Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN IPLT KESENDEN

KOTA CIREBON
PROPINSI JAWA BARAT

IPLT Kesenden
Kota Cirebon

DESEMBER 2010

1
LAPORAN IPLT KESENDEN KOTA CIREBON
BANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
A. Gambaran Umum Wilayah;
Geografis
Kota Cirebon terdiri dari 5 kecamatan seluas 37,36 km2 dengan jumlah penduduk sejumlah 272.263 jiwa.Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu
kecamatan Harjamukti (17,62 Km2) sedangkan kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Pekalipan (1,57 Km2). Secara geografis wilayah
Kota Cirebon mempunyai luas wilayah 37,36 Km2 dengan batas-batas sebagai berikut :
 Batas Utara : Kabupaten Cirebon;
 Batas Selatan : Kabupaten Cirebon;
 Batas Timur : Kabupaten Cirebon;
 Batas Barat : Laut Jawa.

Kependudukan
Jumlah penduduk terbanyak di Kota Cirebon terdapat di Kecamatan Harjamukti, yaitu sejumlah 85.361 jiwa, sedangkanpenduduk terkecil terdapat di
Kecamatan Pekalipan, yaitu sebanyak 31.929 jiwa. Jumlah total penduduk dan kepadatan untuk tiap kecamatan dijelaskan pada tabel berikut ini.
Tabel 1
Jumlah dan Kepadatan Penduduk, Kota Cirebon
NO KECAMATAN LUAS PENDUDUK
(Km2) JUMLAH KEPADATAN
(jiwa) (jiwa/Km2)
1 Harjamukti 17,62 85.361 4.845
2 Lemahwungkuk 6,51 50.096 7.695
3 Pekalipan 1,57 31.929 20.337
4 Kesambi 8,05 63.617 7.903
5 Kejaksan 3,61 41.260 11.429
TOTAL 37,36 272.263 7.288
Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka 2008

2
LAPORAN IPLT KESENDEN KOTA CIREBON
BANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
Profil Kesehatan dan Sanitasi
Data tahun 2004 menunjukkan jumlah rumah di Kota Cirebon yang memiliki WC dengan septik tank sebesar 65.120 buah, sedangkan jumlah rumah yang
memiliki WC tanpa tangki septik sebesar 3.745 buah. Jumlah rumah yang memiliki SPAL sebesar 18.382 rumah. Kota Cirebon telah memiliki fasilitas
kesehatan yang cukup memadai. Jumlah Rumah Sakit sebanyak 7 unit, Puskesmas 36 unit, dan fasilitas pendukung lainnya. Fasilitas kesehatan menurut
jenisnya dapat kita lihat pada tabel berikut.
Tabel 2
Jenis Fasilitas Kesehatan, Kota Cirebon
NO JENIS JUMLAH
FASILITAS KESEHATAN (unit)
1 RUMAH SAKIT 7
2 BALAI PENGOBATAN 37
3 RUMAH BERSALIN 23
4 PUSKESMAS 36
5 PUSKESMAS PEMBANTU 53
6 APOTEK 18
Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka 2008

B. Sejarah;
Kota Cirebon adalah sebuah kota mandiri terbesar ke-2 di Provinsi Jawa Barat, setelah ibu kota Jawa barat, yakni Bandung. Kota ini berada di pesisir Laut
Jawa, di jalur pantura (pantai utara). Jalur pantura Jakarta-Cirebon-Semarang merupakan jalur terpadat di Indonesia. Kota Cirebon juga merupakan kota
terbesar ke-4 di wilayah pantura setelah Jakarta, Surabaya, dan Semarang. Karena letaknya yang sangat strategis, yakni di persimpangan antara Jakarta,
Bandung, dan Semarang, menjadikan Kota Cirebon sangat cocok dan potensial untuk dijadikan lahan investasi dalam segala bidang seperti hotel, rumah
makan, pusat perbelanjaan, dan pendidikan, sehingga Kota Cirebon merupakan pilihan yang sangat tepat untuk berinvestasi. Dengan didukung oleh kegiatan
ekonomi yang baik dan terpadu menjadikan Kota Cirebon berkembang menjadi kota metropolitan ketiga di Jawa Barat setelah metropolitan BoDeBek
(Bogor, Depok, Bekasi) yang merupakan hinterland/kota penyangga bagi Ibukota Jakarta dan Metropolitan Bandung. Kota Cirebon merupakan pusat bisnis,

