Anda di halaman 1dari 17

SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN DAN PERKUATAN BREAKWATER KOTA TERNATE


KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN ANGGARAN 2020

Kementerian Negara/Lembaga : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Program : Pengelolaan Sumber Daya Air
Hasil (Outcome) : 0,45 Km
Kegiatan : Pengendalian Banjir, Lahar, Pengelolaan Drainase Utama
Perkotaan, dan Pengamanan Pantai
Paket Pekerjaan : Pembangunan dan Perkuatan Breakwater Kota Ternate
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah Panjang Bangunan pemecah gelombang
(breakwater) yang dibangun/ditingkatkan
Jenis Keluaran (Output) : Bangunan pemecah gelombang (breakwater) yang
dibangun/ditingkatkan
Volume Keluaran (Output) : 0,45
Satuan Ukur Keluaran (Output) : Km

1. SPESIFIKASI PROSES/KEGIATAN

a. Uraian Umum Kegiatan

• Latar belakang
Sebagai wilayah yang memiliki garis pantai yang cukup panjang, Provinsi Maluku
Utara memiliki banyak aktivitas ekonomi di wilayah pesisir. Salah satu
konsekuensi dari kondisi ini adalah masalah perubahan garis pantai. Mengingat
kondisi perairan yang umumnya memiliki gelombang dan tunggang pasang-surut
yang besar, maka masalah garis pantai yang umum terjadi adalah masalah abrasi
dan erosi. Selain itu terdapat juga masalah sedimentasi yang umumnya terjadi di
sekitar muara sungai yang terdapat di daerah perairan yang berupa teluk dengan
kondisi pantai yang relatif landai.

Abrasi adalah perubahan garis pantai ke arah darat (mundur) akibat gaya
gelombang yang didominasi oleh gelombang yang datang dalam arah tegak lurus
garis pantai dengan gelombang pecah terjadi di sekitar garis pantai (gelombang dari
laut langsung mengambil material pantai dan membawanya ke laut dalam).
Fenomena ini umumnya terjadi pada laut dengan kemiringan yang terjal.
Sementara fenomena erosi terjadi jika pergerakan sedimen di pantai didominasi
oleh gaya gelombang sejajar garis pantai atau akibat arus pasang-surut. Material
pantai diambil dari daerah yang mengalami erosi dan dibawa ke daerah pantai lain
(sedimentasi). Kondisi ini umumnya terjadi pada daerah pantai yang relatif landai
dan gelombang pecah terjadi pada jarak yang relatif jauh dari garis pantai.

Gaya-gaya lingkungan yang terjadi di perairan Maluku Utara merupakan


kombinasi antara gaya lingkungan akibat gelombang, sungai, dan pasang surut. Hal
ini dapat dimaklumi karena pantai di daerah ini umumnya berhadapan dengan
lautan luas, memiliki sungai-sungai besar dengan angkutan sedimen yang besar
pula, serta tunggang pasang-surut yang besar karena Kepulauan Maluku ini
memisahkan dua massa air besar yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia.
Salah satu kawasan perekonomian di Maluku Utara yang mengalami masalah
abrasi dan atau erosi adalah pantai di Kota Ternate
Pemerintah melalui Balai Wilayah Sungai Maluku Utara, Satuan Kerja SNVT
Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Maluku Provinsi Maluku Utara pada Pejabat
Pembuat Komitmen Sungai dan Pantai II, Tahun Anggaran 2020 ini akan
melakukan upaya pengamanan abrasi dan atau erosi serta sedimentasi pantai di
Kota Ternate.

• Maksud dan Tujuan


Maksud dari pekerjaan Pekerjaan Pembangunan dan Perkuatan Breakwater Kota
Ternate yaitu membuat bangunan pemecah ombak guna melindungi sarana umum
daerah sekitar terhadap gelombang yang mempunyai daya rusak.

Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meredam besarnya daya rusak
gelombang laut terhadap erosi pantai, yang menyebabkan terjadinya kemunduran
garis pantai karena adanya ketidakseimbangan antara pasokan sedimen dengan
kapasitas angkutan sedimen dan pengerusakan terhadap morfologi pantai.

b. Dasar Hukum
✓ Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 12/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Wilayah
Sungai.
✓ Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Dewan
Sumber Daya Air.
✓ Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air.
✓ Peraturan Menteri PUPR Nomor 28 Tahun 2015 tentang Penetapan Garis
Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau.
✓ Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
✓ Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum.
✓ Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi mencabut Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
✓ Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 135 Tahun 2018 Tentang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
✓ Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
20/PRT/M/2018 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
✓ Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
02/PRT/M/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
✓ Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan
Barang / Jasa Pemerintahan.
✓ Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) Tahun Anggaran 2019.
✓ Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan dan telah diubah
menjadi Undang – Undang 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air.
✓ Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
03/PRT/M/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat.
✓ Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
05/PRT/M/2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
✓ Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
07/PRT/M/2019 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia.

c. Lokasi Pekerjaan

Secara administratif Lokasi Pekerjaan Pembangunan dan Perkuatan Breakwater Kota


Ternate terletak di Pantai Jambula dan pantai Rua yang berjarak ± 15 Km atau dapat
ditempuh selama ± 30 menit dari pusat Kota Ternate.
Lokasi
Pekerjaa

Peta lokasi pekerjaan

d. Jangka Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Pembangunan dan Perkuatan Breakwater Kota


Ternate pada Tahun Anggaran 2020 adalah selama 9 (Sembilan) bulan atau 270 hari
kalender, terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh
Satuan Kerja SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Maluku Provinsi Maluku Utara
pada Pejabat Pembuat Komitmen Sungai dan Pantai II.

e. Tata Cara Pengukuran dan Tata Cara Pembayaran

1) Tata Cara Pengukuran

Kuantitas yang diukur untuk pembayaran merupakan hasil dari total volume yang
telah terpasang baik itu satuan meter kubik untuk pemasangan batu, pasir core,
Jalan masuk ; satuan meter persegi untuk pemasangan geotextile dan satuan unit
untuk pekerjaan pemasangan geobag.

2) Tata Cara pembayaran


Kuantitas yang ditentukan seperti yang diuraikan di atas akan dibayar sesuai
dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai.

f. Ruang Lingkup Pekerjaan

SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Maluku Utara Provinsi Maluku Utara
merencanakan Pembangunan dan Perkuatan Breakwater Kota Ternate untuk
melindungi Permukiman. Secara umum pekerjaan yang akan dilaksanakan
dikelompokkan menjadi 6 (enam) pekerjaan utama, yakni:

1. Pemasangan Batu Ukr. 0.40 – 0.50 m


2. Pemasangan Batu Ukr. 0.70 – 0.80 m
3. Pengisian dan Pemasangan Geobag Type Standar (Ukr. 1.45 m x 2.4 m)
4. Pemasangan Geotextile Woven
5. Pengisian Pasir Core
6. Pembuatan Jalan Kerja

g. RKK K3

RKK K3 adalah dokumen lengkap rencana penerapan SMKK dan merupakan satu
kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh
Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai
sarana interaksi antara Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam penerapan SMKK.
Berikut ini merupakan jenis/tipe pekerjaan beserta identifikasi bahayanya.

NO. JENIS/TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA


(1) (2) (3)
1 Pemasangan Batu Ukr. 0.40 – 0.50 m • Cedera kejatuhan bahan/material
Batu
• Terpelosok diantara sela pasangan
batu
• Terjepit batu
• Terbentur Alat Excavator (Saat
berputar)
2 Pemasangan Batu Ukr. 0.70 – 0.80 m • Cedera kejatuhan bahan/material
Batu
• Terpelosok
• Terjepit batu
• Terbentur Alat Excavator (Saat
berputar)
3 Pengisian dan Pemasangan Geobag Type • Cedera terjepit dan tertindih
Standar (Ukr. 1.45 m x 2.4 m) Geobag
• Terbentur alat excavator (saat
berputar)
• Tertabrak dump truck
• Kecelakaan akibat dump truck
terpelosok
4 Pemasangan Geotextile Woven • Tertimpa Geobag
• Tertimbun Material Pasir Core
• Tergelincir
5 Pengisian Pasir Core • Tertimbun Material Pasir Core
• Kecelakaan akibat dump truck
terpelosok/terguling
6 Pembuatan Jalan Kerja • Kecelakaan akibat dump truck
terpelosok/terguling
h. Besarnya Jumlah Pagu, Sumber Dana dan Identitas Pengguna Anggaran

Adapun besarnya jumlah pagu pada SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Maluku
Provinsi Maluku Utara, Pejabat Pembuat Komitmen Sungai dan Pantai II untuk
pembiayaan pekerjaan Pembangunan dan Perkuatan Breakwater Kota Ternate sebesar
Rp.19.925.000.000,- (Sembilan Belas Milyar Sembilan Ratus Dua Puluh Lima Juta
Rupiah), bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2020.

i. Persyaratan Badan Usaha

Pada paket pekerjaan Pembangunan dan Perkuatan Breakwater Kota Ternate


diperuntukkan bagi Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Bidang Usaha Menengah
serta disyaratkan :

✓ Klasifikasi Bidang Usaha : Bangunan Sipil;


✓ Subklasifikasi Bidang Usaha : SI001 (Jasa Pelaksanaan Konstruksi Saluran
Air, Pelabuhan, Dam, dan Prasarana Sumber Daya Air Lainnya.

2. SPESIFIKASI MATERIAL BANGUNAN KONSTRUKSI, PERALATAN UTAMA,


PERSONIL MANAJERIAL DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


Mobilisasi dan Demobilisasi yang disiapkan mulai dari Peralatan, Bahan serta Personil
sesuai yang telah disyaratkan. Sebelum mobilisasi dilaksanakan, dibuatkan daftar peralatan
dan personil untuk mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan. Apabila dipandang
perlu, direksi pekerjaan dapat meminta tambahan peralatan.

Menyusun Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

1. Pelaksana Pekerjaan harus menyiapkan jadwal pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk


Kurva-S (S-Curve) secara detail yang memperlihatkan urutan kegiatan dan diserahkan
kepada Pengawas Pekerjaan untuk mendapat persetujuan. Jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang menguraikan berbagai aktivitas pekerjaan dibuat agar kemajuan
pekerjaan dapat dievaluasi ketepatannya sesuai waktu yang direncanakan.
2. Pelaksana Pekerjaan harus membuat diagram jaringan (network planning) yang
memberikan informasi mengenai permulaan tanggal awal atau akhir dari masing-
masing aktivitas agar dimungkinkan diperoleh jadwal jalur kritis (critical path). Juga
dibuat sub jadwal untuk menunjukan jadwal pekerjaan kritis dari keseluruhan jadwal
konstruksi.
3. Apabila pelaksanaan di lapangan telah menyimpang dari jadwal yang telah
diserahkan, maka Pelaksana Pekerjaan harus memperbarui jadwal pelaksanaan
pekerjaan tersebut untuk menggambarkan seteliti mungkin kemajuan pekerjaan secara
aktual, updating ini terus dilakukan sampai pekerjaan selesai.
4. Jadwal kegiatan mingguan diserahkan pada Hari Senin pagi dimana ditunjukkan bagian/komponen/jenis pekerjaan dan kegiatan yang
direncanakan akan dilaksanakan dalam minggu yang bersangkutan.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


Jadwal Kerja Peralatan Utama

Jadwal kerja peralatan harus disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan dibuat secara terpisah.

Jadwal kerja Peralatan Utama

Peralatan utama yang wajib disediakan oleh penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan Pembangunan dan Perkuatan Breakwater Kota Ternate
sebagai berikut :

NO. JENIS KAPASITAS JUMLAH

1 Excavator 133 HP 5 Unit


2 Dump Truck 4 M3 12 Unit

Jadwal Penugasan Personil Manajerial dan Personil Penunjang

Jadwal penugasan personil manajerial dan personil penunjang harus disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Dalam jadwal harus
udah termasuk/memperhitungkan waktu pengajuan dan waktu-waktu penambahan dan pengurangan personil yang dibutuhkan serta harus ada
persetujuan dari Direksi mengenai jadwal penugasan personil tersebut.
Jadwal Penugasan Personil Manajerial dan Personil Penunjang

