Kecamatan Pageruyung
Kecamatan Plantungan
|5-2
4 Tirtomulyo 412 82,4 6,03 1% -76,37 -19%
|5-3
Berdasarkan tabel diatas di ketahui luas RTH publik eksisting di kawasan perkotaan
Kecamatan Pageruyung adalah 172,75 Ha atau 24 % dari luas wilayah kawasan perkotaan
Kecamatan Pageruyung, sehingga untuk RTH Publik di kawasan perkotaan Kecamatan
Pageruyung sudah terpenuhi dan lebih dari standar yang ditentukan yaitu 20%. Sedangkan
untuk Kawasan Perkotaan di Kecamatan Plantungan memiliki luas RTH Publik sebesar
107,93 Ha atau 5 % dari luas wilayah perkotaan Plantungan, sehingga untuk kebutuhan
RTH Publik di kawasan perkotaan Kecamatan Plantungan masih membutuhkan 316,47 ha
atau 15% untuk memenuhi kebutuhan RTH sesuai standar yang ditentukan yaitu 20%.
450.00 424.40
400.00
350.00
300.00
250.00
200.00 172.76
150.00 142.40
107.93
100.00
50.00
0.00
Pageruyung Plantungan
Luas RTH Publik standar 20% (ha) Luas RTH Publik Eksisting (ha)
|5-4
Tabel V.2
Kebutuhan RTH Privat Berdasarkan Presentase Wilayah
Kebutuha
Luas RTH Publik Kebutuhan
Luas Luas RTH Privat Luas RTH Privat n RTH
No Desa Eksisting((%)terhada RTH Publik
Wilayah (ha) standar 10% (ha) Eksisting (ha) Publik
p Luas Wilayah) (%)
(Ha)
Kecamatan Plantungan
|5-5
Berdasarkan tabel diatas di ketahui luas RTH privat eksisting di kawasan perkotaan
Kecamatan Pageruyung adalah 60,39 Ha atau 8% dari luas wilayah kawasan perkotaan
Kecamatan Pageruyung, sehingga untuk kebutuhan RTH privat di kawasan perkotaan
Kecamatan Pageruyung membutuhkan 10,81 ha atau 2% untuk memenuhi kebutuhan RTH
sesuai standar yang ditentukan yaitu 10%. Sedangkan untuk Kawasan Perkotaan di
Kecamatan Plantungan memiliki luas RTH privat sebesar 107,80 Ha atau 5 % dari luas
wilayah perkotaan Plantungan, sehingga untuk kebutuhan RTH privat di kawasan perkotaan
Kecamatan Plantungan masih membutuhkan 104,40 ha atau 5% untuk memenuhi
kebutuhan RTH sesuai standar yang ditentukan yaitu 10%.
250.00
212.20
200.00
150.00
107.84
100.00
71.20
60.39
50.00
0.00
Pageruyung Plantungan
Luas RTH Privat standar 10% (ha) Luas RTH Privat Eksisting (ha)
|5-6
Kebutuhan rumah dapat diketahui dengan melakukan perhitungan terhadap
proyeksi penduduk di wilayah perencanaan hingga tahun 2040, seperti yang
ditampilkan pada tabel dibawah ini.
Tabel V.3
Proyeksi Jumlah Penduduk Kawasan Perkotaan Kecamatan Pageruyung dan
Plantungan Tahun 2025-2040
Jumlah
Penduduk Proyeksi Penduduk (jiwa)
Kecamatan-
No (jiwa)
Desa/Kelurahan
Th. 2018 Th. 2025 Th. 2030 Th. 2035 Th. 2040
Perkotaan
I
Pageruyung
Perkotaan
II
Plantungan
I Perkotaan Pageruyung
|5-7
Perkiraan Jumlah Rumah (1 Rumah = 4 Jiwa)
N Kecamatan-
o Desa/Kelurahan
2018 2025 2030 2035 2040
II Perkotaan Plantungan
Tahun 2018 adalah tahun dasar yang digunakan sebagai acuan jumlah rumah
saat ini dan perkiraan proyeksi jumlah rumah dari tabel diatas dikurangi dengan
jumlah rumah saat ini, maka akan didapatkan proyeksi kebutuhan rumah di tahun
2025, 2030, 2035 dan 2040 seperti yang ditampilkan pada tabel dibawah ini.
Tabel V.5
Penambahan Jumlah Rumah Kawasan Perkotaan Kecamatan Pageruyung dan
Plantungan Tahun 2025-2040
I Perkotaan Pageruyung
1 Pucakwangi 721 24 43 62 81
2 Pageruyung 690 29 50 72 94
II Perkotaan Plantungan
3 Tirtomulyo 972 12 21 30 39
|5-8
Berimbang, bahwa pembangunan perumahan memiliki perbandingan antara tipe
mewah, sedang dan sederhana adalah 1 : 2 : 3, dengan luasan kapling adalah tipe
mewah luas kavling 200 meter2, tipe sedang luas kavling 120 meter2 , dan tipe
sederhana luas kavling 72 meter2.
