Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI DALAM MENINGKATKAN MASYARAKAT TAAT PAJAK

PADA KOTA SAMARINDA


Intan Dwi Astuti

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda, Kalimantan Timur

ABSTRAK

Intan Dwi Astuti, 2022, Strategi Dalam Meningkatkan Masyarakat Taat Pajak Pada Kota
Samarinda. “ skripsi program studi Akuntanasi Manajerial, Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri
Samarinda. Dibimbing Oleh Bapak De. La Ode Hasiara, S.E., M. M., M.Pd., Akt., CA.

Tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah (1) memperbaiki layanan agar wajib pajak mau
membayar pajak sukarela. (2) meningkatkan jumlah tenaga kerja pemeriksa di kantor pajak untuk memperbaiki
mekanisme kualitas penegakan hukum. (3) Melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi untuk kesadaran
masyarakat dalam pentingnya membayar pajak. (4) Menguatkan moral dan integritas pegawai pajak agar dapat
menjalankan tugas secara profesional, (5) Mengatasi masalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam
membayar pajak. Metode penelitian deskriptif kualitatif dengan studi kasus, observasi, wawancara. Hasil
penelitian menunjukkan strategi dari pemerintah yang meluncurkan sistem pembayaran pajak secara nontunai
melalui virtual account dan Quick Response Code Indonesia Standars (QRIS).

Kata Kunci : Sosialisasi, Pajak, Respon Masyarakat

ABSTRACT

Intan Dwi Astuti, 2022, Strategies for Improving Tax Compliance Society in Samarinda City.
“Thesis of Managerial Accounting Study Program, Department of Accounting, Samarinda State
Polytechnic. Supervised by Mr. De. La Ode Hasiara, S.E., M. M., M.Pd., Akt., CA.

The objectives of this study are (1) to improve services so that taxpayers are willing to pay voluntary
taxes. (2) increase the number of audit workers in the tax office to improve the quality mechanism of law
enforcement. (3) Conduct socialization and education activities for public awareness on the importance of
paying taxes. (4) Strengthening the morale and integrity of tax officials so that they can carry out their duties
professionally, (5) Overcoming the problem of lack of public awareness in paying taxes. Qualitative descriptive
research method with case studies, observations, interviews. The results of the study show the strategy of the
government to launch a non-cash tax payment system through a virtual account and Quick Response Code
Indonesia Standards (QRIS).
Keywords: Socialization, Taxes, Community Response

1. PENDAHULUAN
Berbicara tentang perpajakan, pajak memiliki posisi yang sangat penting dalam perbincangan
kehidupan negara. Proses pembangunan nasional harus melibatkan seluruh komponen, baik itu
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota, pemerintah pusat, sehingga ketingkat
pemerintahan desa dan terlebih lagi adanya keikutsertaan masyarakat dalam mendukung tercapainya
sasaran pembangunan yang diinginkan. Namun hal tersebut hanya berlaku untuk warga negara yang
sudah memenuhi syarat subjektif dan syarat objektif yaitu warga negara yang memiliki penghasilan
melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). PTKP yang berlaku saat ini adalah Rp. 54 juta
setahun atau Rp. 4,5 juta per bulan.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 mendefinisikan PAD sebagai pendapatan yang
diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan.
Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh pemerintah suatu daerah dari sumber daya
daerah itu sendiri. Oleh karena itu, jumlah pendapatan asli daerah setiap provinsi dan kabupaten di
Indonesia berbeda-beda tergantung kondisi alam dan ekonomi daerah tersebut. Pendapatan asli
daerah adalah salah satu unsur terpenting kebijakan fiskal di Indonesia. Artinya PAD merupakan
salah satu bukti komitmen pemerintah Indonesia untuk menjalankan sistem ekonomi pemerintah
secara terdesentralisasi. Otonomi daerah akan berdampak pada semakin besarnya wewenang dan
tanggung jawab yang diberikan kepada daerah dalam mengelola pembangunan dan keuangan daerah
masing-masing. Oleh karena itu perlu dilakukan peneitian mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi
Pajak Daerah, kendala yang dihadapi dalam pemungutan pajak daerah serta strategi apa yang perlu
dilakukan dalam pengelolaan pajak daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Melihat dari fenomena-fenomena tersebut tentu ada strategi yang harus digunakan untuk
kembali meningkatkan PAD, khususnya disektor pajak daerah di Kota Samarinda. Sebab telah
tergambar jelas bahwa rendah atau tingginya penerimaan sektor pajak akan berdampak pada lajunya
pembangunan daerah. Karena telah diketahui bahwasanya pembiayaan dalam penyelanggaraan
pemerintahan daerah dan pembangunan daerah diambil dari pendapatan asli daerah (PAD) dan pos-
pos lainnya. Di dalam anggaran pemerintah pajak menjadi salah satu penyumbang dana yang sangat
potensial di dalam pendanaan pembangunan. Hal ini selanjutnya tergantung bagaimana strategi
pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung peningkatan
pendapatan asli daerah khususnya pada sektor pajak, sehingga dapat mengoptimalkan pendapatan
pajak daerah. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Strategi Dalam
Meningkatkan Masyarakat Taat Pajak Pada Kota Samarinda”.

2. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Strategi
Strategi menjadi salah satu cara yang cukup peting yang sering dilakukan oleh seorang
pemimpin, pembisnis, dan suatu organisasi. Strategi merupakan respon secara terus-menerus dan
adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat
mempengaruhi organisasi. Untuk dapat mengimplementasikan strategi, para manajer harus
mempunyai gagasan yang nyata dari berbagai isu yang berbeda, misalnya seberapa banyak perubahan
yang diperlukan di dalam organisasi apabila mengimplementasikan strategi baru, bagaimana cara
yang terbaik membangun budaya organisasi untuk menjamin implementasi strategi berjalan dengan
baik, bagaimana membentuk dan mengkaitkan struktur organisasi, pendekatan-pendekatan
Implementasi strategi yang dapat diikuti oleh manajer, dan apa keahlian yang diperlukan para
manajer dalam mengimplementasikan strategi (Argyris dalam Rangkuty 2001).
2. Manajemen Strategi
Manajemen strategi adalah sebuah proses yang dilakukan oleh manajer dan pegawai untuk
merumuskan dan melaksanakan strategi dalam penyediaan customer value terbaik untuk mewujudkan
visi organisasi (Mulyadi 2001).
Manajemen startegi adalah serangkaian keputusan manajerial dan berbagai kegiatan yang
menentukan keberhasilan perusahaan untuk jangka panjang. Kegiatan tersebut termasuk perumusan /
perencanaan strategi, pelaksanaan/implementasi strategi dan evaluasi (Thomas Wheelen dkk 2010).

3. Pendapatan Asli Daerah (PAD)


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pusat dan Daerah pada pasal 1 angka 18 dikatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah yang biasa disebut
PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Adalah hak pemerintah
daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih yang diperoleh Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan serta Lain-lain Pendapadat Asli Daerah
yang Sah.

4. Pajak
Pajak merupakan iuran yang dibayarkan oleh rakyat kepada negara yang masuk dalam
kas negara yang melaksanakan pada Undang-undang serta pelaksanaannya dapat dipaksa tanpa
adanya balas jasa (Mardiasmo 2016).
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak
merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara
langsung dan bersama-sama elaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan
pembangunan nasional.
5. Jenis-jenis Pajak Daerah
Dalam administrasi negara, pemerintah daerah terbagi menjadi pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota. Jenis-jenis pajak pun dikelompikan berdasarkan provinsi dan
kabupaten/kota menurut Pasal 2 Undang-undang 28 Tahun 2009.
A. Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Provinsi terdiri dari :
1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
3. Pajak Alat Berat (PAB)
4. Pajak Bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB)
5. Pajak Air Permukaan (PAP)
6. Pajak Rokok
B. Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Kabupaten/Kota terdiri dari :
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
7. Pajak Parkir
8. Pajak Air Tanah
9. Pajak Sarang Burung walet
10. Pajak Bumi dan Bangunan

6. Jenis-jenis Tarif dari Pajak Daerah


A. Pajak Provinsi
1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
Tarif yang dikenakan untuk kendaraan bermotor beragam :
- Bagi kepemilikan kendaraan motor pertama sebesar 2%, kemudian untuk kendaraan
bermotor kedua sebesar 2,5% dan akan meningkat untuk kepemilikan setiap kendaraan
bermotor seterusnya sebesar 0,5%.
- Bagi kepemilikan kendaraan bermotor oleh badan, tarif pajaknya sebesar 2%.

