Anda di halaman 1dari 45

SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN TANGGUL DAN PERBAIKAN SUNGAI AMASING KALI


KAB. HALMAHERA SELATAN PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN ANGGARAN 2020

Kementerian Negara/Lembaga : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Program : Pengelolaan Sumber Daya Air
Hasil (Outcome) : 1,00 Km
Kegiatan : Pengendalian Banjir, Lahar, Pengelolaan Drainase Utama
Perkotaan, dan Pengamanan Pantai
Paket Pekerjaan : Pembangunan Tanggul dan Perbaikan Sungai Amasing
Kali
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah Panjang Tanggul dan Sungai yang
dibangun/ditingkatkan
Jenis Keluaran (Output) : Sungai yang dinormalisasi dan tanggul yang
dibangun/ditingkatkan
Volume Keluaran (Output) : 1,00
Satuan Ukur Keluaran (Output) : Km

1. SPESIFIKASI PROSES/KEGIATAN

a. Uraian Umum Kegiatan

 Latar belakang
Provinsi Maluku Utara merupakan Provinsi yang terdiri dari banyak pulau-pulau,
total wilayah daratan 33.321,22 km2. Secara geografis Provinsi Maluku Utara
terletak antara 3º Lu – 3º Ls dan 124º – 129º bujur timur. Ditinjau secara
administratif Daerah Tingkat I Maluku Utara dibagi menjadi 8 (delapan)
Kabupaten dan 2 Kota :
 Kota Ternate
 Kota Tidore
 Kabupaten Halmahera Tengah
 Kabupaten Halmahera Utara
 Kabupaten Halmahera Selatan
 Kabupaten Halmahera Barat
 Kabupaten Halmahera Timur
 Kabupaten Kepulauan Sula
 Kebupaten Pulau Morotai
 Kabupaten Taliabu Kepulauan
Kepulauan yang ada di Provinsi Maluku Utara sebagian besar masih berupa hutan
dengan di dalamnya dijumpai banyak sungai.
Masalah banjir di DPS Sungai Amasing Kali yang berada pada Wilayah Sungai
Halmahera Selatan tepatnya di Kecamatan Bacan Kabupaten Halmahera Selatan,
Propinsi Maluku Utara sangat dirasakan oleh masyarakat khususnya masyarakat
yang berada dibantaran sungai dan di segmen hilir, di lokasi daerah pemukiman.
Banjir di lokasi pekerjaan terjadi seiring dengan meningkatnya intensitas hujan.
Hal ini terjadi karena aliran air terjebak oleh ketidakmampuan kapasitas alur sungai
di bagian hilirnya untuk mengalirkan air ke muara. Kondisi semacam ini akan
terjadi lebih parah lagi apabila terjadi hujan dan air laut pasang.
Kerusakan sungai merupakan masalah dan fenomena alam yang tidak dapat
dicegah, tapi hanya bisa dikendalikan, dikurangi dan direduksi kerugian akibat
banjir yang terjadi. Sungai Amasing Kali mempunyai morfologi sungai yang
berkelok-kelok mengikuti celah-celah perbukitan. Selain itu kondisi sungai yang
berbelok-belok (bermeander) sering kali mengakibatkan terjadinya penggerusan
dan disisi lain terjadi pengendapan akibatnya sepanjang Sungai Amasing Kali
penampangnya kelihatan tidak beraturan dan cenderung mengalami penyempitan
yang dapat menyebabkan semakin berkurangnya kapasitas tampung alur sungai.
Selain sebagai sumber utama bagi pengairan dan potensi yang apabila dikelola,
dikembangkan dan dimanfaatkan akan dapat memberikan sumber devisa dan
kemakmuran kepada bangsa dan negara, sebagian besar wilayah dan aliran sungai
di negeri ini mempunyai permasalahan-permasalahan yang perlu ditanggulangi.

 Maksud dan Tujuan


Maksud dari pekerjaan Pembangunan Tanggul dan Perbaikan Sungai Amasing
Kali di Desa Amasing Kali Kec Bacan Kab. Halmahera Selatan adalah untuk
mengamankan daerah pertanian, permukiman, perkebunan dan infrastruktur umum
lain dari luapan air Sungai Amasing Kali yang sering terjadi setiap musim hujan.
Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meredam besarnya daya rusak
banjir yang menyebabkan terjadinya kerusakan (longsor) tebing sungai yang
mengakibatkan perubahan alur sungai.

b. Dasar Hukum
 Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 12/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Wilayah
Sungai.
 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Dewan
Sumber Daya Air.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air.
 Peraturan Menteri PUPR Nomor 28 Tahun 2015 tentang Penetapan Garis
Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum.
 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi mencabut Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 135 Tahun 2018 Tentang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
20/PRT/M/2018 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
02/PRT/M/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan
Barang / Jasa Pemerintahan.
 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) Tahun Anggaran 2019.
 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan dan telah diubah
menjadi Undang – Undang 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
03/PRT/M/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
05/PRT/M/2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
07/PRT/M/2019 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia.

c. Lokasi Pekerjaan

Secara administratif Lokasi Pekerjaan Pembangunan Tanggul dan Perbaikan Sungai


Amasing Kali terletak di Pantai Jambula dan pantai Rua yang berjarak ± 15 Km atau
dapat ditempuh selama ± 30 menit dari pusat Kota Ternate.

Peta lokasi pekerjaan

d. Jangka Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Tanggul dan Perbaikan Sungai


Amasing Kali pada Tahun Anggaran 2020 adalah selama 9 (Sembilan) bulan atau 270
hari kalender, terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh
Satuan Kerja SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Maluku Provinsi Maluku Utara
pada Pejabat Pembuat Komitmen Sungai dan Pantai I.

e. Tata Cara Pengukuran dan Tata Cara Pembayaran

1) Tata Cara Pengukuran


Kuantitas yang diukur untuk pembayaran merupakan hasil dari total volume yang
telah terpasang baik itu satuan meter kubik untuk galian tanah, timbunan tanah
dipadatkan, pemasangan bronjong pabrikasi, pasangan batu 1Pc:4Ps, Beton K175;
satuan meter persegi untuk pembersihan dan stripping/kosrekan, gebalan rumput
dan lapisan ijuk, plesteran 1Pc:3Ps, Siaran 1Pc:2Ps; satuan kilogram untuk
pembesian.

2) Tata Cara pembayaran


Kuantitas yang ditentukan seperti yang diuraikan di atas akan dibayar sesuai
dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai.

f. Ruang Lingkup Pekerjaan

SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Maluku Utara Provinsi Maluku Utara
merencanakan Pembangunan Tanggul dan Perbaikan Sungai Amasing Kali untuk
melindungi Permukiman. Secara umum pekerjaan yang akan dilaksanakan
dikelompokkan menjadi 6 (enam) pekerjaan utama, yakni:

1. Galian Tanah
2. Pembersihan dan stripping/kosrekan
3. Timbunan Tanah dipadatkan
4. Gebalan Rumput
5. Pemasangan Bronjong Pabrikasi
6. Lapisan Ijuk
7. Pasangan Batu 1Pc:4Ps
8. Beton K-175
9. Pembesian
10. Plesteran 1Pc:3Ps
11. Siaran 1Pc:2Ps

g. RKK K3

RKK K3 adalah dokumen lengkap rencana penerapan SMKK dan merupakan satu
kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh
Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai
sarana interaksi antara Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam penerapan SMKK.
Berikut ini merupakan jenis/tipe pekerjaan beserta identifikasi bahayanya.

NO. JENIS/TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA


(1) (2) (3)
1 Galian Tanah  Kelongsoran
 Terpeleset
 Terbentur Alat Excavator (Saat berputar)
 Tergilas Alat Excavator
 Kecelakaan Akibat Alat Excavator
Terguling
 Tertabrak Alat Excavator dan Dump
Truck
 Kecelakaan Akibat Dump Truck
Terpelosok
2 Pembersihan dan  Kelongsoran
Stripping/Kosrekan  Terpeleset
 Terbentur ALat Bulldozer
 Tergilas Alat Buldozer
 Kecelakaan Akibat Alat Bulldozer
Terguling
 Tertabrak Alat Bulldozer
3 Timbunan Tanah Dipadatkan  Kelongsoran
 Terpeleset
 Terbentur Alat Excavator (saat berputar)
 Tergilas Alat Excavator
 Kecelakaan Akibat Alat Excavator
Terguling
 Tertabrak Alat Excavator dan Dump
Truck
 Kecelakaan Akibat Dump Truck
Terpelosok
4 Gebalan Rumput  Kelongsoran
 Terpeleset
5 Pemasangan Bronjong Pabrikasi  Cedera Terjepit, Tergores, Terpukul
 Cedera Terpeleset dan Tersandung
 Cedera Kejatuhan Bahan/Material
6 Lapisan Ijuk  Kelongsoran
 Terpeleset
 Cedera Tertusuk Benda Tajam
 Cedera Kejatuhan Bahan/Material
7 Pasangan Batu 1Pc:4Ps  Cedera Terjepit, Tergores, Terpukul
 Cedera Terpeleset dan Tersandung
 Cedera Kejatuhan Bahan/Material
8 Beton K-175  Cedera Terjepit, Tergores, Terpukul
 Cedera Terpeleset dan Tersandung
 Cedera Kejatuhan Bahan/Material
9 Pembesian  Cedera Tertusuk Benda Tajam
 Cedera Kejatuhan Bahan/Material
10 Plesteran 1Pc:3Ps  Cedera Terjepit, Tergores, Terpukul
 Cedera Terpeleset dan Tersandung
 Cedera Kejatuhan Bahan/Material
11 Siaran 1Pc:2Ps  Cedera Terjepit, Tergores, Terpukul
 Cedera Terpeleset dan Tersandung
 Cedera Kejatuhan Bahan/Material

h. Besarnya Jumlah Pagu, Sumber Dana dan Identitas Pengguna Anggaran

Adapun besarnya jumlah pagu pada SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Maluku
Provinsi Maluku Utara, Pejabat Pembuat Komitmen Sungai dan Pantai I untuk
pembiayaan pekerjaan Pembangunan Tanggul dan Perbaikan Sungai Amasing Kali
sebesar Rp.19.540.000.000,- (Sembilan Belas Milyar Lima Ratus Empat Puluh Juta
Rupiah), bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2020.

i. Persyaratan Badan Usaha

Pada paket pekerjaan Pembangunan Tanggul dan Perbaikan Sungai Amasing Kali
diperuntukkan bagi Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Bidang Usaha Menengah
serta disyaratkan :

 Klasifikasi Bidang Usaha : Bangunan Sipil;


 Subklasifikasi Bidang Usaha : SI001 (Jasa Pelaksanaan Konstruksi Saluran
Air, Pelabuhan, Dam, dan Prasarana Sumber Daya Air Lainnya.

2. SPESIFIKASI MATERIAL BANGUNAN KONSTRUKSI, PERALATAN UTAMA,


PERSONIL MANAJERIAL DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


Mobilisasi dan Demobilisasi yang disiapkan mulai dari Peralatan, Bahan serta Personil
sesuai yang telah disyaratkan. Sebelum mobilisasi dilaksanakan, dibuatkan daftar peralatan
dan personil untuk mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan. Apabila dipandang
perlu, direksi pekerjaan dapat meminta tambahan peralatan.

Menyusun Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

1. Pelaksana Pekerjaan harus menyiapkan jadwal pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk


Kurva-S (S-Curve) secara detail yang memperlihatkan urutan kegiatan dan diserahkan
kepada Pengawas Pekerjaan untuk mendapat persetujuan. Jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang menguraikan berbagai aktivitas pekerjaan dibuat agar kemajuan
pekerjaan dapat dievaluasi ketepatannya sesuai waktu yang direncanakan.
2. Pelaksana Pekerjaan harus membuat diagram jaringan (network planning) yang
memberikan informasi mengenai permulaan tanggal awal atau akhir dari masing-
masing aktivitas agar dimungkinkan diperoleh jadwal jalur kritis (critical path). Juga
dibuat sub jadwal untuk menunjukan jadwal pekerjaan kritis dari keseluruhan jadwal
konstruksi.
3. Apabila pelaksanaan di lapangan telah menyimpang dari jadwal yang telah
diserahkan, maka Pelaksana Pekerjaan harus memperbarui jadwal pelaksanaan
pekerjaan tersebut untuk menggambarkan seteliti mungkin kemajuan pekerjaan secara
aktual, updating ini terus dilakukan sampai pekerjaan selesai.
4. Jadwal kegiatan mingguan diserahkan pada Hari Senin pagi dimana ditunjukkan bagian/komponen/jenis pekerjaan dan kegiatan yang
direncanakan akan dilaksanakan dalam minggu yang bersangkutan.
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
No. URAIAN PEKERJAAN BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5 BULAN 6 BULAN 7 BULAN 8 BULAN 9 KET.
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Mobilisasi dan Demobilisasi
2 Pekerjaan Pengukuran Pemasangan Bouwplank

B KONSTRUKSI RUAS I (P.0 - P.49)


B.1 Normalisasi
1 Galian Tanah
B.2 Tanggul Banjir
1 Pembersihan dan striping/kosrekan
2 Timbunan Tanah dipadatkan
3 Gebalan Rumput
B.3 Tanggul Banjir
1 Galian Tanah
2 Pemasangan Bronjong Pabrikasi
3 Lapisan Ijuk

C KONSTRUKSI RUAS II (P.49 - P.108)


C.1 Normalisasi
1 Galian Tanah
C.2 Tanggul Banjir
1 Pembersihan dan striping/kosrekan
2 Timbunan Tanah dipadatkan
3 Gebalan Rumput
C.3 Gorong - Gorong
1 Galian Tanah
2 Timbunan Tanah dipadatkan
3 Pasangan Batu 1Pc :4Ps
4 Beton K175
5 Pembesian
6 Plesteran 1Pc : 3Ps
7 Siaran 1Pc : 2Ps

D KONSTRUKSI RUAS III (P.108 - P.177)


D.1 Normalisasi
1 Galian Tanah
D.2 Tanggul Banjir
1 Pembersihan dan striping/kosrekan
2 Timbunan Tanah dipadatkan
3 Gebalan Rumput
D.3 Tanggul Banjir
1 Galian Tanah
2 Pemasangan Bronjong Pabrikasi
3 Lapisan Ijuk

E KONSTRUKSI RUAS IV (P.177 - P.255)


E.1 Normalisasi
1 Galian Tanah
E.2 Tanggul Banjir
1 Pembersihan dan striping/kosrekan
2 Timbunan Tanah dipadatkan
3 Gebalan Rumput
E.3 Tanggul Banjir
1 Galian Tanah
2 Pemasangan Bronjong Pabrikasi
3 Lapisan Ijuk

E PERLENGKAPAN K3
1 Perlengkapan K3

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


Jadwal Kerja Peralatan Utama

Jadwal kerja peralatan harus disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan dibuat secara terpisah.

