Anda di halaman 1dari 149

Salah satu upaya yang dilakukan

Pemanfaatan ruang perkotaan


untuk mengoptimalkan berbagai
sering kali tidak seimbang dengan
sumber daya, dengan
kondisi ekologi atau lingkungan
mempertimbangkan aspek yang
ada adalah dengan membuat suatu
dokumen penataan ruang
RDTR merupakan salah satu
dokumen penataan ruang yang Dokumen penataan ruang berfungsi
berisi rencana tata ruang sebagai arahan dan acuan dalam
kabupaten kota, dilengkapi dengan pemanfaatan ruang darat, udara,
peraturan zonasi, yang dibuat dan laut
secara terperinci
Salah satu upaya yang dilakukan
Pemanfaatan ruang perkotaan
untuk mengoptimalkan berbagai
sering kali tidak seimbang dengan
sumber daya, dengan
kondisi ekologi atau lingkungan
mempertimbangkan aspek yang
ada adalah dengan membuat suatu
dokumen penataan ruang
RDTR merupakan salah satu
dokumen penataan ruang yang Dokumen penataan ruang berfungsi
berisi rencana tata ruang sebagai arahan dan acuan dalam
kabupaten kota, dilengkapi dengan pemanfaatan ruang darat, udara,
peraturan zonasi, yang dibuat dan laut
secara terperinci

Berdasarkan RTRW Kabupaten


Terletak di bagian barat Banyuwangi, Kecamatan Licin
Kabupaten Banyuwangi merupakan kawasan strategis
Ekonomi dan Pariwisata

Kawasan strategis pariwisata


Kawasan Strategis Ekonomi
berupa Wisaata Kawah Ijen, yang
berupa adanya kawasan hutan
termasuk kedalam Wilayah
produksi dan perkebunan
Pengembangan Pariwisata
1. Sebagai acuan dalam proses dan
pelaksanaan perencanaan wilayah di
Kecamatan Licin

2. Sebagai bahan kajian dalam upaya


perwujudan pembangunan berkelanjutan

3. Sebagai penentu perizinan dalam


penggunaan ruang

4. Sebagai perwujudan dalam pembagian


pola ruang dan perencanaan struktur
ruang

5. Sebagai acuan dalam penyusunan RTBL


(Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan)
1. Terumuskannya Visi dan Misi kawasan
1. Sebagai acuan dalam proses dan yang ideal
pelaksanaan perencanaan wilayah di
Kecamatan Licin
2. Terpenuhinya dokumen terkait
perencanaan ruang
2. Sebagai bahan kajian dalam upaya
perwujudan pembangunan berkelanjutan
3. Terwujudnya upaya dalam proses
pembangunan berkelanjutan melalui
3. Sebagai penentu perizinan dalam perencanaan struktur dan pola ruang
penggunaan ruang
4. Terselesaikannya berbagai
permasalahan terkait keruangan
4. Sebagai perwujudan dalam pembagian
pola ruang dan perencanaan struktur
ruang 5. Terwujudnya upaya dalam
pengendalian pemanfaatan ruang
5. Sebagai acuan dalam penyusunan RTBL
(Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) 6. Terwujudnya arahan dalam pandangan
perencanaan di Kecamatan Licin
1. Terumuskannya Visi dan Misi kawasan
1. Sebagai acuan dalam proses dan yang ideal 1. Penentu lokasi berbagai kegiatan yang
pelaksanaan perencanaan wilayah di mempunyai kesamaan fungsi dan
Kecamatan Licin lingkungan permukiman
2. Terpenuhinya dokumen terkait
perencanaan ruang
2. Sebagai bahan kajian dalam upaya 2. Alat operasionalisasi dalam sistem
perwujudan pembangunan berkelanjutan pengendalian dan pengawasan
3. Terwujudnya upaya dalam proses pelaksanaan pembangunan
pembangunan berkelanjutan melalui
3. Sebagai penentu perizinan dalam perencanaan struktur dan pola ruang
penggunaan ruang 3. Ketentuan intensitas pemanfaatan
4. Terselesaikannya berbagai runag untuk setiap wilayah sesuai dengan
permasalahan terkait keruangan fungsinya
4. Sebagai perwujudan dalam pembagian
pola ruang dan perencanaan struktur
ruang 5. Terwujudnya upaya dalam
pengendalian pemanfaatan ruang 4. Ketentuan bagi penetapan kawasan
yang di prioritaskan
5. Sebagai acuan dalam penyusunan RTBL
(Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) 6. Terwujudnya arahan dalam pandangan
perencanaan di Kecamatan Licin
Peraturan Menteri ATR no.1 tahun
Peraturan Menteri ATR no. 16 Peraturan Daerah Provinsi Jawa
2018 tentang Pedoman
tahun 2018 tentang pedoman Timur No. 2 tahun 2006 tentang
Penyusunan Rencana Tata Ruang
penyusunan RDTR-PZ RTRW Jawa Timut 2005-2020
Wilayah Kota
Peraturan Menteri ATR no.1 tahun
Peraturan Menteri ATR no. 16 Peraturan Daerah Provinsi Jawa
2018 tentang Pedoman
tahun 2018 tentang pedoman Timur No. 2 tahun 2006 tentang
Penyusunan Rencana Tata Ruang
penyusunan RDTR-PZ RTRW Jawa Timut 2005-2020
Wilayah Kota
Peraturan Menteri Pekerjaan Peraturan MenterI Pekerjaan
Umum No. 12/PRT/M/2009 Umum no. 5/PRT/M/2008 tentang
tentang Penyediaan dan Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka non- Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau
Hijau di Wilayah Perkotaan di Kawasan Perkotaan
Peraturan Menteri ATR no.1 tahun
Peraturan Menteri ATR no. 16 Peraturan Daerah Provinsi Jawa
2018 tentang Pedoman
tahun 2018 tentang pedoman Timur No. 2 tahun 2006 tentang
Penyusunan Rencana Tata Ruang
penyusunan RDTR-PZ RTRW Jawa Timut 2005-2020
Wilayah Kota
Peraturan Menteri Pekerjaan Peraturan MenterI Pekerjaan
Umum No. 12/PRT/M/2009 Umum no. 5/PRT/M/2008 tentang
tentang Penyediaan dan Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka non- Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau
Hijau di Wilayah Perkotaan di Kawasan Perkotaan

Peraturan Menteri Pekerjaan Keputusan Presiden Republik Peraturan Pemerintah Republik


Umum no.494/PRT/M/2005 Indonesia Nomor 33 Tahun 1990 Indonesia Nomor 8 Tahun 2013
tentang Kebijakan dan Strategi tentang tentang
Nasional Pengembangan Pengelolaan Kawasan Budidaya Ketelitian Peta Rencana Tata
Perkotaan Ruang
Peraturan Menteri ATR no.1 tahun
Peraturan Menteri ATR no. 16 Peraturan Daerah Provinsi Jawa
2018 tentang Pedoman
tahun 2018 tentang pedoman Timur No. 2 tahun 2006 tentang
Penyusunan Rencana Tata Ruang
penyusunan RDTR-PZ RTRW Jawa Timut 2005-2020
Wilayah Kota
Peraturan Menteri Pekerjaan Peraturan MenterI Pekerjaan
Umum No. 12/PRT/M/2009 Umum no. 5/PRT/M/2008 tentang
tentang Penyediaan dan Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka non- Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau
Hijau di Wilayah Perkotaan di Kawasan Perkotaan

Peraturan Menteri Pekerjaan Keputusan Presiden Republik Peraturan Pemerintah Republik


Umum no.494/PRT/M/2005 Indonesia Nomor 33 Tahun 1990 Indonesia Nomor 8 Tahun 2013
tentang Kebijakan dan Strategi tentang tentang
Nasional Pengembangan Pengelolaan Kawasan Budidaya Ketelitian Peta Rencana Tata
Perkotaan Ruang

Undang-undang Republik Undang-undang Republik


Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Indonesia Nomor 10 Tahun 2009
tentang Penataan tentang
Ruang Kepariwisataan
TOP DOWN
AND
BOTTOM UP PLANNING
TOP DOWN
PEMBANGUNAN
AND
BERKELANJUTAN
BOTTOM UP PLANNING
TOP DOWN
PEMBANGUNAN
AND
BERKELANJUTAN
BOTTOM UP PLANNING

TRANSPARANSI
dan
PERSEPSI BERSAMA
TOP DOWN
PEMBANGUNAN
AND
BERKELANJUTAN
BOTTOM UP PLANNING

TRANSPARANSI
PENDEKATAN
dan
SEKTORAL
PERSEPSI BERSAMA
BAB I

Pendahuluan
BAB I BAB II

Tinjauan
Pendahuluan Kebijakan
BAB I BAB II

Tinjauan
Pendahuluan Kebijakan

BAB III

Gambaran
Umum
BAB I BAB II

Tinjauan
Pendahuluan Kebijakan

BAB III BAB IV

Gambaran Metode
Umum Perencanaan
BAB I BAB II

Tinjauan
Pendahuluan Kebijakan

BAB III BAB IV BAB V

Gambaran Metode Manajemen


Umum Perencanaan Kegiatan
Kecamatan Licin

PENYUSUNAN

RDTR–PZ
Kabupaten Banyuwangi
Peyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi Pengertian

Rencana Tata Ruang Wilayah


Kabupaten/ Kota yang dilengkapi
Peraturan Zonasi dan dibuat secara
rinci

Berlaku selama 20 tahun dan dapat


dilakukan Peninjauan apabila terjadi
perubahan pada lingkungan
Peyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi Pengertian Muatan

Rencana Tata Ruang Wilayah


Kabupaten/ Kota yang dilengkapi
Peraturan Zonasi dan dibuat secara 1. Tujuan Penataan BWP
rinci 2. Rencana Struktur Ruang
3. Rencana Pola Ruang
4. Penetapan Sub- BWP yang di
prioritaskan
Berlaku selama 20 tahun dan dapat 5. Ketentuan Pemanfaatan
dilakukan Peninjauan apabila terjadi Ruang
perubahan pada lingkungan
Kedudukan
Peyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi

Gambar. Hierarki Dokumen Perencanaan Ruang di Indonesia


Kedudukan
Peyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi

Gambar. Hierarki Dokumen Perencanaan Ruang di Indonesia


Ruang Lingkup Wilayah
Peyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi

Kecamatan
Licin,
Kabupaten
Banyuwangi
Berbatasan dengan:
Ruang Lingkup Wilayah
Peyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi
Utara:
Timur:
Kabupaten Bondowoso
Kecamatan Glagah dan
dan Kecamatan
Kalipuro
Wongsorejo

Barat:
Kecamatan Selatan:
Desa Kluncing dan
Kecamatan Kabat
Licin, Pakel
Kabupaten
Banyuwangi
Berbatasan dengan:
Ruang Lingkup Wilayah
Peyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi
Utara:
Timur:
Kabupaten Bondowoso
Kecamatan Glagah dan
dan Kecamatan
Kalipuro
Wongsorejo

Barat:
Kecamatan Selatan:
Desa Kluncing dan
Kecamatan Kabat
Licin, Pakel
Kabupaten
Banyuwangi 6 Desa dalam Deliniasi:

Desa Gumuk Desa Segobang Desa Banjar

Desa Jelun Desa Tamansari Desa Licin


Peyusunan Rencana Detail Tata
Gambar:
Ruang dan Peraturan Zonasi Peta Deliniasi
Kawasan
Perencanaan
terhadap
Kabupaten
Banyuwangi
Peyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi
Gambar:

Kawasan
Perencanaan
Peta Deliniasi
Peyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi TOP DOWN
Pendekatan yang dilakukan melalui kajian terhadap
perencanaan yang dibuat oleh pemerintah terhadap
dokumen RDTR.

Pendekatan Perencanaan
Peyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi TOP DOWN
Pendekatan yang dilakukan melalui kajian terhadap
perencanaan yang dibuat oleh pemerintah terhadap
dokumen RDTR.

