24979
kehidupan alami yang menghidupi semua Peremajaan dilakukan dengan land sharing atau
komponen lingkungan hidup manusia. Pilar kedua land consolidation. Penanganan permukiman
berupa keberlanjutan ekonomi, berupa proses kumuh pada tanah ilegal dilakukan dengan
ekonomi yang berjalan secara berlanjut (steady), permukiman kembali yaitu dengan pembangunan
dengan stabilitas ekonomi dan pertumbuhan rumah susun.
produktivitas yang memperkaya kualitas kehidupan Kelurahan Kotabaru adalah kelurahan di Kota
manusia. Berikutnya adalah pilar keberlanjutan Serang yang mengalami kekumuhan. Berbagai
sosial perilaku, dengan melibatkan peran serta upaya penanganan permukiman kumuh di
masyarakat madani yang berdaya diri. Kelurahan Kotabaru telah lama dilakukan melalui
Pembangunan berkelanjutan di sektor beberapa program yang diselenggarakan oleh
permukiman menurut Kirmanto (2002) diartikan pemerintah. Namun kenyataannya secara
sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi sosial, keseluruhan program-program penanganan
ekonomi dan kualitas lingkungan sebagai tempat permukiman kumuh yang telah dilaksanakan
hidup dan bekerja semua orang. Permukiman yang hasilnya belum menunjukkan perubahan yang
berkelanjutan harus memiliki ekonomi yang kuat, berarti dalam membantu penataan dan perbaikan
lingkungan yang serasi, tingkat sosial yang relatif permukiman kumuh di Kelurahan Kotabaru. Oleh
setara penuh keadilan, kadar peran serta masyarakat karena itu perlu disusun konsep penanganan
yang tinggi, dan konservasi energi yang terkendali permukiman kumuh yang sesuai dengan kondisi
dengan baik (Budihardjo dan Sujarto, 2013). Inti fisik dan karakteristik masyarakat setempat.
pembangunan permukiman yang berkelanjutan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas tingkat kekumuhan Kelurahan Kotabaru dilihat dari
hidup secara berkelanjutan. Dengan konsep aspek lingkungan, aspek ekonomi, dan aspek social,
pembangunan berkelanjutan maka dapat didesain serta untuk dapat menyusun konsep penanganan
suatu kawasan dengan lebih terarah. Sebagai contoh permukiman kumuh di Kelurahan Kotabaru.
Ijong dkk (2017) telah menerapkan untuk desain
kawasan tepian pantai perkotaan Tahuna. METODE PENELITIAN
Dengan pertambahan jumlah penduduk
perkotaan yang tidak diimbangi dengan Waktu dan Lokasi
bertambahnya lahan perkotaan mengakibatkan Penelitian telah dilakukan pada bulan
munculnya permukiman kumuh. Permukiman Februari–Desember 2016. Lokasi penelitian adalah
kumuh menurut Kuswartojo (2005) yaitu permukiman kumuh yang ada di Kelurahan
permukiman yang padat, kualitas konstruksi Kotabaru yaitu RW 1 (Kampung Calung), RW 2
rendah, prasarana, dan pelayanan minimal. (Kampung Kebonsayur), RW 3 (Kampung Pasar)
Lembaga Cities Alliance memberikan pengertian dan RW 5 (Kampung Magersari). Kelurahan
permukiman kumuh merupakan bagian kota yang Kotabaru secara administrasi masuk di dalam
terabaikan sehingga mengakibatkan perumahan dan wilayah Kota Serang yang mempunyai jarak ± 1
kondisi kehidupan masyarakatnya berada dalam km dari pusat Kota Serang. Lokasi penelitian
status miskin (Anonim, 2008). Kawasan ini dapat adalah permukiman kumuh di Kelurahan Kotabaru
terletak di tengah kota dengan kepadatan yang Kota Serang. Lokasi penelitian dapat dilihat pada
tinggi atau terbangun secara spontan di pinggiran Gambar 1.
kota.