JADWAL PERALATAN
No. JENIS ALAT BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5 BULAN 6 BULAN 7 BULAN 8 BULAN 9 KET.
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Excavator
2 Bulldozer
3 Vibrator Roller
4 Dump Truck
5 Water Tanker

Jadwal kerja Peralatan Utama

Peralatan utama yang wajib disediakan oleh penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Tanggul dan Perbaikan Sungai Amasing
Kali sebagai berikut :

NO. JENIS KAPASITAS JUMLAH

1 Excavator 133 HP 3 Unit


2 Bulldozer 165 HP 1 Unit
3 Vibrator Roller 90 HP 1 Unit
4 Dump Truck 4 M3 10 Unit
5 Water Tanker 4000 Liter 1 Unit

Jadwal Penugasan Personil Manajerial dan Personil Penunjang

Jadwal penugasan personil manajerial dan personil penunjang harus disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Dalam jadwal harus
udah termasuk/memperhitungkan waktu pengajuan dan waktu-waktu penambahan dan pengurangan personil yang dibutuhkan serta harus ada
persetujuan dari Direksi mengenai jadwal penugasan personil tersebut.
WAKTU PENUGASAN
No. PERSONIL BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5 BULAN 6 BULAN 7 BULAN 8 BULAN 9 KET.
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
PERSONIL MANAJERIAL
1 Manager Proyek
2 Manager Teknik
3 Manager Keuangan
4 Ahli K3 Konstruksi
PERSONIL PENUNJANG
1 Juru Gambar
2 Juru Ukur
3 Mekanik

Jadwal Penugasan Personil Manajerial dan Personil Penunjang

Daftar personil yang disyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Tanggul dan Perbaikan Sungai Amasing Kali sebagai berikut :
Pengalaman
Jabatan dalam Jumlah
Tingkat Pendidikan/ Kerja Sertifikat
No. pekerjaan yang akan Personil
Ijazah Profesional Kompetensi Kerja
dilaksanakan (Org)
(Tahun)

Personil Managerial

1 S1/D4 Teknik Sipil Manager Proyek 5 1 Ahli Sumber Daya Air (Madya) (211)
2 S1/D4 Teknik Sipil Manager Teknik 3 1 Ahli Sumber Daya Air (Muda) (211)
3 S1/D4 Ekonomi Manager Keuangan 2 1 -
4 S1/D4 Teknik Sipil Ahli K3 Konstruksi 2 1 Ahli K3 Konstruksi (Muda) (603)

Personil Penunjang
1 STM/SMK Juru Gambar Draftman 2 1 SKT Juru Gambar (TS 003)
2 STM/SMK Juru Ukur Surveyor 2 1 SKT Juru Ukur (TS 004)
3 STM/SMK Teknik Mesin Mekanik 2 1 SKT Mekanik Alat Berat (TM 027)
PEK. PENGUKURAN, ADMINISTRASI, MUTUAL CHECK, ACTUAL CHECK,
DOKUMENTASI, ASBUILT DRAWING, PLANK PROYEK, DLL
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pra konstruksi sampai dengan akhir pekerjaan konstruksi
dilapangan dalam hal kelengkapan administrasi pekerjaan. Dimulai dari Penyedia Jasa
melakukan pengukuran awal bersama Direksi pekerjaan – mengolah data ukur – membuat
gambar kerja – menghitung volume pekerjaan dan lain-lain sebagainya sesuai permintaan
kelengkapan administrasi yang disyaratkan oleh Pengguna Jasa.

Gambar Rencana dan Dokumen Pengadaan


Gambar Rencana dan Dokumen Pengadaan merupakan satu kesatuan yang saling
melengkapi. Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan, ketidaksesuaian
dan/atau keraguan pada setiap Gambar Rencana, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan
melaporkan kepada Pengawas Pekerjaan secara tertulis dan mengadakan pertemuan untuk
mendapatkan keputusan. Hal seperti ini tidak dapat dijadikan alasan oleh Pelaksana
Pekerjaan untuk memperpanjang waktu ataupun mengajukan tambahan biaya pekerjaan.

Shop Drawing (Gambar Kerja) dan Ukuran

Pelaksana Pekerjaan wajib membuat Shop Drawing untuk setiap rencana yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Perencanaan atau yang perlu disesuaikan dengan keadaan
lapangan dan gambar-gambar yang diminta oleh Pengawas Pekerjaan. Dalam Shop Drawing
ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan, termasuk contoh
bahan, keterangan produk, cara pemasangan, dan/atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai
dengan spesifikasi pabrik.

Pada dasarnya semua ukuran yang berlaku adalah seperti yang tertera pada Gambar
Rencana. Ukuran-ukuran tersebut adalah ukuran jadi, yaitu ukuran seperti keadaan selesai.
Pelaksana Pekerjaan tidak dibenarkan mengubah dan/atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Rencana atau Kontrak tanpa persetujuan tertulis dari Pengawas
Pekerjaan.

Laporan dan AS Built Drawing

1. Laporan Harian
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat catatan-catatan harian dalam bentuk Laporan
Harian yang berisi : pekerjaaan yang dilaksanakan hari itu, material yang didatangkan,
peralatan yang digunakan, tenaga kerja yang dikerahkan, keadaan cuaca, pasang surut
serta hal-hal lain yang perlu dilaporkan sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Laporan Mingguan
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk membuat laporan mingguan yang berisikan
kemajuan fisik proyek yang dicapai pada minggu sebelumnya dan sampai minggu
dimaksud. Laporan ini harus dijilid sebanyak 5 (lima) set dan diserahkan kepada
Pengawas Pekerjaan paling lambat pada hari Senin siang.
3. Laporan Bulanan
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan juga membuat laporan bulanan yang berisikan semua
kegiatan pada bulan yang bersangkutan termasuk hambatan-hambatan yang dihadapi,
perubahan-perubahan pelaksanaan yang telah mendapat persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan yang dilengkapi dengan gambar. Laporan bulanan harus dijilid sebanyak 5
(lima) set dan harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan paling lambat tanggal 10
(sepuluh) pada bulan berikutnya.
4. Laporan Akhir Proyek
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat Laporan Akhir Proyek setelah proyek
dinyatakan selesai dan dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Laporan ini berupa
rekapitulasi dari laporan bulanan yang harus memuat semua perubahan-perubahan
penting selama berlangsungnya proyek. Laporan ini dibuat dalam rangkap 5 (lima) dan
diserahkan pada saat Serah Terima Pekerjaan.
5. Laporan masa Pemeliharaan
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat Laporan Masa Pemeliharaan yang berisi
kegiatan selama Masa Pemeliharaan. Laporan ini dibuat dalam rangkap 5 (lima) dan
diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah berakhirnya Masa Pemeliharaan.
Format Laporan Harian, Mingguan, dan Bulanan ditentukan oleh Pengguna Jasa.
Pelaksana Pekerjaan dapat mengusulkan format Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan
untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan. Pelaksana Pekerjaan
diwajibkan menyerahkan as built drawing yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa. As
built drawing diserahkan dalam bentuk hardcopy sebanyak rangkap 5 (lima) dalam
bentuk softcopy (format DWG dalam CD) dan diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima)
hari sebelum berakhirnya Masa Pemeliharaan.

Rapat Berkala

Rapat berkala untuk membahas masalah pelaksanaan pembangunan akan diadakan secara
rutin (mingguan) dengan dikoordinir dan dipimpin oleh Pengawas Pekerjaan dan dihadiri
oleh fungsi yang langsung berkaitan. Hasil rapat dituangkan dalam risalah rapat yang
disahkan oleh semua pihak yang hadir. Hasilnya akan menjadi bagian dari Dokumen
Pelaksanaan. Pelaksana Pekerjaan wajib menyiapkan semua perlengkapan untuk pengadaan
rapat berkala yang akan diadakan oleh Pengawas Pekerjaan.

GALIAN TANAH

Pekerjaan terjadi dari pengadaan keperluan semua tenaga kerja, peralatan, persediaan
bahan-bahan dan pelaksanaan semua kegiatan sehubungan dengan pembukaan dan
penggalian areal, penggalian dan pengurugan kembali sekitar bangunan dan semua
pekerjaan peralatan yang penting sesuai dengan spesifikasi gambar.

Istilah “Pekerjaan tanah” akan dipergunakan sebagai istilah umum untuk menunjukan
semua kelas perataan (grading), pendataran (leveling), pengurugan tanah atau penggalian
dan lain-lainnya.
Penggalian dan pekerjaan tanah dapat dilakukan baik dengan peralatan maupun dengan
tenaga manusia.

Kontraktor harus mengetahui waktu musim kering dan musim hujan dan harus mentahapkan
dan melaksanakan pekerjaan dengan cara sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut tidak
terganggu.
a. Semua pekerjaan galian dan pekerjaan tanah (kecuali untuk pekerjaan pengerukan yang
ada dalam kontrak, harus dikerjakan sesuai syarat-syarat teknik dari bab ini). Di dalam
pekerjaan galian tidak diadakan klasifikasi tanah dan sudah mencakup semua material
yang ada tanpa memperhatikan jenis tanahnya atau bagaimana cara memindahkannya.
Semua galian harus dikerjakan sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar kecuali
ditentukan lain dalam syarat-syarat teknik ini. Material yang digali akan diukur menurut
garis-garis yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut ketentuan direksi.

b. Semua galian yang dilaksanakan sesuai penampang melintang dan memanjang


sebagaimana ditunjukkan dalam gambar, atau sesuai dengan yang ditetapkan oleh
direksi.
Pengambilan batas galian adalah sebagaimana tertera dalam gambar, tetapi galian yang
sebenarnya dapat berbeda dari garis yang ditunjukkan. Dalam hal ini diperlukan atau
dikehendaki suatu perubahan kemiringan atau dimensi galian yang ditentukan
sebelumnya, setiap penambahan atau pengurangan akibat pengurangan irutu akan
dibayar sesuai harga satuan yang tercantum dalam penawaran yang tidak terpengaruh
oleh adanya perubahan tersebut, kecuali secara khusus ditentukan lain di dalam
Dokumen Kontrak. Jika direksi menganggap bahwa oengeluaran kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaan bertambah akibat adanya perubahan dimensi atau perubahan
kemiringan suatu penyesuaian yang wajar dappat dibuat untuk setiap penambahan
biaya yang memang diperlukan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Dokumen
Kontrak.

c. Galian untuk bangunan harus dibuat sampai kedalaman yang cukup untuk memperoleh
pondasi yang kuat, bebas dari material yang mudah lapuk, lapisan terbuka atau keadaan
yang tidak sempurna lainnya sebagaimana ditentukan direksi. Usaha-usaha
penyelidikan terhadap pondasi tidak hanya sekedar menentukan secara tepat luas galian
diperlukan, atau untuk memperlihatkan cacat-cacat yang mungkin ada dalam pondasi.
Penentuan garis-garis akhir untuk galian yang tertera dalam gambar tidak boleh
ditafsirkan sebagai petunjuk garis galian yang akurat ataupun sebagai batas yang
sebenarnya. Jika terjadi kerusakan harus diperbaiki dengan membuat parit-parit atau
galian lain sampai kedalaman atau ukuran yang diperintahkan oleh direksi. Kalau tidak,
semua galian harus dikerjakan sepanjang tidak dilaksanakan, sesuai garis-garis yang
ditunjukkan dalam gambar atau sebagaiman yang ditentukan.
d. Sesuai tindakan pencegahan yang diperlukan harus diambil untuk mencegah material
pondasi di bawah atau di luar batas galian dalam kondisi yang paling stabil/kuat. Semua
pekerjaan galian peledakan, kedalaman dan ukuran lubang, ukuran dan sifat-sifat
isiannya harus disetujui direksi. Bahan peledak harus cukup jumlah dan kekuatannya
dan harus digunakan di lokasi yang tidak akan membuka lapisan-lapisan tanah maupun
meretakkan atau merusak batuan-batuan di luar batas-bats galian yang ditentukan.
Apabila dasar dari suatu galian mencapai batuan, kedaaman lubang peledakan dan
jumlah bahan peledakan yang dipekai perlubang harus dikurangi secara bertahap.
Apabila menurut pendapat direksi, peledakan selanjutnya akan merusakkan batuan
dimana beton akan ditempatkan, penggunaan bahan peledak harus dihentikan dan
dalian harus diselesaikan dengan cara mengiris, membongkar, membuat saluran,
mengebor dan melubangi atau dengan etode-metode ain yang dapat dilaksanakan.

e. Setiap kerusakan terhadap pekerjaan yang disebabkan karena pelaksanaan oleh


kontraktor, termasuk penghancuran material melebihi batas galian yang ditentukan,
harus diperbaiki oleh dan atas biaya kontraktor. Kemiringan yang rusak atau hilang
akibat peledakan harus diperbaiki dan merupakan tanggung jawab kontraktor.
f. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan persetujuan direksi. Tidak ada biaya
tambahan diluar harga satuan pekerjaan galian sebagaimana tercantum dalam
penawaran yang disebabkan oleh basahnya materian galian.
g. Di bagian yang tidak diselimuti beton atau mortar, galian harus dibuat tepat sesuai
ukuran yang disyaratkan dan harus diselesaikan sampai garis kemiringan yang
ditentukan, kecuali tempat-tempat yang tajam pada batuan asli akan diizinkan sampai
tidak lebih dari 5 cm dalam batas-batas yang ditentukan.
h. Setiap dan semua kelebihan galian untuk memudahkan kerja kontraktor, atau galian
yang terlalu dalam yang dilaksanakan oleh kontraktor dengan tujuan atau alasan
apapun, kecuali diperintahkan secara tertulis oleh direksi, dan apalah disebabkan oleh
kesalahan kontraktor maupun tidak, akan menjadi tanggung jawab kontraktor. Apabila
disyaratkan untuk penyelesaian pekerjaan, semua kelebihan galian dan galian yang
terlalu dalam seperti itu harus diisi kembali dengan material yang disetujui yang
disediakan dan dikerjakan oleh dan atas biaya kontraktor.

