BAB 1
SPESIFIKASI UMUM
1.1.2 PERIJINAN
Penyedia harus segera mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin-izin yang
diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain: izin penerangan,
izin pengambilan material, izin pembuangan, izin pengurugan, izin trayek dan pemakaian
jalan, izin penggunaan bangunan serta izin-izin lain yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan/peraturan daerah setempat.
1-1
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
1-2
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
1-3
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Catatan :
Dalam Pemilihan Komposisi kebutuhan SDM dengan keahlian dan tingkat keahlian tertenttu harus diperhatikan,
kerumitan pekerjaan yang akan dihadapi, Efisiensi Pembiayaan, tepat sasaran dan biaya, dan pengadaan oleh pihak
ketiga misalnya ahli pengujian air bisa melalui Lab umum yang sdm nya mempunyai TA tersebut. Atau untuk
pekerjaan SD 10 M, pekerjaan Scada dapat memakai Bisa SKA TE 005 tapi menguasai TE 057 dan 058, komposisi
yang diusulkan adalah sebagai berikut dikaitkan dengan pembiayaan Proyek.
1-4
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
1.1.5 MC – 0
Mutual Check Nol adalah suatu bentuk laporan setiap jenis item uraian pekerjaan yang
dilengkapi dengan Berita Acara Pemeriksaan Lapangan Bersama (MC 0%), Berita Acara Serah
Terima Lapangan (BA MC 0%), Schedule, Dan Rekap MC 0%.pekerjaan laporan ini sangat
berguna terutama untuk pekerjaan Up rating atau optimalisasi, untuk lebih mudah mengukur
perubahan Volume atau tetap, apabila ditemukan ketidak sesuaian antara lapangan dan RAB
dari penyedia dan penerima jasa bias mengajukan MC – O untuk itu penyedia harus
melaksanakan langkah sebagai berikut :
(1) Bersama sama dengan pemberi tugas memeriksa kondisi awal lapangan;
(2) Membuat berita acara pemeriksaan lapangan bersama (MC 0 %)
(3) Menyerahkan Berita Acara serah terima lapangan ( BA MC 0 %)
(4) Isi MC 0 yang dibuat penyedia atau bersama sama dengan pemberi tugas adalah, judul
nama pekerjaan, alamat, Uraian Pekerjaan, harga satuan, Volume Kontrak.
(5) MC 0 harus sesuai dengan harga satuan yang sudah disepakai antara penyedia jasa dan
pemberi tugas, terkecuali dikehendaki lain dengan alasan tertentu yang dapat
dipertanggung jawabkan.
1-5
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
1-6
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
A. Jadwal Pekerjaan
(1) Penyedia harus menyiapkan jadwal pelaksanaan secara detail dan harus diserahkan
kepada Direksi Teknis/Lapangan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu
tahapan pekerjaan dimulai. Program kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi Teknis/Lapangan. Jadwal pelaksanaan tersebut harus
mencakup :
a) Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan.
b) Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke lapangan.
c) Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan dan/atau
1-7
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
B. Lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan yang terdapat pada daftar kuantitas (form rencana
anggaran biaya).
1-8
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
(2) Penyedia harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat berat yang
menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu-lintas.
(3) Direksi Teknis/Lapang berhak memerintahkan untuk menambah peralatan atau menolak
peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.
(4) Bila pekerjaan telah selesai, Penyedia diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat-alat
tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekas-
bekasnya.
(5) Disamping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksudkan pada ayat
13.1. penyedia harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi
apapun, seperti : tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hari hujan, perancah (scafolding)
pada sisi luar bangunan atau tempat lain yang memerlukan, serta peralatan lainnya.
A. Papan Nama
Papan nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek
memuat :
(1) Nama Proyek :
(2) Lokasi :
(3) No. Kontrak :
(4) Nilai Kontrak :
(5) Kontraktor Pelaksana :
(6) Pengawas :
B. Papan Pengumuman
Penyedia Jasa membuat papan pengumuman yang bisa diisi dengan progress pekerjaan,
pengumuman mengenai pekerjaan terkait lingkungan, pengumuman commissioning dll,
biasanya papan pengumuman berlatar belakang papan biasa.
1-9
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
1 - 10
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
1 - 11
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
mencakup banyak hal. Suatu kebijakan dikatakan sebagai kebijakan publik apabila
membawa manfaat yang diperoleh masyarakat yang bukan pengguna langsung dari
produk yang dihasilkan, jauh lebih banyak dan lebih besar dari pengguna langsungnya.
(5) Implementasi kebijakan adalah tahap pembuatan kebijakan antara pembentukan
kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang
dipengaruhinya. Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak dapat mengurangi masalah
yang merupakan sasaran kebijakan, maka kebijakan itu mungkin akan mengalami
kegagalan sekalipun kebijakan itu di implementasikan dengan sangat baik. Sementara
itu, suatu kebijakan yang cemerlang mungkin juga akan mengalami kegagalan jika
kebijakan tersebut kurang diimplementasikan dengan baik oleh para pelaksana
kebijakan.
(6) Menurut Sahartier (dalam Wahab, 2004 : 51) Implementasi dapat dikatakan sebagai
suatu untuk memahami apa yang nyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan
berlaku atau dirumuskan, yakni kejadian-kejadian dari kegiatan yang timbul sesudah
disahkannya pedoman-pedoman kebijakan Negara, yang mencakup baik usaha-usaha
untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan dampak nyata pada
masyarakat.
(7) Dengan demikian kebijakan dipandang sebagai suatu proses, yang meliputi formulasi,
implementasi, dan evaluasi, suatu kebijakan di formulasikan atau dirumuskan dengan
maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Dari beberapa pengertian tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa implementasi kebijakan adalah serangkaian tindakan yang
ditetapkan atau dilaksanakan dan dilakukan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan
tertentu demi kepentingan masyarakat.
(8) Keselamatan Kesehatan Kerja pada setiap perusahaan sudah di dasari landasan hukum,
maka setiap kegiatan yang dilakukan oleh pekerja sudah termasuk dalam landasan
hukum. Dan landasan hukum yang digunakan dalam setiap perusahaan ialah Undang-
undang 1970 nomor 1 tentang tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatan dalam melakukan pekerjaan. Dan masuk juga dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja RI nomor PER 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 2, Nomor 1, 2014: 1-11
(9) Pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko. Suma’mur (2001:1) Kesehatan kerja
adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang
bertujuan agar para pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun sosial, dengan usaha preventif, terhadap
penyakit atau gangguangangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan
dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum. Tujuan kesehatan kerja
adalah untuk melindungi pekerja dari segala hal yang dapat merugikan kesehatan akibat
kerja.
1 - 12
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
(10) Lingkungan adalah lingkungan tempat kerja yang terjadi akibat dari suatu kegiatan di
tempat Kerja : temperatur atau suhu atau dingin, kelembaban, berdebu, kebisingan, dan
lain-lain. Faktor-faktor di atas dapat berdiri sendiri atau bahkan saling interaksi atau
bersama-sama terlibat mempengaruhi terjadinya kecelakaan. Dalam melakukan
pemeriksaan kecelakaan, faktor-faktor tersebut harus menjadi dasar pemikiran untuk
mencari penyebab kecelakaan serta membuat koreksi dan tindakan pencegahan.
Lingkungan tempat kerja merupakan suatu faktor yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan, karena hal tersebut menimbulkan sakit akibat bila terlalu lama.
B. SOP K3
Penyedia wajib menyelenggarakan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 09/PER/M/2008 tentang Pedoman
Sistem manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum
(1) Penyedia wajib menyusun tingkat risiko kegiatan yang akan dilaksanakan untuk dibahas
dengan PPK sebagaimana yang disusun pada awal kegiatan.
(2) Penyedia wajib membuat RK3K dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Dibuat pada awal kegiatan.
b) Harus mencantumkan kategori risiko pekerjaan yang telah ditentukan bersama PPK.
c) Pada awal dimulainya kegiatan, Penyedia mempresentasikan RK3K kepada Pejabat
Pembuat Komitmen untuk mendapat persetujuan.
d) Tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu dilakukan kaji ulang)
dilakukan setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan
konstruksi berlangsung.
(3) Penyedia wajib melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang
mempunyai risiko K3 tinggi atau melibatkan sekurang-kurangnya Petugas K3 Konstruksi
pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3 sedang dan kecil.
(4) Melakukan kerja sama untuk membentuk kegiatan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum bila ada dua atau lebih Penyedia yang bergabung dalam satu kegiatan.
(5) Penyedia melapor ke Dinas Tenaga Kerja dan Jamsostek setempat sesuai ketentuan yang
berlaku.
(6) Penyedia wajib membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja setempat
dan tembusannya disampaikan kepada PPK.
(7) Penyedia wajib melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
(8) Penyedia wajib membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3K bidang pekerjaan
umum sebagai bagian dari dokumen serah terima kegiatan pada akhir pekerjaan.
(9) Penyedia wajib melaporkan kepada PPK dan Dinas Tenaga Kerja setempat tentang
kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja kosntruksi
yang telah terjadi pada kegiatan yang dilaksanakan.
(10) Penyedia wajib menindaklanjuti surat peringatan yang diterima dari PPK.
(11) Penyedia wajib melakukan pengendalian resiko K3 onstruksi Bidang Pekerjaan Umum
1 - 13
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
1 - 14
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
1 - 15
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
D. Tenaga Ahli K3
Tenaga Ahli K3 harus mempunyai sertifikasi K3 dan mempunyai pengalaman dalam pekerjaan
sejenis, sertifikasi direkomendasikan yang dikeluarkan Oleh :
1) PT. Sucofindo
2) PT. Surveyor Indonesia.
3) PT. Jatim Aspek Nusantara
4) PT. Alkon Trainindo
5) Biro Klasifikasi Indonesia.
6) Untuk Yang mengacu Ke OSHAS 18001 : 1999 Penyedia Jasa Bebas Menentukan keluaran
lembaga sertifikasi manapun untuk TA K3.
1 - 16
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
1.3.1 FOTO/DOKUMENTASI
(1) Untuk kelengkapan laporan, Penyedia dan Direksi Teknis wajib membuat foto-foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dan evaluasi pencapaian sasaran K3, mutu dan
lingkungan, termasuk rekomendasi untuk peningkatan kinerja K3, mutu dan lingkungan.
(2) Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan minimal pada kondisi 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%
, atau sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan Direksi Teknis/Lapangan. Dalam
pembuatan dokumentasi harus berisi informasi mengenai jenis pekerjaan, lokasi dan
kondisi kemajuan pekerjaan.
(3) Pengambilan Dokumentasi diambil dari titik pemotoan yang sama agar jelas terlihat jelas
kemajuan pekerjaannya.
1 - 17
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
1.3.4 RAPAT-RAPAT
(1) Apabila dipandang perlu, Direksi Teknis/Lapangan dapat mengadakan rapat-rapat
dengan mengundang Penyedia dan pihak-pihak tertentu yang berkaitan dengan
pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat
merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi Penyedia.
(2) Keputusan rapat yang disepakati dituangkan dalam berita acara dan ditandatangani oleh
seluruh pihak yang berkepentingan.
1 - 18
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Pengguna Jasa sekurang-kurangnya ditanda tangani oleh PPK yang merupakan Pejabat
Paling Bawah yang bisa menerima delegasi kewenangan PA, Serah terima Pekerjaan
merupakan bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi, PPHP
menjadi orang yang bertanggung jawab langsung kepada pemberi wewenang atau yang
menunjuknya.
(1) Dasar
Serah terima Pekerjaan didasari oleh Peraturan Perundangan-undangan yang berlaku
yaitu :
a) PP 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
b) PerPres 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa (Beserta Perubahannya)
(2) Langkah-langkah Serah Terima Pekerjaan
Serah terima Pekerjaan terdiri dari :
a) Serah terima Pertama (PHO)
Dilakukan setelah selesai Masa Pelaksanaan Kontrak
b) Serah terima Akhir (FHO)
Dilakukan setelah selesai masa Pemeliharaan Kontrak
(3) Langkah-langkah Serah terima Pekerjaan
a) Serah Terima Pekerjaan Awal (PHO)
Serah terima pekerjaan awal (PHO) adalah serah terima yang dilakukan oleh
Kontraktor Pelaksana ketika sudah selesai mengerjakan 100%. Syarat-syarat yang
harus dilakukan adalah Kontraktor Pelaksana mengajukan surat permohonan
pemeriksaan pekerjaan 100% yang sudah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
PPTK (Pejabat Teknis yang ditunjuk oleh PPK) kepada PPK. PPK akan membuat
surat balasan untuk memeriksa pekerjaan baik di lapangan maupun administrasi
(dokumen-dokumen) pendukungnya dengan membentuk Tim Pemeriksa
tambahan atau cukup dengan petugas-petugas yang sudah ada. Setelah pekerjaan
diperiksa, PPK membuat surat hasil pemeriksaan pekerjaan yang biasa dituangkan
dalam Berita Acara Pemeriksaan dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Awal
(PHO). Setelah semuanya terpenuhi, Kontraktor Pelaksana menagihkan pekerjaan
95%, sisanya 5% ditagihkan setelah masa pemeliharaan selesai atau ditagihkan
dengan mengganti jaminan pemeliharaan.
b) Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah tahap di mana Kontraktor Pelaksana melaksanakan
pemeliharaan terhadap hasil pekerjaan selama waktu yang ditetapkan dalam
Dokumen Kontrak. Pemeliharaan dimaksudkan untuk menjaga hasil pekerjaan
harus sesuai dengan spesifikasi, kualitas, dan kuantitas selama waktu pemeliharaan
khususnya, dan menjamin hingga umur rencana tercapai dengan memperkirakan
hasil deteksi selama masa pemeliharaan.
c) Serah Terima Pekerjaan Akhir (FHO)
Tahapan serah terima pekerjaan akhir (FHO) hampir sama dengan PHO, dimulai
dari surat serah terima pemeriksaan pekerjaan dari Kontraktor Pelaksana kepada
1 - 19
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
1 - 20
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
(6) Mencakup suatu penjadwalan yang sesuai dengan persyaratan teknis dan pelaksanaan,
jika penundaan dan faktor lainnya diperhitungkan, maka harus juga tercermin dalam
penjadwalan ini,
(7) Mampu meramalkan kondisi yang akan datang dan mungkin dilakukan perubahan bila
diperlukan,
(8) Disajikan dalam bentuk yang dapat dengan mudah diterapkan oleh pelaksana, mandor,
bila mungkin oleh pekerja
(9) Tanggung jawab harus dipertegas bagisemua material yang digunakan termasuk fasilitas
sementara, bahan habis pakai, material konstruksi sementara
a. Semen
Semen harus disimpan dengan metode yang baik dan benar. Tujuannya untuk
mempertahankan kualitas dari semen tersebut. Semen yang bermutu bagus ditandai dari
butirannya yang terurai dan terlihat lembut seperti debu. Salah dalam menyimpan semen,
maka akibatnya kualitasnya bakal menurun karena menggumpalnya partikel-partikel
semen.
Simpan di Ruangan yang Tertutup
Susun Kemasan Semen Secara Bersilang
Berikan Ruang untuk Sirkulasi Udara
Gunakan Semen yang Pertama Kali Disimpan
Jaga Kondisi Kebersihan Ruangan
Tetap Letakkan di Tempat yang Terlindung, Jika karena alasan-alasan tertentu tidak
mungkin menyimpan semen di dalam gudang, tetaplah meletakkan semen tersebut di
tempat yang teduh. Utamanya yaitu tempat yang terlindung dari terik matahari dan
curah hujan yang tinggi. Tutuplah susunan semen ini menggunakan kain terpal untuk
memberikan perlindungan yang lebih maksimal.
1 - 21
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
terpapar cuaca langsung dan juga udara yang lembab sehingga dapat membuat besi
beton menjadi berkarat dan berkurang kekuatannya.
besi beton tidak disimpan dengan meletakkannya langsung diatas tanah, hal ini akan
menyebabkan proses oksidasi besi terjadi lebih cepat. Untuk mengatasinya perlu
melapisi bagian bawah besi beton dengan menggunakan kayu dengan ketinggian
minimal 20 cm dari tanah.
Selain air, besi beton juga tidak boleh terkena minyak, lumpur yang tentunya
mengandung air, dan juga zat lainnya terutama zat yang memiliki sifat asam. Zat yang
memiliki sifat asam ini akan membuat besi beton menjadi lebih cepat berkarat sehingga
harus dihindari.
Penyimpanan harus dilakukan diruangan yang kering dan memiliki sirkuasi udara yang
baik. Sirkulasi udara yang baik akan mencegah terjadinya peningkatan kelembaban
udara sehingga akan mencegah proses perkaratan pada besi beton.
1 - 22
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
1 - 23
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
1 - 24
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
(7) Sistem pembayaran prestasi hasil pekerjaan sesuai ketentuan dokumen kontrak
(angsuran/termijnatau bulanan/monthly certificate).
a) Sistem sertifikat angsuran
Setelah kemajuan hasil pekerjaanmencapai nilai prosentase tertentu sesuai dengan
ketentuan dokumen kontrak, penyedia jasa mengajukan laporan kemajuan hasil
pekerjaan kepada direksi teknis dengan lampiran data pendukung.
Kemajuan hasil pekerjaan tersebut harus sudah mendapat penetapan dari direksi
teknis selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah diterimanya laporan kemajuan hasil
pekerjaan tersebut berikut kelengkapan data pendukungnya.
b) Sistem sertifikat bulanan
Pada setiap tanggal 25 bulan yang bersangkutan, penyedia jasa mengajukan
sertifikat bulanan kepada direksi teknis dengan lampiran data pendukung
(penentuan tanggal pengajuan sertifikat bulanan dibahas/disepakati dalam pre
construction meeting).
Direksi teknis harus menetapkan selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah
diterimanya sertifikat bulanan tersebut berikut kelengkapan data pendukungnya.
(8) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan yang telah
terpasang, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat yang ada di lapangan.
