Anda di halaman 1dari 153

SPESIFIKASI TEKNIS

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Pembangunan Jaringan Perpipaan


SPAM Kota Kuala Kapuas untuk Kawasan Kota Kuala Kapuas
Kabupaten Kapuas
TAHUN ANGGARAN 2019
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

BAB 1
SPESIFIKASI UMUM

1.1 KETENTUAN UMUM

1.1.1 LOKASI PEKERJAAN


Lokasi pekerjaan sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi Teknis/Lapangan dan dapat dilihat
pada gambar-gambar rencana terlampir.

1.1.2 PERIJINAN
Penyedia harus segera mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin-izin yang
diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain: izin penerangan,
izin pengambilan material, izin pembuangan, izin pengurugan, izin trayek dan pemakaian
jalan, izin penggunaan bangunan serta izin-izin lain yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan/peraturan daerah setempat.

1.1.3 KONTRUKSI BERSIH DAN RAMAH LINGKUNGAN.


Pelaksanaan proyek berkonsep Go Green pada prinsipnya harus menghasilkan pekerjaan
ramah lingkungan, dalam rangka pekerjaan menuju Green Contructions penyedia harus
membuat pelaksanaan dengan metode pelaksanaan yang baik diantaranya :
(1) Memenuhi persyaratan teknis (Dokumen lengkap, dilaksanakan efektif, Aman )
(2) Memenuhi peryaratan ekonomis (Biaya ekonomis,effisien dan wajar )
(3) Memenuhi pertimbangan non teknis lainnya (Bisa diterapkan tidak bertentangan dengan
lingkungan, rekomendasi pemberi tugas)
(4) Merupakan pilihan alternatif terbaik ( pertimbangan terbaik manajemen dan tetap
ekonomis)
(5) Manfaat positip contruction managemen.(arahan jelas,menjadi acuan pelaksanaan)
Apabila pelaksanaan pembangunan SPAM dilaksanakan berkonsep go green perencanaan
harus dibuat atau dibantu oleh tenaga ahi yang mengerti go green. Implementasi
pelaksanaan pembangunan yang berkosep go green di lingkup pembangunan spam,
penyedia harus melaksanakan langkah langkah antara lain :
(1) Dalam masa kontruksi penyedia jasa harus melaksanakan langkah-langkah K3.
(2) Pelaksanaan Kontruksi yang hemat energi, hemat biaya, kemanan pegawai, minimalisasi
pencemaran lingkungan, mengurangi kebisingan sewaktu pelaksanaan, penanganan
limbah beracun, peralatan dan teknologi yang ramah lingkungan.
(3) Pembuatan bangunan dengan memperhatikan :
 Memperhatikan kondisi iklim setempat.
 Tapak bangunan ( Bangunan menyesuaikan dengan Tapak )
 Lampu Hemat energi
 Cat Non Toxic

1-1
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Bahan yang dapat dipergunakan kembali


 Penggunaan bahan alami setempat.
 Penggunaan kaca film untuk mengurangi pemanasan (Pendinginan alami)
 Membuat ventilasi yang baik.
 Mengurangi material kayu pada kusen dan menganti dengan alumunium, kalau
terpaksan menggunakan kayu, kayu harus tahan lama dan dikerjakan oleh ahlinya.
 Menghindari pembangunan yang menimbulkan kelembaban tinggi.
 Reciclyng
(4) Mengganti material bekisting dari kayu menjadi plat baja atau plastik ( Reuse )
(5) Mendaur Ulang air hasil pengolahan lumpur menjadi sumber air baku ( Recycle).
(6) Memanfaatkan endapan hasil pengolahan lumpur untuk bahan dasar. misalnya
pembuatan bata setelah sebelumnya diolah terlebih dahulu ( Reduce ) oleh pengguna
pembangunan WTP.
(7) Pemanfaatan sumber Alami sebesar besarnya misalnya penampungan air hujan,
pemanfaatan matahari, aliran air sungai.

1.1.4 PENANGGUNG JAWAB TEKNIS PEKERJAAN


(1) Penyedia wajib menetapkan dan menempatkan seorang Kepala Pelaksana, berpendidikan
S1 Teknik Sipil/Lingkungan yang memiliki SKA, yang cakap untuk memimpin dan
bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan, dan memiliki pengalaman
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dalam pelaksanaan pekerjaan sejenis. Penetapan ini
harus dikuatkan dengan surat pengangkatan resmi dari Penyedia ditujukan kepada
Direksi Teknis/Lapangan.
(2) Surat Keterangan Keahlian.
Lingkup Penggunaan Umum SKA dan SKT di Lingkungan Pekerjaan Perpipaan dan
Kontruksi SPAM secara umum dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel Klasifikasi SKA
KLASIFIKASI SUB BIDANG SKA
SUB BIDANG KODE
TATA LINGKUNGAN 1. Ahli Tata Lingkungan / 1. Ahli Teknik Lingkungan 501
2. Ahli Air Minum 504
SIPIL 1. Ahli Teknik Bangunan Gedung. 201
2. Ahli Geoteknik 216
3. Ahli Sumber Daya Air ( SDA) 211
4. Ahli Jembatan. 203
ARSITEKTUR 1. Ahli Arsitek 101
2. Ahli Arsitektur Landsekap 103

MEKANIKAL 3. Ahli Teknik Mekanikal. 301


4. Ahli Teknik Plumbing dan Pompa Mekanik 313

ELEKTRIKAL 1. Ahli Teknik Tenaga Listrik. 401


2. Ahli Elektronika dan Telekomunikasi dalam Gedung 405

1-2
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

KLASIFIKASI SUB BIDANG SKA


SUB BIDANG KODE
MANAJEMEN 1. Ahli Manajemen Kontruksi 601
PELAKSANAAN 2. Ahli Manajemen Proyek 602
( Bisanya di Proyek Besar) 3. Ahli K3 Kontruksi. 603
4. Ahli Sistem Manajemen Mutu 604

TATA LINGKUNGAN 1. Draftmen Tata Lingkungan TT 003


2. Juru Pengeboran Air Tanah TT 009
3. Pelaksanaan Pemipaan Air Bersih TT 011
4. Pegawasan Perpipaan Air Bersih TT 014
5. Tukang Plumbing TT 016
6. Pelaksana Pengujian Air Bersih SPAM TT 018
7. Pelaksana Lapangan Air Madya TT 020
8. Pelaksana Lapangan TK II Pekerjaan Perpipaan TT 021
9. Teknisi Sondir TT 025
10. Teknisi Geologi Teknis TT 026
SIPIL 1. Draftmen Sipil TS 003
2. Juru Ukur TS 004
3. Teknisi Laboratorium Beton TS 006
4. Tukang Pondasi TS 010
5. Tk. Pekerjaan Tanah TS 011
6. Tukang Pasang Perancah/Formworker/Formwork TS 014
7. TK. Psg Perancah TS 019
8. Tk, Boring TS 020
9. TK. Baja TS 027
10. Kontruksi Baja dan Plat TS 066
11. Teknisi Geoteknik
ARSITEK 1. Juru Gambar/Draftman – Arsitektur. TA 003
2. Tukang Pasang Bata/Dinding/Bricklayer (Tk. Bata) TA 004
3. Tukang Pasang Batu/Tukang Bangunan Umum/Stone TA 005
Masonry TA 006
4. Tukang Pasang Keramik ( Lantai dan Dinding ) TA 011
5. Tukang Pasang Plafon / Ceiling Fixer / Ceiling Fixing ) TA 015
6. Tukang Taman / Landscape
MEKANIKAL 1. OP. Buldozer TM 004
2. OP. Ekcavator TM 006
3. OP. Dump Truck TM 019
4. Concreete Pump Equipment TM 023
5. Tk. Las/Welder TM 028
6. TK. Psg Pipa TM 038
7. Tk, Plat Baja dan Pipa TM 039
8. TK. Las Listrik TM 051
ELEKTRIKAL 1. Tenisi Intalasi Penerangan 1 Phase TE 021
2. Tenisi Intalasi Sistem Penangkal Petir TE 024

1-3
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

KLASIFIKASI SUB BIDANG SKA


SUB BIDANG KODE
3. Tenisi Listrik Industri ( Kontrol PLC ) TE 055
4. Tenisi Instalasi Otomasi Industri TE 057
5. Tenisi Motor Listrik, Kontrol dan Instrumen TE 058
6. Tenisi Jaringan Tegangan Rendah TE 060
LAIN-LAIN 1. Mandor Tukang Batu/Bata/Beton TL 005
2. Mandor Tukang Kayu TL 006
3. Mandor Tanah TL 008
4. Mandor Besi/Pembesia/Penulangan Beton TL 009

Catatan :
Dalam Pemilihan Komposisi kebutuhan SDM dengan keahlian dan tingkat keahlian tertenttu harus diperhatikan,
kerumitan pekerjaan yang akan dihadapi, Efisiensi Pembiayaan, tepat sasaran dan biaya, dan pengadaan oleh pihak
ketiga misalnya ahli pengujian air bisa melalui Lab umum yang sdm nya mempunyai TA tersebut. Atau untuk
pekerjaan SD 10 M, pekerjaan Scada dapat memakai Bisa SKA TE 005 tapi menguasai TE 057 dan 058, komposisi
yang diusulkan adalah sebagai berikut dikaitkan dengan pembiayaan Proyek.

Tabel Keperluan Surat Keterangan Ahli


KEBUTUHAN SKA/SKT
No Uraian Pekerjaan
< 2,5 M > 2,5 M Sd 10 M >10 M
1 PEKERJAAN 501/504,201 501/504,201 501/504 Utama, 201/216,211
PEMIPAAN Muda Madya Madya301/313 Madya,
TT 003 Ts 011/014 TT 003 401/405 Madya
601/603/604 Madya,TS
04,011,014
TT 021 ,TT 003
2 PEKERJAAN 501/504,201 501/504,201 501/504 Utama,201/216,211
KONSTRUKSI Muda Madya Madya
SPAM TT 003,014, 405,058 301/313 Madya,401/405 Madya
TS010,TA.005, TS 027, TS 010 601/603/604 Madya,TS 010, TS
TT 003, TT 020, 027
TA 005 TT 003,TM 004,006, TM 028,038,
039
TE 055, 057,058
Keterangan : Tabel di atas merupakan acuan pemakaian SKA dan SKT, namun komposisi tidak mengikat da dapat
berubah disesuaikan dengan jenis pekerjaan (spesifik) dan kebutuhan. Keterangan Kode lihat di table atas.
(3) Selain Kepala Pelaksana Penyedia harus menempatkan tenaga ahli yang diperlukan sesuai
dengan lingkup pekerjaan.
(4) Tenaga ahli dimaksud minimal terdiri :
a. Satu orang Tenaga Ahli Teknik Sipil
b. Satu orang Tenaga Ahli Teknik Lingkungan
c. Satu orang Tenaga Ahli Mekanikal dan Elektrikal
Masing-masing tenaga ahli tersebut harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) dan

1-4
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan sejenis sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.


(5) Selain pelaksanaan, Penyedia diwajibkan pula memberitahu secara tertulis kepada Direksi
Teknis/Lapangan. Susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan jabatannya
masing-masing.
(6) Bila dikemudian hari menurut team Direksi Teknis/Lapangan, Pelaksana kurang mampu
melaksanakan tugasnya, maka Penyedia akan diberitahu secara tertulis untuk mengganti
pelaksananya.
(7) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat pemberitahuan, Penyedia sudah
harus menunjuk pelaksana baru sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

1.1.5 MC – 0
Mutual Check Nol adalah suatu bentuk laporan setiap jenis item uraian pekerjaan yang
dilengkapi dengan Berita Acara Pemeriksaan Lapangan Bersama (MC 0%), Berita Acara Serah
Terima Lapangan (BA MC 0%), Schedule, Dan Rekap MC 0%.pekerjaan laporan ini sangat
berguna terutama untuk pekerjaan Up rating atau optimalisasi, untuk lebih mudah mengukur
perubahan Volume atau tetap, apabila ditemukan ketidak sesuaian antara lapangan dan RAB
dari penyedia dan penerima jasa bias mengajukan MC – O untuk itu penyedia harus
melaksanakan langkah sebagai berikut :
(1) Bersama sama dengan pemberi tugas memeriksa kondisi awal lapangan;
(2) Membuat berita acara pemeriksaan lapangan bersama (MC 0 %)
(3) Menyerahkan Berita Acara serah terima lapangan ( BA MC 0 %)
(4) Isi MC 0 yang dibuat penyedia atau bersama sama dengan pemberi tugas adalah, judul
nama pekerjaan, alamat, Uraian Pekerjaan, harga satuan, Volume Kontrak.
(5) MC 0 harus sesuai dengan harga satuan yang sudah disepakai antara penyedia jasa dan
pemberi tugas, terkecuali dikehendaki lain dengan alasan tertentu yang dapat
dipertanggung jawabkan.

1.1.6 AIR KERJA, TENAGA LISTRIK DAN PENERANGAN


(1) Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, Penyedia harus
memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk
pekerja dan air kamar mandi.
(2) Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta
pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan
pekerjaan dan untuk keperluan Kantor Proyek, kantor Penyedia, kamar mandi/WC atau
tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
(3) Penyedia juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan, kebutuhan kantor Proyek dan penerangan proyek pada malam hari sebagai
keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
(4) Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan pengadaan
Generator Set, dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab

1-5
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Penyedia. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan


pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta saklar/panel.

1.1.7 PENYEDIAAN MATERIAL


(1) Penyedia harus menyediakan sendiri semua material seperti yang disebutkan dalam
daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan lain di dalam
dokumen kontrak.
(2) Untuk material-material yang disediakan oleh Direksi Teknis/Lapangan, Penyedia harus
mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan. Penyedia
harus memeriksa dahulu material-material tersebut dan harus bertanggung jawab atas
pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan. Penyedia harus mengganti material yang
rusak atau kurang akibat cara pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian
Penyedia.
(3) semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kotrak. Nama
produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan,
laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila
diminta untuk dipertimbangkan oleh Direksi Teknis/Lapangan. Bila menurut pendapat
Direksi Teknis/Lapangan hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh
Penyedia tanpa biaya tambahan.
(4) Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian rupa
sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan
jadwal untuk pekerjaan lainnya.

1.1.8 CONTOH MATERIAL


(1) Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan
contoh menurut Acuan Normatif yang disetujui Direksi Teknis/Lapangan. Contoh-contoh
harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
(2) Contoh-contoh yang telah disetujui Direksi Teknis/Lapangan harus disimpan terpisah
dan tidak tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut.
Penawaran Penyedia harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk pengujian
material.
(3) Jika dalam pelaksanaan pekerjaan barang/material yang disetujui sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan tidak tersedia di pasaran maka penyedia dapat mengajukan
alternatif barang/material dengan kualitas yang sama dengan spesifikasi yang
ditentukan, dengan persetujuan Direksi Teknis/Lapangan.

1-6
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

1.2 PEKERJAAN PERSIAPAN


1.2.1 ORGANISASI KERJA
Organisasi kerja biasanya sudah di buat oleh penyedia Jasa walaupun masih draft
pelaksanaan, dalam masa persiapan penyedia Jasa harus sudah menyediakan model
organisasi kerja pelaksanaan pekerjaan, yang menggambarkan koordinasi dengan penerima
jasa, Direksi teknis lapangan, organisasi induk penyedia jasa sebagi support management,
Tenaga di Site, dan pekerja serta management lapangan pelaksana.

1.2.2 SHOP DRAWING DAN SYARAT TEKNIS


Penyedia Jasa akan melaksanakan pekerjaan berdasarkan :
(1) Spesifikasi Teknis
(2) Gambar – gambar Kerja
(3) Berita Acara Aanwijzing, Klarifikasi dan Negosiasi
(4) Surat Perjanjian Kerja ( SPK )
(5) Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Pengawas Lapangan.
Gambar kerja adalah gambar yang digunakan sebagai acuan untuk dilaksanakan / dikerjakan
di lapangan, gambar kerja ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah / bisa
dimengerti di dalam pelaksanaan pekerjaannya, biasanya disebut juga dengan shopdrawing,
gambar kerja merupakan penyempurnaan dari gambar desain yang telah ada dan
disesuaikan dengan kondisi keadaan existing. Shopdrawing ini juga bisa digunakan sebagai
dasar pembayaran / penagihan kepada pemilik proyek.
(1) Penyedia wajib membuat shop drawing yang terdiri dari gambar kerja lengkap sesuai
dengan kondisi lapangan untuk semua pekerjaan serta detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar rencana atau yang diminta Direksi Teknis/Lapangan.
Shop drawing ini harus jelas mencantumkan dan menggambarkan semua data yang
diperlukan.
(2) Semua dokumen gambar harus dibuat dengan menggunakan software CAD.
(3) Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Direksi Teknis/Lapangan sebelum pelaksanaan
pekerjaan

1.2.3 JADWAL DAN LINGKUP PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. Jadwal Pekerjaan
(1) Penyedia harus menyiapkan jadwal pelaksanaan secara detail dan harus diserahkan
kepada Direksi Teknis/Lapangan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu
tahapan pekerjaan dimulai. Program kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi Teknis/Lapangan. Jadwal pelaksanaan tersebut harus
mencakup :
a) Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan.
b) Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke lapangan.
c) Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan dan/atau

1-7
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.


d) Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh Penyedia.
e) Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai
latar belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
f) Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.
g) Cara pelaksanaan pekerjaan.
(2) Jadwal pelaksanaan tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta
lampiran penjelasan.
(3) Penyedia wajib memberikan salinan jadwal pelaksanaan yang telah disahkan oleh Direksi
Teknis/Lapangan dalam 5 (lima) rangkap kepada Direksi Teknis/Lapangan, dan satu
salinan harus ditempel di kantor lapangan (direksi keet) yang dilengkapi dengan grafik
kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
(4) Direksi Teknis/Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia berdasarkan grafik
rencana kerja dan kemajuan pelaksanaan pekerjaan tersebut.

B. Lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan yang terdapat pada daftar kuantitas (form rencana
anggaran biaya).

1.2.4 METODOLOGI DAN RENCANA KERJA


Sebelum pelaksanaan pekerjaan penyedia harus mengajukan metode pelaksanaan pekerjaan
untuk disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Metode kerja sekurang-kurangnya berisi :
(1) Metode pelaksanaan pekerjaan,
(2) Untuk komponen pekerjaan tertentu (beton, baja, komponen instalasi dll.) harus
dilengkapi dengan gambar yang menjelaskan pelaksanaannya.
(3) Bahan/material yang akan digunakan
(4) Peralatan pendukung
(5) Jumlah tenaga kerja yang akan digunakan

1.2.5 MOBILISASI BARANG DAN PERSONIL


(1) Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan baik berupa alat-alat kecil maupun besar,
harus disediakan oleh Penyedia dalam keadaan baik dan siap pakai, sebelum pekerjaan
fisik yang bersangkutan dimulai antara lain:
a. Mesin pengaduk beton dan mesin penggetar
b. Mesin pemadat/compactor
c. Peralatan pengelasan dan pendukungnya.
d. Crane
e. Perlengkapan penerangan untuk keamanan dan kerja lembur.
f. Peralatan lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

1-8
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

(2) Penyedia harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat berat yang
menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu-lintas.
(3) Direksi Teknis/Lapang berhak memerintahkan untuk menambah peralatan atau menolak
peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.
(4) Bila pekerjaan telah selesai, Penyedia diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat-alat
tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekas-
bekasnya.
(5) Disamping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksudkan pada ayat
13.1. penyedia harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi
apapun, seperti : tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hari hujan, perancah (scafolding)
pada sisi luar bangunan atau tempat lain yang memerlukan, serta peralatan lainnya.

1.2.6 MANAJEMEN LALU LINTAS PROYEK


(1) Apabila dianggap perlu, sesuai dengan kondisi dan situasi lokasi, penyedia harus sudah
memperhitungkan pembuatan jalan masuk sementara dan/atau jembatan kerja
sementara yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(2) Pembuatan jalan masuk atau jembatan sementara harus mengikuti peraturan dan semua
perijinan sehubungan dengan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab penyedia.
(3) Penyedia harus menghindari kerusakan pada fasilitas jalan masuk yang ada dengan
mengatur trayek kendaraan yang digunakan serta membatasi/membagi beban muatan.
(4) Kerusakan pada jalan atau benda-benda lain yang diakibatkan oleh pekerjaan penyedia,
mobilisasi peralatan serta pemasukan bahan akan menjadi tanggung jawab penyedia
dan harus segera diperbaiki.

1.2.7 PAPAN NAMA DAN PENGUMUMAN

A. Papan Nama
Papan nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek
memuat :
(1) Nama Proyek :
(2) Lokasi :
(3) No. Kontrak :
(4) Nilai Kontrak :
(5) Kontraktor Pelaksana :
(6) Pengawas :

B. Papan Pengumuman
Penyedia Jasa membuat papan pengumuman yang bisa diisi dengan progress pekerjaan,
pengumuman mengenai pekerjaan terkait lingkungan, pengumuman commissioning dll,
biasanya papan pengumuman berlatar belakang papan biasa.

1-9
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

1.2.8 PENDEKATAN DAN SOSIALISASI KE INSTANSI DAN MASYARAKAT.


Penyedia Jasa harus menjamin dalam pelaksanaan pekerjaan bisa berjalan lancar tanpa
kendala terutama dari masyarakat dan instansi terkait, untuk itu penyedia jasa harus
melaksanakan Sosialisasi ke masyarakat dan instasi terkait mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan, cara pendekatan diserahkan ke penyedia jasa dan bila perlu dimediasi oleh
penerima jasa, dengan tujuan pekerjaan berjalan lancar dan pengaruh dampak negative
terhadap lingkungan seminimal mungkin, sosialisasi ke masyarakat setempat paling tidak ke
tokoh masyarakat, Agama, LSM, aparat keamanan setempat, RT dan RW yang langsung
terpapar oleh pekerjaan yang dilaksanakan.

1.2.9 PEMATOKAN DAN BOWPLANK


(1) Penyedia harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil
bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat
persetujuan Direksi Teknis/Lapangan terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan
selanjutnya. Direksi Teknis/Lapangan dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut
bila dipandang perlu. Penyedia harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan
petunjuk Direksi Teknis/Lapangan.
(2) Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, Penyedia harus memberitahukan
kepada Direksi Teknis/Lapangan sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya, sehingga
Direksi Teknis/Lapangan dapat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk
melakukan pengawasan.
(3) Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh Penyedia untuk mendapat
persetujuan Direksi Teknis/Lapangan. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui
Direksi Teknis/Lapangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran
pekerjaan. Penyedia wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru
ukur serta pekerjaan lain yang diperlukan oleh Direksi Teknis/Lapangan untuk melakukan
pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran.
(4) Semua tanda-tanda di lapangan yang diberikan oleh Direksi Teknis/Lapangan atau
dipasang sendiri oleh Penyedia harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh
Penyedia. Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan meminta
kembali persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan. Bila terdapat penyimpangan dari
gambar rencana, Penyedia harus mengajukan 3 (tiga) rangkap gambar penampang dari
daerah yang dipatok tersebut. Direksi Teknis/Lapangan akan membubuhkan tanda
tangan persetujuan dari pendapat/revisi pada satu copy gambar tersebut dan
mengembalikannya kepada Penyedia. Setelah diperbaiki, Penyedia harus mengajukan
kembali gambar hasil revisinya. Gambar-gambar tersebut harus dibuat agar
memungkinkan untuk direproduksi. Semua gambar-gambar yang telah disetujui harus
diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan dalam bentuk asli dan 2 (dua) copy. Ukuran
dan huruf yang digunakan pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan Direksi
Teknis/Lapangan.

1 - 10
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

1.2.10 RAMBU RAMBU


Di tempat-tempat yang dipandang perlu, Penyedia harus menyediakan rambu-rambu untuk
keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda-tanda tersebut harus cukup jelas untuk menjamin
keselamatan lalu lintas. Apabila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan dengan lalu
lintas padat, Penyedia harus melaksanakan pekerjaan secara bertahap atau apabila
dipandang perlu dilaksanakan pada malam hari. Segala biaya untuk keperluan tersebut harus
sudah termasuk di dalam penawaran Penyedia.

Rambu Lalu Lintas berdasarkan jenisnya terdiri atas:


a. Rambu peringatan;
b. Rambu larangan;
c. Rambu perintah; dan
d. Rambu petunjuk.

1.2.11 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 )


A. Umum
(1) Keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja merupakan salah satu aspek penting
yang perlu mendapatkan perhatian serius, karena apabila hal tersebut diabaikan maka
kecekaan yang dialami oleh para pekerja akan berakibat pada turunnya kualitas kerja
yang di lakukan oleh para pekerja itu sendiri, sehingga segala bentuk kegiatan yang
dilakukan akan mengalami gangguan seperti tenaga kerja yang diperlukan menjadi
berkurang.
(2) Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja secara keilmuan adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Adapun di Negara kita, Undangundang Dasar 1945
yang mengisyaratkan bahwa setiap warga Negara Republik Indonesia berhak
mendapatkan pekerjaan yang layak bagi kemanusian. Dan pekerjaan baru memenuhi
kelayakan bagi kemanusiaan apabila keselamatan tenaga kerja dalam menjalankan
pekerjaan terjamin (UUD1945 pasal 27).
(3) Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju
masyarakat adil dan makmur. Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang
cukup luas yaitu perlindungan keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral tenaga kerja
serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.
(4) Pengertian kebijakan seperti ini dapat kita gunakan dan relatif memadai untuk keperluan
pembicaraan-pembicaraan biasa, namun menjadi kurang memadai untuk pembicaraan-
pembicaraan yang bersifat ilmiah dan sistematis menyangkut analisis kebijakan publik.
Robert Eyestone (dalam Winarno, 2002:15) mengatakan bahwa secara luas kebijakan
publik dapat didefinisikan sebagai hubungan suatu unit pemerintah dengan
lingkungannya. Konsep yang ditawarkan Eyestone ini mengandung pengertian yang
sangat luas dan kurang pasti karena apa yang dimaksud dengan kebijakan publik dapat

1 - 11
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

mencakup banyak hal. Suatu kebijakan dikatakan sebagai kebijakan publik apabila
membawa manfaat yang diperoleh masyarakat yang bukan pengguna langsung dari
produk yang dihasilkan, jauh lebih banyak dan lebih besar dari pengguna langsungnya.
(5) Implementasi kebijakan adalah tahap pembuatan kebijakan antara pembentukan
kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang
dipengaruhinya. Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak dapat mengurangi masalah
yang merupakan sasaran kebijakan, maka kebijakan itu mungkin akan mengalami
kegagalan sekalipun kebijakan itu di implementasikan dengan sangat baik. Sementara
itu, suatu kebijakan yang cemerlang mungkin juga akan mengalami kegagalan jika
kebijakan tersebut kurang diimplementasikan dengan baik oleh para pelaksana
kebijakan.
(6) Menurut Sahartier (dalam Wahab, 2004 : 51) Implementasi dapat dikatakan sebagai
suatu untuk memahami apa yang nyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan
berlaku atau dirumuskan, yakni kejadian-kejadian dari kegiatan yang timbul sesudah
disahkannya pedoman-pedoman kebijakan Negara, yang mencakup baik usaha-usaha
untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan dampak nyata pada
masyarakat.
(7) Dengan demikian kebijakan dipandang sebagai suatu proses, yang meliputi formulasi,
implementasi, dan evaluasi, suatu kebijakan di formulasikan atau dirumuskan dengan
maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Dari beberapa pengertian tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa implementasi kebijakan adalah serangkaian tindakan yang
ditetapkan atau dilaksanakan dan dilakukan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan
tertentu demi kepentingan masyarakat.
(8) Keselamatan Kesehatan Kerja pada setiap perusahaan sudah di dasari landasan hukum,
maka setiap kegiatan yang dilakukan oleh pekerja sudah termasuk dalam landasan
hukum. Dan landasan hukum yang digunakan dalam setiap perusahaan ialah Undang-
undang 1970 nomor 1 tentang tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatan dalam melakukan pekerjaan. Dan masuk juga dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja RI nomor PER 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 2, Nomor 1, 2014: 1-11
(9) Pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko. Suma’mur (2001:1) Kesehatan kerja
adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang
bertujuan agar para pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun sosial, dengan usaha preventif, terhadap
penyakit atau gangguangangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan
dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum. Tujuan kesehatan kerja
adalah untuk melindungi pekerja dari segala hal yang dapat merugikan kesehatan akibat
kerja.

1 - 12
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

(10) Lingkungan adalah lingkungan tempat kerja yang terjadi akibat dari suatu kegiatan di
tempat Kerja : temperatur atau suhu atau dingin, kelembaban, berdebu, kebisingan, dan
lain-lain. Faktor-faktor di atas dapat berdiri sendiri atau bahkan saling interaksi atau
bersama-sama terlibat mempengaruhi terjadinya kecelakaan. Dalam melakukan
pemeriksaan kecelakaan, faktor-faktor tersebut harus menjadi dasar pemikiran untuk
mencari penyebab kecelakaan serta membuat koreksi dan tindakan pencegahan.
Lingkungan tempat kerja merupakan suatu faktor yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan, karena hal tersebut menimbulkan sakit akibat bila terlalu lama.

B. SOP K3
Penyedia wajib menyelenggarakan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 09/PER/M/2008 tentang Pedoman
Sistem manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum
(1) Penyedia wajib menyusun tingkat risiko kegiatan yang akan dilaksanakan untuk dibahas
dengan PPK sebagaimana yang disusun pada awal kegiatan.
(2) Penyedia wajib membuat RK3K dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Dibuat pada awal kegiatan.
b) Harus mencantumkan kategori risiko pekerjaan yang telah ditentukan bersama PPK.
c) Pada awal dimulainya kegiatan, Penyedia mempresentasikan RK3K kepada Pejabat
Pembuat Komitmen untuk mendapat persetujuan.
d) Tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu dilakukan kaji ulang)
dilakukan setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan
konstruksi berlangsung.
(3) Penyedia wajib melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang
mempunyai risiko K3 tinggi atau melibatkan sekurang-kurangnya Petugas K3 Konstruksi
pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3 sedang dan kecil.
(4) Melakukan kerja sama untuk membentuk kegiatan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum bila ada dua atau lebih Penyedia yang bergabung dalam satu kegiatan.
(5) Penyedia melapor ke Dinas Tenaga Kerja dan Jamsostek setempat sesuai ketentuan yang
berlaku.
(6) Penyedia wajib membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja setempat
dan tembusannya disampaikan kepada PPK.
(7) Penyedia wajib melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
(8) Penyedia wajib membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3K bidang pekerjaan
umum sebagai bagian dari dokumen serah terima kegiatan pada akhir pekerjaan.
(9) Penyedia wajib melaporkan kepada PPK dan Dinas Tenaga Kerja setempat tentang
kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja kosntruksi
yang telah terjadi pada kegiatan yang dilaksanakan.
(10) Penyedia wajib menindaklanjuti surat peringatan yang diterima dari PPK.
(11) Penyedia wajib melakukan pengendalian resiko K3 onstruksi Bidang Pekerjaan Umum

1 - 13
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

yang meliputi : inspeksi tempat kerja, peralatan, sarana pencegahan kecelakaan


konstruksi sesuai dengan RK3.
(12) Penyedia yang melaksanakan pekerjaan tingkat resiko tinggi wajib memiliki sertifikat K3
perusahaan yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi oleh Komite
Akreditasi nasional (KAN).
(13) Penyedia wajib melaksanakan seluruh ketentuan K3 sesuai dengan ketentuan-ketentuan
sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

C. Alat Pelindung Diri (APD)


Penyedia Jasa wajib menyediakan APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi standard
dan harus dipakai oleh pekerja pada semua pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Dalam Pekerjaan Sistem Penyediaan Air Bersih secara Umum peralatan APD yang umunya
digunakan adalah sebagai Berikut :
(1) Sarung tangan Kulit.
(2) Helm Safety.
(3) Kacamata Las.
(4) Sepatu safety.
(5) Safety Glasses
(6) Safety belt.
(7) Uniform
(8) Rompi
(9) Masker
(10) Ear Plug ( Pengaman Telinga )
(11) Pelindung wajah ( Face Shield ).
Peralatan ini harus diganti apabila rusak dan habis masa pakainya.

1 - 14
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

TANDA WAJIB PENGGUNAAN APD

PELINDUNG KEPALA PELINDUNG KAKI

1 - 15
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

D. Tenaga Ahli K3
Tenaga Ahli K3 harus mempunyai sertifikasi K3 dan mempunyai pengalaman dalam pekerjaan
sejenis, sertifikasi direkomendasikan yang dikeluarkan Oleh :
1) PT. Sucofindo
2) PT. Surveyor Indonesia.
3) PT. Jatim Aspek Nusantara
4) PT. Alkon Trainindo
5) Biro Klasifikasi Indonesia.
6) Untuk Yang mengacu Ke OSHAS 18001 : 1999 Penyedia Jasa Bebas Menentukan keluaran
lembaga sertifikasi manapun untuk TA K3.

1.2.12 KANTOR PROYEK DAN GUDANG


(1) Penyedia harus membuat kantor proyek tempat bagi pelaksana dan Direksi
Teknis/Lapangan bekerja, dengan luas yang memadai (minimal 10 m2) dan dilengkapi
dengan peralatan kantor yang dibutuhkan.
(2) Penyedia juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk menyimpan
bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar dari gangguan cuaca
dan pencurian.
(3) Penempatan kantor dan gudang harus diatur sedemikian rupa, agar mudah dijangkau
dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.
(4) Bangunan-bangunan ini harus dibongkar setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.

1.3 MANAJEMEN PEKERJAAN


(1) Penyedia diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya apabila Direksi
Teknis/Lapangan memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal mula material
yang didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan sebelum mulai pelaksanaan tahapan
tersebut. Dalam keadaan apapun, Penyedia tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan
yang sifatnya permanen tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
Teknis/Lapangan.
(2) Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan kepada Direksi
Teknis/Lapangan sebelum memulai pekerjaan, agar Direksi Teknis/Lapangan mempunyai
waktu yang cukup untuk mempertimbangkan persetujuannya.
(3) Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut Direksi Teknis/Lapangan penting, harus
dihadiri dan diawasi langsung oleh Direksi Teknis/Lapangan atau wakilnya. Untuk itu
maka Penyedia harus menyampaikan permohonan ijin pelaksanaan (request) yang harus
sudah diterima oleh Direksi Teknis/Lapangan selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum
pekerjaan dilaksanakan.

1 - 16
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

1.3.1 FOTO/DOKUMENTASI
(1) Untuk kelengkapan laporan, Penyedia dan Direksi Teknis wajib membuat foto-foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dan evaluasi pencapaian sasaran K3, mutu dan
lingkungan, termasuk rekomendasi untuk peningkatan kinerja K3, mutu dan lingkungan.
(2) Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan minimal pada kondisi 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%
, atau sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan Direksi Teknis/Lapangan. Dalam
pembuatan dokumentasi harus berisi informasi mengenai jenis pekerjaan, lokasi dan
kondisi kemajuan pekerjaan.
(3) Pengambilan Dokumentasi diambil dari titik pemotoan yang sama agar jelas terlihat jelas
kemajuan pekerjaannya.

1.3.2 AS BUILD DRAWING


(1) Setelah pekerjaan selesai Penyedia diharuskan menyerahkan As build drawing yang
menunjukan gambar yang terpasang disertai perubahannya bila ada paling lambat 14
(empat belas) hari sebelum penyerahan akhir pekerjaan.
(2) Semua dokumen gambar harus dibuat dengan menggunakan software CAD.
(3) Dokumen pekerjaan terlaksana/terpasang (as built documents) yang diserahkan kepada
pengguna pekerjaan konstruksi pada saat serah terima akhir pekerjaan adalah termasuk
dokumen hasil proses manajemen risiko K3 Perancangan dan Pelaksanaan serta SOP K3
Pemanfaatan Bangunan/Konstruksi.
(4) Apabila penyedia terlambat menyerahkan gambar pelaksanaan, maka PPK dapat
menahan sejumlah uang sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
(5) Apabila penyedia tidak menyerahkan gambar pelaksanaan, maka PPK dapat
memperhitungkan pembayaran kepada penyedia sesuai dengan ketentuan dalam syarat-
syarat khusus kontrak.

1.3.3 DOKUMEN BARANG DAN JAMINAN KUALITAS


Dokumen barang dan jaminan kualitas merupakan kelengkapan dari penawaran pelaksanaan
pekerjaan untuk memastikan bahwa calon pelaksana mendapat jaminan penjual barang dan
dapat melaksanakan pekerjaan apabila ditunjuk jadi pemenang.
Bentuk surat dukungan dan pengadaan barang harus termuat minimal
sebagai Berikut :
(1) KOP dukungan dan jaminan kualitas
(2) No surat
(3) Nama, Jabatan, Alamat perusahaan Pendukung.
(4) Nama, Jabatan, Alamat Perusahaan yang didukung
(5) Uraian Dukungan
(6) Waktu Penyerahan
(7) Kondisi Barang

1 - 17
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

(8) Quantity dan Kualitas Barang biasanya sesuai persyaratan


(9) Tujuan Surat Tujuan Surat Biasanya ke ULP/Pokja
(10) Batas Waktu Dukungan dan Jaminan Kualitas
(11) TTD Dukungan

1.3.4 RAPAT-RAPAT
(1) Apabila dipandang perlu, Direksi Teknis/Lapangan dapat mengadakan rapat-rapat
dengan mengundang Penyedia dan pihak-pihak tertentu yang berkaitan dengan
pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat
merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi Penyedia.
(2) Keputusan rapat yang disepakati dituangkan dalam berita acara dan ditandatangani oleh
seluruh pihak yang berkepentingan.

1.3.5 PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN


(1) Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang telah
diselesaikan Penyedia dan disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Prosentase pekerjaan
ini dihitung dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah diselesaikan
terhadap nilai kontrak keseluruhan.
(2) Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan
ketentuan yang tercantum dalam kontrak.

1.3.6 PENYELESAIAN PEKERJAAN


(1) Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan
secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan
agar hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai
dengan kontrak.
(2) Penyedia harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara keseluruhan sesuai
dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian terdapat bagian
pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, Penyedia dengan biaya sendiri harus
melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil dan dapat
diterima oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(3) Serah terima Pekerjaan adalah bagian dari Proses Pengadaan Barang/Jasa, dimana
proses tersebut dilaksanakan setelah selesainya waktu “Pelaksanaan” pekerjaan yang
sebut dengan Serah Terima Pertama pekerjaan dan selesainya waktu “Pemeliharaan”
Pekerjaan disebut Serah Terima Akhir Pekerjaan, agar pekerjaan yang telah dilaksanakan
bersama-sama oleh yang mengikat perjanjian betul-betul telah berjalan dan terlaksana
secara ekonomis, efektif dan efisien, maka dalam rangka pengawasan internal Pengguna
Jasa selaku pemberi kewenangn merasa perlu memisahkan antara pelaksana pekerjaan
dengan penerima pekerjaanPelaksana pekerjaan adalah orang yang mengikatkan diri
dalam bentuk perjanjian yaitu Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa, Penyedia sekurang-
kurang ditanda tangani oleh Wakil direktur dengan dilengkapi kuasa, sedangkan

1 - 18
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Pengguna Jasa sekurang-kurangnya ditanda tangani oleh PPK yang merupakan Pejabat
Paling Bawah yang bisa menerima delegasi kewenangan PA, Serah terima Pekerjaan
merupakan bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi, PPHP
menjadi orang yang bertanggung jawab langsung kepada pemberi wewenang atau yang
menunjuknya.
(1) Dasar
Serah terima Pekerjaan didasari oleh Peraturan Perundangan-undangan yang berlaku
yaitu :
a) PP 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
b) PerPres 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa (Beserta Perubahannya)
(2) Langkah-langkah Serah Terima Pekerjaan
Serah terima Pekerjaan terdiri dari :
a) Serah terima Pertama (PHO)
Dilakukan setelah selesai Masa Pelaksanaan Kontrak
b) Serah terima Akhir (FHO)
Dilakukan setelah selesai masa Pemeliharaan Kontrak
(3) Langkah-langkah Serah terima Pekerjaan
a) Serah Terima Pekerjaan Awal (PHO)
Serah terima pekerjaan awal (PHO) adalah serah terima yang dilakukan oleh
Kontraktor Pelaksana ketika sudah selesai mengerjakan 100%. Syarat-syarat yang
harus dilakukan adalah Kontraktor Pelaksana mengajukan surat permohonan
pemeriksaan pekerjaan 100% yang sudah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
PPTK (Pejabat Teknis yang ditunjuk oleh PPK) kepada PPK. PPK akan membuat
surat balasan untuk memeriksa pekerjaan baik di lapangan maupun administrasi
(dokumen-dokumen) pendukungnya dengan membentuk Tim Pemeriksa
tambahan atau cukup dengan petugas-petugas yang sudah ada. Setelah pekerjaan
diperiksa, PPK membuat surat hasil pemeriksaan pekerjaan yang biasa dituangkan
dalam Berita Acara Pemeriksaan dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Awal
(PHO). Setelah semuanya terpenuhi, Kontraktor Pelaksana menagihkan pekerjaan
95%, sisanya 5% ditagihkan setelah masa pemeliharaan selesai atau ditagihkan
dengan mengganti jaminan pemeliharaan.
b) Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah tahap di mana Kontraktor Pelaksana melaksanakan
pemeliharaan terhadap hasil pekerjaan selama waktu yang ditetapkan dalam
Dokumen Kontrak. Pemeliharaan dimaksudkan untuk menjaga hasil pekerjaan
harus sesuai dengan spesifikasi, kualitas, dan kuantitas selama waktu pemeliharaan
khususnya, dan menjamin hingga umur rencana tercapai dengan memperkirakan
hasil deteksi selama masa pemeliharaan.
c) Serah Terima Pekerjaan Akhir (FHO)
Tahapan serah terima pekerjaan akhir (FHO) hampir sama dengan PHO, dimulai
dari surat serah terima pemeriksaan pekerjaan dari Kontraktor Pelaksana kepada

1 - 19
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

PPK. Lampiran-lampiran yang diserahkan antara lain berupa catatan-catatan,


analisis, uji lapangan, dan laboratorium paska pemeliharaan, dan prediksi hasil
pekerjaan terhadap umur rencana perbaikan perbaikan bila terjadi kerusakan.
Setelah diperiksa oleh para pihak, PPK membuat Berita Acara Serah Terima Akhir
(FHO) guna mengambil Uang Retensi 5%.