Metode Kerja :
 Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang telah
ditentukan dan dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap
bahan di bawah dan di luar batas galian.
 Pekerjaan semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah papan bouwplank dengan
penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
 Material hasil galian yang memenuhi syarat spesifikasi bisa digunakan untuk timbunan
atas persetujuan Direksi
 Kelebihan tanah bekas galian harus disingkirkan dengan diangkut menggunakan Dump
Truck dari lokasi sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan tanah hasil
galian harus diratakan dan dimiringkan menurut petunjuk pengawas
 Galian tanah harus ditimbun diluar bouwplank dan diratakan
PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN STRIPPING/KOSREKAN

Semua areal yang terkena proyek harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, tunggul,
belukar, sampah, bangunan-bangunan, dan bahan lainnya yang mengganggu.

Semuanya itu harus disingkirkan dari daerah tersebut, dibakar, dibuang, atau seperti yang
ditunjukan oleh Direksi. Tidak dibenarkan memindahkan/ membongkar suatu bangunan
tanpa persetujuan tertulis lebih dulu dari Direksi. Kontraktor harus tetap menjaga secara
baik kebersihan daerah yang telah dibersihkan sebelum memulai pekerjaan bangunan.

Setiap kerusakan pada pekerjaan atau terhadap hak milik swasta atau umum yang
disebabkan oleh operasi pembersihan yang dilakukan oleh Kontraktor harus diperbaiki atau
diganti oleh Kontraktor dan dengan biaya dari Kontraktor sendiri.
Metode Kerja :

 Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon, semak belukar, rumput, termasuk


lapisan tanah humus/top soil yang mengganggu yang ada di lokasi pekerjaan dengan
menggunakan Bulldozer.
 Membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah menggunakan
excavator kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil
pembersihan lapangan.
 Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan
dirapikan kembali.

PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH DIPADATKAN

Penimbunan di bawah dan sekeliling bangunan dan penggalian yang kemudian diurug
kembali, dilakukan seperti terlihat di gambar rencana terhadap berbagai macam bangunan
yang diharuskan oleh lapangan dan seperti yang ditentukan oleh direksi.

a. Timbunan kembali dengan material pilihan


Bahan untuk backfill pilihan ini terdiri dari campuran kerikil dan pecahan batu dengan
berat jenis yang sama dengan pasir lanau dan lempung sesuai dengan syarat-syarat
berikut:
ASTM Standard Sieves % Berat yang melewati

2” 100%

1 1/2” 73 – 100%

1” 60 – 90%

¾” 55 – 82%

3/8” 45 – 73%

No. 4 37 – 65%

No. 10 27 – 55%

N0. 40 17 – 35%

N0. 200 10 – 20%

b. Timbunan kembali dengan tanah yang diambil dari Borrow Area


Material dalam kategori ini terdiri dari material yang sesuai dan disetujui direksi.
Borrow backfill hanya akan digunakan jika tidak ada material yang cocok dari bekas
galian bangunan. Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan dari direksi. Untuk
kegiatan ini, tanah timbunan diambil dari Borrow Area yang telah mendapat
persetujuan dari direksi.

Material urugan harus bergradasi baik, bebas dari bahan organik seperti yang dapat dari
galian bangunan atau borrow area. Material harus ditaruh dalam lapisan dengan tebal
tidak lebih dari 20 cm. sebelum dipadatkan harus usahakan agar bangunan beton atau
pasangan batu tidak rusak baik dalamnya maupun yang berbatasan dengan backfill.
Selama atau sebelum material diratakan dalam lapisan harus dibasahkan secara merata
untuk mendapatkan kelembaban optimum untuk keperluan pemadatan. Semua backfill
harus dipadatkan dari lapisan 20 cm jika direksi tidak menentukan lain.

Pendistribusian material harus sedemikian rupa agar material yang dipadatkan menjadi
homogeny, bebas dari lensa-lensa atau kantong. Sebelum atau selama pemadatan
kelembaban dari material harus mendekati optimum. Setiap lapis harus dipadatkan
dengan alat tumbuk mekanis atau bahkan dengan cara lain yang disetujui direksi.

Tingkat dari kompaksi untuk backfill biasa diambil 90% dari berat jenis kering sesuai
ASTM D.698 pada kelembaban optimum.

Untuk backfill pilihan harus dikompaksi hingga berat jenis relative mencapai tidak kurang dari
90% seperti ketentuan ASTM D.2049.

Metode Kerja :
 Dipastikan tanah timbunan terbebas dari kotoran
 Material timbunan dihampar menggunakan excavator dan diratakan menggunakan
Bulldozer
 Selanjutnya dilakukan penyiraman air menggunakan water tank dan pemadatan dengan
alat vibrator roller

PEKERJAAN GEBALAN RUMPUT

Daerah yang perlu diberi gebalan rumput adalah :


1) Kedua bagian sisi permukaan tanggul.
2) Bagian luar talud tanggul.
3) Talud sebelah dalam saluran, dari permukaan tanggul sampai 10 cm dibawah tinggi
muka air normal
Metode Kerja :
 Pemasangan secara penuh seluruh permukaan tanah perlu dipasang
 Pemasangan secara sistem papan catur, dengan lempengan rumput ukuran 20 x 20 cm
yang dipasang secara silang, bergantian selang satu untuk setiap lajur ke lajur
berikutnya
 Sebelumnya permukaan tanah dikupas sedalam 10 cm kemudian disiram air untuk
menjaga kelembaban tanah
 Pemasangan gebalan rumput sesuai metode yang disetujui dan setiap lempeng diberi
pasak bambu minimum dua buah
 Gebalan rumput yang telah dipasang harus dihindari dari injakan/lalu lintas
orang/kendaraan dan dipelihara dengan disiram air apabila kering sampai rumput
menjadi tumbuh dengan baik

PEKERJAAN BRONJONG PABRIKASI

Pasangan Bronjong terutama digunakan pada :

 Pengamanan slope tanggul sungai

Semua bangunan yang akan dibuat termasuk detailnya sejauh mungkin disajikan dalam
gambar.

a. Bahan Bronjong

Bronjong yang dipakai adalah bronjong pabrikasi yang terbuat dari kawat lunak
berlapis seng galvanized yang dianyam dengan menggunakan mesin penganyam
(pabrikasi).
b. Ukuran Bronjong

Ukuran bronjong yang dipakai adalah :


- Panjang = 2,0 m
- Lebar = 1,0 m
- Tinggi = 0,5 m

Lebar bukaan (mesh) sesuai spesifikasi pabrik (8 x 10) cm.


c. Diameter Kawat

Diameter kawat untuk anyaman bronjong yang dipakai adalah 3,00 mm, dan kawat
sisi memakai diameter 4,00 mm.
d. Kawat Pengikat

Semua bagian tepi dari bronjong termasuk panel dan sekat harus terikat rapat pada
kawat sisi secara mekanikal, hal ini untuk menjaga terlepasnya anyaman, dengan
diameter kawat pengikat adalah 2,2 mm.
e. Pengisian/Pemasangan

- Batu yang digunakan untuk pengisian bronjong harus cukup keras dan tahan
lama.
- Batu harus diletakkan dalam bronjong dengan hati-hati untuk mencegah
kerusakan kawatnya dan batu yang dipakai adalah batu kali atau batu belah
dengan ukuran besar antara 20 - 30 cm dan batu pengunci antara 10 - 20 cm.
- Bronjong yang ditempatkan pada bagian yang bersinggungan dengan tanah
harus diberi ijuk setebal 5 cm padat, agar rembesar air tidak membawa tanah
yang mengakibatkan penurunan tanah dibagian belakang bronjong.
- Bronjong disetujui untuk dipasang apabila sudah memenuhi standar spesifikasi
tersebut di atas.
Metode Kerja :
 Sebelum pemasangan Bronjong dikerjakan, terlebih dahulu letak/dudukan bronjong
harus digali menggunakan alat excavator sebagai dasar dari pemasangan bronjong.
Elevasi/kedalaman galian harus sesuai dengan gambar kerja atau sesuai petunjuk dan
instruksi dari Direksi.
 Batu yang digunakan merupakan batu dengan ukuran sesuai spesifikasi atau yang
disetujui oleh Direksi. Pemasangan batu dimulai dengan memasukkan batu-batu
berukuran besar disusun dengan rapih, kemudian dilanjutkan dengan memasang batu-
batu kecil sebagai pengunci. Ukuran batu-batu pengunci tidak lebih kecil dari ukuran
lubang kawat bronjong agar batu tidak keluar dari keranjang bronjong.
 Setelah keranjang bronjong terisi penuh pasangan batu, keranjang bronjong ditutup dan
dikunci/diikat secara manual (alat bantu), dan kemudian dilanjutkan pasangan bronjong
lapis selanjutnya. Antara keranjang bronjong yang satu dengan lainnya diikatkan
dengan kawat satu sama lain agar terjadi satu kesatuan pasangan. Pasangan lapis ke
lapis berikutnya dibuat zig - zag agar pendistribusian kekuatan pasangan lebih merata.
Banyak lapisan bronjong harus mengacu pada gambar kerja.

PEKERJAAN LAPISAN IJUK

Lapisan ijuk berfungsi sebagai lapisan agar bronjong pabrikasi tidak mengalami scoring
ataupun guling akibat kehilangan material di bawah atau di belakang bronjong pabrikasi
tersebut. Penempatan ijuk sesuai gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi.

PEKERJAAN PASANGAN BATU 1PC :4PS

Semua pasangan batu kali menurut spesifikasi ini dan semua tujuan-tujuan yang bersangkutan dn
untuk hal yang mungkin diperintahkan leh direksi harus terdiri dari bahan-bahan yang
dispesifikasikan disini dan harus dicampur teratur dan ditempatkan sesuai dengan persyaratan dan
ketentuannya.

Susunan Spesi / Adukan

Adukan untuk memasang batu kali ada ketentuan lain dari spesifikasi disini atau atas petunjuk
direksi terdiri dari 1 (satu) bagian semen Portland dan 4 (empat) bagian pasir (keadaan lepas) dan
air secukupnya untuk membuat kekentalan yang cocok ntuk penggunaan yang dimaksud.

Pengadukan

Spesi diaduk dengan pengaduk (mixer) atau dengan cara manual (tenaga manusia). Cara dan alat
yang dipergunakan untuk mencampur adukan harus sedemikian rupa agar mudah ditentukan dan
diawasi seteliti mungkin dan harus menurut persetujuan direksi.

Jika mesin pengaduk (mixer) yang dipergukan, maka pencampurannya dilakukan sesudah semua
bahan berada dalam alat pengaduk dan pengadukannya tidak boleh kurang dari 2 (dua) menit.

Adukan yang harus dicampur hanya dalam jumlah yang sesuai untuk sekedar dipergunakan. Semua
adukan yang tidak dipergunakan sampai 30 menit tidak boleh dipergunakan.

Penumbukan ulang atas adukan yang mengeras tidak diizinkan. Ember-ember adukan harus
dibersihkan dan dicuci pada akhir tiap hari kerja. Tempat dimana pasangan batu akan diletakkan
harus kering dan bersih dari lumpur.

