Anda di halaman 1dari 11

PETUNJUK TEKNIS

PELAKSANAAN DAN DAFTAR


ISIAN PENGAMATAN
SALURAN IRIGASI MATARAM
A. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud pembuatan petunjuk teknis ini adalah untuk dijadikan pedoman
pelaksanaan kegiatan pelaksanaan kondisi fisik Saluran Irigasi Mataram. Tujuannya
adalah untuk memberikan petunjuk teknis pelaksanaan pengamatan kondisi fisik Saluran
Irigasi Mataram yang ditinjau persegmen dengan melakukan penilaian terhadap kondisi
bangunan air dan kondisi lingkungan di Saluran Irigasi Mataram dan sekitarnya.

B. TAHAPAN PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan pengamatan ini dibagi atas 2 tahapan yaitu pengukuran dan
pengamatan. (1). Tahap pengukuran dilakukan per segmen untuk mengetahui panjang
dan lebar segmen dalam satuan meter (m), (2). Tahap pengamatan dilakukan per segmen
secara detail untuk mengetahui kondisi fisik dan permasalahan yang ada mencakup
pengamatan mengenai kondisi dasar , kondisi bangunan air, kondisi perairan dan
penggunaan lahan sekitar. Adapun mekanisme kegiatan pada tahapan pelaksanaan
terlihat pada Gambar 1. Diagram alir pelaksanaan kegiatan pengamatan.

Peta Lokasi Kajian per Petunjuk Teknis Daftar Isian


Segmen skala 1:5.000 Pengamatan Kondisi Pengamatan

TAHAP PELAKSANAAN

Tahap Pengukuran Tahap Pengamatan

Panjang Lebar Tebal sedi- Kondisi Kondisi Keber- Penggunaan


Segmen (m) Segmen (m) mentasi (m) Bangunan Air sihan Perairan Lahan Sekitar

Evaluasi Hasil Pengamatan


Kondisi Fisik Saluran Irigasi
Mataram
Keterangan : Input Proses Output

Gambar 1. Digram Alir Pelaksanaan Kegiatan Pengamatan

Kondisi Fisik Saluran Irigasi Mataram


Masing-masing kegiatan pada diagram tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Penentuan Segmen dan Notasi Penggal
Populasi pada pengamatan ini yaitu Saluran Irigasi Mataram dan sekitarnya.
Saluran dibagi kedalam 9 (sembilan) segmen. Pembagian segmen sungai ditentukan
berdasarkan metode purposive sampling, yaitu dengan berbagai pertimbangan yang
ditentukan oleh peneliti berdasarkan karakteristik populasi yang telah ditentukan
pemenggalannya dengan pertimbangan adanya bangunan melintang seperti jembatan
atau jaring. Penentuan segmen tersebut dilakukan secara makro sehingga tidak menutup
kemungkinan apabila pada suatu segmen terdapat beberapa kenampakan yang berbeda
dapat dilakukan pemenggalan hingga menghasilkan profil penggal yang detail. Contoh
penentuan notasi segmen secara mikro dapat ditunjukkan pada Gambar 2.
 Garis warna merah menunjukkan
segmen Saluran Irigasi Mataram
yang akan diamati
 Garis warna kuning menunjukkan
pemenggalan segmen menjadi 2
penggal pengamatan
Gambar 2. Penentuan Notasi Penggal Pengamatan

2. Pengukuran Panjang dan Lebar Segmen


Penentuan segmen didasarkan atas pertimbangan kemudahan akses terutama untuk
pelaksanaan tahap pengukuran lebar segmen. Kemudahan akses yang dimaksud yaitu
adanya bangunan berupa jembatan yang melintang diatas Saluran Irigasi Mataram.
Pengukuran lebar dan panjang segmen dilakukan dengan
menggunakan alat berupa pita ukur dalam satuan meter.
Namun keterbatasan panjang pita ukur menghambat
pengukuran langsung karena pelaksanaannya tidak dapat
Lebar
menjangkau panjang segmen secara keseluruhan sehingga
pengukuran panjang segmen harus dilakukan bertahap.
Pengukuran panjang segmen dapat dilakukan dengan
Panjang
menggunakan tool measure di Software ArcGIS 10.2 atau
Avenza Maps.
Gambar 3. Profil Panjang dan Lebar Segmen Selokan Mataram
3. Pengamatan dan Pengukuran Tebal Sedimen
Sedimen merupakan material yang melayang-layang maupun yang terakumulasi
didasar sungai sebagai media pengangkutnya. Dalam hal ini pengukuran tebal sedimen
yang dimaksud adalah sedimen yang berada didasar sungai yang merupakan hasil
sedimentasi selama tidak dilakukannya proses normalisasi. Kasus sedimentasi di Saluran
Irigasi Mataram paling utama dikarenakan oleh adanya sampah yang dibuang masyarakat
kedalam Saluran Irigasi Mataram. Sampah yang tidak mampu terangkut aliran dengan
sempurna lalu menumpuk didasar dalam jangka waktu tertentu.
Pengukuran tebal sedimen dapat dilakukan di ujung setiap penggal menggunakan
alat konvensional berupa galah atau paralon dalam satuan centimeter (cm). Fakta di
lapangan bahwa tebal sedimen di satu titik pengukuran tidak dapat merepresentasikan
suatu penggal maka dari itu penentuan titik pengukuran tebal sedimen dilakukan pada
titik yang dianggap terpengaruh sedimentasi tinggi, misalnya ambang atau pintu bagi air.

