1. A.R. Salim, S.Sos., MM (Staf Ahli Pembangunan Setda Kab. Luwu Timur)
a. Diperlukan pendekatan secara teknis terkait dengan proses pengolahan lumpur
tinja.
b. Fungsi utama dari pengolahan lumpur tinja dimaksud perlu dijelaskan dalam
dokumen, shingga dalam dokumen tersebut memberikan informasi fungsi dan
tujuan dibangunnya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja.
c. Jangkauan pengambilan lumpur tinja perlu dijelaskan dan dengan kemampuan
kapasitas pengolahan lumpur tinja.
d. Perlu dijadwalkan pertemuan ulang setelah penyempurnaan dokumen.
3. Andi Yuniati Adnan, S.Pi., M.Si (Sekretaris DLH Kab. Luwu Timur
a. Koordinasikan dengan Dinas Kesehatan mengenai berapa warga masyarakat
yang akan dilayani, berapa banyak limbah lumpur tinja yang akan diambil untuk
dikelola.
b. Perhatikan batas-batas tanah jangan sampai tumpang tindih dengan lokasi hibah
tanah untuk Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Sehati Di Timur untuk Perumahan
PNS, perhatikan letak lokasi.
c. Koordinasikan dengan pengurus Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Sehati Di
Timur dan bagian Aset BPKD Kab. Luwu Timur untuk mengecek peta wilayah
tanah hibah, sehingga KPN Sehati Di Timur dapat mereview kembali lokasi
tanah hibah.
4. Hairil Muchtar, SH (Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3, dan
Pertamanan DLH Kab. Luwu Timur)
a. Jelaskan secara terperinci terkait teknik pengelolaan lingkungan akibat dari
operasional IPLT pada dokumen UKL-UPL.
5. Esti Purwaningsih, S.Si (Kepala UPTD Lab DLH Kab. Luwu Timur)
a. Tidak ada peta lokasi kegiatan di dalam dokumen.
b. Deskripsi kegiatan sangat sederhana.
c. Di dalam dokumen tidak ada peta Pengeloalan dan Peta Pemantauan
Lingkungan.
d. Tidak ada laporan hasil uji laboratoriumnya.
e. Hanya satu titik pengambilan sampel, seharusnya dua titik.
f. Dikatakan oleh konsultan, bahwa hasil uji lab total coliform tinggi atau melebihi
baku mutu, apa penyebabnya? sedangkan di lokasi kegiatan tidak ada hal-hal
yang bisa meningkatkan total coliform dan BOD, karena tidak ada aktivitas di
lokasi tersebut. Sedangkan hasil lab yang dilakukan oleh UPTD Lab. DLH Luwu
Timur tidak melebihi baku mutu.
g. Tidak ada titik pengambilan sampel pada saat IPLT telah terbangun.
h. Tidak ada foto-foto yang menampilkan mengenai rona lingkungan di lokasi
kegiatan yang dilampirkan di dalam dokumen.
i. Di dalam matriks dokumen ada termuat mengenai sludge, untuk tinja masuk
dalam kategori B3, sementara untuk pemanfaatannya menjadi pupuk. Apa dasar
konsultan menuliskan sebagai Limbah B3 dan dimanfaatkan sebagai pupuk.
Sedangkan limbah B3 berdasarkan PP.101 tahun 2014 tidak bisa kita sendiri
yang melakukan pengolahannya.
6. Baso Majuanna, SP (kepala Seksi Kajian dan Perencanaan Lingkungan Hidup DLH
Kab. Luwu Timur)
a. Pada Bab II Uraian rencana kegiatan,seharusnya dideskripsikan mengenai
pembangunannya, jelaskan secara singkat.
b. Ditahap konstruksi, pada halaman 12, pembahasan mengenai pematangan
lahan, seharusnya diletakkan di awal Bab II.
c. Kegiatan operasional fasilitas penunjang IPLT, disebutkan air bekas cucian
kendaraan disalurkan langsung ke drainase, apakah tidak ada pengolahannya
terlebih dahulu?
d. Peta yang dilampirkan sangat kurang.
e. Data analogi IPLT Nipah-Nipah, sebaiknya dilampirkan pula di dalam dokumen.
f. Referensi di daftar pustaka mengenai IPLT masih sangat minim.
7. Abshar Abdur razak, SP (Kepala Seksi Pengelolaan LB3 DLH Kab. Luwu Timur)
a. Untuk pemrakarsa :
- Terkait rencana pemanfaatan dan operasional, lokasi yang tersisa masih
dapatkah di sandingkan dengan fasilitas pemilahan sampah.
- Penetapan kebijakan terkait penggunaan septic tank kedap air di wilayah
perumahan/pemukiman/perkantoran.
b. Untuk Konsultan :
- Daftar pustaka sama sekali tidak mencantumkan pustaka yang bersumber
dari teknis perencanaan IPLT.
- Analisa hasil uji air sungai yang melebihi baku mutu BOD, COD, dan total
coliform, sebaiknya disandingkan dengan hasil uji sampel Lab DLH Luwu
Timur.
- Pembersihan sludge dilakukan setiap berapa lama dan pada saat kondisi
apa?
- Jelaskan mengenai gambaran rencana pemanfaatan limbah yang dihasilkan.
- Jalur pengangkutan juga perlu diperhatikan kembali.
- Berdasarkan PP Nomor 101 Tahun 2014 tidak ada penjelasan terkait status
limbah sludge IPLT, namun secara umum dikaitkan dengan kode limbah
B108d.
9. Idiyana Sartian Umar, SP (PPK /Kepala Seksi Pengembangan SPAM dan PLP
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Luwu Timur)
a. Diharapkan kepada konsultan IPLT :
1. melengkapi kembali dokumen UKL-UPL dengan menerima masukan dari
peserta rapat diantaranya :
- perhatikan lokasi sesar, longsor dan hutan lindung.
- Antisipasi over capacity.
- Cantumkan lokasi daerah yang terlayani.
- Pengelolaan dari hasil limbah padat perlu dijelaskan.
- Masukkan ke dalam dokumen lokasi pengambilan titik sampel air dan
udara (2 titik)
- Tampilkan foto survey dan pengambilan sampel.
- Tenaga kerja yang dipekerjakan adalah orang lokal, memasukkan dalam
BPJS dan memperhatikan UMR.
- Koordinasi dengan Koperasi Pegawai Negeri Sehati Di Timur terkait hibah
tanah (konsultasi dengan Pak Sukarti)
10. Agustinus A (Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Bidang Cipta Karya Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Luwu Timur)
a. Melengkapi dan menyempurnakan dokumen lingkungannya.
b. Koordinasi dengan konsultan perencana.
11. A. Satriadi Asnur (Perwakilan UPT. KPH Larona Malili Dinas Kehutanan Prov.
Sulsel)
a. Perhatikan kembali mengenai status lokasi, apakah masuk dalam status
kawasan, apakah termasuk ke dalam status kawasan hutan lindung atau
kawasan hutan produksi, dll.
b. Dokumen diperbaiki terlebih dahulu.
12. H. Firnandus Ali, M.Si (Pemegang Sertifikat Penilai AMDAL)
a. Format dokumen UKL-UPL ini disesuaikan dengan format aturan yang berlaku
(update mengenai peraturan penyusunan dokumen).
b. Letak lokasi upstream dari rusunawa dan perumahan PNS dan dibelakangnya
ada jalur sesar minor sekarang, apakah ada arahan konsultan dan pemrakarsa
mengenai antisipasi adanya jalur sesar minor tersebut.
c. Lumpur tinja menghasilkan gas metana, bagaimana pengelolaan lingkungannya?
d. Sludge 108 kg/hari, bagaimana pengelolaannya?
e. Apakah limbah lumpur tinja sama dengan limbah pada TPA (padat dan cair)?
f. Perlu dilakukan pembanding dengan IPLT yang ada di Pare-Pare.
g. Perlu ada pendekatan teknologi, agar tidak terjadi gagal konstruksi.
h. Perlu penyesuaian narasi yang ada pada halaman 49 dengan halaman 68, tidak
ditemukan pendekatan teknologi terkait pengolahan lumpur tinja.
i. Perlu antisipasi terjadi over volume limbah cair 7,46 m 3, sedangkan kapasitas
hanya 6 m3.
j. Perlu dipikirkan konstruksi settling pond untuk menampung terjadinya over
volume, bila terjadi over flow dari air larian.
k. Perlu dilakukan treatment terhadap lumpur tinja sesuai karakteristik lumpur tinja
yang diolah.
l. Perlu dibedakan substansi pendekatan teknologi dengan substansi pendekatan
sosial.
m. Dokumen perlu diperbaiki kembali.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pertemuan maka masukan, saran dan tanggapan peserta rapat
Pertemuan terkait Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Desa Puncak Indah,
Kec. Malili, Kab. Luwu Timur, Prov. Sulawesi Selatan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Luwu Timu rdapat disimpulkan beberapa sebagai berikut :
1. Memperbaiki dokumen baik dari segi substansi isi dan penulisan yang benar sesuai
dengan saran, masukan dan tanggapan peserta rapat.
2. Perlu dijadwalkan pertemuan ulang setelah penyempurnaan dokumen.
3. Jika telah mendapatkan rekomendasi dan Izin lingkungan, pihak pemrakarsa wajib
melaporkan laporan kegiatan di lapangan/RKL-RPL setiap 6 bulan sekali.
Penutup
Rapat berjalan tertib, lancar dan ditutup oleh Staf Ahli Pembangunan Setda
Kab. Luwu Timur.
MENGETAHUI,
PEMRAKARSA Pimpinan Rapat
Dinas PUPR Kab. Luwu Timur Staf Ahli Pembangunan Setda
Kab. Luwu Timur