Anda di halaman 1dari 65

PENAWARAN TEKNIS – data organisasi perusahaan

A. DATA ORGANISASI PERUSAHAAN

1. ORGANISASI PESERTA SELEKSI UMUM


1.1 UMUM
Menyadari dalam mendukung ketahanan pangan dan produktifitas

perekonomian negara salah satunya ialah bidang/sektor petanian. Menurut

Undang-undang nomor 11 tahun 1974 tentang Pengairan, dinyatakan bahwa fungsi

irigasi adalah untuk mendukung produktifitas petanian dalam rangka ketahanan

pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat khususnya kepada para petani.

Terlebih lagi untuk mensukseskan program pemerintah Indonesia, dalam mengejar

target surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014 perlu didukung dengan berbagai

upaya antara lain peningkatan supply air baku untuk pertanian dengan

pembangunan bendung atau dengan meningkatkan kinerja suatu daerah jaringan

irigasi.

Pengertian Irigasi sendiri ialah upaya yang dilakukan manusia untuk

mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat ini telah banyak model irigasi

yang dapat dilakukan manusia. Sistem irigasi memiliki beberapa jenis irigasi ialah

irigasi permukaan, irigasi lokal, irigasi penyemprotan, irigasi tradisional, irigasi

pompa air, dan irigasi tanah kering dengan terasisasi.

Dalam rangka meningkatkan serta mempertahankan produksi tanaman

pangan terutama padi dan palawija, maka oleh pemerintah Indonesia melalui

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ataupun Dinas di Pemerintah

kabupaten/provinsi hingga sekarang telah membangun prasarana irigasi.

Kabupaten Sleman sesuai Permen PUPR nomor 14 tahun 2015 memiliki

kewenangan sebanyak 853 Daerah Irigasi. Dari sekian banyak Daerah Irigasi

KONSULTAN PERENCANA
1-1
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – data organisasi perusahaan

tersebut saat ini masih banyak yang hanya saluran dari tanah dan bangunan

utama/bendung bangunan lama (belum teknis).

Sebagai akibat adanya pertambahan penduduk, kebutuhan beras dari tahun

ketahun semakin meningkat pula. Guna mengatasi peningkatan kebutuhan tersebut

perlu peningkatan intensitas tanam dengan mengadakan rehabilitasi /

pembangunan / peningkatan jaringan irigasi.

Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan taraf kehidupan manusia.

Untuk itu pembangunan di segala bidang sangat diperlukan dan selalu

dilaksanakan guna mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik. Dalam

pelaksanaan pembangunan tentunya dibutuhkan berbagai jasa kegiatan, salah

satunya adalah jasa konsultan, baik jasa konsultan dibidang konstruksi maupun

non-konstruksi. Dengan pertimbangan hal diatas dan bertitik tolak dari optimisme

yang ada, kami yang berasal dari berbagai disiplin ilmu dan pengalaman

membentuk perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi PT. MULTI

CITRA GRAHA yang berkedudukan di Sleman, Yogyakarta.

Misi Perusahaan adalah berpartisipasi dalam mendukung proses

pembangunan sesuai keahlian kami dengan tetap berpegang pada etika

professional, sehingga dapat berhasil dan berdaya guna sesuai dengan kemampuan

dan lingkup layanan perusahaan kami. Hal ini terbukti dalam beberapa kesempatan

kami telah dipercaya oleh beberapa lembaga pemerintah maupun swasta dalam

menangani berbagai proyek / pekerjaan.

Tujuan Perusahaan adalah terciptanya proses pembangunan masyarakat yang

akan terus berjalan dan akan terus bertambah baik seiring meningkatnya

kemampuan sumber daya manusianya sebagai akibat dari proses pembangunan itu

KONSULTAN PERENCANA
1-2
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – data organisasi perusahaan

sendiri, sehingga akan mendekati terwujudnya masyarakat yang makmur dan

berkeadilan sesuai harapan kita semua.

1.2 Organisasi PT. MULTI CITRA GRAHA

KOMISARIS
Dra. Nurhidayati

DIREKTUR UTAMA
Ir. Siswoyo

DIREKTUR
Rifky Surya Pratama, ST, M.Eng

DIVISI DIVISI
ADM. & KEUANGAN TEKNIK & PEMASARAN

ADMINISTRASI ARSITEKTUR.

KEUANGAN TEKNIK SIPIL

PEMASARAN

1.3 PENANGGUNG JAWAB PENGELOLA PEKERJAAN


Dalam pengelolaan pekerjaan pada pekerjaan Belanja Modal DED Daerah Irigasi

ABT Paket 3 ini, Penyedia Jasa dalam hal ini PT. MULTI CITRA GRAHA akan

menunjuk sebuah Tim Pengelola Pekerjaan yang akan dipimpin oleh seorang Ketua Tim,

meskipun demikian tanggung jawab sepenuhnya tetap pada Penyedia Jasa Konsultansi.

Tim Pengelola dalam pelaksanaan pekerjaan ini terdiri dari Tenaga Ahli dan Tenaga

Pendukung. Team Leader adalah seorang yang berfungsi menjamin bahwa semua isi dan

kerangka acuan kerja pekerjaan ini akan dapat dipenuhi secara baik sehubungan dengan

KONSULTAN PERENCANA
1-3
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – data organisasi perusahaan

pelaksanaan pekerjaan. Team Leader akan dibantu oleh Tenaga Ahli dan Tenaga

Pendukung yang secara bersama-sama melaksanakan setiap tugas dan bertanggung

jawab dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini. Secara lengkap mengenai Nama

dan Posisi yang diusulkan dalam tim ini akan dijelaskan pada bab Komposisi Tim dan

Penugasan.

TABEL 1.1. TIM PENGELOLAAN PEKERJAAN

NO NAMA JABATAN

1 Ir. Sudiyanto Team Leader

2 Ferry Setiyawan, ST Ahli Teknik Perencanaan

SDA/Ahli SDA

3 By Name Surveyor

4 By Name Surveyor

5 By Name Surveyor

6 By Name Surveyor

7 By Name Surveyor

8 By Name Surveyor

9 By Name Juru Gambar / Drafter

10 By Name Juru Gambar / Drafter

11 By Name Menghitung RAB / Estimator

12 By Name Administrasi

KONSULTAN PERENCANA
1-4
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – data organisasi perusahaan

D. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA


ACUAN KERJA DAN PERSONIL / FASILITAS
PENDUKUNG DARI PPK

1. TANGGAPAN TERHADAP LATAR BELAKANG

Konsultan dapat memahami dan sependapat dengan pengguna jasa mengenai

latar belakang yang disampaikan dalam Kerangka Acuan Kerja yaitu Menyadari

dalam mendukung ketahanan pangan dan produktifitas perekonomian negara

salah satunya ialah bidang/sektor petanian. Menurut Undang-undang nomor 11

tahun 1974 tentang Pengairan, dinyatakan bahwa fungsi irigasi adalah untuk

mendukung produktifitas petanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan

kesejahteraan masyarakat khususnya kepada para petani. Terlebih lagi untuk

mensukseskan program pemerintah Indonesia, dalam mengejar target surplus beras

10 juta ton pada tahun 2014 perlu didukung dengan berbagai upaya antara lain

peningkatan supply air baku untuk pertanian dengan pembangunan bendung atau

dengan meningkatkan kinerja suatu daerah jaringan irigasi.

Pengertian Irigasi sendiri ialah upaya yang dilakukan manusia untuk

mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat ini telah banyak model irigasi

yang dapat dilakukan manusia. Sistem irigasi memiliki beberapa jenis irigasi ialah

irigasi permukaan, irigasi lokal, irigasi penyemprotan, irigasi tradisional, irigasi

pompa air, dan irigasi tanah kering dengan terasisasi.

Dalam rangka meningkatkan serta mempertahankan produksi tanaman

pangan terutama padi dan palawija, maka oleh pemerintah Indonesia melalui

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ataupun Dinas di Pemerintah

kabupaten/provinsi hingga sekarang telah membangun prasarana irigasi.

KONSULTAN PERENCANA
D-1
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – data organisasi perusahaan

Kabupaten Sleman sesuai Permen PUPR nomor 14 tahun 2015 memiliki

kewenangan sebanyak 853 Daerah Irigasi. Dari sekian banyak Daerah Irigasi

tersebut saat ini masih banyak yang hanya saluran dari tanah dan bangunan

utama/bendung bangunan lama (belum teknis).

Sebagai akibat adanya pertambahan penduduk, kebutuhan beras dari tahun

ketahun semakin meningkat pula. Guna mengatasi peningkatan kebutuhan tersebut

perlu peningkatan intensitas tanam dengan mengadakan rehabilitasi /

pembangunan / peningkatan jaringan irigasi.

2. TANGGAPAN TERHADAP MAKSUD DAN TUJUAN

Konsultan sependapat dengan maksud dan tujuan yang disampaikan dalam

Kerangka Acuan Kerja pekerjaan ini yaitu

a. Maksud :

Perencanaan teknis pembangunan jaringan irigasi untuk mengetahui

kondisi sistem irigasi yang meliputi prasarana irigasi, air irigasi dan

manajemen

b. Tujuan :

Mendapatkan detail desain rehabilitasi/peningkatan Sarana prasarana

Sumber Daya Air yang handal dalam rangka mengembalikan fungsi dan

pelayanan irigasi agar lebih optimal.

3. TANGGAPAN TERHADAP SASARAN

Konsultan telah memahami sasaran yang disampaikan dalam Kerangka

Acuan Kerja yaitu Sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan ini adalah:

a. Tersedianya dokumen Perencanaan Detail Enginering Desgn (DED) yang

siap dilaksanakan baik untuk tender maupun pelaksanaan lapangan.

KONSULTAN PERENCANA
D-2
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – data organisasi perusahaan

b. Terciptanya pelaksanaan pekerjaan dengan baik dan benar,sesuai dengan

ketentuan yang ada, sejak dari tahap persiapan sampai paska

konstruksinya.