4. Pengamatan Penggunaan Lahan Sekitar


Berdasarkan peta terlampir sudah dapat diketahui macam penggunaan lahan yang
berada disekitar penggal. Namun pengamatan ini bermaksud untuk memvalidasi hasil
interpretasi penggunaan lahan dari Citra sehingga dapat ditentukan penggunaan lahan
yang lebih detail. Apabila menjumpai penggunaan lahan berupa sawah/kebun/ladang
dapat disebutkan nama dari komoditas yang ada di lahan tersebut. Batasan istilah
mengenai macam penggunaan lahan ditampilkan pada Tabel 1. berikut.
Tabel 1. Macam Penggunaan Lahan dan Pengertiannya
Macam Penggunaan Lahan Pengertian
Permukiman Desa tipe permukiman yang belum mengalami gejala
pengkotaan yang ditandai dengan pola permukiman
yang jarang-jarang dan menggerombol serta
terdapat penggunaan lahan berupa sawah dan kebun
Kota tipe permukiman yang telah mengalami gejala
pengkotaan yang ditandai dengan pola permukiman
yang padat dan dijumpai berkembangnya sektor
jasa
Sawah Salah satu wujud pertanian di lahan basah yang
memerlukan banyak air
Kebun / pekarangan Suatu lahan yang berada di pekarangan rumah yang
dimanfaatkan untuk ditanami
Ladang Suatu lahan pertanian di lahan kering yang
diusahakan dan ditanami
Campuran Penggunaan lahan yang heterogenitasnya tinggi

5. Pengamatan Kondisi Bangunan Air


Saluran Irigasi Mataram yang membentang barat ke timur dari hulunya yaitu
Sungai Progo dan berakhir di Sungai Opak tersebut dilengkapi dengan berbagai macam
bangunan air yang menunjang fungsi utama Saluran Irigasi Mataram sebagai sumber air
warga dan irigasi pertanian. Oleh karena itu perlu dilakukan inventarisasi kondisi
bangunan air untuk dilakukan penilaian dan pemetakan bangunan air yang sudah ada.
Berbagai bangunan air yang dinilai kondisinya yaitu talud, tanggul, ambang, pintu bagi
air, jembatan, jaring sampah, tempat cuci dan tempat mandi hewan. Pengisian hasil
pengamatan pada ceklis dilakukan dengan mengisi sesuai fakta yang dijumpai di
lapangan yang dapat menggambarkan kondisi eksisting dari bangunan air tersebut.
Macam bangunan air di Saluran Irigasi Mataram ditunjukkan pada Tabel 2. berikut.
Tabel 2. Macam Bangunan air Saluran Irigasi Mataram
Macam Bangunan Air Gambar

Tanggul dan Talud Tanggul

Talud

Jembatan

Jaring Sampah
Ambang (weir)

