Anda di halaman 1dari 7

Analisa Manajemen Risiko Pada Perusahaan Real Estate X 1 2 3

Anthony Loana Weol , Adi Wibowo , Lily Puspa Dewi


Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121 – 131
Surabaya 60236
Telp. (031) – 2983455
Fax. (031) - 8417658
E-mail: anthonyweol@yahoo.com1, adiw@petra.ac.id2, lily@petra.ac.id3

ABSTRAK In this thesis, risk assessments of the quality management and risk
Perusahaan Real Estate X memiliki divisi IT yang memberikan management in IT services was carried out. The author uses
support dan layanan kepada divisi – divisi lain yang menjadi several sources to help understand and assess the factors -
customer bagi divisi IT. Divisi IT memberikan layanan seperti existing risk factors, namely COBIT 4.1, ISO 31000, and Risk
pengadaan software, perakitan hardware, dan layanan helpdesc Rating Metodhology by OWASP. Based on research and
bagi divisi yang membutuhkan. Permasalahan yang pernah terjadi interviews conducted, it was found several risk factors such as
pada perusahaan adalah jaringan terputus, yang diakibatkan lack of Quality Management System that is used to guide the IT
adanya titik jenuh pada kabel yang mengakibatkan data yang division, the absence of a structured risk management at the
dimasukkan ke dalam komputer tidak bisa ditransfer ke server, company, and the absence of criteria for determining the
server full, karena setiap data yang ada didalam perusahaan akan likelihood and impact for risks that were found.
dimasukkan kedalam memory pada server, dan seringkali Responses should be done by the company is making a Quality
kapasitas memory pada server sudah tidak cukup lagi untuk Management System that can be used to provide guidance and
menampung data yang ada, dan kerusakan – kerusakan hardware guidance for IT divisions to carry out the duties and obligations,
yang diakibatkan oleh kelalaian user. and implement a risk management used to identify, analyze, and
Pada skripsi ini, dilakukan proses risk assessment terhadap identify ways how to prevent and avoid risks occurs.
manajemen kualitas dan manajemen risiko dalam layanan IT.
Penulis menggunakan beberapa sumber untuk membantu
Keywords: IT Risk Analysis, Risk Assessment, COBIT,
memahami dan melakukan penilaian terhadap faktor – faktor Qualitative Methods
risiko yang ada, yaitu COBIT 4.1, ISO 31000, dan Risk Rating
Metodhology by OWASP. Berdasarkan penelitian dan wawancara 1. PENDAHULUAN
yang dilakukan, ditemukan beberapa faktor risiko seperti tidak Di jaman era globalisasi saat ini teknologi sangat berkembang
adanya Quality Management System yang digunakan untuk dengan pesat. Hampir seluruh kegiatan yang terjadi di kehidupan
pedoman divisi IT, tidak adanya manajemen risiko yang sehari – hari tidak lepas dengan teknologi yang ada. Banyak
terstruktur pada perusahaan, dan tidak adanya kriteria untuk proses bisnis telah memanfaatkan teknologi tidak hanya di bidang
menentukan likelihood dan impact bagi risiko – risiko yang industri namun juga di bidang – bidang yang lain.
ditemukan.
Perusahaan Real Estate X adalah sebuah perusahaan yang
Respon yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan adalah bergerak di bidang properti. Dalam proses bisnis yang dijalankan
membuat suatu Quality Management System yang dapat oleh Perusahaan Real Estate X, penggunaan Information
digunakan untuk memberikan panduan dan pedoman bagi divisi Technology (IT) menjadi salah satu faktor pendukung untuk
IT untuk melaksanakan tugas dan kewajiban, serta menerapkan memperlancar proses bisnis yang ada. Penggunaan Information
suatu manajemen risiko yang digunakan untuk mengetahui, Technology (IT) pada perusahaan Real Estate X sangat
menganalisa, dan mengidentifikasi cara – cara mencegah dan mempengaruhi setiap proses bisnis yang ada, termasuk dalam
menghindari risiko – risiko terjadi. pengolahan data, pencatatan keuangan, penyimpanan desain
bangunan dan properti, oleh karena itu kualitas dari Information
Kata Kunci : Analisa Risiko IT, Risk Assessment, COBIT, Technology (IT) yang menopang setiap proses yang ada harus
Metode Kualitatif selalu dinilai dan diukur kualitasnya, serta meninjau setiap risiko
yang dapat memunculkan kendala bagi perusahaan.
