Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIK PERENCANAAN BANGUNAN PANTAI STUDI

KASUS DI PANTAI PASIR PADI PROV. BANGKA BELITUNG

Penutup

1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pasir Padi merupakan salah satu pantai menawan di Pulau bangka. Bagi warga
Pangkalpinang, kota berpenduduk sekitar 134.000 jiwa, Pasir Padi merupakan satu –
satunya tempat wisata pantai di kota itu. Kawasan wisata yang menghadap Laut Cina
Selatan tersebut memiliki sejumlah obyek wisata alam yang indah. Lebar pantainya
mulai dari sekitar 100 meter sampai 300 meter.

Bagian paling selatan pantai ini bersambung pula dengan Pantai Tanjung bunga yang
termasuk dalam wilayah Kabuapten Banga Tengah. Keindahan Pantai Pasir Padi tidak
berbeda dengan pantai lain yang menawan di seantero Pulau Bangka, pulau yang sejak
berabad – abad lalu dikenal dengan hasil tambang timah dan lada putihnya.

Pasir Padi sebenarnya bisa menjadi tujuan wisata utama karena lokasinya masih ebrada
di dalam kota. Pengunjung dari luar daerah atau mancanegara, baik yang tiba melalui
Depati umar maupun Pelabuhan Pangkalan Balam, bsia langsung ke pantai itu.
Wisatawan yang datang melalui Pelabuhan Muntok di Bangka Barat pun bisa langsung
ke Pasir Padi sebelum ke lokasi wisata pantai lainnya.

Keindahan PantaiPasir Padi akhirnya memang seperti terabaikan karena


pengelolaannya kurang bagus dan terjadi abrasi di beberapa tempat.

Saat ini terdapat suatu detail desain yang sudah ada, tetapai desain ini dilakukan pada
tahun 2004, sedangkan dinamika pantai menyebabkan perubahan kontur dan tentunya
justifikasi pengamanan pantai pada desain tahun 2004 harus diulang analisanya
mengingat proses hidro sedimentasi terjadi setiap saat setiap harinya.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN


Tujuan dari pekerjaan ini adalah :
 Mereview desain pengamanan pantai Pasir Padi;
 Melaksanakan pengukuran hidro-oseanografi, topografi, mekanika tanah dan/atau
geoteknik, serta pemodelan arus dan gelombang;
 Melakukananalisis dan perhitungan DetailDesain yang cermat dan tepat berdasarkan
kondisi terkini.
 Mempresentasikan detail desain dalam gambar desain sebagai acuan dalam
pekerjaan pelaksanaan.

Tujuan dari pekerjaan ini adalah menghasilkan output perhitungan yang akurat, dan
gambar detail desain, beserta dokumen – dokumen lainnya.

1
1.3 LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pantai Pasir Padi Kota Pangkal Pinang Provinsi Bangka Belitung.

Gambar 1Lokasi Pekerjaan

2
1.4 LINGKUP PEKERJAAN
Tabel 1Lingkup Pekerjaan

3
1.5 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Sesuai dengan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk pekerjaan ini maka
waktu pelaksanaan pekerjaan ini ditentukan 60 (Enam Puluh) hari kalender.

2 SURVEI PRIMER
Survei Primer yang dilakukan adalah survei topografi, survei batimetri, survei hidro-
oseanografi dan survei geoteknik. Pada Gambar 2 diperlihatkan lokasi dilakukannya
masing – masing survei.

Gambar 2Lokasi Survei Primer

2.1 SURVEI TOPOGRAFI


Pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperoleh data topografi yang akan digunakan
membuat rencana teknis rincidalam rangka pekerjaan Desain Perencanaan
penanggulangan pantai Pasir Padi di Kodya Bangka.

2.1.1 HASIL SURVEI TOPOGRAFI


Pelaksanaan pengukuran dimulai dengan pemasangan patok, pengukuran kerangka
dasar horizontal (Poligon), pengukuran kerangka dasar vertikal (Waterpass),
pengukuran dasar situasi (Tachimetri).

Bench Mark (BM) dan Control Point ( CP) sebagai titik kontrol di lapangan dipasang
pada setiap lokasi yang telah direncanakan.

BM untuk kerangka pengukuran, terbuat dari beton bertukang, berbentuk persegi


dengan ukuran 20x20 cm, dipasang sebanyak 10 (Sepuluh) buah, dan kemudian diberi

4
penomoran sesuai dengan lokasi yaitu BM.PP 0, BM.PP 1, BM.PP 2, BM.PP 3,
BM.PP 4, BM.PP 5, BM.PP 6.

Patok CP di tempatkan berpasangan dengan BM, patok CP dibuat dari pipa paralon
diameter 10 cm diisi dengan cor beton.

Daftar Koordinat dan elevasi BM dan CP seperti pada Tabel 2.

Tabel 2Koordinat BM dan CP

NAMA KOORDINAT ELAVASI


NO
BM DAN CP X Y Z (M LLWL)

1 BM. PP.0 630872.095 9765007.017 4.086


CP. PP.0 630896.483 9764952.297 3.906

2 BM. PP.1 630532.194 9765766.670 3.870

CP. PP.1 630465.104 9765917.503 4.031

3 BM. PP.2 630025.597 9766735.013 3.241

CP. PP.2 630025.531 9766735.072 3.740

4 BM. PP.3 629589.808 9767636.440 3.354

CP. PP.3 629562.517 9767670.907 3.583

5 BM. PP.4 629340.578 9767753.063 3.062

CP. PP.4 629421.779 9767748.543 3.073

6 BM. PP.5 628344.839 9769253.327 3.452

CP. PP.5 628329.018 9769269.835 3.604

7 BM. PP.6 629196.281 9770155.843 3.459

CP. PP.6 629201.485 9770172.514 3.618

Survei topografi pantai Pasir Padi telah dilakukan sepanjang 6.2 km Yang dibatasi
sebelah selatan mulai Tanjung Bunga sampai ke sebelah Utara Tanjung di sebelah
Timur muara Pangkal Balam.