1.3.7 LAPORAN - LAPORAN


Penyedia harus menyusun dan menyerahkan laporan pelaksanaan pekerjaan, yang terdiri
dari:
(1) Laporan harian yang berisi laporan yang mencatat seluruh rencana dan realisasi aktivitas
pekerjaan harian.
Laporan harian berisi :
 Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerja di lapangan;
 Jenis dan kuantitas bahan di lapangan;
 Jenis, jumlah, dan kondisi peralatan di lapangan;
 Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
 Cuaca dan peristiwa alam lainnya yang mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
 Hasil inspeksi/pengawasan/patroli K3 dan lingkungan;
 Kejadian insiden/kecelakaan atau penyakit akibat kerja, jika ada, dan tindak lanjutnya;
 Catatan lain yang dianggap perlu.
(2) Laporan Mingguan, yang berisi terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan mingguan, hasil inspeksi K3, mutu, dan lingkungan termasuk
tindak lanjutnya, serta catatan lain yang dianggap perlu.
(3) Laporan bulanan dibuat oleh Penyedia, terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan
berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan,termasuk hasil pelaksanaan RK3K, program
mutu dan lingkungan.

1.3.8 PENYIMPANAN DAN PERLINDUNGAN KONSTRUKSI


Penyedia dengan tanggungan sendiri dan dengan diketahui Direksi Teknis/Lapangan harus
mengusahakan langkah-langkah dan peralatan yang diperlukan untuk melindungi pekerjaan
dan bahan-bahan serta peralatan yang digunakan agar tidak rusak atau berkurang mutunya
karena pengaruh cuaca dan proses pengangkutan.
Perencanaan Pengelolaan material bisa dilakukan dengan Pendekatan sebagai berikut :
(1) Harus dikembangkan dari dan dicantumkan ke perencanaan proyek
(2) Harus dimulai sebelum proyek dikerjakan dan dikembangkan bersamaan dengan
pelaksanaan proyek,
(3) Harus mencerminkan kebijaksanaan perusahaan, perioritas dan kebutuhan pengguna,
(4) Harus dikoordinasi dengan perencanaan yang lain,
(5) Harus ada komitmen untuk mencapai sukses dari anggota project teamyang lain,
khususnya bagian teknik dan pelaksana. Hal ini membutuhkan keterlibatan, pelatihan
dan komunikasi.

1 - 20
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

(6) Mencakup suatu penjadwalan yang sesuai dengan persyaratan teknis dan pelaksanaan,
jika penundaan dan faktor lainnya diperhitungkan, maka harus juga tercermin dalam
penjadwalan ini,
(7) Mampu meramalkan kondisi yang akan datang dan mungkin dilakukan perubahan bila
diperlukan,
(8) Disajikan dalam bentuk yang dapat dengan mudah diterapkan oleh pelaksana, mandor,
bila mungkin oleh pekerja
(9) Tanggung jawab harus dipertegas bagisemua material yang digunakan termasuk fasilitas
sementara, bahan habis pakai, material konstruksi sementara
a. Semen
Semen harus disimpan dengan metode yang baik dan benar. Tujuannya untuk
mempertahankan kualitas dari semen tersebut. Semen yang bermutu bagus ditandai dari
butirannya yang terurai dan terlihat lembut seperti debu. Salah dalam menyimpan semen,
maka akibatnya kualitasnya bakal menurun karena menggumpalnya partikel-partikel
semen.
 Simpan di Ruangan yang Tertutup
 Susun Kemasan Semen Secara Bersilang
 Berikan Ruang untuk Sirkulasi Udara
 Gunakan Semen yang Pertama Kali Disimpan
 Jaga Kondisi Kebersihan Ruangan
 Tetap Letakkan di Tempat yang Terlindung, Jika karena alasan-alasan tertentu tidak
mungkin menyimpan semen di dalam gudang, tetaplah meletakkan semen tersebut di
tempat yang teduh. Utamanya yaitu tempat yang terlindung dari terik matahari dan
curah hujan yang tinggi. Tutuplah susunan semen ini menggunakan kain terpal untuk
memberikan perlindungan yang lebih maksimal.

Ilustrasi Penyimpanan dan Perlindungan Material Semen

b. Besi Beton (Besi Tulangan)


 Untuk menyimpan besi beton yang pertama, tidak menggunakan ruangan yang tidak
tertutup dan juga lembab. Ruangan yang tidak tertutup akan membuat besi beton

1 - 21
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

terpapar cuaca langsung dan juga udara yang lembab sehingga dapat membuat besi
beton menjadi berkarat dan berkurang kekuatannya.
 besi beton tidak disimpan dengan meletakkannya langsung diatas tanah, hal ini akan
menyebabkan proses oksidasi besi terjadi lebih cepat. Untuk mengatasinya perlu
melapisi bagian bawah besi beton dengan menggunakan kayu dengan ketinggian
minimal 20 cm dari tanah.
 Selain air, besi beton juga tidak boleh terkena minyak, lumpur yang tentunya
mengandung air, dan juga zat lainnya terutama zat yang memiliki sifat asam. Zat yang
memiliki sifat asam ini akan membuat besi beton menjadi lebih cepat berkarat sehingga
harus dihindari.
 Penyimpanan harus dilakukan diruangan yang kering dan memiliki sirkuasi udara yang
baik. Sirkulasi udara yang baik akan mencegah terjadinya peningkatan kelembaban
udara sehingga akan mencegah proses perkaratan pada besi beton.

Ilustrasi Penyimpanan dan Perlindungan Material Besi Beton (Besi Tulangan)


c. Pipa
 Pipa harus ditumpuk pada permukaan yang datar, bebas dari benda tajam dan batuan
yang dapat merusak dan mengubah bentuk pipa.
 Penopang lateral berupa tonggak harus dipasang pada jarak interval maksimum 1,5 m
dengan lebar penopang minimum 5 cm. Jika pipa dalam ikatan sekitar 1 x 1 m,
penopang lateral dapat ditempatkan dengan jarak 2,5 sampai 3 m ke arah panjang
pipa.
 Tinggi maksimum penyusunan adalah 1,5 meter.
 Lebar maksimum penyusunan adalah 3 meter.
 Sebagai penunjang landasan diberikan landasan dengan tinggi rata-rata 75 mm
dengan jarak antara penyangga 1,5 meter.
 Jauhkan penyimpanan pipa dari bahan bakar, pelarut atau cat dan bahan yang mudah
terbakar lainnya.
 Untuk melindungi dari kerusakan permukaan dan penurunan kekuatannya, pipa
disimpan pada tempat yang dilindungi dari sinar matahari secara langsung.
Penyimpanan pipa di bawah sinar matahari diperbolehkan untuk waktu maksimum 18
bulan.
 Untuk mempermudah pengenalan maka sebaiknya penyusunan berdasarkan kelompok

1 - 22
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

akan sangat membantu.

Ilustrasi Penyimpanan dan Perlindungan Material Pipa

1.3.9 SERAH TERIMA LAPANGAN


Serah terima lapangan merupakan proses penyerahan lapangan dari PPK kepada penyedia
jasa yang dituangkan dalam berita acara penyerahan lapangan, Berita Acara penyerahan
lapangan secara umum berisi :
(1) Kop Surat Pemberi Tugas / Penerima Jasa.
(2) Berita Acara Serah terima ( Judul )
(3) No Berita Acara
(4) Nama, Jabatan, Alamat Tugas Pejabat Pembuat Komitmen.
(5) Keterangan Mengenai No Kotrak dan Tanggal
(6) Perintah Kepada Direktur/Yang dikuasakan, Nama, PT/CV, Alamat.
(7) Uraian Biasanya mengenai Peralihan Tanggung Jawab dan keterangan penanggung
jawab Lapangan.
(8) Tanggal Penyerahan.
(9) Tanda tangan yang Menyerahkan, tanda tangan yang menerima dan mengetahui
SATKER /KEPALA DINAS

1.4 MANAJEMEN MUTU


1.4.1 ACUAN NORMATIF
PERMEN PU NOMOR27/PRT/M/2016

1.4.2 RUANG LINGKUP


Sistem Manajemen Mutu diterapkan pada Penyelenggaraan SPAM, baik Pengembangan
SPAM maupun Pengelolaan SPAM,untuk menjamin mutu proses Penyelenggaraan SPAM.
Penerapan SMM harus dapat menunjukkan peningkatan berkelanjutan dalam
Penyelenggaraan SPAM, dengan mengaktualisasikan 8 (delapan) prinsip manajemen mutu
dalam setiap proses, yang meliputi:
(1) Fokus pada pelanggan;
(2) Kepemimpinan;
(3) Keterlibatan personil;
(4) Pendekatan proses;

1 - 23
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

(5) Pendekatan sistem terhadap manajemen;


(6) Perbaikan berkesinambungan;
(7) Pendekatan faktual dalam pengambilan keputusan;
(8) Hubungan pemasok yang saling menguntungkan.

1.4.3 ACUAN NORMATIF


Penerapan SMM pada Penyelenggaraan SPAM mengacu pada:
(1) Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
(2) SNI Nomor 19-9001-2001 tentang Sistem Manajemen Mutu– Persyaratan;
(3) SNI Nomor 19-19011-2003 tentang Pedoman Pengauditan Sistem Manajemen Mutu
dan Sistem Manajemen Lingkungan;
(4) SNI Nomor 19-9000-2005 tentang Sistem Manajemen Mutu – Dasar – dasar dan
Kosakata;
(5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 4/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen
Mutu Departemen Pekerjaan Umum.

1.5 TATA CARA PEMBAYARAN


1.5.1 PEMBAYARAN SECARA SERTIFIKASI BULANAN
Pembayaran yang dilaksanakan secara bulanan dan dilaksanakan berdasarkan perhitungan
besarnya pembayaran prestasi pekerjaan bulanan yang dapat ditagihkan.
Sedangkan Sertifikat tagihan secara termijn berdasarkan kemajuan pekerjaan dan atau
kesepakatan sesuai diatur dalam kontrak pekerjaan.
(1) Acuan perpres 70 tahun 2012
(2) Pembayaran dapat dilaksanakan secara bulanan,
(3) Pembayaran didasarkan salah satunya Monthly Certificate (MC)
(4) MC ditanda tangani Oleh Penyedia Jasa, Konsultan, Pengawas Lapangan.
Ketentuan Umum Pembayaran secara sertifikasi Bulanan adalah sebagai Berikut :
(1) Pembayaran dilakukan atas dasar prestasi pekerjaan yang penilaiannya dilakukan dengan
Sertifikat Bulanan atau sistem Termin, sebagaimana tertuang dalam dokumen kontrak.
(2) Pembayaran dilakukan dalam mata uang rupiah atau mata uang lain sesuai nilai atau
harga yang dicantumkan dalam perjanjian kontrak.
(3) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati, akan diproses oleh pengguna
barang/jasa apabila penyedia barang/jasa (kontraktor) telah mengajukan tagihan disertai
laporan kemajuan hasil pekerjaan.
(4) Pengguna barang/jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP) untuk pembayaran prestasi kerja.
(5) Pembayaran bulanan/termin harus memperhitungkan pemotongan
(6) Untuk kontrak yang mempunyai sub kontrak, permintaan pembayaran kepada pengguna
barang/jasa harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh subkontraktor sesuai
dengan perkembangan (progres) pekerjaannya.

1 - 24
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

(7) Sistem pembayaran prestasi hasil pekerjaan sesuai ketentuan dokumen kontrak
(angsuran/termijnatau bulanan/monthly certificate).
a) Sistem sertifikat angsuran
 Setelah kemajuan hasil pekerjaanmencapai nilai prosentase tertentu sesuai dengan
ketentuan dokumen kontrak, penyedia jasa mengajukan laporan kemajuan hasil
pekerjaan kepada direksi teknis dengan lampiran data pendukung.
 Kemajuan hasil pekerjaan tersebut harus sudah mendapat penetapan dari direksi
teknis selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah diterimanya laporan kemajuan hasil
pekerjaan tersebut berikut kelengkapan data pendukungnya.
b) Sistem sertifikat bulanan
 Pada setiap tanggal 25 bulan yang bersangkutan, penyedia jasa mengajukan
sertifikat bulanan kepada direksi teknis dengan lampiran data pendukung
(penentuan tanggal pengajuan sertifikat bulanan dibahas/disepakati dalam pre
construction meeting).
 Direksi teknis harus menetapkan selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah
diterimanya sertifikat bulanan tersebut berikut kelengkapan data pendukungnya.
(8) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan yang telah
terpasang, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat yang ada di lapangan.
(9) Bila terjadi ketidaksesuaian dalam perhitungan prestasi hasil pekerjaan, tidak akan
menjadi alasan untuk menunda pembayaran. Pengguna jasa dapat meminta penyedia
jasa untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan
hal-hal yang sedang menjadi perselisihan dan besarnya tagihan yang dapat disetujui
untuk dibayar setinggi-tingginya sebesar 80% (delapan puluh persen) dari jumlah nilai
tagihan.
(10) Pembayaran terakhir sebesar 100% (seratus persen) dari nilai kontrak hanya dilakukan
setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan penyedia jasa harus menyerahkan
jaminan pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak setelah berita acara
penyerahan

1.5.2 PEMBAYARAN SECARA TERMIN / PROGRESS


Pembayaran secara termin adalah pembayaran akan dilakukan sesuai dengan progress
pekerjaan di lapangan. Sistem termin ini ada 2 macam, yaitu progress payment dan monthly
progress payment.
(1) Pada sistem progress payment biasa sudah ditentukan progress pekerjaan tertentu akan
dibayar dengan ketentuan tertentu yang dituangkan dalam kontrak.
a) Misalnya kumulatif progress pekerjaan di lapangan 25% maka akan dibayar 25%,
kumulatif progress pekerjaan di lapangan 50% maka akan dibayar 25%, kumulatif
progress pekerjaan di lapangan 75% maka akan dibayar 25%, progress pekerjaan di
lapangan 100% maka akan dibayar 25%.
b) Karena berdasarkan progress maka kadang tidak setiap bulan kontraktor akan
menerima pembayaran.

1 - 25
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

(2) Sedangkan pada sistem monthly progress, berapa pun progress yang diperoleh pada
setiap akhir bulan akan dibayar setiap bulannya. Biasa dengan ketentuan progress
minimum yang harus dicapai untuk dapat menerima pembayaran.
a) Misal setelah bulan pertama progress 6% maka akan dibayar 6%, selama bulan kedua
progress 10%maka akan dibayar 10%, dan seterusnya.
b) Keuntungan sistem monthly progress adalah jika setiap bulan progress di atas batas
progress minimum maka kontraktor akan menerima pembayaran setiap bulan. Dari
sisi cashflow sistem ini yang paling baik untuk pihak kontraktor.
c) Jangan lupa dengan retensi yang biasa besarnya 5% dari nilai kontrak. Retensi
merupakan jaminan pemeliharaan yang akan dibayarkan setelah masa pemeliharaan
yang disepakati dalam kontrak. Umumnya masa pemeliharaan untuk proyek
konstruksi adalah 180 hari kalender.
(3) Jadi pada saat pekerjaan selesai dan dilakukan serah terima pertama atau progress 100%
sebenarnya kontraktor baru dibayar 95% dari nilai kontrak, sisanya yang 5% dari nilai
kontrak sebagai retensi yang akan dibayarkan setelah serah terima kedua atau setelah
masa pemeliharaan selesai.
(4) Harus ada Penjelasan awal adalah bagaimana cara pembayaran dan berapa lama waktu
prosesnya. Karena tidak sedikit pemberi Tugas yang sangat lama proses
pembayarannya.
(5) Umumnya setelah berkas penagihan termasuk progress lengkap diterima dengan baik,
pemilik proyek akan melakukan pembayaran maksimum 2 minggu. Tetapi itu juga sangat
tergantung dari cash flow pemberi tugas.

1.5.3 PEMBAYARAN SECARA TURN KEY / SETELAH PROGRESS 100%


(1) Pada sistem ini kontraktor akan melaksanakan seluruh pekerjaan sampai 100% baru
dilakukan pembayaran langsung 100% dikurangi dengan retensi 5%. Sistem ini sangat
memberatkan kontraktor dengan modal kecil, karena harus melakukan dana talangan
biaya proyek.
(2) Cashflow sudah pasti negatif karena biaya untuk pelaksanaan proyek seperti material
dan upah tenaga kerja terus keluar tetapi pembayaran diterima setelah semua pekerjaan
selesai.
(3) Sistem pembayaran turn key agak jarang digunakan karena biasanya kontraktor
keberatan dengan sistem pembayaran seperti ini.

1 - 26
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

BAB 2
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SIPIL UMUM

2.1 UMUM
Semua pekerjaan sipil mengacu kepada acuan normatif yang telah ada, antara lain :
SNI 07-0076-1987 Tali kawat baja
SNI 03-0349-1989 Bata beton untuk pasangan dinding
SNI 03-1738-1989 Panduan pengujian CBR lapangan
SNI 03-1742-1989 Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah
SNI 03-1743-1989 Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah
SNI 03-1744-1989 Metode pengujian CBR laboratorium
SNI 05-0820-1989 Baja profil I, C dan L
SNI 03-1749-1990 Cara penentuan besar butir agregat untuk adukan dan beton
SNI 03-1750-1990 Mutu dan cara uji agregat beton
SNI 03-1753-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 70 mikron agregat kasar
untuk beton
SNI 03-1754-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 50 mikron agregat kasar
untuk beton
SNI 03-1756-1990 Cara penentuan kadar zat organik agregat halus untuk beton
SNI 03-1765-1990 Cara uji butiran pipih dan panjang agregat untuk beton
SNI 03-1964-1990 Metode pengujian berat jenis tanah
SNI 03-1965-1990 Metode pengujian kadar air tanah
SNI 03-1966-1990 Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar
SNI 03-1969-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
SNI 03-1970-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus
SNI 03-1971-1990 Metode pengujian tentang kadar air agregat
SNI 03-1972-1990 Metode pengujian slump beton
SNI 03-1974-1990 Metode pengujian kuat tekan beton
SNI 03-2417-1991 Metode pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles
SNI 03-2458-1991 Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar
SNI 03-2493-1991 Pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium
SNI 03-2495-1991 Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
SNI 15-2530-1991 Metoda pengujian kehalusan Semen Portland
SNI 15-2531-1991 Metode pengujian berat jenis Semen Portland
SNI 03-2647-1992 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
SNI 03-2816-1992 Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk campuran
mortar dan beton
SNI 03-2819-1992 Metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka dengan alat
ukur tipe baling-banling

2-1
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

SNI 03-2828-1992 Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus pasir
SNI 03-2832-1992 Metode pengujian untuk mendapatkan kepadatan tanah maksimum
dengan kadar air optimum.
SNI 03-2914-1992 Spesifikasi beton bertulang kedap air
SNI 03-3402-1994 Metode pengujian berat isi beton ringan struktural
SNI 03-3407-1994 Sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan sodium sulfat .
SNI 03-3422-1994 Metode pengujian batas susut tanah
SNI 03-3423-1994 Metode pengujuan analisis ukuran butir tanah dengan alat hidrometer
SNI 15-2049-1994 Semen Portland
SNI 03-3976-1995 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton
SNI 15-3758-1995 Semen adukan pasangan
SNI 03-4804-1998 Metode pengujian berat isi rongga udara dalam agregat.
SNI 03-2094-2000 Bata merah pejal untuk pasangan dinding
SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
SNI 03-6477-2000 Metode penentuan nilai 10% kehalusan untuk agregat.
SNI 07-6401-2000 Spesifikasi kawat baja dengan proses kanal dingin untuk tulangan
beton
SNI 03-1729-2002 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung
SNI 03-2491-2002 Metode pengujian kuat tarik belah beton.
SNI 03-2835-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah
SNI 03-3449-2002 Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan agregat ringan.
SNI 03-6762-2002 Metode pengujian tiang pancang terhadap bahan lateral
SNI 03-6796-2002 Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah dengan
beban statis pada pondasi dangkal
SNI 03-6806-2002 Tata cara perhitungan beton tidak bertulang struktural
SNI 03-6812-2002 Anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton
SNI 03-6814-2002 Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan beton
SNI 03-6817-2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
SNI 03-6820-2002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plesteran
dengan bahan dasar semen
SNI 03-6861.2-2002 Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja)
SNI 03-6880-2002 Spesifikasi beton struktural
SNI 03-6882-2002 Spesifikasi motar untuk pekerjaan pasangan
SNI 03-6889-2002 Tata cara pengambilan contoh agregat
SNI 15-2049-2004 Semen Portland
SNI 15-3758-2004 Semen masonry
SNI 0076-2008 Tali kawat baja
SNI 1742-2008 Cara uji kepadatan ringan untuk tanah
SNI 1743-2008 Cara uji kepadatan berat untuk tanah
SNI 1964:2008 Metode pengujian berat jenis tanah
SNI 1966:2008 Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

2-2
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

SNI 1967:2008 Cara uji penentuan batas cair tanah


SNI 1969:2008 Cara uji berat jenis penyerapan air agregat kasar
SNI 1970:2008 Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus
SNI 1971:2008 Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan
SNI 1972:2008 Cara uji slump beton
SNI 1974:2008 Cara uji kuat tekan beton
SNI 2417:2008 Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles
SNI 2458:2008 Tata cara pengambilan contoh uji beton segar
SNI 2813:2008 Cara uji kuat geser langsung tanah terkonsolidasi dengan drainase
SNI 1969:2008 Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
SNI 3402:2008 Cara uji berat isi beton ringan
SNI 3407:2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman
menggunakan larutan magnesium sulfat
SNI 3422:2008 Cara uji penentuan batas susut tanah
SNI 3423:2008 Cara uji analisis ukuran butir tanah

SNI 2835:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi
bangunan gedung dan perumahan
SNI 2493:2011 Tata cara pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium
Permen603/PRT/M/2005 Pedoman umum sistem pengendalian manajemen pembangunan
sarana dan prasarana bidang PU
Permen PU No. 4 - 2009 Sistem Manajemen Mutu
ASTM C 595 “Spesifikasi semen blended hidrolis” , kecuali tipe S dan SAyang
tidak diperuntukkan sebagai unsur pengikat utama struktur
beton.
ASTM C 845 "Spesifikasi semen hidrolis ekspansif

2.2 PEKERJAAN TANAH


2.2.1 PEMBERSIHAN TANAH
(1) Seluruh pepohonan, semak belukar dan akar-akar pohon di dalam daerah batas
pekerjaan harus dibersihkan dan ditebang, termasuk setiap pohon di luar batas-batas
ini yang diperkirakan dapat jatuh dan menghalangi bangunan, kecuali ada pernyataan
lain yang tertera di dalam syarat-syarat khusus dan gambar rencana.
(2) Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira kedalaman 20 cm
dan ditimbun di satu tempat yang layak, agar dapat digunakan lagi.
(3) Pembersihan dan pengupasan di luar batas daerah pekerjaan tidak diberikan
pembayaran kepada Penyedia, kecuali pekerjaan tersebut atas permintaan dari Direksi
Teknis/Lapangan.
(4) Bila dinyatakan dalam syarat-syarat khusus atau diperintahkan oleh Direksi
Teknis/Lapangan bahwa pepohonan rindang dan tanaman ornamen tertentu akan

2-3
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

dipertahankan, maka pepohonan/tanaman tersebut harus dijaga betul dari kerusakan


atas biaya Penyedia.
(5) Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak
merusak pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang pohon,
akar dan sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal 20 cm di bawah
permukaan tanah asli dari permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang
lebih rendah). Bersama-sama dengan seluruh jenis sampah dalam segala bentuknya
harus dibuang pada tempat yang tidak terlihat dari tempat pekerjaan menurut cara
yang praktis atau dikubur.
(6) Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Penyedia atas tanggungannya sendiri. Bila akan dilakukan pembakaran
hasil penebangan, Penyedia harus memberitahukan kepada penghuni terhadap milik-
milik yang berbatasan dengan pekerjaan minimal 48 jam sebelumnya. Penyedia akan
selalu bertindak sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku mengenai
pembakaran di tempat terbuka.
(7) Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia harus berhati-hati untuk tidak mengganggu
setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya. Perhitungan
pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan
pembuangan bahan-bahan sisa dibebankan kepada Penyedia dan dikerjakan sesuai
dengan petunjuk Direksi Teknis/Lapangan.

2.2.2 GALIAN TANAH


(1) Penyedia dapat memulai penggalian setelah mendapat persetujuan dari Direksi
Teknis/Lapangan.
(2) Sebelum penggalian dimulai, Penyedia wajib mengajukan usulan penggalian yang akan
ditempuh minimal menyebutkan :
a. Urut-urutan pekerjaan penggalian.
b. Metode atau skema penggalian.
c. Peralatan yang digunakan.
d. Jadwal waktu pelaksanaan.
e. Pembuangan galian.
f. Dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan galian.
(3) Penggalian harus dilaksanakan sampai mencapai kedalaman sebagaimana ditentukan
dalam gambar-gambar. Dalam pelaksanaan galian harus sesuai rencana dan terlebih
dahulu mendapat persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan.
(4) Pada daerah galian yang mengandung air, Penyedia harus membuat saluran
penampung air, di dasar galian yang meliputi areal galian. Air yang terkumpul harus
dapat dipompa keluar ke tempat yang aman agar tanah dasar galian tetap kering, oleh
karenanya Penyedia wajib mempersiapkan pompa lengkap dengan perlengkapannya
untuk keperluan penyedotan air tersebut.

2-4
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

2.2.3 PENYANGGA GALIAN


(1) Stabilitas dari permukaan selama galian semata-mata adalah tanggung jawab dari
Penyedia; yang harus memperbaiki semua kelongsoran-kelongsoran. Penyedia harus
membuat penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama pekerjaan dan galian
tambahan atau urugan bila diperlukan.
(2) Penyedia diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing dan galian yang
termasuk dalam kontrak, memperbaiki longsoran-longsoran tanah selama masa
Kontrak dan Masa Perawatan.

2.2.4 PERLINDUNGAN HASIL GALIAN


Penyedia baru boleh melaksanakan pekerjaan selanjutnya, setelah ia mencapaisesuatu tahap
dimana penggalian yang dihasilkannya disetujui oleh pihak Direksi Teknis/Lapangan
pekerjaan termasuk perlindungan permukaan-permukaan galian itu secara efektif terhadap
kerusakan oleh sebab apapun. Bila pihak Penyedia tidak memberikan perlindungan yang
baik, maka ia menggali kembali daerah yang bersangkutan sampai ke suatu tahap/tingkat
lanjutan yang disetujui oleh pihak Direksi Teknis/Lapangan, dimana untuk selanjutnya tidak
diberikan tambahan oleh pihak Direksi Teknis/Lapangan.

2.2.5 COFER DAM


(1) Untuk galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus digunakan coffer
dam. Sebelum dimulainya pekerjaan, Penyedia harus memberikan gambar rencana
coffer dam yang akan dikerjakan kepada Direksi Teknis/Lapangan untuk disetujui.
(2) Coffer dam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam di bawah permukaan dasar
pondasi yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan silang-silang penguat yang cukup
kuat, agar keselamatan kerja terjamin. Luas coffer dam harus direncanakan cukup untuk
penempatan perancah atau acuan pondasi serta besi untuk keperluan pemompaan air
keluar acuan beton.
(3) Coffer dam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi syarat untuk
melindungi beton muda dari arus air deras atau erosi, silang-silang penguat dan atau
bagian-bagian lain dari coffer dam tidak diperbolehkan masuk ke dalam dan menjadi
bagian permanen dari pondasi tanpa persetujuan Direksi Teknis/Lapangan, jadi harus
dibongkar dengan hati-hati agar tidak merusak konstruksi.

2.2.6 URUGAN TANAH/PENIMBUNAN KEMBALI


(1) Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis secara horizontal dan
dipadatkan.
(2) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dijaga agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan
yang maksimum.
(3) Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan untuk
pekerjaan yang besar dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas yang

2-5
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

sesuai.
(4) Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat membahayakan,
misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan finishing yang lain.
(5) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang,
dan sebagainya.

2.2.7 PENGGUNAAN MATERIAL BEKAS GALIAN


(1) Penyedia harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang akan dipergunakan
kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi dari segala pengotoran-
pengotoran seperti bahan-bahan yang dapat merusak beton atau pipa, akar dari
pohon, kayu dan sebagainya.
(2) Berbagai jenis material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material yang sifatnya
keras dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan sebagainya.
Penggunaan jenis-jenis material yang akan dipakai untuk keperluan penggunaan harus
ada persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan.

2.2.8 URUGAN PASIR


(1) Material pasir urug harus pasir yang bersih dari akar-akar, kotoran-kotoran, tidak
mengandung tanah dan tidak mengandung kimia yang dapat merusak bahan
bangunan lainnya.
(2) Lapisan urugan pasir disirami air dan dipadatkan dengan menggunakan stemper
sampai terbentuk lapisan pasir setebal 10 cm atau sesuai gambar dan harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan sebelum pekerjaan lanjutan.
(3) Pengurugan Dengan Bahan Material Lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah,
dan sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-bahan tersebut
harus bersih, bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi yang sesuai dengan
yang diperuntukan.

2.2.9 PENGEMBALIAN KE KONDISI AWAL


(1) Penyedia harus melaksanakan pengembalian ke kondisi awal sebelum pelaksanaan
galian.
(2) Pengembalian lapisan permukaan seperti lapis permukaan jalan harus sesuai dengan
kualitas perkerasan sebelumnya.

2.2.10 CARA PENGUKURAN HASIL KERJA DAN DASAR PEMBAYARAN


(1) Jumlah yang akan dibayar, adalah jumlah kubikasi dalam m3 dari tanah galian yang
diukur dalam keadaan asli dengan cara luas ujung rata-rata atau kubikasi dalam m3 dari
tanah yang dipadatkan pada pekerjaan urugan.
(2) Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian yang dilakukan di bawah bidang

2-6
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

dasar pondasi atau di bawah bidang batas bawah yang ditentukan oleh Direksi
Teknis/Lapangan. Juga tidak diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh
pengembangan tanah, pemancangan, longsor, bergeser, runtuh atau karena sebab-
sebab lain.
(3) Kedudukan dasar pondasi yang tercantum pada gambar rencana, hanya bersifat
pendekatan dan perubahan-perubahan sesuai dengan ketentuan Direksi
Teknis/Lapangan dapat diadakan tanpa tambahan pembiayaan.
(4) Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah di bawah muka air tanah, akan dibayar
tersendiri, yaitu untuk volume tanah galian yang terletak minimum 20 cm di bawah
muka air tanah konstan pada lubang galian.
(5) Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa mempertimbangkan
cara dimana material tersebut akan dibuang, dibayar menurut harga satuan sesuai
dengan mata pembayaran.
(6) Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain yang
umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

2.3 PEKERJAAN BETON


2.3.1 LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pekerjaan meliputi penyediaan dan pendaya-gunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan
mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan
pertukangan/keakhlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana
diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukan.
(2) Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada
gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis
besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam
gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran
antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan Direksi Teknis/Lapangan, guna mendapatkan ukuran yang
sesungguhnya.

2.3.2 PERSYARATAN BAHAN


(1) Mutu Semen
a. Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan Normatif
SNI 15-2049-1994.
b. Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan dan harus dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup atau
dalam tempat lain dari pabrikan yang sudah disetujui.
c. Bilamana dikehendaki oleh Direksi Teknis/Lapangan, Penyedia harus memberikan
pada Direksi Teknis/Lapangan, satu faktur untuk tiap pengiriman semen, dimana

2-7
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

tertera nama pabrikan, jenis dan jumlah semen yang dikirim, bersama dengan
sertifikat pengujian dari pabrikan yang menyatakan bahwa semen yang dikirim
sudah diuji dan dianalisa dalam segala hal sesuai dengan Acuan Normatif.
d. Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air
serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu
atau menggumpal atau yang rusak kantongnya akan ditolak.
e. Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan Acuan Normatif
bila dianggap perlu oleh Direksi Teknis/Lapangan. Direksi Teknis/Lapangan berhak
untuk menolak semen yang tidak memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikasi
dari pabrikan.
f. Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya
Penyedia. Penyedia harus menyediakan semua contoh pengujian dan memberikan
bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi Teknis/Lapangan untuk melakukan
pengujian.
g. Penyedia harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalam jumlah
yang cukup di lapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan memberikan
waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
(2) Penyimpanan Semen
a. Penyedia harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di tempat yang
sesuai untuk menyimpan dan menangani semen, gudang-gudang tersebut harus
benar-benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup.
b. Ketika diangkut ke lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup dengan
terpal atau bahan penutup lain yang tidak tembus air, semen harus sesegera
mungkin digunakan setelah dikirim dan setiap semen yang menurut pendapat
Direksi Teknis/Lapangan sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air
dari udara atau dari manapun, harus ditolak dan disingkirkan dari lapangan atas
biaya Penyedia.
c. Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah, semen-
semen harus disimpan menurut pengiriman sedemikian sehingga yang dikirim
dahulu dapat dipakai lebih dahulu.
(3) Pasir (agregat halus) dan batu pecah (agregat kasar)
a. Mutu agregat halus : butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak mengandung lumpur
dan bahan-bahan organis.
b. Ukuran agregat halus : Sisa diatas ayakan 4 mm harus minimum 2% berat; sisa
diatas ayakan 2 mm harus minimum 10% berat; sisa ayakan 0,25 mm harus berkisar
antara 80% dan 90% berat.
c. Mutu agregat kasar : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah
butir-butir pipih maksimum 20% bersih, tidak mengandung zat-zat aktif alkali.
d. Ukuran agregat kasar : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0% berat; sisa diatas
ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat, selisih antara sisa-sisa
kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum

2-8
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

10% berat.
e. Penyimpanan : pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan sedemikian rupa
sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.
f. Bila agregat yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan sudah terpilih, Penyedia
harus mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu
sumber yang disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada
seluruh pekerjaan.
g. Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi bahan
harus dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 m3 yang dipasok.
h. Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik di sumber
pemasokan atau dilapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta
gradasinya sudah disetujui guna menjaga kesinambungan kerja.
(4) Mutu Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam
alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton
serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan
air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui
oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(5) Mutu/Kekuatan Beton
Kecuali ditentukan lain pada gambar kerja, kekuatan dan penggunaan beton adalah
sebagai berikut :
Tabel Kelas Beton
Kuat Tekan
Penggunaan
Kg/cm2 MPa
- Lantai kerja, beton pengisi 125 10,4
- Pondasi telapak, pondasi pelat, jembatan, 225 18,75
jembatan pipa, reservoir bawah, instalasi
dan intake
- Reservoir menara air 300 25
- Thrust block dan lain-lain struktur ringan 175 14,6
yang tidak perlu kedap air

2.3.3 MANAJEMEN PELAKSANAAN PENGADUKAN DAN PENGECORAN BETON


(1) Penyedian barang/jasa wajib mengajukan permohonan (request) pelaksanaan
pengecoran setelah ketersedian material, peralatan, tenaga kerja, pemasangan
bekisting dan pembesian sudah selesai dilaksanakan.
(2) Dalam pengajuan permohonan tersebut Penyedia wajib menyertakan shop drawing dan
rencana kerja lengkap meliputi metode dan jadwal pelaksanaan, penanggung jawab
kegiatan dan sub-sub kegiatan serta rencana penggunaan peralatan dan tenaga kerja.
(3) Direksi Teknis/Lapangan melaksanakan inspeksi atas kesiapan pelaksanaan pengecoran
tersebut untuk kemudian menyetujui atau tidak menyetujui rencana pelaksanaan
pengecoran.

2-9
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

(4) Seluruh pelaksanaan kegiatan pengecoran harus dipimpin oleh seorang penanggung
jawab pelaksanaan yang mempunyai keahlian dan pengalaman yang cukup dalam
pelaksanaan pengecoran.
(5) Setiap sub-sub kegiatan yang terdiri dari pekerjaan pengadukan, pengecoran dan
pemadatan harus dipimpin oleh seorang kepala tukang yang akan mengarahkan
pekerja dalam pelaksanaan pengecoran.
(6) Semua pekerjaan pengecoran harus dilakukan oleh tenaga-tenaga pekerja yang terlatih,
yang jumlahnya harus mencukupi untuk menangani pekerjaan pengecoran yang
dilakukan.
(7) Selama pelaksanaan pengecoran penyedia harus menunjuk seorang pengawas yang
khsusus mengawasi kondisi bekisting dan pembesian agar selama pelaksanaan
pengecoran tidak mengalami perubahan sesuai gambar rencana pembetonan.
(8) Penyedia wajib menyediakan peralatan cadangan seperti beton moln, pompa dan
vibrator agar apabila terjadi kerusakan peralatan tidak mengganggu pelaksanaan
pengecoran.
(9) Penyedia harus mengatur setting-time pelaksanaan pengecoran sedemikian sehingga
adukan beton tidak melewati batas waktu yang disyaratkan sebelum pengecoran.

2.3.4 ADUKAN
(1) Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing untuk
umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau
lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan. Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus diserahkan selambat-
lambatnya 6 minggu sebelum pekerjaan dimulai.
(2) Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Direksi Teknis/Lapangan tentang
kekuatan/kebersihannya. Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix
serta pembiayaanya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia. Trial mix
dan design mix harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil dari -sumber yang
berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier beton yang lain.
(3) Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecor,
pengadukan harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan daya yang kontinyu
serta mempunyai kapasitas minimal 1 m3. Jenisnya harus disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan dan dijalankan dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh
pabrikan.
(4) Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh
Direksi Teknis/Lapangan untuk mutu beton tertentu.
(5) Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke seluruh massa, tiap
partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang homogen
tanpa adanya air yang berlebihan.

2 - 10
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

2.3.5 PENGUJIAN/PEMERIKSAAN
(1) Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji kubus beton 15
x 15 x 15 cm.
(2) Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump harus
dalam batas-batas yang disyaratkan dalam PBI 1971, kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
(3) Benda uji dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-rata tidak lebih
dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck dump (diambil yang volumenya terkecil).
Disamping itu jumlah maksimum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat
setiap satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
(4) Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 dan 28 hari.
(5) Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan akan
dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan
perancah dan penarikan baja prategang. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan
pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan dalam jangka
waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.
(6) Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI 71, dilakukan di lokasi pengecoran
dan harus disaksikan oleh Direksi Teknis/Lapangan. Untuk pengecoran di lokasi yang
tinggi atau sulit dijangkau digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan
pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala macam jenis pengujian
lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-
pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.
(7) Pengujian kekuatan beton dilakukan pada laboratotrium independen yang ditentukan
oleh Direksi Teknis/Lapangan.

2.3.6 TEBAL MINIMUM PENUTUP BETON


(1) Bila tidak disebutkan lain tebal penutup beton harus sesuai dengan persyaratan PBI
1971.
(2) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketebalan penutup beton, untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
(3) Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap
meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar merata.

2.3.7 PENGONTROLAN MUTU BETON DAN PENGUJIAN LAPANGAN


Penyedia bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton yang seragam yang
memiliki kekuatan serta sifat-sifat lain sebagaimana ditetapkan. Untuk ini Penyedia harus
menyediakan dengan biaya sendiri serta menggunakan alat penimbang yang akurat, sistem
volumetrik yang akurat untuk mengukur air, peralatan yang sesuai untuk mengaduk dan

2 - 11
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

mengecor beton serta peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan untuk pengujian
sebagaimana yang diuraikan di sini atau menurut petunjuk Direksi Teknis/Lapangan.

2.3.8 PENOLAKAN BETON


(1) Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai standar
yang ditetapkan, maka Direksi Teknis/Lapangan berwenang untuk menolak seluruh
pekerjaan beton dimana kubus-kubus tersebut diambil.
(2) Direksi Teknis/Lapangan juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous
atau yang permukaan akhirnya tidak baik. Dalam hal Penyedia harus menyingkirkan
beton yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut instruksi dari Direksi
Teknis/Lapangan sehingga hasilnya menurut penilaian Direksi Teknis/Lapangan sudah
memuaskan.
(3) Pembayaran pekerjaan beton dilakukan setelah hasil pengujian 14 hari diketahui.

2.3.9 PENGUKURAN BAHAN BAHAN BETON


(1) Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali air
yang boleh diukur menurut volume. Agregat halus dan kasar harus diukur menurut
volume terpisah dengan alat penimbang yang disetujui, yang memenuhi ketepatan ± 1
%. Pengukuran volume dapat diijinkan asal disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(2) Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukur air yang
ditambahkan serta metoda penentuan kadar air harus sudah disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan sebelum beton di cor.

2.3.10 PENGANGKUTAN
1. Adukan beton dari tempat pengaduk harus secepatnya diangkut ke tempat pengecoran
dengan cara sepraktis mungkin yang metodenya harus mendapat persetujuan Direksi
Teknis/Lapangan terlebih dahulu. Metode yang dipakai harus menjaga jangan sampai
terjadi pemisahan bahan-bahan campuran beton ( segregation ), kehilangan unsur-
unsur betonnya dan harus dapat menjaga tidak timbulnya hal-hal negatif yang
diakibatkan naiknya temperatur ataupun berubahnya kadar air pada adukan. Adukan
yang diangkut harus segera dituangkan pada formwork (bekisting) yang sedekat
mungkin dengan tujuan akhirnya untuk menjaga pengangkutan lebih lanjut.
2. Alat-alat yang digunakan untuk mengangkut adukan beton harus terbuat dari bahan
dengan permukaan halus dan kedap air.
3. Adukan beton harus sampai ditempat dituangkan dengan kondisi benar-benar merata
(homogen). Slump test yang dilakukan untuk sample yang diambil pada saat adukan
dituangkan kebekisting harus tidak melewati batas-batas toleransi yang ditentukan.

