ABSTRAK
Intan Dwi Astuti, 2022, Strategi Dalam Meningkatkan Masyarakat Taat Pajak Pada Kota
Samarinda. “ skripsi program studi Akuntanasi Manajerial, Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri
Samarinda. Dibimbing Oleh Bapak De. La Ode Hasiara, S.E., M. M., M.Pd., Akt., CA.
Tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah (1) memperbaiki layanan agar wajib pajak mau
membayar pajak sukarela. (2) meningkatkan jumlah tenaga kerja pemeriksa di kantor pajak untuk memperbaiki
mekanisme kualitas penegakan hukum. (3) Melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi untuk kesadaran
masyarakat dalam pentingnya membayar pajak. (4) Menguatkan moral dan integritas pegawai pajak agar dapat
menjalankan tugas secara profesional, (5) Mengatasi masalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam
membayar pajak. Metode penelitian deskriptif kualitatif dengan studi kasus, observasi, wawancara. Hasil
penelitian menunjukkan strategi dari pemerintah yang meluncurkan sistem pembayaran pajak secara nontunai
melalui virtual account dan Quick Response Code Indonesia Standars (QRIS).
ABSTRACT
Intan Dwi Astuti, 2022, Strategies for Improving Tax Compliance Society in Samarinda City.
“Thesis of Managerial Accounting Study Program, Department of Accounting, Samarinda State
Polytechnic. Supervised by Mr. De. La Ode Hasiara, S.E., M. M., M.Pd., Akt., CA.
The objectives of this study are (1) to improve services so that taxpayers are willing to pay voluntary
taxes. (2) increase the number of audit workers in the tax office to improve the quality mechanism of law
enforcement. (3) Conduct socialization and education activities for public awareness on the importance of
paying taxes. (4) Strengthening the morale and integrity of tax officials so that they can carry out their duties
professionally, (5) Overcoming the problem of lack of public awareness in paying taxes. Qualitative descriptive
research method with case studies, observations, interviews. The results of the study show the strategy of the
government to launch a non-cash tax payment system through a virtual account and Quick Response Code
Indonesia Standards (QRIS).
Keywords: Socialization, Taxes, Community Response
1. PENDAHULUAN
Berbicara tentang perpajakan, pajak memiliki posisi yang sangat penting dalam perbincangan
kehidupan negara. Proses pembangunan nasional harus melibatkan seluruh komponen, baik itu
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota, pemerintah pusat, sehingga ketingkat
pemerintahan desa dan terlebih lagi adanya keikutsertaan masyarakat dalam mendukung tercapainya
sasaran pembangunan yang diinginkan. Namun hal tersebut hanya berlaku untuk warga negara yang
sudah memenuhi syarat subjektif dan syarat objektif yaitu warga negara yang memiliki penghasilan
melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). PTKP yang berlaku saat ini adalah Rp. 54 juta
setahun atau Rp. 4,5 juta per bulan.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 mendefinisikan PAD sebagai pendapatan yang
diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan.
Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh pemerintah suatu daerah dari sumber daya
daerah itu sendiri. Oleh karena itu, jumlah pendapatan asli daerah setiap provinsi dan kabupaten di
Indonesia berbeda-beda tergantung kondisi alam dan ekonomi daerah tersebut. Pendapatan asli
daerah adalah salah satu unsur terpenting kebijakan fiskal di Indonesia. Artinya PAD merupakan
salah satu bukti komitmen pemerintah Indonesia untuk menjalankan sistem ekonomi pemerintah
secara terdesentralisasi. Otonomi daerah akan berdampak pada semakin besarnya wewenang dan
tanggung jawab yang diberikan kepada daerah dalam mengelola pembangunan dan keuangan daerah
masing-masing. Oleh karena itu perlu dilakukan peneitian mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi
Pajak Daerah, kendala yang dihadapi dalam pemungutan pajak daerah serta strategi apa yang perlu
dilakukan dalam pengelolaan pajak daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Melihat dari fenomena-fenomena tersebut tentu ada strategi yang harus digunakan untuk
kembali meningkatkan PAD, khususnya disektor pajak daerah di Kota Samarinda. Sebab telah
tergambar jelas bahwa rendah atau tingginya penerimaan sektor pajak akan berdampak pada lajunya
pembangunan daerah. Karena telah diketahui bahwasanya pembiayaan dalam penyelanggaraan
pemerintahan daerah dan pembangunan daerah diambil dari pendapatan asli daerah (PAD) dan pos-
pos lainnya. Di dalam anggaran pemerintah pajak menjadi salah satu penyumbang dana yang sangat
potensial di dalam pendanaan pembangunan. Hal ini selanjutnya tergantung bagaimana strategi
pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung peningkatan
pendapatan asli daerah khususnya pada sektor pajak, sehingga dapat mengoptimalkan pendapatan
pajak daerah. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Strategi Dalam
Meningkatkan Masyarakat Taat Pajak Pada Kota Samarinda”.
2. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Strategi
Strategi menjadi salah satu cara yang cukup peting yang sering dilakukan oleh seorang
pemimpin, pembisnis, dan suatu organisasi. Strategi merupakan respon secara terus-menerus dan
adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat
mempengaruhi organisasi. Untuk dapat mengimplementasikan strategi, para manajer harus
mempunyai gagasan yang nyata dari berbagai isu yang berbeda, misalnya seberapa banyak perubahan
yang diperlukan di dalam organisasi apabila mengimplementasikan strategi baru, bagaimana cara
yang terbaik membangun budaya organisasi untuk menjamin implementasi strategi berjalan dengan
baik, bagaimana membentuk dan mengkaitkan struktur organisasi, pendekatan-pendekatan
Implementasi strategi yang dapat diikuti oleh manajer, dan apa keahlian yang diperlukan para
manajer dalam mengimplementasikan strategi (Argyris dalam Rangkuty 2001).
2. Manajemen Strategi
Manajemen strategi adalah sebuah proses yang dilakukan oleh manajer dan pegawai untuk
merumuskan dan melaksanakan strategi dalam penyediaan customer value terbaik untuk mewujudkan
visi organisasi (Mulyadi 2001).
Manajemen startegi adalah serangkaian keputusan manajerial dan berbagai kegiatan yang
menentukan keberhasilan perusahaan untuk jangka panjang. Kegiatan tersebut termasuk perumusan /
perencanaan strategi, pelaksanaan/implementasi strategi dan evaluasi (Thomas Wheelen dkk 2010).
4. Pajak
Pajak merupakan iuran yang dibayarkan oleh rakyat kepada negara yang masuk dalam
kas negara yang melaksanakan pada Undang-undang serta pelaksanaannya dapat dipaksa tanpa
adanya balas jasa (Mardiasmo 2016).
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak
merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara
langsung dan bersama-sama elaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan
pembangunan nasional.
5. Jenis-jenis Pajak Daerah
Dalam administrasi negara, pemerintah daerah terbagi menjadi pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota. Jenis-jenis pajak pun dikelompikan berdasarkan provinsi dan
kabupaten/kota menurut Pasal 2 Undang-undang 28 Tahun 2009.
A. Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Provinsi terdiri dari :
1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
3. Pajak Alat Berat (PAB)
4. Pajak Bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB)
5. Pajak Air Permukaan (PAP)
6. Pajak Rokok
B. Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Kabupaten/Kota terdiri dari :
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
7. Pajak Parkir
8. Pajak Air Tanah
9. Pajak Sarang Burung walet
10. Pajak Bumi dan Bangunan
- Bagi kepemilikan kendaraan bermotor oleh pemerintah pusat dan daerah sebesar
0,50%.
- Bagi kepemilikan kendaraan bermotor alat berat sebesar 0,20%.
♦ Pajak BBNKB
Tarif Bea Balik nama kendaraan bermotor :
- Pengalihan pertama sebesar 10%
- Pengalihan kedua dan seterusnya 1%
Tarif kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak menggunkana
jalan umum :
- Pengalihan pertama sebesar 0,75%
- Pengalihan kedua dan seterusnya sebesar 0,075%
♦ Pajak PBB-KB
Tarif PBB-KB
- Tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor ditetapkan sebesar 5%
- Tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebagaimana yang dimaksud pada poin
sebelumnya, dapat diubah oleh Pemerintah dengan Peraturan Presiden, dalam hal:
Terjadi kenaikan harga minyak dunia melebihi 130% dari asumsi harga minyak dunia
yang ditetapkan dalam Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara tahun berjalan. Diperlukan stabilitas harga bahan bakar minyak untuk jangka
waktu paling lama 3 tahun sejak ditetapkannya Undang-undang Nomor 28 tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam hal harga minyak dunia
sebagaimana dimaksud pada poin kedua huruf a sudah kembali normal, Peraturan
Presiden dicabut dalam jangka waktu paling lama 2 bulan.
2. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
Tarif pajak air tanah yang terutang dihitung dengan cara mengalihkan tarif dengan
dasar pengenaan pajak.
3. Pajak Rokok
Tarif pajak rokok sebesar 10% dari cukai roko dipungut oleh instansi pemerintahan
yang berwenang memungut cukai bersamaan dengan pemungutan cukai rokok.
B. Pajak Kabupaten / Kota
1. Pajak Hotel
Tarif pajak hotel dikenakan sebesar 10% dari jumlah yang harus dibayar kepada horel
dan masa pajak hotel adalah 1 bulan.
2. Pajak Restoran
Tarif pajak restoran sebesar 10% dari biaya pelayanan yang ada diberikan sebuah
restoran.
3. Pajak Hiburan
Tarif pajak hiburan ini adalah 0%-35% tergantung dari jenis hiburan yang dinikmati.
4. Pajak Reklame
Tarif pajak reklame ini adalah 25% dari nilai sewa reklame yang bersangkutan.
5. Tarif pajak penerangan Jalan
Berikut taraif pajak penerangan jalan terbagi menjadi 3, yaitu :
- Tarif Pajak Penerangan Jalan yang disediakan oleh PLN atau bukan PLN yang
digunakan atau dikonsumsi oleh industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam,
sebesar 3%.
- Tarif Pajak Penerangan Jalan yang bersumber dari PLN atau bukan PLN yang
digunakan atau dikonsumsi selain yang dimaksud pada poin pertama sebesar 2,4%.
- Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak Penerangan Jalan
ditetapkan sebesar 1,5%.
Dari tabel di atas menujukkan bahwa pendapatan asli daerah Kota Samarinda selama
empat tahun terakhir mengalami peningkatan dan penurunan, Pada tahun 2017 Kota
Samarinda pendapatan asli daerah meningkat Rp. 507.247.746.908. Pada tahun 2018
pendapatan asli daerah kota Samarinda mengalami menurun yaitu mencapai Rp.
444.353.498.390 dan kembali mengalami kenaikan di tahun 2019, tetapi terjadi penurunan
drastis pada tahun 2020 yaitu mencapai Rp. 392.727.879.000. Berdasarkan data rata-rata
sejak tahun 2017-2021, Pajak Daerah berkontribusi sebesar 64% terhadap penerimaan PAD
Kota Samarinda, Retribusi Daerah berkontribusi sebesar 13%, Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan berkontribusi 2 % dan LPADS berkontribusi 21%. Sebagai akibat
dari adanya pandemi Covid-19 yang berimbas pada semua lini sektor usaha. Berkaitan
dengan hal tersebut, pemerintah kota Samarinda menetapkan pendapatan sektor pajak bumi
dan bangunan (PBB) sangat diandalkan guna meningkatkan penerimaan pendapatan daerah
sehingga bisa mendukung pembangunan sehingga diharapkan dapat meningkatkan taraf
kehidupan masyarakatnya. Dalam hal ini diharapkan pemerintah daerah kota Samarinda bisa
menyusun suatu kebijakan yang tepat serta dapat dilaksanakan dengan baik dalam kondisi
nyata dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat maupun pemerintah sehingga
dalam hal ini perlu adanya peningkatan partisipasi masyarakat.
Table 2. Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Samarinda
Sejalan dengan pemulihan ekonomi, kami masih optimistis target akan terpenuhi akhir tahun
nanti. Sebagai upaya optimalisasi, Bapenda telah meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak
dengan layanan terdigitalisasi. Upaya digitalisasi layanan ini, jelas dia, bakal mempermudah
masyarakat dalam membayarkan pajak. Selain itu Bapenda melakukan pemberian relaksasi pajak
yang akan berlangsung pada 16 Agustus sampai dengan 31 Oktober 2022. Tujuan relaksasi yakni
mendorong percepatan pemulihan ekonomi dengan mesti mulus pelaksanaan kewajiban pembayaran
pajak kendaraan bermotor (PKB). Selain itu harapan kami dapat mengurangi piutang dan mendorong
kendaraan luar daerah untuk mutasi ke wilayah Kaltim, dan menjelaskan ada beberapa poin
kebijakan yang diberlakukan sejak 16 Agustus sampai dengan 31 Oktober 2022 itu. Pertama yaitu
diskon 2 persen untuk pembayaran 0 s/d 30 hari sebelum jatuh tempo, diskon 4 persen untuk
pembayaran 31 hari sampai dengan 60 hari sebelum jatuh tempo dan diskon pokok PKB yang
menunggak 4 tahun ke atas, hanya membayar PKB terhitung 3 tahun. Kemudian bebas denda
administrasi, bebas pajak progresif, bebas BBNKB-II dan seterusnya. Serta pembebasan denda
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) tahun sebelumnya.
5. KESIMPULAN
Pemerintah harus meningkatkan kesadaran wajib pajak dengan mengadakan Wajib
Pajak Gathering (WP Gathering) telah dilakukan BAPENDA Kota Samarinda selama 2 tahun
terakhir yakni sejak tahun 2016 hingga saat ini. Kegiatan WP Gathering yang dilakukan
BAPENDA dibedakan menjadi beberapa bagianyakni WP Gathering pemberian
penghargaan, serta WP Gathering pemberian peringatan dan pemecahan masalah.
Mengadakan penyuluhan dan sosialisasi peraturan daerah mengenai pajak daerah secara
berkala selalu dilakukan BAPENDA Kota Samarinda minimal 1 kali dalam satu tahun untuk
setiap jenis pajak. Sosialisasi yang dilakukan BAPENDA tidak hanya terpusat pada kegiatan
sosialisasi yang langsung bertatap muka saja melainkan juga melalui media tertulis seperti
koran, brosur dan sebagainya serta melalui media elektronik seperti radio baik RRI maupun
swasta serta bisa melalui media televisi daerah (TVRI Kaltim). Kegiatan ini memberikan
dampak fositif dalam meningkatkan pendapatan sektor pajak, sebab melalui kegiatan
sosialisasi ini wajib pajak secara umum dapat mengetahui hal-hal mengenai ketentuan pajak
serta hak dan kewajiban para wajib pajak yang harus dipenuhi. Faktor penghambat dalam
meningkatkan pendapatan sektor pajak di Kota Samarinda diantaranya ialah masih ada
masyarakat atau wajib pajak yang kesadaran membayar pajaknya masih kurang, serta masih
ada masyarakat atau wajib pajak yang kurang berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang
diadakan BAPENDA. kemudian faktor penghambal lainnya ialah kurangnya UPTD Badan
Pendapatan Daerah yang ada di kecamatan-kecamatan sehingga belum mampu menjangkau
potensi sumber pajak secara keseluruhan, serta kurangnya kontrol terhadap objek pajak kecil
seperti pajak reklame sehingga sering kali terlupakan.
SARAN
Dalam hal ini, tingkat kesadaran dan kepatuhan pajak dalam dikatakan berhasil apabila :
1. Untuk meningkatkan pendapatan daerah seharusnya perlu dilakukan peningkatan
anggaran agar BAPENDA dapat melakukan kegiatan sosialisasi, pemberian penghargaan
dan sebagainya secara rutin dan menyeluruh.
2. Pemerintah daerah perlu menambah UPTD untuk Badan Pendapatan Daerah yang ada
pada kecamatan agar dapat menjangkau lebih jauh wilayah-wilayah yang mungkin belum
terjangkau oleh UPTD yang terbatas.
3. Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Samarinda perlu meningkatkan
kedisiplinan dalam melakukan pengawasan / kontrol untuk pajak reklame.
4. Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Samarinda perlu melakukan
Ekstensifikasi / perluasan sektor pajak, untuk menambah jumlah objek pajak sehingga
pendapatan sektor pajak dapat ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Phaureula Artha Wulandari dan Emy Iryanie. 2017. Pajak Derah dalam Pendapatan Asli
Daerah. Politenik Negeri Banjarmasin (Poliban).
Shania Bianca Sardjono & Jonathan Theodore Kesuma. 2020. Strategi Meningkatkan
Kepatuhan Wajib Pajak. Binus University School- of Accounting.
Rani Maulida 2018. Pajak Daerah: Pengertian, Ciri-ciri, Jenis, dan Tarifmya.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2008. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Jakarta; PT.
Index Kelompok Gramedia
giyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung, Alfabeta.
Darise, Nurlan. 2009. Pengelolaan Keuangan Daerah. Edisi Kedua. Jakarta: PT. Indeks.
Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek). Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Hariadi, Bambang. 2003. Strategi Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing.
Peraturan Perundang-undangan: Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Pendapatan Daerah
Dinas Bapenda Kota Samarinda, hhtps://bapenda.samarinda.go.id