5
Kondisi Topografi :

- Karakteristik pantai Pasir Padi merupakan berpasir halus warna abu-abu, terutama
mulai dari Tanjung Bunga kearah Utara sampai Muara Sungai Pasir Padi disebelah
Utara hotel Serata.

- Karakteristik Pantai dari muara sungai pasir padi sampai dengan muara sungai
pangkal balam merupakan pantai berlumpur, rawa-rawa yang ditumbuhi bakau.

- Dari muara sungai Pangkal Balam kearah Timur menuju kekampung air item (BM
PP.6) merupakan pantai berpasir.

- Propil pantai sangat landai, terutama dari BM.PP.0 sampai dengan Muara sungai
Pasir Padi. Pada waktu air surut daratan pantai jauh sampai kedepan jarak ± .meter
dari garis pantai.

- Tata guna lahan sepanjang pantai pasir padi dari BM.PP.0 kearah Utara sampai
dengan Hotel Serata merupakan pantai kawasan wisata. Belakang pantai sudah ada
jalan yang posisinya sejajar dengan garis pantai dibelakang jalan terdapat hotel,
café, rumah makan, mushola, warung-warung, tempat bilas mandi air laut, dan
Gazibu.

- Telah dilakukan upaya penanggulangan Erosi/Abrasi pantai mulai dari rumah


makan/ Café Napetone kearah Utara. Penanggulangan pantai yang dilakukan
dengan Revevment tembok laut, Blok-blok beton yang dipasang berjajar dan
tembok laut yang berbentuk gergaji.Sebagian konstruksi kondisinya sudah rusak.

- Pantai mulai dari BM.PP.2 ke utara sepanjang ……meter sedang dilakukan


pembangunan konstruksi penanggulangan pantai dari beronjong kawat yang diisi
dengan batu, bagian belakang konstruksi beronjong dibuat untuk area untuk tempat
parker.

- Pantai disebelah utara muara sungai Pasir padi merupakan Pantai hutan bakau,
dibelakang bakau sedang dibuat jalan dan jembatan.

- Pantai disebelah timur dimuara Pangkal Balam dibelakang pantai sudah ada jalan
tanah sampai kekampung Air Item .

Muara sungai Pasir Padi digunakan untuk keluar masuk perahu nelayan, sedangkan
muara sungai pangkal balam merupakan alur keluar masuk kapal menuju pelabuhan
pangkal Balam dan dermaga PLTU Pangkal Balam.

6
2.2 SURVEI BATIMETRI
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan peta bathimetri / keadaan laut
disekitarperairan pantai,yang akan digunakan dalam desain perencanaan
penanggulangan pantai Pasir Padi di Kodya Bangka.

2.2.1 HASIL SURVEI BATIMETRI


Survei Bathimetri pada lokasi Pantai Pasir Padi, Kab Minahasa Selatan dengan
Volume sepanjang garis pantai ke arah laut. Volume survei Bathimetri 10.6 m x 1 km.

Pengukuran dilakukan dengan interval 50 m, interval fix point setiap 20 m


manggunakan GPS map sounder

Hasil survei bathimetri merupakan peta bathimetri yang penggambaranya


digabungkan dengan gambar peta topografi. Kondisi bathimetri Perairan Pantai Pasir
Padi dijelaskan sebagai berikut :

- Pantai Pantai Pasir Padi mempunyai bentuk pantai yang lurus dan berada dalam
telukan yang dibatasi sebelah selatan Tanjung Bunga dan sebelah Utara Kampung
Air Item, garis pantai membentang dari Utara ke Selatan.

- Profil pantai landai, material pantai sebagian besar pasir halus dan lanau.

- Ada beberapa sungai yang bermuara ke Pantai Pasir Padi yaitu sungai Pasir Padi
dan sungai Pangkal Balam.

- Kondisi muara sungai cukup terbuka, tidak terjadi sedimentasi. Waktu kondisi air
laut pasang maupun surut masih bisa dilewati perahu.

- Didepan pantai antara BM. PP.0 dengan BM PP.1 terdapat pulau kecil jarak ± 100
meter dari pantai. Pada kondisi air surut pulau tersebut cukup jelas terlihat
sedangkan pada kondisi air pasang yang muncul hanya batu-batu dan pohon-pohon
saja.

Sepanjang pantai kondisi bathimetri bervariasi sebagian landai dan sebagian besar
landai.

2.3 SURVEI HIDRO-OSEANOGRAFI


Survei hidro-oseanografi ini terdiri dari surveipasang surut, survei arus dan
pengambilan sampel sedimen dasar laut.

7
2.3.1 HASIL ANALISIS PASANG SURUT
Lokasi pekerjaan secara administrasi berada pada wilayah Kodya Bangka yang secara
Administratif :
Kelurahan : Air Item
Kecamatan : Pasir Padi
Kodya : Pangkal Pinang
Propinsi : Bangka Belitung
Survei di Pantai Pasir Padi dilaksanakan selama 15 (lima belas) hari dari tanggal 18
November 2012 sampai dengan 2 Desember 2012. Survei dilakukan dengan interval
waktu pengamatan setiap satu jam. Pada Gambar 3 diperlihat grafik pasang surut
hasil survei dan pada Tabel 3 diperlihatkan elevasi muka air pada lokasi pekerjaan.

