Anda di halaman 1dari 7

III - 1

BAB III

STUDI-STUDI TERDAHULU

3.1

Umum
Kota Banjarmasin terletak di daerah rendah dan sebagian besar
terdiri dari rawa dengan ketinggian sekitar 0.16 m di bawah
permukaan air laut. Kondisi seperti ini menyebabkan drainase kota
Banjarmasin sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut,
sehingga pada saat pasang fungsinya berubah menjadi kebalikan
saluran drainase, yaitu mempercepat terjadinya genangan atau
banjir pada suatu daerah. Pengaruh ini akan semakin terasa
apabila terjadi pasang disertai hujan, sehingga akumulasi debit air
yang seharusnya dialirkan keluar terkumpul di daerah tersebut.

3.2

Studi Drainase yang Pernah Dilakukan


Dalam kegiatan mereview sistem drainase Kota Banjarmasin tidak
terlepas dari studi-studi terdahulu yang pernah dilakukan. Dari
studi-studi tersebut dapat kita bandingkan antara satu dengan
yang lainnya sehingga produk yang dihasilkan dapat dijadikan
acuan dalam detail perencanaan.

3.2.1 Rencana Jaringan Drainase Kota Banjarmasin (Rencana


Induk Kota Banjarmasin, 1984)
Kondisi topografi Kota Banjarmasin sangat tidak menguntungkan,
karena tinggi elevasi muka tanah rata-ratanya dibawah elevasi
muka air Sungai Barito dan Sungai Martapura pada waktu pasang
sehingga menimbulkan masalah dibidang drainase.

Laporan Akhir
Perkasa

PT. Ika Adya

III - 2

Untuk mengatasi permasalahan drainase di Kota Banjarmasin ada


3 (tiga) alternatif yang diusulkan, yaitu :
1. Sistem drainase polder total
2. Sistem drainase polder terpisah
3. Sistem drainase gravitasi
Sistim Drainase Polder total.
Sistem ini sesuai diterapkan di daerah pasang surut, karena
dengan sistim polder suatu lingkungan terbebas dari pengaruh
pasang surut, sehingga drainase gravitasi dapat diterapkan secara
normal. Namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan,
karena sistim ini memerlukan pompa untuk mengeluarkan air dan
tenaga ahli yang secara

khusus mengelola, sehingga akan

memerlukan investasi yang cukup besar.


Sistim Drainase Polder Terpisah.
Sistem ini sama dengan sistem drainase polder total, namun
daerah yang ditangani dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil. Pada pelaksanaannya akan dibuat beberapa polder dengan
daerah cakupan hanya pada bagian-bagian yang terpengaruh
pasang surut.
Sistim Drainase Gravitasi
Sistim ini agak sulit untuk diterapkan, akan tetapi masih ada
kemungkinan untuk dapat diterapkan sebab elevasi muka tanah
rata-rata masih lebih tinggi dari pada muka air Sungai Martapura
pada waktu surut, sehingga secara teknis air darat dapat mengalir
pada saat kondisi surut, asalkan ditunjang oleh sistim drainase
yang baik.
Sistem jaringan drainase Kota Banjarmasin dipilih menggunakan
sistem drainase gravitasi dengan memanfaatkan :

Laporan Akhir
Perkasa

PT. Ika Adya

III - 3

Saluran

primer

adalah

S.

Martapura,

S.

Kuin,

S.

Anjir

Mulawarman, S. Teluk Dalam dan saluran-saluran alam yang


langsung mengalirkan air buangan ke S. Barito.
-

Saluran sekunder adalah cabang-cabang dari saluran primer,


yaitu di kiri kanan jalan kolektor dan beberapa cabang anak S.
Martapura yang menuju ke saluran primer

3.2.2 Studi Sistem Drainase Kota Banjarmasin


Development Services (Tahun 1984)
Prinsip

dasar

penanganan

drainase

kota

PT.

Deserco

adalah

untuk

menghindarkan wilayah perkotaan dari genangan air. Prinsip dasar


ini akan memerlukan biaya investasi yang sangat besar mengingat
elevasi kota dibawah permukaan air laut. Pemanfaatan sistem
polder

dengan

kombinasi

pompa

untuk

pengeringannya

merupakan alternatif penanganan sistem drainase yang di studi PT.