4. TANGGAPAN TERHADAP LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan dari pekerjaan ini sudah jelas karena sudah tertera dalam

KAK yaitu Lokasi kegiatan berada di : DI.Gowok/Pucung Donokerto, DI. Ngelo

Donokerto, DI.Pengging Wonokerto, DI.Potro Donokerto, DI.Pusung Wonokerto,

DI.Randusongo Donokerto, DI.Sepanjang Trimulyo, DI.Tempuran Wonokerto,

DI.Kokos Donokerto.

5. TANGGAPAN TERHADAP SUMBER PENDANAAN

Sumber pendanaan dari pekerjaan ini sudah jelas karena sudah tertera dalam

KAK yaitu Pelaksanaan kegiatan ini disediakan biaya Rp 85.544.800,00,- (Delapan

puluh lima juta lima ratus empat puluh empat ribu delapan ratus ) rupiah termasuk

PPN yang akan dibiayai oleh APBD Kabupaten Sleman Tahun 2021.

6. TANGGAPAN TERHADAP NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT

KOMITMEN (PPK)

Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari pekerjaan ini

sudah jelas karena sudah tertera dalam KAK yaitu Nama Pejabat Pembuat

Komitmen: WARJOYO, ST. Pejabat Pembuat Komitmen Pengadaan Barang dan Jasa

: Warjoyo, ST Kepala Seksi Perencanaan Teknis dan Pembinaan Sumber Daya Air

Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Sleman.

7. TANGGAPAN TERHADAP DATA DASAR

Data Dasar dari pekerjaan ini sudah jelas karena sudah tertera dalam KAK.

KONSULTAN PERENCANA
D-3
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – data organisasi perusahaan

8. TANGGAPAN TERHADAP STANDAR TEKNIS

Standar Teknis dari pekerjaan ini sudah jelas karena sudah tertera dalam

KAK.

9. TANGGAPAN TERHADAP STUDI – STUDI TERDAHULU

Studi-studi terdahulu dari pekerjaan ini sudah jelas karena sudah tertera

dalam KAK.

10. TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP PEKERJAAN

Ruang Lingkup Kegiatan dari pekerjaan ini sudah jelas karena sudah tertera

dalam KAK.

11. TANGGAPAN TERHADAP KELUARAN

Keluaran dari pekerjaan ini sudah jelas karena sudah tertera dalam KAK.

12. TANGGAPAN TERHADAP PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL DAN

FASILITAS DARI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen

dari pekerjaan ini sudah jelas karena sudah tertera dalam KAK.

13. TANGGAPAN TERHADAP PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA

JASA KONSULTANSI

Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi dari pekerjaan ini

sudah jelas karena sudah tertera dalam KAK.

14. TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP KEWAJIBAN PENYEDIA JASA

Lingkup Kewajiban Penyedia Jasa dari pekerjaan ini sudah jelas karena sudah

tertera dalam KAK.

15. TANGGAPAN TERHADAP JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN

Jangka waktu penyelesaian pekerjaan yang disediakan untuk pelaksanaan

pekerjaan ini adalah 60 (enam puluh) hari kalender. Menurut konsultan waktu ini

KONSULTAN PERENCANA
D-4
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – data organisasi perusahaan

sudah cukup tepat berdasarkan pada lingkup kegiatan yang ada. Konsultan akan

mengerahkan semua potensi yang dimiliki dan akan menyusun rencana kerja dan

metodologi pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan efisien dan akan mengerjakan

secara konsekuen semua hal yang telah ditulis sehingga dapat melaksanakan

pekerjaan perencanaan teknis ini dengan baik, tepat waktu dan tepat mutu.

16. TANGGAPAN TERHADAP PERSONIL

Jenis, jumlah dan kualifikasi tenaga ahli yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

pekerjaan ini dapat dipahami dengan baik oleh konsultan. Seluruh cakupan bidang

pekerjaan sudah didukung oleh tenaga ahli dengan spesifikasi yang sesuai dan

profesional di bidangnya. Untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan maka tenaga

ahli akan dibantu oleh tenaga pendukung yang menurut konsultan juga sudah

cukup baik dari aspek jenis dan jumlahnya.

17. TANGGAPAN TERHADAP JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN

PEKERJAAN

Jadwal tahapan pelaksanaan pekerjaan dari pekerjaan ini sudah jelas karena

sudah tertera dalam KAK.

18. TANGGAPAN TERHADAP LAPORAN RENCANA MUTU KONTRAK

Laporan Rencana Mutu Kontrak dari pekerjaan ini sudah jelas karena sudah

tertera dalam KAK.

19. TANGGAPAN TERHADAP LAPORAN PENDAHULUAN

Laporan Pendahuluan dari pekerjaan ini sudah jelas karena sudah tertera

dalam KAK.

20. TANGGAPAN TERHADAP LAPORAN ANTARA

Laporan Antara dari pekerjaan ini sudah jelas karena sudah tertera dalam

KAK.

KONSULTAN PERENCANA
D-5
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – data organisasi perusahaan

21. TANGGAPAN TERHADAP LAPORAN FINAL

Laporan Final dari pekerjaan ini sudah jelas karena sudah tertera dalam KAK.

22. TANGGAPAN TERHADAP BACKUP DATA

Backup Data dari pekerjaan ini sudah jelas karena sudah tertera dalam KAK.

23. TANGGAPAN TERHADAP PRODUKSI DALAM NEGERI

Produksi dalam Negeri dari pekerjaan ini sudah jelas karena sudah tertera

dalam KAK.

24. TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP PERSYARATAN KERJASAMA

Persyaratan Kerjasama dari pekerjaan ini sudah jelas karena sudah tertera

dalam KAK.

25. TANGGAPAN TERHADAP PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN

Pedoman Pengumpulan Data Lapangan dari pekerjaan ini sudah jelas karena

sudah tertera dalam KAK.

26. TANGGAPAN TERHADAP ALIH PENGETAHUAN DAN JAMINAN

PEKERJAAN PERENCANAAN

Alih Pengetahuan dan Jaminan Pekerjaan Perencanaan dari pekerjaan ini

sudah jelas karena sudah tertera dalam KAK.

27. TANGGAPAN TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dari pekerjaan ini sudah jelas karena sudah

tertera dalam KAK.

28. TANGGAPAN TERHADAP PEMBAHASAN / DISKUSI / ASISTENSI

Pembahasan / Diskusi / Asistensi dari pekerjaan ini sudah jelas karena sudah

tertera dalam KAK.

KONSULTAN PERENCANA
D-6
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – data organisasi perusahaan

29. SARAN GAGASAN BARU YANG DIAJUKAN UNTUK MENINGKATKAN

KUALITAS KELUARAN YANG DIINGINKAN DALAM KAK

Konsultan perencana merasa bahwa terdapat beberapa gagasan/ide yang

mungkin dapat meningkatkan kualitas keluaran yang diinginkan dalam KAK, yaitu

sebagai berikut:

a. Perlu adanya biaya untuk penggunaan sistem BIM (Building Information

Modeling). Sistem BIM dapat mengintegrasikan fase perencanaan-fase

pelaksanaan dan fase perawatan/pemeliharaan. Sistem ini dapat

mempermudah dan membuat pekerjaan semakin transparan.

KONSULTAN PERENCANA
D-7
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
E. URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

1. UMUM
Perumusan masalah digunakan sebagai dasar dalam memahami permasalahan

yang ada dengan melakukan kajian literatur maupun studi – studi yang telah

dilakukan pada wilayah studi yang sama. Kajian dilakukan baik dari segi teknis,

wilayah, maupun sosial-ekonomi-budaya yang akan sangat membantu dalam

merumuskan permasalahan yang ada.

Metodologi pelaksanaan pekerjaan ini dibuat berdasarkan pada pemahaman dan

apresiasi konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Berita Acara

Penjelasan (Aanvoelling). Orientasi pokok dalam penyusunan metodologi ini adalah

tercapainya maksud dan tujuan dari pelaksanaan pekerjaan secara memuaskan.

2. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dalam melaksanakan pekerjaan Belanja Modal DED Daerah Irigasi ABT Paket

3 ini, metode yang digunakan terdiri:

A. PENGERTIAN IRIGASI

Irigasi atau pengairan merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk

mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model

irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan air

melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka

irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun,

irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah

kemudian menuangkan pada tanaman satu per satu. Untuk irigasi dengan model

seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram. Sebagaimana telah

diungkapkan, dalam dunia modern ini sudah banyak cara yang dapat dilakukan

untuk melakukan irigasi dan ini sudah berlangsung sejak Mesir Kuno.

KONSULTAN PERENCANA
E-1
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
B. PROSES PERENCANAAN IRIGASI

Seringkali ahli merasa yakin bahwa dengan mengumpulkan data dan

informasi tentang lokasi Irigasi telah cukup memadai dalam perencanaan.

Maksud perencanaan antara lain untuk menentukan fungsi struktur secara tepat,

dan bentuk yang sesuai serta efisien.

Perlu diakui bahwa terdapat beberapa perbedaan persepsi pada tahap

perencanaan. Akan tetapi bila kita mampu menjelaskan dan mencari relevansi

antara parameter-parameter yang berbeda tersebut, membatasi permasalahan,

serta menyusun integritas batasan yang sesuai, maka akan dapat memberikan

kepada kita konsep terbaik tentang analisis perancangan Irigasi yang akan

direncanakan

Pada kenyataannya, seringkali pula dijumpai bahwa setelah memperoleh

data-data yang memadai, cukup sulit untuk menghubungkan dengan rumus atau

persamaan-persamaan yang telah ada. Bahkan rumus-rumus atau persamaan

yang diinginkan belum ada sama sekali. Oleh karenanya, bagaimana mungkin

kita akan menganalisis dan merancang serta melakukan proses penghitungan bila

rumus-rumus yang diinginkan tidak ada? Untuk itu, perlu dipahami adanya

suatu proses desain (desain process) sebelum kita melakukan penghitungan dan

pemilihan bentuk struktur.