Gambar 3Grafik Pasang Surut

Tabel 3Elevasi Muka Air

ELEVASI ( cm )
NO POSISI
PEILSKAL LLWL = 0.00

1 High Highest Water Level ( HHWL) 256.55 2.431

2 Mean High Water Spring ( MHWS ) 236.55 2.221

3 Mean High Water Level ( MHWL ) 214.67 2.201

4 Mean Sea Level ( MSL ) 136.40 1.229

5 Mean Low Water Level ( MLWL ) 50.46 0.37

6 Mean Low Water Spring ( MLWS ) 23.46 0.175

7 Lowest Water Spring ( LWS ) 13.46 0.00

8
2.3.2 PENGUKURAN ARUS
Survei Arus sebanyak 2 titik selama 2 x 26 jam tidak simultanyaitupadasaat pasang
purnama dan pasang perbani. Data yang diambil adalah data magnitude dan arah tiap
jam-nya pada kedalaman 0,2d ; 0,6d dan 0,8d. Pengukuran arah dan kecepatan arus
dilakukan minimal selama 25 jam secara terus menerus. Data arus mencakup
kecepatan dan arah arus, pola arus near shore dan polaarus litoral. Pada Tabel 4 dan
Tabel 5 diperlihatkan data kecepatan dan arah arus pada lokasi pekerjaan.

Tabel 4Data Kecepatan dan Arah Arus Lokasi Pantai Pasir Padi (Spring Tide)

9
Tabel 5 Data Kecepatan dan Arah Arus Lokasi Pantai Pasir Padi (Neap Tide)

2.3.3 PENGUKURAN SEDIMEN DASAR DAN MELAYANG


 Pengambilan sampel sedimen Iayang untuk 5 (lima) titik, yaitu masing-masing 1
titik di tiap lokasi. Pengambilan sampel dilakukandi 3 kedalaman;yakni kedalaman
0.2d, 0.6d dan0,8d dimana d adalah perkiraan kedalaman perairan di lokasi.
Pengambilan sampel dasar ini menggunakan metode komposit.
 Pengambilan sampel sedimen dasar di 5 (lima) titik, yaitu masing-masing 1 titik di
tiap lokasi. Pengambilan sampel sedimen ini menggunakan bottom grabber.
 Keluaran :
- Konsentrasi sedimen untuk sedimen layang dan
- Analisis grain size untuk sedimen dasar

10
Pada Tabel 6 dan Tabel 7 ditunjukkan hasil survei untuk sedimen dasar dan sedimen
layang pada lokasi pekerjaan.

Tabel 6Hasil Analisa Sedimen Dasar

Tabel 7Hasil Analisa Sedimen Layang

11
Dari hasil survei yang dilakukan oleh Konsultan diperoleh gambaran bahwa
sedimentasi terjadi di perairan Pantai Pasir Padi adalah yang berasal dari laut yang
terbawa arus dan gelombang ke darat, dan dari lokasi pantai yang tererosi dan terbawa
oleh arus sejajar pantai.

Dari hasil analisis contoh sedimen diperoleh gambaran bahwa sedimen dasar di
perairan pantai lokasi sepanjang pantai untuk setiap lokasi dijelaskan Tabel 8di bawah
ini :

Tabel 8Kondisi Sedimen Dasar Pada Lokasi Pekerjaan

No Lokasi Sedimen Dasar Pantai

1 BM.PP 0 Lanau Kasar s/d Pasir Kasar

2 BM.PP 1 Lanau Kasar s/d Pasir Kasar

3 BM.PP 2 Lanau Kasar s/d Kerikil

4 BM.PP 3 Lanau Kasar s/d Pasir Kasar

5 BM.PP 4 Lanau Kasar s/d Pasir Kasar

6 BM.PP 5 Lanau Kasar s/d Kerikil

7 BM.PP 6 Lanau Kasar s/d Pasir Kasar

8 ARUS 1 Lanau Kasar s/d Pasir Kasar

9 ARUS 2 Lanau Kasar s/d Pasir Kasar

2.4 SURVEI GEOTEKNIK


Lingkup dan volume pekerjaan geologi teknik ini mencakup sebagai berikut :

 Survey Geologi Bawah Permukaan :

o Bor dangkal (hand auger): 3 titik

o Sondir : 3 titik

 Test Laboratorium Mekanika Tanah

Pada Tabel 9 berikut ditunjukkan lokasi survei geoteknik. Pada Tabel 10 dan Tabel 11
akan ditunjukkan lokasi dilakukannya bor dangkal dan sondir.

