Anda di halaman 1dari 83

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

PANDUAN TATA CARA


PENDATAAN LOKASI
PERMUKIMAN KUMUH
2020

TATA CARA
PENDATAAN
PERMUKIMAN
KUMUH
PARTISIPATIF
0 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif
Daftar Isi
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 2
Latar Belakang ........................................................................................................................... 2
Tujuan ......................................................................................................................................... 3
Keluaran ..................................................................................................................................... 3
TAHAPAN PENYELENGGARAAN PENDATAAN ............................................................................ 4
Lampiran 1: Daftar Lokasi Kawasan Terduga Kumuh ............................................................ 16
Lampiran 2: Aspek dan Kriteria Kumuh ................................................................................... 17
Lampiran 3: Rincian Kriteria Kekumuhan per Aspek............................................................... 20
Lampiran 4: Rumusan Perhitungan Numerik Kumuh.............................................................. 25
Lampiran 5 : Daftar Pertanyaan Rumah Tangga Untuk Pendataan Permukiman Kumuh ..... 28
Lampiran 6: Daftar Pertanyaan Permukiman Kumuh Berbasis Lingkungan .......................... 37
Lampiran 7: Tata Cara Pengisian Format Isian FGD (Wawancara) tingkat RT ...................... 45
Lampiran 8: Contoh Profil Kumuh ........................................................................................... 53
Lampiran 9: Contoh Perhitungan tingkat Kekumuhan ............................................................ 56
Lampiran 10: Kuesioner Rumah Tangga Untuk Pengukuran Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDGs) .............................................................................................................. 57
Lampiran 11: Pedoman Pemilihan Responden dan Pengisian Kuesioner SDGs. ................. 62
Lampiran 12 : Form Entri Data SDGs ...................................................................................... 72
Lampiran 13. Petunjuk Entri Data Kuesioner SDG’s ................................................................. 73

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 1


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
mengamanatkan;
1. Pasal 96; disebutkan bahwa dalam upaya peningkatan kualitas terhadap perumahan
kumuh dan permukiman kumuh, Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menetapkan
kebijakan, strategi, serta pola-pola penanganan yang manusiawi, berbudaya, berkeadilan,
dan ekonomis
2. Pasal 97; disebutkan bahwa peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96 didahului dengan penetapan
lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
3. Pasal 98 ayat 2; disebutkan bahwa penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh wajib didahului proses pendataan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan
melibatkan peran serta masyarakat.
Berdasarkan Undang-Undang tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) menetapkan Peraturan Menteri (Permen) PUPR Nomor 02/PRT/M/2016 tentang
Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh yang kemudian
diperbarui dengan Permen PUPR Nomor 14/PRT/M/2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. Dalam Permen tersebut diatur
mengenai 7 aspek dan 16 kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (Pasal 18 – Pasal
26). Untuk menetapkan lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, Pemerintah
Kota/Kabupaten melakukan proses pendataan dengan melibatkan peran masyarakat, yaitu
identifikasi lokasi dan penilaian lokasi mencakup kondisi kekumuhan, legalitas tanah, dan
pertimbangan lain (Pasal 29).
Sejalan dengan terbitnya RPJMN 2020-2024, pendataan permukiman kumuh diharapkan dapat
menyediakan pula data untuk keperluan mengukur kontribusi Program Peningkatan Kualitas
Permukiman terhadap capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjugan (SDGs), khususnya tujuan
6 dan 11. Oleh karena itu kegiatan pendataaan kumuh akan dilengkapi dengan pendataan akses
rumah tangga terhadap rumah layak huni, air minum layak dan aman, dan sanitasi layak yang
metode pengumpulan data dan pengukurannya merujuk kepada pedoman pengukuran capaian
pembangunan perumahan dan permukiman yang diterbitkan oleh Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada bulan Mei tahun
2019.

2 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


Kegiatan pendataan permukiman kumuh dilakukan di kota-kota dan provinsi yang sudah
ditetapkan oleh National Slum Upgrading Program (NSUP) atau Kota Tanpa Kumuh (Kotaku),
dan berdasarkan Surat Direktur Pendataan sesuai dengan Permen PUPR Nomor 14/PRT/M/2018
tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh. Melalui kegiatan pendataan permukiman kumuh ini diharapkan diperoleh data dan profil
permukiman kumuh seluruh lokasi yang akan menjadi tolok ukur pencapaian target kegiatan
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh pada akhir proyek. Sedangkan data
mengenai akses rumah tangga terhadap rumah layak huni, air minum layak, dan sanitasi layak
akan digunakan untuk mengukur kontribusi kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh
terhadap pecapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Data dan profil permukiman kumuh akan digunakan sebagai basis data oleh Pemerintah
Kota/Kabupaten dan masyarakat untuk menetapkan target dan merencanakan program, proyek
adan atau kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman
kumuh (penanganan kumuh) yang pencapaian targetnya dievaluasi secara periodik.
Untuk kebutuhan itulah maka dibutuhkan Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh. Tata Cara
ini dimaksudkan agar semua pihak khususnya masyarakat dan Pemerintah Kota/Kabupaten
dapat menyusun data dan profil permukiman kumuh di wilayahnya sesuai kaidah-kaidah yang
telah diatur di dalam Permen.

Tujuan
Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh ini ditujukan untuk:

1. Membantu Pemerintah Kabupaten/Kota memperoleh dan menyusun data dan profil


permukiman kumuh di wilayahnya, sesuai dengan Permen PUPR Nomor 14/PRT/M/2018
tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh
2. Menjadi panduan operasional bagi Pemerintah Kota/Kabupaten dan pemangku kepentingan
lainnya dalam melakukan pendataan dan penyusunan profil permukiman kumuh;
3. Memastikan hasil pendataan permukiman kumuh menjadi basis penetapan SK Kumuh Bupati
/ Walikota.

Keluaran
Data dan Profil Permukiman Kumuh berdasarkan kaidah – kaidah yang diatur Permen PUPR
Nomor 14/PRT/M/2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh dan juga data tentang capaian SDG’s.

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 3


TAHAPAN PENYELENGGARAAN PENDATAAN

Secara umum proses dan langkah-langkah pendataan permukiman kumuh adalah sebagai berikut:

TAHAPAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN


1
Balai PPW Pembinaan/Pengawasan
Sosialisasi
Provinsi Proses
KMW/OC Pendataan
12
Satker PIP/ 2 3 4 10 11
Pokja PKP/ Penerbitan SK
Identifikasi Penyepakatan
Pemda Kumuh
Penyiapan Data Awal OJT Tim Data & Profil
Daerah Konsultasi hasil
Sekunder Permukiman Pendataan Permukiman
Korkot Kumuh Kumuh
5 7 8 9
Fasilitator/Tim
pendataan FGD Awal
tingkat Desa/ Wawancara
Aparat Desa/ kelurahan Kepada
11.a Validasi Data
Kelurahan Seluruh 12.b Entry data
Desa/ Observasi
6 Rumah Tangga 11.c Pembersihan
Kelurahan Lapangan dan Rumah
BKM/Lembaga dan Pengolahan
Tangga data
masy
Terpilih (*)
FGD tkt RT
TIPP & UPL

1 minggu 2 minggu 2 minggu 2 minggu


PENYEPAKATAN DATA
PERSIAPAN PROSES PENDATAAN ANALISIS DATA
PERMUKIMAN
Monitoring dan evaluasi

Gambar 1.1 Tahapan Penyelenggaraan Kegiatan Pendataan

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 4


Penjelasan terperinci setiap tahapan penyelenggaraan kegiatan pendataan di jelaskan dalam tabel berikut
Matrik Penjelasaan Rinci Tahapan Penyelenggaraan Pendataan
No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran
1. Koordinasi dengan OC dan
Korkot
2. Kepala Balai PPW
Mengundang Pemda Kab /
Pelaksana:
Kota dan Pokja PKP
Kepala Balai
Peserta 3. Pelaksanaan sosialisasi
PPW Peserta memahami
memahami pendataan tentang
Tata Cara konsep dan
Sosialisasi konsep dan maksud,tujuan dan
Fasilitator: Pendataan mekanisme
1 Proses mekanisme langkah-langkah
OC Permukiman Pendataan
Pendataan Pendataan pendataan kepada Pokja
Kumuh Permukiman
Permukiman PKP Kota/Kab
Peserta; Kumuh
Kumuh 4. Bila memungkinkan bisa
Pokja PKP
dilakukan langsung
Kota/kab
identifikasi data terduga
kumuh melalui proses
pemetaan masing-masing
kota/kabupaten
Pelaksana: Data-data dan
Penyiapan Data 1. Diperoleh data 1. Identifikasi data sekunder • Tata Cara
Pokja PKP dan dokumen terkait
Sekunder awal Kabupaten yang dibutuhkan untuk Pendataan
Satker dengan:
/ Kota untuk pendelineasian Permukiman
PIP/Pemda - RTRW / RDTR
2 penentuan permukiman kumuh Kumuh
- Lokasi Perkotaan
delineasi 2. Pengumpulan data • Data Sekunder
Fasilitasi: - Data Sekunder
Permukiman sekunder ke dinas/instansi Kab / Kota
Tim Korkot Kota (rumah
kumuh terkait
kumuh,
Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 5
No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran

2. Untuk sanitasi,air
mendapatkan minum,dll)
Lokasi yang - Peta Dasar
memiliki luasan kota/kabupaten
kumuh yang - Lokasi
lebih dari atau berdasarkan SK
sama dengan Bupati / Wali
15 Ha Kota (terupdate
bila ada)
1. Siapkan data sekunder
kota/kabupaten
2. Siapkan Peta Dasar Desa /
1. Memperoleh Kelurahan (1:5000) ukuran
delineasi A0 Pelaksana:
terduga 3. Siapkan plastik ukuran A 0 Pokja PKP dan 1. Daftar Lokasi
permukiman 4. Siapkan per Desk: 3M Post Satker 1. Peta Terduga Kumuh
kumuh it kecil 670 (berwarna) 1/2 x PIP/Pemda kota/kabupaten (Format
kota/kabupaten 2 Inchi, Post it ukuran 3 x 4 2. Data sekunder lampiran 1)
Identifikasi awal
2. Mendapatkan inch dan spidol permanen Fasilitator: kota/kabupaten 2. Peta delineasi
3 Permukiman
luasan ukuran sedang snowman Tim Korkot 3. Tata Cara terduga
kumuh
permukiman warna hitam, biru, hijau dan Pendataan permukiman
kumuh awal merah Peserta: Permukiman kumuh
untuk proses 5. Bila sudah ada delineasi Dinas/instansi Kumuh 3. Tim Pendataan
survey terduga permukiman terkait Lapangan
lapangan kumuh dari proses
sebelumnya, atau SK
Kumuh sebelumnya, maka
proses selanjutnya adalah
melakukan pemerincian

6 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran
6. Pastikan peserta yang hadir
adalah orang yang paham
data dan lokasi
7. Buat batas – batas
adminstrasi RT / Dusun
dalam peta
8. Lakukan delineasi lokasi
terduga permukiman
kumuh di kota kabupaten
tersebut
9. Tandai pakai post it kecil
lokasi kelurahan yang luas
kumuhnya lebih dari atau
sama dengan 15 Ha (lihat
di SK Bupati / Walikota /
Sesing Google earth / RDTR
/ RTRW
10. Analisis lokasi – lokasi yang
sudah ditandai:
a. Tipologi permukiman
kumuh
b. Isu permasalahan
kumuh yang ada:
Bangunan / Gedung,
Jalan, Drainase, Air
Minum, Persampahan,
Limbah / Sanitasi dan
Proteksi Kebakaran
c. Isu potensi yang ada
d. Kawasan Permukiman di
lokasi strategis
Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 7
No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran

e. Pusat aktivitas kegiatan


f. Rencana
Pengembangan ke
depan
11. Bentuk Tim Pendataan
Lapangan sebagai tindak
lanjut pendataan di tingkat
kota/kabupaten

Membekali Tim 1. Peserta memiliki


Pendataan pemahaman
Lapangan yang dan
akan bertugas keterampilan
1. Siapkan modul/panduan 1. Modul/Panduan yang memadai
dengan
fasilitasi terkait proses Pelaku: Fasilitasi OJT untuk
Training pemahaman dan
pendataan Pokja PKP 2. Peta melakukan
Pendataan keterampilan
2. Pilih salah satu delineasi kota/kabupaten pendataan
Permukiman mengenai metode,
permukiman kumuh Fasilitator: 3. Data sekunder permukiman
4 Kumuh dengan teknik, tata cara
3. Lakukan OJT di salah satu Tim Korkot kota/kabupaten kumuh di
Metode OJT dan langkah-
lokasi sesuai dengan 4. Tata Cara wilayahnya
(On The Job langkah proses
langkah-langkah yang ada Peserta : Pendataan masing-masing
Training) pendataan agar
di Tata Cara Pendataan Tim pendataan Permukiman 2. Tersusunnya
Tim dapat
Permukiman Kumuh Kumuh rencana
mengelola dan
melaksanakan pendataan di
proses pendataan masing-masing
dengan baik delieneasi/desa/
kelurahan
1. Warga memiliki 1. Tim Fasilitator Pelaksana: 1. Persoalan 7
FGD Awal
5 pemahaman menyampaikan sosialisasi Kepala Desa / indikator kumuh
Tingkat Desa /
tentang konsep, metode, teknik, Kelurahan di area delineasi

8 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran
Kelurahan di Pendataan instrumen, tata cara dan 2. RT terduga
Area Delineasi Permukiman langkah-langkah Pendataan Fasilitasi: kumuh
Kumuh tingkat Permukiman Kumuh Tim Fasilitator 3. Jadwal kegiatan
Kelurahan 2. Tim Fasilitator observasi
2. Membentuk menyampaikan informasi Peserta: lapangan dan
TIPP mengenai delineasi 1. BKM wawancara
3. Membentuk permukiman kumuh di 2. Lembaga lain
Relawan RT / desa/kelurahan tersebut di tingkat
Dusun 3. Pembentukan/pemanfaatan Desa /
4. Menyusun TIPP (minimal 5 orang per Kelurahan
Rencana Desa / Kelurahan) 3. Tokoh
Pendataan 4. Coaching TIPP Masyarakat /
Tingkat 5. Pembentukan Relawan RT / Pemuda /
Kelurahan Dusun (minimal 5 orang per Agama / Ibu
yang akan RT / Dusun) Warga
dilakukan di 6. Proses identifikasi awal masyarakat
setiap RT persoalan 7 indikator perwakilan RT
terduga kumuh kumuh di daerah / Dusun
terdelineasi
7. Penyusunan Jadwal
Kegiatan Pendataan /
Survey
1. Mendapatkan 1. Ketua RT mengundang 1. Daftar Rumah
Pelaksana:
data / informasi warga nya yang memiliki Tangga yang
Ketua RT / Dusun
awal tentang pemahaman dan dapat memiliki “Lack
Format A: Rumah
kualitas memberikan informasi yang of Access”
FGD tingkat Fasilitator: Tangga
6 permukiman cukup tentang tetangganya Terhadap 7
Rukun Tetangga Relawan RT / Format B:
tingkat maupun tentang lingkungan aspek dan 16
Dusun Lingkungan
lingkungan dan sekitarnya Kriteria Kumuh
akses Rumah 2. Lakukan pengisian data 2. Gambaran awal
Peserta:
Tangga Rumah Tangga yang kondisi kualitas
Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 9
No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran

terhadap memiliki “Lack of Access” Warga RT / permukiman


infrastruktur terhadap 7 aspek dan 16 Dusun yang seusai 7 aspek
dasar kriteria kumuh memiliki dan 16 kriteria di
permukiman 3. Lakukan pengisian data pemahaman, tingkat
2. Memperoleh 10 kualitas permukiman data dan lingkungan
Rumah Tangga 4. Apabila ada informasi yang informasi yang 3. Daftar 10
yang akan di luar format yang ada cukup tentang Rumah Tangga
diwawancara maka fasilitator / Relawan RT tetangganya dan yang akan
lebih lanjut / Dusun menulis di lembar lingkungannya diwawancarai
(Teknik tersendiri lebih lanjut
pemilihan 5. Tim memilih 10 Rumah
rumah tangga tangga dari daftar rumah
lihat di tangga yang tinggal di RT
lampiran 8) tersebut (hasil FGD tingkat
RT)
3. Sebelum berangkat, bahas Pelaksana: 1. Data dan
1. Memperoleh 1. Peta Tematik
kembali maksud dan tujuan Ketua RT / Dusun Informasi
informasi 2. Data /
kegiatan penelusuran lokasi Rumah Tangga
mengenai Informasi
serta proses kegiatan yang Fasilitator: yang sudah
kualitas Rumah
akan dilakukan. Relawan RT / diamati
permukiman Tangga
Dusun termasuk data
melalui 4. Sepakati bersama peserta, 3. Data /
dalam bentuk
Observasi pengamatan lokasi-lokasi penting yang Informasi
7 Peserta: visual dan geo-
Lapangan langsung; akan dikunjungi serta isu- Lingkungan
Warga RT / spasial
2. Memperoleh isu kualitas permukiman 4. Kamera dan
Dusun yang 2. Data dan
data visual, tingkat lingkungan dan atau alat
memiliki Informasi
dan data geo- rumah tangga yang akan pengambil
pemahaman, Lingkungan
spasial di diamati. Setelah itu, data visual
data dan yang sudah
Lingkungan RT sepakati lintasan lainnya
informasi yang diamati
terduga kumuh penelusuran. 5. GPS
cukup tentang termasuk data

10 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran
dan di tingkat 5. Sepakati titik awal tetangganya dan dalam bentuk
Rumah Tangga perjalanan (lokasi pertama), lingkungannya visual dan geo-
biasanya diambil dari titik spasial
terdekat dengan kita 3. Data dan
berada pada saat itu. Informasi
potensi dan
6. Lakukan perjalanan dan
lainnya
amati keadaan di
sepanjang perjalanan
lakukan pengambilan data
visual dan geo-spasial.
7. Dengarkan cerita
masyarakat yang ikut dan
ditemui di sepanjang
perjalanan ketika
menunjukkan hal-hal yang
dianggap penting terkait
kualitas permukiman untuk
diperlihatkan dan dibahas
keadaannya. Diskusikan
permasalahan tersebut dan
amati dengan seksama.
8. Buatlah catatan-catatan
hasil diskusi dengan
menggunakan format A
dan B (tugas anggota Tim
Inti PP/RT yang menjadi
pencatat ), lakukan koreksi
bila ternyata hasil FGD
Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 11
No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran

berbeda dengan kondisi riil


lapangan.
Pelaksana:
Ketua RT / Dusun
1. Lakukan wawancara tatap
Memperoleh data/ Fasilitator: Data dan informasi
muka dengan setiap
informasi yang Relawan RT / Format A: Rumah tentang akses
Wawancara individu responden terpilih.
lebih rinci dan Dusun Tangga (kumuh) Rumah tangga
kepada 2. Lakukan pemeriksaan atas
akurat mengenai Format D. terhadap 7 aspek
8 Responden hasil pengisian kuesioner
akses rumah Peserta: Kuesioner tingkat infrastruktur yang
Rumah Tangga (Format A dan Format D)
tangga terhadap 10 Warga RT / Rumah tangga tertuang dalam
terpilih untuk memastikan bahwa
infrastruktur dasar Dusun yang (SDGs) Format A dan
kuesioner sudan terisi
permukiman terpilih menjadi Format D
sempurna.
responden
secara random/
acak
1. TIPP bersama Tim
1. Data dan
Fasilitator melakukan
Memastikan Informasi
pengecekan kelengkapan Pelaksana:
bahwa data yang Rumah Tangga
data dan akurasi data hasil Tim Fasilitator 1. Peta Tematik
dikumpulkan dan hasil observasi
wawancara dan observasi dan TIPP 2. Data /
tertuang di Format dan wawancara
lapangan, dengan cara Informasi
A dan D sudah yang sudah
9a Validasi Data mengunjungi kembali Fasilitasi: Rumah Tangga
lengkap dan tervalidasi
responden dan lokasi Tim Korkot 3. Data /
sesuai dengan 2. Data dan
pengamatan di lapangan Informasi
kondisi riil yang Informasi
2. Apabila data dan informasi Pengendali: Lingkungan
sebenarnya. Lingkungan
sudah lengkap, kemudian Tim Korkot
hasil observasi
Tim Fasilitator menyerahkan
dan wawancara
ke Tim Korkot

12 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran
yang sudah
tervalidasi
3. Data dan
Informasi
potensi dan
lainnya yang
sudah
tervalidasi
Pelaksana:
Tim Fasilitator
Memasukkan data
1. TIPP bersama Tim dan TIPP
yang sudah
Fasilitator memasukkan 1. Raw Data
dikumpulkan ke 1. Format entri
9b Entri Data data yang sudah terkumpul Fasilitasi: Kumuh
dalam format data data
ke dalam format-format Tim Fasilitator 2. Raw data SDGs
entry yang sudah
yang sudah disediakan
disediakan
Pengendali:
Tim Korkot
1. Tim Fasilitator bersama
TIPP melakukan
1. Raw Data yang
pengecekan data yang
Pelaksana: sudah bersih
sudah dientri 1. Raw Data
1. Membersihkan Tim Fasilitator 2. Numerik Kumuh
2. Apabila ditemukan tingkat Rumah
raw data dan TIPP Kelurahan
anomali/ data yang Tangga
Pembersihan 2. Mendapatkan 3. Luas Kumuh
janggal maka Tim 2. Raw Data
9.c dan Pengolahan numerik Fasilitasi: Kelurahan
Fasilitator bersama TIPP tingkat
Data kumuh, Luas Tim Fasilitator 4. Profil
akan melakukan recek dan Lingkungan
Kumuh dan Permukiman
perbaikan data di bawah 3. Peta
Baseline SDGs Pengendali: Kumuh Tingkat
pengendalian Tim Korkot pendukung
Tim Korkot Kelurahan
3. Dengan menggunakan
5. Baseline SDGs
template yang sudah
disediakan, Tim Fasilitator
Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 13
No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran

menyusun profil kumuh


Desa / Kelurahan
Pelaksana:
Pemda / Pokja
1. Mengadakan koordinasi PKP / Satker PIP
Memberikan Data 1. Profil Kumuh 1. Draft Daftar
dengan Pemda / Pokja PKP
dan Informasi Fasilitasi: Kelurahan Lokasi Kumuh
Konsultasi / satker PIP
kepada pemda Tim Korkot 2. Data dan yang akan
dengan Pemda 2. Melaporkan Hasil
10 tentang hasil Informasi Hasil ditetapkan
/ Satker PIP / Pendataan Permukiman
Pendataan Peserta: Pendataan 2. Profil Kumuh
Pokja PKP Kumuh
Permukiman Kepala Desa / Permukiman Kelurahan
4. Melaporkan Profil Kumuh
Kumuh Kelurahan Kumuh 3. Baseline SDGs
Kelurahan
TIPP
Tim Fasilitator
Pelaksana:
Pemda / Pokja
1. Pemda / Pokja PKP / Satker
Pemda / Pokja PKP / Satker PIP
PIP mencermati hasil
PKP / Satker PIP
Pendataan Permukiman
Penyepakatan dan Kepala Desa / Fasilitasi:
Kumuh Draft Daftar Lokasi
Data dan Profil Kelurahan / TIPP Tim Korkot Draft SK Bupati /
11 2. Pemda / Pokja PKP / Satker Kumuh yang akan
Permukiman Menyepakati Draft Walikota
PIP mencermati Profil ditetapkan
Kumuh Daftar Lokasi, Peserta
Kumuh Desa / Kelurahan
Profil Kumuh dan Kepala Desa /
3. Menyusun Draft Daftar
Baselien SDGs Kelurahan
Lokasi Kumuh
TIPP
Tim Fasilitator
Kepala Daerah 1. Mengundang Pemerintah Pelaksana: Surat Keputusan
Penerbitan SK Daftar Lokasi
12 Menerbitkan Surat Pusat dan Provinsi untuk Kepala Daerah Kumuh
Kumuh Kumuh
Keputusan Kumuh melakukan verifikasi lokasi Bupati/Walikota

14 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran
Kumuh yang telah Fasilitasi:
disepakati oleh Pemda/ Pemda / Pokja
Pokja PKP / Satker PIP PKP / Satker PIP
2. Apabila sudah sesuai,
maka Pemda / Pokja PKP Peserta:
/ Satker PIP segera Pemerintah Pusat
menyusun draft SK Pemerintah
Kumuh untuk selanjutnya Daerah Provinsi /
ditetapkan oleh Kepala Kepala Balai
Daerah Bupati / Walikota Kepala Desa /
3. Apabila ada yang masih Kelurahan
kurang segera Pemda / TIPP
Pokja PKP / Satker PIP Tim Fasilitator
dan Kepala Desa /
Kelurahan / TIPP
melakukan
penyempurnaan
4. Hasil penilaian lokasi
diverifikasi oleh
Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Provinsi
5. Draft SK Kumuh dibahas
di bagian biro hukum
6. Penerbitan SK Kumuh
Bupati/Walikota
Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 15
Lampiran 1: Daftar Lokasi Kawasan Terduga Kumuh

Provinsi : ………………………………………………
Kota/ Kabupaten : ………………………………………………

Kawasan
Isu
Pusat Potensi Permukiman
Lingkup Administratif Koordinat Kependudukan Permasalahan Tipologi
Nama Luas Kegiatan Lokal di Lokasi
Kumuh
No Lokasi KSPN
Kawasan (Ha)
RT / Kec /
Kel Lintang Bujur Jml Kepadatan
RW Distrik

16 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


Lampiran 2: Aspek dan Kriteria Kumuh

A. Perbedaan Permen No. 2/PRT/M/2016 dengan Permen No. 14/PRT/M/2018


Data terkait numerik fisik kekumuhan berdasarkan Permen PUPR No. 2/PRT/M/2016 dan
berdasarkan Permen PUPR No. 14/PRT/M/2018 adalah sebagai berikut:

Kriteria Permen PU No. 2/PRT/M/2016 Permen PU No. 14/PRT/M/2018


No Kekumuhan
Indikator Kekumuhan Indikator Kekumuhan

Ketidakteraturan Bangunan Ketidakteraturan Bangunan

Tingkat Kepadatan Bangunan Tingkat Kepadatan Bangunan


1 Bangunan Gedung
Ketidaksesuaian dengan Ketidaksesuaian dengan
Persyaratan Teknis Bangunan Persyaratan Teknis Bangunan

Cakupan Pelayanan Jalan Cakupan Pelayanan Jalan


Lingkungan Lingkungan
2 Jalan Lingkungan
Kualitas Permukaan Jalan Kualitas Permukaan Jalan
Lingkungan Lingkungan

Ketersediaan Akses Aman Air Ketersediaan Akses Aman Air


Minum Minum
Penyediaan Air
3
Minum Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Tidak Terpenuhinya Kebutuhan
Air Minum Air Minum

Ketidakmampuan Mengalirkan Ketidakmampuan Mengalirkan


Limpasan Air Limpasan Air

Ketidaktersediaan Drainase Ketidaktersediaan Drainase

Drainase Ketidakterhubungan dengan


4
Lingkungan Sistem Drainase Perkotaan

Tidak Terpeliharanya Drainase

Kualitas Konstruksi Drainase Kualitas Konstruksi Drainase

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 17


Kriteria Permen PU No. 2/PRT/M/2016 Permen PU No. 14/PRT/M/2018
No Kekumuhan
Indikator Kekumuhan Indikator Kekumuhan

Sistem Pengelolaan Air Sistem Pengelolaan Air Limbah


Limbah Tidak Sesuai Tidak Sesuai Standar Teknis
Standar Teknis
Pengelolaan
5 Prasarana dan Sarana Prasarana dan Sarana
Air Limbah
Pengelolaan Air Limbah Pengelolaan Air Limbah Tidak
Tidak Sesuai dengan Sesuai dengan Persyaratan
Persyaratan Teknis Teknis

Prasarana dan Sarana Prasarana dan Sarana


Persampahan Tidak Sesuai Persampahan Tidak Sesuai
dengan Persyaratan Teknis dengan Persyaratan Teknis

Sistem Pengelolaan Sistem Pengelolaan


Pengelolaan Persampahan yang Tidak Persampahan yang Tidak
6
Persampahan Sesuai Standar Teknis Sesuai Standar Teknis

Tidak Terpeliharanya
Sarana dan Prasarana
Pengelolaan
Persampahan

Ketidaktersediaan Prasarana Ketidaktersediaan


Proteksi Kebakaran Prasarana Proteksi
7 Proteksi Kebakaran Kebakaran

Ketidaktersediaan Sarana Ketidaktersediaan Sarana


Proteksi Kebakaran Proteksi Kebakaran

B. Konsep dan Definisi Permukiman Kumuh

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 14/PRT/M/2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh, adalah sebagai berikut;

18 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


• Pasal 1 (2) Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari Permukiman, baik
perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan Prasarana, Sarana, dan Utilitas
Umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.

• Pasal 1 (3) Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu
satuan Perumahan yang mempunyai Prasarana, Sarana, Utilitas Umum, serta mempunyai
penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
• Pasal 1 (5) Perumahan Kumuh adalah Perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi
sebagai tempat hunian.

• Pasal 1 (6) Permukiman Kumuh adalah Permukiman yang tidak layak huni karena
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan
serta Sarana dan Prasarana yang tidak memenuhi syarat.

• Pasal 18 (1) Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh merupakan kriteria yang
digunakan untuk menentukan kondisi kekumuhan pada Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh.

• Pasal 18 (2) Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan aspek kekumuhan ditinjau dari:
1. Bangunan gedung;
2. Jalan lingkungan;
3. Penyediaan air minum;
4. Drainase lingkungan;
5. Pengelolaan air limbah;
6. Pengelolaan persampahan; dan
7. Proteksi kebakaran.

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 19


Lampiran 3: Rincian Kriteria Kekumuhan per Aspek

1. Kriteria Kekumuhan ditinjau dari Aspek Bangunan Gedung

Pasal 19. Kriteria kekumuhan ditinjau dari aspek bangunan gedung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf a mencakup:

a. Ketidakteraturan bangunan
b. Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan
rencana tata ruang
c. Kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat

Berdasarkan Permen PUPR No 14/PRT/M/2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan


Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, Indikator Kekumuhan
ditinjau dari Aspek Bangunan Gedung adalah sbb:

No Kriteria Indikator
- Bangunan hunian tidak memiliki akses
langsung ke jalan dengan lebar ≥ 1,5
meter
- Posisi muka bangunan hunian tidak
menghadap ke jalan yang lebarnya <
1,5 meter
- Bangunan hunian menghadap
langsung ke sungai/ laut/ rawa/ danau
1
Ketidakteraturan bangunan atau berada di atas sungai/ laut/ rawa/
danau
- Bangunan hunian berada di atas
sempadan sungai/ laut/ rawa/ danau
- Bangunan hunian berada di daerah
buangan limbah pabrik
- Bangunan hunian berada di bawah jalur
listrik tegangan tinggi (SUTET)

Tingkat kepadatan bangunan


- Area/ Lingkungan/ RT memiliki
2 yang tinggi yang tidak sesuai
kepadatan > 200 – 250 unit per Ha.
dengan ketentuan rencana tata
ruang
- Luas lantai per kapita ≥ 7,2 meter2
- Kondisi atap terluas bocor
3 Kualitas bangunan yang tidak
- Kondisi dinding terluas rusak
memenuhi syarat
- Jenis lantai terluas adalah tanah

20 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


2. Kriteria dan Indikator Kekumuhan ditinjau dari Aspek Jalan Lingkungan

No Kriteria Indikator
- Sebagian lokasi perumahan atau
Jaringan jalan lingkungan tidak permukiman tidak terlayani dengan jalan
1
melayani seluruh lingkungan lingkungan yang sesuai dengan
perumahan atau permukiman ketentuan teknis
- Sebagian atau seluruh jalan lingkungan
Kualitas Permukaan Jalan
2 terjadi kerusakan permukaan jalan pada
Lingkungan yang buruk
lokasi perumahan atau permukiman

3. Kriteria dan Indikator Kekumuhan ditinjau dari Aspek Penyediaan Air Minum

No Kriteria Indikator

1 Akses aman air minum tidak tersedia Masyarakat pada lokasi perumahan da
permukiman tidak dapat mengakses air
minum yang memiliki kualitas tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak
berasa

2 Kebutuhan air minum minimal setiap Kebutuhan air minum masyarakat pada
individu tidak terpenuhi lokasi perumahan atau permukiman
tidak mencapai minimal sebanyak 60
liter/orang/hari

4. Kriteria dan Indikator Kekumuhan ditinjau dari Aspek Drainase Lingkungan

No Kriteria Indikator

Saluran tersier dan/atau saluran lokal


tidak tersedia, dan/atau tidak terhubung
1 Drainase lingkungan tidak tersedia dengan saluran pada hierarki atasnya
sehingga menyebabkan air tidak dapat
mengalir dan menimbulkan genangan

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 21


No Kriteria Indikator

Jaringan drainase lingkungan tidak


mampu mengalirkan limpasan air
Drainase lingkungan tidak mampu
sehingga menimbulkan genangan
2 mengalirkan limpasan air hujan
dengan tidnggi lebih dari 30 cm selama
sehingga menimbulkan genangan
lebih dari 2 jam dan terjadi lebih dari 2
kali setahun

Kualitas konstruksi drainase buruk


Kualitas konstruksi drainase karena berupa galian tanah tanpa
3
lingkungan buruk material pelapis atau penutup maupun
karena telah terjadi kerusakan

5. Kriteria dan Indikator Kekumuhan ditinjau dari Aspek Pengelolaan Air Limbah/ Sanitasi

No Kriteria Indikator

Pengeloaan air limbah pada lokasi


perumahan atau permukiman tidak
Sistem pengelolaan air limbah memiliki sistem yang memadai, yaitu,
1 tidak memenuhi persyaratan kakus/kloset yang tidak terhubung dengan
teknis tangki septik baik secara
individual/domestik, komunal maupun
terpusat

Kondisi prasarana dan sarana pengelolaan


air limbah pada lokasi perumahan atau
permukiman dimana:
Prasarana dan sarana
2 pengelolaan air limbah tidak 1. Kakus/kloset tidak terhubung dengan
memenuhi persyaratan teknis tangki seprik;

2.tidak tersedianya pengelolaan limbah


setempat atau terpusat

22 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


6. Kriteria Kekumuhan ditinjau dari Aspek Pengelolaan Persampahan

No Kriteria Indikator

Prasarana dan sarana persampahan


pada lokasi perumahan atau
permukiman tidak sesuai dengan
persyaratan teknis, yaitu :

1. tempat sampah dengan pemilahan


sampah pada skala domestik tau
Prasarana dan sarana rumah tangga;
persampahan tidak
1
memenuhi dengan 2. tempat pengumpulan sampah (TPS)
persyaratan teknis atau TPS 3R (reduce, reuse, recycle)
pada skala lingkungan;

3. sarana pengangkutan sampah pada


skala lingkungan; dan

4. tempat pengelolaan sampah terpadu


(TPST) pada skala lingkungan

Pengelolaan persampahan pada


lingkungan perumahan atau
permukiman tidak memnuhi
persyaratan sebagai berikut;
Sistem pengelolaan 1. pewadahan dan pemilahan
2 persampahan tidak memnuhi domestik;
persyaratan teknis
2. pengumpulan lingkungan;

3. pengangkutan lingkungan;

4. pengelolaan lingkugan

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 23


7. Kriteria dan Indikator Kekumuhan ditinjau dari Aspek Proteksi Kebakaran

No Kriteria Indikator

Tidak tersedianya prasarana proteksi


kebakaran pada lokasi, yaitu:
Prasarana proteksi kebakaran 1. pasoka air;
1 2. jalan lingkungan;
tidak tersedia
3. sarana komunikasi; dan/atau;
4. data sistem proteksi kebakaran
lingkungan;
Tidak tersedianya sarana proteksi
kebakaran pada lokasi, yaitu:

Sarana proteksi kebakaran 1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR);


2
tidak tersedia 2. kendaraan pemadan kebakaran;
dan/atau

3. mobil tangga sesuai kebutuhan

24 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


Lampiran 4: Rumusan Perhitungan Numerik Kumuh

ASPEK KRITERIA DATA NUMERIK DAN RUMUS PERHITUNGAN

a. Ketidakteraturan ∑ bangunan tidak teratur (unit)


Bangunan Jumlah bangunan tidak teratur x 100%
(unit) ∑ bangunan keseluruhan (unit)

1. KONDISI Luas kawasan 200/250 <


b. Tingkat Kepadatan Luas kawasan 200/250 <
BANGUNAN Bangunan X 100%
(unit/ha) Luas kawasan Kumuh
GEDUNG

Jml bangunan tdk sesuai


C. Ketidaksesuaian Jumlah bangunan tdk sesuai persyaratan teknis (unit)
dengan Persyaratan persyaratan teknis (unit) X 100%
Jumlah bangunan
Teknis Bangunan
keseluruhan (unit)

ASPEK KRITERIA DATA NUMERIK DAN RUMUS PERHITUNGAN PARAMETER

Panjang Jalan Ideal (m) -


a. Cakupan Pelayanan Panjang Jalan Ideal (m) − Panjang Jalan Eksisting
Jalan Lingkungan
Panjang Jalan Ideal (m) X 100%
Panjang Jalan Eksisting (m)
2. KONDISI
JALAN
LINGKUNGAN
b. Kualitas Panjang jalan rusak
Permukaan Jalan Panjang Jalan Rusak (m)
X 100%
lingkungan Panjang Jalan Ideal

∑ KK tidak terakses air


a. Ketersediaan Akses ∑ KK tidak terakses air minum Aman minum Aman
Aman Air Minum x 100%
Jumlah KK keseluruhan
3. KONDISI
PENYEDIAAN
AIR MINUM ∑ KK tidak terakses
b. Tidak terpenuhinya ∑ KK tidak terakses air minum cukup air minum cukup
x 100%
Kebutuhan Air Minum Jumlah KK
keseluruhan

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 25


ASPEK KRITERIA NUMERIK PARAMETER
a. Ketidakmampuan
Mengalirkan Luas kawasan yang
Limpasan Air Luas kawasan yang terkena genangan (Ha)
terkena genangan (Ha) x 100%
Luas kawasan
keseluruhan (Ha)

b. Ketidaktersediaan
4. Kondisi Drainase
Panjang Drainase Ideal (m) -
Drainase Panjang Drainase Ideal (m) − Panjang Drainase Eksisting (m) X
Panjang Drainase Eksisting (m) 100%
Lingkungan
Panjang Drainase Ideal (m)

c. Kualitas Konstruksi
Drainase Panjang Drainase yang
Panjang Drainase yang buruk buruk
(m) X 100%
Panjang Drainase Ideal

ASPEK KRITERIA PARAMETER

Jumlah KK dg sistem
a. Sistem Pengelolaan Jumlah KK dengan sistem air limbah air limbah tdk sesuai
Air Limbah Tidak tidak sesuai standar teknis standar teknis
Sesuai Standar Teknis X 100%
Jumlah KK
keseluruhan

5. Kondisi
Pengelolaan Air
Jumlah KK dg sarpras air
Limbah b. Prasarana dan
Jumlah KK dengan sarpras air limbah limbah tdk sesuai
Sarana Pengelolaan
tidak sesuai persyaratan teknis persyaratan teknis
Air Limbah Tidak X 100%
Sesuai dengan Jumlah KK keseluruhan
Persyaratan Teknis

26 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


ASPEK KRITERIA PARAMETER

a. Prasarana dan Jumlah KK dengan sarpras


Sarana Persampahan
Jumlah KK dengan sarpras pengolahan
pengolahan sampah yang tdk
Tidak Sesuai dengan sampah yang tidak sesuai persyaratan sesuai persyaratan teknis
persyaratan Teknis teknis X 100%
6. Kondisi Jumlah KK Keseluruhan
Pengelolaan
Persampahan

b. Sistem Pengelolaan Jumlah KK dg sistem


Jumlah KK dengan sistem pengolahan sampah tdk
Persampahan yang
pengolahan sampah tidak sesuai sesuai standar teknis X
tidak sesuai Standar 100%
Teknis
standar teknis Jumlah KK keseluruhan

ASPEK KRITERIA PARAMETER

Jumlah bangunan tidak


a. Ketidaktersediaan Jumlah bangunan tidak terlayani terlayani prasarana proteksi
Prasarana Proteksi prasarana proteksi kebakaran (unit) kebakaran (unit)
Kebakaran X 100%
Jumlah bangunan
7. Kondisi keseluruhan (unit)
Proteksi
Kebakaran Jumlah bangunan tidak
b. Ketidaktersediaan Jumlah bangunan tidak terlayani terlayani sarana
Sarana Proteksi proteksi kebakaran
sarana proteksi kebakaran (Unit) X 100%
Kebakaran Jumlah Bangunan
keseluruhan (unit)

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 27


Lampiran 5 : Daftar Pertanyaan Rumah Tangga Untuk Pendataan Permukiman Kumuh

FORMAT A. DAFTAR PERTANYAAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDATAAN PERMUKIMAN KUMUH

A. INFORMASI UMUM

Provinsi Nama Kepala Rumah


:.......................................... : ..........................................
Tangga

Kab/Kota Jumlah Kepala


:.......................................... : ..........................................
Keluarga

Kelurahan/Desa Status Rumah


:.......................................... : MBR/Non MBR
Tangga

Tanggal Jumlah Anggota


:.......................................... : …………………….jiwa
Pendataan Rumah Tangga

Perempuan:
Laki-laki: …………..jiwa
………jiwa

Difabel:…………..…jiwa

A.1 KETERATURAN BANGUNAN HUNIAN

1 Apakah bangunan hunian memiliki


AKSES LANGSUNG ke jalan dan a Ya b Tidak
tidak terhalang oleh bangunan lain?

28 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


2 Apakah POSISI MUKA bangunan
a Ya b Tidak
hunian menghadap jalan ?
3 Apakah posisi bangunan hunian
langsung menghadap
Tidak ada
sungai/laut/rawa/danau dan/atau
a sungai/laut/rawa/ b Ya c Tidak
TIDAK berada di atas
danau
sungai/laut/rawa/danau?
4 Apakah bangunan hunian berada di
atas lahan sempadan Tidak ada
sungai/laut/rawa/danau? a sungai/laut/rawa/ b Tidak c Ya
danau
5 Apakah bangunan hunian berada di
daerah buangan limbah pabrik atau
di bawah jalur listrik tegangan tinggi a Tidak b Ya
(sutet)?
A.2 KELAYAKAN BANGUNAN HUNIAN
6 Berapa luas lantai bangunan Panjang: Jumlah Lantai:
: (a) (b.) Lebar: ………..m (c.)
hunian? ………m ………
Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 29
7 Berapa jumlah penghuni bangunan …………………
:
hunian? jiwa

8 Berapa luas lantai bangunan > 7,2 meter2/


a b < 7,2 meter2/ jiwa
hunian/ jiwa? jiwa

9 Bagaimana kondisi atap terluas? a Tidak Bocor b Bocor

10 Bagaimana kondisi dinding terluas? a Baik b Rusak

11 Apakah jenis lantai terluas? a Bukan Tanah b Tanah

30 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


A.3 AKSES AIR MINUM
12 Darimana sumber utama AIR Ledeng Sumur
a b Ledeng Tanpa Meteran c
MINUM, MANDI, CUCI didapat? - Meteran/SR Bor/Pompa
pilih salah satu dari pilihan jawaban.
(jika jawaban c, d, e, maka lanjut ke
no. 13) d Sumur Terlindung e Mata Air Terlindung f Air Hujan
Air Kemasan/ air Mata Air tak
g h Sumur tak terlindungi i
isi ulang Terlindung
Sungai/Danau/Ko
j k tangki/mobil/ gerobak air
lam
13
Bila jawaban No. 12 di atas sumur
bor, sumur terlindung atau mata air
terlindung, maka berapa jarak ke a ≥ 10 m b < 10 m
penampungan tinja/kotoran terdekat
(termasuk milik tetangga)?
14 Apakah kebutuhan air minum, Tercukupi/terpen
Tercukupi hanya pada Tidak pernah
mandi, cuci terpenuhi sepanjang a uhi sepanjang b c
bulan tertentu tercukupi
tahun? tahun
Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 31
A.4 PENGELOLAAN SANITASI

15 Dimana biasanya anggota rumah Jamban sendiri/


tangga Buang Air Besar? Jamban umum (jika
bersama (maks 5 Tidak di
(jika jawaban c, maka lanjut ke a b digunakan >5 KK c
KK untuk 1 jamban
nomor 18) dan/atau membayar)
jamban bersama)

16 Apakah jenis kloset yang Bukan leher angsa


digunakan? a Leher angsa b (plengsengan/
cemplung/ cubluk/dll)

17 Dimana limbah tinja dibuang? Septictank


a pribadi/komunal/I b Bukan septictank/IPAL
PAL

32 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


A.5 PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
18 Dimana tempat pembuangan Tempat sampah Tempat sampah Dalam
a b c
sampah rumah tangga? pribadi komunal/ TPS/TPS-3R Lubang/dibakar
(jika jawaban c, d, e maka lanjut ke
no. 20)
ruang terbuka/ Sungai/Saluran
d lahan kosong/ e Irigasi/Danau/Laut/
jalan Drainase (Got/Selokan)
19 Berapa kali pengangkutan sampah
a ≥ 2x seminggu b < 1x seminggu
dari rumah ke TPS/TPA?
Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 33
A.6 DATA NON-FISIK

A.6.1 PENDAPATAN RUMAH TANGGA

20 Apa mata pencaharian utama pertanian,


rumah tangga? perkebunan,
a b Perikanan/ nelayan
kehutanan,
peternakan

Pertambangan/
c d Industri/ pabrik
galian

Konstruksi/ Perdagangan/ jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel,


e f
bangunan dll)

Pegawai
g
pemerintah

21 Berapa daya Listrik yang digunakan a <450 b 900 c 1300


dalam bangunan hunian (Watt)?

menumpang ke
d >2200 e tetangga/ tidak punya
meteran sendiri/ dll

34 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


A.6.2 PELAYANAN FASILITAS SOSIAL
22 Apa jenis fasilitas kesehatan yang Puskesmas/
a Rumah Sakit b Prakter Dokter/ Poliklinik c
paling sering digunakan rumah Pustu
tangga?
Dukun/
d pengobatan e Bidan/mantri f Tidak Pernah
tradisional
23 Di mana lokasi/ letak fasilitas Di dalam
kesehatan yang sering digunakan kelurahan/
a b Di luar kecamatan c Di kota lain
rumah tangga? kecamatan yang
sama
24 Jika ada anggota rumah tangga Di dalam
usia wajib belajar (9 tahun), di mana kelurahan/
a b di luar kecamatan c di kota lain
lokasi SD/ sederajat dan SMP / kecamatan yang
sederajat terdekat yang digunakan? sama
d Tidak sekolah e tidak ada anggota rumah tangga usia wajib belajar
A.6.3 ASPEK PENGUASAAN BANGUNAN DAN LAHAN
Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 35
25 Apakah status bangunan hunian? Numpang/milik
a Milik sendiri b Sewa/Kontrak c
pihak lain

26 Apakah status legalitas bangunan


a Memiliki IMB b Tidak/belum memiliki IMB
hunian?

27 Apakah status lahan bangunan Numpang/milik


a Milik sendiri b Sewa/Kontrak c
hunian? pihak lain

28 Apakah status legalitas lahan SHM/ HGB/ Surat Milik pihak lain/ surat Milik pihak lain
bangunnan hunian? a yang diakui b perjanjian lainnya c tanpa surat
pemerintah (termasuk surat adat) perjanjian

Tidak ada / tidak


d
tahu

36 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


Lampiran 6: Daftar Pertanyaan Permukiman Kumuh Berbasis Lingkungan
FORMAT B. DAFTAR PERTANYAAN PENDATAAN 100-0-100 BERBASIS WILAYAH
B. INFORMASI UMUM
Provinsi :................................................ Kelurahan/Desa : ............................................
Kab/Kota :................................................ RT/RW/Dusun : ............................................
Kecamatan :................................................ Tanggal Pendataan : ............................................
B.1 KEPADATAN BANGUNAN HUNIAN
1 Berapa luas wilayah RT/RW/dusun*? : ………………... Ha
2 Berapa luas wilayah permukiman? : ………………... Ha
3 Berapa jumlah total bangunan di wilayah RT/RW/dusun*? : ………………... Unit
4 Berapa persentase luas kawasan permukiman yang terletak
di wilayah dengan kemiringan lebih dari 15%? : ………%
Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 37
B.2 JALAN LINGKUNGAN

5 Berapa panjang total jaringan jalan lingkungan yang telah


ada/eksisting? : ………………... Meter

Berapa panjang jalan lingkungan eksisting dengan lebar ≥


6
1,5 meter? : ………………... Meter

Berapa panjang jalan lingkungan eksisting dengan lebar ≥


7
1.5 meter yang permukaannya diperkeras? : ………………... Meter

8 Berapa Panjang Kebutuhan Jalan baru diluar eksisting


sehingga melayani permukiman seluruhnya? (Jawaban
sesuai hasil perencanaan, bila ada) : ………………... Meter

9 Berapa panjang jalan lingkungan dengan lebar ≥ 1,5 meter


yang permukaannya diperkeras dan tidak rusak? : ………………... Meter

10 Berapa panjang jalan lingkungan dengan lebar ≥ 1,5 meter


yang permukaannya tanah dan tidak rusak? : ………………... Meter

38 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


11 Berapa panjang jalan lingkungan dgn lebar <1,5 meter yang
permukaannya diperkeras dan tidak rusak? : ………………... Meter
12 Panjang jalan lingkungan dgn lebar <1,5 meter yang
permukaannya tanah (tidak diperkeras) dan tidak rusak? : ………………... Meter
13 Berapa panjang jalan lingkungan dengan lebar ≥ 1,5 meter
yang dilengkapi saluran samping jalan? : ………………... Meter
14 Berapa panjang jalan lingkungan dengan lebar < 1,5 meter
yang dilengkapi saluran samping jalan? : ………………... Meter
B.3 DRAINASE LINGKUNGAN
Berapa tinggi genangan
rata-rata (jika jawaban a, Tidak pernah terjadi Tinggi genangan < 30 Tinggi genangan
15 a b c
maka langsung ke no. genangan cm >30 cm
15)?
Berapa durasi genangan Lama genangan < 2 Lama genangan >2
16 a b
air/ banjir rata-rata? jam jam
Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 39
Berapa frekuensi
17 a Terjadi < 2 kali/tahun b Terjadi >2 kali/tahun
genangan air/ banjir?

Berapa luas area


18 genangan air/ banjir dalam : .... Ha
permukiman?

Limpasan air
Apa sumber genangan air/ hujan/ air
19 a Rob/Pasang air laut b Air sungai/danau/rawa c
banjir? buangan rumah
tangga

20 Berapa panjang total drainase yang telah ada (eksisting)


: ………………... Meter
dipermukiman?

Periksa Daftar Usulan/Siteplan Peningkatan Kualitas Drainase


21 sd 2020. Apakah ada usulan drainase baru untuk melayani a Ya b Tidak
permukiman?

Jika Ya, Berapa panjang kebutuhan drainase baru tersebut


22 sehingga permukiman terlayani jaringan drainase seluruhnya. : ………………... Meter
(Jawaban sesuai hasil perencanaan)

40 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


23 Berapa Panjang saluran drainase yang bersih dan tidak bau? : ………………... Meter
24 Berapa Panjang drainase dengan kondisi fisik baik/tidak rusak ? : ………………... Meter
B.4 SANITASI LINGKUNGAN
25 Apakah buangan limbah
cair rumah tangga terpisah a Ya b Tidak
dengan saluran drainase?
B.5 PENGELOLAAN SAMPAH
26 Apakah ada prasarana
pengelolaan sampah yang
a Ya b Tidak
melayani permukiman
(TPS/TPS-3R/TPST)?
27 Apakah ada sarana
pengangkutan sampah
yang melayani a Ya b Tidak
permukiman
(Gerobak/Motor/Mobil)?
Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 41
B.6 PENGAMANAN BAHAYA KEBAKARAN

28 Berapa frekuensi kejadian Tidak pernah terjadi


kebakaran di lingkungan a kebakaran dalam 5 b 1-2 kali dalam 5 tahun
permukiman? tahun

> 2 kali dalam 5


c
tahun

29 Apa penyebab kejadian Tungku/kompor


a b Konsleting listrik
bencana kebakaran? masak

Kebakaran
c d Pembakaran sampah e Lainnya
hutan/ilalang

30 Apakah ada sarana Pos/Stasiun Hidran air/Tangki Air/sumber air


a b
pencegahan bahaya pemadam kebakaran lain yang terbuka
kebakaran?

Mobil/motor
c pemadam kebakaran/ d Tidak ada
APAR

42 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


31 Apakah tersedia jalan
dengan lebar minimal 3,5
meter di lingkungan
a Ada b Tidak
permukiman dengan
radius rumah terjauh
kurang dari 100 m?
B.7 DATA NON FISIK (jawaban bisa lebih dari 1)
32 Apakah tersedia fasilitas Prakter Dokter/ Puskesmas/
a Rumah Sakit b c
kesehatan di dalam Poliklinik Pustu
lingkungan RT?
Dukun/ pengobatan
d e Bidan/ mantri f Tidak ada
tradisional
33 Apakah tersedia fasilitas a TK/ PAUD b SD/sederajat c SMP/sederajat
pendidikan di dalam
lingkungan RT?
d SMA/SMK/sederajat e Perguruan tinggi f Tidak ada
B.8 PERTIMBANGAN LAIN (Pilih salah satu)
Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 43
34 Apakah lokasi berada
pada fungsi strategis a Ya b Tidak
Kab/Kota?

35 Tingkat Partisipasi
Masyarakat dalam
a Tinggi b Sedang c Rendah
mendukung
Pembangunan?

36 Apakah Lokasi memiliki


Potensi Sosial, ekonomi,
a Ya b Tidak
budaya untuk
dikembangkan?

Ket: * pilih yang sesuai

44 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


Lampiran 7: Tata Cara Pengisian Format Isian FGD (Wawancara) Tingkat RT

1. Aspek Kondisi Bangunan Gedung


Update data terkait keteraturan Bangunan dikarenakan adanya review untuk mengabaikan
lebar jalan > 1,5 meter.
RT : RT02/RW09
Tanggal Pendataan :.......................................... DATA UPDATE DATA EXSISITING RUMUS UPDATE
(DATA BARU) (DATA AWAL 2015) (DGN DATA BARU)
A.1 KETERATURAN BANGUNAN HUNIAN
Apakah bangunan
Posisi muka Menghadap langsung Di daerah buangan
hunian memiliki
Posisi muka Akses langsung ke bangunan hunian sungai/laut/rawa/danau limbah pabrik/ di
Akses langsung ke Di atas sempadan
bangunan hunian jalan dg lebar min menghadap ke jalan dan/atau TIDAK berada di bawah jalur listrik SKOR A.1
jalan dan tidak sungai/laut/rawa/danau
menghadap ke jalan > = 1,5 m dgn lebar min atas tegangan tinggi
terhalang oleh
NOMOR INDUK > = 1,5 m sungai/laut/rawa/danau (sutet)
NO NAMA KEPALA RUMAH TANGGA bangunan lain KETERATURAN
KEPENDUDUKAN
1 2 1 (Awal) 2 (Awal) 3 4 5 BANGUNAN
a b a b a b a b a b c a b c a b

Tdk ada Tdk ada


Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk sungai Ya Tdk sungai Tidak Ya Tidak Ya
dll dll

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20]
1 Oey Sian Lie 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Sutarno 1 1 1 1 1 1 1 1
3 Endang Sunarto 1 1 1 1 1 1 1 0

Keterangan:

a. Mengisi Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada kolom [3] dari nama kepala keluarga

Ketentuan Penilaian SKOR A.1 Keteraturan Bangunan Hunian (Kolom [20]):

1 = Jika semua Kolom [4], [6], [18], dijawab 1, DAN Jika Kolom [12] atau [13], dan Kolom
[15] atau [16] dijawab 1

0= Jika salah satu dari Kolom [5], [7], [14], [17], [19] dijawab 1

Persentase Skor: Jumlah Sub-total dibagi Jumlah Total dikali 100

Kolom [8] s/d [11] adalah Data Exisiting (tidak digunakan dalam perhitungan Skor)

Tips: Lakukan verifikasi ulang semua Data Baseline Awal yang nama Kepala Rumah Tangganya
pada Kolom [9] dan [11] bernilai 1. Pada contoh diatas, yaitu Endang Sunarto. Lalu
jawablah pertanyaan seperti yang tertera di Daftar Pertanyaan (DP-RT) No. 1 dan No. 2
seperti berikut:
1. Apakah bangunan hunian memiliki AKSES LANGSUNG ke jalan dan tidak terhalang
oleh bangunan lain? Jika jawabannya Ya, Tuliskan 1 pada Kolom [4], jika tidak tuliskan
1 pada kolom [5].
2. Apakah POSISI MUKA bangunan hunian menghadap jalan? Jika jawabannya Ya,
Tuliskan 1 pada Kolom [6], jika tidak tuliskan 1 pada kolom [7].

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 45


2. Kepadatan Bangunan Hunian (B.1)

B1. KEPADATAN BANGUNAN HUNIAN

Kepadatan Bangunan Hunian

Kawasan
permukman
Luas
Luas Jml Total yg terletak Status
RT/RW/ Kepadatan
Permukiman Bangunan di wil. Kepadatan
Dusun Bangunan
Kemiringan Bangunan
>15%

1 2 3 4

(Ha) (Ha) (Unit) (%) (Unit/Ha)

[3] [4] [5] [6] [7]=[5/4] [8]

1,01 10,00 70 0% 7 Rendah

Keterangan Penilaian/Analisis B1. Kepadatan Bangunan:


a. Kepadatan Bangunan Hunian (Kolom [7]) diisi: (Kolom [5]) dibagi (Kolom [4])
b. Status Kepadatan Bangunan Hunian (Kolom [8]) diisi: salah satu status
"Rendah/Sedang/Tinggi" sesuai hasil perbandingan nilai (Kolom [7]) dengan
Ketentuan kepadatan bangunan yang ditetapkan menurut Kota Metro/Besar dan
Kota Sedang/Kecil.

Kategori Perkotaan berdasarkan UU No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang:


Jumlah Penduduk Kota (jiwa):
Kota Metro: > 1.000.000
Kota Besar: 500.001 - 1.000.000
Kota Sedang: 100.001 – 500.000
Kota Kecil: < 100.000
Status Kepadatan Bangunan Kota:
Kota Metro dan Besar:
Kepadatan bangunan Tinggi: ≥ 300 unit/Ha
Kepadatan bangunan Sedang: 250-300 unit/Ha
Kepadatan bangunan Rendah: ≤ 250 unit/Ha

46 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


Kota Sedang dan Kecil:
Kepadatan bangunan Tinggi: ≥ 250 unit/Ha
Kepadatan bangunan Sedang: 200-250 unit/Ha
Kepadatan bangunan Rendah: ≤ 200 unit/Ha
Diisi oleh TIPP
Data/Nilai Indikator/parameter di tingkat basis/RT yang selanjutnya akan dimasukan ke
format "Logbook"

3. Aspek Kondisi Jalan Lingkungan (B.2)


B2. AKSESIBILITAS LINGKUNGAN

1. Jangkauan Jaringan Jalan

Panjang Panjang jalan Panjang jalan


Panjang jalan Panjang jalan Persentase
kebutuhan Jalan lingkungan lingkungan
Total Panjang jalan lingkungan lingkungan Panjang jalan Panjang jalan Panjang Jalan
Panjang baru diluar dgn lebar ≥1,5 dgn lebar <1,5 Total panjang
Jaringan lingkungan dgn Panjang dgn lebar ≥1,5 dgn lebar <1,5 lingkungan dgn lingkungan dgn Lingkungan
jalan eksisting untuk JANGKAUAN meter yang meter yang keseluruhan Jalan
Jalan lebar ≥ 1.5 meter Jaringan meter yang meter yang lebar ≥1,5 lebar <1,5 yang
lingkungan melayani JARINGAN JALAN permukaannya permukaannya Lingkungan yang
Lingkungan yang Jalan permukaannya permukaannya meter yang meter yang permukaannya
dgn lebar ≥ permukiman? LINGKUNGAN tanah (tidak tanah (tidak permukaannya
yang telah permukaannya Lingkungan diperkeras diperkeras dilengkapi sal. dilengkapi sal. tidak rusak
1,5 meter (Jawaban sesuai diperkeras) diperkeras)
ada/eksisting diperkeras Ideal dan tidak dan tidak samping jalan samping jalan tidak rusak (sesuai (sesuai
hasil dan tidak dan tidak persyaratan teknis)
rusak rusak persyaratan
perencanaan) rusak rusak
teknis)
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
(meter) (meter) (meter) (meter) (meter) % (meter) (meter) (meter) (meter) (meter) (meter) (meter) %
[9] [10] [11] [12] [13]=[9+12] [14]=[9/13]x100 [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21]=[15+16+17+18] [22]=[21/9]x100

476.4 476.4 476.4 0 476.4 100% 391 466 391 82%

Jangkauan Jaringan jalan


Panjang jalan
lingkungan yang layak diisi:
lingkungan yang
(Kolom [9]) dibagi (Kolom
permukaannya tidak
[13]) dikali 100.
rusak diisi: (Kolom
[21]) dibagi (Kolom
[13]) dikali 100.

