A. LATAR BELAKANG
Sebagai salah satu aspek pembangunan, sanitasi memiliki fungsi penting dalam
menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan Kesehatan, pola hidup,
kondisi lingkungan permukiman, estetika serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
itu dalam perencanaan program terutama ditingkat kabupaten penting untuk membuat
perencanaan pembangunan sanitasi yang komperhensif yang tertuang dalam Dokumen Strategi
Sanitasi Kabupaten (SSK).
Di Provinsi NTB pada tahun 2021 ini Dokumen SSK di 10 kabupaten/kota telah waktunya
untuk dilakukan pemutakhiran (updating). Pada proses untuk pemutakhiran tersebut terdapat 8
kabupaten/kota yang saat ini telah dan sedang melakukan proses studi EHRA (Environment
Health Risk Assassment) yaitu Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok
Tengah, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima
dan Kota Bima. Hasil studi EHRA ini merupakan data primer yang merupakan ruh untuk
menghasilkan dokumen SSK yang berkualitas.
Pada sisi lain dengan sering terjadinya bencana dibeberapa wilayah kabupaten dan
Provinsi NTB merupakan salah satu dari 28 wilayah di Indonesia yang terhadap bencana yang
mana dampak bencana telah berdampak luas termasuk dampak bencana pada sektor sanitasi.
Semakin banyaknya bencana yang terjadi itu juga dipengaruhi oleh perubahan iklim. Sehingga
sanitasi dan perubahan iklim mempunyai hubungan dan perlu untuk merencanakan sanitasi yang
aman dan berkelanjutan. Proses perencanaan perlu melibatkan beberapa unsur dalam
masyarakat sehingga perencanaan yang dihasilkan akan menjawab kebutuhan semua masyarakat
seperti perempuan, disabilitas, lansia atau yang disebut dengan Gender Social Inklusif (GESI).
Ketiga isu ini yaitu Pengurangan Risiko Bencana, Ketahanan Iklim dan GESI menjadi variable yang
penting juga untuk terintegrasi dalam Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK).
Pokja PPAS Provinsi NTB bekerjasama dengan YKMI (Yayasan Kemanusian Madani
Indonesia) dengan dukungan UNICEF membentuk TIM. Dimana tim ini bertugas untuk
memberikan bantuan untuk pelaksanaan teknis dalam pelaksanaan studi EHRA dan
pemutakhiran SSK Kab/kota sehingga sesuai dengan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh
PMU/PIU PSPP. Untuk itu akan dilakukan pertemuan Tim pada kegiatan Pertemuan WASH klaster
di tingkat Provinsi sebagai pembelakan awal kepada TIM tersebut. Identifikasi anggota TIM telah
dilakukan oleh Pokja PPAS dan juga melibatkan Pendamping Pokja di setiap kabupaten/ kota.
B. Tujuan
Tujuan pertemuan tim pada kegiatan pertemuan WASH Klaster II adalah :
1. Pembelakan awal atau edukasi kepada seluruh anggota tim terkait studi EHRA dan
pemutakhiran SSK;
2. Menentukan lokus, metodologi verifikasi dokumen SSK dan pembagian peran tim
C. OUTPUT
Output dari kegiatan Pertemuan WASH Klaster tingkat Provinsi NTB ke II adalah :
1. Terbentuknya Tim pengkawalan SSK
2. Teridentifikasinya persoalan studi EHRA dari masing-masing kabupaten;
3. Tersusunnya pembagian peran dan lokus dari masing-masing tim;
4. Tersusunnya metodologi dan jadwal pelaksanaan kerja Tim.
D. Metodelogi
Pertemuan akan dilakukan dengan dua metode yaitu tatap muka dan virtual melalui zoom
meeting. Tatap muka akan diikuti oleh TIM SSK pada tanggal 1 dan 2 Juli 2021. Tim SSK adalah
anggota Pokja PPAS Provinsi dari Pulau Lombok.
Pada tanggal 2 Juli 2021 pendamping pokja PPAS/AMPL Kab/kota akan bergabung. Pendamping
pokja yang berada di Pulau Lombok akan ke lokasi acara (tatap muka) dan pendamping pokja
PPAS/AMPL kab/kota dari Pulau Sumbawa akan mengikuti secara virtual.
Untuk pendamping pokja yang berada di Pulau Sumbawa akan mengikuti melalui zoom meeting.
G. JADWAL KEGIATAN
12 YKMI 3 orang
Total Peserta 31 orang