Pajak merupakan pungutan yang bersifat terutang yang wajib dibayarkan, yang
dilakukan oleh negara kepada masyarakat yang bersifat memaksa dan berdasarkan undang-
undang, serta tidak akan mendapat imbalan secara langsung dan hasil pemungutannya akan
digunakan untuk membiayai keperluan negara dalam bidang pelaksanaan pengetahuan,
pelayanan dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan membayar pajak kendaraan Bermotor.
pemerintahan maupun pembangunan. Oleh karena itu kemauan membayar pajak menjadi
suatu hal yang sangat penting untuk meningkatkan pendapatan Negara. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, pelayanan dan sanksi perpajakan
terhadap kepatuhan membayar pajak kendaraan bermotor Populasi yang digunakan dalam
penelitian adalah masyarakat di sawojajar kota malang. Dalam penelitian ini menggunakan
sampling Jenuh yaitu teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dari hasil
penyebaran kuesioner. Metode pengujian menggunakan Uji Validitas, Reliabilitas dan
Analisis Regresi Linear Berganda dengan program SPSS for Windows versi 22.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa variabel pengetahuan, pelayanan dan sanksi
perpajakan terhadap kepatuhan membayar pajak kendaraan bermotor Sedangkan variabel
pengetahuan signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak kendaraan bermotor. Dengan
hasil penelitian ini diharapkan masyarakat di sawojajar kota malang dapat meningkatkan
pengetahuan untuk membayar pajak sehingga dapat meningkatkan kepatuhan membayar
pajak.
PENDAHULUAN
Pajak merupakan pungutan yang bersifat terutang yang wajib dibayarkan, yang
dilakukan oleh negara kepada masyarakat yang bersifat memaksa dan berdasarkan undang-
undang, serta tidak akan mendapat imbalan secara langsung dan hasil pemungutannya akan
digunakan untuk membiayai keperluan negara dalam bidang pelaksanaan pemerintahan
maupun pembangunan Siahaan, (2013). Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang
memiliki kontribusi sangat besar dalam perkembangan suatu negara dan merupakan iuran
wajib dan juga berfungsi menjadi sumber dana yang penting bagi pembiayaan infrastruktur
nasional.
Menurut Susanto, (2012) yang harus dirubah dalam pemikiran masyarakat ada
beberapa hal, salah satunya prasangka buruk masyarakat. Prasangka buruk masyarakat
terhadap petugas pajak harus dirubah menjadi prasangka yang baik, untuk merubah hal
tersebut tentu harus menciptakan pelayanan yang memuaskan dan berkualitas. Masyarakat
akan membayar pajak dari penghasilan yang diterimanya apabila mereka merasakan
pelayanan publik sebanding dengan pembayaran pajaknya, adanya perlakuan yang adil dari
pemerintah serta proses perpajakan yang jelas dari pemerintah Feld, (2007).
LANDASAN TEORI
Pengetahuan(
X1)
Pajak Kendaraan
Pelayanan (X2
Bermotor (Y)
Sanksi
Perpajakan
Hipotesis
(X3)
1) H1 :Pengetahuan Pajak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak kendaraan
bermotor
2) H2 : Pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak kendaraan
bermotor.
3) H3 :Sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak
kendaraan bermotor
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Lokasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 830 wajab pajak pemilik kendaraan
bermotor yang membayar pajak PKB di Kantor SAMSAT khusus masyarakat sawojajar di
Kota Malang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah incidentasl
sampling dan untuk perhitungannya digunkana rumus slovin dengan taraf 10%. Incidental
sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data Sugiono, (2017). Responden dapat
dikatakan cocok apabila memenuhi kriteria adalah sebagai wajib pajak kendaraan bermotor
khususnya roda 2 yang berada diwilayah SAMSAT di Kota Malang. Rumus slovin adalah
rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah sampling yang akan digunakan Sugioyo,
(2017) perhitungan jumlah sampel menggunakan rumus slovin dengan alpha 10% atau 0,01%
yaitu :
Keterangan:
n= N
1+N (e)2
Keterangan :
n = ukuran sampel/jumlah responden
N = ukuran populasi
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 830 yang membayar pajak
kendaraan bermotor di SAMSAT Kota Malang. Sehingga persentase kelonggaran
digunakan adalah 10% dan hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai
kesesuaian, maka untuk mengetahuai sampel penelitian, dengan perhitungan sebagai
berikut :
n= 830
1+830 (0,01)2
= 830
9,3
Tabel 3.3
Uji Validitas
Vadilitas adalah menunjukkan derajat ketepatan antara data yng sesungguhnya terjadi
pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.(Yulanty, 2015) Berdasarkan
definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait
dengan tingkat. pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa
yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila dia melakukan apa
yang seharusnya dilakukan dengan mengukur apa yang seharusnya diukur.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian
ini dilakukan dengan menghitung koefisien cronbach‟s alpha dari masing-masing instrumen
dalam suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika nilai Alpha ≥0,6.