Penanganan permukiman kumuh harus dapat Prosedur
memecahkan masalah kekumuhan dengan melihat Penelitian ini menggunakan pendekatan
karakteristik lingkungan, ekonomi, dan sosial kuantitatif. Metode penelitian adalah kuantitatif.
masyarakatnya. Beberapa penelitian telah Penelitian ini didukung oleh data kuantitatif dan
melaporkan upaya penanganan kawasan kumuh data kualitatif yang dikuantitatifkan. Populasi
seperti Rahayu dkk (2009) yang melakukan kajian dalam penelitian ini ada dua yaitu: (1) bangunan
penataan dan rehabilitasi permukiman kumuh studi rumah dan prasarana permukiman yang ada di
kasus kawasan bantaran sungai Code bagian utara, permukiman kumuh Kelurahan Kotabaru (RW 1, 2,
Yogyakarta. As’ari dan Fadjarani (2018) juga 3 dan 5). Metode pengumpulan data dilakukan
cukup komprehensif mengkaji kawasan dengan mengkombinasikan hasil pengamatan
permukiman kumuh di Kelurahan Bantarsari dengan data sekunder. Gambar, berupa peta,
Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Upaya digunakan untuk mengidentifikasi kondisi rumah
penanganan permukiman kumuh pada tanah legal dan prasarana permukiman yang tersedia; (2)
dan tanah ilegal akan berbeda. Penanganan Kepala Keluarga (atau pendamping) yang tinggal di
permukiman kumuh pada tanah legal dapat permukiman kumuh Kelurahan Kotabaru (RW 1, 2,
dilakukan dengan peremajaan atau pemugaran. 3 dan 5). Metode pengambilan data untuk populasi
penelitian ini dilakukan dengan survei.
68 J. MANUSIA & LINGKUNGAN Vol. 25, No. 2
Tabel 1. Jumlah Sampel per RW. Kumuh dan Permukiman Kumuh dengan melihat
RW Jumlah KK Jumlah Sampel aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial. Proses
1 336 23 penilaian untuk hasil setiap variabel berdasarkan
2 406 28 klasifikasi yang telah dikemukakan menggunakan
3 222 15 ambang batas yang dikategorikan ke dalam
5 388 27
penilaian berat, sedang, dan ringan. Klasifikasi
Total 1352 93
Sumber: Perhitungan peneliti (2016).
dalam setiap variabel diinterpretasikan ke dalam
nilai bobot 1 (baik), 3 (cukup), 5 (buruk) nilai
Penentuan jumlah sampel dengan tertinggi 5 dan nilai terendah 1, semakin tinggi nilai
menggunakan rumus Slovin. Batas toleransi skoring maka semakin berat tingkat kekumuhan.
kesalahan dalam penelitian ditentukan 10%. Penilaian tingkat kekumuhan dibagi menjadi 3
Dengan menggunakan rumus Slovin didapatkan yaitu Kumuh Berat (K3) dengan nilai 71-95,
jumlah sampel sebanyak 93 KK, dengan detail Kumuh Sedang (K2) dengan nilai 45-70 dan
sampel diberikan pada Tabel 1. Untuk jumlah Kumuh Ringan (K1) dengan nilai 19-44. Untuk
sampel sub populasi atau masing-masing RW penilaian berdasarkan pertimbangan lain yang
prosedur pengambilan sampel dengan metode terdiri dari aspek ekonomi dan sosial yaitu
proportional random sampling dan pemilihan pertimbangan lain tinggi bila memiliki nilai 11-15,
sampel berdasarkan simple random sampling. pertimbangan lain sedang bila memiliki nilai 6-10
Berdasarkan proportional random sampling maka dan pertimbangan lain rendah bila memiliki nilai 1-
akan didapatkan sampel per RW secara 5.
proporsional perbandingannya dengan RW lainnya. Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan
berdasarkan formula penilaian tersebut, selanjutnya
Analisis Data lokasi permukiman kumuh dapat dikelompokkan
Analisis data dilakukan dengan menyajikan dalam berbagai klasifikasi penanganan.
hasil data dari tema-tema, yang ditentukan
berdasarkan indikator masing-masing variabel HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian, secara kualitatif. Selanjutnya hasil data
kuantitatif dipilih dengan tema-tema sejenis yang Kelurahan Kotabaru secara administrasi
kemudian dibandingkan untuk dianalisis bersama. masuk di dalam wilayah Kota Serang yang
Data kuantitatif digunakan untuk memperkaya mempunyai jarak ± 1 km dari pusat Kota Serang.
peneliti dalam menganalisis data kualitatif yang Letaknya yang berada di pusat kota dan berbatasan
ada. dengan pusat perdagangan dan jasa menyebabkan
Identifikasi tingkat kekumuhan dilakukan permukiman Kotabaru berkembang lebih cepat
dengan menggunakan metode skoring dengan daripada wilayah lainnya. Adanya aktifitas
mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum perdagangan dan jasa berdampak pada
dan Perumahan Rakyat No 2/ PRT/ M/ 2016 meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal.
tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Permukiman Kotabaru yang sudah padat oleh
Mei 2018 LAILY KURNIASARI DKK: KONSEP PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH 69
penduduk asli semakin padat dengan adanya dilakukan diketahui bahwa kekumuhan RW 2 lebih
penduduk pendatang. Hal ini ber akibat semakin parah daripada RW 1. Variabel yang menyebabkan
banyak tumbuh bangunan-bangunan di Kotabaru kekumuhan hampir sama, hanya besarannya yang
yang membuat permukiman semakin padat dan berbeda. Berdasarkan kondisi fisik rumah, lebih
tidak beraturan sehingga menyebabkan kekumuhan banyak rumah di RW 2 yang mengalami kerusakan
dibeberapa RW yang ada di Kotabaru. Diperlukan daripada di RW 1. Rumah di RW 2 yang rusak
penanganan untuk mencegah semakin meluasnya sebanyak 72%, sedangkan rumah di RW 1 yang
kawasan kumuh. Untuk menentukan konsep rusak sebanyak 47%.
penangannya maka dilakukan identifikasi tingkat Lingkungan RW 3 dan RW 5 memiliki tingkat
kekumuhan dan analisis partisipasi masyarakat. kekumuhan berat. Letak lingkungan RW 3 dan RW
5 yang berbatasan dengan sungai Cibanten
Penilaian Tingkat Kekumuhan berpengaruh terhadap terjadinya kekumuhan.
Aspek lingkungan Banyak tumbuh permukiman liar di bantaran sungai
Penilaian tingkat kekumuhan berdasarkan dengan kondisi rumah nonpermanen yang tidak
aspek lingkungan dinilai dari kondisi bangunan layak huni. Variabel penyebab kekumuhan yang
rumah dan kondisi sarana prasarana permukiman. membedakan RW 3 dan RW 5 adalah drainase dan
Aspek kondisi bangunan rumah dilihat dari pengelolaan limbah. Lingkungan RW 3 memiliki
ketidakteraturan bangunan, kepadatan bangunan, saluran drainase yang lebih banyak daripada
dan kualitas bangunan. Aspek kondisi sarana drainase yang ada di RW 5. Pengelolaan limbah di
prasarana dinilai dari kondisi dan ketersediaan RW 3 lebih baik daripada di RW 5. Jumlah rumah
sarana dan prasarana lingkungan permukiman. tangga yang memiliki jamban tidak terhubung
Sarana dan prasarana yang dinilai meliputi kondisi dengan tangki septik di lingkungan RW 5 lebih
dan ketersediaan prasarana jalan, air minum, banyak daripada di lingkungan RW 3 yaitu sebesar
drainase, pengelolaan limbah, pengelolaan 62% pada RW 3, dan 82% pada RW 5.
persampahan, dan ketersediaan sarana prasarana Jika dilihat secara menyeluruh penyebab
proteksi kebakaran. kekumuhan paling parah di Kelurahan Kotabaru
Berdasarkan hasil analisis seperti disajikan adalah masalah sampah. Di seluruh RW belum ada
pada Gambar 2, lingkungan RW 1 dan RW 2 sarana dan prasarana persampahan yang memadai.
memiliki tingkat kekumuhan sedang, sedangkan Sebagian besar masyarakat membuang sampah di
RW 3 dan RW 5 tingkat kekumuhan berat. Tingkat sungai atau saluran drainase dan saluran irigasi,
kekumuhan sedang berada pada lokasi yang terletak menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai dan
berbatasan dengan kawasan perdagangan dan jasa berakibat terjadinya banjir pada musim hujan pada
Royal, sedangkan lokasi yang termasuk kumuh beberapa wilayah. Banjir terparah terjadi setiap
berat berada pada lokasi yang berbatasan dengan tahun di wilayah RW 5 dengan ketinggian air
sungai Cibanten. mencapai 4,5 meter. Selain masalah pendangkalan
Lingkungan RW 1 dan RW 2 memiliki sungai, banjir yang terjadi di RW 5 juga disebabkan
karakteristik lingkungan yang hampir sama. Kumuh oleh letak RW 5 yang berada lebih rendah daripada
pada RW 1 dan RW 2 termasuk kumuh sedang, wilayah sekitarnya.
tetapi jika dilihat dari analisis skoring yang telah
Gambar 2. Strata kekumuhan tiap RW di Kelurahan Kotabaru. Sumber: Hasil analisis (2016).
