“Pertumbuhan reklame ini tidak diikuti dengan penataan, jadi semrawut dan jauh dari nilai
estetika. Padahal, reklame ini menjadi salah satu sumber potensi pendapatan daerah.
Seharusnya bisa ditata dengan baik,”ungkapnya, kemarin. Lebih lanjut politikus PKS itu
menilai, Pemkot seakan lepas tangan dan tidak mampu mengendalikan pembangunan
reklame. Kondisi ini dapat dilihat dari begitu mudahnya pengusaha membangun reklame di
sepanjang jalan protokol.
“Bahkan, ada reklame dibangun di median jalan maupun dalam kawasan taman. Pemkot
seharusnya tidak hanya mengejar PAD,”ujar dia. Sekretaris PKS Makassar itu menyebutkan,
harusnya Pemkot dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda), Satpol PP, dan Dishub,
bisa saling berkoordinasi untuk segera menertibkan keberadaan reklame.“Titik reklame sudah
harus ditentukan lokasi mana yang boleh dan tidak,”tandasnya.
Sepanjang 2011, sektor reklame memberikan kontribusi pajak Rp16,93 miliar. Sementara
hingga akhir kuartal I/2012, pajak reklame yang dihimpun Pemkot sebesar Rp3,5 miliar.
Tahun ini Dispenda mematok target Rp17 miliar untuk pendapatan pajak reklame itu.
Terdapat 240 titik reklame yang dikelola Dispenda di seluruh wilayah Kota Makassar.
Dengan rincian, 200 titik dalam bentuk billboard. Dispenda mematok estimasi Rp70 juta
untuk target pajak per titik. Sementara itu, Ketua Komisi B Irwan ST menyebutkan, pihaknya
terus mendorong Dispenda mengidentifikasi titiktitik reklame di Makassar. Barubaru ini
Komisi B bersama Dispenda Makassar melakukan studi banding ke Surabaya untuk
mengetahui pengelolaan reklame.
“Mudah-mudahan dari hasil studi banding itu bisa berefek positif terhadap pengelolaan
reklame di Makassar. Bukan hanya dalam hal penghimpunan PAD, tetapi juga orientasi
penataan dilakukan agar tidak semrawut. Masalah masterplan itu saya rasa memang penting.
Nanti kami akan bicarakan teknisnya dengan Dispenda,” ujar dia, kemarin.
Anda sedang membaca artikel Perencanaan Penataan Reklame dan artikel ini url permalinknya adalah
http://hariagstn.blogspot.com/2012/04/perencanaan-penataan-reklame.html
Semoga artikel Perencanaan Penataan Reklame ini bisa bermanfaat.
MAKALAH PAJAK REKLAME
2. Pajak Hiburan
Adalah pungutan daerah atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah semua jenis
pertunjukan, permainan, ketangkasan, dan atau keramaian dengan nama dan bentuk
apapun yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak
termasuk penggunaan fasilitas untuk berolah raga. Pajak Hiburan dipungut berdasarkan
Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2001 tentang Pajak Hiburan. Penyelenggara hiburan adalah
orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan baik untuk dan atas nama sendiri
atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya. Subyek pajakini adalah
orang pribadi atau badan yang menonton dan atau menikmati hiburan dan objek pajaknya
adalah semua penyelenggaraan hiburan.
3. Pajak Reklame
Adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat perbuatan, atau
media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunaan
untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memuji suatu barang, jasa atau orang, ataupun
untuk mencari perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan
atau dapat dilihat, dibaca dan atau didengarkan dari suatu tempat umum kecuali yang
perlukan oleh pemerintah. Subyek pajak ini adalah orang pribadi atau badan hukum yang
menyelenggarakan atau memesan reklame, sedangkan obyek pajak ini adalah semua
penyelenggaraan reklame. Tarif pajak ini ditetapkan sebesar 25% dari nilai sewa reklame.
7. Pajak Parkir
Adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan oleh
orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang
disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan
bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran.
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa PAD adalah bagian dari pendapatanVdaerah yang
salah satunya bersumber dari pajak.VDapat dijelaskan bahwa pajak reklame adalah pajak
atas penyelenggaraan reklame. Penyelenggara reklame adalah orang atau badan yang
menyelenggarakan reklame, baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama
pihak lain yang menjadi tanggungannya. Obyek pajak reklame sebagaimana dimaksud
adalah Reklame Megatron, Bilboard, Papan Nama, Baliho, Kain, Melekat/Stiker/Poster,
Selebaran, Berjalan, Udara, Film/Slide.
PERMASALAHAN
Berdasarkan penjelasan di atas, hal-hal yang akan di bahas mengenai pajak reklame
adalah sebagai berikut:
1. Hitung berapa kewajiban Pajak Reklame yang harus dibayar oleh PT. SAMPOERNA jika masa
penyelenggaraan reklame sampai dengan 30 April 2011, termasuk sanksi administrasi
berupa bunga dan kenaikan pajak.
2. Perlakuan pemajakan apa yang diterapkan dalam rangka mengakomodir ketiga kepentingan
dalam penyelenggaraan reklame sebagaimana mukadimah di atas.