TAHAPAN PERENCANAAN

Lingkup kegiatan pekerjaan ini, adalah:

1. Pekerjaan persiapan yang meliputi sosialisasi/koordinasi kepada

masyarakat dan pemerintah setempat, mobilisasi personil, peralatan

kantor, peralatan survei, kendaraan operasional, dan lain-lain.

KONSULTAN PERENCANA
E-2
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
2. pengumpulan data sekunder yang meliputi gambar-gambar, bangunan

irigasi existing, data geologi teknik (jika diperlukan) dan pelaporan hasil

kegiatan terdahulu yang terkait (bila ada), peta Daerah Irigasi (geospasial)

3. Survei lapangan dan Inventarisasi Bangunan (penelusuran jaringan atau

identifikasi kerusakan) didukung dengan titik ordinat (GPS).

4. Pengukuran setempat (site survey) yang meliputi pengukuran dimensi

saluran dan bangunan irigasi (bendung).

5. Analisa desain

6. Penyusunan dokumen pelaporan yang meliputi:

a. Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK)

b. Laporan pendahuluan

c. Laporan Antara

d. Gambar Perencanaan/Gambar detail desain (DED)

e. Perkiraan Anggaran Biaya (Engineering Estimate Cost) dan

Perhitungan volume (bill of quantity)

f. Spesifikasi Teknis

g. Metode Pelaksanaan

h. Identifikasi jenis bahaya dan resiko K3

i. Laporan Akhir

7. Back up Data/Soft File

Dalam perencanaan irigasi dimungkinkan adanya perbedaan antara ahli

satu dengan yang lainnya, tergantung latar belakang kemampuan dan

pengalamannya. Akan tetapi perbedaan tersebut harus tidak boleh menyebabkan

gagalnya proses perencanaan.

Sebelum sampai pada tahap pelaksanaan konstruksi, paling tidak seorang

ahli atau perancang telah mempunyai data baik sekunder maupun primer yang

KONSULTAN PERENCANA
E-3
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
berkaitan dengan perencanaan irigasi. Data tersebut merupakan bahan pemikiran

dan pertimbangan sebelum kita mengambil suatu keputusan akhir.

Gambar berikut menunjukkan suatu proses tahapan perencanaan yang

paling tidak perlu dilaksanakan :

Data yang diperlukan dapat berupa :

a. Lokasi :

- Topografi

- Lingkungan : kota dan luar kota

- Tanah dasar

b. Keperluan : perencanaan Irigasi

c. Bahan struktur

- Karakteristik

- Ketersediaannya

d. Peraturan

Proses perencanaan secara detail dapat dijelaskan dengan diagram alir

yang ditunjukkan pada gambar berikut :

KONSULTAN PERENCANA
E-4
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA

PENYELIDIKAN LOKASI (site investigation)

Setelah lokasi dan layout Irigasi ditetapkan pada peta, tahap berikutnya

adalah mempersiapkan tahap preliminary design. Akan tetapi, sebelum tahap

Preliminary design, hal penting untuk dipelajari adalah tentang keadaan lokasi

Irigasi, terutama kondisi saluran Irigasi dibawah badan jalan.

Oleh karenanya, langkah pertama dalam desain dan konstruksi Irigasi

adalah pendetailan penyelidikan lokasi. Tipe, panjang dan biaya serta beberapa

kejanggalan dalam tahap perencanaan dapat ditentukan dari hasil penyelidikan

ini. Keseluruhan pekerjaan ini terbagi atas dua bagian yang saling melengkapi

KONSULTAN PERENCANA
E-5
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
satu sama lainnya, yaitu pekerjaan di kantor (office work) dan pekerjaan di

lapangan (field work).

1. Pekerjaan kantor (office work)

Pekerjaan kantor atau sering disebut dengan desk study meliputi antara

lain :

a. Melengkapi pemetaan topografi lokasi Irigasi

b. Pemetaan outfall Irigasi di sekitar Irigasi pada site plan dengan skala

yang sesuai,

c. Penggambaran layout Irigasi pada site plan

d. Pengolahan data lapangan.

2. Pekerjaan lapangan (field work)

Pada saat perkiraan lokasi ditetapkan, data lapangan tentang lokasi

tersebut harus segera untuk disurvey dan dilengkapi dengan data yang

akurat.

Penyelidikan lokasi. Penyelidikan lokasi perlu dilakukan untuk mengetahui

kondisi fisik lokasi nanti, contohnya keadaan lereng sungai. Kemungkinan

terjadinya longsoran harus disurvai dan ditunjukkan dengan gambar.

Pemotretan, dengan warna, akan memberikan suatu impresi tentang karakteristik

lokasi termasuk singkapan-singkapan batuan lokal. Selain itu perlu dilakukan

studi pula tentang situasi geografi dan geologi ketersediaan bahan, alat dan

fasilitas lainnya seperti masalah transportasi ke lokasi.

PRELIMINARY DESIGN

Perencanaan dan perancangan Irigasi dapat dikatakan merupakan bagian

dari unsur-unsur seni dalam bidang rekayasa, karena dengan mengabaikan fungsi

manfaat dan analisis detail, merupakan manifestasi dari kemampuan kreatifitas

seorang perencana, dimana terdapat unsur seni dan keindahan

KONSULTAN PERENCANA
E-6
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
Pemeriksaan lanjut dilakukan sehubungan dengan aplikasinya terhadap

kondisi lokasi (panjang, tinggi konstruksi, profil, dan lain-lain), ekonomi

(pemilihan konfigurasi dan aliran irigasi) dan biaya. Karena hal tersebut penting

untuk memperoleh hasil secara cepat, dan hanya memujngkinkan permasalahan

aplikasi rencana Irigasi yang dekati dengan motode, formula dan analogi yang

lebih mudah. Disimpulkan bahwa dua tahap di atas memberikan hasil usulan

rencana Irigasi. Ruang lingkup dari kedua tahapan tersebut adalah untuk

membuktikan kemungkinan dan rasionalitas dari aplikasi rencana Irigasi yuang

dibuat oleh perencana. Bagaimanapun, beberapa rencana yang rasional yang tetap

ada untuk dibandingkan.

Pertama, suatu perbandingan kasar dari beberapa rencana dapat dibuat.

Akan tetapi rencana dalam menyelesaikan permasalahan yang ada secara umum

adalah sama, seperti suatu perbandingan sering tidak memberikan penyelesaian

yang jelas. Untuk itu langkah selanjutnya yang cukup penting adalah preliminary

design, yang bertujuan membandingkan beberapa pendapat yang ada. Dan karena

disini beberapa alternatif yang sama dibandingkan, sangatlah penting untuk

mempertimbangkan elemen-elemen Irigasi dan sebagainya, membandingkan

masing-masing bagian secara terpisah dan menyimpulkan hasilnya. Hal penting

pertama adalah mengimajinasikan masing-masing bagian, kemudian

menggambarkannya, kemudian mengontrol rasionalitasnya, aplikasinya, dan

nilai ekonomis, sebagai bahan masukan dalam analisis. Oleh karena itu

penggambaran diikuti dengan analisis yang dapat membantu dalam merevisinya.

Preliminary design tidak memberikan penyelesaian yang telah siap pakai

(ready solution), akan tetapi merupakan suatu penentuan akhir alternatif yang

disajikan.

KONSULTAN PERENCANA
E-7
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
C. BANGUNAN IRIGASI

Kegiatan pengaliran air untuk keperluan irigasi, pasokan air baku maupun

keperluan lainnya membutuhkan suatu bangunan yang disebut Bangunan Utama.

Dalam Kriteria Perencanaan Irigasi (KP-02), Bangunan Utama didefinisikan

sebagai “semua bangunan yang direncanakan di sungai atau aliran air untuk

membelokkan air ke dalam jaringan irigasi, biasanya dilengkapi dengan kantong

lumpur agar bisa mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan serta

memungkinkan untuk mengukur dan mengatur air yang masuk”.

Terdapat bagian-bagian dalam Bangunan Utama, antara lain:

1. Bangunan Bendung

Bendung merupakan bangunan yang dibangun melintang sungai sehingga dapat

membelokkan air menuju jaringan irigasi. Adanya bendung akan membentuk

genangan pada hulu bangunan, selain itu bendung juga dapat berfungsi sebagai

penghalang banjir.

KONSULTAN PERENCANA
E-8
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
2. Pengambilan

Bangunan ini berfungsi untuk mengelakkan air dari sungai atau sumber air lainnya

dalam jumlah yang diinginkan. Penempatan bangunan pengambilan sebaiknya

dibuat sedekat mungkin dengan pembilas sehingga memudahkan dalam

pembersihan sedimen. Bangunan pengambilan dilengkapi dengan pintu air yang

berfungsi untuk mengatur besarnya bukaan pengambilan serta pengendalian saat

terjadi banjir.

3. Pembilas

Bangunan ini berfungsi untuk meminimalisir benda dan sedimen kasar yang

terbawa masuk ke dalam saluran irigasi. Benda dan sedimen kasar akan tertampung

dan mengendap pada lantai pembilas. Saat pintu pembilas dibuka maka aliran akan

terkonsentrasi pada bangunan pembilas sehingga benda dan sedimen kasar akan

hanyut terbilas.

KONSULTAN PERENCANA
E-9
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
4. Kantong Lumpur

Bangunan ini berfungsi untuk mengendapkan sedimen halus yang terbawa masuk

ke dalam saluran irigasi. Biasanya kantong lumpur ditempatkan setelah bangunan

pengambilan. Kantong lumpur dibuat lebih lebar daripada saluran irigasi dengan

panjang tertentu agar tercipta kecepatan aliran yang lebih lambat sehingga

memberikan kesempatan kepada sedimen halus untuk mengendap. Dasar saluran

kantong lumpur juga dibuat lebih rendah yang berfungsi sebagai tempat

penampungan endapan sedimen halus tersebut. Pembersihan kantong lumpur

dapat dilakukan dengan membuka pintu penguras kantong lumpur sehingga

endapan terbuang kembali ke sungai. Dalam kondisi tidak terdapat pintu penguras

kantong lumpur maka pembersihan dilakukan dengan pengerukan baik secara

manual maupun menggunakan alat.