Keterangan:
1. Jawablah Pertanyaan sesuai Daftar Pertanyaan Lingkungan (DP-Lingkungan) sesuai Nomor
Pertanyaannya (No.8, 10, 11, 12 dan 14)
2. Pertanyaan No. 8/Kolom [12]: Jawaban pertanyaan dengan melihat dokumen hasil
perencanaan penanganan kawasan kumuh tersebut. Bila ada rencananya maka diisi sesuai
panjang yang ada diperencanaan sedangkan jika tidak ada rencana jalan baru maka diisi nol.
Jalan Baru bukan merupakan Jalan eksisiting atau Jalan yang pada pendataan sebelumnya
belum ada/diperhitungkan.
3. Panjang Jalan Ideal/Kolom [13]: diisi dengan jumlah panjang jalan eksisiting kolom [9]
ditambah panjang kebutuhan jalan baru kolom [12];

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 47


4. Aspek Kondisi Drainase Lingkungan (B.3)
B3. DRAINASE LINGKUNGAN

Kesesuaian dgn
Kejadian Genangan/Kemampuan Mengalirkan Air limpasan Sumber genangan Kondisi Fisik Drainase Eksisting dipermukiman Genangan Yg Dipersyaratkan
Persyaratan Teknis

Periksa Daftar Usulan/Siteplan


Luas Area
Peningkatan Kualitas Drainase sd
Tinggi Genangan Durasi/lama genangan Frekuensi genangan Genangan Panjang kebutuhan Panjang
2020. Apakah ada usulan drainase Persentase Persentase
(dalam Panjang baru untuk melayani permukiman? drainase baru Panjang drainase
Rob/ sehingga permukiman saluran Kejadian Luas tidak ada Panjang drainase
permukiman) Sungai/ Limpasan total dengan
pasang terlayani jaringan drainase yang tidak ada Genangan dengan kondisi
Tidak danau/ rawa air hujan drainase drainase seluruhnya? bersih dan
kondisi fisik
Tinggi Tinggi air laut Genangan dalam fisik baik/tidak
Pernah ≤ 2 Kali per > 2 Kali per eksisting (Jawaban sesuai hasil tidak bau baik/tidak
genanga genanga ≤ 2 Jam > 2 Jam Ya Tidak permukiman rusak
Terjadi tahun tahun perencanaan) rusak
n ≤ 30 cm n > 30 cm
Genangan

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
a b c a b a b (Ha) a b c (meter) a b (meter) (meter) (meter) (%) (%)
[23] [24] [25] [26] [27] [28] [29] [30] [31] [32] [33] [34] [35] [36] [37] [38] [39] [40] [41] [42]=[39/34]

1 1 1 1,01 1 466 120 0 90% 26%

Keterangan:
a. Kejadian tidak ada Genangan yang dipersyaratkan (Kolom [40]) diisi:

a. Skor=0, Jika (Kolom [25] dan (Kolom [27] dan (Kolom [29] masing-masing memiliki
diisi nilai = 1.
b. Skor=1, Jika tidak sesuai poin a).
b. Persentase Luas tidak ada Genangan dalam permukiman (Kolom [41]) diisi:

a. Nilai 100%, jika kejadian tidak ada genangan (Kolom [40]) memiliki skor=1,
b. Hasil pengurangan dari 100% dikurangi ((Kolom 30) dibagi (Kolom 4) dikali 100).
c. Luas Area permukiman tidak terjadi genangan air/banjir = Luas Permukiman (Kolom 4)
dikurangi Luas Genangan (Kolom 30)

d. Jawaban pertanyaan no. 22: dengan melihat dokumen hasil perencanaan penanganan
drainase dikawasan kumuh tersebut. Bila ada rencana baru maka diisi sesuai panjang yang
ada diperencanaan tsb sedangkan jika tidak ada rencana drainase baru maka diisi nol.
Drainase Baru bukan merupakan drainase eksisiting atau drainase yang pada pendataan
sebelumnya belum ada/diperhitungkan.

e. Jawaban pertanyaan No. 23: Drainase penghubung eksisting dengan sistem drainase
Perkotaan adalah panjang drainase penghubung eksisting ke sistem kota (Sistem Kota
dapat meliputi Drainase Sekunder/Primer/Sungai/Danau/Laut) → Dihilangkan sesuai
dengan Permen no. 14 tahun 2018

f. Panjang Drainase Baru dihitung meliputi Drainase Baru sesuai dengan usulan di
perencanaan

g. Panjang Drainase Ideal (Kolom 42), diisi: Panjang Drainase Eksisting (Kolom 34) +
Keseluruhan Drainase Baru (Kolom 37) Dihilangkan sesuai dengan Permen no. 14 tahun
2018

48 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


5. Aspek Sanitasi

B.4 SANITASI LINGKUNGAN

Apakah buangan limbah cair rumah tangga


terpisah dengan saluran drainase?

Ya Tidak

25
a b
[43] [44]

100% 0%

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 49


6. Aspek Kondisi Pengelolaan Persampahan (B.5)

B.5 PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Ketersediaan Prasarana & Sarana Pengelolaan Persampahan sesuai


persyaratan teknis

Apakah ada prasarana pengelolaan Apakah ada sarana pengangkutan


sampah yang melayani permukiman sampah yang melayani permukiman
Persentase
(TPS/TPS-3R/TPST)? (Gerobak/Motor/Mobil)?
Prasarana
dan Sarana
Persampahan
Sesuai
dengan
Ya Tidak Ya Tidak
persyaratan
Teknis

26 27
a b a b (%)
[46] [47] [48] [49] [50]

1 1 100%

a. Persentase Prasarana dan Sarana Persampahan Sesuai


dengan persyaratan Teknis diisi 100% jika pertanyaan no 26
dan no 27 dijawab a dan
b. Persentase Prasarana dan Sarana Persampahan Sesuai
dengan persyaratan Teknis diisi 0% jika salah satu
pertanyaan no 26 atau no 27 dijawab b.

Keterangan:
Jawaban Pertanyaan No 26 dan 27 terkait dengan pelayanan sehingga ketersediaan
sarana & prasarana tidak harus ada dilokasi basis/RT tersebut. Bila suatu basis/RT telah
dilayani meskipun lokasi ketersediaan sarana-prasarana tidak dilokasi tersebut tetap
dijawab telah terlayani.
Pemeliharaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan dihilangkan sesuai
dengan Permen no. 14 tahun 2018

50 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


7. Aspek Kondisi Proteksi Kebakaran (B.6)

B6. PENGAMANAN BAHAYA KEBAKARAN

Kejadian kebakaran Penyebab Kejadian Bencana Kebakaran Prasarana/Sarana Pencegahan Bahaya Kebakaran

KETERSEDIAAN KETERSEDIAAN
PRASARANA SARANA
Tidak Hidran Ketersediaan jalan
PROTEKSI PROTEKSI
pernah Pos/ air/Tangki Mobil/ dgn lebar minimal 3,5
1-2 kali >2 kali Tungku/ Kebakaran Pembakar KEBAKARAN KEBAKARAN
terjadi Konsleting Stasiun Air/sumber Motor m di lingkungan
dalam 5 dalam 5 kompor hutan/ an Lainnya Tidak ada
kebakara Listrik Pemadam air lain Damkar/ permukiman dengan
tahun tahun masak ilalang sampah
n dalam 5 Kebakaran yang APAR jarak rumah terjauh <
tahun terbuka 100 m

28 29 30 31 {%) {%)
a b c a b c d e a b c d a b
[51] [52] [53] [55] [56] [57] [58] [59] [60] [61] [62] [63] [64] [65] [66] [67]

1 1 1 1 100% 0%

a. Persentase ketersediaan sarana proteksi kebakaran diisi 100% jika


pertanyaan no 30 poin a atau c ada
b. Persentase Ketersediaan sarana proteksi kebakaran diisi 0% jika
pertanyaan no 30 poin a atau c tidak ada

• Pertanyaan Pengamanan Bahaya Kebakaran adalah terkait dengan pelayanan sehingga


Jawaban ketersediaan sarana & prasarana tidak harus ada dilokasi basis/RT tersebut.
Bila suatu basis/RT telah dilayani meskipun lokasi ketersediaan sarana-prasarana tidak
dilokasi tersebut tetap dijawab telah terlayani.
• PERLINDUNGAN/PELAYANAN OLEH MOBIL DAMKAR PERKOTAAN BERJARAK
2,5KM DARI POS TERDEKAT (WAKTU TANGGAP < 15 MENIT) ….. PERMEN PU
No.25/PRT/M/2008 Tentang Ped. Teknis Penyusunan RISPK

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 51


8. Logbook SIM

A Provinsi DKI JAKARTA


B Kab/Kota KOTA JAKARTA UTARA
C Kecamatan PENJARINGAN
D Kelurahan PEJAGALAN
E RT/RW RT002/RW009
F Jumlah Kepala Rumah Tangga 70
G Jumlah Kepala Keluarga 127
Jumlah Kepala Rumah Tangga
H 53
MBR
Jumlah Kepala Rumah Tangga
I 17
Non MBR
J Jumlah Penduduk Laki-Laki 120
K Jumlah Penduduk Perempuan 199
L Jumlah Penduduk 319

No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER NILAI SATUAN SUMBER DATA


A FISIK
Jumlah Keteraturan Bangunan Hunian 68 unit rumah tangga
1 Keteraturan Bangunan Hunian A.1
Persentase Keteraturan Bangunan Hunian 97% persentase
Luas permukiman ….Ha 10,00 Ha
Jumlah total bangunan ……unit 70 Unit
2 Kepadatan Bangunan Hunian B.1
Tingkat kepadatan bangunan …..unit/Ha 7 Unit/Ha
Luas area dengan kepadatan tinggi Ha
3 Kelayakan Bangunan Hunian Jumlah Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per orang 21 unit rumah tangga
Persentase Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per orang 30% persentase
Jumlah Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis 58 unit rumah tangga A.2

Persentase Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis 83% persentase
Panjang total Jaringan Jalan Lingkungan yg ada 476,4 meter
Panjang jalan lingkungan dgn lebar > 1,5 meter 476,4 meter
Panjang jalan lingkungan dgn lebar > 1.5 meter yang permukaannya diperkeras 476,4 meter
Panjang kebutuhan Jalan baru diluar eksisting untuk melayani permukiman, termasuk
0 meter
penghubung dengan sistem jalan perkotaan. (Jawaban sesuai hasil perencanaan)
Persentase panjang kebutuhan Jalan baru diluar eksisting untuk melayani permukiman,
0%
termasuk penghubung dengan sistem jalan perkotaan.
Panjang total Jaringan Jalan Lingkungan yang Ideal 476,4 meter
Jangkauan Jaringan Jalan Lingkungan 100% persentase
Panjang jalan lingkungan dgn lebar ≥ 1,5 meter yang permukaannya diperkeras dan tidak
391 meter
4 Aksesibilitas Lingkungan rusak B.2
Panjang jalan lingkungan dgn lebar ≥ 1,5 meter yang permukaannya tanah (tidak diperkeras)
0 meter
dan tidak rusak
Panjang jalan lingkungan dgn lebar <1,5 meter yang permukaannya diperkeras dan tidak
0 meter
rusak
Panjang jalan lingkungan dgn lebar <1,5 meter yang permukaannya tanah (tidak diperkeras)
0 meter
dan tidak rusak
Panjang jalan lingkungan dgn lebar ≥ 1,5 meter yang dilengkapi sal. samping jalan 466 meter
Panjang jalan lingkungan dgn lebar < 1,5 meter yang dilengkapi sal. samping jalan 0 meter
Total Panjang keseluruhan jalan lingkungan yang permukaannya tidak rusak 391 meter
Jalan Sesuai Persyaratan Teknis 82% persentase
Luas Area permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 8,99 ha
Persentase Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 90% persentase
Panjang Total Drainase Eksisting 466 meter
Panjang kebutuhan drainase baru sehingga permukiman terlayani jaringan drainase
0 meter
seluruhnya. Jawaban sesuai hasil perencanaan
Persentse panjang kebutuhan drainase baru sehingga permukiman terlayani jaringan drainase
0% persentase
5 Drainase Lingkungan seluruhnya. B.3
Panjang drainase Ideal 466 meter
Panjang drainase yang bersih dan tidak bau 0
Persentase panjang drainase yang bersih dan tidak bau 0%
Panjang Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki kualitas tidak
120 meter
rusak/berfungsi baik
Persentase Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki kualitas minimum
26% persentase
memadai
Jumlah Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan
67 unit rumah tangga
atau non perpipaan terlindungi yang layak)
Persentase Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan
6 Pelayanan Air Minum 96% persentase A.3
atau non perpipaan terlindungi yang layak)
Jumlah Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) 11 unit rumah tangga
Persentase Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) 16% persentase
Jumlah Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) 64 unit rumah tangga
Persentase Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) 91% persentase
A.4
Jumlah Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher
67 unit rumah tangga
7 Pengelolaan Air Limbah angsa yang terhubung dengan septic-tank)
Persentase Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher
96% persentase
angsa yang terhubung dengan septic-tank)
Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan 100% persentase B.4
Jumlah Kepala Keluarga dengan Prasarana dan Sarana Persampahan Sesuai dengan
127 Kepala Keluarga
persyaratan Teknis B….
Persentase Prasarana dan Sarana Persampahan Sesuai dengan persyaratan Teknis 100% persentase
8 Pengelolaan Persampahan Jumlah Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA min.
66 unit rumah tangga
52 dua kali seminggu
Tata Cara Pendataan Permukiman94%
Kumuh Partisipatif
A.5
Persentase Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA
persentase
min. dua kali seminggu
Jumlah Bangunan Hunian memiliki prasarana proteksi kebakaran 70 unit rumah tangga B.5
Persentase Kawasan permukiman memiliki prasarana proteksi kebakaran 100% persentase
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran
Jumlah Bangunan Hunian dengan kawasan permukiman memiliki sarana proteksi kebakaran 0 unit rumah tangga
Persentase sarana proteksi kebakaran 0% persentase B.5

B NON FISIK
Jumlah Bangunan hunian memiliki IMB 13 unit rumah tangga
Persentase Bangunan hunian memiliki IMB 19% persentase
1 Legalitas pendirian bangunan A.6.3
Jumlah Lahan bangunan hunian memiliki SHM/ HGB/ Surat yang diakui pemerintah 14 unit rumah tangga
Persentase Lahan bangunan hunian memiliki SHM/ HGB/ Surat yang diakui pemerintah 20% persentase
Kepadatan penduduk …..jiwa/Ha (=jumlah penduduk dibagi luas wilayah RT) 317 jiwa/Ha
Panjang drainase Ideal 466 meter
Panjang drainase yang bersih dan tidak bau 0
Persentase panjang drainase yang bersih dan tidak bau 0%
Panjang Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki kualitas tidak
120 meter
rusak/berfungsi baik
Persentase Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki kualitas minimum
26% persentase
memadai
Jumlah Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan
67 unit rumah tangga
atau non perpipaan terlindungi yang layak)
Persentase Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan
6 Pelayanan Air Minum 96% persentase A.3
atau non perpipaan terlindungi yang layak)
Jumlah Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) 11 unit rumah tangga
Persentase Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) 16% persentase
Jumlah Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) 64 unit rumah tangga
Persentase Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) 91% persentase
A.4
Jumlah Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher
67 unit rumah tangga
7 Pengelolaan Air Limbah angsa yang terhubung dengan septic-tank)
Persentase Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher
96% persentase
angsa yang terhubung dengan septic-tank)
Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan 100% persentase B.4
Jumlah Kepala Keluarga dengan Prasarana dan Sarana Persampahan Sesuai dengan
127 Kepala Keluarga
persyaratan Teknis B….
Persentase Prasarana dan Sarana Persampahan Sesuai dengan persyaratan Teknis 100% persentase
8 Pengelolaan Persampahan Jumlah Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA min.
66 unit rumah tangga
dua kali seminggu
A.5
Persentase Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA
94% persentase
min. dua kali seminggu
Jumlah Bangunan Hunian memiliki prasarana proteksi kebakaran 70 unit rumah tangga B.5
Persentase Kawasan permukiman memiliki prasarana proteksi kebakaran 100% persentase
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran
Jumlah Bangunan Hunian dengan kawasan permukiman memiliki sarana proteksi kebakaran 0 unit rumah tangga
Persentase sarana proteksi kebakaran 0% persentase B.5

B NON FISIK
Jumlah Bangunan hunian memiliki IMB 13 unit rumah tangga
Persentase Bangunan hunian memiliki IMB 19% persentase
1 Legalitas pendirian bangunan A.6.3
Jumlah Lahan bangunan hunian memiliki SHM/ HGB/ Surat yang diakui pemerintah 14 unit rumah tangga
Persentase Lahan bangunan hunian memiliki SHM/ HGB/ Surat yang diakui pemerintah 20% persentase
Kepadatan penduduk …..jiwa/Ha (=jumlah penduduk dibagi luas wilayah RT) 317 jiwa/Ha
2 Kepadatan penduduk Jumlah penduduk 319 jiwa A.6.1
Luas wilayah RT 1,01 Ha B.1
Pertanian,perkebunan, kehutanan, peternakan 2
Perikanan/nelayan 0
Pertambangan/galian 0
3 Mata pencarian penduduk Industri/pabrik 18 rumah tangga A.6.1.
Konstruksi/bangunan 16
Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) 31
Pegawai pemerintah 3
<450 Watt 9
900 Watt 38
4 Penggunaan Daya Listrik 1300 Watt 21 rumah tangga A.6.1
≥ 2200 Watt 2
Menumpang/tidak punya meteran sendiri/dll 0
Rumah Sakit 0
Praktik dokter/poliklinik 19
Puskesmas/Pustu 51
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan rumah tangga A.6.2
Dukun/Pengobatan tradisional 0
Bidan/mantri 0
Tidak pernah 0
Dalam kelurahan/kecamatan yang sama 37
Luar kecamatan 0
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan Di kota lain 0 rumah tangga A.6.2
Tidak sekolah 6
Tidak ada anggota rumah tangga usia wajib belajar 27
Pertimbangan Fungsi Strategis Lokasi "berada" pada fungsi strategis Kab/Kota 1
7
Lokasi Lokasi "tidak" berada pada fungsi strategis Kab/Kota yang 0
Partisipasi Masyarakat dalam mendukung Pembangunan "Tinggi" 1
Tingkat Partisipasi Masyarakat
8 Partisipasi Masyarakat dalam mendukung Pembangunan "Sedang" 0 rumah tangga A.6.2
dalam mendukung Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam mendukung Pembangunan "Rendah" 0
Potensi Sosial, ekonomi, budaya Lokasi "memiliki" Potensi Sosial, ekonomi, budaya untuk dikembangkan 1
9
untuk dikembangkan Lokasi "tidak" memiliki Potensi Sosial, ekonomi, budaya untuk dikembangkan 0

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 53


Lampiran 8: Contoh Profil Kumuh

DATA ISIAN INDIKATOR DAN PARAMETER KEKUMUHAN


KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN TA 2016
DATA UMUM KAWASAN
Kawasan : GALUR Luas SK : 4,53 Ha
Kelurahan : GALUR Luas Verifikasi : 4,53 Ha
Kecamatan : JOHARBARU Jumlah Bangunan : 504 Unit
Kab/Kota : KOTA JAKARTA PUSAT Jumlah Penduduk : 1568 jiwa
Propinsi : DKI JAKARTA Jumlah KK : 573 KK

DATA NUMERIK PARAMETER KEKUMUHAN


a. Ketidakteraturan bangunan ▪ Jumlah bangunan tidak memiliki keteraturan 105 Unit
b. Tingkat Kepadatan Bangunan ▪ Luas Kawasan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan - Ha
c. Ketidaksesuaian dengan Persyaratan Teknis
Bangunan ▪ Jumlah bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis 148 Unit

a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan ▪ Panjang jalan ideal 4.522,00 m'


▪ Panjang jalan eksisting 4.522,00 m'
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan ▪ Panjang jalan dengan permukaan rusak 553,00 m'
a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum ▪ Jumlah KK tidak terakses air minum aman 16,00 KK
b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum ▪ Jumlah KK tidak terpenuhi kebutuhan Air Minum minimalnya 21,00 KK
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air ▪ Luas kawasan yang terkena genangan 2,20 Ha
b. Ketidaktersediaan Drainase ▪ Panjang drainase ideal 6.722,10 m'
▪ Panjang saluran drainase eksisting 6.722,10 m'
c. Kualitas Konstruksi Drainase ▪ Panjang saluran drainase rusak 3.536,1 m'
Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai
▪ Jumlah KK tidak terakses sistem air limbah sesuai standar teknis 0 KK
a. Standar Teknis
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah ▪ Jumlah KK dengan sarpras air limbah tdk sesuai persyaratan teknis
b 30 KK
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak ▪ Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah yang tdk sesuai 399 KK
Sesuai dengan persyaratan Teknis persyaratan teknis

b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak Jumlah KK dg sistem pengolahan sampah tdk sesuai standar teknis 62 KK
sesuai Standar Teknis

a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi ▪ Jumlah bangunan tidak terlayani prasarana proteksi kebakaran - Unit
Kebakaran
b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran ▪ Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran - Unit

54 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


Rank Tingkat Kekumuhan:

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 55


Lampiran 9: Contoh Perhitungan tingkat Kekumuhan
PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN
AKHIR/PERHITUNGAN OUTCOME PENINGKATAN
KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
Provinsi : DKI JAKARTA 4,53 Ha Luas SK
Kab/Kota : KOTA JAKARTA PUSAT 4,53 Ha Luas Verifikasi
Kecamatan : JOHARBARU 504 Unit Jumlah Bangunan
Kawasan : GALUR 1.568 Jiwa Jumlah Penduduk
573 KK Jumlah Bangunan
KONDISI AWAL (BASELINE)
ASPEK KRITERIA
VOLUME SATUAN PROSEN (%) NILAI

a. Ketidakteraturan Bangunan 105,00 Unit 20,83% 0


1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis
148,00 Unit 29,37% 1
Bangunan
Rata-rata Kondisi
9,79%
Bangunan Gedung

2. Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan - Meter 0,00% 0


Lingkungan b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 553,00 Meter 12,23% 0
Rata-rata Kondisi Jalan
0,00%
Lingkungan

3. Kondisi Penyediaan Air a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum 16,00 KK 2,79% 0
Minum b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum 21,00 KK 3,66% 0
Rata-rata Kondisi
0,00%
Penyediaan Air Minum

a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 2,20 Ha 48,57% 1


4. Kondisi Drainase
Lingkungan
b. Ketidaktersediaan Drainase - Meter 0,00% 0

c. Kualitas Konstruksi Drainase 3.536,10 Meter 52,60% 3


Rata-rata Kondisi Drainase
20,23%
Lingkungan
a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai
- KK 0,00% 0
5. Kondisi Pengelolaan Air Standar Teknis
Limbah b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
30,00 KK 5,24% 0
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
Rata-rata Kondisi
0,00%
Penyediaan Air Limbah
a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak
399,00 KK 69,63% 3
6. Kondisi Pengelolaan Sesuai dengan persyaratan Teknis
Persampahan b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak
62,00 KK 10,82% 0
sesuai Standar Teknis
Rata-rata Kondisi
23,21%
Pengelolaan
a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi
7. Kondisi Proteksi - Unit 0,00% 0
Kebakaran
Kebakaran b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0
Rata-rata Kondisi Proteksi
0,00%
Kebakaran
BATAS AMBANG NILAI TINGKAT KEKUMUHAN 8
TOTAL NILAI
60 -80 : KUMUH BERAT
35 - 59 : KUMUH SEDANG TIDAK
TINGKAT KEKUMUHAN
16 - 37 KUMUH RINGAN KUMUH
< 16, DINYATAKAN TIDAK KUMUH RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 7,60%
KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00%

56 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


Lampiran 10: Kuesioner Rumah Tangga Untuk Pengukuran Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)

BLOK 1. KETERANGAN TEMPAT

SDG101 Provinsi ••

SDG102 Kabupaten/Kota *) ••

SDG103 Kecamatan •••

SDG104A Desa/ Kelurahan *) •••

SDG104B RT/RW

Klasifikasi Desa/ Perkotaan…............................................1


SDG105
Kelurahan Perdesaan …..........................................2

Nomor Urut Sampel


SDG106 ••
Rumah Tangga

NAMA KEPALA RUMAH


SDG107
TANGGA

SDG108 NO. TELP.

ALAMAT (NAMA JALAN/


SDG109
GANG, RT/ RW/ DUSUN)

A. Latitude
Koordinat Lokasi Rumah
SDG110
Tangga
B. Longitude

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 57


BLOK II KETERANGAN PENCACAHAN

Uraian Nama Jabatan Waktu Tanda Tangan

Tanggal /
TIPP/
SDG201 Surveyor Bulan
Fasilitator
•• / ••

Tanggal/
Senior
SDG202 Pengawas Bulan
Fasilitator
•• / ••

Blok III. RINGKASAN

BANYAKNYA ANGGOTA RUMAH TANGGA


SDG301 ••
(TOTAL)

BLOK IV. KETERANGAN LUAS BANGUNAN

BERAPAKAH LUAS LANTAI RUMAH


SDG401 BANGUNAN TEMPAT TINGGAL? …............. m2 (bulatkan dalam meter)
(Bulatkan Dalam Meter Persegi)

58 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


BLOK V. KETERANGAN KOMPONEN BAHAN BANGUNAN RUMAH

Beton ….................................. 1
Genteng ….............................. 2
Asbes ..................................... 3
Seng .......................................4
APAKAH BAHAN BANGUNAN
SDG501 Bambu ....................................5
UTAMA ATAP TERLUAS?
Kayu/ Sirap....................................... 6
Jerami/ ijuk/ daun-daunan/
rumbia……………………………….....7
Lainnya ...................................8

Tembok................................... 1
Plesteran anyaman bambu/ kawat
............................................... 2
APAKAH BAHAN BANGUNAN Kayu/ papan ............................ 3
SDG502
UTAMA DINDING RUMAH TERLUAS? Anyaman Bambu ..................... 4
Batang kayu............................. 5
Bambu .................................... 6
Lainnya (tuliskan) .................... 7

Marmer/ granit …..................... 1


Keramik …................................ 2
Parket/ vinil/ karpet ..................3
Ubin/ tegel/ teraso ................... 4
APAKAH BAHAN BANGUNAN
SDG503 Kayu/ papan ............................ 5
UTAMA LANTAI RUMAH TERLUAS?
Semen/ bata merah ................. 6
Bambu..................................... 7
Tanah ..................................... 8
Lainnya ....................................9

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 59


BLOK VI. PENYEDIAAN AIR MINUM

Air kemasan bermerk.................. 1


Air isi ulang …...................................... 2
Leding.......................................... 3
Sumur bor/pompa ............................... 4
Sumur terlindung ......................... 5
A. APA SUMBER AIR UTAMA YANG Sumur tak terlindung........................... 6
DIGUNAKAN RUMAH TANGGA Mata air terlindung ........................7
UNTUK MINUM? Mata air tak terlindung ......................... 8
Air permukaan seperti (sungai/ danau/
waduk/ kolam/ irigasi) ...................9
Air hujan ............................................. 10
Lainnya. ........................................11

B. JIKA SDG601A = 4,5,6,7,8, < 10m………………………………….1


(sumur, pompa, mata air) BERAPA
JARAK KE TEMPAT ≥ 10m…………………………………2
PENAMPUNGAN LIMBAH/ Tidak tahu……………………………..8
KOTORAN/ TINJA TERDEKAT?

Air kemasan bermerk.................... 1


Air isi ulang .......................................... 2
Leding........................................... 3
Sumur bor/pompa ............................... 4
Sumur terlindung ......................... 5
APA SUMBER AIR UTAMA YANG
Sumur tak terlindung............................ 6
SDG602 DIGUNAKAN RUMAH TANGGA
Mata air terlindung ........................7
UNTUK MASAK/ MANDI/ CUCI DLL?
Mata air tak terlindung ......................... 8
Air permukaan seperti (sungai/ danau/
waduk/ kolam/ irigasi) ..................9
Air hujan ............................................. 10
Lainnya. .......................................11

60 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


BLOK VI. PENYEDIAAN AIR MINUM

Di rumah/ kawasan dalam pagar


A. DIMANAKAH LOKASI SUMBER/
SDG603 rumah.........1
FASILITAS AIR MINUM TERSEBUT?
Di luar kawasan pagar rumah ….......... 2

B. BERAPA LAMA WAKTU YANG


…................... Menit
DIBUTUHKAN UNTUK MENGAMBIL
SDG604 Tidak tahu ….........................................
AIR KE SUMBER/ FASILITAS AIR
998
SAMPAI KEMBALI LAGI KE RUMAH?

Ya Tidak
BAGAIMANAKAH KONDISI FISIK
SUMBER AIR UTAMA UNTUK MINUM A. Keruh …………………….1 5
SDG605 MENURUT ANDA? B. Berwarna …………………1 5
(Jawaban boleh lebih dari 1. Jawaban C. Berasa…………………….1 5
dibacakan satu persatu) D. Berbusa …………………..1 5
E. Berbau …………………… 1 5

Ya……………………………………….1
DALAM SETAHUN TERAKHIR,
SDG606 APAKAH RUMAH TANGGA PERNAH Tidak …………………..……………….5
MENGALAMI KESULITAN AIR?
Tidak tahu………………………………8

Ya Tidak
A. Januari ……………………..1 5
B. February ……………………1 5
C. Maret ………………………..1 5
D. April ………………………….1 5
PADA BULAN APA SAJA RUMAH E. Mei …………………………..1 5
SDG607 TANGGA MENGALAMI KESULITAN F. Juni …………………………..1 5
AIR? G. Juli ……………………………1 5
H. Agustus ………………………1 5
I. September …………………..1 5
J. Oktober …………………..1 5
K. November …………………..1 5
L. Desember …………………..1 5

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 61


BLOK VII. PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Ada, digunakan hanya ART sendiri … 1


Ada, digunakan bersama ART rumah
APAKAH MEMILIKI FASILITAS tangga tertentu.................................... 2
SDG701 TEMPAT BUANG AIR BESAR DAN Ada di MCK umum/ siapapun
SIAPA SAJA YANG MENGGUNAKAN? menggunakan .................................... 3
Ada, ART tidak menggunakan ........... 4
Tidak ada fasilitas ............................... 5

Leher angsa......................................... 1
(JIKA 701= 1 ATAU 2), APAKAH Plengsengan dengan tutup................. 2
SDG702
JENIS KLOSET YANG DIGUNAKAN? Plengsengan tanpa tutup..................... 3
Cemplung/cubluk ................................ 4

Tangki septik ....................................... 1


IPAL. .................................................... 2
A. DIMANAKAH TEMPAT Kolam/sawah/sungai/danau/laut ......... 3
SDG703
PEMBUANGAN AKHIR TINJA? Lubang tanah........................................ 4
Pantai/tanah lapang/kebun .................. 5
Lainnya ................................................. 6

B. DALAM 5 TAHUN TERAKHIR,


____ kali (Isikan 6, jika 6 kali atau lebih)
BERAPA KALI TANGKI SEPTIK INI
Tidak pernah......................................... 7
DIKOSONGKAN/ DILAKUKAN
Tidak tahu ............…………..........…… 8
PENYEDOTAN?

62 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


Lampiran 11: Pedoman Pemilihan Responden dan Pengisian Kuesioner SDGs.

Pedoman Pemilihan Responden.

1. Responden dipilih dari daftar nama Kepala Rumah Tangga di Rukun Tetangga (RT) Kumuh.
2. Setiap RT, dipilih 10 Rumah Tangga secara random/ acak
3. Pemilihan dapat dilakukan menggunakan program SPSS atau Excel atau secara manual
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Siapkan kertas HVS sebanyak 5 – 10 lembar
b. Buat potongan kertas kecil ukuran 2 cm x 2 cm sebanyak jumlah Rumah Tangga dalam
Lampiran 7.
c. Tuliskan nomor 1 – nomor terakhir dalam daftar yang ada
d. Gulung semua kertas yang sudah berisi nomor, lalu lipat dengan gulungan dan lipatan
yang seluruhnya sama.
e. Letakkan semua kertas yang sudah digulung ke dalam mangkuk lalu aduk-aduk.
f. Ambil 10 gulung secara acak lalu buka semua gulungan.
g. Nomor-nomor yang terpilih adalah nomor Rumah Tangga dalam daftar Lampiran 7 yang
terpilih menjadi responden.

Catatan: Pemilihan Responden dengan Metode Random Sampling menggunakan program


SPSS/ Excel/ Manual ini memiliki tingkat kesahihan yang sama.

Pedoman Pengisian Kuesioner SDGs

Dalam pengisian kuesioner, perlu diperhatikan aturan pengisian sebagai berikut:

1. Kuasai konsep, definisi, maksud dan tujuan survey


2. Siapkan alat tulis (Pensil 2B, penghapus yang baik, rautan pensil dan papan jalan/ alas untuk
menulis)
3. Siapkan HP Android yang dilengkapi dengan aplikasi geolocation dan sudah diaktifkan.
4. Tulis semua isian dengan pensil hitam dengan jelas, dengan menggunakan huruf kapital
(huruf besar) agar mudah dibaca dan pada tempat yang telah disediakan.
5. Surveyor/ enumerator harus meneliti/ memeriksa seluruh isian kuesioner dan memperbaiki
setiap kesalahan sebelum kuesioner diserahkan kepada pengawas.
6. Perhatikan dan patuhi tanda-tanda atau alur pertanyaan yang tertera dalam daftar isian.
7. Pertanyaan atau pilihan jawaban yang dicetak dengan huruf kapital jarus dibacakan,
sedangkan pertanyaan atau pilihan jawaban yang dicetak dengan huruf kecil tidak perlu
dibacakan.