(Ghozali, 2014). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha.
Uji asumsi klasik yang dilakukan terhadap model regresi yang digunakan dalam
penelitian digunakan untuk menguji apakah model tersebut Layak atau tidak. Dalam
penelitian ini ada 3 uji asumsi klasik yang digunakan yaitu:
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
kedua variabel (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi normal atau tidak
(Ghozali, 2011). Cara untuk mengetahui data normal atau tidak salah satunya dengan
uji statistik parametrik kolmogrof smirnov test (K-S). Oleh karena itu, dalam penelitian
ini menggunakan tarif signifikansi 5%, maka jika nilai signifikansi dari nilai
Kolmogorov-Smirnov > 5%, data yang digunakan adalah berdistribusi normal.
Sebaliknya, jika nilai signifikansi < 5% maka data tidak berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2011). Model regresi yang seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Dasar pengambilan
keputusan adalah apabila nilai tolerance > 0,1 atau sama dengan nilai VIF < 10 berarti
tidak ada multikolinearitas antar variabel dalam model regresi
3. Uji Heteroskedastisitas
Adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan cara
meregresikan nilai absolute dari unstandardized residual sebagai variabel dependen
dengan variabel bebas. Syarat model dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas adalah
jika signifikansi seluruh variabel bebas > 0,05.
Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menyatakan
hubungan fungsional antara variabel independen dan variabel dependen. Analisi regresi
digunakan terutama untuk tujuan peramalan dalam model tersebut ada sebuah variabel
dependen dan berapa variabel independen. Adapun persamaan yang digunakan adalah
(Ghozali, 2011) :
a) Jika siginifikansi t < tingkat kesalahan (5%) maka Ho ditolak dan Ha diterima
(berpengaruh)
b) Jika signifikansi t > tingkat kesalahan (5%) maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak
berpengaruh).
Uji Kelayakan Modal
Uji-t
Uji t merupakan uji signifikan pengaruh setiap variabel antara variabel independen
terhadapvariabel dependen. untuk itu digunakan nilai probalitas. apabila nilai probalitas
kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat,sedangkan jika nilai probilitas lebih besar dari 0,05 maka
disimpulkan bahwa variabel bebas tidak signifikan terhadap variabel terikat. Ho :bi = 0,
artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependennya. Ha : bi ≠ 0, artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependennya (Sunyoto, 2013).
Untuk signifikansi dapat menggunakan uji F (F test). (Sugiyono, 2012) Kriteria pengujian
untuk uji F hitung adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai Fhitung ≥ Ftabel maka variabel independen secara bersama-sama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai Fhitung < Ftabel maka variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas
Uji validitas untuk memastikan bahwa setiap indikator kuisioner yang digunakan
dalam penelitian telah valid atau tidak. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara membandingkan nilai R tabel dengan R hitung.dimana keputusan yang diambil adalah
nilai R hitung > R tabel maka data dinyatakan valid (Ghozali,2013)
Tabel 4.4
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, dapat diketahui bahwa seluruh butir pernyataan
variabel independen dan dependen atau variabel X dan Y dinyatakan valid karena
seluruh butir pernyataan memiliki nilai dari rhitung > rtabel.
Uji Reabilitas
Uji reliabititas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator
dari variabel. Untuk mengukur reliabilitas dengan menggunakan uji statistik adalah
Cronbach’s Alpha (α ). Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 5%
Tabel 4.5
Dari Tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa nilai dari variabel pengetahuan
sebesar 0,719, hal ini mengindikasikan bahwa instrument dinyatakan reliabel dengan
reliabilitas tinggi. Nilai dari variabel pelayanan sebesar 0,774 hal ini mengindikasikan
bahwa instrument dinyatakan reliabilitas moderar. Nilai dari variabel Sanksi
Perpajakan sebesar .0,735 hal ini mengindikasikan bahwa instrument dinyatakan
reliabilitas Moderar. Dan nilai dari variabel kepatuhan membayar pajak kendaraan
bermotor sebesar .0,639 hal ini mengindikasikan bahwa instrument dinyatakan
reliabilitas moderar.
Analisa Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini menyajikan distribusi frekuensi dari
jawaban responden atas pertayaan – pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang
disebarkan. Hasil distribusi frekuensi atas jawaban responden dijelaskan sebagai berikut
Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya masing-masing
variabel penelitian. Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji kolmogorof-
smirnof (Ghozali, 2013),dengan bantuan SPSS. Data pengambilan keputusan berdasarkan
probalitas dimana jika probalitas lebih besar dasar 0,05 maka data dalam penelitian
berdistribusi normal. Berikut hasil uji normalitas data yang telah dilakukan.
Tabel 4.10
Uji normalitas
One-Sample Kologorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 89
Mean .0000000
Normal
Parametersa,b Std. 1.92316060
Deviation
Absolute .084
Most Extreme
Positive .069
Differences
Negative -.084
Kolmogorov-Smirnov Z .789
Asymp. Sig. (2-tailed) .563
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditentukan adanya
korelasi antara variabel (independen). Untuk dapat menentukan apakah terdapat multikorelasi
dalam model regresi pada penelitian ini adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation
Factor) dan toleransi serta menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Nilai cutoff
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilia tolerance ¿
0,10/atau VIF ¿10,0 (Nugroho,2012). Untuk mengetahui nilai tolerance dan VIF dapat dilihat
pada Tabel sebagai berikut
Tabel 4.11
Pengetahuan X1 Tidak Terjadi
0.875 1.143
Multikolinieritas
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa nilai tolerance variabel X1
sebesar 0.875 variabel X2 sebesar 0.845 dan variabel X3 sebesar 0.920 lebih besar dari >
0.10. Sementara nilai VIF (Variance Inflation Factor) variabel X1 sebesar 1.1.43 variabel X2
sebesar 1.183 dan variabel X3 sebesar 1.087 lebih kecil dari < 10.0. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen dan merupakan
prasyarat dalam model regresi untuk layak diteliti.
Uji Heterokedatisitas
Grafik Scatterplot
Berdasarkan grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titk menyebar secara acak serta
tersebar diatas maupun dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heterokedatisitas pada model regresi di penelitian ini, sehingga model
regresi tersebut layak dipakai untuk memprediksi variable dependen kepatuhan membayar
pajak pajak berdasarkan masukan variable independen pengetahuan, pelayanan, dan sanksi
perpajakan,
Analisis data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model
regresi linier berganda, dimana pengolahan data menggunakan program komputer SPSS versi
21. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari 30 responden. Hasil analisis yang dilakukan
diperoleh koefisien regresi, nilai t hitung dan tingkat signifikansi pada Tabel 4.13 sebagai
berikut:
Tabel 4.13
Coefficientsa
Dari hasil Tabel 4.13 persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Y = 12.322 - 0.342 X1 + 0.388X2 + 0.352X3 + e
Keterangan:
Y = Kepatuhan membayar Pajak kendaraan bermotor
a = Konstanta
X1 = Pengetahuan
X2 = Pelayanan
X3 =Sanksi perpajakan
e =eror
Persamaan regresi linier berganda tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar 12,322 Artinya jika variabel pengetahuan, pelayanan dan sanksi
perpajakan tidak termasuk dalam penelitian ini, maka wajib pajak masih ada kepatuhan
dalam membayar pajak kendaraan bermotor sebesar 0,12%
2. Koefisien sebesar -0.342 atau -34.2%, artinya varibel pengetahuan (X1) mempunyai
pengaruh yang negatif terhadap kepatuhan membayar pajak kendaraan bermotor (Y)
sebesar -0,342 atau -34.2%. Maka dapat disimpulkan bahwa jika pengetahuan pajak
menurun maka kepatuhan membayar pajak kendaraan bermotor akan menurun sebesar -
34.2%. Dan jika semakin luas pengetahuan serta pemahaman seseorang tentang pajak,
maka akan meningkatkan tingkat kepatuhan membayar pajak kendaraan bermotor.