Daftar personil yang disyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan Pembangunan dan Perkuatan Breakwater Kota Ternate sebagai berikut :
Pengalaman
Jabatan dalam Jumlah
Tingkat Pendidikan/ Kerja Sertifikat
No. pekerjaan yang akan Personil
Ijazah Profesional Kompetensi Kerja
dilaksanakan (Org)
(Tahun)

Personil Managerial

1 S1/D4 Teknik Sipil Manager Proyek 5 1 Ahli Sumber Daya Air (Madya) (211)
2 S1/D4 Teknik Sipil Manager Teknik 3 1 Ahli Sumber Daya Air (Muda) (211)
3 S1/D4 Ekonomi Manager Keuangan 2 1 -
4 S1/D4 Teknik Sipil Ahli K3 Konstruksi 2 1 Ahli K3 Konstruksi (Muda) (603)

Personil Penunjang

1 STM/SMK Juru Gambar Draftman 2 1 SKT Juru Gambar (TS 003)


2 STM/SMK Juru Ukur Surveyor 2 1 SKT Juru Ukur (TS 004)
3 STM/SMK Teknik Mesin Mekanik 2 1 SKT Mekanik Alat Berat (TM 027)
PEK. PENGUKURAN, ADMINISTRASI, MUTUAL CHECK, ACTUAL CHECK,
DOKUMENTASI, ASBUILT DRAWING, PLANK PROYEK, DLL
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pra konstruksi sampai dengan akhir pekerjaan konstruksi
dilapangan dalam hal kelengkapan administrasi pekerjaan. Dimulai dari Penyedia Jasa
melakukan pengukuran awal bersama Direksi pekerjaan – mengolah data ukur – membuat
gambar kerja – menghitung volume pekerjaan dan lain-lain sebagainya sesuai permintaan
kelengkapan administrasi yang disyaratkan oleh Pengguna Jasa.

Gambar Rencana dan Dokumen Pengadaan


Gambar Rencana dan Dokumen Pengadaan merupakan satu kesatuan yang saling
melengkapi. Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan, ketidaksesuaian
dan/atau keraguan pada setiap Gambar Rencana, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan
melaporkan kepada Pengawas Pekerjaan secara tertulis dan mengadakan pertemuan untuk
mendapatkan keputusan. Hal seperti ini tidak dapat dijadikan alasan oleh Pelaksana
Pekerjaan untuk memperpanjang waktu ataupun mengajukan tambahan biaya pekerjaan.

Shop Drawing (Gambar Kerja) dan Ukuran

Pelaksana Pekerjaan wajib membuat Shop Drawing untuk setiap rencana yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Perencanaan atau yang perlu disesuaikan dengan keadaan
lapangan dan gambar-gambar yang diminta oleh Pengawas Pekerjaan. Dalam Shop Drawing
ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan, termasuk contoh
bahan, keterangan produk, cara pemasangan, dan/atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai
dengan spesifikasi pabrik.

Pada dasarnya semua ukuran yang berlaku adalah seperti yang tertera pada Gambar
Rencana. Ukuran-ukuran tersebut adalah ukuran jadi, yaitu ukuran seperti keadaan selesai.
Pelaksana Pekerjaan tidak dibenarkan mengubah dan/atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Rencana atau Kontrak tanpa persetujuan tertulis dari Pengawas
Pekerjaan.