3
LAPORAN IPLT KESENDEN KOTA CIREBON
BANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
industri, dan jasa di wilayah Jawa Barat bagian timur dan utara. Banyak sekali industri baik skala kecil, menengah, dan besar menanamkan modalnya di kota
ini. Dengan didukung oleh banyaknya orang-orang yang bekerja, beraktifitas dan menuntut ilmu di Kota Cirebon, sekitar kurang lebih 1.000.000 orang,
menjadikan Kota Cirebon lebih hidup. Pembangunan di Kota Cirebon juga menggeliat dan menunjukkan respons positif, hal ini terbukti dengan banyaknya
bangunan-bangunan besar dan tinggi yang berada di jalan-jalan utama Kota Cirebon.

Saat ini, wajah Kota Cirebon telah berubah menjadi kota modern mandiri ke-3 diPulau Jawa bagian barat setelah Jakarta dengan kota-kota satelitnya
(Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi), serta Bandung dengan kota-kota satelitnya (Tasikmalaya, Cimahi, Subang, Purwakarta, Cianjur, dan Garut). Kini,
pemerintah wilayah Cirebon sedang giat-giatnya mengembangkan potensi wilayah Kota Cirebon Metropolitan dengan kota-kota satelitnya
(Indramayu, Majalengka, Kuningan, dan sebagian Jawa Tengah bagian Barat yakni Tegal, Brebes, Purwokerto, dan Pekalongan). Dahulu, Cirebon merupakan
ibukota Kesultanan Cirebon dan Kabupaten Cirebon, namun ibu kota Kabupaten Cirebon kini telah dipindahkan ke Sumber. Cirebon juga disebut dengan
nama Kota Udang dan Kota Wali. Sebagai daerah pertemuan budaya Jawa dan Sunda sejak beberapa abad silam, masyarakat Cirebon biasa menggunakan dua
bahasa, bahasa Sunda dan Jawa.

C. Dasar Hukum;
 Peraturan Daerah No. 10/1994 antara lain disebutkan bahwa Retribusi Penyehatan Lingkungan Pemukiman (RPLP) meliputi 2 sektor (drainase &
persampahan), sedangkan pembiayaan sektor Air Limbah dimasukkan ke struktur tarif PDAM. Dalam pelaksanaannya struktur tarif yang diberlakukan
belum dapat membiayai pengelolaan sektor air limbah;
 Tahun 2003 terbit RPPK/PL untuk sektor persampahan yang pola dan besarnya seperti RPLP yaitu melalui rekening PDAM sebesar 25% dari pemakaian
air;
 Tahun 2004 (tarif yang berlaku sampai saat ini) dilakukan penyesuaian tarif, dimana pembiayaan air limbah masih belum dapat diperhitungkan;
 Tahun 2007 RPPK/PL disesuaikan besarannya menjadi 12% dari pemakaian air.

4
LAPORAN IPLT KESENDEN KOTA CIREBON
BANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
D. Struktur Organisasi;
IPLT Kesenden Kota Cirebon ditangani PDAM Kota Cirebon Bagian Air Limbah. Struktur organisasi air limbah akan dijelaskan seperti gambar di bawah ini.
Gambar 1
Struktur Organisasi PDAM Kota Cirebon Divisi Air Kotor
DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR UMUM DIREKTUR TEKNIK

