Anda di halaman 1dari 37

Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN

BAB 2. Tinjauan Kebijakan


2.1 KEBIJAKAN TATA RUANG
2.1.1 Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
2.1.1.1 Istilah dan Definisi
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
1. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
2. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
3. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
4. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang
dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
5. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
6. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi
budi daya.
7. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik spesifik.
8. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mengendalikan struktur ruang dan pola
ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan
program beserta pembiayaannya.
9. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mengendalikan tertib tata
ruang.
10. Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut PZ kabupaten/kota
adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan
ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang
penetapan zonanya dalam rencana detail tata ruang.

LAPORAN PENDAHULUAN 1
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

11. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut RTRW
kabupaten/kota adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah
kabupaten/kota, yang mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,
Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Nasional, RTRW Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi.
12. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana
secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan
peraturan zonasi kabupaten/kota.
13. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan/atau aspek fungsional.
14. Bagian Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disingkat BWP adalah bagian
dari kabupaten/kota dan/atau kawasan strategis kabupaten/kota yang akan atau perlu
disusun RDTRnya, sesuai arahan atau yang ditetapkan di dalam RTRW
kabupaten/kota yang bersangkutan.
15. Sub Bagian Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disebut Sub BWP adalah
bagian dari BWP yang dibatasi dengan batasan fisik dan terdiri atas beberapa blok.
16. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat
hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan nonpemerintah lain dalam
penyelenggaran penataan ruang.
17. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
penataan ruang.
2.1.1.2 Kedudukan RDTR
Sesuai ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan bagian dari
wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR-nya. Bagian dari wilayah yang akan disusun
RDTR tersebut merupakan kawasan perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/kota. Kawasan
strategis kabupaten/kota dapat disusun RDTR apabila merupakan:
1. Kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan menjadi kawasan
perkotaan; dan
18. Memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang ditetapkan dalam
pedoman ini.
RDTR disusun apabila sesuai kebutuhan, RTRW kabupaten/kota perlu dilengkapi
dengan acuan lebih detail pengendalian pemanfaatan ruang kabupaten/kota. Dalam hal RTRW
kabupaten/kota memerlukan RDTR, maka disusun RDTR yang muatan materinya lengkap,
termasuk peraturan zonasi, sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang dan
sekaligus menjadi dasar penyusunan RTBL bagi zona-zona yang pada RDTR ditentukan
sebagai zona yang penanganannya diprioritaskan. Dalam hal RTRW kabupaten/kota tidak
memerlukan RDTR, peraturan zonasi dapat disusun untuk kawasan perkotaan baik yang sudah
ada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota.
RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai
penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antar kegiatan
dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan
kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.
RDTR yang disusun lengkap dengan peraturan zonasi merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan untuk suatu BWP tertentu. Dalam hal RDTR tidak disusun atau RDTR telah
ditetapkan sebagai perda namun belum ada peraturan zonasinya sebelum keluarnya pedoman
ini, maka peraturan zonasi dapat disusun terpisah dan berisikan zoning map dan zoning text

LAPORAN PENDAHULUAN 2
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

untuk seluruh kawasan perkotaan baik yang sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah
kabupaten/kota.
RDTR ditetapkan dengan perda kabupaten/kota. Dalam hal RDTR telah ditetapkan
sebagai perda terpisah dari peraturan zonasi sebelum keluarnya pedoman ini, maka peraturan
zonasi ditetapkan dengan perda kabupaten/kota tersendiri.

Gambar 2.1 Kedudukan RDTR dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
Hubungan antara RTRW Kabupaten/Kota, RDTR, dan RTBL serta Wilayah
Perencanaannya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.2 Hubungan antara RTRW Kabupaten/Kota, RDTR, dan RTBL serta Wilayah
Perencanaannya.

LAPORAN PENDAHULUAN 3
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

2.1.1.3 Fungsi dan Manfaat RDTR


RDTR dan peraturan zonasi berfungsi sebagai:
1. Kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota berdasarkan RTRW;
Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan
ruang yang diatur dalam RTRW;
19. Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;
20. Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang; dan
21. Acuan dalam penyusunan RTBL.
RDTR dan peraturan zonasi bermanfaat sebagai:
1. Penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan lingkungan
permukiman dengan karakteristik tertentu;
22. Alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pembangunan fisik kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, swasta, dan/atau masyarakat;
23. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian wilayah sesuai
dengan fungsinya di dalam struktur ruang kabupaten/kota secara keseluruhan; dan;
24. Ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusun program
pengembangan kawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang.
2.1.1.4 Masa Berlaku RDTR
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan berlaku dalam jangka waktu 20 (dua
puluh) tahun dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun. Peninjauan kembali RDTR dapat
dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun apabila terjadi perubahan lingkungan
strategis berupa bencana alam skala besar dan perubahan batas wilayah daerah.
2.1.1.5 Muatan Rencana RDTR
Muatan RDTR meliputi:
1. Tujuan penataan BWP
merupakan nilai dan/atau kualitas terukur yang akan dicapai sesuai dengan arahan
pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW kabupaten/kota dan merupakan
alasan disusunnya RDTR yang apabila diperlukan dapat dilengkapi konsep
pencapaian.
25. Rencana struktur ruang
a. rencana pengembangan pusat pelayanan;
b. rencana jaringan transportasi; dan
c. rencana jaringan prasarana.
26. Rencana pola ruang
a. zona lindung; dan
d. zona budi daya.
27. Penetapan sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
a. lokasi; dan
e. tema penanganan.
28. Ketentuan pemanfaatan ruang
Merupakan upaya mengendalikan RDTR dalam bentuk program pengembangan
BWP dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun masa
perencanaan.
Muatan RDTR mencakup perencanaan tata ruang darat, ruang udara, ruang dalam
bumi, dan/atau ruang laut sesuai kebutuhan.

LAPORAN PENDAHULUAN 4
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

2.1.1.6 Peraturan Zonasi dan Penyusunannya


Keterkaitan dalam penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi menjadi bagian tak
terpisahkan dalam proses penyusunan produk RDTR pada sebuha kawasan dimana Peraturan
Zonasi (PZ) dan Status Hukum PZ adalah sebagai berikut:
1. Zoning Regulation / Peraturan Zonasi
Ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi zona, pengaturan lebih lanjut mengenai
pemanfaatan lahan, dan prosedur pelaksanaan pembangunan
29. Materi dan Status Hukum Peraturan Zonasi
Karena akan mengikat Pemerintah Daerah dan masyarakat (publik), maka Peraturan
Zonasi harus ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Selain berisi aturan, Peraturan
Daerah ini juga menetapkan sanksi bagi pihak yang melanggarnya.
Materi Peraturan Daerah tentang Peraturan Zonasi sedikitnya terdiri dari:
1. Peraturan Zonasi (Zoning Text)
30. Peta Zonasi (Zoning Map) yang juga berfungsi sebagai peta pola ruang RDTR
Fungsi Peraturan Zonasi adalah:
1. Sebagai perangkat pengendalian pembangunan
31. Sebagai panduan teknis pengembangan tapak/pemanfaatan lahan
Kedudukan Peraturan Zonasi:
1. Dalam sistem Rencana Tata Ruang Wilayah, Peraturan Zonasi merupakan
pengaturan lebih lanjut untuk pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam pola
pemanfaatan ruang suatu wilayah.
32. Peraturan Zonasi yang merupakan penjabaran dari RTRW Kota dapat menjadi
rujukan untuk menyusun RDTRK, dan sangat bermanfaat untuk melengkapi aturan
pembangunan pada penetapan penggunaan lahan yang ditetapkan dalam RDTRK.
33. Peraturan Zonasi juga merupakan rujukan untuk penyusunan rencana yang
lebih rinci dari RDTRK, seperti Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK), atau
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

2.1.2 Peraturan Presiden No. 45 Tahun 2018 Tentang RTR Kawasan


Perkotaan Cekungan Bandung
Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung merupakan kawasan strategis nasional dari
sudut kepentingan ekonomi yang terdiri atas Kawasan Perkotaan Inti dan Kawasan Perkotaan di
Sekitarnya yang membentuk Kawasan Metropolitan. Kawasan Cekungan Bandung juga
meliputi Kawasan Perkotaan Jatinangor-Tanjungsari di Kabupaten Sumedang.
Secara lebih rinci, Kawasan Cekungan Bandung meliputi sebagian wilayah
Kabupaten Sumedang yang mencakup 5 wilayah Kecamatan meliputi Kecamatan Jatinangor,
Kecamatan Cimanggung, Kecamatan Sukasari, Kecamatan Tanjungsari, dan Kecamatan
Pamulihan.
2.1.2.1 Tujuan Penataan Ruang
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung berfungsi sebagai
pedoman untuk:
1. penyusunan rencana pembangunan di Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung;
34. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Perkotaan
Cekungan Bandung;