- Bagi kepemilikan kendaraan bermotor oleh pemerintah pusat dan daerah sebesar
0,50%.
- Bagi kepemilikan kendaraan bermotor alat berat sebesar 0,20%.
♦ Pajak BBNKB
Tarif Bea Balik nama kendaraan bermotor :
- Pengalihan pertama sebesar 10%
- Pengalihan kedua dan seterusnya 1%
Tarif kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak menggunkana
jalan umum :
- Pengalihan pertama sebesar 0,75%
- Pengalihan kedua dan seterusnya sebesar 0,075%
♦ Pajak PBB-KB
Tarif PBB-KB
- Tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor ditetapkan sebesar 5%
- Tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebagaimana yang dimaksud pada poin
sebelumnya, dapat diubah oleh Pemerintah dengan Peraturan Presiden, dalam hal:
Terjadi kenaikan harga minyak dunia melebihi 130% dari asumsi harga minyak dunia
yang ditetapkan dalam Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara tahun berjalan. Diperlukan stabilitas harga bahan bakar minyak untuk jangka
waktu paling lama 3 tahun sejak ditetapkannya Undang-undang Nomor 28 tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam hal harga minyak dunia
sebagaimana dimaksud pada poin kedua huruf a sudah kembali normal, Peraturan
Presiden dicabut dalam jangka waktu paling lama 2 bulan.
2. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
Tarif pajak air tanah yang terutang dihitung dengan cara mengalihkan tarif dengan
dasar pengenaan pajak.
3. Pajak Rokok
Tarif pajak rokok sebesar 10% dari cukai roko dipungut oleh instansi pemerintahan
yang berwenang memungut cukai bersamaan dengan pemungutan cukai rokok.
B. Pajak Kabupaten / Kota
1. Pajak Hotel
Tarif pajak hotel dikenakan sebesar 10% dari jumlah yang harus dibayar kepada horel
dan masa pajak hotel adalah 1 bulan.
2. Pajak Restoran
Tarif pajak restoran sebesar 10% dari biaya pelayanan yang ada diberikan sebuah
restoran.
3. Pajak Hiburan
Tarif pajak hiburan ini adalah 0%-35% tergantung dari jenis hiburan yang dinikmati.
4. Pajak Reklame
Tarif pajak reklame ini adalah 25% dari nilai sewa reklame yang bersangkutan.
5. Tarif pajak penerangan Jalan
Berikut taraif pajak penerangan jalan terbagi menjadi 3, yaitu :
- Tarif Pajak Penerangan Jalan yang disediakan oleh PLN atau bukan PLN yang
digunakan atau dikonsumsi oleh industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam,
sebesar 3%.
- Tarif Pajak Penerangan Jalan yang bersumber dari PLN atau bukan PLN yang
digunakan atau dikonsumsi selain yang dimaksud pada poin pertama sebesar 2,4%.
- Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak Penerangan Jalan
ditetapkan sebesar 1,5%.

6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan


- Tarif untuk mineral bukan logam sebesar 25%
- Tarif untuk batuan sebesar 20%
7. Pajak Parkir
Lahan parkir yang dikenakan pajak adalah lahan yang kapasitas bisa menampung lebih
dari 10 kendaraan roda 4 atau lebih dari 20 kendaraan roda 2. Tarif pajak yang dikenakan
sebesar 20%.
8. Pajak Air Tanah
Tarif pajak air tanah adalah pajak yang dikenakan atas penggunaan air tanah untuk
tujuan komersial. Besar tarif pajak air tanah adalah sebesar 20%.
9. Pajak Sarang Walet
Tarif pajak sarang burung walet merupakan pajak yang dikenakan atas pengambilan
sarang burung walet. Tarif pajak sarang burung walet sebesar 10%.
10. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Tarif pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan :
- Pajak Pajak untuk pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan yang bernilai
kurang dari 1 miliar sebesar 0,1%.
- Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan yang bernilai lebih dari 1 miliar
sebesar 0,2%.
- Sedangkan tarif untuk pemanfaatan yang menimbulkan gangguan terhadap lingkungan,
dikenakan tarif sebesar 50%.
11. porolehan Hak atas Tanah dan / atau Bangunan
Tarif dari pajak ini sebesar 5% dari nilai bangunan atau tanah yang diperoleh orang
pribadi atau suatu badan tertentu.

7. Cara Menghitung Pajak Daerah


3. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Pendekatan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriftif kualitatif.
Hal ini karena berkaitan erat dengan perilaku manusia, realisai sosial yang berkaitan dengan
pola pikir, cara pandang dan sikap. Fokus utama penelitian ini adalah bagaimana cara
menyampaikan informasi dengan cara mengambarkan dan menceritakan keadaan secara
tepat kepada suatu individu, atau organisai dalam taat membayar pajak daerah.
2. Tempat dan waktu penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil tempat penelitian pada Kantor Badan
Pendapatan Daerah Kalimantan Timur (BAPENDA) Jalan Balaikota No 27,Bugis,
Kecamatan Samarinda Kota, Kota Samarinda, Kalimantan Timur 75242.
3. Teknik Pengumpulan Data
Data Primer data primer, yaitu yang diperoleh secara langsung, atau data yang
diperoleh melalui penyebaran kuisioner langsung kepada responden. Data sekunder, yaitu
data yang diperoleh secara langsung, diperoleh dengan cara mendapatkan referensi melalui
literature buku, artikel ilmiah, hasil penelitian dan sumber-sumber lain. Penelitian Observasi
(pengamatan) diperoleh dengan cara mengumpulkan catatan akuntansi dari wibsite
BAPENDA Samarinda yang berisi kurva dan laporan Pendapatan Asli Daearah.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Pendapatan Asli Daerah Kota Samarinda
Pendaparan Asli Daerah
No Tahun
Dalam (Rp.)
1 2017 507.247.746.809
2 2018 444.353.498.390
3 2019 500.991.118.323
4 2020 392.727.879.000
5 2021 594.862.768.244

Dari tabel di atas menujukkan bahwa pendapatan asli daerah Kota Samarinda selama
empat tahun terakhir mengalami peningkatan dan penurunan, Pada tahun 2017 Kota
Samarinda pendapatan asli daerah meningkat Rp. 507.247.746.908. Pada tahun 2018
pendapatan asli daerah kota Samarinda mengalami menurun yaitu mencapai Rp.
444.353.498.390 dan kembali mengalami kenaikan di tahun 2019, tetapi terjadi penurunan
drastis pada tahun 2020 yaitu mencapai Rp. 392.727.879.000. Berdasarkan data rata-rata
sejak tahun 2017-2021, Pajak Daerah berkontribusi sebesar 64% terhadap penerimaan PAD
Kota Samarinda, Retribusi Daerah berkontribusi sebesar 13%, Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan berkontribusi 2 % dan LPADS berkontribusi 21%. Sebagai akibat
dari adanya pandemi Covid-19 yang berimbas pada semua lini sektor usaha. Berkaitan
dengan hal tersebut, pemerintah kota Samarinda menetapkan pendapatan sektor pajak bumi
dan bangunan (PBB) sangat diandalkan guna meningkatkan penerimaan pendapatan daerah
sehingga bisa mendukung pembangunan sehingga diharapkan dapat meningkatkan taraf
kehidupan masyarakatnya. Dalam hal ini diharapkan pemerintah daerah kota Samarinda bisa
menyusun suatu kebijakan yang tepat serta dapat dilaksanakan dengan baik dalam kondisi
nyata dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat maupun pemerintah sehingga
dalam hal ini perlu adanya peningkatan partisipasi masyarakat.
Table 2. Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Samarinda

No Uraian 2017 2018 2019 2020


1 Pendapatan Daerah 2.363.197.387.477 2.542.658.336.409 3.064.327.330.131 2.576.325.259.400
2 Pendapatan Asli Daerah 507.247.746.809 445.353.498.390 500.991.118.323 392.727.879.000
3 Hasil Pendapatan Daerah 262.781.200.000 309.979.500.000 332.261.400.000 242.910.000.000
4 Pajak Hotel 25.500.000.000 26.000.000.000 29.000.000.000 18.000.000.000
5 Pajak Restoran 44.500.000.000 52.500.000.000 61.000.000.000 24.400.000.000
6 Pajak Hiburan 17.000.000.000 19.698.300.000 23.000.000.000 14.950.000.000
7 Pajak Reklame 6.571.200.000.000 6.571.200.000.000 7.350.000.000 6.580.000.000
8 Pajak Penerangan Jalan 92.000.000.000 101.000.000.000 110.000.000.000 96.900.000.000
9 Pajak Parkir 8.500.000.000 8.500.000.000 9.550.000.000 6.500.000.000
10 Pajak Air Tanah 60.000.000 60.000.000 107.500.000 130.000.000
11 Pajak Sarang Burung Walet 50.000.000 50.000.000 50.000.000 5.000.000
12 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 100.000.000 100.000.000 4.500.000.000 30.000.000
13 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkantoran 36.500.000.000.000 38.500.000.000 39.831.290.854 38.326.000.000
14 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan 3.200.000.000.000 57.000.000.000 47.827.609.145 37.089.000.000
15 Hasil Retribusi Daerah 67.832.877.000 61.314.172.500 53.370.887.373 41.216.592.000
Pada tabel di atas Kalimantan Timur (Kaltim) tahun ini ditetapkan sebesar Rp 6,58
triliun. Bila diperinci, pajak daerah menjadi penopang utama yakni sebesar Rp 5,44 Triliun.
Kemudian, retribusi daerah dibidik Rp 20,96 miliar. Lalu, lain-lain PAD yang sah Rp 347,17
miliar dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Rp 773,42 miliar. Badan
Pendapatan Daerah (Bapenda) sebagai garda terdepan pendulang PAD optimistis dapat
mencapai target tersebut, hingga pertengahan Agustus 2021, realisasi PAD mencapai 72,41%
atau Rp 4,76 triliun. Jadi laporan realisasi pendapatan daerah kota samarinda pada tahun
2020 belum bisa mencapai realisasi yang diinginkan, sehingga pemerintah akan terus
mengajak masyarakat untuk taat membayar pajak.
Table 3. Penerimaan dari Pendapatan Daerah

Sejalan dengan pemulihan ekonomi, kami masih optimistis target akan terpenuhi akhir tahun
nanti. Sebagai upaya optimalisasi, Bapenda telah meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak
dengan layanan terdigitalisasi. Upaya digitalisasi layanan ini, jelas dia, bakal mempermudah
masyarakat dalam membayarkan pajak. Selain itu Bapenda melakukan pemberian relaksasi pajak
yang akan berlangsung pada 16 Agustus sampai dengan 31 Oktober 2022. Tujuan relaksasi yakni
mendorong percepatan pemulihan ekonomi dengan mesti mulus pelaksanaan kewajiban pembayaran
pajak kendaraan bermotor (PKB). Selain itu harapan kami dapat mengurangi piutang dan mendorong
kendaraan luar daerah untuk mutasi ke wilayah Kaltim, dan menjelaskan ada beberapa poin
kebijakan yang diberlakukan sejak 16 Agustus sampai dengan 31 Oktober 2022 itu. Pertama yaitu
diskon 2 persen untuk pembayaran 0 s/d 30 hari sebelum jatuh tempo, diskon 4 persen untuk
pembayaran 31 hari sampai dengan 60 hari sebelum jatuh tempo dan diskon pokok PKB yang
menunggak 4 tahun ke atas, hanya membayar PKB terhitung 3 tahun. Kemudian bebas denda
administrasi, bebas pajak progresif, bebas BBNKB-II dan seterusnya. Serta pembebasan denda
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) tahun sebelumnya.

Stategi untuk meningkatkan masyarakat taat membayar pajak.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat membayar pajak, dibutuhkan strategi-strategi yang