NAMA

BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN


PELAYANAN PRODUKSI DISTRIBUSI PERENCANAAN BAGIAN
AIR LIMBAH
PELANGGAN DAN TRANSMISI AIR MINUM TEKNIK
NAMA

BAGIAN
SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI
SAMBUNGAN
PELAYANAN PENGADUAN & PENGENDALIAN ADM. TEKNIK PERC. TEKNIK PERC. TEKNIK PENGAWASAN PEMBERSIHAN SALURAN PENGOLAHAN PENYAMBUNGAN &
PELANGGAN
BARU JASA PELAYANAN KUALITAS AIR & PEMETAAN AIR MINUM AIR LIMBAH KONSTRUKSI PEMBUANGAN LUMPUR AIR LIMBAH PERBAIKAN SALURAN
NAMA

URUSAN URUSAN URUSAN


PEMBERSIHAN STASIUN POMPA PENYAMBUNGAN
SALURAN AIR LIMBAH

URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN


SAMBUNGAN BARU JASA URUSAN PERENCANAAN PEMBUANGAN PERBAIKAN
LABORATORIUM KOLAM OKSIDASI
AIR LIMBAH PELAYANAN AIR LIMBAH LUMPUR SALURAN

5
LAPORAN IPLT KESENDEN KOTA CIREBON
BANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
BAGIAN AIR LIMBAH

SEKSI PEMBERSIHAN SALURAN IPAL DAN SEKSI PENGOLAHAN AIR LIMBAH BAGIAN AIR LIMBAH
PEMBUANGAN LUMPUR

UR.PEMBERSIHAN SALURAN UR.STASIUN POMPA BAGIAN AIR LIMBAH

UR.PEMBUANGAN LUMPUR UR.KOLAM OKSIDASI BAGIAN AIR LIMBAH

E. Struktur Tarif;
Sesuai dengan Perda No. 13 Tahun 1994, tarif pelayanan air limbah ditetapkan sebagai Tarif Pelayanan Septik Tank adalah setiap pelayanan penyedotan
lumpur tinja septik tank dikenakan biaya sesuai dengan klasifikasi persilnya yaitu :
 Non-Komersial sebesar Rp. 25.000,-/m3;
 Komersial sebesar Rp. 35.000,-/m3;
 Industri sebesar Rp. 50.000,-/m3.

Volume penyedotan minimal adalah 2 m3. Bagi persil/bangunan diluar kota, dikenakan Biaya Transportasi sebesar Rp. 500,-/Km untuk setiap pelayanan
penyedotan.

F. Daerah Pelayanan;
Berikut merupakan data pelayanan sistem on site Kota Cirebon yang meliputi data jumlah jiwa, luas wilayah yang dilayani, untuk air minum dan air limbah,
sebagai berikut :

6
LAPORAN IPLT KESENDEN KOTA CIREBON
BANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
Tabel 3
Daerah Pelayanan Air Limbah, Kota Cirebon
KECAMATAN/ JUMLAH
JUMLAH
No KABUPATEN TERLAYANI ON SITE
TOTAL
CIREBON OFF SITE
1 Kejaksaan 41.638 7.092 34.546
2 Kesambi 641.151 0 641.151
3 Pekalipan 32.295 18.883 13.412
4 Lemahwungkuk 50.502 20.222 30.280
5 Harjamukti 85.956 25.434 60.522
JUMLAH 71.631

Gambar 2
Jangkauan Pelayanan Air Limbah
R/voir
Rencana Jar. Pipa Ø 450 mm, Gunungsari
crossing double track railway, 2500 m3
L = 500 m (APBN 2009 / 2010) KANTOR R/voir
PDAM Parujakan
WILAYAH 750 m3
UTARA