(9) Bila terjadi ketidaksesuaian dalam perhitungan prestasi hasil pekerjaan, tidak akan
menjadi alasan untuk menunda pembayaran. Pengguna jasa dapat meminta penyedia
jasa untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan
hal-hal yang sedang menjadi perselisihan dan besarnya tagihan yang dapat disetujui
untuk dibayar setinggi-tingginya sebesar 80% (delapan puluh persen) dari jumlah nilai
tagihan.
(10) Pembayaran terakhir sebesar 100% (seratus persen) dari nilai kontrak hanya dilakukan
setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan penyedia jasa harus menyerahkan
jaminan pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak setelah berita acara
penyerahan
1 - 25
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
(2) Sedangkan pada sistem monthly progress, berapa pun progress yang diperoleh pada
setiap akhir bulan akan dibayar setiap bulannya. Biasa dengan ketentuan progress
minimum yang harus dicapai untuk dapat menerima pembayaran.
a) Misal setelah bulan pertama progress 6% maka akan dibayar 6%, selama bulan kedua
progress 10%maka akan dibayar 10%, dan seterusnya.
b) Keuntungan sistem monthly progress adalah jika setiap bulan progress di atas batas
progress minimum maka kontraktor akan menerima pembayaran setiap bulan. Dari
sisi cashflow sistem ini yang paling baik untuk pihak kontraktor.
c) Jangan lupa dengan retensi yang biasa besarnya 5% dari nilai kontrak. Retensi
merupakan jaminan pemeliharaan yang akan dibayarkan setelah masa pemeliharaan
yang disepakati dalam kontrak. Umumnya masa pemeliharaan untuk proyek
konstruksi adalah 180 hari kalender.
(3) Jadi pada saat pekerjaan selesai dan dilakukan serah terima pertama atau progress 100%
sebenarnya kontraktor baru dibayar 95% dari nilai kontrak, sisanya yang 5% dari nilai
kontrak sebagai retensi yang akan dibayarkan setelah serah terima kedua atau setelah
masa pemeliharaan selesai.
(4) Harus ada Penjelasan awal adalah bagaimana cara pembayaran dan berapa lama waktu
prosesnya. Karena tidak sedikit pemberi Tugas yang sangat lama proses
pembayarannya.
(5) Umumnya setelah berkas penagihan termasuk progress lengkap diterima dengan baik,
pemilik proyek akan melakukan pembayaran maksimum 2 minggu. Tetapi itu juga sangat
tergantung dari cash flow pemberi tugas.
1 - 26
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
BAB 2
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SIPIL UMUM
2.1 UMUM
Semua pekerjaan sipil mengacu kepada acuan normatif yang telah ada, antara lain :
SNI 07-0076-1987 Tali kawat baja
SNI 03-0349-1989 Bata beton untuk pasangan dinding
SNI 03-1738-1989 Panduan pengujian CBR lapangan
SNI 03-1742-1989 Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah
SNI 03-1743-1989 Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah
SNI 03-1744-1989 Metode pengujian CBR laboratorium
SNI 05-0820-1989 Baja profil I, C dan L
SNI 03-1749-1990 Cara penentuan besar butir agregat untuk adukan dan beton
SNI 03-1750-1990 Mutu dan cara uji agregat beton
SNI 03-1753-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 70 mikron agregat kasar
untuk beton
SNI 03-1754-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 50 mikron agregat kasar
untuk beton
SNI 03-1756-1990 Cara penentuan kadar zat organik agregat halus untuk beton
SNI 03-1765-1990 Cara uji butiran pipih dan panjang agregat untuk beton
SNI 03-1964-1990 Metode pengujian berat jenis tanah
SNI 03-1965-1990 Metode pengujian kadar air tanah
SNI 03-1966-1990 Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar
SNI 03-1969-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
SNI 03-1970-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus
SNI 03-1971-1990 Metode pengujian tentang kadar air agregat
SNI 03-1972-1990 Metode pengujian slump beton
SNI 03-1974-1990 Metode pengujian kuat tekan beton
SNI 03-2417-1991 Metode pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles
SNI 03-2458-1991 Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar
SNI 03-2493-1991 Pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium
SNI 03-2495-1991 Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
SNI 15-2530-1991 Metoda pengujian kehalusan Semen Portland
SNI 15-2531-1991 Metode pengujian berat jenis Semen Portland
SNI 03-2647-1992 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
SNI 03-2816-1992 Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk campuran
mortar dan beton
SNI 03-2819-1992 Metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka dengan alat
ukur tipe baling-banling
2-1
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
SNI 03-2828-1992 Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus pasir
SNI 03-2832-1992 Metode pengujian untuk mendapatkan kepadatan tanah maksimum
dengan kadar air optimum.
SNI 03-2914-1992 Spesifikasi beton bertulang kedap air
SNI 03-3402-1994 Metode pengujian berat isi beton ringan struktural
SNI 03-3407-1994 Sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan sodium sulfat .
SNI 03-3422-1994 Metode pengujian batas susut tanah
SNI 03-3423-1994 Metode pengujuan analisis ukuran butir tanah dengan alat hidrometer
SNI 15-2049-1994 Semen Portland
SNI 03-3976-1995 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton
SNI 15-3758-1995 Semen adukan pasangan
SNI 03-4804-1998 Metode pengujian berat isi rongga udara dalam agregat.
SNI 03-2094-2000 Bata merah pejal untuk pasangan dinding
SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
SNI 03-6477-2000 Metode penentuan nilai 10% kehalusan untuk agregat.
SNI 07-6401-2000 Spesifikasi kawat baja dengan proses kanal dingin untuk tulangan
beton
SNI 03-1729-2002 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung
SNI 03-2491-2002 Metode pengujian kuat tarik belah beton.
SNI 03-2835-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah
SNI 03-3449-2002 Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan agregat ringan.
SNI 03-6762-2002 Metode pengujian tiang pancang terhadap bahan lateral
SNI 03-6796-2002 Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah dengan
beban statis pada pondasi dangkal
SNI 03-6806-2002 Tata cara perhitungan beton tidak bertulang struktural
SNI 03-6812-2002 Anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton
SNI 03-6814-2002 Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan beton
SNI 03-6817-2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
SNI 03-6820-2002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plesteran
dengan bahan dasar semen
SNI 03-6861.2-2002 Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja)
SNI 03-6880-2002 Spesifikasi beton struktural
SNI 03-6882-2002 Spesifikasi motar untuk pekerjaan pasangan
SNI 03-6889-2002 Tata cara pengambilan contoh agregat
SNI 15-2049-2004 Semen Portland
SNI 15-3758-2004 Semen masonry
SNI 0076-2008 Tali kawat baja
SNI 1742-2008 Cara uji kepadatan ringan untuk tanah
SNI 1743-2008 Cara uji kepadatan berat untuk tanah
SNI 1964:2008 Metode pengujian berat jenis tanah
SNI 1966:2008 Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah
2-2
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
SNI 2835:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi
bangunan gedung dan perumahan
SNI 2493:2011 Tata cara pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium
Permen603/PRT/M/2005 Pedoman umum sistem pengendalian manajemen pembangunan
sarana dan prasarana bidang PU
Permen PU No. 4 - 2009 Sistem Manajemen Mutu
ASTM C 595 “Spesifikasi semen blended hidrolis” , kecuali tipe S dan SAyang
tidak diperuntukkan sebagai unsur pengikat utama struktur
beton.
ASTM C 845 "Spesifikasi semen hidrolis ekspansif
2-3
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
2-4
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
2-5
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
sesuai.
(4) Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat membahayakan,
misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan finishing yang lain.
(5) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang,
dan sebagainya.
2-6
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
dasar pondasi atau di bawah bidang batas bawah yang ditentukan oleh Direksi
Teknis/Lapangan. Juga tidak diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh
pengembangan tanah, pemancangan, longsor, bergeser, runtuh atau karena sebab-
sebab lain.
(3) Kedudukan dasar pondasi yang tercantum pada gambar rencana, hanya bersifat
pendekatan dan perubahan-perubahan sesuai dengan ketentuan Direksi
Teknis/Lapangan dapat diadakan tanpa tambahan pembiayaan.
(4) Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah di bawah muka air tanah, akan dibayar
tersendiri, yaitu untuk volume tanah galian yang terletak minimum 20 cm di bawah
muka air tanah konstan pada lubang galian.
(5) Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa mempertimbangkan
cara dimana material tersebut akan dibuang, dibayar menurut harga satuan sesuai
dengan mata pembayaran.
(6) Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain yang
umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
2-7
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
tertera nama pabrikan, jenis dan jumlah semen yang dikirim, bersama dengan
sertifikat pengujian dari pabrikan yang menyatakan bahwa semen yang dikirim
sudah diuji dan dianalisa dalam segala hal sesuai dengan Acuan Normatif.
d. Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air
serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu
atau menggumpal atau yang rusak kantongnya akan ditolak.
e. Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan Acuan Normatif
bila dianggap perlu oleh Direksi Teknis/Lapangan. Direksi Teknis/Lapangan berhak
untuk menolak semen yang tidak memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikasi
dari pabrikan.
f. Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya
Penyedia. Penyedia harus menyediakan semua contoh pengujian dan memberikan
bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi Teknis/Lapangan untuk melakukan
pengujian.
g. Penyedia harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalam jumlah
yang cukup di lapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan memberikan
waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
(2) Penyimpanan Semen
a. Penyedia harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di tempat yang
sesuai untuk menyimpan dan menangani semen, gudang-gudang tersebut harus
benar-benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup.
b. Ketika diangkut ke lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup dengan
terpal atau bahan penutup lain yang tidak tembus air, semen harus sesegera
mungkin digunakan setelah dikirim dan setiap semen yang menurut pendapat
Direksi Teknis/Lapangan sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air
dari udara atau dari manapun, harus ditolak dan disingkirkan dari lapangan atas
biaya Penyedia.
c. Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah, semen-
semen harus disimpan menurut pengiriman sedemikian sehingga yang dikirim
dahulu dapat dipakai lebih dahulu.
(3) Pasir (agregat halus) dan batu pecah (agregat kasar)
a. Mutu agregat halus : butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak mengandung lumpur
dan bahan-bahan organis.
b. Ukuran agregat halus : Sisa diatas ayakan 4 mm harus minimum 2% berat; sisa
diatas ayakan 2 mm harus minimum 10% berat; sisa ayakan 0,25 mm harus berkisar
antara 80% dan 90% berat.
c. Mutu agregat kasar : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah
butir-butir pipih maksimum 20% bersih, tidak mengandung zat-zat aktif alkali.
d. Ukuran agregat kasar : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0% berat; sisa diatas
ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat, selisih antara sisa-sisa
kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum
2-8
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
10% berat.
e. Penyimpanan : pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan sedemikian rupa
sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.
f. Bila agregat yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan sudah terpilih, Penyedia
harus mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu
sumber yang disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada
seluruh pekerjaan.
g. Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi bahan
harus dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 m3 yang dipasok.
h. Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik di sumber
pemasokan atau dilapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta
gradasinya sudah disetujui guna menjaga kesinambungan kerja.
(4) Mutu Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam
alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton
serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan
air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui
oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(5) Mutu/Kekuatan Beton
Kecuali ditentukan lain pada gambar kerja, kekuatan dan penggunaan beton adalah
sebagai berikut :
Tabel Kelas Beton
Kuat Tekan
Penggunaan
Kg/cm2 MPa
- Lantai kerja, beton pengisi 125 10,4
- Pondasi telapak, pondasi pelat, jembatan, 225 18,75
jembatan pipa, reservoir bawah, instalasi
dan intake
- Reservoir menara air 300 25
- Thrust block dan lain-lain struktur ringan 175 14,6
yang tidak perlu kedap air
2-9
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
(4) Seluruh pelaksanaan kegiatan pengecoran harus dipimpin oleh seorang penanggung
jawab pelaksanaan yang mempunyai keahlian dan pengalaman yang cukup dalam
pelaksanaan pengecoran.
(5) Setiap sub-sub kegiatan yang terdiri dari pekerjaan pengadukan, pengecoran dan
pemadatan harus dipimpin oleh seorang kepala tukang yang akan mengarahkan
pekerja dalam pelaksanaan pengecoran.
(6) Semua pekerjaan pengecoran harus dilakukan oleh tenaga-tenaga pekerja yang terlatih,
yang jumlahnya harus mencukupi untuk menangani pekerjaan pengecoran yang
dilakukan.
(7) Selama pelaksanaan pengecoran penyedia harus menunjuk seorang pengawas yang
khsusus mengawasi kondisi bekisting dan pembesian agar selama pelaksanaan
pengecoran tidak mengalami perubahan sesuai gambar rencana pembetonan.
(8) Penyedia wajib menyediakan peralatan cadangan seperti beton moln, pompa dan
vibrator agar apabila terjadi kerusakan peralatan tidak mengganggu pelaksanaan
pengecoran.
(9) Penyedia harus mengatur setting-time pelaksanaan pengecoran sedemikian sehingga
adukan beton tidak melewati batas waktu yang disyaratkan sebelum pengecoran.
2.3.4 ADUKAN
(1) Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing untuk
umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau
lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan. Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus diserahkan selambat-
lambatnya 6 minggu sebelum pekerjaan dimulai.
(2) Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Direksi Teknis/Lapangan tentang
kekuatan/kebersihannya. Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix
serta pembiayaanya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia. Trial mix
dan design mix harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil dari -sumber yang
berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier beton yang lain.
(3) Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecor,
pengadukan harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan daya yang kontinyu
serta mempunyai kapasitas minimal 1 m3. Jenisnya harus disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan dan dijalankan dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh
pabrikan.
(4) Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh
Direksi Teknis/Lapangan untuk mutu beton tertentu.
(5) Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke seluruh massa, tiap
partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang homogen
tanpa adanya air yang berlebihan.
2 - 10
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
2.3.5 PENGUJIAN/PEMERIKSAAN
(1) Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji kubus beton 15
x 15 x 15 cm.
(2) Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump harus
dalam batas-batas yang disyaratkan dalam PBI 1971, kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
(3) Benda uji dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-rata tidak lebih
dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck dump (diambil yang volumenya terkecil).
Disamping itu jumlah maksimum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat
setiap satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
(4) Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 dan 28 hari.
(5) Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan akan
dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan
perancah dan penarikan baja prategang. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan
pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan dalam jangka
waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.
(6) Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI 71, dilakukan di lokasi pengecoran
dan harus disaksikan oleh Direksi Teknis/Lapangan. Untuk pengecoran di lokasi yang
tinggi atau sulit dijangkau digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan
pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala macam jenis pengujian
lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-
pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.
(7) Pengujian kekuatan beton dilakukan pada laboratotrium independen yang ditentukan
oleh Direksi Teknis/Lapangan.
2 - 11
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
mengecor beton serta peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan untuk pengujian
sebagaimana yang diuraikan di sini atau menurut petunjuk Direksi Teknis/Lapangan.
2.3.10 PENGANGKUTAN
1. Adukan beton dari tempat pengaduk harus secepatnya diangkut ke tempat pengecoran
dengan cara sepraktis mungkin yang metodenya harus mendapat persetujuan Direksi
Teknis/Lapangan terlebih dahulu. Metode yang dipakai harus menjaga jangan sampai
terjadi pemisahan bahan-bahan campuran beton ( segregation ), kehilangan unsur-
unsur betonnya dan harus dapat menjaga tidak timbulnya hal-hal negatif yang
diakibatkan naiknya temperatur ataupun berubahnya kadar air pada adukan. Adukan
yang diangkut harus segera dituangkan pada formwork (bekisting) yang sedekat
mungkin dengan tujuan akhirnya untuk menjaga pengangkutan lebih lanjut.
2. Alat-alat yang digunakan untuk mengangkut adukan beton harus terbuat dari bahan
dengan permukaan halus dan kedap air.
3. Adukan beton harus sampai ditempat dituangkan dengan kondisi benar-benar merata
(homogen). Slump test yang dilakukan untuk sample yang diambil pada saat adukan
dituangkan kebekisting harus tidak melewati batas-batas toleransi yang ditentukan.
2.3.11 PENGECORAN
(1) Sebelum adukan dituangkan pada bekisting, kondisi permukaan dalam dari bekisting
harus benar-benar bersih dari segala macam kotoran. Semua bekas-bekas beton yang
2 - 12
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
tercecer pada baja tulangan dan bagian dalam bekisting harus dibersihkan.
(2) Air tergenang pada acuan beton atau pada tempat beton akan dicor harus segera di
hilangkan. Aliran air yang dapat mengalir ketempat beton dicor, harus dicegah dengan
mengadakan drainase yang baik atau dengan metode lain yang disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan, untuk mencegah jangan sampai beton yang baru dicor menjadi
terkikis pada saat atau setelah proses pengecoran.
(3) Pengecoran tidak boleh dimulai sebelum kondisi bekisting tempat beton dicor, kondisi
pemukaan beton yang berbatasan dengan daerah yang akan dicor, dan juga keadaan
pembesian selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(4) Beton yang akan dicorkan harus pada posisi sedekat mungkin dengan acuan atau
tempat pengecoran untuk mencegah terjadinya segregasi yang disebabkan pemuatan
kembali atau dapat mengisi dengan mudah keseluruhan acuan.
(5) Selama pelaksanaan pengecoran harus diawasi secara ketat mengenai kualitas adukan
beton, kondisi bekisting dan posisi tulangan.
(6) Tidak diperkenankan melakukan pengecoran untuk suatu bagian dari pekerjaan beton
yang bersifat permanen tanpa dihadiri Direksi Teknis/Lapangan.
(7) Penyedia harus mengatur kecepatan kerja dalam menyalurkan adukan beton agar
didapat suatu rangkaian kecepatan baik mengangkut, meratakan dan memadatkan
adukan beton dengan suatu kecepatan yang sama dan menerus agar beton selalu
dalam keadaan plastis dan dapat mengisi dengan mudah kedalam sela-sela diantara
tulangan.