BOTTOM UP
Pendekatan yang dilakukan dengan melibatkkan
masyarakat. Dimana aspirasi masyarakat digunakan untuk
Pendekatan Perencanaan mewujudkan konsep perencanaan yang tepat
Peyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi TOP DOWN
Pendekatan yang dilakukan melalui kajian terhadap
perencanaan yang dibuat oleh pemerintah terhadap
dokumen RDTR.

BOTTOM UP
Pendekatan yang dilakukan dengan melibatkkan
masyarakat. Dimana aspirasi masyarakat digunakan untuk
Pendekatan Perencanaan mewujudkan konsep perencanaan yang tepat

TRANSPARANSI dan PERSEPSI BERSAMA


Setiap hal yang dilakukan dalam perencanaan tidak terkait
dengan kepentingan pihak tertentu, namum didasarkan
pada persepsi bersama untuk mewujudkan pembangunan
yang ideal dan berkelanjutan
Kecamatan Licin

REVIEW KEBIJAKAN
TINJAUAN TEORI

Kabupaten Banyuwangi
Struktur Ruang
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat
permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional
TINJAUAN TEORI

UU No. 26 Tahun 2007


Struktur Ruang Tata Ruang
Tata ruang merupakan wujud struktural dan pola pemanfaatan
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat
ruang, baik yang direncanakan maupun tidal. Rencana tata ruang
permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
dapat diartikan sebagai hasil perencanaan tata runag, yang
sarana yang berfungsi sebagai pendukung
berupa strategi dan arahan kebijakan. Rencana tata ruang
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
mengatur tentang pemanfaatan ruang yang menggambarkan
hierarkis memiliki hubungan fungsional
ikatan fungsional antar lokasi yang berkaitan.
TINJAUAN TEORI

UU No. 26 Tahun 2007


UU No. 24 Tahun 1992
Struktur Ruang Tata Ruang
Tata ruang merupakan wujud struktural dan pola pemanfaatan
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat
ruang, baik yang direncanakan maupun tidal. Rencana tata ruang
permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
dapat diartikan sebagai hasil perencanaan tata runag, yang
sarana yang berfungsi sebagai pendukung
berupa strategi dan arahan kebijakan. Rencana tata ruang
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
mengatur tentang pemanfaatan ruang yang menggambarkan
hierarkis memiliki hubungan fungsional
ikatan fungsional antar lokasi yang berkaitan.
TINJAUAN TEORI

UU No. 26 Tahun 2007


UU No. 24 Tahun 1992
Pemanfaatan Ruang
Upaya untuk mewujudkan struktur ruang
dan pola ruang sesuai dengan rencana tata
ruang melalui penyusunan dan
pelaksanaan program beserta
pembiayaannya
UU No. 26 Tahun 2007
Struktur Ruang Tata Ruang
Tata ruang merupakan wujud struktural dan pola pemanfaatan
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat
ruang, baik yang direncanakan maupun tidal. Rencana tata ruang
permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
dapat diartikan sebagai hasil perencanaan tata runag, yang
sarana yang berfungsi sebagai pendukung
berupa strategi dan arahan kebijakan. Rencana tata ruang
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
mengatur tentang pemanfaatan ruang yang menggambarkan
hierarkis memiliki hubungan fungsional
ikatan fungsional antar lokasi yang berkaitan.
TINJAUAN TEORI

UU No. 26 Tahun 2007


UU No. 24 Tahun 1992
Pemanfaatan Ruang
Definisi Ruang
Upaya untuk mewujudkan struktur ruang Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat,
dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
ruang melalui penyusunan dan dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
pelaksanaan program beserta manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
pembiayaannya kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
UU No. 26 Tahun 2007
UU No. 26 Tahun 2007
Struktur Ruang Tata Ruang
Tata ruang merupakan wujud struktural dan pola pemanfaatan
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat
ruang, baik yang direncanakan maupun tidal. Rencana tata ruang
permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
dapat diartikan sebagai hasil perencanaan tata runag, yang
sarana yang berfungsi sebagai pendukung
berupa strategi dan arahan kebijakan. Rencana tata ruang
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
mengatur tentang pemanfaatan ruang yang menggambarkan
hierarkis memiliki hubungan fungsional
ikatan fungsional antar lokasi yang berkaitan.
TINJAUAN TEORI

UU No. 26 Tahun 2007


UU No. 24 Tahun 1992
Pemanfaatan Ruang
Definisi Ruang
Upaya untuk mewujudkan struktur ruang Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat,
dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
ruang melalui penyusunan dan dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
pelaksanaan program beserta manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
pembiayaannya kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
UU No. 26 Tahun 2007
UU No. 26 Tahun 2007

Pola Ruang
UU No. 26 Tahun 2007, Pola Ruang adalah distribusi
peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

UU No. 26 Tahun 2007


Struktur Ruang Tata Ruang
Tata ruang merupakan wujud struktural dan pola pemanfaatan
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat
ruang, baik yang direncanakan maupun tidal. Rencana tata ruang
permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
dapat diartikan sebagai hasil perencanaan tata runag, yang
sarana yang berfungsi sebagai pendukung
berupa strategi dan arahan kebijakan. Rencana tata ruang
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
mengatur tentang pemanfaatan ruang yang menggambarkan
hierarkis memiliki hubungan fungsional
ikatan fungsional antar lokasi yang berkaitan.
TINJAUAN TEORI

UU No. 26 Tahun 2007


UU No. 24 Tahun 1992
Pemanfaatan Ruang
Definisi Ruang
Upaya untuk mewujudkan struktur ruang Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat,
dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
ruang melalui penyusunan dan dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
pelaksanaan program beserta manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
pembiayaannya kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
UU No. 26 Tahun 2007
UU No. 26 Tahun 2007
Pariwisata
Pola Ruang
suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh individu
atau sekelompok orang dengan tujuan untuk UU No. 26 Tahun 2007, Pola Ruang adalah distribusi
mengunjungi tempat tertentu. Kegiatan wisata peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
bertujuan untuk melakukan rekreasi, pengembangan peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
pribadi, atau mempelajari daya tarik pada suatu lokasi peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
untuk sementara
UU No. 10 Tahun 2009 UU No. 26 Tahun 2007
Kebijakan dan Strategi Strategi untuk pelestarian dan peningkatan nilai kawasan yang
Penataan Ruang Wilayah ditetapkan sebagai warisan dunia yakni meningkatkan kepariwisataan
Nasional nasional

 Taman Nasional dan Taman Nasional Laut: Keadaan alam asli untuk
Kriteria Kawasan Lindung
pengembangan wisata alam, dan aksen yang baik untuk keperluan wisata
Nasional
 Taman Hutan Raya: Aksen yang baik untuk keperluanwisata
REVIEW KEBIJAKAN

Kawasan Budidaya  Memiliki objek daya tarik wisata


 Mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan alam, dan lingkungan

Indikasi Arahan Peraturan Peraturan zonasi untuk kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
Zonasi disusun dengan memperhatikan pemanfaatan untuk penelitian, pendidikan,
dan pariwisata

Kawasan Lindung Nasional  Peraturan zonasi untuk cagar biosfer disusun dengan memperhatikan
pemanfaatan untuk pariwisata tanpa mengubah bentang alam
RTRW Nasional (2008-2028)  Pariwisata untuk kawasan peruntukan pariwisata disusun dengan
memperhatikan:
1. Pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat sesuai daya dukung
dan daya tampung lingkungan
2. Perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau
3. Pembatasan pendirian bagunan hanya untuk menunjang kegiatan
pariwisata
4. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain pembatasan pendirian
bangunan hanya untuk menunjang kegiatan pariwisata

Sistem Perkotaan Nasional Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Banyuwangi

Jalan Bebas Hambatan Antar Kota : Probolinggo-Banyuwangi (I-6)

Kawasan Banyuwangi dan sekitarnya:


Kawasan Andalan  (II/F/2) = Perikanan
 (III/A/2) = Pertanian
“Terwujudnya ruang wilayah Provinsi berbasis agribisnis dan jasa
Visi komersial yang berdaya saing global dalam pembangunan berkelanjutan”

 Keseimbangan pemerataan pembangunan antarwilayah dan pertumbuhan ekonomi


 Pemantapan fungsi lindung dan kelestarian sumber daya alam dan buatan
Misi  Optimalisasi fungsi budidaya kawasan dalam meningkatkan kemandirian mansyarakat dalam
persaingan global
REVIEW KEBIJAKAN

Tujuan,
Kebijakan, Penataan ruang wilayah provinsi bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah provinsi yang berdaya
Strategi
Tujuan saing tinggi dan berkelanjutan melalui pengembangan sistem agropolitan dan sistem megapolitan

Kebijakan  Pengembangan Wilayah


 Pengembangan Struktur Ruang
dan  Pengembangan Pola Ruang
Strategi  Pengembangan Kawasan Strategis

Rencana Sistem Kabupaten Banyuwangi ditetapkan sebagai PKW (Pusat Kegiatan Wilayah)
Perkotaan
RTRW Provinsi Jawa Timur
 Rencana jalan Kabupaten Banyuwangi meliputi jalan bebas hambatan antarkota, jalan nasional
arteri primer, jalan nasional kolektor primer.
Rencana Sistem  Rencana pengembangan jalan bebas hambatan
Jaringan  Terminal Tipe A dan Tipe B
Transportasi  Terdapat Bandar udara umum yang termasuk bandar udara pengumpan
Rencana  Rencana pengembangan bandar udara umum
Struktur Ruang

 Rencana pengembangan energi baru meliputi enenrgi air, energi angin, energi panas bumi, dan
Rencana Sistem energi gelombang laut
Jaringan Energi  Pelaksanaan rencana pengembangan jaringan transisi yakni pengembangan pengembangan
sistem transisi 150 Kv dan pengembangan gardu induk 150/20 kV
 Kawasan Hutan Lindung ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 344.724 Ha
Kawasan  Cagar alam ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 10.958 ha
Lindung  Taman wisata alam ditetapkan dengan luas sekurang-kurangya 298 ha
REVIEW KEBIJAKAN

 Pertambangan mineral logam


Rencana Pola  Pertambangan panas bumi
Ruang Kawasan  Terdapat Daya tarik wisata alam
Budidaya  Terdapat daya tarik wisata hasil buatan manusia
 Jalur pengembangan koridor D
 Penetapan pusat pelayanan koridor wisata

Kawasan Kawasan Andalan Darat


Andalan

Rencana kawasan strategis


RTRW Provinsi Jawa Timur yang berada dalam lingkup Kawasan agropolitan regional = Sistem Agropolitan Ijen
pengelolaan Pemerintahan
Daerah Provinsi sebagai KSP

Penetapan
Kawasan
Strategis
Rencana kawasan strategis
yang berada dalam lingkup Kawasan Pengembangan potensial panas bumi = Bawalan – Ijen
pengelolaan Pemerintahan
Daerah Provinsi sebagai KSP
Gambar: Peta Rencana Struktur Ruang Provinsi
Jawa Timur
Sumber: RTRW Provinsi Jawa Timur
TINJAUAN TEORI
Gambar: Peta Rencana Struktur Ruang Provinsi
Jawa Timur
Sumber: RTRW Provinsi Jawa Timur
TINJAUAN TEORI

Gambar: Peta Rencana Pola Ruang Provinsi


Jawa Timur
Sumber: RTRW Provinsi Jawa Timur
“Terwujudnya pengembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi
kabupaten yang berbasis pada potensi sumber daya daerah dan didukung
oleh pembangunan sarana dan prasana, serta memperhatikan
Visi harmonisasi antara kawasan budidayam lindung, dan rawan bencana”

 Mengelola kawasan lindung, budidaya, dan rawan bencana secara berkelanjutan


 Mengembangkan sarana dan prasarana untuk pengembangan wilayah
REVIEW KEBIJAKAN

Misi  Mengembangkan sektor ekonomi unggulan pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan,
perikanan, dan pariwisata
Tujuan,
Kebijakan, Untuk mewujudkan ruang kabupaten Banyuwangi yang berbasis sumber daya daerah yang berdaya
Strategi
Tujuan saing dan berkelanjutan

Kebijakan  Mengembangkan kawasan pariwisata berbasis potensi wisata alam, budaya dan buatan
 Mengembangkan pusat pertumbuhan ekonomi pedesaan dan perkotaan yang mampu
dan menunjang sistem pemasaran hasil pertanian, perikanan, pariwisata, industri, perdagangan dan
Strategi jasa
 Mengembangkan potensi daya tarik wisata sesuai Wilayah Pengembangan Pariwisata (WWP)
 Mengembangkan objek wisata unggulan
 Mengembangkan jalur pariwisata terpadu
 Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang wisata

Hirarki dan
Sistem Kota di Kecamatan Licin termasuk kedalam Wilayah Pengembangan (WP)
RTRW Kabupaten Banyuwangi Utara, dan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), yang berfungsi
Banyuwangi Kabupaten melayani wilayahnya
Banyuwangi

Rencana
Struktur Ruang
 Pengembangan ruas jalan tembus potensial Segobang, Kecamatan Licin
Sistem Jaringan  Pengembangan pembangkit PLTP Ijen berkapasitas 110 MW pada Kecamatan Licin
Prasarana  Pengembangan energi alternatif berupa sumber energi tenaga hidro pada Kecamatan
Licin
Kawasan Suaka Kecamatan Licin termasuk ke dalam kawasan rawan bencana alam berupa:
 Bencana gerakan kerentanan tanah
Alam, Pelestarian  Rawan letusan gunung berapi yang meliputi Gunung Ijen dan merapi Ungup-ungup
Alam, dan Cagar  Rawan kebakaran hutan
Budaya
Kawasan peruntukan pariwisata terdiri atas:
Kawasan  Dalam Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) Banyuwangi, Kecamatan Licin ditetapkan
sebagai salah satu kawasan pariwisata segitiga berlian, berupa Kawah Ijen.
REVIEW KEBIJAKAN

Pariwisata  Wisata Kawah Ijen dan wisata agro Kalibendo yang merupakan WPP I termasuk kedalam
kategori daya tarik wisata alam
Rencana Pola
Ruang Kawasan Pada Kecamatan Licin, terdapat kawasan peruntukan pertambangan mineral bukan logam,
Pertambangan yang berupa belerang dan pertambangan panas bumi yang berada di Kawah Ijen

 Mengembangkan kawasan pariwisata berbasis potensi wisata alam, budaya dan buatan
Kebijakan dan  Mengembangkan pusat pertumbuhan ekonomi pedesaan dan perkotaan yang mampu menunjang
sistem pemasaran hasil pertanian, perikanan, pariwisata, industri, perdagangan dan jasa
Strategi  Mengembangkan potensi daya tarik wisata sesuai Wilayah Pengembangan Pariwisata (WWP)
RTRW Kabupaten  Mengembangkan objek wisata unggulan
Banyuwangi  Mengembangkan jalur pariwisata terpadu
 Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang wisata

Kawasan Strategis Kecamatan Licin termasuk kedalam Wilayah Pengembangan


Kepentingan (WP) Banyuwangi Utara, dan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK),
Pertumbuhan yang berfungsi melayani wilayahnya
Ekonomi

Kawasan Strategis  Pengembangan ruas jalan tembus potensial Segobang, Kecamatan Licin
Kepentingan  Pengembangan pembangkit PLTP Ijen berkapasitas 110 MW pada Kecamatan Licin
Rencana Pendayagunaan  Pengembangan energi alternatif berupa sumber energi tenaga hidro pada Kecamatan Licin
Kawasan SDA
Strategis
Kawasan Strategis  Pengembangan ruas jalan tembus potensial Segobang, Kecamatan Licin
Kepentingan  Pengembangan pembangkit PLTP Ijen berkapasitas 110 MW pada Kecamatan Licin
Fungsi dan Daya  Pengembangan energi alternatif berupa sumber energi tenaga hidro pada
Dukung Kecamatan Licin
Lingkungan Hidup
REVIEW KEBIJAKAN

Gambar: Peta Kawasan Strategis Kabupaten Banyuwangi


Sumber: RTRW Kabupaten Banyuwangi 2012=2032
Kebijakan Strategis  Arahan pemanfaatan ruang dalam RTRW disusun secara sinergis dengan RPJMD dan RPJPD
Operasionalisasi RTRW  Dilaksanakan secara berkelanjutan dan sinergis antara rencana tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang

Program Prioritas dan


Perwujudan rencana struktur ruang, pola ruang dan kawasan strategis kabupaten
Tahapan Pembangunan

 Pemanfaatan Ruang: Perwujudan sistem perkotaan dan pedesaan, serta sistem prasarana
REVIEW KEBIJAKAN

Perwujudan utama dan sekunder


Pemanfaatan Ruang dan  Rencana Pola Ruang: Pengembangan kawasan wisata alam, budaya, dan buatan.
Arahan
Menyediakan sarana prasarana penunjang pariwisata. Melakukan promosi, dan bekerjasama
Pemanfaatan Rencana Pola Ruang dengan biro perjalanan
Lahan
 Pengembangan kegiatan ekonomi skala besar
Perwujudan Kawasan  Pengembangan kawasan pariwisata, serta sarana dan prasarana
Strategis penunjang

RTRW Kabupaten
 Peraturan Zonasi struktur ruang
Banyuwangi Ketentuan Umum  Peraturan Zonasi pola ruang
Peraturan Zonasi  Peraturan Zonasi kawasan strategis

Izin pemanfaatan ruang meliputi:


 Izin prinsip
 Izinlokasi
Ketentuan Perizinan  Izin penggunaan pemanfaatan tanah
 Izin mendirikan bangunan
 Izin lain berdasarkan undang-undang
Arahan
Pengendalian Insentif merupakan upaya untuk memberikan imbalah terhadap pelaksanaan
Pemanfaatan Pemberian Insentif kegiatan yang sesuai dengan rencana tata ruang. Disinsentif merupakan perangkat
Ruang Disinsentif untuk mencegah adanya kegiatan atau pemanfaatan ruang yang tidak sejalan
dengan rencana tata ruang

Pemberian Insentif Tindakan penertiban terhadap pemanfaatan ruang yang tidak


Disinsentif sesuai dengan perizinan, rencana tata ruang, dan peraturan
zonasi
“Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Semakin Sejahtera, Mandiri, dan
Visi Berakhlak melalui peningkatan Perekonomian dan Kualitas Sumber Daya Manusia”

 Mewujudkan Daya Saing Ekonomi Daerah melalui Pertumbuhan Ekonomi Daerah


Misi melalui Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan berbasis potensi
Sumberdaya Alam dan Kearifan lokal
 Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur fisik, ekonomi, dan sosial
REVIEW KEBIJAKAN

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan inklusif, serta meningkatkan


Tujuan
infrastruktur ekonomi yang berkualitas
Visi, Misi,
Tujuan, Sasaran
 Menurunnya kesenjangan antar wilayah
Sasaran  Meningkatnya pemanfaatan potensi pariwisata dan kebudayaan
 Meningkatnya infrastruktur ekonomi yang berkualitas

RPJMD
Kabupaten  Perspektif Masyarakat
Banyuwangi  Proses Internal
Perspektif
(2016-2021)  Kelembagaan
 Keuangan

 Peningkatan kemudahan usaha melalui stimulasi penguatan


sektor pertanian, UMKM dan Ekonomi Kreatif
Kebijakan Umum
 Pengembangan perencanaan terintegratif terhadap potensi
pariwisata dan pertanian
 Penguatan investasi dalam dan luar negeri, serta pembiayaan
Strategi dan pembangunan infrastruktur melalui skema Public Private
Arah Partnership
Pembangunan

 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata


Program
 Program Pengembangan Destinasi dan Jaringan Kemitraan Pariwisata
Pembangunan
 Program Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya
Misi “Mewujudkan Daya Saing Ekonomi Daerah melalui Pertumbuhan Ekonomi Daerah
melalui Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan berbasis
potensi Sumberdaya Alam dan Kearifan lokal”

Program  Penguatan City Banding ‘I Love Banyuwangi’, ‘Sunrise of Java’, dan ‘City of Carnival’
Strategis  Peningkatan Pariwisata Event dan Pariwisata Minat Khusu (Banyuwangi Festival)
 Pembangunan Terminal Pariwisata Terpadu
REVIEW KEBIJAKAN

 Pemenuhan Srana-Prasarana Dasar Pariwisata yang merangsang long of stay dan spending of money
Wisatawan

Agenda Politik
Kepala Daerah
Definisi  Program pengembangan pemasaran pariwisata
Program  Program Pengembangan destinasi pariwisata

enciptaan inklusivitas pertumbuhan ekonomi


RPJMD Strategi melalui pengembangan berbasis Pariwisata
Kabupaten
Banyuwangi
(2016-2021)  Pengembangan perencanaan terintegratif terhadap potensi pariwisata dan
Program Prioritas pertanian
Kebijakan Umum
 Penguatan investasi dalam dan luar negeri, serta pembiayaan pembangunan
infrastruktur melalui skema Public Private Partnership

Program  Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata


Program Pembangunan  Program Pengembangan Destinasi dan Jaringan Kemitraan Pariwisata
Pembangunan  Program Pengelolaan Kekayan dan Keragaman Budaya
Daerah

 Jumlah Wisata
Indikator Kerja  Long of Stay
 Persentase budaya lokal yang dikembangkan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) Kabupaten Banyuwangi 2005-2025

Misi Daerah Sasaran Pokok Arah Kebijakan Pembangunan


REVIEW KEBIJAKAN

Mewujudkan Peningkatan  Berkembangnya kegiatan pelestarian norma  Melestarikan dan mengapresiasi nilai
Pembangunan Infrastruktur Sosial dan nilai-nilai budaya daerah yang kesenian dan kebudayaan tradisional
dan Ekonomi Yang Berkelanjutan menunjang pelaksanaan pembangunan lokal, serta memberikan proteksi
daerah. terhadap karya seni dan budaya
 Menguatnya modal sosial masyarakat yang
dicirikan oleh kelembagaan lokal yang kuat
yang mampu mengakomodasi tuntutan
perubahan dan berperan aktif dalam
pembangunan daerah.

Mewujudkan Kabupaten  Meningkatnya perekonomian Kabupaten  Pembangunan Kepariwisataan


Banyuwangi yang Mandiri Berbasis Banyuwangi berbasis ekowisata terpadu. diarahkan pada sistem kepariwisataan
Ekowisata Terpadu berbasis masyarakat, yang bertumpu
pada wisata alam, wisata budaya,
wisata religi, dan wisata buatan
 Pengembangan kepariwisataan
dengan meningkatkan dan
menumbuhkan potensi wisata yang
telah berkembang berdasar kearifan
dan berkelanjutan
Sumber: RPJPD Banyuwangi 2005-2025
Rencana Induk Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Perda Banyuwangi No. 13 tahun 2012)
Gambaran Umum Wilayah Perencanaan
REVIEW KEBIJAKAN

Muatan RIPD Keterangan

Letak Geografi dan Administratif Kecamatan Licin terdiri dari 8 desa/kelurahan, 37 dusun, 80 RW, 289
RT

Penggunaan Lahan Kecamatan Licin termasuk perkebunan Besar dengan luasan


perkebunan di Kabupaten Banyuwangi seluas 79.644,21 Ha

Aksesibilitas  Kondisi Jalan menuju wisata kawah Ijen sudah rusak di beberapa
titik, minim lampu penerangan, dan minimnya pembatas jalan
 Angkutan pedesaan dan angkutan MPU yang melewati
kecamatan Licin berjumlah 13 dan 5 kendaraan

Sumber: Rencana Induk Pariwisata Banyuwangi (Perda No. 13 tahun 2012)


Rencana Induk Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Perda Banyuwangi No. 13 tahun 2012)
Profil Kepariwisataan Kabupaten Banyuwangi
REVIEW KEBIJAKAN

Muatan RIPD Keterangan

Objek dan Kegiatan Wisata Alam  Wisata Hutan Kawah Ijen


 Wisata Hutan Grajagan
 Wisata Kebun Agro Kalibendo
 Wisata Alam Kalongan Outbound

Fasilitas Pendukung Kepariwisataan  Akomodasi berupa hotel, yaitu hotel Ijen Resort and Villas, dan
Ijen Resto
 Rumah makan Ijen Resto
 Biro Travel Alfa Arian Tour Ijen Resort and Villas

Sumber: Rencana Induk Pariwisata Banyuwangi (Perda No. 13 tahun 2012)


Rencana Induk Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Perda Banyuwangi No. 13 tahun 2012)
Rencana Pembangunan Industri Pariwisata
REVIEW KEBIJAKAN

Muatan RIPD Keterangan

Struktur Pengembangan Pariwisata Kerangka utama pengembangan akan dipakai sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pembangunan pariwisata dengan 3 unsur pokok,
antara lain Obyek/Atraksi Wisata, Aksesibilitas, dan Amenitas

Rencana Zona dan Jalur Wisata  WPP I Kawah Ijen, dengan tema wisata “Wisata alam (pantai,
kebun, hutan dan geologi) dengan dukungan tema atraksi
wisata buatan yang masih terkait dengan wisata alam dan
wisata budaya dengan karakter kehidupan tradisional dan
peninggalan sejarah”
Arahan Pengembangan Kawasan Obyek Wisata  Kawah Ijen sebagai Kawasan Lindung (Suaka Alam dan Rawan
Berdasarkan Tata Guna Lahan Bencana, direkomendasikan sebagai lokasi pengembangan
wisata alam)
 Agro Kalibendo (Kawasan Budidaya Perkebunan,
direkomendasikan untuk dikembangakan sebagai daerah wisata)
 Kalongan Outbound (Kawasan Budidaya Perkebunan,
direkomendasikan untuk dilakukan pengenmbangan wisata
alam)
Sumber: Rencana Induk Pariwisata Banyuwangi (Perda No. 13 tahun 2012)
Rencana Induk Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Perda Banyuwangi No. 13 tahun 2012)
Rencana DestinasiPariwisata
REVIEW KEBIJAKAN

Muatan RIPD Keterangan

Rencana Pengembangan Investasi dan Usaha TWA kawah Ijen merupakan Obyek Wisata Utama pada Zona Ijen
Wisata (Attraction) sedangkan Kalongan Outbound merupakan potensi dikembangkan
menjadi obyek wisatapada Zona Ijen

Rencana Pengembangan Prasarana dan Sarana Pengembangan Amenitas Kawah Ijen diarahkan pada pemenuhan
Pariwisata (Amenities) fasilitas tingkat pelayanan wisata

Rencana Pengembangan Sistem Transportasi Pengembangan jaringan jalan baru (Banyuwangi-Ijen, dan jalan
Pendukung Pariwisata bypass)

Program Daya Tarik dan Kegiatan Wisata Pembangunan, renovasi dan rehabilitasi obyek wisata TWA Kawah
Ijen

Program Pengembangan Aksesibilitas Perbaikan akses jalan menuju ke obyek wisata kawah ijen

Program Pengawasan dan Pengendalian Perlindungan terhadap potensi flora dan fauna, dan pengendalian
pemanfaatan hutan lindung dan produktif

Sumber: Rencana Induk Pariwisata Banyuwangi (Perda No. 13 tahun 2012)


Kecamatan Licin

GAMBARAN

UMUM
Kabupaten Banyuwangi
Terdiri atas 24 Kecamatan, 189 Desa,
Banyuwangi Memiliki luas wilayah 5.782.50 km2
Kabupaten dan 28 Kelurahan
Terdiri atas 24 Kecamatan, 189 Desa,
Banyuwangi Memiliki luas wilayah 5.782.50 km2
Kabupaten dan 28 Kelurahan

Batas Wilayah:
Utara: Kabupaten Situbondo
Timur: Selat Bali
Selatan: Samudera Indonesia
Barat: Kabupaten Jember dan
Bondowoso

Topografi:
Wilayah bagian Barat dan Utara umumnya
berupa pegunungan dengan tingkat kemiringan
400, dan bagian Selatan di dominasi oleh
dataran rendah dengan tingkat kemiringan 150.
ketinggian tanah mencapai 0-2.500 mdpl
Terdiri atas 24 Kecamatan, 189 Desa,
Banyuwangi Memiliki luas wilayah 5.782.50 km2
Kabupaten dan 28 Kelurahan

Batas Wilayah:
Utara: Kabupaten Situbondo
Timur: Selat Bali
Selatan: Samudera Indonesia
Barat: Kabupaten Jember dan
Bondowoso

Topografi:
Wilayah bagian Barat dan Utara umumnya
berupa pegunungan dengan tingkat kemiringan
400, dan bagian Selatan di dominasi oleh
dataran rendah dengan tingkat kemiringan 150.
ketinggian tanah mencapai 0-2.500 mdpl

Hidrologi:
Kabupaten Banyuwangi memiliki 35
Daerah Aliran Sungai

Geologi:
Kabupaten Banyuwangi didominasi oleh
tanah hasil Gunung Api Kwarter Muda,
sebesar 29,43% dari keseluruhan wilayah
Terdiri atas 24 Kecamatan, 189 Desa,
Banyuwangi Memiliki luas wilayah 5.782.50 km2
Kabupaten dan 28 Kelurahan

Batas Wilayah:
Utara: Kabupaten Situbondo
Timur: Selat Bali
Selatan: Samudera Indonesia
Barat: Kabupaten Jember dan
Bondowoso

Topografi:
Wilayah bagian Barat dan Utara umumnya
berupa pegunungan dengan tingkat kemiringan
400, dan bagian Selatan di dominasi oleh
dataran rendah dengan tingkat kemiringan 150.
ketinggian tanah mencapai 0-2.500 mdpl

Hidrologi:
Kabupaten Banyuwangi memiliki 35
Daerah Aliran Sungai

Geologi:
Kabupaten Banyuwangi didominasi oleh
tanah hasil Gunung Api Kwarter Muda,
sebesar 29,43% dari keseluruhan wilayah

Klimatologi:
Rata-rata curah hujan sebesar
81,45mm; rata-rata penyinaran
matahari sebesar 82%, rata-rata
kelembaban udara sebesar 78%

Vegetasi:
Komoditas tanaman di Kabupaten
Banyuwangi antara lain: karet, kopi,
kakao, cengkeh, kelapa kopra, tebu
LICIN
KECAMATAN

Memiliki luas wilayah


82,86 km2

Terdiri dari 8 desa, 38


dusun, 265 RT, dan 81
RW

Batas Wilayah:
Utara: Kabupaten Bondowoso dan
Kecamatan Wongsorejo
Timur: Kecamatan Glagah dan
Kalipuro
Barat: Kecamatan Kabat
Selatan: Kecamatan Licin dan Kabat
LICIN
KECAMATAN

Memiliki luas wilayah


82,86 km2

Terdiri dari 8 desa, 38


dusun, 265 RT, dan 81
RW

Batas Wilayah:
Utara: Kabupaten Bondowoso dan
Kecamatan Wongsorejo
Timur: Kecamatan Glagah dan
Kalipuro
Barat: Kecamatan Kabat
Selatan: Kecamatan Licin dan Kabat

Topografi:
Termasuk dalam dataran tinggi, dengan
ketinggian 100-3000 mdpl

Hidrologi:
Memiliki 6 DAS, yang sepanjang tahun
mampu mengairi lahan pertanian

Geologi:
Jenis tanah Podsolik

Klimatologi:
Curah hujan rata-rata 201.08 mm/tahun;
Kelembabab rata-rata 78%; rata-rata
penyinaran matahari 82%

Vegetasi:
Komoditas tanaman perkebunan, yaitu
kopi dan cengkeh
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kecamatan Licin
Kependudukan 3500
Perempuan > Laki-Laki
3000 14.548 > 14.328
Sosial

2500 Total keseluruhan penduduk


berjumlah 28.876 jiwa
2000

1500

1000

500

0
Pakel Kluncing Segobang Jelun Gumuk Banjar Licin Tamansari
Laki-Laki 1184 1673 2705 1211 1211 1227 1957 3160
Perempuan 1203 1692 2748 1228 1235 1257 1994 3191

Laki-Laki Perempuan
Sumber: Kecamatan Licin dalam Angka 2018
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kecamatan Licin
Kependudukan 3500
Perempuan > Laki-Laki
3000 14.548 > 14.328
Sosial

2500 Total keseluruhan penduduk


berjumlah 28.876 jiwa
2000

1500

1000

500

0
Pakel Kluncing Segobang Jelun Gumuk Banjar Licin Tamansari
Laki-Laki 1184 1673 2705 1211 1211 1227 1957 3160
Perempuan 1203 1692 2748 1228 1235 1257 1994 3191

Laki-Laki Perempuan
Sumber: Kecamatan Licin dalam Angka 2018

Luas Penduduk (Orang) Kepadatan Penduduk


Desa/Kelurahan
(Orang/Km2)
Km2 % Jumlah %
Pakel 12,30 14,84 2.387 8,27 194

Kluncing 18,83 22,73 3.365 11,65 179


Jumlah penduduk tertinggi terdapat
di desa Tamansari, sedangkan jumlah Segobang 10,17 12,27 5.453 18,88 536
penduduk terendah terdapat pada Jelun 3,87 4,67 2.439 8,45 630
desa Pakel. Kepadatan penduduk
Gumuk 5,24 6,32 2.446 8,47 467
Kecamatan Licin adalah 348 jiwa/km2
Banjar 4,36 5,26 2.484 8,60 570

Licin 3,83 4,62 3.951 13,68 1.032

Tamansari 24,26 29,28 6.351 21,99 262

Jumlah 82,86 100,00 28.876 100,00 348


Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Kependudukan
75+ Tahun 725
70-74 Tahun 715 Jumlah penduduk terbanyak adalah
65-69 Tahun 1164 penduduk dengan usia 35-39 tahun,
Sosial

60-64 Tahun 1413


sejumlah 2.484 jiwa
55-59 Tahun 1575
50-54 Tahun 1838
45-49 Tahun 2096
40-44 Tahun 2459
35-39 Tahun 2484
30-34 Tahun 2239
25-29 Tahun 2268
20-24 Tahun 1983
15-19 Tahun 1726
10-14 Tahun 2056
5-9 Tahun 2127
0-4 Tahun 2008
0 500 1000 1500 2000 2500 3000

Jumlah

Sumber: Kecamatan Licin dalam Angka 2018


Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Kependudukan
75+ Tahun 725
70-74 Tahun 715 Jumlah penduduk terbanyak adalah
65-69 Tahun 1164 penduduk dengan usia 35-39 tahun,
Sosial

60-64 Tahun 1413


sejumlah 2.484 jiwa
55-59 Tahun 1575
50-54 Tahun 1838
45-49 Tahun 2096
40-44 Tahun 2459
35-39 Tahun 2484
30-34 Tahun 2239
25-29 Tahun 2268
20-24 Tahun 1983
15-19 Tahun 1726
10-14 Tahun 2056
5-9 Tahun 2127
0-4 Tahun 2008
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Jumlah
Desa/Kelurahan Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
Sumber: Kecamatan Licin dalam Angka 2018
Pakel 2.532 0 0 0 0 0