70 J. MANUSIA & LINGKUNGAN Vol. 25, No. 2
Penyebab kekumuhan di Kelurahan Kotabaru Kotabaru juga dihuni oleh penduduk dari etnis
selain sampah yaitu pengelolaan air limbah. Semua Tionghoa. Kepadatan penduduk tertinggi
lokasi memiliki pengelolaan limbah dengan tingkat berada di RW 3 yaitu 655 jiwa/ hektar dan
kekumuhan berat yaitu pengelolaan limbah tidak terendah berada di RW 1 yaitu 351 jiwa/
memenuhi ketentuan teknis, jamban tidak hektar. Secara keseluruhan kepadatan
terhubung dengan saluran tangki septik dan belum penduduk di Kelurahan Kotabaru tergolong
ada sistem pengelolaan limbah setempat atau tinggi. Semakin banyak penduduk semakin
terpusat. Lingkungan RW 5 memiliki pengelolaan banyak lahan yang dibutuhkan untuk tempat
limbah terparah daripada lainnya. Letaknya yang tinggal, ketersediaan lahan yang terbatas
berbatasan dengan sungai Cibanten berpengaruh mengakibatkan permukiman semakin padat
terhadap tersedianya sarana pengelolaan limbah. oleh bangunan, menyebabkan daya dukung
Masyarakat yang tinggal di sempadan sungai lingkungan menurun, sehingga terjadi
membuang limbahnya langsung ke sungai, kondisi kekumuhan.
ini akan membahayakan, karena dapat 3. Potensi Ekonomi
menimbulkan pencemaran dan sumber berbagai Adanya peluang kegiatan ekonomi berupa
penyakit. aktivitas perdagangan dan jasa di lingkungan
Selain tingkat kekumuhan legalitas lahan sekitar permukiman kumuh Kotabaru,
menjadi pertimbangan penting dalam menentukan mendorong masyarakat Kotabaru untuk ikut
bentuk penanganan kumuh. Penanganan kumuh serta dalam aktivitas ekonomi yang
pada lahan legal dan lahan ilegal akan berbeda berkembang di dalamnya. Sebagian besar
bentuk penanganannya. Bangunan di Kelurahan Kepala Keluarga di Kelurahan Kotabaru
Kotabaru sebagian tidak memiliki kejelasan status bekerja di sektor perdagangan dan jasa. Ada
penguasaan tanah, baik milik sendiri atau milik yang bekerja sebagai buruh toko, pedagang
pihak lain. Paling banyak ditemukan bangunan kaki lima, dan pembantu rumah tangga.
ilegal di RW 3 dan RW 5, yaitu bangunan- Aktifitas perdagangan terjadi tidak hanya di
bangunan yang berdiri di sepanjang sempadan Royal dan Pasar Lama, tetapi ada sebagian
sungai Cibanten. Berdasarkan status legalitas lahan masyarakat yang mengembangkan tempat
maka bentuk penanganan kumuh di RW 1 dan RW hunian mereka sebagai lokasi berdagang.
2 serta RW 3 dan RW 5 akan berbeda Akibatnya fungsi utama Kelurahan Kotabaru
penanganannya. sebagai kawasan permukiman beralih fungsi
menjadi kawasan campuran, yaitu selain
Aspek pertimbangan lain sebagai tempat hunian juga difungsikan
Beberapa aspek pertimbangan lain digunakan sebagai tempat berdagang/usaha. Berdasarkan
untuk menentukan skala prioritas penanganan fenomena tersebut kita dapat lihat bahwa
kumuh. Aspek pertimbangan lain meliputi nilai aktivitas kawasan sekitar dapat mempengaruhi
strategis lokasi, kependudukan, potensi ekonomi, karakteristik perekonomian suatu kawasan.
sosial, dan budaya. 4. Potensi Sosial
1. Nilai Strategis Lokasi Tingkat partisipasi masyarakat dalam
Kelurahan Kotabaru memiliki letak yang penanganan permukiman kumuh di Kelurahan
strategis, yaitu berbatasan langsung dengan Kotabaru terdiri dari tingkat partisipasi sedang
kawasan perdagangan dan jasa kota Serang. dan tingkat partisipasi rendah. Tingkat
Lokasinya yang strategis yaitu berada di pusat partisipasi rendah berada pada RW 5,
kota dan berbatasan dengan kawasan sedangkan tingkat partisipasi sedang berada
perdagangan dan jasa, menjadikan Kelurahan pada lingkungan RW 1,2, dan 3. Tingkat
Kotabaru tumbuh berkembang dengan cepat. partisipasi masyarakat di Kelurahan Kotabaru
Jumlah penduduknya meningkat setiap tahun dapat dilihat pada Tabel 2.