ABSTRACT
Real Estate company X has the IT division that provides support Melalui Risk Assessement, perusahaan dapat mengetahui risiko –
and services to another divisions which became a customer for the risiko apa saja yang mungkin terjadi, mengukur seberapa besar
IT division. IT division provides services such as procurement of risiko tersebut terjadi, tingkat keseringan risiko itu terjadi dan apa
software, hardware assembly, and service divisions helpdesc for dampak yang ditimbulkan dalam proses bisnis bila risiko tersebut
the needy. The problems that have occurred on the company terjadi. Dari analisa Risk Assessment ini akan ditunjukkan hasil
network is lost, which caused the saturation point in the cable perhitungan risiko manakah yang paling tinggi untuk dapat
resulting data is entered into a computer can not be transferred to dilakukan tindakan penanganan. Lebih lanjut, diharapkan
the server, the server is full, because any existing data within the perusahaan tersebut dapat menggunakan Risk Assessment untuk
company will be put into memory on the server, and often memory mengambil keputusan yang bisa bermanfaat untuk perusahaan,
capacity in the server is no longer enough to accommodate the sehingga segala risiko tersebut dapat dijadikan sebuah kesempatan
existing data, and the damage - hardware damage caused by the untuk meningkatkan proses bisnis yang terjadi di perusahaan
negligence of the user. That requires a risk analysis of quality tersebut.
management and risk management to cope with risks that exist.
2. LANDASAN TEORI sebagai standar dalam menilai dan mengukur proses dalam
manajemen untuk memastikan bahwa proses IT dapat berlangsung
2.1 ISO 31000 dengan baik.[4]
ISO 31000 adalah suatu standar implementasi manajemen risiko Proses COBIT untuk perusahaan Real Estate X :
yang diterbitkan oleh International Organization for  PO 8 (Manage Quality)
Standarization. Standar ini ditujukan untuk dapat diterapkan dan PO8 manage quality akan berfokus kepada kinerja yang
disesuaikan untuk semua jenis organisasi dengan memberikan dilakukan saat ini, apakah sudah mencapai tujuan yang
struktur dan pedoman yang berlaku generik terhadap semua diinginkan, dan implementasi dari program – program yang
operasi yang terkait dengan manajemen risiko. Menurut ISO digunakan untuk meningkatkan kinerja IT. Tujuan dari
31000 ada 6 proses yang dilakukan dalam mengelola risiko, proses ini adalah memenuhi kepuasan terhadap kebutuhan
yaitu[1]: bisnis untuk IT dan memastikan adanya perbaikan serta
1.Communication and Consultation peningkatan terhadap kualitas pelayanan IT. Dalam analisa
Adanya konsultasi untuk membahas tentang risiko berdasarkan PO 8 terdapat 6 control objective yang
manajemen risiko agar memiliki tanggung jawab dalam akan dianalisa berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
melaksanakan manajemen risiko, dan memiliki dasar di wawancara berdasarkan control practices. 6 control objective
mana keputusan dibuat dan alasan mengapa tindakan tersebut yaitu:
tersebut harus dilakukan.
 Quality Management System
2.Establishing The Context
 IT Standards and Quality Practices
Saat membuat konteks untuk proses manajemen risiko,
diperlukan pertimbangan secara rinci dan jelas  Development and Acquisition Standards
khususnya bagaimana hubungan dengan lingkup proses  Customer Focus
manajemen risiko tertentu.  Continuous Improvement
3.Risk Assessment  Quality Measurement, monitoring, and Review
Proses – proses dalam Risk Assessment yaitu  PO 9 (Assess and Manage IT Risks)
a. Risk Identification PO9 Assess and Manage IT Risks adalah proses yang
Pada tahap ini risiko akan digolongkan kedalam risiko digunakan untuk mengelola resiko – resiko yang terjadi.