Jar. Pipa Ø 450 mm, L WILAYAH


= 1.800 m (APBN PUSAT KOTA
2008), 2000 SL Kec.Pekalipan

Kec.Kesambi

Kec.Lemahwungkuk

Kec.Harjamukti

Jar. Pipa Ø 300 mm, L = 1.800 m


Reservoir (APBN 2007), 1500 SL
Kepompongan
2000 m3
WILAYAH
SELATAN

7
LAPORAN IPLT KESENDEN KOTA CIREBON
BANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
G. Sarana Pengumpulan;
IPAL Kesenden terletak di kelurahan Kesenden, kecamatan Kejaksan. Pada tahun 1993 dalam studi Amdal IPAL
Kesenden lewat Program CUDP dapat mengolah air limbah sebesar 9.900 m³/hari (115 l/dt) namun hingga
tahun 2004 baru dapat mengolah air limbah sebanyak 1.004 m³ (12 l/dt) atau sekitar 10% dari debit yang
tercantum dalam Amdal tahun 1993. Melalui Program Western Java Enviromental Management Project
(WJEMP)di buat pengembangan Kapasitas IPAL dengan luas total sebesar 10 Ha hingga mampu mengolah
sebesar 75 l/dt.

H. Sarana Pengolahan;
Komponen bangunan IPLT berupa rangkaian beberapa kolam yang terdiri dari Kolam Anaerobik, Kolam Fakultatif, Kolam Maturasi, dan bak Pengering lumpur.
IPLT ini selesai dibangun pada tahun 1998. Berikut penjelasan mengenai kolam-kolam yang termasuk komponen utama.

Bak Penampungan
Bak Penampungan berfungsi sebagai bak penerima lumpur tinja dari mobil tinja. Bak ini juga menerima beban lumpur
yang bervariasi. Kondisinya saat ini sudah sangat penuh dan dibutuhkan pengurasan. Selain itu perbaikan dinding dan
peningkatan kolam dari sisi pengolahan sebelum masuk ke IPAL Kesenden dibutuhkan.

8
LAPORAN IPLT KESENDEN KOTA CIREBON
BANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
Bak Anaerob
Bak Anaerob berfungsi sebagai bak penerima lumpur tinja dari mobil tinja. Bak ini juga menerima beban lumpur
yang bervariasi sehingga effluent dari bak pengumpul dapat dialirkan secara terkendali ke unit pengolahan
berikutnya, yaitu kolam fakultatif dengan system gravitasi. Kolam Anaerob sebesar 0,25 Ha, dan selebihnya 6,88
Ha merupakan bangunan, jalan saluran Pada bak anaerob ini terjadi proses pemisahan partikel padat dari cairan
melalui pengendapan dan penguraian secara biologis tanpa kehadiran oksegen pada lumpur yang mengendap.
Kondisi tidak operasi.

Kolam Fakultatif
Kolam Fakultatif berfungsi sebagai Secondary Treatment atau pengolahan tahap kedua. Oleh karena beban organic
yang masuk di kolam ini lebih rendah, maka zona aerob terjadi pada bagian atas kolam dan zona anaerob terjadi pada
bagian bawah kolam. Zona diantara kedua zona tersebut dinamakan sebagai zona fakultatif. kolam bersifat kedap air
dengan konstruksi pasangan batu belah yang diplester dan diberi kerangka beton bertulang. Kolam Fakultatif kolam
fakultatif sebesar 1,60 Ha. Pada bak fakultatif terjadi proses : penurunan bahan organik yang masih terdapat dalam
efluen dari bak anaerob, penguraian terjadi secara anaerob maupun secara
aerob, dalam tahap ini penurunan BOD sekitar 70-90%. Kondisi tidak
beroperasi.

Kolam Maturasi
Berfungsi sebagai tempat proses pematangan lumpur. Fungsi bak maturasi ini adalah untuk melanjutkan penurunan
BOD dan COD dan lebih penting adalah menurunkan kandungan bakteri Coli. Bak Maturasi juga menampung air dari

9
LAPORAN IPLT KESENDEN KOTA CIREBON
BANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
Sludge Drying Bed .Kolam ini bersifat kedap air dengan konstruksi pasangan batu belah yang diplester dan diberi pasangan kerangka beton bertulang dan
Kolam Maturasi sebesar 1,27 Ha. Kondisi tidak optimal.
Tabel 4
Data IPLT Kesenden, Kota Cirebon
Lokasi IPLT Kecamatan Kesenden
Tahun Dibangun / Berfungsi 1993
Sumber Dana Pembangunan APBN
Unit Pengolahan Kapasitas IPAL dengan luas total sebesar 10 ha
hingga mampu mengolah sebesar 75 l/dt. Lahan
tersebut terdiri dari Kolam Anaerob sebesar 0,25
ha, kolam fakultatif sebesar 1,60 ha, Kolam
Maturasi sebesar 1,27 ha dan selebihnya 6,88 ha
merupakan bangunan, jalan saluran
Luas Terbangun 10 Ha
Luas Total IPAL 7 Ha