Berdasarkan tabel sebelumnya kemudian dikalikan dengan standar luas masing
– masing jenis kavling sehingga kemudian didapatkan hasil seperti yang ditampilkan
pada tabel dibawah ini.
Tabel V.6
Perbandingan Kebutuhan Jenis Kavling perumahan Kawasan Perkotaan
Kecamatan Pageruyung dan Plantungan Tahun 2025-2040
Perkotaan Pageruyung
Pucakwangi 25 4 8 13 43 7 14 22
Pageruyung 29 5 10 14 50 8 17 25
Perkotaan Plantungan
Manggungmangu 55 9 18 28 97 16 32 49
Tirtomulyo 12 2 4 6 21 3 7 11
Jurangagung 88 15 29 44 157 26 52 79
Tlogopayung 49 8 16 25 86 14 29 43
Perkotaan Pageruyung
Pucakwangi 62 10 21 31 81 13 27 41
Pageruyung 72 12 24 36 94 16 31 47
|5-9
Perkotaan Plantungan
Tirtomulyo 30 5 10 15 39 6 13 20
|5-10
Tabel V.7
Proyeksi Kebutuhan Luas Lahan Perumahan Kawasan Perkotaan Kecamatan Pageruyung dan Plantungan Tahun 2025-2040
Proyeksi Kebutuhan Lahan Perumahan Berdasarkan Konsep Hunian Berimbang 1 : 2 : 3
Kecamatan-Desa/
2025 2030
Kelurahan
Mewah Sedang Sederhana Luas (m ) 2
Mewah Sedang Sederhana Luas (m2)
Perkotaan Pageruyung
Pucakwangi 800 960 936 2.696 1.400 1.680 1.584 4.664
Pageruyung 1.000 1.200 1.008 3.208 1.600 2.040 1.800 5.440
Tambahrejo 6.800 8.040 7.272 22.112 12.800 15.360 13.824 41.984
Perkotaan Plantungan
Wonodadi 6.200 7.560 6.768 20.528 11.400 13.680 12.312 37.392
Manggungmangu 1.800 2.160 2.016 5.976 3.200 3.840 3.528 10.568
Tirtomulyo 400 480 432 1.312 600 840 792 2.232
Jurangagung 3.000 3.480 3.168 9.648 5.200 6.240 5.688 17.128
Tlogopayung 1.600 1.920 1.800 5.320 2.800 3.480 3.096 9.376
|5-11
Melihat tabel diatas, selanjutnya dapat diketahui total luas lahan perumahan
yang dibutuhkan hingga tahun 2040 pada kawasan perkotaan Pageruyung adalah
seluas 114.216 meter2 dan kawasan perkotaan Plantungan adalah seluas 154.184
meter2.
B. Kebutuhan RTH
Penyediaan RTH berdasarkan jumlah penduduk diatur berdasarkan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2008. Berdasarkan luas minimal/unit
terdapat 2 (dua) tipe RTH yaitu Taman RT (250 m 2) dengan unit lingkungan 250 dan
Taman RW (2.500 m2) dengan unit lingkungan 2500. Untuk menentukan banyaknya
unit RTH dilakukan dengan membagi antara jumlah penduduk dengan standar unit
lingkunan sesuai tipe RTH, sedangkan untuk menentukan luas RTH dilakukan
dengan mengkalikan antara unit RTH dengan standar luas minimal/unit. Untuk hasil
analisis perhitungan kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan luas minimal/unit
adalah sebagai berikut:
|5-12
Tabel V.8
Kebutuhan RTH Tingkat RT Berdasarkan Luas Minimal/Unit di Kawasan Perkotaan Kecamatan Pageruyung dan Plantungan
2025 2030 2035 2040
N Kecamatan- Penduduk Kebutuhan Penduduk Kebutuhan Penduduk Kebutuhan Penduduk Kebutuhan
o Desa/Kelurahan RTH Luas RTH Luas RTH Luas RTH Luas
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
(Unit) (m2) (Unit) (m2) (Unit) (m2) (Unit) (m2)
I Perkotaan Pageruyung
1 Pucakwangi 2.982 12 3.000 3.055 12 3.000 3.131 13 3.250 3.208 13 3.250
2 Pageruyung 2.875 11 2.750 2.959 12 3.000 3.047 12 3.000 3.137 13 3.250
3 Tambahrejo 3.448 14 3.500 4.175 17 4.250 5.055 20 5.000 6.120 24 6.000
Jumlah 9.305 37 9.250 10.190 41 10.250 11.232 45 11.250 12.464 50 12.500
II Perkotaan Plantungan
1 Wonodadi 5.133 21 5.250 5.747 23 5.750 6.436 26 6.500 7.207 29 7.250
2 Manggungmangu 2.720 11 2.750 2.890 12 3.000 3.070 12 3.000 3.261 13 3.250
3 Tirtomulyo 3.936 16 4.000 3.972 16 4.000 4.008 16 4.000 4.044 16 4.000
4 Jurangagung 3.295 13 3.250 3.571 14 3.500 3.870 15 3.750 4.195 17 4.250
5 Tlogopayung 4.134 17 4.250 4.281 17 4.250 4.432 18 4.500 4.589 18 4.500