3. Pada tanggal 1 Mei 2011 PT. SAMPOERNA tidak melakukan perpanjangan izin reklame dan
tidak melakukan pembongkaran reklame tersebut dengan pertimbangan pembongakaran
reklame akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah mengingat saat melakukan pembayaran
Pajak Reklame PT SAMPOERNA juga telah melakukan pembayaran uang jaminan bongkar
reklame sebesar Rp.5.000 x 225 m2 atau sebesar Rp.1.125.000,-, karena kendala birokrasi,
bangunan reklame baru dilakukan pembongkaran oleh aparat Pemerintah Daerah pada
tanggal 1 Juli 2011, dari kasus tersebut uraikan pendapat saudara :
a. Bagaimana perlakukan pemajakan atas reklame yang masih terpasang dari tanggal 1
Mei 2011 sampai dengan tanggal 1 Juli 2011 ?
b. Apakah dapat diterbitkan SKPDKB atas reklame tersebut, dan hitung SKPDKB Pajak
Reklamenya.
c. Langkah apa yang harus ditempuh oleh Penyelenggaran Reklame atas diterbitkannya
SKPDKB tersebut, jika dilakukan permohonan keberatan, uraikan mekanismenya dan
penjelasan pertimbangan pengajuan keberatan tersebut ?
d. SKPDKB yang telah diterbitkan akan tetap menjadi piutang pajak daerah sebelum
dilakukan pembayaran oleh Wajib Pajak, Langkah dan upaya serta kebijakan apa
yang harus ditempuh agar kasus Reklame PT. SAMPOERNA ini tidak terulang lagi
pada masa yang akan datang.
4. Hitung berapa kewajiban pajak Reklama pada Kendaraan Operasional dan Kendaraan
Umum tersebut dan uraikan Analisas Saudara terhadap penetapan NSR Reklame kendaraan
sebesar Rp. 5.000,- / m2 / hari dikaitkan dengan asas manfaat bagi wajib Pajak dan Azas
keadilan dalam pemungutan pajak yang Saudara ketahui.
PERATURAN TERKAIT
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
2. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus ibukota Jakarta Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Ketentuan Umum Pajak Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah
Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah Atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib
Pajak
PEMBAHASAN KASUS
1. Jelaskan pengertian Pajak Reklame, komponen apa yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak
(DPP) Pajak Reklame dan hitung berapa kewajiban Pajak Reklame yang harus dibayar oleh
PT. SAMPOERNA jika masa penyelenggaraan reklame sampai dengan 30 April 2011,
termasuk sanksi administrasi berupa bunga dan kenaikan pajak.
Jwb:
1 Mei 2010
Terbit SKPD
Kewajiban Pajak Reklame yang harus dibayar oleh PT SAMPOERNA adalah sebagai berikut :
o Reklame yang lebih dahulu terpasang sebelum permohonan izin
( 1 Jan s/d April 2010 = 120 hari)
Luas reklame = 15 m x 15 m = 225 m2
Tarif Kelas Jalan = Rp. 15.000/m/hari
Pokok Pajak :
25% X (225M2 X Rp.15.000 X 120 hari) = Rp. 101.250.000
Tambahan karena reklame rokok:
25% X Rp. 101.250.000 = Rp. 25.312.500
Pokok Pajak terutang = Rp. 126.562.500
2. Perlakuan pemajakan apa yang diterapkan dalam rangka mengakomodir ketiga kepentingan
dalam penyelenggaraan reklame sebagaimana mukadimah di atas.
Jwb:
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam rangka
mengakomodir kepentingan budgetair, regulerend dan bisnis dalam penyelenggaraan
reklame di DKI Jakarta diantaranya adalah:
Akurasi data
Pengawasan
Law Enforcement
Sumber Daya Manusia
Koordinasi dengan Pihak Lain
Meningkatkan Tarif Kelas Jalan
Pelayanan
Sosialisasi
3. Pada tanggal 1 Mei 2011 PT. SAMPOERNA tidak melakukan perpanjangan izin reklame dan
tidak melakukan pembongkaran reklame tersebut dengan pertimbangan pembongakaran
reklame akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah mengingat saat melakukan pembayaran
Pajak Reklame PT SAMPOERNA juga telah melakukan pembayaran uang jaminan bongkar
reklame sebesar Rp.5.000 x 225 m2 atau sebesar Rp.1.125.000,-, karena kendala birokrasi,
bangunan reklame baru dilakukan pembongkaran oleh aparat Pemerintah Daerah pada
tanggal 1 Juli 2011, dari kasus tersebut uraikan pendapat saudara :
a. Bagaimana perlakukan pemajakan atas reklame yang masih terpasang dari tanggal 1
Mei 2011 sampai dengan tanggal 1 Juli 2011 ?
b. Apakah dapat diterbitkan SKPDKB atas reklame tersebut, dan hitung SKPDKB Pajak
Reklamenya.
c. Langkah apa yang harus ditempuh oleh Penyelenggaran Reklame atas diterbitkannya
SKPDKB tersebut, jika dilakukan permohonan keberatan, uraikan mekanismenya dan
penjelasan pertimbangan pengajuan keberatan tersebut ?
d. SKPDKB yang telah diterbitkan akan tetap menjadi piutang pajak daerah sebelum
dilakukan pembayaran oleh Wajib Pajak, Langkah dan upaya serta kebijakan apa
yang harus ditempuh agar kasus Reklame PT. SAMPOERNA ini tidak terulang lagi
pada masa yang akan datang.