Metode Kerja :
 Semua pasangan batu yang digunakan terdiri dari bahan-bahan bermutu sesuai
spesifikasi yang dipersyaratkan dalam kontruksi dan sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar rencana.
 Bahan semen yang digunakan untuk pasangan batu adalah semen portland sesuai dalam
persyaratan dalam Standart Indonesia, tata cara penyimpanan semen di gudang
dilakukan dengan cermat, terlindung terhadap kelembaban.
 Bahan material pasir untuk spesifikasi pekerjaan ini adalah berupa pasir alam yang
diperoleh dari sungai atau sumber-sumber alam lainnya yang disetujui oleh dan
Direksi. Pasir telah bersih dari kotoran, tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan lain yang
dapat mengganggu kualitas bahan.
 Air yang digunakan untuk spesifikasi pekerjaan ini, tetap dijaga bebas dari lumpur,
minyak, asam dan kotoran-kotoran lain sesuai petunjuk Direksi.
 Material batu yang dipergunakan untuk pekerjaan pasangan batu berupa batu alam yang
bersih dan keras, tahan lama, batu akan diambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
 Sebelum pemasangan dilakukan, semua batu yang digunakan dalam pekerjaan ini harus
betul-betul bersih dari kotoran yang disetujui oleh Direksi. Semua batu harus dibasahi
dengan air secara merata sebelum dipasang agar tidak terserap air dari spesi.
Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu tidak boleh dilanjutkan selama hujannya cukup
lebat atau cukup lama, kecuali bila ada usaha-usaha lain yang memungkinkan untuk
pelaksanaan, sehingga lokasi pekerjaan tidak terkena hujan. Adukan yang meleleh atau
mencair karena hujan akan dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan.
Pemasangan batu kami lakukan dengan menyusun secara rapi dan rapat, dan ruang yang
ada diantara batu yang satu dengan batu yang lain diisi dengan spesi sehingga masuk
kedalam celah-celahnya dengan sempurna.
 Pekerjaan pasangan batu kali dengan komposisi bahan, yaitu campuran 1 PC : 4 pasir
atau sesuai petunjuk Direksi.
 Semua pasangan batu dan plesterannya tetap kami rawat dengan membasahi air agar
tetap basah paling tidak 14 (empat belas) hari lamanya, kecuali ada petunjuk lain dari
Direksi.
 Alat yang digunakan dalam mengaduk campuran pasangan batu 1 PC : 4 Pasir adalah
Concrete Mixer

PEKERJAAN PLESTERAN 1PC : 3PS

Pekerjaan plesteran dilaksanakan sesuai yang tertera dalam gambar pelaksanaan yang
disetujui atau dengan petunjuk tertulis dari direksi. Campuran untuk plesteran terdiri dari 1
(satu) bagian semen Portland dan 3 (tiga) bagian pasir (keadaan lepas) ditambah air
secukupnya untuk menghasilkan kekentalan yang cocok.
Metode Kerja :

Sebelum plesteran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan diplester
dibersihkan. Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka terlebih dahulu
permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatklan ikatan yang kuat antara
spesi lama dengan spesi baru

PEKERJAAN SIARAN 1PC : 2PS

Spesi untuk semua siaran terdiri dati 1 (satu) bagian semen Portland dan 2 (dua) bagian pasir
(keadaan lepas) ditambahkan air secukupnya untuk menghasilkan kekentalan yang cocok
untuk penggunaan yang dimaksud.
Semua pasangan batu kali menurut spesifikasi ini dan semua tujuan-tujuan yang
bersangkutan dn untuk hal yang mungkin diperintahkan leh direksi harus terdiri dari bahan-
bahan yang dispesifikasikan disini dan harus dicampur teratur dan ditempatkan sesuai
dengan persyaratan dan ketentuannya.
Metode Kerja :

Sebelum siaran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan disiar dibersihkan.
Apabila bidang yang akan disiar terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi
menggunakan air bersih untuk mendapatklan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan
spesi baru
Bahan
Semen
Semua semen harus semen Portland yang disesuaikan dengan persyaratan dalam Standar
Indonesia N.I.8.

Pemeriksaan dan Pengujian untuk semen:

1. Contoh pemeriksaan dan pengujian semua semen harus dilaksanakan oleh Direksi dan
contoh pemeriksaan dan pengujian demikian harus sesuai dengan N.I.8. Kontraktor
harus memberitahukan kepada Direksi kapan dan dimana semen itu dihasilkan dan
Direksi senantiasa berhak untuk memeriksa bahan-bahan, hasil pemeriksaan analisa
laboratorium pemeriksaan yang diadakan di tempat penimbunan semen dan mengambil
contoh-contoh dari semen untuk pemeriksaan. Kontraktor harus bersedia untuk memberi
bantuan yang dibutuhkan bagi Engineer untuk mengambil contoh-contoh.
2. Direksi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap waktu
sebelum dipergunakan. Semen yang tidak dapat diterima oleh pemeriksaan demikian
harus tidak digunakan atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan dan
telah dipergunakan untuk beton, spesi atau spesi injeksi, maka spesi atau spesi injeksi
demikian harus diperinthakan untuk dibuang dan diganti dengan memakai semen yang
telah disetujui atas beban Kontraktor. Silinder atau kubus untuk memeriksa, dari beton
atau adukan yang dipakai dalam pekerjaan sewaktu-waktu dapat dibuat oleh Direksi
untuk tujuan pemeriksaan. Kontraktor harus menyediakan semua semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan tanpa pembebanan biaya pada Employer.
3. Semen dapat ditolak penggunaannya atas kebijakan Engineer apabila ia berhasil untuk
mendapatkan spesifikasi-spesifikasi yang diperlukan. Semen dapat diterima berdasarkan
hasil penyelidikan selama tujuh hari, disertai riwayat kwalitas dari penghasilan semen
selama 12 bulan yang terakhir atau hasil penyelidikan selama 23 hari pada daftar
penyelidikan biasa harus disetujui sebelum dikapalkan dari pabrik. Pembayaran ter-
pisah tidak dapat dibenarkan untuk semen yang digunakan untuk beton yang terbuang,
semen yang terbuang, hilang atau tidak dibukukan karena akibat dari pemborosan atau
ketidak-terampilan, semen yang dipakai sebagai pengganti kerusak-an beton, semen
yang digunakan dalam beton tambahan sebagai akibat dari keteledoran, penyalah-
gunaan atau penggalian yang tidak perlu.
Semen yang digunakan untuk beton yang dituangkan oleh Kontraktor untuk perluasan
bangunan atau dimanapun juga, dengan tujuan atau memberi kemungkinan atau me-
mudahkan pekerjaannya. Semua biaya dari semen yang ada harus dimasukkan dalam
harga satuan yang diajukan dalam harga penawaran untuk barang-barang yang
diperlukan dimana semen akan diapakai.
Pasir, Kerikil Dan Bahan-Bahan Bangunan, Penembokan /Plesteran Umum

Semua bahan pasir kerikil dan bahan-bahan bangunan tembok yang dipakai untuk semua
bangunan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan termaktub dalam dokumen kontrak dan
untuk semua tujuan yang bersangkutan dan yang mungkin dikehendaki oleh Direksi, harus
terdiri dari bahan-bahan yang diperinci disini dan harus sesuai dengan berkas permintaan
yang termuat disini. Perjanjian dan permintaan yang diajukan didalamnya sebelumnya
berlaku, kecuali perjanjian dan permintaan diubah tersendiri oleh Direksi untuk jenis
pekerjaan tertentu.
(1) a. Pasir Buatan

Pasir dihasilkan oleh mesin pemecah batu.

b. Pasir Alam

Pasir yang disediakan oleh kontraktor dari sungai atau pasir alam lain yang didapat
dengan persetujuan Direksi.

c. Pasir Paduan

Paduan dari pasir buatan dan pasir alam dengan perbandingan campuran sehingga
dicapai gradasi (susunan butir) yang terinci dalam sub (6).

(2) Semua pasir alam yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembangunan harus disediakan
oleh Kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau dari lain sumber alam yang telah
disetujui. Jika pasir alam didapat dari sumber-sumber yang tidak dimiliki atau tidak
dikuasai oleh Employer, Kontraktor harus mengadakan segala persetujuan yang perlu
dengan pemiliknya dan harus membayar semua persewaan atau lain-lain biaya yang
bersangkutan dengan hal tersebut.

(3) Persetujuan untuk sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai persetujuan dasar
(pokok) untuk semua bahan yang diambil dari sumber tersebut dan Kontraktor harus
bertanggung jawab untuk kwalitas dari satu demi satu semua bahan jenis yang dipakai
dalam pekerjaan.
Kontraktor harus menyerahkan pada Direksi, sebagai pemeriksaan pendahuluan dan
persetujuan, contoh yang cukup seberat 15 kg dari pasir alam diusulkan untuk dipakai
paling sedikit 14 hari sebelum diperlukan.

(4) Timbunan pasir alam harus dibersihkan oleh Kontraktor dari semua tumbuh-tumbuhan
dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan segala macam tanah, pasir dan
kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan
dilaksanakan demikian rupa, hingga tidak merugikan kegunaan dari timbunan.
Bahannya harus diayak dan dicuci sebagaimana diperlukan untuk menghasilkan pasir
alam sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan disini.

(5) Kebersihan dan Kualitas

Pasir dan kerikil halus harus bersih dan bebas dari gumpalan tanah liat, gumpalan-
gumpalan kecil dan lunak dari tanah karang, akali bahan-bahan organik tanah liat, dan
hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak. Jumlah presentase dari segala
macam substansi yang merugikan beratnya tidak boleh lebih dari 5%. Kerikil yang
halus seharusnya tajam berbentuk kubus, keras padat dan awet.

Bahan Pasangan atau Batu Sumber


(1) Batu harus didapat dari tempat pengambilan/Gunung Batu yang telah disetujui. Batu yang
akan digunakan adalah batu kerikil atau batu pecah berasal dari Gunung Batu atau batu-batu
besar yang bermutu Kwarsa dan Trap, mempunyai berat jenis minimal 2,4 kekuatan tekanan
tidak boleh kurang dari 400 kg/cm2.

(2) Untuk dipakai dalam pekerjaan perkerasan jalan, batu harus keras, kekar, berisi (kompak) dan
awet bebas dari cacat dan celah.

(3) Batu untuk pasangan harus dibuat menurut ukuran dan bentuk sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar atau sebagaimana dikehendaki oleh Direksi.

(4) Dalam perkerasan ini, untuk tembok pasangan digunakan batu cetak, yaitu blok batu campuran
pasir dan semen portland dengan perbandingan dan ukuran blok sesuai ketentuan dari Direksi

Perawatan (Curing)
1. Semua pasangan batu termasuk siaran dan plesterannya harus dirawat dengan air atau
cara-cara lain yang dapat diterima menurut persetujuan direksi.
2. Jika perawatan dilaksanakan dengan air, pasangan batu harus dijaga agar tetap basah
paling tidak 14 hari kecuali ada petunjuk lain dari direksi. Pembasahan dengan cara
menutupi pasangan dengan bahan-bahan yang direndam air atau dengan pipa-pipa alat
penyiram, pipa berpori, menggenanginya atau cara lain yang disetujui agar permukaan
yang dirawat selalu basah. Air yang dipakai untuk perawatan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan pada spesifikasi untuk air.
PEKERJAAN BETON K-175

Beton yang diperlukan untuk berbagai bangunan yang akan dibuat menurut spesifikasi ini, dan
untuk semua tujuan yang terkait sebagaimana diminta oleh Direksi, harus terdiri dari bahan-
bahan yang ditentukan didalam spesifikasi ini dan harus dicampur, dengan perbandingan yang
sesuai dan dituang serta dibentuk sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dijelaskan dalam
spesifikasi ini, kecuali jika s ecara khusus diubah oleh Direksi untuk setiap tim khusus dari
pekerjaan.

Ketentuan dan persyaratan yang tidak ditentukan disini harus sesuai dengan Standar
Indonesia untuk beton PBI 1971 (N1-2). Bahan-bahan harus dicampur dengan perbandingan
yang ditentukan untuk dapat menghasilkan suatu beton yang padat dan kuat, kandungan air
dan semen harus diawasi agar sesuai dengan persyaratan pada sub pasal b berikut ini.

Campuran percobaan harus disiapkan oleh Kontraktor sesuai dengan Standar Indonesia yang
relevan. Campuran percobaan dan pengujian-pengujian campuran ini pelaksanaannya harus
dihadiri oleh Direksi.

Dapat diberikan suatu toleransi pada perbandingan air/semen asal hal ini dilakukan untuk
kepuasan Direksi berdasarkan dari catatan hasil pengujian yang menyatakan bahwa
persyaratan beton yang telah ditentukan masih dapat diperoleh pada perbandingan air/semen
yang lebih tinggi.

Kontraktor tanpa biaya tambahan dari proyek, sedikitnya 45 hari sebelum memulai pekerjaan
beton harus membuat campuran-campuran percobaan untuk masing-masing kelas beton,
dengan menggunakan type mesin/peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk
berbagai pekerjaan. Campuran percobaan dapat diterima dalam hal kekuatan jika masing-
masing dari ketiga tahapan adukan yang dibuat pada hari berurutan dengan proporsi campuran
yang sama, memiliki kekuatan tekan pada umur 28 hari, sedikitnya dengan nilai yang
ditentukan untuk kelas beton tertentu.

Selain dari persyaratan diatas, rancangan campuran beton, pembuatan dan cara pengujian
untuk semua beton harus diawasi oleh tenaga ahli yang mampu, yang berpengalaman dalam
pengendalian kualitas untuk produksi beton, pembuatan harus selalu berada menghadapi
sesuatu masalah yang timbul dari pembuatan beton, tenaga ahli yang mampu tersebut harus
selalu siap sedia untuk membantu tenaga yang ditetapkan untuk pengawasan tersebut secara
terus menerus.

