BAB 2
GEOLOGI
2.1 GEOMORLOGI
Geomorfologi lokasi rencana Bangunan Pengendalian Banjir Sungai Konda di bagian hulu
merupakan merupakan Satuan Morfologi Pebukitan Bergelombang Rendah yang dilewati
oleh aliran Sungai Konda yang mengalir relatif berarah dari daerah tangkapan hujan
(catchment area) di bagian Selatan menuju ke Utara dan pada bagian hilirnya berbelok
melingkar menyatu dengan Sungai Wanggu mengalir ke arah Timur bermuara ke Laut
Banda.
Sepanjang alur sungai Konda terbentuk endapan limpah banjir sungai yang ketebalannya
perlu diteliti (didasarkan hasil bor tangan, sondir dan sumuran uji), jenis sedimen aluvial
endapannya terdiri dari dominan fraksi halus berupa lempung lanauan, oleh karenanya
harus waspada terhadap dampak banjir yang dapat ditimbulkannya, terutama pada saat
musim penghujan yang pada umumnya akan membentuk aliran sungai yang meluap
tinggi dan berarus deras sambil membawa muatan sedimen halus (lempung - lanau)
yang dapat menimbulkan dampak/ resiko tinggi dengan terbentuknya genangan-
genangan air lumpur yang sangat licin, terlebih bila membanjiri jalan raya utama yang
dilewatinya bisa menyebabkan kecelakaan bagi pengendara motor akibat licin.
Penggunaan lahan pada lokasi SID Pengendalian Banjir Sungai Konda berupa
pemukiman, pesawahan, kebun, tanaman perdu dan semak belukar.
2.2 Stratigrafi
Stratigrafi regional lokasi SID Pengendalian Banjir Sungai Konda dan sekitarnya,
berdasarkan Peta Geologi Sulawesi ( Geological Map of Sulawesi : Hakim, 2015 after
Leuwen and Peters, 2011; Parkinson, 1991; Hamilton, 1979 dan Sukamto, 1975)
tersusun oleh batuan yang secara berurut dari yang berumur tua sampai muda terdiri
dari Batuan Malihan Palaeozoikum (Pzm), Formasi Meluhu (Rjm), Formasi Alangga (Qpa),
serta Aluvium Sungai (Qa) seperti dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Simplified Geological Map of Sulawesi (Hakim, 2015 after Leuwen and
Peters, 2011; Parkinson, 1991; Hamilton, 1979; Sukamto, 1975).
Batuan Malihan Palaezoikum (Pzm) : terdiri dari Sekis, Genes, Filit, Kuarsit,
Batusabak dan sedikit Pualam, Formasi ini berumur Palaeozoikum Bawah (Karbon).
Lokasi rencana bangunan Pengendalian Banjir Sungai Konda pada bagian hulu terletak
pada satuan pebukitan bergelombang rendah yang dibentuk oleh Formasi Alangga
tersusun oleh batupasir dan konglomerat bersifat agak padu, yang secara tidak selaras
menutupi Formasi Meluhu dan/atau Batuan Malihan Palaezoikum yang bersifat kompak
dan keras bila masih segar, dan rentan dengan air bila sudah lapuk, terutama untuk
penyusun yang berupa Sekis dan Filit bila sudah lapuk mempunyai potensi tinggi untuk
terjadi longsoran tanah.
Berdasarkan Peta Geologi Regional, daerah penyelidikan tidak tampak adanya struktur
sesar (patahan), tetapi pada batuan dari Batuan Malihan Palaezoikum yang tersingkap di
beberapa tempat di tebing kanan kiri Jalan Aspal Utama Kendari Konawe Selatan
tampak menunjukkan adanya struktur foliasi pada sekis dan filit yang memudahkan
tanah lapukannya berpotensi longsor.
2.4 Kegempaan
Indonesia terletak di 2 (dua) jalur gempa utama dunia, yaitu : Circum Pacific Earthquake
Belt dan Alpine Earthquake Belt, sehingga menjadikan Indonesia termasuk dalam daerah
yang memiliki faktor kegempaan penting dengan tingkat resiko kegempaan yang besar.
Lokasi SID
Pengendalian
Banjir Sungai
Konda.
Gambar 3. Peta Gempa Lokasi rencana Bangunan Pengendalian Banjir Sungai Konda dan
sekitarnya (SNI 03 -1726-2002), termasuk dalam Wilayah-2 dengan nilai
percepatan gempa permukaan terkoreksi relatif kecil, sebesar (ad) = 0,10 gal.
Bila berdasarkan Peta zonasi Gempa Indonesia (SNI 03-1726-2002, Kementerian PU,
Revisi 2010), menunjukkan bahwa lokasi rencana Bangunan Pengendalian Banjir Sungai
Konda dan sekitarnya termasuk dalam zona gempa yang mempunyai percepatan
maksimum gempa permukaan sebesar (az) = 0,50 0,60 gal, seperti dapat dilihat pada
Gambar 2.4.
Lokasi rencana
Bendung Air
Baku Tondoahu
Gambar 2.4. Peta Gempa Lokasi rencana Bangunan Pengendalian Banjir Sungai Konda dan
sekitarnya (Puslitbang Air - PU, 2010), termasuk Wilayah yang mempunyai
percepatan gempa permukaan relatif kecil, sebesar (az) = 0,50 0,60 gal.
Berdasarkan atas kondisi alur Sungai Konda yang terletak pada morfologi
bergelombang rendah yang merupakan dataran kaki lereng dari perbukitan
catchment area bagi aliran Sungai Konda dengan kondisi curah hujan yang
menunjukkan intensitas tinggi dan deras ( torensial rain), sehingga tampak aliran
arus air sungai yang relatif laju sangat mudah untuk menimbulkan kerusakan
pada tebing-tebing kanan kiri sungai yang terbentuk oleh tanah pelapukan
batuan dasar maupun oleh endapan limpah banjir sungainya sendiri.
Jenis upaya dan Bangunan Pengendalian Banjir Sungai Konda secara dominan
berdasarkan aspek geologi teknik yang bisa efektif adalah melaksanakan
pekerjaan normalisasi sungai pada ruas-ruas alur yang sempit dengan disertai
dibangun pengaman tebing-tebing galiannya berupa bangunan bronjong batu,
revretment permanen dengan konstruksi beton maupun dinding penahan beton
(parapet) yang permanen, terutama pada tempat-tempat yang memerlukan
perlindungan kuat dari ancaman banjir, seperti area Bandara, pemukiman padat
penduduk dan jalan utama yang dilintasi oleh aliran Sungai Konda.