yang dapat terus meningkat, risiko yang dapat Dengan berfokus pada pengembangan kerangka manajemen
dicegah, dan risiko yang dapat diatasi dengan segera resiko yang diterapkan pada perusahaan, resiko – resiko akan
atau risiko tersebut dapat diturunkan tingkat ditemukan dan dilihat dampak terhadap proses bisnis maupun
keseriusan risiko tersebut. tujuan perusahaan. Pada PO9 ini terdapat 6 control objectives
b. Risk Analysis yang akan dianalisa berdasarkan pertanyaan – pertanyaan
Pada tahap pengembangan ini perlu dilakukan wawancara berdasarkan control practices. 6 control objective
evaluasi risiko yang akan ditangani terlebih dahulu tersebut yaitu :
dan yang ditangani sesudahnya, dengan cara membuat  IT Risk Management Framework
tabel likelihood dan impact dari semua risiko yang  Extabilish the Risk Context
ada.  Event Identification
c. Risk Evaluation  Risk Assessmemt
Pada tahap ini analis risiko akan memprioritaskan  Risk Response
risiko mana yang harus didahulukan penangannya dan  Maintenance and Monitoring of a Risk Action Plan
risiko mana yang nantinya bisa ditangani.
4.Risk Treatment 2.3 Kriteria Penilaian Risiko Berdasarkan
Tahap ini adalah tahap pemilihan apakah risiko dapat Analisa Risiko di Perpustakaan
diterima atau ditolak, apabila risiko diterima, maka
ditinjau terlebih lagi penanganan yang lebih dalam, Universitas Kristen Petra
sedangkan apabila risiko ditolak, maka akan Teori analisa pemberian nilai untuk setiap likelihood dan impact
dipertimbangkan apakah akan memunculkan risiko baru. juga mengacu berdasarkan IT Risk Assessment pada tahun 2013 di
5.Monitoring and Review Perpustakaan Universitas Kristen Petra. Berikut kriteria
Kemajuan aktual dalam melaksanakan rencana tindakan likelihood[2]:
untuk resiko memberikan ukuran kinerja dan dapat a. Skill Level
dimasukkan ke dalam manajemen kinerja perusahaan, Skill level adalah keahlian yang mempengaruhi terjadinya
pengukuran dan pelaporan kegiatan internal dan risiko. Skill level menilai pengetahuan ( knowledge ) yang
external. Pemantauan dan review dapat melibatkan dimiliki oleh pelaku. semakin tinggi pengetahuan pelaku,
pemeriksaan biasa atau pengawasan dari apa yang sudah maka risiko akan semakin rendah. Penilaian dihitung dari
ada atau bisa periodik. tingkat pengetahuan dalam menangani risiko.
6. Recording the risk management process b. Management and Stakeholder Support
Aktivitas manajemen risiko harus dicatat, sehingga dari Management and stakeholder support menilai tentang
catatan tersebut dapat dijadikan perbaikan dari risiko – kebijakan yang dibuat oleh manajemen terkait penanganan
risiko yang ada risiko. Penilaian didasarkan kepada tingkat dukungan dari
manajemen dan stakeholder dalam menangani risiko yang
2.2 COBIT 4.1 ada.
CobiT 4.1 adalah model standar pengelolahan IT yang c. Teamwork
mendapatkan pengakuan luas, dikembangkan oleh Information Teamwork menilai bagaimana kerja sama tim dalam
Technology Governance Institute ( ITGI ) dari Information System melakukan penanganan risiko. Teamwork meliputi
Audit and Control Association (ISACA). COBIT digunakan pembagian kerja, penanganan risiko, dan komunikasi pihak
didalamnya. Penilaian didasarkan kepada tingkat kerja sama c. Non-Compliance
dan inisiatif tim dalam perusahaan dalam menangani risiko. Seberapa besar tingkat kepatuhan yang dimiliki, yang
d. Project Management berdampak kepada suatu pelanggaran terhadap hukum atau
Project management mengukur seberapa siap project undang – undang. Penilaian didasarkan kepada tingkat
management menangani risiko yang ada. project pelanggaran yang dilakukan.
management mengukur requirement, jangka waktu, biaya, d. Privacy Violation
ruang lingkup, dan target yang ingin dicapai. Penilaian Berapa banyak informasi yang terungkap melalui risiko
didasarkan pada adanya requirement, jangka waktu, biaya, tersebut, penilaian didasarkan kepada banyaknya individu
ruang lingkup, dan target yang ada. yang mengetahui informasi yang terungkap.