Kluncing 3.581 0 0 0 0 0
Mayoritas penduduk di Kecamatan
Licin memeluk agama Islam dengan Segobang 6.404 0 0 0 0 0
jumlah penganut agama Islam
sebesar 27.629 jiwa. Sedangkan Jelun 2.490 0 0 0 0 0

untuk agama Protestan terdapat 21 Gumuk 2.825 0 0 0 0 0


jiwa dan agama Budha 2 jiwa
Banjar 2.972 0 0 0 0 0

Licin 4.045 21 0 0 2 0

Tamansari 2.825 0 0 0 0 0

Jumlah 27.629 21 0 0 2 0
Kependudukan

Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian


Sosial

SEKTOR
Desa/Kelurahan Lainnya Jumlah
Pertanian Industri Perdagangan Angkutan Jasa-Jasa
Pakel 603 44 281 15 122 103 1.268

Kluncing 836 167 268 19 127 183 1.600

Segobang 1.264 281 521 60 161 539 2.826

Jelun 567 98 364 39 86 137 1.291

Gumuk 696 19 134 11 43 227 1.130

Banjar 518 68 343 43 156 184 1.312

Licin 693 230 614 96 302 296 2.231

Tamansari 1.531 76 511 55 339 455 2.967

Jumlah 6.708 983 3.036 338 1.336 2.124 14.525

Sumber: Kecamatan Licin dalam Angka 2018

Mata pencaharian penduduk di


Kecamatan Licin didominasi oleh
bidang pertanian yaitu sebanyak
6.708 (23,23%)
Prospek Kategori Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Pertanian, Kehutanan, dan


Pertumbuhan A
Perikanan
35,54 34,72 34,72 34,42 34,01 33,59 32,81

Pertambangan dan
B 9,38 9,39 8,99 8,50 8,37 8,29 8,28
Lapangan usaha pertanian, kehutanan,
Ekonomi

Penggalian

dan perikanan merupakan pemasukan C Industri Pengolahan 11,69 11,58 11,40 11,37 11,50 11,53 11,56
tertinggi., edangkan pemasukan terendah
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
yaitu lapangan usaha pengadaan listrik
Pengadaan Air,
dan gas. E Pengelolaan Sampah, 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
Limbah dan Daur Ulang

F Konstruksi 10,39 10,70 10,85 11,02 11,18 11,20 11,43


Sumber: Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2018
Perdagangan Besar dan
G Eceran; Reparasi Mobil dan 13,01 13,30 13,60 14,19 14,24 14,38 14,58
Sepeda Motor

Transportasi dan
H 2,75 2,80 2,81 2,81 2,86 2,91 2,97
Pergudangan

Penyediaan Akomodasi dan


I 2,05 2,09 2,12 2,14 2,24 2,34 2,43
Makan Minum

J Informasi dan Komunikasi 4,58 4,64 4,79 4,91 5,01 5,10 5,17

Jasa Keuangan dan


K 1,63 1,65 1,68 1,75 1,76 1,78 1,79
Asuransi

L Real Estate 1,47 1,47 1,46 1,49 1,54 1,55 1,55

M.N Jasa Perusahaan 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23

Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan dan Jaminan 2,56 2,54 2,41 2,31 2,20 2,21 2,22
Sosial Wajib

P Jasa Pendidikan 3,02 3,20 3,30 3,22 3,20 3,22 3,25

Jasa Kesehatan dan


Q 0,33 0,35 0,35 0,35 0,36 0,37 0,38
Kegiatan Sosial

R,S,T,U Jasa lainnya 1,24 1,23 1,19 1,17 1,18 1,18 1,22

PDRB 100,0 100,02 100,03 100,01 100,01 100,01 100


Umum FASILITAS KESEHATAN No Nama
Puskesmas
Puskesmas
Polindes Posyandu
. Desa Pembantu

1 Pakel - 1 - 5
Fasilitas

2 Kluncing - 1 - 6

3 Segobang - - - 6

4 Jelun - - - 3

5 Gumuk - - - 3

6 Banjar - - - 4

7 Licin 1 1 6 8

8 Tamansari - - - 9

Jumlah 1 3 6 44
Sumber : Survey Primer, 2019
Umum FASILITAS KESEHATAN No Nama
Puskesmas
Puskesmas
Polindes Posyandu
. Desa Pembantu

1 Pakel - 1 - 5
Fasilitas

2 Kluncing - 1 - 6

3 Segobang - - - 6

4 Jelun - - - 3

5 Gumuk - - - 3

6 Banjar - - - 4

7 Licin 1 1 6 8

8 Tamansari - - - 9

Jumlah 1 3 6 44
Sumber : Survey Primer, 2019

FASILITAS PENDIDIKAN
TK SD SMP SMA
No. Nama desa
TK/RA SD MI SMP MTs SMA MA

1 Pakel 1 3 - - - - -
2 Kluncing - 3 - 1 - - -
3 Segobang 1 4 1 - 1 - -
4 Jelun 1 2 1 - - - -
5 Gumuk 1 3 - - 1 - -
6 Banjar 1 2 1 - - - -
7 Licin 2 2 1 1 1 - 1
8 Tamansari 3 4 1 - - - -
Jumlah 10 23 5 2 3 - 1
Fasilitas Umum FASILITAS PERIBADATAN

Sumber : Survey Primer, 2019

FASILITAS PERKANTORAN
Sumber : Survey Primer, 2019
Toko
No Toko Pasar Apotik/Toko
Umum Jumlah Fasilitas
.
Nama desa
Kelontong Kelurahan
Bahan
Obat
Perdagangan Bangunan
menurut Jenisnya
1 Pakel 33 1 1 0
2 Kluncing 41 0 0 0
Fasilitas

3 Segobang 43 1 1 0
4 Jelun 27 0 1 0
5 Gumuk 22 1 1 0
6 Banjar 43 0 0 0
FASILITAS PERDAGANGAN dan JASA 7 Licin 50 1 3 1
8 Tamansari 39 0 1 0
Jumlah 298 4 8 1
Sumber: Kecamatan Licin dalam Angka 2017

Gambar: Fasilitas Perdagangan dan Jasa


Sumber : Survey Primer, 2019
Utilitas JARINGAN LISTRIK Jumlah Konsumen Listrik Kecamatan Licin
No. Tahun Jumlah Konsumen

1 2012 5005
Sistem

2 2013 5232

3 2014 6346

4 2015 6519

6 2016 6968

7 2017 7477

Sumber: Kecamatan Licin dalam Angka 2017

Gambar: Jaringan Listrik


Sumber : Survey Primer, 2019
Utilitas JARINGAN LISTRIK Jumlah Konsumen Listrik Kecamatan Licin
No. Tahun Jumlah Konsumen

1 2012 5005
Sistem

2 2013 5232

3 2014 6346

4 2015 6519

6 2016 6968

7 2017 7477

Sumber: Kecamatan Licin dalam Angka 2017

Gambar: Jaringan Listrik


Sumber : Survey Primer, 2019

JARINGAN AIR BERSIH


Di kecamatan Licin jaringan air
bersih menggunakan sumber
air maupun sungai terdekat
yang disalurkan melalui pipa
yang instalasinya dilakukan
oleh warga setempat.
Gambar: Jaringan Air Bersih
Sumber : Survey Primer, 2019
Utilitas JARINGAN TELEPON
Sudah terdapat BTS dan
jaringan telepon kabel
yang tersambung pada
Sistem

rumah-rumah warga
sehingga memudahkan
komunikasi dengan orang
di tempat lain.
Gambar: Jaringan Telepon
Sumber : Survey Primer, 2019
Utilitas JARINGAN TELEPON
Sudah terdapat BTS dan
jaringan telepon kabel
yang tersambung pada
Sistem

rumah-rumah warga
sehingga memudahkan
komunikasi dengan orang
di tempat lain.
Gambar: Jaringan Telepon
Sumber : Survey Primer, 2019

PERSAMPAHAN

Gambar: Sistem Persampahan


Sumber : Survey Primer, 2019
Utilitas JARINGAN TELEPON
Sudah terdapat BTS dan
jaringan telepon kabel
yang tersambung pada
Sistem

rumah-rumah warga
sehingga memudahkan
komunikasi dengan orang
di tempat lain.
Gambar: Jaringan Telepon
Sumber : Survey Primer, 2019

JARINGAN DRAINASE
Jaringan drainase di
kecamatan licin
sebagian besar saluran
PERSAMPAHAN terbuka yang dialirkan
ke sungai.

Gambar: Jaringan Drainase


Sumber : Survey Primer, 2019

Gambar: Sistem Persampahan


Sumber : Survey Primer, 2019
Permasalahan
Potensi

Sektor
Pertanian
Permasalahan
Potensi

Sektor
Pertanian

Sektor Industri
Pariwisata
Permasalahan
Potensi

Sektor
Pertanian

Sektor Industri
Pariwisata

Sektor
Pariwisata
Permasalahan
Potensi

Sektor
Pertanian

Sektor Industri
Pariwisata

Sektor
Pariwisata

Sektor
Pertambangan
Permasalahan
Potensi

Jaringan Jalan
Permasalahan
Potensi

Jaringan Jalan

Penerangan
Jalan Umum
Permasalahan
Potensi

Jaringan Jalan

Penerangan
Jalan Umum

Sistem
Persampahan
Permasalahan
Potensi

Jaringan Jalan

Penerangan
Jalan Umum

Sistem
Persampahan

Drainase
Permasalahan
Potensi

Jaringan Jalan

Penerangan
Jalan Umum

Sistem
Persampahan

Drainase

Kawasan
Rawan Longsor
Permasalahan
Potensi

Jaringan Jalan

Penerangan
Jalan Umum

Sistem
Persampahan

Drainase

Kawasan
Rawan Longsor

Kawasan
Rawan Letusan
Gunung Berapi
Kecamatan Licin

METODOLOGI
METODOLOGI

Kabupaten Banyuwangi
Alur Konseptual Pengerjaan
Desain Survey
Desain Survey
Desain Survey
Desain Survey
Pendekatan Perencanaan

TOP DOWN AND BOTTOM UP PLANNING


Upaya menyeimbangkan
rencana dan peraturan dari
pemangku
kebijakan/pemerintah dengan
aspirasi dan masukan
masyarakat
Pendekatan Perencanaan

TOP DOWN AND BOTTOM UP PLANNING PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Upaya menyeimbangkan Pendekatan berkelanjutan dalam
penyusunan RDTR dan PZ Kecamatan
rencana dan peraturan dari
Licin berfungsi sebagai arahan dalam
pemangku perumusan konsep perencanaan agar
kebijakan/pemerintah dengan selalu berkaidah dengan keseimbangan
aspirasi dan masukan anatara sosial, ekonomi, lingkungan.
masyarakat
Pendekatan Perencanaan

TOP DOWN AND BOTTOM UP PLANNING PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Upaya menyeimbangkan Pendekatan berkelanjutan dalam
penyusunan RDTR dan PZ Kecamatan
rencana dan peraturan dari
Licin berfungsi sebagai arahan dalam
pemangku perumusan konsep perencanaan agar
kebijakan/pemerintah dengan selalu berkaidah dengan keseimbangan
aspirasi dan masukan anatara sosial, ekonomi, lingkungan.
masyarakat

TRANSPARANSI dan PERSEPSI BERSAMA


Setiap hal yang terkait perencanaan
dilakukan tanpa adanya kepintingan
pihak dari pihak lain dan semata-mata
hanya berdasarkan persepsi bersama
dan kepentingan bersama untuk
mewujudkan pembangunan yang ideal
dan berkelanjutan.
Pendekatan Perencanaan

TOP DOWN AND BOTTOM UP PLANNING PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Upaya menyeimbangkan Pendekatan berkelanjutan dalam
penyusunan RDTR dan PZ Kecamatan
rencana dan peraturan dari
Licin berfungsi sebagai arahan dalam
pemangku perumusan konsep perencanaan agar
kebijakan/pemerintah dengan selalu berkaidah dengan keseimbangan
aspirasi dan masukan anatara sosial, ekonomi, lingkungan.
masyarakat