Pintu sadap

Tempat mandi hewan

6. Pengamatan Kondisi Kebersihan di Saluran Irigasi Mataram


Kondisi kebersihan di Saluran Irigasi Mataram dinilai dengan Skala Likert dan
bersifat relatif dimulai dari bersih, kotor, hingga sangat kotor. Beberapa aspek yang
diamati untuk menilai kebersihan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a) Kebersihan sekitar Saluran Irigasi Mataram
Pada beberapa titik di sepanjang Saluran Irigasi Mataram tepatnya di kanan
dan kiri tanggul dijumpai tumpukan sampah baik keberadaannya secara tersebar
maupun sampah yang terakumulasi di TPS ilegal.
b) Kebersihan tanggul dan talud
Pada sepanjang Saluran Irigasi Mataram dapat dijumpai berbagai
kenampakan tanggul dan talud. Aspek penilaian kebersihan tanggul dan talud
dilihat dari keberadaan gulma air (rumput dan eceng gondok) maupun sampah yang
ada di kedua bagian tersebut. Apabila dilapangan hanya dijumpai salah satu dari
bagian tersebut maka penilaian tetap dilakukan pada satu bagian yang ada sesuai
kondisinya.
c) Kebersihan air
Penilaian kebersihan air dilihat dari ada tidaknya sumber pencemar terdekat
yang terletak di suatu segmen pengamatan. Sumber pencemar yang dimaksud dapat
berupa pipa pembuangan limbah maupun tumpukan sampah yang berpotensi
masuk ke aliran Saluran Irigasi Mataram. Pada kondisi tertentu akan terlihat kondisi
air yang bersih ditandai dengan tidak adanya pencemaran hingga kondisi air yang
sudah pada tingkat pencemaran yang tinggi karena adanya sumber pencemar dan
sampah yang masif.

7. Pengukuran Debit Metode Pelampung (sampel segmen)


Prinsip pengukuran dengan metode ini adalah kecepatan aliran diukur dengan
menggunakan pelampung, luas penampang basah (A) ditetapkan berdasarkan
pengukuran lebar permukaan air dan kedalaman air. Persamaan debit yang diperoleh
adalah :
Q=Ax k xU
Keterangan : Q = debit aliran (m3/dt)
A = luas penampang basah (m2)
U = kecepatan pelampung (m/dt)
k = koefisien pelampung

Nilai k tergantung dari jenis pelampung yang digunakan, nilai tersebut dapat dihitung
dengan menggunakan rumus (Y.B. Francis) sebagai berikut:
k = 1 – 0,116 ( √1 - α - 0,1)
Keterangan : α = kedalaman tangkai (h) per kedalaman air (d), yaitu kedalaman bagian
pelampung yang tenggelam dibagi kedalaman air.

Gambar 5. Sketsa Pembagian Jalur


Gambar 4. Sketsa Pengukuran
Lintasan Pelampung berdasarkan
Koefisien Pelampung
Lebar Sungai
DAFTAR ISIAN PENGAMATAN KONDISI FISIK SALURAN IRIGASI MATARAM

Jam/Tanggal : Koordinat X :
Lokasi/Desa : Y:

Sketsa Sampel Segmen Pengukuran Debit


*isilah pada tabel sesuai bentuk saluran yang menjadi sampel pengukuran debit

Tabel 1. Pengukuran Debit Aliran Dengan Bentuk Saluran Persegi


Q
Titik Jarak Lintasan Waktu Kedalaman Lebar A (t x a) U (L/T) Q
h (m) d (m) α (h/d) k rerata
Pengamatan (L) (m) (T) (s) air (t) (m) (a) (m) (m2) (m/s) (m3/s)
(m3/s)

Tabel 2. Pengukuran Debit Aliran Dengan Bentuk Saluran Trapesium


Jarak Lebar Lebar A Q
Titik Waktu Kedalaman α U (L/T) Q
Lintasan Perm. (a) dasar (b) ((a+b)/2)*t) h (m) d (m) k rerata
Pengamatan (T) (s) air (t) (m) (h/d) (m/s) (m3/s)
(L) (m) (m) (m) (m2) (m3/s)

3
Sketsa Memanjang Segmen Pengamatan

Tabel 3. Pengamatan Kondisi Fisik dan Kondisi Sekitar Saluran Irigasi Mataram

Notasi Penggal (*) I II III IV V


Panjang (m) (**)
Koordinat X
Y
Lebar (m)
Bentuk Saluran
Permukiman
Penggunaan Lahan kosong
lahan Sawah
sekitar Ladang
Campuran
Bersih
Kondisi
dasar Sedikit (cm)
(sedimen) Banyak (cm)
Bersih
Kondisi
Kotor
perairan
Sangat Kotor
(**)
diisi jika memungkinkan untuk diukur, jika tidak maka dapat diukur menggunakan tool measure di Software ArcGIS 10.2 atau Avenza Maps
Tabel 4. Pengamatan Jenis, Fungsi, dan Kondisi Bangunan Air di Saluran Irigasi Mataram

Jenis Koordinat
No. Penggal Lokasi Relatif Fungsi Kondisi
Bangunan Air X Y
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai