berlangsung selama debit yang tersedia untuk mengairi jaringan irigasi tersebut >
70% QRenc (Q > 70% QRenc).
3.1.2. Pembagian air secara Golongan
Pembagian air secara golongan dapat mengatasi kebutuhan debit puncak pada saat
pengolahan tanah. Dengan selisih pemberian air pada masing-masing golongan
berkisar bulan.
Tabel 3.1. Pembagian Golongan DI. Penyempeng
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Golongan I
Nama Petak
PY1. Ka
PY2. Ka
PY3. Ka
MPY.3 .Ki
MPY.3 .Ka
PY4. Ki
PY4. Ka
PY4. Ki
RR1. Ki
RR2. Ki
RR3. Ki
RR4. Ki
PR1. Ka
PR2. Ka
PR3. Ka
PR4. Ka
Jumlah
Luas (Ha)
5.131
52.96
19.266
41.697
12.911
18.586
16.415
49.39
13.252
79.859
8.24
50.841
111.549
68.169
33.909
71.082
653.257
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Golongan II
Nama Petak
LG1. Ki
LG2. Ki
LG3. Ki
KSM2. Ka
KSM1. Ki
KSM3
KRJ1. Ki
KRJ2. Ka
KRJ2. Ki
KMR.1
Jumlah
Luas (Ha)
83.312
27.258
36.723
49.049
45.223
53.362
55.244
69.719
51.913
47.869
519.67
III-1
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Golongan I
Nama Petak
PY1. Ka
PY2. Ka
PY3. Ka
MPY.3 .Ki
MPY.3 .Ka
PY4. Ki
PY4. Ka
PY4. Ki
RR1. Ki
RR2. Ki
RR3. Ki
RR4. Ki
PR1. Ka
PR2. Ka
PR3. Ka
PR4. Ka
Jumlah
Luas (Ha)
5.131
52.96
19.266
41.697
12.911
18.586
16.415
49.39
13.252
79.859
8.24
50.841
111.549
68.169
33.909
71.082
653.257
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Golongan II
Nama Petak
LG1. Ki
LG2. Ki
LG3. Ki
KSM2. Ka
KSM1. Ki
KSM3
KRJ1. Ki
KRJ2. Ka
KRJ2. Ki
KMR.1
Luas (Ha)
83.312
27.258
36.723
49.049
45.223
53.362
55.244
69.719
51.913
47.869
Jumlah
519.67
III-2
Gambar 3.1. Skema Pembagian Air secara Golongan Jaringan Irigasi Embung
Penyempeng
III-3
3.1.3. Rotasi/giliran
Bila debit yang ada Q < 70% QRenc, maka diadakan pemberian air secara
rotasi/giliran untuk mendapat pembagian air secara merata. Pada pembagian air
secara giliran lahan dibagi menjadi dua blok , yaitu blok I dan blok II yang luasnya
hampir sama. Blok I dan II menerima pemberian air selama waktu giliran (sesuai
rencana jadwal giliran). Setelah waktu giliran Blok I selesai maka dilanjutkan Blok II
menerima air giliran. Apabila gilir Blok II selesai, maka Blok I menerima air kembali,
begitu selanjutnya diatur secara efektif dan efisien.
III-4
Untuk lebih jelas skema pembagian air secara Blok, untuk Q = 50-70% Qrencana Jaringan
Irigasi Embung Penyempeng dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
III-5
Gambar 3.2. Skema Pembagian Air secara Blok untuk Q = 50-70% Qrenc.
Jaringan Irigasi Embung Penyempeng
III-6
pemberian air dibagi menjadi dua periode dalam waktu 1 hari atau 24 jam. Dalam
hal ini tiap-tiap golongan masing-masing mandapat air sesuai dengan luas dan
jenis tanamannya. Cara rotasi atau giliran seperti ini diharapkan tanaman tidak
sampai layu. Jadi digilir pemberian airnya dalam waktu yang relatif cepat.
Tabel 3.5. Perhitungan Jadwal Pembagian Air Secara Giliran Untuk
Q = 30% - 50% Qrenc.
III-7
Gambar 3.3. Skema Pembagian Air secara Blok untuk Q = 30-50% Qrenc.
Jaringan Irigasi Embung Penyempeng
III-8
III-9
Debit base flow diambil dari debit terukur minimum di AWLR Empang dalam kurun
waktu 14 tahun terakhir yaitu sebesar 0.041 m3/dt.
III-10
III-11
- Tanaman Palawija
- Tanaman Palawija
Alternatif ke-2 :
- Tanaman Padi
- Tanaman Palawija
- Tanaman Palawija
Alternatif ke-3 :
- Tanaman Padi
- Tanaman Palawija
- Tanaman Palawija
Alternatif ke-4 :
- Tanaman Padi
- Tanaman Palawija
- Tanaman Palawija
Alternatif ke-5 :
- Tanaman Padi : awal Desember pertengahan Maret
- Tanaman Palawija
- Tanaman Palawija
Alternatif ke-6 :
- Tanaman Padi
- Tanaman Palawija
- Tanaman Palawija
Alternatif ke-7 :
- Tanaman Padi
- Tanaman Palawija
- Tanaman Palawija
III-12
Dengan jarak masa tanam seselama setengah bulan. Hasil perhitungan pola tata
tanam JI. Embung Penyempeng masing-masing alternatif tersebut dapat dilihat pada
berikut:
Rekapitulasi perhitungan ke tujuh alternatif pola tata tanam tersebut diperoleh
sebagai berikut:
Tabel 3.11. Rekapitulasi Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman di Sawah
Dari hasil perhitungan kebutuhan air tanaman di sawah dengan beberapa alternatif
masa tanam didapat angka kebutuhan air tanaman maksimal terkecil atau kebutuhan
air irigasi minimum dan jumlah kebutuhan air tanaman terkecil pada alternatif 3 (Masa
tanam awal Nopember).
Tabel 3.12. Rekapitulasi Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman Di Intake
Dari hasil perhitungan kebutuhan air tanaman di intake dengan beberapa alternatif masa
tanam didapat angka kebutuhan air tanaman maksimal terkecil dan jumlah kebutuhan air
tanaman terkecil pada alternatif 3 (Masa tanam awal Nopember).
III-13
Dari hasil perhitungan pengurangan antara debit rerata di alat AWLR dengan
kebutuhan air tanaman, maka didapat kekurangan debit terkecil pada alternatif 6
(masa tanam pertengahan Desember).
Perhitungan tingkat kesuksesan pada masing masing musim tanam dengan debit
andalan 80% dengan metode probabilitas untuk alternatif 3 dan alternatif 6.
III-14
III-15
III-16
III-17