e. Awareness
Awareness mengukur seberapa tinggi kesadaran semua Threat Agent Factor
pihak terhadap risiko yang mungkin terjadi, dan kesadaran Skill level Motive Opportunity Size
terhadap tindakan yang harus diambil dalam menghadapi 5 2 7 1
risiko. Penilaian didasarkan kepada tingkat kesadaran dan Overall Threat Agent Factor : 3.75 (medium)
penanganan terhadap risiko. Gambar 1. Overall Threat Agent Factor
Kriteria penilaian likelihood risiko diatas berdasarkan Analisa Vulnerability Factor
Risiko di Perpustakaan Universitas Kristen Petra. Berikut kriteria Ease of Ease of Awareness Intrusion
impact berdasarkan OWASP dan Analisa Risiko di Perpustakaan Discovery Exploit Detection
Universitas Kristen Petra.
3 6 9 2
2.4 Kriteria Penilaian Risiko Berdasarkan Overall Vulnerability factor : 5 ( Medium )
OWASP Gambar 2. Overall Vulnerability Factor
Dalam OWASP[7], likelihood dan impact dihitung dan dinilai Technical Impact
berdasarkan pemberian nilai yang ada. Dalam perhitungan Loss of Loss of Loss of Loss of
likelihood dan impact, terdapat level risiko terdapat 3 jenjang, Confidie- Integrity Availability Accountability
yaitu low (0 to <3), medium (3 to<6), dan high (6 to <9). ntality
Perhitungan dilakukan dengan memberikan nilai pada masing – 9 7 5 8
masing faktor yang kemudian akan dirata – rata. Overall techincal impact : 7.25 ( High )
Terdapat dua macam dampak yang ditimbulkan apabila proses Gambar 3. Overall Technical Impact Factor
penyerangan berhasil dilakukan. Dampak pertama adalah dampak Business Impact
teknis yang terjadi pada sisi aplikasi. Dampak kedua adalah Financial Reputation Non – Privacy
dampak bisnis yang terjadi pada sisi bisnis dan operasional Damage Damage Compliance Violation
perusahaan. Faktor untuk memperkirakan dampak yang terjadi
diantaranya technical impact factor dan business impact factor[8]. 1 2 1 5
A. Technical Impact Factors
Overall business impact : 2.25 ( Low )
a. Loss of confidentiality Gambar 4. Overall Bussiness Impact Factor
Loss of Confidientality mengukur seberapa banyak data
yang dapat diperlihatkan dan seberapa sensitif data tersebut.
Penilaian didasarkan kepada sensitifitas dan kepentingan
data.
b. Loss of integrity
Seberapa banyak data yang dapat dikorupsi dan bagaimana
tingkat kerusakannya. Penilaian didasarkan kepada jenis Gambar 5. Overall Risk Severity
data dan ruang lingkup data yang mengalami gangguan.
c. Loss of availability 2.5 Kriteria Penilaian Risiko Berdasarkan
Seberapa besar layanan yang hilang dan seberapa vital hal Analisa Risiko di Perpustakaan
tersebut terjadi. Penilaian didasarkan kepada jenis layanan
data yang terganggu.
Universitas Kristen Petra
Dalam penentuan impact terdapat beberapa kriteria yang dapat
d. Loss of accountability
Apakah aksi yang dilakukan oleh seorang attacker dapat digunakan untuk menghitung nilai yang ada. Berikut adalah
ditelusuri. Penilaian didasarkan kepada mudah atau tidaknya kriteria – kriteria yang digunakan untuk menghitung impact yang
penelusuran attacker. ada :
a. Confidientality
B. Business Impact Factor Dampak yang disebabkan oleh adanya risiko, seperti
a. Financial Damage hilangnya data, data rusak atau corrupt, kerahasiaannya
Mengukur seberapa besar dampak keuangan yang akan bocor. Penilaian didasarkan kepada banyaknya data yang
diterima. Peniaian didasarkan kepada tingkat kerugian yang rusak.
dialami perusahaan. b. Integrity
b. Reputation Damage Mengukur seberapa besar dampak risiko pada perusahaan.