5. Bangunan Perkuatan Sungai

Adanya bangunan bendung yang melintang sungai akan mengubah pola aliran

yang dapat minimbulkan sedimentasi maupun penggerusan pada dasar dan tepi

sungai. Gerusan dapat membahayakan konstruksi bangunan sehingga diperlukan

KONSULTAN PERENCANA
E-10
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
bangunan perkuatan sungai. Perlindungan terhadap gerusan di hulu tubuh

bendung dapat dilakukan dengan membuat pasangan batu atau lantai beton di

depan bangunan bendung. Selain pada hulu bendung, sisi hilir bendung juga rawan

terhadap gerusan. Gerusan pada hilir dapat diatasi dengan membuat lapisan batu

kosong atau menggunakan bronjong yang ditempatkan setelah kolam olak.

Gerusan juga dapat terjadi terhadap tanggul sungai baik di hulu maupun di hilir

bendung. Perkuatan taggul sungai dapat menggunakan bronjong, pasangan batu

kosong, pasangan batu maupun beton. Dalam kondisi sungai pada hilir bendung

yang lebar dan dalam dapat digunakan krib yang dibangun tegak lurus terhadap

tanggul.

6. Bangunan Pelengkap

Bangunan pelengkap yang berfungsi untuk mendukung kinerja bangunan utama

antara lain:

a. Alat ukur debit dan tinggi muka air baik di sungai maupun di saluran.

b. Rumah operasi pintu.

KONSULTAN PERENCANA
E-11
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
c. Peralatan komunikasi.

d. Jembatan diatas bendung. Adanya jembatan akan memudahkan akses ke

bagian-bagian bangunan utama.

e. Instalasi mikro hidro dan tangga ikan jika diperlukan.

D. JENIS SALURAN

Saluran pembawa atau biasa disebut saluran irigasi merupakan salah satu

prasarana irigasi yang memiliki fungsi antara lain mengambil air dari sumber air,

membawa atau mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian,

mendistribusikan air kepada tanaman serta mengatur dan mengukur aliran air.

Saluran pembawa dibagi menjadi beberapa jenis yakni:

1. Saluran Primer / Saluran Induk

Adalah saluran yang membawa air dari bangunan utama ke saluran sekunder dan

petak-petak yang diairi. Saluran ini dimulai dari bangunan utama dan berakhir

pada bangunan bagi yang terakhir.

KONSULTAN PERENCANA
E-12
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
2. Saluran Sekunder

Adalah saluran yang membawa air dari saluran primer ke petak-petak yang

dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Saluran ini dimulai dari bangunan

bagi/sadap di saluran primer dan berakhir pada bangunan sadap terakhir di

saluran sekunder.

3. Saluran Tersier

Adalah saluran yang membawa air dari bangunan sadap tersier di saluran primer

maupun sekunder dan mengalirkannya ke saluran kuarter serta petak tersier yang

dilayani. Saluran ini dimulai dari bangunan sadap tersier dan berakhir pada boks

kuarter terakhir.

KONSULTAN PERENCANA
E-13
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
4. Saluran Kuarter

Adalah saluran yang membawa air dari boks kuarter ke petak-petak yang diari.

Jenis-jenis saluran diatas lebih mudah ditemui pada jaringan irigasi teknis yang

memiliki debit stabil serta biasanya memiliki daerah layanan yang luas seperti

Daerah Irigasi Kalibawang maupun Daerah Irigasi Sapon.

Pelayanan air ke lahan pertanian langsung mengambil dari saluran primer tersebut

baik menggunakan bangunan sadap maupun secara oncoran.

Saluran pembawa adalah prasarana fisik yang memiliki bobot terbesar kedua

setelah bangunan utama dalam rangka penilaian kinerja sistem irigasi. Terdapat

beberapa indikator untuk menilai kinerja saluan pembawa menurut Permen PUPR

Nomor 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi,

antara lain:

a. Profil saluran untuk memenuhi kapasitas rencana

b. Ditemukannya sadap liar atau bocoran pada saluran

c. Adanya endapan atau erosi di saluran

d. Stabilitas tanggul dan tinggi jagaan yang aman agar air tidak melimpah

e. Tanggul luar yang utuh dan tidak ada tumbuhan liar.

Dalam melakukan perencanaan saluran pembawa perlu memperhatikan data

topografi, kapasitas rencana, data geoteknik serta data sedimen. Data-data tersebut

akan mempengaruhi pemilihan trase saluran, dimensi saluran, jenis konstruksi

saluran serta kemiringan saluran. Perencanaan saluran dilakukan secara matang

agar menghasilkan biaya konstruksi dan pemeliharaan yang terendah. Perencanaan

saluran dapat mengacu pada Kriteria Perencanaan Irigasi (KP-03) bagian Saluran

dan Kriteria Perencanaan Irigasi (KP-05) bagian Petak Tersier.

Berdasarkan jenis konstruksinya, saluran pembawa dapat dibagi menjadi:

KONSULTAN PERENCANA
E-14
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
1. Saluran Tanah

Saluran irigasi tanah atau saluran tanpa pasangan secara umum masih banyak

dipakai di Indonesia. Saluran tanah dapat digunakan karena dapat memberikan

nilai pelaksanaan yang ekonomis, hanya saja perlu dipertimbangkan berbagai aspek

antara lain jenis tanah, stabilitas serta rencana kemiringan saluran. Pada keadaan

yang tidak memungkinkan maka dapat dipilih konstruksi saluran menggunakan

pasangan.

2. Saluran Pasangan

Terdapat beberapa jenis bahan yang dapat digunakan untuk membuat saluran

pasangan antara lain pasangan batu, beton baik insitu maupun precast, pasangan

tanah yang dipadatkan serta beton Ferrocement.

KONSULTAN PERENCANA
E-15
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
Beton Fetrocement adalah suatu tipe dinding tipis beton bertulang yang dibuat dari

mortar semen hidrolis diberi tulangan dengan kawat anyam/kawat jala (wiremesh)

yang menerus dan lapisan yang rapat serta ukuran kawat relatif kecil. Kelebihan

dari Ferrocement ini antara lain memiliki biaya konstruksi yang lebih rendah,

memiliki kekuata beton yang lebih tinggi serta konstruksi yang lebih ringan.

Pasangan batu dan beton secara umum cocok untuk semua keperluan kecuali

perbaikan stabilitas tanggul. Sedangkan pasangan tanah hanya cocok untuk

pengendalian rembesan serta perbaikan stabilitas tanggul. (faisal-sda).

a. Tahap Persiapan dan Pengumpulan Data Lapangan

Dalam tahapan ini konsultan perencana akan memulai kegiatan

perencanaan teknis ini dimulai dengan mobilisasi personil, alat kerja dan bahan

– bahan yang diperlukan.

Sebelum ke lokasi pekerjaan, Konsultan bersama – sama dengan Pelaksana

Teknis / Tim Supervisi Perencanaan (TSP) terlebih dahulu berkonsultasi dengan

Kepala DPUPKP Kab. Sleman mengenai segala hal yang berkaitan dengan

rencana pekerjaan yang akan ditangani.

Konsultan juga akan mengumpulkan data sebagai referensi pada saat

pelaksanaan survei dan untuk menunjang langkah-langkah proses perencanaan

lebih lanjut.

Pengumpulan data lapangan adalah berupa data sekunder yaitu data,

pengukuran dan pengamatan yang diperoleh dari instansi / pihak lain. Kegiatan

dan Data yang diperlukan dalam pekerjaan ini antara lain :

(a) Peta-peta dasar yang mencangkup area lokasi dan sekitarnya, seperti Peta

jaringan Jalan, Peta Topografi skala 1:250.000 – 1:25.000, Peta Geologi

Regional, Peta Rupa Bumi (yang merupakan peta topografi dan tata guna

lahan), Foto Udara dan peta-peta pendukung lainnya dapat dipakai untuk

KONSULTAN PERENCANA
E-16
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
menentukan trase secara garis besar dari beberapa alternatif trase bila ada

relokasi.

(b) Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait di sekitar

lokasi kegiatan.

(c) Mengumpulkan dan mempelajari laporan – laporan yang berkaitan

dengan wilayah yang dipengaruhi atau mempengaruhi jalan / jembatan

yang akan direcanakan seperti data kependudukan dan perekonomian,

sarana transportasi untuk mencapai lokasi, bahan-bahan yang tersedia

guna penentuan jenis konstruksi yang paling menguntungkan/sesuai dsb.

(d) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta, serta menarik

beberapa alternatif rencana as jalan dan/atau jembatan yaitu pada

alinyemen horizontal dengan dilakukan pengecekan alinyemen vertikal

sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi Standart Perencanaan

Geometrik Jalan.

(e) Membuat estimasi panjang jalan, jumlah dan panjang box culvert /

gorong-gorong dan bangunan pelengkap jalan lainnya yang mungkin akan

terdapat pada route jalan tersebut.

(f) Usulan dari DPUPKP Kab. Sleman / Pelaksana Teknis / TSP (bila ada).

b. Survey Lapangan

1. Survei Pendahuluan (Reconnaisance Survey)

- Umum

Survei pendahuluan bertujuan mengumpulkan data

pendukung yang dibutuhkan berdasarkan kondisi yang ada untuk

menetapkan trase yang diprioritaskan pelaksanaannya sebelum

melaksanakan survey detail dan mengumpulkan data lainnya untuk

melengkapi survey topografi, penyelidikan tanah, survey hidrologi,

KONSULTAN PERENCANA
E-17
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
survey lalu lintas, tanah dan material. Survei pendahuluan mengacu

kepada POS Survey Pendahuluan.