Deserco Development Services.
3.2.3 Rencana Umum Tata Ruang Kota Banjarmasin (Evaluasi dan
revisi 1994)
Sebagai

pusat

pertumbuhan

di

Kalimantan

Selatan,

Kota

Banjarmasin diarahkan sebagai pusat pelayanan wilayah belakang


(hinterland) terutama dalam hal pemasaran dan perdagangan,
pusat komunikasi, pusat pemerintahan yang kesemuannya harus
didukung

berbagai

macam

fasilitas

untuk

memaksimalkan

kedudukannya sebagai pusat pertumbuhan. Salah satu fasilitas


yang harus dipenuhi untuk menunjang adalah sistem drainase
perkotaan yang memenuhi standar kriteria sistem drainase.
Rencana sistem drainase berdasarkan RUTRK 1994 edisi evaluasi
dan revisi masih mengacu pada rencana induk kota Banjarmasin
1984 dan masih bersifat umum, belum mengarah sasaran sistem
drainase perkotaan yang memadai.
Laporan Akhir
Perkasa

PT. Ika Adya

III - 4

3.2.4 Program Pembangunan Prasarana kota Terpadu (PPPKT)


Kalimantan
Rencana strategi penanganan drainase kota dalam Program
Pembangunan Prasarana kota Terpadu (PPPKT) KUDP diarahkan
sebagai berikut:
a. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam memelihara
prasarana drainase yang ada
b. Mengamankan
industri,

kawasan

perkantoran

permukiman,

dan

kawasan

perdagangan,

strategi

dan

lainnya

dari

gangguan genangan banjir dengan prioritas penanganan pada


pemeliharaan,

rehabilitasi

dan

peningkatan

kapasitas/fisik

saluran yang ada.


c. Memanfaatkan pompa mobile yang dapat dipergunakan pada
daerah-daerah yang rawan genangan dan pembuatan sistem
polder: yang meliputi pembuatan tanggul dan pompanisasi.
d. Perencanaan

dan

pelaksanaan

program

drainase

dan

pengendalian banjir secara terpadu.


e. Memanfaatkan aliran pasang surut, yang terjadi di sungai dan
saluran-saluran dalam kota untuk flushing (penggelontoran).
Karena

buangan

memanfaatkan

air

limbah

saluran

di

drainase

Kota

Banjarmasin

kota

sebagai

masih
sarana

pembuangannya.
f.

Memasyarakatkan

pembangunan

sistem

drainase

yang

berwawasan lingkungan dalam rangka konservasi sumber daya


air.
Skenario pengembangan kota Banjarmasin mengidentifikasikan
perluasan permukiman, kawasan pusat kota dan daerah strategis
Laporan Akhir
Perkasa

PT. Ika Adya

III - 5

lainnya seperti daerah perumahan, perdagangan, industri dan


perkantoran. Analisa program darinase meliputi analisa sistem
flushing dengan pengaturan pintu air dengan memanfaatkan
energi pasang surut. Sistem penggelontoran dilakukan dengan
memanfaatkan perbedaan muka air di S. Martapura. Pemilihan
lokasi pintu air didasarkan atas pertimbangan prioritas pusat kota.
Setiap wilayah pelayanan drainase yang biasanya merupakan
wilayah genangan selanjutnya dikelompokkan dalam satuan-satuan
wilayah, dan disebut satuan wilayah pengendali genangan (SWPG).
Semua sistem pembuangan air hujan didalam daerah SWPG akan
bermuara pada badan air pengendali genangan. Sungai atau
saluran-saluran alam yang masih dapat dilalui oleh klotok atau oleh
perahu kecil sebagai jalur transpotasi dapat langsung dipilih
sebagai badan air pengendali genangan daerah SWPG dikiri
kanannya.

Wilayah

pelayanan

drainase

yang

ada

di

Kota

Banjarmasin dapat dikelompokkan menjadi 26 (SWPG)