12
Tabel 9Lokasi Survei Geoteknik

Koordinat Elevasi
Titik Lokasi
X (m) Y (m) Z (m)
BT1/S1 Pantai Pasir Padi 0207'27.89" LS 106010' 34.89" BT -
0 0
BT2/S2 Pantai Pasir Padi 02 6'50.53" LS 106 10' 18.02" BT -
0 0
BT3/S3 Pantai Pasir Padi 02 6' 14.04" LS 106 10' 2.01" BT -

Tabel 10Lokasi Bor Dangkal

Titik Bor Lokasi Kedalaman US/DS

(m)

BT-1 Pantai Pasir Padi 4 2

BT-2 Pantai Pasir Padi 4 2

BT-3 Pantai Pasir Padi 4 2

Jumlah 20 6

Tabel 11Lokasi Sondir

Titik Lokasi Kedalaman Ket


Sondir (m)
S1 Pantai Pasir Padi 5,20 Qc = 200 kg/cm2
S2 Pantai Pasir Padi 5,80 Qc = 200 kg/cm2
S3 Pantai Pasir Padi 5,00 Qc = 200 kg/cm2
Jumlah -

2.4.1 HASIL PENYELIDIKAN LAPANGAN


Penyelidikan lapangan yang dilakukan adalah penyelidikan dengan menggunakan
sondir dan hand boring. Penyelidikan lapangan bertujuan untuk mengetahui struktur
tanah secara makroskopis, pendugaan lapisan lunak, karakteristik fisik tanah, dan
mekanika tanah.

Hasil penyelidikan lapangan disajikan dalam format tabel untuk kemudian dianalisis.
Contoh hasil penyelidikan dengan sondir dan hand boring, dapat dilihat pada Tabel
12 dan Tabel 13.

13
Tabel 12Contoh Deskripsi Lapisan Tanah Hasil Boring Dangkal

Tabel 13Contoh Deskripsi Lapisan Tanah Berdasarkan Data Hasil Sondir

Sondir Kedalaman qc Kepadatan


(m) (kg/cm2)
S1 0.20 – 2.20 14 – 35 Sangat lepas - lepas
2.40 – 4.20 43– 112 Sedang
4.40 – 5.00 126 – 175 Padat
> 5.20 200 Sangat Padat

S2 0.20 – 2.40 12 – 33 Sangat lepas - lepas


2.60 – 4.80 41– 115 Sedang
5.00 – 5.60 127 – 165 Padat
> 5.80 200 Sangat Padat

S.3 0.20 – 1.80 10 – 35 Sangat lepas - lepas


2.00 – 4.20 46– 120 Sedang
4.40 – 4.80 137 – 170 Padat
> 5.00 200 Sangat Padat

Berdasarkan bor dangkal dan data sondir lapisan tanah di lokasi rencana bangunan
dominan berupa pasir, klasifikasi tanah berupa SP. Kepadatan tanah dari permukaan
hingga di kedalaman 3 m cenderung sangat lepas hingga sangat lepas, dengan tekanan

14
konus qc < 40 kg/cm 2. Lapisan tanah sangat padat dengan qc = 200 kg/cm 2, dijumpai
pada kedalaman 5 meter hingga lebih.

2.4.2 HASIL UJI LABORATORIUM


Sampel tanah hasil bor inti umumnya adalah material terganggu (DS), data sampel
yang diperoleh sebagai berikut :

Tabel 14Data Pengambilan Sampel Tanah Bor Int

Titik Bor Lokasi Kedalaman US/DS


BT-1, BT2, BT-3 Pantai 4m 6

Data ringkasan hasil tes laboratorium mekanika tanah terhadap material sampel yang
diperoleh disajikan di bawah ini.

Tabel 15Data Ringkasan 1 Hasil Tes Lab Mekanika Tanah

Tabel 16Data Ringkasan 2 Hasil Tes Lab Mekanika Tanah

Dimana :

WC : WaterContent, atau disebut juga sebagai moisture content adalahperbandingan


berat kandungan air dengan berat tanah dalam suatu volume tertentu.

SG : Specific Gravity, adalah perbandingan antara berat satuan butir tanah dengan
berat satuan air.

γd : Dry unit weight, adalah berat satuan unit tanah, tidak termasuk berat air.

γw : Unit weight of water, adalah berat satuan air.

15
LL : Liquid Limit, adalah kandungan air dalam tanah pada saat tanah mengalami
transisi dari keadaan plastis ke keadaan cair (liquid). Liquid Limitdiberikan
dalam bentuk persentase (%).

PL : Plastic Limit, adalah kandungan air dalam tanah pada saat tanah mengalami
transisi dari keadaan semi padat ke keadaan plastis. Plastic Limit diberikan
dalam bentuk persentase (%).

Φ : Sudut geser tanah (o).

C : Kohesi tanah yang sebenarnya.

2.4.3 RENCANA BAHAN BANGUNAN


Untuk rencana bahan tanah timbunan atau bahan batuan pada lokasi pekerjaan di
Pantai Pasir Padi memiliki jumlah yang terbatas.

3 KONSEP DESAIN

3.1 ANALISIS GELOMBANG RENCANA


Untuk mendapatkan nilai gelombang rencana di laut dalam, beberapa analisa harus
dilakukan yaitu:

3.1.1 ANALISIS DATA ANGIN


Data angin yang digunakan untuk melakukan hindcasting di lokasi proyek adalah data
angin selama 20 tahun antara 1991-2010 dari stasiun pengamat cuaca Pangkal Pinang.

Distribusi kecepatan dari delapan arah mata angin tersebut disajikan pada Tabel 17
berikut ini.

Tabel 17Disitribusi Kecepatan Angin Berdasarkan Data Angin Pangkal Pinang (1991-2010)

16
Nilai kecepatan angin ekstrim untuk masing-masing periode ulang dapat dilihat pada
Tabel 18.

Tabel 18Nilai Kecepatan Angin Ekstrim Berdasarkan Data Angin Pangkal Pinang (1991-2010)

Gambar 4Grafik Prediksi Data Kecepatan Angin

Gambar 4 berupa grafik prediksi data kecepatan angin. Sementara angka-angka


statistik pada Tabel 17 dan Tabel 18 dapat disajikan secara visual dalam bentuk
windrose seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5 berikut ini.