Laporan dan AS Built Drawing

1. Laporan Harian
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat catatan-catatan harian dalam bentuk Laporan
Harian yang berisi : pekerjaaan yang dilaksanakan hari itu, material yang didatangkan,
peralatan yang digunakan, tenaga kerja yang dikerahkan, keadaan cuaca, pasang surut
serta hal-hal lain yang perlu dilaporkan sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Laporan Mingguan
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk membuat laporan mingguan yang berisikan
kemajuan fisik proyek yang dicapai pada minggu sebelumnya dan sampai minggu
dimaksud. Laporan ini harus dijilid sebanyak 5 (lima) set dan diserahkan kepada
Pengawas Pekerjaan paling lambat pada hari Senin siang.
3. Laporan Bulanan
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan juga membuat laporan bulanan yang berisikan semua
kegiatan pada bulan yang bersangkutan termasuk hambatan-hambatan yang dihadapi,
perubahan-perubahan pelaksanaan yang telah mendapat persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan yang dilengkapi dengan gambar. Laporan bulanan harus dijilid sebanyak 5
(lima) set dan harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan paling lambat tanggal 10
(sepuluh) pada bulan berikutnya.
4. Laporan Akhir Proyek
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat Laporan Akhir Proyek setelah proyek
dinyatakan selesai dan dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Laporan ini berupa
rekapitulasi dari laporan bulanan yang harus memuat semua perubahan-perubahan
penting selama berlangsungnya proyek. Laporan ini dibuat dalam rangkap 5 (lima) dan
diserahkan pada saat Serah Terima Pekerjaan.
5. Laporan masa Pemeliharaan
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat Laporan Masa Pemeliharaan yang berisi
kegiatan selama Masa Pemeliharaan. Laporan ini dibuat dalam rangkap 5 (lima) dan
diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah berakhirnya Masa Pemeliharaan.
Format Laporan Harian, Mingguan, dan Bulanan ditentukan oleh Pengguna Jasa.
Pelaksana Pekerjaan dapat mengusulkan format Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan
untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan. Pelaksana Pekerjaan
diwajibkan menyerahkan as built drawing yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa. As
built drawing diserahkan dalam bentuk hardcopy sebanyak rangkap 5 (lima) dalam
bentuk softcopy (format DWG dalam CD) dan diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima)
hari sebelum berakhirnya Masa Pemeliharaan.

Rapat Berkala

Rapat berkala untuk membahas masalah pelaksanaan pembangunan akan diadakan secara
rutin (mingguan) dengan dikoordinir dan dipimpin oleh Pengawas Pekerjaan dan dihadiri
oleh fungsi yang langsung berkaitan. Hasil rapat dituangkan dalam risalah rapat yang
disahkan oleh semua pihak yang hadir. Hasilnya akan menjadi bagian dari Dokumen
Pelaksanaan. Pelaksana Pekerjaan wajib menyiapkan semua perlengkapan untuk pengadaan
rapat berkala yang akan diadakan oleh Pengawas Pekerjaan.

GEOBAG TIPE STANDAR (Ukr. 1.45 m x 2.40 m)


Bahan baku Geobag atau disebut juga Geotextile Non Woven container yang terbuat dari
Multifilament virgin Polypropylene, crimped staple fibres, yang dibuat dengan cara
interlocking mekanis melalui suatu proses needlepunch. (Non woven yang terbuat dari
continuous fibres tidak direkomendasi). Setelah selesai proses pembuatan dengan proses
needlepunch, maka material non woven tersebut harus di-test dengan metal detector untuk
mengantisipasi adanya patahan jarum yang tertinggal. Ukuran container adalah 1.45 m x
2.40 m.
Hasil akhir dari material non woven harus memiliki karateristik fisik / data seperti berikut :

Keterangan Unit Hasil


Berat per area g/m² >600
Tebal 964-1 mm >5.0
Tegangan tarik kN/m
Searah mesin >25.0
Melintang arah mesin >40.0
Elongasi DIN EN ISO
• 10319 arah mesin (md) % >60
• melintang arah mesin
% >40
(cmd)
• Gaya tekan N >6.000
• Elongasi tekan statis % 35
• Ukuran bukaan efektif mm >0,08
• Koefisien
m/s 3,0 x 10-2
permeabilitas
• Porositas % >80
70 tersisa setelah 500
• UV resistance %
jam
Ketahanan Abrasi
• Tensile strength kN/m >25 / >30
• Opening size mm 0,09 – 0,10

*Pabrikan harus memiliki akreditasi ISO 9001


Catatan : Toleransi hasil test tidak boleh melebihi 10% dari nilai tersebut diatas.
Gambaran tentang dan Data Teknis Benang serta tipe jahitan :
Geobag harus dijahit dengan type jahitan ganda (double lock stitch) dan dengan
menggunakan benang jahit dengan spesifikasi berikut (untuk kedua sisi kantong) :
✓ Bahan dasar polypropylene, single ply Z twisted
✓ Guarantee UV-treated
✓ Dapat di-recycle
✓ Tanpa sambungan
✓ Tahan terhadap air laut
Data teknis benang adalah sebagai berikut :