(8) Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 (satu) jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sampai 2
jam, apabila adukan beton digerakkan terus menerus secara mekanis. Apabila
diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai bahan-bahan
penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang disetujui Direksi
Teknis/Lapangan. Beton harus dicor sedekat-dekatnya ketujuannya yang terakhir untuk
mencegah pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan didalam cetakan.
(9) Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke bekisting yang dalam,
yang dapat menyebabkan dalam papan terlepasnya koral dari adukan beton karena
berulang kali mengenai batang pembesian atau tepi bekisting ketika adukan beton itu
dijatuhkan, beton juga tidak boleh dicor dalam bekisting sehingga mengakibatkan
penimbunan adukan pada permukaan bekisting di atas beton yang dicor. hal ini, harus
disiapkan corong atau saluran vertikal untuk pengecoran agar adukan beton dapat
mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain. Bagaimanapun juga tinggi jatuh
dari adukan beton tidak boleh melampaui 1,5 meter di bawah ujung corong.
(10) Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya atau beton yang telah terkotori
oleh bahan lain tidak boleh dipergunakan dalam pengecoran.
(11) Mengencerkan adukan yang sudah diangkut atau adukan beton yang sudah terlanjur
agak mengeras tapi belum dicorkan sama sekali tidak diperkenankan,
(12) Pengecoran beton harus dilakukan secara terus menerus tanpa berhenti hingga
2 - 13
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
selesainya pengecoran suatu panel atau penampang yang dibentuk oleh batas-batas
elemennya atau batas penghentian pengecoran yang ditentukan untuk siar
pelaksanaan.
(13) Dalam hal terjadi kerusakan alat pada saat pengecoran, atau dalam hal pelaksanaan
suatu pengecoran tidak dapat dilaksanakan dengan menerus, Penyedia harus segera
memadatkan adukan yang sudah dicor sampai batas tertentu dengan kemiringan yang
merata dan stabil saat beton masih dalam keadaan plastis. Bidang pengakhiran ini
harus dalam keadaan bersih dan harus dijaga agar berada dalam keadaan lembab
sebagaimana juga pada kondisi untuk construction joint, sebelum nantinya dituangkan
adukan yang masih baru. Bila terjadi penyetopan pekerjaan pengecoran yang lebih
lama dari satu jam, pekerjaan harus ditangguhkan sampai suatu keadaan dimana beton
sudah dinyatakan mulai mengeras yang di tentukan oleh pihak Direksi
Teknis/Lapangan.
(14) Beton yang baru selesai dicor, harus dilindungi terhadap rusak atau terganggu akibat
sinar matahari ataupun hujan. Juga air yang mungkin mengganggu beton yang sudah
dicorkan harus ditanggulangi sampai suatu batas waktu yang disetujui Direksi
Teknis/Lapangan terhitung mulai pengecorannya.
(15) Tidak sekalipun diperkenankan melakukan pengecoran beton dalam kondisi cuaca yang
tidak baik untuk proses pengerasan beton tanpa suatu upaya perlindungan terhadap
adukan beton, hal ini bisa terjadi baik dalam keadaan cuaca yang panas sekali atau
dalam keadaan hujan. Perlindungan yang dilakukan untuk mencegah hal-hal ini harus
mendapat persetujuan Direksi Teknis/Lapangan.
(16) Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara apapun
sekurang-kurangnya 48 jam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh ijin tertulis dari
Direksi Teknis/Lapangan. Semua beton harus dicorkan pada siang hari, pengocoran
bagian manapun tidak boleh dimulai jika dapat diselesaikan pada siang hari kecuali jika
sudah diperoleh ijin dari Direksi Teknis/Lapangan untuk pengerjaan malam hari, ijin
demikian tidak akan diberikan jika Penyedia tidak menyediakan sistem penerimaan
yang memadai, yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(17) Penyedia harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan kondisi
pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini harus tersedia untuk
diperiksa oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(18) Pada posisi bidang elemen struktur yang tinggi, untuk menghindari segragasi
pengecoran dapat dilakukan dengan sistim pipa tremie. Tremie adalah pipa yang cukup
panjang untuk menghubungkan dua titik terendah yang akan dicor dan tempat kerja di
atas permukaan tanah atau air. Satu hopper penerima beton dipasang di atas. Bagian
bawah harus selalu ditanam dalam beton segar untuk menjadi segel dan memaksa
beton mengalir dengan tekanan. Penuangannya pun harus dilakukan secara terus
menerus. Biasanya beton dipakai untuk pengecoran di bawah air, tetapi dapat juga
digunakan untuk menuang beton ke dalam begisting yang dalam, atau di mana
metode konsolidasi normal tidak mungkin. Beton diangkut oleh gaya gravitasi melalui
2 - 14
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
pipa vertikal (tremie) dari corong tempat menuangkan beton segar. Beton harus
mengalir terus menerus tanpa putus. Slump tinggi, 150-250 mm tanpa segrasi atau
bleeding. Untuk mendapatkan beton yang mengalir dan kohesif, perlu memakai
agregat halus yang banyak, 40-50% dari total agregat. Akibatnya, kadar semen juga
tinggi. Water reducer, air-entrain dan pozzolan dapat dipakai untuk memperbaiki
kelecakan beton. Ukuran tremie tergantung ukuran agregat maksimum. Pipa diameter
200 mm dianjurkan untuk campuran beton dengan agregat maksimum 38 mm, dan
diameter 150 mm untuk agregat maksimum 19 mm.
2 - 15
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
konsistensi plastisnya disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Spesi harus diaduk pada satu
landasan kayu atau logam dalam jumlah kecil menurut keperluan dan setiap spesi yang
sudah mulai mengeras atau telah dicampur dalam waktu lebih dari 30 menit tidak boleh
dipakai dalam pekerjaan. Spesi yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk
dipakai.
2 - 16
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
(5) Penyedia harus memberikan jaminan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhadap
sifat kedap air hasil pekerjaannya terhitung sejak selesainya masa pelaksanaan
pekerjaan.
(6) Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan-kerusakan lain selama jangka waktu
pemelihaan, Penyedia atas biaya sendiri harus segera memperbaiki bagian yang
mengalami kerusakan tersebut.
2.3.19 WATERPROOFING
(1) Bahan dan pengujian
a. Bahan harus sesuai dengan standard yang ditentukan oleh pabrik dan standard-
standard lainnya, seperti NI-3, ASTM-828, ASTNLE, TAPP-I-083 dan 407. Penyedia
tidak dibenarkan merubah standard dengan cara apapun tanpa ijin dari Direksi
2 - 17
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Teknis/Lapangan.
b. Apabila tidak ditentukan lain, jenis bahan yang digunakan Waterproofing adalah
tipe coating system atau setara dengan ketebalan 4 mm.
c. Memiliki karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata serta konstan.
Kedap air dan uap termasuk pada bagian yang overlap.
d. Perlindungan terhadap waterproofing menggunakan screed dengan ketebalan 3 cm
(perbandingan 1 PC : 3 PSR).
(2) Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Penyedia agar meneliti gambar-
gambar dan kondisi di lapangan. Dikoordinasikan dahulu pada Direksi
Teknis/Lapangan.
b. Penyedia agar terlebih dahulu membuat shop drawing lengkap dengan petunjuk
dari Direksi Teknis/Lapangan meliputi gambar-gambar denah lokasi, ukuran, bentuk
dan kualitas.
c. Persiapan pelaksanaan :
• Permukaan plat beton yang akan diberi lapisan waterproofing harus benar-benar
bersih, bebas dari minyak, debu serta tonjolan-tonjolan tajam yang permanen
dari tumpahan atau cipratan aduk dan dalam kondisi kering (baik dalam arti
kata kering leveling screed maupun kering permukaan).
• Semua pertemuan 90 atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul, yaitu
menutup sepanjang sudut tersebut dengan aduk kedap air 1 PC : 3 PSR atau
seperti tercantum dalam gambar kerja.
• Dalam leveling screed digunakan campuran kedap air 1PC : 3PSR dibentuk
menggunakan benang waterpass arah kemiringan (arah kemiringan menuju ke
lubang-lubang pipa.
• Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah tertentu dan diratakan
permukaannya (dihaluskan) dengan menggunakan roskam, digosok sedemikian
rupa dengan roskam tadi sehingga gelembung-gelembung udara yang
terperangkap dalam adukan screed dapat keluar.
• Dalam kondisi setengah kering, screed tadi langsung ditaburi semen sambil
digosok lagi dengan roskam best sehingga merata, setelah lapisan screed kering
tidak boleh diaci.
• Setelah kering udara ± 24 jam, screed baru ini harus dilindungi dari
kemungkinan pecah-pecah rambut dengan jalan menutupi permukaan atasnya
dengan goni-goni rami yang sudah dibasahi air terlebih dahulu dan dijaga
kondisi basahnya.
• Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed ini minimal 7 (tujuh) hari dalam
kondisi cuaca cerah (35º) dan pengeringan maksimal 5 hari. Untuk cuaca buruk
(hujan tidak termasuk dalam perhitungan waktu pengeringan screed).
d. Pekerjaan primer coating dilakukan dengan system kuas/Roll.
e. Pemasangan waterproofing dimulai dari titik terendah.
2 - 18
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
2 - 19
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
2 - 20
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
2 - 21
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
2 - 22
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
2.5.3 PENYIMPANAN
Bila baja tulangan harus disimpan, maka tempat penyimpanan yang beratap tahan air dan
diberi alas dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan
kerusakan dan karat.
2.5.4 PENEKUKAN
(1) Pada tahap awal pekerjaan, Penyedia harus mempersiapkan daftar tekukan (Bending
Schedule) untuk disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Semua baja tulangan harus
ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi yang memperlihatkan dalam gambar
dan sesuai peraturan yang berlaku. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui
oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(2) Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan
2 - 23
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
kerusakan. Tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai
dengan gambar tidak boleh dipakai.
(3) Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka dikerjakan dengan
sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar dengan diameter batang yang
ditekuk.
2.5.6 PEMASANGAN
(1) Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada gambar
dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau
gantungan logam menurut kebutuhan. Pada persilangan diikat dengan kawat baja pada
pilar dinding dengan diameter tidak kurang dari 2.6 mm, ujung-ujung kawat harus
diarahkan kebagian tubuh utama beton.
(2) Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar
kontruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali diperoleh
persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan.
(3) Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang
sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran
sebelumnya. Sebelum pengecoran tulangan yang sudah dipasang pada tiap pekerjaan
harus disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Pemberitahuan kepada Direksi
Teknis/Lapangan untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan dalam tenggang
waktu pekerjaan. Jarak minimal dari permukaan suatu batang termasuk sengkang ke
permukaan beton terdekat dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.
(4) Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan P.B.I.
1971.
Toleransi Baja Tulangan
Diameter, ukuran sisi atau Variasi dalam Toleransi
jarak antara dua berat yang Diameter
permukaan yang diperbolehkan
berlawanan
< 10 mm 7% 0,4 mm
10 < d < 16 mm 5% 0,4 mm
16 – 28 mm 5% 0,5 %
29 – 32 mm 4% -
2.5.7 PENYAMBUNGAN
Batang-batang tulangan tidak boleh dipotong jika tidak perlu dan harus ditempatkan pada
seluruh panjangnya. Apabila ini tidak memungkinkan maka potongan dapat diijinkan apabila
panjang batang yang disediakan melebihi panjang yang ditunjukkan pada gambar-gambar.
2 - 24
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
2 - 25
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
2.7.2 PABRIKASI
Pekerja-pekerja yang digunakan adalah yang terlatih pada bidangnya melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi Teknis/Lapangan. Direksi
Teknis/Lapangan mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan
pemeriksaaan pekerjaan dan tidak satupun pekerjaan dibongkar atau disiapkan untuk dikirim
sebelum disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Setiap pekerjaan yang dianggap tidak
memenuhi syarat karena cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana, harus segera
diperbaiki dengan biaya sendiri. Penyedia harus menyediakan sendiri semua alat-alat yang
diperlukan serta perancah agar dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
2.7.4 MELURUSKAN
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang harus diperiksa keseluruhannya sebelum
dilakukan dan semua bagian tersebut harus bebas dari puntiran dan kalau perlu diadakan
tindakan-tindakan perbaikan sehingga kalau plat itu tersusun akan terlihat rapat seluruhnya.
2.7.5 MEMOTONG
Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting,
menggergaji, atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari pemotongan harus
menyiku pada bidang yang dipotong tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
Penyelesaian pada permukaan umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda. Bila digunakan
las pemotong, maka hanya permukaan yang merata dapat digerinda seperlunya. Ujung dari
plat penguat harus dipotong dan diselesaikan agar rapat dengan flens dari gambar ujung
dan batang tekan, dan gelagar-gelagar batang lain yang disambung dengan plat
penyambung dengan memakai paku keling atau baut harus diratakan setelah pabrikasi agar
rapat seluruhnya. Pada sambungan batang tekan maka toleransi maksimum adalah 0.1 mm
dan tidak untuk sambungan batang tarik maksimum 0.2 mm untuk setiap titik sambungan.
2 - 26
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Untuk menghaluskan tepi yang telah dipotong tersebut tidak diperkenankan menggunakan
las pemotong. Bila dikehendaki oleh Direksi Teknis/Lapangan, dapat digerinda yang bergerak
searah dengan arah las pemotong tapi harus diselesaikan sehingga bebas dari seluruh bekas
kotoran tadi.
2.7.8 UMUM
(1) Seluruh pelaksanaan pekerjaan pengelasan hanya diperkenankan dengan
menggunakan las listrik.
(2) Pekerjaan las yang harus dikerjakan oleh tukang las bersertifikat harus diawasi langsung
oleh Direksi Teknis/Lapangan yang mempunyai training dan pengalaman yang sesuai
untuk pekerjaan semacam itu. Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi
Teknis/Lapangan dan mendapatkan persetujuan dari contoh lain yang hendak dipakai.
(3) Detil-detil khusus yang menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengolahan, jenis
dan ukuran elektrode, tebalnya bagian-bagian ukuran dari las serta kekuatan arus listrik
untuk las tersebut, harus diajukan oleh Penyedia untuk mendapat persetujuan dari
Direksi Teknis/Lapangan terlebih dahulu sebelum pekerjaan dengan las listrik dapat
dilakukan.
(4) Ukuran elektrode, arus dan tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan
pada las listrik harus yang seperti yang disyaratkan dan tidak boleh dilakukan tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi Teknis/Lapangan.
(5) Plat dan potongan yang hendak dilas harus bebas dari kotoran besi, minyak, gemuk cat
dan lainnya yang dapat mempengaruhi mutu pengelasan. Bila terjadi retak, susut, retak
pada bahan dasar , berlubang dan kurang tetap letaknya, harus disingkirkan.
(6) Untuk pengerjaan las harus dilaksanakan secara menerus tidak boleh terputus
(7) Laju pengelasan harus diatur sedemikian sehingga tidak terjadi peleburan tidak
sempurna, penetrasi kampuh yang tidak memadai dan peleburan berlebihan.
(8) Apabila diperlukan pengelasan dalam beberapa lintasan las untuk memperoleh ukuran
las yang dikehendaki terak-terak yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum
memulai lintasan yang baru.
(9) Hasil pengelasan harus dibersihkan dari kerak-kerak dan kotoran dengan menggunakan
gerinda, agar dapat terlihat kesempurnaan hasil las.
(10) Ditambahkan ukuran dan jenis kawat las.
2.7.9 MENGEBOR
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan semua plat
potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang
dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut-baut pas pada salah
satu lubang ini dibor lebih kecil dan baru kemudian diperbesar untuk mencapai ukuran yang
sebenarnya. Cara lain adalah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan
menggunakan mal. Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan, plat-plat dan
sebagainya dapat dilepas bila perlu.
2 - 27
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
2 - 28
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
baja, pihak ketiga akan segera menyampaikan secara tertulis kepada Direksi Teknis/Lapangan
setiap kerusakan atau cacat tanpa ditunda-tunda atau kalau tidak demikian, dia harus
memperbaiki setiap kerusakan, kehilangan serta yang terjadi di luar dan sesudah penyerahan
atas biaya sendiri.
2.7.13 PEMASANGAN
(1) Umum
Penyedia harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan dan
mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan mengelingkan baut atau las seluruh
pekerjaan baja. Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan sebagainya
yang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan. Semua bagian
harus dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti, Drift yang dipakai
mempunyai diameter yang lebih kecil dari diameter lubang paku keling atau baut, dan
digunakan untuk membawa bagian pada posisinya yang tepat seperti diisyaratkan di
bawah ini. Penggunaan martil yang berlebihan yang dapat merusak atau menganggu
material tidak diperkenankan. Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang
menyulitkan pekerjaan montase serta menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan
dengan menggunakan drift secara wajar harus dilaporkan kepada Direksi
Teknis/Lapangan. Permukaan dengan mesin perkakas harus dibersihkan sebelum
dipasang. Kopel dan sambungan lapangan sebanyak 50 % sebelum dikeling atau dibuat
2 lubang pada setiap diisi kurangnya 40 % dari lubang diisi dengan baut. Selanjutnya
sekurang-kurangnya 10 % dari lubang pada suatu kelompok dikeling atau dibaut dengan
permanen sebelum baut montase atau drift diangkat (disingkirkan).
(2) Drift, Paku Keling Baut Stel dan Sebagainya
Penyedia harus menyediakan untuk digunakan sendiri, semua pararel drift untuk
montase yang mungkin diperlukan dan akan tetap menjadi miliknya bila dipindahkan
dari tempat pekerjaan atas biaya sendiri. Setelah selesai pekerjaan semua stel, setiap
paku keling dan baut yang berlebih akan diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan
atau biaya Penyedia.
(3) Drift Paralel Untuk Montase
Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase dibuat sesuai dengan
diameter yang diperlukan, dan panjangnya tidak kurang dari jumlah tebal minimal yang
akan dilalui oleh Drift itu ditambah satu kali drift itu.