Kondisi IPAL Beroperasi


Jarak IPLT dan TPA Satu lokasi

10
LAPORAN IPLT KESENDEN KOTA CIREBON
BANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
Gambar 3
IPLT Kesenden, Kota Cirebon

11
LAPORAN IPLT KESENDEN KOTA CIREBON
BANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
I. Permasalahan;
1. Aspek Legalitas/Hukum Belum adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang :
 Kewajiban masyarakat dan pihak swasta yang memiliki jasa kuras WC untuk mengolah buangan limbahnya ke IPLT;
 Membuat peraturan yang mengatur tentang kerjasama penanganan dan pengelolaan lumpur tinja oleh pihak swasta;
 Membuat peraturan mengenai hal-hal yang berkaitan dan berpotensi menimbulkan pencemaran.
2. Aspek Teknis  Terbatasnya kemampuan PDAM dibandingkan dengan tanggungjawab pengelolaan dan pelayanan;
 Belum optimalnya pelayanan di seluruh wilayah kota dikarenakan cakupan pelayanan yang rendah;
 Sarana perlengkapan O & P masih belum mencukupi untuk melayani seluruh kota;
 Kualitas tenaga profesional di lapangan masih kurang;
 Tingginya biaya listrik dan suku cadang untuk pengoperasian stasiun pompa, Cakupan layanan jasa penyedotan WC
sangat luas sehingga dari sisi operasional memerlukan biaya sangat besar, jika perlu diadakan penambahan truk tinja;
 Operasional dan maintenance IPLT tidak ada, dilakukan pembersihan tiap unit dari rerumputan liar,karena memang
tidak dioperasikan;
 Diperlukan pengecekan kualitas air limbah baik influen maupun efluen sehingga dapat diketahui parameter apa saja
yang perlu diolah dalam pengolahan lumpur tinja tersebut;
 Diperlukan tenaga operator dan lapangan yang diperlukan;
 Diperlukan ketentuan peralatan dan perlengkapan.
3. Kelembagaan  Pelayanan jasa penyedotan lebih terkoordinir yaitu setiap pengguna jasa harus mengisi form jasa pelayanan
penyedotan;
 Data pengguna jasa penyedotan disusun lebih rapi (pembukuan data pengguna jasa);
 Adanya pengelola IPLT tersendiri di bawah Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Pertambangan dan Energi, sehingga
setiap permasalahan yang muncul dapat segera ditangani;
 Penambahan personil pengawasan di IPLT Kesenden Cirebon;
 Penetapan peraturan mengenai kewajiban penyedotan WC untuk masyarakat.
4. Pembiayaan Sesuai Surat Keputusan Walikota yang mengacu pada PERDA No. 9 Tahun 1994, sektor Air Limbah diserahkan pengelolaan
sepenuhnya ke PDAM dan dalam struktur organisasi dan tata kerja PDAM Kota Cirebon, Air Limbah merupakan salah satu
BAGIAN. Sebagai konsekuensinya maka pengelolaan keuangan disatukan dengan sektor air minum.
5. Partisipasi Masyarakat  Masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap kondisi sanitasi lingkungan yang sehat, serta
kepedulian terhadap pemanfaatan sarana air limbah yang ada;
 Terjadinya gangguan/resistensi pada asset air limbah khususnya instalasi pengolahan yang berakibat pada kelancaran O