tepat. Kementerian Keuangan telah memaparkan strategi-strategi yang diperlukan, antara lain :
1. Strategi pertama adalah memperbaiki pelayanan agar Wajib Pajak mau membayar
pajak secara sukarela. Perbaikan pelayanan perlu dilakukan karena dalam praktik di
lapangan masih ada ketidakpuasan terhadap pelayanan pemungutan pajak. Perbaikan
pelayanan kiranya dapat dilakukan dengan cara memberikan kemudahan dalam hal
pemenuhan kewajiban pajak. Selain itu pelayanan juga harus mencitrakan sebuah
keramahan, keanggunan, dan kenyamanan. Perbaikan-perbaikan tersebut diharapkan
dapat mendorong Wajib Pajak untuk melangkah ke kantor pajak.
2. Strategi kedua adalah meningkatkan jumlah tenaga pemeriksa di Direktorat Jenderal
Pajak untuk memperbaiki kualitas penegakan hukum. Hal ini diharapkan dapat
menimbulkan efek jera terhadap masyarakat sehingga dapat menghasilkan penerimaan
pajak yang berkelanjutan.
3. Strategi ketiga adalah melakukan kegiatan sosialisasi maupun edukasi secara
berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran atas pentingnya membayar pajak. Hal ini
dapat dilakukan melalui sosial media. Terlebih, akan lebih baik jika rasa bangga
membayar pajak ditanamkan kepada generasi penerus dari sekarang ini. Sehingga
kedepannya akan muncul kerelaan dalam membayar pajak.
4. Strategi keempat adalah melakukan internalisasi nilai-nilai Kementerian Keuangan
untuk menguatkan moral dan integritas pegawai pajak dalam menjalankan tugas secara
profesional. Dengan langkah ini, diharapkan citra Good Governance dapat terbentuk di
masyarakat. Timbulnya citra Good Governance diharapan dapat menimbulkan adanya
rasa saling percaya antara pemerintah dan masyarakat wajib pajak, sehingga kegiatan
pembayaran pajak akan menjadi sebuah kebutuhan dan kerelaan, bukan suatu
kewajiban.

Kepatuhan Dalam Membayar Pajak


Kepatuhan perpajakan yang dikemukakan oleh Norman D. Nowak sebagai “suatu
iklim” kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan tercermin dalam situasi
(Devano, 2006:110) sebagai berikut: a. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami
semua b. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku c. Mengisi formulir pajak
dengan lengkap dan jelas d. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar e.
Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya Kepatuhan sebagai fondasi self
assessment dapat dicapai apabila elemenelemen kunci telah diterapkan secara efektif.
Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban secara
formal sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang perpajaan. Kepatuhan material adalah
suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni
sesuai dengan isi dan jiwa undang-undang perpajakan. Kepatuhan material dapat juga
meliputi kepatuhan formal.
Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Daerah
Terdapat faktor yang menghambat tingkat kesadaran dan kepedulian wajib pajak,
antara lain: a. Prasangka negatif kepada aparat perpajakan harus digantikan dengan
prasangka positif. Sebab, prasangka negatif ini akan menyebabkan para wajib pajak bersikap
defensif dan tertutup. Mereka akan cenderung menahan informasi dan tidak cooperatif.
Mereka akan berusaha memperkecil nilai pajak yang dikenakan pada mereka dengan
memberikan informasi sesedikit mungkin. Perlu usaha keras dari lembaga perpajakan dan
media massa untuk membantu menghilangkan prasangka negatif tersebut. b. Hambatan atau
kurangnya intensitas kerjasama dengan instansi lain (pihak ketiga) guna mendapatkan data
mengenai potensi Wajib Pajak baru, terutama dengan instansi daerah atau bukan instansi
vertikal. c. Bagi calon wajib pajak, sistem Self Assessment dianggap menguntungkan,
sehingga sebagian besar mereka enggan untuk mendaftarkan dirinya bahkan menghindar dari
kewajiban ber-NPWP. Data-data tentang dirinya selalu diupayakan untuk ditutupi sehingga
tidak tersentuh oleh DJP d. Masih sedikitnya informasi yang semestinya disebarkan dan
dapat diterima masyarakat mengenai peranan pajak sebagai sumber penerimaan Negara dan
segi-segi positif lainnya. e. Adanya anggapan masyarakat bahwa timbal balik (kontra
prestasi) pajak tidak bisa dinikmati secara langsung, bahkan wujud pembangunan sarana
prasarana belum merata, meluas, apalagi menyentuh pelosok tanah air. f. Adanya anggapan
masyarakat bahwa tidak ada keterbukaan pemerintah terhadap penggunaan uang pajak.
Cara Melapor Pajak Daerah
Dalam melaporkan pajak daerah biasanya diperlukan data seperti : Nama Wajib Pajak
(NPWP), Alamat wajib pajak, NPWPD, Nama objek pajak, Alamat objek pajak, Objek
pajak, dan yang lain.
- Jika membayar secara online, cukup mengunjungi situs pembayran pajak daerah
terkait, lalu mengisi formulir setelah itu membayar menggunakan bank mobile dan
sebagainya.
- Jika membayar secara offline, maka harus datang ke Bappeda/ Dispenda terdekat.

5. KESIMPULAN
Pemerintah harus meningkatkan kesadaran wajib pajak dengan mengadakan Wajib
Pajak Gathering (WP Gathering) telah dilakukan BAPENDA Kota Samarinda selama 2 tahun
terakhir yakni sejak tahun 2016 hingga saat ini. Kegiatan WP Gathering yang dilakukan
BAPENDA dibedakan menjadi beberapa bagianyakni WP Gathering pemberian
penghargaan, serta WP Gathering pemberian peringatan dan pemecahan masalah.
Mengadakan penyuluhan dan sosialisasi peraturan daerah mengenai pajak daerah secara
berkala selalu dilakukan BAPENDA Kota Samarinda minimal 1 kali dalam satu tahun untuk
setiap jenis pajak. Sosialisasi yang dilakukan BAPENDA tidak hanya terpusat pada kegiatan
sosialisasi yang langsung bertatap muka saja melainkan juga melalui media tertulis seperti
koran, brosur dan sebagainya serta melalui media elektronik seperti radio baik RRI maupun
swasta serta bisa melalui media televisi daerah (TVRI Kaltim). Kegiatan ini memberikan
dampak fositif dalam meningkatkan pendapatan sektor pajak, sebab melalui kegiatan
sosialisasi ini wajib pajak secara umum dapat mengetahui hal-hal mengenai ketentuan pajak
serta hak dan kewajiban para wajib pajak yang harus dipenuhi. Faktor penghambat dalam
meningkatkan pendapatan sektor pajak di Kota Samarinda diantaranya ialah masih ada
masyarakat atau wajib pajak yang kesadaran membayar pajaknya masih kurang, serta masih
ada masyarakat atau wajib pajak yang kurang berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang
diadakan BAPENDA. kemudian faktor penghambal lainnya ialah kurangnya UPTD Badan
Pendapatan Daerah yang ada di kecamatan-kecamatan sehingga belum mampu menjangkau
potensi sumber pajak secara keseluruhan, serta kurangnya kontrol terhadap objek pajak kecil
seperti pajak reklame sehingga sering kali terlupakan.
SARAN
Dalam hal ini, tingkat kesadaran dan kepatuhan pajak dalam dikatakan berhasil apabila :
1. Untuk meningkatkan pendapatan daerah seharusnya perlu dilakukan peningkatan
anggaran agar BAPENDA dapat melakukan kegiatan sosialisasi, pemberian penghargaan
dan sebagainya secara rutin dan menyeluruh.
2. Pemerintah daerah perlu menambah UPTD untuk Badan Pendapatan Daerah yang ada
pada kecamatan agar dapat menjangkau lebih jauh wilayah-wilayah yang mungkin belum
terjangkau oleh UPTD yang terbatas.
3. Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Samarinda perlu meningkatkan
kedisiplinan dalam melakukan pengawasan / kontrol untuk pajak reklame.
4. Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Samarinda perlu melakukan
Ekstensifikasi / perluasan sektor pajak, untuk menambah jumlah objek pajak sehingga
pendapatan sektor pajak dapat ditingkatkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Phaureula Artha Wulandari dan Emy Iryanie. 2017. Pajak Derah dalam Pendapatan Asli
Daerah. Politenik Negeri Banjarmasin (Poliban).
Shania Bianca Sardjono & Jonathan Theodore Kesuma. 2020. Strategi Meningkatkan
Kepatuhan Wajib Pajak. Binus University School- of Accounting.
Rani Maulida 2018. Pajak Daerah: Pengertian, Ciri-ciri, Jenis, dan Tarifmya.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2008. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Jakarta; PT.
Index Kelompok Gramedia
giyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung, Alfabeta.
Darise, Nurlan. 2009. Pengelolaan Keuangan Daerah. Edisi Kedua. Jakarta: PT. Indeks.
Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek). Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Hariadi, Bambang. 2003. Strategi Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing.
Peraturan Perundang-undangan: Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Pendapatan Daerah
Dinas Bapenda Kota Samarinda, hhtps://bapenda.samarinda.go.id

Anda mungkin juga menyukai