DATA TEKNIS BENANG


No. Features Spesifikasi Unit Toleransi
1. Yield (dry) 1500 M / kg - 7% - 7%
2. Twist / Mt 65 60 – 70
3. Tensile strength 360 N 310
4. Elongation at break 15 % 12 – 18
5. Lubrication 15 % 14 – 16
6. Denier 6000, breaking
37.5 kgs
strength

Proses pembuatan kantong Geobag harus dengan menggunakan mesin khusus yang
direkomendasi dan telah terbukti pemakaiannya (referensi proyek).
Untuk benang penutup kantong juga harus memiliki spesifikasi khusus sebagai berikut:
✓ Terbuat dari benang Polyester 100%.
✓ Type benang adalah staple spun polyester
✓ Massa per unit benang adalah 300 gram / m2.
✓ Tahan terhadap U.V. dan air laut.
✓ Ukuran benang : Nm 20/5
✓ Density liner benang adalah dtex 500x5.
✓ Meter per kilo : 2.350 m +/- 3%.
✓ Elongasi : 16% +/- 4%.
✓ Kekuatan (strength) : 95 N (+/- 3%)
Metode Kerja :
✓ Geobag diangkut menggunakan dump truck ke lokasi pekerjaan.
✓ Setelah sampai pada lokasi pekerjaan, excavator akan mengangkat geobag dari dump
truck dengan cara mengaitkan tali yang berukuran besar (Sling) yang dipandu oleh
pekerja untuk ditempatkan pada posisi pemasangan.
✓ Susunan pemasangan geobag akan disesuaikan dengan yang terdapat pada gambar kerja
dan selama pemasangan wajib mengikuti arahan dari Direksi Pekerjaan. Selama proses
pekerjaan, para personil yang terlibat langsung diwajibkan memakai kelengkapan APD
untuk meminimalisir kecelakaan kerja.
GEOTEXTILE WOVEN

Spesifikasi Bahan Geotextile Woven

Metode Kerja :
✓ Geotextile diangkut menggunakan dump truck dekat dengan lokasi pemasangan
✓ Penerapannya dilakukan secara manual oleh tenaga manusia.
✓ Penghamparan geotextile woven mengikuti profil dengan memperhatikan dasar
pemasangan agar tidak terdapat batu atau bahan tajam yang dapat membuat material
geotextile woven rusak atau sobek. Selama proses pekerjaan, para personil yang terlibat
langsung diwajibkan memakai kelengkapan APD untuk meminimalisir kecelakaan
kerja.

BATU UKURAN 0.40 – 0.50 M DAN BATU UKURAN 0.70 – 0.80 M


Penyedia Jasa harus memasang batu dengan Ukruran yang disyartkan pada garis yang telah
ditentukan, elevasi dan ketebalan seperti yang terlihat pada gambar untuk melindungi
bangunan breakwater. Batu yang digunakan harus keras, padat dan tahan lama. Sumber dari
penggalian material batu harus dengan persetujuan direksi.
Material yang digunakan sebagai bahan pengisi rongga antar batu tidak boleh lebih dari
sepuluh persen (10%) dari volume/ukuran total kecuali dirincikan atau ditentukan oleh
direksi dapat dilaksanakan. Berikut rincian spesifikasi batu yang disyaratkan :
✓ Material batu yang digunakan untuk lapisan sekunder (Bagian Dalam) mempunyai Ukr.
0.40 – 0.50 m, sedangkan untuk lapisan primer (Bagian Luar) mempunyai Ukr. 0.70 –
0.80 m.
✓ Batu yang digunakan harus batu-batuan yang keras dan mempunyai gradasi yang kasar
sehingga antar butir dapat saling mengunci.
✓ Batu yang digunakan tidak berpori.
✓ Mempunyai Specific Gravity (Gs) lebih dari 2.6 dan Absorpsi kurang dari 2%, ASTM
127 dan ASTM 128.
✓ Abrasi/Keausan batu kurang dari 40%, ASTM C-131.
✓ Percent Loss dalam Sodium Sulfat (soundness) kurang dari 12%, ASTM C-88.
✓ Kekerasan (hardness) kurang dari 20%.
✓ Kegetasan (splitting) lebih dari 500 kg/cm2.