- Lingkup Pekerjaan

Sebelum ke lokasi pekerjaan, konsultan bersama- sama dengan

Pemimpin Pelaksana Kegiatan / Koordinator Pelaksana Teknis / TSP

/ PJOK harus lebih dulu berkonsultasi dengan Pejabat Pembuat

Komitmen mengenai segala hal yang berkaitan dengan rencana

pekerjaan yang akan ditangani. Konsultan wajib mengumpulkan

data-data yang diperlukan selengkap-lengkapnya mengenai kondisi

rencana yang berguna untuk menunjang langkah-langkah proses

perencanaan lebih lanjut. Data-data yang diperlukan meliputi, tetapi

tidak terbatas pada :

 Data curah hujan dan Irigasi

 Data banjir dan erosi

 Data kependudukan dan perekonomian.

 Bahan-bahan yang tersedia guna penentuan jenis konstruksi

yang paling menguntungkan / sesuai.

Survei pendahuluan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

1) Menyiapkan peta dasar yang berupa peta topografi skala 1 :

25.000 dan peta-peta pendukung lainnya peta geologi, tata

guna tanah, dll) yang akan dipakai untuk menentukan trase

secara garis besar dari beberapa alternative trase relokasi (bila

ada).

KONSULTAN PERENCANA
E-18
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
2) Mempelajari lokasi rencana trase serta daerah-daerah

sekitarnya dari segi geografis, kependudukan dan sosial

ekonomi secara umum.

2. Survei Topografi

- Umum

Pengukuran topografi adalah proses kegiatan pengumpulan data di

atas permukaan bumi yang selanjutnya data hasil ukuran

dipresentasikan dalam bentuk peta perencanaan dengan mengunakan

skala tertentu serta didokumentasikan dalam bentuk gambar dan file

computer.

Pengukuran topografi dilakukan sepanjang sumbu jalan dengan

mengadakan tambahan pengukuran detail (pengukuran khusus) pada

tempat yang memerlukan, misalnya di lokasi yang direncanakan

adanya relokasi atau perubahan alinyemen dan sebagainya. Pekerjaan

pengukuran topografi untuk perencanaan teknis jalan terdiri dari 4

(empat) bagian pekerjaan :

(1) Pekerjaan perintisan untuk pengukuran

(2) Pekerjaan topografi/pengukuran yang terdiri dari :

a. Pengukuran polygon utama untuk titik kontrol horizontal

berikut pemasangan tugu titik kontrol (BM = Bench Mark)

b. Pengukuran situasi

c. Pengukuran waterpass untuk penampang memanjang dan

melintang dan untuk titik control vertical pada patok BM

d. Pengukuran-pengukuran khusus

(3) Pekerjaan perhitungan dan penggambaran

(4) Pekerjaan digitasi dan computer

KONSULTAN PERENCANA
E-19
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
- Pekerjaan Perintisan Pengukuran

Pekerjaan perintisan yaitu merintis atau membuka sebagian daerah

yang akan diukur untuk pengukuran pemotongan melintang jalan,

sehingga pengukuran dapat berjalan lancar, tidak terhalang oleh

pohon, semak belukar atau tanaman lainnya. Peralatan yang dipakai

untuk perintisan adalah gergaji atau sejenisnya dan peralatan

konvensional (parang, kampak dan alat pendukung lainnya).

Untuk pekerjaan perencanaan teknis jalan berupa pelebaran terhadap

ruas jalan dengan lebar tertentu sesuai petunjuk Pejabat Pembuat

Komitmen. Pekerjaan perintisan atau menentukan trase untuk

pengukuran adalah berupa pematokan untuk jalur polygon maupun

untuk menentukan jalur jalan yang belum ada eksistingnya, sehingga

pengukuran dapat berjalan lancar.

Pekerjaan pengukuran topografi sedapat mungkin dilakukan sepanjang

as jalan (mengikuti koridor rintisan) dengan mengadakan pengukuran-

pengukuran tambahan pada daerah persilangan dengan sungai,

sehingga memungkinkan diperoleh as jalan sesuai dengan standar yang

ditentukan.

Sebelum melakukan pengukuran harus dilakukan pemeriksaan dan

kalibrasi alat yang baik dan sesuai dengan ketelitian alat serta

dibuatkan daftar hasil pemeriksaan dan kalibrasi alat tersebut.

Awal pengukuran dilakukan pada tempat yang mudah dikenal dan aman,

dibuat titik tetap (BM=Benc Mark) yang dilekatkan terhadap titik

triangulasi yang ada atau dibuat koordinat local dengan melihat

koordinat terdekat pada peta topografi. Awal dan akhir proyek

hendaknya diikatkan pada titik-titik tetap (BM)

KONSULTAN PERENCANA
E-20
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
- Pekerjaan Topografi/Pengukuran

Lingkup/daerah pengukuran

 Lokasi tertentu yang apabila diperlukan untuk diadakan

pemindahan jalur relokasi, lingkup daerah yang diukur

seperti tercantum dalam pengukuran khusus.

 100 (seratus) meter masing-masing ke sebelah kiri dan kanan

sepanjang jalan

 50 (lima puluh) meter masing-masing ke sebelah kiri dan kanan

dari rencana sumbu jalan (bila memungkinkan)

Ketentuan dan tata cara pelaksanaan pengukuran di lapangan dan

cara penggambarannya sebagai berikut:

(1) Pengukuran Titik Kontrol Horisontal

(a) Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dalam bentuk

polygon, azimuth diukur berdasar arah matahari dan

dicek ulang secara magnetis dengan alat ukur. Untuk

sungai dengan lebar lebih dari 100 m’ digunakan rangkaian

segitiga

(b) Sisi polygon atau jarak antar titik polygon maksimal 100

meter dan jarak ini diukur dengan pegas ukur (meteran) atau

alat ukur jarak elektronis

(c) Patok-patok untuk titik-titik polygon ini terbuat dari kayu

dan patok-patok untuk titik ikatnya terbuat dari beton

dengan ukuran sesuai butir (6) di bawah.

(d) Sudut-sudut polygon diukur dengan alat ukur theodolit

dengan ketelitian dalam second/detik terbaca yang

KONSULTAN PERENCANA
E-21
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
mudah/umum dipakai adalah theodolit jenis Wild T2 atau

yang setingkat)

(e) Ketelitian untuk polygon adalah sebagai berikut :

- Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10” kali akar

jumlah titik polygon (10√n)

- Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5” (lima

detik)

- Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal proyek

dan dan titik akhir pengukuran. Setiap pengamatan

matahari dilakukan dalam empat seri rangkap (8 biasa

dan 8 luar biasa) dengan interval waktu yang sama.

(2) Pengukuran Titik Kontrol Vertikal

a) Jenis alat yang dipergunakan untuk pengukuran ketinggian

adalah waterpass orde II

b) Pengukuran sipat datar mencakup semua titik pengukuran

(polygon, sipat datar dan potongan melintang) dan titik BM

c) Untuk pengukuran ketinggian dilakukan dengan double

stand (dua kali mendirikan alat) dengan perbedaan

pembacaan maksimum 2 mm

d) Batas ketelitian yang dicapai tidak boleh lebih besar dari

10√D (millimeter), dimana D adalah panjang pengukuran

(kilometer)

e) Rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik,

dalam pengertian pembagian skala yang jelas dan sama

KONSULTAN PERENCANA
E-22
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
f) Setiap kali pengukuran dilakukan 3 (tiga) pembacaan

benang tengah, benang atas dan benang bawah dalam satuan

millimeter

g) Kontrol pembacaan benang atas (BA), benang tengah (BT)

dan benang bawah (BB). Kontrol pembacaan 2BT = BA+BB

h) Referensi leveling menggunakan referensi lokal

(3) Pengukuran Situasi

a) Pengukuran situasi dilakukan dengan system atau cara

Tachymetri, yang mencakup semua obyek yang dibentuk

oleh alam maupun manusia yang ada di sepanjang jalur

pengukuran

b) Ketelitian alat yang dipakai adalah sudut horisontalnya

20” terbaca (sejenis dengan theodolit-To) atau yang lebih

teliti

c) Pengukuran situasi dilakukan pada titik pengukuran

penampang melintang

d) Pengukuran situasi daerah sepanjang rencana jalan

harus mencakup semua keterangan-keterangan atau

detail yang ada di daerah/lokasi sepanjang jalan

tersebut (dalam lingkup pengukuran)

e) Dalam pengambilan data perlu diperhatikan

keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yang cukup

sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar

f) Pada tempat persilangan dengan sungai atau perpotongan

dengan jalan lain, pengukuran harus diperluas (lihat

KONSULTAN PERENCANA
E-23
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
butir (5)) dan pengukuran perlu dilakukan dengan

tingkat kerapatan yang lebih tinggi

g) Patok awal dan akhir harus diambil dan dihitung

koordinatnya. Ini dimaksudkan untuk memperbanyak

titik referensi pada penemuan kembali sumbu jalan yang

direncanakan

h) Pada awal proyek dilakukan pengukuran situasi

sekitarnya meliputi geometric jalan yang sudah ada

i) Lebar pengukuran pada jalur lurus dan pegunungan

adalah dari batas kepemilikan lahan pada jalan yang ada

(eksisting) atau dari as rencana trase jalan baru

(rekolasi), ditambah lebar sampai dengan 50 meter ke kiri

dan ke kanan dari batas tersebut, sedangkan pada daerah

tikungan kearah luar 50 meter dan kearah dalam 75 meter

(jika memungkinkan) sedang pada daerah tikungan ke

arah luar dan ke arah dalam (jika memungkinkan)

j) Tempat-tempat sumber material jalan yang terdapat di

sekitar jalur pengukuran perlu diberi legenda/keterangan

di atas peta dan difoto (jenis dan lokasi material)

(4) Pengukuran Penampang Memanjang dan Melintang

Pengukuran penampang memanjang dan melintang

dimaksudkan untuk menentukan volume galian dan

timbunan serta pekerjaan lainnya yang diperlukan

(a) Pengukuran penampang memanjang jalan

- Pengukuran penampang memanjang dilakukan

sepanjang sumbu rencana jalan

KONSULTAN PERENCANA
E-24
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
- Peralatan yang dipakai untuk pengukuran penampang

sama dengan yang dipakai untuk pengukuran titik

control verikal (N12 atau yang mempunyai ketelitian

sama)

(5) Perhitungan dan Penggambaran Peta

(a) Perhitungan koordinat

Perhitungan koordinat polygon utama didasarkan pada titik-

titik ikat (BM) yang dipergunakan yaitu koordinat local.