3.2.5 Studi Drainase Kota Banjarmasin (Tahun 2000)


Berdasarkan studi drainase Kota Banjarmasin tahun 2000 yang
dilaksanakan PEMKO bekerjasama dengan Universitas Lambung
Mangkurat, Sistem makro drainase Kota Banjarmasin adalah sungai
Martapura dan sungai Barito, permukaan air sungai Martapura dan
Sungai Barito sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan
curah hujan yang terjadi di hulu sungai. Berdasarkan hasil studi
genangan yang terjadi disebabkan beberapa hal antara lain:
1. Pendangkalan saluran parit karena dimensi saluran sudah tidak
mencukupi karena tertutup sampah dan lumpur.
2. Pengaruh

pasang

surut

sehingga

mempersulit

kelancaran

pengaliran air kesaluran karena permukaan yang relatif rendah


dengan permukaan air laut.
Laporan Akhir
Perkasa

PT. Ika Adya

III - 6

3. Inlet dari jalan ke saluran tidak begitu baik dan bentuk inlet
yang kurang membantu kelancaran aliran hujan.
4. Paras

muka

tanah

daerah-daerah

tersebut relatif

rendah

terhadap daerah sekitarnya sehingga air hujan yang jatuh relatif


mengalir ke daerah cekungan tersebut sebagai daerah retensi.
Studi yang dihasilkan hanya bersifat inventarisir data tanpa adanya
perencanaan teknis untuk penanganan sistem drainase kota yang
memenuhi kaida-kaidah perencanaan sistem drainase kota.
3.2.6 Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota tahun 2001
Rencana jaringan drainase yang dibangun berdasarkan RUTRK
tahun 2001 menggunakan konsep pemompaan dan dam yang
memang sesuai dengan kondisi alam kota banjarmasin yang
berada 19 cm dibawah muka air laut kemudian memperkuat sistem
resistensi air pasang kawasan hijau di daerah mantuil bagian
selatan dan kawasan resapan air pada sepanjang pinggiran sungai
utama dan kawasan Basirih Bagian Utara serta memanfaatkan
sistem penampungan air (waterpond) pada Mantuil bagian selatan,
bundaran jalan, Alalak Utara yang kemudian difungsikan sebagai
obyek pariwisata.
Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota 2001 yang dihasilkan
bersifat umum dan kurang berkesinambungan dengan studi-studi
terdahulu.
3.2.7

Penyusunan Rencana Teknis Kawasan Perkotaan ( Lay Out Plan


Drainasi Kawasan Kayu Tangi ) Dinas Permukiman dan Prasarana
Wilayah
Bagian
Proyek
Pembinaan
Peningkatan
Prasarana
permukiman, November 2001
Detail Engineering Design sistem drainase Kawasan Kayu Tangi,
Banjarmasin yang meliputi pembuatan peta ketinggian dan situasi
kawasan Kayu Tangi, inventarisasi saluran drainase eksisting dan

Laporan Akhir
Perkasa

PT. Ika Adya

III - 7

pembuatan

sistem

jaringan

drainase

termasuk

dengan

pengembangan kawasan sesuai Rencana Umum Tata Ruang Kota


Banjarmasin Utara (RUTRK) dan Rencana Tata Bangun Lahan
(RTBL) Kawasan Jl. S. Parman dan Jl. H. Hassan Basry, sehingga
dapat meningkatkan kualitas
mengacu pada standar.

prasarana dan sarana dasar yang

Lokasi pekerjaan perencanaan teknis

drainase Kawasan Kayu Tangi, Kota Banjarmasin ini mencakup


luasan

wilayah

pelayanan

yang

meliputi

dua

Kelurahan

di

Kecamatan Banjarmasin Utara yaitu Kelurahan Sungai Miai dan


sebagian Kelurahan Pangeran dengan luas areal 225 Ha.
3.2.8 Perencanaan Teknis Sektor Drainase Tahun 2002
Perencanaan teknis sektor drainase adalah merencanakan dan
merehabilitasi desain drainase dan jaringannya dengan melakukan
kegiatan pengkajian sistem drainase guna menyusun rencana
jaringan secara teknis berdasarkan hasil survey lapangan

dan

hasil kerja lapangan. Adapun lokasi pekerjaan rehabilitasi sektor


drainase meliputi :
1. Rehabilitasi saluran jalan Sultan Adam
2. Rehabilitasi saluran jalan Kolonel Sugiono
3. Rehabilitasi saluran jalan Sultan Hasanudin
4. Rehabilitasi saluran jalan Perintis Kemerdekaan
5. Rehabilitasi saluran jalan Perintis Kemerdekaan (Pasar Lama)
6. Rehabilitasi saluran jalan Gatot Subroto Timur
7. Rehabilitasi saluran jalan Sungai Bilu
8. Rehabilitasi saluran jalan Kuripan
9. Rehabilitasi saluran jalan Pelabuhan Timur
10. Rehabilitasi saluran jalan Kampung Melayu

Laporan Akhir
Perkasa

PT. Ika Adya

Anda mungkin juga menyukai