Kelas dan Mutu Beton

Kelas dan mutu beton harus standar beton Indonesia PBI 1971 (N1-2) seperti yang disajikan
dalam tabel di bawah.
'bm Kategori Pengawasan Terhadap

Kelas Mutu 'bk dengan Struktural/ Kualitas/ Kekuatan

(kg/cm²) S = 46 Bangunan Mutu Tekan

(kg/cm²) Agregat (Hancur)

I B0 - - Non Pemeriksaan dengan Tidak ada pe-


Struktural mata ngujian

II BI - - Struktural Pemeriksaan dengan Tidak ada pe-


teliti ngujian

Pengujian terinci de- Pengujian akan


K 125 125 200 Struktural
ngan analisa ayakan dilaksanakan

Pengujian terinci de- Pengujian akan


K 175 250 250 Struktural ngan analisa ayakan dilaksanakan
Pengujian terinci de-
Pengujian akan
ngan analisa ayakan
dilaksanakan
K 225 225 300 Struktural

III K>225 > 225 > 300 Struktural Pengujian terinci de- Pengujian akan
ngan analisa ayakan dilaksanakan

- 'bk adalah kekuatan tekan karakteristik yang ditentukan dari hasil sejumlah besar
percobaan benda uji, yang mana hanya 5% daripadanya diper-kenankan berada dibawah
harga yang ditetapkan tersebut.
- 'bm adalah kekuatan rata-rata, jika tidak ditentukan lain kekuatan tekan beton adalah
selalu tekan dari contoh kubus beton yang berisi 150 (+ 0,06 ) mm yang diuji pada umur
28 hari.

Rumus untuk menghitung 'bk adalah sebagai berikut :

 bk'   bm'  1,64  S

  b   bm 
1 N
S  ' 2

N 1 1

1 N
 bm'   b
N 1 1
Dimana :
N = Jumlah contoh yang harus diuji, minimal 20

b = Kekuatan tekan masing-masing contoh (kg/cm²)

bm = Kekuatan tekan rata-rata (kg/cm²)

S = Standar deviasi (kg/cm²)

Kekuatan tekan 80% dari benda uji harus lebih besar dari kekuatan tekan yang ditentukan.
Kekuatan tekan yang ditentukan, diklasifikasikan sebagai berikut :
Kelas I = 160 (kg/cm²) dengan benda uji silinder 15 x 30 mm pada umur 28 hari

Kelas II = 200 (kg/cm²) dengan benda uji silinder 15 x 30 mm pada umur 28 hari

Kelas III = 225 (kg/cm²) dengan benda uji silinder 15 x 30 mm pada umur 28 hari

Komposisi Beton/Campuran Beton

Beton yang dibentuk dari campuran semen, pasir, kerikil/batu pecah dan air yang ditentukan
sebelumnya semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya
sampai pada konsistensi yang baik/tepat.

Untuk beton mutu B digunakan campuran yang biasa untuk pekerjaan non struktural,
digunakan dengan perbandingan semen terhadap pasir dan kerikil tidak boleh kurang dari 1 :
8. Banyaknya semen untuk setiap m3 beton harus paling sedikit sebesar 225 kg.

Untuk beton mutu B1 dan K 125, harus digunakan campuran normal semen, pasir dan
kerikil/batu pecah dengan perbandingan volume 1:2:3 atau 1:1, ½ : 2, ½. Banyaknya semen
untuk setiap m3 beton harus antara 300 dan 325 kg.

Untuk beton mutu K 175 dan mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus digunakan
"Campuran yang direncanakan".

Campuran yang direncanakan tersebut diperoleh dari percobaan-percobaan campuran yang


memenuhi kekuatan karakteristik yang ditentukan. Banyaknya semen untuk setiap m3 beton
harus paling sedikit 325 kg.

Ukuran kekasaran kerikil/batu pecah untuk beton kelas 11 - mutu K 125, dan untuk beton
kelas 11 - K 175 - harus memenuhi batas-batas ukuran yang telah ditetapkan dalam PBI
1971 (N1-2) pasal 3.4. dan Kontraktor, apabila diminta Direksi harus memperoleh mutu
gradasi yang telah ditentukan dengan cara mengkombinasikan berbagai ukuran butiran
agregat dalam perbandingan yang diperlukan.
Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang digunakan untuk berbagai jenis
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus ditentukan dari waktu ke waktu selama pekerjaan
berlangsung, demikian juga pengujian terhadap agregat-agregat dan beton yang dihasilkan.
Analisa ayakan harus dikerjakan dengan mengambil contoh-contoh dari setiap sumber
agregat, dengan pengujian minimum satu kali dalam sehari ketika pekerjaan beton sedang
berlangsung.

Perbandingan campuran dan perbandingan air/semen yang tetap harus ditentukan atas dasar
beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan
kekuatan yang diperlukan dengan tidak menggunakan semen yang berlebihan.
Perbandingan air/semen beton tidak boleh melebihi 0,55 dari berat untuk kelas-kelas yang
lain.

Kadar lengas bebasa dalam pasir dan agregat harus diperhitungkan dengan tepat. Lengas
bebas dalam pasir dan agregat harus diukur oleh Kontraktor tidak kurang dari dua kali sehari
setiap bahan bila pencampuran beton sedang berlangsung.

Pengujian perbandingan air/semen harus dilaksanakan oleh Kontraktor dengan frekuensi


tidak kurang sekali dalam seminggu. Penentuan perbandingan air/semen akan melibatkan
pencatatan data tentang agregat dan beton segar sebagai berikut :
- tanggal dan waktu
- berat bagian (batch) semen dan agregat
- kadar kelembaban dari setiap ukuran agregat
- analisa ayakan dari setiap ukuran agregat
- slump (jida dapat diterapkan)
- jumlah campuran (jika dapat diterapkan)
- hasil (yield)
- pengujian kekuatan tekan
- jumlah air campuran
- jumlah keseluruhan campuran
- perbandingan air/semen per berat.

Perbandingan campuran harus diubah bila diperlukan, untuk tujuan penghematan, hal dapat
dikerjakan, kepadatan, kekedapan, ketahanan atau kekuatan yang dikehendaki dan
Kontraktor tidak berhak memperoleh penggantian biaya karena perubahan-perubahan yang
dimaksud.

Penanaman air untuk campuran kembali beton kaku yang diakibatkan karena pengadukan
semen yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum digunakan, tidak diperkenankan.
Diperlukan adanya keseragaman konsisten/kekentalan adonan beton antara adukan yang
satu dengan adukan yang lainnya.
Pengujian Beton

Umum

Kontraktor harus menyediakan, merawat dan mengoperasikan peralatan yang diperlukan


untuk pengambilan contoh, penyiapan dan pengujian beton, agregat dan air.

Kontraktor harus mengambil contoh-contoh beton dari campuran-campuran percobaan dan


dari beton di tempat pekerjaan-pekerjaan permanen dan harus memperbaikinya bila perlu,
dan menguji semuanya sesuai dengan standar yang relevan. Bila menuang beton pada
pekerjaan yang dimaksud, kontraktor harus melaksanakan pengujian konsistensi/ slump
pada permulaan dari setiap penuangan beton.

Biaya dari semua pengujian tersebut dimaksud pengambilan dan pengiriman contoh-contoh
ke laboratorium serta semua biaya tambahan untuk itu, harus ditanggung oleh Kontraktor,
yang juga harus melaksanakan semua pengujian tersebut dibawah pengawasan Direksi.

Pengujian Konsistensi/Slump

Pengujian konsistensi/slump harus dilaksanakan sesuai dengan PBI 1971 (N1-2). Nilai
slump beton harus serendah mungkin untuk menjamin pemadatan yang sempurna dengan
peralatan yang disetujui untuk pekerjaan tersebut.

Nilai slump dari beton harus tidak melebihi :


- 50 mm untuk beton yang berisikan agregat kasar dengan ukuran maksimum 75 mm, untuk
beton pada lantai jembatan, puncak dinding beton, pilar-pilar beton, beton untuk bingkar
(curbs) dan pada pelat-pelat horizontal atau hampir horizontal.
- 75 mm semua beton lainnya.
Direksi berhak untuk menunjuk nilai slump yang lebih kecil apabila hal tersebut dapat
dilaksanakan (practicable) dan akan menghasilkan beton yang berkualitas lebih baik
atau alasan penghematan.

Pengujian Kekuatan Tekan (Compression Test)

Kekuatan tekan beton harus ditentukan melalui pengujian 150 mm x 300 silinder kubus 150
mm x 150 mm atau kubus 200 x 200, yang dibuat dan diuji sesuai dengan PBI 1971 (N1-2),
kecuali untuk semua contoh beton, darimana silinder-silinder akan dicetak, potongan-
potongan dari agregat kasar yang lebih besar dari 38 mm harus dibuang dengan menyaring
atau memungutnya dengan tangga.

Semua contoh harus diambil secara acak dengan disaksikan oleh Direksi, lalu dicetak,
dirawat dan diuji sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dengan benda uji minimum 3
kubus. Cetakan yang telah terisi harus tertutup baik dengan karung goni basah, diletakkan
ditempat teduh. Setelah 24 jam, kubus-kubus cetakan harus dikeluarkan dan dimasukkan
kedalam air sampai kubus-kubus tersebut dikirim ke laboratorium kubus-kubus tersebut
dilokasi harus dilindungi dengan menggunakan termometer.

Kecuali jika diinstruksikan lain, setiap set pengujian kubus harus terdiri dari 6 kubus, 3
kubus harus diuji pada umur 7 hari setelah pengecoran, tanggal pembuatan harus ditulis
dengan jelas pada kubus tersebut.

Frekuensi pengujian akan ditetapkan oleh Direksi atas dasar kecepatan pengecoran dan
struktur bangunan, namun tidak lebih sering dari yang diperlukan untuk menjamin agar
beton yang dicor memenuhi spesifikasi dan persyaratan rencana. Hasil dari pengujian kubus
beton harus dinilai, sesuai dengan standar yang relevan.

Persyaratan kekuatan tekan dianggap memuaskan jika kekuatan tekan kubus berumur 7 hari
tidak kurang dari tiga per empat dari kekuatan tekan kubus yang berumur 28 hari.

Jika kekuatan tekan kubus disimpulkan dari berbagai pengujian tidak mencapai nilai yang
diinginkan, maka campuran beton tersebut harus dirancang kembali, tanpa ada biaya
tambahan dari Pemberi Pekerjaan.

Catatan-catatan :
- Kontraktor harus membuat catatan-catatan dari setiap pengujian yang diberikan dalam
satuan metrik.
- Kontraktor harus membuat catatan dalam formulir yang telah disetujui oleh Direksi dan
harus menyerahkannya kepada Direksi rangkap tiga paling lambat 3 hari setelah pengujian
dilakukan.
- Kontraktor harus pula membuat dan menyerahkan catatan-catatan mengenai suhu udara
tempat pengecoran dan temperatur beton dan bahan-bahan beton untuk disetujui oleh
Direksi.

Pengadukan/Pencampuran Beton

Kecuali bila dapat disetujui Direksi mengenai pembuatan beton kelas I, Kontraktor harus
membuat perbandingan berat masing-masing bahan pembentuk beton dari setiap adonan
secara tepat dan benar.

Air harus dituangkan ke campuran agregat dan semen dalam mesin pengaduk atau mesin
pengaduk beton yang mudah dipindah-pindah, jumlah air yang dituangkan adalah minimum
yang diperlukan. Alat untuk mengukur air harus menunjukkan secara teliti berat yang
diperlukan dan harus dirancang sedemikian rupa sehingga pemberian air secara otomatis
terhenti, bila jumlah air yang diperlukan telah tertuang kedalam campuran/adukan.

Bahan-bahan pembentuk beton harus diaduk dan dicampur secara merata dalam mesin
pengaduk beton. Volume dari bahan yang dicampur untuk setiap pengaduk. Keseluruhan isi
adukan harus dituangkan sebelum pengadukan berikutnya dilakukan. Lama waktu
pengadukan diukur pada saat semua bahan berada didalam drum pengaduk.
Lama pengadukan ditentukan oleh Direksi, namun harus dilakukan sedikitnya selama 1,5
menit.

Direksi berhak untuk menambah lama waktu pengadukan bila pemasukan bahan dan
pengerjaan pengadukan gagal untuk menghasilkan adukan beton dengan campuran bahan
dan konsistensi yang merata. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari
adukan ke adukan, kecuali bila diminta perubahan-perubahan dalam komposisi atau
konsistensi. Air harus dituangkan sebelum, selama dan sesudah pengisian bahan ke tempat
mesin pengadukan. Pengadukan yang berlebihan lainnya memerlukan penambahan air
untuk mempertahankan konsistensi beton yang diperlukan tidak diperkenankan.

Pengadukan dengan tangan hanya diperkenankan pada lokasi dimana menurut Direksi tidak
mungkin dapat dilaksanakan pengoperasian mesin pengaduk yang dapat dipindah-
pindahkan.

Untuk memudahkan pengadukan dengan tangan kontraktor harus membuat lantai pengaduk
beton dengan ketebalan tidak kurang dari 50 mm dan permukaan yang rata dan halus paling
sedikit 2 m² luasnya dikelilingi oleh dinding penahan dengan ketinggian paling sedikit 100
mm. Semua persyaratan lain yang untuk pengadukan beton dengan tangan adalah sama
seperti yang ditentukan diatas.

Temperatur beton ketika dituang/dicor tidak boleh melebihi dari 32°C dan tidak kurang
4,6°C. Jika temperatur beton yang akan dituang berada antara 27°C dan 32°C, beton harus
diaduk di lokasi dan dituangkan segera setelah dicampur, jika pengecor beton dilakukan
ketika udara sedemikian rupa sehingga temperatur dari adukan beton akan melebihi 32°C.