17
Gambar 5Windrose Total Berdasarkan Data Angin Pangkal Pinang Tahun 1991-2010

Dapat dilihat bahwa angin dominan terjadi dari arah selatan dengan persentase
kejadian adalah ±11%. Arah tenggara dengan persentase ±10%. Arah timur dengan
persentase ±10%.

3.1.2 HINDCASTING
Fetch menurut definisi adalah daerah pembentukan gelombang. Gelombang
memerlukan daerah untuk dapat dibentuk oleh angin. Semakin panjang daerah
pembentukannya, semakin besar pula gelombang yang dihasilkan oleh suatu angin
dengan kecepatan tertentu, sampai gelombang itu mencapai kondisi yang tetap (fully
developed).

Daerah pembentukan gelombang dibagi dalam 8 (delapan) arah mata angin utama.
Setiap mata angin utama memiliki 9 (sembilan) garis fetch dengan sudut antaranya 5o.
Garis fetch ditarik dari titik pembentukan gelombang hingga menyentuh daratan
(pulau).

Berikut adalah titik fetch yang diambil untuk lokasi pekerjaan disajikan pada Gambar
6 di bawah ini.

18
Gambar 6Titk Fetch untuk Pantai Pasir Padi

Dari hasil hindcasting ini, kita dapat memperoleh harga tinggi gelombang ekstrim
perioda ulang 2, 3, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun. Selain harga tinggi gelombang
ekstrim, kita juga dapat melihat distribusi arah dan tinggi gelombang datang serta
persentase kemungkinan terjadinya.

Distribusi tinggi gelombang di pantai Pasir Padi dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19Persentase Kejadian Gelombang pada Bulan Januari – Desember (1991-2010) di Lepas Pantai
Pasir Padi Diramal Berdasarkan Data Angin Pangkal Pinang

Tinggi Gelombang (m)


Arah
< 0.5 0.5-1.0 1.0-1.5 1.5-2.0 2.0-2.5 > 2.5 Total
Utara 2.842 1.278 0.623 0.408 0.171 0.050 5.37
Timur Laut 2.153 0.870 0.264 0.106 0.018 0.002 3.41
Timur 3.639 3.049 1.477 0.530 0.239 0.092 9.03
Tenggara 5.267 2.680 0.868 0.351 0.217 0.193 9.58
Selatan 6.568 2.989 0.671 0.193 0.072 0.065 10.56
Barat Daya 1.264 0.076 0.009 0.000 0.000 0.000 1.35
Barat 3.010 0.561 0.030 0.004 0.000 0.000 3.61
Barat Laut 2.639 0.568 0.177 0.072 0.037 0.017 3.51
Bergelombang = 46.41

19
Tidak Bergelombang (calm) = 51.93
Tidak Tercatat = 1.66
Total = 100.00
Pada Gambar 7 diperlihatkan grafik prediksi tinggi gelombang yang terjadi di Pantai
Pasir Padi.

Gambar 7Grafik Prediksi tnggi Gelombang di Pantai Pasir Padi

20
Pada Gambar 8 diperlihatkan grafik perbandingan antara tinggi gelombang yang
terjadi dengan periode gelombang yang terjadi di Pantai Pasir Padi.

Gambar 8Grafik H (Tinggi Gelombang) vs T (Perioda Gelombang) Pantai Pasir Padi

Gambar 7 dan Gambar 8 berupa grafik prediksi tinggi gelombang dan grafik H vs T.
Angka-angka statistik pada Tabel 19dapat disajikan secara visual dalam bentuk
waverose seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9di bawah ini.

21
Gambar 9Waverose Total Tahun 1991-2010 di Lepas Pantai Pasir Padi

Dapat dilihat bahwa gelombang dominan terjadi dari arah selatan dengan persentase
kejadian adalah ±11%. Arah tenggara dengan persentase ±10%. Arah timur dengan
persentase ±10%.

3.1.3 ANALISA HARGA GELOMBANG EKSTRIM


Tinggi gelombang rencana yang diperlukan sebagai data input dalam analisis
gelombang selanjutnya diperoleh dengan cara sebagai berikut:

1. Dari hasil peramalan gelombang, diambil tinggi gelombang yang terbesar dengan
periodanya untuk tiap arah, tiap tahun.

2. Dilakukan analisis harga ekstrim berdasarkan data gelombang terbesar tahunan per
arah yang telah tersusun dari langkah sebelumnya. Dengan cara analisis harga
ekstrim yang didasarkan pada tinggi gelombang ini, maka informasi mengenai
perioda gelombang hilang dalam langkah selanjutnya.

22
3. Analisis frekuensi gelombang rencana dengan metode yang digunakan terdiri dari
beberapa distribusi yaitu Log Normal, Log Pearson III, Pearson III dan Gumbell.
Analisis frekuensi adalah kejadian yang diharapkan terjadi, rata-rata sekali setiap N
tahun atau dengan perkataan lain tahun berulangnya N tahun. Kejadian pada suatu
kurun waktu tertentu tidak berarti akan terjadi sekali setiap 10 tahun akan tetapi
terdapat suatu kemungkinan dalam 1000 tahun akan terjadi 100 kali kejadian 10
tahunan.

4. Pemilihan distribusi yang sesuai dari beberapa distribusi tersebut untuk


memberikan nilai gelombang rencana.