3. Koefisien sebesar 0.388 atau 38,8%, artinya varibel Pelayanan X2 mempunyai
pengaruh yang positif terhadap kepatuhan membayar pajak kendaraan bermotor (Y)
sebesar 0.388 atau 38,8%. Maka dapat disimpulkan bahwa jika Pelayanan meningkat
maka kepatuhan membayar pajak kendaraan bermotor akan meningkat sebesar 38,8%.
4. koefisien sebesar 0.352 atau 35,2%, artinya variabel Sanksi Perpajakan (X3)
mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepatuhan membayar pajak kendaraan
bermotor (Y) sebesar 0.352 atau 35,2%. Maka dapat disimpulkan bahwa jika Sanksi
perpajakan meningkat, maka kepatuhan membayar pajak kendaraan bermotor akan
meningkat sebesar 35,2%.
Total 456.090 88
Hasil Penellitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Rumiyatun (2017) menunjukkan bahwa pengetahuan wajib pajak tidak berpengaruh dan
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. Hasil penelitian ini tidak
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wardani dan Rumiyatun (2017) yang
menemukan bahwa pengetahuan wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.
Pelayanan pajak akan membuat wajib pajak memiliki keyakinan, termotivasi, dan
memilih perilaku taat pajak. Keramah-tamahan petugas pajak serta kemudahan dalam
memberikan kesan yang baik bagi setiap wajib pajak dalam membayar pajak, sehingga
diharapkan pelayanan yang baik ini akan meningkatkan kepatuhan masyarakat atau wajib
pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susmita, (2015)
dan Layata, (2014) yang menyatakan bahwa pelayanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. Dan kuatkan juga penelitian
yang dilakukan oleh Rohmawati, (2012) serta Pranadata, (2014) menyimpulkan dalam
penelitiannya bahwa pelayanan berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak. Hasil
penelitian ini dikuatkan juga oleh Susmita, (2015) dan Layata, (2014) yang menyatakan
bahwa pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak
kendaraan bermotor.
Pengaruh Sanksi Perpajakan (X3) Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Kendaraan
Bermotor (Y)
Berdasarkan hasil empiris ditemukan bahwa sanksi pajak berpengaruh positif dan
secara signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak kendaraan bermotor pada Masyarakat
Sawojajar Kota Malang. Hal ini berarti bahwa semakin berat sanksi yang diberikan, maka
ketaatan seorang wajib pajak meningkat mengingat sanksi akan memberatkan wajib pajak.
Semakin tegas sanksi yang diberikan kepada pelanggar maka akan memberikan
dorongan bagi wajib pajak untuk patuh dalam membayar pajaknya. Sebaliknya apabila sanksi
perpajakan yang diberikan kepada wajib pajak kurang tegas akan membuat wajib pajak tidak
patuh dalam membayarkan pajaknya. Dengan adanya sanksi perpajakan diharapkan dapat
mencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan.
Artinya semakin tinggi atau berat sanksi yang dikenakan, maka wajib pajak akan
semakin patuh. Sanksi di sini berperan untuk memberikan hukuman positif terhadap kelalaian
akan kewajiban perpajakan dan efek jera akan dirasakan oleh wajib pajak setelah diberikan
sanksi akan kelalaian yang dilakukan dan mau wajib pajak diharapkan dapat belajar dari
kelalaian yang telah diperbuat sehingga, untuk pemenuhan kewajiban perpajakannya di masa
pajak selanjutnya menjadi lebih patuh.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pujiwidodo, (2016) yang
menyatakan bahwa Sanksi Perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak kendaraan bermotor. Dan penelitian yang dilakukan oleh (Efriyenty, 2019) yang
menyatakan bahwa Sanksi Perpajakan berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Kendaraan Bermotor.