Sebagaimana ditentukan oleh Direksi, Kontraktor harus menggunakan cara yang efektif
seperti mendinginkan agregat lebih dulu dan mencampuri air lebih dahulu dan mengecor
pada waktu malam, bila perlu untuk menjaga temperatur adukan yang akan dicor dibawah
32°C.

Pekerjaan Acuan/Cetakan

Rancangan Acuan/Cetakan

Acuan harus sesuai dengan berbagai bentuk, garis, derajat dan ukuran mendapatkan beton
seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang ditentukan oleh Direksi.
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap rancangan dari semua pekerjaan acuan.

Bahan yang harus digunakan dan rancangan dari acuan harus mendapatkan persetujuan
Direksi sebelum pembuatan acuan dimulai, namun persetujuan tersebut tidak akan
mengurangi tanggung jawab kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap
perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan yang dapat terjadi atau tampak selama
penggunaan.
Direksi kapan saja dapat menolak suatu bagian dari acuan yang tampak tidak sempurna
dalam suatu hal dan kontraktor harus segera menyingkirkan acuan tersebut dari pekerjaan
dan menggantinya atas biaya sendiri.

Gambar-gambar yang menunjukkan rancangan umum dan ukuran untuk acuan bangunan
tidak perlu diserahkan kepada Direksi untuk disetujui, kecuali kalau Direksi menuntut
penyerahan tersebut.

Konstruksi Acuan/Cetakan

Acuan dapat dibuat dari logam, kayu berlapis logam, kayu lapis, papan lainnya yang dipress
atau dari papan yang diserut halus, dalam kondisi yang baik seperti yang diperlukan untuk
menghasilkan permukaan akhir yang ditentukan.

Permukaan beton harus rata dan halus bila merupakan bagian saluran, acuan untuk
permukaan-permukaan beton demikian itu dapat dibuat dari kayu atau logam dan setiap
bentuk dan ukurannya harus tepat, juga harus cukup kuat dan kokoh untuk tetap bertahan
pada posisi maupun bentuknya, apabila menahan pembebanan pada saat berlangsungnya
pekerjaan penuangan dan penggetaran beton dengan alat vibrator untuk pemadatan.

Semua acuan yang didirikan harus kokoh, alat-alat yang cukup dan sesuai untuk membuka
acuan-acuan tanpa merusak permukaan dari beton yang sudah selesai harus disiapkan.
Sebelum beton dicor permukaan acuan harus diminyaki dengan minyak yang biasa
diperdagangkan yang secara efektif mencegah lengketnya beton pada acuan-acuan dan tidak
akan mengotori beton.

Semua material atau proses untuk melepaskan lekatan hanya dapat digunakan, setelah
disetujui oleh Direksi. Perhatian harus diberikan dalam penggunaan minyak acuan, agar
jangan sampai mengenai besi beton, karena akan mengakibatkan hilangnya daya lekat.
Fillets ukuran 20x20 mm harus diletakkan di sudut-sudut acuan untuk menghasilkan tepi-
tepi yang melereng pada permukaan beton yang tidak terlindung (terbuka). Sudut-sudut
sebelah dalam pada permukaan dan pinggir-pinggir sambungan yang terbentuk, tidak akan
memerlukan pemiringan kecuali kalau syarat untuk pemiringan dinyatakan dalam gambar.

Semua acuan harus dilindungi dengan baik pada posisinya untuk mencegah pengapungan
atau pergeseran selama pengecoran beton. Selama pengecoran beton, acuan dapat
ditompangkan pada pilar-pilar beton, kaki-kaki logam atau dengan cara lain yang disetujui.
Penyangga acuan harus berstandar pada pondasi yang baik sehingga tidak mungkin terjadi
penurunan acuan selama pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Penggunaan kawat beton yang menembus beton untuk menjamin agar pekerjaan acuan tetap
dalam posisinya tidak diperbolehkan. Baut-baut yang menembus beton dapat digunakan,
namun jumlahnya harus dijaga seminimum mungkin untuk menjamin pekerjaan acuan tetap
kokoh. Baut-baut tersebut berdiameter dari 12 mm dari tipe kerucut yang dapat
ditanggalkan, sehingga laras baut-baut tersebut tetap tertancap dalam beton sedangkan
kerucut dapat diangkat dengan mudah. Setelah kerucut-kerucut tersebut diangkat, lubang-
lubangnya harus ditutupi spesi semen dengan rapi dan benar. Perlu diperhatikan untuk
menjamin agar penutup sesuai dengan warna permukaan sewaktu beton mengering.

Acuan-acuan yang tidak melengkung, baik dapat dipakai lagi asalkan acuan-acuan tersebut
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Acuan-acuan tersebut sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan. Acuan-acuan yang dimaksud harus sama bersih setiap waktu
sebelum dipakai lagi dan harus diperbaiki sesuai dengan instruksi Direksi.

Bila diperhatikan dalam gambar atau bila diperlukan atau diminta oleh Direksi, Kontraktor
harus membuat pipa-pipa, benda-benda khusus, alat-alat pemasang, pelat, sangkutan
jangkar, penompang baut dan mur dan sebagainya, kedalam beton selama berlangsungnya
pekerjaan. Semua peralatan tambahan ini harus dipasang dengan tepat dan ditunjang dengan
kuat dan kelurusan serta kerataannya harus disetujui oleh Direksi sebelum pekerjaan
pengecoran atau beton dimulai. Tidak diijinkaan adanya potongan besi beton untuk
memungkinkan pemasangan pipa-pipa, benda-benda khusus, dan peralatan lainnya pada
pekerjaan ini tanpa persetujuan Direksi. Beton harus dikerjakan di sekeliling pipa-pipa,
benda-benda khusus, peralatan lainnya untuk menjamin pengikatan yang sempurna agar
tidak terjadi kebocoran dengan adanya berbagai peralatan tambahan tersebut.

Jika peralatan tambahan yang akan dipasang dalam pekerjaan tidak tersedia ketika akan
diadakan pengecoran beton, maka harus dibuatkan lubang-lubang pada beton tersebut dan
peralatan tambahan harus dipasang dan dibeton sebagai pekerjaan yang terpisah.

Lubang yang dibuat harus dengan ukuran yang luas untuk menjamin beton dapat dipadatkan
secara merata disekitar peralatan tambahan tersebut, dan harus dilengkapi dengan penahan
air (waterstops) jika diminta oleh Direksi, sebelum menuangkan adukan beton kedalam
lubang-lubang tersebut, semua bahan-bahan yang lepas atau tidak sempurna, ceceran semen,
harus disingkirkan dan permukaan-permukaan sambungan harus dibikin kasar sepenuhnya
sehingga diperoleh permukaan yang sama sekali baru, terpahat dan kasar. Permukaan yang
baru tersebut, setelah itu harus disikat bersih dan segera sebelum adukan beton dipasang,
permukaan itu harus dibasahi dan dilabur dengan spesi semen pasir dengan ketebalan 20
mm menurut perbandingan adukan 1:2 dengan kekentalan adukan serupa susu yang kental.

Pembukaan Acuan/Cetakan

Waktu dan cara pengikatan serta pembukaan acuan harus seperti petunjuk dari Direksi dan
pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada beton.
Beton yang masih muda umurnya tidak diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah acuan-
acuan dibuka permukaan beton harus diperiksa secara seksama dan permukaan-permukaan
yang tidak beraturan harus segera sampai disetujui Direksi.

Acuan-acuan tidak boleh dibuka, kecuali kalau disetujui oleh Direksi, sampai kekuatan
tekan kubus adalah 100 kg/cm² atau dua kali tekanan dimana struktur akan dibebani, yang
mana diantaranya lebih besar.
Acuan-acuan hanya boleh dibuka dengan seijin Direksi dan pekerjaan pembukaannya
setelah diterima ijinnya tersebut harus dilaksanakan dibawah pengawasan mandor yang
berwenang. Ketelitian harus dilakukan selama pembongkaran untuk menghindari
goncangan atau pembalikan tekanan pada beton. Dalam hal direksi mempertimbangkan
usulan Kontraktor untuk pembongkaran pekerjaan acuan terlalu dini, baik karena cuaca atau
karena alasan lain.

Direksi dapat memerintahkan kontraktor untuk menunda pembongkaran tersebut dan


kontraktor tidak berhak atas ganti rugi karena kemunduran pekerjaan tersebut.

Untuk beton yang dibuat dengan semen Portland biasa waktu minimum untuk membongkar
pekerjaan acuan harus seperti daftar dibawah ini.
- Sisi balok, lantai dan dinding = 3 hari
- Lantai = 14 hari
- Sisi bawah balok dengan penyangga masih ditempat = 14 hari
- Pemindahan penyangga = 21 hari

Pengangkutan, Pengecoran Dan Pemadatan Beton

Penumbukan, Pencampuran Kembali (Re-Tempering)

Penumbukan kembali adukan beton yang sebagian telah menjadi keras (yakni mencampur
kembali dengan atau tanpa tambahan semen, agregat atau air) tidak dibenarkan.

Pengangkutan

Semua adukan beton harus diangkut dari mesin pengaduk ke tempat pekerjaan secepat
mungkin dengan cara-cara yang tidak mengakibatkan pemisahan bahan (segregation). Beton
harus dituangkan ketempat akhirnya dalam waktu tidak lebih dari 30 menit setelah beton
dikeluarkan dari mesin pengaduk. Dalam hal apapun adukan yang telah mengeras sebagian
tidak boleh digunakan untuk pekerjaan.

Pengecoran adukan beton harus dilaksanakan dengan cara sedemikian sehingga terhindar
keterlambatan yang tidak perlu dalam menepatkan lapisan beton yang baru diatas lapisan yang
terdahulu.

Ember beton yang dapat dipakai adalah ember yang sanggup menuang dengan cepat adonan
beton dengan nilai slump yang rendah yang telah ditentukan dan mekanisme pembuangan
harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang. Ember beton harus mudah untuk
diangkat/dilekatkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan, terutama untuk lokasi-lokasi
yang sempit/terbatas.
Pengecoran

Segera sebelum memulai pekerjaan pengecoran semua acuan/cetakan harus diteliti secara
cermat untuk menjamin agar semua kotoran, serutan, serbuk gergaji dan limbah lainnya telah
dibuang, yaitu dengan menyingkat atau menyemprotkan air atau dengan cara lainnya yang
disetujui.

Bagian dalam dari acuan kayu harus dibasahi dengan air bersih segera sebelum adukan beton
ditempatkan kecuali kalau acuan tersebut telah dilapisi dengan lapisan acuan yang disetujui.
Tidak boleh menggunakan lapisan acuan lain selain air setelah tulangan beton ditempatkan
dalam acuan. Dalam segala hal keterlebihan air harus dibuang sebelum adukan beton dituang.

Penuangan adukan beton harus diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan
pemisahan agregat kasar dari bahan yang lain dan harus dikerjakan secara merata dan
ditempatkan disekitar besi beton dan kedalam semua bagian acuan sedemikian sehingga
tulangan tertutup seluruhnya dan sedemikian sehingga tidak ada kekosongan atau celah yang
tertinggal. Beton harus dituang lapis demi lapis dan dari ketinggian sedemikian rupa yang
memungkinkan untuk dilaksanakan hal tersebut.

Kecuali untuk beton yang dituangkan dalam pondasi sumur, tidak boleh ada beton yang dicor
dalam air tanpa persetujuan tertulis dari Direksi, dan cara penuangan beton harus menurut
persetujuan Direksi. Beton tidak boleh dicor pada air yang mengalir dan tidak boleh
berhubungan dengan air yang mengalir tersebut sebelum beton tersebut cukup keras.

Tidak boleh mengecor beton dalam keadaan cuaca atau kondisi lain yang tidak
menguntungkan, kecuali dengan pengamanan-pengamanan yang disetujui Direksi. Kondisi-
kondisi tersebut adalah kondisi panas dan kering yang berlebihan, kondisi basah atau kondisi
lain yang tidak memungkinkan pengecoran beton secara memuaskan, untuk meneruskan
pengecoran beton sewaktu terjadi hujan kecil, diperlukan penutup yang dapat menutup
daerah/tempat yang akan dicor beton termasuk mesin pengaduk dan juga harus disediakan jas
hujan yang pantas untuk para pekerjaan.

Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian bangunan, pengecoran tersebut tidak
boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai.

Bila temperatur udara melebihi 32°C Kontraktor tidak boleh mengecor beton pada pekerjaan-
pekerjaan permanen tanpa persetujuan Direksi dan tanpa mengambil langkah-langkah
pencegahan seperti pendingin agregat lebih dulu dan pengecoran diwaktu malam sebagaimana
diperlukan untuk menjaga agar temperatur beton selama pengecoran tetap dibawah 32°C.
Tidak dibenarkan mengecor beton yang dilakukan pada temperatur udara melebihi 43°C.

Pengecoran beton harus dilaksanakan dalam bagian-bagian antara sambungan-sambungan


konstruksi yang ditunjukkan atau disetujui, jika dalam keadaan tersebut perlu menghentikan
pengecoran beton sebelum bagian tersebut selesai, maka perlu dibuat sekat yang tegak lurus
pada sumbu memanjang dari bagian tersebut dan beton harus diratakan sampai sekat ini, dan
sambungan yang terbentuk harus diperlukan sebagai sambungan konstruksi. Pengecoran
semua unsur beton precast harus dilakukan secara kontinue.

Dalam pengecoran beton dalam sambungan konstruksi yang terbentuk, tindakan-tindakan


khusus harus diambil agar beton yang baru, merapat sekali ke sambungan, dengan cara
pembobokan (puddling and spanding) dengan peralatan yang sesuai.

Setelah permukaan disiapkan dengan baik, permukaan dari sambungan-sambungan dimana


beton baru akan dicor harus dilapisi dengan semua lapisan penutup yang terbuat dari pasta
semen murni atau ditutup dengan lapisan spesi (mortar) kira-kira setebal 20 mm. Spesi harus
memiliki perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang bersangkutan, kecuali
kalau ditentukan lain. Perbandingan air/semen dan konsistensi dari spesi tidak boleh melebihi
dari adukan beton yang akan ditempatkan diatasnya dan konsistensi spesi harus sesuai untuk
pengecoran dari pengerjaan dengan cara yang ditentukan disini.

Adukan semen harus dihamparkan merata dan harus rata juga pada permukaan-permukaan
yang tidak beraturan. Beton harus segera dicor pada spesi yang baru. Beton tidak boleh dituang
melalui ketinggian vertikal yang melebihi 1,50 m, kecuali kalau Direksi menyatakan
persetujuannya mengenai cara tersebut. Beton tidak boleh dikerjakan sepanjang acuan dengan
memakai alat penggetar. Beton sejak semula harus ditempatkan dalam posisi yang benar.

Dimana permukaan-permukaan yang akan dicor dengan beton mempunyai sifat menyerap dan
dimana perlu untuk memudahkan pengecoran dan penggetaran beton dalam papan dasar dan
pelapis seperti yang ditentukan oleh Direksi. Kontraktor harus menempatkan lantai kerja yang
terdiri dari lapisan beton setebal 50 mm. Lantai kerja harus dihamparkan seragam pada pondasi
yang dilindungi dan dibiarkan mengeras selama sedikitnya 24 jam, sebelum penempatan beton
baru. Kontraktor harus mengatur pengecoran beton sedemikian rupa sehingga semua akibat
yang merusak karena temperatur, penyusutan dan penurunan dapat diperkecil seminimal
mungkin dan batas-batas toleransinya tidak dilampaui.

Program pengecoran beton tersebut harus disetujui oleh Direksi, namun demikian pekerjaan
tersebut tetap merupakan tanggung jawab Kontraktor bahwa semua persyaratan dapat
dipenuhi.

Pemadatan

Selama dan segera setelah pengecoran, beton harus dipadatkan dan dikerjakan secara merata
disekitar besi beton dan peralatan tetap yang terpancang serta kedalaman sudut-sudut cetakan
dengan menggunakan mesin penggetar tipe celup (immersion) dengan cara sedemikian rupa
sehingga tiap bagian adonan beton terpadatkan dalam waktu sesingkat mungkin.

Penggelaran tidak boleh dilakukan secara langsung pada penulangan. Kontraktor harus
memiliki cukup alat penggetar yang tersedia dan dalam hal apapun tidak kurang dari 2 vibrator
tipe celup yang dapat berfungsi penuh untuk setiap bagian lokasi dimana beton sedang dicor.
Jika kontraktor berpendapat bahwa penggunaan alat penggetar tipe celup tidak praktis,
Kontraktor harus meminta persetujuan Direksi, sebelum pekerjaan tersebut dimulai, untuk cara
pemadatan beton yang akan digunakan.

Beton Baru

Harus diperhatikan agar tidak ada goncangan atau getaran yang mencapai beton setelah
pengikatan awal sampai paling kurang setelah beton berumur tiga hari. Dalam hal beton yang
dipadatkan dengan getaran. Lapisan beton baru tidak boleh dibuang kecuali jika penggetaran
ulang pada lapisan beton yang lebih bawah menyebabkan beton menjadi plastis.

Bila penundaan terlalu lama untuk pengecoran beton secara keseluruhan, maka permukaan
beton yang lama harus diperlukan sebagai Construction Joint (sambungan konstruksi).

Lantai Beton

Lantai beton (termasuk balok-balok yang merupakan bagian dari lantai beton) harus dicor
sekaligus. Kontraktor harus hati-hati untuk menghindari air dan adukan/spesi yang berlebihan
yang timbul di permukaan setelah pemadatan. Kontraktor harus mempunyai pekerjaan yang
cakap untuk penyelesaian akhir permukaan lantai menurut standar yang ditentukan.

Sambungan

Sambungan Konstruksi (Construction Joint)

Sambungan-sambungan konstruksi ditunjukkan dalam gambar dan tidak dibenarkan


mengubahnya tanpa persetujuan dari Direksi. Sambungan vertikal harus dibentuk dengan
sekat yang sesuai. Besi beton harus berkelanjutan pada sambungan-sambungan konstruksi.
Bila tidak ada dalam gambar, sambungan konstruksi hanya boleh diijinkan dalam keadaan
darurat dan di lokasi disetujui oleh Direksi.

Rincian dan posisi sambungan konstruksi harus diserahkan kepada Direksi untuk disetujui
sebelum berlangsung pekerjaan pembuatan beton. Sambungan harus ditempatkan sedemikian
rupa, sehingga sehubungan dengan program pembuatan beton kerusakan karena penyusutan
dan temperatur dapat ditekan sampai minimal.

Sehubungan dengan program pembuatan beton kerusakan karena penyusutan dan temperatur
dapat ditekan sampai minimal. Dimana terdapat panjang pekerjaan yang jauh dari areal
pekerjaan yang luas yang akan dibeton yang mana hal itu menurut pendapat Direksi mungkin
dapat dilakukan. Kontraktor harus mengatur programnya agar beton berumur 4 minggu
sebelum beton baru ditempatkan diatasnya.

Direksi dapat memerintahkan cara menempatkan tulangan tambahan dengan memakai jepitan
atau tipe penulangan yang sama pada sambungan konstruksi yang tidak dinyatakan dalam
gambar. Sambungan konstruksi harus kedap air, sambungan harus dibuat dalam garis-garis
lurus dengan acuan-acuan yang kaku tegak lurus terhadap garis poros tekanan dan sepadat
mungkin pada tempat-tempat yang paling sedikit bergeser (titik-titik dengan tegangan geser
terkecil). Sambungan harus bertipe sambungan tegak datar kecuali kalau disetujui atau
ditentukan lain.

Sebelum menepatkan beton baru pada beton yang sudah mulai mengikat, beton yang terakhir
harus diperlakukan secara cermat untuk pembeberan permukaan yang benar-benar tidak rata
bebas dari tumpukan yang benar-benar tidak rata bebas dari tumpukan partikel-partikel harus
dipermukaan karena adukan spesi kebanyakan air (laitance). Ukuran beton vertikal yang dicor
dalam satu operasi tidak boleh melebihi 1,5 meter dan ukuran beton horizontal tidak boleh
melebihi 7 meter tanpa persetujuan dulu dari Direksi.

Penyelesaian Permukaan Akhir Beton

Perbaikan Permukaan Beton

Semua permukaan beton setelah semua tahapan pekerjaan selesai harus bebas dari ruang
kosong keropos, cacat benar dan ledutan. Bila terdapat kerusakan atau keropos, bekas-bekas
acuan, ruang kosong atau cacat lain. Kontraktor harus memberitahu Direksi dan bagaimana
juga tidak boleh melakukan langkah-langkah perbaikan tanpa instruksi dari Direksi lebih
dahulu. Semua areal yang rusak harus diteliti sesuai petunjuk Direksi untuk menepatkan
besarnya, dalam dan sifat dari kerusakan tersebut secara tepat.

Kerusakan yang memerlukan pembongkaran atau perbaikan adalah kerusakan yang berupa
sarang kerikil. Kerusakan adalah pembukaan acuan, lubang-lubang beton yang keropos,
lubang-lubang baut, ketidak rataan oleh pengaruh sambungan cetakan dan bergeraknya
acuan/cetakan.

Ketidakrataan dan tonjolan harus dibuang dengan pemahatan atau menggunakan perkakas lain
disusul dengan penggosokan dengan batu gerinda. Bagian yang keropos dan kerusakan beton
lainnya harus dipahat.

Lubang-lubang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dibentuk sedemikian agar
pengisi akan terkunci ditempatnya.

Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dilakukan pengecoran.
Permukaan isian akan disempurnakan seperti dinding-dinding disekitarnya dan harus memiliki
tekstur yang sama. Semua tambahan harus dirawat.

Cacat, lubang-lubang baut dan tempat sarang kerikil yang diperbaiki, harus diisi dengan
adukan kering yang disusun dari satu bagian semen portland dan 2 bagian pasir sama-sama
dengan bahan pengisi yang tidak menyusut dan disetujui oleh Direksi, dalam jumlah yang
ditentukan oleh pabrik, dan dengan air yang cukup sehingga setelah unsur-unsur dicampur
merata, adukan semen akan melekat satu sama lain dan apabila diremas-remas dan sedikit
ditekan akan menjadi bola dan tidak akan mengeluarkan air.

Spesi untuk perbaikan harus ditempatkan pada lapisan tipis dan dipadatkan secara merata
dengan peralatan yang sesuai. Harus hati-hati dalam mengisi lubang-lubang batang, baut dan
pipa agar keseluruhan lubang-lubang tersebut terisi sama sekali dengan spesi yang dipadatkan.
Namun demikian, jika terdapat kerusakan-kerusakan yang berarti, Direksi akan
memerintahkan agar lubang beton diperbaiki dengan pengisian spesi dengan cara tekanan
(pressure grouting). Jika kerusakan-kerusakan tersebut menurut pendapat dan kebijaksanaan
Direksi terlalu besar, Kontraktor akan memerintahkan pembongkaran dan penggantian bagian
yang rusak tersebut.

Dimana beton akan terbuka terhadap pandangan, spesi harus dibuat sesuai dengan warna beton
tersebut dengan mengganti bagian dari semen yang biasa dengan semen portland putih
menurut jumlah yang diperlukan. Sambungan-sambaungan pemuaian yang telah selesai harus
ditutup dengan baik dan dirapihkan untuk memperoleh persetujuan Direksi.

Direksi berwenang memerintahkan pembongkaran beton yang telah dituangkan karena


pengujian kubus terhadap yang telah dituangkan karena pengujian kubus terhadap beton
tersebut tidak memuaskan. Dalam penilaian ini tidak diadakan perbedaan antara pemadatan
dengan tangan dan dengan alat penggetar. Perbedaan hanya diadakan untuk maksud
perbandingan. Kontraktor berkewajiban untuk mengganti kembali bagian-bagian beton yang
ditolak dan dibongkar dengan biayanya sendiri demi mematuhi semua pasal yang relevan yang
ada pada spesifikasi ini.

Jika diragukan tentang memadainya ataupun hal-hal lainnya mengenai pengecoran dan
pengerasan beton. Direksi berwenang mengatur untuk melakukan pemboran pada beton yang
diragukan untuk mengambil inti contoh dan dilakukan pengujian, seluruhnya atas biaya
kontraktor kecuali bila beton tersebut ternyata memenuhi spesifikasi.

Semua pekerjaan yang diperbaiki dengan menggunakan bahan-bahan baru harus dirawat
ditempat baik seperti dijelaskan diatas. Memplester permukaan atau pengolesan dengan semen
untuk menutupi cacat pekerjaan tidak dapat dibenarkan.

Biaya pekerjaan yang timbul dalam pekerjaan ini harus ditanggung oleh Kontraktor yang harus
memasukkan semua biaya yang diakibatkannya.

Penyelesaian

Penyelesaian pekerjaan permukaan beton hanya boleh dilakukan oleh pekerja yang ahli dan
dibawah pengawasan Direksi. Permukaan-permukaan yang tidak dibuat dengan acuan yang
akan ditutupi dengan urugan atau dengan beton harus diselesaikan dengan perataan dan
penambahan secara memadai dengan menggunakan mal untuk memperoleh permukaan yang
rata dan seragam.

Penyelesaian dengan sendok baja yang keras harus digunakan untuk permukaan yang tidak
bercetakan yang akan terbuka terhadap pandangan atau yang akan mudah terkena air yang
mengalir, kecuali permukaan lantai jembatan yang akan menjadi lalu lintas pejalan kaki atau
lalu lintas kendaraan, harus diselesaikan dengan sapu lidi. Peralatan dan penggosokan dapat
dilaksanakan dengan memakai tangan atau peralatan yang digerakan dengan mesin. Peralatan
dan penggosokan harus dimulai segera sesudah permukaan yang akan diratakan telah cukup
keras untuk menghasilkan permukaan yang baik dan bersusunan sama.

Spesi untuk semua siaran terdiri dati 1 (satu) bagian semen Portland dan 2 (dua) bagian pasir
(keadaan lepas) ditambahkan air secukupnya untuk menghasilkan kekentalan yang cocok
untuk penggunaan yang dimaksudLapisan ijuk berfungsi sebagai lapisan agar bronjong
pabrikasi tidak mengalami scoring ataupun guling akibat kehilangan material di bawah atau
di belakang bronjong pabrikasi tersebut. Penempatan ijuk sesuai gambar kerja atau sesuai
petunjuk Direksi.

Bahan

Semen

Semen yang akan digunakan harus semua Portland yang biasa digunakan yang memenuhi
Standard Indonesia N1-8 atau semen Portland hasil pembakaran tungku (Portland Blast
Cement). Semen yang cepat mengeras tidak boleh digunakan tanpa persetujuan dari Direksi.

Semen portland harus mengandung kadar C3A kurang dari 3%, semen hasil pembakaran
tungku harus mempunyai kadar kerak/slang lebih dari 65%.

Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh semen bila diminta oleh Direksi untuk
pengujian, baik dari gudang Kontraktor di proyek maupun dari pabrik, Kontraktor harus
menyerahkan sertifikat pengujian dari pabrik untuk tiap pengiriman semen ke lokasi.

Kontraktor harus menyiapkan catatan yang ada untuk keperluan pemeriksaan oleh Direksi di
lokasi pengecoran beton dari setiap pengiriman semen tersebut.

Semen dapat ditolak atas perintah Direksi, jika semen tersebut tidak memenuhi persyaratan
yang ditentukan didalam spesifikasi ini. Semen dapat diterima berdasarkan hasil pengujian
selama tujuh hari asalkan disertai riwayat kualitas dari penghasil/pabrik semen selama 12 bulan
yang terakhir atau berdasarkan hasil pengujian normal selama 28 hari pada tingkat pengujian
biasa, sebelum pengapalan semen dari pabrik.

Pasir

Berbagai jenis pasir yang diperlukan untuk pekerjaan bangunan ditetakan sebagai berikut:
- "Pasir buatan", pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu.
- "Pasir alam", pasir yang dihasilkan dari sungai atau sumber pasir alam lainnya.
- "Pasir campuran", campuran pasir buatan dengan pasir alam, dalam perbandingan
campuran yang ditentukan didalam sub pasal berikut ini.

Semua pasir alam yang diperlukan untuk pekerjaan pembangunan harus disediakan oleh
Kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau sumber-sumber alam lainnya yang
disetujui. Jika pasir alam diperoleh dari sumber-sumber yang tidak dimiliki atau dikuasai
oleh Pemberi Pekerjaan/Kuasa Bangunan, Kontraktor harus membuat semua pengatur yang
perlu dengan pemilik dan harus membayar semua persewaan atau biaya-biaya yang
bersangkutan dengan hal tersebut.

Persetujuan tentang sumber-sumber pasir alam tidak boleh dijadikan sebagai dasar
pembenaran atau pengesahan atas semua bahan yang diperoleh dari sumber tersebut, dan
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua kualitas pasir yang dipasok, yang
digunakan dalam berbagai pelaksanaan pekerjaan ini.

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi contoh pasir alam yang diusulkan sebesar
15 kg untuk pengujian dan meminta persetujuan sedikitnya 14 hari sebelum bahan yang
diperlukan tersebut digunakan. Bahan/material pasir alam harus dibersihkan, disaring dan
dicuci oleh Kontraktor dari semua tanaman dan benda-benda lain yang tidak dikehendaki
dan semua macam tanah, pasir dan kerikil yang tidak berguna harus disisihkan.

Pasir atau agregat halus tersebut harus bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan tanah liat,
gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari tanah karang, serpih, alkali atau benda-benda
organik, lempung, mika, dan semua bahan yang merusak dan merugikan. Jumlah persentase
tanah liat dan debu tidak boleh melebihi dari 5% menurut berat kering. Agregat yang halus
harus runcing, keras, padat, berbentuk kubus dan tahan lama.

Semua pasir yang akan digunakan untuk membuat beton yang tercakup dalam spesifikasi ini
harus berupa pasir alam dan jika dianggap perlu harus dicampur dengan perbandingan yang
tepat antara pasir buatan dan pasir alam. Pasir harus memiliki modulus kehalusan butir antara
2 sampai 3,2 atau bila diuji dengan menggunakan ayakan standar harus sesuai menurut Standar
Indonesia untuk beton PBI 197 (N1-2), atau dengan ketentuan sebagai berikut :

No. Ukuran Ayakan Persentase Satuan Timbunan

Yang Berdasarkan Berat Yang Tertahan

Pada Ayakan

4 0- 5

8 6 - 15

16 10 - 25

30 10 - 30

50 15 - 35

100 12 - 20

PAN 3- 7
Jika persentase satuan timbunan yang tertahan pada ayakan No.16 adalah 20% atau kurang,
batas maksimum untuk persentase satuan timbangan yang tertahan No.8 dapat bertambah
sampai 20%.

No. Ukuran Ayakan Ukuran Lubang Segi Empat (mm)

4 4,8

8 2,38

10 1,68

12 2

16 1,19

20 0,84

30 0,59

40 0,42

50 0,297

60 0,25

80 0,177

100 0,149

200 0,074

Semua pasir alam dan pasir campuran akan diuji terlebih dahulu oleh Direksi, untuk
menentukan apakah pasir yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
spesifikasi ini, Kontraktor harus menyediakan, tanpa memungut ongkos, bantuan yang
diperlukan Direksi untuk memperoleh contoh-contoh pasir yang mewakili untuk tujuan
pengujian dan dalam rangka pengawasan sarana/fasilitas produksi serta kegiatan dari
Kontraktor.

Agregat Kasar

Agregat kasar harus diperoleh dari sumber yang telah disetujui oleh Direksi. Agregat kasar
ini harus terdiri dari batu pecah atau kerikil atau bahan-bahan pengisi lain yang sejenis atau
kombinasinya seperti yang ditentukan harus menyediakan contoh-contoh agregat bila
diperlukan oleh Direksi.

Agregat kasar harus bersih dan bebas dari benda-benda yang lunak, halus, tipis, atau
potongan-potongan memanjang, alkali, unsur-unsur organik atau segala zat lain yang
merusak dalam jumlah yang merugikan.
Jumlah presentase tanah liat dan debut tidak boleh melebihi dari 2% per satuan berat.
Agregat kasar harus mempunyai bentuk baik, padat, keras, awet dan tidak berpori-pori.

Kontraktor harus melakukan pengujian agregat secara teratur dengan pengambilan contoh
dari agregat yang digunakan dan banyaknya pengujian harus disetujui oleh Direksi.
Kontraktor harus memberikan kepada Direksi salinan hasil catatan dari setiap pengujian.

Air

Air yang digunakan untuk pembuatan dan perawatan beton harus dari sumber yang telah
disetujui oleh Direksi dan pada saat digunakan harus bebas dari tumpur, unsur organik, asam,
garam dan bahan-bahan lain dalam jumlah yang padat merusak.

Air yang bebas dari hidrokarbon dan dari bahan organik yang merusak. Batas jumlah bahan
anorganik yang larut tidak boleh melebihi dari 500/106 berat dan endapan tidak boleh melebihi
31/106 berat.

Kontraktor harus melakukan pengujian secara teratur terhadap air yang diambil dari sumber
air tersebut dalam pola, dan kekerapan pengujian yang disetujui oleh Direksi, dan harus
menyerahkan catatan hasil setiap pengujian air tersebut kepada Direksi.

Kontraktor harus menanggung semua biaya dalam upaya mendapatkan air yang memenuhi
kualitas yang ditentukan.

Contoh-Contoh Bahan

Tidak lebih dari 60 hari sebelum memulai pekerjaan beton, kontraktor harus menyerahkan
kepada Direksi, contoh-contoh agregat dan besi beton yang diusulkan untuk digunakan
dalam pekerjaan beton. Tidak boleh mengadakan penggantian material pada saat
sesudahnya, tanpa ada persetujuan dari Direksi.

Penyiapan Dan Pengangkutan Bahan-Bahan

Semen

Semua semen harus dikirim ke lokasi dalam kantong-kantong kertas tertutup, dengan diberi
tanda, atau dengan bentuk lain yang disetujui, kecuali kalau ada persetujuan tertulis dari
Direksi, pengangkutan semen dapat dilaksanakan dalam bentuk lain.

Agregat-agregat

Semua cara/metoda yang digunakan Kontraktor untuk membongkar, memuat, menangani


dan menumpuk pasir serta agregat harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Kontraktor harus membersihkan dan meratakan untuk keperluan pembuangan air, semua
tempat yang diperuntukkan untuk penimbunan bahan, dan harus menangani pekerjaan-
pekerjaan penumpukan pasir dan agregat secermat mungkin sehingga pengumpulan dan pecah
dapat sekecil mungkin dan bahan yang ditumpuk tidak tercemar oleh tanah atau bahan lain
karena terkena aliran air permukaan atau air tanah.

Kontraktor harus mengatur semua pekerjaan penimbunan sedemikian rupa dengan suatu cara
menaruh semua bahan secara langsung pada posisi akhir dan dengan tebal lapisan tidak lebih
dari 1,25 meter. Pasir dan agregat tidak boleh dipindahkan dari satu tempat penimbunan ke
tempat penimbunan lainnya, kecuali apabila diperlukan peralatan permukaan.

Agregat-agregat dari masing-masing spesifikasi yang ditentukan harus dibawa secara terpisah
ke tempat pengadukan dan harus ditimbun disuatu tempat sedemikian rupa untuk mencegah
bahan-bahan tesebut saling tercampur.

Demikian pula bahwa agregat harus ditimbun dan ditangani sedemikian rupa supaya
memungkinkan pengambilan contoh dan pengukuran secara memuaskan terhadap kadar
kelembaban pada agregat yang terlindung dari sinar matahari dan menyirami dengan air untuk
mencegah menghangatnya agregat pada saat pencampuran beton.

Pengujian Bahan

Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk menjamin agar semua bahan yang akan digunakan
dalam pelaksanaan konstruksi beton bertulang telah memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan spesifikasi ini. Untuk itu kontraktor harus melakukan pengujian yang sesuai
dengan standar yang ditentukan atas biaya sendiri.

Catatan-catatan lengkap dari hasil pengujian tersebut harus tersedia dan disimpan dengan
baik oleh Kontraktor dan apabila diminta oleh Direksi setiap saat Kontraktor harus dapat
menunjukkannya, baik selama waktu pekerjaan berlangsung maupun selama 2 tahun
sesudah pekerjaan selesai
Metode Kerja :
 Untuk pengadukan dilakukan dengan conrete mixer (molen) dan dilakukan oleh tukang
yang berpengalaman. Semua beton cor yang telah selesai dikerjakan akan dilakukan
perawatan dan perlindungan dengan cara menyiram atau membuat beton tetap basah
selama 14 hari secara terus menerus. Perawatan akan mulai dilakukan setelah beton
cukup keras guna mencegah kerusakan beton
PEKERJAAN PEMBESIAN

Bahan (material) dan Ukuran Batang

(1) Semua baja tulangan beton harus baru dan dari mutu dan ukuran sesuai dengan Standard
Indonesia untuk beton N.I.2, P.B.I 1971 dan harus disetujui oleh Direksi.

(2) Kontraktor dapat diminta untuk memberikan surat keterangan tentang pengujian oleh pabrik
dari semua baja tulangan beton yang disediakan untuk disetujui oleh Dieksi.

Pembengkokan/Pembentukan dan Pembersihan

(1) Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, minyak, gemuk
dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya lekatnya. Dimana ada kemacetan
dalam pengecoran beton, tulangan akan diperiksa kembali dan bila perlu akan dibersihkan.

(2) Baja tulangan beton harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran-
ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi yang diberikan kepada Kontraktor.
Kontraktor harus mempersiapkan daftar pembengkokan tulangan dalam bentuk yang disetujui
Direksi.

Pemasangan

(1) Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar/perhitungan dan dipas-tikan
tidak terjadi pergeseran/pemindahan dengan pemakaian kawat pengikat tulangan beton atau
alat-alat klem yang sesuai pada perpotongan / pertemuan-pertemuan tula-ngan dan rangka
tulangan harus didukung oleh ganjel blok beton “preast” atau kursi-kursi besi/cakar ayam,
perenggang (spacer) atau logam gantungan (metal hangers) sebagai yang dibutuhkan.

Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat,
sehingga tidak akan ada batang yang turun. Dimana bagian penunjang menonjol di atas dasar
beton yang direncanakan untuk menerima plesteran yang rata, penunjang ini harus dibuat dari
logam yang tidak dapat berkarat (noncorrodible). Kontraktor harus membuat atau menyediakan
ganjelan balok beton menurut petunjuk Direksi.

(2) Baja tulangan beton untuk plat (slab) langsung di atas tanah harus didukung dengan blok beton
yang dicetak lebih dahulu. Permukaan dari blok beton harus horizontal berukuran kira-kira 7,5
cm x 10 cm. Baja tulangan untuk plat-plat yang lain dalam balok-balok harus ditunjang dengan
kursi besi/cakar ayam.

(3) Jarak terkecil antara batang parallel harus 1 x diameter dari batang-batang, tetapi jarak terbuka
sekali-kali jangan kurang dari 1,2 x ukuran terbesar dari agregat kasar.

Metode Kerja :
 Besi/tulangan yang akan dipasang bebas dari kotoran, minyak dan lapisan lain yang
dapat mengurangi mutu. Pembentukan dilakukan sesuai dengan gambar rencana,
dengan penempatan seperti yang ditentukan dalam gambar dengan menggunakan
ikatan kawat besi pada persilangan dan diganjal dengan kepingan beton sesuai dengan
keperluan. Bentuk dan ukuran besi yang akan digunakan sesuai dengan yang ditentukan
dalam gambar rencana. Tulangan akan ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap
penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat ikat yang cocok pada persilangan dan
akan diganjal dengan kepingan beton atau logam sesuai dengan keperluan konstruksi.

PERLENGKAPAN K3

Agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar tanpa ada hambatan terutama menyangkut
keselamatan kerja, maka semua prosedur pekerjaan selalu mengikuti kaidah K3. Baik para
pekerja yang ada di lapangan maupun para pelaksana selalu mengindahkan peraturan
keselamatan kerja yang telah ditetapkan. Penyedia jasa wajib menyiapkan seluruh
kelengkapan K3 sesuai yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai