbangan lain
Merumuskan rencana aksi dan keterpaduan program untuk skala kota dan skala
kawasan
Merumuskan konsep tematik dan skenario pencegahan dan peningkatan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh prioritas

Laporan disajikan dalam kertas A4. Laporan diserahkan selambat lambatnya


sampai dengan batas akhir waktu penyelesaian pekerjaan sesuai Surat Perjanjian
Pekerjaan sebanyak 5 ( Lima ) Buku.
Semua Laporan dan peta dimasukkan keformat DVD/CD, yaitu Laporan
Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir, Data Data Hasil Survey dan Data
lainnya.

K. DOKUMEN PRODUK YANG DIHASILKAN


Penyusunan laporan pekerjaan Perencanaan Identifikasi Revitalisasi Kawasan Kumuh
Kabupaten Bone, Soppeng, Wajo dan Kabupaten Sinjai perlu suatu bentuk/format
laporan yang diatur melalui sistem laporan sehingga adanya bentuk keseragaman.
Sistem penyajian laporan tersebut dituangkan dalam beberapa tahapan antaralain :
Laporan Pendahuluan, jumlah buku 5 (Lima) rangkap.
Laporan Antara, jumlah buku 5 ( Lima) rangkap.
Laporan Akhir, jumlah buku 5 (Lima) rangkap
Album Peta Identifikasi Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh, jumlah buku 5
(Lima) rangkap
Backup Data 3 (tiga) Flas disk.
Backup Data 1 (Satu) keping CD

L. ALOKASI BIAYA & SUMBER PENDANAAN KEGIATAN


Alokasi biaya pelaksanaan kegiatan Perencanaan Identifikasi Revitalisasi Kawasan
Permukiman Kumuh Kota Makassar Rp. 125.000.000 (Seratus Dua Puluh lima Juta
Rupiah), sumber pendanaan berasal dari Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan.

M. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan kerja (KAK) ini dibuat untuk dipergunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan kegiatan Perencanaan Identifikasi Revitalisasi Kawasan
Permukiman Kumuh Kabupaten Bone, Soppeng, Wajo dan Kabupaten Sinjai

SKPD DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN


BIDANG PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN
Dinas KAWASAN
REVITALISASI Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
PERMUKIMAN
Propinsi Sulawesi Selatan
Tahun Anggaran 2017
KERANGKA ACUAN KERJA
IDENTIFIKASI REVITALISASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
KABUPATEN BONE, SOPPENG, WAJO DAN SINJAI

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan


Propinsi Sulawesi Selatan
Tahun Anggaran 2017

Anda mungkin juga menyukai