Jwb:
Perlakukan pemajakan atas reklame yang masih terpasang dari tanggal 1 Mei 2011 sampai
dengan tanggal 1 Juli 2011 terutang pajak dengan perhitungan:
B. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus ibukota Jakarta Nomor 6 Tahun
2010 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah, BAB V PENAGIHAN, Bagian Kesatu, STPD,
o Pasal 16
a. Gubernur dapat menerbitkan STPD apabila :
a) pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;
b) dari hasil penelitian SPTPD, terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah tulis dan
atau salah hitung;
c) Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.
b. Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dan huruf b. ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% setiap
bulan untuk jangka waktu paling lama 15 bulan sejak saat terutangnya pajak.
c. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo
pembayaran, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan, dan ditagih
melalui STPD.
o Pasal 17
1) Penagihan pajak dilakukan terhadap pajak yang terutang dalam SKPD, SKPDKB, SKPDKBT,
STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding.
2) Penagihan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1). dilakukan dengan terlebih dahulu
memberikan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis.
3) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis, sekurang-kurangnya
memuat :
a) nama wajib pajak dan/atau penanggung pajak;
b) besarnya utang pajak;
c) perintah untuk membayar;
d) jangka waktu pelunasan utang pajak.
4) Dalam rangka pelaksanaan penagihan, dapat meminta bantuan kepada aparat penegak
hukum lain.
Jadi, karena
PT SAMPOERNA tidak melakukan perpanjangan izin reklame dan tidak melakukan
pembongkaran reklame tersebut, maka pihak Pemerintah Daerah menerbitkan SKPDKB
untuk periode 1 Mei 2011 s/d 1 Juli 2011 sebesar
o Pasal 34
(1) Gubernur atau pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 12 bulan sejak tanggal
Surat Keberatan diterima, harus memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan.
(2) Keputusan atas keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa menerima
seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Gubernur atau
pejabat yang ditunjuk tidak memberi suatu keputusan, maka keberatan yang diajukan
tersebut dianggap dikabulkan.
(4) Dalam hal Keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai
sanksi administrasi berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak
berdasarkan Surat Keputusan Keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum
mengajukan keberatan.
Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal Surat
Keberatan diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan. Keputusan
Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak,
atau menambah besarnya pajak yang terutang. Apabila jangka waktu telah lewat dan Kepala
Daerah tidak member suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap
dikabulkan. Apabila pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkan sebagian
atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan
bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh
empat) bulan.
D. Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh PT SAMPOERNA agar kesalahan yang serupa
tidak terulang :
- Pihak PT SAMPOERNA menyampaikan pemberitahuan tidak memperpanjang reklame
tersebut kepada Dinas terkait;
- Apabila setelah masa reklame telah selesai, PT SAMPOERNA melakukan pembongkaran
reklame tersebut sendiri.
4. Hitung berapa kewajiban pajak Reklame pada Kendaraan Operasional dan Kendaraan
Umum tersebut dan uraikan Analisas Saudara terhadap penetapan NSR Reklame kendaraan
sebesar Rp. 5.000,- / m2 / hari dikaitkan dengan asas manfaat bagi wajib Pajak dan Azas
keadilan dalam pemungutan pajak yang Saudara ketahui.
Jwb:
Dasar Pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame (NSR), besar kecilnya NSR
dipengaruhi oleh lokasi Penempatan Reklame yang dibedakan berdasarkan tarif kelas jalan.
Semakin strategis titik / letak pemasangan reklame maka tarif kelas jalan nya semakin
tinggi/mahal, dengan pertimbangan manfaat yang diperoleh si penyelenggara reklame
semakin tinggi, khususnya terkait dengan jangkauan pangsa pasar dan sasaran konsumen
yang dituju dari produk yang di promosikan tersebut.
Untuk pengenaan nilai sewa reklame berjalan atau kendaraan tidak berdasarkan lokasi
penempatannya. Nilai sewa reklame untuk jenis reklame berjalan atau kendaraan hanya
mengacu kepada jangka waktu penyelenggaraan dan ukuran media reklamenya saja dan
tidak membedakan tarif kelas jalan, hal ini dikarenakan reklame tidak berdiam disuatu
lokasi.
Penetapan tarif kelas jalan reklame berjalan atau kendaraan bersifat flat atau
disamaratakan. Besaran nilai sewa tidak mengacu kepada lokasi penempatan sebagai
penentu kelas jalan atau domisili sebagai dasar dari pengenaan pajaknya serta tidak meihat
trayek yang dilalui oleh kendaraan tersebut. Sehingga penyelenggara reklame berjalan
kendaraan dapat leluasa melintasi jalan di Jakarta termasuk melewati titik-titik strategis
untuk promosi.