Metode Kerja:
✓ Sebelum proses Pemasangan Batu Ukr. 0,40 – 0,50 m dan Pemasangan Batu Ukr. 0,70
– 0,80 m, material batu diangkut dari lokasi pengambilan menggunakan dump truck
untuk dikumpul di dekat lokasi pekerjaan.
✓ Batu yang telah disiapkan disortir terlebih dahulu kemudian dipasang secara rapi di atas
pemasangan geotextile menggunakan excavator.
✓ Penempatan batu Ukr. 0,40 – 0,50 m dengan proses mekanis menggunakan Excavator.
Penempatan batu dilakukan dengan rapih agar tidak membuat lapis geotextile woven
rusak atau sobek. Susunan batu Ukr. 0,40 – 0,50 m diletakkan sebagai dasar susunan
batu.
✓ Setelah pemasangan batu Ukr. 0,40 – 0,50 m selesai dilanjutkan dengan pemasangan
batu Ukr. 0,70 – 0,80 m dengan proses mekanis menggunakan excavator. Penempatan
batu dilakukan rapih agar tidak membuat lapis geotextile rusak atau sobek.
✓ Sebelum melakukan pekerjaan diatas harus mengkoordinasikan dengan Direksi
Pekerjaan.
✓ Selama proses pekerjaan, para personil yang terlibat langsung diwajibkan memakai
kelengkapan APD untuk meminimalisir kecelakaan kerja.

PASIR SEBAGAI BAHAN PENGISI (PASIR CORE)


Pasir yang di gunakan sebagai bahan isi geobag dan inti core bangunan breakwater adalah
jenis pasir halus yang bersih dari kotoran atau bahan keras yang dapat membuat material
Geobag dan geotextile woven rusak atau sobek dengan kandungan lempung lanau < 3%.

Metode Kerja :
✓ Material pasir core didatangkan dari luar menggunakan dump truck dan di tuang dekat
dengan lokasi pengisian pasir core.
✓ Excavator yang telah berada pada lokasi pekerjaan, melakukan penghamparan pasir
core pada sisi yang akan dipasangi Geobag.
✓ Bahan pasir core tidak berbeda dengan pasir untuk pengisi geobag yaitu bersih dari
segala kotoran yang dapat merusak Geobag. Selama proses pekerjaan, para personil
yang terlibat langsung diwajibkan memakai kelengkapan APD untuk meminimalisir
kecelakaan kerja.
PEMBUATAN JALAN KERJA
Bahan yang digunakan dalam pembuatan jalan kerja adalah Sirtu. Sirtu adalah singkatan
dari pasir batu. Sirtu terjadi karena akumulasi pasir dan batuan yang terendapkan di daerah-
daerah relatif rendah atau lembah. Sirtu berasal dari dua bagian yang yang berukuran besar
merupakan material dari batuan beku, metamorf dan sedimen. Sedangkan berukuran halus
terdiri pasir dan lempung.
Metode Kerja :
✓ Pada awal pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus menjamin adanya jalan masuk ke
daerah kerja yang memungkinkan untuk pemindahan alat dan bahan-bahan yang akan
digunakan.
✓ Pelaksana Pekerjaan harus memperbaiki dan memelihara jalan masuk untuk
menghindari keterlambatan angkutan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan.
✓ Jalan masuk yang dimaksud berupa jalan sirtu. Peningkatan jalan masuk ini tidak boleh
mengganggu akses jalan-jalan yang ada.
✓ Semua pengoperasian yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dan pekerjaan
sementara harus memenuhi persyaratan kontrak. Persyaratan-persayaratan tersebut
adalah agar tidak menggangu fasilitas-fasilitas umum milik orang lain atau Pemilik
Proyek. Pelaksana Pekerjaan harus mengganti kerugian kepada Pemilik terhadap semua
tuntutan-tuntutan secara hukum, proses hukum, kerugian, biaya-biaya, ongkos-ongkos
dan pengeluaran apapun yang timbul atau dalam hubungannya dengan setiap hal
semacam itu sejauh masih menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