Koreksi sudut diberikan tidak sama rata, melainkan pada sisi

yang lebih pendek diberikan koreksi yang lebih besar.

(b) Perhitungan sipat datar/waterpass

Perhitungan sipat datar/waterpass dengan 4 desimal

(ketelitian 0,5 milimeter) harus dilakukan control pada setiap

lembar halaman perhitungan, yaitu jumlah beda tinggi harus

sama dengan jumlah pembacaan benang tengah rambu

belakang dikurangi dengan jumlah pembacaan benang tengah

rambu muka.

(c) Perhitungan ketinggian detail

Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok yang

dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara

tachymetris.

(d) Penggambaran titik-titik polygon

- Penggambaran titik-titik polygon dengan skala 1:500

KONSULTAN PERENCANA
E-25
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
- Penggambaran titik-titik polygon harus didasarkan pada

hasil perhitungan koordinat. Penggambaran titik-titik

polygon tersebut tidak boleh secara grafis.

- Untuk titik-titik ikat (BM), atau titik-titik baru harus

dicantumkan koordinatnya (x,y,z).

(e) Penggambaran detail situasi

- Gambar ukur yang berupa gambar situasi harus digambar

berdasarkan titik-titik polygon dengan skala 1:500 dan

interval kontur 1 meter dengan notasi garis tebal setiap 5

meter. Gambar situasi dibuat dengan perbandingan

proporsional dengan menampilkan informasi umum di

sekitar jalan/jembatan tersebut.

- Ketinggian titik-titik detail harus tercantum dalam gambar

ukur begitu pula semua keterangan-keterangan yang

penting.

- Penulisan data ketinggian sampai dengan 2 desimal (sampai

dengan centimeter).

- Titik ikat atau titik mati serta titik baru harus dimasukkan

dalam gambar dengan diberi tanda khusus.

- Gambar rencana diplot di atas gambar situasi/layout dengan

letak jalan lama dan baru pada daerah cukup lebar sehingga

jelas kedudukan jalan yang akan ditangani dan untuk

membedakan dengan jalan yang ada (eksisiting) perlu

ditunjukkan dengan garis putus-putus.

KONSULTAN PERENCANA
E-26
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
(f) Penggambaran penampang

Penampang memanjang dan melintang baik untuk jalan dibuat

dengan skala sebagai berikut :

- Penampang memanjang dibuat dengan skala vertical 1:100

dan skala horizontal 1:1.000

- Penampang melintang dibuat dengan skala vertical 1:100

dan skala horizontal 1:100 dengan stationing setiap interval

25 meter di tikungan dan 50 meter di bagian lurus

Gambar rencana dikerjakan menggunakan computer dengan

menggunakan program AutoCAD. Hasil akhir gambar dicetak

pada kertas ukuran A1 dan A3, dan disajikan secara terpisah

pada Buku Gambar Rencana. Titik ikat atau titik-titik mati serta

titik-titik baru harus dimasukkan dalam gambar dengan diberi

tanda khusus, ketinggian titik-titik tersebut perlu dicantumkan

3. Penyelidikan Tanah dan Material

- Maksud dan tujuan

Maksud dari penyelidikan tanah dan material adalah peninjauan

terhadap peta geologi di sepanjang rencana dengan tujuan

memberikan informasi/gambaran secara menyeluruh mengenai :

(1) Tingkat stabilitas dan lingkungan sekitarnya

(2) Pengelompokan dan analisa jenis tanah dasar dan daya dukung

tanah dasar serta rencana subgrade

(3) Analisa jenis, volume dan lokasi quarry yang biasa dimanfaatkan

- Teknik Penyelidikan

KONSULTAN PERENCANA
E-27
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
Penyelidikan/pemetaan dilakukan dengan bantuan alat atau secara

visual serta penyelidikan laboratorium pada beberapa sampel yang

representative dalam rangka mencari parameter-parameter yang

diperlukan dalam analisa stabilitas perhitungan tebal perkerasan,

analisa daya dukung

Untuk mendapatkan data-data tersebut di atas, maka teknis penyelidikan

dibagi menjadi :

(1) Pengambilan data lapangan

Pengambilan data lapangan dimaksud untuk mengetahui perencanaan

irigasi secara keseluruhan dengan mengetahui kondisi lapangan secara

nyata sehingga dapat merencanakan sesuai keadaan di lapangan.

(2) Penyelidikan/Tes Laboratorium

Tes laboratorium dan analisa hasil tes dilakukan terhadap sampel

/ contoh tanah/batuan baik undisturbed (tidak terganggu/asli)

maupun disturbed (terganggu/tidak asli)

a. Pada contoh tanah asli penyelidikan/pengujian laboratorium

dimaksud untuk menentukan indeks dan structural properties

tanah, yaitu sebagai berikut :

 Besaran indeks

Dimaksudkan sebagai data untuk menetapkan klasifikasi,

konsistensi dan sensivity tanah. Data tersebut meliputi :

- Spesific gravity

- Bulk density

- Moisture content

KONSULTAN PERENCANA
E-28
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
- Atterberg limit

- Grain size analysis

 Besaran-besaran structural tanah

Pengujian diperlukan terhadap contoh antara lain :

- Triaxial compression test, unconsolidated undrained,

tes ini dimaksudkan untuk menentukan strength

properties dan hubungan stress strain daripada tanah

- Unconfined compressive strength/Point load test,

pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengukur

kekuatan tekan bebas suatu benda uji berbentuk

silinder dari tanah kohesif/batuan

- Direct shear test, pemeriksaan ini dimaksudkan untuk

menentukan kohesi dan sudut geser tanah

Data ini dapat digunakan untuk menentukan daya

dukung tanah

- Consolidation test, tes ini dimaksudkan untuk

mendapatkan besaran-besaran yang dapat digunakan

untuk perhitungan konsolidasi

(b) Pada contoh tanah tidak asli dilakukan pengujian

untuk memperoleh besaran indeks yang berupa data-data :

 Spesific gravity

 Bulk density

 Moisture content

 Atterberg limit

KONSULTAN PERENCANA
E-29
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
 Grain size analysis

(c) Analisa/tes laboratorium yang diperlukan terhadap

contoh tanah/material untuk rencana struktur perkerasan

jalan antara lain

 Specific gravity

 Volume weight

 Atterberg limit

 CBR

 Abration

 Compaction (standard modified)

 Grain size analysis

(d) Penyelidikan/pengujian laboratorium seperti tersebut di

atas dikerjakan berdasarkan spesifikasi ASTM/AASHTO

(e) Hasil-hasil analisa dan tes laboratorium tersebut harus

dilaporkan dengan disertai kesimpulan dan saran-saran

penggunaannya.

a. Perencanaan/Desain Teknis

1) Setiap koreksi atau komentar atas konsep detail perencanaan yang

disampaikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Penanggung Jawab

Operasional Kegiatan/Koordinator Pelaksana harus diperbaiki oleh

Konsultan, baik yang menyangkut perhitungan/analisa perencanaan

maupun gambar-gambar rencana.

2) Hasil perbaikan tersebut harus dilaporkan kembali kepada Pejabat

Pembuat Komitmen/Penanggung Jawab Operasional

KONSULTAN PERENCANA
E-30
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
Kegiatan/Koordinator Pelaksana dan dapat diproses lanjut apabila telah

dinyatakan bahwa konsep perencanaan akhir sudah memenuhi syarat.

3) Semua produk gambar, baik gambar hasil pengukuran topografi maupun

gambar-gambar lainnya yang dihasilkan termasuk gambar perencanaan

akhir harus menggunakan program AutoCAD.

4) Seluruh cetakan perencanaan akhir yang dibuat pada kertas standar

(ukuran A3) harus diserahkan oleh konsultan kepada Pemberi Tugas

dalam waktu yang telah ditetapkan

5) Semua catatan dan perhitungan pada survey lapangan dan semua kalkir

perencanaan ini harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat

Komitmen/Penanggung Jawab Operasional Kegiatan bersamaan dengan

penyerahan Perencanaan Akhir.