(4) Pemasangan Paku Keling
Semua pekerjaan harus dibuat secara wajar sehingga potongan-potongan dapat
berhubungan dengan rapat menyeluruh sebelum dimulainya pemasangan paku keling.
Drift dapat digunakan hanya untuk mendekatkan pekerjaan pada posisinya dan tidak
akan digunakan untuk menganggu lubang-lubang. Menggunakan drift dengan ukuran
yang lebih besar dari diameter nominal lubang tidak diperkenankan. Dianjurkan paku
keling dipasang dengan menggunakan mesin atau alat tekan dari tipe yang telah di
setujui. Setiap paku keling harus cukup panjang untuk membentuk kepala dengan
ukuran standar dan harus bebas dari kotoran besi dengan cara menggosokkannya pada
2 - 29
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
permukaan sepotong logam. Paku keling tetap berada dalam keadaan panas, merah
menyeluruh pada saat dimasukkan dan dikerjakan serta mengisi seluruh lubang selama
masih panas. Semua paku keling yang longgar serta paku keling yang retak terbentuk
jelek atau dengan kepala yang cacad atau dengan kepala yang sangat eksentris terhadap
batangnya harus dipotong dan diganti dengan paku keling yang baik, membentuk
kembali kepala paku keling tidak diperkenankan. Kepal paku keling yang agak pipih
dapat digunakan pada tempat-tempat tertentu kalau ditentukan oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
2 - 30
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
2
(gr/m )
22 0,71 534
24 0,56 534
26 0,46 380
28 0,36 380
(5) Pemasangan
Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat dan dipasang menurut
standar yang paling baik. Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak boleh ada
lekukan, kelim patriannya harus betul-betul kedap air dan tidak ada patrian yang tercecer
atau berlimpah.
Satuan yang dibuat dari galvanis harus dipasang memakai paku sekrup galvani atau
dengan memakai lembaran penutup (holderbats) yang bentuk dan ukurannya tertera
dalam gambar.
(6) Memateri
Solder mematri dengan mutunya paling baik yaitu terdiri dari ½ timah hitam dan ½
timah putih. Muriatic acid harus dipergunakan sebagai peleburnya kedua zat.
2 - 31
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
2 - 32
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
c. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan tidak hitam,
biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan, mempunyai keteguhan yang
tinggi serta bidang patahnya harus mempunyai kepadatan dan warna putih yang
merata.
(4) Bata Merah
a. Bata merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran, dapat
digunakan produksi lokal dengan ukuran normal 6 cm x 12 cm x 24 cm dan ukuran
diusahakan tidak jauh menyimpang.
b. Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna merah tua yang
merata tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata merah minimum harus
mempunyai daya tekan ultimate 30 kg/cm²
c. Apabila blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1
bagian Portland Cemen dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
d. Blok-blok semen yang baru dicetak harus dilindungi dari panas matahari dan dirawat
selama tidak kurang dari 10 hari dengan jalan membasahi atau menutupi dengan
memakai karung basah.
(5) Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh dipakai semua
seperti yang dipakai untuk pekerjaan beton
(6) Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah disetujui Direksi
Teknis/Lapangan
(7) Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso, keramik
dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi Teknis/Lapangan atau
seperti yang disyaratkan pada saat rapat penjelasan.
2 - 33
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Blok-blok beton yang baru saja dibuat harus dilindungi dari matahari dan dirawat untuk
jangka waktu paling tidak 10 hari dengan jalan membasahi atau menutupi dengan
memakai karung basah.
(4) Tembok-tembok ventilasi
a. Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran M1. Pasangan ventilasi
tersebut harus cukup baik dan antara satu dengan yang lain harus lurus, seragam
dengan menarik garis lurus di antara kedua ujungnya.
b. Ventilasi tersebut nantinya harus dicat dengan cat tembok sesuai dengan yang
ditetapkan oleh PPk.
2 - 34
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
2.8.4 PLESTERAN
(1) Bahan
a. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau
campuran-campuran lain.
b. Semen Portland
Semen portland yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membatu dan
dalam sak yang tertutup seperti disyaratkan dalam NI-8.
c. Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti minyak,
asam atau unsur-unsur organik lainnya.
(2) Perbandingan campuran plesteran
a. Plesteran dengan campuran 1 Pc : 4 Ps digunakan pada dinding, sedangkan untuk
daerah basah digunakan plesteran dengan campuran 1 Pc : 2 Ps.
b. Apabila diperlukan, acian dibuat dengan bahan PC dicampur air sampai mencapai
hasil kekentalan yang sempurna.
(3) Pelaksanaan
a. Permukaan dinding batu bata atau permukaan beton harus dibersihkan dari noda
debu, minyak cat, bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran.
b. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan yang
diisyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih dahulu
"kepala plesteran" untuk dipergunakan sebagai acuan.
c. Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (ñ 20 mm) dan diratakan
dengan roskam kayu/besi dari kayu halus tersebut dan rata permukaannya ataupun
dengan profil aluminium dengan panjang minimal 1,5, kemudian basahkan terus
selama 3 (tiga) hari untuk menghindarkan terjadinya retak akibat penyusutan yang
mendadak.
d. Untuk plesteran pada permukaan beton, mula-mula permukaan beton harus
dikasarkan dengan pahat besi untuk mendapatkan daya ikat yang kuat antara
permukaan beton dengan plesteran. Bilamana perlu permukaan beton yang telah
dikasarkan diberi bahan additive, misalnya "Calbon".
e. Permukaan beton harus dibasahi air hingga jenuh.
f. Dalam pelaksanaan plesteran permukaan beton dengan ketebalan minimal 2 cm,
tidak diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus, tetapi harus dilakukan secara
bertahap yaitu dengan cara menempelkan adukan semen pada bagian yang akan
diplester, kemudian setelah mengering, dilakukan plesteran berikutnya dengan
adukan semen pasir hingga mencapai ketebalan yang dikehendaki.
g. Apabila terdapat bagian plesteran pada permukaan beton dengan ketebalan lebih
dari 3 cm, sebagai akibat dari kesalahan pada waktu pengecoran atau yang lainnya,
maka plesteran tersebut harus dilapis dengan kawat ayam yang ditempelkan pada
2 - 35
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
permukaan beton yang akan diplester. Biaya penambahan kawat ayam tersebut
menjadi tanggungan Penyedia.
h. Apabila ada pekerjaan plesteran yang harus dibongkar atau diperbaiki, maka hasil
akhir (finishing) dari pekerjaan tersebut harus dapat menyamai pekerjaan yang telah
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
2 - 36
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
2 - 37
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
akan stabil, setelah di perhitungkan dengan Faktor pengali yang cukup aman.
(2) Uji boring (SPT) / Standard Penetration Test.
Tahapan kegiatan Boring :
Pengeboran (Soil Test Drilling)
Pemboran N-SPT ini dilakukan pada lokasi titik tertentu (ditunjukan Pengawas /
Direksi) dengan cara wash drilling (penggunaan semprotan air) disamping untuk
pelicin mata bor dan stang bor sirkulasi semprotan air juga mengangkat tanah hasil
pahatan mata bor (cutting) ke permukaan. Dilakukan diskripsi setiap kedalaman 2
meter untuk membuat bor log dan nilai jumlah pukulan dari nilai Standard
Penetration Test (N-SPT value) setiap kedalaman 2 m. (atau ditentukan / persetujuan
Direksi).
Secara umum Peralatan yang biasa dipakai :
- Bor mesin type YSO I/KOKEN – KT-3, Jepang
- Extension rod 2 ½” dengan panjang masing-masing 3.00 meter
- Mata bor (chopping bit)/core barrel
- Mesin pompa air tekan dan Robbin type YT.20
- Kunci-kunci pipa (gastong)
Prosedur : ASTM Method D 1452-65
Melakukan N-(SPT)
Dilakukan dengan pemboran mesin dan mengganti mata bor (pahat) dengan cara :
- Mendorong tabung pemisah standard (sendok pemisah) sedalam 460 mm (18 inc),
pada kedalaman tanah di dasar pemboran 152 mm (6 inc) yang pertama berguna
untuk meletakkan sepatu pancang pada tanah yang tidak terganggu.
- Menghitung nilai tumbukan untuk memancang alat pengambil contoh (sendok
pemisah) pada kedalaman berikutnya 305 mm (12 inc). Perhitungan nilai tumbukan
dilakukan setiap kemajuan kedalaman 152 mm (6 inc) dan dijumlah untuk
mendapatkan jumlah nilai tumbukan (N-SPT).
- Menggunakan massa pemukul (hammer) seberat 63.5 kg (140 lb) yang dijatuhkan
bebas dengan ketinggian 760 mm (30 inc).
Pada umunya alat yang diperlukan :
- Trippod beserta perlengkapannya
- Batang bor (extension rod) 2 ½”, panjang masing-masing 3.00 meter
- Alat penumbuk seberat 63,5 kg, dengan tinggi jatuh 76,2 cm
- Tabung belah standar (standard split barrel sampler) luar 2”, dalam 1 3/8”
panjang 24”
Prosedur :ASTM Method D 1586
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mengidentifikasi tanah lunak
untuk desain pondasi struktur, antara lain :
- Konsistensi tanah atau dikorelasikan dengan nilai N-SPT dan kuat heser ( ), untuk
tanah yang berkohesi (lanau – lempung)
- Kepadatan Relatif (Dr) atau dikorelasikan dengan N-SPT untuk tanah tanah tak
2 - 38
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
berkohesi (pasir).
Tabel Hubungan antara jumlah pukulan dan Kerapatan Tanah pasir (Pascher J.V&
Means R.E, 1974).
ASTM Standard Manual Relative Density Stability
GOW Spoon 140Lb, 1.5 inc cone
30 inc 40 lb, 18 inc
Numb of blow Numb of blow
0–4 - Very Loose Subject to
liquefaction if fine
grained and
saturated
4 – 10 <25 Loose Subject to volume
decrease from
vibration
10 – 30 25 – 50 Medium Questionable
30 – 50 50 – 80 Dense Little decrease in
volume from
vibration
Over 50 Over 80 Very dense No volume decrease
Tabel Hubungan antara Kerapatan (Dr), N-SPT, qc, dan Sudut geser dalam ()
(Sangrelate, 1972).
Compachness Relative SPT Static Cone Sudut Geser
of fine sand Density (Dr) N qc in bar tanah ()
Very Loose < 0.20 <4 < 20 < 30
Loose 0.20 – 0.40 4 – 10 20 – 40 30 – 35
Medium Dense 0.40 – 0.60 10 – 30 40 – 120 35 – 40
Dense 0.60 – 0.80 30 – 50 120 – 200 40 – 45
Very Dense 0.80 – 1.00 >50 > 200 45
Pengambilan Sample
Uji Laboratorium Mektan.
2 - 39
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
2 - 40
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3.1 UMUM
Spesifikasi teknis ini disusun untuk pengadaan dan pemasangan berdasarkan jenis
pekerjaan yang akan dilelangkan dengan ketentuan :
(1) Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri.
(2) Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional.
(3) Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan.
(4) Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan.
(5) Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
(6) Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
(7) Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk.
(8) Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output Performance) yang diinginkan.
(9) Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan, Istilah
pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus
dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-dokumen
kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan
peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan
material yang harus disepakati, harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi
tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau
material tersebut dijumpai.
3-1
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Sebelum pembangunannya, desain kantor dan gudang harus disetujui oleh pihak PPK
dan Tim Teknis kegiatan.
(3) Jika segmen pemasangan pipa lebih dari 2.000 meter maka Kontraktor disarankan untuk
mencari lokasi penempatan pipa sementara untuk keperluan langsir pipa sehingga
keterlambatan penyediaan / distribusi material pipa dapat dihindari.
3-2
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3-3
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3-4
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3-5
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh penyedia
barang/jasa, termasuk peyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk mengangkut
air ke lokasi pekerjaan, sehingga tidak akan mempengaruhi kelancaran pekerjaan. Biaya
untuk keperiuan tersebut menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa. Kualitas air
yang diisyaratkan ditentukan pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini.
Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh
penyedia barang/jasa dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang
akan dilaksanakan dan harus ada persetujuan dari PPK dan Tim Teknis. Penyediaan
tanaga listrik tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat pengukur serta fasilitas
pengaman yang diperlukan dan lampu-lampu penerangan untuk menjamin lancamya
pelaksanaan pekerjaan.
(2). Peralatan
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan
oleh penyedia barang/jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, penyedia
barang/jasa harus mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut. Penyediaan peralatan di tempat pekerjaan, dan
persiapan peralatan pekerjaan harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan
persetujuan dari PPK dan Tim Teknis. Tanpa persetujuan PPK dan Tim Teknis, penyedia
barang/jasa tidak diperbolehkan untuk memindahkan peralatan yang diperlukan dan
lokasi pekerjaan.
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti
hingga PPK dan Tim Teknis menganggap pekerjaan dapat dimulai.
(3). Penyediaan Material
Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri semua material seperti yang
disebutkan dalam daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan
lain di dalam dokumen kontrak.
Untuk material-material yang disediakan oleh PPK dan Tim Teknis, penyedia
barang/jasa harus mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi
pekerjaan. Penyedia barang/jasa harus memeriksa dahulu material-material tersebut
dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan. Penyedia
barang/jasa harus mengganti material yang rusak atau kurang akibat oleh cara
pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian penyedia barang/jasa.
Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak. Nama
produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan,
laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila
diminta untuk dipertimbangkan oleh PPK dan Tim Teknis. Bila menurut pendapat PPK
dan Tim Teknis hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi
teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh penyedia
barang/jasa tanpa biaya tambahan.
3-6
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian
rupa sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan
memperhitungkan jadwal untuk pekerjaan lainnya.
(4). Contoh-Contoh Material
Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan
contoh menurut Acuan Normatif yang disetujui PPK dan Tim Teknis. Contoh- contoh
harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
Contoh-contoh yang telah disetujui PPK dan Tim Teknis harus disimpan terpisah dan
tidak tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut.
Penawaran penyedia barang/jasa harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk
pengujian material.
Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material- material
dari jenis atau merk tertentu, maka penyedia barang/jasa harus meminta petunjuk PPK
dan Tim Teknis untuk menentukan jenis atau merk material yang baik dan dapat
diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia barang/jasa
dapat mengganti dengan produk atau merk material yang baik dan diperbolehkan untuk
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia barang/jasa dapat mengganti
dengan produk atau merk lain yang sekurang-kurangnya mempunyai kualitas yang
sama dengan kualitas yang ditentukan oleh PPK dan Tim Teknis.
(5). Perlindungan Terhadap Cuaca
Penyedia barang/jasa dengan tanggungan sendiri dan dengan persetujuan PPK dan Tim
Teknis terlebih dahulu harus mengusahakan langkah-Iangkah dan peralatan yang
diperlukan untuk melindungi pekerjaan dan bahan-bahan serta peralatan yang
digunakan agar tidak rusak atau berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.
(6). Rambu-Rambu
Di tempat-tempat yang dipandang periu, penyedia barang/jasa harus menyediakan
rambu-rambu untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda produk atau merk lain yang
sekurang-kurangnya mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas yang ditentukan
oleh PPK dan Tim Teknis.
3-7
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
(8) SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besi tuang kelabu, penyambung.
(9) SNI 07-2255-1991 Pipa Baja saluran air.
(10) SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens, dimensi.
(11) SNI 07-2196-1991 Flensa pipa, toleransi dimensi.
(12) SNI 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular untukjaringan
pipa bertekanan, bagian 2.
(13) SNI 07-3025-1992 Persyaratan las- Ketentuan Umum, Persyaratan servis untuk
sambungan las.
(14) SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu struktur las.
(15) SNI 07-3027-1992 Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan dalam penilaian
perusahaan yang menggunakan las sebagai cara utama
pabrikasi.
(16) SNI 07- 3078-1992 Flensa logam – flensa besi tuang.
(17) SNI 07-3073-1992 Penyambung pipa baja tanpa pasuan berulir.
(18) SNI 07-6398-2000 Tatacara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam dan luar
pada pelapisan air dari baja
(19) SNI 07-3360-1994 Penyambung pipa baja & baja paduan dengan las tumpu.
(20) SII 2527-90 Water Supply Steel Pipe
(21) ISO 7/1 Pipe Threads Where Pressuretight Joins are Made on The
Threads
(22) ISO 1459 Metalic croating – Protection Against Corrosion by Hot Dip
Galvanzing Guilding Principles
(23) ISO 1461 Metalic Coating Hot-Dip Galvanized Coating on Fabricated
Ferrous Products Requirments
(24) ASTM A 283F Flow and Intermediate tensile Strenght Carbon Steel Plates,
Shapes and Bars
(25) ASTM A 570 Steel, Sheet and Strip, Carbon, Hot Rolled Structural Quality
(26) AWWA C 200 Steel Water Pipi 6 Inches and Larger
(27) AWWA C 203 Coal-Tar Protective Coatings and Linings for Steel Water
Pipelines Enamel and Tape Hot Applied
(28) AWWA C 205 Cement Mortar Protective Lining and Coating for Steel Water
Pipe 4 Inches and Larger Shop Applied.
(29) AWWA C 208 Dimensions for Steel Water Pipe Fittings.
(30) AWWA Manual M11 Stell Pipe Design and Installation.
(31) AWWA C 210 Liquid Epoxy Coating System for he Interior and Exterior Steel
Water Pipe.
(32) JIS G 3101 Rolled Steel for General Structure.
(33) JIS G 3452 Carbon Steel Pipes for Ordinary Piping.
(34) JIS G 3457 Arc Welded Carbon Steel Pipe.
(35) JIS G 550 Spheroidal Graphite Iron Castings
(36) JIS G 5702 Blackheart Malleable Iron Castings
3-8
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
(37) JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structures Purposes
(38) JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
(39) JIS K 6353 Rubber Goods Pipes for Water Works.
3-9
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
(9). JIS G 3451 Fitting of Coating Steel Pipes for Water Service.
(10). JIS B 2220 – 2004 Steel pipe flanges
(11). JIS B 2239 - 2004 Cast iron pipe flanges
(12). JIS B 2001 - 1987 Nominal size and bore of valves
(13). JIS B 2032 – 1995 Wafer type rubber-seated butterfly valves
(14). JIS B 2064 Butterfly valves for water works
(15). JIS B 2071 – 2000 Steel valves JIS B 2011:2003 / AMENDMENT 1:2004 Bronze gate,
globe, angle, and check valves (Amendment 1)
(16). JIS B 2031 – 1994 Gray cast iron valves
(17). ISO 5996 – 1984 Cast iron gate valves
(18). ISO 5752 – 1982 Metal valves for use in flanged pipe systems; Face-to-face and
center-to-face dimensions
(19). ISO 6002 – 1992 Bolted bonnet steel gate valves
(20). ISO 7121 – 1986 Flanged steel ball valves
(21). ISO 4422 – 1990 Pipa plastik dan fitting untuk system penyediaan air minum
(22). ISO 4422-4 – 1997 Pipes and fittings made of unplasticized polyvinyl chloride
(UPVC) for water supply - Specifications - Part 4: Valves and
ancillary equipment
3 - 10
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 11
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 12
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Waktu induksi untuk pengujian contoh yang diambil dari pipa PE minimum harus 20
menit jika diuji pada suhu 200°C. Contoh yang diuji supaya diambil dari permukaan
dalam pipa.
Nilai Perubahan Panjang
Nilai perubahan arah panjang maksimum 3 %
(5) Dimensi Pipa
Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-4829-2005 tentang pipa
polietilena untuk air minum.
(6) Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk membuat pipa polietilena, harus merupakan bahan
baku yang menyatakan layak digunakan untuk air minum yang dikeluarkan oleh
pemasok bahan baku, hal tersebut dibuktikan dengan Certificate Badan Independen
BODYCOTE.
(7) Sambungan
Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu dengan
menggunakan Butt Fusion dan sambungan Elektrofusion, atau dengan Mechanical Joint.
Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa dengan
diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm dengan SDR 13,6.
Penyambungan dengan Mechanical Joint direkomendasikan untuk pipa dengan
diameter 20 – 110 mm. Sedangkan dengan penyambungan dengan elektrofusion dapat
digunakan untuk semua ukuran pipa.
(8) Pengujian Pipa
Acuan normatif untuk pengujian pipa polietilena adalah SNI 06-2552-1991 tentang
metoda pengambilan contoh uji pipa PVC untuk air minum dan SNI 06-4821-1998
tentang metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air minum.
(9) Pengujian Quality Assurance (Jaminan Kualitas)
Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili
unit yang disuplai sesuai kontrak. Pengguna harus diijinkan untuk mengunjungi tempat
pembuatan untuk menyaksikan test/pengujian tersebut. Atas biaya Kontraktor.
Untuk lebih menjaga kualitas dari pipa yang akan dipasang di proyek, pihak kontraktor
harus membawa seluruh ukuran sampel pipa yang tertera dalam kontrak yang diambil
secara acak oleh pihak pemberi tugas ke laboratorium pengujian independent (diluar
lokasi pabrik pipa). Biaya pengujian menjadi beban tanggungan pihak kontraktor. Dalam
kondisi tertentu dapat dilakukan uji onsite.
(10) Penandaan Pipa
Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan :
Nama pabrik pembuat atau merek dagang
Dimensi luar pipa
Tekanan kerja nominal
Jenis material yang digunakan
Seri pipa
3 - 13
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Tanggal produksi
3 - 14
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 15
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau SII
2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup
merata pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan
Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang sesuai
oleh tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat
dipabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik
maksimum yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan
keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter
atau kurang, kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang berlawanan
untuk bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana (saddle)
penguat baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam pipa.
(4) Dimensi Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus
mempunyai ukuran diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi
pelindung dalam dan luar sebagai berikut :
Tabel Diameter Luar Dan Ketebalan Dinding Pipa Steel
Diameter Nominal Diameter Luar Ketebalan Dinding Minimum
(mm) (mm) (mm)
100 114.3 6.02
150 168.3 7.11
200 219.1 8.18
250 273.0 9.27
300 323.8 9.53
350 355.6 9.53
400 406.4 9.53
500 508.0 9.53
(5) Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan dan harus didisain dengan kekuatan yang sama dengan
pipanya. Ring penguat atau saddle penguat dapat dipasang pada bagian luar bilamana
perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan yang dapat disetujui.
Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding fitting harus sesuai dengan
persyaratan yang dispesifikasikan dan standar berikut ini :
Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
3 - 16
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500
mm) dan JIS G 3451. atau AWWA C 208.
"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus terdiri
dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 22.5
derajat sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan
bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari
empat potongan bend.
(6) Coating dan Linning Untuk Pipa Steel Jenis Cement Lining (Lapisan Pelindung Luar dan
Dalam)
a) Proteksi Bagian Luar
Pemasangan Bawah Tanah
Permukaan luar pipa dan fitting untuk pemasangan di bawah tanah harus dilapisi
coal tar enamel dan dibalut dengan bonded double asbestos felt sebagaimana
dispesifikasikan pada Appendix A, Sec.A1.2 dalam AWWA C 203. Lapisan primer dan
coal tar enamel adalah sebagai berikut ;
Primer : Type B sesuai dengan bagian A.2.4 dari AWWA C.203
Coal Tar Enamel : Type I sesuai dengan bagian A.25. Table 1 dari AWWA C203.
Konstruksi dari proteksi luar sepertidiuraikan di atas harus terdiri dari berikut ini :
Primer, type B yang dispesifikasikan di atas
Coal Tar enamel, Type I yang dispesifikasikan di atas, ketebalan lapisan kering
2,4 mm +/- 0,8 mm.
Bonded asbestos felt
Coal tar enamel, Type I sama seperti di atas, tebal kering lapisan 0,8 mm
minimum.
Bonded asbestos felt; dan
Satu lapisan water resistant whitewash
Pemasangan di atas tanah
Semua pipa dan fitting yang akan digunakan sebagai jembatan dan terpapar di
luar/dapat terlihat langsung, harus dicat di pabrik dengan lapisan primer dan lapisan
pertama (first coat) yang sesuai dengan susunan berikut ini :
Persiapan permukaan : SSPC-SP-6 atau SP-3
Primer : Etchin primer, ketebalan minimum lapisan kering 20 mikron.
Lapisan pertama : Read lead atau lead suboxide primer, ketebalan lapisan kering 35
mikron.
Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh Steel
Structure Painting Council, USA dan kelas yang disebutkan di atas, Primer dan Etching
Primer, Class 2.
Lapisan pertama harus sesuai dengan JIS K 5622, Read Lead Anticorrosive Paint,
Class 1 atau JIS K 5623, Lead-Suboxide Anticorrosive Paint, Class 1 atau sesuai dengan
persetujuan Pengguna Barang.
b) Lapisan Pelindung Dalam
3 - 17
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Umum
Semua pipa dan fitting untuk pemasangan dibawah tanah harus diberi lapisan
dalam dari adukan semen (cement mortar) atau epoxy atau coal tar epoxy sesuai
dengan AWWA C.210. Semua jalur pipa diatas tanah harus menggunakan epoxy
atau coal tar epoxy sebagai lapisan dalam sesuai dengan AWWA C.210.
Semua bahan lapisan pelindung luar dan dalam yang kontak langsung dengan air
bersih harus dilengkapi lengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga
kesehatan masyarakat yang berwenang untuk penggunaan pada air minum.
Kontraktor Pengadaan harus menyerahkan sertifikat cat yang menjamin
persyaratan untuk saluran air minum.
Lapisan Adukan Semen (Coment Mortair Lining)
Lapisan adukan semen harus sesuai dengan AWWA C.205 atau standar
internasional lainnya yang disetujui dengan kualitas yang sama atau lebih tinggi
dari pada standar yang telah disebutkan diatas.
Lapisan adukan semen tersebut harus mempunyai ketebalan yang sama kecuali
pada sambungan atau pada bagian dinding pipa yang terputus. Ujung dari
lapisan harus dibiarkan menyudut dan lurus kearah sumbu memanjang pipa.
Ketebalan lapisan harus mengikuti tabel dibawah ini.
3 - 18
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Bagian yang dikupas harus dicat dengan primer seperti dispesifikasikan pada sub
bagian sebelumnya. Detail dari coating dan lining pada ujung bevel.
d) Ujung Flange
Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh permukaan
dari flens harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti dispesifikasikan
pada pasal Proteksi Bagian Luar, Bagian pasal Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan
Dalam.
e) Coating dan Lining Untuk Pipa – Pipa Khusus dan Fitting
Semua bagian luar dan bagian dalam permukaan dari pipa dan fitting khusus berikut
ini harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti dispesifikasikan pada bagian
8.3.1 Proteksi Bagian Luar, Bagian 8.3.2 Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Dalam
(Coating dan Lining) ;
Double Flange Short Piece digunakan untuk air valve assembly
Short Piece digunakan untuk valve assembly
Flange dan spigot digunakan untuk valve assembly
Blank Flange
f) Lapisan Pelindung Sambungan
Umum
Lapisan pelindung luar pada sambungan digunakan sebagai proteksi terhadap korosi
pada semua sambungan pipa dengan pengelasan di lapangan dan tertanam di
dalam tanah., dan harus diselubungi oleh lembaran yang tahan panas-susut (heat
shrinkable sleeve or sheet).
3 - 19
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 20
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 21
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 22
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
ujung pipa pol)s dan terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah gasket, 2 (dua)
end ring, dan mur baut untuk pemasangan coupling. Semuanya harus didesain
dan diproduksi sesuai dengan AWWA C.219 dan sesuai dengan standar pabrik
serta mendapat persetujuan Pengguna Barang.
Bahan – Bahan dan Konstruksinya
Center Sleeve
Center sleeve ini harus berukuran sesuai dengan ukuran pipa dan fitting yang
digunakan dan terbuat dari carbon steel atau besi ductile atau malleable
castiron (besi tuang) yang sesuai dengan atau lebih tinggi daripersyaratan
dibawah ini.
▫ Carbon Steel
ASTM A 283 Grade C
JIS G 3101 Class 2
BS 4360 Grade 43 A
DIN 17100 RST 36
▫ Ductile Iron
ASTM A 536 Grade 65-45-12
JIS G 5502 Class 2 FCD 45
BS 2789 Grade 420/12
▫ Melleable Cast Iron
ASTM A 47 Grade 32510 or 35018 .
JIS G 5702 Class 3 FCMB 340
BS 6681 Grade B32-10 or W34-04
DIN 1692 GTS 35 or GTS 4t
Panjang Center Sleeve harus memenuhi persyaratan berikut ini :
Tabel Panjang Center Sleeve
Diameter Nominal Panjang Minimum Center Sleeve
(mm) (mm)
12.5 - 50 89
65 - 250 102
300 - 450 127
Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang
divulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan stndar JIS K 6353 atau nitrile butadiene
rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak
diperkenankan untuk digunakan.
End Rings / Ring Ujung
End rings harus dibuat dari carbon steel atau besi ductile atau besi tuang
(malleable cast iron) yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar berikut :
▫ Carbon Steel
ASTM A 576 Grade 1020
3 - 23
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 24
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
50 60.2±1.0 - 63.0+0.6
80 88.9 ± 1.0 - 98.0 + 2,2
100 110.0±0.6 - 118.0+1.7
150 160.0±0.6 - 170.0+1.2
200 200.0 ± 0.6 - 222.0 + 0.9
250 250.0 ± 0.6 - 273.0 + 0.7
3 - 25
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 26
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari besi tuang kelabu , rata
dan tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang
padat. Tutup harus disertakan pada surface box tersebut.
Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan
tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang
padat. Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan
dihubungkan dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-
masing dimensi valve dan sudah dicoating dengan anti karat.
Valve dengan ukuran lebih kecil dari 50 mm mempunyai badan yang terbuat
dari perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki solid wedge
(baji), skrup dalam dan tangkai pengungkit.
Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B 2011
atau ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besamya 0.98 Mpa (10
kglcm²). Valve harus dilengkapi dengan roda pemutar dan ujung berulir
(sekrup).Badan Valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu
pada JIS H 5111, kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang tidak
kurang dari 196 N/mm2 (20 kg/m2). Piringan terbuat dari perunggu cetakan
sesuai spesifikasi di atas atau dari kuningan yang mengacu pada AS H 3250,
kelas C 3711 atau dari tembaga yang mempunyai daya rentang tidak kurang
dari 314 N/mm2 (32 kg/m2). Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga sesuai
spesiflkasi di atas.
Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench
nuts).
3 - 27
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 28
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 29
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang
dapat menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya,
besamya diameter, tekanan kerja, dan arah aliran air.
Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi
tuang.
Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber yang
berkualitas baik.
Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.
Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan, dudukan,
dudukan cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu
untuk perbaikan harus mudah diambil, mudah dipindahkan dan mudah
diganti tanpa menggunakan peralatan khusus atau harus memindahkan
valve dari jalumya.
Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal atau
vertikal dengan aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve harus
mempunyai daerah aliran bersih (a net-flow area) tidak kurang dari luas
diameter nominal pipa dan ujung flange.
Pressure Reducing Valve (PRV)
Pabrikan gate valve harus memberikan jaminan ketersediaan barang sampai
dengan selesainya pekerjaan
Pabrikan PRV harus memberikan jaminan produk berupa garansi
penggantian baru / sparepart PRV yang ditawarkan sekurang-kurangnya
selama 5 tahun untuk diameter diatas 50 mm. Untuk diameter diameter
dibawah 50 mm dianjurkan juga untuk memiliki jaminan purna jual yang
serupa.
Kontraktor bersama pihak pabrikan harus dapat menunjukan sertifikat
keaslian (Certificate Of Origin/COO) atau sertifikat asal barang (Certifikat Of
Confirmity /COC) yang asli (bukan copy) untuk produk PRV yang ditawarkan
kepada pihak pengguna jasa.
Jenis PRV yang digunakan adalah PRV dengan 2 tahap regulator.
Body Valve, flennge, dan bagian penutup valve harus dibuat dari material
Cast Iron sesuai dengan ASTM A 126, Kelas B, atau ASTM A 48, Kelas 35, DI
sesuai dengan ASTM A 536, kelas 65-45- 12, atau seri AISI 300 baja.
Material casting perunggu untuk trim internal harus sesuai dengan ASTM B
62.
PRV harus dilengkapi dengan flangedanmemiliki lubang sesuai dengan
standar Flange JIS / ISO. Standar flange dapat berubah jika pihak pengguna
jasa menentukan lain.
PRV harus menjaga tekanan akhir secara konstan tanpa mengubah debit
dan / atau tekanan yang masuk.
3 - 30
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 31
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 32
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh
PPK Pekerjaan sebelum bahan ini dipandang cocok untuk proses daur ulang.
Semua jenis galian harus diperhatikan dan diperhitungkan oleh Kontraktor sehingga harus
dilaksanakan sesuai dengan kontrak. Apabila timbul masalah yang sulit dalam pelaksanaan
galian maka harus segera dilaporkan kepada PPK, Tim Teknis dan Pengawas Lapangan
dengan alternatif pelaksanaannya atau perubahanya untuk disetujui oleh PPK, Tim Teknis
dan Pengawas Lapangan, Kontraktor tidak diperbolehkan memasang pipa di dalam parit
sebelum parit tersebut diperiksa dan disetujui oleh PPK, Tim Teknis dan Pengawas
Lapangan.Dalam teknis pelaksanaan pekerjaan Kontraktor wajib menerapkan prinsip “clean
construction” secara bersungguh-sungguh yaitu dalam melaksanakan pekerjaannya,
Kontraktor wajib menjaga kebersihan, kenyamanan dan keamanan dari fasilitas umum,
lingkungan kerja, arus lalu – lintas, pejalan kaki dan kendaraan, agar tidak terganggu dan
berlangsung seperti biasanya.
3 - 33
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 34
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 35
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 36
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
perimpangan jalan , Kontraktor harus menggali parit dengan lebar seperti tertera pada
gambar rencana. Pengerjaan tambahan pada jalan yang disebabkan pelebaran tambahan
pada parit dikerjakan atas biaya Kontraktor.
Kontraktor harus menyingkirkan pengerasan permukaan jalan sebagai bagian dari
penggalian, dan jumlah yang disingkirkan tergantung pada lebar galian yang ditunjukan
untuk pemasangan pipa, panjang daerah pengerasan yang diperlukan untuk disingkirkan
digunakan untuk pemasangan lubang (man hole) atau kontruksi lainnya.
(7) Bahan-bahan Galian
Kontraktor harus membuat persiapn-persiapan sendiri untuk menampung sementara
bahan-bahan galian, yang diperlukan untuk menimbun kembali galian parit (termasuk
pekerjaan dua kali). Penimbunan semetara bahan-bahan galian tidak boleh mengganggu
lalu lintas umum. Kecuali kalau PPK memberi keputusan lain, bahan galian yang diperlukan
lagi atau tidak dapat digunakan sebagai bahan timbunan atau keperluan lain pekerjaan,
menjadi milik Kontraktor yang berkewajiban penuh atas pengangkutan dari lapangan ke
tempat pembuangan akhir. Setiap bagian dari dasar galian dibuat tidak sesuai dengan
yang disyaratkan harus diganti dengan bahan yang disetujui, seperti yang disyaratkan oleh
PPK.
3.4.3 URUGAN
Urugan atau penimbunan kembali parit harus dilakukan sesuai gambar rencana dan
spesifikasinya serta disebutkan dalam pekerjaan tanah. Penimbunan keliling parit harus
mencapai ketebalan 30 cm sebelum uji coba hiodrolis dilaksanakan, akan tetapi sambungan-
sambungannya harus tetap kelihatan. Penimbunan kembali diselesaikan secepat mungkin
setelah diadakan uji coba, kecuali PPK membuat keputusan lain. Pada tanah landai, dimana
penimbunan kembali parit akan mengalami pengikisan, maka atas perminataan PPK, rumput
harus ditanam oleh Kontraktor, untuk mencegah tebal urugan di atas pipa menjadi kurang
dari batas minimum.
(1) Bahan Urugan
Semua bahan timbunan/urugan harus bebas dari batuan, sampah atau bahan lain yang
menurut PPK tidak sesuai sebagai bahan urugan.
Bahan dari galian tanah jika macam bahan timbunan tidak dicantumkan dalam uarain
pekerjaan maupun gambar, Kontraktor dapat menimbun dengan bahan galian, meliputi
bahan-bahan yang mengandung lempung pasir, kerikil atau bahan galian atau bahan
lainnya yang bebas dari kotoran dan menurut PPK dapat dipakai sebagai bahan
timbunan.
Bahan dari pasir dan kerikil semua pasir yang digunakan untuk penimbunan harus
berasal dari pasir alam dengan butiran dari halus sampai kasar, bebas dari kotoran, debu
atau bahan-bahan lain yang menurut PPK dapat tidak dikehendaki/tidak sesuai.
Lempung yang terdapat pada pasir tidak boleh melebihi 10% berat keseluruhan. Jika
penimbunan pasir dan kerikil halus tidak ditunjukan dalam gambar rencana, menurut
PPK harus digunakan pada sebagian dari pekerjaan, kontraktor harus menyediakan dan
3 - 37
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
menimbun dengan pasir atau kerikil yang sesuai dengan petunjuk PPK sebagai suatu
pekerjaan tambahan dan sebaliknya sebagai suatu pengurangan pekerjaan.
3 - 38
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 39
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Kotak harus ditempatkan di atas plat beton bertulang yang ditulang langsung di tempat
sesuai gambar rencana, kotak-kotak luar akan diserahkan kepada Kontraktor dalam
keadan biasa.
(5) Konstruksi Pengaman Khusus
Dalam pemasangan pipa bila terdapat atau diperlukan konstruksi penguat khusus yang
belum tercantum dalam spesifikasi ini, maka Kontraktor harus meminta petunjuk PPK
atau akan diatur tersendiri dalam spesifikasi teknis khusus.
3 - 40
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
- Setelah Pilot Pipe berhasil menembus Arring Pit pembesaran lobang dilanjutkan
dengan menggunakan Reamer sesuai dengan kebutuhan pipa rencana dan
kemiringan rencana tercapai.
- Membersihkan lobang pipa dan Mengukur kemiringan ulang agar sesuai dengan
kemiringan rencana.
- Pembersihan dan pengangkutan bekas galian agar dilakukan segera mungkin agar
tidak terjadi penumpukan bekas galian dan bekas pengeboran.
(4) Pekerjaan Horizontal Directional Drilling (HDD)
Secara umum pekerjaan Horizontal Drilling terdiri atas 3 urutan pekerjaan yang saling
berkesinambungan :
a. Pekerjaan persiapan:
Stake out (survey lapangan)
Sebelum dimulai pekerjaan HDD diperlukan survey lapangan yang terdiri dari
3 - 41
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 42
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 43
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
c. Pekerjaan Finishing
Pembongkaran Konstruksi Pit dan pengurugan pit.
Lokasi bekas pit bias juga dijadikan bak control / manhole, dengan cara membuat
lapisan dasar untuk meletakkan shaft precast manhole .
Pemadatan dan pengaspalan kembali lokasi seperti semula.
Pengetesan aliran air bila perlu.
d. Demobilisasi Alat dan pembersihan lapangan
Perbaikan / Perapihan permukaan tanah.
Perbaikan drainase
Perbaikan pagar
Perbaikan utilitas
Pemadatan tanah dikembalikan seperti semula.
3 - 44
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 45
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
penggantung dan penopang dan lain sebagainya sehingga pemuaian, penciutan dan
getaran-getaran kecil pada perpipaan harus di dalam batas-batas yang diijinkan dengan
tidak mengakibatkan kebocoran-kebocoran. Tetapi menopang pipa dengan mempergunakan
pipa lain dan alat bantu lain yang tidak disebut dalam gambar rencana tidak diperkenankan
tanpa persetujuan PPK dan Tim Teknis terlebih dahulu. Tata laksana perlintasan pipa tersbut
diatas harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku. Apabila jalur
perlintasan pipa tidak diperkenankan memotong pada kontruksi jembatan lalu lintas
eksisting, maka ketinggian jembatan pipa harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu atau menghalangi lalu lintas sungai (perahu dll) sesuai pertaturan yang berlaku.
Bila ada ketidak cocokan dalam rangkain antara pekerjaan pipa dan pekerjaan lain, maka PPK
dan Tim Teknis akan memutuskan pekerjaan mana yang akan dipertimbangkan untuk
didahulukan.
1. Konstruksi Jembatan Pipa
Umum
Kontraktor harus menyediakan tenaga, bahan, perkakas, peralatan lainnya yang
diperlukan, diluar yang disediakan atau dipinjamkan oleh pemilik untuk pekerjaan
konstruksi jembatan pipa sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar dan/atau
ditentukan disini.
Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan
”flexible” dan/atau ”fitting” yang digunakan untuk hubungan flexible sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dan ketinggian alignment
jembatan dan jalur pipa, diperlukan bentang transisi guna menghubungkannya
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan harus dilaksanakan sesuai dengan
perintah PPK sesuai dengan kondisi lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus dilakukan
setelah penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan PPK.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan konstruksi jembatan pipa dengan benar
sesuai dengan ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan dalam spesifikasi teknik
ini.
Kontraktor atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa yang
diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey sendiri di lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus melakukan, mengkoordinasikan dengan instansi terkait, dan
membantun Pemilik mendapatkan ijin dari Instansi Pemerintah yang terkait dalam
pelaksanaan pekerjaan perlintasan ini.
Gambar Kerja dan Jadwal Pelaksanaan
Kontraktor berdasarkan pemeriksaan lapangan, harus menyusun jadwal
pelaksanaan dan gambar kerja jembatan pipa yang memperlihatkan semua ukuran,
rincian pipa, bangunan bawah (abutment), pilar, pancang, pekerjaan sementara
termasuk penurapan, perancah dan lain-lain, perbaikan kembali atau, membuat
lapis lindung (revetment) pada sungai atau saluran dimana diperlukan, termasuk
3 - 46
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 47
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 48
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang
memenuhi standard yang sesuai seperti tersebut di atas. Pendukung
berbentuk cincin harus dilas merata melingkari pipa baja.
Pengujian
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus dilakukan uji
hidrostatis.Setelah disetujui oleh PPK, semua permukaan bagian dalam (interior),
sambungan las, dan permukaan bagian luar (exterior) harus dicat.
3 - 49
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 50
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan lainnya,
harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik,
tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan
menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong
tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana
yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada ”fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot” dipotong
untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan
kepada Kontraktor dari PPK.
(3). Penyambungan Dengan Pengelasan di Lapangan
Umum
Pengelasan pipa baja di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan yang
ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu
pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini.
- Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’ Association (WSP)
- Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih
dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan
diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus
disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
Pengelasan yang diminta oleh PPK harus diuji dengan cara pengujian yang
dicantumkan dalam “4 PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA PENGELASAN DI
LAPANGAN” DALAM 9.2.4 atau cara yang diterima oleh PPK.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan,
dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan
dengan las tumpul tunggal (singgle-welded butt joint) atau las-tumpul ganda
(double-welded butt joint) sesuai yang ditentukan.
Juru Las
Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan
untuk persetujuan PPK.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh
badan berwenang.
3 - 51
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 52
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
- Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mm dan
kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.
- Adanya tumpang tindih (overlap)
- Adanya penguatan berlebihan
Tabel Ketebalan Dinding dan Maximum Reinforcement
Ketebalan Dinding Maximum Reinforcement
(mm) (mm)
3 - 53
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 54
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Mula-mula kedua permukaan yang akan di las harus dibersihkan dengan cairan
pembersih. Taruh piringan pemanas diantara pipa sudle dengan tekanan
tertentu untuk beberapa saat. Lepaskan piringan pemanas dan sambung segera
pipa dengan sudle tersebut dengan tekanan tertentu untuk beberapa saat.
Setelah sambungan dingin baru pipa dilubangi dengan alat yang biasanya
sudah ada pada sambungannya.
Penyambungan dengan Elektro Welding
Kontraktor harus menyediakan KONTROL BOX khusus dengan tegangan yang harus
sama dengan tegangan dari spesifikasi sambungan yang ditentukan oleh produsen
sambungan tersebut. Mula-mula kedua permukaan yang akan disambung harus
dibersihkan dengan cairan pembersih.Sambung pipa dengan sambungan yang akan
dilas. Kemudian kabel dari kontrol box disambung kedalam sambungan yang
tersedia. Hidupkan kontrol box dan secara otomatis akan berhenti sendiri bila proses
penyambungan selesai. Sebagai kontrol, material dari dalam akan keluar dari lubang
indikator pada sambungan.
Bila daya dukung tanah pada lokasi blok penahan tidak sesuai dengan
rencana, maka perkuatan daya dukung dilakukan dengan menggunakan
cerucuk atau dengan cara lain yang disetujui Direksi Lapangan/Teknis.
Bila terjadi celah antara dinding tanah galian dan lengkung luar dinding blok
penahan sebagai akibat penggalian yang melampaui ukuran yang
ditetapkan, maka celah tersebut harus diisi dengan kerikil yang dipadatkan
dengan merata.
c. Valve
Kontraktor harus melengkapi valve sesuai dengan yang dibutuhkan dan
menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai dengan ukuran yang
disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau model yang sama dan
dikeluarkan oleh satu pabrik.
3 - 55
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor
dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :
Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 “Pipa threads where pressure tight
joint are made in the thread”.
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka seluruh
Valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 bar dan
untuk flange harus mempunyai dimensi sesuai dengan standard ISO 2531.
3 - 56
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Valve harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum digunakan.
Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik. Ketebalan
minimum coating setelah kering + 400 microns (16 mils). Material yang
berkontak dengan air harus harus dari jenis non toxic sedangkan bahan yang
dapat larut tidak boleh digunakan.
Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan untuk setiap jenis valve
dan perlengkapannya.
d. Gate Valve
Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve
yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising Stem”.
Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other Liquids”
(AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih
tinggi kualitasnya dan didesain khusus untuk tekanan kerja.
Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan
kunci T (Tee Key) minimal satu buah.Tee key tersebut dilengkapi dengan
pendongkel tutup surface box street cover dan terbuat dari baja ST 40 yang
telah digalvanis.
Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau
bahan dengan kualitas lebih tinggi.
Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari
logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid
(solid wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi
tegak (vertikal mounting). Valve harus dirancang untuk saluran air yang
bebas hambatan yang mempunyai diameter tidak kurang dari diameter
nominal valve apabila dalam posisi terbuka.
Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperli
telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari
3 - 57
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
stuffing box tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing
box harus terbuat dari asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui
engineer. Packing dari hemp atau jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring
stem seal dapat digunakan atas persetujuan engineer dan seal ini harus
terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan paling sedikit 1 (satu) buah
ditempatkan di atas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian dalam
keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.
Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.
Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan
tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang
padat. Tutup harus disertakan pada surface box tersebut.
Joint antara tutup dengan badan dapat berupa engsel atau dihubungkan
dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing
dimensi valve dan sudah dicoating dengan anti karat.
Valve dengan ukuran 80 mm atau lebih kecil mempunyai badan yang terbuat
dari perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki solid wedge
(baji), skrup dalam dan tangkai pengungkit.
Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B 2011
atau ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besarnya 0.98 Mpa (10.0
kglcm²). Valve harus dilengkapi dengan roda pemutar dan ujung berulir
(sekrup).
Badan Valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu pada JIS H
5111, kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang tidak kurang dari
196 N/mm2 (20 kg/m2). Piringan terbuat dari perunggu cetakan sesuai
spesifikasi di atas atau dari kuningan yang mengacu pada AS H 3250, kelas C
3711 atau dari tembaga yang mempunyai daya rentang tidak kurang dari 314
N/mm2 (32 kg/m2). Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga sesuai
spesifikasi di atas.
Dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.
3 - 58
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Seluruh air valve dengan standard flange JIS-B2213. Setiap valve lengkap
dengan mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang
diberikan pada uraian pekerjaan.
Badan valve terbuat drat cast iron atau ductile iron dan pelampung dari
ebonit, stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.
Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.
Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan tidak
menunjukkan gejala kebocoran.
Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan rubber
seal, disc, valve shaft dan peralatan mekanisme operasional yang mengikuti
'Standards for Rubber Seated Butterfly Valves' (AWWA Designation C 504)
atau standard Internasional lain yang disetujui yang sama atau lebih tinggi
kualitasnya dari yang disebutkan.
Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90o dari
posisi terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve harus
horizontal.
Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan
standard AWWA C 504.
Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila tertutup
rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa.
Seluruh valve harus mengikutl Spesifikasi dan harus dapat membuka atau
menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
3 - 59
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Badan valve dan flange terbual dari cast iron dan mengikuti "Specification
for Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe Fittings kelas B (ASTM
Designation A 126) atau ductile iron (ASTM 536). Flange harus mengikuti
standard JIS-8 2213.
Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi di bawah ini yang tergantung
pada ukuran pipa yang dipasang.
Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian secara otomatis
yang akan mengeluarkan udara yang terakumulasi bertekanan pada saat aliran
air dalam penuh.
- Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi
Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesain untuk dioperasikan secara
otomatis, sehingga akan :
o Terbuka pada kondisi bertekanan kurang dari tekanan atmosfer, dan menampung
banyak udara selama operasi pengurasan saluran pipa.
o Mengeluarkan banyak udara dan menutup, pada saat air dalam kondisi tekanan
rendah, mengisi badan valve selama operasi pengisian.
o Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan pembuangan udara tinggi, dan
o Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada kondisi aliran air penuh dalam
pipa.
Pada jarak datar dipasang setiap jarak 500 m – 750 m, dipasang 1 buah air
valve assembly dan 1 buah blow off assembly.
3 - 60
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Tiap blow off harus dibuat drain chamber seperti gambar standard terlampir,
tiap air valve di dalam tanah harus terlindung dalam air valve chamber.
3 - 61
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
direkonstruksi. Detil aktual baik cara maupun luas pekerjaan pengembalian kondisi untuk
setiap lokasi yang telah ditetapkan akan diterbitkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan
setelah hasil survei lapangan mem-berikan sejumlah detil kondisi perkerasan lama.
Perintah tertulis dari Direksi Pekerjaan juga akan menyebutkan waktu yang pantas untuk
penyelesaian pekerjaan pengembalian kondisi ini.
(5) Klasifikasi Pekerjaan Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama
Perbaikan pada perkerasan dan pekerjaan peningkatan yang tercakup dalam Seksi dari
Spesifikasi ini adalah :
Perbaikan lubang dan penambalan (kerusakan pada lokasi yang memerlukan
penggalian dan rekonstruksi perkerasan atau lapisan tanah dasar) masing-masing
dengan luas lebih dari 40 cm x 40 cm dan dengan total volume setelah penggalian
kurang dari 10 meter kubik per kilometer.
Pelaburan aspal pada perkerasan yang tidak kedap atau retak bilamana luas
pelaburan yang diperlukan antara 10 % dan 30 % dari setiap 100 meter panjang
perkerasan berpenutup aspal pada proyek itu dan luas tiap pelaburan aspal tidak
melampaui 40 meter persegi.
Pelaburan aspal (sealing) pada retak yang lebar yang memerlukan penanganan yang
khusus.
Perataan setempat (spot levelling) pada perkerasan berpenutup aspal yang
amblas, dimana jumlah bahan yang diperlukan tidak lebih dari 10 meter kubik dalam
tiap kilometer panjang.
Perbaikan tepi perkerasan termasuk restorasi lebar perkerasan berpenutup aspal
Perataan berat untuk meratakan alur (rutting) yang dalam atau untuk memper-
tahankan lereng melintang jalan yang standar.
Penambahan bahan agregat pada perkerasan jalan tanpa penutup aspal yang
memerlukan tidak lebih dari 50 meter kubik (ukuran dalam bak truk, gembur) bahan
untuk setiap kilometer panjang.
Pekerjaan ini dapat meliputii pengisian lubang-lubang, menggali dan menambal lokasi
yang lemah atau lokasi yang mempunyai retak struktural, perataan setempat minor dan
perbaikan lereng melintang perkerasan dengan bahan pondasi, perbaikan gradasi
perkerasan berbutir dengan mencampur agregat kasar atau halus dan penggantian
bahan pada permukaan lama.
Pekerjaan berukuran lebih besar dari yang diklasifikasikan sebagai Pekerjaan
Pengembalian Kondisi harus diberi kompensasi menurut mata pembayaran yang sesuai.
Pekerjaan kecil yang mencakup perbaikan lubang yang lebih kecil dari 40cm x 40cm dan
luas pelaburan setempat yang mencakup kurang 10 % dari setiap 100 meter panjang
perkerasan berpenutup aspal harus dipandang telah diberi kompensasi penuh menurut
Spesifikasi ini.
(6) Pengajuan Kesiapan Kerja
Kontraktor harus menyiapkan jadwal kemajuan (progress) pekerjaan untuk Pekerjaan
Pengembalian Kondisi, yang selanjutnya akan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
3 - 62
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3.6.2 BAHAN
Hanya bahan baru yang boleh digunakan pada lapisan perkerasan. Bahan perkerasan hasil
galian yang masih baik dapat digunakan kembali sebagai timbunan pilihan.
(1) Penambalan Perkerasan, Perataan Setempat dan Perbaikan Tepi Perkerasan dari Jalan
Berpenutup Aspal dan Jalan Tanpa Penutup Aspal.
Jenis bahan yang harus digunakan pada penambalan, pengisi lubang atau perbaikan tepi
perkerasan lama yang rusak, adalah yang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan dan dapat meliputi Timbunan Pilihan, Lapis Pondasi Agregat Kelas A atau B,
Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, Lapis Resap Pengikat, Lapis Perekat dan/atau salah
satu dari bahan Campuran Aspal Panas atau Dingin, Lasbutag atau Latasbusir yang
memenuhi ketentuan Spesifikasi ini.
(2) Perbaikan Lubang
Bahan yang digunakan untuk perbaikan lubang harus sama atau setara dengan lapisan
bahan di sekeliling lokasi yang ditambal kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan
3 - 63
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
(misalnya, perkerasan yang terdiri dari lapis pondasi agregat, AC-BC dan AC-WC haruslah
ditangani dengan lapis pondasi agregat ditambal dengan lapis pondasi agregat, lapis
sub-permukaan ditambal dengan AC-BC dan lapis permukaan ditambal dengan AC-WC).
Bahan yang digunakan dapat mencakup Timbunan Pilihan, Lapis Pondasi Agregat Kelas
A (untuk perkerasan berpenutup aspal), AC-BC, AC-WC, Campuran Dingin, Lasbutag atau
Latasbusir, Penetrasi Macadam, Lapis Resap Pengikat, Lapis Pengikat, Laston (AC) atau
bahan perkerasan lainnya, sesuai dengan lapis perkerasan yang ditambal. Bahan-bahan
ini biasanya harus memenuhi Seksi yang berkaitan dalam Spesifikasi ini atau Spesifikasi
Teknis yang berkaitan, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
(3) Penambahan Agregat pada Perkerasan Tanpa Penutup Aspal
Jenis agregat yang akan ditambahkan pada perkerasan tanpa penutup aspal akan
ditetap-kan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi Lapis Pondasi Agregat Kelas C,
agregat kasar dan halus untuk Waterbound Macadam yang memenuhi ketentuan dalam
Seksi 5.2 dari Spesifikasi ini. Bilamana perkerasan tanpa penutup aspal lama kekurangan
agregat kasar atau agregat halus, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk
menambah agregat kasar atau halus, dicampur dengan perkerasan lama dan dipadatkan
hingga memenuhi persyaratan.
(4) Pelaburan Setempat (Spot Sealing) dan Laburan Aspal (Seal Coating)
Bahan yang digunakan untuk pelaburan setempat atau laburan aspal pada perkerasan
yang retak, harus berupa aspal Penetrasi 60/70 atau 80/100, aspal cair MC 250 atau MC
800 atau aspal emulsi yang sesuai. Aspal Pen 60/70 atau 80/100 atau aspal emulsi harus
digunakan untuk mengisi retak-retak.
(5) Perataan Setempat (Spot Levelling)
Bahan yang digunakan untuk perataan setempat dapat berupa Lapis Pondasi Agregat
Kelas C, Lapis Penetrasi Macadam, Campuran Aspal Dingin atau Campuran Aspal Panas,
sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan.
(6) Perbaikan Tepi Perkerasan
Pekerjaan perbaikan tepi perkerasan harus dilaksanakan dengan Lapis Pondasi Agregat
Kelas A dan AC-BC, termasuk Lapis Resap Pengikat dan/atau Lapis Perekat yang diperlu-
kan, sebagaimana yang disebutkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.
3.6.3 PELAKSANAAN
(1) Penambalan Perkerasan pada Perkerasan Berpenutup Aspal dan Tanpa Penutup Aspal
(Galian dan Rekonstruksi)
Direksi Pekerjaan akan menentukan lokasi yang memerlukan pengembalian kondisi dan
batas-batas lokasi pengembalian kondisi tersebut, dan Kontraktor harus menandai lokasi
yang dimaksud. Tanda cat harus dipakai pada perkerasan berpenutup aspal dan tanda
patok siku harus dipakai untuk lokasi perkerasan tanpa penutup aspal.
3 - 64
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Sekeliling lokasi yang rusak harus digali manual. Penggalian harus berbentuk segi empat
dengan sisi-sisi yang sejajar dan tegak lurus terhadap sumbu jalan. Tepi-tepi galian harus
vertikal atau terjal keluar dan bukannya menjorok ke dalam.
Lokasi yang digali harus diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan dan bahan
untuk penambalan tidak boleh dihampar sebelum dimensi galian disetujui. Segera
setelah persetujuan diberikan, dasar galian harus dipadatkan dan setiap lapis bahan yang
diperlukan oleh Direksi Pekerjaan harus dipadatkan dengan pemadat mekanis yang telah
disetujui. Alat pemadat manual dapat digunakan untuk penambalan lapisan yang lebih
bawah dimana lubang tersebut terlalu sempit untuk ditempati alat pemadat mekanis.
Kepadatan setiap lapisan yang telah dipadatkan harus setara dengan kepadatan bahan
yang disyaratkan dalam Seksi-seksi pekerjaan utama dari Spesifikasi ini.
Elevasi pekerjaan pengembalian kondisi yang telah selesai dikerjakan harus sama dengan
elevasi perkerasan lama atau bahu jalan lama di sekelilingnya yang masih utuh (sound).
Toleransi permukaan haruslah seperti yang disyaratkan dalam Seksi pekerjaan utama dari
Spesifikasi ini untuk bahan yang tertentu yang digunakan sebagai lapisan teratas dari
pekerjaan pengembalian kondisi.
(2) Perbaikan Lubang pada Perkerasan Berpenutup Aspal dan Tanpa Penutup Aspal.
Direksi Pekerjaan harus menentukan lubang-lubang yang akan diperbaiki menurut Seksi
ini. Semua lubang pada perkerasan berpenutup aspal harus ditutup seperti yang
disyarat-kan dalam Pasal ini. Lubang pada perkerasan tanpa penutup aspal yang lebih
dalam dari pada ke dalaman perkerasan juga harus ditutup seperti yang disyaratkan
dalam Pasal ini. Direksi Pekerjaan dapat menentukan bahwa lubang pada perkerasan
tanpa penutup aspal yang tidak sampai menembus tebal lapis perkerasan dapat
diperbaiki dengan ketentuan pemeliharaan rutin, yaitu dengan pengisian bahan yang
sesuai dengan Pasal ini.
Kontraktor harus memberi tanda segi empat di atas permukaan perkerasan untuk
menun-jukkan luas setiap penambalan. Setiap lapis perkerasan jalan harus digali sampai
bahan yang masih utuh pada ke dalaman lubang. Hanya lapisan yang rusak yang harus
digali. Permukaan yang disiapkan harus bersih dan bebas dari genangan air sebelum
penam-balan dimulai.
Setiap lapis harus dihampar dan dipadatkan dalam suatu operasi yang dimulai dari
lapisan terbawah. Penghamparan dan pemadatan umumnya harus sesuai dengan
spesifikasi yang berkaitan untuk bahan yang digunakan kecuali jika penghamparan dan
pemadatan secara manual digunakan pada lapisan perkerasan yang lebih bawah dimana
lubang tersebut terlalu sempit untuk ditempati alat pemadat mekanis.
Setelah lapisan teratas untuk penambalan lubang telah dihampar, alat pemadat mekanis
harus digunakan agar dapat memadatkan bahan sesuai dengan Spesifikasi untuk bahan
yang digunakan untuk lapisan tersebut.
(3) Penutupan Retak Pada Pekerasan Berpenutup Aspal
Semua retak harus ditutup dengan salah satu dari cara berikut :
Laburan Aspal (Seal Coating)
3 - 65
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Perkerasan aspal yang tidak kedap air atau retak, yang terletak terpisah harus
diperbaiki dengan laburan aspal.Takaran bahan yang akan digunakan harus
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Pelaburan Setempat Untuk Masing-masing Retakan
Retak lebar yang terpisah pada perkerasan yang tidak dapat ditutup dengan baik
dengan Laburan Aspal (BURAS) harus diisi satu demi satu. Sebelum pengisian, retak
yang lebar itu harus digaru untuk mengeluarkan kotoran dan sampah yang terdapat
di dalamnya. Aspal atau aspal emulsi dari kaleng bercorong kemudian dituang ke
dalam retakan sampai penuh. Pasir harus digunakan sebagai bahan penutup (blotter
bahan) terhadap kelebihan aspal setelah pengisian.
(4) Perataan Setempat Pada Perkerasan Berpenutup Aspal
Direksi Pekerjaan akan menentukan lokasi yang memerlukan perataan setempat dan
Kontraktor harus menandai tempat yang bersangkutan dengan menggunakan cat pada
permukaan perkerasan lama.
Tiap lapis bahan perata harus dihampar dan dipadatkan dengan menggunakan peralatan
mekanik yang disetujui. Kepadatan akhir pada setiap lapisan yang telah dipadatkan harus
setara dengan yang disyaratkan dalam seksi yang bersangkutan dari Seksi Pekerjaan
Utama dalam Spesifikasi ini.
Elevasi pekerjaan pengembalian kondisi yang telah selesai dikerjakan harus sama dengan
elevasi perkerasan lama atau bahu jalan lama di sekelilingnya yang masih utuh (sound).
Toleransi permukaan haruslah seperti yang disyaratkan dalam seksi pekerjaan utama
yang berkaitan dari Spesifikasi ini untuk bahan yang tertentu yang digunakan sebagai
lapisan teratas dari pekerjaan pengembalian kondisi.
(5) Perataan Setempat pada Perkerasan Tanpa Penutup Aspal
Direksi Pekerjaan akan menentukan lokasi dan kedalaman yang memerlukan perataan
setempat, dan lereng melintang jalan yang diperlukan pada permukaan yang dimaksud.
Lokasi setempat yang lemah harus ditambal sebelum diberi lapisan perata.
(6) Stabilisasi Mekanis Pada Perkerasan Jalan Tanpa Penutup Aspal
Direksi Pekerjaan akan menentukan lokasi perkerasan lama dengan bahan yang terlalu
halus atau terlalu kasar sehingga dapat dicampur di tempat dengan bahan kasar atau
bahan halus tambahan untuk memperbaiki kekurangsempurnaan gradasi bahan pada
perkerasan lama.
(7) Perataan Berat Pada Perkerasan Tanpa Penutup Aspal
Untuk ruas tertentu pada perkerasan tanpa penutup aspal dengan lubang dan keriting
(corrugations) yang sangat banyak, maka perataan berat dengan motor grader yang
berkekuatan paling sedikit 135 PK, harus dilaksanakan. Bila memungkinkan, perataan
berat ini dilaksanakan selama atau segera setelah musim hujan tiba agar kadar air dalam
kerikil masih cukup untuk membantu pemadatan ulang dan untuk mencegah lepasnya
butiran halus. Bilamana perataan berat ini harus dilaksanakan pada musim kemarau,
maka sejumlah air harus disemprotkan pada permukaan dan dipadatkan kembali dengan
3 - 66
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
mesin gilas segera setelah pekerjaan perataan selesai dikerjakan, untuk mencegah
deformasi pada permukaan dan terbuangnya butiran halus dalam bahan.
Bilamana diperlukan, maka perataan berat setempat harus dilaksanakan untuk menjaga
agar lereng melintang perkerasan berada dalam rentang 4 % sampai 6 % dan untuk
menghilangkan keriting (corrugations) dan lubang-lubang yang dalam. Perataan ini
dapat dicapai dengan cara memotongkan pisau grader sampai ke dalaman yang sama
atau lebih besar dari kedalaman permukaan yang rusak. Bilamana permukaan jalan lama
tersebut cukup keras, maka garpu grader harus digunakan untuk menggemburkan
bahan pada jalan lama sebelum pisau grader digunakan.
Untuk perataan berat setempat, motor grader dioperasikan mulai dari tepi jalan menuju
ke arah sumbu jalan. Penggalian sampai dasar dari permukaan perkerasan yang tidak
beraturan dapat dicapai dengan satu atau dua lintasan motor grader, bahan hasil
penggalian ini akan tertumpuk sebagai alur tumpukan (windrow) dekat sumbu jalan.
Selanjutnya kendaraan tangki air harus disediakan untuk menyemprotkan air pada jalan
tersebut bilamana kadar air dalam bahan jalan tersebut harus ditambah.
Selanjutnya alur tumpukan bahan tersebut harus diratakan kembali pada seluruh penam-
pang melintang jalan dengan pisau grader, pada ketinggian dan sudut sedemikian rupa
sehingga terjamin bahwa semua kerikil tersebar merata pada jalur lalu lintas (carriage-
way) dan menghasilkan lereng melintang yang disyaratkan. Bilamana diperlukan,
sejumlah air ditambahkan selama operasi penghamparan.
Bilamana diperlukan, maka prosedur pemotongan dan penghamparan tersebut harus
diulangi, sampai diperoleh lereng melintang yang benar. Selanjutnya prosedur tersebut
harus diulangi lagi untuk setengah lebar jalan sisi lainnya sehingga pekerjaan tersebut
dapat diselesaikan dengan permukaan akhir yang rata. Penggilasan jalan kerikil ini harus
dilaksanakan segera setelah operasi pemotongan dan penghamparan selesai dikerjakan
agar diperoleh permukaan yang rapat dan padat sesuai dengan yang dikehendaki Direksi
Pekerjaan.
Kontraktor harus sangat berhati-hati dalam menjalankan motor grader sepanjang sumbu
jalan dengan posisi pisau grader tidak diturunkan, karena penurunan pisau grader ini
dapat menyebabkan rusaknya punggung jalan yang telah terbentuk. Kontraktor juga
harus sangat berhati-hati selama operasi perataan dengan motor grader agar lempung
lunak yang berasal dari selokan samping tidak terpotong dan terdorong masuk ke dalam
jalur lalu lintas.
Perataan berat pada perkerasan tanpa penutup aspal tidak boleh dilaksanakan bilamana
tebal total jalan kerikil tersebut kurang dari 7,5 cm. Dalam hal ini, perataan berat harus
disertai dengan penambahan bahan kerikil, agar tebal jalan kerikil tersebut dapat
dibentuk kembali.
3 - 67
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
lokasi yang telah ditetapkan ini, tepi luar jalur lalu lintas (carriageway) lama yang
terekspos harus dipotong sampai bahan yang utuh (sound), yang tidak lepas atau
retak atau ketidakstabilan lainnya, sehingga membentuk muka bidang vertikal yang
bersih.
Kecuali bilamana pelebaran jalur lalu lintas dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari
Spesifikasi ini, lebar pekerjaan Perbaikan Tepi Perke-rasan harus sedemikian rupa
sehingga jalur lalu lintas lama diperlebar sampai mencapai lebar rancangan,
sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan, serta harus ditambah dengan lebar tambahan yang cukup
sehingga memungkinkan tepi setiap lapisan yang dihampar bertangga terhadap
lapisan di bawahnya atau terhadap perkerasan lama.
Tanah dasar pada pekerjaan Perbaikan Tepi Perkerasan harus disiapkan, dipadatkan
dan diuji sebagaimana yang disyaratkan untuk Persiapan Badan Jalan.
Tanah dasar yang telah disiapkan harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan segera
sebelum penghamparan bahan dan tidak ada bahan yang boleh dihampar sampai
penyiapan badan jalan telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Penghamparan dan Pemadatan Lapis Pondasi Agregat
Masing-masing untuk Lapis Pondasi Agregat atau Lapis Pondasi Tanpa Penutup
Aspal, harus berlaku kecuali bahwa frekuensi pengujian untuk pengendalian mutu
harus ditingkatkan sedemikian rupa sehingga tidak kurang dari lima indeks
plastisitas (plasticity index), lima pengujian gradasi butiran, dan satu pengujian
kepadatan kering maksi-mum harus dilaksanakan untuk setiap 500 meter kubik
bahan yang dibawa ke lapangan.
Bilamana bahan Lapis Pondasi Agregat yang telah dicampur di lapangan dengan
bahan lama, maka frekuensi minimum dari pengujian yang disyaratkan dalam (a) di
atas harus diterapkan pada setiap bahan baru yang dibawa ke lapangan, dan
sebagai tambahan, Kontraktor harus mengambil contoh dari bahan yang telah
dicampur sampai kedalaman rancangan pada lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi
Pekerjaan.
Frekuensi pengujian pengendalian kepadatan dan kadar air paling sedikit harus
satu pengujian (SNI 03-2828-1992) untuk setiap 50 m pekerjaan pelebaran pada
masing-masing sisi dari jalan (jika diterapkan perbaikan tepi perkerasan pada
kedua sisi), diukur sepanjang sumbu jalan.
Produksi, Penghamparan, Pemadatan dan Pengujian Asphalt Treated Base.
Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 6.3. dari Spesifikasi ini yang berkaitan
dengan Produksi, Penghamparan, Pemadatan dan Pengujian Asphalt Treated Base
harus berlaku dengan perkecualian berikut :
Sebelum bahan dihampar, lapis resap pengikat dalam takaran yang sesuai harus
disemprotkan pada Lapis Pondasi Agregat dan juga pada muka vertikal yang
terekspos pada tepi perkerasan lama untuk jalur lalu lintas.
3 - 68
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 69
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Penghijauan
Pekerjaan ini meliputi penyiapan bahan, pelaksanaan, penyiraman, perlin-dungan,
pemeliharaan tanaman baru untuk menggantikan tanaman yang ditebang karena
pelebaran jalan maupun untuk penghijauan, pada tempat-tempat seperti yang
ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.
(2) Bahan
Untuk Rehabilitasi Galian dan Timbunan
Istilah "tanaman" meliputi rerumputan dan tanaman bambu, dan bilamana
diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, dapat meliputi tanaman jenis lain yang
mampu memberikan stabilitas yang efektif pada lereng yang memerlukan
stabilisasi.
Rerumputan haruslah dari jenis-jenis asli dari propinsi tertentu di Indonesia, tidak
merugikan, dan tidak membahayakan kepada manusia dan hewan dan tidak dari
jenis yang mengganggu pertanian. Tanaman harus bebas dari penyakit,
rerumputan beracun dan rerumputan berakar panjang.
Pupuk yang digunakan harus dari campuran yang disyaratkan sebagai nutrisi
tanaman.
Bahan timbunan yang digunakan untuk restorasi lereng haruslah timbunan pilihan.
Untuk Penghijauan (Penanaman Kembali)
Jenis Tanaman
Jenis tanaman pohon haruslah sesuai dengan Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Pupuk
Pupuk haruslah pupuk yang bebas diperdagangkan dan dapat dipasok menurut
masing-masing unsur pupuk atau dalam suatu yang terdiri dari nitrogen total,
oksida phosphor dan garam kalium yang dapat larut dalam air. Pupuk ini harus
dikirim ke lapangan dalam karung atau dalam kemasan yang aman, masing-
masing berlabel lengkap, menjelaskan jumlah unsur yang terkandung di dalamnya.
Batu Kapur (lime stone)
Batu kapur untuk pertanian yang 100 % lolos ayakan No.8 dan 25 % lolos ayakan
No.100 harus disediakan. Sebagai tambahan, batu kapur harus mengandung tidak
kurang dari 50% Kalsium Oksida.
Rabuk
Bahan rabuk harus terdiri dari rumput kering, jerami atau bahan lainnya yang tidak
beracun.
Lapisan Humus (Top Soil)
Lapisan humus terdiri dari tanah permukaan yang gampang gembur secara alami,
dan mewakili tanah di sekelilingnya yang menghasilkan rumput atau tanaman lain.
Lapisan humus harus bebas dari akar-akar, tanah lempung yang keras dan
bebatuan berdiameter lebih dari 5 cm dan bahan asing lainnya.
3 - 70
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
(3) Pelaksanaan
Lereng Galian atau Timbunan Yang Tidak Stabil
Restorasi lereng galian atau timbunan yang tidak stabil harus dilaksanakan sesuai
dengan perintah Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini meliputi penggalian pada bahan
yang tidak stabil, penghamparan bahan timbunan pilihan untuk membentuk lereng
timbunan yang stabil, pelaksanaan pasangan batu dengan mortar pada kaki lereng
atau tembok penahan.
Bilamana penggalian atau penggantian bahan yang tidak stabil telah diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan, semua bahan yang tidak stabil harus dibuang. Permukaan
lereng timbunan yang terekspos dan masih utuh (sound) harus dibuat bertangga.
Perhatian khusus harus diberikan pada lereng galian maupun timbunan untuk
menjamin bahwa kaki timbunan cukup stabil dan mempunyai drainase yang baik.
Penimbunan kembali pada suatu lereng harus dimulai dari kaki lereng dan harus
dikerjakan dalam lapisan-lapisan horisontal yang masing-masing harus dipadatkan
sampai memenuhi standar yang disyaratkan. Drainase bawah permukaan harus
disediakan di lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Lereng timbunan atau
galian yang telah selesai dikerjakan harus dilindungi dengan tanaman atau bilamana
timbunan itu tidak begitu stabil atau bilamana erosi yang cukup besar diperkirakan
akan terjadi, maka pemasangan batu-batu (stone pitching) atau bentuk pelindung
lereng lainnya harus diperintahkan untuk dipasang.
Stabilisasi dengan Tanaman
Persiapan
- Ratakan lereng seluruh permukaan yang akan ditanami rumput sampai
mencapai permukaan yang seragam dan gemburkan tanah pada permukaan
lereng.
- Lapisi tanah permukaan tersebut dengan tanah humus sedemikian rupa
sehingga tanah humus tersebut mencapai ketebalan akhir 15 cm.
- Setelah pekerjaan persiapan permukaan selesai dikerjakan, taburkan pupuk
sampai merata di atas seluruh permukaan yang akan ditanami rumput, dengan
takaran 4 kg per 100 meter persegi. Perataan pupuk di atas permukaan
dilaksanakan dengan garu, cakram atau bajak. Pemupukan tidak boleh
dilaksanakan lebih dari 48 jam sebelum penanaman rumput dimulai.
- Gebalan rumput yang akan ditanam, harus diambil bersama akarnya dan
diambil pada saat tanah dalam keadaan lembab atau setelah dilakukan
penyiraman. Gebalan rumput harus ditumpuk berlapis-lapis dalam suatu tempat
dengan kadar air setinggi mungkin, dilindungi dari sinar matahari dan angin dan
disiram setiap 4 jam. Dalam waktu 2 hari setelah pengambilan ini maka gebalan
rumput harus segera ditanam.
3 - 71
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Pelaksanaan
- Penanaman gebalan rumput tidak diperkenankan selama hujan lebat, selama
cuaca panas atau selama tertiup angin kering yang panas dan hanya dapat
dilaksanakan apabila tanah dalam keadaan siap untuk ditanami.
- Penanaman gebalan rumput harus dilaksanakan sepanjang garis contour, agar
dapat memberikan perumputan yang menerus di atas seluruh permu-kaan.
- Bambu harus ditanam pada lereng yang memerlukan stabilisasi dalam interval 1
meter sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Penyiraman
Paling sedikit 1 bulan setelah gebalan rumput selesai ditanam, permukaan yang
ditanami rumput tersebut harus disiram dengan air dengan interval waktu yang
teratur menurut kondisi cuaca saat itu atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan. Jumlah air yang disiramkan harus sedemikian rupa sehingga
permukaan yang baru ditanami rumput tidak mengalami erosi, hanyut atau
mengalami kerusakan yang lainnya.
Perlindungan
Barikade, pagar, tali pada patok-patok, rambu peringatan dan petunjuk lainnya
yang diperlukan harus disediakan agar dapat manjamin bahwa tanaman tersebut
tidak terganggu atau dirusak oleh hewan, burung atau manusia.
Pemeliharaan
Kontraktor harus memelihara gebalan rumput atau bambu yang telah ditanam
sampai Serah Terima Akhir Pekerjaan dilaksanakan. Pekerjaan pemeliharaan ini
meliputi pemotongan, pemangkasan, perbaikan pada permukaan lereng yang
tererosi, penyediaan fasilitas perlindungan dan perbaikan lokasi dengan gebalan
rumput atau bambu yang kurang baik pertumbuhannya.
Penghijauan (Penanaman Kembali)
Persiapan Lokasi dan Pembersihan
Setelah lokasi penanaman kembali diratakan, permukaan tersebut harus digaru
dan dibersihkan dari batu yang berdiameter lebih dari 5 cm, kayu, tonggak dan
puing-puing lainnya yang bisa mempengaruhi pertumbuhan rumput, atau
pemeliharaan berikutnya pada permukaan yang telah ditanami rumput.
Lapisan Humus (Top Soil)
Bilamana lapisan humus ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan lain oleh
Direksi Pekerjaan, lapisan humus tersebut harus dikerjakan menurut ketentuan
yang disyaratkan. Lapisan humus harus dihampar merata di atas lokasi yang
ditetapkan sampai ke dalaman yang ditunjukkan dalam Gambar atau tidak kurang
dari 8 cm. Penghamparan lapisan humus tidak boleh dilakukan bila tanah lapang
atau lapisan humus terlalu basah atau bilamana dalam kondisi yang kurang meng-
untungkan pekerjaan.
3 - 72
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 73
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Kontraktor harus menyiangi sebagaimana diperlukan dan juga memelihara lokasi yang
telah ditanami dalam kondisi yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
3 - 74
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
2
Tegangan Leleh (JIS K7208) kg/cm > 500 > 400
2 4 4
Modulus Elastik (JIS K7208) kg/cm > 1,0 x 10 > 2,00 x 10
2
Tegangan Geser (JIS K6850) kg/cm > 100 > 100
Pelaksanaan
- Pembersihan Pada Permukaan Lama
Permukaan yang akan dikerjakan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan mesin
asah mekanis atau sikat kawat sehingga bebas dari kotoran dan pecahan beton
dan kemudian harus dibersihkan lagi dengan kompresor angin. Setiap tempat
yang terkena oli atau gemuk harus dibersihkan dengan pelarut.
3 - 75
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Baja tulangan yang ada pada tempat-tempat yang terkelupas dan terekspos, juga
harus dibersihkan seluruhnya dari semua pecahan beton, minyak, gemuk, dan karat.
Bahan adukan semen yang digunakan dan pencampuran, pemasangan dan pekerjaan
akhir harus memenuhi ketentuan dari Spesifisikasi ini.
(3) Perbaikan Untuk Beton Yang Rusak
Perbaikan pada komponen beton lama dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan untuk
tempat-tempat yang retak berat atau kerusakan semacam ini mengakibatkan keutuhan
strukturalnya telah hilang atau sedang dalam keadaan kritis. Perbaikan seperti ini akan
dimasukkan sebagai pembongkaran dan pembuangan pada beton yang rusak dan
pengerjaan kembali dengan beton yang baru dan dimana perlu penggunaan baja
tulangan yang baru.
Pembongkaran dan Pembuangan Beton Lama
Pembongkaran dan pembuangan beton lama harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Seksi 7.15 dari Spesifikasi ini dan juga menurut ketentuan-ketentuan
tambahan di bawah ini :
Pembongkaran beton dan pembuangan seluruh bagian struktur harus
dilaksanakan dengan cara yang aman dan terkendali oleh pekerja yang
berpengalaman cukup dan terlatih dalam tata cara pembongkaran sampai
penyelesaian yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Tata cara pembongkaran
harus diusulkan oleh Kontraktor, termasuk semua perlengkapan pengamanan,
susunan perancah sementara dan metode untuk pembuangan bahan, harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum operasi pembongkaran
dimulai.
Bilamana baja tulangan yang terekspos selama operasi pembongkaran beton akan
dibiarkan tertinggal, perhatian khusus harus diberikan oleh Kontraktor selama
operasi pembongkaran untuk menghindari kerusakan, pembengkokan atau
perpindahan baja tulangan lama.
Bilamana baja tulangan lama juga dibongkar sebagai bagian dari pekerjaan
pembongkaran, maka Direksi Pekerjaan akan menyiapkan Gambar untuk fabrikasi
dan penempatan baja tulangan yang baru.
Pekerjaan Persiapan
Beton baru tidak boleh dicor sampai semua pekerjaan persiapan yang diuraikan di
bawah ini telah disiapkan sepenuhnya dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Semua acuan dan perancah atau cara-cara lain untuk perancah sementara harus
mempunyai struktur yang kaku untuk mencegah perubahan bentuk pada acuan
dari segala beban konstruksi yang telah diperkirakan. Semua acuan harus dipasang
di tempat memenuhi garis dan elevasi yang tepat dan dibuat sedemikian dan
dipelihara untuk menghindari tambalan beton bilamana sambungan-sambungan
tersebut dibuka. Permukaan dalam cetakan harus bebas dari semua bahan yang
lepas, kotoran, kawat dan sisa potongan baja tulangan dan harus dilindungi
dengan minyak yang disetujui.
3 - 76
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Permukaan beton lama yang akan disambung harus dibuat kasar, dibersihkan dari
bahan yang lepas, dirapikan dan disemprot dengan air sampai air buangan itu
jernih. Permukaan sambungan tersebut harus diberi satu lapisan adukan semen
sebelum pengecoran beton baru.
Baja tulangan lama yang akan digunakan kembali untuk pembuatan struktur baru
harus dibersihkan dari semua beton lama, minyak, gemuk dan serpihan karat. Baja
tulangan baru, jika perlu, harus difabrikasi, diletakkan dan dipasang menurut jarak
dan tebal selimut beton yang dirinci dalam gambar penulangan yang diterbitkan
oleh Direksi Pekerjaan. Semua ketentuan lain yang berhubungan dengan baja
tulangan baru kecuali cara pembayarannya, harus menurut Seksi 7.3 dari Spesifikasi
ini.
Pengecoran Beton Baru
Beton pengganti harus dengan kekuatan minimum K250 atau ditentukan lain oleh
Direksi Pekerjaan. Bahan untuk beton dan pencampuran, penakaran, pengecoran,
pemadatan, penyelesaian akhir, perawatan dan pengujian untuk pelaksanaan beton
baru harus memenuhi ketentuan Seksi 7.1. dari Spesifikasi ini dan dapat diterima oleh
Direksi Pekerjaan.
Pengecoran beton baru harus dilaksanakan pada siang hari kecuali dengan jadwal
pelaksanaan yang disetujui untuk perkerjaan pemeliharaan jembatan seperti dalam
Pasal 8.5.1.(9) mengharuskan pengecoran beton pada waktu malam. Dalam hal ini,
lampu penerangan harus disediakan dalam jumalh yang cukup dan dapat diterima
oleh Direksi Pekerjaan.
(4) Penggantian Sealant Sambungan Ekspansi (Expansion Joints Sealant)
Penggantian sealant sambungan ekspansi dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
bilamana sealant lama telah retak, telah lepas dari salah satu permukaan sambungan,
telah rusak atau tergaru oleh pengaruh terus menerus dari lalu lintas yang melintasi,
dalam keadaan getas akibat waktu yang lama dan pengaruh keadaan cuaca yang
berganti-ganti atau pengaliran air permukaan menuju perletakan atau bangunan bawah
jembatan. Penggantian mungkin juga diperlukan akibat perbaikan kerusakan atau bagian-
bagian beton yang retak yang berdekatan dengan sambungan
Pekerjaan Persiapan
Sealant sambungan ekspansi yang rusak atau cacat harus digaru dari sambungan
dengan menggunakan peralatan tangan yang memadai. Perhatian khusus harus
diberikan selama operasi penggaruan sehingga dapat menjamin bahwa permukaan
beton yang membentuk sambungan dibongkar sekecil mungkin dan bahan filler yang
terbentuk sebelumnya di bawah sealant tetap utuh dan pada tempatnya.
Sambungan yang telah digaru harus dibersihkan sampai bebas dari semua bahan
sealant lama yang lepas, pecahan beton, kotoran atau bahan sampah lainnya dengan
menggunakan kompresor udara atau metode lainnya hingga Direksi Pekerjaan
mengijinkan sambungan yang bersih dan memadai tersebut dapat diisi dengan sealant
baru.
3 - 77
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Pengisian Sambungan
Sambungan yang telah disiapkan harus diisi dengan penuangan bahan pengisi
sambungan yang memenuhi ketentuan AASHTO M173 (ASTM D1190). Bahan yang
dipilih dalam segala hal harus cocok dengan keadaan cuaca dan lalu lintas, dimensi
sambungan yang akan diisi, karakteristik pemuaian sambungan dan setiap ketentuan
lain yang disyaratkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengisian sambungan harus dilaksanakan
sedemikian sampai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan, menggunakan "pistol
pengisi" atau kaleng penuang, yang secara ketat mengikuti rekomendasi pabrik
pembuatnya.
3 - 78
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
block beton terkunci harus berpinggul dan pada tepi susunan block terkunci
biasanya ditutup dengan pasak yang berbentuk topi uskup.
c) Benang Pembantu
Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu ada alat
pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap jarak
4 m sampai 5 m. Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak
bunga atau konstruksi lain, maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola
block terkunci tetap dapat dipertahankan.
3 - 79
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 80
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang dapat
berfungsi sebagai rel pembantu ;
Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan secara
tahap;
Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi
pemasangan agar sewaktu menarik penggaris kayu tidak terlalu berat dan dapat
memudahkan pelaksanaan ;
Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti terinjak atau
dipakai menumpuk bahan;
Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada sore hari dapat
tertutup seluruhnya oleh paving blok;
Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari baris
terakhir paving blok;
Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya agar
digemburkan dan diratakan kembali;
Volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm adalah ± 5 m3
setiap 100 m2 paving blok.
3.7.1 UMUM
Setetah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, "valve", bangunan khusus jembatan
pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya, harus
dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan tujuan
untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam keadaan
baik, kuat dan tidak bocor serta blok-blok penahan (thrus block permanen) sanggup
menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.
3 - 81
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengulian tekanan
air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk penguatan tekanan dan
kebocoran harus disediakan oleh Kontraktor.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Kontraktor dapat menggunakan
sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri dengan biaya
sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (electric piston type test pump) yang
dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua
udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah manometer dengan kran penutupnya
harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini
tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
1. Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
2. Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh PPK atau wakilnya.
b) Tekanan Udara
Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan
ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau bagian
yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus dilakukan dengan
cara menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh dioperasikan baik dalam
keadaan tertutup pada tekanan differensial melebihi tekanan yang diijinkan. Cara ini
berguna untuk menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.
3 - 82
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
c) Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari katup
dan hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi, Kontraktor
harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara dapat dikeluarkan
bersamaan pada saat pipa diisi air, Setelah semua udara dikeluarkan, katup cock harus
ditutup dan uji tekan dilaksanakan. Pada akhir uji tekan cock harus dilepas dan disumbat
atau tinggalkan ditempat sesuai dengan permintaan pemilik.
d) Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa
secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat
ditemukan pada saatuji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik, dan
pengujian akan diulangi sampai memuaskan pemilik.
Dimana :
L : Kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar
Dalam satuan metrik :
Dimana :
Lm: Kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar
Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan
diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukan pada tabel 11.
3 - 83
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
d) Penggelontoran Pipa
Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor dan
Kontraktor harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan Penggelontoran
memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh PPK.
Penggelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang pembuang(drainase
branch), mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir. Jangka waktu pengurasan
cabang pembuang akan diperintahkan oleh PPK. Kontraktor harus dengan segera
menentukan lokasi dan memperbaiki apabila ditemukan kebocoran selama
penggelontoran, sebagaimana diperintahkan PPK, walaupun hasil pengujian yang
disebutkan di atas disetujui oleh PPK.
3 - 84
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3 - 85
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
3.7.4 DESINFEKSI
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan dan sebelum dinyatakan selesai oleh PPK, semua
pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau "valve" yang ada dalam
jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai dengan prosedur berikut ini,
atau sebagaimana yang diperintahkan oleh PPK.
1. Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang telah diolah
yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.
2. Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal tersebut
dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
3. Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg/liter,
harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periodekontak selama 24 jan.
Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab Kontraktor, tetapi
air dan bahan kimia akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai kebutuhan
bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian di bawah pengarahan
PPK. Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah penyelesaian dan diterimanya
pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.
TTD
5 - 86