Kegiatan : Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Primer dan Sekunder pada
Daerah Irigasi yang Luasnya di Bawah 1000 Ha dalam 1 (satu)
Kabupaten/Kota
Sub Kegiatan : Penyusunan Rencana Teknis dan Dokumen Lingkungan Hidup untuk
Konstruksi Irigasi dan Rawa
1. LATAR BELAKANG
1.1. Gambaran Umum
Sulawesi Utara adalah salah satu provinsi yang terletak di ujung utara Pulau Sulawesi,
Indonesia, dengan ibukota terletak di Kota Manado. Sulawesi Utara terbagi menjadi dua zona
yaitu zona selatan yang berupa dataran rendah dan dataran tinggi serta zona utara yang meliputi
kepulauan. Wilayah Sulawesi Utara juga memiliki banyak gunung berapi, dikarenakan letaknya
yang berada di tepian lempeng sunda.
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur mempunyai luas wilayah 910,18 km2, yang berada
pada posisi antara 124° 19' 15" - 124° 51' 14" Bujur Timur dan 0° 25' 40" - 0° 57' 40" Lintang
Utara dan merupakan daerah beriklim basah dan suhu udaranya berkisar 20 °C - 30 °C.
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur mempunyai beberapa danau yang menjadi salah
satu bagian dari ekosistem serta sumber air yang mempunyai nilai ekonomi, sejarah, budaya
ekologis serta memiliki kaitan yang erat dengan kehidupan masyarakat. Dalam pengelolaanya
danau mempunyai fungsi utama adalah untuk menstabilkan aliran air dan disisi lain danau juga
mempunyai fungsi ekonomi yang sangat tinggi, yaitu untuk penyediaan air bersih, baik untuk
minum, irigasi dan industri, juga untuk perikanan budidaya maupun perikanan tangkap.
Salah satu danau yang terletak di Kecamatan Modayag yaitu Danau Tondok mempunyai
kapasitas debit yang terbilang besar, sehingga output debit di danau tondok sangat melimpah
dan sebagian membentuk aliran air sungai kecil dan membentuk suatu pola aliran tertentu.
Salah satu pendekatan dalam pemecahan masalah ini yaitu perlu dibuat suatu
bangunan penampung air di alur sungai tersebut berupa bangunan air yaitu bendung. Bendung
tidak saja digunakan sebagai tampungan air pada saat musim hujan tetapi dapat dimanfaatkan
untuk berbagai tujuan lainnya. Sehingga dalam tahap perencanaanya perlu dilakukan
perencanaan yang seksama supaya didapat tujuan yang optimal.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut, sangat mendesak untuk merencanakan dan
merealisasikan sarana pembangunan bendung. Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum,
Penataan Ruang, Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten
Bolaang Mongondow Timur berencana melakukan pekerjaan Perencanaan Daerah Irigasi
Sumberejo, di mana tujuannya adalah untuk menampung sebagian air danau tondok yang keluar
dan juga air hujan yang pada musim kemarau bisa dimanfaatkan untuk mensuplai kebutuhan air
di daerah irigasi.
2.2. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk menyusun perencanaan bendung dan daerah irigasi
secara lengkap yang spesifik sesuai dengan kondisi lapangan, material yang digunakan, tipe
bendung yang dipilh mengacu pada Peraturan, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM) yang
berlaku terhadap pengaruh yang timbul dalam jangka menengah dan jangka panjang serta
menyiapkan suatu produk/dokumen gambar perencanaan konstruksi yang dapat dijadikan
pedoman pada saat pelaksanaan fisik selanjutnya.
3. SASARAN
Tersedianya Dokumen Perencanaan sebagai pedoman dan arahan pelaksanaan kegiatan
konstruksi Pekerjaan Pembangunan Bendung dan Daerah Irigasi Sumber Rejo. data yang
tersedia dapat menjadi acuan akan langkah - langkah tahap selanjutnya untuk memberikan
manfaat terhadap masyarakat.
5. SUMBER PENDANAAN
Pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya sebesar Rp. 443.977.800,- (Empat Ratus Empat
Puluh Tiga Juta Sembilan Ratus Tujuh Puluh Tujuh Ribu Delapan Ratus Rupiah) termasuk PPN
11% yang akan dibiayai oleh APBD Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Tahun Anggaran
2023.