Jumlah 19.219 78 19.500 20.461 82 20.500 21.816 87 21.750 23.295 93 23.250
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Tabel V.9
Kebutuhan RTH Tingkat RW Berdasarkan Luas Minimal/Unit di Kawasan Perkotaan Kecamatan Pageruyung dan Plantungan
N Kecamatan- 2025 2030 2035 2040
|5-13
Penduduk Kebutuhan Penduduk Kebutuhan Penduduk Kebutuhan Penduduk Kebutuhan
o Desa/Kelurahan RTH Luas RTH Luas RTH Luas RTH Luas
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
(Unit) (m2) (Unit) (m2) (Unit) (m2) (Unit) (m2)
I Perkotaan Pageruyung
1.25 1.25
1 Pucakwangi 2.982 1 3.055 1 3.131 1 1.250 3.208 1 1.250
0 0
2 Pageruyung 2.875 1 1.250 2.959 1 1.250 3.047 1 1.250 3.137 1 1.250
3 Tambahrejo 3.448 1 1.250 4.175 2 2.500 5.055 2 2.500 6.120 2 2.500
Jumlah 9.305 3 3.750 10.190 4 5.000 11.232 4 5.000 12.464 4 5.000
II Perkotaan Plantungan
1 Wonodadi 5.133 2 2.500 5.747 2 2.500 6.436 3 3.750 7.207 3 3.750
2 Manggungmangu 2.720 1 1.250 2.890 1 1.250 3.070 1 1.250 3.261 1 1.250
3 Tirtomulyo 3.936 2 2.500 3.972 2 2.500 4.008 2 2.500 4.044 2 2.500
4 Jurangagung 3.295 1 1.250 3.571 1 1.250 3.870 2 2.500 4.195 2 2.500
5 Tlogopayung 4.134 2 2.500 4.281 2 2.500 4.432 2 2.500 4.589 2 2.500
10.00 10.00
Jumlah 19.219 8 20.461 8 21.816 10 12.500 23.295 10 12.500
0 0
Sumber: Hasil Analisis, 2020
|5-14
Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa di kawasan perkotaan
Kecamatan Pageruyung proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2040 yaitu 12.464
jiwa sehingga untuk kebutuhan RTH Tingkat RT yaitu 50 unit dengan luas 12.500 m2,
sementara untuk kebutuhan RTH tingkat RW yaitu 4 unit dengan luas 5.000 m2.
Untuk Kawasan Perkotaan Plantungan proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2040
yaitu 23.295 jiwa sehingga kebutuhan RTH tingkat RT yaitu 93 unit dengan luas
23.250 m2, sementara untuk kebutuhan RTH tingkat RW yaitu 10 unit dengan luas
12.500 m2.
Kebutuhan RTH tingkat RT dan RW di kawasan perkotaan Kecamatan
Pageruyung dan Plantungan ditampilkan dengan grafik di bawah ini.
33
30
27
24
21
18
15
12
9
6
3
-
|5-15
4
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketersediaan lahan untuk pemenuhan
ruang terbuka hijau (RTH) skala RT dan skala RW sampai dengan tahun 2040 masih
cukup tersedia.
|5-16
5.1.3.Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Oksigen
Ruang terbuka hijau yang penuh dengan pohon sebagai paru-paru kota merupakan
produsen oksigen yang belum tergantikan fungsinya. Peran pepohonan yang tidak dapat
digantikan yang lain adalah berkaitan dengan penyediaan oksigen bagi kehidupan manusia.
Untuk mengetahui kebutuhan oksigen disuatu areal perkotaan maka perlu mengetahui
jumlah penduduk yang ada. Kebutuhan oksigen untuk manusia dapat dihitung dengan
asumsi bahwa kebutuhan oksigen per hari tiap orang adalah 0,864 kg/jiwa/hari (Gerakis,
1974). Kemudian 1 pohon setinggi 10 m menghasilkan oksigen 0,30 kg/hari, Asumsi
penanaman jarak pohon adalah 3 m sehingga 1 ha = 1.111,1 pohon. (White et al. 1959 dalam
Muis 2005)
Dari rumus perhitungan tersebut dapat diperoleh proyeksi kebutuhan Luas RTH
adalah sebagai berikut:
Tabel V.11
Proyeksi Kebutuhan Oksigen di Kawasan Perkotaan Kecamatan Pageruyung dan
Plantungan Tahun 2025-2040
Berdasarkan hasil perhitungan tabel di atas dapat diketahui bahwa proyeksi jumlah
penduduk Perkotaan Pageruyung sampai dengan tahun 2040 sebesar 12.465 jiwa dengan
kebutuhan oksigen mencapai 10.769,76 kg/ jiwa/ hari. Sedangkan berdasarkan
perhitungan proyeksi jumlah penduduk Perkotaan Plantungan sampai dengan tahun 2040
sebesar 23.296 jiwa dengan kebutuhan oksigen mencapai 20.127,74 kg/ jiwa/ hari.