TRANSPARANSI dan PERSEPSI BERSAMA PENDEKATAN SEKTORAL


Setiap hal yang terkait perencanaan Pendekatan perencanaan wilayah
dilakukan tanpa adanya kepintingan berdasarkan sektor-sektor kegiatan
pihak dari pihak lain dan semata-mata yang ada pada wilayah perencanaan.
hanya berdasarkan persepsi bersama Dalam pendekatan sektoral,
dan kepentingan bersama untuk pengelompokan sektor-sektor dapat
mewujudkan pembangunan yang ideal dilakukan berdasarkan adminstrasi
dan berkelanjutan. pemerintahan
Kecamatan Licin

PERENCANAAN
METODOLOGI

Kabupaten Banyuwangi
1. Analisis Struktur Internal
BWP Bentuk identifikasi struktur Analisis struktur internal BWP meliputi:
kawasan perencanaan  Analisis sistem pusat pelayanan
 Analisis sistem jaringan jalan
 Analisis intensitas pengembangan
ruang pada seluruh BWP
1. Analisis Struktur Internal
BWP Bentuk identifikasi struktur Analisis struktur internal BWP meliputi:
kawasan perencanaan  Analisis sistem pusat pelayanan
 Analisis sistem jaringan jalan
Tabel Kebutuhan Data Analisis Struktur Internal BWP  Analisis intensitas pengembangan
ruang pada seluruh BWP
Kebutuhan Data Jenis Survey Output

RTRW Kabupaten Banyuwangi. Sekunder

Struktur Internal BWP


Kecamatan Licin (peta dan
Fungsi dan Jenis Jaringan Jalan Sekunder dan Primer narasi)
Kecamtan Licin

Persebaran pusat-pusat Primer


pelayanan dan kegiatan
Kawasan BWP
1. Analisis Struktur Internal
BWP Bentuk identifikasi struktur Analisis struktur internal BWP meliputi:
kawasan perencanaan  Analisis sistem pusat pelayanan
 Analisis sistem jaringan jalan
Tabel Kebutuhan Data Analisis Struktur Internal BWP  Analisis intensitas pengembangan
ruang pada seluruh BWP
Kebutuhan Data Jenis Survey Output

RTRW Kabupaten Banyuwangi. Sekunder

Struktur Internal BWP


Kecamatan Licin (peta dan
Fungsi dan Jenis Jaringan Jalan Sekunder dan Primer narasi)
Kecamtan Licin

Persebaran pusat-pusat Primer


pelayanan dan kegiatan
Kawasan BWP

Gambar:Contoh Tabel Indeks Sentralitas


Menggunakan metode Matriks
Indeks Sentralitas
1. Analisis Struktur Internal
BWP Bentuk identifikasi struktur Analisis struktur internal BWP meliputi:
kawasan perencanaan  Analisis sistem pusat pelayanan
 Analisis sistem jaringan jalan
Tabel Kebutuhan Data Analisis Struktur Internal BWP  Analisis intensitas pengembangan
ruang pada seluruh BWP
Kebutuhan Data Jenis Survey Output

RTRW Kabupaten Banyuwangi. Sekunder

Struktur Internal BWP


Kecamatan Licin (peta dan
Fungsi dan Jenis Jaringan Jalan Sekunder dan Primer narasi)
Kecamtan Licin

Persebaran pusat-pusat Primer


pelayanan dan kegiatan
Kawasan BWP

Gambar:Contoh Tabel Indeks Sentralitas


Menggunakan metode Matriks
Indeks Sentralitas

Alur Pikir Analisis Struktur BWP


Tabel Kebutuhan Data Analisis Penggunaan Lahan

Kebutuhan Data Jenis Survey Output


2. Analisis Sistem Penggunaan
Lahan RTRW Kabupaten Banyuwangi. Sekunder Pemetaan penggunaan lahan
ekisting BWP

Guna Lahan BWP ekisting Sekunder dan Primer Simpangan pola runga RTRW
dengan kondisi guna lahan ekisting
BWP.
Tabel Kebutuhan Data Analisis Penggunaan Lahan

Kebutuhan Data Jenis Survey Output


2. Analisis Sistem Penggunaan
Lahan RTRW Kabupaten Banyuwangi. Sekunder Pemetaan penggunaan lahan
ekisting BWP

Guna Lahan BWP ekisting Sekunder dan Primer Simpangan pola runga RTRW
dengan kondisi guna lahan ekisting
BWP.

Alur Pikir
Tabel Kebutuhan Data Kedudukan BWP dalam Wilayah yang Lebih Luas

Kebutuhan Data Jenis Survey Output


RTRW Kabupaten Banyuwangi Sekunder  gambaran pola ruang dan sistem jaringan prasarana
3. Analisis Kedudukan dan Peran Kecamatan Dalam Angka Sekunder BWP yang berhubungan dengan BWP lain dan kota
atau wilayah yang berbatasan;
BWP dalam Wilayah yang Lebih Luas RPJM Sekunder
 gambaran fungsi dan peran BWP pada wilayah yang
RPJP Sekunder lebih luas (BWP sekitarnya atau kabupaten/kota
Sistem sarana dan prasanana Sekunder dan Primer berdekatan secara sistemik);
PDRB Sekunder dan Primer  gambaran potensi dan permasalahan pembangunan
akan penataan ruang pada
 wilayah yang lebih luas terkait dengan kedudukan dan
hubungan BWP dengan wilayah yang lebih luas.
Tabel Kebutuhan Data Kedudukan BWP dalam Wilayah yang Lebih Luas

Kebutuhan Data Jenis Survey Output


RTRW Kabupaten Banyuwangi Sekunder  gambaran pola ruang dan sistem jaringan prasarana
3. Analisis Kedudukan dan Peran Kecamatan Dalam Angka Sekunder BWP yang berhubungan dengan BWP lain dan kota
atau wilayah yang berbatasan;
BWP dalam Wilayah yang Lebih Luas RPJM Sekunder
 gambaran fungsi dan peran BWP pada wilayah yang
RPJP Sekunder lebih luas (BWP sekitarnya atau kabupaten/kota
Sistem sarana dan prasanana Sekunder dan Primer berdekatan secara sistemik);
PDRB Sekunder dan Primer  gambaran potensi dan permasalahan pembangunan
akan penataan ruang pada
 wilayah yang lebih luas terkait dengan kedudukan dan
hubungan BWP dengan wilayah yang lebih luas.

Alur Pikir
Tabel Kebutuhan Data Analisis Sumber Daya ALam Fisik Lingkungan BWP

Kebutuhan Data Jenis Survey Output

Kondisi Geologi Sekunder  Peta Daya Dukung dan Tampung Lahan


4. Analisis Sumber Daya Alam dan Jenis Tanah Sekunder
BWP
 Peta Sumber Mata Air
Fisik Lingkungan BWP Topografi dan Kelerengan Sekunder  Peta Kelerengan
 Peta Geologi
Klimatologi Sekunder
 Peta Klimatologi
Sumber Air Sekunder Primer

Tata Guna Lahan Sekunder dan Primer


Tabel Kebutuhan Data Analisis Sumber Daya ALam Fisik Lingkungan BWP

Kebutuhan Data Jenis Survey Output

Kondisi Geologi Sekunder  Peta Daya Dukung dan Tampung Lahan


4. Analisis Sumber Daya Alam dan Jenis Tanah Sekunder
BWP
 Peta Sumber Mata Air
Fisik Lingkungan BWP Topografi dan Kelerengan Sekunder  Peta Kelerengan
 Peta Geologi
Klimatologi Sekunder
 Peta Klimatologi
Sumber Air Sekunder Primer

Tata Guna Lahan Sekunder dan Primer

Tabel Satuan Kemampuan Lahan


No Satuan Kemampuan Lahan Bobot

1 SKL Morfologi 5
2 SKL Kemudahan Dikerjakan 1
3 SKL Kestabilan Lereng 5
4 SKL Kestabilan Pondasi 3
5 SKL Ketersediaan Air 5
6 SKL Terhadap Erosi 3
7 SKL Untuk Drainase 5
8 SKL Pembuangan Limbah 0
SKL Terhadap Bencana Alam 5

Sumber : Permen PU No. 20 Tahun 2007


Tabel Kebutuhan Data Analisis Sumber Daya ALam Fisik Lingkungan BWP

Kebutuhan Data Jenis Survey Output

Kondisi Geologi Sekunder  Peta Daya Dukung dan Tampung Lahan


4. Analisis Sumber Daya Alam dan Jenis Tanah Sekunder
BWP
 Peta Sumber Mata Air
Fisik Lingkungan BWP Topografi dan Kelerengan Sekunder  Peta Kelerengan
 Peta Geologi
Klimatologi Sekunder
 Peta Klimatologi
Sumber Air Sekunder Primer

Tata Guna Lahan Sekunder dan Primer

Tabel Satuan Kemampuan Lahan


No Satuan Kemampuan Lahan Bobot

1 SKL Morfologi 5
2 SKL Kemudahan Dikerjakan 1

Alur Pikir 3 SKL Kestabilan Lereng 5


4 SKL Kestabilan Pondasi 3
5 SKL Ketersediaan Air 5
6 SKL Terhadap Erosi 3
7 SKL Untuk Drainase 5
8 SKL Pembuangan Limbah 0
SKL Terhadap Bencana Alam 5

Sumber : Permen PU No. 20 Tahun 2007


Tabel Kebutuhan Data Analisis Sosial Budaya

Kebutuhan Data Jenis Survey Output


5. Analisis Sosial Budaya
Suku Sekunder dan Primer  Deskripsi mengenai kondisi
sosial budaya pada BWP
Budaya
 Potensi dan permasalahan
Adat Istiadat terkait sosial budaya
Tabel Kebutuhan Data Analisis Sosial Budaya

Kebutuhan Data Jenis Survey Output


5. Analisis Sosial Budaya
Suku Sekunder dan Primer  Deskripsi mengenai kondisi
sosial budaya pada BWP
Budaya
 Potensi dan permasalahan
Adat Istiadat terkait sosial budaya

Alur Pikir
Tabel Kebutuhan Data Analisis Kependudukan

Data yang Dibutuhkan Jenis Data Output Data

Jumlah dan perkembangan Sekunder melalui data BPS Identifiaksi dan analisis
6. Analisis Kependudukan penduduk Kelurahan, KK pada Kecamatan Licin Dalam Angka.. perkemabngan kependudukan.
kawasan perencanaan
Komposisi Pendudk (berdasarkan
jenis kelamin, pendidikan,
pendidikan dan agama).
Tabel Kebutuhan Data Analisis Kependudukan

Data yang Dibutuhkan Jenis Data Output Data

Jumlah dan perkembangan Sekunder melalui data BPS Identifiaksi dan analisis
6. Analisis Kependudukan penduduk Kelurahan, KK pada Kecamatan Licin Dalam Angka.. perkemabngan kependudukan.
kawasan perencanaan
Komposisi Pendudk (berdasarkan
jenis kelamin, pendidikan,
pendidikan dan agama).

Alur Pikir
Tabel Kebutuhan Data Analisis Kependudukan

Data yang Dibutuhkan Jenis Data Output Data

Jumlah dan perkembangan Sekunder melalui data BPS Identifiaksi dan analisis
6. Analisis Kependudukan penduduk Kelurahan, KK pada Kecamatan Licin Dalam Angka.. perkemabngan kependudukan.
kawasan perencanaan
Komposisi Pendudk (berdasarkan
jenis kelamin, pendidikan,
pendidikan dan agama).

Alur Pikir

Metode Bunga Berganda


Metode Kurva Polonial
P (t+q) = Pt (1 + r)q
Keterangan: P(t+q) = Pt + b (q)
Pt = Jumlah penduduk pada tahun tertentu Keterangan :
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal Pt : Jumlah penduduk pada tahun dasar.
a = Tingkat pertambahan rata-rata per-tahun (%) Pt – Q : Jumlah penduduk pada tahun (t – Q)
n = Selang waktu atau selisih tahun proyeksi terhadap tahun Q : Selang waktu pada tahun dasar ke tahun (t – Q)
dasar
7. Analisis Ekonomi dan Sektor
Unggulan

INPUT OUTPUT
PROSES

Metode Pengumpulan Data Kecamatan dalam Survey Sekunder


Angka Kec. Licin -Data PDRB Kab.
Banyuwangi
-Data PDRB Kec.
Licin
7. Analisis Ekonomi dan Sektor
Unggulan

INPUT OUTPUT
PROSES

Metode Pengumpulan Data Kecamatan dalam Survey Sekunder


Angka Kec. Licin -Data PDRB Kab.
Banyuwangi
-Data PDRB Kec.
Licin

INPUT OUTPUT
PROSES

Analisis yang digunakan


-Data PDRB Kab - LQ - Data sektor basis
Banyuwangi - Shift Share - Data sektor non
-Data PDRB Kec Licin basis
8. Analisis Prasarana Transportasi

Bagan Analisis

INPUT PROSES ANALISA


1.Analisi jaringan jalan OUTPUT
Survey Primer :
2.Analisis Level of service Data dan Peta Arahan
Observasi lapangan
3.Analisis dimensi jalan 1.Karakteristik fungsi dan geometric
Survey Sekunder
4.Analissi bangkitan lalu lintas dan jalan yang meliputi lebar rumija,
-Kondisi eksisting sarana dan
barang rumaja,ruwasja
prasarana
5.Analisis sarana dan prasarana 2.Pola pergerakan bangkitan lantas
-Data kareakteristik fungsi jalan dan
transportasi 3.Karakteristik lalu lintas
geometric jalan
4.Persebaran sarana dan prasarana
-Data karakteristik lalu lintas
transportasi
-Pola pergerakan penumpang dan
barang
Pola jaringan jalan
INPUT PROSES
SURVEY PRIMER
OUTPUT
Analisis Tingkat Data volume lalu lintas
Level of Service
(v)
Pelayanan Jalan V/C Mengetahui titik –
PERHITUNGAN RUMUS titik kemacetan
Data kapasitas jalan (c)
INPUT PROSES
SURVEY PRIMER
OUTPUT
Analisis Tingkat Data volume lalu lintas
Level of Service
(v)
Pelayanan Jalan V/C Mengetahui titik –
PERHITUNGAN RUMUS titik kemacetan
Data kapasitas jalan (c)

INPUT PROSES OUTPUT


SURVEY PRIMER
Analisis Tingkat Pelayanan Data volume lalu lintas (v) Level of Service Mengetahui titik –
Jalan V/C titik kemacetan
PERHITUNGAN RUMUS
Data kapasitas jalan (c)
INPUT PROSES
SURVEY PRIMER
OUTPUT
Analisis Tingkat Data volume lalu lintas
Level of Service
(v)
Pelayanan Jalan V/C Mengetahui titik –
PERHITUNGAN RUMUS titik kemacetan
Data kapasitas jalan (c)

INPUT PROSES OUTPUT


SURVEY PRIMER
Analisis Tingkat Pelayanan Data volume lalu lintas (v) Level of Service Mengetahui titik –
Jalan V/C titik kemacetan
PERHITUNGAN RUMUS
Data kapasitas jalan (c)

INPUT PROSES OUTPUT

Survey Primer
Analisis Karakteristik
Analisa deskriptif Gambaran dimensi
Data rumija, rumaja, observasi geometri jalan Kec. Rumija, Rumaja, dan
dan ruwasja Licin berdasarkan Ruwasja
berdasarkan hierarki hierarki jalan
parkir
INPUT PROSES
SURVEY PRIMER
OUTPUT
Analisis Tingkat Data volume lalu lintas
Level of Service
(v)
Pelayanan Jalan V/C Mengetahui titik –
PERHITUNGAN RUMUS titik kemacetan
Data kapasitas jalan (c)

INPUT PROSES OUTPUT


SURVEY PRIMER
Analisis Tingkat Pelayanan Data volume lalu lintas (v) Level of Service Mengetahui titik –
Jalan V/C titik kemacetan
PERHITUNGAN RUMUS
Data kapasitas jalan (c)

INPUT PROSES OUTPUT

Survey Primer
Analisis Karakteristik
Analisa deskriptif Gambaran dimensi
Data rumija, rumaja, observasi geometri jalan Kec. Rumija, Rumaja, dan
dan ruwasja Licin berdasarkan Ruwasja
berdasarkan hierarki hierarki jalan
parkir
INPUT PROSES OUTPUT

Analisis Bangkitan Lalu Survey Primer Analisa pola pergerakan Analisis deskriptif
Lintas Penumpang dan -Identifikasi pola barang dan orang observasi dan
jaringan jalan dikaitkan dengan jenis evaluative pola
Barang -Identifikasi pola jalan pergerakan barang dan
pergerakan orang orang di Kecamatan
Licin
INPUT PROSES
SURVEY PRIMER
OUTPUT
Analisis Tingkat Data volume lalu lintas
Level of Service
(v)
Pelayanan Jalan V/C Mengetahui titik –
PERHITUNGAN RUMUS titik kemacetan
Data kapasitas jalan (c)

INPUT PROSES OUTPUT


SURVEY PRIMER
Analisis Tingkat Pelayanan Data volume lalu lintas (v) Level of Service Mengetahui titik –
Jalan V/C titik kemacetan
PERHITUNGAN RUMUS
Data kapasitas jalan (c)

INPUT PROSES OUTPUT

Survey Primer
Analisis Karakteristik
Analisa deskriptif Gambaran dimensi
Data rumija, rumaja, observasi geometri jalan Kec. Rumija, Rumaja, dan
dan ruwasja Licin berdasarkan Ruwasja
berdasarkan hierarki hierarki jalan
parkir
INPUT PROSES OUTPUT

Analisis Bangkitan Lalu Survey Primer Analisa pola pergerakan Analisis deskriptif
Lintas Penumpang dan -Identifikasi pola barang dan orang observasi dan
jaringan jalan dikaitkan dengan jenis evaluative pola
Barang -Identifikasi pola jalan pergerakan barang dan
pergerakan orang orang di Kecamatan
Licin
INPUT PROSES
OUTPUT
-Identifikasi system Survey Primer
parkir Analisis deskriptif
observasi dan
-Identifikasi kondisi Analisis Sarana dan
trotoar/pedestrian way evaluataiv kondisi
sarana dan Prasarana Transportasi
-Identifikasi pangkalan
prasarana
ojek
transportasi di Kec.
-Identifikasi pangkalan
Licin
angkutan umum,
terminal, dll
9. Analisis Sumber Daya Buatan

Mengacu pada SNI 03-1733-2004


tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan.

Alur Pikir
a. Sarana Pemerintahan dan
Pelayanan Umum

Tabel Kebutuhan Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum


Sumber : SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan

Yang termasuk dalam sarana


pemerintahan dan pelayanan umum
adalah :
 Kantor pelayanan administrasi
pemerintahan dan administrasi
kependudukan
 Kantor pelayanan utilitas umum dan
jasa.
 Pos – pos pelayanan kemanan dan
keselamatan.
b. Sarana Pendidikan dan
Pembelajaran

Yang termasuk dalam sarana pendidikan dan


pembelajaran antara lain :  Sekolah Menengah Atas
 Taman Kanak – Kanak  Sarana Pembelajaran Lain yang
 Sekolah Dasar dapat berupa taman baca atau
 Sekolah Menengah Pertama perpustakaan umum.

Tabel Kebutuhan Sarana Pendidikan dan Pembelajaran


Sumber : SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan
c. Sarana Kesehatan

Yang termasuk dalam sarana Kesehatan antara lain :


 Posyandu
 Balai pengobatan warga
 Balaikesejahteraan ibu dan anak
 Puskesmas
 Puskesmas pembantu
 Tempat praktek dokter
 Apotik

Tabel Kebutuhan Sarana Kesehatan


Sumber : SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan
d. Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan


untuk mengisi kebutuhan rohani yang perlu
disediakan di lingkungan perumahan yang
direncanakan selain sesuai peraturan yang
ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat
yang bersangkutan

Tabel Kebutuhan Sarana Peribadatan


Sumber : SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan
e. Sarana Perdagangan dan Niaga

Penggolongan jenis sarana perdagangan dan niaga


antara lain :
 Toko/Warung (skala pelayanan 250 penduduk)
 Pertokoan (Skala pelayanan 6.000 penduduk)
 Pusat pertokoan atau pasar lingkungan (skala
pelayanan 30.000 penduduk)
 Pusat perbelanjaan dan niaga (Skala pelayanan
120.000 penduduk)

Tabel Kebutuhan Sarana Perdagangan dan Niaga


Sumber : SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan
f. Ruang Terbuka Hijau

Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH)


ditetapkan dalam Instruksi Mendagri no. 4 tahun
1988, yang menyatakan:
"Ruang terbuka hijau yang populasinya didominasi
oleh penghijauan baik secara alamiah atau budidaya
tanaman, dalam pemanfataan dan fungsinya adalah
sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis dan
penyangga kehidupan suatu wilayah.”

Tabel Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau


Sumber : SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Analisa Prasarana Utilitas Umum

Metode pengumpulan data utilitas yang digunakan adalah survey primer dan survey
sekunder. Survey primer dilakukan dengan observasi terhadap kondisi eksisting
Kecamatan Licin yang meliputi jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan telepon,
drainase dan sistem pembuangan sampah. Survey sekunder dilakukan dengan
mengumpulkan data – data utilitas yang ada dalam dokumen perencanaan.
SEKTOR NILAI SATUAN

Sekolah 5 Liter/murid/hari
a. Air Bersih
Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari

Puskesmas 1200 Liter/unit/hari

Komponen Analisis Air Bersih terdiri dari: Masjid 3000 Liter/unit/hari


 Sistem pelayanan (Sistem perpipaan yang dikelola
oleh PDAM dan Air tanah terutama melalui sumur Mushola 2000 Liter/unit/hari
dangkal dan sumur pompa dangkal)
 Kebutuhan air domestik Pasar 12000 Liter/hektar/hari
 Kebutuhan air non domestic
Komersial/Industri 10 Liter/hari
 Pelayanan perkotaan dan perdesaan
Tabel Kriteria Perencanaan Air Bersih
Sumber : Kriteria Peerencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996
SEKTOR NILAI SATUAN

Sekolah 5 Liter/murid/hari
a. Air Bersih
Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari

Puskesmas 1200 Liter/unit/hari

Komponen Analisis Air Bersih terdiri dari: Masjid 3000 Liter/unit/hari


 Sistem pelayanan (Sistem perpipaan yang dikelola
oleh PDAM dan Air tanah terutama melalui sumur Mushola 2000 Liter/unit/hari
dangkal dan sumur pompa dangkal)
 Kebutuhan air domestik Pasar 12000 Liter/hektar/hari
 Kebutuhan air non domestic
Komersial/Industri 10 Liter/hari
 Pelayanan perkotaan dan perdesaan
Tabel Kriteria Perencanaan Air Bersih
INPUT PROSES Sumber : Kriteria Peerencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996
OUTPUT
PETA TGL
Analisis Distribusi
Distribusi Air
Bersih

Data Sambungan
Air
Analisis Layanan
Rencana Sistem
Jumlah Penduduk
Jaringan Air Bersih
Analisis Proyeksi
Konsumsi per
Kapita