8. TAHAPAN PELAKSANAAN
a. Lingkup Kegiatan dan Rincian Pekerjaan
Secara garis besar ruang lingkup dari pekerjaan ”PERENCANAAN DAERAH IRIGASI
SUMBER REJO” di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur adalah sebagai berikut :
TAHAP I
PENDAHULUAN
1. Penyusunan RMK
2. Administrasi dan Persiapan
a) Kegiatan Adminstrasi
TAHAP II :
SURVEY PEMETAAN, PENGUKURAN DAN INVESTIGASI GEOTEKNIK
1. Pengukuran dan Pemetaan
a) Survey Topografi
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperoleh data topografi yang akan
digunakan dalam membuat rencana teknis rinci dalam rangka menunjang
pengelolaan kawasan pada daerah yang disurvey dengan
memperhatikan pertimbangan ilmu teknis bendungan dan aspek lingkungan
dan aspek - aspek lainnya. Survey Topografi dilakukan terhadap rencana
daerah pengairan, trase aliran, potongan dan situasi detail bangunan untuk
lokasi-lokas tersebut serta menginventaris tata guna lahan dan prasarana
eksisting yang ada di lapangan. Pekerjaan ini meliputi kegiatan sebagai berikut
:
- Pemasangan Bench Mark (BM)
BM harus dipasang sebelum dilakukan pengukuran. BM dipasang di
tempat stabil, aman dari ganguan dan mudah dicari. BM dipasang dan
perpotongan jalur poligon diikat pada atau dekat bangunan. Setiap BM harus
difoto, dibuat deskripsinya, diberi nomor dan kode. Pemasangan BM harus
direncanakan kerapatannya Detail Gambar Bench Mark (BM) dapat dilihat
dilampiran.
- Pemasangan Control Point (CP)
Pemasangan Control Point (CP) tujuannya untuk mengontrol atau mengikat
kerangka dasar horizontal poligon terbuka. Setiap CP harus difoto, dibuat
deskripsinya, diberi nomor dan kode. Pemasangan CP harus direncanakan
kerapatannya. Detail Gambar Control Point (CP) dapat dilihat pada lampiran.
b) Pengukuran Situasi Layout
Pengukuran situasi dilakukan mencakup keseluruhan untuk pembuatan lay out
bangunan dan jaringan utama. Hasil pengukuran situasi digambar dengan
skala 1 : 500 untuk Situasi Lokasi Bangunan Bendung dan Skala 1 : 2000
Sungai dan Trase Saluran.
Pemberian angka kontur harus jelas terlihat, dimana setiap interval kontur 1-2
m digambarkan lebih tebal. Penggambaran situasi lay out memperhatikan:
- Seluruh alur, drainase, sungai (dasar terendah dan lebar harus jelas);
- Pengukuran Poligon
Pengukuran poligon meliputi pengukuran sudut dan jarak, untuk perapatan titik
kontrol pemetaan. Koordinat titik kontrol dinyatakan dalam sistem proyeksi peta
UTM. Alat yang digunakan mempunyai ketelitian pembacaan 1”, pengukuran
jarak disarankan menggunakan pengukur jarak elektronik, dan lebih disarankan
untuk menggunakan ETS (electronic total station). Pengukuran sudut dilakukan
dengan dua seri (B dan LB) pada titik simpul. Selisih pengukuran sudut biasa
dan luar biasa tidak boleh berbeda lebih dari 5 detik. Pengukuran jarak dilakukan
minimal dua kali pada satu titik pengamatan dengan satu seri bacaan sudut
vertikal (B dan LB).
Metode pengolahan data dihitung dengan perataan kuadrat terkecil, yakni
menggunakan metode parameter atau metode bowditch. Salah penutup sudut
≤ 10√n, dimana n adalah jumlah titik poligon. Salah penutup linier jarak ≤
1/6.000.
- Pengukuran Kerangka Vertikal
Kerangka kontrol vertikal (JKV) menggunakan spesifikasi kelas LC, dengan
pengecualian kesalahan penutup maksimum (pergi-pulang) 10mm √d (d dalam
km), tanpa pengukuran gaya berat dan koreksi tinggi ortometrik. Untuk lokasi
pengukuran dimana tidak tersedia titik ikat JKV dengan orde lebih tinggi (karena
berbagai hal tidak dimungkinkan untuk dilakukan pengikatan), maka ditentukan
tinggi sementara (lokal) dengan kontrol prosedur pengukuran sebagaimana
kelas yang telah ditentukan.