PERLENGKAPAN K3
Agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar tanpa ada hambatan terutama menyangkut
keselamatan kerja, maka semua prosedur pekerjaan selalu mengikuti kaidah K3. Baik para
pekerja yang ada di lapangan maupun para pelaksana selalu mengindahkan peraturan
keselamatan kerja yang telah ditetapkan. Penyedia jasa wajib menyiapkan seluruh
kelengkapan K3 sesuai yang telah ditentukan.
RENCANA ANGGARAN BIAYA

Satuan Kerja : SNVT Pelaksana Jaringan Sumber Air Maluku Provinsi Maluku Utara
Bagian Pelak. Kegiatan : Sungai dan Pantai II
Pekerjaan : Pembangunan dan Perkuatan Breakwater Kota Ternate
Lokasi : Kota Ternate

No Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Harga


(Rp) (Rp)

I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Mobilisasi dan Demobilisasi Ls 1.00
2 Pek. Pengukuran, Adm, Mutual Check, Actual Check, Dokumentasi, Asbuilt
Ls 1.00
Drawing, Plank Proyek, Dll

Jumlah I 0.00

II PEKERJAAN KONSTRUKSI

3
1 Pemasangan Batu Ukr. 0.40 - 0.50 m M 2,971.96
2 Pemasangan Batu Ukr. 0.70 - 0.80 m M3 6,612.68
3 Pemasangan & Pengisian Geobag Type Standar (ukr. 1.45 m x 2.4 m) Unit 4,162.51
2
4 Pemasangan Geotextile Woven M 15,751.75
5 Pengisian Pasir Core M3 1,838.63
6 Pembuatan Jalan Kerja M3 480.00

Jumlah II 0.00

III K3 KONSTRUKSI

1 Penyiapan RKK :
a. Pembuatan Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi
b. Pembuatan Prosedur dan Instruksi Kerja Set 1.00
c. Penyiapan Formulir

2 Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan :


a. Induksi K3 (Safety Induction) Org 50.00
b. Pengarahan K3 (Safety Briefing) Org 30.00
c. Simulasi K3 Org 30.00
d. Spanduk (Banner) Lb 3.00
e. Poster Lb 3.00
f. Papan Informasi K3 Bh 1.00

3 Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri :


a. APK antara lain:
1) Pembatas Area (Restriced Area) Ls 1.00
b. APD antara lain:
1) Topi Pelindung (Safety Helmet) Bh 100.00
2) Pelindung Mata (Googles, Spectacles) Psg 100.00
3) Tameng Muka (Face Shield) Bh 2.00
4) Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker) Bh 500.00
5) Sarung Tangan (Safety Gloves) Psg 100.00
6) Sepatu Keselamatan (Safety Shoes) Psg 100.00
7) Rompi Keselamatan (Safety Vest) Psg 100.00

4 Asuransi dan perizinan :


a. Asuransi Ls 1.00

5 Personel K3 Konstruksi
a. Ahli K3 Konstruksi OB 6.00

6 Fasilitas, sarana dan Prasatana kesehatan :


a. Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Obat Luka, Perban, dll) Ls 1.00

7 Rambu- Rambu yang diperlukan :


a. Rambu Petunjuk Bh 4.00
b. Rambu Larangan Bh 4.00
c. Rambu Peringatan Bh 4.00
d. Rambu Kewajiban Bh 4.00
e. Rambu Informasi Bh 4.00
f. Jalur Evakuasi (Escape Route) Ls 1.00

8 Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi :


a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Bh 1.00
b. Bendera K3 Bh 1.00
c. Program Inspeksi Ls 1.00
d. Pelaporan dan Penyelidikan Insiden Ls 1.00
e. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP) Lb 100.00

Jumlah III 0.00

Anda mungkin juga menyukai