1. PENDAHULUAN
2. MUATAN RENCANA DETAIL TATA RUANG
3. PROSEDUR PENYUSUNAN RENCANA DETAIL
TATA RUANG
SATUAN ACARA PELATIHAN
1. Nama Diklat : DIKLAT RDTR TINGKAT DASAR
2. Mata Diklat : Pengenalan Muatan dan Prosedur RDTR
3. Alokasi Waktu : 10 Jam Pelajaran @ 45 menit
4. Deskripsi Singkat : Modul Diklat Pengenalan Muatan dan Prosedur RDTR ini membekali peserta
agar mampu menjelaskan muatan dan prosedur penyusunan RDTR
kabupaten/kota.
5. Tujuan : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu menjelaskan
Pembelajaran muatan dan prosedur penyusunan RDTR kabupaten/kota. Indikator
keberhasilan dari pembelajaran ini peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang muatan RDTR kabupaten/kota; dan
2. Menjelaskan tentang prosedur penyusunan RDTR kabupaten/kota.
6. Materi Pokok dan : Muatan RDTR
Sub Materi Pokok 1. Tujuan Penataan BWP;
2. Rencana Struktur Ruang;
3. Rencana Pola Ruang;
4. Penetapan Sub BWP yang Diprioritaskan Penanganannya;
5. Ketentuan Pemanfaatan Ruang; dan
6. Peraturan Zonasi.
Prosedur Penyusunan RDTR
1. Proses Penyusunan RDTR;
2. Pelibatan Masyarakat dalam Penyusunan RDTR; dan
3. Pembahasan Raperda Tentang RDTR.
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pasal 14 Ayat (3) dan (5)
UU 26/2007
Rencana rinci tata ruang kabupaten/kota merupakan penjabaran
Penataan Ruang bentuk operasionalisasi RTRW Kabupaten/Kota dalam
mewujudkan penataan ruang wilayah kabupaten/kota, dapat
berupa:
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten/Kota; dan
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
A. LATAR BELAKANG
Pasal 59 Ayat (1), (2), (4), dan (5)
PP 15/2010
UU 26/2007
Setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan bagian
Penyelenggaraan
Penataan Ruang
Penataan Ruang dari wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR-
nya.
Bagian dari wilayah kabupaten yang akan disusun RDTR-
nya dapat merupakan kawasan perkotaan dan/atau
kawasan strategis kabupaten.
RDTR harus sudah ditetapkan paling lama 36 bulan sejak
penetapan RTRW kabupaten/kota
RDTR merupakan dasar penyusunan rencana tata
bangunan dan lingkungan bagi zona-zona yang pada
RDTR ditentukan sebagai zona yang penanganannya
diprioritaskan
PENDAHULUAN
Sumber : Permen ATR/KBPN Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
dan Peraturan Zonasi
MUATAN RENCANA DETAIL TATA RUANG
Sub Bagian Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disebut Sub BWP adalah
bagian dari BWP yang dibatasi dengan batasan fisik dan terdiri atas beberapa
blok.
MUATAN RENCANA DETAIL TATA RUANG
1
1 Rencana jaringan energi/kelistrikan
CONTOH PETA RENCANA JARINGAN ENERGI/KELISTRIKAN
BWP PERKOTAAN NATAR
CONTOH PETA RENCANA JARINGAN ENERGI/KELISTRIKAN
BWP PERKOTAAN SUMEDANG
MUATAN RENCANA DETAIL TATA RUANG
2
1 Rencana jaringan telekomunikasi
CONTOH PETA RENCANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI
BWP PERKOTAAN NATAR
CONTOH PETA RENCANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI
BWP PERKOTAAN SUMEDANG
MUATAN RENCANA DETAIL TATA RUANG
3
1 Rencana jaringan air minum
CONTOH PETA RENCANA JARINGAN AIR MINUM
BWP PERKOTAAN NATAR
CONTOH PETA RENCANA JARINGAN AIR MINUM
BWP PERKOTAAN SUMEDANG
MUATAN RENCANA DETAIL TATA RUANG
4
1 Rencana jaringan drainase
CONTOH PETA RENCANA JARINGAN DRAINASE
BWP PERKOTAAN NATAR
CONTOH PETA RENCANA JARINGAN DRAINASE
BWP PERKOTAAN SUMEDANG
MUATAN RENCANA DETAIL TATA RUANG
5
1 Rencana jaringan air limbah
CONTOH PETA RENCANA PENGELOLAAN AIR LIMBAH
BWP PERKOTAAN NATAR
CONTOH PETA RENCANA PENGELOLAAN AIR LIMBAH
BWP PERKOTAAN SUMEDANG
MUATAN RENCANA DETAIL TATA RUANG
6
1 Rencana jaringan prasarana lainnya (persampahan)
CONTOH PETA RENCANA JARINGAN PERSAMPAHAN
BWP PERKOTAAN NATAR
CONTOH PETA RENCANA JARINGAN PERSAMPAHAN
BWP PERKOTAAN SUMEDANG
MUATAN RENCANA DETAIL TATA RUANG
2 Lokasi
4 Sumber pendanaan
5 Instansi pelaksana
Peraturan zonasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari RDTR dan berfungsi sebagai:
a. perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang;
b. acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang, termasuk di dalamnya air right
development dan pemanfaatan ruang di bawah tanah;
c. acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;
d. acuan dalam pengenaan sanksi; dan
e. rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan lahan dan penetapan lokasi
investasi.
A. Tahap Persiapan
Kegiatan pra persiapan penyusunan RDTR terdiri atas :
1. Pembentukan tim penyusun RDTR
2. Kajian awal data sekunder
3. Penetapan delineasi awal BWP
4. Persiapan teknis pelaksanaan
5. Pemberitaan kepada publik
PENYUSUNAN RDTR
Konsep RDTR dirumuskan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya dengan
menghasilkan beberapa alternatif konsep pengembangan wilayah, yang berisi :
1. rumusan tentang tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan wilayah
kabupaten/kota; dan
2. konsep struktur internal BWP.
Penyusunan alternatif konsep RDTR ini berdasarkan prinsip optimasi pemanfaatan ruang kawasan
perkotaan (ruang darat, ruang laut, ruang udara termasuk ruang di dalam bumi) dan
mempertimbangkan rekomendasi perbaikan hasil pelaksanaan KLHS.
Setelah dilakukan beberapa kali iterasi, dipilih alternatif terbaik sebagai dasar perumusan RDTR . Hasil
kegiatan perumusan konsepsi RDTR terdiri atas :
1. tujuan penataan BWP;
2. rencana struktur ruang;
3. rencana pola ruang;
4. penetapan sub BWP yang diprioritaskan penanganannya;
5. ketentuan pemanfaatan ruang; dan
6. peraturan zonasi.
PENYUSUNAN RDTR