6) Gambar perencanaan akhir untuk jalan, terdiri dari:

a. Sampul luar (cover) dan sampul dalam

b. Lembar symbol dan singkatan

c. Lembar daftar volume pekerjaan

d. Denah, potongan memanjang,potongan melintang dan gambar

detail

e. Typical cross section skala 1:50 dilengkapi dengan detail konstruksi

perkerasan dan saluran samping

f. Plan dan profil dengan skala horizontal 1:500 dan vertical 1:100 dan

dilengkapi dengan detail situasi yang ada, letak dan tanda patok

kayu dan beton, letak dan ukuran gorong-gorong, tanda-tanda lalu

KONSULTAN PERENCANA
E-31
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
lintas, daerah yang kritis (longsor dll) serta patok beton dan patok-

patok yang dianggap perlu

g. Potongan melintang (cross section) jalan dengan skala horizontal

1:100, skala vertical 1:100 dan dibuat setiap jarak tersebut

h. Lembar gambar bangunan pelengkap lainnya (jika diperlukan)

i. Gambar kebutuhan luasan tanah yang diperlukan untuk

pelaksanaan dan diberi rincian mengenai kebutuhan luasan tanah

setiap kilometernya

e. Perhitungan Kuantitas dan Perhitungan Harga

i. Perhitungan kuantitas/volume pekerjaan fisik disajikan dalam bentuk :

a. Daftar volume pekerjaan disusun menurut mata pembayaran di dalam

dokumen kontrak

b. Volume pekerjaan tanah dihitung dari gambar cross section setiap 25-50

meter

Untuk jalan harus dihitung jumlah pekerjaan untuk tiap bagian dalam

kontrak pelaksanaannya dan diringkas dalam beberapa pekerjaan sebagai

berikut:

(a) Mobilisasi

(b) Pekerjaan tanah

(c) Lain-lain

ii. Perhitungan perkiraan biaya pekerjaan fisik meliputi antara lain :

(a) Perhitungan analisa harga satuan untuk setiap mata pembayaran utama

(b) Daftar harga satuan bahan dan upah (dilampirkan)

(c) Metode pelaksanaan (dilampirkan)

KONSULTAN PERENCANA
E-32
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
Perkiraan yang didapat dari analisa ini dibandingkan dengan proyek-proyek

sebelumnya atau pekerjaan sejenis di daerah itu. Apabila terjadi perbedaan,

maka harus dicari penyebabnya dan diadakan penelitian kembali sehingga

didapatkan harga yang sesuai untuk pekerjaan tersebut. Perkiraan biaya

pembebasan tanah (ROW) dan ganti rugi bangunan harus dibuat

berdasarkan harga satuan yang ditentukan oleh pemerintah untuk setiap

jenis penggunaan tanah dan bangunan.

Dalam menganalisa periode-periode pelaksanaan dan pembiayaan, maka

Konsultan harus menyiapkan jadwal proyek dengan jumlah biaya tahunan

yang diperlukan.

f. Penyiapan/Penyusunan Spesifikasi Teknis

Penyusunan spesifikasi teknik harus mengacu kepada gambar rencana dan

harus memperhatikan semua aspek pelaksanaan konstruksi serta dapat

menjelaskan secara rinci metode dan urutan pelaksanaan termasuk jenis dan

mutu material yang digunakan.

1. PELAPORAN

Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen adalah:

a. Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK), berisi:

Pedoman teknis proses pelaksanaan pekerjaan secara rinci untuk menjamin

mutu pelaksanaan pekerjaan yang diharapkan sesuai Kerangka Acuan Kerja

(KAK) ini.

b. Laporan pendahuluan memuat :

- Hasil pengumpulan data sekunder, primer.

- Hasil survay/Inventarisasi kerusakan bangunan dan saluran

- Hasil Koordinasi dengan stake holder yang terkait

KONSULTAN PERENCANA
E-33
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
- Hasil Pengukuran

- Usulan/Rencana penanganan

- Progres pekerjaan bulan pertama

Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku

c. Laporan Antara minimal memuat :

- Hasil diskusi pengumpulan data/survay

- Hasil draf desain bangunan dan saluran

- Skema Jaringan Irigasi

- Skema Bangunan

- Progres pekerjaan

Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku

d. Laporan Akhir

Gambar Perencanaan/DED/Gambar detail desain yang meliputi Skema

Jaringan dan Bangunan, Gambar Denah/peta situasi, Peta DI (geospasial),

Gambar cross section saluran/Gambar potongan, Gambar Detail Desain (detail-

detail dan dimensi), Gambar lain untuk memperjelas.

Perkiraan Anggaran Biaya (EngineeringEstimate Cost) yang dilengkapi

dengan analisa biaya, analisa teknis alat, bahan, dan tenaga.

Perhitungan volume (bill of quantity) yang dilengkapi dengan sketsa, ukuran

dan rincian perhitungan.

Analisa desain

Spesifikasi Teknis, memuat uraian secara rinci mengenai penggunaan / kriteria

/ standar yang dibutuhkan / diperlukan untuk mencapai kualitas konstruksi

yang akan dilaksanakan.

Metode Pelaksanaan menjelaskan cara atau langkah-langkah yang dilakukan

dalam pelaksanaan kegiatan.

KONSULTAN PERENCANA
E-34
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
Identifikasi jenis bahaya dan resiko K3, menjelaskan jenis pekerjaan yang bahaya

maupun beresiko dan tindakan bagaimana untuk mengantisipasinya.

e. Backup Data

Seluruh hasil pekerjaan disimpan (back up) dalam bentuk soft file di Dual Drive

OTG+Flesh 128 GB sebanyak 1 (satu) buah,

File yang diserahkan adalah file asli (Ms Word, Ms Excel, Auto Cad, lain-lain)

dan bentuk pdf

Semua dokumen laporan yang telah dijilid dimasukkan dalam box container

plastic ukuran 30 liter/menyesuaikan volume dokumen.

5.6 PROGRAM KERJA

Dalam melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan ini, konsultan telah

mempersiapkan rencana kerja yang disusun berdasarkan kerangka acuan kerja serta

berita acara dalam penjelasan pekerjaan / aanvoeling. Rencana kerja ini menjelaskan

setiap tahapan kegiatan secara urut mengenai seluruh proses kegiatan untuk

menghasilkan produk yang diharapkan. Rencana kerja tersebut digambarkan dalam

bagan alir dan skema kegiatan yang akan memudahkan untuk dipahami. Beberapa

jenis kegiatan yang akan dilakukan konsultan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut

yaitu :

a. Persiapan

Tahap ini merupakan dasar yang meliputi penyusunan metode pelaksanaan,

studi

b. Pelaksanaan Survey

c. Penyusunan Laporan-laporan

5.7 Fasilitas Penunjang

Konsultan Perencana perlu mempersiapkan fasilitas-fasilitas penunjang

pelaksanaan pekerjaan antara lain :

KONSULTAN PERENCANA
E-35
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
a. Unit computer

Alat ini digunakan menunjang kegiatan secara keseluruhan

administrasi dan teknis dan untuk menyimpan semua dokumen

pelaksanaan pekerjaan.

b. Printer

Alat ini digunakan untuk mencetak semua hasil kerja pelaksanaan

pekerjaan.

c. Laptop

d. Scanner

Alat ini digunakan untuk mengkopi dokumen yang mendukung

untuk pelaksanaan pekerjaan.

KONSULTAN PERENCANA
E-36
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA

e. Waterpass

Alat ini digunakan untuk mengetahui dan mengecek kedataran dari

bidang yang dikerjakan.

f. Theodolit

Alat ini digunakan untuk mengukur sudut di bidang horisontal dan

vertikal.

g. Jangka sorong

Alat ini digunakan untuk mengetahui dan mengecek diameter dari

bahan yang akan dipasang.

KONSULTAN PERENCANA
E-37
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA

h. Kamera

Alat ini digunakan untuk mengambil dokumentasi setiap tahap

pelaksanaan pekerjaan.

i. Alat ukur

Alat ini digunakan untuk mengambil data ukuran yang akan

dilaksanakan maupun yang sudah dilaksanakan.

j. Peralatan safety (K3)

Alat ini digunakan untuk menunjang setiap kegiatan yang

dilakukan untuk mendukung aspek keselamatan K3

KONSULTAN PERENCANA
E-38
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
1. Helm proyek

2. Kacamata

3. Sarung tangan

4. Sepatu

KONSULTAN PERENCANA
E-39
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
5. Body harness

6. Rompi

7. Masker

KONSULTAN PERENCANA
E-40
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
5.8 DAFTAR HASIL KERJA

NO URAIAN VOLUME KET.

1 Mobilisasi 1 orang Team Leader Jumlah


Personil 1 orang Ahli Teknik Perencanaan SDA/Ahli SDA personil
6 orang Surveyor = 12
2 orang Juru Gambar / Drafter
orang
1 orang Menghitung RAB / Estimator
1 orang Administrasi

2 Biaya Kantor 1. Alat Tulis Kantor (ATK) 1 Ls


2. Sewa Komputer dan Printer 1 Unit
3. Sewa Alat Survey (Alat Ukur, GPS, Kamera dll) 1 Ls
4. Perlengkapan Survey (Patok, Paku, Cat, Kuas dll) 1 Ls
5. Transportasi, Mobilitasi 1 Ls
6. Komunikasi 1 Ls
3 Pelaksanaan Selama pelaksanaan pekerjaan 2 bulan
Perencanaan
Pekerjaan
4 Laporan 1. Rencana Mutu Kontrak (RMK) 3 Buku
2. Laporan Pendahuluan 3 Buku
3. Laporan Antara 3 Buku
4. Laporan Akhir memuat : 3 Buku
a. Gambar Perencanaan/DED
b. Perkiraan Anggaran Biaya (Engineering Estimate
Cost)
c. Perhitungan volume (bill of quantity)
d. Spesifikasi Teknis
e. Metode Pelaksanaan
f. Identifikasi jenis bahaya dan resiko K3
5. Back Up Dara Dual Drive OTG+Flashdisk 128 GB 1 Buah

KONSULTAN PERENCANA
E-41
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA

START

Mobilisasi

Personil Bahan Alat

Check tidak

ya
Tahap Persiapan

DED Sand Trap Kali


Gendol
tidak
Check

ya

Review buku, pedoman dan


hasil studi terdahulu

Survei Pengumpulan
Data di Lapangan

tidak
Check

ya
A

KONSULTAN PERENCANA
E-42
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA

Identifikasi/Analisa data

Penyusunan Laporan-laporan
revisi

tidak
Check

ya
Penyusunan Laporan Akhir

revisi

Check

ya

Laporan Draft Awal

Konsultasi Laporan Draft


Awal

Laporan Akhir

END

KONSULTAN PERENCANA
E-43
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA
5.3 ORGANISASI DAN PERSONIL

Untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan sukses, konsultan harus

mempunyai suatu Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan yang efisien, efektif dan produktif.