2.3.11 PENGECORAN
(1) Sebelum adukan dituangkan pada bekisting, kondisi permukaan dalam dari bekisting
harus benar-benar bersih dari segala macam kotoran. Semua bekas-bekas beton yang

2 - 12
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

tercecer pada baja tulangan dan bagian dalam bekisting harus dibersihkan.
(2) Air tergenang pada acuan beton atau pada tempat beton akan dicor harus segera di
hilangkan. Aliran air yang dapat mengalir ketempat beton dicor, harus dicegah dengan
mengadakan drainase yang baik atau dengan metode lain yang disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan, untuk mencegah jangan sampai beton yang baru dicor menjadi
terkikis pada saat atau setelah proses pengecoran.
(3) Pengecoran tidak boleh dimulai sebelum kondisi bekisting tempat beton dicor, kondisi
pemukaan beton yang berbatasan dengan daerah yang akan dicor, dan juga keadaan
pembesian selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(4) Beton yang akan dicorkan harus pada posisi sedekat mungkin dengan acuan atau
tempat pengecoran untuk mencegah terjadinya segregasi yang disebabkan pemuatan
kembali atau dapat mengisi dengan mudah keseluruhan acuan.
(5) Selama pelaksanaan pengecoran harus diawasi secara ketat mengenai kualitas adukan
beton, kondisi bekisting dan posisi tulangan.
(6) Tidak diperkenankan melakukan pengecoran untuk suatu bagian dari pekerjaan beton
yang bersifat permanen tanpa dihadiri Direksi Teknis/Lapangan.
(7) Penyedia harus mengatur kecepatan kerja dalam menyalurkan adukan beton agar
didapat suatu rangkaian kecepatan baik mengangkut, meratakan dan memadatkan
adukan beton dengan suatu kecepatan yang sama dan menerus agar beton selalu
dalam keadaan plastis dan dapat mengisi dengan mudah kedalam sela-sela diantara
tulangan.
(8) Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 (satu) jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sampai 2
jam, apabila adukan beton digerakkan terus menerus secara mekanis. Apabila
diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai bahan-bahan
penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang disetujui Direksi
Teknis/Lapangan. Beton harus dicor sedekat-dekatnya ketujuannya yang terakhir untuk
mencegah pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan didalam cetakan.
(9) Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke bekisting yang dalam,
yang dapat menyebabkan dalam papan terlepasnya koral dari adukan beton karena
berulang kali mengenai batang pembesian atau tepi bekisting ketika adukan beton itu
dijatuhkan, beton juga tidak boleh dicor dalam bekisting sehingga mengakibatkan
penimbunan adukan pada permukaan bekisting di atas beton yang dicor. hal ini, harus
disiapkan corong atau saluran vertikal untuk pengecoran agar adukan beton dapat
mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain. Bagaimanapun juga tinggi jatuh
dari adukan beton tidak boleh melampaui 1,5 meter di bawah ujung corong.
(10) Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya atau beton yang telah terkotori
oleh bahan lain tidak boleh dipergunakan dalam pengecoran.
(11) Mengencerkan adukan yang sudah diangkut atau adukan beton yang sudah terlanjur
agak mengeras tapi belum dicorkan sama sekali tidak diperkenankan,
(12) Pengecoran beton harus dilakukan secara terus menerus tanpa berhenti hingga

2 - 13
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

selesainya pengecoran suatu panel atau penampang yang dibentuk oleh batas-batas
elemennya atau batas penghentian pengecoran yang ditentukan untuk siar
pelaksanaan.
(13) Dalam hal terjadi kerusakan alat pada saat pengecoran, atau dalam hal pelaksanaan
suatu pengecoran tidak dapat dilaksanakan dengan menerus, Penyedia harus segera
memadatkan adukan yang sudah dicor sampai batas tertentu dengan kemiringan yang
merata dan stabil saat beton masih dalam keadaan plastis. Bidang pengakhiran ini
harus dalam keadaan bersih dan harus dijaga agar berada dalam keadaan lembab
sebagaimana juga pada kondisi untuk construction joint, sebelum nantinya dituangkan
adukan yang masih baru. Bila terjadi penyetopan pekerjaan pengecoran yang lebih
lama dari satu jam, pekerjaan harus ditangguhkan sampai suatu keadaan dimana beton
sudah dinyatakan mulai mengeras yang di tentukan oleh pihak Direksi
Teknis/Lapangan.
(14) Beton yang baru selesai dicor, harus dilindungi terhadap rusak atau terganggu akibat
sinar matahari ataupun hujan. Juga air yang mungkin mengganggu beton yang sudah
dicorkan harus ditanggulangi sampai suatu batas waktu yang disetujui Direksi
Teknis/Lapangan terhitung mulai pengecorannya.
(15) Tidak sekalipun diperkenankan melakukan pengecoran beton dalam kondisi cuaca yang
tidak baik untuk proses pengerasan beton tanpa suatu upaya perlindungan terhadap
adukan beton, hal ini bisa terjadi baik dalam keadaan cuaca yang panas sekali atau
dalam keadaan hujan. Perlindungan yang dilakukan untuk mencegah hal-hal ini harus
mendapat persetujuan Direksi Teknis/Lapangan.
(16) Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara apapun
sekurang-kurangnya 48 jam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh ijin tertulis dari
Direksi Teknis/Lapangan. Semua beton harus dicorkan pada siang hari, pengocoran
bagian manapun tidak boleh dimulai jika dapat diselesaikan pada siang hari kecuali jika
sudah diperoleh ijin dari Direksi Teknis/Lapangan untuk pengerjaan malam hari, ijin
demikian tidak akan diberikan jika Penyedia tidak menyediakan sistem penerimaan
yang memadai, yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(17) Penyedia harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan kondisi
pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini harus tersedia untuk
diperiksa oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(18) Pada posisi bidang elemen struktur yang tinggi, untuk menghindari segragasi
pengecoran dapat dilakukan dengan sistim pipa tremie. Tremie adalah pipa yang cukup
panjang untuk menghubungkan dua titik terendah yang akan dicor dan tempat kerja di
atas permukaan tanah atau air. Satu hopper penerima beton dipasang di atas. Bagian
bawah harus selalu ditanam dalam beton segar untuk menjadi segel dan memaksa
beton mengalir dengan tekanan. Penuangannya pun harus dilakukan secara terus
menerus. Biasanya beton dipakai untuk pengecoran di bawah air, tetapi dapat juga
digunakan untuk menuang beton ke dalam begisting yang dalam, atau di mana
metode konsolidasi normal tidak mungkin. Beton diangkut oleh gaya gravitasi melalui

2 - 14
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

pipa vertikal (tremie) dari corong tempat menuangkan beton segar. Beton harus
mengalir terus menerus tanpa putus. Slump tinggi, 150-250 mm tanpa segrasi atau
bleeding. Untuk mendapatkan beton yang mengalir dan kohesif, perlu memakai
agregat halus yang banyak, 40-50% dari total agregat. Akibatnya, kadar semen juga
tinggi. Water reducer, air-entrain dan pozzolan dapat dipakai untuk memperbaiki
kelecakan beton. Ukuran tremie tergantung ukuran agregat maksimum. Pipa diameter
200 mm dianjurkan untuk campuran beton dengan agregat maksimum 38 mm, dan
diameter 150 mm untuk agregat maksimum 19 mm.

2.3.12 PEMADATAN BETON


(1) Beton yang dicorkan harus dipadatkan secara sempurna dengan memakai vibrator
mekanis yang sesuai dan dioperasikan oleh tenaga berpengalaman dan terlatih agar
dapat mengisi sepenuhnya daerah sekitar tulangan, alat konstruksi dan alat instalasi
yang akan tertanam dalam beton dan daerah sudut acuan.
(2) Hasil pekerjaan beton berupa masa yang seragam, bebas dari rongga dan segregasi
serta memperlihatkan permukaan yang merata ketika bekisting dibuka dan mempunyai
kepadatan yang mendekati kepadatan uji kubus.
(3) Harus diperhatikan agar semua bagian beton terkena vibrasi tanpa timbul segregasi
akibat vibrasi yang berlebihan.
(4) Lama penggetaran untuk setiap titik harus dilakukan sekurang-kurangnya 5 detik dan
maksimal 15 detik.
(5) Batang penggetar tidak boleh mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah
mengeras dan tidak bole dipasang lebih dekat 100 mm dari cetakan atau dari beton
yang sudah mengeras serta diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh batang
penggetar.
(6) Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang batang penggetar dan
tidak bole lebih tebal dari 500 mm. Untuk bagian konstruksi yang sangat tebal harus
dilakukan lapis demi lapis.
(7) Jumlah vibrator yang dipakai didalam suatu pengecoran harus sesuai dengan laju
pengecoran. Penyedia harus juga menyediakan sekurang-kurangnya 1 vibrator
cadangan untuk dipakai bila terjadi kerusakan.

2.3.13 LANTAI KERJA


Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung di permukaan tanah, kecuali jika ditetapkan
lain, maka harus dibuat lantai kerja minimal 5 cm dengan mutu beton Bo (K-175) di atas
tanah sebelum tulangan beton ditempatkan.

2.3.14 SPESI SEMEN


Spesi harus terdiri dari satu bagian semen sebanding sejumlah bagian agregat halus yang
ditetapkan dan ditambah air bersih sedemikian sehingga dihasilkan campuran akhir yang

2 - 15
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

konsistensi plastisnya disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Spesi harus diaduk pada satu
landasan kayu atau logam dalam jumlah kecil menurut keperluan dan setiap spesi yang
sudah mulai mengeras atau telah dicampur dalam waktu lebih dari 30 menit tidak boleh
dipakai dalam pekerjaan. Spesi yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk
dipakai.

2.3.15 PERATAAN PERMUKAAN BETON


Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat, permukaan yang
dihasilkan harus datar dengan nilai akhir yang rata tetapi bertesktur kasar sebelum
pengerasan pertama dimulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi dengan sendok
dimana perlu untuk menutupi keretakan dan mencegah timbulnya lelehan yang berlebihan
pada permukaan beton yang terbuka.
2.3.16 SIAR-SIAR KONSTRUKSI
(1) Semua siar kontruksi beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siar-siar
tersebut harus berakhir pada bekisting yang kokoh yang dipasang dengan baik, jika
perlu dibor guna melewati penulangan. Bila pengecoran ditunda sampai pengecoran
beton mulai mengeras, maka dianggap terdapat siar konstruksi. Pengecoran beton
harus dilaksanakan menerus dari satu siar ke siar berikutnya, tanpa memperhatikan
jam-jam istirahat.
(2) Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan dengan
penyikatan seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah terlalu
keras, permukaan tersebut harus dicetak secara ringan untuk memperlihatkan agregat.
Setelah permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan
bekisting akan diperiksa dan dikencangkan. Siar-siar konstruksi harus dikerjakan
sebagaimana ditetapkan pada gambar atau spesifikasi.

2.3.17 BETON KEDAP AIR


(1) Beton untuk tangki air, dinding penahan tanah dan pekerjaan beton lainnya yang
berhubungan dengan air harus dibuat kedap air, antara lain dengan menambahkan
bahan aditive yang sesuai dan atas persetujuan Direksi Teknis/Lapangan. Penggunaan
bahan aditive tersebut harus sesuai petunjuk dari pabrik pembuat serta adanya jaminan
bahwa bahan aditive tersebut tidak akan mempengaruhi kekuatan maupun ketahanan
beton.
(2) Penyedia harus mendapatkan persetujuan Direksi Teknis/Lapangan dalam hal cara
pengadukan, campuran beton, pengangkutan, pengecoran dan perawat beton untuk
mendapatkan sifat-sifat kedap air pada bagian pekerjaan itu.
(3) Nilai Slump beton yang diperlukan adalah minimum untuk menjamin pengecoran dan
pemadatan beton yang sesuai untuk dilaksanakan.
(4) Penyedia bertanggung jawab atas pekerjaan beton tersebut terhadap sifat kedap
airnya. Apabila terjadi kebocoran atau rembesan air maka semua biaya perbaikan untuk
mengembalikan sifat kedap air tersebut adalah menjadi tanggung jawab Penyedia.

2 - 16
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

(5) Penyedia harus memberikan jaminan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhadap
sifat kedap air hasil pekerjaannya terhitung sejak selesainya masa pelaksanaan
pekerjaan.
(6) Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan-kerusakan lain selama jangka waktu
pemelihaan, Penyedia atas biaya sendiri harus segera memperbaiki bagian yang
mengalami kerusakan tersebut.

2.3.18 BETON MASSA


(1) Sebelum pekerjaan dilaksanakan Penyedia harus menentukan metoda dari
perbandingan adukan, cara pengadukan, pengangkutan, pengecoran serta
pengontrolan temperatur dan cara perawatan, yang harus diserahkan kepada Direksi
Teknis/Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
(2) Setelah beton dicor, permukaan harus dibasahi serta dilindungi terhadap pengaruh
langsung dari sinar matahari, pengeringan yang mendadak dan lain-lain.
(3) Untuk mengetahui kenaikan temperatur beton serta pemeriksaan dalam proses
perawatan beton maka temperatur permukaan dan temperatur di dalam beton harus
diukur bilamana perlu setelah pengecoran beton dilaksanakan.
(4) Apabila temperatur di bagian dalam beton mulai meningkat, maka perawatan beton
harus sedemikian sehingga tidak mempercepat kenaikan temperatur tersebut. Perhatian
harus dicurahkan agar temperatur pada permukaan beton menjadi tidak terlalu rendah
dibandingkan dengan temperatur di dalam beton.
(5) Setelah temperatur didalam beton mencapai maksimum, maka permukaan beton harus
ditutupi dengan kanvas atau bahan penyekat lainnya untuk mempertahankan panas
sedemikian rupa sehingga tidak timbul perbedaan panas mencolok antara bagian
dalam dan luar beton atau penurunan temperatur yang mendadak di bagian dalam
beton. Selanjutnya sesudah bahan penutup tersebut diatas dibuka permukaan beton
tetap harus dilindungi terhadap pengeringan yang mendadak.
(6) Campuran beton yang direncanakan untuk adukan beton yang dibuat harus didasarkan
pada kekuatan beton umur 28 hari.
(7) Bila campuran beton yang direncanakan tersebut sudah dibuat maka perkiraan
kekuatan tekan beton dalam struktur harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan
khusus. Untuk itu atau sesuai instruksi Direksi Teknis/Lapangan.
(8) Cara perawatan dari benda uji untuk pengujian kekuatan tekan beton guna dapat
menentukan waktu yang sesuai untuk pembongkaran cetakan beton harus sesuai
dengan persyaratan khusus untuk itu atau sesuai persetujuan Direksi Teknis/Lapangan.

2.3.19 WATERPROOFING
(1) Bahan dan pengujian
a. Bahan harus sesuai dengan standard yang ditentukan oleh pabrik dan standard-
standard lainnya, seperti NI-3, ASTM-828, ASTNLE, TAPP-I-083 dan 407. Penyedia
tidak dibenarkan merubah standard dengan cara apapun tanpa ijin dari Direksi

2 - 17
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Teknis/Lapangan.
b. Apabila tidak ditentukan lain, jenis bahan yang digunakan Waterproofing adalah
tipe coating system atau setara dengan ketebalan 4 mm.
c. Memiliki karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata serta konstan.
Kedap air dan uap termasuk pada bagian yang overlap.
d. Perlindungan terhadap waterproofing menggunakan screed dengan ketebalan 3 cm
(perbandingan 1 PC : 3 PSR).
(2) Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Penyedia agar meneliti gambar-
gambar dan kondisi di lapangan. Dikoordinasikan dahulu pada Direksi
Teknis/Lapangan.
b. Penyedia agar terlebih dahulu membuat shop drawing lengkap dengan petunjuk
dari Direksi Teknis/Lapangan meliputi gambar-gambar denah lokasi, ukuran, bentuk
dan kualitas.
c. Persiapan pelaksanaan :
• Permukaan plat beton yang akan diberi lapisan waterproofing harus benar-benar
bersih, bebas dari minyak, debu serta tonjolan-tonjolan tajam yang permanen
dari tumpahan atau cipratan aduk dan dalam kondisi kering (baik dalam arti
kata kering leveling screed maupun kering permukaan).
• Semua pertemuan 90 atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul, yaitu
menutup sepanjang sudut tersebut dengan aduk kedap air 1 PC : 3 PSR atau
seperti tercantum dalam gambar kerja.
• Dalam leveling screed digunakan campuran kedap air 1PC : 3PSR dibentuk
menggunakan benang waterpass arah kemiringan (arah kemiringan menuju ke
lubang-lubang pipa.
• Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah tertentu dan diratakan
permukaannya (dihaluskan) dengan menggunakan roskam, digosok sedemikian
rupa dengan roskam tadi sehingga gelembung-gelembung udara yang
terperangkap dalam adukan screed dapat keluar.
• Dalam kondisi setengah kering, screed tadi langsung ditaburi semen sambil
digosok lagi dengan roskam best sehingga merata, setelah lapisan screed kering
tidak boleh diaci.
• Setelah kering udara ± 24 jam, screed baru ini harus dilindungi dari
kemungkinan pecah-pecah rambut dengan jalan menutupi permukaan atasnya
dengan goni-goni rami yang sudah dibasahi air terlebih dahulu dan dijaga
kondisi basahnya.
• Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed ini minimal 7 (tujuh) hari dalam
kondisi cuaca cerah (35º) dan pengeringan maksimal 5 hari. Untuk cuaca buruk
(hujan tidak termasuk dalam perhitungan waktu pengeringan screed).
d. Pekerjaan primer coating dilakukan dengan system kuas/Roll.
e. Pemasangan waterproofing dimulai dari titik terendah.

2 - 18
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

f. Pada pelaksanaan Waterproofing ini harus dilindungi dari sengatan matahari


dengan menggunakan tenda-tenda.
g. Waterproofing yang sudah terpasang tidak boleh terinjak-injak apalagi oleh sepatu
atau alas kaki yang tajam. Penyedia harus melindungi dan melokalisir daerah yang
sudah terpasang waterproofing ini.
h. Penyedia harus menghentikan pekerjaan apabila terjadi hujan dan melanjutkan
kembali setelah lokasi benar-benar kering.
i. Setelah waterproofing terpasang, maka di atas permukaannya diberikan
perlindungan screed (perbandingan 1PC : 3 PSR) setebal 3cm dengan menggunakan
tulangan susut firemesh yang terletak di tengah-tengah adukan screed.
j. Setelah semua pemasangan lapisan waterproofing dan sebelum pelaksanaan lapisan
pelindung, Penyedia harus melakukan pengujian kebocoran.
k. Cara pengujian adalah dengan menuangkan air ke area yang tertutup lapisan
waterproofing hingga ketinggian air minimum 50 mm dan dibiarkan selama 3x24
jam.
l. Penyedia wajib mengadakan pengamanan dan perlindungan terhadap pemasangan
yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau
kerusakan lainnya.
m. Apabila terdapat kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian Penyedia baik pada
waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maupun pada saat pekerjaan telah
selesai, maka Penyedia harus memperbaiki/mengganti bagian yang rusak tersebu
tsampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Teknis/Lapangan. Biaya yang timbul
untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab Penyedia.

2.3.20 PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON


(1) Beton setelahdicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya
dengan cara mempertahankankondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal
dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untukproses hidrasi
semenserta pengerasan beton.
(2) Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan
harus berlangsung terus-menerus selama paling sedikit dua minggu. Jika tidak
ditentukan lain, suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi
32°C.
(3) Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton harus tetap dalam keadaan
basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka
selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan
membasahi permukaan beton terus menerus atau dengan menutupinya dengan
karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui Direksi Teknis/Lapangan.
(4) Penyedia harus menjaga agar pekerjaan beton yang baru selesai tidak diberi beban
yang intensitasnya dapat menimbulkan kerusakan. Setiap kerusakan yang timbul akibat
pembebanan yang terlalu dini atau pembebanan berlebih harus diperbaiki oleh

2 - 19
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Penyedia atas biaya sendiri.

2.3.21 CACAT PADA BETON


(1) Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi Teknis/Lapangan
mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
a. Konstruksi beton yang keropos
b. Konstruksibeton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya
tidak sesuai dengan gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
(2) Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan
diganti dengan yang baru, kecuali Direksi Teknis/Lapangan menyetujui untuk diadakan
perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu Penyedia
harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti/diperiksa dan
disetujui bila perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.

2.3.22 WATER STOP


A. Bahan.
(1) Bahan harus dapat menahan rembesan air pada sambungan pengecoran, baik
berbentuk membrane atau pasta, yang disesuaikan dengan ketebalan dinding yang
akan dicor.
(2) Dilarang menggunakan bahan sisa yang tercecer (sweeping)
(3) Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan laporan pengujian
terakhir dan sertifikat waterstop yang menerangkan bahwa barang-barang yang
akan dikirim ke tempat pekerjaan memenuhi ketentuan standar yang berlaku di
Indonesia.
B. Persyaratan Pelaksanaan.
(1) Sebelum bahan waterstop digunakan di lapangan, contoh dari tiap ukuran dan
bentuk bahan yang akan dipakai harus diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan
untuk disertujui. Contoh tersebut harus dibuat sedemikian rupa, sehingga bahan
dan pengerjaannya menyerupai bahan bantu (fitting) yang harus disediakan sesuai
dengan kontrak. Contoh dari fitting yang dibuat di lapangan (crosses T-stuck dan
lain-lain) akan dipilih secara acak oleh Direksi Teknis/Lapangan untuk dicek.
(2) Cara memadai harus dilakukan untuk pengangkeran waterstop dan pengisian
sambungan dalam beton. Cara pemasangan waterstop yang berbentuk membran
dalam cetakan harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga waterstop tidak terlipat
oleh beton pada waktu pengecoran. Penyedia harus menyerahkan gambar detail
pengangkeran waterstop dan “joint filler” pada Direksi Teknis/Lapangan.

2 - 20
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

2.3.23 BETON READY MIX


1) Beton Ready Mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan, Penyedia harus
bertanggung jawab untuk mengusahakan agar beton memenuhi persyaratan dalam
spesifikasi ini termasuk pengontrolan mutu, keteraturan pengiriman serta pemasukan
beton secara berkesinambungan. Jika salah satu dari persyaratan dalam spesifikasi ini
tidak dipenuhi, Direksi Teknis/Lapangan akan menarik kembali persetujuannya dan
mengharuskan Penyedia mengganti pemasok.
2) Penyedia harus menyediakan di batchingplant 1 timbangan dan saringan-saringan
standard dengan penggetar (shaker) untuk mengecek secara teratur campuran yang
sudah direncanakan.
3) Penyedia harus mengatur agar Direksi Teknis/Lapangan dapat memeriksa alat pembuat
beton ready mix bila mana diperlukan.
4) Penyedia harus membuat catatan-catatan yang diperlukan, catatan-catatan mengenai
semen, agaregat dan kadar air kedap tiap adukan harus diserahkan kepada Direksi
Teknis/Lapangan setiap hari. Berat semen dan agregat kasar serta halus harus terus
dicatat dalam dokumen pengiriman, serta dilakukan pengujian secara periodik untuk
menentukan kadar air agregat dan jumlah air yang ditambahkan pada setiap adukan
harus disesuaikan menurut hasil tes tersebut.
5) Penyedia atau pemasok readymix harus mengatur setting time sedemikian rupa sehingga
beton yang akan dicorkan tidak mengalami setting (penggumpalan).
6) Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengadukan dan
penambahan air, dikirimkan bersama dengan pengemudi truk diparaf oleh pencatat
waktu yang bertanggung jawab di tempat pengadukan.
7) Di lapangan dibuat catatan yang meliputi hal-hal berikut ini :
 Waktu kedatangan truk
 Waktu registrasi truk dan nama depot
 Waktu ketika beton telah dicorkan dan dibiarkan tanpa gangguan
 Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat maksimum.
 Posisi dimana beton dicorkan
 Tanda-tanda referensi dari kubus uji yang diambil dari pengiriman tersebut
 Slump (atau faktur kompaksi)
8) Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhirnya dalam
waktu maksimal 2 jam, dengan menggunakan truk mixer dan tidak menggunakan
additive, dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk. Buku catatan harus
selalu tersedia untuk diperiksa oleh Direksi Teknis/Lapangan.
9) Apabila menggunakan bahan additive waktu maksimal yang diijinkan sesuai dengan
spesifikasi additive yang digunakan.
10) Jenis dan bahan Pengambilan sampel untuk pembuatan kubus uji dilakukan oleh
penyedia ditempat pengecoran dengan disaksikan oleh PPK.

2 - 21
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

2.4 PEKERJAAN BEKISTING


(1) Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan semua perhitungan dan
gambar rencana bekistingnya untuk mendapat persetujuan bilamana diminta Direksi
Teknis/Lapangan, sebelum pekerjaan dilapangan dimulai. Dalam hal bekisting ini,
walaupun Direksi Teknis/Lapangan telah menyetujui untuk digunakannya suatu rencana
bekisting dari penyedia, segala sesuatunya yang diakibatkan oleh bekisting tadi tetap
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia.
(2) Bekisting harus direncanakan untuk dapat memikul beban-beban konstruksi dan getaran-
getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Defleksi maksimum dari Cetakan dan
Acuan antara tumpuannya harus lebih kecil dari 1/400 bentang antara tumpuan tersebut.
(3) Bekisting untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus menggunakan
multiplek 18 mm, papan tebal minimum 2,5 cm, balok 5/7, 6/10, 8/10 dolken 8 - 12 cm
atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(4) Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang kuat serta
cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan,
dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu harus dibuat dari kayu yang sudah diolah
dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.
(5) Tiang penyangga baik yang vertikal/miring harus dibuat sebaik mungkin untuk
memberikan penunjang yang dibutuhkan tanpa menimbulkan perpindahan tempat,
kerusakan dan overstress pada beberapa bagian konstruksi. Struktur dari tiang-tiang
penyangga harus ditempatkan pada posisi sedemikian rupa sehingga konstruksi bekisting
benar-benar kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dari beban-beban lain yang
berada diatasnya selama pelaksanaan, bila perlu Penyedia membuat perhitungan besar
lendutan dan kekuatan dari bekisting tersebut.
(6) Untuk bekisting dinding vertikal diharuskan menggunakan alat (plastic cone) untuk
memastikan bahwa bekisting tersebut tidak mengalami lendutan.
(7) Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian rupa agar keamanan
konstruksi tetap terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan P.B.I. 1971 NI-2.
(8) Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting harus dilapisi
dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(9) Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk pengecoran beton, akan
diperiksa oleh Direksi Teknis/Lapangan, beton tidak boleh dicor sebelum bekisting
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Untuk menghindari kelambatan dalam
mendapatkan persetujuan, sekurang - kurangnya 24 jam sebelumnya, penyedia harus
memberitahukan Direksi Teknis/Lapangan.

2 - 22
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

2.5 BAJA TULANGAN


2.5.1 KELAS DAN MUTU BAJA TULANGAN
(1) Sesuai dengan PBI 1971 klasifikasi dan mutu baja tulangan harus seperti yang
ditunjukan pada tabel berikut ;
Tabel Derajat-Kualitas Baja Tulangan dan Tegangan yang di Izinkan

Tegangan Luluh Tegangan Izin Tegangan Ijin


Jenis Macam Karakteristik Permanen Sementara
(kg/cm2) (0,58 kg/cm2) (0,83 kg/cm2)
U22 Baja lemah 2.200 1.200 1.800
U24 Baja lemah 2.400 1.400 2.000
U32 Baja sedang 3.200 1.850 2.650
U39 Baja keras 3.900 2.250 3.200
U48 Baja keras 4.800 2.750 4.000
(2) Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan Penyedia harus menyerahkan sertifikat resmi dari
laboratorium resmi.
(3) Batang-batang baja yang digunakan untuk tulangan harus bersih, bebas dari karat,
kotoran, material lepas, gemuk, cat, lumpur, kulit giling serta bahan lain yang melekat.
Batang-batang baja tulangan harus disimpan ditempat yang terlindung, ditumpuk dan
tidak bolehmenyentuh tanah dan dilindungi terhadap karat atau rusak karena cuaca.
2.5.2 PENGUJIAN
(1) Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik
minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji
lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja
tulangan, akan ditentukan oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(2) Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di
laboratorium yang direkomendasi oleh Direksi Teknis/Lapangan dan minimal sesuai
dengan SII-0136-84. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Penyedia.

2.5.3 PENYIMPANAN
Bila baja tulangan harus disimpan, maka tempat penyimpanan yang beratap tahan air dan
diberi alas dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan
kerusakan dan karat.

2.5.4 PENEKUKAN
(1) Pada tahap awal pekerjaan, Penyedia harus mempersiapkan daftar tekukan (Bending
Schedule) untuk disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Semua baja tulangan harus
ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi yang memperlihatkan dalam gambar
dan sesuai peraturan yang berlaku. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui
oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(2) Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan

2 - 23
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

kerusakan. Tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai
dengan gambar tidak boleh dipakai.
(3) Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka dikerjakan dengan
sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar dengan diameter batang yang
ditekuk.

2.5.5 KAWAT PENGIKAT


Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimun 1 mm yang telah
dipijarkan terlebih dahulu dan tidak tersepuh seng.

2.5.6 PEMASANGAN
(1) Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada gambar
dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau
gantungan logam menurut kebutuhan. Pada persilangan diikat dengan kawat baja pada
pilar dinding dengan diameter tidak kurang dari 2.6 mm, ujung-ujung kawat harus
diarahkan kebagian tubuh utama beton.
(2) Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar
kontruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali diperoleh
persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan.
(3) Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang
sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran
sebelumnya. Sebelum pengecoran tulangan yang sudah dipasang pada tiap pekerjaan
harus disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Pemberitahuan kepada Direksi
Teknis/Lapangan untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan dalam tenggang
waktu pekerjaan. Jarak minimal dari permukaan suatu batang termasuk sengkang ke
permukaan beton terdekat dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.
(4) Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan P.B.I.
1971.
Toleransi Baja Tulangan
Diameter, ukuran sisi atau Variasi dalam Toleransi
jarak antara dua berat yang Diameter
permukaan yang diperbolehkan
berlawanan
< 10 mm 7% 0,4 mm
10 < d < 16 mm 5% 0,4 mm
16 – 28 mm 5% 0,5 %
29 – 32 mm 4% -

2.5.7 PENYAMBUNGAN
Batang-batang tulangan tidak boleh dipotong jika tidak perlu dan harus ditempatkan pada
seluruh panjangnya. Apabila ini tidak memungkinkan maka potongan dapat diijinkan apabila
panjang batang yang disediakan melebihi panjang yang ditunjukkan pada gambar-gambar.

2 - 24
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

(1) Sambungan-sambungan harus dibuat pada tempat-tempat dan dengan cara-cara


seperti ditunjukkan pada gambar-gambar kecuali jika dengan cara lain yang disetujui
oleh Direksi Teknis/Lapangan. Sambungan-sambungan tidak diijinkan pada tempat-
tempat yang terdapat tegangan maksimun dan harus ditempatkan berselang-seling
sehingga tidak lebih dari 1/3 dari batang-batang yang disambung pada satu tempat.
(2) Pada tempat-tempat batang-batang tulangan saling melewati (overlap) satu sama lain,
maka batang-batang harus didukung sehingga batang-batang itu tidak berhubungan
satu sama lain jika ruang mengijinkan. Batang-batang itu hanya diikat dengan aman
minimun pada dua tempat persambungan.
(3) Panjang sambungan harus dibuat seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana.

2.6 PENGUJIAN STRUKTUR HIDROLIS


2.6.1 UMUM
(1) Pada pengujian struktur hidrolis, semua dinding harus bersih dari timbunan supaya
kebocoran pada dinding dapat diketahui dengan jelas.
(2) Setiap konstruksi harus diisi air bersih dalam pengujian ini dan dibiarkan terisi
sekurang-kurangnya 48 jam. Ketinggian air selama waktu tersebut harus diamati dan
tidak boleh terlihat adanya penurunan muka air, penurunan maksimum yang diijinkan
selama 24 jam adalah 1 (satu) cm.
2.6.2 PERBAIKAN
(1) Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak terlihat lagi adanya
kebocoran.
(2) Bila kebocoran melebihi nilai penurunan maksimum yang diijinkan, Penyedia harus
mengadakan perbaikan secara menyeluruh atas biaya sendiri, setelah perbaikan selesai,
metoda pengujian hidrolis harus diulangi sebagaimana diuraikan pada ayat ini.
(3) Perbaikan tempat yang mengalami kebocoran harus dikerjakan misalnya dengan
sumber air dari luar atau produk lain yang disetujui Direksi Teknis/Lapangan.
(4) Semua bahan harus dipakai dan diterapkan tepat sesuai dengan petunjuk pabrikan.

2.7 PEKERJAAN BAJA


2.7.1 UMUM
Baja Profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja dari jenis Mild Steel -
400 yang dijamin oleh sertifikat. Baja konstruksi harus memenuhi syarat-syarat pengujian,
pemilihan, pengukuran, penimbangan pengujian tarik dan pengujian lentur dalam keadaan
dingin. Jika dipandang perlu Direksi Teknis/Lapangan dapat memerintahkan untuk dilakukan
pengujian terhadap baja konstruksi tersebut sesuai dengan persyaratan pengujian yang
berlaku.

2 - 25
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

2.7.2 PABRIKASI
Pekerja-pekerja yang digunakan adalah yang terlatih pada bidangnya melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi Teknis/Lapangan. Direksi
Teknis/Lapangan mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan
pemeriksaaan pekerjaan dan tidak satupun pekerjaan dibongkar atau disiapkan untuk dikirim
sebelum disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Setiap pekerjaan yang dianggap tidak
memenuhi syarat karena cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana, harus segera
diperbaiki dengan biaya sendiri. Penyedia harus menyediakan sendiri semua alat-alat yang
diperlukan serta perancah agar dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

2.7.3 POLA (MAL) PENGUKURAN DAN SEBAGAINYA


Semua pola (mal) dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian pekerjaan
harus disediakan oleh Penyedia, semua pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan
pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar
rencana dianggap kurang pada suhu 25˚ (normal)

2.7.4 MELURUSKAN
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang harus diperiksa keseluruhannya sebelum
dilakukan dan semua bagian tersebut harus bebas dari puntiran dan kalau perlu diadakan
tindakan-tindakan perbaikan sehingga kalau plat itu tersusun akan terlihat rapat seluruhnya.

2.7.5 MEMOTONG
Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting,
menggergaji, atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari pemotongan harus
menyiku pada bidang yang dipotong tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
Penyelesaian pada permukaan umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda. Bila digunakan
las pemotong, maka hanya permukaan yang merata dapat digerinda seperlunya. Ujung dari
plat penguat harus dipotong dan diselesaikan agar rapat dengan flens dari gambar ujung
dan batang tekan, dan gelagar-gelagar batang lain yang disambung dengan plat
penyambung dengan memakai paku keling atau baut harus diratakan setelah pabrikasi agar
rapat seluruhnya. Pada sambungan batang tekan maka toleransi maksimum adalah 0.1 mm
dan tidak untuk sambungan batang tarik maksimum 0.2 mm untuk setiap titik sambungan.

2.7.6 PEKERJAAN MESIN PERKAKAS DAN MESIN GERINDA


Kalau plat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pemotongan pada
metal yang diperbolehkan untuk dibuang maksimal 3 mm pada plat yang mempunyai tebal
12 mm, 6 mm untuk plat yang mempunyai tebal 12 mm dan 6 mm untuk plat dengan tebal
24 mm.

2.7.7 MEMOTONG DENGAN LAS PEMOTONG


Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta bergerak
dengan kecepatan tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih serta lurus.

2 - 26
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Untuk menghaluskan tepi yang telah dipotong tersebut tidak diperkenankan menggunakan
las pemotong. Bila dikehendaki oleh Direksi Teknis/Lapangan, dapat digerinda yang bergerak
searah dengan arah las pemotong tapi harus diselesaikan sehingga bebas dari seluruh bekas
kotoran tadi.

2.7.8 UMUM
(1) Seluruh pelaksanaan pekerjaan pengelasan hanya diperkenankan dengan
menggunakan las listrik.
(2) Pekerjaan las yang harus dikerjakan oleh tukang las bersertifikat harus diawasi langsung
oleh Direksi Teknis/Lapangan yang mempunyai training dan pengalaman yang sesuai
untuk pekerjaan semacam itu. Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi
Teknis/Lapangan dan mendapatkan persetujuan dari contoh lain yang hendak dipakai.
(3) Detil-detil khusus yang menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengolahan, jenis
dan ukuran elektrode, tebalnya bagian-bagian ukuran dari las serta kekuatan arus listrik
untuk las tersebut, harus diajukan oleh Penyedia untuk mendapat persetujuan dari
Direksi Teknis/Lapangan terlebih dahulu sebelum pekerjaan dengan las listrik dapat
dilakukan.
(4) Ukuran elektrode, arus dan tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan
pada las listrik harus yang seperti yang disyaratkan dan tidak boleh dilakukan tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi Teknis/Lapangan.
(5) Plat dan potongan yang hendak dilas harus bebas dari kotoran besi, minyak, gemuk cat
dan lainnya yang dapat mempengaruhi mutu pengelasan. Bila terjadi retak, susut, retak
pada bahan dasar , berlubang dan kurang tetap letaknya, harus disingkirkan.
(6) Untuk pengerjaan las harus dilaksanakan secara menerus tidak boleh terputus
(7) Laju pengelasan harus diatur sedemikian sehingga tidak terjadi peleburan tidak
sempurna, penetrasi kampuh yang tidak memadai dan peleburan berlebihan.
(8) Apabila diperlukan pengelasan dalam beberapa lintasan las untuk memperoleh ukuran
las yang dikehendaki terak-terak yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum
memulai lintasan yang baru.
(9) Hasil pengelasan harus dibersihkan dari kerak-kerak dan kotoran dengan menggunakan
gerinda, agar dapat terlihat kesempurnaan hasil las.
(10) Ditambahkan ukuran dan jenis kawat las.

2.7.9 MENGEBOR
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan semua plat
potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang
dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut-baut pas pada salah
satu lubang ini dibor lebih kecil dan baru kemudian diperbesar untuk mencapai ukuran yang
sebenarnya. Cara lain adalah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan
menggunakan mal. Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan, plat-plat dan
sebagainya dapat dilepas bila perlu.

2 - 27
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

2.7.10 MENUANG DAN MENEMPA


(1) Semua tuangan harus baik dari lubang-lubang sumbatan ataupun cacad-cacad lain.
Segera setelah tuangan dikeluarkan dari acuan maka Direksi Teknis/Lapangan harus
diberi tahu sehingga ia dapat melakukan pemeriksaan. Hasil tuangan yang cacat tidak
diperkenankan untuk diperbaiki dan hasil tuangan tidak boleh cacat, bebas dari lubang
sumbatan dan lainnya. Tuangan dan tempaan harus disempurnakan dengan mesin
hubungan diselesaikan dan dicocokkan dengan menggunakan mesin perkakas yang
menghasilkan pekerjaan dengan mutu tinggi.
(2) Tuangan dan tempaan yang terletak di atas beton bila menurut pendapat Direksi
Teknis/Lapangan dalam penyelesaian permukaan bawah yang akan berhubungan dengan
beton tidak cukup baik, maka harus diolah mesin perkakas dan biaya-biaya untuk
pekerjaan tersebut dibebankan atas resiko Penyedia.

2.7.11 PENYEDIAAN UNTUK PEMASANGAN AKHIR


Penyedia harus menyediakan seluruh jumlah paku keling, mur, baut cincin baut dan
sebagainya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan sebanyak 10 % dari
setiap ukuran paku keling ataupun ukuran baut mur dan cincin baut. pada saat pengiriman,
kepada Direksi Teknis/Lapangan. Penyedia menyerahkan montase (kalau diperlukan pihak ke
3) dua copy daftar paku keling dan bautnya yang menyatakan jumlah, ukurang, kualitas serta
letaknya dimana akan dipakai pada pekerjaan.
Ukuran paku keling yang tertera pada gambar rencana adalah ukuran sebelum dipanaskan.
Kepala paku keling haruslah penuh, dibentuk dengan cermat, konsentris dengan batangnya
dan berhubungan langsung dengan permukaan batang. Setiap paku keling harus cukup
panjang membentuk kepala dengan ukuran-ukuran standard serta cukup untuk lubang.
Semua baut mur, hitam atau pas harus mempunyai kepala yang ditempa tepat konsentris
dan siku dengan batangnya dengan kepala serta mur yang hexagonal (kecuali jika jenis
kepala yang lain diisyaratkan dalam gambar). Batang baut haruslah lurus dan baik. Bila
dipakai baut pas diameternya harus seperti diameter yang tertera dalam gambar rencana
haruslah dikelompokkan dengan cermat sesuai dengan ukuran panjang batangnya yang tak
berulir. Diameter lubang cincin baut adalah 1.50 mm lebih besar dari diameter baut. Baut stall
haruslah baut hitam yang 1,5 mm lebih kecil dari diameter lubang dimana digunakan. Baut
baja keras. Mur dan cincin baut harus berukuran seperti yang tertera pada gambar rencana
dan harus memenuhi Acuan Normatif.

2.7.12 PENGANGKUTAN DAN PENANGANAN


Cara pengangkutan dan penanganan pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Sebelum penyerahan untuk pekerjaan, kalau dipakai
pihak ketiga dalam pekerjaan pemasangan untuk semua penyerahan dan bertanggung jawab
untuk setiap kehilangan dan sewa gudang yang dapat terjadi disebabkan oleh kelalaian dan
kegagalan untuk menerima pekerjaan baja. Segera setelah menerima penyerahan pekerjaan

2 - 28
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

baja, pihak ketiga akan segera menyampaikan secara tertulis kepada Direksi Teknis/Lapangan
setiap kerusakan atau cacat tanpa ditunda-tunda atau kalau tidak demikian, dia harus
memperbaiki setiap kerusakan, kehilangan serta yang terjadi di luar dan sesudah penyerahan
atas biaya sendiri.

