PENDAHULUAN
Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat lslam. Di lndonesia, bangunan masjid
tersebar di hampir seluruh wilayah nusantara dengan bentuk, luasan, dan skala pelayanan
yang beragam. Pada sebuah lingkungan permukiman yang berpenduduk sekitar 2000 jiwa,
maka sarana peribadatan agama Islam yang dibutuhkan adalah sebuah masjid.
Selain itu bangunan masjid yang sudah ada saat ini sangat sederhana, belum terencana
dengan baik, dan sejalan perkembangan lingkunga. Padahal kenyamanan merupakan kondisi
yang sangat dibutuhkan, supaya warga dapat beribadah dengan lebih khusyuk, termasuk di
dalamnya kegiatan masjid lainnya. Letak kapling bangunan yang berada di tengah-tengah
Kabupaten Sumedang menjadikan eksistensi bangunan masjid , saat ini kurang terlihat
keberadaannya, sehingga dibutuhkan desain masjid yang dapat menjadi tetenger lingkungan.
Sehingga warga berharap untuk dapat melakukan Pembangunan Mesjid IPP agar kegiatan
ibadah warga Kabupaten Sumedang dapat berjalan lancar di sepanjang waktu. Masjid sebagai
salah satu fasilitas umum publik, biasanya memiliki kebutuhan bentang bangunan lebar dan
luas, sehingga dalam perencanaannya perlu kajian dan perencanaan yang baik oleh orang
yang ahli yang berpengalaman dan memiliki latar belakang pengetahuan konstruksi yang
memadai. Namun, ketika dibangun secara swadaya tanpa didampingi ahlinya, maka muncul
banyak pertanyaan mengenai perencanaan maupun dalam pelaksanaannya di lapangan,
beberapa di antaranya adalah:
1. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan untuk kegiatan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Survey lapangan untuk pendataan dan pengukuran tapak. Pendataan juga termasuk
kondisi bangunan yang sudah ada, termasuk jaringan-jaringan listrik, sumber air
dan lain-lain.
b. Melakukan kompilasi data pengukuran, dokumentasi foto, video dan lain-lain
sebagai bahan untuk proses analisis.
c. Melakukan analisis tapak terhadap kondisi tapak lokasi bangunan masjid, kondisi
lingkungan, orientasi kiblat, iklim, cuaca hujan, aksesbilitas, pencapaian dan lain-
lain.
d. Melakukan analisis ruang yang mencakup identifikasi aktivitas yang akan
diwadahi, kebutuhan ruang, standar ruang dan program ruang.
e. Penyusunan zonasi dan sirkulasi merupakan tahap desain penerapan berbagai
kebutuhan ruang pada tapak yang tersedia. Zoning atau pengelompokan ruang ini
diperlukan untuk dapat melakukan penataan ruang sesuai sifat dan kelompok
ruang dan pola sirkulasinya, sehingga dapat diatur pola tata ruang yang efektif dan
efisien. Pada tahap ini dilanjutkan dengan membuat perubahan masa dari konsep
zoning dan sisrkulasi yang sudah disusun, sehingga dapat dibuat bentuk bangunan
yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan desain.
f. Membuat gambar pra-desain berupa gambar site-plan, denah dan perspektif
sehingga secara visual mudah dipahami dan dimengerti oleh calon pengguna dan
owner.
g. Dari bahan pra-desain yang telah disusun, dilakukan diskusi dengan semua tim
dan calon pengguna untuk mendapatkan masukan dan saran untuk perbaikan pra-
desain.
h. Setelah mendapat persetujuan gambar pra-desain maka dibuat gambar detailnya
untuk gambar pelaksanaan konstruksi.
i. Dari hasil revisi yang dilakukan, maka diperlukan proses konsultasi untuk
melalarkan klarifikasi desain agar sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan.
j. Penyusunan perkiraan rencana anggaran biayanya (RAB).
2. Metode
2) Analisa lingkungan
3) Analisa pencapaian
4) Analisa kebisingan
c. Zonasi(pendaerahan)
Merupakan tahap pendekaatan yang memadukan antara hasil analisis ruang dengan
analisis tapak. Analisis ruang akan menghasilkan jenis kebutuhan ruang dengan
luasan dan persyaratan ruangnya, sedangkan analisis tapak akan memberikan
masukan mengenai potensi dan permasalahan yang dimiliki tapak.
Konsep perencanaan memiliki peran penting untuk dapat menjadi dasar dalam
perancangan. Dengan bentuk kapling yang ada harus memperhatikan posisi dan arah
kiblatnya.
Berdasarkan analisis arah kiblat, maka arah dan orentasi denah juga
disesuaikan. Konsep sirkulasi untuk denah dengan memperhatikan potensi akses dari
sisi arah utara. Dengan memakai onegate sistem pintu masuk menuju mesjid dan bisa
juga menuju tempat wudhu yang berada di basement.
Dalam volume udara yang besar tersebut direncanakan adanya ventilasi silang
(cross ventilation) yang lancar dari depan ke belakang, dari samping kanan tas ke kiri
atas serta perpaduan dari persilangannya. Diharapkan dengan konnsep ini maka aliran
udara alami dari roster di depan pada ketinggitan sekitar 4 meter tepat di atas atap dak
teras akan dapat mengalir dengan lancar dari depan dan belakang.
Gambar 5. Konsep sirkulasi udara alami dari depan-belakang serta dari kanan-kiri
4. Perhitungan Struktur
1. Denah
2. Tampak.
3. Pesfektif.