Hasil analisis harga gelombang ekstrim dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20Nilai Ekstrim Tinggi Gelombang di Pantai Pasir Padi (Metode Gumbel)

Periode Ulang Nilai Ekstrim


(Tahun) Tinggi Gel. (m)

1 2.48
2 2.78
3 3.08
5 3.41
10 3.83
25 4.35
50 4.75
100 5.13
200 5.52

3.2 IDENTIFIKASI KERUSAKAN PANTAI

3.2.1 ARAH ANGKUTAN SEDIMEN


Gelombang datang ke pantai dengan sudut datang tertentu akan pecah di dekat pantai
menimbulkan radiation stress yang membangkitkan arus.Arus dari gelombang yang
datang oblique akan diuraikan menjadi komponen tegak lurus dan sejajar pantai.

23
Gambar 10Ilustrasi Mekanisme Gelombang

Angkutan sedimen sejajar pantai dapat terlihat apabila dalam suatu pantai terdapat
struktur yang menghalangi laju transpor seperti groin/krib. Struktur ini dapat
mengakibatkan terjadinya sedimentasi di satu sisi dan erosi di sisi yang lainnya. Hal
itu dapat dilihat jika terdapat bangunan yang tegak lurus garis pantai atau jika
terdapat daerah tanjung.

Gambar 11Ilustrasi Mekanisme Arah Angkutan Sedimen Sejajar Garis Pantai

Selain dari arah sejajar pantai, arus dari gelombang yang datang oblique akan
diuraikan menjadi komponen tegak lurus. Komponen tegak lurus pantai menyebabkan
turbulensi yang mengubah penampang melintang pantai.

24
Gambar 12Ilustrasi Mekanisme Arah Angkutan Sedimen Tegak Lurus Garis Pantai

Di Pantai Pasir Padi, gelombang dominan masing – masing ±10% berasal dari arah
selatan, timur dan tenggara, sesuai dengan waverose.

Gambar 13Gambar Lokasi Pekerjaan Pantai Pasir Padi

Berdasarkan data waverose yang didapatkan dari hasil hindcasting, didapatkan bahwa
gelombang dominan ±11% dari arah selatan, ±10% dari arah tenggara dan ±10% dari
arah timur. Di lokasi pekerjaan ditemukan tanda – tanda terjadinya erosi akibat adanya
transpor sedimen tegak lurus pantai (cross shore transport).

25
3.2.2 JENIS PANTAI
Pada dasarnya, pantai terdiri dari 2 jenis jika dilihat dari tingkat kemiringan/slope
pantai yaitu pantai reflektif dan pantai disipatif. Pantai reflektif adalah pantai yang
memiliki slope curam sedangkan pantai disipatif memiliki slope yang landai.

Pada pantai reflektif,proses disipasi tidak terjadi dalam bentuk pengikisan pantai/erosi
karena energi gelombangyang datang menghantam pantai sebagian besar terpantulkan
kembali oleh pantai ke laut.

Pada pantai disipatif sebaliknya, disipasi energi gelombang terjadi dalam bentuk
erosi/pengikisan pasir pantai, jadi energi gelombang yang datang sebagian besar
‘diserap’ oleh pantai dalam bentuk pengikisan pasir.

Gambar 14Ilustrasi Jenis Pantai Berdasarkan Kemiringan

Pada lokasi pekerjaan, yaitu Pantai Pasir Padi, merupakan Pantai Disipatif (landai).
Energi gelombang yang datang, sebagian besar akan “diserap” oleh pasir pantai yang
mengakibatkan erosi/pengikisan pantai. Kelandaian pada lokasi pekerjaan dapat
dilihat dari hasil pemetaan batimetri.

26
3.2.3 STRUKTUR EKSISTING
Pada Pantai Pasir Padi terdapat beberapa struktur eksisting yaitu tembok laut/seawall
dan revetment.
Seawall pada Pantai Pasir Padi sudah berada dalam keadaan tidak baik (sudah rusak),
hal ini ditunjukkan dengan adanya penggerusan pada bagian kaki dari struktur
tersebut. Seawall pada Pantai Pasir Padi juga tidak memiliki elevasi yang cukup, hal
ini ditunjukkan dengan adanya limpasan air pada saat laut pasang. Selain itu, pada
beberapa bagian pantai, pada bagian belakang struktur seawall justru terjadi abrasi.
Sehingga struktur – struktur pengaman pantai tersebut sudah tidak berfungsi sama
sekali. Pada Gambar 15dan Gambar 16akan ditunjukkan struktur seawall eksisting.

Gambar 15Kondisi Seawall Pada Pantai Pasir Padi

Gambar 16Kondisi Kaki Seawall Pada Pantai Pasir Padi

27
Revetment pada Pantai Pasir Padi terbuat dari bronjong batu yang diikat oleh kawat.
Pada awalnya struktur ini akan mendisipasi gelombang yang datang, namun lama
kelamaan kawat yang mengikat akan mengalami korosi (karat) sehingga akan terputus
yang mengakibatkan batu – batu penyusun akan runtuh. Hal ini akan membuat
struktur tersebut nantinya akan tidak berguna. Pada Gambar 17akan ditunjukkan
struktur revetment yang terdapat di Pantai Pasir Padi.

Gambar 17Kondisi RevetmentPada Pantai Pasir Padi

3.2.4 KETERSEDIAAN MATERIAL


Pada lokasi pekerjaan di Pantai Pasir Padi, terdapat ketersediaan batu namun dengan
jumlah yang terbatas.