karena banyaknya warga pendatang, sehingga Partisipasi masyarakat pada saat tahap
menyebabkan semakin padatnya bangunan di pelaksanaan lebih besar daripada partisipasi
Kelurahan Kotabaru. Tingkat kepadatan masyarakat pada tahap perencanaan dan
bangunan yang tinggi merupakan salah satu pemeliharaan.
yang menyebabkan kekumuhan di Kelurahan
Kotabaru. Tabel 2. Tingkat partisipasi masyarakat.
2. Kependudukan No Lokasi Skor Tingkat partisipasi
Masyarakat Kelurahan Kotabaru merupakan 1 RW 1 43,6% Sedang
campuran antara penduduk asli dan pendatang 2 RW 2 37,0% Sedang
dari berbagai daerah di Indonesia. Selain dari 3 RW 3 35,5% Sedang
4 RW 5 31,0% Rendah
pribumi, permukiman kumuh Kelurahan
Sumber: Hasil analisis (2016).
Mei 2018 LAILY KURNIASARI DKK: KONSEP PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH 71
memberikan dampak negatif yang lebih besar As’ari, R., dan Fadjarani, S., 2018. Penataan
apabila tetap dipertahankan. Permukiman Kumuh Berbasis Lingkungan,
Untuk penanganan kumuh RW 3 dan RW 5 Jurnal Geografi, 15(1):56-67
dengan banyaknya rumah yang berada di bantaran Budiharjo, E. dan Sujarto, D., 2013. Kota
sungai dengan status kepemilikan lahan ilegal maka Berkelanjutan (Sustainable City). Alumni.
penanganan permukiman kumuh yang dilakukan Bandung.
dengan pembangunan rumah susun. Rumah susun Fauzi, A., 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan
di bangun di lingkungan RW 3 dan RW 5, dengan Lingkungan. Jakarta: PT. Gramedia
pertimbangan bahwa lokasi masih tetap berada di PustakaUtama.
lingkungan tempat tinggal masyarakat sebelumnya Ijong, J.F., Kumurur, V.A., dan Wuisang, C.E.F.,
dan dekat dengan lokasi tempat mereka bekerja. 2017. Penerapan Konsep Kota Berkelanjutan
Masyarakat yang memiliki surat kepemilikan lahan Pada Desain Kawasan Tepian Pantai Perkotaan
akan mendapatkan kembali unit rumah dengan Tahuna. Jurnal Fraktal, 2(2): 31-40.
besaran yang sudah diperhitungkan sesuai dengan Kirmanto, D., 2002. Pembangunan Perumahan dan
hasil kesepakatan. Permukiman yang Berwawasan Lingkungan
Strategis dalam Pencegahan Banjir di
KESIMPULAN Perkotaan. http://alramadona.blog.ugm.ac.id/
2008/08/27/permasalahanpermukiman-
Kesimpulan dari penelitian ini adalah perkotaan (diakses 1 Maret 2015).
permukiman kumuh Kotabaru berdasarkan analisis Kuswartojo, T., 2005. Perumahan dan Pemukiman
skoring menunjukkan kondisi kumuh sedang dan Di Indonesia. Bandung: Institut Teknologi
kumuh berat. Tingkat kekumuhan dan legalitas Bandung
lahan menjadi pertimbangan konsep penanganan. Rahayu, T., Sudaryono, dan Baiquni, M., 2003.
Konsep penanganan permukiman kumuh Evaluasi Program Penataan dan Rehabilitasi
berdasarkan tingkat kekumuhan dan karakteristik Permukiman Kumuh Studi Kasus Kawasan
sosial ekonomi masyarakat kumuh Kotabaru adalah Bantaran Sungai Code Bagian Utara,
konsep peremajaan melalui land sharing dan Yogyakarta. J. Manusia & Lingkungan,
pembangunan rumah susun. 10(2):53-62.
Salim, E., 2009. Penganugerahan Doktor
DAFTAR PUSTAKA Kehormatan Kepada Prof. DR. Emil Salim.
Bandung: ITB.
Anonim, 2008. Cities Without Slums. Cities
Alliance. Washington DC: York Graphic
Services