Oleh karena itu perlu disusun struktur organisasi kerja yang menggambarkan hubungan

kerja antara pengguna jasa dan penyedia bertanggung jawab terhadap proses pelaksanaan

pekerjaan. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan antara pengguna jasa dan penyedia

jasa disajikan pada gambar 5.1.

Efektivitas dan efisensi dalam hubungan kerja antara pihak pengguna jasa dan pihak

penyedia jasa secara tidak langsung sangat mempengaruhi hasil akhir pekerjaan tersebut.

Oleh karena itu koordinasi melalui tata laksana struktur organisasi antara pengguna jasa

dan penyedia jasa adalah sangat penting.

Hubungan kerja tersebut dijelaskan sebagai berikut : penyedia jasa dalam hal ini

adalah tim ahli dari konsultan perencana akan bertanggung jawab penuh terhadap hasil –

hasil pekerjaan sedangkan pengguna jasa memberikan informasi dan petunjuk – petunjuk

yang berguna untuk pekerjaan yang berkaitan. Penyedia jasa dalam hal ini masing – masing

personil / staf ahli, staf teknisi dan staf penunjang mempunyai tugas dan tanggung jawab

sesuai dengan disiplin ilmunya.

KONSULTAN PERENCANA
E-44
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

GAMBAR 5.1. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

PENGGUNA JASA PT. MULTI CITRA GRAHA

TEAM LEADER Administrasi


TIM TEKNIS
Ir. Sudiyanto By Name

Ahli Teknik Perencanaan SDA / Ahli SDA


Ferry Setiyawan, ST

Surveyor Juru Gambar / Drafter Menghitung RAB / Estimator


By Name By Name By Name

Garis konsultasi
Garis perintah
Lingkup koordinasi

KONSULTAN PERENCANA
E-45
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – JADWAL PELAKSANAAN
PEKERJAAN

F. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Waktu pelaksanaan masing – masing jenis pekerjaan akan dituangkan dalam

sebuah jadwal pelaksanaan pekerjaan. Jadwal tersebut memuat jenis pekerjaan, waktu

dimulainya pekerjaan dan jangka waktu pelaksanaannya. Telah disampaikan dalam

Dokumen Kerangka Acuan Kerja bahwa jangka waktu pelaksanaan seluruh Pekerjaan

Belanja Modal DED Daerah Irigasi ABT Paket 3 ini, selama 60 (enam puluh) hari

kalender.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dijelaskan seperti dalam gambar 6.1.

berikut.

KONSULTAN PERENCANA
F-1
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

KEGIATAN BULAN KE KET


NO
1 2

1 Survey Pendahuluan

2 Survey Pengukuran/Topografi
3 Survey Perencanaan Irigasi
4 Survey Penyelidikan tanah
5 Survey Hidrologi dan Hidrolika
6 Penyusunan RAB & Dok. Pengadaan

7 Perencanaan dan Penyusunan Laporan

8 DED dan Dokumen Tender

9 Rencana Mutu Kontrak (RMK)

10 Laporan Pendahuluan

11 Laporan Antara
Laporan Akhir memuat :
a. Gambar Perencanaan/DED
b. Perkiraan Anggaran Biaya (Engineering
Estimate Cost)
c. Perhitungan volume (bill of quantity)
12
d. Spesifikasi Teknis
e. Metode Pelaksanaan
KONSULTAN PERENCANA
F-2
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

f. Identifikasi jenis bahaya dan resiko K3

Back Up Data Dual Drive OTG+Flashdisk 128


13
GB

KONSULTAN PERENCANA
F-3
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN

G. KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN


TENAGA AHLI
(PERSONIL INTI)
TENAGA
TENAGA
AHLI JUMLAH
AHLI LINGKUP POSISI
NAMA PERSONIL TETAP / URAIAN TUGAS ORANG
LOKAL / KEAHLIAN DIUSULKAN
TIDAK BULAN
ASING
TETAP
TENAGA INTI
Ir. Sudiyanto Tenaga Tenaga Ahli Sumber Team Leader  Memimpin seluruh kegiatan dan anggota tim dan menyusun 1,5 OB
Ahli Tetap Ahli Lokal Daya Air
Muda rencana kerja dan pembagian tugas kerja.

 Mengkoordinasikan seluruh kegiatan dan anggota tim.

 Memonitor seluruh kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang

dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga pendukungnya serta

melaporkan progres pekerjaan kepada pemberi kerja secara

berkala.

 Merumuskan kerangka berpikir dan metodologi analisis secara

menyeluruh.

 Memimpin pembahasan yang dilakukan bersama tim teknis

dan pihak terkait, termasuk dalam mengantisipasi

permasalahan /kendala penyelesaian pekerjaan.

 Memfasilitasi dan berpatisipasi aktif dalam setiap diskusi,

KONSULTAN PERENCANA
G-1
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN

rapat, maupun pertemuan dalam rangka pelaksanaan.

 Merumuskan konsep dan strategi penyelesaian pekerjaan dan

penyelesaian pelaporan.

 Bertanggung jawab atas kualitas produk perencanaan dan

penyelesaian seluruh pekerjaan dengan tepat waktu dan sesuai

yang diminta dalam KAK.

Ferry Setiyawan, ST Tenaga Tenaga Ahli Sumber Ahli Teknik  mengatur semua personil yang terlibat dalam pengumpulan 1 OB
Ahli Tetap Ahli Lokal Daya Air Perencanaan
Muda SDA/Ahli SDA data kondisi eksisting, menyediakan data primer dan sekunder

terkait dengan kondisi eksisting, menganalisa dan memberikan

usulan penanganan, melakukan identifikasi kemungkinan

pengembangan sistem Irigasi, mengkoordinir penggambaran

dan DED, membantu penyusunan substansi pelaporan sesuai

dengan bidang keahlianya dan mampu mempresentasikan

hasil pekerjaan yang menjadi ketugasannya.

TENAGA PENDUKUNG

By Name Surveyor  Melaksanakan survey pengukuran 6 x 1 OB

 mengumpulkan semua data yang dibutuhkan dari lapangan

dan bertanggungjawab atas ketelitian hasil yang didapat

tersebut.

KONSULTAN PERENCANA
G-2
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN

 Surveyor bertugas membantu tenaga ahli dalam

mengumpulkan data-data primer dan sekunder yang

dibutuhkan untuk melakukan analisis perencanaan.

By Name Juru Gambar /  Drafter harus menguasai AutoCAD, dapat bekerja dengan 2 x 1,5 OB

Drafter cepat dengan tingkat ketelitian yang tinggi dan mempunyai

pengalaman dalam bidang penggambaran gambar-gambar

teknis, seperti Irigasi dan design lainnya yang berhubungan

dengan pekerjaan perencanaan

 Drafter bertugas membantu tenaga ahli dalam membuat

gambar-gambar perencanaan.

By Name Menghitung RAB  melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan 1,5 OB

/ Estimator data harga satuan bahan dan upah, menyiapkan analisa harga

satuan pekerjaan, membuat perhitungan kuantitas pekerjaan,

membuat perkiraan biaya pekerjaan konstruksi, menyiapkan

dokumen pelelangan pekerjaan fisik serta harus menjamin

bahwa data, perhitungan analisa harga satuan dan

perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan adalah benar

dan akurat.

 Estimator bertugas membantu tenaga ahli dalam melakukan

KONSULTAN PERENCANA
G-3
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN

survey harga untuk penyusunan harga satuan pekerjaan dan

membantu perhitungan volume serta rencana anggaran biaya

(EE).

By Name Administrasi  Bertanggungjawab kepada ketua tim mengenai semua 1,5 OB

pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi.

 Mengarsip semua dokumen bersama dengan administrasi

perusahaan.

 Menyelesaikan pembuatan dokumen kontrak kegiatan

fasilitasi dan stimulasi termasuk pembuatan dokumen untuk

pengambilan terminj.

 Membantu menyelesaikan pembuatan dokumen kontrak

pekerjaan termasuk pembuatan dokumen untuk pengambilan

termijn.

 Administrasi bertugas membantu team leader secara

menyeluruh dalam urusan administrasi baik yang

berhubungan dengan perencanaan DED maupun administrasi

lainnya.

KONSULTAN PERENCANA
G-4
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – JADWAL PENUGASAN
TENAGA AHLI

H. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Waktu penugasan masing – masing tenaga ahli akan dicantumkan dalam sebuah

jadwal penugasan tenaga ahli agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu

pelaksanaan pekerjaan Belanja Modal DED Daerah Irigasi ABT Paket 3 yang ditentukan

sebanyak 60 (enam puluh) hari kalender. Jadwal penugasan tenaga ahli memuat beberapa

informasi penting diantaranya adalah nama personil dan posisi dalam tim konsultan

perencana, jangka waktu penugasan personil, dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.

Lebih lanjut mengenai jadwal penugasan personil tenaga ahli akan disajikan dalam

Tabel 8.1. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli.

KONSULTAN PERENCANA
H-1
PT. MULTI CITRA GRAHA
PENAWARAN TEKNIS – JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Tabel 8.1 JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Nama Perusahaan : PT. Multi Citra Graha

MASUKAN PERSONIL (bulan ke)


No NAMA PERSONIL OB
1 2

NASIONAL
TENAGA AHLI
1 Ir. Sudiyanto (Team Leader) 1,5 OB
Ferry Setiyawan, ST (Ahli Teknik
2 1 OB
Perencanaan SDA/Ahli SDA)
TENAGA PENDUKUNG
1 By Name (Surveyor) 6 x 1 OB
2 By Name (Juru Gambar / Drafter) 2 x 1,5 OB
3 By Name (Menghitung RAB / Estimator) 1,5 OB
4 By Name (Administrasi) 1,5 OB
SUB TOTAL 17,5 OB
ASING
1 --- -
SUB TOTAL -
TOTAL 17,5 OB

KONSULTAN PERENCANA
H-2
PT. MULTI CITRA GRAHA

Anda mungkin juga menyukai