2.7.13 PEMASANGAN
(1) Umum
Penyedia harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan dan
mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan mengelingkan baut atau las seluruh
pekerjaan baja. Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan sebagainya
yang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan. Semua bagian
harus dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti, Drift yang dipakai
mempunyai diameter yang lebih kecil dari diameter lubang paku keling atau baut, dan
digunakan untuk membawa bagian pada posisinya yang tepat seperti diisyaratkan di
bawah ini. Penggunaan martil yang berlebihan yang dapat merusak atau menganggu
material tidak diperkenankan. Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang
menyulitkan pekerjaan montase serta menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan
dengan menggunakan drift secara wajar harus dilaporkan kepada Direksi
Teknis/Lapangan. Permukaan dengan mesin perkakas harus dibersihkan sebelum
dipasang. Kopel dan sambungan lapangan sebanyak 50 % sebelum dikeling atau dibuat
2 lubang pada setiap diisi kurangnya 40 % dari lubang diisi dengan baut. Selanjutnya
sekurang-kurangnya 10 % dari lubang pada suatu kelompok dikeling atau dibaut dengan
permanen sebelum baut montase atau drift diangkat (disingkirkan).
(2) Drift, Paku Keling Baut Stel dan Sebagainya
Penyedia harus menyediakan untuk digunakan sendiri, semua pararel drift untuk
montase yang mungkin diperlukan dan akan tetap menjadi miliknya bila dipindahkan
dari tempat pekerjaan atas biaya sendiri. Setelah selesai pekerjaan semua stel, setiap
paku keling dan baut yang berlebih akan diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan
atau biaya Penyedia.
(3) Drift Paralel Untuk Montase
Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase dibuat sesuai dengan
diameter yang diperlukan, dan panjangnya tidak kurang dari jumlah tebal minimal yang
akan dilalui oleh Drift itu ditambah satu kali drift itu.
(4) Pemasangan Paku Keling
Semua pekerjaan harus dibuat secara wajar sehingga potongan-potongan dapat
berhubungan dengan rapat menyeluruh sebelum dimulainya pemasangan paku keling.
Drift dapat digunakan hanya untuk mendekatkan pekerjaan pada posisinya dan tidak
akan digunakan untuk menganggu lubang-lubang. Menggunakan drift dengan ukuran
yang lebih besar dari diameter nominal lubang tidak diperkenankan. Dianjurkan paku
keling dipasang dengan menggunakan mesin atau alat tekan dari tipe yang telah di
setujui. Setiap paku keling harus cukup panjang untuk membentuk kepala dengan
ukuran standar dan harus bebas dari kotoran besi dengan cara menggosokkannya pada

2 - 29
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

permukaan sepotong logam. Paku keling tetap berada dalam keadaan panas, merah
menyeluruh pada saat dimasukkan dan dikerjakan serta mengisi seluruh lubang selama
masih panas. Semua paku keling yang longgar serta paku keling yang retak terbentuk
jelek atau dengan kepala yang cacad atau dengan kepala yang sangat eksentris terhadap
batangnya harus dipotong dan diganti dengan paku keling yang baik, membentuk
kembali kepala paku keling tidak diperkenankan. Kepal paku keling yang agak pipih
dapat digunakan pada tempat-tempat tertentu kalau ditentukan oleh Direksi
Teknis/Lapangan.

2.7.14 PENGGUNAAN BAJA KERAS, BAUT-BAUT UNTUK PEMASANGAN AKHIR


(1) Pemasangan
Setiap sambungan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga setiap bagian serta
plat berhubungan rapat dengan baut menyeluruh sebanyak 50% dari lubang harus diisi
dengan baut stel dan minimal 10% atau pada setiap potongan dan plat minimal 2
lubang diisi dengan drift paralel sesuai dengan yang disyaratkan pada ”Paralel Drift
untuk Montase” baut baja kerja harus dipasang dengan cincin baut yang diperlukan,
sebuah di bawah kepala baut dan sebuah lagi di mur.
Harus diperhatikan bahwa cincin baut itu terpasang dengan cekungnya menghadap
keluar.
Memasukan dan mengencangkan baut baja keras dimulai sebelum sambungan diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan atau wakilnya. Bidang di bawah kepala baut
tidak boleh menyimpang dari bidang tegak lurus terhadap as baut lebih dari 3,5 derajat,
memakai cincin baut miring (tarped) dapat dilakukan kalau dipandang perlu, baut
menonjol melalui mur tidak kurang dari 1,5 mm tidak melebihi 4,5 mm.
Baut stel yang digunakan untuk membuat permulaan awal pekerjaan dapat seterusnya
digunakan pada sambungan.
(2) Mengencangkan Baut
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan kunci yang digerakan
dengan mesin.
Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan dan dapat
menunjukan bila tercapaitorque yang disyaratkan telah tercapai.
(3) Galvanis
Bila ditentukan ada pekerjaan Galvanisasi maka yang dikehendaki adalah Galvanisasi
celup panas.Plat Baja yang digalvanisir
(4) Bahan
Untuk melapisi talang cucuran antara dua sudut atap, untuk saluran air hujan, bubungan
dan pinggul pada atap sirap dan pada tempat lain yang ditunjukan pada gambar harus
dipakai baja yang digalvanisir celup panas dari ukuran yang telah ditentukan, tebalnya
lembaranplat baja banyak seng pelindungnya, harus sesuai dengan tabel berikut :
Tabel Pelat Baja digalvanisir
BWG No. Tebal Plat Baja Berat Seng

2 - 30
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

2
(gr/m )
22 0,71 534
24 0,56 534
26 0,46 380
28 0,36 380
(5) Pemasangan
Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat dan dipasang menurut
standar yang paling baik. Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak boleh ada
lekukan, kelim patriannya harus betul-betul kedap air dan tidak ada patrian yang tercecer
atau berlimpah.
Satuan yang dibuat dari galvanis harus dipasang memakai paku sekrup galvani atau
dengan memakai lembaran penutup (holderbats) yang bentuk dan ukurannya tertera
dalam gambar.
(6) Memateri
Solder mematri dengan mutunya paling baik yaitu terdiri dari ½ timah hitam dan ½
timah putih. Muriatic acid harus dipergunakan sebagai peleburnya kedua zat.

2.7.15 PENGECATAN BAJA


(1) Umum
a. Semua kontruksi baja yang akan dipasang perlu di cat di pabrik dengan cat dasar
yang telah disetujui kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin
perkakas misalnya pada perletakan cat lapangan terdiri dari:
b. Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang telah dicat di
bengkel, seperti yang telah diperintahkan oleh Direksi Teknis/Llapangan, karena telah
rusak pada saat pengangkutan dan pemasangan serta bidang-bidang lain yang
diperintahkan oleh Direksi Teknis/Lapangan.
c. Pengecatan dari bahan yang sejenis dengan bahan yang di cat di semua bagian yang
disebutkan pekerjaan besi itu.
d. Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu, untuk seluruh
bidang terbuka pekerjaan besi itu.
(2) Pembersihan dan pelapisan epoxy
a. Semua permukaan dari pekerjaan baja harus bersih dan dikupas dengan sand blasting
atau cara lain yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan agar menjadi logam yang
bersih dengan menghilangkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur atau lainnya yang
melengket padanya. Proses pelaksanaan pembersihan dengan sand blasting harus
disaksikan langsung oleh wakil Direksi Teknis/Lapangan.
b. Permukaan yang telah dibersihkan harus segera ditutup dengan epoxy dengan
ketebalan sesuai dengan yang disyaratkan
c. Ketebalan epoxy diukur dengan menggunakan alat ukur Coating Thickness Gauge
atau alat sejenis lainnya.
(3) Penggunaan Cat
a. Cat dapat digunakan dengan kuas tangan yang halus yang disetujui oleh Direksi

2 - 31
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Teknis/Lapangan. Pengecatan tak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab,


berdebu, atau pada cuaca lain yang jelek.
b. Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu. Lapisan berikutnya tidak
boleh dikerjakan di atas cat dasar dalam tempo kurang dari 6 bulan tetapi tidak boleh
lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar. Bila terjadi demikian maka
permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat lagi seperti yang diuraikan di
atas. Cat (termasuk penyemprotan bila diperintahkan oleh Direksi Teknis/Lapangan)
harus disapu dengan kuat pada permukaan baja, sekitar paku keling pada setiap
sudut, sambungan pada setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat
dirembesi air, bahan lain yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.

2.8 PEKERJAAN PASANGAN


2.8.1 BAHAN-BAHAN
(1) Semen Portland
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada beton dan
secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada Peraturan Semen
Portland Indonesia NI-8.
(2) Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan tangan
b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
c. Warna larutan pada pengujian dengan 3 % natrium hidroksida, akibat adanya zat-zat
organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau lariutan teh yang sedang
kepekatannya.
d. Bagian yang hancur pada penggergajian dengan larutan jernih natrium sulfat tidak
boleh lebih dari 10 %
e. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari 0,6 %
alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada pengujian tidak boleh menunjukan sifat
reaktif terhadap alkali.
f. Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengn adukan pembanding yaitu yang
menggunakan semen sama dengan pasir normal tidak boleh kurang dari 65 % pada
pengujian 7 hari.
g. Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan
h. Butir-butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm.
(3) Batu Alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung), batu belah
atau batu karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut:
a. Harus cukup keras, bersih, dan sesuai besarnya serta bentuknya
b. Batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk

2 - 32
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

c. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan tidak hitam,
biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan, mempunyai keteguhan yang
tinggi serta bidang patahnya harus mempunyai kepadatan dan warna putih yang
merata.
(4) Bata Merah
a. Bata merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran, dapat
digunakan produksi lokal dengan ukuran normal 6 cm x 12 cm x 24 cm dan ukuran
diusahakan tidak jauh menyimpang.
b. Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna merah tua yang
merata tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata merah minimum harus
mempunyai daya tekan ultimate 30 kg/cm²
c. Apabila blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1
bagian Portland Cemen dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
d. Blok-blok semen yang baru dicetak harus dilindungi dari panas matahari dan dirawat
selama tidak kurang dari 10 hari dengan jalan membasahi atau menutupi dengan
memakai karung basah.
(5) Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh dipakai semua
seperti yang dipakai untuk pekerjaan beton
(6) Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah disetujui Direksi
Teknis/Lapangan

(7) Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso, keramik
dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi Teknis/Lapangan atau
seperti yang disyaratkan pada saat rapat penjelasan.

2.8.2 BLOK-BLOK BETON


(1) Tipe dari blok-blok
Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu dengan daerah lainnya
maka tidak diadakan penentuan mengenai ukuran asalkan tidak melampaui batas dan
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Blok-blok beton tersebut harus bersih, tidak
menunjukan tanda-tanda retak ataupun cacat lain yang dapat mengurangi mutu dari
blok-blok tersebut.
(2) Campuran adukan
a. Apabila blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1
bagian portland cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
b. Tegangan tekan minimum dari blok beton tidak boleh lebih kecil dari 30 kg/cm² pada
umur 40 hari.
(3) Perawatan blok-blok beton

2 - 33
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Blok-blok beton yang baru saja dibuat harus dilindungi dari matahari dan dirawat untuk
jangka waktu paling tidak 10 hari dengan jalan membasahi atau menutupi dengan
memakai karung basah.
(4) Tembok-tembok ventilasi
a. Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran M1. Pasangan ventilasi
tersebut harus cukup baik dan antara satu dengan yang lain harus lurus, seragam
dengan menarik garis lurus di antara kedua ujungnya.
b. Ventilasi tersebut nantinya harus dicat dengan cat tembok sesuai dengan yang
ditetapkan oleh PPk.

2.8.3 PASANGAN BATU BATA


(1) Bahan
Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Batu bata/hollowbrick harus memenuhi NI-10
b. Semen portland harus memenuhi NI-8
c. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
d. Air harus memenuhi PUBBI-1982 pasal 9 Pemasangan
(2) Syarat-syarat pelaksanaan
a. Batu bata/hollowbrick yang digunakan adalah batu bata setempat dengan kualitas
terbaik yang disetujui Direksi Teknis/Lapangan, yaitu siku dan sama ukurannya.
b. Sebelum digunakan batu bata/hollowbbrick harus direndam dalam bak air atau drum
hingga jenuh.
c. Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
d. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari (maksimal) 24
lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom praktis.
e. Bidang dinding bata 1/2 (setengah) batu yang luasnya lebih besar dari 12 m3 harus
ditambah kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 15 x 15 cm,
dengan 4 buah tulangan pokok berdiameter 12 mm, beugel diameter 8-20 cm, jarak
antara kolom maksimal 4 m.
f. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom) harus diberi penguatan stek-stek besi beton diameter 8 mm. jarak 40 cm,
yang terlebih dahulu ditanam dalam pasangan bata minimal 30 cm, kecuali
ditentukan lain.
g. Pasangan batu bata merah untuk dinding 1/2 (setengah) batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 (satu) batu finish adalah 25 cm.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
h. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam dinding, harus dibuat
pahatan yang secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut
setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan
secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.

2 - 34
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

2.8.4 PLESTERAN
(1) Bahan
a. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau
campuran-campuran lain.
b. Semen Portland
Semen portland yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membatu dan
dalam sak yang tertutup seperti disyaratkan dalam NI-8.
c. Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti minyak,
asam atau unsur-unsur organik lainnya.
(2) Perbandingan campuran plesteran
a. Plesteran dengan campuran 1 Pc : 4 Ps digunakan pada dinding, sedangkan untuk
daerah basah digunakan plesteran dengan campuran 1 Pc : 2 Ps.
b. Apabila diperlukan, acian dibuat dengan bahan PC dicampur air sampai mencapai
hasil kekentalan yang sempurna.
(3) Pelaksanaan
a. Permukaan dinding batu bata atau permukaan beton harus dibersihkan dari noda
debu, minyak cat, bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran.
b. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan yang
diisyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih dahulu
"kepala plesteran" untuk dipergunakan sebagai acuan.
c. Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (ñ 20 mm) dan diratakan
dengan roskam kayu/besi dari kayu halus tersebut dan rata permukaannya ataupun
dengan profil aluminium dengan panjang minimal 1,5, kemudian basahkan terus
selama 3 (tiga) hari untuk menghindarkan terjadinya retak akibat penyusutan yang
mendadak.
d. Untuk plesteran pada permukaan beton, mula-mula permukaan beton harus
dikasarkan dengan pahat besi untuk mendapatkan daya ikat yang kuat antara
permukaan beton dengan plesteran. Bilamana perlu permukaan beton yang telah
dikasarkan diberi bahan additive, misalnya "Calbon".
e. Permukaan beton harus dibasahi air hingga jenuh.
f. Dalam pelaksanaan plesteran permukaan beton dengan ketebalan minimal 2 cm,
tidak diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus, tetapi harus dilakukan secara
bertahap yaitu dengan cara menempelkan adukan semen pada bagian yang akan
diplester, kemudian setelah mengering, dilakukan plesteran berikutnya dengan
adukan semen pasir hingga mencapai ketebalan yang dikehendaki.
g. Apabila terdapat bagian plesteran pada permukaan beton dengan ketebalan lebih
dari 3 cm, sebagai akibat dari kesalahan pada waktu pengecoran atau yang lainnya,
maka plesteran tersebut harus dilapis dengan kawat ayam yang ditempelkan pada

2 - 35
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

permukaan beton yang akan diplester. Biaya penambahan kawat ayam tersebut
menjadi tanggungan Penyedia.
h. Apabila ada pekerjaan plesteran yang harus dibongkar atau diperbaiki, maka hasil
akhir (finishing) dari pekerjaan tersebut harus dapat menyamai pekerjaan yang telah
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.

2.9 PEKERJAAN PONDASI


2.9.1 UMUM
Pondasi merupakan konstruksi Struktur yang paling awal dibuat untuk meneruskan beban
Bangunan diatasnya yang ditransfer ke tanah.
Penentuan Jenis Pondasi ditentukan oleh parameter tanah dimana Pondasi akan di pasang,
parameter tanah yang diperlukan untuk rencana Pondasi dapat diketahui melalui kegiatan
Bor Teknik dapat diketahui nilai N (SPT) (Standard Penetration Test), atau dengan methode
Sondir, dapat diketahui kekuatan lapisan tanah, tahanan conus qc dan tahanan gesek /
friction, fc.
Kedua batasan methode tersebut harus mengikuti aturan yang berlaku dan yang dapat
dilaksanakan dimana lokasi Bangunan Rencana.
Secara umum Jenis Pondasi terbagi :
(1) Pondasi Dangkal (shallow footing), dapat berupa
 Pondasi telapak (square footing)
 Pondasi menerus (continues footing)
 Pondasi Lingkaran (circle footing)
(2) Pondasi Dalam (deep footing), dapat berupa
 Pondasi Sumuran (Bored Pile)
Metode Pengeboran ada 3 (tiga) macam model pengeboran
- Methode Pengeboran basah (wash boring), jika muka air tanah cukup dangkal
sehingga pengeboran penuh dengan air
- Methode Pengeboran kering (dry boring), dan
- Methode Pengeboran pakai selimut (casing)
Methode Pengecoran dengan pipa-pipa Tremie
 Pondasi tiang Pancang (Drived Pile)
Methode pemancangan
- Gravity Drop Hammer
- Diesel Hammer
- Vibro Penetration
- Hidraulic Driven Pile
Model / bentuk Tiang Pancang Beton bertulang pra cetak (freecast)
- Kotak (square Pile)
- Bulat masiv (circle Pile), dan
- Bulat berrongga (spun Pile)

2 - 36
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Model / bentuk Tiang Pancang Baja


- Baja Profil (HWF, King Cross, Queen Cross)
- Baja Pipa (Pile Pipe)
Kekuatan daya dukung masing-masing tiang Pancang dapat dihitung dengan
methode:
- Kalendering / final set (setiap titik Tiang pada saat pemancangan), ditentukan
disesuaikan dengan Mesin Pancang yang dipakai, jenis Pile yang dipasang
sehingga di ketahui penurunan / penetrasi 10 (blow) pukulan terakhir berapa ....cm
yang diperbolehkan direksi / pengawas
- Test Beban (Loading Test), min 1,5 x beban kerja tiang Pancang, ada 2 (dua)
methode untuk melakukan Test Beban :
1) Manual Statis Test, (membebani tiang Pancang 1,5 x beban rencana dengan
beban yang memadai), buatkan dalam grafik kurfa beban dan besaran
penurunan.
2) PDA Test (Pile Dynamic Analysys), dipilh secara random beberapa Pile yang
dianggap mewakili untuk group Pile keseluruhan.
- Hasil Loading Test harus dikoordinasikan dengan penanggung jawab Proyek
Pengawas / Direksi, untuk tindak lanjut / rekomendasi hasil Pemancangan

2.9.2 PEMERIKSAAN HASIL PENYELIDIKAN TANAH (SOIL TEST)


Dalam Pelaksanaan perlu diketahui data Hasil kegiatan Geoteknik, dan itu didapat dari
laporan Perencanaan (DED) konstruksi yang akan di laksanakan, sehingga dalam kegiatan
Konstruksi tidak menyalahi Rencana yang sudah digambar.
Dalam kondisi tertentu jika diperlukan atas permintaan Direksi dapat dilaksanakan Kegiatan
Geoteknik (Boring atau Sondir), agar lebih akurat ditempat yang akan dibangun.
Model Penyelidikan Tanah / Soil Test yang disarankan :
(1) Uji sondir (CPT) / Cone Penetration Test.
Suatu metode penyelidikan lapangan dimana tidak ada contoh tanah yang diambil,
adalah merupakan percobaan penetrasi konus (kerucut) pada lapisan tanah yang dikaji.
Oleh karena konus ini ditekan dan bukannya dipancang, percobaan ini disebut penetrasi
statis.
Pada umumnya Alat-alat yang diperlukan :
 Mesin sondir ringan (2,5 ton).
 Pipa sondir, batang dalam dengan panjang masing-masing 1 meter.
 Manometer, kapasitas 0-60 kg/cm2 dan 0-250 kg/cm2.
 Konus/bikonus
 Angker dan perlengkapannya
 Kunci pipa, alat pembersih, olie dan minyak hidrolik Prosedur ASTM D. 344 – 79.
Hasil dari kegiatan penetrasi tekan terhadap tanah langkah selanjutnya disusun dalam
Tabel yang ditindak lanjut dengan menampilkan gambar grafik susunan karakteristik
tanah yang ditest. Dengan Grafik tersebut dapat ditentukan posisi level dimana Struktur

2 - 37
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

akan stabil, setelah di perhitungkan dengan Faktor pengali yang cukup aman.
(2) Uji boring (SPT) / Standard Penetration Test.
Tahapan kegiatan Boring :
 Pengeboran (Soil Test Drilling)
Pemboran N-SPT ini dilakukan pada lokasi titik tertentu (ditunjukan Pengawas /
Direksi) dengan cara wash drilling (penggunaan semprotan air) disamping untuk
pelicin mata bor dan stang bor sirkulasi semprotan air juga mengangkat tanah hasil
pahatan mata bor (cutting) ke permukaan. Dilakukan diskripsi setiap kedalaman 2
meter untuk membuat bor log dan nilai jumlah pukulan dari nilai Standard
Penetration Test (N-SPT value) setiap kedalaman 2 m. (atau ditentukan / persetujuan
Direksi).
Secara umum Peralatan yang biasa dipakai :
- Bor mesin type YSO I/KOKEN – KT-3, Jepang
- Extension rod  2 ½” dengan panjang masing-masing 3.00 meter
- Mata bor (chopping bit)/core barrel
- Mesin pompa air tekan dan Robbin type YT.20
- Kunci-kunci pipa (gastong)
Prosedur : ASTM Method D 1452-65
 Melakukan N-(SPT)
Dilakukan dengan pemboran mesin dan mengganti mata bor (pahat) dengan cara :
- Mendorong tabung pemisah standard (sendok pemisah) sedalam 460 mm (18 inc),
pada kedalaman tanah di dasar pemboran 152 mm (6 inc) yang pertama berguna
untuk meletakkan sepatu pancang pada tanah yang tidak terganggu.
- Menghitung nilai tumbukan untuk memancang alat pengambil contoh (sendok
pemisah) pada kedalaman berikutnya 305 mm (12 inc). Perhitungan nilai tumbukan
dilakukan setiap kemajuan kedalaman 152 mm (6 inc) dan dijumlah untuk
mendapatkan jumlah nilai tumbukan (N-SPT).
- Menggunakan massa pemukul (hammer) seberat 63.5 kg (140 lb) yang dijatuhkan
bebas dengan ketinggian 760 mm (30 inc).
Pada umunya alat yang diperlukan :
- Trippod beserta perlengkapannya
- Batang bor (extension rod)  2 ½”, panjang masing-masing 3.00 meter
- Alat penumbuk seberat 63,5 kg, dengan tinggi jatuh 76,2 cm
- Tabung belah standar (standard split barrel sampler)  luar 2”,  dalam 1 3/8”
panjang 24”
Prosedur :ASTM Method D 1586
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mengidentifikasi tanah lunak
untuk desain pondasi struktur, antara lain :
- Konsistensi tanah atau dikorelasikan dengan nilai N-SPT dan kuat heser ( ), untuk
tanah yang berkohesi (lanau – lempung)
- Kepadatan Relatif (Dr) atau dikorelasikan dengan N-SPT untuk tanah tanah tak

2 - 38
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

berkohesi (pasir).
Tabel Hubungan antara jumlah pukulan dan Kerapatan Tanah pasir (Pascher J.V&
Means R.E, 1974).
ASTM Standard Manual Relative Density Stability
GOW Spoon 140Lb, 1.5 inc cone
30 inc 40 lb, 18 inc
Numb of blow Numb of blow
0–4 - Very Loose Subject to
liquefaction if fine
grained and
saturated
4 – 10 <25 Loose Subject to volume
decrease from
vibration
10 – 30 25 – 50 Medium Questionable
30 – 50 50 – 80 Dense Little decrease in
volume from
vibration
Over 50 Over 80 Very dense No volume decrease

Tabel Hubungan antara Kerapatan (Dr), N-SPT, qc, dan Sudut geser dalam ()
(Sangrelate, 1972).
Compachness Relative SPT Static Cone Sudut Geser
of fine sand Density (Dr) N qc in bar tanah ()
Very Loose < 0.20 <4 < 20 < 30
Loose 0.20 – 0.40 4 – 10 20 – 40 30 – 35
Medium Dense 0.40 – 0.60 10 – 30 40 – 120 35 – 40
Dense 0.60 – 0.80 30 – 50 120 – 200 40 – 45
Very Dense 0.80 – 1.00 >50 > 200 45

Tabel Perbandingan Tekanan Conus dengan N-SPT (Schmertmann 1970, Sangrelate,


1972)
Soil type qc / N

Silt, sandy silt and slightly cohesive silt sand mixtures 2

Clean fine to med sand and slightly silty sand 3–4

Course sand and sand with fine gravel 5–6

Sandy gravel and gravel 8 – 10

 Pengambilan Sample
 Uji Laboratorium Mektan.

2 - 39
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

2.9.3 PELAKSANAAN PEMAKAIAN JENIS PONDASI


Hasil Kegiatan Goeteknik Perencanaan bandingkan dengan hasil aktual dilapangan, kemudian
ambil tindakan untuk melakukan pemasangan Fondasi sesuai hasil kesepakatan dengan
Direksi.

2 - 40
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

BAB III SPESIFIKASI PEMASANGAN PIPA DAN ACCESSORIES

3.1 UMUM
Spesifikasi teknis ini disusun untuk pengadaan dan pemasangan berdasarkan jenis
pekerjaan yang akan dilelangkan dengan ketentuan :
(1) Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri.
(2) Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional.
(3) Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan.
(4) Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan.
(5) Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
(6) Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
(7) Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk.
(8) Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output Performance) yang diinginkan.
(9) Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran

Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan, Istilah
pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus
dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-dokumen
kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan
peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan
material yang harus disepakati, harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi
tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau
material tersebut dijumpai.

3.1.1 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan yang setara pada daftar kuantitas.
3.1.2 LOKASI INSTALASI
(1) Penyedia harus memeriksa rute transportasi ke lokasi pemasangan dan melaporkan
kepada PPK / Tim Teknis unit-unit apa saja yang membutuhkan perubahan ukuran dan
juga unit-unit yang akan dimodifikasi jika ada
(2) Gudang penyimpanan harus terletak di lokasi yang aman. Kontraktor harus
menempatkan dan memilih lokasi-lokasi untuk kantor dan/atau gudang dan memberi
tahu pemilik untuk persetujuannya. Kecuali ditetapkan lain oleh PPK / Tim Teknis.

3-1
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Sebelum pembangunannya, desain kantor dan gudang harus disetujui oleh pihak PPK
dan Tim Teknis kegiatan.
(3) Jika segmen pemasangan pipa lebih dari 2.000 meter maka Kontraktor disarankan untuk
mencari lokasi penempatan pipa sementara untuk keperluan langsir pipa sehingga
keterlambatan penyediaan / distribusi material pipa dapat dihindari.

3.1.3 KETENTUAN UMUM


(1) Perijinan
Setelah penyedia barang/jasa ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi
lain yang berwenang, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan harus
menyelesaikan perijinan tersebut. PPK dan Tim Teknis dalam batas-batas
kewenangannya, akan membantu untuk menyiapkan surat-surat resminya, tetapi segala
biaya yang diperlukan untuk perijinan tersebut merupakan tanggung jawab
penyedia barang/jasa.
Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankan dimulai apabila perijinan yang diperlukan
belum diperoleh.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material
yang menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut
akan memerlukan perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu harus
didiskusikan dengan PPK dan Tim Teknis untuk mencari jalan keluamya.
(2) Pekerjaan-Pekerjaan Sementara
Jalan masuk ke lokasi, termasuk pada sarana perlengkapan lain seperti jembatan darurat
dan sebagainya, yang bersifat sementara harus disiapkan oleh penyedia barang/jasa. Jika
diperlukan jembatan - jembatan darurat, maka penyedia barang/jasa harus
merencanakannya dengan lebar minimal 3,50 meter dan kayu yang cukup kuat untuk
menahan muatan gandar 5 ton atau dengan perencanaan yang disetujui oleh pihak PPK
dan Tim Teknis. Penyedia barang/jasa wajib memelihara sarana tersebut dan semua
biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan tersebut kalau tidak dipergunakan lagi harus
dibongkar, dirapihkan kembali seperti keadaan semula atau seperti yang disyaratkan
oleh PPK dan Tim Teknis.
Penyedia barang/jasa harus membuat saluran-saluran untuk pembuangan semua air
bekas dan sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan, termasuk pekerjaan sementara, yang
ditimbulkan dimana saja. Cara pembuangan harus tidak merusak lingkungan
setempat dan tidak mengganggu pihak-pihak yang mempunyai kepentingan
terhadap tanah atau saluran/anak sungai dimana air bekas dan sisa buangan akan
dibuang.
(3) Gambar-Gambar Kerja
Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada penyedia
barang/jasa dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen kontrak.
Gambar-gambar tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan
perubahan-perubahan dan merupakan patokan bagi pelaksanaan pekerjaan. Penyedia

3-2
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

barang/jasa wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar atau perbedaan


ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi yang berhubungan dengan hal tersebut.
Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan
spesifikasi teknis. Apabila ternyata terdapat kesalahan, kekurangan, perbedaan dan hal-
hal lain yang meragukan, penyedia barang/jasa harus mengajukannya kepada PPK dan
Tim Teknis secara tertulis, dan PPK dan Tim Teknis akan mengoreksi atau menjelaskan
gambar-gambar tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi
teknis. Koreksi akibat penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan
ditentukan oleh PPK dan Tim Teknis dan disampaikan secara tertulis kepada penyedia
barang/jasa.
Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, penyedia barang/jasa harus
menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak PPK dan Tim Teknis sebanyak 3
(tiga) rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan gambar
tersebut.
Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan. Gambar-
gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan merupakan hasil
revisi terkahir. Penyedia barang/jasa juga harus menyiapkan gambar-gambar yang
menunjukan perbedaan antara gambar rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk itu
menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.
(4) Ukuran-Ukuran
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar
tersebut adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan
gambarnya, maka penyedia barang/jasa harus segera meminta pertimbangan dari para
ahli untuk menetapkan mana yang benar.
(5) Program Kerja
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus
diserahkan kepada PPK dan Tim Teknis paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan
suatu tahapan pekerjaan dimulai.
Rencana kerja tersebut harus mencakup :
a. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan.
b. Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke
lapangan.
c. Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan
dan/atau pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
d. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh penyedia
barang/jasa.
e. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai
latar belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
f. Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.

3-3
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

g. Cara pelaksanaan pekerjaan.


Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta lampiran
penjelasan.
(6) Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan
Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya
apabila PPK dan Tim Teknis memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal mula
material yang didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan sebelum mulai pelaksanaan
tahapan tersebut. Dalam keadaan apapun, penyedia barang/jasa tidak dibenarkan untuk
memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari PPK dan Tim Teknis.
Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan kepada PPK
dan Tim Teknis sebelum memulai pekerjaan, agar PPK dan Tim Teknis mempunyai waktu
yang cukup untuk mempertimbangkan persetujuannya.
Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut PPK dan Tim Teknis penting, harus
dihadiri dan diawasi langsung oleh PPK dan Tim Teknis atau wakilnya. Pemberitahuan
tentang akan dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan tersebut harus sudah diterima oleh
PPK dan Tim Teknis selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.
(7) Pematokan Jalur Perpipaan
Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan
jalur pipa sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat
persetujuan PPK dan Tim Teknis terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya.
PPK dan Tim Teknis dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang
perlu. Penyedia barang/jasa harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk
PPK dan Tim Teknis.
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, penyedia barang/jasa harus
memberitahukan kepada PPK dan Tim Teknis sekurang-kurangnya 2 (dua) hari
sebelumnya, sehingga PPK dan Tim Teknis dapat mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan untuk melakukan pengawasan.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh penyedia barang/jasa untuk
mendapat persetujuan PPK dan Tim Teknis. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui
PPK dan Tim Teknis yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan.
Penyedia barang/jasa wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru
ukur serta pekerjaan lain yang diperlukan oleh PPK dan Tim Teknis untuk melakukan
pemeriksaan untuk melakukan pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran.
Semua tanda-tanda dilapangan yang diberikan oleh PPK dan Tim Teknis atau dipasang
sendiri oleh penyedia barang/jasa harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh
penyedia barang/jasa. Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang baru
dan meminta kembali persetujuan dari PPK dan Tim Teknis. Bila terdapat penyimpangan
dari gambar rencana, penyedia barang/jasa harus mengajukan 3 (tiga) rangkap gambar
penampang dari daerah yang dipatok tersebut. PPK dan Tim Teknis akan membubuhkan
tanda tangan persetujuan dari pendapat/revisi pada satu copy gambar tersebut dan

3-4
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

mengembalikannya kepada penyedia barang/jasa. Setelah diperbaiki, penyedia


barang/jasa harus mengajukan kembali gambar hasil revisinya. Gambar-gambar
tersebut harus dibuat pada kertas HVS format A3 agar memungkinkan untuk diproduksi.
Semua gambar-gambar yang telah disetujui harus diserahkan kepada PPK dan Tim
Teknis dalam kertas HVS format A3 dan 2 (dua) copy hasil reproduksinya. Ukuran dan
huruf yang digunakan pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan PPK dan
Tim Teknis.
(8) Rapat-Rapat
Apabila dipandang perlu, PPK dan Tim Teknis dan/atau penyedia barang/jasa dapat
mengadakan rapat-rapat dengan mengundang penyedia barang/jasa dan konsultan
serta pihak-pihak tertentu yang berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan
pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat
mengikat bagi penyedia barang/jasa.
(9) Prestasi Pekerjaan
Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang telah
diselesaikan penyedia barang/jasa dan disetujui oleh PPK dan Tim Teknis. Prosentase
pekerjaan ini dihitung dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah
diselesaikan terhadap nilai kontrak keseluruhan.
Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan
harga satuan yang tercantum dalam kontrak.
(10) Penyelesaian Pekerjaan
Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan
secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan
agar hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai
dengan kontrak.
Penyedia barang/jasa harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara
keseluruhan sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian
terdapat bagian pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, penyedia barang/jasa dengan
biaya sendiri harus melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang
berhasil dan dapat diterima oleh PPK dan Tim Teknis.
(11) Laporan-Laporan
Selama periode pekerjaan di lapangan, penyedia barang/jasa harus membuat laporan
harian dan laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan
tersebut memuat sekurang-kurangnya informasi yang mencakup :
a. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang akhir
minggu.
b. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
c. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.
d. Kondisi cuaca.
3.1.4 BAHAN DAN PERALATAN
(1). Penyediaan Air, Tenaga Listrik Dan Lampu Penerangan

3-5
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh penyedia
barang/jasa, termasuk peyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk mengangkut
air ke lokasi pekerjaan, sehingga tidak akan mempengaruhi kelancaran pekerjaan. Biaya
untuk keperiuan tersebut menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa. Kualitas air
yang diisyaratkan ditentukan pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini.
Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh
penyedia barang/jasa dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang
akan dilaksanakan dan harus ada persetujuan dari PPK dan Tim Teknis. Penyediaan
tanaga listrik tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat pengukur serta fasilitas
pengaman yang diperlukan dan lampu-lampu penerangan untuk menjamin lancamya
pelaksanaan pekerjaan.
(2). Peralatan
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan
oleh penyedia barang/jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, penyedia
barang/jasa harus mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut. Penyediaan peralatan di tempat pekerjaan, dan
persiapan peralatan pekerjaan harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan
persetujuan dari PPK dan Tim Teknis. Tanpa persetujuan PPK dan Tim Teknis, penyedia
barang/jasa tidak diperbolehkan untuk memindahkan peralatan yang diperlukan dan
lokasi pekerjaan.
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti
hingga PPK dan Tim Teknis menganggap pekerjaan dapat dimulai.
(3). Penyediaan Material
Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri semua material seperti yang
disebutkan dalam daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan
lain di dalam dokumen kontrak.
Untuk material-material yang disediakan oleh PPK dan Tim Teknis, penyedia
barang/jasa harus mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi
pekerjaan. Penyedia barang/jasa harus memeriksa dahulu material-material tersebut
dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan. Penyedia
barang/jasa harus mengganti material yang rusak atau kurang akibat oleh cara
pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian penyedia barang/jasa.
Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak. Nama
produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan,
laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila
diminta untuk dipertimbangkan oleh PPK dan Tim Teknis. Bila menurut pendapat PPK
dan Tim Teknis hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi
teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh penyedia
barang/jasa tanpa biaya tambahan.

3-6
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian
rupa sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan
memperhitungkan jadwal untuk pekerjaan lainnya.
(4). Contoh-Contoh Material
Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan
contoh menurut Acuan Normatif yang disetujui PPK dan Tim Teknis. Contoh- contoh
harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
Contoh-contoh yang telah disetujui PPK dan Tim Teknis harus disimpan terpisah dan
tidak tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut.
Penawaran penyedia barang/jasa harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk
pengujian material.
Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material- material
dari jenis atau merk tertentu, maka penyedia barang/jasa harus meminta petunjuk PPK
dan Tim Teknis untuk menentukan jenis atau merk material yang baik dan dapat
diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia barang/jasa
dapat mengganti dengan produk atau merk material yang baik dan diperbolehkan untuk
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia barang/jasa dapat mengganti
dengan produk atau merk lain yang sekurang-kurangnya mempunyai kualitas yang
sama dengan kualitas yang ditentukan oleh PPK dan Tim Teknis.
(5). Perlindungan Terhadap Cuaca
Penyedia barang/jasa dengan tanggungan sendiri dan dengan persetujuan PPK dan Tim
Teknis terlebih dahulu harus mengusahakan langkah-Iangkah dan peralatan yang
diperlukan untuk melindungi pekerjaan dan bahan-bahan serta peralatan yang
digunakan agar tidak rusak atau berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.
(6). Rambu-Rambu
Di tempat-tempat yang dipandang periu, penyedia barang/jasa harus menyediakan
rambu-rambu untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda produk atau merk lain yang
sekurang-kurangnya mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas yang ditentukan
oleh PPK dan Tim Teknis.

3.2 SPESIFIKASI TEKNIS

3.2.1 PIPA STEEL


(1) SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji.
(2) SNI 0039-1987 Pipa Baja Bergalvanis
(3) SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
(4) SNI 07-0822-1989 Baja Karbon strip canai panas untuk pipa.
(5) SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
(6) SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar
(7) SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi yang kelabu.

3-7
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

(8) SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besi tuang kelabu, penyambung.
(9) SNI 07-2255-1991 Pipa Baja saluran air.
(10) SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens, dimensi.
(11) SNI 07-2196-1991 Flensa pipa, toleransi dimensi.
(12) SNI 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular untukjaringan
pipa bertekanan, bagian 2.
(13) SNI 07-3025-1992 Persyaratan las- Ketentuan Umum, Persyaratan servis untuk
sambungan las.
(14) SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu struktur las.
(15) SNI 07-3027-1992 Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan dalam penilaian
perusahaan yang menggunakan las sebagai cara utama
pabrikasi.
(16) SNI 07- 3078-1992 Flensa logam – flensa besi tuang.
(17) SNI 07-3073-1992 Penyambung pipa baja tanpa pasuan berulir.
(18) SNI 07-6398-2000 Tatacara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam dan luar
pada pelapisan air dari baja
(19) SNI 07-3360-1994 Penyambung pipa baja & baja paduan dengan las tumpu.
(20) SII 2527-90 Water Supply Steel Pipe
(21) ISO 7/1 Pipe Threads Where Pressuretight Joins are Made on The
Threads
(22) ISO 1459 Metalic croating – Protection Against Corrosion by Hot Dip
Galvanzing Guilding Principles
(23) ISO 1461 Metalic Coating Hot-Dip Galvanized Coating on Fabricated
Ferrous Products Requirments
(24) ASTM A 283F Flow and Intermediate tensile Strenght Carbon Steel Plates,
Shapes and Bars
(25) ASTM A 570 Steel, Sheet and Strip, Carbon, Hot Rolled Structural Quality
(26) AWWA C 200 Steel Water Pipi 6 Inches and Larger
(27) AWWA C 203 Coal-Tar Protective Coatings and Linings for Steel Water
Pipelines Enamel and Tape Hot Applied
(28) AWWA C 205 Cement Mortar Protective Lining and Coating for Steel Water
Pipe 4 Inches and Larger Shop Applied.
(29) AWWA C 208 Dimensions for Steel Water Pipe Fittings.
(30) AWWA Manual M11 Stell Pipe Design and Installation.
(31) AWWA C 210 Liquid Epoxy Coating System for he Interior and Exterior Steel
Water Pipe.
(32) JIS G 3101 Rolled Steel for General Structure.
(33) JIS G 3452 Carbon Steel Pipes for Ordinary Piping.
(34) JIS G 3457 Arc Welded Carbon Steel Pipe.
(35) JIS G 550 Spheroidal Graphite Iron Castings
(36) JIS G 5702 Blackheart Malleable Iron Castings

3-8
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

(37) JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structures Purposes
(38) JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
(39) JIS K 6353 Rubber Goods Pipes for Water Works.

3.2.2 PIPA HDPE


(1) SNI 06-4829-2005 Pipa polietilena untuk air minum
(2) SNI 19-6779-2002 Metoda pengujian perubahan panjang pipa Polietilena
(3) SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air minum
(4) ISO 4427 :1996 Polyethylene pipes for water supply specifications
(5) ISO 6964-1986 Polyolefin pipes and fittings – Determination of carbon black
content by calcinations pyrolysis – Test method and basic
specification
(6) ISO / TR 10837 – 1991 Determination of the thermal stability of polyetilene for us in
gas pipes and fitting’s
(7) ISO 11420 : 1996 Method for the assesment of the degree of carbon black
dispersion in polyolefin pipes, fittings and compound’s
(8) ISO 6259 / 1985 Pipe for polyethylene – Part 1 : Determination of tensile
properties
(9) ISO 3126 : 1974 Plastic pipe – measurement of dimension
(10) ISO 1167 : 1996 Thermoplastic pipes for the conveyance of fluids – resistance to
internal pressure – Test Method
(11) ISO 1133 : 1991 Plastic – Determination of the melt mass – flow rate (MFR) and
melt volume flow rate (MVR) of thermoplastics
(12) ISO 2505 -1-1994 Thermoplastics pipe – Longitudinal reversion – part 1 :
determination methods
(13) ISO 3607 : 19977/E Tolerances on outside diameters and wall thickenesses
(14) AS / NZS 4130 : 97 Polyethylene pipes for pressure application
(15) ASTM D 3350 – 1999 Standard spesification polyethylene plastics pipe and fittings
material
(16) JIS 6762 – 1998 Double wall polyethylene pipes for water supply

3.2.3 ASESORIS PIPA


(1). AWWA C 500 - 1993 Metal-Seated Gate Valves Untuk Sistem Penyediaan Air
(2). AWWA C110 - 1998 Fitting Ductile & Grey Iron Pipe untuk ukuran 3 – 48 inch
(3). AWWA C111 - 2001 Rubber – Gasket Joint untuk pipa DCI dan fittingnya
(4). ASME/ANSI B16.1 – 1998 Flange and Flanged Fittings pipa Cast Iron
(5). AWWA C550 - 1990 Standard Pproteksi untuk Epoxy Interior Coatings untuk
Valve and Hidran Kebakaran
(6). MSS SP-9 - 2001 Spot Facing untuk Flange Bronze, Iron and Steel
(7). MSS SP-70 - 1998 Cast iron gate valve , flanged and threaded ends
(8). JIS B 2311 Steel Butt-Welding Pipe Fitting for Ordinary Use.

3-9
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

(9). JIS G 3451 Fitting of Coating Steel Pipes for Water Service.
(10). JIS B 2220 – 2004 Steel pipe flanges
(11). JIS B 2239 - 2004 Cast iron pipe flanges
(12). JIS B 2001 - 1987 Nominal size and bore of valves
(13). JIS B 2032 – 1995 Wafer type rubber-seated butterfly valves
(14). JIS B 2064 Butterfly valves for water works
(15). JIS B 2071 – 2000 Steel valves JIS B 2011:2003 / AMENDMENT 1:2004 Bronze gate,
globe, angle, and check valves (Amendment 1)
(16). JIS B 2031 – 1994 Gray cast iron valves
(17). ISO 5996 – 1984 Cast iron gate valves
(18). ISO 5752 – 1982 Metal valves for use in flanged pipe systems; Face-to-face and
center-to-face dimensions
(19). ISO 6002 – 1992 Bolted bonnet steel gate valves
(20). ISO 7121 – 1986 Flanged steel ball valves
(21). ISO 4422 – 1990 Pipa plastik dan fitting untuk system penyediaan air minum
(22). ISO 4422-4 – 1997 Pipes and fittings made of unplasticized polyvinyl chloride
(UPVC) for water supply - Specifications - Part 4: Valves and
ancillary equipment

3.3 PEKERJAAN PENGADAAN PIPA


3.3.1 PEKERJAAN PENGADAAN PIPA HDPE
(1) Standar
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.Material yang
digunakan adalah yang memenuhi standard dengan panjang efektif tidak lebih dari 6
meter untuk pipa dengan diameter luar 110 mm (2 inchi), sedangkan pipa dengan
diameter luar 63 – 90 mm dapat menggunakan pipa dengan Panjang efektif maksimal 50
meter (kecuali ditentukan lain oleh pihak pengguna jasa).
Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin untuk penggunaan
di Indonesia, serta memenuhi SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian.
Setiap pipa harus mempunyai tanda/cap pada bagian luar yang menunjukkan diameter
nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan trade mark
Standar lain yang digunakan adalah :
 SNI 06-4829-2005 Pipa polietilena untuk air minum
 SNI 19-6779-2002 Metoda pengujian perubahan panjang pipa Polietilena
 SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air minum
 ISO 4427 :1996 Polyethylene pipes for water supply specifications
 ISO 6964-1986 Polyolefin pipes and fittings – Determination of carbon black
content by calcinations pyrolysis – Test method and basic
specification

3 - 10
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 ISO / TR 10837 – 1991 Determination of the thermal stability of polyetilene for us in


gas pipes and fitting’s
 ISO 11420 : 1996 Method for the assesment of the degree of carbon black
dispersion in polyolefin pipes, fittings and compound’s
 ISO 6259 / 1985 Pipe for polyethylene – Part 1 : Determination of tensile
properties
 ISO 3126 : 1974 Plastic pipe – measurement of dimension
 ISO 1167 : 1996 Thermoplastic pipes for the conveyance of fluids – resistance
to internal pressure – Test Method
 ISO 1133 : 1991 Plastic – Determination of the melt mass – flow rate (MFR)
and melt volume flow rate (MVR) of thermoplastics
 ISO 2505 -1-1994 Thermoplastics pipe – Longitudinal reversion – part 1 :
determination methods
 ISO 3607 : 19977/E Tolerances on outside diameters and wall thickenesses
 AS / NZS 4130 : 97 Polyethylene pipes for pressure application
 ASTM D 3350 – 1999 Standard spesification polyethylene plastics pipe and fittings
material
 JIS 6762 – 1998 Double wall polyethylene pipes for water supply
(1) Persyaratan Material Pipa
 Ovalitas
Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstrusi namun sebelum digulung harus sesuai dengan
kelas N. Kelas N :
a. Untuk diameter luar nominal < 75, toleransi sama dengan (0,008dn + 1) mm,
dibulatkan menjadi 0,1 mm, dengan angka minimum 1,2 mm
b. Untuk diameter luar nominal > 75 tetapi < 250, toleransi sama dengan 0,02 x DN,
dibulatkan menjadi 0,1 mm
b. Untuk diameter luar nominal > 250, toleransisama dengan 0,035 x DN,
dibulatkan menjadi 0,1 mm
Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18 dn dan pipa
jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung, diperlukan peralatan untuk
penggulungan ulang
 Panjang Pipa
Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari
persetujuan antara pemasok dan pengguna barang dengan toleransi ± 0,05 m.
Diameter drum gulungan minimum harus 18 x DN.
 Material Property
Pipa harus memenuhi nilai (”value”) minimal sebagai berikut (terlampir dalam brosur)

Tabel Karakteristik Material Pipa HDPE


Karakteristik Metoda Unit Nilai
Warna : Hitam - - -

3 - 11
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Karakteristik Metoda Unit Nilai


3
Density ISO 1183 gr/cm 959
Melt Flow Rate 5 kg - 190°C ISO 1133/T gr/10 min 0.3
Minimum Required Strength ISO DIS 9080 Mpa > 10.0
Flexural Modulus ISO 178 Mpa 1250
Tensile Strength at Yield ISO 527 50 mm/min Mpa 26
Tensile Strength at Break ISO 527 50 mm/min Mpa 35
Compound Designation ISO 12162 - PE 100
(2) Sifat Mekanis
 Ketahanan Hidrostatis
Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan sebagaimana tabel
dibawah ini
Tabel Ketahanan Hidrostatik Pipa
TEGANGAN UJI (Mpa)
JENIS BAHAN 0 1) 0
100 jam pada 20 C 165 jam pada 80 C 1000 jam pada
PE 100 12.4 5.5 805.0
0
C
PE 80 9.0 4.6 4.0
Catatan :
1)
Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan
Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan
kegagalan. Jika pengujian dalaksanakan pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk
kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah.
Tegangan uji yang baru, dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih
sebagaimana tabel dibawah
Tabel Ketahanan hidrostatik pada kekuatan suhu 80oC Kebutuhan uji ulang
PE 80 PE 100
Tegangan Waktu Kegagalan Tegangan Waktu Kegagalan
MPa Minumum (jam) Mpa Minumum (jam)
4.6 165 5.5 165
4.5 219 5.4 233
4.4 283 5.3 332
4.3 394 5.2 476
4.2 533 5.1 688
4.1 727 5.0 1000
4.0 1000
(3) Kuat Tarik
Nilai kuat tarik minimum harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum harus 400 %, bila
diuji pada suhu 200C

(4) Sifat Fisik


 Stabilitas Panas

3 - 12
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Waktu induksi untuk pengujian contoh yang diambil dari pipa PE minimum harus 20
menit jika diuji pada suhu 200°C. Contoh yang diuji supaya diambil dari permukaan
dalam pipa.
 Nilai Perubahan Panjang
Nilai perubahan arah panjang maksimum 3 %
(5) Dimensi Pipa
Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-4829-2005 tentang pipa
polietilena untuk air minum.
(6) Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk membuat pipa polietilena, harus merupakan bahan
baku yang menyatakan layak digunakan untuk air minum yang dikeluarkan oleh
pemasok bahan baku, hal tersebut dibuktikan dengan Certificate Badan Independen
BODYCOTE.
(7) Sambungan
Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu dengan
menggunakan Butt Fusion dan sambungan Elektrofusion, atau dengan Mechanical Joint.
Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa dengan
diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm dengan SDR 13,6.
Penyambungan dengan Mechanical Joint direkomendasikan untuk pipa dengan
diameter 20 – 110 mm. Sedangkan dengan penyambungan dengan elektrofusion dapat
digunakan untuk semua ukuran pipa.
(8) Pengujian Pipa
Acuan normatif untuk pengujian pipa polietilena adalah SNI 06-2552-1991 tentang
metoda pengambilan contoh uji pipa PVC untuk air minum dan SNI 06-4821-1998
tentang metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air minum.
(9) Pengujian Quality Assurance (Jaminan Kualitas)
Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili
unit yang disuplai sesuai kontrak. Pengguna harus diijinkan untuk mengunjungi tempat
pembuatan untuk menyaksikan test/pengujian tersebut. Atas biaya Kontraktor.
Untuk lebih menjaga kualitas dari pipa yang akan dipasang di proyek, pihak kontraktor
harus membawa seluruh ukuran sampel pipa yang tertera dalam kontrak yang diambil
secara acak oleh pihak pemberi tugas ke laboratorium pengujian independent (diluar
lokasi pabrik pipa). Biaya pengujian menjadi beban tanggungan pihak kontraktor. Dalam
kondisi tertentu dapat dilakukan uji onsite.
(10) Penandaan Pipa
Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan :
 Nama pabrik pembuat atau merek dagang
 Dimensi luar pipa
 Tekanan kerja nominal
 Jenis material yang digunakan
 Seri pipa

3 - 13
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Tanggal produksi

3.3.2 PEKERJAAN PENGADAAN PIPA STEEL/ BAJA


(1) Standar
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin untuk penggunaan
di Indonesia, serta memenuhi SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian.
Setiap pipa harus mempunyai tanda/cap pada bagian luar yang menunjukkan diameter
nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan trade mark.
Standar lain yang digunakan adalah :
 SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji.
 SNI 0039-1987 Pipa Baja Bergalvanis
 SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
 SNI 07-0822-1989 Baja Karbon strip canai panas untuk pipa.
 SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
 SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar
 SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi yang
kelabu.
 SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besi tuang kelabu, penyambung.
 SNI 07-2255-1991 Pipa Baja saluran air.
 SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens, dimensi.
 SNI 07-2196-1991 Flensa pipa, toleransi dimensi.
 SNI 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular
untukjaringan pipa bertekanan, bagian 2.
 SNI 07-3025-1992 Persyaratan las- Ketentuan Umum, Persyaratan servis untuk
sambungan las.
 SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu struktur las.
 SNI 07-3027-1992 Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan dalam penilaian
perusahaan yang menggunakan las sebagai cara utama
pabrikasi.
 SNI 07- 3078-1992 Flensa logam – flensa besi tuang.
 SNI 07-3073-1992 Penyambung pipa baja tanpa pasuan berulir.
 SNI 07-6398-2000 Tatacara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam dan luar
pada pelapisan air dari baja
 SNI 07-3360-1994 Penyambung pipa baja & baja paduan dengan las tumpu.
 SII 2527-90 Water Supply Steel Pipe
 ISO 7/1 Pipe Threads Where Pressuretight Joins are Made on
The Threads
 ISO 1459 Metalic croating – Protection Against Corrosion by Hot Dip
Galvanzing Guilding Principles

3 - 14
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 ISO 1461 Metalic Coating Hot-Dip Galvanized Coating on Fabricated


Ferrous Products Requirments
 ASTM A 283F Flow and Intermediate tensile Strenght Carbon Steel Plates,
Shapes and Bars
 ASTM A 570 Steel, Sheet and Strip, Carbon, Hot Rolled Structural Quality
 AWWA C 200 Steel Water Pipi 6 Inches and Larger
 AWWA C 203 Coal-Tar Protective Coatings and Linings for Steel Water
Pipelines Enamel and Tape Hot Applied
 AWWA C 205 Cement Mortar Protective Lining and Coating for Steel Water
Pipe 4 Inches and Larger Shop Applied.
 AWWA C 208 Dimensions for Steel Water Pipe Fittings.
 AWWA Manual M11 Stell Pipe Design and Installation.
 AWWA C 210 Liquid Epoxy Coating System for he Interior and Exterior
Steel Water Pipe.
 JIS G 3101 Rolled Steel for General Structure.
 JIS G 3452 Carbon Steel Pipes for Ordinary Piping.
 JIS G 3457 Arc Welded Carbon Steel Pipe.
 JIS B 2311 Steel Butt-Welding Pipe Fitting for Ordinary Use.
 JIS G 3451 Fitting of Coating Steel Pipes for Water Service.
 JIS G 550 Spheroidal Graphite Iron Castings
 JIS G 5702 Blackheart Malleable Iron Castings
 JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structures Purposes
 JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
 JIS K 6353 Rubber Goods Pipes for Water Works.

(2) Jenis Pipa Baja


Jenis pipa baja berdasarkan proses pembuatannya dibagi menjadi 3 yaitu :
- Pipa Baja tuang dan casting (ductile cast iron, cast iron, dan lain-lain)
- Pipa Baja Seamless
- Pipa Baja Welded (Pipa ERW, SSAW dan LSAW)

(3) Material Pipa & Fabrikasi


Pipa baja/steel harus dibuat dari pelat atau lembaran baja dan sambungannya
menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau pengelasan listrik, dikerjakan di
pabrik, dites dan dibersihkan.
Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak
kurang dari 226 N/mm2 (2300 kg/cm2) dan harus memenuhi standard berikut :
 SNI 07-0949-1989 Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan.
 SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa.
 SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
 AWWA C 200

3 - 15
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 ASTM A 283, Grade D


 ASTM A 570, Grade 33
 JIS G 3101, Class 2
 JIS G 3452, SGP
 JIS G 3457, STPY

Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau SII
2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup
merata pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan
Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang sesuai
oleh tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat
dipabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik
maksimum yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan
keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter
atau kurang, kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang berlawanan
untuk bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana (saddle)
penguat baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam pipa.
(4) Dimensi Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus
mempunyai ukuran diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi
pelindung dalam dan luar sebagai berikut :
Tabel Diameter Luar Dan Ketebalan Dinding Pipa Steel
Diameter Nominal Diameter Luar Ketebalan Dinding Minimum
(mm) (mm) (mm)
100 114.3 6.02
150 168.3 7.11
200 219.1 8.18
250 273.0 9.27
300 323.8 9.53
350 355.6 9.53
400 406.4 9.53
500 508.0 9.53

(5) Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan dan harus didisain dengan kekuatan yang sama dengan
pipanya. Ring penguat atau saddle penguat dapat dipasang pada bagian luar bilamana
perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan yang dapat disetujui.
Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding fitting harus sesuai dengan
persyaratan yang dispesifikasikan dan standar berikut ini :
 Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311

3 - 16
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500
mm) dan JIS G 3451. atau AWWA C 208.
"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus terdiri
dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 22.5
derajat sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan
bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari
empat potongan bend.
(6) Coating dan Linning Untuk Pipa Steel Jenis Cement Lining (Lapisan Pelindung Luar dan
Dalam)
a) Proteksi Bagian Luar
 Pemasangan Bawah Tanah
Permukaan luar pipa dan fitting untuk pemasangan di bawah tanah harus dilapisi
coal tar enamel dan dibalut dengan bonded double asbestos felt sebagaimana
dispesifikasikan pada Appendix A, Sec.A1.2 dalam AWWA C 203. Lapisan primer dan
coal tar enamel adalah sebagai berikut ;
 Primer : Type B sesuai dengan bagian A.2.4 dari AWWA C.203
 Coal Tar Enamel : Type I sesuai dengan bagian A.25. Table 1 dari AWWA C203.
Konstruksi dari proteksi luar sepertidiuraikan di atas harus terdiri dari berikut ini :
 Primer, type B yang dispesifikasikan di atas
 Coal Tar enamel, Type I yang dispesifikasikan di atas, ketebalan lapisan kering
2,4 mm +/- 0,8 mm.
 Bonded asbestos felt
 Coal tar enamel, Type I sama seperti di atas, tebal kering lapisan 0,8 mm
minimum.
 Bonded asbestos felt; dan
 Satu lapisan water resistant whitewash
 Pemasangan di atas tanah
Semua pipa dan fitting yang akan digunakan sebagai jembatan dan terpapar di
luar/dapat terlihat langsung, harus dicat di pabrik dengan lapisan primer dan lapisan
pertama (first coat) yang sesuai dengan susunan berikut ini :
 Persiapan permukaan : SSPC-SP-6 atau SP-3
 Primer : Etchin primer, ketebalan minimum lapisan kering 20 mikron.
Lapisan pertama : Read lead atau lead suboxide primer, ketebalan lapisan kering 35
mikron.
Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh Steel
Structure Painting Council, USA dan kelas yang disebutkan di atas, Primer dan Etching
Primer, Class 2.
Lapisan pertama harus sesuai dengan JIS K 5622, Read Lead Anticorrosive Paint,
Class 1 atau JIS K 5623, Lead-Suboxide Anticorrosive Paint, Class 1 atau sesuai dengan
persetujuan Pengguna Barang.
b) Lapisan Pelindung Dalam

3 - 17
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Umum
Semua pipa dan fitting untuk pemasangan dibawah tanah harus diberi lapisan
dalam dari adukan semen (cement mortar) atau epoxy atau coal tar epoxy sesuai
dengan AWWA C.210. Semua jalur pipa diatas tanah harus menggunakan epoxy
atau coal tar epoxy sebagai lapisan dalam sesuai dengan AWWA C.210.
Semua bahan lapisan pelindung luar dan dalam yang kontak langsung dengan air
bersih harus dilengkapi lengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga
kesehatan masyarakat yang berwenang untuk penggunaan pada air minum.
Kontraktor Pengadaan harus menyerahkan sertifikat cat yang menjamin
persyaratan untuk saluran air minum.
 Lapisan Adukan Semen (Coment Mortair Lining)
Lapisan adukan semen harus sesuai dengan AWWA C.205 atau standar
internasional lainnya yang disetujui dengan kualitas yang sama atau lebih tinggi
dari pada standar yang telah disebutkan diatas.
Lapisan adukan semen tersebut harus mempunyai ketebalan yang sama kecuali
pada sambungan atau pada bagian dinding pipa yang terputus. Ujung dari
lapisan harus dibiarkan menyudut dan lurus kearah sumbu memanjang pipa.
Ketebalan lapisan harus mengikuti tabel dibawah ini.

Tabel Ketebalan Cement Mortar Lining


Ketebalan Lining Toleransi untuk
( mm )
( mm) Ujung Pipa
100 sampai 250 6 -1.6 to +3.2
300 sampai 600 8 -1.6 to +3.2

 Sistem Lapisan Epoxy atau Coal Tar Epoxy


Sistem pelapisan dengan epoxy dan coal tar epoxy harus sesuai dengan AWWA
C.210 dan dilaksanakan di pabrik. Sistem tersebut terdiri dari sebagai berikut :
 Sistem pelapisan dengan epoxy
a. Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
b. Satu lapisan atau lebih liquid two part epoxy finish coat yang tidak mengandung
coal tar.
 Sistem pelapisan dengan coal tar epoxy
a. Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
b. Dua lapisan dari two part coal tar epoxy finish coat.
Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama.
Sistem pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan dengan epoxy
yang sama tanpa menggunakan primer tersendiri. Sistem altematif ini harus memenihi
persyaratan AWWA C.210 dan lapisan pertama dan sistem altematif ini dianggap
sebagai lapisan primer.
Ketebalan lapisan kering total dari kedua sistem pelapisan tidak boleh kurang dari 400

3 - 18
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

mikron dan lebih kecil dari 600 mikron.


c) Pelapisan Coating dan Lining Pada Ujung Pipa
 Ujung Rata / Datar
Spesifikasi pelapisan/coating harus dikupas/cutback sebesar 370 mm, Lining yang
sesuai spesifikasi diperpanjang sampai ujung pipa. Ujung pipa dan permukaan
luar, lebih dari 370 mm dari ujung pipa harus di cat dengan epoxy atau coal tar
epoxy seperti yang dispesifikasikan pada bagian 7.3.1. Proteksi Bagian Luar.
Plat baja ringan (mild steel) dari sambungan ikatan (bonding terminal) pada ujung
datar harus dibuat pada seperti digambarkan. Untuk proteksi katodik yang
dipasang pada perpipaan air bersih dari baja yang ditanam dalam tanah. Ukuran
dari plat adalah panjang 50 mm, lebar 30 mm dan ketebalan 5 mm.
 Ujung Bevel
Lining dan coating harus dikupas/cutback seperti dispesifikasikan di bawah ini :
Tabel Lining dan coating
Cutback Cutback Lining
Nominal
Coating Tar Epoxy Mortar
(mm) (mm) (mm)
80 - 350 100 80 3±1
400 - 700 150 80 3±1

Bagian yang dikupas harus dicat dengan primer seperti dispesifikasikan pada sub
bagian sebelumnya. Detail dari coating dan lining pada ujung bevel.
d) Ujung Flange
Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh permukaan
dari flens harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti dispesifikasikan
pada pasal Proteksi Bagian Luar, Bagian pasal Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan
Dalam.
e) Coating dan Lining Untuk Pipa – Pipa Khusus dan Fitting
Semua bagian luar dan bagian dalam permukaan dari pipa dan fitting khusus berikut
ini harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti dispesifikasikan pada bagian
8.3.1 Proteksi Bagian Luar, Bagian 8.3.2 Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Dalam
(Coating dan Lining) ;
 Double Flange Short Piece digunakan untuk air valve assembly
 Short Piece digunakan untuk valve assembly
 Flange dan spigot digunakan untuk valve assembly
 Blank Flange
f) Lapisan Pelindung Sambungan
 Umum
Lapisan pelindung luar pada sambungan digunakan sebagai proteksi terhadap korosi
pada semua sambungan pipa dengan pengelasan di lapangan dan tertanam di
dalam tanah., dan harus diselubungi oleh lembaran yang tahan panas-susut (heat
shrinkable sleeve or sheet).

3 - 19
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Kontraktor Pengadaan harus menyediakan lapisan sambungan (coal) sesuai deengan


spesifikasi dan memasukkannya kedalam Bill of Quantity. Bahan lapisan sambungan
kulit ini harus mencukupi untuk menutup permukaan yang harus dilindungi dan
memasukkan tambahan (allowance) 20 %. Kontraktor Pengadaan harus menyerahkan
perincian dari volume bahan tersebut.
 Selubung atau Lembaran Tahan Panas – Susut (Heat Shrinkable Sleeve or Sheet)
Selubung atau lembaran bahan tahan panas-susut harus terdiri dari lapisan luar dan
dalam. Lapisan luar menggunakan cross linked polyethylene dan lapisan dalam butyl
rubber based adhesive.
Panjang selubung tersebut tidak boleh kurang dari 600 mm dan ketebalan lapisan
minimum luar dan lapisan dalam sebelum susut adalah sebagai berikut :
Tabel Ketebalan Lapisan
Ketebalan Minimum Ketebalan Minimum dan
Diameter Pipa
Lapisan Luar Lapisan Dalam
(mm)
(mm) (mm)
< = 350 0.6 0.6
400 0.9 0.6
450 1.2 0.6

 Karakteristik fisik lapisan luar dan lapisandalam adalah sebagai berikut :


 Karakteristik Fisik Lapisan Luar
- Spesific gravity (min) : 0.91 (JIS K 112)
- Kekuatan Tarik :
 circumferential (Min., N/mm2) : 17.7 (JIS K 6760)
2
 axial (Min., N/mm ) : 14.7 (JIS K 6760)
- Elongasi :
 circumferential (Min.,N/mm2) : 250 (JIS K 6760)
 axial (Min.,N/mm2) : 500 (JIS K 6760)
- Identification hardness
 (Min.,Shore D) : 43 (JIS K 72150)
- Dielectric Strenght
 (Min., kV/mm) : 30 (JIS K 6911)
- Volume Resistivity
 (Min., Ohm-cm) : 1x10^14 (JISK6911)
- Shrinkage*
 circumferential (Min.,N/mm2) : 40
 circumferential (Min.,N/mm2) : 8
Catatan : (.,) menunjukkan standard dari metoda pengetesan yang diterapkan
* Pada 200 derajat celcius untuk 20 menit.
 Kriteria Fisik Lapisan Dalam
 Spesific Grafity (Min) : 1.0 (JIS K 7112)
 Consistency (Max) : 80 (JIS K 2220)

3 - 20
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Softening Point (Min degrees C) : 60 (JIS K 2207)


 Penetration (Max) : 90 (JIS K 2207)
Catatan : (.,) memperlihatkan standard dari metoda pengetesan yang diterapkan.
Penyedia barang harus menyediakan 6 (enam) set perlengkapan heat-shrink flame.
Setiap set perlengkapan ini terdiri dari pembakar dengan nozzle, bak sebelum
pembakaran dan stop valve, three-layer heavy duty hose, pengatur tekanan gas
dengan pengukur tekanan dan lain sebagainya. Tiga (3) set tambahan dari pembakar
dan pengatur tekanan gas harus juga disediakan.
g) Penandaan Pipa
Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan :
 Nama pabrik pembuat atau merek dagang
 Dimensi luar pipa
 Tekanan kerja nominal
 Jenis material yang digunakan
 Seri pipa
 Tanggal produksi
Semua pipa baja/steel dan fitting harus diberi tanda (marking) dengan jelas pada
bagian tengahnya. Bahan cat tersebut harus dari long oil alkyd resin
h) Pita Perlindungan Korosi Petrolatum (Petrolatum Corrotion Protection Tape)
Perlindungan Korosi petrolatum harus dari Denso tape untuk perlindungan korosi
dan harus terbuat dari kain tidak beranyam dari fiber sintetis yang menyerap dengan
kandungan petrolatum, anorgenik tak aktif dan pengisi organik, serta pengawet
organik. Bahan ini harus didesain untuk perlindungan korosi tinggi dan tahan lama
dengan mengikat adhesif, insulasi elektris, insulasi air, tahan cuaca, tahan kimia, anti
mikroorganisme,dll.
Setelah petrolatum pelindung korosi digunakan, permukaannya harus dilindungi
dengan pita pembungkus kecuali ditentukan lain. Pita pembungkus harus berupa
PVC adhesif atau material lain yang disetujui oleh Pengguna Barang. Pita
pembungkus harus dari pabrik yang sama dengan pelindung korosi petrolatum.
i) Sambungan Fleksible dan Kopling
 Umum
Semua sambungan fleksibel dan kopling didesain untuk tekanan kerja maksimum
sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg /cm2) kecuali ditentukan lain.
 Referensi
Yang dipakai sebagai referensi adalah standar-standar berikut :
 AWWA C 219 Bolted, Sleeve-Type Coupling for Plain-End Pipe
 JIS G 3101 Rolled Steel Pipes for Water Service
 JIS G 3443 Coating Steel Pipes for Water Service
 JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structure Purpose
 JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
 JIS G 5502 Spheroidal Graphite Iron Castings

3 - 21
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 JIS G 5402 Blackheart Malleable Iron Castings


 JIS K 6353 Rubber Goods for Water Works Service
j) Sambungan Fleksible Mekanikal
Sambungan mekanikal fleksibel didesain untuk menerima gaya atau kombinasi gaya -
gaya yang terjadi akibat pemuaian dan penyusutan, shear deflection, distorsi dan
gaya-gaya lain pada jalur pipa.
Sambungan mekanikal fleksibel harus setara dengan Closer Joint, Type CL-A yang
diproduksi oleh Victaulic Company Japan Ltd, atau yang setara dan disetujui.
 Persyaratan Desain
Sambungan mekanikal fleksibel harus didesain dan dibuat untuk memenuhi
kondisi operasi sebagai berikut :
 Pembebanan dari 2 (dua) meter ketebalan tanah (earth cover) dengan berat jenis
2.0 ton/m3 ditambah sebuah truk berat 20 ton.
 Lendutan geser minimum sebesar 100 mm.
 Persyaratan-persyaratan lain seperti di bawah ini :
Tabel Persyaratan Flexible Joint
Diameter Panjang Maksimum Minimum Ekspansi Minimum Kontraksi
Nominal Peletakan yang diizinkan Yang diizinkan
(mm) (mm) (mm) (mm)

300 to 400 1600 230 80


500 & 600 1700 270 80

 Bahan – Bahan dan Konstruksinya


Sambungan fleksibel mekanikal terdiri dari slip pipes, pipa selubung, 2 (dua) ring
karet dan housing (blok) dll, dan mempunyai flange pada kedua ujungnya.
Setiap slip pipe merupakan tipe ring yang menerus dengan rangka penguat serta
ujung flange. Slip pipes dan pipa selubung harus difabrikasikan dari lembaran atau
pelat baja yang mempunyai batas keruntuhan sebesar 216 N/mm2 (2200 kg/cm2),
sesuai dengan JIS G 3101 Class, JIS G 3454 STPG 370, atau yang setara.
Rubber ring housing harus dibuat dari besi cor ductile sesuai dengan JIS G 5502
class 2 FCD 450, JIS G 5702 class 2 FCMB 310 atau setara. Ring karet harus dari
styrene butadiene rubber (SBR). Karet bekas tidak boleh digunakan.
 Coating
Semua permukaan luar sambungan mekanikal, kecuali ditentukan lain, harus
dilapisi primer seperti ditentukan dalam 3.5 kecuali permukaan slip pipe yang
kontak langsung dengan air pengecatannya harus dilakukan sesuai dengan yang
dispesifikasikan disini. Semua permukaan luar dan dalam mechanical flexible joint
harus dilapisi sistem epoxy atau sistem coal tar epoxy sesuai dengan spesifikasi ini
k) Sleeve Coupling
 Umum
Sleeve coupling harus menggunakan sleeve-type coupling yang dibaut untuk

3 - 22
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

ujung pipa pol)s dan terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah gasket, 2 (dua)
end ring, dan mur baut untuk pemasangan coupling. Semuanya harus didesain
dan diproduksi sesuai dengan AWWA C.219 dan sesuai dengan standar pabrik
serta mendapat persetujuan Pengguna Barang.
 Bahan – Bahan dan Konstruksinya
 Center Sleeve
Center sleeve ini harus berukuran sesuai dengan ukuran pipa dan fitting yang
digunakan dan terbuat dari carbon steel atau besi ductile atau malleable
castiron (besi tuang) yang sesuai dengan atau lebih tinggi daripersyaratan
dibawah ini.
▫ Carbon Steel
ASTM A 283 Grade C
JIS G 3101 Class 2
BS 4360 Grade 43 A
DIN 17100 RST 36
▫ Ductile Iron
ASTM A 536 Grade 65-45-12
JIS G 5502 Class 2 FCD 45
BS 2789 Grade 420/12
▫ Melleable Cast Iron
ASTM A 47 Grade 32510 or 35018 .
JIS G 5702 Class 3 FCMB 340
BS 6681 Grade B32-10 or W34-04
DIN 1692 GTS 35 or GTS 4t
Panjang Center Sleeve harus memenuhi persyaratan berikut ini :
Tabel Panjang Center Sleeve
Diameter Nominal Panjang Minimum Center Sleeve
(mm) (mm)
12.5 - 50 89
65 - 250 102
300 - 450 127

 Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang
divulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan stndar JIS K 6353 atau nitrile butadiene
rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak
diperkenankan untuk digunakan.
 End Rings / Ring Ujung
End rings harus dibuat dari carbon steel atau besi ductile atau besi tuang
(malleable cast iron) yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar berikut :
▫ Carbon Steel
ASTM A 576 Grade 1020

3 - 23
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

JIS G 3101 Class 2


BS 6681 Grade 43 A .
DIN 17100 RST 36
▫ Ductile Iron dan Malleable Cast Iron
Sama dengan standard yang telah dispesifikasikan pada bagian
sebelumnya 8.3.6.2.a. Center Sleeve.
 Mur dan Baut
Mur dan baut harus dibuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih tinggi dari
persyaratan dari JIS G B101 Class 2.
 Lapisan Coating
 Sarana di bawah tanah
Permukaan luar dan dalam sleeve coupling harus dilapisi dengan special hot fusion
bonded nylon coating yang memiliki ketebalan lapisan kering sebesar 150 mikron.
Baut dan mur harus di galvanisir dan ditambah lapisan special nylon coating
tersebut, sehingga ketebalan kering lapisan mencapai 75 mikron.
 Sarana di atas tanah
Semua permukaan center sleeve harus dilapisi lapisan primer pada bagian luarnya
dan sistem epoxy atau coal tar epoxy untuk pelapisan bagian dalamnya sesuai
dengan yang ditentukan pada spesifikasi ini. Semua permukaan end rings yang
terlihat / terpapar harus dicat dengan lapisan primer seperti yang dispesifikasikan
pada spesifikasi ini
Semua mur dan baut harus dilapisi dengan lapisan galvanis.
l) Special Sleeve Couplings
 Umum
Special sleeve coupling harus didisain untuk penyambungan pipa berujung polos
dari berbagai ukuran diameter luar dengan ukuran diameter nominalnya seperti
diberikan dibawah ini, dan harus terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah end ring, 2
(dua) gasket serta mur dan baut untuk pemasangan coupling.Diameter luar yang
diizinkan adalah sebagai berikut :

Tabel Toleransi Special Sleeve Coupling Yang Dapat Digunakan


Range Diameter Luar (mm)
Diameter Nominal
Dan Toleransinya (°I°)
(mm)
Min - max

3 - 24
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

50 60.2±1.0 - 63.0+0.6
80 88.9 ± 1.0 - 98.0 + 2,2
100 110.0±0.6 - 118.0+1.7
150 160.0±0.6 - 170.0+1.2
200 200.0 ± 0.6 - 222.0 + 0.9
250 250.0 ± 0.6 - 273.0 + 0.7

 Konstruksi dan Bahan


Center sleeve dan end ringharus dibuat dari malleable cast iron (besi tuang yang
bisa ditempa) yang mengikuti standar JIS G 5702 Class 3 FCMB 340 atau BS 6681
Grade B32-10 atau bahan lain yang disetujui oleh Pengguna Barang. Mur dan baut
harus dibuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar JIS G
3101 Class 2.
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang di
vulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan standar JIS K 6353 atau nitrile butadiene
rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak
diperkenankan untuk digunakan.Mur dan baut harus terbuat dari carbon steel
yang memenuhi atau lebih dari persyaratan JIS G 3101 class 2.
Permukaan luar dan dalam dari special sleeve coupling harus dilapisi dengan
special hotfusion bonded nylon coating yang mempunyai ketebalan kering lapisan
minimum sebesar 150 mikron. Mur dan baut harus diberi pengerjaan akhir (finish)
dengan lapisan galvanis ditambah special nylon coating tersebut yang mempunyai
ketebalan kering lapisan minimum sebesar 70 mikron.
m) Flange Insulasi
Flange insulasi harus dipasang pada jalur pipa pada bagian dari jalur pipa yang
bersebelahan dan terisolasi secara elektris, dan atau menyediakan alat untuk
menjaga agar bagian yang bersebelahan pada potensial yang berbeda.
Flange insulasi berkaitan dengan pengetesan tekanan hidrostatis yang
dispesifikasikan untuk pipa. Ketahanan elektris diseberang sambungan insulasi
tidak boleh kurang dari 50 megohms sebelum dan sesudah pekerjaan pengetesan
hidrostatis.
Flange insulasi harus terdiri dari gasket dengan insulasi penuh baut serta mur
yang diinsulasi oleh lapisan teflon dengan jumlah yang cukup, pembersih insulasi
dan pencuci logam.
Kontraktor Pengadaan harus menyediakan pelindung korosi petrolatum dengan
kuantitas yang cukup untuk digunakan pada semua Flange insulasi

3.3.3 PEKERJAAN PENGADAAN ASESORIES PIPA


 Gate Valve
 Pabrikan gate valve harus memberikan jaminan ketersediaan barang sampai
dengan selesainya pekerjaan

3 - 25
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Pabrikan Gate Valve harus memberikan jaminan produk berupa garansi


berupa penggantian baru dan garansi ketersediaan suku cadang dari Gate
Valve yang ditawarkan sekurang-kurangnya selama 5 tahun untuk gate valve
dengan nominal diameter diatas 50 mm (2 inch). Untuk gate valve dengan
nominal diameter dibawah 50 mm dianjurkan juga untuk memiliki jaminan
purna jual yang serupa..
 Kontraktor bersama pihak pabrikan harus dapat menunjukan sertifikat
keaslian (Certificate Of Origin/COO) atau sertifikat asal barang (Certifikat Of
Confirmity /COC) yang asli (bukan copy) untuk produk Gate Valve yang
ditawarkan kepada pihak pengguna jasa.
 Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve
yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising Stem”.
 Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other Liquids”
(AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih
tinggi kualitasnya dan didesain khusus untuk tekanan kerja
 Gate Valve harus dilengkapi dengan flange dan memiliki lubang sesuai
dengan standar Flange JIS / ISO (yang umum beredar di Indonesia). Standar
flange dapat berubah jika pihak pengguna jasa menentukan lain.
 Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan
kunci T (Tee Key) minimal satu buah.
 Tee key tersebut diengkapi dengan pengungkit tutup surface boxstreet cover
dan terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
 Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle
maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
 Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC
untuk melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
 Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau
bahan dengan kualitas lebih tinggi.
 Badan dari gate valve terbuat dari Ductile Cast Iron atau juga disebut Ductile
Iron, Cast Iron (besi tuang kelabu) atau bahan material yang lebih tinggi
kualitasnya.Tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid (solid
wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak
(vertikal mounting). Valve harus dirancang untuk saluran air yang bebas
hambatan yang mempunyai diameter tidak kurang dari diameter nominal
valve apabila dalam posisi terbuka.
 Teknologi Valve sudah menggunakan konsep O-Ring, bukan Gland Packing.
O-Ring dibuat dari bahan Karet EPDM dan aman digunakan untuk air minum.
 Stem dibuat dari stainless steel, untuk valve berukuran 50 – 300 mm
menggunakan teknologi Resilient Seated yaitu selubung karet EPDM
(ethylene propylene diene monomer)pada baji, agar lebih tahan terhadap air
berklorinasi.

3 - 26
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari besi tuang kelabu , rata
dan tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang
padat. Tutup harus disertakan pada surface box tersebut.
 Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan
tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang
padat. Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan
dihubungkan dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-
masing dimensi valve dan sudah dicoating dengan anti karat.
 Valve dengan ukuran lebih kecil dari 50 mm mempunyai badan yang terbuat
dari perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki solid wedge
(baji), skrup dalam dan tangkai pengungkit.
 Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B 2011
atau ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besamya 0.98 Mpa (10
kglcm²). Valve harus dilengkapi dengan roda pemutar dan ujung berulir
(sekrup).Badan Valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu
pada JIS H 5111, kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang tidak
kurang dari 196 N/mm2 (20 kg/m2). Piringan terbuat dari perunggu cetakan
sesuai spesifikasi di atas atau dari kuningan yang mengacu pada AS H 3250,
kelas C 3711 atau dari tembaga yang mempunyai daya rentang tidak kurang
dari 314 N/mm2 (32 kg/m2). Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga sesuai
spesiflkasi di atas.
 Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench
nuts).

 Katup Udara (Air Release Valve)


 Pabrikan air release valve harus memberikan jaminan produk berupa garansi
berupa penggantian baru dan garansi ketersediaan suku cadang dari air
releasevalve yang ditawarkan sekurang-kurangnya selama 5 tahun untuk
gate valve dengan nominal diameter diatas 50 mm (2 inch). Untuk air release
valve dengan nominal diameter dibawah 50 mm dianjurkan juga untuk
memiliki jaminan purna jual yang serupa.
 Kontraktor bersama pihak pabrikan harus dapat menunjukan sertifikat
keaslian (Certificate Of Origin/COO) atau sertifikat asal barang (Certifikat Of
Confirmity /COC) yang asli (bukan copy) untuk produk Air Release Valve
yang ditawarkan untuk ditunjukan kepada pihak pengguna jasa.
 Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan mengikuti hal-hal
sebagai berikut:
- dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
- dapat memasukkan udara selama penggelontoran.
- dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.
- dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan.

3 - 27
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

- aman terhadap vakum.


 Seluruh air valve dengan standard flange JIS-B2213. Setiap valve lengkap
dengan mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang
diberikan pada uraian pekerjaan.
 Badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung dari
ebonit, stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.
 Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.
 Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan
tidak menunjukkan gejala kebocoran.
 Juga tidak terjadi keboooran bila tekanan minimum 0,1 bar.
 Penyedia barang harus menyediakan katup penutup (isolating valve) secara
terpisah untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly valve)
dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan rubber
seal, disc, valve shaft dan peralatan mekanisme operasional yang mengikuti
'Standards for Rubber Seated Butterfly Valves' (AWWA Designation C 504)
atau standard Internasional lain yang disetujui yang sama atau leblh tinggi
kualitasnya dari yang disebutkan.
- Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90o dari
posisi terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve harus
horizontal.
- Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan
standard AWWA C 504,
- Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan dan
perbaikan,
- Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual harus
dapat mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi tidak
mengakibatkan piringan berpindah dari tempatnya semula.
- Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila tertutup
rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa.
- Seluruh valve harus mengikuti Spesifikasi ini dan harus dapat membuka
atau menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
- Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti "Specification
for Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe Fittings kelas B(ASTM
Designation A 126) alau ductile iron (ASTM 536). Flange harus mengikuti
standard JIS-8 2213.
- Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
- Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi di bawah ini yang tergantung
pada ukuran pipa yang dipasang.

3 - 28
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Tabel Penggunaan Air Valve Berdasarkan Ukuran Diameter Pipa


Diameter Pipa Diameter Nominal Air Valve
Tipe Air Valve
(mm) (mm)
 250 dan lebih kecil  Tipe dengan orifice kecil /  75 mm dan lebih kecil
tunggal
 300 dan lebih besar  Tipe dengan dua Orifice  100 mm dan lebih besar
atau kombinasi

- Tipe air valve dengan lubang/orifice kecil


Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian secara otomatis
yang akan mengeluarkan udara yang terakumulasi bertekanan pada saat aliran
air dalam penuh.
- Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi
Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesain untuk dioperasikan secara
otomatis, sehingga akan :
 Terbuka pada kondisi bertekanan kurang dari tekanan atmosfer, dan
menampung banyak udara selama operasi pengurasan saluran pipa.
 Mengeluarkan banyak udara dan menutup, pada saat air dalam kondisi
tekanan rendah, mengisi badan valve selama operasi pengisian.
 Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan pembuangan udara tinggi,
dan
 Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada kondisi aliran air penuh
dalam pipa.
 Check Valve
 Pabrikan gate valve harus memberikan jaminan ketersediaan barang sampai
dengan selesainya pekerjaan
 Pabrikan Check Valve harus memberikan jaminan produk berupa garansi
berupa penggantian baru dan garansi ketersediaan suku cadang dari
checkvalve yang ditawarkan sekurang-kurangnya selama 5 tahun untuk
check valve dengan nominal diameter diatas 50 mm (2 inch). Untuk check
valve dengan nominal diameter dibawah 50 mm dianjurkan juga untuk
memiliki jaminan purna jual yang serupa.
 Kontraktor bersama pihak pabrikan harus dapat menunjukan sertifikat
keaslian (Certificate Of Origin/COO) atau sertifikat asal barang (Certifikat Of
Confirmity /COC) yang asli (bukan copy) untuk produk Check Valve yang
ditawarkan kepada pihak pengguna jasa.
 Penyedia barang harus menyediakan check valve jenis Swing Check VaIve
dengan sambungan flange.
 Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang dapat
dibuka sewaktu-waktu bila diperlukan.

3 - 29
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang
dapat menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya,
besamya diameter, tekanan kerja, dan arah aliran air.
 Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi
tuang.
 Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber yang
berkualitas baik.
 Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.
 Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan, dudukan,
dudukan cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu
untuk perbaikan harus mudah diambil, mudah dipindahkan dan mudah
diganti tanpa menggunakan peralatan khusus atau harus memindahkan
valve dari jalumya.
 Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal atau
vertikal dengan aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve harus
mempunyai daerah aliran bersih (a net-flow area) tidak kurang dari luas
diameter nominal pipa dan ujung flange.
 Pressure Reducing Valve (PRV)
 Pabrikan gate valve harus memberikan jaminan ketersediaan barang sampai
dengan selesainya pekerjaan
 Pabrikan PRV harus memberikan jaminan produk berupa garansi
penggantian baru / sparepart PRV yang ditawarkan sekurang-kurangnya
selama 5 tahun untuk diameter diatas 50 mm. Untuk diameter diameter
dibawah 50 mm dianjurkan juga untuk memiliki jaminan purna jual yang
serupa.
 Kontraktor bersama pihak pabrikan harus dapat menunjukan sertifikat
keaslian (Certificate Of Origin/COO) atau sertifikat asal barang (Certifikat Of
Confirmity /COC) yang asli (bukan copy) untuk produk PRV yang ditawarkan
kepada pihak pengguna jasa.
 Jenis PRV yang digunakan adalah PRV dengan 2 tahap regulator.
 Body Valve, flennge, dan bagian penutup valve harus dibuat dari material
Cast Iron sesuai dengan ASTM A 126, Kelas B, atau ASTM A 48, Kelas 35, DI
sesuai dengan ASTM A 536, kelas 65-45- 12, atau seri AISI 300 baja.
Material casting perunggu untuk trim internal harus sesuai dengan ASTM B
62.
 PRV harus dilengkapi dengan flangedanmemiliki lubang sesuai dengan
standar Flange JIS / ISO. Standar flange dapat berubah jika pihak pengguna
jasa menentukan lain.
 PRV harus menjaga tekanan akhir secara konstan tanpa mengubah debit
dan / atau tekanan yang masuk.

3 - 30
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Pada preses maintenance semua komponen Pressure Reducing Valve harus


dapat diakses dan diservis tanpa melepas Pressure Reducing Valve dari
pipa.
 PRV harus mengatur dengan cara yang akurat stabil bahkan jika kecepatan
aliran turun di bawah 0,3 m / detik. Kehilangan tekanan yang terjadi pada
saat tersebut tidak boleh melebihi 0.3 bar
 PRV harus dapat beroperasi pada tekanan inlet antara 10 – 15 bar.
 Pemasangan PRV harus dilengkapi dengan Strainer.

3.4 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

3.4.1 PEKERJAAN TANAH


(1) Pendahuluan
Secara garis besar hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Kontraktor adalah sebagai
berikut :
 Aliran air di dalam pipa telah ditentukan seperti pada gambar rencana sistem jaringan
distribusi air limbah sehingga semua peralatan pengatur aliran telah direncanakan
dan Kontraktor tidak boleh merubah lokasi/perletakan peralatan tersebut kecuali
dengan persetujuan tertulis dari PPK/ Tenaga Ahli.
 Seluruh pekerjaan perpipaan harus dipasang dengan cara yang benar, rapi dan cukup
kuat sesuai dengan spesifikasi teknis ini dan gambar-gambar rencana serta instruksi-
instruksi dari produsen sedapat mungkin diterapkan dengan baik.
 Apabila pipa-pipa dipasang/ditanam di dalam tanah maka dasar parit-parit pipa rata
dan bebas dari benda-benda yang keras seperti batu atau kerikil besar.
 Kontraktor tidak diperbolehkan membengkokan pipa tetapi harus menggunakan alat
rakit belokan (bend/elbow), percabangan (tee) untuk maksud tertentu.
 Setelah pipa-pipa tersambung dan terpasang harus diuji secara hidrostatis, untuk itu
bagian sambungan pipa dan alat-alat rakit maupun perlengkapannya tidak boleh
ditimbun sebelum pengujian tekanan hidrostatis selesai. Pengujian ini dinyatakan
berhasil dengan memuaskan bila tidak terdapat tanda-tanda adanya kebocoran.
 Pekerjaan khusus dan gambar recana yang tidak tercantum dalam spesifikasi teknis
ini, harus dikerjakan oleh Kontraktor dengan ketentuan dari PPK, Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas atau diatur dalam spesifikasi teknik khusus secara terpisah.

(2) Peralatan Yang Digunakan


Kontraktor harus menyediakan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
minimal sebagai berikut :
 Beton molen 0,2 m3, 1 unit
 Pompa air 50 liter/menit, 1 unit
 Stamper, 2 unit
 Theodolite/Waterpass, 1 unit

3 - 31
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Ordinary Truck/Pick up, 1 unit


 Genset, 1 unit
 Mesin las listrik, 1 unit
 Mesin potong besi, 1 unit
 Tackle, 1 unit
 Tripod, 1 unit
 Alat senai pipa s/d dia. 150 mm, 1 unit
 Cutter pipa s/d dia. 150 mm, 1 unit
 Peralatan pengujian tekanan hidrostatik, 1 unit
Sebelum dimulai pekerjaan semua peralatan harus diperiksa dan disetujui oleh PPK, Tim
Teknis dan Konsultan Pengawas.

3.4.2 PEKERJAAN GALIAN


(1) Klasifikasi Galian
Dalam pekerjaan pemasangan pipa diklasifikasikan jenis galian menurut tingkat kesulitan
untuk menentukan tingkat pembiayaan adalah sebagai berikut :
 Galian Biasa
Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian
batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan
beraspal
 Galian Batu
Galian Batu harus mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 meter kubik
atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut PPK Pekerjaan adalah
tidak praktis menggali tanpa penggunaan alat bertekanan udara atau pemboran, dan
peledakan. Galian ini tidak termasuk galian yang menurut PPK Pekerjaan dapat
dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat
maksimum 15 ton dan tenaga kuda neto maksimum sebesar 180 PK (Tenaga Kuda).
 Galian Struktur
Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang
disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang
didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu tidak dapat dimasukkan dalam
Galian Struktur.
Galian Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok beton penahan
tanah, dan struktur pemikul beban lainnya selain yang disebut dalam Spesifikasi ini.
Pekerjaan galian struktur mencakup : penimbunan kembali dengan bahan yang
disetujui oleh PPK Pekerjaan; pembuangan bahan galian yang tidak terpakai; semua
keperluan drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong; pembuatan
tempat kerja atau cofferdam beserta pembongkarannya.
 Galian Perkerasan Beraspal
Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama dan pembuangan
bahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling Machine (mesin

3 - 32
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan) seperti yang ditunjukkan dalam


Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh PPK Pekerjaan.

Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh
PPK Pekerjaan sebelum bahan ini dipandang cocok untuk proses daur ulang.
Semua jenis galian harus diperhatikan dan diperhitungkan oleh Kontraktor sehingga harus
dilaksanakan sesuai dengan kontrak. Apabila timbul masalah yang sulit dalam pelaksanaan
galian maka harus segera dilaporkan kepada PPK, Tim Teknis dan Pengawas Lapangan
dengan alternatif pelaksanaannya atau perubahanya untuk disetujui oleh PPK, Tim Teknis
dan Pengawas Lapangan, Kontraktor tidak diperbolehkan memasang pipa di dalam parit
sebelum parit tersebut diperiksa dan disetujui oleh PPK, Tim Teknis dan Pengawas
Lapangan.Dalam teknis pelaksanaan pekerjaan Kontraktor wajib menerapkan prinsip “clean
construction” secara bersungguh-sungguh yaitu dalam melaksanakan pekerjaannya,
Kontraktor wajib menjaga kebersihan, kenyamanan dan keamanan dari fasilitas umum,
lingkungan kerja, arus lalu – lintas, pejalan kaki dan kendaraan, agar tidak terganggu dan
berlangsung seperti biasanya.

(2) Penempatan Pipa Pada RUMIJA


 Penempatan Pipa Diluar Kawasan Perkotaan
i. Pemasangan pipa dilakukan di sisi terluar RUMIJA
ii. Kedalaman galian pipa pada arah memanjang jalan diluar kawasan perkotaan
ditung berdasarkan diameter pipa seperti disajikan pada gambar 2.
iii. Kedalaman galian pipa pada arah melintang jalan (crossing pipa) diluar kawasan
perkotaan minimal 1.5 meter dari permukaan perkerasan jalan jika tidak
menggunakan selubung pipa. Kedalaman galian dapat diturunkan kurang dari 1,5
meter jika pipa mampu memikul beban struktur perkerasan dan lalu lintas
diatasnya.

3 - 33
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Gambar Bagian-Bagian Jalan

Gambar Kedalaman Galian Pipa Berdasarkan Diameternya

 Penempatan Pipa Pada Kawasan Perkotaan


i. Pemasangan pipa dapat ditempatkan di RUMAJA
ii. Kedalaman galian pipa pada arah memanjang jalan diluar kawasan perkotaan
ditung berdasarkan diameter pipa adalah 1.5 meter.

3 - 34
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

(3) Test Pit


Bila diperintahkan oleh pengguna jasa untuk tujuan penyelidikan keadaan tanah,
Kontraktor harus menggali lubang pengujian setiap 50 m sepanjang jalur pipa, kecuali jika
ditentukan lain oleh PPK dan Tim Teknis. Disamping itu Kontraktor harus menggali lubang
pengujian yang cukup untuk menetapkan tempat utilitas bawah tanah bila hal itu memang
diperlukan untuk membuat konstruksi khusus dalam melintasi utilitas tersebut.
(4) Penggalian Parit Pipa
Arah, ukuran dan letak/posisi galian parit pipa harus sesuai dengan gambar rencana. Untuk
itu patok-patok (sight ralis) yang kuat harus dipasang dan dipelihara oleh Kontraktor pada
setiap patok (rail) harus diberi tanda diameter dan kedalaman penggalian yang harus
dipakai sebagai patokan. Untuk mengurangi resiko kerusakan, penggalian parit dekat
instalasi yang ada harus dikerjakan dengan tangan.
Apabila dalam parit terdapan pasangan batu, bongkahan-bongkahan atau rintangan lain,
maka kontrkator haru menggali rintangan tersebut sampai 20 cm di bawah dasar parit
serta di setiap sisi pipa dan perlengkapannya, kemudian mengisi kembali dengan pasir dan
memadatkannya sampai ketinggian yang diperlukan. Pipa tidak boleh diturunkan ke dalam
parit sebelum parit mempunyai kedalaman yang telah ditentukan. Panjang parit yang
digali harus disesuaikan dengan pipa dan harus dipasang sesuai dengan gamabr rencana.
Lebar galian harus culup untuk dapat meletakkan pipa dan menyambungkannya dengan
baik, timbunan harus ditempatkan dan dimanapatkan seperti yang disyaratkan. Galian
harus dibuat dengan lebar ekstra bila diperlukan, seperti untuk menasukan penyangga,
penguat galian dan peralatan pipa. Lebar galian pipa ditentukan berdasarkan jenis pipa
Steel, dan DCI disajikan pada tabel 17, sedangkan lebar galian yang diperlukan untuk
pemasangan pipa PVC dan HDPE harus lebih besar 200 mm ditambah dengan diameter
pipa seperti disajikan pada gambar 4.
Ruang penyambungan harus dibuat pada setiap sambungan, agar dapat dikerjakan
dengan baik. Galian harus dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk membuat
dasar pipa yang rata dan seragam pada tanah yang padat setiap tempat, diantaranya
ruang penyambungan.

3 - 35
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Tabel Lebar Galian Untuk Pemasangan Pipa Steel dan DCI

Gambar Lebar Galian Untuk Pemasangan Pipa PVC dan HDPE

(5) Penguat Parit


Bilamana perlu kontaktor harus memepkuat dinding parit untuk mencegah kelongsoran
tanah di luar galian yang akan merusak bangunan di dekatnya. Harga kontrak dianggap
telah mencakup biaya untuk keperluan tercebut.
(6) Sarana yang Ada
Apabila penggalian parit yang dilaksanakan berdekatan atau melewati saluran buangan,
perpipaan, jaringan kabel dan lain sebagainya, maka Kontraktor harus mempergunakan
pengaut sementara atau gantungan bila diperlukan, sedangkan dalam hal saluran-saluran
air buangan, pipa-pipa, kabel-kabel dan lain sebagainya. Tergantung untuk sementara
waktu, maka setelah pelaksanaan harus diganti/diperbaiki seperti semula. Jika menurut
pendapat PPK pembuatan saluran pipa tidak dapat dilaksanakan dengan baik tanpa
memotong jariangan perpipaan, kabel dan lain sebagainya, maka saluran diperkuat
dengan beton untuk selamanya, dan PPK akan memerintahkan Kontraktor untuk
mengerjakannya. Meskipun telah mendapat informasi yang bersangkuran dari PPK atau
Pemberi Tugas, Kontraktor berkewajiban untuk menyakinkan diri melalui pemeriksaan
lapangan yang dilakukan sendiri dengan pejabat-pejabat penagdaan resmi/badan-badan
umum resmi lainnya, mengenai letak kedudukan semua sarana, pipa dan kabel baik yang
di bawah maupun yang di atas permukaan tanah, dilapangan atau didekatnya. Pada

3 - 36
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

perimpangan jalan , Kontraktor harus menggali parit dengan lebar seperti tertera pada
gambar rencana. Pengerjaan tambahan pada jalan yang disebabkan pelebaran tambahan
pada parit dikerjakan atas biaya Kontraktor.
Kontraktor harus menyingkirkan pengerasan permukaan jalan sebagai bagian dari
penggalian, dan jumlah yang disingkirkan tergantung pada lebar galian yang ditunjukan
untuk pemasangan pipa, panjang daerah pengerasan yang diperlukan untuk disingkirkan
digunakan untuk pemasangan lubang (man hole) atau kontruksi lainnya.
(7) Bahan-bahan Galian
Kontraktor harus membuat persiapn-persiapan sendiri untuk menampung sementara
bahan-bahan galian, yang diperlukan untuk menimbun kembali galian parit (termasuk
pekerjaan dua kali). Penimbunan semetara bahan-bahan galian tidak boleh mengganggu
lalu lintas umum. Kecuali kalau PPK memberi keputusan lain, bahan galian yang diperlukan
lagi atau tidak dapat digunakan sebagai bahan timbunan atau keperluan lain pekerjaan,
menjadi milik Kontraktor yang berkewajiban penuh atas pengangkutan dari lapangan ke
tempat pembuangan akhir. Setiap bagian dari dasar galian dibuat tidak sesuai dengan
yang disyaratkan harus diganti dengan bahan yang disetujui, seperti yang disyaratkan oleh
PPK.

3.4.3 URUGAN
Urugan atau penimbunan kembali parit harus dilakukan sesuai gambar rencana dan
spesifikasinya serta disebutkan dalam pekerjaan tanah. Penimbunan keliling parit harus
mencapai ketebalan 30 cm sebelum uji coba hiodrolis dilaksanakan, akan tetapi sambungan-
sambungannya harus tetap kelihatan. Penimbunan kembali diselesaikan secepat mungkin
setelah diadakan uji coba, kecuali PPK membuat keputusan lain. Pada tanah landai, dimana
penimbunan kembali parit akan mengalami pengikisan, maka atas perminataan PPK, rumput
harus ditanam oleh Kontraktor, untuk mencegah tebal urugan di atas pipa menjadi kurang
dari batas minimum.
(1) Bahan Urugan
Semua bahan timbunan/urugan harus bebas dari batuan, sampah atau bahan lain yang
menurut PPK tidak sesuai sebagai bahan urugan.
Bahan dari galian tanah jika macam bahan timbunan tidak dicantumkan dalam uarain
pekerjaan maupun gambar, Kontraktor dapat menimbun dengan bahan galian, meliputi
bahan-bahan yang mengandung lempung pasir, kerikil atau bahan galian atau bahan
lainnya yang bebas dari kotoran dan menurut PPK dapat dipakai sebagai bahan
timbunan.
Bahan dari pasir dan kerikil semua pasir yang digunakan untuk penimbunan harus
berasal dari pasir alam dengan butiran dari halus sampai kasar, bebas dari kotoran, debu
atau bahan-bahan lain yang menurut PPK dapat tidak dikehendaki/tidak sesuai.
Lempung yang terdapat pada pasir tidak boleh melebihi 10% berat keseluruhan. Jika
penimbunan pasir dan kerikil halus tidak ditunjukan dalam gambar rencana, menurut
PPK harus digunakan pada sebagian dari pekerjaan, kontraktor harus menyediakan dan

3 - 37
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

menimbun dengan pasir atau kerikil yang sesuai dengan petunjuk PPK sebagai suatu
pekerjaan tambahan dan sebaliknya sebagai suatu pengurangan pekerjaan.

(2) Urugan di Bawah Pipa


Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau sesuai dengan
gambar rencana sebelum pipa dipasang didalamnya, kecuali ditentukan lain oleh PPK.
Dasar pasir ini harus dipadatkan dengan pemadat dan dibasahi serta harus mempunyai
permukaan yang rata. Setiap dasar pasir pada ujung pipa harus 5 cm lebih rencah agar
pipa terjamin kedudukannya pada keseluruhan panjangnya dan bukan ditahan oleh
sambungan-sambungannya.
Setelah pipa dipasang di dalam parit kemudian ditimbun dengan pasir dan kerikil dari
dasar sampai atas pipa. Bahan urugan pasir dan kerikil halus dan harus disebarkan
merata kesetiap penjuru ruangan dalam galian sekitar sisi pipa dan perlengkapannya dan
dipadatkan dalam keadaan basah.

(3) Urugan di Atas Pipa


Dari bagian atas pipa dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 10 cm diatas pipa
(kecuali ditentukan lain oleh PPK), galian harus ditimbun dengan pasir dankerikil halus
yang dipadatkan dalam keadaan basah secara merata. Kontraktor harus bekerja dengan
hati-hati dalam penempatan timbunan ini untuk menghindarkan terjadinya kerusakan
atau penggeseran pipa.
Cara atau metoda penimbunan kembali harus dilakukan lapisan demi lapisan, kemudian
dipadatkan sekelililng dan di atas pipa seperti tertera pada gamabr rencana, dengan cara
yang tidak merusak pipa. Pemadatan pada sisi-sisi pipa harus dilakukan saling berganti
pada kedua sisi. Lapisan 5 cm pertama diatas pipa harus dipadatkan hanya pada sisi-sisi
pipanya saja, hanya peralatan yang digerakan oleh tangan yang boleh digunakan. Semua
kerusakan pada pipa dan alat penyambung harus diperbaiki Kontraktor dengan biaya
sendiri.
Dari kedalaman 10 cm diatas pipa hingga kepermukaan, galian harus ditimbun dengan
tangan atau metode mekanis yang disetujui dan dipadatkan dengan alat pemadat untuk
mencegah menurunnya permukaan, setelah selesainya pekerjaan penimbunan.
Penimbunan kembali harus sampai beberapa cm diatas permuakaan tanah, untuk
memberi peluang pengendapan. PPK dapat memerintahkan Kontraktor untuk
menambah timbunan pada bagain atas parit, bila terjadi penurunan muka tanah yang
bersangkutan.
(4) Pengerasan Jalan dan Kaki Lima
Kontraktor setelah menimbun kembali parit yang sesuai dengan persyaratan harus
mengembalikan permukaan jalan dan kaki lima kedalam keadaan paling sedikit sama
dengan keadaan seperti semula. Pengeluaran untuk pekerjaan ini dianggap telah
termasuk dalam biaya satuan penggalian dan penimbunan kembali parit.

3 - 38
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Penimbunan kembali harus dilakasanakan menurut gambar rencana. Meskipun informasi


yang bersangkutan telah diberikan perintah oleh PPK, Kontraktor tetap berkewajiban
memastikan tingkat pekerjaan ini berdasarkan pemeriksaan lapangan yang diadakan
sendiri.

3.4.4 KONSTRUKSI PENGAMAN


Konstruksi pengaman dalam pemasangan pipa merupakan pekerjaan sipil, yang secara
umum meliputi pekerjaan pondasi, beton dan baja, persyaratan bahan dan pelaksanaannya
harus sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis untuk pekerjaan sipil.
(1) Pengerasan Jalan dan Kaki Lima
Semua perakatan penyambung pipa seperti tee, bend dan alat bantu lainya harus
tersedia lengkap dengan blok bantalan penahan dari beton untuk mencegah pergeseran
dari peralatan penyambungan. Ukuran-ukuran balok beton untuk setiap susunan dapat
dilihat dalam gambar rencana ujung pipa yang buntu harus ditutup dengan penutup
yang bersekrup atau yang di las pada pipa dan harus dilengkapi dengan blok-blok
bantalan beton bertulang seperti tertera pada gambar rencana. Komposisi beton yang
digunakan adalah 1:3:5 (1 PC: 3 Psr: 5 Krl) atau ditentuka lain oleh PPK dan sesuai dengan
gambar rencana.
Beton tersebut harus ditemptkan diantara tanah dan fitting (alat bantu) yang harus
diangker. Beton harus dipasang sedemikian sehingga pipa dan alat bantu mudah
dijangkau untuk perbaikan keucali jika ditetapkan lain oleh PPK. Urugan tidak boleh
diberikan dibelakang blok bantalan tekan untuk mengisi kelebihan galian bila diperlukan
beton tambahan untuk mengisi kelebihan galian, tidak akan diberikan pembayaran
tambahan.
(2) Tiang Penyangga
Apabila diperlukan tiang-tiang peyangga untuk perlintasan pipa, jembatan pipa atau
pipa yang dipasang diatas tanah dan sebagainya, maka harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar rencana atau dan dengan petunjuk PPK.
(3) Lubang Kontrol (Manhole)
Manhole dibuat dari bahan beton berbentuk bulat dengan konstuksi sesuai dengan
gambar rencana. Tutup manhole harus baru, berat (rapat gas). Tangga manhole dibuat
dari besi galvanis atau cast iron dengan diameter injakan minimal 2,5 cm.
(4) Ruang Katup
Ruang katup (surface valve box dan valve chamber) harus dibangun dengan bahan dan
jenis konstruksi seperti pada gambar-gambar rencana.
Ruang katup tidak boleh mengeluarkan / meneruskan tekanan dari atas terhadap katup
dan harus terletak di tengah dan melampaui bagian mur dan katup dengan tutup bak
sesuai dengan permukaan jalan/tanah setempat atau pada permukaan lainnya sesuai
dengan pengarahan dari PPK.

3 - 39
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Kotak harus ditempatkan di atas plat beton bertulang yang ditulang langsung di tempat
sesuai gambar rencana, kotak-kotak luar akan diserahkan kepada Kontraktor dalam
keadan biasa.
(5) Konstruksi Pengaman Khusus
Dalam pemasangan pipa bila terdapat atau diperlukan konstruksi penguat khusus yang
belum tercantum dalam spesifikasi ini, maka Kontraktor harus meminta petunjuk PPK
atau akan diatur tersendiri dalam spesifikasi teknis khusus.

3.4.5 GALIAN BOR HORIZONTAL


(1) Pekerjaan Jacking Pipa
a. Peralatan Untuk Galian Starting Pit dan Arriving Pit
Peralatan yang dibutuhkan terdiri dari :
 Cutter : berfungsi untuk memotong aspal agar hasil penggalian terlihat
rapi.
 Breaker : berfungsi untuk menghancurkan aspal.
 Blincong : berfungsi untuk menggali lapisan yang berbatu.
 Cangkul : berfungsi melakukan penggalian tanah.
b. Peralatan Untuk Pekerjaan Bor Horizontal
 Alat Jacking Pipa
 Hydraulic Power Unit
 Water Pumps
 Tripods
 Reamer (diameter disesuaikan dengan kebutuhan)
 Tools
 Spare Parts
 Transportation Facilities
 Safety and Medical Kits
 Bucket lumpur
(2) Tahapan Pekerjaan Penggalian
Tahapan pekerjaan galian terbuka yang harus dilakukan, terdiri dari :
- Kontraktor pekerjaan harus membongkar lapisan aspal (hotmix) terkupas
seluruhnya dengan menggunakan cutter aspal atau breaker selebar galian pipa, hal
ini dimaksud agar konstruksi jalan sisi kiri dan kanan tidak terjadi kerusakan.
- Pengupasan perkerasan ( jika ada ) harus dilakukan dengan hati-hati terutama
pada garis pemotongan badan jalan jangan sampai merusak badan jalan
sebelahnya.
- Setelah pengupasan lapisan atas dilakukan, maka pekerjaan penggalian
dilaksanakan sampai kedalaman galian yang direncanakan terpenuhi.
- Tanah bekas galian langsung ditempatkan ditepi jalan atau ditempatkan pada
tempat penampungan yang aman yang tidak menggangu aktivitas maupun lalu
lintas dalam penempatan bekas galian.

3 - 40
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

- Setelah pemasangan pipa dilakukan dengan bedding yang telah ditentukan


kemudian dilakukan pekerjaan pengurugan kembali/mengurug galian tersebut
dengan pasir beton.
(3) Pengeboran
Langkah-langkah pengeboran adalah :
- Penggalian Pit Starting dan Arriving Pit, Setting Alat, Penentuan titik bor horisontal
dan kemiringan pipa. Pemasangan Pilot Pipe Drilling dari Starting Pit. Pengeboran
dengan Pipa Kecil sebagai pengukuran kemiringan dan pembuatan lobang awal.

Starting Pit Arriving Pit

- Setelah Pilot Pipe berhasil menembus Arring Pit pembesaran lobang dilanjutkan
dengan menggunakan Reamer sesuai dengan kebutuhan pipa rencana dan
kemiringan rencana tercapai.

- Membersihkan lobang pipa dan Mengukur kemiringan ulang agar sesuai dengan
kemiringan rencana.

- Pemasangan Pipa rencana setelah lobang bersih dari bekas galian

- Pembersihan dan pengangkutan bekas galian agar dilakukan segera mungkin agar
tidak terjadi penumpukan bekas galian dan bekas pengeboran.
(4) Pekerjaan Horizontal Directional Drilling (HDD)
Secara umum pekerjaan Horizontal Drilling terdiri atas 3 urutan pekerjaan yang saling
berkesinambungan :
a. Pekerjaan persiapan:
 Stake out (survey lapangan)
Sebelum dimulai pekerjaan HDD diperlukan survey lapangan yang terdiri dari

3 - 41
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

kondisi geometrik, hasil test tanah, dan utilitas yang ada.


 Pengambilan data tanah :Bor log /sondir( N-value) dan water level, sesuai
kedalaman jalur pipa yang akan dipasang. Hal ini untuk menentukan jenis mesin
horizontal yang cocok. Kedalaman jalur pipa dari permukaan tanah disarankan
minimum 1.5 -2 kali diameter luar pipa.
 Rencana management lalu lintas.
Pada tahapan pekerjaan ini kontraktor terlebih dahulu akan membuat Rencana
Manajemen Lalu lintas, berupa rambu - rambu pengarah, pengalihan jalur, lampu
sirene, dan signalman, dll.
 Rencana layout lapangan.
Rencana lay out lapangan meliputi Pemilihan lokasi pit, dimana lokasi pit
diusahakan tidak menutupi jalan / pintu rumah orang/kantor, rencana tempat stok
pipa, rencana tempat lokasi krane dan peralatan jacking, rencana pembuangan
tanah dan air lumpur hasil galian.
 Penentuan Trase Pipa
Trase pipa dibuat dilapangan berdasarkan gambar rencana / shop drawing yang
dibuat dari hasil stake out (survey lapangan) dan telah disetujui oleh
pengawas/instansi terkait. Dilakukan test pit (trail holes) untuk dapat mengetahui
utilitas yang ada didalam tanah terlebih dahulu sebagai penentu untuk jarak
kedalaman pipa yang akan dipasang.
 Pekerjaan konstruksi pit (Pembuatan/perbaikan dinding penahan tanah, galian,
beton, dll)
Setelah semua aspek desain / Pre-Costruction Work selesai maka akan dilanjutkan
dengan pekerjaan fisik / konstruksi pit dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
- Pekerjaan pembersihan lokasi pit
Lokasi dimana akan dijadikan pit keberangkatan akan dibersihkan terlebih
dahulu untuk mempermudah pengukuran posisi dan ukuran pit.
- Pembuatan konstruksi Pit.
Penggalian pit keberangkatan dengan ukuran 1.5 x 2.5 m dan kedalaman
disesuaikan dengan kedalaman pipa. Untuk mencegah kelongsoran ,biasa
dipasang turap baja/plat atau
papan kayu yang di perkuatdengan shoring I- beam / kanal U. Lantai kerja
dipasang plat bordes.
 Mobilisasi peralatan mesin HDD.
Peralatan pekerjaan HDD terdiri dari :
- Mesin HDD.
- Mixing system dengan tangki air bersih
- Digitrak ( Receiver & Transmitter )
- Drill Head
- Reamer
- Mobil tangki air bersih

3 - 42
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

b. Pekerjaan Horizontal Directional Drilling


 Pekerjaan persiapan / setting
- Pemasangan sasis utama atau rangka bawah
- Pemasangan sasis sliding atau menara horizontal
- Pemasangan rotary rod hidraulik
- Hydraulic Powerpack / Pompahidrolik
- Selang-selang hidrolik
- Control Valve
- Bak sirkulasi, pompa sirkulasi, dan set up mesin HDD
 Pekerjaan pemboran
- Mesin HDD mulai dioperasikan dengan control dari operator. Putaran mata bor
dari mesin dan semprotan air dari bak sirkulasi akan menggerus tanah di depan
mesin, menjadikan lumpur dan dialirkan kembali kedalam bak lumpur.
- Selama proses berlangsung hydraulic jack dari belakang perlahan mendorong
rotary rod hydraulic menuju titik target lobang bor dengan putaran rendah.
- Setelah itu dilakukan penambahan rod / stang bor untuk menambah panjang
lobang bor dan proses pengeboran dan pendorongan kembali di jalankan.
Dipakai strut/spacer bila piston jack sudah maksimal sampai terdapat ruang
untuk diturunkan rod/stang bor kedua dan selanjutnya. Rangkaian rod/
stangbor yang tersambung dengan mengencangkan menggunakan kunci pipa
hingga cukup kuat dan tidak bocor.
- Selama proses pengeboran dan pendorongan, operator selalu memonitor
denganbantuan asisten dan helper yang mengawasi proses pemboran.Air dalam
bak sirkulasi juga perlu di kuras dan diganti bila material hasil pengeboran
sudah memenuhi bak.
- Bila diperlukan selama proses pengeboran dan pendorongan rod / stang bor.
- Selama proses pemasangan rod / stang bor yang sudah terpasang, diperlukan
juga pengecekan alignment pipa dengan memakai waterpass. Waterpass
dipasang di dalam pit untuk mendata elevasi tiap pipa apakah masih dalam
elevasi rencana.
- Proses pengeboran dan pendorongan rod / stang bor selesai bila mesin sudah
keluar di pit kedatangan.
- Bila diperlukan, disepanjang permukaan luar pipa dapat di grouting dengan
semen mortar.
- Setelah lubang bor menembus hingga ujung mata bor terlihat pada lubang pit
kedua, dilakukan penarikan kembali rod / stang bor dengan tetap rod / stang
bor berputar dan mata bor terpasang seling atau tali penarik pipa atau HDPE.
- Selanjutnya maka dilakukan pemindahan semua rangkaian mesinbor horizontal
kelubang pit selanjutnya.
- Sebelum rangkaian mesinbor horizontal disetting pada lubang pit kedua,
dilakukan penarikan HDPE / pipa menggunakan WINCH PORTABLE.

3 - 43
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

c. Pekerjaan Finishing
 Pembongkaran Konstruksi Pit dan pengurugan pit.
 Lokasi bekas pit bias juga dijadikan bak control / manhole, dengan cara membuat
lapisan dasar untuk meletakkan shaft precast manhole .
 Pemadatan dan pengaspalan kembali lokasi seperti semula.
 Pengetesan aliran air bila perlu.
d. Demobilisasi Alat dan pembersihan lapangan
 Perbaikan / Perapihan permukaan tanah.
 Perbaikan drainase
 Perbaikan pagar
 Perbaikan utilitas
 Pemadatan tanah dikembalikan seperti semula.

3.4.6 PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA DIATAS TANAH


Pipa harus dipasang menurut garis dan ketinggian yang ditentukan dan harus sedekat
mungkin pada dinding, atap, kolom dan bagian struktural lainnya supaya mengambil tempat
seminimal mungkin, semua ordinat dan fitting yang diperlukan harus disiapkan.
Semua pipa dan alat bantu (fitting) harus dipasang sedemikian sehingga tidak menimbulkan
tegangan atau regangan dalam pipa maupun peralatan yang berhubungan karena adanya
bagian-bagian yang ditempatkan secara paksa. Perubahan arah harus dikerjakan dengan
memakai alat bantu yang sesuai. Pipa harus sejajar atau tegak lurus dinding kecuali jika
ditetapkan lain. Sengkang atau tumpuan sementara harus disediakan untuk menujang pipa
pada saat dipasang dan pemasangan pekerjaan pipa harus dilaksanakan dengan hati-hati
untuk mencegah terjadinya kerusakan pada pipa atau lapisan pipa ataupun struktur dan
pelengkapan yang berdekatan. Sebelum penunjang dan sengkang sementara diangkat maka
pir dan penunjang tetap harus sudah terpasang.
Perpipaan harus mempunyai sambungan dalam jumlah cukup untuk memudahkan
pengangkatan. Semua perpipaan harus didukung kokoh dengan penggantung, sisipan atau
tumpuan yang disetujui dan kemungkinan pengembangan atau penyusutan sudah
diperhitungkan. Pipa tidak boleh ditumpukkan pada pipa lain, tangga, anak tangga atau
trotoar kecuali jika disetujui oleh PPK dan Tim Teknis.
Semua pipa vertikal harus didukung pada tiap lantai atau pada interval-interval yang tidak
lebih dari 2 m ke arah pipa, klem, sengkang atau penahan pada dinding, serta pada titik yang
lain agar menjamin terciptanya konstruksi yang kaku. Tiap bagian pipa harus diletakkan dan
semua sambungan (disemen, dilas, disekrup) dikerjakan ketika pipa ditumpu oleh penunjang
sementara. Setelah sambungan selesai dikerjakan, pipa di klem pada posisi akhirnya.
Pengecetan dan pelapisan luar/dalam harus dikerjakan sebagaimana ditentukan spesifikasi
ini.

3 - 44
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

3.4.7 PEMASANGAN PIPA PADA KONDISI TANAH RAWA


Jenis pipa yang dapat digunakan untuk pemasangan pipa di tanah rawa adalah pipa HDPE
dan pipa Three Layer Polyethylene (3LPE). Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas
dan juga peralatan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun bahan
penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan bebas dari
benda asing dan kotoran sepanjang waktu. Langkah pencegahan mencakup penggunaan
kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut petunjuk PPK selama
pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat semua celah/lubang yang ada pada setiap
akhir hari kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan
terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alinyamen akhir
harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survey.
Pipa, valve dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan saat pemasangan. Bahan
yang didapati rusak sebelum, selama dan setelah dipasang harus diberi tanda secara
permanen, disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti dengan yang baik.
Untuk menghindari adanya terangkatnya pipa distribusi akibat naiknya muka air pada rawa
maka harus dipergunakan :
(1) Penopang Pipa (Pipe Support)
Penopang pipa digunakan dengan jarak per 4 meter pada segmen pipa expose, kecuali
ditentukan lain. Pembuatan struktur penopang pipa disesuaikan dengan gambar kerja
yang telah disetujui oleh tim teknis pekerjaan, konsultan supervise dan PPK.

(2) Thrust Block


Merupakan penyangga yang terbuat dari cor beton yang berfungsi untuk mengikat
pemasangan pipa yang tidak tertanam didalam tanah dan asesoris perpipaan seperti
Tee, Bend dan Valve .Material thrust block terdiri dari campuran semen,pasir dan kerikil
dengan perbandingan campuran ditentukan dalam kontrak kerja.

3.4.8 PENYEBRANGAN – PENYEBRANGAN PIPA


Penyembrangan pipa pada sungai dan gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai dengan
gambar rencana. Bagi penyebrangan sungai dan gorong-gorong, biaya pemasangan dari
pipa selubung (bila diperlukan), pelat-pelat pelindung dari beton, perbaikan-perbaikan dan
penyesuaian terhadap dinding topang dan pangkal-pangkal jembatan, penggalian tambahan
dan sebagainya dianggap telah termasuk dalam harga kontrak.
Bagi penyebrangan sungai dan gorong-gorong, perbaikan-perbaikan penyesuaian terhadap
dinding-dinding topang, pangkal-pangkal jembatan dari gambar kerja harus
diberikan/dilaporkan oleh Kontraktor. Semua pipa pada penyebrangan sungai dan
bangunan-bangunan lain harus dipasangkan dengan peralatan yang layak seperti penjepit,

3 - 45
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

penggantung dan penopang dan lain sebagainya sehingga pemuaian, penciutan dan
getaran-getaran kecil pada perpipaan harus di dalam batas-batas yang diijinkan dengan
tidak mengakibatkan kebocoran-kebocoran. Tetapi menopang pipa dengan mempergunakan
pipa lain dan alat bantu lain yang tidak disebut dalam gambar rencana tidak diperkenankan
tanpa persetujuan PPK dan Tim Teknis terlebih dahulu. Tata laksana perlintasan pipa tersbut
diatas harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku. Apabila jalur
perlintasan pipa tidak diperkenankan memotong pada kontruksi jembatan lalu lintas
eksisting, maka ketinggian jembatan pipa harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu atau menghalangi lalu lintas sungai (perahu dll) sesuai pertaturan yang berlaku.
Bila ada ketidak cocokan dalam rangkain antara pekerjaan pipa dan pekerjaan lain, maka PPK
dan Tim Teknis akan memutuskan pekerjaan mana yang akan dipertimbangkan untuk
didahulukan.
1. Konstruksi Jembatan Pipa
 Umum
Kontraktor harus menyediakan tenaga, bahan, perkakas, peralatan lainnya yang
diperlukan, diluar yang disediakan atau dipinjamkan oleh pemilik untuk pekerjaan
konstruksi jembatan pipa sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar dan/atau
ditentukan disini.
Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan
”flexible” dan/atau ”fitting” yang digunakan untuk hubungan flexible sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dan ketinggian alignment
jembatan dan jalur pipa, diperlukan bentang transisi guna menghubungkannya
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan harus dilaksanakan sesuai dengan
perintah PPK sesuai dengan kondisi lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus dilakukan
setelah penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan PPK.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan konstruksi jembatan pipa dengan benar
sesuai dengan ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan dalam spesifikasi teknik
ini.
Kontraktor atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa yang
diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey sendiri di lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus melakukan, mengkoordinasikan dengan instansi terkait, dan
membantun Pemilik mendapatkan ijin dari Instansi Pemerintah yang terkait dalam
pelaksanaan pekerjaan perlintasan ini.
 Gambar Kerja dan Jadwal Pelaksanaan
Kontraktor berdasarkan pemeriksaan lapangan, harus menyusun jadwal
pelaksanaan dan gambar kerja jembatan pipa yang memperlihatkan semua ukuran,
rincian pipa, bangunan bawah (abutment), pilar, pancang, pekerjaan sementara
termasuk penurapan, perancah dan lain-lain, perbaikan kembali atau, membuat
lapis lindung (revetment) pada sungai atau saluran dimana diperlukan, termasuk

3 - 46
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

perhitungan yang diperlukan serta menyerahkannya kepada PPK untuk


persetujuannya, sebelum memulai pekerjan pembanbunannya.
Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang lebih
rendah, air ditambah dengan cairan desinfektan yang sudah disediakan oleh
Kontraktor dengan cara dipompakan melalui lubang berdiameter kecil di ujung
pipa di bor.
Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian
sehingga air yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg sisa Khlorin per
liter.
Jika air ini masih mengandung Khlorin bebas setelah periode kontak ini, maka
harus dicuci dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak menbandung Khlorida
yang berlebihan.
Jika ternyata cairan yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorin setelah periode
kontak selama 24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi.
Sebelum pemberian desinfektan pada tiap bagian pipa dengan cairan yang me-
ngandung klorin di atas, Kontraktor harus mendapat persetujuan tertulis dari PPK
dan Tenaga Ahli untuk menggunakannya.
 Desinfeksi Pipa
Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air bersih ke pelanggan maka
terlebih dahulu harus dilakukan pembersihan pipa dari kotoran/endapan yang ada
dalam pipa dan membersihkan pipa dari kuman-kuman penyakit dengan larut-an
desinfektan.
 Perancah
Kontraktor harus menyediakan perancah yang memadai melintas sungai atau
saluran dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung, mengelas
dan mengecat pipa dan membuat pipa dengan aman dan efisien.
Tindakan khusus harus dilakukan dalam merencanakan dan membangun perancah
di lokasi jembatan dimana pendirian pilar termasuk kedalam pekerjaan, sehingga
dapat menopang dengan baik atau mendukung berat peralatan pancang dan
tekanan atau kejutan dari pelaksanaan pancang.
 Konstruksi Bangunan Bawah
Kontraktor harus menyediakan turap/atau perlengkapan kedap air untuk
pembuatan bangunan bawah, sehingga dapat dilaksanakan dalam kondisi kering
dan aman.
a. Pondasi
Kontraktor harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan
atau yang diperlihatkan dalam gambar.
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan sebelum
diperoleh persetujuan dari PPK, Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan
pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan

3 - 47
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

sebagaimana diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan


oleh PPK dan Tim Teknis.
Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan maksimum 15
cm dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum empat kali
sebagaimana disetujui oleh PPK, Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan
PPK, Tim Teknis dan Konsultan Pengawas tidak sesuai untuk pondasi,
Kontraktor harus menggali lebih dalam lagi di bawah gradien tersebut sampai
kedalaman tertentu sebagaimana diperintahkan PPK, Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas.
b. Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui PPK,
Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam bagian
selanjutnya, yaitu "Pekerjaan Beton".
Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik minimum 175 kg/cm').
Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan ke besi
tulangan dengan cara yang disetujui serta menghindari pergeseran dari lokasi
semula selama pengecoran beton.
c. Pemasangan Pipa
Kontraktor harus memasang dan menyambung semua pipa “fitting” dan
“coupling” sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalam
gambar.
d. Anti Lendutan (cambering)
Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk
bekisting lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan
pancang bentang di bagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar.
Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan susunan
rinci bahan pipa dan juga garis pemotongan dan sudut masing-masing pipa
untuk anti lendutan dan harus menyerahkannya ke PPK untuk persetujuannya
setelah pekerjaan pemasangan pipa.
e. Pendukung Berbentuk Cincin (ring support)
"Fixed Type Ring Support" yang ditunjukkan dalam gambar harus dianggap
pendukung berbentuk cincin yang dipasang di bantalan pilar.
"Sliding Type Ring Support" harus dianggap sebagai pendukung berbentuk
cincin yang dapat digeser secara horizontal di bantalan pilar ke sumbu dalam
pipa.
Pendukung harus terbuat dan baja yang memenuhi standar yang ditentukan
PPK atau yang dianggap setara, dan dibuat sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar.

3 - 48
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang
memenuhi standard yang sesuai seperti tersebut di atas. Pendukung
berbentuk cincin harus dilas merata melingkari pipa baja.
 Pengujian
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus dilakukan uji
hidrostatis.Setelah disetujui oleh PPK, semua permukaan bagian dalam (interior),
sambungan las, dan permukaan bagian luar (exterior) harus dicat.

3.5 PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

3.5.1 PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA STEEL


(1). Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik perkakas dan
peralatan untuk menangani dan memasang pipa, dan valve. Cara pemasangan pipa dan
penggunaan perkakas dan peralatan juga harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun bahan
penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa, dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan bebas
dari benda asing dan kotoran disepanjang waktu. Langkah pencegahan mencakup
penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut petunjuk PPK
selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat semua lubang/celah yang ada
pada setiap akhir hari kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan
terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alinyemen
akhir harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survei.
Pipa, valve, dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan pada saat pemasangan.
Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah dipasang harus diberi tanda
secara permanen; disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti dengan yang baik.
Secara umum, setiap 3 batang pipa disambung di atas tanah agar pelaksanaan
penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil.
Pipa-pipa yang disambung menjadi satu diangkat dan diletakkan kedalam galian dan
didalam galian pipa tersebut disambung dengan pipa lainnya dengan menggunakan
”coupling”.
Jika Kontraktor mengusulkan menggunakan ”Heat – shinkable sleeves” untuk lapisan
pelindung sambungan daripada ”Heat – shinkable sleeves”, ”sleeves” tersebut perlu
dipasang pada pipa sebelum diletakkan.
Galian sekitar daerah yang diperkirakan tempat sambungan dan tempat untuk ”Heat –
shinkable sleeves” atau ”Sleeves”, harus digali lebar untuk kemudahan pelaksanaan
pekerjaan yang diperlukan.

3 - 49
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

(2). Pemasangan Pipa


 Penurunan Pipa ke Dalam Galian
Peralatan Perkakas, dan fasilitas PPK yang memuaskan PPK harus disediakan dan
digunakan oleh Kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua
pipa “fitting”, dan “valve” harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu
persatu, dengan batasan diameter memakai “crane”, derek, tali, atau dengan mesin,
perkakas, atau peralatan, lainnya yang sesuai, dengan cara sedemikian rupa agar
mencegah kerusakan terhadap bahan, lapisan pelindung luar (protective coating)
serta lapisan pelindung dalam (Lining). Bahan tersebut sama sekali tidak
diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.
Jika kerusakan terjadi pada pipa, “valve” atau perlengkapan pada saat
penanganannya, harus segera dilaporkan kepada PPK. PPK akan menentukan
perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak tersebut.
 Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa ”Fitting” harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan,
pada saat di atas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling
mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya.
Pipa atau ”fitting” yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh
PPK yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya.
 Pembersihan Pipa dan Fitting
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang.
Bila ada profil pengaku bahan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua profil
pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing
lainnya dalam pipa.
 Perletakkan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam
pipa pada saat pipa diletakkan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun
benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada
jalur dengan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan
urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali
pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau
kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui
oleh PPK.

3 - 50
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan lainnya,
harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik,
tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan
menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong
tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana
yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada ”fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot” dipotong
untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan
kepada Kontraktor dari PPK.
(3). Penyambungan Dengan Pengelasan di Lapangan
 Umum
Pengelasan pipa baja di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan yang
ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu
pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini.
- Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’ Association (WSP)
- Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih
dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan
diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus
disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
Pengelasan yang diminta oleh PPK harus diuji dengan cara pengujian yang
dicantumkan dalam “4 PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA PENGELASAN DI
LAPANGAN” DALAM 9.2.4 atau cara yang diterima oleh PPK.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan,
dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan
dengan las tumpul tunggal (singgle-welded butt joint) atau las-tumpul ganda
(double-welded butt joint) sesuai yang ditentukan.
 Juru Las
Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan
untuk persetujuan PPK.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh
badan berwenang.

3 - 51
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Batang Las dan Mesin Las


Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212 atau
yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat
lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod)
dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod)
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus
AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301
atau pada standar yang telah diterima oleh PPK.
 Penyiapan Ujung Pipa
Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel) yang sesuai
sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh PPK, alur tersebut
harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan diameter
700 mm dan yang lebih kecil dari pada permukaan dalam (interior) untuk pipa
dengan diameter 800 mm dan yang lebih besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus ada alur dikedua
sisi pipa agar dapat dilakukan sambungan las tumpul ganda (double welded butt
joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus
sesuai dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh PPK.
 Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah
dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian
ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
“Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus
terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan keadaan
cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh
dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan
atau persetujuan dari PPK.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidak rataan.
(4). Pengujian Tanpa Merusak Pada Pengelasan di Lapangan
 Pemeriksaan Secara Amatan (Visual Inspection)
Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan
berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Kontraktor harus
mengelas dan menguji kembali atas biayanya sendiri.
- Adanya lubang (pit) dipermukaan
- Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau lebih

3 - 52
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

- Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mm dan
kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.
- Adanya tumpang tindih (overlap)
- Adanya penguatan berlebihan
Tabel Ketebalan Dinding dan Maximum Reinforcement
Ketebalan Dinding Maximum Reinforcement
(mm) (mm)

12,1 atau lebih kecil 3,2

Lebih besar dari 12,7 4,8

- Butiran yan tidak merata (unven beads), dan


- Adanya kerusakan akibat nyala (are strike)
 Uji Cairan Penembus Dengan Warna
Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur pelaksanaan
harus memenuhi rekomendasi pabrik.
Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya
Kontraktor sendiri.
PPK dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan
pengelasan Kontraktor dapat diterima atas dasar pengujian yang diserahkan oleh
perusahaan pemeriksa yang independen

3.5.2 PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA HDPE


(1) Umum
Dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar, pipa ’POLYETHYLENE” disingkat
dengan nama ”PE” termasuk jenis thermoplastik. Untuk air minum spesifikasi pipanya
adalah PE 100 yang diproduksi dari jenis HDPE atau MDPE.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas dan
peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa ”Valve” dan ”Fitting”.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari PPK.
(2) Pemasangan Pipa
 Penurunan Pipa Kedalam Galian
Peralatan Perkakas, dan fasilitas PPK yang memuaskan PPK harus disediakan dan
digunakan oleh Kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua
pipa “fitting”, dan “valve” harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu
persatu, dengan batasan diameter memakai “crane”, derek, tali, atau dengan mesin,
perkakas, atau peralatan, lainnya yang sesuai, dengan cara sedemikian rupa agar
mencegah kerusakan terhadap bahan, lapisan pelindung luar (protective coating)
serta lapisan pelindung dalam (Lining). Bahan tersebut sama sekali tidak
diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.

3 - 53
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Jika kerusakan terjadi pada pipa, “valve” atau perlengkapan pada saat
penanganannya, harus segera dilaporkan kepada PPK. PPK akan menentukan
perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak tersebut.
(3) Penyambungan Pipa
Jenis sambungan pipa Polyethylene adalah sebagai berikut :
 Sambungan Mekanis
- Mechanical-join : sambungan plastik, injection (20 mm - 63 mm) imulded,
tipe push-in dengan O-ring dan ulir
- Sambungan dari metal
 Welding (heat fusion)
- Butt welding ( 63 mm – 250 mm)
- Socket welding (20 mm – 125 m)
- Saddle welding
 Elektro welding
Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas.
Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus disediakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menyerahkan data teknis dan contoh untuk persetujuan PPK.
 Penyambungan Dengan Sambungan Mekanis
Pipa dimasukkan kedalam sambungan lalu mur penekannya dikencangkan.
Penyambungan sistem mekanik lainnya juga sama seperti halnya penyambungan-
penyambungan yang biasa dilakukan.
 Penyambungan Pipa Dengan Welding (Heat Fusion)
- Butt Welding
Pipa diklem pada alat penekan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan dan
diratakan dengan pengetap.
Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara kedua
permukaan pipa dengan sedikit tekanan untuk beberapa detik.
Kemudia plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan tekanan tertentu
sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang menyatu.
Hilangkan tekanan untuk beberapa saat, setelah dingin klem dapat dibuka.
- Socket Welding
Pipa dipotong tegak lurus dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan bagian
dalam socket harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus. Jepit bagian
ujung pipa yang sebelumnya telah diukur dengan mall yang sudah ditentukan.
Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas dan socket sambungan ke dalam
spigot pemanas untuk beberapa detik. Keluarkan alat pemanas dan bagian pipa
harus segera dimasukkan kedalam socket sambungan. Biarkan beberapa saat
sampai dingin.
- Saddle Welding

3 - 54
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Mula-mula kedua permukaan yang akan di las harus dibersihkan dengan cairan
pembersih. Taruh piringan pemanas diantara pipa sudle dengan tekanan
tertentu untuk beberapa saat. Lepaskan piringan pemanas dan sambung segera
pipa dengan sudle tersebut dengan tekanan tertentu untuk beberapa saat.
Setelah sambungan dingin baru pipa dilubangi dengan alat yang biasanya
sudah ada pada sambungannya.
 Penyambungan dengan Elektro Welding
Kontraktor harus menyediakan KONTROL BOX khusus dengan tegangan yang harus
sama dengan tegangan dari spesifikasi sambungan yang ditentukan oleh produsen
sambungan tersebut. Mula-mula kedua permukaan yang akan disambung harus
dibersihkan dengan cairan pembersih.Sambung pipa dengan sambungan yang akan
dilas. Kemudian kabel dari kontrol box disambung kedalam sambungan yang
tersedia. Hidupkan kontrol box dan secara otomatis akan berhenti sendiri bila proses
penyambungan selesai. Sebagai kontrol, material dari dalam akan keluar dari lubang
indikator pada sambungan.

3.5.3 PEMASANGAN FITTING DAN ACCESSORIES


a. Fitting
Semua jenis fitting dipasang sesuai dengan fungsi dan jenisnya seperti yang
tercantum dalam Bill of Quantity dan gambar, sesuai dengan jenis pipanya.
b. Thrust Blok
 Thrust block berfungsi untuk meningkatkan kemampuan fitting dan aksesoris
dalam menahan pergerakan dan terbuat dari beton fc'  20 MPa (≈ 200
kg/cm2) dan diletakkan langsung pada tanah stabil dengan pondasi agregat
dengan ketebalan minimum 200 mm.

 Bila daya dukung tanah pada lokasi blok penahan tidak sesuai dengan
rencana, maka perkuatan daya dukung dilakukan dengan menggunakan
cerucuk atau dengan cara lain yang disetujui Direksi Lapangan/Teknis.

 Bila terjadi celah antara dinding tanah galian dan lengkung luar dinding blok
penahan sebagai akibat penggalian yang melampaui ukuran yang
ditetapkan, maka celah tersebut harus diisi dengan kerikil yang dipadatkan
dengan merata.

c. Valve
 Kontraktor harus melengkapi valve sesuai dengan yang dibutuhkan dan
menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai dengan ukuran yang
disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau model yang sama dan
dikeluarkan oleh satu pabrik.

3 - 55
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor
dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :

- Nama pemilik proyek


- Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
- Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
- Tekanan kerja
- Diameter nominal
- Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran

 Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari brass/kuningan,


kecuali untuk handwheel terbuat dari besi tuang atau besi tempa atau jenis
sambungan dari sambungan ulir.

 Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 “Pipa threads where pressure tight
joint are made in the thread”.

 Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan sistem


dengan flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.

 Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang


dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasional yang diakui.

 Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka seluruh
Valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 bar dan
untuk flange harus mempunyai dimensi sesuai dengan standard ISO 2531.

 Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan


arah jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus
tertera untuk menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup valve.

 Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah


masuknya benda-benda asing.

 Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan


seperti gasket, mur, baut dan ring untuk satu sisi flange dengan imbuhan
10%.

 Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi teknis


dari flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam keadaan bukan material
bekas dan sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket
minimal 3 mm terbuat dari karet sintetis.

 Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum force pada


hardwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain sehingga tidak

3 - 56
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

menimbulkan kesulitan pada operator. Kontraktor harus menyertakan


besarnya maksimum torque yang dibutuhkan untuk setiap valve yang dikirim.

 Valve harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum digunakan.
Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik. Ketebalan
minimum coating setelah kering + 400 microns (16 mils). Material yang
berkontak dengan air harus harus dari jenis non toxic sedangkan bahan yang
dapat larut tidak boleh digunakan.

 Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan untuk setiap jenis valve
dan perlengkapannya.

 Kontraktor harus menyertakan sertifikat dari pabrik yang menerangkan bahwa


setiap valve telah memenuhi persyaratan yang diminta dalam spesifikasi ini.

d. Gate Valve
 Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve
yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising Stem”.

 Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other Liquids”
(AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih
tinggi kualitasnya dan didesain khusus untuk tekanan kerja.

 Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan
kunci T (Tee Key) minimal satu buah.Tee key tersebut dilengkapi dengan
pendongkel tutup surface box street cover dan terbuat dari baja ST 40 yang
telah digalvanis.

 Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle


maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis. Harga
penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC untuk
melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.

 Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau
bahan dengan kualitas lebih tinggi.

 Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari
logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid
(solid wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi
tegak (vertikal mounting). Valve harus dirancang untuk saluran air yang
bebas hambatan yang mempunyai diameter tidak kurang dari diameter
nominal valve apabila dalam posisi terbuka.

 Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperli
telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari

3 - 57
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

stuffing box tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing
box harus terbuat dari asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui
engineer. Packing dari hemp atau jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring
stem seal dapat digunakan atas persetujuan engineer dan seal ini harus
terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan paling sedikit 1 (satu) buah
ditempatkan di atas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian dalam
keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.

 Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel.

 Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.

 Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan
tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang
padat. Tutup harus disertakan pada surface box tersebut.

 Joint antara tutup dengan badan dapat berupa engsel atau dihubungkan
dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing
dimensi valve dan sudah dicoating dengan anti karat.

 Valve dengan ukuran 80 mm atau lebih kecil mempunyai badan yang terbuat
dari perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki solid wedge
(baji), skrup dalam dan tangkai pengungkit.

 Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B 2011
atau ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besarnya 0.98 Mpa (10.0
kglcm²). Valve harus dilengkapi dengan roda pemutar dan ujung berulir
(sekrup).

 Badan Valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu pada JIS H
5111, kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang tidak kurang dari
196 N/mm2 (20 kg/m2). Piringan terbuat dari perunggu cetakan sesuai
spesifikasi di atas atau dari kuningan yang mengacu pada AS H 3250, kelas C
3711 atau dari tembaga yang mempunyai daya rentang tidak kurang dari 314
N/mm2 (32 kg/m2). Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga sesuai
spesifikasi di atas.

e. Air Realese Valve


 Air Realese Valve/Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan
mengikuti hal-hal sebagai berikut :

 Dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.

 Dapat memasukkan udara selama penggelontoran.

 Dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.

3 - 58
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan.

 Aman terhadap vakum.

 Seluruh air valve dengan standard flange JIS-B2213. Setiap valve lengkap
dengan mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang
diberikan pada uraian pekerjaan.

 Badan valve terbuat drat cast iron atau ductile iron dan pelampung dari
ebonit, stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.

 Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.

 Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan tidak
menunjukkan gejala kebocoran.

 Tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar.

 Kontraktor harus menyediakan katup penutup (isolating valve) secara terpisah


untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly valve) dengan
spesifikasi sbb:

 Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan rubber
seal, disc, valve shaft dan peralatan mekanisme operasional yang mengikuti
'Standards for Rubber Seated Butterfly Valves' (AWWA Designation C 504)
atau standard Internasional lain yang disetujui yang sama atau lebih tinggi
kualitasnya dari yang disebutkan.

 Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90o dari
posisi terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve harus
horizontal.

 Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan
standard AWWA C 504.

 Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan dan


perbaikan.

 Mekanis operasional untuk pengoperasian valve secara manual harus dapat


mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi tidak
mengakibatkan piringan berpindah dari tempatnya semula.

 Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila tertutup
rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa.

 Seluruh valve harus mengikutl Spesifikasi dan harus dapat membuka atau
menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.

3 - 59
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Badan valve dan flange terbual dari cast iron dan mengikuti "Specification
for Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe Fittings kelas B (ASTM
Designation A 126) atau ductile iron (ASTM 536). Flange harus mengikuti
standard JIS-8 2213.

 Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.

 Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi di bawah ini yang tergantung
pada ukuran pipa yang dipasang.

Ukuran Pipa (mm) Tipe Air Valve Diameter Nominal


Air Valve
300 dan lebih kecil Tipe dengan orifice 50 (mm)
mm dan lebih kecil
kecil / tunggal
350 dan lebih besar Tipe dengan dua 75 mm dan lebih besar
Orifice atau
kombinasi
- Tipe air valve dengan lubang/office kecil

Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian secara otomatis
yang akan mengeluarkan udara yang terakumulasi bertekanan pada saat aliran
air dalam penuh.
- Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi

Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesain untuk dioperasikan secara
otomatis, sehingga akan :
o Terbuka pada kondisi bertekanan kurang dari tekanan atmosfer, dan menampung
banyak udara selama operasi pengurasan saluran pipa.

o Mengeluarkan banyak udara dan menutup, pada saat air dalam kondisi tekanan
rendah, mengisi badan valve selama operasi pengisian.

o Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan pembuangan udara tinggi, dan

o Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada kondisi aliran air penuh dalam
pipa.

 Pada jarak datar dipasang setiap jarak 500 m – 750 m, dipasang 1 buah air
valve assembly dan 1 buah blow off assembly.

 Untuk permukaan tanah naik turun atau terdapat jembatan-jembatan pipa


dimana perletakan pipa terpaksa harus dinaikkan maka pemasangan pipa
mengikuti naik turunnya tanah dengan memasang air valve assembly pada
puncak tanjakan dan blow off pada penurunan (titik terendah).

3 - 60
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Tiap blow off harus dibuat drain chamber seperti gambar standard terlampir,
tiap air valve di dalam tanah harus terlindung dalam air valve chamber.

3.6 PERBAIKAN KEMBALI (PENGEMBALIAN KONDISI)

3.6.1 PENGEMBALIAN KONDISI PERKERASAN LAMA


(1) Umum
Pekerjaan yang tercakup dalam Seksi ini harus meliputi pengembalian kondisi
perkerasan yang telah rusak sedemikian rupa sehingga terjadi lubang-lubang besar,
tepi jalan banyak yang rusak atau terjadi keriting (corrugation) pada permukaan
perkerasan dengan ke dalam lebih dari 3 cm, terjadi retak-retak lebar, retak struktural
atau retak kecil yang menjalar,atau menunjukkan bukti bahwa tanah dasarnya
melemah seperti jembul atau deformasi yang besar. Tujuan pengembalian kondisi ini
harus menjamin bahwa :
 Lokasi perkerasan yang tidak ditentukan untuk pelapisan kembali, dapat dipelihara
dengan mudah dan rutin menurut Seksi 10.1 dari Spesifikasi ini.
 Pada lokasi yang diproyeksikan memerlukan pelapisan kembali, keuntungan
pemakai jalan harus dipelihara sampai pelapisan kembali tersebut dilaksanakan.
 Semua lokasi yang akan dilapis kembali harus mempunyai struktur yang utuh
(sound).
(2) Penjadwalan Pekerjaan Pengembalian Kondisi
Pekerjaan pengembalian kondisi harus dijadwalkan sedini mungkin dalam program
pelaksanaan untuk memaksimumkan keuntungan pemakai jalan. Lokasi yang akan
dioverlay harus dikembalikan kondisinya sampai lengkap sebagaimana disyaratkan
dalam Seksi dari Spesifikasi ini sebelum pekerjaan overlay dilaksanakan.
(3) Filosofi Pembayaran dan Penentuan Harga
Pekerjaan yang ditentukan sebagai bagian dari lingkup pemeliharaan berkala utama
pada Kontrak ini, yang ditujukan untuk memperbaiki lereng melintang permukaan,
bentuk atau kekuatan struktur perkerasan pada lokasi yang luas, tidak boleh dianggap
sebagai bagian dari pekerjaan pengembalian kondisi dan harus diukur dan dibayar
menurut pekerjaan utama yang berkaitan dalam Seksi-seksi dari Spesifikasi ini untuk
berbagai bahan yang diguna-kan seperti Lapis Pondasi Agregat Kelas A, AC-BC, AC-WC
dan sebagainya. Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor yang dibayar menurut Seksi
ini harus dibedakan secara cermat dengan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin yang dibayar
menurut Spesifikasi ini.
(4) Penentuan Lokasi Yang Memerlukan Pengembalian Kondisi
Lokasi perkerasan yang memerlukan pengembalian kondisi akan ditetapkan oleh Direksi
Pekerjaan berdasarkan pengamatan visual yang dilaksanakan selama survei lapangan
awal oleh Kontraktor pada permulaan Periode Mobilisasi. Semua lokasi yang
menunjukkan indikasi kerusakan dari lapisan bawah harus ditandai untuk digali dan

3 - 61
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

direkonstruksi. Detil aktual baik cara maupun luas pekerjaan pengembalian kondisi untuk
setiap lokasi yang telah ditetapkan akan diterbitkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan
setelah hasil survei lapangan mem-berikan sejumlah detil kondisi perkerasan lama.
Perintah tertulis dari Direksi Pekerjaan juga akan menyebutkan waktu yang pantas untuk
penyelesaian pekerjaan pengembalian kondisi ini.
(5) Klasifikasi Pekerjaan Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama
Perbaikan pada perkerasan dan pekerjaan peningkatan yang tercakup dalam Seksi dari
Spesifikasi ini adalah :
 Perbaikan lubang dan penambalan (kerusakan pada lokasi yang memerlukan
penggalian dan rekonstruksi perkerasan atau lapisan tanah dasar) masing-masing
dengan luas lebih dari 40 cm x 40 cm dan dengan total volume setelah penggalian
kurang dari 10 meter kubik per kilometer.
 Pelaburan aspal pada perkerasan yang tidak kedap atau retak bilamana luas
pelaburan yang diperlukan antara 10 % dan 30 % dari setiap 100 meter panjang
perkerasan berpenutup aspal pada proyek itu dan luas tiap pelaburan aspal tidak
melampaui 40 meter persegi.
 Pelaburan aspal (sealing) pada retak yang lebar yang memerlukan penanganan yang
khusus.
 Perataan setempat (spot levelling) pada perkerasan berpenutup aspal yang
amblas, dimana jumlah bahan yang diperlukan tidak lebih dari 10 meter kubik dalam
tiap kilometer panjang.
 Perbaikan tepi perkerasan termasuk restorasi lebar perkerasan berpenutup aspal
 Perataan berat untuk meratakan alur (rutting) yang dalam atau untuk memper-
tahankan lereng melintang jalan yang standar.
 Penambahan bahan agregat pada perkerasan jalan tanpa penutup aspal yang
memerlukan tidak lebih dari 50 meter kubik (ukuran dalam bak truk, gembur) bahan
untuk setiap kilometer panjang.
Pekerjaan ini dapat meliputii pengisian lubang-lubang, menggali dan menambal lokasi
yang lemah atau lokasi yang mempunyai retak struktural, perataan setempat minor dan
perbaikan lereng melintang perkerasan dengan bahan pondasi, perbaikan gradasi
perkerasan berbutir dengan mencampur agregat kasar atau halus dan penggantian
bahan pada permukaan lama.
Pekerjaan berukuran lebih besar dari yang diklasifikasikan sebagai Pekerjaan
Pengembalian Kondisi harus diberi kompensasi menurut mata pembayaran yang sesuai.
Pekerjaan kecil yang mencakup perbaikan lubang yang lebih kecil dari 40cm x 40cm dan
luas pelaburan setempat yang mencakup kurang 10 % dari setiap 100 meter panjang
perkerasan berpenutup aspal harus dipandang telah diberi kompensasi penuh menurut
Spesifikasi ini.
(6) Pengajuan Kesiapan Kerja
Kontraktor harus menyiapkan jadwal kemajuan (progress) pekerjaan untuk Pekerjaan
Pengembalian Kondisi, yang selanjutnya akan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan

3 - 62
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

secara mingguan untuk disahkan. Jadwal kemajuan pekerjaan tersebut harus


menunjukkan, setiap kilometer proyek, kuantitas bahan yang digunakan untuk setiap
jenis pekerjaan dalam pada minggu yang sedang berjalan, kuantitas yang telah selesai
dikerjakan pada minggu sebelumnya dan total kuantitas yang telah selesai dikerjakan
sampai hari ini.
Keterlambatan Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan pengembalian kondisi yang
mengakibatkan kerusakan perkerasan yang semakin luas akan menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Jika perlu, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan pihak lain untuk
melaksanakan pekerjaan pengembalian kondisi ini dan membebankan biaya aktual untuk
pekerjaan pengembalian kondisi yang sudah dikerjakan kepada Kontraktor ditambah
denda 10%.
(7) Perbaikan Terhadap Pekerjaan Pengembalian Kondisi yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan, lokasi perkerasan yang telah ditetapkan tidak
dikembalikan kondisinya sampai memenuhi ketentuan atau dipandang tidak memenuhi
dalam segala hal, maka lokasi tersebut harus diperbaiki sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan. Perbaikan dapat mencakup pembuangan dan penggantian seluruh luas
pekerjaan pengembalian kondisi atau cara-cara lain yang dipandang perlu oleh Direksi
Pekerjaan.
(8) Pemeliharaan Terhadap Lokasi Pengembalian Kondisi Yang Memenuhi Ketentuan.
Tanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan terhadap
pekerjaan pengembalian kondisi yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
disyaratkan di atas, Kontraktor juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin
dari semua lokasi pengembalian kondisi yang telah selesai dan diterima selama Periode
Kontrak termasuk Periode Pemeliharaan, atau sampai lokasi tersebut telah dioverlay
dengan suatu lapis permukaan yang sesuai. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus
dilaksanakan sesuai Spesifikasi ini dan harus dibayar terpisah.

3.6.2 BAHAN
Hanya bahan baru yang boleh digunakan pada lapisan perkerasan. Bahan perkerasan hasil
galian yang masih baik dapat digunakan kembali sebagai timbunan pilihan.
(1) Penambalan Perkerasan, Perataan Setempat dan Perbaikan Tepi Perkerasan dari Jalan
Berpenutup Aspal dan Jalan Tanpa Penutup Aspal.
Jenis bahan yang harus digunakan pada penambalan, pengisi lubang atau perbaikan tepi
perkerasan lama yang rusak, adalah yang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan dan dapat meliputi Timbunan Pilihan, Lapis Pondasi Agregat Kelas A atau B,
Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, Lapis Resap Pengikat, Lapis Perekat dan/atau salah
satu dari bahan Campuran Aspal Panas atau Dingin, Lasbutag atau Latasbusir yang
memenuhi ketentuan Spesifikasi ini.
(2) Perbaikan Lubang
Bahan yang digunakan untuk perbaikan lubang harus sama atau setara dengan lapisan
bahan di sekeliling lokasi yang ditambal kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan

3 - 63
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

(misalnya, perkerasan yang terdiri dari lapis pondasi agregat, AC-BC dan AC-WC haruslah
ditangani dengan lapis pondasi agregat ditambal dengan lapis pondasi agregat, lapis
sub-permukaan ditambal dengan AC-BC dan lapis permukaan ditambal dengan AC-WC).
Bahan yang digunakan dapat mencakup Timbunan Pilihan, Lapis Pondasi Agregat Kelas
A (untuk perkerasan berpenutup aspal), AC-BC, AC-WC, Campuran Dingin, Lasbutag atau
Latasbusir, Penetrasi Macadam, Lapis Resap Pengikat, Lapis Pengikat, Laston (AC) atau
bahan perkerasan lainnya, sesuai dengan lapis perkerasan yang ditambal. Bahan-bahan
ini biasanya harus memenuhi Seksi yang berkaitan dalam Spesifikasi ini atau Spesifikasi
Teknis yang berkaitan, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
(3) Penambahan Agregat pada Perkerasan Tanpa Penutup Aspal
Jenis agregat yang akan ditambahkan pada perkerasan tanpa penutup aspal akan
ditetap-kan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi Lapis Pondasi Agregat Kelas C,
agregat kasar dan halus untuk Waterbound Macadam yang memenuhi ketentuan dalam
Seksi 5.2 dari Spesifikasi ini. Bilamana perkerasan tanpa penutup aspal lama kekurangan
agregat kasar atau agregat halus, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk
menambah agregat kasar atau halus, dicampur dengan perkerasan lama dan dipadatkan
hingga memenuhi persyaratan.
(4) Pelaburan Setempat (Spot Sealing) dan Laburan Aspal (Seal Coating)
Bahan yang digunakan untuk pelaburan setempat atau laburan aspal pada perkerasan
yang retak, harus berupa aspal Penetrasi 60/70 atau 80/100, aspal cair MC 250 atau MC
800 atau aspal emulsi yang sesuai. Aspal Pen 60/70 atau 80/100 atau aspal emulsi harus
digunakan untuk mengisi retak-retak.
(5) Perataan Setempat (Spot Levelling)
Bahan yang digunakan untuk perataan setempat dapat berupa Lapis Pondasi Agregat
Kelas C, Lapis Penetrasi Macadam, Campuran Aspal Dingin atau Campuran Aspal Panas,
sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan.
(6) Perbaikan Tepi Perkerasan
Pekerjaan perbaikan tepi perkerasan harus dilaksanakan dengan Lapis Pondasi Agregat
Kelas A dan AC-BC, termasuk Lapis Resap Pengikat dan/atau Lapis Perekat yang diperlu-
kan, sebagaimana yang disebutkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.

3.6.3 PELAKSANAAN
(1) Penambalan Perkerasan pada Perkerasan Berpenutup Aspal dan Tanpa Penutup Aspal
(Galian dan Rekonstruksi)
Direksi Pekerjaan akan menentukan lokasi yang memerlukan pengembalian kondisi dan
batas-batas lokasi pengembalian kondisi tersebut, dan Kontraktor harus menandai lokasi
yang dimaksud. Tanda cat harus dipakai pada perkerasan berpenutup aspal dan tanda
patok siku harus dipakai untuk lokasi perkerasan tanpa penutup aspal.

3 - 64
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Sekeliling lokasi yang rusak harus digali manual. Penggalian harus berbentuk segi empat
dengan sisi-sisi yang sejajar dan tegak lurus terhadap sumbu jalan. Tepi-tepi galian harus
vertikal atau terjal keluar dan bukannya menjorok ke dalam.
Lokasi yang digali harus diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan dan bahan
untuk penambalan tidak boleh dihampar sebelum dimensi galian disetujui. Segera
setelah persetujuan diberikan, dasar galian harus dipadatkan dan setiap lapis bahan yang
diperlukan oleh Direksi Pekerjaan harus dipadatkan dengan pemadat mekanis yang telah
disetujui. Alat pemadat manual dapat digunakan untuk penambalan lapisan yang lebih
bawah dimana lubang tersebut terlalu sempit untuk ditempati alat pemadat mekanis.
Kepadatan setiap lapisan yang telah dipadatkan harus setara dengan kepadatan bahan
yang disyaratkan dalam Seksi-seksi pekerjaan utama dari Spesifikasi ini.
Elevasi pekerjaan pengembalian kondisi yang telah selesai dikerjakan harus sama dengan
elevasi perkerasan lama atau bahu jalan lama di sekelilingnya yang masih utuh (sound).
Toleransi permukaan haruslah seperti yang disyaratkan dalam Seksi pekerjaan utama dari
Spesifikasi ini untuk bahan yang tertentu yang digunakan sebagai lapisan teratas dari
pekerjaan pengembalian kondisi.
(2) Perbaikan Lubang pada Perkerasan Berpenutup Aspal dan Tanpa Penutup Aspal.
Direksi Pekerjaan harus menentukan lubang-lubang yang akan diperbaiki menurut Seksi
ini. Semua lubang pada perkerasan berpenutup aspal harus ditutup seperti yang
disyarat-kan dalam Pasal ini. Lubang pada perkerasan tanpa penutup aspal yang lebih
dalam dari pada ke dalaman perkerasan juga harus ditutup seperti yang disyaratkan
dalam Pasal ini. Direksi Pekerjaan dapat menentukan bahwa lubang pada perkerasan
tanpa penutup aspal yang tidak sampai menembus tebal lapis perkerasan dapat
diperbaiki dengan ketentuan pemeliharaan rutin, yaitu dengan pengisian bahan yang
sesuai dengan Pasal ini.
Kontraktor harus memberi tanda segi empat di atas permukaan perkerasan untuk
menun-jukkan luas setiap penambalan. Setiap lapis perkerasan jalan harus digali sampai
bahan yang masih utuh pada ke dalaman lubang. Hanya lapisan yang rusak yang harus
digali. Permukaan yang disiapkan harus bersih dan bebas dari genangan air sebelum
penam-balan dimulai.
Setiap lapis harus dihampar dan dipadatkan dalam suatu operasi yang dimulai dari
lapisan terbawah. Penghamparan dan pemadatan umumnya harus sesuai dengan
spesifikasi yang berkaitan untuk bahan yang digunakan kecuali jika penghamparan dan
pemadatan secara manual digunakan pada lapisan perkerasan yang lebih bawah dimana
lubang tersebut terlalu sempit untuk ditempati alat pemadat mekanis.
Setelah lapisan teratas untuk penambalan lubang telah dihampar, alat pemadat mekanis
harus digunakan agar dapat memadatkan bahan sesuai dengan Spesifikasi untuk bahan
yang digunakan untuk lapisan tersebut.
(3) Penutupan Retak Pada Pekerasan Berpenutup Aspal
Semua retak harus ditutup dengan salah satu dari cara berikut :
 Laburan Aspal (Seal Coating)

3 - 65
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Perkerasan aspal yang tidak kedap air atau retak, yang terletak terpisah harus
diperbaiki dengan laburan aspal.Takaran bahan yang akan digunakan harus
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
 Pelaburan Setempat Untuk Masing-masing Retakan
Retak lebar yang terpisah pada perkerasan yang tidak dapat ditutup dengan baik
dengan Laburan Aspal (BURAS) harus diisi satu demi satu. Sebelum pengisian, retak
yang lebar itu harus digaru untuk mengeluarkan kotoran dan sampah yang terdapat
di dalamnya. Aspal atau aspal emulsi dari kaleng bercorong kemudian dituang ke
dalam retakan sampai penuh. Pasir harus digunakan sebagai bahan penutup (blotter
bahan) terhadap kelebihan aspal setelah pengisian.
(4) Perataan Setempat Pada Perkerasan Berpenutup Aspal
Direksi Pekerjaan akan menentukan lokasi yang memerlukan perataan setempat dan
Kontraktor harus menandai tempat yang bersangkutan dengan menggunakan cat pada
permukaan perkerasan lama.
Tiap lapis bahan perata harus dihampar dan dipadatkan dengan menggunakan peralatan
mekanik yang disetujui. Kepadatan akhir pada setiap lapisan yang telah dipadatkan harus
setara dengan yang disyaratkan dalam seksi yang bersangkutan dari Seksi Pekerjaan
Utama dalam Spesifikasi ini.
Elevasi pekerjaan pengembalian kondisi yang telah selesai dikerjakan harus sama dengan
elevasi perkerasan lama atau bahu jalan lama di sekelilingnya yang masih utuh (sound).
Toleransi permukaan haruslah seperti yang disyaratkan dalam seksi pekerjaan utama
yang berkaitan dari Spesifikasi ini untuk bahan yang tertentu yang digunakan sebagai
lapisan teratas dari pekerjaan pengembalian kondisi.
(5) Perataan Setempat pada Perkerasan Tanpa Penutup Aspal
Direksi Pekerjaan akan menentukan lokasi dan kedalaman yang memerlukan perataan
setempat, dan lereng melintang jalan yang diperlukan pada permukaan yang dimaksud.
Lokasi setempat yang lemah harus ditambal sebelum diberi lapisan perata.
(6) Stabilisasi Mekanis Pada Perkerasan Jalan Tanpa Penutup Aspal
Direksi Pekerjaan akan menentukan lokasi perkerasan lama dengan bahan yang terlalu
halus atau terlalu kasar sehingga dapat dicampur di tempat dengan bahan kasar atau
bahan halus tambahan untuk memperbaiki kekurangsempurnaan gradasi bahan pada
perkerasan lama.
(7) Perataan Berat Pada Perkerasan Tanpa Penutup Aspal
Untuk ruas tertentu pada perkerasan tanpa penutup aspal dengan lubang dan keriting
(corrugations) yang sangat banyak, maka perataan berat dengan motor grader yang
berkekuatan paling sedikit 135 PK, harus dilaksanakan. Bila memungkinkan, perataan
berat ini dilaksanakan selama atau segera setelah musim hujan tiba agar kadar air dalam
kerikil masih cukup untuk membantu pemadatan ulang dan untuk mencegah lepasnya
butiran halus. Bilamana perataan berat ini harus dilaksanakan pada musim kemarau,
maka sejumlah air harus disemprotkan pada permukaan dan dipadatkan kembali dengan

3 - 66
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

mesin gilas segera setelah pekerjaan perataan selesai dikerjakan, untuk mencegah
deformasi pada permukaan dan terbuangnya butiran halus dalam bahan.
Bilamana diperlukan, maka perataan berat setempat harus dilaksanakan untuk menjaga
agar lereng melintang perkerasan berada dalam rentang 4 % sampai 6 % dan untuk
menghilangkan keriting (corrugations) dan lubang-lubang yang dalam. Perataan ini
dapat dicapai dengan cara memotongkan pisau grader sampai ke dalaman yang sama
atau lebih besar dari kedalaman permukaan yang rusak. Bilamana permukaan jalan lama
tersebut cukup keras, maka garpu grader harus digunakan untuk menggemburkan
bahan pada jalan lama sebelum pisau grader digunakan.
Untuk perataan berat setempat, motor grader dioperasikan mulai dari tepi jalan menuju
ke arah sumbu jalan. Penggalian sampai dasar dari permukaan perkerasan yang tidak
beraturan dapat dicapai dengan satu atau dua lintasan motor grader, bahan hasil
penggalian ini akan tertumpuk sebagai alur tumpukan (windrow) dekat sumbu jalan.
Selanjutnya kendaraan tangki air harus disediakan untuk menyemprotkan air pada jalan
tersebut bilamana kadar air dalam bahan jalan tersebut harus ditambah.
Selanjutnya alur tumpukan bahan tersebut harus diratakan kembali pada seluruh penam-
pang melintang jalan dengan pisau grader, pada ketinggian dan sudut sedemikian rupa
sehingga terjamin bahwa semua kerikil tersebar merata pada jalur lalu lintas (carriage-
way) dan menghasilkan lereng melintang yang disyaratkan. Bilamana diperlukan,
sejumlah air ditambahkan selama operasi penghamparan.
Bilamana diperlukan, maka prosedur pemotongan dan penghamparan tersebut harus
diulangi, sampai diperoleh lereng melintang yang benar. Selanjutnya prosedur tersebut
harus diulangi lagi untuk setengah lebar jalan sisi lainnya sehingga pekerjaan tersebut
dapat diselesaikan dengan permukaan akhir yang rata. Penggilasan jalan kerikil ini harus
dilaksanakan segera setelah operasi pemotongan dan penghamparan selesai dikerjakan
agar diperoleh permukaan yang rapat dan padat sesuai dengan yang dikehendaki Direksi
Pekerjaan.
Kontraktor harus sangat berhati-hati dalam menjalankan motor grader sepanjang sumbu
jalan dengan posisi pisau grader tidak diturunkan, karena penurunan pisau grader ini
dapat menyebabkan rusaknya punggung jalan yang telah terbentuk. Kontraktor juga
harus sangat berhati-hati selama operasi perataan dengan motor grader agar lempung
lunak yang berasal dari selokan samping tidak terpotong dan terdorong masuk ke dalam
jalur lalu lintas.
Perataan berat pada perkerasan tanpa penutup aspal tidak boleh dilaksanakan bilamana
tebal total jalan kerikil tersebut kurang dari 7,5 cm. Dalam hal ini, perataan berat harus
disertai dengan penambahan bahan kerikil, agar tebal jalan kerikil tersebut dapat
dibentuk kembali.

(8) Perbaikan Tepi Perkerasan Berpenutup Aspal


 Perbaikan Tepi Perkerasan akan diperlukan pada semua lokasi yang akan dilapis
kembali dan pada lokasi lainnya yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pada

3 - 67
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

lokasi yang telah ditetapkan ini, tepi luar jalur lalu lintas (carriageway) lama yang
terekspos harus dipotong sampai bahan yang utuh (sound), yang tidak lepas atau
retak atau ketidakstabilan lainnya, sehingga membentuk muka bidang vertikal yang
bersih.
 Kecuali bilamana pelebaran jalur lalu lintas dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari
Spesifikasi ini, lebar pekerjaan Perbaikan Tepi Perke-rasan harus sedemikian rupa
sehingga jalur lalu lintas lama diperlebar sampai mencapai lebar rancangan,
sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan, serta harus ditambah dengan lebar tambahan yang cukup
sehingga memungkinkan tepi setiap lapisan yang dihampar bertangga terhadap
lapisan di bawahnya atau terhadap perkerasan lama.
 Tanah dasar pada pekerjaan Perbaikan Tepi Perkerasan harus disiapkan, dipadatkan
dan diuji sebagaimana yang disyaratkan untuk Persiapan Badan Jalan.
 Tanah dasar yang telah disiapkan harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan segera
sebelum penghamparan bahan dan tidak ada bahan yang boleh dihampar sampai
penyiapan badan jalan telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Penghamparan dan Pemadatan Lapis Pondasi Agregat
 Masing-masing untuk Lapis Pondasi Agregat atau Lapis Pondasi Tanpa Penutup
Aspal, harus berlaku kecuali bahwa frekuensi pengujian untuk pengendalian mutu
harus ditingkatkan sedemikian rupa sehingga tidak kurang dari lima indeks
plastisitas (plasticity index), lima pengujian gradasi butiran, dan satu pengujian
kepadatan kering maksi-mum harus dilaksanakan untuk setiap 500 meter kubik
bahan yang dibawa ke lapangan.
 Bilamana bahan Lapis Pondasi Agregat yang telah dicampur di lapangan dengan
bahan lama, maka frekuensi minimum dari pengujian yang disyaratkan dalam (a) di
atas harus diterapkan pada setiap bahan baru yang dibawa ke lapangan, dan
sebagai tambahan, Kontraktor harus mengambil contoh dari bahan yang telah
dicampur sampai kedalaman rancangan pada lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi
Pekerjaan.
 Frekuensi pengujian pengendalian kepadatan dan kadar air paling sedikit harus
satu pengujian (SNI 03-2828-1992) untuk setiap 50 m pekerjaan pelebaran pada
masing-masing sisi dari jalan (jika diterapkan perbaikan tepi perkerasan pada
kedua sisi), diukur sepanjang sumbu jalan.
 Produksi, Penghamparan, Pemadatan dan Pengujian Asphalt Treated Base.
 Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 6.3. dari Spesifikasi ini yang berkaitan
dengan Produksi, Penghamparan, Pemadatan dan Pengujian Asphalt Treated Base
harus berlaku dengan perkecualian berikut :
 Sebelum bahan dihampar, lapis resap pengikat dalam takaran yang sesuai harus
disemprotkan pada Lapis Pondasi Agregat dan juga pada muka vertikal yang
terekspos pada tepi perkerasan lama untuk jalur lalu lintas.

3 - 68
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Penghamparan harus dilakukan secara manual, tetapi dalam batas-batas


temperatur seperti yang dilakukan dengan mesin.
 Direksi Pekerjaan akan menyetujui cara dan peralatan yang digunakan untuk
pemadatan sehingga ketentuan standar pemadatan dapat dipenuhi. Pemadatan
manual, menggunakan penumbuk tangan yang disetujui hanya diperkenankan untuk
tempat-tempat kecil yang umumnya kurang dari 10 meter panjangnya. Untuk semua
lapisan dengan permukaan akhir yang terletak di bawah permukaan perkerasan lama,
peralatan pemadatan yang digunakan harus cukup kecil sehingga dapat menjamin
bahwa peralatan tersebut dapat beroperasi setiap saat di atas bahan yang baru
dihampar saja. Bilamana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, pengujian kepadatan
bahan yang telah dihampar, yang ditentukan dari benda uji inti (core), harus
dilaksanakan dengan frekuensi yang tidak kurang dari satu pengujian per 100 meter
dari pekerjaan Perbaikan Tepi Perkerasan pada masing-masing sisi jalan (jika
diterapkan perbaikan tepi perkerasan pada kedua sisi), diukur sepanjang sumbu jalan.
(9) Lapis Perekat untuk Pengembalian Kondisi, Penambalan Lubang atau Perbaikan Tepi
Perkerasan
Permukaan yang akan dihampar dengan Campuran Aspal, Lasbutag atau Latasbusir
harus benar-benar dibersihkan dan selanjutnya dilabur sampai merata dengan lapis
perekat, yang harus dibiarkan sampai cukup kering sebelum Campuran Aspal dihampar.

3.6.4 PENGEMBALIAN KONDISI SELOKAN, SALURAN AIR, GALIAN,


TIMBUNAN DAN PENGHIJAUAN
(1) Umum
 Selokan dan Saluran Air
Pengembalian kondisi dan peningkatan sistem drainase pada seluruh lokasi Kontrak
harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar dan perintah dari Direksi Pekerjaan. Tujuan
utama dari pekerjaan ini adalah untuk menghilangkan pengaruh aliran air di bawah
permukaan dan di atas permukaan, yang cukup besar terhadap kekuatan perkerasan
di seluruh lokasi proyek.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan dapat meliputi, tetapi tidak terbatas pada,
pelebaran dan/atau pendalaman selokan lama; pembuatan selokan baru; penggantian
saluran air lama atau pembuatan saluran air baru dan pembuatan drainase di bawah
permukaan. Perhatian khusus harus diberikan pada muka air tanah dan tempat
keluarnya air tanah di daerah galian dan drainase bawah permukaan yang terletak
antara bahu jalan dan daerah galian atau sawah yang lebih tinggi dari permukaan
jalan.
 Galian dan Timbunan
Pekerjaan ini meliputi restorasi galian atau lereng timbunan yang tidak stabil dan
melengkapi dengan penanaman dan pemeliharaan rumput atau bambu untuk
mencegah erosi.

3 - 69
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Penghijauan
Pekerjaan ini meliputi penyiapan bahan, pelaksanaan, penyiraman, perlin-dungan,
pemeliharaan tanaman baru untuk menggantikan tanaman yang ditebang karena
pelebaran jalan maupun untuk penghijauan, pada tempat-tempat seperti yang
ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.

(2) Bahan
 Untuk Rehabilitasi Galian dan Timbunan
 Istilah "tanaman" meliputi rerumputan dan tanaman bambu, dan bilamana
diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, dapat meliputi tanaman jenis lain yang
mampu memberikan stabilitas yang efektif pada lereng yang memerlukan
stabilisasi.
 Rerumputan haruslah dari jenis-jenis asli dari propinsi tertentu di Indonesia, tidak
merugikan, dan tidak membahayakan kepada manusia dan hewan dan tidak dari
jenis yang mengganggu pertanian. Tanaman harus bebas dari penyakit,
rerumputan beracun dan rerumputan berakar panjang.
 Pupuk yang digunakan harus dari campuran yang disyaratkan sebagai nutrisi
tanaman.
 Bahan timbunan yang digunakan untuk restorasi lereng haruslah timbunan pilihan.
 Untuk Penghijauan (Penanaman Kembali)
 Jenis Tanaman
Jenis tanaman pohon haruslah sesuai dengan Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
 Pupuk
Pupuk haruslah pupuk yang bebas diperdagangkan dan dapat dipasok menurut
masing-masing unsur pupuk atau dalam suatu yang terdiri dari nitrogen total,
oksida phosphor dan garam kalium yang dapat larut dalam air. Pupuk ini harus
dikirim ke lapangan dalam karung atau dalam kemasan yang aman, masing-
masing berlabel lengkap, menjelaskan jumlah unsur yang terkandung di dalamnya.
 Batu Kapur (lime stone)
Batu kapur untuk pertanian yang 100 % lolos ayakan No.8 dan 25 % lolos ayakan
No.100 harus disediakan. Sebagai tambahan, batu kapur harus mengandung tidak
kurang dari 50% Kalsium Oksida.
 Rabuk
Bahan rabuk harus terdiri dari rumput kering, jerami atau bahan lainnya yang tidak
beracun.
 Lapisan Humus (Top Soil)
Lapisan humus terdiri dari tanah permukaan yang gampang gembur secara alami,
dan mewakili tanah di sekelilingnya yang menghasilkan rumput atau tanaman lain.
Lapisan humus harus bebas dari akar-akar, tanah lempung yang keras dan
bebatuan berdiameter lebih dari 5 cm dan bahan asing lainnya.

3 - 70
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

(3) Pelaksanaan
 Lereng Galian atau Timbunan Yang Tidak Stabil
Restorasi lereng galian atau timbunan yang tidak stabil harus dilaksanakan sesuai
dengan perintah Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini meliputi penggalian pada bahan
yang tidak stabil, penghamparan bahan timbunan pilihan untuk membentuk lereng
timbunan yang stabil, pelaksanaan pasangan batu dengan mortar pada kaki lereng
atau tembok penahan.
Bilamana penggalian atau penggantian bahan yang tidak stabil telah diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan, semua bahan yang tidak stabil harus dibuang. Permukaan
lereng timbunan yang terekspos dan masih utuh (sound) harus dibuat bertangga.
Perhatian khusus harus diberikan pada lereng galian maupun timbunan untuk
menjamin bahwa kaki timbunan cukup stabil dan mempunyai drainase yang baik.
Penimbunan kembali pada suatu lereng harus dimulai dari kaki lereng dan harus
dikerjakan dalam lapisan-lapisan horisontal yang masing-masing harus dipadatkan
sampai memenuhi standar yang disyaratkan. Drainase bawah permukaan harus
disediakan di lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Lereng timbunan atau
galian yang telah selesai dikerjakan harus dilindungi dengan tanaman atau bilamana
timbunan itu tidak begitu stabil atau bilamana erosi yang cukup besar diperkirakan
akan terjadi, maka pemasangan batu-batu (stone pitching) atau bentuk pelindung
lereng lainnya harus diperintahkan untuk dipasang.
 Stabilisasi dengan Tanaman
 Persiapan
- Ratakan lereng seluruh permukaan yang akan ditanami rumput sampai
mencapai permukaan yang seragam dan gemburkan tanah pada permukaan
lereng.
- Lapisi tanah permukaan tersebut dengan tanah humus sedemikian rupa
sehingga tanah humus tersebut mencapai ketebalan akhir 15 cm.
- Setelah pekerjaan persiapan permukaan selesai dikerjakan, taburkan pupuk
sampai merata di atas seluruh permukaan yang akan ditanami rumput, dengan
takaran 4 kg per 100 meter persegi. Perataan pupuk di atas permukaan
dilaksanakan dengan garu, cakram atau bajak. Pemupukan tidak boleh
dilaksanakan lebih dari 48 jam sebelum penanaman rumput dimulai.
- Gebalan rumput yang akan ditanam, harus diambil bersama akarnya dan
diambil pada saat tanah dalam keadaan lembab atau setelah dilakukan
penyiraman. Gebalan rumput harus ditumpuk berlapis-lapis dalam suatu tempat
dengan kadar air setinggi mungkin, dilindungi dari sinar matahari dan angin dan
disiram setiap 4 jam. Dalam waktu 2 hari setelah pengambilan ini maka gebalan
rumput harus segera ditanam.

3 - 71
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Pelaksanaan
- Penanaman gebalan rumput tidak diperkenankan selama hujan lebat, selama
cuaca panas atau selama tertiup angin kering yang panas dan hanya dapat
dilaksanakan apabila tanah dalam keadaan siap untuk ditanami.
- Penanaman gebalan rumput harus dilaksanakan sepanjang garis contour, agar
dapat memberikan perumputan yang menerus di atas seluruh permu-kaan.
- Bambu harus ditanam pada lereng yang memerlukan stabilisasi dalam interval 1
meter sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
 Penyiraman
Paling sedikit 1 bulan setelah gebalan rumput selesai ditanam, permukaan yang
ditanami rumput tersebut harus disiram dengan air dengan interval waktu yang
teratur menurut kondisi cuaca saat itu atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan. Jumlah air yang disiramkan harus sedemikian rupa sehingga
permukaan yang baru ditanami rumput tidak mengalami erosi, hanyut atau
mengalami kerusakan yang lainnya.
 Perlindungan
Barikade, pagar, tali pada patok-patok, rambu peringatan dan petunjuk lainnya
yang diperlukan harus disediakan agar dapat manjamin bahwa tanaman tersebut
tidak terganggu atau dirusak oleh hewan, burung atau manusia.
 Pemeliharaan
Kontraktor harus memelihara gebalan rumput atau bambu yang telah ditanam
sampai Serah Terima Akhir Pekerjaan dilaksanakan. Pekerjaan pemeliharaan ini
meliputi pemotongan, pemangkasan, perbaikan pada permukaan lereng yang
tererosi, penyediaan fasilitas perlindungan dan perbaikan lokasi dengan gebalan
rumput atau bambu yang kurang baik pertumbuhannya.
 Penghijauan (Penanaman Kembali)
 Persiapan Lokasi dan Pembersihan
Setelah lokasi penanaman kembali diratakan, permukaan tersebut harus digaru
dan dibersihkan dari batu yang berdiameter lebih dari 5 cm, kayu, tonggak dan
puing-puing lainnya yang bisa mempengaruhi pertumbuhan rumput, atau
pemeliharaan berikutnya pada permukaan yang telah ditanami rumput.
 Lapisan Humus (Top Soil)
Bilamana lapisan humus ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan lain oleh
Direksi Pekerjaan, lapisan humus tersebut harus dikerjakan menurut ketentuan
yang disyaratkan. Lapisan humus harus dihampar merata di atas lokasi yang
ditetapkan sampai ke dalaman yang ditunjukkan dalam Gambar atau tidak kurang
dari 8 cm. Penghamparan lapisan humus tidak boleh dilakukan bila tanah lapang
atau lapisan humus terlalu basah atau bilamana dalam kondisi yang kurang meng-
untungkan pekerjaan.

3 - 72
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Penggunaan Pupuk dan Batu Kapur


Bila diperlukan, pupuk dan/atau batu kapur harus ditabur merata kurang dari 5 kg
per 100 meter persegi untuk pupuk, dan 20 kg per meter persegi untuk batu kapur.
Bilamana diperintahkan oleh Direski Pekerjaan, bahan-bahan tersebut harus
tercampur dengan tanah pada ke dalaman tidak kurang dari 5 cm dengan
menggunakan cakram, garu atau cara lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pada lereng yang curam dimana peralatan mekanis tidak dapat digunakan secara
efektif, maka pupuk maupun batu kapur dapat disebar dengan alat penyemprot
bubuk (powder sprayer), alat bertekanan udara (blower equipment) atau cara lain
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Tanaman
Pepohonan harus ditanam selama musim yang dapat memberikan hasil yang
diharapkan. Pada musim kering, angin kencang, atau kondisi yang tidak
menguntungkan lainnya, pekerjaan penanaman harus dihentikan sebagai-mana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan penanaman dapat dilanjutkan
hanya bilamana kondisi cuaca menjamin atau bilamana terdapat alternatif yang
disetujui atau pengamatan yang benar telah dilaksanakan.
- Semak/Perdu
Semak harus ditanam pada lubang yang minimum berukuran 60 cm x 60 cm
dan ke dalaman 60 cm dengan jarak tanam seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. Tanah humus
harus ditempatkan di sekitar akar tanaman sampai kokoh tetapi tidak terlalu
padat. Elevasi akhir tanah untuk penimbunan kembali harus 5 cm di atas
permukaan sekitarnya untuk mengantisipasi penu-runan tanah.
- Pohon
Pohon harus ditanam pada lubang yang minimum berukuran 2 m x 2 m dengan
ke dalaman 1 m. Diamater pohon harus dalam rentang 8 sampai 20 cm.
Persiapan harus dibuat untuk pematokan dan pengikatan yang benar pada
tanaman yang baru ditanam..
 Perabukan dan Pemadatan
Setelah penanaman selesai dikerjakan dan sebelum pemadatan, permukaan harus
dibersihkan dari bebatuan berdiameter lebih dari 5 cm; kain-kain bekas yang
lebar; akar-akar dan sampah-sampah lain selama operasi penanaman. Bilamana
perabukan ditunjukkan dalam Gambar, lokasi yang ditanami harus diberi rabuk
dalam 24 jam sejak penanaman selesai dikerjakan, bilamana cuaca dan kondisi
tanah mengijinkan, atau dalam waktu yang lebih awal yang memungkinkan.
 Pemeliharaan Daerah Penanaman
Kontraktor harus melindungi lokasi yang ditanami dari gangguan lalu lintas, angin
kencang dan gangguan lainnya yang merugikan dengan rambu peringatan
dan/atau barikade atau penghalang lainnya yang memadai dan disetujui Direksi
Pekerjaan.

3 - 73
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Kontraktor harus menyiangi sebagaimana diperlukan dan juga memelihara lokasi yang
telah ditanami dalam kondisi yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.

3.6.5 PENGEMBALIAN KONDISI KOMPONEN BETON


(1) Uraian
Pekerjaan pengembalian kondisi yang dicakup dalam Pasal ini termasuk penutupan retak,
pelapisan kembali permukaan agregat yang terekspos, perbaikan beton yang terkupas,
pengerjaan kembali dengan beton baru dan penggantian sealant sambungan ekspansi
(expansion joints sealant)

 Penutupan Untuk Retak Permukaan


Penutupan retak dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan bilamana kerusakan pada
retak permukaan tidak dianggap mempengaruhi keutuhan struktural pada tempat
yang retak atau pada seluruh struktur, dan penutupan retak ini ditujukan untuk
melindungi struktural baja tulangan dari kemungkinan serangan karat di kemudian
hari atau untuk mengurangi resiko kerusakan struktural lantai jembatan akibat beban
repetisi oleh kendaraan berat.
Penutupan retak pada umumnya dibatasi untuk retak rambut yang kecil atau retak
susut individu yang lebar dan bukan disebabkan oleh kelemahan struktural. Retak
individu yang dalam, yang menyebar pada tingkat yang lebih luas besar akibat
perbedaan gerakan dari struktur tersebut, baik penurunan (settlement) maupun
pemuaian (expansion), umumnya memerlukan perbaikan yang lebih besar menurut
detil pelaksanaan yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan.
Penutupan retak dapat mencakup penuangan semen ke dalam retak individu yang
dalam atau penyuntikan "epoxy resin" grout ke tempat-tempat retak rambut kecil.
Bilamana Direksi Pekerjaan telah menentukan penggunaan "epoxy resin" dengan
penyuntikan, pekerjaan itu harus dikerjakan oleh operator yang berpengalaman
sesuai dengan petunjuk umum yang diberikan dan harus mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
 Penyuntikan "Epoxy Resin" Grout
 Bahan
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus terdiri dari produk patent “epoxy
resin" grout yang cocok untuk penyuntikan dan bahan penutup retak sementara
(temporary sealing agent) yang digunakan selama operasi penyuntikan (grouting).
Sifat-sifat bahan untuk bahan grout dan bahan penutup harus memenuhi
ketentuan dari Tabel 21 di bawah atau Spesifikasi lain yang sama yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
Tabel Sifat-sifat Bahan
Uraian Satuan Grout Penutup
Berat Jenis (JIS K7112) - 1,15 + 0,05 1,70 + 0,10
Viskositas (JIS K6838) Senti Poise 500 + 200 -

3 - 74
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

2
Tegangan Leleh (JIS K7208) kg/cm > 500 > 400
2 4 4
Modulus Elastik (JIS K7208) kg/cm > 1,0 x 10 > 2,00 x 10
2
Tegangan Geser (JIS K6850) kg/cm > 100 > 100
 Pelaksanaan
- Pembersihan Pada Permukaan Lama
Permukaan yang akan dikerjakan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan mesin
asah mekanis atau sikat kawat sehingga bebas dari kotoran dan pecahan beton
dan kemudian harus dibersihkan lagi dengan kompresor angin. Setiap tempat
yang terkena oli atau gemuk harus dibersihkan dengan pelarut.

- Lokasi Katup Penyuntikan


Katup penyuntikan harus diletakkan di sekitar pusat daerah retak dan pada jarak
yang sama tergantung pada panjang dan dalamnya retak, sebagaimana perti
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
- Penutupan Retak
Campuran penutup harus digunakan untuk menutup semua retak yang
panjangnya lebih dari 5 cm dan yang lebarnya lebih dari 3 mm. Pekerjaan
penyuntikan tidak diperkenankan untuk dilanjutkan sampai penutup retak benar-
benar mengeras (1 - 2 hari).
- Pencampuran Bahan Grout
Pencampuran untuk bahan dasar dan bahan pengeras untuk epoxy grout harus
dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan spesifikasi pencampuran dari pabrik
pembuatanya.
- Pembersihan Akhir
Pembersihan akhir untuk permukaan beton harus dilaksanakan setelah
penyuntikan telah berumur 6 - 7 hari. Pahat dan mesin gurinda harus digunakan,
jika diperlukan, untuk mengeluarkan katup penyuntik dan campuran penutup
retak yang telah mengeras.
(2) Pelapisan Kembali Permukaan Agregat Yang Terekpos dan Perbaikan Beton Yang
Terkelupas
 Pelapisan kembali permukaan agregat yang terekpos dan perbaikan beton yang
terkupas harus dilaksanakan sesuai perintah dari Direksi Pekerjaan. Pada umumnya,
perbaikan semacam ini dapat dilaksanakan dengan campuran adukan semen yang
mengandung semen dan pasir halus dengan proporsi yang sesuai
 Permukaan beton yang terkelupas dan yang terlepas dimana perlu harus dikupas, jika
perlu, sampai mencapai bahan yang utuh (sound), dikasarkan permukaannya agar
dapat menyediakan gerigi untuk bahan baru untuk pekerjaan akhir dan semua
kotoran, minyak, gemuk dan bahan yang lepas dibersihkan dengan menggunakan
kompresor udara atau penyemprotan air dengan tekanan tinggi sebagaimana
diperlukan.

3 - 75
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Baja tulangan yang ada pada tempat-tempat yang terkelupas dan terekspos, juga
harus dibersihkan seluruhnya dari semua pecahan beton, minyak, gemuk, dan karat.
 Bahan adukan semen yang digunakan dan pencampuran, pemasangan dan pekerjaan
akhir harus memenuhi ketentuan dari Spesifisikasi ini.
(3) Perbaikan Untuk Beton Yang Rusak
Perbaikan pada komponen beton lama dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan untuk
tempat-tempat yang retak berat atau kerusakan semacam ini mengakibatkan keutuhan
strukturalnya telah hilang atau sedang dalam keadaan kritis. Perbaikan seperti ini akan
dimasukkan sebagai pembongkaran dan pembuangan pada beton yang rusak dan
pengerjaan kembali dengan beton yang baru dan dimana perlu penggunaan baja
tulangan yang baru.
 Pembongkaran dan Pembuangan Beton Lama
Pembongkaran dan pembuangan beton lama harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Seksi 7.15 dari Spesifikasi ini dan juga menurut ketentuan-ketentuan
tambahan di bawah ini :
 Pembongkaran beton dan pembuangan seluruh bagian struktur harus
dilaksanakan dengan cara yang aman dan terkendali oleh pekerja yang
berpengalaman cukup dan terlatih dalam tata cara pembongkaran sampai
penyelesaian yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Tata cara pembongkaran
harus diusulkan oleh Kontraktor, termasuk semua perlengkapan pengamanan,
susunan perancah sementara dan metode untuk pembuangan bahan, harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum operasi pembongkaran
dimulai.
 Bilamana baja tulangan yang terekspos selama operasi pembongkaran beton akan
dibiarkan tertinggal, perhatian khusus harus diberikan oleh Kontraktor selama
operasi pembongkaran untuk menghindari kerusakan, pembengkokan atau
perpindahan baja tulangan lama.
 Bilamana baja tulangan lama juga dibongkar sebagai bagian dari pekerjaan
pembongkaran, maka Direksi Pekerjaan akan menyiapkan Gambar untuk fabrikasi
dan penempatan baja tulangan yang baru.
 Pekerjaan Persiapan
Beton baru tidak boleh dicor sampai semua pekerjaan persiapan yang diuraikan di
bawah ini telah disiapkan sepenuhnya dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Semua acuan dan perancah atau cara-cara lain untuk perancah sementara harus
mempunyai struktur yang kaku untuk mencegah perubahan bentuk pada acuan
dari segala beban konstruksi yang telah diperkirakan. Semua acuan harus dipasang
di tempat memenuhi garis dan elevasi yang tepat dan dibuat sedemikian dan
dipelihara untuk menghindari tambalan beton bilamana sambungan-sambungan
tersebut dibuka. Permukaan dalam cetakan harus bebas dari semua bahan yang
lepas, kotoran, kawat dan sisa potongan baja tulangan dan harus dilindungi
dengan minyak yang disetujui.

3 - 76
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Permukaan beton lama yang akan disambung harus dibuat kasar, dibersihkan dari
bahan yang lepas, dirapikan dan disemprot dengan air sampai air buangan itu
jernih. Permukaan sambungan tersebut harus diberi satu lapisan adukan semen
sebelum pengecoran beton baru.
 Baja tulangan lama yang akan digunakan kembali untuk pembuatan struktur baru
harus dibersihkan dari semua beton lama, minyak, gemuk dan serpihan karat. Baja
tulangan baru, jika perlu, harus difabrikasi, diletakkan dan dipasang menurut jarak
dan tebal selimut beton yang dirinci dalam gambar penulangan yang diterbitkan
oleh Direksi Pekerjaan. Semua ketentuan lain yang berhubungan dengan baja
tulangan baru kecuali cara pembayarannya, harus menurut Seksi 7.3 dari Spesifikasi
ini.
 Pengecoran Beton Baru
Beton pengganti harus dengan kekuatan minimum K250 atau ditentukan lain oleh
Direksi Pekerjaan. Bahan untuk beton dan pencampuran, penakaran, pengecoran,
pemadatan, penyelesaian akhir, perawatan dan pengujian untuk pelaksanaan beton
baru harus memenuhi ketentuan Seksi 7.1. dari Spesifikasi ini dan dapat diterima oleh
Direksi Pekerjaan.
Pengecoran beton baru harus dilaksanakan pada siang hari kecuali dengan jadwal
pelaksanaan yang disetujui untuk perkerjaan pemeliharaan jembatan seperti dalam
Pasal 8.5.1.(9) mengharuskan pengecoran beton pada waktu malam. Dalam hal ini,
lampu penerangan harus disediakan dalam jumalh yang cukup dan dapat diterima
oleh Direksi Pekerjaan.
(4) Penggantian Sealant Sambungan Ekspansi (Expansion Joints Sealant)
Penggantian sealant sambungan ekspansi dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
bilamana sealant lama telah retak, telah lepas dari salah satu permukaan sambungan,
telah rusak atau tergaru oleh pengaruh terus menerus dari lalu lintas yang melintasi,
dalam keadaan getas akibat waktu yang lama dan pengaruh keadaan cuaca yang
berganti-ganti atau pengaliran air permukaan menuju perletakan atau bangunan bawah
jembatan. Penggantian mungkin juga diperlukan akibat perbaikan kerusakan atau bagian-
bagian beton yang retak yang berdekatan dengan sambungan
 Pekerjaan Persiapan
Sealant sambungan ekspansi yang rusak atau cacat harus digaru dari sambungan
dengan menggunakan peralatan tangan yang memadai. Perhatian khusus harus
diberikan selama operasi penggaruan sehingga dapat menjamin bahwa permukaan
beton yang membentuk sambungan dibongkar sekecil mungkin dan bahan filler yang
terbentuk sebelumnya di bawah sealant tetap utuh dan pada tempatnya.
Sambungan yang telah digaru harus dibersihkan sampai bebas dari semua bahan
sealant lama yang lepas, pecahan beton, kotoran atau bahan sampah lainnya dengan
menggunakan kompresor udara atau metode lainnya hingga Direksi Pekerjaan
mengijinkan sambungan yang bersih dan memadai tersebut dapat diisi dengan sealant
baru.

3 - 77
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Pengisian Sambungan
Sambungan yang telah disiapkan harus diisi dengan penuangan bahan pengisi
sambungan yang memenuhi ketentuan AASHTO M173 (ASTM D1190). Bahan yang
dipilih dalam segala hal harus cocok dengan keadaan cuaca dan lalu lintas, dimensi
sambungan yang akan diisi, karakteristik pemuaian sambungan dan setiap ketentuan
lain yang disyaratkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengisian sambungan harus dilaksanakan
sedemikian sampai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan, menggunakan "pistol
pengisi" atau kaleng penuang, yang secara ketat mengikuti rekomendasi pabrik
pembuatnya.

3.6.6 PENGEMBALIAN KONDISI KOMPONEN PAVING BLOK


(1) Uraian
Berdasarkan SNI 03-2403-1991 tentang Tata Cara Pemasangan Blok Beton Terkunci
untuk Permukaan Jalan, secara umum yang dimaksud dengan pekerjaan blok beton
terkunci ( paving blok ) adalah pemasangan paving baru, bongkaran paving lama,
perataan / leveling tanah dasar bawah lapisan pasir, penyediaan alat bantu, bahan,
tenaga kerja dan uji laboratorium dipandang perlu untuk mengetahui mutu kuat tekan
(kelas paving block). Pada proyek atau kegiatan yang berada di lingkungan
pemerintahan, contoh paving block yang dipergunakaan harus diserahkan kepada
Pengawas dan Direksi Teknis untuk disetujui terlebih dahulu sebelum didatangkan ke
lokasi kegiatan.

(2) Pengiriman dan Penyimpanan


a) Semua bahan harus disimpan dengan baik dari kerusakan pada saat pengiriman unit
– unit paving blocks dijaga agar tidak terjadi retak, patah dan rusak pada sudut,
tepi/lingir, dan bersih.
b) Penyiapan bahan akan membantu pelaksanaan pekerjaan ini agar lancar dan
ekonomis, hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Penempatan material block terkunci ( paving block ), pasir alas, pasir pengisi
harus dekat dengan lokasi pemasangan, bilamana paving blok disimpan secara
bertumpuk maka tinggi penumpukan jangan terlalu tinggi, maksimal 1,5 m;
 Pengadaan peralatan , bahan dan tenaga kerja harus sesuai dengan volume
pekerjaan;
 Untuk menghindari genangan air di musim hujan, perlu dibuatkan saluran
sementara;
 Plastik digunakan untuk penutup paving blok yang sudah terpasang tetapi
belum sempat terisi dengan pasir pengisi.

(3) Klasifikasi berdasarkan bentuk


Bentuk paving blcok beton terkunci secara garis besar terbagi atas 2 macam, yaitu block
beton terkunci bentuk segi empat dan segi banyak. Dari segi permukaan atas, semua

3 - 78
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

block beton terkunci harus berpinggul dan pada tepi susunan block terkunci
biasanya ditutup dengan pasak yang berbentuk topi uskup.

(4) Klasifikasi berdasarkan ketebalan


Ketebalan block beton terkunci ada 3 macam yaitu
a) ketebalan 60 mm;
b) ketebalan 80 mm;
c) ketebalan 100 mm.

(5) Klasifikasi berdasarkan kekuatan


Pembagian kelas paving block beton berdasarkan mutu betonnya adalah :
a) mutu beton fc’ 37,35 MPa
b) mutu beton fc’ 27,00 MPa

(6) Pekerjaan Persiapan


a) Pemeriksaan Pondasi
Sebelum pelaksanaan pemasangan paving block perlu dilakukan pemeriksaan
terhadap pondasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus
rata, tidak bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan
untuk memperbaiki ketidak-sempurnaan pondasi.
 Permukaan pondasi untuk jalan kendaraan harus mempunyai kemiringan 2,5%
untuk trotoar 2%
 Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau penyokong

b) Lokasi Titik Awal


 Titik awal ini penting diperhatikan khususnya lokasi dengan tanah
miring;
 pemasangan ini harus berawal dari titik terendah agar paving block yang telah
terpasang tidak bergeser;
 Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi;
 Hindari pemasangan secara acak.

c) Benang Pembantu
Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu ada alat
pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap jarak
4 m sampai 5 m. Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak
bunga atau konstruksi lain, maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola
block terkunci tetap dapat dipertahankan.

3 - 79
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

(7) Pemasangan Beton Pembatas Dan Beton Penyokong


Beton pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah satu bagian perkerasan
block beton terkunci yang fungsinya menjepit dan menahan lapisan paving block agar
tidak tergeser pada waktu menerima beban, sehingga blok tetap saling mengunci. Beton
pembatas harus terpasang sebelum penebaran pasir alas. Bentuk beton pembatas
bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka-ragam ada yang dari beton
pracetak, beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan alat slipform. Untuk
perkerasan paving blok mutu beton pembatas yang berhubungan dengan jalur lalu lintas
kendaraan minimum fc’ 25,0 MPa. Bilamana digunakan beton pembatas dari beton
pracetak, beton pembatas harus dipasang di atas beton penyokong agar terjadi ikatan
yang baik antara beton pembatas dan pondasisehingga tidak mudah tergeser. Untuk itu
dilakukan hal sebagai berikut :
a. tebarkan selapis beton penyokong setebal minimum 7 cm;
b. pasang beton pembatas di atas beton penyokong tersebut sewaktu masih
dalam keadaan basah, sehingga ketinggian dan kelurusaan beton pembatas sesuai
dengan benang pembantu;
c. tambahkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas;
d. setelah beton penyokong dalam keadaan setengah kering, barulah ditimbun
dengan
e. tanah, mutu beton penyokong minimum fc’ 17,5 MPA;
f. Beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air sebagai
saluran untuk membuang air hujan; apabila pertemuan antara beton pembatas dan
lapisan blok tidak diberi tali air biasanya beton pembatas mudah terkena
gesekan roda kendaraan.

(8) Penebaran Pasir Alas.


Pasir alas adalah pasir dengan ketebalan tertentu sebagai alas perletakan paving blok.
Pasir alas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm seperti
pasir beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau kotoran lain ;
 Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang dari 10%
dan bersifat gembur ;
 Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak boleh lebih
dari 5 cm ;
 Untuk mendapatkan ketebalan yang seragam, gunakan alat perata yaitu penggaris
kayu dengan mengikuti rel pembantu dari blok beton yang disusun sejajar
memanjang, selain itu juga dapat digunakan benang pembantu sebagai referensi.
 Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada pondasi
untuk memperbaiki tinggi pondasi ;
 Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki sebelum
penebaran pasir alas dimulai ;

3 - 80
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang dapat
berfungsi sebagai rel pembantu ;
 Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan secara
tahap;
 Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi
pemasangan agar sewaktu menarik penggaris kayu tidak terlalu berat dan dapat
memudahkan pelaksanaan ;
 Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti terinjak atau
dipakai menumpuk bahan;
 Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada sore hari dapat
tertutup seluruhnya oleh paving blok;
 Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari baris
terakhir paving blok;
 Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya agar
digemburkan dan diratakan kembali;
 Volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm adalah ± 5 m3
setiap 100 m2 paving blok.

(9) Pemasangan Paving Block


PolaPemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk membentuk pola
yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu dengan sudut yang tepat
terhadap beton pembatas. Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan.
Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus
dipertahankanpada tikungan, terutama pada penggunaan pola tulang ikan, maka sudut
pada pola pertemuan atau perubahan sudut diberi pembatas dengan pola susun bata
melintang.Pola pemasangan paving block disesuaikan dengan tujuan penggunannya.
Pola yang umum dipergunakan ialah susun bata ( strecher) , anyaman tikar ( basket wave
), tulang ikan ( herring bone ), untuk perkerasan jalan diutamakan penggunaan pola
tulang ikan karena mempunyai daya penguncian yang lebih baik.

3.7 PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DESINFEKSI

3.7.1 UMUM
Setetah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, "valve", bangunan khusus jembatan
pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya, harus
dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan tujuan
untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam keadaan
baik, kuat dan tidak bocor serta blok-blok penahan (thrus block permanen) sanggup
menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.

3 - 81
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengulian tekanan
air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk penguatan tekanan dan
kebocoran harus disediakan oleh Kontraktor.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Kontraktor dapat menggunakan
sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri dengan biaya
sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (electric piston type test pump) yang
dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua
udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah manometer dengan kran penutupnya
harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini
tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
1. Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
2. Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh PPK atau wakilnya.

3.7.2 UJI TEKAN


Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru yang
dipasang katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali tekanan kerja pada saat
pengujian.
a) Batasan Tekanan
Pengujian tekanan harus sebagai berikut:
 Tidak boleh lebih kecil dan 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi selama
pengujian
 Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
 Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam
 Tidak bervariasi > ± 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
 Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan untuk
katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves atau
hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah
melebihi tekanan yang diijinkan
 Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan bagian
yang diuji dan bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate
valves atau katup buterfly.

b) Tekanan Udara
Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan
ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau bagian
yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus dilakukan dengan
cara menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh dioperasikan baik dalam
keadaan tertutup pada tekanan differensial melebihi tekanan yang diijinkan. Cara ini
berguna untuk menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.

3 - 82
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

c) Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari katup
dan hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi, Kontraktor
harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara dapat dikeluarkan
bersamaan pada saat pipa diisi air, Setelah semua udara dikeluarkan, katup cock harus
ditutup dan uji tekan dilaksanakan. Pada akhir uji tekan cock harus dilepas dan disumbat
atau tinggalkan ditempat sesuai dengan permintaan pemilik.
d) Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa
secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat
ditemukan pada saatuji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik, dan
pengujian akan diulangi sampai memuaskan pemilik.

3.7.3 UJI KEBOCORAN


Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan
a) Definisi Kebocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuply kedalam pipa
yang baru dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga
tekanan pada 5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara pada
jalur pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak boleh
diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat pengujian melebihi periode waktu
pengujian yang ditentukan.
b) Kebocoran Yang Diijinkan
Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari yang
ditentukan dalam persamaan berikut:

Dimana :
L : Kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar
Dalam satuan metrik :

Dimana :
Lm: Kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar
Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan
diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
 Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukan pada tabel 11.

3 - 83
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

 Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup,penambahan kebocoran


sebesar 0,0012 It/jam dari ukuran katup nominal dapat diijinkan
 Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.

c) Penerimaan Hasil Pemasangan


Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang diijinkan. Bila pada
suatu uji pipa ternyata mengeluarkan bocoran yang lebih besar dari pada yang
disyaratkan pada butir 10.3.3., Kontraktor akan menentukan lokasi kebocoran dan
melakukan perbaikan seperlunya sampai kebocoran sesuai persyaratan yang diijinkan,
dan atas biaya sendiri.Semua kebocoran yang kelihatan harus diperbaiki.

d) Penggelontoran Pipa
Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor dan
Kontraktor harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan Penggelontoran
memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh PPK.
Penggelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang pembuang(drainase
branch), mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir. Jangka waktu pengurasan
cabang pembuang akan diperintahkan oleh PPK. Kontraktor harus dengan segera
menentukan lokasi dan memperbaiki apabila ditemukan kebocoran selama
penggelontoran, sebagaimana diperintahkan PPK, walaupun hasil pengujian yang
disebutkan di atas disetujui oleh PPK.

3 - 84
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Tabel Bocoran YangDiijinkan Untuk Setiap1000ft (305M)PanjangPipa


Tekanan Uji Diameter NormalPipa(inch)
Rata–Rata psi
3 4 6 8 10 12 14 16 18 20 24 30 36 42 48 54
(Bar)
450 (31) 0.48 0.64 0.95 1.27 1.59 1.91 2.23 2.55 2.87 3.18 3.82 4.78 5.73 6.69 7.64 8.00
400 (28) 0.45 0.64 0.90 1.20 1.50 1.80 2.10 2.40 2.70 3.00 3.60 4.50 5.41 6.31 7.21 8.11
350 (24) 0.42 0.60 0.84 1.12 1.40 1.69 1.97 2.22 2.53 2.81 3.37 4.21 5.06 5.90 6.74 7.58
300 (21) 0.39 0.56 0.78 1.04 1.03 1.56 1.82 2.08 2.34 2.60 3.12 3.90 4.68 4.46 6.24 7.02
275 (19) 0.37 0.52 0.75 1.00 1.24 1.49 1.74 1.99 2.24 2.49 2.99 3.73 4.48 5.23 5.98 6.72
250 (17) 0.36 0.50 0.71 1.95 1.19 1.42 1.66 1.90 2.14 2.37 2.85 3.56 4.27 4.99 5.70 6.41
225 (16) 0.34 0.47 0.68 1.90 1.13 1.35 1.58 1.80 2.03 2.25 2.70 3.38 4.05 4.73 5.41 6.03
200 (14) 0.32 0.45 0.64 1.85 1.06 1.28 1.48 1.70 1.91 2.12 2.55 3.19 3.82 4.46 5.09 5.73
275 (12) 0.30 0.59 0.59 1.80 0.99 1.19 1.39 1.59 1.79 1.98 2.38 2.98 3.58 4.17 4.77 5.36
150 (10) 0.28 0.55 0.55 1.74 0.92 1.10 1.29 1.47 1.66 1.84 2.21 2.76 3.31 3.86 4.41 4.97
125 (9) 0.25 0.50 0.50 1.67 0.84 1.01 1.18 1.34 1.51 1.68 2.01 2.52 3.02 3.53 4.03 4.53
100 (7) 0.23 0.45 0.45 1.60 0.75 1.90 1.05 1.20 1.35 1.50 1.80 2.25 2.70 3.15 3.60 4.05
 Semua bagian jaringan yang diuji,dengan berbagai diameter, kebocoran yang diijinkan akan merupakan jumlah kebocoran dari setiap pipa
 Untuk memperoleh kebocoran dalam liter/jam. Kalikan dengan 3,785

3 - 85
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

3.7.4 DESINFEKSI
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan dan sebelum dinyatakan selesai oleh PPK, semua
pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau "valve" yang ada dalam
jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai dengan prosedur berikut ini,
atau sebagaimana yang diperintahkan oleh PPK.
1. Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang telah diolah
yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.
2. Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal tersebut
dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
3. Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg/liter,
harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periodekontak selama 24 jan.
Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab Kontraktor, tetapi
air dan bahan kimia akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai kebutuhan
bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian di bawah pengarahan
PPK. Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah penyelesaian dan diterimanya
pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.

Palangka Raya, Maret 2019


ditetapkan oleh:
Satker Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Provinsi Kalimantan Tengah
PPK PENGEMBANGAN SPAM

TTD

MUHAMMAD FADILLAH, ST., MT.


NIP. 19790705 200911 1 001

5 - 86

Anda mungkin juga menyukai