TAHAP III :
SURVEY HIDROMETRI, HIDROLOGI DAN SOSIAL EKONOMI
1. Survey Hidrometri
Survei hidrometri bertujuan untuk mendapatkan data tentang kecepatan aliran. Survei
hidrometri ini meliputi Pengukuran Kecepatan Aliran. Peralatan yang dipakai guna
pengukuran kecepatan aliran tersebut adalah dengan ketentuan sebagai berikut :
- Jika kedalaman aliran > 1,0 m, dipakai alat Current Meter, dengan metode pengukuran
sebagai berikut:
• Untuk kedalaman aliran > 1,5 m, pengukuran kecepatan dilakukan pada kedalaman
0,2 h; 0,6 h dan 0,8 h dari kedalaman aliran untuk masing-masing lokasi (bagian
tengah dan pinggir aliran)
• Untuk kedalaman aliran antara 1,0 - 1,5 m, pengukuran kecepatan dilakukan pada
kedalaman 0,5 h dari kedalaman aliran pada bagian tengah aliran
- Jika kedalaman aliran < atau = 1,0 m, dipakai alat metode pengukuran kecepatan
aliran dengan menggunakan pelampung. Namun demikian mengingat hasil yang
didapat merupakan kecepatan permukaan, maka hasilnya hendaknya dikalikan
terlebih dahulu dengan angka 0,8 ~ 0,9 sebagai angka kalibrasinya.
- Pada lokasi pengukuran kecepatan aliran haruslah dilakukan pula pengukuran
penampang melintang sungai.
- Saat dilakukan pengukuran kecepatan aliran tersebut haruslah pula dilakukan
pengamatan tinggi muka air saluran pada lokasi tersebut.
2. Survey Hidrologi
Pengumpulan data hidrologi yang panjang dan terbaru dimaksudkan untuk
mendapatkan data-data hidrologi dan klimatologi sebagai masukkan di dalam
menentukan besaran perencanaan seperti curah hujan maksimum dengan periode
TAHAP IV :
ANALISA DATA
Dalam pembuatan desain dasar, penyedia jasa harus memperhatikan Standar
Perencanaan serta Pedoman dan Kriteria Desain yang dikeluarkan oleh lembaga/instansi
berwenang. Analisa dan Perencanaan Desain meliputi kegiatan :
1. Analisa Data Hasil Pengukuran Topografi
Dari gambar dan data hasil pengukuran topografi dan pemetaan situasi detail dilakukan
analisa alternatif lokasi as bendung dan trase rencana saluran, perkiraan volume
tampungan dan luas daerah bangunan saluran dan jaringannya serta jalan masuk.
2. Analisa Data Hidrologi
Analisa hidrologi ini meliputi analisa evapotranspirasi, curah hujan rancangan, curah
hujan efektif, debit banjir rancangan, debit andalan, kebutuhan air, neraca air, rating
curve.
3. Analisa Hidrolika
Analisa Hidrolika ini untuk menghitung dimensi bangunan utama bendung, bangun
peleengkap lainnya, saluran irigasi/drainase, kestabilan guling, kestabilan geser,
penurunan, aliran rembesan yang terjadi di bangunan utama, dalam tubuh tanggul,
bangunan bagi/sadap, pintu air, bangunan ukur, dll.
4. Analisa Data Hasil Penyelidikan Geoteknik dan Mekanika Tanah
Melakukan analisa data hasil penyelidikan tanah, baik dari lapangan maupun
laboratorium sehingga dapat dilihat gambaran kondisi tanah dari sekitar lokasi studi yang
nantinya akan digunakan untuk desain konstruksi (fasilitas-fasilitas khususnya yang
menyangkut perencanaan struktur bangunan utama, bangunan pelengkap beserta
jaringannya).
5. Analisa Sosial Ekonomi
TAHAP V :
PERENCANAAN DESAIN
Dalam melakukan perencanaan rinci, konsultan harus berpedoman pada Standar yang
berlaku di Indonesia. Bila digunakan referensi yang lain, harus dengan persetujuan
direksi. Perencanaan dasar ini meliputi:
1. Perencanaan Bangunan, mencakup perencanaan untuk menentukan :
a. Tipe dan jenis Bangunan Utama dan Saluran
b. Bangunan Pengambilan
c. Tingkat kestabilan
d. Pedoman operasi dan pemeliharaannya
e. Gambar Desain Bangunan Utama, Bangunan Air lainnya dan Skema Bangunan
2. Perencanaan Jaringan Distribusi mencakup perencanaan untuk :
a. Pembuatan lay-out jaringan distribusi
b. Rencana trase
c. Kapasitas saluran
d. Jenis konstruksi
e. Bangunan pelengkap yang diperlukan
f. Skema Jaringan dan Gambar Desain Saluran
g. E-Paksi Petak Tersier
3. Perencanaan Jalan Masuk mencakup perencanaan untuk :
a. Rencana trase jalan masuk, termasuk lahan yang harus dibebaskan untuk jalan
masuk
b. Jenis konstruksi
c. Bangunan pelengkap yang diperlukan
• Setelah tahap Perencanaan Desain selesai dilakukan, konsultan wajib
untuk melakukan diskusi dan presentasi bersama Direksi
Pekerjaan/Pengguna Jasa agar dilakukan perbaikan-perbaikan jika ada
masukkan/pendapat teknis dari Direksi Pekerjaan/Pengguna Jasa.