Penelitian ini dikuatkan oleh Ilhamsyah, (2016) menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. Penelitian yang dilakukan
oleh Susilawati (2013), mengatakan bahwa sanksi pajak berpengaruh positif dan signifikan
kepada kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor. Sanders et al,
(2008), Yadnyana (2009), Muliari, (2011), dan Arabella, (2013) dalam penelitiannya
menghasilkan sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
kendaraan bermotor
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan dan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti yaitu:
mengenai pengaruh pengetahuan, pelayanan dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan
membayar pajak kendaraan bermotor maka dapat kesimpulan sebagai berikut:
Ardiyanto, (2014). Pengaruh Sanksi Pajak Dan Pelayanan Aparat Pajak Terhadap Penerimaan
Wajib Pajak Dengan Preferensi Risiko Sebagai Variabel Moderasi. Accounting
Analysis Journal. Januari Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.
Arum, (2012). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Dan
Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha Dan Pekerjaan Bebas
(Studi Di Wilayah Kpp Pratama Cialacap), Universitas Diponegoro, Semarang.
Anam, (2018). (Studi Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha
Dan Pekerjaan Bebas Sebagai Variabel Intervening Di Kpp Pratama Salatiga).
Journal Of Accounting, 4(4)
Arifuddin, (2018). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Dan Akuntabilitas
Pelayanan Publik Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. Issn: 2503-
1635. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan. Volume Iii/1februari 2018, 27-39.
Awaluddin, (2017) Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Wajib Pajak terhadap
Kepatuhan Membayar Pajak Kendaraan Bermotor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Volume 11/2/1-1-12.
Chusaeri, Yusuf, (2017) Pengaruh Pemahaman dan Pengetahuan Wajib Pajak tentang
Peraturan Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan, dan Sanksi Perpajakan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. Univeristas Islam Malang.
Dewantara, (2016). Pengaruh Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui
Kepuasan Wajib Pajak. Jurnal Perpajakan (JEJAK) Vol. 11 No. 1 2016.
Perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Dharma, (2014). Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama, Tigakarsa Tangerang. BINUS
Business Review Vol. 5 No. 2 November 2014 : 497-509
Dewi, (2019). Efektivitas E-Samzat, Pajak Progresif Dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. Jurnal Ilmiah Akuntansi & Bisnis, 4(1),
50-61.
Ilhamsyah, (2016). Pengaruh Pemahaman Dan Pengetahuan Wajib Pajak, Kesadaran Wajib
Pajak, Pelayanan, Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Kendaraan Bermotor (Studi Samsat Kota Malang). Perpajakan
Mardiasmo, (2011). Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.
Muliari, (2011). Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak
Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak di Kantor Pajak Pratama Denpasar Timur.
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, [S.l.], Jan. 2011. ISSN 2303-1018
Pujiwidodo, (2016). Persepsi Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi. Jurnal Online Insan Akuntan, Vol. 1, No. 1, Juni 2016, 92-116. E-ISSN:
2528-0163\
Rohmah, (2018)“Pengaruh Norma Subjektif, Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan, Dan Sanksi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Di Samsat
Kabupaten Pemalang”, Pernama, Vol. 10, No.1, 2018.
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sapriadi, (2013). Pengaruh Pelayanan Pajak, Sanksi Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak
Terhadap Penerimaan Wajib Pajak. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Padang.
Saad, (2014). Pengetahuan Pajak, Kompleksitas Pajak Dan Kepatuhan Pajak: Pandangan
Wajib Pajak.Procedia -Sosial Dan Ilmu Perilaku 109 (2014) 1069-1075.
Susilawati, (2013) “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Sanksi Perpajakan
Dan Akuntabilitas Pelayanan Publi Pada Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan
Bermotor”, E-Jurnal Akuntansi, Vol 4, No 2: 345-357.
Siahaan, (2013). Daerah Dan Retribusi Daerah Edisi Revisi, Jakarta:Pt. Raja Grafindo.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Perpajakan.
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan
Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009