Konsisi Prasarana Analisa Pelayanan Bagan Metode Analisis Air Bersih


NO LOKASI JARAK BEBAS (m)

b. Jaringan Listrik 1. Lapangan terbuka/daerah terbuka 7,5


2. Daerah dengan keadaan tertentu

a. Bangunan tidak tahan api 13,5


b. Bnagunan tahan api 4,5
c. Lalu lintas jalan/jalan raya 9,0
Komponen analisa meliputi :
d. Pohon – pohonpada umumnya 4,5
 Skala pelayanan : domestic dan non domestic e. Lapangan olah raga 13,5
 Sistem pelayanan : Perkotaan dan perdesaan f. SUTT lainnya, jaringan telepon, antenna radio, antenna televise 4,0
 Sistem jaringan : gardu induk, saluran udara(SUTT, g. Rel kereta api
SUTM, SUTR), gardu h. Jembatan besi, rangka besi panahan, 9,0
i. Titik tertinggi tiang kapal pada kedudukan air pasang 4,0
4,0

Tabel Jarak Bebas Minimum Antara Penghantar SUTT dengan Tanah dan Benda
Lainya
Sumber : Kriteria Peerencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996
NO LOKASI JARAK BEBAS (m)

b. Jaringan Listrik 1. Lapangan terbuka/daerah terbuka 7,5


2. Daerah dengan keadaan tertentu

a. Bangunan tidak tahan api 13,5


b. Bnagunan tahan api 4,5
c. Lalu lintas jalan/jalan raya 9,0
Komponen analisa meliputi :
d. Pohon – pohonpada umumnya 4,5
 Skala pelayanan : domestic dan non domestic e. Lapangan olah raga 13,5
 Sistem pelayanan : Perkotaan dan perdesaan f. SUTT lainnya, jaringan telepon, antenna radio, antenna televise 4,0
 Sistem jaringan : gardu induk, saluran udara(SUTT, g. Rel kereta api
SUTM, SUTR), gardu h. Jembatan besi, rangka besi panahan, 9,0
i. Titik tertinggi tiang kapal pada kedudukan air pasang 4,0
4,0

INPUT PROSES
OUTPUT

PETA TGL
Analisis Distribusi

Distribusi Listrik Tabel Jarak Bebas Minimum Antara Penghantar SUTT dengan Tanah dan Benda
Lainya
Sumber : Kriteria Peerencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996
Data Pelanggan
PLN
Analisis Layanan
Jumlah Penduduk Rencana Sistem Jaringan
Listrik
Analisis Proyeksi
Konsumsi per
Kapita

Konsisi Prasarana Analisis Pelayanan


Bagan Metode Analisis Jaringan Listrik
Komponen analisa meliputi :
c. Jaringan Telekomunikasi  Sambungan telepon rumah tangga
 Sambungan telepon non rumah tangga
 Sambungan telepon umum

Penyediaan Kebutuhan Sambungan Telepon Penyediaan Jaringan Telepon

tiap lingkungan rumah perlu dilayani sambungan telepon tiap lingkungan rumah perlu dilayani jaringan telepon
rumah lingkungan dan jaringan telepon ke hunian

dibutuhkan sekurang-kurangnya 1 sambungan telepon umum jaringan telepon ini dapat diintegrasikan dengan jaringan
untuk setiap 250 jiwa penduduk (unit RT) yang ditempatkan pergerakan (jaringan jalan) dan jaringan prasarana / utilitas lain
pada pusat-pusat kegiatan lingkungan RT tersebut

ketersediaan antar sambungan telepon umum ini harus memiliki stasiun telepon otomat (STO) untuk setiap 3.000 – 10.000
jarak radius bagi pejalan kaki yaitu 200 - 400 m sambungan dengan radius pelayanan 3 – 5 km dihitung dari
copper center

penempatan pesawat telepon umum diutamakan di area-area tiang listrik yang ditempatkan pada area Damija, pada sisi jalur
publik seperti ruang terbuka umum, pusat lingkungan, ataupun hijau yang tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki di trotoar
berdekatan dengan bangunan sarana lingkungan
Sarana Prasarana
Badan Penerimaan Air Sumber air di permukaan tanah
d. Jaringan Drainase (laut, sungai, danau)
Sumber air di bawah permukaan
tanah (air tanah akifer)
Sarana Perlengkap Gorong-gorong
Pertemuan saluran
Komponen analisa meliputi :
Bangunan terjunan
 Kebutuhan pengendalian banjir dan genangan
Bangunan terjunan
 Sistem jaringan makro dan jaringan distribusi
Street inlet
 Volume air hujan dan debit aliran
 Kondisi dan kapasitas saluran yang tersedia Pompa
Pintu Air

Tabel Bagian Jaringan Drainase


Sumber : SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Sarana Prasarana
Badan Penerimaan Air Sumber air di permukaan tanah
d. Jaringan Drainase (laut, sungai, danau)
Sumber air di bawah permukaan
tanah (air tanah akifer)
Sarana Perlengkap Gorong-gorong
Pertemuan saluran
Komponen analisa meliputi :
Bangunan terjunan
 Kebutuhan pengendalian banjir dan genangan
Bangunan terjunan
 Sistem jaringan makro dan jaringan distribusi
Street inlet
 Volume air hujan dan debit aliran
 Kondisi dan kapasitas saluran yang tersedia Pompa
Pintu Air

Tabel Bagian Jaringan Drainase


INPUT PROSES OUTPUT Sumber : SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan

PETA TGL
Analisis Distribusi

Jaringan Drainase

Panjang , lebar, tinggi


drainase
Analisis Kapasitas
Bagan Metode Analisis Jaringan Drainase
Curah hujan Rencana Sistem Jaringan drainase

Konsisi Prasarana Analisis Pelayanan


Lingkup Prasarana Prasarana Keterangan

e. Jaringan Persampahan Sarana pelengkap Status Dimensi

Rumah (5 jiwa) Tong sampah Pribadi - --

RW (2500 jiwa) Gerobak sampah TPS 2 m3 Gerobak mengangkut


3x seminggu
Komponen analisa meliputi : Bak sampah kecil 6 m3 Jarak bebas TPS dengan
 Sistemjaringan dan pengolahan : Bak sampah, TPS Lingkungan hunian
Kelurahan (30.000 jiwa) Gerobak sampah TPS 2 m3 minimal 30m Gerobak mengangkut
dan TPA 3x seminggu
 Skala penanganan : skala individu, skala Bak sampah besar 12 m3

lingkungan dan skala daerah (30.000 jiwa) (120.000 jiwa) Mobil sampah TPS/TPA lokal - Mobil mengangkut

 Volume dan sumber sampah : perumahan, Bak sampah besar 25 m3


3x seminggu

fasilitas komersial, fasilitas umum dan fasilitas


Kota (> 480.000 jiwa) Bak sampah akhir TPA - --
sosial.
Tempat daur ulang -
sampah

Tabel Kebutuhan Prasarana Sampah


Sumber : SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Lingkup Prasarana Prasarana Keterangan

e. Jaringan Persampahan Sarana pelengkap Status Dimensi

Rumah (5 jiwa) Tong sampah Pribadi - --

RW (2500 jiwa) Gerobak sampah TPS 2 m3 Gerobak mengangkut


3x seminggu
Komponen analisa meliputi : Bak sampah kecil 6 m3 Jarak bebas TPS dengan
 Sistemjaringan dan pengolahan : Bak sampah, TPS Lingkungan hunian
Kelurahan (30.000 jiwa) Gerobak sampah TPS 2 m3 minimal 30m Gerobak mengangkut
dan TPA 3x seminggu
 Skala penanganan : skala individu, skala Bak sampah besar 12 m3

lingkungan dan skala daerah (30.000 jiwa) (120.000 jiwa) Mobil sampah TPS/TPA lokal - Mobil mengangkut

 Volume dan sumber sampah : perumahan, Bak sampah besar 25 m3


3x seminggu

fasilitas komersial, fasilitas umum dan fasilitas


Kota (> 480.000 jiwa) Bak sampah akhir TPA - --
sosial.
Tempat daur ulang -
sampah

Tabel Kebutuhan Prasarana Sampah


Sumber : SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
INPUT PROSES OUTPUT Lingkungan Perumahan di Perkotaan

PETA TGL
Analisis Distribusi
Alur Pembuangan Sampah

Jumlah penduduk
AnalisisProyeksi Rencana Sistem Jaringan
Produk sampah PersampahanTerpadu

Analisis Kapasitas
Konsisi Prasarana
Bagan Metode Analisis Jaringan Persampahan
INPUT PROSES OUTPUT

Struktur Organisasi
10. Analisis Kelembagaan pemerintahan:
Survey Sekunder
Data kelembagaan di
Kabupaten Banyuwangi
Kecamatan Licin
Kec. Licin
Desa/Kelurahan BWP
Elemen Partisipan masyarakat
INPUT PROSES OUTPUT

Struktur Organisasi
10. Analisis Kelembagaan pemerintahan:
Survey Sekunder
Data kelembagaan di
Kabupaten Banyuwangi
Kecamatan Licin
Kec. Licin
Desa/Kelurahan BWP
Elemen Partisipan masyarakat

Metode analisis menggunakan analisis


kualitatif deskritptif. Berisikan penjelasan
mengeani struktur organisasi pemerintahan di
Metode Analisis BWP dalam penentuan pihak-pihak yang akan
berpartisipasi dalam perencanaan,
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
ruang Rencana Detail Tata Ruang.
Tabel Kebutuhan Data Analisis Pembiayaan Pembangunan
Kebutuhan Data Jenis Survey Output

Pendapatan Asli Daerah Sekunder  Kemampuan dan sumber pandanaan


11. Analisis Pembiayaan pemerintah dalam meakukan
Pendanaan oleh pemerintah. pembangunan.
Pembangunan  Pertimbangan dalam perumusan
Pendanaan dari pemeritah provinsi rencanan pemanfaatan ruang.

Investasi swasta dan masyarakat

Bantuan dan pnjaman luar negeri

Sumber pembiayaan lainya


Tabel Kebutuhan Data Analisis Pembiayaan Pembangunan
Kebutuhan Data Jenis Survey Output

Pendapatan Asli Daerah Sekunder  Kemampuan dan sumber pandanaan


11. Analisis Pembiayaan pemerintah dalam meakukan
Pendanaan oleh pemerintah. pembangunan.
Pembangunan  Pertimbangan dalam perumusan
Pendanaan dari pemeritah provinsi rencanan pemanfaatan ruang.

Investasi swasta dan masyarakat

Bantuan dan pnjaman luar negeri

Sumber pembiayaan lainya

Alur Pikir
 analisis figure and ground  analisis vista kawasan (pelataran
 analisis aksesibilitas pejalan kaki dan pandang)
pesepeda  analisis tata massa bangunan
12. Analisis Lingkungan Binaan  analisis ketersediaan dan dimensi jalur  analisis intensitas bangunan
khusus pedestrian  analisis land value capture (pertambahan
 analisis karakteristik kawasan (langgam nilai lahan)
bangunan)  analisis kebutuhan prasarana dan sarana
 analisis land use sesuai standar (jalan, jalur
 analisis ketersediaan ruang terbuka hijau  pejalan kaki, jalur sepeda, saluran
dan non hijau drainase, dan lainnya)
 analisis cagar budaya
 analisis figure and ground  analisis vista kawasan (pelataran
 analisis aksesibilitas pejalan kaki dan pandang)
pesepeda  analisis tata massa bangunan
12. Analisis Lingkungan Binaan  analisis ketersediaan dan dimensi jalur  analisis intensitas bangunan
khusus pedestrian  analisis land value capture (pertambahan
 analisis karakteristik kawasan (langgam nilai lahan)
bangunan)  analisis kebutuhan prasarana dan sarana
 analisis land use sesuai standar (jalan, jalur
 analisis ketersediaan ruang terbuka hijau  pejalan kaki, jalur sepeda, saluran
dan non hijau drainase, dan lainnya)
 analisis cagar budaya

Alur Pikir
Kecamatan Licin

MANAJEMEN

KEGIATAN
Kabupaten Banyuwangi
TIM PENYUSUN
T
a
h
a
p
a
n

P
e
l
a
k
s
a
n
a
a
n

Anda mungkin juga menyukai