LAPORAN PENDAHULUAN 5
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

35. perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan


antarwilayah kabupaten/ kota, serta keserasian antarsektor di Kawasan Perkotaan
Cekungan Bandung;
36. penetapan lokasi dan fungsi Ruang untuk investasi di Kawasan Perkotaan
Cekungan Bandung;
37. Penataan Ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota di Kawasan Perkotaan
Cekungan Bandung;
38. pengelolaan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung;
39. perwujudan keterpaduan rencana pengembangan Kawasan Perkotaan
Cekungan Bandung dengan kawasan sekitarnya;
40. perwujudan pengembangan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung
sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan; dan
41. pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan di Kawasan
Perkotaan Cekungan Bandung.
2.1.2.2 Kebijakan Struktur Ruang
Adapun Fungsi Kawasan Perkotaan Jatinangor-Tanjungsari:
1. Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa
42. Pusat Pelayanan Pendidikan Tinggi
43. Pusat Kegiatan Industri
44. Pusat Kegiatan Pertanian
Rencana lainnya di Kabupaten Sumedang meliputi:
1. Jalur kereta api Leuwipanjang- Gedebage- Jatinangor
45. Rencana stasiun koridor jalan kereta api Bandung-Tanjungsari-Kertajati-
Cirebon
46. Rencana Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu)
47. Terminal Tanjungsari
48. Gardu Induk Jatinangor
49. Waduk Jatinangor
50. IPAL Cimanggung/Tanjungsari
51. Unit Produksi Air Tanjungsari

2.1.3

LAPORAN PENDAHULUAN 6
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 2.1 Struktur Ruang Kawasan Cekungan Bandung

LAPORAN PENDAHULUAN 7
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

2.1.4 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No 22 Tahun 2010 Tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat tahun 2009-
2029
RTRWP merupakan matra spasial dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) yang berfungsi sebagai penyelaras kebijakan penataan ruang nasional, Daerah,
dan Kabupaten/Kota serta sebagai acuan bagi instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah dan
masyarakat untuk mengarahkan lokasi dan menyusun program pembangunan yang berkaitan
dengan pemanfaatan ruang di Daerah.
2.1.4.1 Strategi Pengembangan Wilayah
1. Mengendalikan pengembangan wilayah
f. memenuhi kebutuhan pelayanan umum perkotaan yang berdaya saing dan
ramah lingkungan;
g. membatasi kegiatan perkotaan yang membutuhkan lahan luas dan potensial
menyebabkan alih fungsi kawasan lindung dan lahan sawah;
h. menerapkan kebijakan yang ketat untuk kegiatan perkotaan yang menarik arus
migrasi masuk tinggi;
i. mengembangkan sistem transportasi massal;
j. meningkatkan koordinasi dan kerjasama antarprovinsi dalam mewujudkan
kesetaraan peran dan fungsi di KSN; dan
k. mengembangkan mekanisme pembagian peran ( role sharing) terutama dengan
provinsi yang berbatasan dalam pengelolaan kawasan lindung berbasis DAS
dan pemanfaatan sumberdaya alam.
52. Mendorong pengembangan wilayah
a. memprioritaskan investasi untuk mengembangkan kawasan sesuai dengan
arahan RTRWP;
l. mendorong kegiatan ekonomi berbasis pertanian, kelautan dan perikanan,
pariwisata, industri dan perdagangan/jasa;
m. memprioritaskan pengembangan infrastruktur wilayah;
n. menjamin ketersediaan serta kualitas sarana dan prasarana permukiman yang
memadai, terutama di wilayah perbatasan; dan
o. meningkatkan koordinasi dan kerjasama antarprovinsi dalam mewujudkan
kesetaraan peran dan fungsi di wilayah perbatasan.
53. Membatasi pengembangan wilayah
a. mempertahankan dan menjaga kelestarian kawasan lindung yang telah
ditetapkan;
p. meningkatkan produktivitas lahan dan aktivitas budidaya secara optimal dengan
tetap memperhatikan fungsi lindung yang telah ditetapkan;
q. meningkatkan akses menuju dan ke luar kawasan;
r. meningkatkan sarana dan prasarana permukiman terutama di wilayah
perbatasan;
s. meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar provinsi dalam mewujudkan
kesetaraan peran dan fungsi di KSN; dan
t. mengembangkan mekanisme pembagian peran ( role sharing) terutama dengan
provinsi yang berbatasan dalam pengelolaan kawasan lindung berbasis DAS.
54. Meningkatkan pengembangan wilayah

LAPORAN PENDAHULUAN 8
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

a. mendorong kegiatan ekonomi berbasis pertanian, kelautan dan perikanan,


pariwisata, industri, dan perdagangan/jasa;
u. memprioritaskan pengembangan infrastruktur wilayah;
v. mengembangkan sistem transportasi massal;
w. menjamin ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana permukiman yang
memadai, terutama di wilayah perbatasan; dan
x. meningkatkan koordinasi dalam mewujudkan kesetaraan peran dan fungsi di
wilayah perbatasan.
2.1.4.2 Kebijakan Struktur Ruang
Kabupaten Sumedang termasuk kedalam dua WP (Wilayah Pengembangan) antara
lain:
1. WP Ciayumajakuning sebagai penjabaran dari Kawasan Andalan Ciayumajakuning
yang antisipatif terhadap perkembangan pembangunan wilayah perbatasan, meliputi
Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka,
Kabupaten Kuningan, dan sebagian wilayah di Kabupaten Sumedang yaitu
Kecamatan Ujungjaya dan Kecamatan Tomo.
y. Kabupaten Sumedang, diarahkan sebagai PKL, dengan sarana dan prasarana,
untuk kegiatan utama agribisnis dan industri, serta kegiatan pertambangan
mineral
z. Termasuk didalamya Kawasan Strategis Provinsi yaitu wilayah Perbatasan
55. WP KK Cekungan Bandung, meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung,
Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan sebagian wilayah di Kabupaten
Sumedang yaitu Kecamatan Jatinangor, Kecamatan Tanjungsari, Kecamatan
Cimanggung, Kecamatan Sukasari, dan Kecamatan Pamulihan.
a. Termasuk dalam Kawasan Strategis Nasional (Cekungan Bandung dan Stasiun
Pengamat Drigantara Tanjungsari)
aa. Termasuk didalamya Kawasan Strategis Provinsi Pendidikan Jatinangor
bb. Kabupaten Sumedang, diarahkan sebagai PKL, dilengkapi sarana dan prasarana
pendukung, serta pusat pendidikan tinggi di kawasan Jatinangor, agrobisnis, dan
industri nonpolutif

LAPORAN PENDAHULUAN 9
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 2.2 Pola Ruang Provinsi Jawa Barat

LAPORAN PENDAHULUAN 10
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

2.1.5 Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang No 4 Tahun 2018


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang 2018-2038
Ruang Lingkup RTRW Kabupaten Sumedang 2018-2038 mencakup Wilayah
Kabupaten Sumedang dengan batas berdasarkan aspek administratif dan fungsional yang
meliputi wilayah daratan dengan luas kurang lebih 155.872 (seratus lima puluh lima ribu
delapan ratus tujuh puluh dua) yang terdiri dari Kecamatan Wado, Kecamatan Jatinunggal,
Kecamatan Darmaraja, Kecamatan Cibugel, Kecamatan Cisitu, Kecamatan Situraja, Kecamatan
Conggeang, Kecamatan Paseh, Kecamatan Surian, Kecamatan Buahdua, Kecamatan
Tanjungsari, Kecamatan Sukasari, Kecamatan Pamulihan, Kecamatan Cimanggung, Kecamatan
Jatinangor, Kecamatan Rancakalong, Kecamatan Sumedang Selatan, Kecamatan Sumedang
Utara, Kecamatan Ganeas, Kecamatan Tanjungkerta, Kecamatan Tanjungmedar, Kecamatan
Cimalaka, Kecamatan Cisarua, Kecamatan Tomo, Kecamatan Ujungjaya, Kecamatan Jatigede.
RTRW Kabupaten Sumedang memiliki tujuan untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten
Sumedang dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, selaras
seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
pertahanan keamanan, perlu disusun rencana tata ruang wilayah yang transparan, efektif dan
partisipatif. Selain itu, RTRW Kabupaten Sumedang juga bertujuan untuk mewujudkan
keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat, sehingga rencana tata ruang
wilayah menjadi arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan pemerintah,
masyarakat, dan/atau dunia usaha/pihak ketiga. Pembahasan RTRW Kabupaten Sumedang
dalam kegiatan “Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020”
terdiri dari tujuan penataan ruang, kebijakan struktur ruang, dan kebijakan pola ruang.
2.1.5.1 Tujuan Penataan Ruang
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang yaitu “Mewujudkan
Sumedang sebagai kabupaten agribisnis yang didukung oleh kepariwisataan dan perindustrian
secara efektif, berdaya saing, dan berkelanjutan”
Sebagai turunan dari rumusan kebijakan penataan ruang yang dijabarkan secara lebih
operasional, maka strategi penataan ruang Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan kawasan agribisnis komoditas unggulan Kabupaten Sumedang,
strategi yang dilakukan meliputi :
cc. mengembangkan informasi pasar komoditas unggulan;
dd. mengembangkan kelembagaan agribisnis komoditas unggulan;
ee. meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu hasil komoditas unggulan;
ff. meningkatkan nilai dan daya saing komoditas unggulan ;
gg. meningkatkan sarana dan prasarana pertanian ;
hh. meningkatkan produksi komoditas pertanian;
ii. meningkatkan pengolahan hasil produksi pertanian; dan
jj. meningkatkan pengolahan pasca panen dan pemasaran yang berorientasi
ekspor.
56. Pengembangan Kawasan pertanian di seluruh wilayah kabupaten, strategi yang
dilakukan meliputi :
a. mengembangkan sentra produksi unggulan di kecamatan sesuai dengan potensi
masing-masing kecamatan;
kk. mempertahankan dan mengendalikan fungsi lahan pertanian produktif
berkelanjutan;
ll. meningkatkan produktivitas, intesifikasi, ekstensivikasi dan diversifikasi lahan
pertanian;