3.3 PEMILIHAN ALTERNATIF PENGAMAN PANTAI


Pengamanan pantai yang akan diterapkan sangat bergantung kepada kondisi setempat,
penyebab kerusakan, masukan-masukan dari institusi terkait dan para stakeholder.
Untuk Pantai Pasir Padi, terdapat 4 alternatif yang diusulkan, alternatif tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Bangunan Pantai dengan Revetmen Batu
2. Bangunan Pantai dengan Revetmen Blok Beton ( kubus)
3. Bangunan Pantai dengan Offshore Breakwater Batu.
4. Bangunan Pantai dengan Offshore Breakwater Blok Beton.

28
4 DETAIL DESAIN
4.1 PERHITUNGAN DETAIL DESAIN UNTUK ALTERNATIF 1
Jenis struktur yang direncanakan adalah timbunan pasir dengan revetment geobag,
breakwater, dan jogging track.Timbunan akan diletakkan sepanjang 30 meter dari garis
pantai hingga revetment. Revetment akan diletakkan sejajar pangtai dengan jarak 30
meter dari garis pantai dengan material penyusun Geobag dan breakwater akan
diletakkan dengan jarak 110 meter dari garis pantai dengan dengan material penyusun
kubus beton.

4.1.1 PERHITUNGAN STRUKTUR BREAKWATER


Struktur yang akan direncanakan adalah breakwater dengan armor kubus beton yang
diletakkan pada jarak 110 meter dari garis pantai. Langkah-langkah perhitungan
struktur secara umum adalah sebagai berikut :

A. Penentuan Tinggi Gelombang Rencana

Dengan telah ditentukan letak struktur yaitu pada 110 meter dari garis pantai,
maka perhitungan untuk tinggi gelombang rencana untuk desain struktur
breakwater dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 21Perhitungan Tinggi Gelombang Rencana untuk Struktur Breakwater
Item Lokasi Pantai Pasir Padi
MSL (+) 1.39 m
Lokasi Penempatan Struktur (+) 0.00 m
d 1.39 m
H=0.78xd 1.08 m

B. Penentuan Elevasi Puncak

Hasil perhitungan elevasi puncak disajikan pada Tabel 24 berikut ini:

Tabel 22Perhitungan Elevasi Puncak untuk Struktur Breakwater


Item Lokasi Pantai Pasir Padi
MSL (+) 1.39 m
Lokasi Penempatan Struktur (+) 0.00 m
H 1.08 m
Freeboard 0.80 m
Elevasi Puncak (+) 3.30

29
C. Perhitungan Berat Armor

Perhitungan berat armor diberikan pada Tabel 25 sebagai berikut.

Tabel 23Perhitungan Berat Armor Breakwater

Item Lokasi Pantai Pasir Padi

Elevasi MHWS (+) 2.450 m

Armor Layer

Jenis Armor Kubus Beton

Berat Jenis Armor 2.3 ton/m3

Berat jenis air laut 1.025 ton/m3

Cot ɵ 1.5

H 1.08 m

Kd 5

Berat Armor Minimum (W) 0.20 ton

Dimensi rencana Kubus beton 0.45 x 0.45 x0.45


m

Berat Armor Aktual (W’) 0.20 ton

Dari hasil perhitungan berat unit armor, maka untuk mendapatkan hasil yang
optimal dipilih untuk menggunakan armor kubus beton dengan dimensi 0,45 x
0,45 x 0,45 meter.

Untuk mengecek dimensi armor kubus beton yang dipilih dapat menahan gaya
gelombang, maka dilakukan cara sebagai berikut.

Gaya tekan gelombang yang dapat ditahan 1 unit armor = σ’c × A

Dimana :

σ'c : kuat tekan beton K-225

A : luas penampang armor, yaitu 0,45 x 0,45 meter

Untuk mendapatkan kuat tekan beton K-225 yaitu dengan cara sebagai berikut.

σ'c : (0,83) × (225 kg/cm2)

30
: 180 kg/cm2

Perhitungan gaya tekan gelombang yang dapat ditahan 1 unit armor yaitu :

F tekan gelombang = 180 kg/cm2 × 2025 cm2

= 364.500 kg ≈ 365 ton

Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa gaya tekan gelombang yang dapat
ditahan 1 unit armor kubus beton lebih besar dari gaya gelombang, sehingga
armor kubus beton dimensi 0,45 x 0,45 x 0,45 meter stabil terhadap gaya
gelombang.
D. Perhitungan Lebar Mercu (Crest Width) dan Tebal Lapisan

Perhitungan untuk tebal lapisan dan juga lebar mercu (crest width) disajikan pada
Tabel 26.

Tabel 24Perhitungan Lebar Mercu (Crest Width) dan Tebal Lapisan Breakwater

Item Lokasi Pantai Pasir Padi

Elevasi (+) 3.30 m

n 2

Berat Jenis Armor 2.3 ton/m3

KΔ 1.1

W armor 0.20 ton

Tebal lapisan aktual 1.00 m

Lebar puncak aktual (B’) 1.00 m

E. Perhitungan Jumlah Armor Tiap 10 m2

Perhitungan jumlah armor tiap 10 m2 disajikan pada Tabel 27 sebagai berikut.

31
Tabel 25Perhitungan Jumlah Armor Tiap 10 m2 Struktur Breakwater
Lokasi Lokasi Pantai Pasir Padi
Elevasi (+) 3.30 m
Jenis Armor Kubus beton 0.45 x0.45 x0.45 meter
n 2
Berat Jenis Armor 2.3 ton/m3
A 10 m2
KΔ 1.1
W armor 0.20 ton
P 47
N 60 buah

F. Tipikal Struktur Breakwater

Potongan tipikal struktur breakwater akan diperlihatkan pada Gambar 19berikut


ini.