12
LAPORAN IPLT KESENDEN KOTA CIREBON
BANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
& P;
 khususnya di SP Ade Irma yang juga menampung buangan air hujan (sewerage & drainage sistem);
 Belum diterapkannya penarikan retribusi bagi pelanggan Air Limbah PDAM Kota Cirebon;
 Sosialisasi pentingnya pengolahan limbah domestic dan dampak yang ditimbulkan karena adanya pencemaran;
 Mewajibkan masyarakat untuk melakukan penyedotan WC;
 Mengadakan penyuluhan-penyuluhan terhadap masyarakat tentang pentingnya pengolahan air limbah domestic dan
lumpur tinja yang baik dan benar secara berkala;
 Mengadakan penyuluhan-penyuluhan secara berkala terhadap masyarakat yang belum terlayani oleh truk tinja,
terutama di daerah-daerah pengembangan pelayanan;
 Sosialisasi fungsi dan manfaat IPLT kepada masyarakat baik yang sudah terlayani maupun yang akan dilayani (calon
pengguna) secara berkala;
 Mengajak masyarakat untuk mengawasi jalannya pengelolaan lumpur tinja oleh truk tinja;
 Menyebarkan dan memasang pamphlet atau brosur di tempat strategis.

J. Rekomendasi IPLT Kesenden Kota Cirebon


IPLT Kesenden Kota Cirebon saat ini memiliki IPLT yang diintergrasikan dengan IPAL Kesenden. Namun kondisi eksisting saat ini tidak digunakan/dioperasikan.
Kota Cirebon saat ini dilayani oleh 8 buah truk dengan 4 buah truk yang beroperasi secara penuh. Rata-rata 7-8 rit/hari saat ini lumpur tinja di buang ke IPAL
Ade Irma. Saat ini sekitar 60.000 jiwa dari total 273.000 penduduk kota terlayani atau 21% dari total penduduk Kota Cirebon. Untuk meningkatkan pelayanan
sampai dengan 60% dari penduduk Kota Cirebon maka kami merekomendasikan sebagai berikut :

1. Aspek Legalitas Hukum :


Harus adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang :
Kewajiban masyarakat dan pihak swasta yang memiliki jasa kuras WC untuk mengolah buangan limbahnya ke IPLT;
Membuat revisi peraturan untuk tarif sebesar minimal Rp. 100.000 untuk setiap kali penyedotan lumpur tinja per rumah;

13
LAPORAN IPLT KESENDEN KOTA CIREBON
BANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
Membuat peraturan yang mengatur tentang kerjasama penanganan dan pengelolaan lumpur tinja oleh pihak swasta.

2. Aspek Teknis Operasional :


Untuk dapat melayani Kota Cirebon maka dibutuhkan IPLT dengan kapasitas 10.000 m3/tahun.Dengan kapasitas tersebut maka ada 285.000 penduduk
Kota Cirebon dan sekitarnya. Selanjutnya dibutuhkan 5 truk dengan kapasitas 3 m3 dengan ritasi 2 rit/hari/truk.Untuk melakukan optimalisasi ini
dibutuhkan perbaikan di IPLT Kesenden berupa pengurasan dan peninggian kolam serta review terhadap sistem yang ada.

3. Aspek Pembiayaan :
Bila pelayanan optimal di Kota Cirebon dapat tercapai maka dengan tarif sedot rata-rata Rp. 100.000 sekali sedot maka akan diperoleh pendapatan kurang
lebih Rp. 950.000.000 dengan total anggaran OM sebesar Rp.522.000.000 sehingga IPLT dapat memberikan keuntungan sebesar Rp. 430 juta.

4. Aspek Peran Serta Masyarakat.


Untuk mencapai kondisi kesadaran masyarakat yang tinggi pada dampak pencemaran akibat lumpur tinja maka perlu dilakukan sosialisasi mengenai
pengunaan IPLT secara bertahap dengan nilai total sebesar Rp. 85 juta untuk kampanye sadar lingkungan Rp. 85 juta untuk sosialisasi IPLT dan capacity
building sebesar Rp. 100.000.000.

14
LAPORAN IPLT KESENDEN KOTA CIREBON
BANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)

Anda mungkin juga menyukai