LAPORAN PENDAHULUAN 11
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

mm. meningkatkan dan mengembangkan penelitian agribisnis; dan


nn. mengembangkan industri pembenihan dan diversifikasi tanaman pangan.
57. Pengembangan Kawasan perikanan dan peternakan di seluruh Wilayah
Kabupaten, strategi yang dilakukan meliputi :
a. menjaga kelestarian sumber daya air terhadap pencemaran limbah industri
maupun limbah lainnya;
oo. mengendalikan melalui sarana kualitas air dan mempertahankan habitat alami
ikan;
pp. meningkatkan produksi dengan memperbaiki dan meningkatkan sarana dan
prasarana perikanan;
qq. meningkatkan kegiatan peternakan secara alami dengan mengembangkan
ladang penggembalaan;
rr. mengembangkan Kawasan peternakan diarahkan yang mempunyai keterkaitan
dengan pusat distribusi pakan ternak;
ss. mengembangkan Kawasan peternakan yang memiliki komoditas ternak
unggulan komparatif dan kompetitif;
tt. mengendalikan budidaya ternak yang berpotensi dapat menularkan penyakit
dari hewan ke manusia atau sebaliknya dijauhkan dari permukiman penduduk;
dan
uu. mengembangkan industri pengolahan hasil ternak untuk meningkatkan nilai
ekonomi ternak.
58. Penetapan dan pengembangan Kawasan pariwisata dan daya tarik wisata yang
berbasis ekowisata, strategi yang dilakukan meliputi :
a. mengembangkan destinasi pariwisata unggulan;
vv. mengembangkan obyek daya tarik wisata dan agrowisata komoditas unggulan;
ww. meningkatkan aksesibilitas dan infratstruktur penunjang pariwisata;
xx. melakukan promosi pariwisata dan daya Tarik wisata;
yy. meningkatkan Sumber Daya Manusia dalam pengembangan pariwisata;
zz. mendatangkan investasi dari dunia usaha;
aaa. mengembangkan pariwisata alam, budaya, dan minat khusus yang berbasis
budaya dengan berlandaskan pada nilai-nilai kearifan lokal;
bbb. mendorong pengembangan pariwisata terpadu dengan mengoptimalkan
pemanfaatan kawasan bersejarah dan potensi alam; dan
ccc. melibatkan dunia usaha dan masyarakat dalam pengembangan pariwisata.
59. Penetapan dan pengembangan Kawasan Industri, sentra industri kecil dan
industri rumah tangga, strategi yang dilakukan meliputi :
a. mengembangkan Kawasan Industri manufaktur di Wilayah timur;
ddd.mengembangan sentra kerajinan dan industri rumah tangga;
eee. mengembangkan Kawasan Industri dengan titik berat pada industri pendukung
dan pengolahan hasil pertanian; dan
fff. mempermudah proses perizinan untuk pendirian usaha.
60. Peningkatan fungsi Kawasan Lindung untuk mendukung perekonomian
Wilayah sesuai daya dukung lingkungan, strategi yang dilakukan meliputi :
a. meningkatkan dan mengendalikan fungsi Hutan lindung;
ggg. meningkatkan dan mengendalikan fungsi Kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap Kawasan bawahannya dan Kawasan perlindungan
setempat;

LAPORAN PENDAHULUAN 12
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

hhh. meningkatkan nilai ekonomi Kawasan Lindung tanpa mengabaikan fungsi


perlindungan melalui kegiatan pertanian, peternakan, pariwisata, dan industri
yang ramah lingkungan; dan
iii. mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi pengelolaan Kawasan
Lindung.
61. Peningkatan sistem pusat kegiatan secara berimbang, strategi yang dilakukan
meliputi :
a. memantapkan, meningkatkan, dan mengendalikan perkembangan sistem pusat
kegiatan di Wilayah timur;
jjj. mengendalikan sistem pusat kegiatan yang sudah ada dan mengembangkan
potensi yang belum berkembang optimal di Wilayah barat;
kkk. mengembangkan Kawasan Perkotaan; dan
lll. mengembangkan sistem pusat kegiatan secara hirarkis melalui penentuan PPK
dan PPL serta terintegrasi dengan PKL yang sudah ditentukan dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi.
62. Peningkatan interkoneksi prasarana dan sarana lokal terhadap prasarana dan
sarana nasional dan regional untuk mendukung potensi Wilayah, strategi yang
dilakukan meliputi :
a. menata sistem transportasi untuk kemudahan keterhubungan antara transportasi
lokal dengan simpul-simpul transportasi regional dan nasional;
mmm. mengembangkan sistem transportasi yang menjangkau tiap bagian
Wilayah dan yang menghubungkan Kawasan Perdesaan–Perkotaan;
nnn.memanfaatkan kembali akses jalur kereta api yang sudah tidak aktif;
ooo. melaksanakan pembangunan jalur kereta api beserta fasilitas penunjangnya; dan
ppp.mengembangkan prasarana dan sarana transportasi untuk keperluan
penyelenggaraan penyeberangan waduk.
63. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana dan sarana
energi, telekomunikasi, sumber daya air, pengelolaan lingkungan, fasilitas sosial,
dan fasilitias umum, strategi yang dilakukan meliputi :
a. meningkatkan sistem penyediaan energi;
qqq.meningkatkan pelayanan telekomunikasi;
rrr. meningkatkan sistem pelayanan sumber daya air;
sss. mengembangkan dan mengoptimalkan sistem pengelolaan lingkungan;
ttt. mengembangkan kegiatan pertambangan yang ramah lingkungan;
uuu.mengembangkan penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum sesuai dengan
fungsi pusat kegiatan; dan
vvv. menetapkan jalur evakuasi bencana dan ruang evakuasi bencana.
64. Penataan Kawasan ibukota Perkotaan Sumedang, strategi yang dilakukan
meliputi:
a. menyediakan fasilitas permukiman yang lengkap dan berkualitas serta berdaya
saing terhadap daerah sekitar;
www. mengembangkan permukiman perkotaan yang mendorong penggunaan
tanah yang lebih Efisien melalui pembangunan perumahan secara vertikal pada
Wilayah yang perkotaan cepat tumbuh;
xxx. mengembangkan permukiman yang diprioritaskan kepada hunian yang
terintegrasi dengan sistem angkutan massal;
yyy. mengembangkan teknologi ramah lingkungan, energi terbarukan, dan efisiensi
energi di Kawasan Permukiman perkotaan;

LAPORAN PENDAHULUAN 13
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

zzz. mengembangkan RTH dengan luas paling sedikit 30 % (tiga puluh persen) dari
luas Kawasan Perkotaan;
aaaa. mengendalikan jumlah pergerakan transportasi melalui pengembangan
sistem transportasi massal yang terintegrasi dengan Wilayah di sekitar daerah;
bbbb. mengendalikan tata air melalui pengembangan sistem drainase dan
peningkatan fungsi resapan air; dan
cccc.mengendalikan dan penataan pertumbuhan Kawasan Permukiman di daerah
rawan bencana dan berfungsi lindung.
65. Pengembangan di kawasan pendidikan, strategi yang dilakukan meliputi:
a. memantapkan, meningkatkan, dan mengendalikan perkembangan pendidikan di
Kawasan Jatinangor sesuai dengan KSP Pendidikan Jatinangor; dan
dddd. mengendalikan kegiatan yang sudah ada dan mengembangkan potensi
pendidikan yang belum berkembang optimal di wilayah PKW.
66. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Jatigede, strategi yang
dilakukan meliputi:
a. menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan investasi;
eeee.membangun kerjasama dengan pihak pengelola Waduk Jatigede;
ffff. memberlakukan insentif dan disinsentif bagi pihak pengembang;
gggg. menggali potensi daerah sebagai pusat wisata unggulan;
hhhh. menjadikan tujuan wisata skala nasional dan internasional;dan
iiii. mengendalikan dampak pengembangan.
67. Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh, strategi yang dilakukan
meliputi:
a. membangun konektivitas dan aksesibilitas Kawasan;
jjjj. meningkatkan status dan kualitas Jalan kabupaten;
kkkk. menyelaraskan pengembangan dengan Kawasan perbatasan;
llll. mengembangkan potensi Daerah Kabupaten;
mmmm. mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan Kawasan;
nnnn. mendorong pengembangan ekonomi dengan memanfaatkan basis-basis
Kawasan penyangga sebagai basis rantai pasokan; dan
oooo. mengawal pertumbuhan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
68. Pengamanan fungsi Kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara, strategi
yang dilakukan meliputi:
a. mendukung penetapan KSN dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan;
pppp. mengembangkan Kawasan Lindung dan/atau Kawasan budi daya tidak
terbangun disekitar Kawasan khusus pertahanan dan keamanan;
qqqq. mengembangkan budidaya secara selektif didalam dan disekitar
kawasan khusus pertahanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;
dan
rrrr.turut serta menjaga dan memelihara aset pertahanan Tentara Nasional
Indonesia.
2.1.5.2 Kebijakan Struktur Ruang
A. Rencana Sistem Pusat Kegiatan
1. Rencana penetapan pusat kegiatan
ssss. PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya
tttt. Pusat Kegiatan Perkotaan Sumedang
uuuu. Pusat Kegiatan Perkotaan Kawasan BUTOM GEDE
1) Kecamatan Buahdua terdiri dari:

LAPORAN PENDAHULUAN 14
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

1) Kecamatan Ujungjaya terdiri dari:


2) Kecamatan Tomo terdiri dari:
3) Kecamatan Jatigede terdiri dari :
a) Desa Cijeungjing;
a) Desa Kadujaya;
b) Desa Cintajaya;
c) Desa Cipicung;dan
d) Desa Karedok.
Pusat kegiatan perkotaan BUTOM GEDE berfungsi untuk:
1) pusat kegiatan bisnis;
2) pusat kegiatan perdagangan, jasa, dan pemasaran;
3) pusat kegiatan industri;
4) pusat pelayanan perumahan dan permukiman;
5) pusat pelayanan sosial ekonomi skala regional;
6) pusat pelayanan kesehatan;dan
7) pusat pelayanan transportasi.
vvvv. PKL Tanjungsari
1) Desa Tanjungsari di Kecamatan Tanjungsari;
2) Desa Jatisari di Kecamatan Tanjungsari;
3) Desa Margajaya di Kecamatan Tanjungsari;
4) Desa Raharja di Kecamatan Tanjungsari;
5) Desa Margajaya di KecamatanTanjungsari;
6) Desa Kutamandiri di Kecamatan Tanjungsari; dan
7) Desa Margaluyu di Kecamatan Tanjungsari.
wwww. PKL Conggeang
1) Desa Conggeang Kulon di Kecamatan Conggeang;
2) Desa Narimbang di Kecamatan Conggeang; dan
3) Desa Cacaban di Kecamatan Conggeang.
xxxx. PPK
1) Desa Cimalaka di Kecamatan Cimalaka;
4) Desa Nagarawangi di Kecamatan Rancakalong;
5) Desa Wado di Kecamatan Wado;
6) Desa Legok Kidul di Kecamatan Paseh;dan
7) Desa Tanjungkerta di Kecamatan Tanjungkerta.
PPK Cimalaka berfungsi:
1) pusat pelayanan pemerintahan kecamatan;
8) pusat kegiatan perdagangan lokal;
9) pusat kegiatan pariwisata;
10) pusat kegiatan koleksi; dan
11) pusat kegiatan distribusi pertanian.
yyyy. PPL
1) Desa Sindangpakuan di Kecamatan Cimanggung;
12) Desa Sukarapih di Kecamatan Sukasari;
13) Desa Pamulihan di Kecamatan Pamulihan;
14) Desa Ganeas di Kecamatan Ganeas;
15) Desa Linggajaya di Kecamatan Cisitu;
16) Desa Situraja di Kecamatan Situraja;
17) Desa Darmajaya di Kecamatan Darmaraja;
18) Desa Tarikolot di Kecamatan Jatinunggal;
19) Desa Surian di Kecamatan Surian;

LAPORAN PENDAHULUAN 15
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

20) Desa Jingkang di Kecamatan Tanjungmedar;


21) Desa Cisarua di Kecamatan Cisarua; dan
22) Desa Cibugel di Kecamatan Cibugel.
2. Peningkatan status pusat kegiatan
a. Peningkatan Pusat Kegiatan Lokal Sumedang untuk diusulkan menjadi
zzzz.Pusat Kegiatan Perkotaan Sumedang.
peningkatan Pusat Pelayanan Kawasan Tomo untuk diusulkan menjadi
aaaaa. Pusat Kegiatan Perkotaan BUTOM GEDE.
bbbbb. Peningkatan Pusat Pelayanan Lingkungan Ujungjaya untuk diusulkan
menjadi Pusat Kegiatan Perkotaan BUTOM GEDE.
ccccc. Peningkatan Pusat Pelayanan Lingkungan Buahdua untuk diusulkan
menjadi Pusat Kegiatan Perkotaan BUTOM GEDE.
ddddd. Peningkatan Pusat Pelayanan Lingkungan Jatigede untuk diusulkan
menjadi Pusat Kegiatan Perkotaan BUTOM GEDE.
eeeee. Peningkatan Pusat Kegiatan Lokal Perdesaan Tanjungsari dan
Perdesaan Conggeang diusulkan menjadi Pusat Kegiatan Lokal Perkotaan.
fffff.Peningkatan Pusat Pelayanan Lingkungan Cimalaka untuk diusulkan menjadi
Pusat Pelayanan Kawasan Cimalaka.
ggggg. Peningkatan Pusat Pelayanan Lingkungan Rancakalong untuk
diusulkan menjadi Pusat Pelayanan Kawasan Rancakalong.
hhhhh. Peningkatan Pusat Pelayanan Lingkungan Paseh untuk diusulkan
menjadi Pusat Pelayanan Kawasan Paseh.

B. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Wilayah


Berdasarkan konsep penetapan sistem jaringan jalan primer dan sekunder dalam
undang-undang dan peraturan pemerintah serta merujuk kepada Kepmen Kimpraswil No.375
tahun 2004, Rencana Induk Jalan Tol di Pulau Jawa, pemantapan ruas jalan nasional bukan jalan
tol peningkatan status ruas jalan strategis nasional menjadi jalan nasional, pemantapan ruas
jalan kolektor primer sebagai jalan provinsi, peningkatan ruas jalan kabupaten menjadi jalan
provinsi. Rencana penetapan dan pengembangan sistem jaringan jalan nasional, provinsi dan
kabupaten di wilayah Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut:
1. Jaringan jalan bebas hambatan yaitu berupa ruas jalan tol Cileunyi-Sumedang-
Dawuan (Cisumdawu).
69. Jaringan jalan arteri primer, berupa jalan nasional yaitu meliputi :
iiiii. ruas Jalan batas Kota Cileunyi–Nagreg (Rancaekek–Cileunyi–Cicalengka/
Parakanmuncang);
jjjjj.ruas Jalan raya Cipacing (Cileunyi);
kkkkk. ruas Jalan raya Rancaekek (Rancaekek);
lllll. ruas Jalan Cileunyi (Cileunyi)/Cileunyi-Jatinangor;
mmmmm. ruas Jalan raya Jatinangor-batas kota sumedang;
nnnnn. ruas Jalan raya Jatinangor (jatinangor);
ooooo. ruas Jalan raya Tanjungsari (Tanjungsari);
ppppp. ruas Jalan Pangeran Kornel (Sumedang);
qqqqq. ruas Jalan Palasari (Sumedang);
rrrrr. ruas Jalan batas Kota Sumedang-Cijelag;
sssss. ruas Jalan Prabu Gajah Agung (Pangeran Sugih) (Sumedang); dan
ttttt.ruas Jalan Cijelag-Kadipaten.
70. Jaringan jalan kolektor primer-3, berupa jalan provinsi yaitu meliputi:
a. ruas Jalan Sumedang-Batas Sumedang/Subang (Cikaramas);

LAPORAN PENDAHULUAN 16
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

uuuuu. ruas Jalan Sumedang-Situraja;


vvvvv. ruas Jalan Jalan Raya Situraja (Situraja);
wwwww. ruas Jalan Situraja-Darmaraja;
xxxxx. ruas Jalan Raya Prabu Tadjimalela (Sumedang);
yyyyy. ruas Jalan Lebakjati-Rancakalong-Selaawi;
zzzzz. ruas Jalan SP Kirisik (Wado)-BTS.Sumedang/Garut;
aaaaaa. ruas Jalan Wado (SP.Kirisik)-BTS. Sumedang/Majalengka (Kirisik);
bbbbbb. ruas Jalan Cijelag-BTS Sumedang/Indramayu;
cccccc. ruas Jalan BTS Sumedang/Indramayu-Cikamurang; dan
dddddd. ruas Jalan Parakan Muncang-Warung Simpang.
71. Jaringan jalan lokal primer
Berdasarkan data usulan penetapan fungsi jalan kabupaten. Rencana untuk jaringan
jalan kabupaten yaitu meliputi pembangunan ruas jalan dan peningkatan ruas jalan,
adalah sebagai berikut :
a. Rencana pengembangan Jalan kolektor primer-3 berupa Jalan Sukasari-Lembang.
eeeeee. Peningkatan status kewenangan lokal primer menjadi Jalan kolektor
primer -3, meliputi:
1) Legok-Conggeang;
23) Conggeang-Buahdua;
24) Buahdua-Burujul;
25) Burujul-Sanca;
26) Ujungjaya-Conggeang;
27) Ujungjaya-Palasah;
28) Cae- Lemahsugih (Batas majalengka);
29) Jalan Kolonel Ahmad Syam (Jatinangor-Dangdeur);
30) Jalan lingkar timur Jatigede;
31) Jalan lingkar utara Jatigede;
32) Jalan lingkar selatan Jatigede (Situraja – Wado); dan
33) Jalan Alternatif Cadas Pangeran.
ffffff. Peningkatan kualitas Jalan lokal primer, meliputi:
1) Cimalaka – Cipadung;
34) Citengah - Cisoka;
35) Cisoka – Cibubut;
36) Cibubut – Cibugel;
37) Cibugel – BTS. Garut;
38) Warung Ketan – Cicau;
39) Tanjungsari – Genteng;
40) Gudang – Cijambu;
41) Parakan muncang – Tegal manggung;
42) Cicabe – Cisempur;
43) Kadakajaya – Sukasari;
44) Nanggerang – Genteng;
45) Cilayung – Cinumbangan;
46) Caringin – Lio;
47) Lio – Jatiroke;
48) Barukondang – Kiarapayung;
49) Tegalmanggung – Sindulang;
50) Cikuda – Nanggerang;
51) Cikuda – Cisempur;
52) Ciromed – Cikandang;

LAPORAN PENDAHULUAN 17
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

53) Cikadu - Talun;


54) Jayalaras – Cipacing;
55) Nanggerang – Gunung lingga;
56) Jalan Angkrek;
57) Legok – Sukatali; dan
58) Babakan bandung – Limus nunggal.
gggggg. Pembangunan baru Jalan lokal primer
1) Jalan Lingkar Selatan (Dano – Samoja);
59) Jalan Lingkar Utara (Samoja - Cimalaka);
60) Jalan Poros Tengah (Tegal Kalong – Karapyak);
61) Lingkar Kareumbi (Baginda - Mekarbakti);
62) Pasir ringkik – Batu dua; dan
63) Ujungjaya – Maudin.
hhhhhh. Relokasi Jalan kolektor primer -1 Waduk Jatigede.
iiiiii.Rehabilitasi Jalan dan jembatan.

C. Kebijakan Pola Ruang


Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan
ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung
dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
Tabel 2.1 Luas Peruntukan Pola Ruang Kabupaten Sumedang
Pola Ruang Luas (ha)
Danau 9,37
Gerakan Tanah 21.699,85
Hutan Cagar Alam 133,65
Hutan Lindung 8.756,00
Hutan Lindung / Kawasan Pariwisata 164,17
Hutan Lindung / Mata Air 3,34
Hutan Lindung / Sempadan Mata Air 33,11
Hutan Lindung / Sempadan Sungai 25,19
Hutan Lindung / Sempadan Waduk 41,11
Hutan Lindung / Sungai 9,21
Hutan Lindung / Waduk 31,91
Hutan Produksi 13.565,24
Hutan Produksi / Kawasan Industri 1.438,38
Hutan Produksi / Kawasan Pariwisata 126,80
Hutan Produksi / Mata Air 2,18
Hutan Produksi / Permukiman Perkotaan 322,16
Hutan Produksi / Resapan Air 117,35
Hutan Produksi / Sempadan Mata Air 20,96
Hutan Produksi / Sempadan Sungai 352,66
Hutan Produksi / Sempadan Waduk 508,69
Hutan Produksi / Sungai 76,22
Hutan Produksi / Waduk 1.362,65
Hutan Produksi Terbatas 7.120,19
Hutan Produksi Terbatas / Kawasan Pariwisata 8,07
Hutan Produksi Terbatas / Mata Air 0,00
Hutan Produksi Terbatas / Sempadan Mata Air 31,10
Hutan Produksi Terbatas / Sempadan Sungai 148,82

LAPORAN PENDAHULUAN 18
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Pola Ruang Luas (ha)


Hutan Produksi Terbatas / Sempadan Waduk 175,07
Hutan Produksi Terbatas / Sungai 42,52
Hutan Produksi Terbatas / Waduk 774,22
Hutan Rakyat 4.744,59
Kawasan Industri 3.034,73
Kawasan Pariwisata 4.604,61
Kawasan Pemerintahan 31,75
Kawasan Pendidikan Tinggi 371,41
Kawasan Peruntukan Lainnya 275,13
Kawasan Peruntukan Pertanian / KPP 30.098,47
Mata Air 107,89
Permukiman Pedesaan 7.468,35
Permukiman Perkotaan 9.352,49
Resapan Air 20.176,65
Sempadan Mata Air 1.196,20
Sempadan Sungai 2.332,88
Sempadan Waduk 1.234,65
Sungai 686,05
Taman Buru 8.664,25
Taman Buru / Sempadan Sungai 3,96
Taman Buru / Sungai 1,64
Taman Hutan Raya 34,89
Taman Wisata Alam 1.086,29
Waduk 3.308,14
Total 155.915,22
Sumber: RTRW Kabupaten Sumedang, 2018

D. Kebijakan Kawasan Strategis


Kawasan strategis di Kabupaten Sumedang merupakan kawasan-kawasan dengan
potensi dan atau permasalahan tertentu yang perlu diprioritaskan penanganannya secara sektoral
maupun tata ruang, karena memiliki dampak yang penting pada upaya pencapaian tujuan
pengembangan wilayah dalam lingkup kabupaten. Dampak penting yang dimaksud dapat
bersifat positif, atau sebaliknya bersifat negatif terhadap proses dan totalitas kinerja
perkembangan wilayah. Pada kawasan strategis dari sudut pandang ekonomi misalnya, dampak
positif karena suatu kawasan memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi sehingga
berkembangnya kawasan mampu mendorong dan menjadi “trigger” bagi perkembangan
kawasan-kawasan lain di sekitarnya. Pengembangan kawasan strategis (ekonomi) menawarkan
berbagai keuntungan dan peluang bagi perkembangan suatu wilayah. Keuntungan yang sangat
nyata adalah kemampuan berbagai pihak yang memanfaatkan suatu kawasan (memiliki nilai
ekonomi tinggi), pemerintah, dan lembaga-lembaga pendukung dalam bekerja sama
memperkuat perekonomian wilayah. Hal ini akan mengarah pada pemanfaatan sumber daya
publik maupun swasta dan membantu pemerintah daerah dalam membangun kawasan-kawasan
yang dinamik dan kuat. Kawasan yang dinilai strategis tersebut pada gilirannya akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Pengembangan kawasan strategis juga
membantu pemerintah daerah mengatasi isu-isu krusial seperti keterbatasan sumber daya
manusia, masalah perencanaan dan pembangunan infrastruktur, dan pembangunan sosial
kemasyarakatan.
1. Kawasan Strategis Kabupaten dari Sudut Kepentingan Ekonomi

LAPORAN PENDAHULUAN 19
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan ekonomi memiliki kriteria :


jjjjjj. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh
kkkkkk. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakan pertumbuhan
ekonomi
llllll.Memiliki potensi ekspor
mmmmmm.Didukung jaringan parasarana dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi
nnnnnn. Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi
oooooo. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan
pppppp. Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan dan pemerataan wilayah
Kawasan-kawasan ini pada kondisi eksistingnya sekarang telah menunjukkan
pertumbuhan yang pesat dan cepat atau kawasan yang berpotensi tumbuh dengan
cepat sehingga memerlukan prioritas penanganan yang menerus dalam jangka
pendek, menengah, dan jangka panjang. Fokus penanganan tidak hanya ditujukan
pada upaya mengoptimalkan proses dan kinerja pertumbuhan sektor-sektor produktif
di kawasan, namun juga pada upaya pengendalian perkembangan fisik kawasan agar
tidak melampaui daya dukung lingkungan.
Berdasarkan kriteria diatas, maka kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut
pandang ekonomi dibagi menurut satuan kawasan pengembangan yang didasarkan
pada kedekatan interaksi sarana dan prasarana antar wilayah. Kawasan strategis
terbagi menjadi 4 kawasan pengembangan yaitu:
a. Kawasan Industri Ujungjaya;
qqqqqq. Kawasan Waduk Jatigede;
rrrrrr. Kawasan Industri Buahdua; dan
ssssss. Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Jatigede.
72. Kawasan Strategis Kabupaten dari Sudut Kepentingan Sosial Budaya
Berdasarkan permasalahan strategis sosial budaya di Kabupaten Sumedang,
ditetapkan kriteria-kriteria kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan sosial
budaya sebagai berikut :
a. Merupakan prioritas peningkatan kualitas dan pelestarian sosial budaya
tttttt. Memiliki potensi tumbuh kembangnya budaya tradisional
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, ditetapkan kawasan-kawasan yang signifikan
dari segi sosial budaya dalam lingkup kabupaten antara lain:
a. Kawasan Kampung Sunda di Kawasan Jatigede; dan
uuuuuu. Kawasan Budaya Tradisional di Kecamatan Rancakalong.
73. Kawasan Strategis Kabupaten dari Sudut Kepentingan Pendayagunaan Sumber
Daya Alam dan Teknologi Tinggi
Berdasarkan permasalahan strategis kepentingan sumber daya alam dan teknologi
tinggi di Kabupaten Sumedang, ditetapkan memiliki kriteria sebagai kawasan yang
memiliki sumber daya gas bumi yaitu: Kawasan Gunung Tampomas dan sekitarnya.
74. Kawasan Strategis Kabupaten dari Sudut Kepentingan Ketahanan Pangan
Berdasarkan permasalahan strategis kepentingan ketahanan pangan di Kabupaten
Sumedang, ditetapkan memiliki kriteria sebagai kawasan yang memiliki areal dan
potensi pertanian yang secara eksisting merupakan kawasan peruntukan pertanian
tanaman pangan yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten.

LAPORAN PENDAHULUAN 20
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 2.3 Pola Ruang Kabupaten Sumedang

LAPORAN PENDAHULUAN 21
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 2.4 Kawasan Strategis Kabupaten Sumedang

LAPORAN PENDAHULUAN 22
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

2.2 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN


2.2.1 Peraturan Presiden No 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga
Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Percepatan
Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
Proyek Strategis Nasional adalah proyek dan/atau program yang dilaksanakan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau badan usaha yang memiliki sifat strategis untuk
peningkatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah. Adapun Proyek Strategis Nasional yang
terdapat pada Kabupaten Sumedang Antara lain sebagai berikut.
1. Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan
2. Bendungan Cipanas
3. Proyek SPAM Regional Waduk Jatigede

2.2.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024


Sesuai dengan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah 2020-
2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui
percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur
perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang
didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Terdapat 4 (empat) pilar dari RPJMN ke IV tahun 2020-2024 yang merupakan
amanat RPJPN 2005- 2025 untuk mencapai tujuan utama dari rencana pembangunan nasional
periode terakhir. Keempat pilar tersebut diterjemahkan ke dalam 7 agenda pembangunan yang
didalamnya terdapat Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Proyek Prioritas.
Tujuan RPJMN IV tahun 2020 – 2024 telah sejalan dengan Sustainable
Development Goals (SDGs). Target-target dari 17 tujuan (goals) dalam Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDGs) beserta indikatornya telah ditampung dalam 7 agenda pembangunan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dilaksanakan pada tahun 2020-
2024. Tema pembangunan yang dimuat dalam RPJMN adalah
“Indonesia Berpenghasilan Menengah-Tinggi yang sejahtera, Adil, dan
Berkesinambungan”.
Selain berupa tema pembangunan, juga terdapat tujuh agenda pembangunan
meliputi:
1. Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas
75. Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan
76. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing
77. Membangun kebudayaan dan karakter bangsa
78. Memperkuat infrastruktrur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan
pelayanan dasar
79. Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan
perubahan iklim
80. Memperkuat stabilitas polhukhankam dan transformasi pelayanan publik
Berdasarkan RTRWN, sebagian Kabupaten Sumedang termuat sebagai PKN
Cekungan Bandung dan kawasan koridor Tol Cisumdawu. Adapun perencanaan yang berkaitan
pada wilayah tersebut adalah sebagai berikut.

LAPORAN PENDAHULUAN 23
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

1. Peningkatan efisiensi sistem penyediaan air dan keterpaduan sumber air permukaan
dan air tanah (conjunctive use) melalui pemanfaatan teknologi (Smart Water
Management). Penyediaan sumber air baku dan pengendalian ekstraksi air tanah
untuk wilayah aglomerasi metropolitan dan pulau kecil/terluar yaitu Bandung Raya.
1. Mempertahankan pertumbuhan dan daya dukung lingkungan Wilayah Metropolitan
Bandung.
2. Perencanaan 947 km jalan tol baru (Pembangunan jalan lingkar tol dan non-tol
Perkotaan).

2.2.3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa


Barat 2018-2023
Visi pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023 merupakan
penjabaran dari isi gubernur dan wakil gubernur terpilih serta menjadi dasar perumusan prioritas
pembangunan Provinsi Jawa Barat. Pernyataan visi Provinsi Jawa Barat periode 2018-2023
menjadi arah bagi pembangunan sampai dengan 5 (lima) tahun mendatang. Berbagai kebijakan
pembangunan jangka menengah Jawa Barat sampai dengan Tahun 2023 difokuskan untuk
mewujudkan visi. Adapun visi pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat Tahun
2018-2023, adalah:
“Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”
Dalam mewujudkan visi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan beberapa
misi pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023, yaitu:
1. Membentuk Manusia Pancasila Yang Bertaqwa melalui Peningkatan Peran Masjid
dan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Peradaban. Konsep Jabar Juara secara “batin”
sepenuhnya diemban oleh misi pertama ini. Secara umum misi pertama memiliki
tujuan untuk menciptakan masyarakat Jawa Barat sebagai manusia dengan nilai-nilai
Pancasila dan meningkatkan peran rumah ibadah sebagai pusat pembangunan
peradaban di Jawa Barat. Melalui misi ini peran masjid dan tempat ibadah sebagai
pusat peradaban diperkuat untuk melahirkan manusia Jawa Barat yang berakhlak
baik dan berjiwa besar. Selain masjid, pembangunan manusia di Jawa Barat yang
bertaqwa juga dilakukan dengan pengembangan pesantren sebagai ujung tombak
membangun lingkungan masyarakat yang damai, tentram, dan bahagia.
81. Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif
melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif. Misi ini diarahkan untuk
menghadirkan pelayanan publik yang berkualitas untuk seluruh masyarakat Jawa
Barat; agar rakyat Jawa Barat dapat menikmati pendidikan dan kesehatan;
perempuan Jawa Barat mampu mengekspresikan potensi kebaikannya dengan
optimal, dan para pemuda menyadari panggilan jiwanya dan dapat berperan vital
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemenuhan kesejahteraan sosial dapat
mendukung lahirnya masyarakat yang bahagia. Kebahagiaan diperoleh dari
terjaminnya kehidupan yang layak dan bermartabat bagi masyarakat. Kesejahteraan
sosial juga mendorong lahirnya masyarakat yang berkualitas dan produktif. Dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial, diperlukan peran masyarakat yang seluas-
luasnya.
82. Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis
Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan melalui Peningkatan Konektivitas
Wilayah dan Penataan Daerah. Misi 3 dalam penjawaban visi Jabar Juara Lahir batin
dengan inovasi dan kolaborasi memiliki inti utama yang berpusat pada pembangunan
infrastruktur untuk pemerataan pembangunan. Infrastruktur adalah investasi
pembangunan yang akan mendorong lahirnya pusat pertumbuhan baru, mengurangi

LAPORAN PENDAHULUAN 24
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

beban logistik yang mampu menjaga stabilitas harga, serta mempercepat


perpindahan manusia dan barang antar kota dan kabupaten. Berbagai aktivitas
pembangunan dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah penataan ruang dan
pengelolaan lingkungan hidup agar daya dukung dan daya tampung lingkungan tidak
terlampaui dan kelestarian ekosistem tetap terjaga.
83. Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang
Sejahtera Dan Adil melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi dengan
Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan. Misi 4 membawa amanah yang
besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Jawa Barat. Ekonomi umat
yang adil dan sejahtera yang dicita-citakan akan dapat diwujudkan dengan
meningkatkan daya saing dan produktivitas ekonomi Jawa Barat. Penggunaan
teknologi untuk optimalisasi proses dan menghubungkan antar pelaku ekonomi
secara cepat dapat mengatasi ketimpangan antar kawasan perdesaan dan perkotaan,
juga dapat mengurangi angka pengangguran melalui terbukanya peluang kerja baru.
84. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Inovatif dan Kepemimpinan yang
Kolaboratif Antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam tata
kelola pemerintahan, ‘Good Governance’ atau ‘Tata Kelola yang Baik’ harus
diimplementasikan di berbagai skala, mulai dari perusahaan hingga pemerintahan
dengan delapan pilarnya yaitu konsensus, partisipasi, ketaatan pada hukum,
efektivitas dan efisiensi, setara dan inklusif, responsif, transparan dan akuntabel. Di
Jawa Barat, Good Governance direpresentasikan melalui penerapan provinsi cerdas
(smart province) untuk menjamin kinerja birokrasi yang kompetitif, transparan,
efektif, efisien, dan handal.
Adapun perencanaan di Kabupaten Sumedang meliputi:
1. Perencanaan WP Ciayumajakuning Kab. Sumedang: Sebagai PKL, dengan sarana
prasarana pendukung:
vvvvvv. agribisnis
wwwwww. industri,
xxxxxx. dan pertambangan mineral
85. perencanaan WP Cekungan Bandung Kab. Sumedang: PKL, melengkapi sarana
dan prasarana minimal PKL
a. Pusat pendidikan tinggi (Jatinangor);
yyyyyy. Agrobisnis;
zzzzzz. Kawasan Industri
86. Reaktivasi Jalur KA Rancaekek – Tanjungsari sepanjang ±12 km
87. Pembangunan 16 ruas jalan tol di Jawa Barat

2.2.4 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten


Sumedang 2018-2023
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumedang
Tahun 2018-2023 merupakan tahap Keempat dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025 yang memuat target-target pembangunan periode Tahun
2018-2023. Dengan sasaran pokok pada RPJPD sebagai berikut:
1. Mewujudkan masyarakat madani yang bependidikan, berbudaya dan berpola hidup
sehat.
88. Terwujudnya Perekonomian Daerah yang tangguh dan berkelanjutan yang
berbasis pada agribisnis, pariwisata dan Industri.

LAPORAN PENDAHULUAN 25
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

89. Terwujudnya masyarakat daerah berahlak mulia yang berlandaskan keimanan


dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang semakin toleran sesuai dengan
falsafah pancasila.
90. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik.
91. Terwujudnya masyarakat yang demokratis dalam kesetaraan gender
berlandaskan hukum dan hak asasi manusia.
Identifikasi permasalahan di Kabupaten Sumedang berdasarkan RPJMD Kabupaten
Sumedang sebagai penentuan prioritas pembangunan daerah adalah sebagai berikut.
1. Kemiskinan, Ketimpangan dan Pengangguran
a. Angka kemiskinan 9,76% pada Tahun 2018 masih sangat tinggi dibandingkan
dengan target SDG’s (0%);
b. Indeks Gini menunjukan ketimpangan yang semakin tinggi selama 5 Tahun
terakhir (Tahun 2013 sebesar 0,37 meningkat menjadi 0,42 di Tahun 2018);
c. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja menurun.
92. Kualitas Infrastruktur Dasar
a. Kualitas jalan dan jembatan masih rendah;
b. Kualitas infrastruktur perhubungan masih rendah;
c. Kualitas permukiman dan sarana prasarana pendukungnya masih rendah.
93. Indeks Pembangunan Manusia
a. Capaian IPM Kabupaten Sumedang masih dibawah IPM Nasional dan Provinsi
Jawa Barat;
b. Angka Harapan Hidup masih dibawah capaian provinsi;
c. Rata-rata lama sekolah masih masih dibawah capaian provinsi;
d. Harapan Lama sekolah masih dibawah standar UNDP;
e. Pengeluaran per kapita masih dapat ditingkatkan seiring dengan kebijakan
pertumbuhan ekonomi.
94. Struktur Perekonomian
a. Masih Rendahnya kontribusi sector produktif terhadap PDRB;
b. Kontribusi sektor swasta masih rendah (minat investasi rendah);
c. Pertumbuhan sector industri belum berdampak signifikan terhadap ekonomi
masyarakat.
d. Capaian PDRB Kabupaten Sumedang masih rendah (peringkat 16 dari total 27
kabupaten kota di Jabar Tahun 2015).
95. Rendahnya efektivitas dan efisiensi kinerja pemerintah daerah
a. Manajemen pemerintahan yang kurang baik;
b. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik masih rendah (survei
Unpad 2015).
Berdasarkan berbagai permasalahan tersebut, RPJMD Kabupaten Sumedang
memiliki visi, misi, tujuan, serta sasaran sebagai berikut. Visi Bupati dan Wakil Bupati
Kabupaten Sumedang periode Tahun 2018 – 2023 adalah sebagai berikut: “Terwujudnya
Masyarakat Sumedang yang Sejahtera, Agamis, Maju, Profesional, dan Kreatif
(SIMPATI) Pada Tahun 2023” Sejahtera Masyarakatnya, Agamis Akhlaqnya, Maju
Daerahnya, Profesional Aparaturnya dan Kreatif Ekonominya. Untuk mewujudkan visi yang
telah diuraikan akan ditempuh melalui lima misi pembangunan daerah sebagai berikut:
1. Misi Pertama : Memenuhi kebutuhan dasar secara mudah dan terjangkau untuk
kesejahteraan masyarakat.
a. Tujuan 1 : Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
b. Sasaran 1 : Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

LAPORAN PENDAHULUAN 26
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

c. Tujuan 2 : Terwujudnya pelayanan sistem pendidikan yang Berkualitas dan


Merata
d. Sasaran 1 : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Pendidikan Yang merata
e. Tujuan 3 : Terwujudnya penanggulangulangan PMKS serta Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan anak
f. Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas penanggulangan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
g. Sasaran 2 : Meningkatnya Pengarusutamaan Gender dan perlindungan anak
96. Misi Kedua : Menguatkan norma agama dalam tatanan kehidupan sosial
masyarakat dan pemerintahan.
a. Tujuan 1 : Terwujudnya kehidupan yang Agamis di Kabupaten Sumedang
b. Sasaran 1 : Menguatnya kondisi kehidupan kerukunan umat beragama
c. Sasaran 2 : Menguatnya pendidikan karakter berbasis pendekatan keagamaan
bagi siswa usia pendidikan dasar
97. Misi Ketiga : Mengembangkan wilayah ekonomi didukung dengan peningkatan
infrastruktur dan daya dukung lingkungan serta penguatan budaya dan kearifan
lokal.
a. Tujuan 1 : Terwujudnya percepatan pengembangan wilayah ekonomi
agribisnis, industri dan pariwisata
b. Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan
sumber daya air
c. Sasaran 2 : Tersedianya sistem transportasi yang dapat mendukung mobilitas
masyarakat
d. Sasaran 3 : Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Melalui Perkembangan
Agribisnis
e. Sasaran 4 : Menjamin Ketahanan Pangan Daerah
f. Sasaran 5 : Meningkatnya pelestarian budaya, cagar budaya, sejarah dan
pengembangan destinasi wisata sebagai daya tarik pariwisata
g. Sasaran 6 : Meningkatnya penanaman modal di Kabupaten Sumedang
h. Tujuan 2 : Terwujudnya wilayah ekonomi yang berkelanjutan
i. Sasaran 1 : Meningkatknya pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
j. Sasaran 2 : Pengurangan indeks resiko bencana
98. Misi Keempat : Menata birokrasi pemerintah yang responsif dan bertanggung
jawab secara profesional dalam pelayanan masyarakat.
a. Tujuan 1 : Terwujudnya akuntabilitas kinerja dan reformasi birokrasi
b. Sasaran 1 : Meningkatnya kinerja keuangan daerah yang transparan dan
akuntabel
c. Sasaran 2 : Meningkatnya Efektivitas, Efesiensi dan akuntabilitas kinerja
pemerintah daerah
d. Sasaran 3 : Meningkatnya kualitas kinerja Aparatur Sipil Negara
e. Tujuan 2 : Terwujudnya pelayanan publik yang berkualitas
f. Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas pelayanan publik
g. Sasaran 2 : Tersedianya sistem pelayanan terpadu yang didukung oleh IT
99. Misi Kelima : Mengembangkan sarana prasarana dan sistem perekonomian
yang mendukung kreativitas dan inovasi masyarakat Kabupaten Sumedang
a. Tujuan 1 : Terwujudnya perekonomian Sumedang yang kreatif dan berdaya
saing.

LAPORAN PENDAHULUAN 27
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

b. Sasaran 1 : Meningkatnya pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan


sektor perindustrian dan perdagangan yang inklusif.
c. Sasaran 2 : Menciptakan wirausahawan dan tenaga kerja kompeten yang
memenuhi kebutuhan pasar.
Rencana proyek strategis Kabupaten Sumedang yang berkaitan dengan wilayah
penataan RDTR adalah sebagai berikut.
1. Penataan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Cimalaka
3. Peningkatan peran pusat kegiatan Cimalaka
4. Peningkatan kualitas jalan lokal primer pada ruas Cimalaka – Cipadun
5. Pembangunan baru jalan lokal primer pada Jalan Lingkar Utara (Samoja- Cimalaka)
6. Pengembangan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pada Wilayah
Perkotaan
7. Pengembangan Statsiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Kecamatan Cimalaka
8. Pengembangan Desa Mandiri Energi di Kecamatan Cimalaka
9. Sistem pengelolaan sampah di Kecamatan Cimalaka terdiri dari:
a. Optimalisasi TPA Cibeureum Wetan menjadi sistem Sanitary Landfill
b. Pengembangan TPA
c. Pengembangan TPA regional Cirebon Raya sebagai alternatif lokasi TPA
d. Pengembangan sistem IPAL Rumah Sakit
100. Pemeliharaan kawasan hutan lindung di Kecamatan Jatigede dan Cimalaka
101. Peringatan bahaya pada kawasan rawan bencana angin puting beliung di
Kecamatan Cimalaka
102. Antisipasi dan evakuasi terhadap kawasan rawan bencana Gempa Bumi di
Kecamatan Jatigede dan Cimalaka
103. Penanganan kawasan lindung geologi di Kecamatan Jatigede dan Cimalaka
104. Penetapan dan pemanfaatan Kawasan hutan industri di Kecamatan Jatigede dan
Cimalaka
105. Pengelolaan kawasan hutan rakyat di Kecamatan Jatigede dan Cimalaka
106. Pembangunan sarana dan prasarana perikanan tangkap untuk mendukung
kawasan wisata, minapolitan kawasan Tampomas dan Kawasan Waduk Jatigede
Waduk Jatigede di Kecamatan Jatigede dan Cimalaka
107. Penataan dan penelitian kawasan pertambangan di Kecamatan Jatigede dan
Cimalaka
108. Pengembangan dan peningkatan teknologi industri pada sentra-sentra industri
kecil dan menengah, serta IKM terkait dengan keberadaan jalan tol Cisumdawu di
Kecamatan Cimalaka
109. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Jatigede
110. Rencana Kawasan Kampung Sunda di Kawasan Jatigede
111. Peningkatan status kewenangan local Primer menjadi jalan kolektor primer-3
(JKP-3) pada Ruas jalan Jalan lingkar timur Jatigede (Wado Jatigede), Ruas jalan
Lingkar Utara Jatigede, dan Ruas jalan lingkar selatan Jatigede (Situraja – Wado)
112. Rencana Pengembangan, Relokasi jalan kolektor primer-1 (JKP-1) , dan
Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Jalan lingkar timur Jatigede (Wado Jatigede) dan
Jalan Lingkar Barat Jatigede (Cisitu -Jatigede)
113. Pembangunan baru Terminal Tipe C di Kecamatan Jatigede
114. Pembangunan Dermaga / Sub Dermaga di Waduk Jatigede
115. PLTA Waduk Jatigede
116. Pengembangan satuan kawasan wisata SKW Jatigede
117. Penataan benda cagar budaya yang tergenang Waduk Jatigede