Perhitungan proyeksi penduduk dengan kebutuhan oksigen jiwa/ hari dapat memberikan
gambaran kebutuhan jumlah pohon yang dapat memenuhi kebutuhan oksigen tersebut.
|5-17
1 pohon setinggi 10 m menghasilkan oksigen 0,30 kg/hari, Asumsi penanaman jarak
pohon adalah 3 m sehingga 1 ha = 1.111,1 pohon. (White et al. 1959 dalam Muis 2005).
Perhitungan proyeksi jumlah pohon yang harus tersedia di Perkotaan Pageruyung dan
Perkotaan Plantungan sampai dengan tahun 2040 ditampilkan sebagai berikut:
Tabel V.12
Proyeksi Kebutuhan Luas RTH Berdasarkan Oksigen di Kawasan Perkotaan
Kecamatan Pageruyung dan Plantungan Tahun 2025-2040
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa proyeksi jumlah penduduk Perkotaan
Plantungan pada tahun 2040 sebesar 12.465 jiwa dengan kebutuhan oksigen mencapai
10.769, 76 kg/ jiwa/ hari harus tersedia pohon dengan tinggi minimal 10 meter sejumlah
35.899 pohon. Sedangkan proyeksi kebutuhan jumlah penduduk di Perkotaan Plantungan
pada tahun 2040 sebesar 23.296 jiwa dengan kebutuhan oksigen mencapai 20.127,74 kg/
jiwa/ hari harus tersedia sejumlah 67.092 pohon. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat
diketahui bahwa 1 orang membutuhkan 3 pohon untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
|5-18
a. Daya Dukung Ruang Terbuka Hijau Perkotaan
Daya dukung lingkungan perkotaan berbasis ruang terbuka hijau (RTH) dapat ditampilkan
formulasi sebagai berikut:
LRTH kota
IRTH kota=
0,2 x LW kota
Keterangan:
IRTH kota : Indeks ruang terbuka hijau perkotaan
LRTH kota : Luas ruang terbuka hijau perkotaan
LW kota : Luas wilayah perkotaan
0,2 : Koefisien minimal 20% RTH yang ditetapkan Permendagri Nomor 1 tahun
2007 tentang Penataan RTH Kawasan Perkotaan
Berdasarkan formulasi tersebut, maka kisaran nilai indeks ruang terbuka hijau kawasan
perkotaan sebagai berikut:
a. Apabila IRTH kota > 1, maka dapat diartikan bahwa kemampuan RTH berfungsi
optimal untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup di kawasan perkotaan
b. Apabila IRTH kota < 1, maka dapat diartikan bahwa kemampuan RTH berfungsi
kurang atau belum optimal untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup di kawasan
perkotaan
Hasil identifikasi ruang terbuka hijau (RTH) diketahui luas ruang terbuka publik kawasan
perkotaan Pageruyung sebesar 172,76 hektar. Perhitungan daya dukung lingkungan
perkotaan berbasis ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan perkotaan Pageruyung sebagai
berikut:
172,76 Ha
IRTH kota= = 1,21
0,2 x 712 Ha
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa ruang terbuka hijau (RTH)
publik Pageruyung memiliki nilai indeks sebesar >1, maka dapat berfungsi optimal untuk
melindungi kelestarian lingkungan hidup di kawasan perkotaan Pageruyung.
Ruang terbuka hijau (RTH) publik di kawasan perkotaan Plantungan seluas 107,93 hektar.
Perhitungan daya dukung lingkungan perkotaan Plantungan berbasis ruang terbuka hijau
dapat diuraikan sebagai berikut:
107,93 Ha
IRTH kota= = 0,25
0,2 x 2.122 Ha
|5-19
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa kemampuan RTH publik
Plantungan memiliki nilai indeks < 1, maka berfungsi belum optimal untuk menjaga
kelestarian lingkungan hidup di kawasan perkotaan Plantungan.
b. Indeks Keseimbangan RTH Privat Perkotaan
Dalam SNI 03-1733-2004 tentang sarana dan prasarana permukiman, disebutkan tentang
standar kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) privat yaitu: 1 m2/ jiwa. Dengan demikian,
khusus keseimbangan RTH Privat dapat diformulasikan sebagai berikut:
1m 2 x JP kota
IKRTHpr kota=
0,1 x LW kota
Keterangan:
IKRTHpr kota : Indeks keseimbangan RTH privat perkotaan
JP kota : Jumlah penduduk kota
LW kota : Luas wilayah perkotaan
0,1 : Koefisien minimal 10% RTH privat yang ditetapkan UU Nomor 26 tahun
2007 tentang Penataan Ruang
1 m2 : Kebutuhan minimal RTH privat 1 m2/ jiwa (SNI 03-1733-2004)
Berdasarkan formulasi tersebut, maka kisaran nilai indeks keseimbangan ruang terbuka
hijau privat perkotaan, sebagai berikut:
a. Apabila IKRTHpr kota > 1, maka kemampuan ruang terbuka hijau privat berfungsi
optimal untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup pada ruang privat di kawasan
perkotaan.
b. Apabila IKRTHpr kota < 1, maka kemampuan ruang terbuka hijau privat berfungsi
kurang atau belum optimal untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup pada ruang
privat di kawasan perkotaan.
c. Apabila IKRTHpr kota =1, maka terjadi keseimbangan antara ketersediaan RTH
privat dengan RTH privat yang dibutuhkan untuk kenyamanan lingkungan.
Diketahui jumlah penduduk kawasan perkotaan Pageruyung pada tahun 2018 sebesar
8.280 jiwa, sedangkan proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2040 mencapai 12.465 jiwa.
Perhitungan nilai indeks keseimbangan ruang terbuka hijau (RTH) privat perkotaan
Pageruyung pada tahun 2018 sebagai berikut:
1m 2 x 8.280 jiwa
IKRTHpr kota= =116,3
0,1 x 712hektar
Sedangkan proyeksi indeks keseimbangan ruang terbuka hijau (RTH) privat perkotaan
Pageruyung pada tahun 2040 sebagai berikut:
|5-20
1m 2 x 12.464 jiwa
IKRTHpr kota= =175,07
0,1 x 712hektar
Berdasarkan perhitungan nilai indeks keseimbangan ruang terbuka hijau (RTH) privat
perkotaan Pageruyung memiliki kemampuan ruang terbuka hijau privat berfungsi optimal
untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup pada ruang privat di kawasan perkotaan.
Jumlah penduduk kawasan perkotaan Plantungan pada tahun 2018 sebesar 17.650 jiwa,
sedangkan proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2040 mencapai 23.296 jiwa. Perhitungan
nilai indeks keseimbangan ruang terbuka hijau (RTH) privat perkotaan Plantungan pada
tahun 2018 dapat diuraikan sebagai berikut:
1m 2 x 17.650 jiwa
IKRTHpr kota= =83,18
0,1 x 2.122 hektar
Sedangkan proyeksi nilai indeks keseimbangan ruang terbuka hijau (RTH) privat perkotaan
Plantungan pada tahun 2040 sebagai berikut:
1m 2 x 23.295 jiwa
IKRTHpr kota= =109,78
0,1 x 2.122 hektar
|5-21
Gambar 5.5 Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih pada Kawasan Perkotaan Pageruyung
|5-22
Gambar 5.6 Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih pada Kawasan Perkotaan Plantungan
|5-23
Kondisi yang terlihat pada struktur topografi dan geomorfologi, menunjukkan bahwa
mata air sering ditemukan di ekoregion dataran kaki gunungapi, terutama di tekukan lereng.
Ekoregion lembah mempunyai potensi tinggi untuk ketersediaan air karena lokasinya lebih
rendah.
Tabel V.13 Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih
Pada Kawasan Perkotaan Pageruyung dan Plantungan
PERSENTASE
NO KECAMATAN KETERANGAN LUAS (HA)
(%)
1. Pageruyung
Tinggi 0,18 0,03
Sedang 348,99 53,02
Rendah 186,62 28,35
Sangat Rendah 122,45 18,60
Jumlah Total 658,23 100,00
2. Plantungan
Sedang 480,84 23,73
Rendah 1260,84 62,22
Sangat Rendah 284,85 14,06
JumlahTotal 2026,53 100,00
|5-24
Apalagi jika melihat masih ada potensi lahan pada jasa ekosistem di 2 (dua)
kawasan perkotaan tersebut yang memiliki klasifikasi kemampuan lahan yang rendah
hingga sangat rendah dalam hal penyediaan air bersih, sehingga diperlukan upaya
penanganan untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk
melindungi mata air adalah menjaga radius/ sempadan mata air (200 meter) agar tidak dialih
fungsikan menjadi lahan terbangun. Selain itu membuat biopori disetiap rumah-rumah,
pertokoan, perkantoran maupun fasilitas umum untuk meresapkan air kedalam tanah dapat
menjadi salah satu upaya untuk menjaga jasa ekosistem penyediaan air bersih di kawasan
perkotaan Pageruyung dan Plantungan.
Keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan Pageruyung dan perkotaan Plantungan
dalam hubungan dengan jasa ekosistem penyediaan air, memiliki fungsi untuk meresapkan
air tanah kemudian ditampung dan disimpan sebagai potensi sumber daya air yang dapat
dimanfaatkan untuk kawasan tersebut maupun kawasan di bawahnya.
5.3.2. Jasa Ekosistem Pengaturan Pencegahan Dan Perlindungan Dari Bencana (R3)
Jasa Ekosistem yang didalamnya mengandung unsur pengaturan pada infrastruktur
alam untuk pencegahan dan perlindungan dari beberapa tipe bencana khususnya bencana
alam. Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam
dan/ atau faktor non alam maupun faktor manusia yang mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan dan kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Beberapa fungsi pencegahan bencana alam misalnya seperti kebakaran lahan, erosi,
abrasi, longsor, badai dll berhubungan erat dengan keberadaan tutupan lahan dan bentuk
lahan. Tempat-tempat yang memiliki tutupan vegetasi yang rapat dapat mencegah adanya
berbagai bencana, selain itu bentuk lahan secara spesifik seperti dataran, perbukitan dan
pegunungan berdampak langsung terhadap jenis bencana. Jasa ekosistem pengaturan
|5-25
pencegahan dan perlindungan dari bencana pada kawasan perkotaan Pageruyung dan
Plantungan dapat ditampilkan sebagai berikut:
|5-26
sungai. Hal ini dapat mempengaruhi morfologi sungai dan memicu terjadinya erosi. Oleh
karena itu fungsi RTH untuk sempadan sungai harus dipertahankan untuk menjaga
kelestarian sungai dan mencegah terjadinya bencana.
Selain itu manfaat lain dari RTH dalam konteks pencegahan dan perlindungan
bencana dapat difungsikan sebagai tempat-tempat evakuasi dalam proses mitigasi bencana.
Potensi tempat evakuasi tersebut sebenarnya sudah dimiliki dimasing-masing desa yaitu
berupa Lapangan Terbuka, namun untuk saat ini tampaknya fungsi lapangan tersebut belum
dioptimalkan dengan baik. Sehingga harapannya dalam penyediaan RTH dikawasan
perkotaan Pageruyung dan Plantungan dapat memperhatikan fungsi RTH sebagai elemen
pencegahan dan perlindungan bencana alam.
Keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan perkotaan Pageruyung dan
kawasan perkotaan Plantungan sangat dimungkinkan terdampak oleh kegiatan
pertambangan mengingat seluruh kawasan perkotaan Pageruyung memiliki potensi
tambang tanah urug dan breksit. Deposit tambang tanah urug dan breksit di kawasan
pertambangan Kecamatan Pageruyung belum sepenuhnya ditangani dengan baik karena
sektor ini memiliki tantangan masalah dengan harga pasar produksi tambang yang fluktuatif
dan permasalahan lingkungan hidup di sekitar tambang. Apabila tidak diantispasi akan
dimungkinkan menimbulkan permasalahan bagi keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) dan
lingkungan hidup. Untuk mempertahankan keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) di
kawasan perkotaan Pageruyung perlu untuk mengetahui jasa ekosistem pengaturan dan
pencegahan bencana di kawasan perkotaan Pageruyung sehingga akan mendapatkan
gambaran apakah persebaran deposit tambang tersebut berada di jasa ekosistem
pengaturan dan pencegahan bencana di kawasan perkotaan Pageruyung dengan kategori
tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
|5-27
Gambar 5.9 Prospek Tambang di Kawasan Perkotaan Pageruyung
|5-28
Gambar 5.10 Jasa Eksosistem Perlindungan Pencegahan Bencana pada Kawasan Perkotaan Pageruyung
|5-29
Gambar 5.11 Jasa Eksosistem Perlindungan Pencegahan Bencana pada Kawasan Perkotaan Plantungan
|5-30
5.3.3. Jasa Ekosistem Pengaturan Pemeliharaan Kualitas Udara (R6)
Kualitas udara yang baik merupakan salah satu manfaat yang diberikan oleh
ekosistem. Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh interaksi antar berbagai polutan yang
diemisikan ke udara dengan faktor - faktor meteorologis (angin, suhu, hujan, sinar matahari)
dan pemanfaatan ruang permukaan bumi. Semakin tinggi intensitas pemanfaatan ruang,
semakin dinamis kualitas udara. Jasa pemeliharaan kualitas udara pada kawasan
bervegetasi dan pada daerah bertopografi tinggi umumnya lebih baik dibanding dengan
daerah non vegetasi.
Tabel V.15 Jasa Ekosistem Pengaturan Pemeliharaan Kualitas Udara Pada
Kawasan Perkotaan Pageruyung dan Plantungan
PERSENTASE
NO KECAMATAN KETERANGAN LUAS (HA)
(%)
1. Pageruyung
Tinggi 0,31 0,05
Sedang 193,42 29,39
Rendah 342,06 51,97
Sangat Rendah 122,45 18,60
Jumlah Total 658,23 100,00
2. Plantungan
Tinggi 6,93 0,34
Sedang 1159,77 57,23
Rendah 574,98 28,37
Sangat Rendah 284,85 14,06
Jumlah Total 2026,53 100,00
|5-31
berpotensi sangat rendah dalam Pengaturan Pemeliharaan Kualitas Udara mencapai
14,06% atau 284,85 hektar.
Berdasarkan tabel jasa ekosistem pengaturan pemeliharaan kualitas udara pada
kawasan perkotaan Pageruyung dan Plantungan menunjukan sedikitnya lahan disana yang
memiliki kemampuan yang tinggi dalam hal pengaturan pemeliharaan kualitas udara. Oleh
sebab itu keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) disana sangat penting perannya untuk
membantu memelihara kualitas udara diwilayah tersebut.
Adapun upaya yang dapat dilakukan disana adalah dengan mendorong ketersedian
RTH yang memiliki fungsi sebagai tatakelola lingkungan khususnya yang memiliki peran
sebagai pengatur pemelihara kualitas udara seperti RTH hutan kota. Selain itu dapat juga
memperbanyak RTH jalur hijau jalan untuk mengurangi pencemaran udara akibat lalulintas
kendaraan bermotor dengan pemilihan vegetasi tanaman yang tepat dapat menjadi salah
satu langkah yang harus dilakukan disana.
Gambar 5.12 Gambar RTH Hutan Kota dan Jalur Hijau Jalan
|5-32
Gambar 5.13 Jasa Eksosistem Pengaturan Pemeliharaan Kualitas Udara pada Kawasan Perkotaan Pageruyung
|5-33
Gambar 5.14 Jasa Eksosistem Pengaturan Pemeliharaan Kualitas Udara pada Kawasan Perkotaan Plantungan
|5-34
5.3.4. Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim (R1)
Secara alamiah ekosistem memiliki fungsi jasa pengaturan iklim, yang meliputi
pengaturan suhu, kelembaban dan hujan, angin, pengendalian gas rumah kaca dan
penyerapan karbon. Fungsi pengaturan iklim dipengaruhi oleh keberadaan faktor biotik
khususnya vegetasi, letak dan faktor fisiografis seperti ketinggian tempat dan bentuk lahan.
Kawasan dengan kepadatan vegetasi yang rapat dan letak ketinggian yang besar seperti
pegunungan akan memiliki sistem pengaturan iklim yang lebih baik yang bermanfaat
langsung pada pengurangan emisi carbon diokasida dan efek rumah kaca serta
menurunkan dampak pemanasan global seperti peningkataan permukaan laut dan
perubahan iklim ekstrim dan gelombang panas.
Tabel V.16 Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim Pada Kawasan Perkotaan Pageruyung
dan Plantungan
PERSENTASE
NO KECAMATAN KETERANGAN LUAS (HA)
(%)
1. Pageruyung
Tinggi 191,92 29,16
Sedang 342,36 52,01
Rendah 1,50 0,23
Sangat Rendah 122,45 18,60
Jumlah Total 658,23 100,00
2. Plantungan
Tinggi 6,93 0,34
Rendah 1640,61 80,96
Sangat Rendah 379,00 18,70
Jumlah Total 2026,53 100,00
|5-35
kondisi lahan yang berpotensi sangat rendah dalam Pengaturan Iklim mencapai 18,70 %
atau 379,00 hektar.
Berdasarkan tabel jasa ekosistem Pengaturan Iklim pada kawasan perkotaan
Pageruyung dan Plantungan menunjukan sedikitnya lahan disana yang memiliki
kemampuan yang tinggi dalam hal Pengaturan Iklim khususnya pada kawasan perkotaan
Plantungan. Oleh sebab itu keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) disana sangat penting
perannya untuk membantu Pengaturan Iklim diwilayah tersebut.
Adapun upaya yang dapat dilakukan disana adalah dengan mendorong ketersedian
RTH yang memiliki fungsi sebagai tatakelola lingkungan khususnya yang memiliki peran
sebagai Pengaturan Iklim agar bisa beradaptasi dengan perubahan cuaca yang drastis, oleh
sebab itu banyak kota memerlukan perencanaan kawasan perkotaan yang komprehensif.
Hal ini bisa mencakup perubahan material yang digunakan dalam pembangunan rumah atau
gedung, juga menambah lebih banyak pohon, menyediakan lahan untuk taman di
perkotaan, dan membuat tempat-tempat lainnya untuk menghasilkan udara segar.