Gambar 18Potongan tipikal struktur alternatif 1.

breakwater.

4.2 PERHITUNGAN DETAIL DESAIN UNTUK ALTERNATIF 2


Jenis struktur yang direncanakan pada desain alternatif 2 adalah offshore breakwater.
Timbunan akan diletakkan sepanjang 30 meter dari garis pantai dan breakwater akan
diletakkan dengan jarak 110 meter dari garis pantai.

Struktur yang akan direncanakan adalah breakwater dengan armor kubus beton yang
diletakkan pada jarak 110 meter dari garis pantai. Langkah-langkah perhitungan
struktur secara umum adalah sebagai berikut :

32
A. Penentuan Tinggi Gelombang Rencana
Dengan telah ditentukan letak struktur yaitu pada 110 meter dari garis pantai, maka
perhitungan untuk tinggi gelombang rencana untuk desain struktur breakwater
dapat dilihat pada Tabel 28.

33
Tabel 26Perhitungan Tinggi Gelombang Rencana untuk Struktur Breakwater

Item Lokasi Pantai Pasir Padi

MSL (+) 1.39 m

Lokasi Penempatan Struktur (-) 0.50 m

d 1.89 m

H=0.78xd 1.50 m

B. Penentuan Elevasi Puncak


Hasil perhitungan elevasi puncak disajikan pada Tabel 29 berikut ini:

Tabel 27Perhitungan Elevasi Puncak untuk Struktur Breakwater

Item Lokasi Pantai Pasir Padi

MSL (+) 1.39 m

Lokasi Penempatan Struktur (-) 0.50 m

H 1.50 m

Freeboard 0.4 m

Elevasi Puncak (+) 3.30 m

C. Perhitungan Berat Armor


Perhitungan berat armor diberikan pada Tabel 30 sebagai berikut. Tabel
28Perhitungan Berat Armor Breakwater

Item Lokasi Pantai Pasir Padi

Elevasi MHWS (+) 2.450 m

Armor Layer

Jenis Armor Kubus Beton

Berat Jenis Armor 2.3 ton/m3

Berat jenis air laut 1.025 ton/m3

Cot ɵ 1.5

H 1.50 m

34
Kd 5

Berat Armor Minimum (W) 0.50 ton

Dimensi rencana Kubus beton 0.6 x 0.6 x0.6m

Berat Armor Aktual (W’) 0.50 ton

Dari hasil perhitungan berat unit armor, maka untuk mendapatkan hasil yang
optimal dipilih untuk menggunakan armor kubus beton dengan dimensi 0,60 x 0,60
x 0,60 meter.

Untuk mengecek dimensi armor kubus beton yang dipilih dapat menahan gaya
gelombang, maka dilakukan cara sebagai berikut.

Gaya tekan gelombang yang dapat ditahan 1 unit armor = σ’c × A

Dimana :

σ'c : kuat tekan beton K-225

A : luas penampang armor, yaitu 0,60 x 0,60 meter

Untuk mendapatkan kuat tekan beton K-225 yaitu dengan cara sebagai berikut.

σ'c : (0,83) × (225 kg/cm2)

: 180 kg/cm2

Perhitungan gaya tekan gelombang yang dapat ditahan 1 unit armor yaitu :

F tekan gelombang = 180 kg/cm2 × 3600 cm2

= 648.000 kg ≈ 648 ton

Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa gaya tekan gelombang yang dapat
ditahan 1 unit armor kubus beton lebih besar dari gaya gelombang, sehingga armor
kubus beton dimensi 0,60 x 0,60 x 0,60 meter stabil terhadap gaya gelombang.

D. Perhitungan Lebar Mercu (Crest Width) dan Tebal Lapisan


Perhitungan untuk tebal lapisan dan juga lebar mercu (crest width) disajikan pada
Tabel 31.
Tabel 29Perhitungan Lebar Mercu (Crest Width) dan Tebal Lapisan Breakwater

Item Lokasi Pantai Pasir Padi

35
Elevasi (+) 3.30 m

n 2

Berat Jenis Armor 2.3 ton/m3

KΔ 1.1

W armor 0.50 ton

Lebar puncak minimum


1.40 m
(B) /tebal lapisan aktual

Lebar puncak aktual (B’) 2.00 m

E. Perhitungan Jumlah Armor Tiap 10 m2


Perhitungan jumlah armor tiap 10 m2 disajikan pada Tabel 32 sebagai berikut.

Tabel 30Perhitungan Jumlah Armor Tiap 10 m2 Struktur Breakwater

Lokasi Lokasi Pantai Pasir Padi

Elevasi (+) 3.30 m

Jenis Armor Kubus beton 0.60 x0.60 x0.60


meter

n 2

Berat Jenis Armor 2.3 ton/m3

A 10 m2

KΔ 1.1

W armor 0.50 ton

P 47

N 33 buah

36
F. Tipikal Struktur Breakwater
Potongan tipikal struktur breakwater akan diperlihatkan pada Gambar 20berikut
ini.

Gambar 19Potongan Tipikal Struktur Breakwater

4.3 RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

Perhitunganrencana anggaran biaya untuk struktur pengaman pantai alternatif 1 dan


alternatif 2 pada Pantai Pasir Padi diberikan dalam Tabel ….sampai dengan Tabel …..

37
38

Anda mungkin juga menyukai