Dampak risiko terhadap reputasi yang akan diterima oleh Semakin tinggi pengaruh risiko terhadap layanan IT yang
suatu perusahaan atau organisasi. Penilaian didasarkan berdampak pada perusahaan, maka nilai akan semakin
terhadap rusaknya reputasi yang dialami oleh perusahaan.
tinggi. Penilaian didasarkan kepada terganggunya Tabel 1. Kriteria Penilaian Risiko (lanjutan)
konsistensi layanan yang dilakukan oleh divisi IT.
c. Avalability Kriteria Sumber Keterangan
Avalability mengukur seberapa banyak layanan yang
merupakan dampak terhadap
menjadi tidak tersedia akibat terjadinya risiko. Semakin
baik atau buruknya reputasi
banyak layanan yang menjadi hilang akibat risiko, maka
yang diterima oleh divisi IT
semakin besar nilai yang diberikan. Penilaian didasarkan
terkait risiko – risiko yang
kepada banyak atau tidaknya layanan yang tidak bisa
terjadi. Jika risiko yang
diberikan.
diterima semakin mencoreng
d. Acountability
reputasi yang dimiliki oleh
Mengukur pihak – pihak yang bertanggung jawab terhadap
Reputation Pengembangan divisi IT, maka semakin besar
risiko. Penilaian didasarkan kepada kemudahan untuk
skenario risiko yang terjadi.
menemukan pihak – pihak yang bertanggung jawab. Damage analisa OWASP
e. Service  Dampak risiko sangat kecil
Mengukur seberapa parah layanan yang terganggu akibat bagi reputasi (1)
adanya risiko yang terjadi dan mempengaruhi kepuasan  Dampak risiko sedikit besar
pengguna. Penilaian didasarkan kepada tingkat kepuasan bagi reputasi (4)
yang dimiliki oleh customer.  Dampak risiko begitu besar
f. Privacy Violation bagi reputasi (5)
Mengukur seberapa besar jumlah orang yang terganggu  Dampak risiko
privasinya akibat adanya risiko yang terjadi. Penilaian menghilangkan reputasi (9)
didasarkan kepada banyaknya privasi orang yang terganggu. mengukur seberapa dalam
terganggunya layanan yang
3. PENILAIAN RISIKO diakibatkan oleh timbulnya
3.1 Kriteria Penilaian Risiko yang Dipakai risiko yang terjadi, sehingga
Kriteria penilaian untuk aspek likelihood dan impact penulis risiko mempengaruhi kepuasan yang
menggunakan penilaian berdasarkan OWASP dan Analisa Risiko dimiliki oleh pengguna.
di Universitas Kristen Petra. Namun ada beberapa kriteria Semakin besar pengaruh risiko
likelihood dan impact yang dikembangkan sesuai dengan kondisi terhadap kepuasan yang
yang ada dalam perusahaan. Kriteria penilaian risiko yang telah diterima oleh divisi IT, maka
dikembangkan dapat dilihat di Tabel 1. semakin besar skenario risiko
Pengembangan
Tabel 1. Kriteria Penilaian Risiko Service analisa yang ada.
Chrisdiyanto  Sebagian kecil layanan yang
Kriteria Sumber Keterangan ada terganggu dan kepuasan
Sesuai dengan masih stabil (1)
Skill Level Chrisdiyanto, 2013
sumber  Layanan yang bersifat vital
Management and kinerjanya tidak maksimal,
Sesuai dengan
Stakeholder Chrisdiyanto, 2013 sehingga kepuasan menurun
sumber
Support (5)
Integrity Chrisdayanto, 2013
Sesuai dengan  Sebagian besar bahkan
sumber hampir semua layanan tidak
Sesuai dengan berjalan, sehingga kepuasan
Teamwork Chrisdiyanto, 2013
sumber sangat rendah (9)
Project Manageme- Sesuai dengan
Chrisdiyanto, 2013
nt sumber 3.2 Risk Severity
Sesuai dengan Berdasarkan hasil penilaian likelihood dan impact, dilakukan
Awareness Chrisdiyanto, 2013
sumber perhitungan untuk mendapatkan risk severity dengan mengalikan
Sesuai dengan tiap-tiap aspek likelihood dan impact. Melalui hasil perhitungan
Avalability Chrisdayanto, 2013
Sumber risk severity. Setelah itu maka dapat ditentukan prioritas untuk
masing-masing risiko. Hasil perhitungan risk severity ditampilkan
pada Tabel 2. Risiko dirurutkan dari risiko tertinggi ke risiko
terendah berdasarkan risk severity.
Tabel 2. Risk Severity 3.3 Risk Response
Risk Level Overall Risk response merupakan cara perusahaan sebaiknya bereaksi
No. Risiko Sever- Level terhadap risiko tersebut. Dari 11 risiko tertinggi, maka dapat
ity disimpulkan risk response planning yang disarankan adalah
Tidak ada sebagai berikut:
17 rencana untuk 1. Tidak ada pengembangan berkelanjutan untuk risk acton/risk
mengembang- 36.585 HM High assessment untuk kedepannya.
kan risk action Risk severity: High
dan risk Risk Response: Avoid
assessment Perusahaan dianjurkan untuk merencanakan dan membuat
Tidak ada suatu pengembangan risk action dan risk assessment untuk
8 rencana menangani risiko menurut panduan ISO 31000 atau NIST
36.456 HM High
mengembang- 800-30[5].
kan QMS/SOP 2. Tidak adanya rencana pengembangan berkelanjutan terhadap
Tidak ada QMS/SOP untuk pedoman bagi divisi IT untuk kedepannya
14 proses Risk severity: High
perhitungan Risk Response: Lessen
27.56 HM High
likelihood Perusahaan dianjurkan membuat suatu struktur QMS/SOP
pada yang dikembangkan lebih lagi sebagai pedoman divisi IT,
perusahaan dengan menggunakan panduan ISO 9001[3].
Tidak ada risk 3. Tidak adanya proses perhitungan likelihood pada perusahaan
16 action yang 27.795 MM Medium Risk severity: High
terstruktur Risk Response: Avoid
Tidak adanya Perusahaan dianjurkan memiliki suatu proses perhitungan
3 standar IT terhadap likelihood dan impact sehingga perusahaan dapat
yang mengatur mengetahui secara pasti risiko mana yang memiliki pengaruh
teknologi 21.28 MM Medium besar bagi perusahaan. Perhitungan likelihood dan impact
informasi dapat melihat bantuan risk rating methodology by OWASP.
secara 4. Tidak ada risk action terstruktur berdasarkan biaya, prioritas,
keseluruhan manfaat, dan tanggung jawab
Tidak ada Risk severity: Medium
15 rencana untuk Risk Response: Lessen
20.79 MM Medium
pertimbangan Sesuai standar ISO 31000 mengenai manajemen risiko,
risiko residual perusahaan harus memiliki suatu risk action yang terstruktur,
tidak adanya dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu,
12 kriteria khusus perusahaan bisa membuat risk action yang berpedoman pada
yang NIST 800-30 tentang alur pembuatan risk action.
digunakan 5. Tidak ada standar IT yang mengatur sistem teknologi
20.125 MM Medium
untuk informasi secara keseluruhan.
menghitung Risk severity: Medium
likelihood dan Risk Response: Lessen
impact Perusahaan dianjurkan mengimplementasikan berbagai
Tidak adanya macam contoh framework yang dapat digunakan untuk
4 proses mengatur teknologi informasi yang ada. Beberapa contoh
dokumentasi framework yang dapat digunakan adalah ISO 29110 untuk
tentang model software, ISO 27001 untuk security, ISO 22301 untuk
SDLC dan 18.26 MM Medium Business Continuity and Management System, dan ISO
proses – 31000 untuk Risk Management.
proses dalam 6. Tidak adanya rencana untuk pertimbangan risiko residual.
pembuatan Risk severity: Medium
software Risk Response: Lessen
Tidak ada Perusahaan dianjurkan untuk mempertimbangkan
1 QMS yang kemungkinan terjadinya risiko residual terkait penanganan
mengatur risiko yang ada. Analisa terkait risiko residual yang dapat
pedoman IT diacu sesuai dengan ISO 31000 atau NIST SP800-30.
16.488 MM Medium 7. Tidak ada kriteria khusus untuk lakukan perhitungan
dalam
melaksanakan likelihood dan impact.
tugas dan Risk severity: Medium
kewajiban Risk Response: Avoid
Divisi IT tidak Penentuan kriteria likelihood dan impact yang jelas sangat
2 bisa mengikuti dibutuhkan untuk mengetahui tingkat kategori risiko yang
16.333 MM Medium ada. Perusahaan dapat menggunakan panduan risk rating
keseluruhan
SOP metodhology by OWASP untuk menerapkan dan melakukan
perhitungan likelihood dan impact.
8. Tidak adanya proses dokumentasi tentang model SDLC dan dengan risk severity high. Risiko – risiko yang memiliki
proses – proses dalam pembuatan software, baik software kategori high adalah sebagai berikut :
dari pihak vendor dan software dari programmer divisi IT itu a. Risiko dengan prioritas 1 :
sendiri i. Nomor Risiko : 18
Risk severity: Mediun ii. Tidak adanya pengembangan risk action dan
Risk Response: Lessen risk assessment
Dalam mengatur pendokumentasian model SDLC dari suatu b. Risiko dengan prioritas 2 :
software, perusahaan bisa menggunakan contoh framework, i. Nomor risiko : 9
yaitu ISO 12207 yang menjelaskan tentang SDLC dan jenis – ii. Tidak adanya rencana pengembangan SOP/QMS
jenisnya. untuk membantu pedoman bagi divisi IT
9. Tidak ada QMS yang mengatur pedoman IT dalam c. Risiko dengan prioritas 3 :
melaksanakan tugas dan kewajiban. i. Nomor risiko : 15
Risk severity: Medium ii. Tidak ada proses perhitungan likelihood pada
Risk Response: Lessen perusahaan
Pembuatan QMS yang digunakan untuk memberikan 3. Untuk risiko-risiko dalam bidang IT yang ditemukan pada
panduan kepada divisi IT untuk melakukan tugas dan perusaaan Real Estate X , pencegahan yang mungkin dapat
kewajiban sebagai divisi support bagi perusahaan dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menggunakan
mengacu ISO 9001. standar ISO 27001, ISO 31000, ISO 29110, ISO 9001[3],
10. Divisi IT tidak bisa mengikuti keseluruhan SOP. COBIT 4.1, risk rating methodology by OWASP, NIST 800-
Risk severity: Medium 30, GTAG 3[6] dan GTAG 11.
Risk Response: Lessen
Perusahaan dianjurkan untuk melakukan pengamatan dan 5. DAFTAR PUSTAKA
penyesuaian kembali SOP dengan tugas dan kewajiban yang [1] Bureau of Indian Standard. 2011. IS/ISO 31000(2009): Risk
dimiliki oleh divisi IT, sehingga SOP bisa ditaati dan diikuti Management. India : Manak Bhavan
dengan baik oleh divisi IT. Untuk mengidentifikasi dan
[2] Chrisdiyanto, I. 2013. IT Risk Assessment di Perpustakaan
mencari penyebab mengapa divisi IT tidak bisa mengikuti
Universitas Kristen Petra. Surabaya: Universitas Kristen
SOP yang ada, perusahaan bisa menggunakan bantuan
Petra.
COBIT pada aspek Delivery and Support (DS) yaitu DS 9
(manage configuration) dan DS 10 (manage problems). [3] International Organization for Standardization.2008. Quality
Management System – Requirements(ISO 9001). USA: ISO.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa dan observasi yang telah dilakukan, dapat [4] IT Governance Institute. 2007. COBIT 4.1. USA: ISACA.
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: [5] National Institute of Standards and Technology. 2002.
1. Peran divisi IT pada perusahaan cukup besar. Meskipun Computer Security(NIST 800-30). USA: NIST.
divisi IT adalah divisi support, namun proses bisnis yang
[6] The Institute of internal Auditors. 2005. Global Technology
dimiliki oleh perusahaan bergantung pada kelancaran dan
Audit Guide. USA : The IIA
pelayanan yang diberikan oleh divisi IT.
2. Dalam analisa yang dilakukan mengacu pada CobiT [7] The OWASP Risk Rating Methodology. 2012.
Control Practices dan berfokus pada PO (Plan and URI=https://www.owasp.org/index.php/OWASP_Risk_Ratin
Organize) yaitu PO8 dan PO9, ditemukan 3 risiko tertinggi g_Methodology

Anda mungkin juga menyukai