|5-36
Gambar 5.15 Jasa Eksosistem Pengaturan Iklim pada Kawasan Perkotaan Pageruyung
|5-37
Gambar 5.16 Jasa Eksosistem Pengaturan Iklim pada Kawasan Perkotaan Plantungan
|5-38
Table of Contents
5.1. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau................................................................................1
5.1.1. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Presentase Wilayah.................1
Tabel V.1 Kebutuhan RTH Publik Berdasar Presentase Wilayah................................................2
Gambar 5.1 Grafik Kebutuhan RTH Publik Berdasarkan Presentase Wilayah...................................................................................................................3
Tabel V.2 Kebutuhan RTH Privat Berdasarkan Presentase Wilayah..........................................4
Gambar 5.2 Grafik Kebutuhan RTH Privat Berdasarkan Presentase Wilayah....................................................................................................................5
5.1.2. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Jumlah Penduduk....................5
A. Kebutuhan Lahan untuk Penyediaan Rumah Berdasar Konsep Hunian Berimbang 5
Tabel V.3 Proyeksi Jumlah Penduduk Kawasan Perkotaan Kecamatan Pageruyung dan Plantungan Tahun 2025-20406
Tabel V.4 Proyeksi Jumlah Rumah Kawasan Perkotaan Kecamatan Pageruyung dan Plantungan Tahun 2025-2040 6
Tabel V.5 Penambahan Jumlah Rumah Kawasan Perkotaan Kecamatan Pageruyung dan Plantungan Tahun 2025-2040 7
Tabel V.6 Perbandingan Kebutuhan Jenis Kavling perumahan Kawasan Perkotaan Kecamatan Pageruyung dan Plantungan Tahun 2025-2040
7
Tabel V.7 Proyeksi Kebutuhan Luas Lahan Perumahan Kawasan Perkotaan Kecamatan Pageruyung dan Plantungan Tahun 2025-2040 9
B. Kebutuhan RTH.............................................................................................................10
Tabel V.8 Kebutuhan RTH Tingkat RT Berdasarkan Luas Minimal/Unit di Kawasan Perkotaan Kecamatan Pageruyung dan Plantungan 11
Tabel V.9 Kebutuhan RTH Tingkat RW Berdasarkan Luas Minimal/Unit di Kawasan Perkotaan Kecamatan Pageruyung dan Plantungan 12
Gambar 5.3 Grafik Kebutuhan RTH Timgkat RT Berdasarkan Luas Minimal/Unit di Kawasan Perkotaan Kecamatan Pageruyung dan
Plantungan.................................................................................................................................................................................................................................. 13
Gambar 5.4 Grafik Kebutuhan RTH Tingkat RW Berdasarkan Luas Minimal/Unit di Kawasan Perkotaan Kecamatan Pageruyung dan
Plantungan.................................................................................................................................................................................................................................. 14
C. Ketersediaan Lahan Untuk RTH................................................................................14
|5-39
Tabel V.10 Ketersediaan Lahan Untuk RTH Kawasan Perkotaan Kecamatan Pageruyung dan Plantungan Tahun 2040 14
5.1.3. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Oksigen....................................15
Tabel V.11 Proyeksi Kebutuhan Oksigen di Kawasan Perkotaan Kecamatan Pageruyung dan Plantungan Tahun 2025-2040 15
Tabel V.11 (Lanjutan) Proyeksi Kebutuhan Luas RTH Berdasarkan Oksigen di Kawasan Perkotaan Kecamatan Pageruyung dan Plantungan
Tahun 2025-2040..............................................................................................................................16
5.2. Daya Dukung Lingkungan Perkotaan......................................................................16
5.3. Hubungan Ruang Terbuka Hijau Terhadap Jasa Eksistem................................19
5.3.1. Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih (P2)...............................................................19
Gambar 5.5 Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih pada Kawasan Perkotaan Pageruyung.........................................................................................20
Tabel V.12 Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih.................................................................22
Pada Kawasan Perkotaan Pageruyung dan Plantungan............................................................22
Gambar 5.7 Gambar Pembuatan Biopori pada Pekarangan................................................................................................................................................23
5.3.2. Jasa Ekosistem Pengaturan Pencegahan Dan Perlindungan Dari Bencana (R3).23
Tabel V.13 Jasa Ekosistem Pengaturan Pencegahan Dan Perlindungan Dari Bencana Pada Kawasan Perkotaan Pageruyung dan Plantungan
24
Gambar 5.8 Contoh Penataan RTH Sempadan Sungai Code di Yogyakarta..................................................................................................................25
Gambar 5.9 Prospek Tambang di Kawasan Perkotaan Pageruyung..................................................................................................................................26
Gambar 5.10 Jasa Eksosistem Perlindungan Pencegahan Bencana pada Kawasan Perkotaan Pageruyung............................................................27
Gambar 5.11 Jasa Eksosistem Perlindungan Pencegahan Bencana pada Kawasan Perkotaan Plantungan..............................................................28
5.3.3. Jasa Ekosistem Pengaturan Pemeliharaan Kualitas Udara (R6).............................29
Tabel V.14 Jasa Ekosistem Pengaturan Pemeliharaan Kualitas Udara Pada Kawasan Perkotaan Pageruyung dan Plantungan 29
Gambar 5.12 Gambar RTH Hutan Kota dan Jalur Hijau Jalan............................................................................................................................................30
|5-40
Gambar 5.13 Jasa Eksosistem Pengaturan Pemeliharaan Kualitas Udara pada Kawasan Perkotaan Pageruyung...................................................31
Gambar 5.14 Jasa Eksosistem Pengaturan Pemeliharaan Kualitas Udara pada Kawasan Perkotaan Plantungan....................................................32
5.3.4. Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim (R1)....................................................................33
Tabel V.15 Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim Pada Kawasan Perkotaan Pageruyung dan Plantungan 33
Gambar 5.15 Jasa Eksosistem Pengaturan Iklim pada Kawasan Perkotaan Pageruyung..............................................................................................35
Gambar 5.16 Jasa Eksosistem Pengaturan Iklim pada Kawasan Perkotaan Plantungan...............................................................................................36
|5-41