LAPORAN PENDAHULUAN 28
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

2.3 KEBIJAKAN SEKTORAL


2.3.1 Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010-2025
Visi pembangunan kepariwisataan nasional adalah terwujudnya Indonesia sebagai
negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong
pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat. Dalam mewujudkan visi pembangunan
kepariwisataan nasional ditempuh melalui 4 (empat) misi pembangunan kepariwisataan nasional
meliputi pengembangan:
1. Destinasi Pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan
lingkungan, meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat;
118. Pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara;
119. Industri Pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakkan kemitraan
usaha, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya; dan
120. Organisasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat, sumber
daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam
rangka mendorong terwujudnya Pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan.
Adapun Kabupaten Sumedang termasuk dalam kawasan Destinasi Pariwisata
Pangandaran-Nusakambangan. Kecamatan yang termasuk lingkup tersebut terdiri dari:
1. Tomo
10. Cisitu
11. Jatigede
12. Darmaraja
13. Jatinunggal
14. Wado
15. Cibugel
16. Sumedang Selatan

LAPORAN PENDAHULUAN 29
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 2.5 Destinasi Pangandaran-Nusakambangan dan Sekitarnya

LAPORAN PENDAHULUAN 30
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

2.3.2 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:


P.83/MenLHK/Setjen/Kum.1/ 10/2016
Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam
kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat
atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraannya,
keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya dalam bentuk Hutan Desa, Hutan
Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Rakyat, Hutan Adat dan Kemitraan
Kehutanan.
Adanya kawasan hutan perlu dipertimbangkan sebagai faktor penentu kawasan
deliniasi. Adapun kawasan hutan di Kabupaten Sumedang juga perlu diidentifikasi. Berikut ini
adalah peta persebaran hutan di Kabupaten Sumedang.

Gambar 2.3 Persebaran Hutan Kabupaten Sumedang dan Kawasan Potensial Perkotaan

Gambar 2.4 Overlay Persebaran Hutan terhadap Administrasi Kecamatan

LAPORAN PENDAHULUAN 31
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 2.6 Persebaran Kawasa Hutan di Jawa Barat

LAPORAN PENDAHULUAN 32
Kompilasi Data dan Deliniasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

2.2 PERTIMBANGAN LOKASI BERDASARKAN MUATAN


KEBIJAKAN
Pemilihan lokasi penyusunan RDTR mempertimbangkan aspek kebijakan, isu
strategis, dan juga ketersediaan RDTR pada wilayah sekitarnya. Ketersediaan RDTR pada
Kabupaten Sumedang dapat dikonfirmasi melalui situs LPSE Kabupaten Sumedang.

Gambar 2.5 Tampilan situs LPSE Kabupaten Sumedang


Berdasarkan hasil kajian, berikut ini adalah rencana strategis yang memuat alternatif
wilayah kajian RDTR di Kabupaten Sumedang.

LAPORAN PENDAHULUAN 33
Tabel 2.2 Pertimbangan Pemilihan Wilayah Perencanaan
KETER-
KETERA-
NASIONAL PROVINSI KABUPATEN SEDIAAN
NGAN
KECAMATAN RDTR
RTR CEKUNGAN RTRW PROV JAWA
RTRWN RIPN RTRW KAB SUMEDANG
BANDUNG BARAT
PKN Cekungan Bandung
Materi Teknis
PKN Cekungan WP KK Cekungan KSP Pendidikan
Jatinangor PKN Cekungan Bandung   2013; 2020 RDTR; Ranperda;
Bandung Bandung KSK Industri
KLHS
KSP Bandung-Cirebon
PKN Cekungan Bandung
PKN Cekungan WP KK Cekungan PKL Materi Teknis
Tanjungsari PKN Cekungan Bandung   2013; 2020
Bandung Bandung KSK Tanjungsari RDTR KSP
KSP Bandung-Cirebon
PKN Cekungan Bandung Materi Teknis
PKN Cekungan WP KK Cekungan
Cimanggung PKN Cekungan Bandung   KS Industri 2013; 2020 RDTR; Ranperda;
Bandung Bandung
KSP Bandung-Cirebon KLHS
Materi Teknis
PKN Cekungan WP KK Cekungan
Sukasari PKN Cekungan Bandung   PKN Cekungan Bandung 2013; 2019 RDTR KSP; Peta
Bandung Bandung
Dasar
PKN Cekungan Bandung PKN Cekungan Bandung
PKN Cekungan WP KK Cekungan Materi Teknis
Pamulihan   KSK Tanjungsari 2013
Exit Tol Cisumdawu Bandung Bandung RDTR KSP
KSP Bandung-Cirebon
PPK
Cimalaka Exit Tol Cisumdawu       KSP Bandung-Cirebon BELUM  
KSK Gn Tampomas
Perkotaan BUTOMGEDE
Buahdua         2019 Ranperda; KLHS
KSK Gn Tampomas
Perkotaan BUTOMGEDE Materi Teknis
Ujungjaya       WP Ciayumajakuning KSK Industri 2019 RDTR; Ranperda;
KSP Bandung-Cirebon KLHS
Destinasi Pariwisata Perkotaan BUTOMGEDE
Materi Teknis
Pangandaran- KSK Industri
Tomo     WP Ciayumajakuning 2019 RDTR; Ranperda;
Nusakambangan
KSP Bandung-Cirebon KLHS
Sekitarnya
Destinasi Pariwisata
Pangandaran-
Cisitu         BELUM  
Nusakambangan
Sekitarnya
KETER-
KETERA-
NASIONAL PROVINSI KABUPATEN SEDIAAN
NGAN
KECAMATAN RDTR
RTR CEKUNGAN RTRW PROV JAWA
RTRWN RIPN RTRW KAB SUMEDANG
BANDUNG BARAT
Destinasi Pariwisata Perkotaan BUTOMGEDE
Pangandaran- Pengembangan KEK
Jatigede       BELUM  
Nusakambangan Jatigede
Sekitarnya KSK Jatigede
Destinasi Pariwisata
Pangandaran-
Darmaraja         BELUM  
Nusakambangan
Sekitarnya
Destinasi Pariwisata
Pangandaran-
Jatinunggal         BELUM  
Nusakambangan
Sekitarnya
Destinasi Pariwisata
Pangandaran-
Wado       PPK BELUM  
Nusakambangan
Sekitarnya
Destinasi Pariwisata
Pangandaran-
Cibugel         BELUM  
Nusakambangan
Sekitarnya
Destinasi Pariwisata Perkotaan Sumedang
Materi Teknis
Pangandaran- KSK Perkotaan Sumedang
Sumedang Selatan       2019 RDTR; Ranperda;
Nusakambangan
KSP Bandung-Cirebon KLHS
Sekitarnya
Perkotaan Sumedang Materi Teknis
Sumedang Utara         KSK Perkotaan Sumedang 2019 RDTR; Ranperda;
KSP Bandung-Cirebon KLHS
PKL Materi Teknis
Conggeang         2014; 2016
KSP Bandung-Cirebon RDTR; KLHS
PPK
Rancakalong         BELUM  
KSP Bandung-Cirebon
PPK
Paseh         2017 KLHS
KSK Gn Tampomas
PPK
Tanjungkerta         BELUM  
KSK Gn Tampomas
KETER-
KETERA-
NASIONAL PROVINSI KABUPATEN SEDIAAN
NGAN
KECAMATAN RDTR
RTR CEKUNGAN RTRW PROV JAWA
RTRWN RIPN RTRW KAB SUMEDANG
BANDUNG BARAT
Materi Teknis
Cisarua         KSP Bandung-Cirebon 2014; 2016
RDTR; KLHS
Surian         PPL 2020 Peta Dasar
Situraja         PPL BELUM  
Ganeas         PPL BELUM  
Tanjungmedar         PPL BELUM  

Anda mungkin juga menyukai