9. PELAPORAN
a. Laporan Rencana Mutu Kontrak
Berisikan pedoman dalam pengendalian pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Daerah
Irigasi Sumber Rejo yaitu : Jadwal pelaksanaan, daftar personil teknis maupun
administrasi dan organisasi kerja Konsultan harus menerapkan Sistem Jaminan Mutu
saat Operasi di lapangan. Laporan RMK memuat Diagram Tahap Kegiatan, Daftar
Standar Prosedur (SP) dan Standar Studi serta Laporan Audit Mutu, buku laporan RMK
diserahkan sebelum pekerjaan Perencanaan Daerah Irigasi Sumber Rejo dimulai.
10. PERSONEL (TENAGA AHLI, ASISTEN TENAGA AHLI DAN TENAGA PENUNJANG)
Tenaga Ahli
a. Team Leader/Ahli SDA :1 Orang
- Berpendidikan minimal Sarjana Teknik (S-1) Jurusan Teknik Sipil/Pengairan lulusan
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi
- Memiliki SKA minimal Ahli Madya SDA/Ahli Madya Irigasi dan berpengalaman
professional dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan di bidang analisa stuktur
bangunan untuk bendungan dan irigasi sekurang - kurangnya 1 (satu) tahun
- Memimpin dan mengawasi seluruh kegiatan pekerjaan
- Melakukan pemaparan materi diskusi baik diskusi Pendahuluan dan diskusi Konsep
Laporan Akhir
- Membuat program kerja untuk pekerjaan tersebut
- Menyelesaikan masalah administrasi
- Bertanggung jawab secara teknis atas pekerjaan yang meliputi survey dan
pengukuran, studi dan analisis, desain rinci, dokumen pengadaan dan pengelolaan
serta pelaporan
- Mengatur pertemuan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk membahas masalah -
masalah yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan dan pemecahannya
- Segala surat-menyurat antara konsultan dengan pihak Direksi berikut jajarannya
serta pihak-pihak lain yang terkait akan dilaksanakan oleh Team Leader
b. Ahli Hidrologi / Hidrolika : 1 Orang
- Berpendidikan minimal Sarjana Teknik (S-1) Jurusan Teknik Sipil/Pengairan lulusan
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi
- Memiliki SKA minimal Ahli Muda Hidrologi/Hidrolika dan/atau ahli muda SDA dan
berpengalaman professional dalam pelaksanaan di bidang perencanaan pekerjaan
analisa hidrologi dan hidrolika sekurang - kurangnya 1 (satu) tahun
- Berkemampuan melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam keahlian
Analisis Hidrologi / Hidrolika sampai pekerjaan dinyatakan selesai
- Membantu strategi perencanaan secara menyeluruh
15. LAIN-LAIN
a. Konsultan harus menunjuk seorang wakil yang sewaktu-waktu dapat dihubungi dalam
rangka pelaksanaan pekerjaan tersebut dan mempunyai kuasa untuk bertindak dan
mengambil keputusan atas nama konsultan.
b. Konsultan harus selalu mendiskusikan usulan-usulan pekerjaan dengan direksi
pekerjaan.
c. Semua peralatan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan harus
disediakan sendiri oleh konsultan.
d. Hal-hal yang belum tercakup dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan ini akan
dijelaskan dalam acara penjelasan pekerjaan.
e. Konsultan diminta menyerahkan foto atau gambar berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan lapangan.
f. Apabila di kemudian hari ditemukan ketidakmantapan ataupun ketidaksesuaian dalam
hal penyajian data dan akurasinya, maka konsultan diharuskan dan diwajibkan untuk
memperbaikinya atas biaya sendiri.
g. Semua analisa dan perhitungan yang dipakai dalam perencanaan harus
berdasarkan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM) yang telah diterbitkan
pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.