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 63


8. Kode pilihan jawaban yang menggunakan huruf kapital seperti A,B,C dan seterusnya boleh
dilingkari lebih dari satu, sedangkan pilihan jawaban yang menggunakan angka seperti 1, 2,
3 dst hanya boleh dilingkari salah satu.
9. Blok 1 tentang pengenalan tempat (kecuali nama Kepala Rumah Tangga dan Alamat Rumah)
diisi sebelum petugas ke lapangan.
10. Jika pemberi informasi terlihat tidak memahami pertanyaan atau tidak dapat menjawab
pertanyaan secara spontan, maka surveyor/ enumerator boleh melakukan probing tanpa
menghilangkan maksud dan tujuan rinci pertanyaan.

Cara Pengisian Kuesioner:

1. Menuliskan nama/ keterangan di tempat yang tersedia, kemudian membubuhkan kode


nama/ keterangan yang dimaksud pada kotak yang tersedia
2. Melingkari kode jawaban kemudian menuliskan ke kotak yang tersedia.
3. Mengisikan jawaban responden pada tempat yang disediakan
4. Membiarkan jawaban tidak terisi, apabila suatu pertanyaan tidak perlu diisi karena aturan,
misalnya karena harus dilewati
5. Contoh cara penulisan informasi luas lantai menggunakan format rata kanan
6. Contoh melingkari kode pilihan jawaban yang menggunakan huruf kapital seperti A,B,C dan
seterusnya ➔ responden boleh memilih lebih dari satu.
7. Contoh melingkari pilihan jawaban yang menggunakan angka seperti 1, 2, 3 dst ➔
responden hanya boleh memilih satu jawaban.

Petunjuk Pengisian Per Nomor Pertanyaan:

BLOK 1. KETERANGAN TEMPAT

1. SDG 101 – SDG 105. Identitas Tempat


Tuliskan nama dan kode provinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan, Desa/ Kelurahan, Klasifikasi
Desa dan Kelurahan dan RT/RW
2. SDG 106A. Nomor Urut Sampel Rumah Tangga.
Isian nomor urut sampel Rumah Tangga terdiri dari 2 digit, dari 01 – sampai 10
3. SDG 106B. Nomor Urut Daftar Rumah Tanngga
Isian nomor Urut Daftar Rumah Tangga diambil dari nomor urut Rumah Tangga tersebut
dalam Daftar By Name By Address (Lampiran XXX)
4. SDG 107. Nama Kepala Rumah Tangga
Tanyakan dan tuliskan nama kepala rumah tangga dari rumah tangga sampel.

64 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


5. SDG 108. Nomor Telepon.
Tanyakan dan tuliskan nomor telpon kepala rumah tangga sampel.
6. SDG109. Alamat (Nama Jalan/ Gang, RT/RW/ Dusun)
Tanyakan dan Tuliskan alamatrumah tangag terpilih secara jelas, nama jalan/ gang, RT/RW,
dusun, nomor rumah dll.
7. SDG110.Koordinat Lokasi Rumah Tangga
Tuliskan koordinat lintang dan bujur lokasi rumah tangga dengan menggunakan aplikasi
geolokasiyang biasa digunakan seperti open camera, dalam format degree munites seconds
(DMS). Sebelum menentukan koordinat lokasi ruamh tangga, surveyor/ enumerator
hendaknya menunggu beberapa saat (proses loading) sampai memperoleh kondisi ideal
untuk mendapatkan lokasi yang akurat.
Catatan: Jika surveyor/ enumerator dan pengawas tidak memiliki HP android, maka beri
tanda “-“ pada SDG110.

BLOK II. KETERANGAN PENCACAHAN

1. SDG201. Surveyor/ Enumerator:


Isikan nama surveyor/ enumerator. Isikan juga tanggal dan bulan dilaksanakannya survey
serta tanda tangan surveyor/ enumerator
2. SDG202. Pengawas
Isikan nama pengawas survey. Isikan juga tanggal dan bulan dilakukannya pengawasan dan
tanda tangan pengawas.

BLOK III. RINGKASAN

1. SDG301. Banyaknya anggota rumah tangga


Tanyakan banyaknya anggota rumah tangga kepada Kepala Rumah Tangga. Isian terdiri dari
2 digit. Untuk jawaban antara 1-9, tambahkan angka 0 di depannya. Contoh: 05

BLOK IV. KETERANGAN LUAS BANGUNAN RUMAH

1. SDG401. BERAPAKAH LUAS LANTAI RUMAH BANGUNAN TEMPAT TINGGAL?


- Pertanyaan ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai kecukupan luas
lantai.
- Luas lantai rumah bangunan tempat tinggal adalah luas lantai yang ditempati dan
digunakan untuk keperluan sehari-hari sebatas atap rumah.
- Tidak termasuk lumbung padi, kandang ternak, lantai jemur dan warung.
- Untuk bangunan bertingkat maka dihitung jumlah luas dari semua tingkat yang ditempati.

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 65


- Bila suatu tempat tinggal dihuni oleh lebih dari 1 rumah tangga, maka luas lantai hunian
setiap ruamh atngga adalah luas lantai dari ruangan yang dipakai besamadibagi
banyaknya ruamh tangga, ditambah dengan luas lantai pribadi ruah atngga yang
bersangkutan.
- Taman yang memiliki atap menyatu dengan atap rumah (berada di dalam rumah) maupun
taman yang berada di samping rumah, namun berada di bawah atap rumah dan
merupakan satu kesatuan struktur, maka taman dihitung luas lantainya.

BLOK V. KETERANGAN KOMPONEN BAHAN BANGUNAN RUMAH

1. SDG501. APAKAH BAHAN BANGUNAN ATAP TERLUAS?


- Atap adalah penutup bangain atas suatu bangunan sehingga kepala Rumah Tangga atau
Anggota Rumah Tangga yang mendiaminya terlindung dari terik matahari, hujan dsb.
- Pada bangunan bertingkat, atap adalah bagian teratas dari bangunan tersebut.
- Kode 1: Beton adalah atap yang terbuatdari campuran semen kerikil dan pasir yang
dicampur dengan air dan dilengkapi dengan rangka.
- Kode 2: Genteng adalah atap yang terbuat dari tanah liat yang dicetak dan dibakar,
terasuk genteng keramik, tanah liat atau fiber/ polycarbonate.
- Kode 3: Asbes adalah atap yang terbuat dari campuran serat asbes dan semen.
Umumnya atap asbes berbentuk gelombang.
- Kode 4: Seng adalah atap yang terbuat dari bahan seng yang dapat berbentuk seng rata,
seng gelombang termasuk decrabond (seng yang dilapisi epoxy atau acrylic) dan
garvalum.
- Kode 5: Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di
batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur dan
eru.
- Kode 6: Kayu/ Sirap adalah atap yang terbuat dari potongan batang pohon yang disusun
dengan pola tertentu.
- Kode 7: Jerami/ Ijuk/ Daun-daunan/ rumbia adalah atapyang terbuat dari serat pohon
aren/ enau atau sejenisnya yang umumnya berwarna hitam.
- Kode 8: Lainnya adalah jenis atap selain yang tersebut di atas, misalnya kardus, kaca dll.
Tuliskan isian lainnya pada tempat yang disediakan.

2. SDG502. APAKAH BAHAN BANGUNAN UTAMA DINDING RUMAH TERLUAS


- Dinding adalah sisi luar/ batas dari suatu bangunan aatu penyekat dengan bangunan fisik
lain. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis dinding yang luasnya
sama, maka bahan/ jenis dinding terluas adalah bahan/ jenis dinding terluas yang bernilai
lebih tinggi.

66 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


- Kode 1: Tembok adalah dinding yang terbuat dari susunan bata/ hebel/ batako dan
dilapisi/ tidak dilapisi plesteran semen.
- Kode 2: Plesteran anyaman bambu/ kawat adalah dinding dari anyaman bambu atau
kawat dengan luas kurang lebih 1m x 1 m yang dibingkai dengan balok kemudian
dipelster dengan campuran semen dan pasir.
- Kode 3: Kayu/ papan adalah bagian dari pohon yang sudah berumur tua, biasanya
berumur lebih dari 5 tahun. Bagian ini bisa merupakan batang utama, cabang atau ranting
yang merupakan batang pokok yang keras, yang biasanya dipakai untuk bahan
bangunan. Termasuk dalam kategori ini adalah papan dan tripleks dari kayu.
- Kode 4: Anyaman bambu, yaitu babu yang diiris tipis-tipis kemudian dirajut seperti kain
dan berbentuk lebar.
- Kode 5: Batang kayu adalah batang dari pohon langsung (masih bulat) tanpa dibelah
terlebih dahulu.
- Kode 6: Bambu adalah adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas
di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur dan
eru. Termasuk dalam kategori ini adalah
- Kode 7: Lainnya adalah jenis dinding selain yang tersebut di atas, misalnya seng, kardus
dll. Tuliskan isian lainnya pada tempat yang disediakan.

3. SDG503.APAKAH BAHAN BANGUNAN UTAMA LANTAI RUMAH TERLUAS?


- Lantai adalah bagian bawah/ dasar/ alas suatu ruangan.
- Kode 1: Marmer atau granit adalah batu gamping yang telah mengalami metamorfosis
dan dapat dipakai untuk lantai, dinding dsb. Marmer disebut juga batu pualam.
Granit adalah batuan keras yang berwarna keputih-putihan, bila digunakan sebagai bahan
laintai dapatbertahan lebih lama dibandingkan marmer atau keramik.
- Kode2: Keramik adalah tanah liat yang dibakar, dicampur dengan mineral lain.
- Kode 3: Parket/ vinil/ karpet adalah material pelapis lantai yang terbuat dari bahan sintesis.
Parket terbuat dari bahan kayu asli; Vinyil terbuat dari PVC atau Polyvinyl Chloride;
sedangkan karpet dapat terbuat dari tekstil atau plastik.
- Kode 4: Ubin/ tegel/ teraso adalah campuran pasir/ semen. Teraso adalah jenis lantai
yang terbuat dari batu alam kecil-kecil, diaduk dengan kapur pasir, dituang di atas dasar
batu, lalu digiling.
- Kode 5: Kayu/ papan (penjelasan sama dengan SDG 502).
- Kode 6: Semen/ Bata Merah adalah campuran semen dengan pasir dan air. Bata merah
adalah lantai yang terbuat dari bata merah yang disusun dengan pola tertentu atau bata
merah yang dihancurkan.
- Kode 7: Bambu (penjelasan sama dengan SDG502).
- Kode 8: Tanah adalah lantai langsung ke permukaan bumi tanpa ada alas lain di atasnya.
- Kode 9: Lainnya adalah jenis lantai selain yang disebutkan di atas.

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 67


BLOK VI. PENYEDIAAN AIR MINUM
1. SDG601. APA SUMBER AIR UTAMA YANG DIGUNAKAN RUMAH TANGGA UNTUK MINUM?
- Sumber air minum adalah sumber air yang digunakan untuk minum sehari-hari. Jika
responden menggunakan air minum yang berasal dari beberapa sumber air, maka pilih
salah satu sumber air yang volume airnya paling banyak digunakan oleh rumah tangga.
- Kode 1: Air Kemasan Bermerk adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu
perusahaan dalam kemasan botol (termasuk galon) dan kemasan gelas; antara lain air
kemasan bermrk Aqua, Vit dsb.
- Kode 2: Air Isi ulang adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan biasanya
tidak memiliki merk.
- Kode 3: Leding (perpipaan) adalah air yang diproduski melalui proses penjernihan dan
penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran
air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM, PDAM atau BPAM, dan dikelola oleh pemerintah
atau swasta.
- Kode 4: Sumur Bor/ Pompa adalah air tanah yang pengambilannya dengan poma tangan,
pompa listrikatau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur pantek)
- Kode 5: Sumur Terlindung adalah sumur galian bila lingkar sumur atau perigi tersebut
dilindungi oleh tembok paling sediit 0,8 meter di atas tanah dan 3 meter ke bawah tanah,
serta ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur/ perigi.
- Kode 6: Sumur Tak Terlindung adalah sumur yang tidak memenuhi syarat sebagai sumur
terlindung.
- Kode 7: Mata Air Terlindung adalah sumber air permukaan tanah dimana air timbul
dengan sendirinya. Dikategorikan sebagai terlindung bila mata ar tersebut terlindung dari
air bekas pakai, bekas mandi, mencuci atau lainnya.
- Kode 8: Mata Air Tak Terlindung adalah sumber air permukaan tanah dimana air timbul
dengan sendirinya. Dikategorikan sebagai tak terlindung bila mata air tersebut tidak
terlindung atau tercemar dari air bekas pakai, bekas mandi, mencucui dan lainnya.
- Kode 9: Air Permukaan (sungai, danau, waduk/ kolam/ irigasi) adalah apabla rumah
tangga menggunakan air darisungai, danau, waduk, kolam atau irigasi sebagai sumber
utama air minum.
- Kode 10: Air Hujan adalah apabila rumah tangga menggunakan air hujan sebagai sumber
utama air minum.
- Kode 11: Lainnya adalah sumber air selain air tersebut di atas seperti air suling.
2. SDG602. APA SUMBER AIR UTAMA YANG DIGUNAKAN RUMAH TANGGA UNTUK MASAK/
MANDI/ CUCI DLL?
- Jika rumah tangga menggunakan lebih dari satu sumber air untuk mandi/ cuci dll. Pilih
sumber air dengan volume yang terbanyak digunakan.
- Penjelasannya sama dengan SDG 601

68 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


3. SDG603. DIMANAKAH LOKASI SUMBER/ FASILITAS AIR MINUM ITU?
- Pertanyaan ini merupakan salah satu pendekatan dari ladder 5 SDGs target 6.1 indikator
6.1.1 © yaitu akses air aman dan berkelanjutan pada aspek keterjangkauan )safe and
affordable drinking water)
- Di rumah/ kawasan dalam pagar rumah . Lokasi sumber/ fasilitas air minum terletak di
dalam bangunan tempattinggal, atau di depan, belakang atau sapingrumah dan masih
dalam satu pekarangan. Contohnya keran air yang letaknya di dalam rumah, sumur air
yang letaknya di halaman rumah dsb.
- Di luar kawasan pagar rumah. Lokasi sumber/ fasilitas air minum terletak di luar batas
pekarangan rumah, misalnya membeli air isi ulang di toko di luar rumah, mengambil air
dari danau dsb.
4. SDG604. BERAPA LAMA WAKTU YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENGAMBIL AIR KE
SUMBER/ FASILITAS AIR SAMPAI KEMBALI LAGI KE RUMAH?
- Pertanyaan ini ditanyakan apabila lokasi sumber/ fasilitas air minum di luar kawasan pagar
rumah yaitu SGD603 berkode 2 (dua).
- Waktu yang dicatatkan adalah waktu yang biasanya digunakan untuk mengambil air
minum pulang pergi, baik menggunakan alat transportasi maupun tidak; dalam hal ini
termasuk waktu menunggu/ antri. Jika dalam satu hari dilakukan berkali-kali pengambilan
air, maka waktu yang dicatat adalah waktu ketika satu kalli pengambilan.
- Jika responden menggunakan air minum kemasan/ air isi ulang dengan cara membeli
melalui pemesanan via telepon, maka lama waktu yang dicatat adalah lama waktu dari
mulai memesan hingga air minum kemasan/ isi ulang tersebut tiba (diantar) sampai ke
rumah.
- Jika responden tidak tau lama waktu yang dibutuhkan untuk mengambil air maka lingkari
kode 998.
5. SDG 605. BAGAIMANAKAH KONDISI FISK AUMBER AIR UTAMA UNTUK MINUM MENURUT
ANDA?
- Kode A: Keruh. Air minum keruh, tidak jernih/ tidak bening
- Kode B: Berwarna. Air minum terlihat berwarna seperti kekuningan, kemerahan,
kecoklatan atau warna lainnya.
- Kode C: Berasa. Air minum terasa asam, manis, pahit atau asin, misalkan ketika
digunakan untuk berkumur. Rasa asam disebabkan oleh adanya asam organik atau
anorganik, sedangkan rasa asin disebabkan oleh adanya garam yang larut dalam air.
- Kode D: Berbusa. Air minum mengeluarkan busa, baik saat diaduk maupun tidak.
- Kode E: Berbau. Air minum yang berbau jika dicium. Air berbau busuk bila mengandung
bahan organik yang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.
- Lingkari satu atau beberapa jawaban pada huruf A, B, C, D atau E sesuai jawaban
responden.

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 69


6. SDG606. DALAM SETAHUN TERAKHIR, APAKAH RUMAH TANGGA RESPONDEN PERNAH
KEKURANGAN AIR?
- Rumah Tangga dikatakan mengalami kesulitan air untuk kebutuhan sehari-hari
(minum/mandi/cuci/masak dll), apabila tidak mampu memenuhi kebutuhan air sebanyak
20 liter/ ART/ hari.

7. SDG607. PADA BULAN APA SAJA RUMAH TANGGA MENGALAMI KESULITAN AIR?
- Lingkari kode A – L pada bulan-bulan rumah tangga mengalami kesulitan air.
- Pilihan jawaban dapat lebih dari 1.

BLOK VII. PENGELOLAAN AIR LIMBAH


1. SDG701. APAKAH RUMAH TANGGA MEMILIKI FASILITAS TEMPAT BUANG AIR BESAR DAN
SIAPA SAJA YANG MENGGUNAKAN?
- Kode 1: Ada, digunakan hanya ART sendiri, bila rumah tangga memiliki fasilitas tempat
buang air besar dan hanya digunakan oleh rumah tangga responden saja.
- Kode 2: Ada, digunakan bersama ART rumah tangga lain, bila fasilitas tempat buang air
besar digunakan oleh rumah tangga responden bersama dengan beberapa rumah
tangga tertentu. Fasilitas tempat buang air besar dimiliki oleh salah satu rumah tangga
tersebut.
- Kode 3: Ada, di MCK komunal. MCK komunal merupakan fasilitas pengolahan air limbah
domestik bersama dimana bangunan Mandi Cuci Kakus (MCK) berada di satu lokasi.
MCK komunal melayani warga di suatu area permukiman, dimana warga yangtidak
memiliki jamban di rumah masing-masing akan datang secara mandiri ke lokasi MCK.
Bagunan bawah/ unit pengolahan dari MCK komunal biasanya berupa tangki septik
komunal ataupun IPAL Komunal.
- Kode 4: Ada, di MCK umum/ siapapun menggunakan. Bila rumah tangga menggunakan
MCK yang merupakan salah satu sarana fasilitas umum yang digunakan oleh siapapun
untuk keperluan mandi, mencuci dan buang air di lokasi permukiman tertentu yang dinilai
berpenduduk cukup padatdengan tingkat kemampuan ekonomi rendah.
- Kode 5: Ada, ART tidak menggunakan. Bila rumah tangga responden mempunyai fasiltas
tempat buang air besar, tetapi responden tidak pernah menggunakannya dengan alasan
tertentu.
- Kode 6: Tidak ada fasilitas. Bila rumah tangga responden tidak mempunyai fasilitas
tempat buang air besar.

70 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


2. SDG702. (JIKA 701=1 ATAU 2), APAKAH JENIS KLOSET YANG DIGUNAKAN?
- Kode 1: Leher angsa, adalah kloset kloset yang dibawah dudukannya terdapat saluran
berbentuk U (seperti leher angsa) dengan maksud menampung air agar bau tinja tidak
keluar.
- Kode 2: Plengsengan dengan tutup adalah kloset plengsengan yang ditutup bila tidak
digunakan dan dibuka bila digunakan.
Kloset plengsengan adalah jamban/ kakus yang dibawah dudukannya terdapat saluran
rata yang dimiringkan ke tepat pembuangan kotoran.
- Kode 3: Plengsengan tanpa tutup adalah kloset plengsengan yang tidak menggunakan
tutup.
- Kode 4: cemplung/ cubluk adalah jamban/ kakus yang di bawah dudukannya tidak ada
saluran sehingga tinja langsung ke tempat pembuangan/ penampungan akhirnya.

3. SDG703A. DIMANAKAH TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR TINJA?


- Kode 1: Tangki septik
Tangki dengan dasar semen yaitu tempat pembuangan akhir yang berupa bak
penampungan, biasanyaterbuat dari pasagan bata/ batu/ beton di semua sisinya, juga
bagian dasarnya. Beberapa jenis jamban/ kakus yang disediakan di tempat umum/
keramaian, seperti di taman kota, tempat penampungannya dapat berupa tong yang
terbuat dari logam/ kayu. Tempat penampungan ini bisa dilepas untuk diangkut ke tempat
pembuangan. Dalam hal demikian, tempat pembuangan akhir dari jamban/ kaksu ini
diaggap sebagai tangki dengan dasar semen.
Tangki tanpa dasar semen adalah tempat pembuangan akhir yang berupa bak
penampungan, biasanya terbuat dari pasangan bata/ batu atau beton di semua sisinya.
Kecuali bagian dasarnya.
- Kode 2: IPAL/ SPAL
IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)/ SPAL (Saluran Pengolahan Air Limbah) adalah
sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air
sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktivitas lain. Pada IPAL, air
limbah rumah tangga tidak ditampung di dalam tangki atau wadah semacamnya, tetapi
langsung dialirkan ke suatutempat pengolahan limbah cair. Di tempat pengolahan
tersebut, limbah cair diolah sedemikian rupa (dengan teknologi tertentu sehingga terpilah
menjadi 2 bagian yaitu lumpur dan air. Air hasil pengolahan ini dianggap aman untuk
dibuang ke tanah atau badan air (sungai/ danau/ laut). Termasuk di sini daerah
permukiman yang mempunyai IPAL terpadu yang dikelola oleh pemerintah kota.
- Kode 3: Kolam/ sawah/ sungai/ danau/ laut, apabila limbah dibuang ke kolam/ sawah/
sungai/ danau/ laut.
- Kode 4: Lubang tanah, bila limbahnya dibuang ke lubang tanah yang tidak diberi
pembatas/ tembok (tidak kedap air). Termasuk lubang tanah yaitu (1) bekas galian lubang

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 71


kapur yang dipakai untuk penampungan tinja, (2) Tanah berbatu yang terbuat dari lubang
untuk pembuangan akhir tinja (semua sisi dari lubang merupakan batu-batuan.
- Kode 5: Pantai/ Tanah Lapang/ Kebun, bila limbahnya dibuang ke daerah pantai atau
tanah lapang, termasuk dibuang ke kebun.
- Kode 6: Lainnya, bila limbahnya dibuang ke tempat lain selain yang disebutkan di atas.

4. SDG703B. DALAM 5 TAHUN TERAKHIR, BERAPA KALI TANGKI SEPTIK INI DIKOSONGKAN/
DILAKUKAN PENYEDOTAN?
- Pertanyaan ini merupakan salah satu komponen penyusun indikator akses sanitasi aman
dari indikator SDGs.
- Isikan 1, 2, 3, 4 , 5 atau 6 jika dilakukan pengosongan/ penyedotan sebanyak 1 - 6 kali
atau lebih.
- Kode 7: Jika responden tidak pernah melakukan pengosongan/ penyedotan.
- Kode 8: Jika responden tidak mengetahui berap kali tangki septik dikosongkan/ dilakukan
penyedotan.

Lampiran 12 : Form Entri Data SDGs

72 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


Lampiran 13. Petunjuk Entri Data Kuesioner SDG’s

BLOK 1. KETERANGAN TEMPAT

Tuliskan nama Provinsi dengan lengkap. Dalam hal nama Provinsi


SDG101 terdiri dari 2 kata, tuliskan tanpa tanda hubung.
Contoh: Sumatera Utara

Tuliskan Kode Provinsi dalam 2 digit.


Contoh untuk Sumatera Utara adalah: 12
Kode SDG101 Acuan: Peraturan Badan Pusat Statistik Nomor 3 tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Peraturan Badan Pusat Statistik Nomor 90 tahun
2018 Kode dan Nama Wilayah Kerja Statistik tahun 2018

Tuliskan Nama Kabupaten/ Kota dengan lengkap. Dalam hal nama


Kabupaten/ Kota terdiri dari 2 kata, tuliskan tanpa tanda hubung.
SDG102 Untuk nama Kota, sertakan frasa ‘Kota’
Contoh1: Deli Serdang
Contoh 2. Kota Medan

Tuliskan Kode Kabupaten/ Kota dalam 2 Digit


Kode SDG 102 Contoh untuk Deli Serdang adalah 12
Acuan = Kode SDG 101

Tuliskan Nama Kecamatan dengan lengkap. Dalam hal nama


SDG103 Kecamatan terdiri dari 2 kata, tuliskan tanpa ada hubung.
Contoh1: Gunung Meriah

Tuliskan Kode Kecamatan dalam 3 digit


Kode SDG 103 Contoh untuk Gunung Meriah adalah 010
Acuan = Kode SDG 101

Tuliskan Nama Kelurahan dengan lengkap. Dalam hal nama


SDG104A Kelurahan terdiri dari 2 kata, tuliskan tanpa tanda hubung.
Contoh1: Marjanji Pematang

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 73


BLOK 1. KETERANGAN TEMPAT

Tuliskan Kode Kelurahan dalam 3 digit


Kode SDG 104A Contoh untuk Gunung Meriah adalah 012
Acuan = Kode SDG 101

Tuliskan masing-masing dalam 2 digit.


Dalam hal di wilayah tersebut tidak ada RT/RW, tuliskan sesuai
SDG104B penomoran unit permukiman terkecil yang ada di wilayah tersebut.
Contoh 1: 13/03
Contoh 2: DS001-00000

Tuliskan kode 1 atau 2 sesuai klasifikasi Desa/ Kelurahan yang


disurvey.
SDG105 Acuan: Peraturan Kepala BPS no 37 tahun 2010 tentang Klasifikasi
Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia
Contoh: 2

Tuliskan nomor urut sampel sebanyak 2 digit


SDG106
Contoh: 07

Tuliskan Nama Kepala Rumah Tangga


SDG107
Contoh: Siapa Saja

Tuliskan nomor telpon responden.


SDG108
Contoh: 0811234567

ALAMAT (NAMA JALAN/ GANG, RT/ RW/ DUSUN Tuliskan alamat


SDG 109 lengkap responden sampai tingkat RW atau Dusun
Contoh: Gang Khayalan no 314, RT13/ RW 03
Tuliskan koordinat latitude rumah responden dalam format Derajat,
SDG110A decimal menit
Contoh: 8° 24' 34.2648''

Tuliskan koordinat longitude rumah responden dalam format


SDG110B
Contoh: 115° 11' 20.1084''

74 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


BLOK II KETERANGAN PENCACAHAN
Tuliskan Nama Surveyor
SDG201_K2
Contoh: Yuliani
Tuliskan tanggal dan bulan pencacahan dalam format DD/MM
SDG201_K4
Contoh: 08/03
Tuliskan Nama Pengawas
SDG202_K2
Contoh: Agustus
Tuliskan tanggal dan bulan dilakukannya pemeriksaan oleh pengawas
SDG202_K4
Contoh: 08/03

Blok III. RINGKASAN

Tuliskan banyaknya anggota rumah tangga, termasuk responden,


SDG301 dalam 2 digit.
Contoh: 08

BLOK IV. KETERANGAN LUAS BANGUNAN

Tuliskan sesuai isi kuesioner, bulatkan dalam meter persegi. Cukup


SDG401 angkanya saja.
Contoh: 32

BLOK V. KETERANGAN KOMPONEN BAHAN BANGUNAN RUMAH

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


Contoh: 5
SDG501 Apabila pilihan jawaban adalah 8, tuliskan isian jawaban nomor 8 ke
dalam kolom SDG501_8
Contoh: Kaca

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


Contoh: 5

SDG502
Apabila pilihan jawaban adalah 7, tuliskan isian jawaban nomor ke dalam
kolom SDG502_7
Contoh: Tanah lempung

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 75


BLOK V. KETERANGAN KOMPONEN BAHAN BANGUNAN RUMAH

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


Contoh: 5

SDG503
Apabila pilihan jawaban adalah 9, tuliskan isian jawaban nomor ke dalam
kolom SDG503_9
Contoh: Apaya

BLOK VI. PENYEDIAAN AIR MINUM

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


Contoh: 5

SDG601A
Apabila pilihan jawaban adalah 11, tuliskan isian jawaban nomor ke dalam
kolom SDG601A_11
Contoh: Laut

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


Contoh: 2
SDG601B
JIKA SDG601A = 4,5,6,7,8, (sumur, pompa, mata air) Tuliskan Jarak BERAPA
JARAK KE TEMPAT PENAMPUNGAN LIMBAH/ KOTORAN/ TINJA TERDEKAT?

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


Contoh: 10

SDG602
Apabila pilihan jawaban adalah 11, tuliskan isian jawaban nomor ke dalam
kolom SDG602_11
Contoh: Laut

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


SDG603
Contoh: 2

76 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


BLOK VI. PENYEDIAAN AIR MINUM

Tuliskan dalam satuan menit, tanpa menuliskan frasa ‘menit’


SDG604 Contoh 1: 120
Contoh 2: 998

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih (Jika Ya = 1 Jika Tidak = 5)


SDG605A
Contoh: 5

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih (Jika Ya = 1 Jika Tidak = 5)


SDG605B
Contoh: 1

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih (Jika Ya = 1 Jika Tidak = 5)


SDG605C
Contoh: 5

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih (Jika Ya = 1 Jika Tidak = 5)


SDG605D
Contoh: 5

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih (Jika Ya = 1 Jika Tidak = 5)


SDG605E
Contoh: 1

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


SDG606
Contoh: 5

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih (Jika Ya = 1 Jika Tidak = 5)


SDG607A
Contoh: 5
SDG607B Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih (Jika Ya = 1 Jika Tidak = 5)
Contoh: 5
SDG607C Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih (Jika Ya = 1 Jika Tidak = 5)
Contoh: 1
SDG607D Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih (Jika Ya = 1 Jika Tidak = 5)
Contoh: 1
SDG607E Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih (Jika Ya = 1 Jika Tidak = 5)
Contoh: 5
SDG607F Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih (Jika Ya = 1 Jika Tidak = 5)
Contoh: 1
SDG607G Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih (Jika Ya = 1 Jika Tidak = 5)
Contoh: 5

Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif 77


BLOK VI. PENYEDIAAN AIR MINUM

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih (Jika Ya = 1 Jika Tidak = 5)


SDG607H
Contoh: 1

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih (Jika Ya = 1 Jika Tidak = 5)


SDG607I
Contoh: 1

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih (Jika Ya = 1 Jika Tidak = 5)


SDG607J
Contoh: 5

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih (Jika Ya = 1 Jika Tidak = 5)


SDG607K
Contoh: 5

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih (Jika Ya = 1 Jika Tidak = 5)


SDG607L
Contoh: 1

BLOK VII. PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


SDG701
Contoh: 1

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


SDG702
Contoh: 1

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


Contoh: 1
SDG703A Apabila kode jawaban yang dipilih adalah nomor 6, maka dilanjutkan dengan
mengisi pada form SDG703A_6
Contoh: Hutan / Padang Pasir

Tuliskan isian dari jawaban


SDG703B
Contoh: 2

78 Tata Cara Pendataan Permukiman Kumuh Partisipatif


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12110
Telp: (021) 7397754
Fax: (021) 7395226

Anda mungkin juga menyukai